PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran...

144
IMPLEMENTASI PROGRAM HAMALATIL QURAN PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN TETER SIMO BOYOLALI SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh : IMAM AGUS ARAFAT NIM: 111-12-045 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Transcript of PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran...

Page 1: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

IMPLEMENTASI PROGRAM HAMALATIL QURAN

PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN

NURUL QURAN TETER SIMO BOYOLALI

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

IMAM AGUS ARAFAT

NIM: 111-12-045

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

ii

Page 3: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

iii

Page 4: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

iv

Page 5: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

v

Page 6: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

vi

MOTTO

الجد يدنى كل امر شاسع والجد ي فتح كل باب مغلق

“Kesungguhan itu dapat mendekatkan sesuatu yang jauh, dan bisa membuka

pintu yang terkunci” (Imam Syafi’i)

Page 7: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin atas rahmat dan ridho Allah SWT skripsi

ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Orang tuaku tercinta Alm. Bapak H. Suyadi dan Ibu Siti Fatimah yang

senantiasa tanpa hentinya memberikan kasih sayang dan perhatiannya, nasehat,

semangat, dan keikhlasan doa yang selalu tercurah kepada penulis, rasa ta‟dzim

wa takriman serta baktiku kan selalu tercurah untuk mu.

2. Kakakku Mas Bagus Indrayana, Mbak Farida Wahyu Ningsih dan Mbak Nur

Syarifah, atas doa, cinta, nasehat, motivasi dan dukungan kalian.

3. Keluarga Besar Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Bapak Drs. K.H Abdul

Basith M.Pd, K.H Sonwasi Ridwan BA, K.H Zunaidi BA yang telah

membimbing dan mendoakan dalam setiap langkah untuk mencari ilmu.

Semoga Allah memberikan umur panjang, kesehatan dan ketaqwaan dalam

membimbing para pejuang generasi penerus agama.

4. Keluarga Besar Majlis Al-Munajah dan Madrasah Diniyah Hamzah Jaweng

Simo atas dukungan dan doanya.

5. Mas Wahyu Najib Fikri, Slamet Ikhwan Lukmanto, dan Ananta Bayu

Krisnandar yang memberikan makna kebersamaan, kehangatan, motivasi,

semangat dan arahan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

6. Keluarga PAI B, Keluarga PPL MA Al-Manar Tengaran dan Kelompok KKN

yang telah memberikanku pelajaran dan pengalaman hidup yang luar biasa.

Page 8: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia rahmat,

nikmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul Implementasi Program Hamalatil Quran pada Santri di Pondok

Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali. Sholawat dan salam semoga

tercurahkan kepada junjungan agung Nabi Muhammad saw yang telah membawa

manusia dari zaman jahiliyyah menuju zaman terang benderang dengan

kesempurnaan agama Islam dan juga yang dinanti-nantikan syafaatnya kelak di

hari akhir.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari

bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa

tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi

ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

4. Bapak Supardi, M.A. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah ikhlas

dalam membimbing, memberikan nasihat, tenaga, arahan dan pengorbanan

waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

ix

5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku pembimbing akademik.

6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali yang telah

memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di

tempat tersebut serta memberikan informasi kepada penulis.

8. Alm. Bapak dan Ibu tercinta, keluarga tercinta, dan seluruh pihak yang selalu

mendorong dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN

Salatiga.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang

membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 25 Agustus 2016

Penulis

Imam Agus Arafat

NIM. 111-12-045

Page 10: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

x

ABSTRAK

Arafat, Imam Agus. 2016. Implementasi Program Hamalatil Quran Pada Santri

di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali. Skripsi.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan

Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Supardi, M.A.

Kata Kunci : Program Hamalatil Quran

Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman terbaik bagi

kehidupan setiap muslim. Manusia yang senantiasa berinteraksi dengan al-Quran,

tidak hanya membaca akan tetapi memahami dan mengamalkan isi

kandungannya, maka al-Quran akan menjadi pembersih jiwa manusia. Program

Hamalatil Quran adalah rangkaian kegiatan yang berjalan secara berkelanjutan

mengenai pembelajaran al-Quran, mulai dari ilmu tajwid, kajian ilmu-ilmu al-

Quran dan menghafal al-Quran. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti

merumuskan ke dalam tiga pertanyaan sebagai berikut: (1) Bagaimana sistem

pendidikan di Pondok Nurul Quran? (2) Bagaimana metode pembelajaran

Hamalatil Quran di Pondok Pesantren Nurul Quran? (3) Bagaimana implementasi

Program Hamalatil Quran pada santri di Pondok Pesantren Nurul Quran?.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Observasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara mengamati

kegiatan-kegiatan pondok pesantren untuk mencari data, wawancara oleh peneliti

dilakukan kepada pengasuh, pengurus dan beberapa santri pondok pesantren, dan

peneliti mengumpulkan data melalui tulisan, rekaman, gambar, dan karya agar

hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen. setelah

data sudah terkumpul, maka peneliti mengorganisasi data, memecah data menjadi

unit-unit data, mencari pola-pola tertentu, mencari hal-hal yang penting untuk

dipelajari dan apa yang akan diceritakan.

Hasil temuan penelitian menunjukkan: (1) Sistem pendidikan yang

diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Quran adalah sistem gabungan antara salaf

dan khalaf. (2) Metode pembelajaran Hamalatil Quran di Pondok Pesantren Nurul

Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode

bandongan untuk kajian ilmu-ilmu al-Quran, dan metode hafalan. (3)

Implementasi program Hamalatil Quran dilaksanakan dengan tiga kegiatan, yaitu

pembelajaran tentang ilmu tajwid, kajian kitab tentang ilmu-ilmu al-Quran, dan

tahfidzul Quran.

Page 11: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................

HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

DEKLARASI .................................................................................................. v

MOTTO ........................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7

D. Kajian Pustaka ............................................................................... 8

E. Metode Penelitian .......................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan .................................................................... 15

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 16

A. Pengertian Program Hamalatil Quran ........................................... 16

B. Dasar Program Hamalatil Quran ................................................... 18

C. Bentuk-Bentuk Program Hamalatil Quran .................................... 21

Page 12: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

xii

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......................... 48

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Nurul Quran ....................... 48

B. Temuan Data Penelitian ................................................................ 61

1. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Quran ................ 61

2. Metode Pembelajaran Hamalatil Quran di Pondok

Pesantren Nurul Quran ............................................................ 63

3. Implementasi Program Hamalatil Quran pada Santri di

Pondok Pesantren Nurul Quran ............................................... 65

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 71

A. Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Quran

Teter Simo Boyolali ...................................................................... 71

B. Metode Pembelajaran Hamalatil Quran di Pondok Pesantren

Nurul Quran Teter Simo Boyolali ................................................. 73

C. Implementasi Program Hamalatil Quran pada Santri di

Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali ................... 77

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 85

A. Kesimpulan.................................................................................... 85

B. Saran .............................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 13: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Profil Pondok Pesantren ................................................................... 48

Tabel 1.2 Struktur Organisasi Kepengurusan .................................................. 52

Tabel 1.3 Waktu Pelajaran Madrasah Diniyah ................................................ 57

Page 14: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Program Kegiatan Pondok Pesantren Nurul Quran

2. Peraturan Pengurus Pondok Pesantren Nurul Quran

3. Jadwal Pembelajaran Madrasah Diniyah

4. Daftar Ustadz

5. Pedoman Wawancara

6. Catatan Transkip Wawancara

Page 15: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Quran adalah kalam Allah yang tiada tandingannya (mukjizat),

diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., penutup para Nabi dan Rasul

dengan perantaraan Malaikat Jibril „alaihis salam, dimulai dengan surat al-

Fatihah dan diakhiri dengan surat an-nash, dan ditulis dalam mushaf-

mushaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang

banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah (Ash-Shaabuuniy,

1998: 15).

Karakteristik al-Quran adalah kemukjizatannya. Al-Quran adalah

mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw., sehingga

bangsa Arab hanya menyebut-nyebut mukjizat itu, tidak yang lainnya,

meskipun dari beliau terjadi mukjizat lain yang tidak terhitung banyaknya

(Al-Qaradhawi, 2001: 52).

Kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., antara

lain dinamai Al-Kitab dan al-Quran (bacaan yang sempurna), walaupun

penerima dan masyarakat pertama yang ditemuinya tidak mengenal baca

tulis. Ini semua, dimaksudkan agar mereka dan generasi berikutnya

membacanya. Fungsi utama al-Kitab adalah memberi petunjuk. Hal ini

tidak dapat terlaksana tanpa membaca dan memahaminya (Shihab, 2008:

23).

Page 16: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

2

Allah SWT memuliakan hamba-Nya dengan al-Quran bagi siapa

saja yang membaca, menelaah dan mempelajarinya. Sebagaimana

dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani

yang meriwayatkan dari Ali ra. Bahwa Nabi Muhammad saw bersabda,

نار قال ةولتووتي ب لى ابح,وم كيبنب:حالصخثلىثلعم كدلو واابدا(انرب الط اهو)روائيفص اووائيبن اعمول ظل ال ظلمو ي اللشر علظفنار قال ةلحن إف

Artinya:

“Didiklah anak-anakmu kepada tiga perkara: mencintai nabimu,

mencintai ahli baitnya dan membaca al-Quran, sebab orang-orang yang

memelihara al-Quran itu berada dalam lindungan singgasana Allah, hari

dimana tidak ada perlindungan selain daripada perlindungan-Nya, dan

akan berkumpul bersama para Nabi-Nya dan orang-orang yang suci”.

(HR. at-Thabrani)

Hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulallah memerintah untuk

senantiasa membaca dan memelihara al-Quran atau dengan istilah

Hamalatil Quran. Oleh karena itu, barang siapa yang mengerjakan

demikian akan dilindungi oleh Allah SWT.

Dalam kamus al-Munawwir kalimat Hamalatil berarti membawa,

mengandung, menyimpan, memikul, dan menghafal. Maka dari itu

Hamalatil Quran mempunyai arti menjaga al-Quran dengan cara

memahami berbagai hal yang berkaitan dengan adab manusia menjalin

interaksi terhadap al-Quran.

Page 17: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

3

Membaca al-Quran dengan benar, mempelajari kitab-kitab

mengenai al-Quran, menghafalnya, serta mengamalkan isinya adalah cara

untuk menjaga al-Quran.

Rasulallah saw, bersabda:

ي أن يب رأال قر انإن الل كماأن زل.)أخرجوابنخزميةفصحيحو(ق Artinya:

“Sesungguhnya Allah menyukai al-Quran dibaca sebagaimana ia

diturunkan”. (HR. Ibnu Khuzaimah dalam kitab shohihnya).

Al-Quran diwahyukan Allah SWT melalui malaikat Jibril as.,

kepada Rasulallah saw., dengan bacaan yang tartil. Begitu juga Rasulallah

saw., membaca dan mengajarkan kepada sahabatnya dengan bacaan yang

tartil. Para sahabat Rasulallah saw., membaca dan mengajarkan al-Quran

kepada tabi‟in juga dengan bacaan yang tartil, dan begitu seterusnya

(Annuri, 2010: 4).

Al-Quran adalah kitab suci yang mudah untuk dihafal, diingat, dan

dipahami. Allah SWT berfirman:

رف هل منمد كر يس ر ناال قر ءانللذك ولقد Artinya:

“Dan sesungguhnya telah Kami mudakan al-Quran untuk

pelajaran, adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar:

17) (Qardhawi, 2001: 187).

Al-Quran memperkenakan dirinya sebagai hu-dan li al-nas

(petunjuk untuk seuruh manusia). Inilah fungsi utama kehadirannya.

Page 18: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

4

Dalam rangka penjelasan tentang fungsi al-Quran ini, Allah menegaskan :

Kitab suci diturunkan untuk member putusan (jalan keluar) terbaik bagi

problem-problem kehidupan manusia (QS. 2: 213) (Shihab, 2008: 26).

Al-Quran adalah petunjuk terbaik, salah satunya terkait dengan

masalah akhlaq. Al-Quran mengajarkan kita agar berperilau dengan akhlaq

karimah, seperti: kesabaran, murah hati, memaafkan, etika yang baik, dan

lain-lain (As-Sa‟adi, 2008: 8).

Hati yang baik akan menumbuhkan sifat-sifat mahmudah dan pada

akhirnya akan menghasilkan akhlaqul karimah. Setiap hati bisa terkotori,

sementara yang membuatnya bersih adalah al-Quran (Muhammad, 2013:

174).

Rasulallah saw bersabda:

اا:يو ال.قدي دال أدص يبو لقال هذىن :إمل سووي لعىاللل صالللو سرالق.نأر قال ةول:تالا؟قهئ لاجم,فالللو سر

Artinya:

“Sesungguhnya hati itu bisa berkarat sebagaimana berkaratnya

besi.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulallah, lalu apa yang bisa

membersihkannya?” Beliau menjawab: “Membaca al-Quran.” (HR. Abu

Nu‟aim)

Manusia yang senantiasa berinteraksi dengan al-Quran, tidak hanya

membaca akan tetapi memahami dan mengamalkan isi kandungannya,

maka al-Quran akan menjadi pembersih jiwa manusia (Qaradhawi, 2001:

138). Sebab jika jiwa itu telah bersih, niscaya baiklah seluruh masyarakat.

Dan jika jiwa itu rusak, niscaya rusaklah masyarakat seluruhnya.

Page 19: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

5

Satu dari sekian banyak lembaga di Indonesia yang turut serta

menjaga kitab suci al-Quran adalah Pondok Pesantren Nurul Quran Teter,

Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolai. Lembaga pendidikan ini ditopang

sistem pendidikan pondok pesantren yang mengedepankan program

Hamalatil Quran.

Pondok Pesantren Nurul Quran yang mempunyai tekad dan

pendirian sesuai hadits Nabi Muhammad saw, Khoirukum man ta‟allamal

quran wa‟allamahu, yang artinya sebaik-baik kamu sekalian adalah yang

belajar al-Quran dan yang mengajarkannya. Oleh karenannya kegiatan

keseharian dari kyai dan para santri PPNQ tidak lepas dari al-Quran.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan oleh

penulis, Pondok Pesantren Nurul Quran mempunyai program-program

Hamalatil Quran yang bertendensi menjaga al-Quran. Program-program

tersebut memberikan pengajaran mengenai al-Quran, seperti pembelajaran

mengenai tajwid dan tahsin, kajian kitab yang membahas tentang al-Quran

seperti at-Tibyan fi Adaabi Hamalatil Quran, dan menghafal al-Quran.

Di pesantren ini, santri diwajibkan untuk tinggal selama 24 jam

dengan bimbingan pengasuh serta para guru untuk menjamin

berlangsungnya proses kegiatan Hamalatil Quran. Dengan kegiatan

Hamalatil Quran ini, para pendiri Pondok Pesantren Nurul Quran bercita-

cita mencetak generasi yang Qurani, mulai dari membaca al-Quran dengan

benar sesuai dengan kaidah dan tajwid, menghafal al-Quran dan

mengamalkan isi kandungannya.

Page 20: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

6

Seperti pesantren pada umumnya, Nurul Quran juga mengajarkan

kitab-kitab klasik lain seperti kitab Fiqih, Hadits dan Ta‟lim Muta‟alim.

Karena para pendiri pesantren tidak ingin membekali santri dengan

pengetahuan al-Quran saja, akan tetapi juga keilmuan mengenai ibadah

dan adab/perilaku untuk kehidupan santri dimasa yang akan datang, yaitu

ketika hidup di masyarakat masing-masing.

Adapun santri yang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Nurul

Quran ini terdiri dari pelajar dan mahasiswa, dan dalam pelaksanaan

pembelajaran ke-pesantrenan mulai dari pembelajaran yang berkaitan

dengan al-Quran atau kitab-kitab yang lain sudah ada jadwal dan kelas

bagi masing-masing santri.

Sejauh ini belum terdapat penelitian tentang program Hamalatil

Quran di suatu Pesantren. Hal inilah yang menjadikan peneliti merasa

tertarik meneliti lebih detil lagi bagaimana Pondok Pesantren Nurul Quran

mengimplementasikan program Hamalatil Quran kepada santrinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Quran?

2. Bagaimana Metode Pembelajaran Hamalatil Quran di Pondok

Pesantren Nurul Quran?

3. Bagaimana Implementasi Program Hamalatil Quran pada santri

Pondok Pesantren Nurul Quran?

Page 21: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan fokus dan rumusan pertanyaan penelitian diatas, maka

secara umum yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sistem pendidikan di Pondok Pesantren Nurul

Quran.

2. Untuk mengetahui metode Hamalatil Quran pada santri Pondok

Pesantren Nurul Quran.

3. Untuk mengetahui implementasi program Hamalatil Quran pada santri

Pondok Pesantren Nurul Quran.

Adapun peneliti ini diharapkan mampu untuk memberikan manfaat

kepada berbagai pihak, baik manfaat secara teoritis maupun praktis,

yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah hasanah

ilmu pengetahuan tentang konsep Hamalatil Quran dan bagaimana

penerapannya di suatu Pesantren tertentu.

2. Manfaat Praktis

Secara praktishasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi dunia pendidikan khususnya pesantren dalam rangka

pelaksanaan pembelajaran mengenai al-Quran/Hamalatil Quran pada

santri. Disamping itu pula diharapkan hasil penelitian tentang program

Hamalatil Quran ini menjadi bahan kajian dalam rangka pengambilan

kebijakan tentang program Hamalatil Quran di Indonesia.

Page 22: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

8

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka dilakukan untuk menelaah penelitian-penelitian

terdahulu yang relevan dengan kajian penelitian ini. Telaah ini penting

dilakukan untuk pembanding dalam sebua penelitian. Berikut beberapa

penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini :

Pertama, penelitian yang dilakukan Nanang Setyawan dengan judul

“Kolaborasi Metode Iqra‟ dan Metode Tahfidz al-Quran Dalam Belajar

Membaca al-Quran (Studi Taman Pendidikan Al-Quran Hamas di Dukuh

Drajad, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten). Penelitian

ini difokuskan pada bagaimana cara Taman Pendidikan al-Quran Hamas

mengkolaborasikan metode Iqra‟ dalam belajar membaca dan metode

Tahfidz al-Quran dalam menghafal al-Quran. Menurut peneliti, metode

dalam suatu pembelajaran sangat penting, karena proses dan hasil belajar

mengajar lebih berdaya guna dan berhasil serta menimbulkan kesadaran

peserta didik atau santri untuk mengamalkan ketentuan-ketentuan ajaran

Islam melaui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta

didik atau santri secara mantab.

Kedua, penelitian yang dilakukan Aji Muhtadin dengan judul

“Pembelajaran Hafalan al-Quran Dengan Metode Sabaq, Sabaqy, dan

Manzil (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Hidayah, Ds. Kriwen,

Sukoharjo). Menurut peneliti, praktek tahfidz al-Quran harus

menggunakan metode, karena dengan menggunakan metode yang tepat

akan didapat tingkat keberhasilan yang lebih tinggi. Penelitian ini

Page 23: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

9

bertujuan untuk mengetahui pembelajaran hafalan al-Quran dengan

metode sabaq, sabaqy, dan manzil di Pondok Pesantren Al-Hidayah,

Kriwen, Sukoharjo. Sabaq merupakan penambahan hafalan yang wajid

distorkan setiap harinya, minimal satu ayat dalam satu hari. Sabaqi

merupakan pengulangan dari hafalan yang baru distorkan kemarin, dengan

kata lain mengulangi sabaq. Manzil merupakan setoran simpanan hafalan

yang suda dihafal.

Ketiga, penelitian yang dilaukan oleh Rihatul Ayyanah dengan

judul “Hubungan Antara Pemahaman Ilmu Tajwid Dengan Ketartilan

Membaca Al-Quran Santri di Pondok Pesantren Nashrul Ummah Jagan

Gentanbanaran Plupuh Sragen Tahun 2013”. Menurut peneliti, diantara

tata terbit atau adab membaca al-Quran yang baik adalah dengan tartil,

yaitu membaca al-Quran dengan perlahan-lahan, tidak terburu-buru,

dengan bacaan yang baik dan benar sesuai makhraj dan sifat-sifatnya

sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid. Jika pemahaman ilmu

tajwid santri baik, maka kemampuan membaca al-Quran santri juga baik,

sebaiknya jika pemahaman ilmu tajwid santri rendah, maka kemampuan

membaca a-Qurannya juga rendah.

Dari beberapa penelitian di atas belum ada yang membahas secara

khusus bagaimana implementasi program Hamalatil Quran pada santri di

Pondok Pesantren. Maka peneliti akan menelaah tentang Hamalatil Quran

yang berada pada suatu Pesantren.

Page 24: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

10

E. Metode Penelitian

Kegiatan penelitian memerlukan metode agar mencapai tujuan dan

hasil yang maksimal, dan salah satu usaha dalam memaparkan bagaimana

cara memperoleh kebenaran formal adalah dengan menggunakan metode

yang benar. Kegiatan keilmuan semacam ini memerlukan proses dan

pertahapan. Proses dan pertahapan dalam kegiatan penelitian lazim disebut

metodologi penelitian (Suwartono, 2014: 2).

Dalam penelitian pula, peneliti harus memutuskan dan merancang

bagaimana cara yang akan ditempuh untuk menjawab pertanyaan

penelitian atau rumusan masalah. Metode penelitian adalah cara yang akan

ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian atau

rumusan masalah (Sarosa, 2012: 36).

Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah program Halamatil

Quran oleh para guru dan santri Pondok Pesantren Nurul Quran Teter

Simo Boyolali. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode penelitian dengan jenis penelitian kualitatif.

Ada beberapa hal yang perlu dibahas dalam penelitian ini yaitu :

1. Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian. Dalam hal ini yang menjadi informan adalah para guru

dan santri/pengurus di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo.

Page 25: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

11

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak

langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data

yang terlebih dahulu dikumpulkan atau dilaporkan oleh seseorang

atau instansi di luar dari peneliti sendiri. Adapaun bentuk data

sekunder dapat berupa buku, skrip, jurnal dan lain-lain.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode adalah teknik atau prosedur yang digunakan untuk

mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian atau hipotesis (Sarosa, 2012: 5). Langkah-

langkah dalam pengumpulan data adalah :

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan akan manusia pada

habitatnya (Sarosa, 2012: 56). Observasi atau yang disebut pula

dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian

terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto,

2010: 199).

Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat

digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis

(Herdiansyah, 2010: 131-132).

Kegiatan observasi ini menjadikan penulis sanggup untuk

mendeskripsikan lingkungan yang diamati, aktifitas-aktifitas yang

berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam lingkungan

tersebut beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta

Page 26: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

12

makna kejadian berdasarkan perspektif individu yang terlibat

tersebut.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan Tanya jawab dengan

tatap muka (face to face) antara pewawancara (interviewer) dan

yang diwawancarai (interviewee) tentang masalah yang diteliti,

dimana pewawancara bermaksud memperoleh persepsi, sikap, dan

pola piker dari yang diwawancarai yang relevan dengan masalah

yang diteliti (Gunawan, 2014: 162).

Tujuan dari wawancara adalah menemukan permasalahan

secara lebih terbuka, dan memungkinkan kita menyusup ke dalam

alam pikiran orang lain, tepatnya hal-hal yang berhubungan dengan

perasaan, pikiran, pengalaman, pendapat, dan yang lainnya yang

tidak bisa diamati. Oleh karena itu, penulis menyusun berbagai

macam pertanyaan, meminta keterangan atau penjelasan, sambil

menilai jawaban-jawaban informan untuk mendapatkan berita dan

informasi dari masalah yang diteliti.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh

dengan mengumpulkan sesuatu yang tertulis dalam kertas

(hardcopy) maupun elektronik (softcopy) (Sarosa, 2012: 61).

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental

Page 27: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

13

dari seseorang (Gunawan, 2014: 176). Oleh karena itu, untuk

melengkapi sumber data dari observasi dan wawancara, penulis

mengumpulkan data melalui tulisan, rekaman, gambar, dan karya

agar hasil penelitian akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh

dokumen.

3. Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya

menjadi satuan yang dapat dikelola, mengintensifkannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain (Moleong, 2008: 248).

Tujuan analisis data tidak hanya sekedar mendeskripsi data apa

adanya, akan tetapi peneliti peneliti ingin mendeskripsikan obyek lebih

jauh yaitu ingin menginterpretasi, untuk menjelaskan, untuk mengerti

dan mungkin juga untuk memprediksi (Kasiram, 2008: 300).

Kemudian penulis mengorganisasi data, memecah data menjadi

unit-unit data, mencari pola-pola tertentu, mencari hal-hal yang

penting untuk dipelajari dan apa yang akan diceritakan.

4. Laporan Penelitian

Penulisan laporan penelitian adalah tahap akhir yang paling

penting dari proses penelitian, sebab serangkaian tahap-tahap

Page 28: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

14

penelitian yang telah dilaksanakan dengan baik, tidak akan diketahui

sebelum peneliti menulis laporan penelitiannya (Kasiram, 2008: 338).

Agar hasil dan pengalaman penelitian itu berhasil

didokumentasikan kepada khalayak, maka penulis menulis laporan

penelitian yang berisi tentang pendahuluan, isi, dan penutup. Penulis

melaporkan hasil penelitiannya dimulai dari pendahuluan yang berisi

latar belakang pokok masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

Sedangkan isi mengandung kajian teori, metodologi dan temuan-

temuan di lapangan dan analisanya, kesimpulan dan saran-saran.

Sedangkan penutup berisi daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini, berikut ini

susunan sistematika pembahasan hasil penelitian :

Bab I pendahuluan, membahas latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan

sistematika pembahasan.

Bab II landasan teori, membahas tentang konsep Hamalatil Quran

dalam Islam. Pada Bab ini akan dibahas pengertian dari Hamalatil Quran,

dasar program Hamalatil Quran, dan bentuk-bentuk Hamalatil Quran.

Bab III paparan data dan temuan penelitian, membahas tentang

gambaran umum lokasi penelitian meliputi profil pesantren, sejarah

berdirinya, visi dan misi, letak geografis, struktur organisasi, program

Page 29: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

15

kegiatan, tata tertib, jadwal pembelajaran, sarana prasarana, keadaan

santri, keadaan ustadz dan temuan data tentang program Hamalatil Quran.

Bab IV pembahasan, membahas sistem pendidikan di Pondok

Pesantren Nurul Quran, metode pembelajaran program Hamalatil Quran

pada santri di Pondok Pesantren Nurul Quran, dan implementasi program

Hamalatil Quran pada santri di Pondok Pesantren Nurul Quran.

Bab V penutup atau bab terakhir, yang berisi tentang kesimpulan

dari penelitian dan saran.

Page 30: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Program Hamalatil Quran

Program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan

kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu

kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan

terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

Ada tiga pengertian penting dan perlu ditekankan dalam menentukan

program, yaitu (1) realisasi atau implementasi suatu kebijakan, (2)

terjadi dalam waktu relatif lama-bukan kegiatan tunggal tetapi jamak-

berkesinambungan, dan (3) terjadi dalam organisasi yang melibatkan

sekelompok orang (Arikunto, 2004: 3).

Program juga bisa berarti suatu unit atau kesatuan kegiatan

maka program merupakan sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang

dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan.

Pelaksanaan program selalu terjadi di dalam sebuah organisasi yang

artinya harus melibatkan sekelompok orang (Arikunto, 2004: 3).

Program merupakan sistem. Sedangkan sistem adalah satu

kesatuan dari beberapa bagian atau komponen program yang saling

kait-mengait dan bekerja sama dengan lainnya untuk mencapai tujuan

yang sudah ditetapkan dalam sistem. Dengan begitu, program terdiri

Page 31: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

17

dari komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling menunjang

dalam rangka mencapai suatu tujuan.

Pembelajaran terjadi dalam dalam sebuah program. Hubungan

antara pembelajaran dengan prestasi atau hasil belajar tidak hanya

digambarkan sebagai sebuah garis lurus tetapi saling hubungan antar

subsistemnya, yaitu siswa, guru, sarana belajar, kurikulum,

lingkungan, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi (Arikunto, 2004: 6).

Hamalatil Quran adalah suatu kegiatan penjagaan al-Quran

mulai dari cara membaca, mengkaji ilmu al-Quran dari kitab-kitab, dan

menghafal al-Quran. Dalam kamus al-Azhar karya S. Askar (2010:

120) ditulis ح لنا–حل و ح ل yang artinya mengangkat, menghafal, dan

memikul.

Disebutkan pula dalam kamus al-Munawwir yang disusun oleh

Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdhor (ttd: 798) ditulis )القر ان( حل

artinya غي با -yaitu menghafal al-Quran. Sedangkan dalam kamus al حفظ

Bisri yang disusun oleh KH. Adib Bisri dan KH. Munawwir AF (1999:

134) ditulis kata حلة–حل و ح لة و ح ل yang bermakna memikul dan

membawa.

Lebih lanjut lagi, menurut hasil wawancara dengan salah satu

santri dari Pondok Pesantren Hamalatil Quran Suruh Semarang,

Hamalatil Quran adalah kegiatan yang didalamnya mengandung

berbagai macam ilmu tentang al-Quran, mulai dari kegiatan

Page 32: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

18

pembelajaran mengenai tahsin atau tajwid al-Quran, pembelajaran

kitab-kitab yang berkenaan dengan al-Quran seperti at-Tibyan fi

Adaabi Hamalatil Quran dan Mashobihun Nuroniyyah, serta kegiatan

menghafal al-Quran.

Maka yang dimaksud Program Hamalatil Quran adalah

rangkaian kegiatan yang berjalan secara berkelanjutan mengenai

pembelajaran al-Quran, mulai dari tajwid sampai menghafal al-Quran.

B. Dasar Program Hamalatil Quran

Program hamalatil Quran ini didasari oleh firman Allah SWT

dan hadits Nabi Muhammad saw. Allah SWT berfirman dalam surat

Fathir 29-30:

م ارزق ناىم سراوعلنيةي ر كتاباللوأقامواالص لوةوأن فقوا لو ن جو نإن ال ذي ني ت ت ب و ر لو,إن و,غفو رشكو ر.تارةل ن فض .لي وف ي هم أجو رىم ويزي دىم من

Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan

mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami

anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,

mereka itu mengharapkan perniagaan yang tida akan merugi. Agar

Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah

kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Alah Maha

Pengampun lagi Maha Mensyukuri”. (QS. Fathir: 29-30)

Page 33: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

19

Berdasarkan ayat tersebut, Allah memerintakan kepada hamba-

Nya untuk membaca al-Quran agar supaya tidak menjadi manusia yang

merugi. Sehingga pantaslah Rasulallah saw bersabda:

رأال قر انوىوماىربومعالس فرة رأال قر انال ذيي ق ال كرامال ب ررة,وال ذيي ق ران. لوأج مسلم()رواهوىوي تت ع تعفي ووىوعلي وشاق

Artinya:

“Siapa yang membaca al-Quran dan dia mahir, maka dia bersama

para malaikat penulis yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang

yang membaca al-Quran dan dia gagap dalam membacanya, maka dia

mendapatkan dua pahala”. (HR. Muslim) (Al-Bani, 2012: 802).

Dikatakan mendapat dua pahala, karena dia mendapat pahala

dari bacaannya itu sendiri, dan mendapat satu pahala lagi karena

kesulitan dan kegagapan yang dialaminya. Ini merupakan dalil untuk

lebih memicu meningkatkan bacaannya, meskipun dia mengalami

kesulitan.

Rasulallah saw juga bersabda:

ت بماوعمل تم تضل و اب ع دىماأخذ لن خل ف تشي ئ ي كتابقد بافي هما: اللوسن ت.

Artinya:

“Aku telah meninggalkan dua perkara yang kalian tidak akan tersesat

sesudahku selama kalian berpegang teguh pada keduanya dan

mengamalkan apa yang ada di dalamnya, yaitu kitab Allah dan

sunahku”. (Dikeluarkan oleh al-Waili dalam kitab al-Ibanah,

Page 34: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

20

diriwayatkan pula oleh Imam Malik dalam al-Muawatha‟ II/899)

(Muhammad, 2013: 132).

Berdasarkan hadits di atas, menjadi penting untuk mengkaji

lebih dalam tentang kitab Allah. Mulai dari belajar mengenai tafsirnya,

atau ilmu-ilmu al-Quran seperti mukjizat al-Quran, asbabun nuzul,

nasikh mansukh, adab dan etika membaca al-Quran, dan lain

sebagainya. Oleh karena itu dalam program Hamalatil Quran ada

pembelajaran mengenai kitab-kitab yang membahas mengenai ilmu al-

Quran atau adab dan tata cara berinteraksi dengan al-Quran yang

benar.

Menghafal al-Quran adalah salah satu cara untuk menjadikan

hati seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari

kitab Allah SWT. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu

Abbas secara marfu‟:

ر ب كال ب ي تال ءمنال قر ان فوشي إن ال ذيلي سفجو Artinya:

“Orang yang tidak mempunyai hafalan al-Quran sedikitpun adalah

seperti rumah kumuh yang mau runtuh”.

Rasulullah saw., memberikan penghormatan kepada orang-

orang yang mempunyai keahlian dalam membaca al-Quran dan

menghafalkannya, memberitahukan kedudukan mereka, dan

mengedepankan mereka dibandingkan orang lain (Qardhawi: 2001,

191).

Page 35: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

21

Ayat dan hadits di atas adalah salah satu dari beberapa dalil

dari al-Quran dan hadits tentang keutamaan al-Quran, dan menjadi

dasar bagi umat manusia dan para santri untuk lebih memperdalam lagi

ilmu pengetahuan mengenai al-Quran, mulai dari membaca al-Quran,

mempelajari kitab-kitab mengenai al-Quran dan menghafal al-Quran.

C. Bentuk-Bentuk Program Hamalatil Quran

1. Belajar Membaca al-Quran Dengan Tajwid

a. Pengertian Belajar Membaca

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya

yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Bahri,

2008: 13).

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Ahmadi dan

Widodo, 2004: 128).

Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan tiap

jenis dan jenjang pendidikan (Rohmah, 2012: 176).

Page 36: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

22

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah pemerolehan baru oleh seseorang dalam bentuk

perubahan yang relatif menetap, sebagai akibat adanya proses

dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu obyek yang ada

dalam lingkungan belajar. Secara dasar yang diusahakan oleh

indera manusia sehingga hasil belajar itu mengubah tingkah laku

yang lebih baik.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002: 83) secara

etimologi, membaca berasal dari kata “baca” yang mempunyai

beberapa pengertian diantaranya: (1) Melihat serta memahami

isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan dalam hati), (2)

mengeja/melafalkan apa yang tertulis, (3) mengucapkan, (4)

mengetahui dan meramalkan, (5) memperhitungkan.

Jadi membaca adalah sebuah kegiatan atau proses

melafalkan teks dan memahami isi teks. Sedangkan kaitannya

dengan belajar membaca al-Quran adalah perubahan dalam diri

seseorang sebagai hasil latihan dan pengalaman yang diperoleh

selama mengikuti pelajaran membaca al-Quran.

Perintah membaca, adalah kata pertama dari wahyu

pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Kata ini

sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kai dalam

rangkaian wahyu pertama, selanjutnya terdapat diawal surat al-

Alaq kata “membaca” yang dalam bahasa arabnya adalah qara‟a

Page 37: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

23

memiliki berbagai makna, membaca yang tersurat/teks baik

bacaan suci yang bersumber dari Tuhan maupun yang bukan,

baik menyangkut ayat-ayat yang tertulis maupun tidak, atau

membaca, menelaah, meneliti, menghimpun dan sebagaimana

dikaitkan dengan bi ismi Robbika. Pengertian ini merupakan

syarat sehingga menuntut dari si pembaca bukan saja sekedar

melakukan bacaan yang tidak mengantarkannya kepada hal-hal

yang bertentangan dengan “nama Allah” itu (Shihab, 1994: 167-

171).

Tutunan pertama yang diberikan, demikianlah al-Quran

secara dini menggaris bahawi pentingnya membaca dan

keharusan adanya keikhlasan serta kepandaian memilih bahan-

bahan bacaan yang tepat dan iqra atau merupakan syarat

pertama dan utama bagi keberhasilan manusia. Berdasarkan hal

tersebut, tidaklah mengherankan jika ia menjadi tuntunan

pertama yang diberikan oleh Alah SWT kepada manusia.

b. Kaidah Membaca al-Quran

Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi

Muhammad saw melalui perantara Jibril as dan dalam bahasa

Arab ini memiliki karakteristik dan spesifik. Kaidah-kaidah

yang terkandung dalam proses penguasaan cara membaca al-

Quran tidak dapat dilepaskan dari beberapa hal. Diterangkan

dalam muqoddima al-Quran al-Karim (Departemen Agama

Page 38: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

24

Islam, 2002: 102-111). diuraikan beberapa ketentuan membaca

al-Quran sebagai berikut:

1) Pemahaman dan Penguasaan Terhadap Makhorijul Huruf.

Dilihat dari bunyinya, huruf al-Quran tidak berbeda dengan

bunyi huruf-huruf dalam bahasa lainnya. Namun dalam

huruf-huruf al-Quran memiliki tempat keluar (Mahkroj)

yang berbeda. Misalnya ada huruf al-Quran yang

mahkrojnya berasal dari lisan, seperti alif ( ا ) dan ba ( ب),

terdapat huruf yang mahkrojnya dari tenggorokan, seperti

kho ( خ), ada juga yang terdapat huruf yang mahkrojnya

dari dada seperti ha ( ه ). Oleh karena itu, diperlukan

pengetahuan makhorijul huruf dalam belajar membaca al-

Quran.

2) Pemahanam dan Penguasaan Ilmu Tajwid

Membaca al-Quran juga harus menguasai ilmu tajwid, atau

paling memahami hukum-hukum bacaan dari masing-

masing huruf ketika bertemu atau bergandengan dengan

huruf yang lainnya. Sebagai pemisalan, dalam ilmu tajwid

dikenal dengan hukum Idzhar (jelas), yakni ketika ada nun

mati ( ن ) atau tanwin ( ) bertemu dengan huruf Idzhar

yaitu ا ح خ ع غ ه maka dibaca jelas.

3) Kemampuan Membaca Secara Tartil

Page 39: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

25

Tartil dan tidaknya dalam membaca al-Quran sebenarnya

sangat tergantung dari penguasaan seseorang terhadap

hukum-hukum bacaan (ilmu tajwid) dan makhorijul

hurufnya. Namun demikian, penguasaan terhadap dua

aspek tersebut tidak menjamin seseorang akan dapat

membaca al-Quran secara tartil. Hal ini dikarenakan adanya

beberapa ketentuan yang terkadang berbeda dengan aturan

dasar ilmu tajwid, seperti adanya bacaan Isymam (tengah-

tengah diantara bunyi dua huruf), bacaan Syadz

(pengecualian) dan lain sebagainya.

c. Prinsip-Prinsip Belajar Membaca Al-Quran

Prinsip belajar merupakan petunjuk atau cara yang perlu

diikuti untuk melakukan kegiatan belajar. Hamalik (2001: 17-

18) mengemukakan tentang prinsip-prinsip belajar, yaitu (1)

pengalaman dasar, (2) motivasi belajar, (3) penguatan.

Sedangkan menurut Syaikh az-Zarnuji (2009: 12)

mengatakan:

لبد لومنالن ي ةف ي عث ص لفج زمانت ع لمال عل م.اذاالن ي ةىيال ع مالبان يات.حدي ثصحي ح. اال لوعلي والص لةوالس لم:إن واللقو ح ال

Artinya:

“Kemudian setiap pelajar harus menata niatnya ketika akan

belajar. Karena niat adala pokok dari amal ibadah. Nabi saw

bersabda: Semua amal itu tergantung pada niatnya”.

Page 40: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

26

Dari dua pendapat daiatas, apabila dikaitkan dengan

pelajaran membaca al-Quran, dapat disimpulkan bahwa prinsip

belajar al-Quran sebagai berikut:

1) Harus didasari dengan niat dan kemauan keras.

2) Disertai latihan dan ulangan.

3) Pemberian balikan dan penguatan belajar.

4) Belajar al-Quran didasarkan kepada pemahaman dan

keaktifan siswa serta motivasi yang tinggi.

d. Adab Membaca Al-Quran

Orang yang membaca al-Qur‟an sudah sepatutnya

menunjukkan keikhlasan dan menjaga adab terhadap al-Qur‟an.

Maka sudah sepatutnya bagi orang yang sedang membaca al-

Quran menghadirkan hati kerana sedang bermunajat kepada

Allah SWT dan membaca al-Qur‟an seperti keadaan orang yang

melihat Allah SWT, jika tidak bisa melihat-Nya, maka

sesungguhnya Allah SWT melihatnya.

Adab-adab tersebut sudah diatur sedemikian rupa sebagai

bentuk penghormatan dan pengagungan terhadap al-Quran.

Imam Nawawi (ttd: 33-38) diterangkan dalam bab yang ke-

enam tentang fi Adabi qiro‟ah. Adapun adab-adab tersebut

adalah:

1) Bersiwak (membersihkan mulut) sebelum mulai membaca.

ه. ي نظففاهبالسواكوغي إذاأرادال قراءةأن وي ن بغي

Page 41: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

27

“Dan diharuskan apabila ingin membaca al-Quran,

hendaklah membersihkan mulut dengan siwak atau yang

lainnya”.

2) Membaca al-Quran sesudah berwudhu karena ia termasuk

dzikir yang paing utama.

تحي رأال قر ب س ي ق ىطهارةنوىوعل آأن “Dianjurkan bagi siapa yang ingin membaca al-Quran dan

dia harus dalam keadaan suci”.

3) Membacanya ditempat yang bersih dan suci untuk

menjaga keagungan al-Quran.

تحوي تكو نال قراءةب س فمو ضعنظي فم تارأن “Dianjurkan membaca al-Quran di tempat yang bersih dan

tepat”.

Justru, sejumlah ulama menganjurkan membaca al-

Qur‟an di masjid kerana ia meliputi kebersihan dan

kemuliaan tempat serta menghasilkan keutamaan lain, yaitu

Itikaf.

4) Menghadap kiblat

تحي لةب س بلال قب ت ق يس لل قارىءفغي الص لةأن “Dianjurkan bagi pembaca al-Quran selain dalam sholat

untuk menghadap kiblat”.

5) Membaca ta‟awudz dipermulaannya

Page 42: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

28

أرادالش رو ع ت فإن ذباللمنالش ي طانعاذفال قراءةاس ,ف قال:أعو الر جي م

“Jika membaca al-Quran dimulai dengan kalimat

isti‟adzun, dengan mengucapkan a‟udzubillahi

minassyaitonirrojim”.

6) Membaca basmalla pada awal surat, kecualai surat Bara‟ah

(at-Taubah)

يافظعل أن وي ن بغي ماللالر ح كلسو رةىقراءةبس نالر حي مفأو لب راءةسوى

“Dan diharuskan menjaga atas bacaan dengan kalimat

basmallah dalam setiap awal surat kecuali surat Baroah”.

7) Membacanya dengan khusyu‟, merenungkannya, tenang

dan penuh rasa hormat

شأ نوال شو ع والتدب رعن دال قراءةفإذاشرعفال قراءةف ل يكن “Maka jika ingin memulai dalam membaca hendaklah

bersikap khusyu‟ dan merenungkan maknanya ketika

membaca”.

8) Membacanya dengan tartil

ي رتلقراءتو أن وي ن بغي “Dan diharuskan untuk mentartilkan bacaannya”. Para

ulama sependapat atas anjuran melaukan tartil.

9) Membaca tertib sesuai urutan surat dalam al-Quran

رأعل ي ق تيارأن ح :ال ىت ر تي بال مص حفقالال علماء

Page 43: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

29

“Para ulama berkata: pendapat yang terpilih untuk

membaca al-Quran atas urutan mushaf”. Maka dia baca

Al-Fatihah, kemudian Al-Baqarah, kemudian Ali-Imran,

kemudian surah-surah sesudahnya menurut tertibnya, sama

saja dia membaca dalam sembahyang atau di luarnya.

10) Membaca al-Quran dengan melihat mushaf lebih utama

ظه نآقراءةال قر رال قل بمنال مص حفأف ضلمنال قراءةعن “Membaca al-Quran dengan mushaf (melihat) lebih baik

dari pada membaca dengan hati”. Kerana memandang

dalam Mushaf adalah ibadah yang diperintahkan, maka

berkumpullah bacaan dan pandangan itu.

11) Mengeraskan bacaan al-Quran

بال قراءةعالص و ترف “Mengeraskan suara ketika membaca al-Quran”.

12) Membaguskan suara ketika membaca al-Quran

بابطلب تح نالص و تاس حس ال قراءةالط يبةمن “Sunah mengindakan suara pada waktu membaca al-

Quran”. Para ulama Salaf dan Khalaf daripada sahabat dan

tabi‟in serta para ulama Anshar (Baghdad, Bashrah dan

Madinah) dan imam-imam muslimin sependapat dengan

sunahnya mengindahkan suara ketika membaca al-Quran.

e. Ilmu Tajwid

Page 44: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

30

Tajwid adalah melafalkan huruf-huruf al-Quran sesuai

dengan makhraj dan sifatnya serta memenuhi hukum bacaannya

(Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2007: 3). Ilmu tajwid

merupakan ilmu pengetahuan tentang cara membaca al-Quran

dengan baik dan tertib menurut makhrojnya, panjang pendeknya,

tebal tipisnya, berdengung atau tidak, irama dan nadanya, serta

titik komanya yang sudah diajarkan oleh Rasulullah saw kepada

para sahabatnya (Alam, 1995: 15).

Para ulama mendefinisikan tajwid yakni memberikan

kepada huruf akan ha-hak dan tertibnya, mengembalikan huruf

kepada makhroj dan asalnya, serta menghaluskan pengucapannya

dengan cara yang sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa

dan dipaksa-paksakan. Para ulama menganggap qiraat quran

(apalagi menghafal) tanpa tajwid sebagai suatu lahn-lahn adalah

kerusakan atau kesalahan yang menimpa lafadz, baik secara khafi

maupun secara jaliy. Lahn jaliy adalah kerusakan pada lafadz

secara nyata sehingga dapat diketaui oleh ulama qiraat maupun

lainnya, menjadikan kesalahan I‟rab atau shorof. Lahn Khofiy

adalah kerusakan pada lafadz yang hanya dapat diketahui oleh

ulama qiraat dan para pengajar Quran yang cara bacanya diterima

langsung dari para ulama qiraat dan kemudian dihafalkan dengan

teliti berikut keterangan tentang lafadz-lafadz yang salah itu (Al-

Qaththan, 2006: 229-230).

Page 45: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

31

Dengan demikian ketetapan pada tajwid dapat diukur

dengan betul dan tidaknya pelafalan huruf-huruf al-Quran, yang

berkaitan dengan tempat berhenti, panjang pendeknya bacaan

huruf, dan lain sebagainya. Maka bagi umat Islam fardhu kifayah

hukumnya belajar ilmu tajwid (mengetahui istilah-istilah dan

hukumnya) serta fardhu „ain hukumnya membaca al-Quran

dengan baik dan benar (praktek sesuai aturan-aturan ilmu tajwid)

(Annuri, 2010: 17).

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa pemahaman ilmu tajwid adalah kemampuan untuk

menangkap serta dapat menggunakannya untuk mengetahui

tempat keluarnya huruf (makhraj), sifat-sifatnya dan bacaan-

bacaannya.

f. Metode dan Tujuan Pembelajaran Tajwid

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu metha yang

mempunyai arti melalui atau melewati dan hodos yang berarti

jalan atau cara. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang

dilalui untuk mencapai tujuan (Thoifuri, 2008: 56).

Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh yang

sesuai dan serasi untuk menyajikan suatu hal sehingga akan

tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai

yang diharapkan (Ismail, 2008: 8).

Page 46: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

32

Oleh karena itu dalam proses pembelajaran ilmu tajwid

diperlukan suatu metode agar lebih mudah dalam memahaminya.

Berikut ini ada beberapa metode dalam pembelajaran ilmu

tajwid:

1) Metode Ceramah

Metode cerama adalah suatu metode dalam pendidikan

dimana cara menyampaikan materi kepada anak didik dengan

jalan penuturan secara lisan. Dalam metode cerama ini murid

duduk, melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa

yang diceramakan guru itu adalah benar, murid mengutip

ikhtisar ceramah semampu murid itu sendiri dan

menghafalnya (Daradjat, 2001: 289).

2) Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah penyampaian pelajaran dengan

jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid menjawab, atau

suatu metode di dalam pendidikan dimana guru bertanya

sedang murid menjawab tentang bahan/materi yang ingin

diperolehnya.

Metode ini dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan,

fakta-fakta yang sudah diajarkan dan untuk merangsang

perhatian murid dengan berbagai cara (sebagai apersepsi,

selingan, dan evaluasi) (Zuhairini dkk, 1983: 86).

Tujuan mempelajari ilmu tajwid yaitu:

Page 47: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

33

ن كلماللت عالصو ناللسانعنالل ح ف “Menjaga lidah dari kesalahan di saat membaca al-Quran”

(Ahmad Annuri, 2010: 23).

Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah agar umat Islam

dapat membaca ayat-ayat al-Quran dengan fasih (terang dan

jelas) dan memperbaiki/memperindah bacaan huruf hijaiyyah

yang terdapat dalam huruf al-Quran dan mengerti hukum-hukum

ibtidak dan waqof (cara memulai dan berhenti baik ketika waqof

atau di tengah-tengah) (Munir dan Sudarso, 1994: 8-9).

Salah satu kitab yang membahas ilmu tajwid adalah kitab

Tuhfathul Athfal karya Syaikh Sulaiman Bin Hasan bin

Muhammad al-Jamzuri. Beliau lahir pada bulan Robi‟ul Awal

tahun 1160-an. Kitab Tuhfathul Athfal adalah sebuah kitab

nadhom (sayir) yang mengandung kaidah-kaidah dasar ilmu

tajwid yang dirangkai dengan bait-bait syair yang indah.

Ada juga kitab Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-

Quran dari Pondok Pesantren Yanbu‟a Kudus yang di pimpin

oleh KH. Muhammad Ulinnuha Arwani dan KH. Muhammad

Ulil Albab Arwani, beliau-beliau adala putra dari Simba KH.

Muhammad Arwani Amin.

Dan masih banyak lagi kitab-kitab yang membahas tentang

Ilmu Tajwid seperti buku Pengantar Ilmu Tahsin yang ditulis oleh

Ahmad Syaiful Anam.

Page 48: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

34

2. Mengkaji Kitab Ulumul Quran

a. Pengertian Mengkaji Kitab

Mengkaji berasal dari kata „kaji‟ yang mempunyai arti

pelajaran atau penyelidikan tentang sesuatu. Sedangkan

mengkaji artinya belajar, memeriksa, menyelidiki, memikirkan

(mempertimbangkan), menguji dan menelaah sesuatu

(Depdiknas, 2008: 618).

Sedangkan kata kitab, disebutkan dalam kamus

kontemporer yang disusun oleh Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi

Muhdhor (ttd: 1275 ) ditulis )الكتاب )ج كتة yang artinya kitab atau

buku-buku. Kitab dalam pendidikan agama Islam merujuk pada

kitab-kitab tradisional atau biasa disebut dengan kitab kuning,

yang berisi tentang pelajaran-pelajaran agama Islam (diraasah al-

Islamiyyah) yang diajarkan di Madrosah atau Pondok Pesantren,

mulai dari mata pelajaran fiqh, akhlaq tasawuf, nahwu shorof,

hadits, ulumul hadits, tafsir, ulumul quran, dan yang lainnya.

Kitab kuning adalah kitab-kitab keagamaan berbahasa Arab

karya ulama salaf, ulama zaman dalu, yang dicetak dengan kertas

kuning. Sebenarnya yang paling tepat disebut dengan kutub al-

turats yang isinya berupa hazanah kreatifitas pengembangan

peradaban islam pada zaman dahulu. Dalam hazanah tersebut

terdapat hal-hal yang sangat prinsip yang kita tidak dapat

mengabaikannya. Selain itu, hazanah tersebut juga terdapat hal-

Page 49: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

35

hal yang boleh kita kritisi, kita boleh tidak memakainya dan ada

juga yang sudah tidak relevan lagi. Tetapi kalau yang namanya

kitab usul fiqh, mushtalah al-hadits, nahwu-sharaf, ilmu tafsir,

ilmu tajwid itu semua adalah prinsip, mau tidak mau sekarang

kita harus menggunakan kitab-kitab tersebut (http://blitarq-

doel.blogspot.co.id/2012/10/proposal-penelitian

implementasi.html?=1, diakses pukul 13.30, hari Selasa 26 Juli

2016).

Mengkaji kitab adalah proses belajar, memikirkan,

memeriksa, menyelidiki dan menelaah kitab-kitab tentang

pelajaran-pelajaran agama Islam karangan para ulama yang

ilmunya sudah mempuni. Sehingga sedikit banyak akan

mengetahui apa yang tersurat dan tersirat dalam al-Quran dan

hadits. Karena kitab-kitab tersebut merupakan kitab karangan

para ulama dari hasil ijtihad mereka untuk mencari hukum suatu

perkara yang tidak dijelaskan dalam al-Quran dan hadits.

b. Ulumul Quran

1) Definisi Ulumul Quran

Istilah „ulumul Quran berasal dari bahasa Arab yang

terdiri dari dua kata, yaitu „ulum dan al-Quran. Kata „ulum

merupakan bentuk jamak dari kata „ilm, yang berarti ilmu-

ilmu. Istilah „ilm merupakan bentuk masdhar (kata kerja yang

dibendakan) yang artinya pemahaman dan pengetahuan

Page 50: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

36

sesuai dengan makna dasarnya, yaitu al-fahmu wa al-idrak

(pemahaman dan pengetahuan). Kemudian pengertiannya

dikembangkan pada kajian berbagai masalah yang beragam

dengan standar ilmiah. Kata „ilm juga berarti idrak al-syai bi

haqiqatih yang artinya mengetahui sesuatu dengan

sebenarnya (Hermawan, 2011: 1).

Kata „ulum adalah bentuk jamak dari kata „ilm yang

berasal dari kata dasar aliima-ya‟maalu-„ilman, yang berarti

mendapakan atau mengetahui sesuatu dengan jelas atau

menjangkau sesuatu dengan keadaan yang sebenarnya. Ia

berasal dari akar kata dengan huruf-huruf „ain, lam, dan mim,

yang berarti „asrun bi al-syai yatamazzu bihi „an gairihi

(keunggulan yang menjadikan sesuatu berbeda dengan yang

lainnya), atau „sesuatu yang jelas‟, „bekas‟ (hati, pikiran,

pekerjaan, tingkah laku dan karya-karya) sehingga sesuatu itu

terlihat dan diketahui sedemikian jelas, tanpa menimbulkan

sedikit pun keraguan (Hermawan, 2011: 1).

Al-Suyuti dalam kitab Itmamu al-Dirayah memberikan

definisi „ulumul Quran sebagai berikut:

علم ي بحث فية عن احوال الكتاب العزيز من جهة ن زولو وسنده وغير ذلك.و ادابو والفاظو ومعانيو المت علقة بالحكان

Page 51: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

37

“Ulumul Quran ialah suatu ilmu yang membahas

tentang keadaan al-Quran dari segi turun, sanad, adab, dan

makna-maknanya, yang berhubungan dengan hukum-

hukumnya dan sebagainya” (Zuhdi, 1997: 23-24).

Al-Zarqani dalam kitab Manahilul „Irfan fi Ulumil

Quran merumuskan definisi „ulumul Quran, yaitu:

علوم القران ىو مباحث ت ت علق بالقران الكريم من ناحية ن زولو وناسخو ومنسوخو وت رتيبو وجمعو وكتابتو وقراءتو وت فسيره واعجازه

بو عنو ونحو ذلك. ودفع الش

“Ulumul Quran ialah pembahasan-pembahasan

masalah yang berhubungan dengan al-Quran, dari segi

turun, urut-urutan, pengumpulan, penulisan, bacaan,

penafsiran mukjizat, nasikh dan mansukhnya, serta

penolakan (bantahan) terhadap hal-hal yang bisa

menimbulkan confused (keragu-raguan) terhadap al-Quran

(yang sering dilancarkan oleh Orientalis dan Ateis dengan

maksud untuk menodai kesucian al-Quran) dan

sebagainya”(Zuhdi, 1997: 24).

„Ulumul Quran adalah pembahasan-pembahasan yang

berkaitan dengan al-Quranul Karim dari segi turunnya,

urutannya, kodifikasinya, penulisannya, bacaannya,

penafsirannya, kemu‟jizatannya, nasikh-mansukhnya,

Page 52: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

38

penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan

terhadapnya, dan sebagainya (Budiharjho, 2012: 4).

Dari definisi-definisi tersebut di atas, dapat diambil

kesimpulan bahwa „ulumul Quran adalah suatu ilmu yang

lengkap dan mencakup semua bidang ilmu yang ada

hubungannya dengan al-Quran baik berupa ilmu-ilmu agama,

seperti ilmu tafsir, maupun berupa ilmu-ilmu bahasa Arab

seperti I‟robul Quran dan sebagainya (Hermawan, 2011: 3).

2) Tema dan Ruang Lingkup „Ulumul Quran

Az-Zarkasyi dalam kitabnya al-Burhan fi Ulumil Quran

menegaskan, bahwa ilmu-ilmu al-Quran tidak terhitung

banyaknya. Hal ini karenaorang bisa membahas al-Quran dari

berbagai macam segi menurut keahlian masing-masing.

Misalnya, seorang bisa membahas al-Quran dari salah satu

cabang dari ilmu-ilmu agama (Fiqh, Ushul Fiqh, Tasawuf,

Aqaid, dan sebagainya). Dia bisa membahas pula al-Quran

dari salah satu cabang dari ilmu-ilmu bahasa (Nahwu, Saraf,

Balaghah dan sebagainya). Disamping itu, seorang bisa

membahas al-Quran dari segi pengetahuan umum. Misalnya

filsafat, sejarah dan sebagainya (Muhdi, 1997: 33).

Pembahasan „ulumul Quran memang banyak, tetapi ada

klasifikasi berdasarkan tema-temanya. Pertama, Pembahasan

yang berpautan dengan Nuzul al-Quran, yaitu:

Page 53: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

39

1) Auqat al-Nuzul wa Mawathin al-Nuzul

Tema ini berkenaan dengan ayat-ayat yang diturunkan di

Mekah yang dinamai ayat Makkiyah, ayat-ayat yang

diturunkan di kala Nabi berada di kampung atau disebut

Hadloriyah, ayat-ayat yang diturunkan di dalam safar

yang dinamai Safariyah, ayat-ayat yang diturunkan pada

siang hari dinamai Nahariyah, dan ayat-ayat yang

diturunkan pada malam hari yang dinamai Lailiyah

(Hermawan, 2011: 9).

2) Asbabun Nuzul

Tema ini berkenaan dengan sebab-sebab turunnya al-

Quran, yaitu peristiwa-peristiwa yang menyebabkan

turunnya ayat, dimana ayat tersebut menjelaskan

pandangan al-Quran tentang peristiwa yang terjadi atau

mengomentarinya (Budihardjono, 2012: 21).

3) Tarikhun Nuzul

Tema ini berkenaan dengan ayat yang mula-mula

diturunkan dalam kaitan waktunya, yang berulang-ulang

diturunkannya, yang terakhir hukumnya dari turunnya,

yang turun tidak berurutan, yang turun dalam satu

kesatuan, dan lain-lain (Hermawan, 2011: 10).

Kedua, pembahasan masalah sanad. Hal ini

berhubungan dengan enam macam persoalan, yakni yang

Page 54: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

40

mutawatir, ahad, syadz, beragam qiraat Nabi, para perawi

dan huffazh, kaifiyat al-tahammul (cara penerimaan riwayat).

Ketiga, masalah bacaan (tata cara membaca), yaitu soal

waqof, ibtida‟, imalah, madd, men-takhfif-kan (meringankan

bacaan) hamzah, idgham dan lain-lainnya. Keempat,

masalah pembahasan lafaz. Hal ini terkait dengan beberapa

soal, yaitu gharib, mu‟rab, majaz, musytarak, mutaradif,

isti‟arah, dan tasybih. Kelima, masalah makna-makna al-

Quran yang berpautan dengan hukum seperti masalah lafaz

„am yang tetap dalam keumumannya, „am yang dimaksudkan

khusus, „am yang dikhususkan dengan sunnah, „am yang

mengkhususkan sunnah, nash yang zhahir, mujmal,

mufashshol, manthuq, mafhum, muthlaq, muqayyad, muhkam,

mutasyabih, musykil, nasikh dan mansukh, muqoddam,

muakhkhar dan lain-lain. Keenam, masalah makna-makna al-

Quran yang berpautan dengan lafaz, yaitu fashl dan washl,

ijaz, ithnab, musawah dan qashr (Hermawan, 2011: 10).

Ruang lingkup „ulumul Quran dapat dibagi menjadi

dua, yaitu Dirasah ma fi al-Quran, sebagai kajian yang

dilakukan berkenaan dengan materi-materi yang terdapat

dalam al-Quran seperti kajian tafsir al-Quran. Dirasah ma

Haula al-Quran, sebagai kajian yang dilakukan berkenaan

dengan materi-materi seputar al-Quran tetapi lingkupnya di

Page 55: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

41

luar materi dalam seperti kajian mengenai Asbab al-Nuzul

(Hermawan, 2011: 10).

3. Menghafal al-Quran

a. Pengertian Menghafal Quran

Menghafal merupakan proses menerima, mengingat,

menyimpan dan memproduksi kembali tanggapan-tanggapan

yang diperolehnya melalui pengamatan (Munjahid, 2007: 73).

Hifzul Quran (menghafal al-Quran) merupakan cara

menghafal sedikit demi sedikit ayat-ayat dalam al-Quran yang

telah dibaca berulang-ulang secara bin-nazhar. Misalnya,

menghafal satu baris, beberapa kalimat atau potongan ayat

sampai tidak ada kesalahan. Setelah satu baris atau beberapa

kalimat tersebut sudah dihafal dengan baik, lalu ditambahkan

merangkaikan baris atau kalimat berikutnya sehingga menjadi

sempurna (Sa‟dullah, 2008: 53).

Dari pengertian di atas bahwa menghafal al-Quran adalah

menghafal 30 juz dari al-Quran dengan baik, lancar dan fasih,

dengan urutan mushaf Utsmani yang dimulai dari ummul kitab

(al-Fatihah) sampai pada surat an-Naas dibawah bimbingan

seorang guru, yang memiliki tujuan ibadah, menjaga dan

memelihara kalam Allah SWT.

Page 56: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

42

b. Kaidah dan Metode Menghafal al-Quran

Ahmad Salim (2009: 86-89) mengemukakan bahwa kaidah-

kaidah dalam menghafal al-Quran sebagai berikut:

1) Ikhlas. Wajib mengikhlaskan niat dan memperbaiki tujuan

serta menjadikan hafalan al-Quran dan perhatiannya hanya

untuk Allah SWT.

2) Memperbaiki ucapan dan bacaan. Hal ini hanya bisa

dilakukan dengan mendengar dari seorang pembaca al-Quran

yang baik atau penghafal yang sempurna.

3) Menentukan batas hafalan setiap minggu. Memilih satu

lembar utuh atau seperempat bagian.

4) Jangan melampaui hafalan wajib. Jangan melampaui batasan

wajib mingguan hingga memperbagus dulu hafalannya secara

keseluruhan.

5) Menggunakan satu rasam mushaf hafalan. Menggunakan satu

mushaf karena manusia menghafal itu melalui melihat,

sebagaimana menghafal melalui mendengar.

6) Pemahaman adalah jalan menghafal. Berusahalah memahami

ayat-ayat yang dihafal dan mengetahui aspek keterkaitan

antara sebagian ayat dengan ayat lainnya.

7) Jangan melewati bacaan wajib hingga mengikat yang pertama

dengan terakhir. Seorang penghafal tidak seharusnya

berpindah pada surat yang lain kecuali setelah ia

Page 57: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

43

menyempurnakan secara utuh dan mengikat hafalan pertama

dengan yang terakhir (ketika ia menghafal seperempat hizib,

misalnya yang ditambahkan dengan seperempat yang ada

sesudahnya, dan begitu seterusnya).

8) Mengulangi dan memperdengarkan hafalan secara rutin.

9) Memperhatikan ayat-ayat yang serupa. Ada ayat-ayat yang

terkadang pembaca al-Quran salah karena adanya keserupaan

dengan ayat yang lain.

10) Menggunakan kesempatan tahun-tahun emas untuk

menghafal. Barangsiapa ingi menggunakan kesempatan tahun

bagus untuk menghafal, menurut kesepakatan yang pasti

adalah pada usia lima dan sepuluh tahun hingga kira-kira usia

dua puluh tiga tahun, karena manusia pada usia ini daya

hafalnya bagus sekali.

11) Mendengarkan kaset-kaset al-Quran.

12) Lakukan shalat dengan membaca hafalan.

Dalam menghafal al-Quran orang mempunyai metode dan

cara yang berbeda-beda. Namun, metode apapun yang dipakai

tidak akan terlepas dari pembacaan yang berulang-ulang sampai

dapat mengucapkannya tanpa melihat mushaf sedikitpun.

Sa‟dullah (2008: 52-54) menjelaskan tentang proses menghafal

al-Quran yang melalui kegiatan sebagai berikut:

Page 58: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

44

1) Bin-Nazhar, yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat al-

Quran yang akan dihafal dengan melihat mushaf al-Quran

secara berulang-ulang. Proses bin-nazhar ini hendaknya

dilakukan sebanyak mungkin atau empat puluh kali seperti

yang biasa dilakukan oleh para ulama terdahulu. Hal ini

dilakukan untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang

lafaz maupun urutan ayat-ayatnya.

2) Tahfizh, yaitu menghafalkan sedikit demi sedikit ayat-ayat

al-Quran yang telah dibaca berulang-ulang secara bin-nazhar

tersebut. Misalnya menghafal satu baris, beberapa kalimat,

atau sepotong ayat pendek sampai tidak ada kesalahan.

Setelah satu baris atau beberapa kalimat tersebut sudah dapat

dihafal dengan baik, lalu ditambah dengan merangkaikan

baris atau kalimat berikutnya sehingga sempurna. Kemudian

rangkaian ayat tersebut diulang kemabali sampai benar-benar

hafal. Setelah materi satu ayat dapat dihafal dengan lancar

kemudian pindak kepada materi ayat berikutnya. Untuk

merangkaikan hafalan urutan kalimat dan ayat yang benar,

setiap selesai menghafal materi ayat berikutnya harus selalu

diulang-ulang mulai dari ayat pertama dirangkaikan dengan

ayat kedua dan seterusnya.

3) Talaqqi, yaitu menyetorkan atau memperdengarkan hfalan

yang baru dihafal kepada seorang guru atau instruktur. Guru

Page 59: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

45

tersebut haruslah seorang hafizh al-Quran, telah mantab

agama dan ma‟rifatnya, serta dikenal mampu menjaga

dirinya.

4) Takrir, yaitu mengulang hafalan atau men-sima‟-kan hafalan

yang pernah dihafalkan/sudah pernah di-sima‟-kan kepada

guru tahfizh. Takrir dimaksudkan agar hafalan yang pernah

dihafal tetap terjaga dengan baik. Selain dengan guru, takrir

juga dilakukan sendiri-sendiri dengan maksud melancarkan

hafalan yang telah dihafal, sehingga tidak mudah lupa.

Misalnya pagi hari untuk menghafal materi hafalan baru, dan

sore harinya untuk men-takrir materi yang telah dihafalkan.

5) Tasmi’, yaitu memperdengarkan hafalan kepada orang lain

baik kepada perseorangan maupun kepada jamaah. Dengan

tasmi‟ ini seorang penghafal al-Quran akan diketahui

kekurangan pada dirinya, karena bisa saja ia lengah dalam

mengucapkan huruf atau harakat. Dengan tasmi‟ seseorang

akan lebih berkonsentrasi dalam hafalan.

c. Panduan Menghafal al-Quran

1) Makan dan minum yang halal dan thayyib.halal berarti

makanan dan minuman tersebut secara bendanya bukan berasal

dari apa yang dengan jelas dilarang baik dalam al-Quran

maupun sunnah, sedangkan thayyib berarti makanan dan

Page 60: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

46

minuman tersebut diraih dengan cara yang baik dan tidak

mendzalimi orang lain (Qaradhawi, 2000: 89).

2) Menjaga bacaan diwaktu malam.

3) Meminta doa dari orang tuanya. Dengan doa orang tua Allah

SWT akan memudahkan setiap langkah dan obsesi kita

(Qaradhawi, 2000: 90).

4) Ketekunan dan keseriusan. Menghafal al-Quran sebanyak 30

juz, 114 surah, dan kurang lebih 6.666 ayat bukanlah pekerjaan

yang mudah. Oleh karena itu di butuhkan kemauan yang sangat

kuat (Sa‟dullah, 2008: 30). Menghafal al-Quran tidak bisa

dilakukan hanya dengan berleha-leha, tetapi memerlukan usaha

yang maksimal tanpa mengenal lelah. Seseorang harus bisa

menjaga waktunya dengan sebaik mungkin sehingga tidak ada

waktu yang terlewatkan untuk hal yang tidak bermanfaat.

Seperti apa yang disyairkan oleh Imam Syafii,

قلغ ماببل كحتف ي د ال ,وعاسشرم ال كند يد لا “Kesungguhan itu dapat mendekatkan sesuatu yang jauh, dan

bisa membuka sebuah pintu yang terkunci” (Az-Zarnuji, 2009:

40).

5) Wara‟, yaitu menjaga diri dari setiap yang diharamkan dan

setiap perkara yang syubhat (Qaradhawi, 2000: 92).

Page 61: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

47

6) Tawadlu‟. Karakter yang harus dimiliki seorang penghafal al-

Quran di antaranya adalah sifat tawadlu‟ (rendah hati). Ketika

seorang menghafal al-Quran, seharusnya muncul kesadaran

dalam dirinya bahwa Allah SWT Maha Kuasa atas segala

sesuatu. Tidak ada sedikit rasa sombong dalam diri seseorang

karena sifat sombong tidaklah pantas dilakukan seorang

manusia yang sebenarnya kecil dihadapan Allah SWT

(Qaradhawi, 2000: 93).

7) Sabar dalam menghadapi ujian. Kesabaran menjadi mutiara

yang indah bagi penghafal al-Quran. Seandainya ia bisa

melewati ujian selama proses menghafal al-Quran, ia akan

meraih tujuannya.

8) Disiplin dan istiqomah menambah hafalan. Harus gigih

memanfaatkan waktu senggang, cekatan, kuat fisik,

bersemangat tinggi (Sa‟dullah, 2008: 32).

Page 62: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

48

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Nurul Quran

Untuk mengetahui gambaran umum Pondok Pesantren Nurul

Quran diperlukan penjabaran yang cukup luas agar supaya gambaran

umum lembaga pendidikan ini dapat mudah untuk dipahami dengan jelas.

Diantara hal-hal yang yang dapat dijabarkan dari gambaran umum Pondok

Pesantren Nurul Quran meliputi: sejarah berdirinya, letak geografis

pondok pesantren, keadaan pendidik dan keadaan peserta didik serta

sarana dan prasarana.

1. Profil Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali

Tabel 1.1

Profil Pondok Pesantren Nurul Quran

Nama Pondok Pesantren Nurul Quran

Alamat Dusun Teter 19/06 Kelurahan Teter Kecamatan

Simo Kabupaten Boyolali Kode Pos 57377

Tahun Berdiri 2005

Nama Pendiri K.H. Subur Aditama S.Pd.I dan Nyai.Hj. Siti

Amanatun Al-Hafidzah.

Sasaran Pelayanan Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah, RA, SDIT,

Madrasah Tsanawiyah

Sumber: Dokumen Pondok Pesantren Nurul Quran

Page 63: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

49

2. Sejarah Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali

Pondok Pesantren Nurul Quran (PPNQ) ini berawal dari TPA

(Taman Pendidikan Al-Quran) pada tahun 1990-an, oleh K.H. Subur

Aditama S.Pd.I dan Nyai Hj. Siti Amanatun Al-Hafidzah. Pada tahun

1990-an, pondok pesantren ini terkenal dengan sebutan PAIT yang

memiliki kepanjangan Pendidikan Al-Quran dan Islam Teter.

Pada waktu itu terdapat lebih dari 50-an santri yang ikut belajar

mengaji, dari desa asal maupun sekitar. Kajian pun masih terbatas pada

waktu sore dan setelah maghrib. Santri yang ikut belajar ngaji berasal

dari keluarga yang ekonominya menengah kebawah, anak-anak yang

terpinggirkan, kurang mampu, yatim piatu dan kurang adanya perhatian

dari orang tua.

Desa Teter sendiri adalah basis masyarakat abangan. Tradisi

sesajen dan perburuan benda-benda mistik masih banyak dilakukan.

Hadirnya PAIT banyak memberikan pengertian kepada masyarakat

tentang agama Islam dan pentingnya mengaji demi bekal masa depan.

Sekitar tahun 1995-an, mulailah santri-santri berdatangan untuk

mukim (mondok) di pesantren. Namun karena belum ada asrama, para

santripun bertempat di ndalem (rumah) bersama dengan keluarga kyai.

Lima tahun kemudian tepatnya tahun 2000-an, santri yang mukim

semakin banyak. Tepatnya tahun 2004 jumlah santri mencapai 20an

santri mukim, jumlah yang lumayan banyak bagi sebuah pesantren yang

belum memiliki nama dan asrama santri. Pada waktu itu, para santrilah

Page 64: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

50

yang memberi nama Nurul Quran dengan membuat bancaan dan

memberikannya kepada Abah Kyai dan Bu Nyai. Maka dari itulah, KH.

Subur dan Nyai Hj. Siti Amanatun Al-Hafidzah matur dengan guru

besar beliau, yaitu KH. Hamdani al-Hafiz pengampu Pondok Pesantren

Mojo Andong Boyolali.

Berkat tekad dan keyakinan pendiri pesantren dari hadis Nabi

saw,”Khairukum man ta‟allamal qur‟an wa‟allamahu” yang artinya

sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.

Maka pendiri melakukan istikharah dan meminta doa kepada para

masyayikh dan para guru besar beliau, untuk mendirikan pesantren.

Pada tanggal 5 Oktober 2005, Pondok Pesantren Nurul Quran

resmi berdiri, berikut dengan surat akta dan pengesahan dari Kemenag

Kabupaten Boyolali dan menyelenggarakan pendidikan formal yaitu

madrasah dari berbagai tingkatan.

Sekarang santri yang mukim di Pondok Pesantren Nurul Quran

Teter Boyolali berjumlah mencapai 220 santri. Berkat pertolongan

Allah dan kepedulian para donatur, semua santriwan dan santriwati

bebas dari biaya pesantren dan biaya makan sehari-hari.

Pembangunan sarana dan prasarana santri sedikit demi sedikit

berjalan tanpa membebani para wali. Begitu pula dengan kepribadian

serta pola pendidikan santri, selalu diadakan evaluasi demi terciptanya

pesantren yang memilki alumni berkualitas sekaligus berakhlaqul

karimah (www.nu.or.id/post/read/63536/dari-tpa-hingga-dirikan-

Page 65: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

51

madrasah-tanpa-bebani-santri-dan-wali-murid, diunduh pukul 10.00,

hari Selasa 2 agustus 2016).

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Nurul Quran

Visi Pondok Pesantren Nurul Quran:

“Terwujudnya pondok pesantren yang mandiri dan berwawasan luas

yang berdasarkan al-Quran dan hadist”.

Misi Pondok Pesantren Nurul Quran:

a. Mencetak generasi umat Islam yang berakhlaqul karimah.

b. Membimbing santriwan/santriwati memahami al-Quran.

c. Membimbing santriwan/santriwati mengamalkan al-Quran.

d. Membimbing santriwan/santriwati menghafal al-Quran dengan fasih

dan benar.

e. Membekalai anak didik dengan ilmu yang beramanfaat di dunia dan

akherat.

4. Keadaan Pondok Pesantren dan Letak Geografis

Pondok Pesantren Nurul Qur‟an terletak di Dusun Teter 19/06

Kelurahan Teter, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Tapatnya di

sebelah timur Sekolah Dasar Negeri Teter Simo Boyolali dan sebelah

selatan lapangan sepak bola desa Teter. Dengan lahan seluas 6900 m2

dan bertempat yang strategis karena berada di seberang jalan dan tidak

jauh dari Kantor Desa Teter.

Masyarakat yang tinggal didaerah sekitar Pondok Pesantren Nurul

Quran mayoritas bermata pencaharian sebagai pedagang dan petani.

Page 66: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

52

Masyarakat sekitar sangat mendukung keberadaan Pondok Pesantren

Nurul Quran dengan salah satu buktinya adalah banyaknya anak-anak

sekitar Pondok Pesantren Nurul Quran yang mengikuti kegiatan ataupu

proses belajar mengajar yang berada di Pondok Pesantren Nurul Quran

seperti santri yang lainnya, bahkan dikalangan orang tua pun selalu

rutin mengikuti kajian-kajian yang ada di Pondok Pesantren Nurul

Quran (Observasi 24 Juli 2016).

5. Struktur Organisasi Kepengurusan Pondok Pesantren Nurul

Quran Teter Simo Boyolali

Struktur organisasi kepengurusan Pondok Pesantren Nurul Quran

tahun ajaran 2016/2017 M sebagai berikut:

Tabel 1.2

STRUKTUR ORGANISASI KEPENGURUSAN PONDOK

PESANTREN NURUL QURAN TAHUN 2016/2017

NO. JABATAN NAMA

1. Pengasuh KH. Subur Aditama, S.Pd.I.

Nyai Hj. Siti Amanatun

2. Penasehat Muh. Mannan M., S.HI.

3. Lurah Pondok

M. Asrori, AM

Page 67: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

53

4. Bendahara Arif Efendi

Dedi Irawan

5. Sekretaris Ahmad Sofyan

Mulyadi

6. Sie. Pendidikan Sahal Hamid

M. Fauzan

7. Sie. Kebersihan Badruddin

Ahmad Nur Rosyid

8. Sie. Perlengkapan Ahmad Efendi

Ali Mustofa

9. Sie. Keamanan Agus Sutrisno

M. Nur Ikhsan

10. Sie. Humas Efit Dwi. F

M. Shodiq Ridwan

11. Wali Kelas Madin

Wali Kelas 1 Ust. Badruddin

Page 68: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

54

Wali Kelas 2 Ust. Agus Sutresno

Wali Kelas 3 Ust. Asrori Al-Mathsi

Wali Kelas 4 Ust. Ahmad Sofyan

Wali Kelas 5 Ust. Badrus Soleh, S.Pd.I

Wali Kelas 6 Ust. Muh. Muslim Djauhari

Struktur organisasi kepengurusan Pondok Pesantren Nurul Quran

ini ditentukan oleh pengasuh pondok pesantren yaitu KH. Subur

Aditama, S.Pd.I dan tentu memilih seseorang yang mempunyai

wawasan ilmu keagamaan yang baik terutama bagi wali kelas madrasah

diniyah.

6. Program Kegiatan Pondok Pesantren Nurul Quran

Progam kegiatan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul

Quran terperinci atas kegiatan harian, mingguan, bulanan, tahunan yang

sudah terperinci dengan baik, seperti dalam lampiran 1.

7. Peraturan Pondok Pesantren Nurul Quran

a. Tata Tertib Pondok Pesantren Nurul Quran

1) Diwajibkan sholat fardhu berjamaah bagi setiap santri.

2) Diwajibkan mengaji pada waktu yang sudah ditetapkan.

3) Mengikuti madrasah diniyah.

4) Melaksanakan piket sesuai dengan jadwalnya.

Page 69: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

55

5) Menjaga akhlaqul karimah dan nama baik pondok dimanapun

berada.

6) Mengikuti segala kegiatan pondok.

7) Dilarang:

a) Keluar pondok tanpa ijin.

b) Membawa Hang Phone (HP) dan atau barang elektronik

lainnya.

c) Pergi ke tempat lawan jenis tanpa sepengetahuan pengasuh.

d) Merokok, dimanapun.

e) Hubungan lawan jenis (Pacaran).

b. Peraturan Pengurus Pondok Pesantren Nurul Quran

Peraturan pengurus Pondok Pesantren Nurul Quran

terperinci dari berbagai bidang, yaitu bidang pendidikan, kebersihan

dan keamanan beserta poin, larangan dan sanksinya masing-masing,

seperti dalam lampiran 2.

8. Jadwal Pembelajaran Sorogan/Hafalan dan Madrasah Diniyah

a. Pembelajaran Sorogan/Hafalan setelah Maghrib dan Shubuh

1) Kelompok I (Putra)

Kitab : Juz „Amma (Baghdadiyah/turutan) dan

Iqra‟

Penyimak : M. Asrori, AM

2) Kelompok II (Putra)

Kitab : Al-Quran

Page 70: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

56

Penyimak : Ust. Sahal

3) Kelompok III (Putra)

Kitab : Al-Quran

Penyimak : Ust. Darmaji, M. Pd.I

4) Kelompok IV (Putra)

Kitab : Al-Quran

Penyimak : KH. Subur Aditama, S.Pd.I

5) Kelompok V (Putri)

Kitab : Juz „Amma (Baghdadiyah/turutan) dan

Iqra‟

Penyimak : Ustd. Ariani Fadhilah/Ustd. Winarni

6) Kelompok VI (Putri)

Kitab : Al-Quran

Penyimak : Nyai. Hj. Siti Amanatun Al-Hafidzah

b. Pembelajaran Madrasah Diniyah

Pembelajaran Madrasah Diniyah diampu oleh pengajar yang

sesuai dengan bidang masing-masing. Madrasah Diniyah Nurul

Quran ada enam kelas, sedangkan kelas satu terdiri dari kelas 1a dan

1b, seperti dalam lampiran 3.

Page 71: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

57

Tabel 1.3

Waktu Pembelajaran Madrasah Diniyah

W

a

k

tu pembelajaran Madrasah Diniyah Nurul Quran dilaksanakan

setiap hari dua kali, yaitu setelah shalat „asar dan shalat isya‟

kecuali hari minggu sore. Para pengajar dan santri selalu

memulai kegiatan madrasah dengan doa dzikir dan sholawat

bersama-sama.

9. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo

Boyolali

a. Masjid Al-Mannan

Masjid adalah salah satu dari komponen penting suatu

pondok pesantren. Demikian juga di Pondok Pesantren Nurul

Quran, karena Masjid Al-Mannan merupakan salah satu tempat

Kelas

Hari Waktu

Sore Malam

Semua

kelas

Senin 16:00-17:00 wib 20:00-21:15 wib

Selasa 16:00-17:00 wib 20:00-21:15 wib

Rabu 16:00-17:00 wib 20:00-21:15 wib

Kamis 16:00-17:00 wib 20:00-22:15 wib

Jumat 16:00-17:00 wib 20:00-21:15 wib

Sabtu 16:00-17:00 wib 20:00-21:15 wib

Minggu - 20:00-21:15 wib

Page 72: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

58

yang dijadikan tempat pendidikan keagamaan santri. Pada dasarnya

masjid ini dipergunakan untuk melaksanakan ibadah shalat lima

waktu, tetapi di masjid ini pula para santri melaksanakan kegiatan

lainnya seperti mebaca al-Quran, membaca sholawat, pembelajaran

kitab kuning, dzikir bersama, dan terkadang dijadikan sebagai

tempat diselenggarakannya perayaan-perayaan hari besar Islam

seperti peringatan Maulid Nabi dan Isra‟ Mi‟raj.

b. Asrama Santri

Asrama dan pondok merupakan komponen penting dalam

pondok pesantren. Seperti halnya di Pondok Pesantren Nurul Quran

Teter Simo Boyolali yang memiliki tiga gedung untuk asrama putra,

yang terdiri dari lima kamar. Dan satu gedung untuk asrama putri

yang terdiri dari delapan kamar.

c. Ruang Kantor

Ruang kantor berfungsi untuk mempermudah dalam

melaksanakan administrasi santri dan sebagai tempat penyimpanan

data-data yang menyangkut tentang kepentingan pondok pesantren

maupun madrasah diniyah. Di Pondok Pesantren Nurul Quran ini,

pihak pengasuh menyediakan satu tempat untuk dijadikan ruang

kantor pondok pesantren.

d. Gedung Madrosah Diniyah

Madrasah Diniyyah Nurul Qur‟an adalah salah satu

Pendidikan non-Formal yang dikelola Pondok Pesantren Nurul

Page 73: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

59

Qur‟an bagi para santriwan/wati yang mukim maupun dari

masyarakat sekitar. Pendidikan ini berjalan beriringan dengan

berdirinya Pondok Pesantren. Dirintis dari satu buah kelas bersama,

kemudian bertambah terus hingga pada tahun ajaran 2014-2015 ini

Madrasah Diniyah Nurul Qur‟an terbagi menjadi enam kelas dan

difasilitasi dengan tiga gedung. Materi pendidikan yang diajarkan di

Madrasah Diniyah Nurul Qur‟an adalah materi yang biasa diberikan

di pesantren-pesantren berbasis salaf/ klasik yang khas dengan kitab

kuningnya. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada hari senin

hingga sabtu, setiap sore dan malam.

e. Gedung RA dan SDIT Nurul Quran

Raudhotul Adfal dan SDIT Nurul Quran adalah lembaga

pendidikan formal dibawah Yayasan Pondok Pesantren Nurul

Quran Teter Simo Boyolali yang berdiri pada tahun 2014, yang

bertempat di Dukuh Nayan Pelem Simo Boyolali (wawancara 2

Agustus 2016).

Gedung RA dan SDIT Nurul Quran masih dalam taham

pembangunan, dan sampai saat ini sudah ada tiga kelas. Kelas satu

terdiri dari 16 murid, kelas dua terdiri dari 18 murid dan kelas tiga

11 murid. Sedangkan untuk RA terdiri dari 60 murid.

f. Gedung Madrasah tsanawiyah Nurul Quran

Madrasah Tsanawiyah Nurul Quran juga berada dibawah

naungan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo

Page 74: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

60

Boyolali yang letaknya satu lokasi dengan Pondok Pesantren Nurul

Quran, tepatnya di belakang pondok pesantren. Gedung Madrasah

Tsanawiyah Nurul Quran memiliki satu gedung dengan tiga kelas,

akan tetapi sampai saat ini baru mempunyai dua kelas yaitu kelas

satu yang terdiri dari dua kelas, dan kelas dua yang terdiri dari satu

kelas.

Kelas satu berjumlah 41 murid yang dibagi menjadi dua

kelas, dan kelas dua berjumlah 33 murid.

10. Keadaan Ustadz dan santri

a. Keadaan Ustadz

Para pendidik yang mengajar di Pondok Pesantren Nurul

Quran Teter Simo Boyolali terdiri dari keluarga, kerabat abah kyai

dari pondok pesantren lain, serta sebagian adalah para alumni yang

tinggal di sekitar pondok pesantren. Para pengajar atau pendidik di

pondok pesantren, RA, SDIT, dan MTs Nurul Quran tidak jauh

berbeda dikarenakan letak pondok dan madrasah yang berdekatan,

hanya saja RA dan SDIT yang berbeda tempat meskipun masih satu

lokasi. Tingkatan pendidikan yang mereka tempuh bervariasi, untuk

lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 4.

b. Keadaan Santri

Santri yang bermukim Pondok Pesantren Nurul Quran tahun

ajaran 2015/2016 berjumlah 220 santri. Sejak Yayasan Pondok

Page 75: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

61

Pesantren Nurul Quran mendirikan sekolah formal yaitu RA, SDIT

dan Mts Nurul Quran, santri yang menuntut ilmu di Pondok

Pesantren Nurul Quran ini semakin pesat dan maju disamping

mereka memperdalam ilmu agama khususnya tentang al-Quran,

juga tidak ketinggalan dengan ilmu umum agar mereka bisa

mengikuti perkembangan zaman yang ada (observasi 1 Agustus

2016).

B. Temuan Data Penelitian

Pembahasan mengenai implementasi program Hamalatil Quran

pada santri di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali tidak

terlepas dari hal-hal yang melengkapinya, yaitu: (1) Sistem Pendidikan di

Pondok Pesantren Nurul Quran, (2) Metode Pembelajaran Hamalatil

Quran di Pondok Pesantren Nurul Quran, (3) Implementasi Program

Hamalatil Quran Pada Santri di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter

Simo Boyolali.

1. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Quran

Berikut adalah data yang berhasil dihimpun oleh peneliti dan hasil

wawancara beberapa narasumber diantaranya pengasuh, pengurus dan

santri Pondok Pesantren Nurul Quran.

Bapak KH. Subur Aditama S.Pd.I, selaku pengasuh Pondok

Pesantren Nurul Quran menuturkan bahwa:

“Pondok Pesantren Nurul Quran menggunakan sistem pendidikan

salaf tradisional. Sistem pendidikan yang kami gunakan seperti

sorogan, bandongan itu masih kita lestarikan dan kita tingkatkan.

Karena latar belakang kami yang dulu juga ikut abah kyai kami di

Page 76: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

62

pesantren, maka sekarang kami juga melanjutkan apa yang menjadi

warisan para kyai-kyai kami, dengan harapan dapat memperoleh

kemudahan dan barokah ilmunya” (wawancara 1 Agustus 2016).

Ning Ariani Fadhilah selaku pengurus dan putri dari abah KH.

Subur Aditama S.Pd.I juga menuturkan bahwa:

“Pondok Pesantren Nurul Quran ini bisa dikatakan menggunakan

sistem pendidikan salaf dan khalaf. Dikatan salaf karena model

sorogan, bandongan, dan kegiatan-kegiatan seperti dzikir bersama,

mujahadah, istigosah, manakib dan amaliyah-amaliyah warisan para

wali masih kental di lingkungan ini. Dikatan khalaf karena kami

mengggunakan menerapkan pada sekolah formal yaitu RA, SDIT dan

Madrasah Tsanawiyah, meskipun di dalam sekolah formal tersebut

tetap tidak meninggalkan pendidikan salaf” (wawancara 1

Agustus 2016).

Sedangkan Mulyadi, selaku santri senior di Pondok Pesantren

Nurul Quran menyatakan bahwa:

“Sistem pendidikan di Pondok kami ini menggunakan sistem

tradisional atau salaf, karena pembelajaran di pondok ini masih

menggunakan model zaman dulu, seperti memakai kitab karya ulama,

kemudian model menghafal pelajaran dengan cara nadzhoman. Tidak

hanya itu, sarana dan prasarana kami pun ditata sedemikian rupa,

seperti kamar tidur satu untuk berjamaah. Pakain juga mencerminkan

model saaf, sarung dan peci adalah simbolnya” (wawancara 1

Agustus 2016).

2. Metode Pembelajaran Hamalatil Quran di Pondok Pesantren

Nurul Quran Teter Simo Boyolali

Sebuah pembelajaran pasti membutuhkan suatu metode untuk

menyampaikannya kepada peserta didik/santri sehingga tujuan dari

pembelajaran bisa terwujud sesuai dengan visi dan misi instansi

tersebut. Begitu juga yang ada di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter

Simo Boyolali memiliki beberapa metode pembelajaran yang

Page 77: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

63

diterapkan. Dalam wawancara dengan ustadz Darmaji, M.Pd.I selaku

Kepala Sekolah MTs Nurul Quran menuturukan beberapa metode

Hamalatil Quran yang diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Quran

sebagai berikut:

a. Sorogan

Sorogan yang digunakan di Pondok Pesantren Nurul Quran

dilaksanakan setelah shalat maghrib dan subuh. Sorogan setelah

maghrib dan subuh ini adalah sorogan al-Quran, bil ghoib maupun

bin nadzar. Perlu diketahui bahwa Pondok Pesantren Nurul Quran

lebih fokus kepada bagaimana anak bisa membaca al-Quran

dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwidnya. Oleh

karena itu untuk kajian kitab hanya bersifat bandongan dan tidak

diujikan. Metode sorogan disini diampu langsung oleh para

pengasuh dan pengurus yang sudah memenuhi syarat menurut

pendiri pondok ini. Para santri pada awalnya sorogan dengan bin

nadzar sampai bacaan santri sudah benar dan baik. Kemudian

mulai melanjutkan hafalan al-Quran dan wajib bagi santri untuk

menghafal juz „amma dan surat pilihan. Perlu diketahui bahwa

tidak semua santri menghafal al-Quran, hanya yang mendapat izin

Ibu Nyai Hj. Siti Amanatun Al-Hafidzah (istri abah Subur) lah

yang boleh menghafal al-Quran 30 juz.

b. Bandongan

Page 78: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

64

Pondok Pesantren Nurul Quran juga melaksanakan metode

bandongan dan dilaksanakan sesuai jadwal madrasah diniyah,

bulan suci Ramadhan dan ketika ada peringatan-peringatan hari

besar Islam yang didalam acara tersebut terdapat kajian keagamaan

yang disampaikan oleh para kyai. Metode bandongan ini

dilaksanakan di Masjid Al-Mannan dan gedung diniyah masing-

masing kelas, dengan penyampainya adalah seorang kyai atau ibu

nyai atau juga para ustadz yang membacakan serta menjelaskan isi

kandungan kitab kuning, semetara santri mendengarkan dan

memberi makna.

c. Hafalan

Di Pondok Pesantren Nurul Quran setiap santri dituntut untuk bisa

menghafal dengan baik juz „amma dan surat-surat pilihan, yaitu

Al-Mulk, Ar-Rahman, Waqi‟ah, As-Sajdah, Yassin, Ad-Dukhon

dan dzikir-dzkir seperti asmaul husna, sholawat dan award yang

lainnya, karena setelah sholat berjamaah selalu dilantunkan dzikir-

dzikir dengan suara yang keras, seperti asmaul husna, surat Waqiah

setiap setelah sholat „asar dan yang lainnya. Dalam metode hafalan

ini santri menyetorkan kepada pengampu masing-masing.

3. Implementasi Program Hamalatil Quran Pada Santri di Pondok

Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali

Program Hamalatil Quran di Pondok Pesantren Nurul Quran

mencakup tiga hal, yaitu santri diwajibkan untuk bisa membaca al-

Page 79: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

65

Quran sesuai dengan tajwid, kemudian memiliki pengetahuan tentang

ilmu al-Quran dengan kajian kitab, dan menjaga al-Quran dengan cara

menghafalnya. Seperti yang dituturkan pendiri Pondok Pesantren

Nurul Quran yaitu KH. Subur Aditama, S.Pd.I sebagai berikut:

”Pondok kami ini menerapkan program Hamalatil Quran, dimana

kami selalu berusaha semampu kami untuk menjaga kitab suci al-

Quran, karena itu akan membawa keberkahan bagi kami semua.

Dengan cara membaguskan bacaan santri sehingga tidak menyalahi

kaidah-kaidah tajwid, kemudian membekalai santri dengan kajian

kitab, terutama kitab yang berhubungan dengan al-Quran seperti at-

Tibyan fi Adaabi Hamalatil Quran, dan menghafal al-Quran bagi yang

mampu” (wawancara 2 Agustus 2016).

Program Hamalatil Quran yang pertama adalah

pembelajaran tajwid yang diajarkan ketika waktu jam pembelajaran

Madrasah Diniyah oleh para pengampu kelas masing-masing, seperti

yang dituturkan oleh Ustadz Sahal selaku pengajar di Madrasah

Diniyah dan pengurus pondok pesantren sebagai berikut:

“Pondok Pesantren Nurul Quran ini dalam program Hamalatil Quran

yang pertama membekali santri dengan pengetahuan mengenai tajwid,

sehinggal dalam proses sorogan dan hafalan lebih siap untuk

distorkan ke pengasuh. Meskipun kadang dalam proses sorogan itu

para pengasuh atau penyimak seperti ibu Nyai sendiri masih sering

membenarkan tajwid santri, tapi itu hanya sedikit dan tidak menyita

waktu lama hanyak untuk membenarkan tajwid santri, karena sudah

dipelajari di kelas masing-masing” (wawancara 2 Agustus 2016).

Dari hasil observasi pada tanggal 2 Agustus 2016 proses

pembelajaran tajwid di Pondok Pesantren Nurul Quran dilaksanakan

pada waktu madrasah sore dam malam. Sebagaimana peneliti lihat,

setelah shalat „asar berjamaah dan dilanjutkan dengan dzikir bersama

dan senandung asmaul husna dan sholawat, para santri langsung

Page 80: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

66

mempersiapkan diri untuk menuju kelas masing-masing dengan

memakai seragam yang sudah dijadwalkan. Jika waktu sudah

menunjukkan jam empat sore, maka para pengajar masing-masing

kelas langsung membuka pelajaran dengan salam dan bacaan al-

Fatihah bersama-sama. Kemudian para pengajar menyampaikan

pelajaran tajwid dengan contoh-contohnya sehingga santri lebih mudah

untuk memahaminya. Pengajar kemudian menguji satu persatu santri

untuk mencoba membaca al-Quran dengan tajwid yang benar tersebut,

kemudian pengajar memimpin untuk me-nadzam-kan (jika kitabnya

syifaul jinan) sehingga mudah untuk dihafal. Setelah santri merasa

jelas tentang materi tersebut dan sudah tidak ada yang bertanya,

pembelajaran di akhiri dengan berdoa dan salam.

Dalam observasi peneliti pada tanggal 2 Agustus 2016, proses

pembelajaran tajwid dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pengajar masuk kemudian mengucapkan salam dan membuka

pembelajaran dengan membaca al-Fatihah.

b. Pengajar mengulangi inti pembelajaran sebelumnya dengan cara

menadzamkan syair yang sudah dihafal dan menanyakan hal yang

belum jelas.

c. Jika semua santri sudah jelas dan bisa mempraktekkan materi

sebelumnya kedalam bacaan al-Quran, kemudian pengajar tersebut

melanjutkan materi tajwid selanjutnya, menuliskannya di papan

Page 81: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

67

tulis, menadzamkan syair-syair dalam kitab dan memberikan contoh

sehingga santri bisa memahami dengan baik.

d. Santri dengan cermat dan baik mendengarkan pengajar dan

mencatat apa yang disampaikan pengajar.

e. Pengajar kemudian menyuruh santri untuk menadzamkan syair-

syair dengan berjamaah dan mempraktekkan materi tersebut.

f. Pengajar selanjutnya menanyakan mengenai materi tajwid yang

belum dipahami santri.

g. Jika santri sudah paham semua, pengajar kembali memimpin santri

untuk menadzamkan syair-syair yang sudah dipelajari dan

menggabungkan dengan materi sayir sebelumnya. Jika jadwal pada

pertemuan itu adalah pelajaran selain tajwid, maka pengajar

melanjutkan materi kitab sesuai jadwal, apabila jadwalnya adalah

tajwid, maka pengajar bisa mengakhiri dengan lantunan doa dan

sholawat, kemudian ditutup dengan salam.

Dalam pembelajaran tajwid yang diajarkan di Pondok

Pesantren Nurul Quran harus dioptimalkan dan diusahakan santri

untuk selalu memperhatikan dan menghafal materi yang disampaikan

oleh pengajar. Karena akan mempermudah ketika sorogan dengan ibu

Nyai ataupun pengampu sorogan lainnya. Seperti yang disampaikan

oleh KH. Subur Aditama S.Pd.I sebagai berikut:

“Pembelajaran tajwid untuk santri harus dimaksimalkan, ini akan

mempermudah ketika proses sorogan al-Quran berlangsung.

Meskipun masih ada yang salah, akan tetapi lebih mudah untuk

Page 82: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

68

membenarkan dan tidak membutuhkan waktu lama untuk

membenarkannya” (wawancara 2 Agustus 2015).

Program Hamalatil Quran yang kedua adalah kajian kitab

tentang al-Quran. Kajian kitab-kitab diajarkan secara bandongan

seperti halnya mendengarkan pengajian. Waktu pelaksanaannya adalah

pada waktu madrasah diniyah yang sesuai jadwal selain tajwid, dan

ketika ngaji kilatan pada Bulan Ramadhan. Seperti yang disampaikan

KH. Subur Aditama, S.Pd.I sebagai berikut:

“Kajian kitab mengenai al-Quran sangatlah penting. Misalnya kajian

tentang tafsir al-Quran, ada kitab tafsir Jalalain. Dan juga ada kitab

tentang adab terhadap al-Quran, seperti at-Tibyan fi Adaabi

Hamalatil Quran. Pada waktu kilatan di Bulan Ramadhan dibagi

menjadi tiga kelompok mengingat umur santri yang berbeda-beda.

Dengan kajian kitab ini semoga pengetahuan dan semangat membaca

al-Quran akan lebih meningkat lagi” (wawancara 2 Agustus 2016).

Pondok Pesantren Nurul Quran juga memberikan pengetahuan

santri tentang kitab-kitab diluar bahasan al-Quran. Seperti yang

dikemukakan Ustadz Sahal selaku pengurus di Pondok Pesantren

Nurul Quran sebagai berikut:

“Kami tidak hanya belajar kitab-kitab yang berhubungan dengan ilmu

al-Quran, akan tetapi juga kitab-kitab yang lainnya, seperti kitab

Akhlaq, kitab Ta‟lim Muta‟alim, agar supaya santri Nurul Quran ini

mempunyai akhlaq yang baik kepada sesama, dan tentu kepada abah

dan nyai kita” (wawancara 24 Juli 2016).

Program Hamalatil Quran yang ketiga adalah menghafal al-

Quran dan dengan syarat membaca bin nadzar sudah memenuhi syarat,

yaitu tajwid dan makhorijul huruf sudah bisa dikatakan baik. Dan

tentunya, di Pondok Pesantren Nurul Quran ini, bagi siapa yang

menghafal al-Quran harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari ibu

Page 83: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

69

Nyai Hj. Siti Amanatun al-Hafidzah. Seperti yang disampaikan oleh

kang Mulyadi selaku santri di Pondok Pesantren Nurul Quran sebagai

berikut:

“Semua santri yang nyantri disini tidak semua menghafalkan al-

Quran. Dari pihak pendiri pun tidak mengharuskan menghafal al-

Quran, yang terpenting sudah bisa membaca al-Quran dengan baik

dan mempunyai kesadaran bahwa ngaji itu penting. Bahkan yang

menghafal al-Quran dengan yang tidak menghafal itu bisa dikatan

hampir sama jumlahnya meskipun masih banyak yang menghafal.

Karena untuk menghafal harus mendapatkan izin dari ibu Nyai

terlebih dahulu. Karena ibu Nyai dan para guru lebih mengetahui

kemampuan santri dhohir dan batin (wawancara 1 Agustus 2016).

Proses menghafal al-Quran ini juga dilaksanakan pada waktu

sorogan, yaitu setelah shalat maghrib dan shalat subuh. Seperti yang

disampaikan abah KH. Subur Aditama, S.Pd.I sebagai berikut:

“Bagi yang menghafal al-Quran tentunya sudah baik dulu bacaan al-

Qurannya. Nah di waktu setoran bin nadzar itulah si santri juga

menyetorkan hafalan Qurannya. Untuk waktu habis maghrib dan

subuh, para penyimak sorogan dan hafalan dibagi menjadi beberapa

kelompok. (wawancara 1 Agustus 2016).

Pelaksanaan hafalan al-Quran di Pondok Pesantren Nurul

Quran ini diampu oleh para pengasuh dan pengajar yang sudah

Hafizd/Hafidzoh seperti jadwal sorogan dan hafalan di atas. Kelompok

putra dibagi menjadi empat kelompok dan putri dua kelompok. Catatan

penting dalam pelaksanaan hafalan Quran di Pondok Pesantren Nurul

Quran ini adalah masalah waktu dan penyimak setoran. Untuk hafalan

wajib, yaitu juz „amma dan surat pilihan distorkan kepada pengampu

kelompok masing-masing setelah sholat maghrib dan subuh,

sedangkan untuk santri yang menghafal 30 juz, deresan-nya distorkan

Page 84: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

70

kepada pengampu masing-masing setelah sholat maghrib dan

undakan-nya distorkan langsung ke Ibu Nyai Hj. Siti Aminatun al-

Hafidzah setelah shubuh. Bagi santri penghafal 30 juz yang sekolah,

maka santri tersebut biasanya menyetorkan undakan-nya setelah

madrasah diniyah malam kepada Ibu Nyai.

Page 85: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

71

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sistem Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo

Boyolali

Sistem pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Nurul

Quran Teter Simo Boyolali dalam wawancara dengan pendiri pondok

pesantren, beliau menuturkan bahwa sistem pendidikan di Pondok

Pesantren Nurul Quran tersebut menggunakan sistem salaf tradisional.

Karena metode dan tradisi yang diterapkan di pondok pesantren tersebut

masih menggunakan metode yang diwariskan oleh para ulama terdahulu

dan dalam sistem pengajaranpun masih menggunakan sistem lama atau

sistem tradisional. Jenis salafi merupakan jenis pesantren yang tetap

mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti

pendidikan dan pada umumnya pesantren dalam bentuk inilah yang

menggunakan sistem sorogan dan weton (Yasmadi, 2002: 70-71).

Dari hasil wawancara salah satu pengurus di pondok tersebut juga

menerapkan sistem madrasah atau sistem khalaf. Karena di pondok

pesantren tersebut tidak hanya mengkaji pengetahuan agama akan tetapi

juga pengetahuan umum yang diwujudkan dengan berdirinya RA, SDIT

dan Madrasah Tsanawiyah di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren

Nurul Quran tersebut.

Page 86: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

72

Oleh karena itu Pondok Pesantren Nurul Quran ini mengadopsi

sistem terpadu karena memadukan sistem salaf dan sitem khalaf dalam

melaksanakan proses belajar mengajar di pondok pesantren. Pesantren

dengan tipe ini menunjukkan keinginannya untuk mengembangkan

pesantren dengan penambahan fasilitas dan program pendidikan formal,

yaitu: madrasah. Penambahan fasilitas dan program pendidikan ini di satu

sisi terlihat bahwa pesantren merespon perkembangan dan tuntutan

manajemen pendidikan modern, dan pada sisi yang lain pesantren

mengakomodasi kurikulum pemerintah, yaitu kurikulum madrasah dari

Departemen Agama RI (Aly, 2011: 179).

Menurut keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo

Boyolali ini adalah sistem terpadu, yaitu menggabungkan sistem salaf dan

sistem khalaf. Karena sistem tradisional yang masih digunakan dan

dilestarikan seperti metode sorogan dan wetonan serta nuansa-nuansa

kesederhanaan masih sangat melekat di pondok pesantren ini dan

dipadukan dengan sistem khalaf dengan yang diterapkan di RA, SDIT dan

Madrasah Tsanawiyah sesuai tingkatan kelasnya.

B. Metode Pemebelajaran Hamalatil Quran di Pondok Pesantren Nurul

Quran Teter Simo Boyolali

Sebuah pembelajaran akan mencapai tujuan kalau dalam

pelaksanaan pembelajaran tersebut menggunakan metode yang menunjang

hal tersebut. Seperti halnya yang ada di Pondok Pesantren Nurul Quran

Page 87: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

73

mempunyai beberapa metode pembelajaran yang diterapkan sebagai

berikut:

1. Sorogan

Metode sorogan adalah suatu metode di mana santri menghadap

guru atau kyai seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan

dipelajarinya. Kyai membacakan dan menerjemahkan kalimat demi

kalimat, kemudian menerangkan maksudnya. Santri menyimak bacaan

kyai dan mengulanginya sampai memahaminya, kemudian kyai

mengesahkannya (Jawa: ngesahi), jika santri sudah benar-benar

mengerti, dengan memberikan catatan pada kitabnya untuk mensahkan

bahwa ilmu itu telah diberikan oleh kyai kepadanya (Nata, 2001: 108).

Metode sorogan justru mengutamakan kematangan dan perhatian

serta kecakapan seseorang. Metode sorogan adalah metode mengajar

secara individual langsung dan intensif, karena antara guru/kyai dan

santri saling mengenal secara erat dan guru menguasai benar materi

yang seharusnya diajarkan dan murid juga belajar dan membuat

persiapan sebelumnya (Abdillah, 2002: 102).

Metode sorogan di Pondok Pesantren Nurul Quran dilaksanakan

setelah shalat maghrib dan shalat subuh. Metode sorogan yang

diterapkan di pondok pesantren ini adalah sorogan al-Quran, karena

fokus dari pondok ini adalah al-Quran. Sorogan disini langsung

diajarkan oleh para pengasuh dan pengurus pondok pesantren agar para

guru mengetahui kemampuan siswa lebih mendalam.

Page 88: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

74

Pelaksanaan metode sorogan di Pondok Pesantren Nurul Quran

dibagi menjadi enam kelompok sesuai kemampuan membaca al-Quran

masing-masing santri. Waktu dan jadwal sorogan juga sudah diatur

sedemikian rupa sebagai berikut:

a. Pembelajaran sorogan setelah maghrib

1) Kelompok 1 : Juz „Amma (Baghdadiyah/turutan) dan

Iqra‟

2) Kelompok 2 : Al-Quran

3) Kelompok 3 : Al-Quran

4) Kelompok 4 : Al-Quran

5) Kelompok 5 : Juz „Amma (Baghdadiyah/turutan) dan

Iqra‟

6) Kelompok 6 : Al-Quran

b. Pembelajaran sorogan setelah subuh

1) Kelompok 1 : Juz „Amma (Baghdadiyah/turutan) dan

Iqra‟

2) Kelompok 2 : Al-Quran

3) Kelompok 3 : Al-Quran

4) Kelompok 4 : Al-Quran

5) Kelompok 5 : Juz „Amma (Baghdadiyah/turutan) dan

Iqra‟

6) Kelompok 6 : Al-Quran

Page 89: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

75

Metode sorogan ini merupakan bagian yang paling sulit dari

keseluruhan metode pendidikan Islam tradisional, sebab sistem ini

menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan disiplin pribadi santri.

Kendati demikian, metode seperti ini diakui paling intensif, karena

dilakukan seorang demi seorang dan ada kesempatan untuk tanya-jawab

langsung (Nata, 2001: 108).

Oleh karena itu di Pondok Pesantren Nurul Quran metode sorogan

al-Quran dilakukan oleh santri setiap hari dengan kelompok masing-

masing dengan dimulai dari kitab tajwid sampai menggunakan al-Quran

itu sendiri.

2. Bandongan

Metode wetonan adalah metode kuliah di mana para santri

mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kyai yang menerangkan

pelajaran. Santri menyimak kitab masing-masing dan mencatat jika

perlu. Di Jawa Barat, metode ini disebut dengan bandongan, sedangkan

di Sumatra disebut balaghan, yaitu belajar secara kelompok (group)

yang diikuti oleh seluruh santri (Nata, 2001: 107-108).

Metode ini lebih bersifat klasikal, yaitu santri mengikuti pelajaran

dengan duduk di sekeliling kyai yang menerangkan pelajaran secara

kuliah dan terjadwal (Qomar, 2010: 101).

Metode bandongan di Pondok Pesantren Nurul Quran

dilaksanakan setelah shalat „asar dan shalat isya‟, kecuali hari minggu

pembelajaran sore diliburkan. Waktu pelaksanaannya ada tiga

Page 90: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

76

kesempatan, yaitu (1) ketika pembelajaran di Madrasah Diniyah sesuai

dengan kelas dan jadwal kitab masing-masing, (2) pada waktu Bulan

Ramadhan yang biasa disebut ngaji kilatan, (3) pada mauidhoh hasanah

peringatan-peringatan hari besar Islam.

3. Hafalan

Metode hafalan adalah suatu cara belajar dengan menggunakan

daya ingatan yang tajam untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan

(http://ma-maha.blogspot.co.id/2016/04/metode-hafalan-dan-prestasi-

belajar.html?m=1, diakses pukul 09.00, hari Kamis 4 Agustus 2016).

Di Pondok Pesantren Nurul Quran setiap santri dituntut untuk bisa

menghafal dengan baik juz „amma dan surat-surat pilihan, dzikir-dzkir

seperti asmaul husna, sholawat dan award yang lainnya, karena setelah

sholat berjamaah selalu dilantunkan dzikir-dzikir dengan suara yang

keras, seperti asmaul husna dan yang lainnya. Dalam metode hafalan ini

santri menyetorkan kepada pengampu masing-masing.

Menghafalkan sedikit demi sedikit ayat-ayat al-Quran yang telah

dibaca berulang-ulang secara bin-nadzar, misalnya menghafal satu

baris, beberapa kalimat, atau sepotong ayat pendek sampai tidak ada

kesalahan. Setelah satu baris atau beberapa kalimat tersebut sudah dapat

dihafal dengan baik, lalu ditambah dengan merangkaikan baris atau

kalimat berikutnya sehingga sempurna (Sa‟dullah, 2008: 53).

Metode hafalan di Pondok Pesantren Nurul Quran lebih fokus

kepada hafalan al-Qurannya, baik yang menghafal 30 juz ataupun juz

Page 91: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

77

30 dan surat-surat pilihan. Oleh karena itu santri harus setiap saat dan

waktu berkomunikasi dengan al-Quran agar supaya hafalannya menjadi

kuat dan sempurna.

C. Implementasi Program Hamalatil Quran Pada Santri di Pondok

Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali

Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali merupakan

pondok pesantren yang pendidikan dan pembelajarannya fokus pada al-

Quran. Dalam pelaksanaan program Hamalatil Quran dilaksanakan

dengan tiga macam kegiatan yaitu pembelajaran mengenai ilmu tajwid,

kajian kitab yang membahas tentang al-Quran, dan program tahfizul

Quran yang semua kegiatan tersebut langsung diampu oleh para pengasuh

atau ustadz/ustadzah Pondok Pesantren Nurul Quran.

1. Pembelajaran Ilmu Tajwid di Pondok Pesantren Nurul Quran

Teter Simo Boyolali

Pembelajaran ilmu tajwid di Pondok Pesantren Nurul Quran

dilaksanakan pada kegiatan madrasah diniyyah sore setelah shalat „asar

dan madrasah diniyyah malam setelah shalat isya‟ yang dilaksanakan

di kelas masing-masing. Pelajaran tentang ilmu tajwid disampaikan

oleh pengajar kepada para santri sesuai tingkatan kelasnya. Kelas 1-3

menggunakan kitab Syifaul Jinan, kelas 4 menggunakan kitab

Tuhfathul Athfal, kelas 5 menggunakan Mustholah Tajwid dan kelas 6

menggunakan kitab Fathul Mannan.

Page 92: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

78

Ilmu Tajwid adalah pengetahuan mengenai kaidah-kaidah

membaca al-Quran dengan baik dan benar, yaitu ketepatan melafalkan

huruf-huruf yang dirangkaikan dengan huruf lain, dapat melafalkan

dengan tepat huruf yang harus dipanjangkan atau tidak, dinasalkan

atau tidak, dan didesiskan atau tidak, mengetahui tempat-tempat

perhentian atau tempat-tempat memulai bacaan, dan sebagainya

(Chaer, 2013: 11-12).

Ke-empat kitab di atas menjadi penting bagi santri agar supaya

menguasai bacaan al-Quran dengan baik dan benar. Salah satunya

adalah kitab syifaul jinan yang wajib dihafalkan oleh para santri. Kitab

syifaul jinan adalah kitab nadzaman karangan Ahmad Muthahhir Ibn

Abdurrahman yang berisi tentang dasar-dasar ilmu tajwid. Nadzaman

ini berisi 40 (empat puluh) bait dan wajib dihafalkan oleh setiap santri

Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali.

Proses pembelajaran kitab syifaul jinnan diterapkan pengajar

dengan cara klasikal terlebih dahulu, yaitu pengajar menadzamkan

beberapa sayir dalam kitab sesuai materi dan kemudian santri

menirukan nadzaman tersebut. Pengajar kemudian menuliskan materi

beserta contohnya di papan tulis dan memaknai kitab agar supaya

santri mengetahui lebih mendalam. Setelah itu pengajar melakukan

tanya jawab dengan santri untuk mengetahui pemahaman mengenai

materi yang sudah diajarkan. Diujung pembelajaran, pengajar

mengajak santri untuk menadzamkan kembali materi yang sudah

Page 93: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

79

diajarkan sehingga santri akan lebih mudah menghafal dan lebih

memantapkan lagi ingatan santri. Kemudian ditutup dengan doa dan

sholawat bersama dan salam dari pengajar.

Implementasi pembelajaran ilmu tajwid di Pondok Pesantren Nurul

Quran Teter Simo Boyolali ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pengajar masuk kemudian mengucapkan salam dan membuka

pembelajaran dengan membaca al-Fatihah.

b. Pengajar mengulangi inti pembelajaran sebelumnya dengan cara

menadzamkan syair (jika kitabnya syifaul jinan) yang sudah dihafal

dan menanyakan hal yang belum jelas.

c. Jika semua santri sudah jelas dan bisa mempraktekkan materi

sebelumnya kedalam bacaan al-Quran, kemudian pengajar tersebut

melanjutkan materi tajwid selanjutnya, menuliskannya di papan

tulis, menadzamkan syair-syair dalam kitab dan memberikan contoh

sehingga santri bisa memahami dengan baik.

d. Santri dengan cermat dan baik mendengarkan pengajar dan

mencatat apa yang disampaikan pengajar.

e. Pengajar kemudian menyuruh santri untuk menadzamkan syair-

syair dengan berjamaah dan mempraktekkan materi tersebut.

f. Pengajar selanjutnya menanyakan mengenai materi tajwid yang

belum dipahami santri.

g. Jika santri sudah paham semua, pengajar kembali memimpin santri

untuk menadzamkan syair-syair yang sudah dipelajari dan

Page 94: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

80

menggabungkan dengan materi sayir sebelumnya. Jika jadwal pada

pertemuan itu adalah pelajaran selain tajwid, maka pengajar

melanjutkan materi kitab sesuai jadwal, apabila jadwalnya adalah

tajwid, maka pengajar bisa mengakhiri dengan lantunan doa dan

sholawat, kemudian ditutup dengan salam.

2. Kajian Kitab tentang al-Quran di Pondok Pesantren Nurul Quran

Teter Simo Boyolali

Kegiatan kajian kitab di Pondok Pesantren Nurul Quran

dilaksanakan pada tiga waktu, yaitu (1) madrasah diniyah (setelah

pembelajaran ilmu tajwid), (2) ngaji Kilatan pada Bulan Ramadhan,

(3) mauidhoh hasanah pada peringatan hari besar Islam. Pada waktu

madrasah diniyah dilaksanakan setelah selesainya pembelajaran ilmu

tajwid dan disampaikan secara klasikal atau model bandongan.

Pada bulan Ramadhan rutin dilaksanakan ngaji kilatan yang biasa

di laksanakan pada awal Ramadhan sampai hari ke dua puluh

Ramadhan. Waktu pelaksanaan ngaji kilatan adalah setelah shalat „asar

dan setelah shalat isya‟, karena madrsasah pada waktu Ramadhan

diliburkan. Kegiatan ngaji kilatan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu

(1) kelompok putri dengan pengajarnya adalah ibu Nyai Hj. Siti

Amanatun al-Hafidzah, (2) kelompok putra dengan pengajarnya adalah

abah KH. Subur Aditama, S.Pd.I, (3) kelompok masyarakat sekitar

dengan pengajarnya adalah ustazd-ustazd pondok pesantren. Untuk

Page 95: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

81

waktu mauidhoh hasanah, biasannya dilaksanakan secara klasikal dan

tidak ada jadwal kitabnya dan juga santri tidak harus mempunyai kitab

yang akan dibaca oleh kyai yang mengisi pengajian.

Kitab-kitab tentang al-Quran yang diterapkan di Pondok Pesantren

Nurul Quran ini adalah kitab at-Tibyan fii Adaabi Hamalatil Quran,

kitab at-Tibyan fii Ulumil Quran, dan Tafsir Jalalain.

Kitab-kitab tersebut diajarkan kepada santri agar supaya santri

pondok pesantren mengetahui bagaimana berinteraksi dengan al-Quran

sesuai dengan aturan dan adab yang baik, serta mengetahui ilmu-ilmu

al-Quran seperti ilmu asbab an-nuzul dan lain sebagainya. Ilmu al-

Quran adalah ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang

berkaitan dengan al-Quran dari sisi informasi tentang asbab an-nuzul

(sebab-sebab turunnya al-Quran), kodifikasi dan tertib penulisan al-

Quran, ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah dan ayat-ayat yang

diturunkan di Madinah, dan hal-hal yang berkaitan dengan al-Quran

(Efendi, 2014: 3).

Kitab at-Tibyan fi Adaabi Hamalatil Quran adalah kitab karangan

Imam Nawawi yang terdiri dari sepuluh bab. Kitab ini menyebutkan

beberapa kaidah dan beberapa faedah dan hikmah membaca al-Quran.

Sungguh buku ini sangat berguna bagi para pecinta dan pencari ilmu

terutama mereka yang mempelajari al-Quran (Ahmad, 1996: 7).

Kitab at-Tibyan fii Ulumil Quran adalah kitab karangan Asy-

Syeikh Muhammad Ali As-Shobuni. Kitab ini menjelaskan tentang

Page 96: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

82

ilmu-ilmu al-Quran, asbabun nuzul, hikmah turunnya al-Quran secara

terpisah, pengumpulan al-Quran, ilmu tafsir dan ahli tafsir, mukjizat

al-Quran, turunnya al-Quran tujuh huruf, serta bacaan yang masyhur

dan lain sebagainya.

Kitab Tafsir Jalalain adalah salah satu tafsir yang paling luas

tersebar di dunia Islam yang paling banyak dibaca oleh kalangan ahli

ilmu, termasuk para penuntut ilmu di Indonesia. Kitab karya Imam

Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi adalah kitab

fenomental dalam perjalanan sejarah keilmuwan Islam, khususnya

dalam bidang tafsir al-Quran. Kelugasan bahsa dan metode

penyampaiannya yang sederhana tak mampu menghalangi

ketermasyhurannya di tengah-tengah ulama yang mu‟tabar di dalam

keilmuannya. Kitab Tafsir Jalalain adalah salah satu kitab dengan

bentuk tafsir bi ar-Ra‟yi dengan metode Ijmali (global) yaitu metode

tafsir yang menafsirkan ayat al-Quran dengan cara mengemukakan

makna global, secara ringkas tapi mencakup, dengan bahasa yang

popular, mudah dimengerti dan enak dibaca (Efendi, 2014: 314).

Proses pelaksanaan kajian kitab di Pondok Pesantren Nurul Quran

Teter Simo Boyolali dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Jika pada waktu madrasah diniyah, pengajar dan santri secara

langsung membuka kitab masing-masing karena kajian kitab

dilaksanakan setelah proses pembelajaran ilmu tajwid.

Page 97: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

83

b. Jika dilaksanakan pada waktu ngaji kilatan, maka pengajar

membuka pengajian dengan salam, kemudian dilantunkan doa-doa

dan sholawat atau syi‟ir-syi‟ir sebelum memulai mengaji kitab.

c. Pengajar menyampaikan dengan klasikal.

d. Santri dan para jamaah membuka kitab masing-masing dan

memaknai apa yang disampaikan pengajar

e. Pada akhir-akhir pengajian pengajar melantunkan doa-doa dan

sholawat penutup sebelum mengakhiri kegiatan kajian kitab

f. Pengajar mengakhiri kajian kitab dengan dengan salam dan antara

pengajar dan santri saling bersalaman.

3. Proses Hafalan di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo

Boyolali

Pondok Pesantren Nurul Quran menerapkan metode sorogan untuk

pelaksanaan hafalan al-Quran. Waktu pelaksanaan hafalan al-Quran

adalah setelah shalat maghrib dan shalat shubuh yang dibagi menjadi

enam kelompok sesuai dengan kemampuan masing-masing santri.

Bagi semua santri mempunyai kewajiban untuk menghafal juz 30 dan

surat-surat pilihan yang sudah ditentukan pondok pesantren. Dan untuk

yang menghafal al-Quran 30 juz hanya untuk santri-santri yang

memang menurut Ibu Nyai Hj. Siti Amanatun al-Hafidzah mampu atau

sudah mendapat izin dari Ibu Nyai terlebih dahulu.

Menghafal al-Quran adalah suatu pekerjaan yang mulia di sisi

Allah SWT., karena orang yang selalu membaca al-Quran dan

Page 98: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

84

mengmalkan isi kandungannya adalah orang-orang yang mempunyai

keutamaan dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT (Sa‟dullah,

2008: 25).

Realita pelaksanaan hafalan al-Quran di Pondok Pesantren

Nurul Quran ini diampu oleh para pengasuh dan pengajar yang sudah

Hafizd/Hafidzoh seperti jadwal sorogan dan hafalan di atas. Kelompok

putra dibagi menjadi empat kelompok dan putri dua kelompok. Catatan

penting dalam pelaksanaan hafalan Quran di Pondok Pesantren Nurul

Quran ini adalah masalah waktu dan penyimak setoran. Untuk hafalan

wajib, yaitu juz „amma dan surat pilihan distorkan kepada pengampu

kelompok masing-masing setelah sholat maghrib dan subuh,

sedangkan untuk santri yang menghafal 30 juz, deresan-nya distorkan

kepada pengampu masing-masing setelah sholat maghrib dan

undakan-nya distorkan langsung ke Ibu Nyai Hj. Siti Aminatun al-

Hafidzah setelah shubuh. Bagi santri penghafal 30 juz yang sekolah,

maka santri tersebut biasanya menyetorkan undakan-nya setelah

madrasah diniyah malam kepada Ibu Nyai.

Page 99: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa:

1. Sistem pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Nurul Quran

Teter Simo Boyolali

Pondok Pesantren Nurul Quran menggunakan sistem terpadu, yaitu

menggabungkan sistem salaf dan sistem khalaf. Karena sistem

tradisional yang masih digunakan dan dilestarikan seperti metode

sorogan dan wetonan serta nuansa-nuansa kesederhanaan masih sangat

melekat di pondok pesantren ini dan dipadukan dengan sistem khalaf

dengan yang diterapkan di RA, SDIT dan Madrasah Tsanawiyah

sesuai tingkatan kelasnya.

2. Metode Hamalatil Quran di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter

Simo Boyolali

Metode Hamalatil Quran di Pondok Pesantren Nurul Quran ini

menerapkan tiga metode, yaitu (1) sorogan, yaitu metode dimana

setiap satu per satu santri menyetorkan bacaan al-Qurannya kepada

kyai atau pengajar, (2) bandongan, adalah metode yang diterapkan

Pondok Pesantren Nurul Quran untuk kegiatan kajian kitab tentang al-

Quran, (3) hafalan, yaitu metode dimana setiap santri menyetorkan

hafalan al-Qurannya kepada kyai atau pengajar.

Page 100: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

86

3. Implementasi Program Hamalatil Quran pada Santri di Pondok

Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali

Implementasi program Hamalatil Quran di Pondok Pesantren

Nurul Quran sudah berjalan dengan baik sesuai dengan teknis

pembelajaran. Program Hamalatil Quran ini adalah salah satu cara dari

pihak pondok pesantren untuk menghormati al-Quran dengan cara

memperbaiki bacaan al-Quran melalui ilmu tajwid, mengkaji al-Quran

melalui kitab-kitab yang membahas tentang ilmu-ilmu al-Quran, dan

proses menghafal al-Quran.

a. Pembelajaran Ilmu Tajwid

Pembelajaran ilmu tajwid di Pondok Pesantren Nurul Quran

dilaksanakan pada kegiatan madrasah diniyah sore dan malam

dengan menggunakan kitab Syifaul Jinnan, Tuhfathul Athfal,

Mustholah Tajwid dan Fathul Mannan. Pelaksanaannya meliputi:

Pengajar masuk kemudian mengucapkan salam dan membuka

pembelajaran dengan membaca al-Fatihah. Pengajar mengulangi

inti pembelajaran sebelumnya dengan cara menadzamkan syair

(jika kitabnya Syifaul Jinan) yang sudah dihafal dan menanyakan

hal yang belum jelas. Jika semua santri sudah jelas dan bisa

mempraktekkan materi sebelumnya kedalam bacaan al-Quran,

kemudian pengajar tersebut melanjutkan materi tajwid selanjutnya,

menuliskannya di papan tulis, menadzamkan syair-syair dalam

kitab dan memberikan contoh sehingga santri bisa memahami

Page 101: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

87

dengan baik. Santri dengan cermat dan baik mendengarkan

pengajar dan mencatat apa yang disampaikan pengajar. Pengajar

kemudian menyuruh santri untuk menadzamkan syair-syair dengan

berjamaah dan mempraktekkan materi tersebut. Pengajar

selanjutnya menanyakan mengenai materi tajwid yang belum

dipahami santri. Jika santri sudah paham semua, pengajar kembali

memimpin santri untuk menadzamkan syair-syair yang sudah

dipelajari dan menggabungkan dengan materi sayir sebelumnya.

Jika jadwal pada pertemuan itu adalah pelajaran selain tajwid,

maka pengajar melanjutkan materi kitab sesuai jadwal, apabila

jadwalnya adalah tajwid, maka pengajar bisa mengakhiri dengan

lantunan doa dan sholawat, kemudian ditutup dengan salam.

b. Kegiatan Kajian Kitab

Kegiatan kajian kitab di Pondok Pesantren Nurul Quran

dilaksanakan pada tiga waktu, yaitu (1) madrasah diniyah (setelah

pembelajaran ilmu tajwid), (2) ngaji Kilatan pada Bulan

Ramadhan, (3) mauidhoh hasanah pada peringatan hari besar

Islam.

c. Hafalan al-Quran

Pondok Pesantren Nurul Quran menerapkan metode sorogan untuk

pelaksanaan hafalan al-Quran. Waktu pelaksanaan hafalan al-

Quran adalah setelah shalat maghrib dan shalat shubuh yang dibagi

menjadi enam kelompok sesuai dengan kemampuan masing-

Page 102: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

88

masing santri. Bagi semua santri mempunyai kewajiban untuk

menghafal juz 30 dan surat-surat pilihan yaitu Al-Mulk, Ar-

Rahman, Waqi‟ah, As-Sajdah, Yassin, dan Ad-Dukhon. Dan untuk

yang menghafal al-Quran hanya untuk santri-santri yang memang

menurut ibu Nyai Hj. Siti Amanatun al-Hafidzah mampu atau

sudah mendapat izi dari ibu Nyai terlebih dahulu.

B. Saran

Dari penelitian tentang implementasi program Hamalatil Quran

pada santri di Pondok Pesantren Nurul Quran Teter Simo Boyolali ini, ada

beberapa saran yang bisa kami berikan sebagai berikut:

1. Untuk Pengurus

a. Membuat buku absensi hafalan untuk santri agar santri dapat

terkontrol dengan baik.

b. Diusahakan untuk memperbanyak tenaga pengajar khususnya

bagian pengampu hafalan, karena semakin bertambahnya santri.

2. Untuk Asatidz

a. Meningkatkan khasanah keilmuan agar santri tidak bosan ketika

pemebelajaran madrasah diniyah.

b. Menejemen waktu yang baik ketika madrasah diniyah sehingga

pembelajaran ilmu tajwid dan kajian kitab berjalan dengan optimal.

3. Untuk Santri

a. Santri hendaknya selalu mengulang-ulang pelajaran mengenai ilmu

tajwid sehingga akan membantu proses sorogan dan hafalan.

Page 103: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

89

b. Santri tidak perlu segan untuk bertanya kepada kyai atau pengurus

apalagi tentang kajian kitab mengenai ilmu-ilmu al-Quran.

c. Santri hendaknya bisa mengatur waktu dengan sebaik-baiknya

khususnya untuk menghafal al-Quran.

Page 104: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

90

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Alam, Tombak. 1995. Ilmu Tajwid Populer 17 Kali Pandai. Jakarta: Bumi

Aksara.

Al-Bani, Muhammad Nasiruddin. Tanpa Tahun. Ringkasan Shohih Muslim Jilid

2. Terjemahan oleh Subhan dan Imran Rosadi. 2012. Jakarta: Pustaka

Azzam.

Al-Hasani, Muhhammad bin Alawi Al Maliki. 1999. Mutiara Ilmu-Ilmu Al-

Quran. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi. Tanpa tahun. Kamus Kontemporer Arab Indonesia.

Yogyakarta: Multi Karya Grafika.

Al-Qaththan, Syaikh Manna. Tanpa tahun. Pengantar Studi Ilmu Al-Quran.

Terjemahan oleh Ainur Rafiq. 2006. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Al-Qurthubi, Imam Muhammad bin Ahmad. Tanpa tahun. The Secret of Al-

Quran. Terjemahan oleh M. Syafii Masykur. 2013. Yogyakarta: Mitra

Pustaka.

Aly, Abdullah. 2011. Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

An-Nuri, Ahmad. 2014. Panduan Tahsin Tilawah Al-Quran dan Pembahasan

Ilmu Tajwid. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.

Arikunto, Suharsimi. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Ash-Shaabuuniy. 1991. Studi Ilmu Al-Quran. Terjemahan oleh Aminuddin. 1998.

Bandung: CV. Pustaka Setia.

Askar. 2010. Kamus Arab Indonesia. Jakarta Selatan: Senayan Publishing.

Page 105: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

91

Asy-Sya‟di, Abdurrahman. Tanpa tahun. Bacalah Al-Quran Seolah Ia Diturunkan

Kepadamu. Terjemahan oleh Abdurrahim. 2008. Jakarta: PT. Mizan

Publika.

Az-Zarnuji. Terjemah Ta‟lim Muta‟alim. Terjemahan oleh Abdul Qadir Aljufri.

2009. Surabaya: Mutiara Ilmu.

Badwilan, Ahmad Salim. 2009. Panduan Cepat Menghafal Al-Quran.

Yogyakarta: Diva Press.

Bisri, Adib dan Munawwir. 1999. Kamus Al-Bisri Indonesia Arab – Arab

Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif.

Budihardjo. 2012. Pembahasan Ilmu-Ilmu Al-Quran. Yogyakarta: Lokus Grup.

Chaer, Abdul. 2012. Al-Quran dan Ilmu Tajwid. Jakarta: Rineka Cipta.

Darajat, Zakiah. 2001. Metodologi Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Departemen Agama RI. 2002. Al-Quran dan Terjemahannya. Jakarta: Depag RI.

Dep. Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Efendi, Nur. 2014. Studi Al-Quran Memahami Wahyu Allah Secara Lebih Luas

dan Komprehensif. Yogyakarta: Teras.

Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:

Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2001. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan

CBSA. Bandung: Sinar Baru Albensindo.

Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups. Jakarta:

PT. RajaGrafindo Persada.

Hermawan, Acep. 2011. Ulumul Quran Ilmu Untuk Memahami Wahyu. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Page 106: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

92

Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Malang: UIN-

Malang Press.

Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semaarang:

Rasail Media Grup.

Lajnah Pentashehan Mushaf Al-Quran Badan Litbang dan Diklat. 2007. Pedoman

Tajwid Transliterasi Al-Quran (PTTQ). Jakarta: Depag RI.

Madjid, Nurcholis. 1997. Bilik-Bilik Pesantren. Jakarta: Paramadina.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Munir dan Sudarso. 1994. Ilmu Tajwid dan Seni Baca Al-Quran. Jakarta: Rineka

Cipta.

Munjahid. 2007. Strategi Menghafal Al-Quran 10 Bulan Khatam (Kiat-Kiat

Sukses Menghafal Al-Quran). Yogyakarta: IDEA Press.

Nata, Abuddin. 2001. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-

Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Grasindo.

Nawawi, Imam. Tanpa Tahun. At-Tibyan Fii Adaabi Hamalatil Quran. Jakarta:

Daarul Hikmah.

____________. Tanpa Tahun. Menjaga Kemuliaan Al-Quran. Terjemahan oleh

Tarmana Ahmad Qosim. 1996. Bandung: Al-Bayan.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.

Jakarta: Pusta Bahasa.

Qardhawi, Yusuf. 1991. Berinteraksi Dengan Al-Quran. Terjemahan oleh Abdul

Hayyie Al-Kattani. 2001. Jakarta: Gema Insani Press.

Qomar, Mujammil. 2010. Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju

Demokrasi Institusi. Jakarta: Eirlangga.

Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

Page 107: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

93

Sa‟dullah. 2008. 9 Cara Praktis Menghafal Al-Quran. Jakarta: Gema Insani.

Saroso, Samiaji. 2012. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Indeks.

Shihab, Quraish. 2008. Lentera Al-Quran Kisah dan Hikmah Kehidupan. Jakarta:

PT. Mizan Pustaka.

Suwartono. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV. Andi

Offset.

Thoifuri. 2007. Menjadi Guru Inisiatif. Semarang: Rasail.

Yasmadi. 2002. Modernisasi Pesantren, Kritikan Nurcholis Madjid Terhadap

Pendidikan Islam Tradisional. Jakarta Selatan: Ciputat Press.

Zuhairi, dkk. 1983. Metodik Pendidikan Agama. Solo: Ramadhan.

Zuhdi, Masjfuk. 1997. Pengantar Ulumul Quran. Surabaya: Karya Abditanan.

(http://blitarq-doel.blogspot.co.id/2012/10/proposal-penelitian-

implementasi.html?=1, diakses pukul 13.30, hari Selasa 26 Juli 2016).

(http://ma-maha.blogspot.co.id/2016/04/metode-hafalan-dan-prestasi-

belajar.html?m=1, diakses pukul 09.00, hari Kamis 4 Agustus 2016).

(www.nu.or.id/post/read/63536/dari-tpa-hingga-dirikan-madrasah-tanpa-bebani-

santri-dan-wali-murid, diunduh pukul 10.00, hari Selasa 2 agustus

2016).

Page 108: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

94

LAMPIRAN 1

PROGRAM KEGIATAN PONDOK PESANTREN

NURUL QURAN 2016/2017

No Program Harian Mingguan Bulanan Semester Tahunan 3 Tahunan

1 Madrasah Diniyah √

2 Latihan Khitobah √

3 Latihab Hadroh √

4

Diba'an Dan

Maulid √

5 Istighosah √

6

Pengajian Rutinan

Minggu Wage √

7 Manaqib √

8

Ujian Madrasah

Diniyah √

9 Kenaikan Kelas √

10

Kilatan Kitab

Ramadhan √

11 Khotmil Kutub √

12 Khotmil Qur,An √

Sumber: Dokumen P.P Nurul Quran 2016

Page 109: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

95

LAMPIRAN 2

PERATURAN PENGURUS PONDOK PESANTREN NURUL QURAN

TETER SIMO BOYOLALI

No SIE. BIDANG POIN LARANGAN SANKSI

1.

PENDIDIKAN

Kewajiban

Sholat Fardhu

Tidak Mengikuti

Jamaah 3x Sehari

Membersihkan

Tempat Wudhu

dan Kamar

Mandi dan Got

Sholat Malam

Sorogan/Ngaji

al-Quran

Tidak Mengikuti Tergantung

Yang Mengajar

Madrasah

Diniyah

Tidak Mengikuti

Madrasah Diniyah

Tanpa Keterangan

Membersihkan

Sampah dan

Got

2. KEBERSIHAN Ro‟an Harian Tidak Menjalankan

Ro‟an Yang Telah

Ditentukan

Piket 1 Minggu

3. KEAMANAN Keluar Pondok Tanpa Ijin Membersihkan

Kamar Mandi

Masjid

Melampau Batas Membersihkan

Mushola

Perpulangan Tanpa Ijin Gundul dan

Siram Air Got

Melampaui Waktu *Kurang Dari

10 Hari

Page 110: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

96

Membantu

Piket Selama 1

Minggu

*Lebih Dari 10

Hari Digundul

dan Sowan

Dalem

Barang Bawaan

Elektronik (HP,

MP3)

Disita Untuk

Kemaslahatan

Pondok

Motor Hanya Untuk

Yang Mendapat

Ijin

Merokok Diarea

Pondok

Gundul dan

Mengunyah

Rokok

Mencuri

*Pertama

Teguran

*Kedua Sanksi

*Pemanggilan

Wali dan

Keluarkan

Hubungan

Lawan Jenis

*Sidang

Didepan Umum

*Gundul

Kerapian

Pakaian (Seragam

Sekolah Tidak

Standar)

Disobek

Rambut Tidak Rapi

(Untuk Yang

Sekolah)

Gundul

PS dan Internet *Denda 5x

Page 111: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

97

Lipat

*Piket 1

Minggu

Sumber: Dokumen P.P Nurul Quran 2016

Page 112: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

98

LAMPIRAN 3

JADWAL PELAJARAN MADIN NURUL QURAN

TAHUN AJARAN 2016 – 2017

HARI

WAKTU

KELAS

1 A 1 B 2 3 4 5 6

SENIN Sore Ngudi

Susilo

W

Maulid

Dhiba‟

T

B. Arab

C

Mabadi‟

Fiqiyah 3

AA

Safinatun

Najah

X

Sorof

J

-

Malam Maulid

Dhiba‟

T

Fasolata

n

Y

Hadist

V

Tuhfatul

Athfal

P

Mushtolah

Tajwid

Q

Ta‟lim Muta‟alim

F

SELASA Sore - - - Arbain

Nawawi

S

Lubabul

Hadits

P

Fathul

Manan

D

Malam Tahsin

I

Ngudi

Susilo

AB

Mabadi‟

Fiqiyah

Q

Mabadi‟

Fiqiyah 3

AA

Durotun Nasihin

D

RABU Sore Pegon

AC

Kaligrafi

T

Aqidatul

Awam

R

Tuhfatul

Athfal

P

Aqoid

Diniyah 2

AA

Nahwu

AD

Bulugul

Marom

H

Malam Fasholat

an

Y

Tarikh

Z

Nurul

Yaqin 1

AC

Taisirul

Kholaq

G

Amtsilah

Tasrifiyah

M

Tafsir Jalalain

B

KAMIS Sore - - - Nahwu

Jawan

X

Sorof

J

At-Tibyan Fi Ulumil

Quran

T

Malam Maulid Diba‟ dan Khitobah

JUMAT Sore Kaligrafi

T

Pegon

AC

Al-„Arobi

2

V

Pegon

O

Safinatun

Najah

AD

At Tibyan fi Adabi

Hamalatil Quran

E

Page 113: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

99

Malam Tarikh

L

Tahsin

I

Ala La

Q

„Aqoid

Diniyah

P

Wasoya

Aba‟ Lil

Abna

G

Tafsir jalalain

B

SABTU Sore - - - Nurul

Yaqin 2

K

Aqoid

Diniyah 2

AA

Amtsilah

Tasrifiyah

AD

Fathul

Manan

D

Malam Syifaul

Jinan

W

Syifaul

Jinan

AB

Syifaul

Jinan

V

Tuhfatul

Athfal

P

Mustholah

Tajwid

Q

At-Tibyan Fi Ulumil

Quran

T

AHAD Malam Al-

„Arobi 1

A

Al-

„Arobi 1

A

Akhlaq

N

Qiro‟ah

Fathul

Qorib

U

-

Sumber: Dokumen P.P Nurul Quran 2016

Kode Asatidz Madin:

A. Ust. Ali K. Ust. Karim U. Ust. Fahmi

B. Ust. Bisri L. Ust. Lahmuddin V. Ust. Agus S

C. Ust. Bahran M. Ust. Muslim W. Ust. Bahruddin

D. Ust. Abdul W N. Ust. Triyanto X. Ustd. Dani

Jablawi

E. Ust. Siroj O. Ust. Badrus Y. Ustd. Wiwik

F. Ust. Fadhil P. Ust. Sahal Z. Ustd.

Mutmainah

G. Ust. M. Rofiq Q. Ust. Asrori AA. Ustd. Ulfa

H. Ust. Huri R. Ust. Rusmanto AB. Ustd. Dina

I. Ust. Ihsan S. Ust. Subhan AC. Ustd. Itha

J. Ust. T. Jablawi T. Ust. Sofyan AD. Ustd. Maya

Keterangan:

1. Untuk kelas 1-3, sebelum memulai pelajaran diwajibkan

menadzomkan kitab syifaul jinan yang dipimpin dan diajarkan oleh

pengajar.

2. Setelah itu mempelajari kitab-kitab sesuai dengan jadwal masing-

masing kelas.

Page 114: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

100

LAMPIRAN 4

DAFTAR USTADZ

PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH NURUL QURAN

TETER SIMO BOYOLALI TAHUN 2016/2017

NO ASATIDZ STATUS

LUAR DALAM

1 Ust. Bisri Mustofa √

2 Ust. Muslim √

3 Ust. Tri Jablawi √

4 Ust. Agus Bahran √

5 Ust. Huri √

6 Ust. Siroj √

7 Ust. Fahmi √

8 Ust. Ma Karim √

9 Ust. Ali √

10 Ust. Ihksan √

11 Ust. Triyanto √

12 Ust. Lahmudin √

13 Ust. Rofiq

14 Ust. Sahal

15 Ust. Sofyan

16 Ust. Asrori

17 Ust. Agus

18 Ust. Subhan

19 Ust. Badruddin

20 Ust. Badrus

21 Ust. Abul W √

22 Ust. Fadhil

23 Ust. Rusmanto √

24 Ustz. Dani Jablawi

Page 115: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

101

Sumber: Dokumen P.P Nurul Quran 2016

25 Ustz. Wiwik

26 Ustz. Mutmainah

27 Ustd. Ulfa

28 Ustz. Dina

29 Ustd. Itha

30 Ustd. Maya

Page 116: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

102

LAMPIRAN 5.a

Pedoman Wawancara

I. Untuk pedoman wawancara pengasuh Pondok Pesantren Nurul Quran

Teter Simo Boyolali.

A. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia :

3. Jabatan :

4. Wawancara hari/tanggal :

5. Tempat :

B. Sasaran Wawancara

1. Pelaksanaan sistem pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Quran.

2. Penerapan metode pembelajaran di Pondok Pesantren Nurul Quran.

3. Pelaksanaan program Hamalatil Quran pada santri di Pondok

Pesantren Nurul Quran.

C. Butir-Butir Pertanyaan

1. Bagaimana sistem pendidikan yang digunakan di Pondok

Pesantren Nurul Quran?

2. Apa tujuan pendidikan di Pondok Pesantren nurul Quran?

3. Apa harapan dan cita-cita pengasuh pada santri yang masih belajar

di Pondok Pesantren Nurul Quran?

4. Metode pembelajaran apakah yang diterapkan di Pondok Pesantren

Nurul Quran?

Page 117: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

103

5. Bagaimana pelaksanaan program Hamalatil Quran pada santri di

Pondok Pesantren Nurul Quran?

Page 118: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

104

LAMPIRAN 5.b

Pedoman Wawancara

II. Untuk pedoman wawancara pengurus Pondok Pesantren Nurul Quran

Teter Simo Boyolali.

A. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia :

3. Jabatan :

4. Wawancara hari/tanggal :

5. Tempat :

B. Sasaran Wawancara

1. Pelaksanaan sistem pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Quran.

2. Penerapan metode pembelajaran di Pondok Pesantren Nurul Quran.

3. Pelaksanaan program Hamalatil Quran pada santri di Pondok

Pesantren Nurul Quran.

C. Butir-Butir Pertanyaan

1. Bagaimana sistem pendidikan yang digunakan di Pondok

Pesantren Nurul Quran?

2. Apa tujuan pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Quran?

3. Apa harapan dan cita-cita pengurus pada santri yang masih belajar

di Pondok Pesantren Nurul Quran?

4. Metode pembelajaran apakah yang diterapkan di Pondok Pesantren

Nurul Quran?

Page 119: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

105

6. Bagaimana pelaksanaan program Hamalatil Quran pada santri di

Pondok Pesantren Nurul Quran?

Page 120: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

106

LAMPIRAN 5.c

Pedoman Wawancara

III. Untuk pedoman wawancara santri Pondok Pesantren Nurul Quran Teter

Simo Boyolali.

A. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia :

3. Jabatan :

4. Wawancara hari/tanggal :

5. Tempat :

B. Sistem Wawancara

1. Pelaksanaan sistem pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Quran.

2. Penerapan metode pembelajaran di Pondok Pesantren Nurul Quran.

3. Pelaksanaan program Hamalatil Quran pada santri di Pondok

Pesantren Nurul Quran.

C. Butir-Butir Pertanyaan

1. Apa tujuan santri menuntut ilmu di Pondok Pesantren Nurul

Quran?

2. Apakah harapan santri setelah lulus pendidikan di Pondok

Pesantren Nurul Quran?

3. Apa sajakah kegiatan pendidikan yang ada di Pondok Pesantren

Nurul Quran?

Page 121: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

107

4. Bagaimana persiapan yang dilakukan santri sebelum melaksanakan

kegiatan Hamalatil Quran?

5. Apakah santri senang dengan kegiatan Hamalatil Quran di Pondok

Pesantren Nurul Quran?

Page 122: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

108

LAMPIRAN 6.a

CATATAN TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : KH. Subur Aditama, S.Pd.I

Tanggal : 01 Agustus 2016

Jam : 18.30

Tempat : PP. Nurul Quran Teter Simo Boyolali

Peneliti : Assalamualaikum , abah perkenalkan nama saya

Imam Agus Arafat mahasiswa IAIN Salatiga ingin

bertanya-tanya mengenai Pondok Pesantren Nurul

Quran untuk penelitian skripsi saya yang berjudul

Implementasi Program Hamalatil Quran pada Santri

di Pondok Pesantren Teter Simo Boyolali.

Narasumber : Waalaikumsalam, iya dek, data apa saja yang

kamu butuhkan untuk penelitian ini?

Peneliti : Iya abah, untuk sistemnya, pondok pesantren ini

menerapkan sistem pendidikan apa bah?

Narasumber : Sini menggunakan sistem salaf dek. Sistem

pendidikan yang biasa juga diterapkan oleh pondok-

pondok pesantren yang lama. Sistem yang kami

gunakan seperti sorogan, bandongan, dan semaan

itu masih kami lestarikan dan untuk menghormati

guru-guru kami dengan harapan mendapat

kemudahan dan barokah para kyai.

Peneliti : Tujuan santri-santri mondok di sini apa abah?

Narasumber : Tujuan yang paling penting adalah agar anak

mempunyai akhlaq yang baik, serta bisa membaca

al-Quran dengan baik.

Peneliti : Harapan dan cita-cita abah untuk santri yang masih

menuntut ilmu di pondok pesantren ini apa bah?

Page 123: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

109

Narasumber : Untuk yang masih menuntut ilmu di sini

diharapkan untuk selalu istiqomah, rajin, dan sabar

agar supaya nanti ketika sudah terjun di masyarakat

bisa berbagi ilmu kepada sesama.

Peneliti : Metode apa saja yang diterapkan di pondok ini

bah?

Narasumber : Kami menerapkan metode sorogan, bandongan

dan hafalan dek.

Penelti : Mengapa metode sorogan, bandongan dan hafalan

ya bah?

Narasumber : Saat abah dan ibu mondok dulu, para guru kami

menggunakan metode-metode ini untuk mengajar

anak-anak, jadi kami lestarikan, dan ke-tiga metode

ini memang harus ada dalam pondok pesantren yang

berbasis al-Quran.

Peneliti : Bagaimana proses penerapan metode-metode

tersebut pada santri di pondok pesantren ini abah?

Narasumber : Begini, kalau untuk sorogan dan hafalan, santri

dibagi menjadi beberapa kelompok dan diampu oleh

pengajar yang memang sudah mempunyai

kompetensi baik dalam bidang al-Quran ini. Para

santri menyetorkan bacaan al-Qurannya setiap ba‟da

Maghrib dan Subuh dan wajib atas santri untuk bisa

menghafal juz „amma dan surat-surat pilihan,

sedangkan bagi yang menghafal al-Quran harus

disetorkan kepada Ibu Nyai. Kalau untuk

bandongan biasanya kami laksanakan di kelas

madrasah dan kegiatan-kegiatan tertentu seperti

kajian Ramadhan.

Peneliti : Biasanya apa kegiatan santri yang mendukung

metode-metode tersebut abah?

Page 124: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

110

Narasumber : Tidak banyak dek, akan tetapi setiap hari kami

menghimbau kepada para santri untuk selalu deres

al-Quran baik yang menghafal ataupun yang tidak.

Dan anak-anak diajarkan dzikir-dzikir yang

dilakukan secara bersama-sama guna

mempermudah hajat anak-anak, seperti asmaul

husna setiap setelah shalat berjamaah dan lain-lain.

Peneliti : Abah sekiranya sudah cukup, terimakasih atas

informasinya, assalamualaikum abah.

Narasumber : Waalaikum salam dek.

Page 125: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

111

LAMPIRAN 6.b

CATATAN TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Ustadz Darmaji, M.Pd.I

Tanggal : 01 Agustus 2016

Jam : 15.30

Tempat : PP. Nurul Quran Teter Simo Boyolali

Peneliti : Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya

Imam Agus Arafat mahasiswa IAIN Salatiga ingin

bertanya-tanya mengenai Pondok Pesantren Nurul

Quran untuk penelitian skripsi saya yang berjudul

Implementasi Program Hamalatil Quran pada Santri

di Pondok Pesantren Teter Simo Boyolali.

Narasumber : Waalaikumsalam, iya mas silahkan apa yang bisa

saya bantu dan apa yang ingin ditanyakan?

Peneliti : Sistem pendidikan apa yang diterapkan di pondok

ini ya pak?

Narasumber : Sistem Pondok Pesantren Nurul Quran ini

menggunakan sistem pendidikan salaf dan kholaf.

Dikatakan salaf karena model sorogan, bandongan

dan kegiatan-kegiatan seperti dzikir bersama,

mujahadah, istigosah, manakib dan amaliyah-

amaliyah warisan para wali masih kental di pondok

ini. Dan dikatakan kholaf karena di pondok ini juga

mempunyai sekolah formal, yaitu RA, SDIT dan

Madrasah Tsanawiyah, akan teteapi kami lebih

mengedepankan pendidikan dengan sistem salaf.

Peneliti : Apa tujuan dari Pondok Pesantren Nurul Quran itu

sendiri pak?

Page 126: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

112

Narasumber : Tujuannya ya mengakrapkan anak-anak dengan al-

Quran, karena kita tahu di zaman modern seperti ini

kalau anak tidak dan jarang berinteraksi dengan al-

Quran, biasanya mudah terpengaruh dengan

pergaulan bebas.

Peneliti : Apa harapan mbak sebagai pengurus terhadap

santri-santri yang ada di pondok sini pak?

Narasumber : Harapannya yang terpenting anak-anak berakhlaq

yang baik, menjadi anak-anak yang bermanfaat, bisa

menjaga shalat dan deres Qurannya mas.

Peneliti : Metode apa yang digunakan di pondok pesantren

ini pak?

Narasumber : Metodenya kami memakai sorogan, bandongan

dan hafalan mas. Dan metode-metode tersebut

sangat menunjang pengetahuan anak tentang al-

Quran.

Peneliti : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di Pondok

Pesantren Nurul Quran pak?

Narasumber : Pelaksanaan pemebalajaran di pondok ini

dilaksanakan setiap setelah asar, maghrib, isya‟ dan

shubuh mas. Untuk madrasah diniyah dilaksanakan

setiap sore dan malam, yaitu jam 16.00 – 17.00 dan

malamnya jam 20.00 – 21.15. untuk madrasah

diniyah dibagi menjadi enam kelas dan jadwal

pembelajaran masing-masing. Untuk sorogan juga

dibagi menjadi enam kelompok dengan kelas sesuai

kemampuan santri.

Peneliti : Bagaimana sikap santri ketika proses pembelajaran

pak?

Narasumber : Kalau madrasah sore dan malam, biasanya anak-

anak sudah menghafal nadzoman-nadzoman di

Page 127: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

113

kamar masing-masing, karena sebelum memulai

pembelajaran diwajibkan untuk mengumandangkan

syair-sayir, seperti syair dalam kitab Syifaul Jinan

itu. Jika waktu masih memungkinkan, maka akan

dilanjutkan dengan kajian kita sesuai jadwal kelas

masing-masing.

Peneliti : Saya kira cukup pak, terimakasih atas

informasinya, wassalamualikum.

Narasumber : Terimakasih kembali mas, waalaikumsalam.

Page 128: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

114

LAMPIRAN 6.c

CATATAN TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Ustadz Sahal Masykur

Tanggal : 24 Juli 2016

Jam : 20.00

Tempat : Masjid al-Mannan Pondok Pesantren Nurul Quran

Teter Simo Boyolali

Peneliti : Assalamualaikum mas, perkenalkan nama saya

Imam Agus Arafat mahasiswa IAIN Salatiga ingin

bertanya-tanya mengenai Pondok Pesantren Nurul

Quran untuk penelitian skripsi saya yang berjudul

Implementasi Program Hamalatil Quran pada Santri

di Pondok Pesantren Teter Simo Boyolali.

Narasumber : Waalaikumsalam mas. Apa yang mas mau

tanyakan dan bisa saya bantu?

Peneliti : Sistem pendidikan apa yang diterapkan di pondok

ini mas?

Narasumber : Sistemnya memakai sistem salaf mas, akan tetapi

juga tidak meninggalkan sistem yang baru atau

kholaf. Ya tradisi yang ada di pondok ini masih

sangat tradisional, mulai dari kegiatan keseharian di

pondok dan dalam proses pembelajaran di pondok.

Sedangkan sistem kholaf diterapkan di sekolah

formal kami.

Peneliti : Tujuan Pondok Pesantren Nurul Quran apa mas?

Narasumber : Tujuannya untuk menjadikan santri-santri ini

menjadi generasi yang Islami dan Qurani mas. Yang

mondok disini tidak harus menghafal mas, akan

tetapi lebih diutamakan bacaan al-Qurannya. Dan

Page 129: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

115

yang paling penting lagi setelah lulus dari pondok,

bisa bermanfaat untuk orang lain.

Peneliti : Sebagai pengurus, apa harapan mas terhadap para

santri?

Narasumber : Harapannya ya semoga anak-anak tetep

bersemangat dalam belajar, tidak mudah

terpengaruh dengan pergaulan di luar sana, dan

tentu selalu istiqomah dalam deres Quran.

Peneliti : Apa metode dan bagaimana pelaksanaan

pembelajaran yang diterapkan di pondok ini mas?

Narasumber : Kita menerapkan sorogan, bandongan dan hafalan

mas. Untuk sorogan ada dua, yaitu bin nadzar dan

bil ghoib, untuk bandongan sesuai jadwal kelas

masing-masing, dan untuk hafalan wajib yaitu juz

amma dan surat-surat pilihan yang distorkan kepada

pengajar/pengampu kelompok masing-masing.

Untuk hafalan al-Quran 30 juz, distorkan kepada

Ibu Nyai Hj. Siti Amanatun al-Hafidzah.

Peneliti : Sudah cukup mas, terimakasih atas informasinya,

wassalamualikum.

Narasumber : Terimakasih kembali mas, waalaikumsalam.

Page 130: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

116

LAMPIRAN 6.d

CATATAN TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber : Mulyadi

Tanggal : 01 Agustus 2016

Jam : 20.30

Tempat : Kamar Santri Pondok Pesantren Nurul Quran Teter

Simo Boyolali

Peneliti : Assalamualaikum mas, perkenalkan nama saya

Imam Agus Arafat mahasiswa IAIN Salatiga ingin

bertanya-tanya mengenai Pondok Pesantren Nurul

Quran untuk penelitian skripsi saya yang berjudul

Implementasi Program Hamalatil Quran pada Santri

di Pondok Pesantren Teter Simo Boyolali.

Narasumber : Waalaikumsalam mas, iya mas, apa yang ingin

ditanyakan?

Peneliti : Apa tujuan mas menuntut ilmu dan ikut ngaji di

Pondok Pesantren Nurul Quran ini?

Narasumber : Tujuan saya belajar untuk belajar agama mas, dan

tentunya bisa membaca al-Quran dengan baik sesuai

kaidah ilmu tajwid mas.

Peneliti : Apa harapan mas setelah belajar dari sini?

Narasumber : Dapat bermanfaat bagi saya pribadi dan keluarga

besar saya mas, lebih-lebih untuk masyarakat saya

nanti.

Peneliti : Apa kegiatan yang ada di pondok pesantren ini

dek?

Narasumber : Ada banyak mas, ada sorogan al-Quran, madrasah

diniyah sore dan malam, dan hafalan Quran mas.

Selain kegiatan pendidikan, ada kegiatan wajib

Page 131: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

117

harian lainnya mas, seperti sholat berjamaah, dzikir-

dzikir dan sholawat bersama, dan deres Quran. Ada

juga roan atau kerja bakti membersihkan

lingkungan setiap minggu pagi mas.

Peneliti : Bagaimana persiapan yang dilakukan sebelum

kegiatan Hamalatil Quran?

Narasumber : Sebelum sorogan, biasanya di Masjid atau di

kamar masing-masing kami deres dan

mempersiapkan terlebih dahulu serta meneliti ilmu

tajwid yang sudah diajarkan. Untuk hafalan

tentunya kami persiapkan terlebih dahulu

mengulang-ulang. Dan untuk pembelajaran

madrosah, biasanya kami mempersiapkan

nadzoman tentang pelajaran yang sudah diajarkan

pertemuan yang lalu.

Peneliti : Apakah anda senang belajar tentang al-Quran?

Narasumber : Senang sekali mas, karena para pengajar dan

pengasuh sangat jelas dalam menerangkan.

Peneliti : Apa yang anda dapatkan setelah mempelajari

ilmu-ilmu al-Quran?

Narasumber : Dengan mengikuti kegiatan Hamalatil Quran ini,

saya mendapatkan ilmu pengetahuan yang sangat

banyak mengenai al-Quran, mulai dari cara

membaca yang benar, pengetahuan tentang ulumul

Quran, dan hafalan al-Quran. Makanya setelah itu

biasanya lebih semangat lagi untuk deres Quran

lagi.

Peneliti : Oh begitu ya mas, kalau begitu sekian dulu mas,

terimakasih atas informasinya mas,

wassalamualikum.

Narasumber : Terimakasih kembali mas, waalaikumsalam.

Page 132: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

118

DOKUMENTASI

Foto Depan Pondok Pesantren Nurul Quran

Gerbang Masuk Pondok Pesantren Nurul Quran

Page 133: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

119

Rumah Abah KH. Subur Aditama, S.Pd.I

Masjid Al-Mannan Pondok Pesantren Nurul Quran

Page 134: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

120

Tempat Madrasah Diniyyah Nurul Quran

Tempat Jemuran Santri Putra Nurul Quran

Page 135: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

121

Kamar Santri Putra Pondok Pesantren Nurul Quran

Kegiatan Deres Quran di kamar Santri

Page 136: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

122

Gedung MTs Nurul Quran

Gedung SDIT Nurul Quran

Page 137: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

123

Masjid SDIT dan Paud Nurul Quran

Kegiatan Pembelajaran Santri Mts Nurul Quran

Page 138: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

124

Kegiatan Pembelajaran Madrasah Diniyyah Sore Pondok Pesantren Nurul Quran

Kegiatan Piket Harian Santri

Page 139: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

125

Kegiatan Pembelajaran Madrasah Diniyyah Malam Pondok Pesantren Nurul

Quran

Kegiatan Sorogan/Hafalan Setelah Shubuh

Page 140: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

126

Wawancara Bersama Ustadz Sahal Al-Hafidz

Wawancara Bersama Abah KH. Subur Aditama,S.Pd.I

Page 141: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

127

Wawancara Bersama Santri PP. Nurul Quran

Kegiatan Santri di Dapur Pondok

Page 142: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

128

Wawancara Bersama Ustadz Darmaji, M.Pd.I

Page 143: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

129

Page 144: PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL QURAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1557/1...Quran menggunakan metode sorogan al-Quran bin nadzar dan bil ghoib, metode bandongan

130