PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS...

130
OPERATION CENTER (NOC) PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA AHMAD NURYADI 104093002988 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSI TAS ISLAM NEGERI SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA 2009 M / 1430 H i

Transcript of PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS...

Page 1: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

OPERATION CENTER (NOC)

PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

AHMAD NURYADI

104093002988

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M / 1430 H

i

Page 2: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

PERANCANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN

NETWORK OPERATION CENTER (NOC)

PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

AHMAD NURYADI

104093002988

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M / 1430 H

ii

Page 3: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

PERANCANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN

NETWORK OPERATION CENTER (NOC)

PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS II UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

AHMAD NURYADI

104093002988

Pembimbing I

Herlino Nanang, MT Nip. : 150 368 819

Menyetujui,

Mengetahui,

Pembimbing II Zulfiandri, S.Kom Nip. : 150 368 821

Ketua Program Studi Sistem Informasi

A’ang Subiyakto, M.Kom

iii

Page 4: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang bejudul “PERANCANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN

NETWORK OPERATION CENTER (NOC) PADA GEDUNG FAKULTAS III

DENGAN KAMPUS II UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang

Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada hari Jum’at, 20 Februari 2009. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Program Studi Sistem Informasi.

Jakarta, 20 Februari 2009

Penguji I

Arini, MT

Penguji II

Imam M. Shofi, MT Nip : 150 408 905

Mengetahui,

Dekan, Fakultas Sains dan Teknologi

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Nip :150 317 956

Ketua Program Studi Sistem Informasi

A’ang Subiyakto, M.Kom

iv

Page 5: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Desember 2008

Ahmad Nuryadi

104093002988

v

Page 6: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

ABSTRAK

Ahmad Nuryadi – 104093002988 Perancangan Infrastruktur Jaringan Network Operation Center (NOC) pada Gedung Fakultas III dengan Kampus II Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dibimbing oleh Herlino Nanang dan Zulfiandri

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan

salah satu lembaga kampus yang bergerak dibidang pendidikan. Sebagai instansi

yang bergerak dibidang pendidikan, tentunya harus memberikan sistem informasi

akademik yang terbaik. Oleh karena itu SIMPERTI adalah salah satu usaha untuk

memberikan sistem informasi akademik yang terbaik untuk mahasiswa.

Kebutuhan akan pengembangan sistem informasi itu ditopang penuh

oleh sitem jaringan dan infrastruktur jaringan. Infrasturktur jaringan yang berjalan

selama ini masih banyak gangguan sehingga banyak menghambat dalam proses

pengembangan informasi, terutama pengembangan sistem informasi antara

kampus I dengan kampus II yang sekarang ini infrastruktur jaringannnya

menggunakan media transmisi wirelees. Sudah diketahui, bahwa kekurangan

wireless sangat menghambat proses lalu lintas data. Oleh karena itu, dalam skripsi

ini, menganalisis kelemahan wireless dan mengajukan pengembangan

infrastruktur jaringan network operation center (NOC) kampus I dengan wisma

syahida kampus II dengan menggunakan fiber optic single mode.

Kata kunci : Pengembangan Infrastruktur Jaringan, Wireless, Fiber Optic,

Singlemode

Halaman : (115 + xv)

Daftar Pustaka : (1994 - 2008)

vi

Page 7: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

atas seluruh rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga

penulis dapat melaksanakan penelitian skripsi ini dan menyelesaikan penulisannya

dengan lancar. Shalawat serta salam selalu tersampaikan kepada Rasulullah

Shalallahu’Alaihi Wasallam, keluarganya, sahabatnya, serta pengikutnya yang

setia hingga akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “Perancangan Infrastruktur Jaringan Network

Operation Center (NOC) pada Gedung Fakultas III dengan Kampus II

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”, yang disusun untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1 pada program Studi

Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini, karena

tanpa dukunga dari mereka, penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Mereka yang telah mendukung penulis adalah :

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakrata.

2. Ketua Prodi Sistem Informasi Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom

3.

Bapak Herlino Nanang, MT sebagai Pembimbing I penulis yang

telah

memberi banyak masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

vii

Page 8: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

4. Bapak Zulfiandri, S.Kom sebagai pembimbing II penulis yang juga telah

memberikan banyak bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Staf IT UIN terutama Bapak Tata Taftadjani yang sudah banyak

membantu penulis ketika analisis langsung di lapangan.

6. Saudara Hadi yang sudah banyak membantu penulis dalam membuat simulasi

7. Saudara Dauz yang sudah membantu dalam memberikan layanan browsing

dalam pencarian materi yang berkaitan.

8. Saudara-saudaraku di Sistem Informasi yang sudah menemani penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, terutama Teza, Sahrul, Marta, Sulton, Calvin dan

teman-teman SI C angkatan 2004 yang lain. Terima kasih

9. Teman-teman WE yang telah membantu menghilangkan kejenuhan penulis

ketika menyusun skripsi, terutama Ambon (Roma) Wahyu (Chelsea) dan

Manchester United dengan Cristiano Ronaldo dan Rooney.

10. Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas dukungan dan doanya.

Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan skripsi ini

dan penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca

untuk penulisan laporan yang lebih baik lagi, kritik dan saran dapat disampaikan

ke penulis melalui [email protected] semoga skripsi ini dengan izan

Allah dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Amin.

Ciputat, Februai 2009

Ahmad Nuryadi

viii

Page 9: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

DAFTAR ISI

Halaman Sampul .............................................................................................. i

Halaman Judul ................................................................................................ ii

Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................... iii

Halaman Pengesahan Ujian ............................................................................. iv

Halaman Pernyataan ....................................................................................... v

Abstrak ........................................................................................................... vi

Kata Pengantar ................................................................................................ vii

Daftar Isi ......................................................................................................... ix

Daftar Gambar ............................................................................................... xiv

Daftar Tabel ..................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

1.2

Perumusan Masalah .................................................................

3

1.3

Batasan Masalah ......................................................................

3

1.4

Tujuan Penelitian .....................................................................

4

1.5

Manfaat Penelitian ...................................................................

4

1.6

Metode Penelitian dan Pengembangan .....................................

5

1.6.1 Metode Penelitian ...........................................................

5

1.6.2 Metode Pengembangan ...................................................

6

1.7

Sistematika Penulisan ..............................................................

7

ix

Page 10: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 8

2.1 Konsep Jaringan Komputer ...................................................... 8

2.2

Pengelompokkan Jaringan Komputer .......................................

9

2.2.1 Jaringan Komputer Berdasarkan Area ........................... 9

2.2.2 Jaringan Komputer Berdasarkan Media Penghantar ...... 11

2.2.3 Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsi ....................... 12

2.3 Topologi Jaringan Komputer ................................................... 13

2.3.1 Topologi Bus ................................................................ 14

2.3.2 Topologi Ring .............................................................. 15

2.3.3 Topologi Star ............................................................... 19

2.3.4 Topologi Tree .............................................................. 22

2.3.5 Topologi Mesh ............................................................. 24

2.4 Model OSI ............................................................................... 26

2.4.1 Layer Aplication .......................................................... 31

2.4.2 Layer Presentation ........................................................ 32

2.4.3 Layer Session ............................................................... 33

2.4.4 Layer Transport ............................................................ 35

2.4.5 Layer Network ............................................................. 35

2.4.6 Layer Data Link ........................................................... 36

2.4.7 Layer Phisical .............................................................. 36

2.5 Fiber Optic (FO) ...................................................................... 38

2.6 Metodologi Penelitian .............................................................. 53

2.6.1 Teknik Pengumpulan Data ........................................... 53

x

Page 11: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

2.6.2 Metode Pengembangan Sistem ..................................... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 57

3.1 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 57

3.2 Metode Pengembangan Jaringan .............................................. 59

3.3 Tentang Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta ...................... 60

3.3.1 Sejarah Singkat Univesitas ........................................... 60

3.3.2 Periode Perintisan ......................................................... 61

3.3.3 Periode ADIA (1957-1960) .......................................... 64

3.3.4 Periode Fakultas IAIN Al-Jami’ah Yogyakarta

(1960-1963) ................................................................. 65

3.3.5 Periode IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1963-2002) 67

3.3.6 IAIN With Wider Mandate .......................................... 72

3.3.7 Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(Mulai 20 Mei 2002) ................................................... 74

3.3.8 Visi, Misi, dan tujuan .................................................. 77

3.3.9 Motto .......................................................................... 78

3.3.10 Arah Pengembangan ................................................... 79

3.3.11 Struktur Organisasi ...................................................... 81

3.3.12 Dewan Penyantun ........................................................ 82

3.3.13 Rektor dan Pembantu Rektor ....................................... 82

3.3.14 Senat Universitas ......................................................... 82

3.3.15 Fakultas ....................................................................... 83

xi

Page 12: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

3.3.16 Sekolah Pascasarjana .................................................. 83

3.3.17 Lembaga Penelitian .................................................... 84

3.3.18 Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat ...................... 84

3.3.19 Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

(Biro AAK) ................................................................ 84

3.3.20 Biro Perencanaan, Keungan, dan Sistem Informasi

(Biro PKSI) ................................................................ 85

3.3.21 Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian

(Biro A UK) ............................................................... 85

3.3.22 Perpustakaan .............................................................. 86

3.3.23 Pusat Bahasa .............................................................. 86

3.3.24 Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM) ............ 86

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN ................................................ 87

4.1 Analisis Masalah ...................................................................... 87

4.2 Solusi Yang Diusulkan ............................................................ 90

4.2.1 Kecepatan Fiber Optic .................................................. 90

4.2.2

Proses Transmisi Data pada FO ....................................

91

4.2.3

Perbandingan Harga FO dengan Wireless .....................

92

4.2.4

Perawatan (Maintenance) .............................................

93

4.2.5

Spesifikasi Device ........................................................

95

4.3 Tahap Perancangan ................................................................. 96

4.3.1 Perancangan Desain Jaringan yang Disusulkan ..............

96

xii

Page 13: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

4.3.2 Perancangan Kebutuhan Device .................................... 100

4.4 Simulasi Protoyping ................................................................ 102

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 108

5.1 Kesimpulan ............................................................................ 108

5.2

Saran .....................................................................................

109

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110

LAMPIRAN ................................................................................................... 112

xiii

Page 14: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Upper Layer (Layer Atas) ............................................................ 28

Gambar 2.2 Lower Layer (Layer Bawah) ........................................................ 29

Gambar 2.3 Fungsi Layer ................................................................................ 30

Gambar 2.4 Bagian-bagian Fiber Optic ........................................................... 42

Gambar 2.4 Proses Transmisi Data/Informasi Pada Fiber Optic ...................... 43

Gambar 2.6 Serat Optic ................................................................................... 44

Gambar 2.7 Bagian-bagian Serat Optic Single Mode ....................................... 45

Gambar 2.8 Single Mode ................................................................................ 47

Gambar 2.9 Multi Mode .................................................................................. 55

Gambar 2.10 Ilustrasi Network Development Life Cycle (NDLC) .................. 50

Gambar 4.1 Desain Jaringan NOC Menggunakan Wireless Bridge .................. 88

Gambar 4.2 Proses Transmisi Data/Informasi Pada Fiber Optic ...................... 92

Gambar 4.3 Desain Jaringan NOC Menggunakan Fiber Optic ......................... 96

Gambar 4.4 Jalur Fiber Optic Single Mode Kampus I ..................................... 98

Gambar 4.5 Jalur Fiber Optic Single Mode Kampus II .................................... 99

Gambar 4.6 Jalur Fiber Optic Sngle Mode ...................................................... 101

Gambar 4.7 Tampilan Software Packet Tracer 5.0 ......................................... 102

Gambar 4.8 Proses Pemilihan Switch pada Packet Tracer 5.0 ........................ 103

Gambar 4.9 Proses Pemilihan Fiber Optic pada Packet Tracer 5.0 ................. 104

Gambar 4.10 Proses Pemilihan Device PC Generic pada Packet Tracer 5.0 ... 105

Gambar 4.11 Proses Pemilihan UTP Copper Straight-Trough

pada Packet Tracer 5.0 ............................................................. 106

Gambar 4.12 Proses Simulasi Fiber Optic pada Packet Tracer 5.0 ................. 107

xiv

Page 15: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jaringan Komputer Berdasarkan Area .............................................. 10

Tabel 3.1 Pengurus IAIN dan Fakultas pada saat peresmian menjadi IAIN ..... 66

Tabel 3.2 Pimpinan ADIA/IAIN/UIN Jakarta (Lintasan Sejarah) .................... 75

Tabel 4.1 Perbandingan Kecepatan antara FO dengan Wireless ....................... 91

Tabel 4.2 Perbandingan Harga Antara FO dengan Wireless ............................ 92

Tabel 4.4 Perbandingan Perawatan Fiber Optic dengan Wireless ..................... 94

xv

Page 16: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi sistem informasi sekarang ini semakin

cepat berkembang, termasuk dalam bidang pendidikan. Sehingga untuk

dapat memenuhi kebutuhan perkembangan sistem informasi sekarang ini,

diperlukan proses yang lebih cepat dan efesien dalam memberikan dan

meningkatkan pelayanan.

Teknologi sistem informasi sekarang ini menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari berbagai bidang, Mulai dari bidang ekonomi dengan

e-bussines, bidang pemerintahan dengan e-government, bidang pendidikan

dengan e-learning, dan masih banyak bidang-bidang lainnya yang sangat

tergantung dengan teknologi sistem informasi.

Sejalan dengan kemajuan teknologi sistem informasi, terutama

dibidang pendidikan, karena itulah Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta telah membangun dan mengembangkan teknologi

informasi yang terealisasikan dalam Sistem Informasi Perguruan Tinggi

(SIMPERTI). Dalam memanfaatkan dan merealisasikan simperti, maka

dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang dapat membantu kinerja dari

sistem simperti.

1

Page 17: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

2

Di dalam merealisasikan dan memanfaatkan Sistem Informasi

Perguruan Tinggi ( SIMPERTI ), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah telah membangun infrastruktur jaringan yang dapat

merealisasikan sistem SIMPERTI tersebut. Akan tetapi dengan seiringnya

waktu berjalan banyak berbagai macam gangguan yang sering ditemui

terutama dalam sistem jaringan yang menghubungkan gedung fakultas III

sebagai pusat jaringan / Network Operation Center ( NOC ) dengan kampus II,

yang sekarang ini infrastrukturnya memanfaatkan fasilitas wireless

bridge.

Permasalahan yang menjadi hambatan itu terjadi pada perangkat

wireless, seperti gangguan perubahan cuaca yang mengakibatkan

terputusnya koneksi dari kampus I dengan kampus II, sambaran petir yang

mengakibatkan rusaknya perangkat wireless, Kendala lainnya yang

mempengaruhi transmisi adalah backbone UTP yang cukup panjang dari

distributor di lantai 1 ke radio (wireless) yang berada di roof gedung

syahida, sementara distributor yang berada dilantai 1 merupakan distributor

fiber optic ke setiap gedung di kampus 2 yang menyebabkan pada saat

puncak akan menjadi kemacetan (bottleneck) dari distributor ke wireless.

Dalam segi perawatan (maintenance) koneksi dengan menggunakan wireless

memerlukan perawatan (maintenance) yang cukup berat dikarenakan

wireless yang berada di atas gedung menjadi rentan terkena petir.

Page 18: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

3

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan

dibahas dalam skripsi ini adalah :

a. Mengatasi masalah yang sering terjadi berupa :

- Terputusnya (Disconection) jaringan dari NOC ke kampus II akibat

wireless yang rusak tersambar petir

- Lambatnya transmisi data

- Kesulitan dalam perawatan (memaintenance) wireless

b. Membangun dan mengembangkan infrastruktur jaringan yang

menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / Network

Operation Center ( NOC ) dengan kampus II yang terpusat di wisma

syahida dengan menggunakan media transmisi fiber optic, yang

diajukan penulis sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan yang

sekarang ini terjadi.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulis hanya membahas

tentang :

a. Pengembangan infrastruktur jaringan yang menghubungkan gedung

fakultas III sebagai pusat jaringan / Network Operation Center

( NOC) dengan kampus II yang terpusat di wisma syahida dari mulai

permasalahan yang terjadi sampai cara mengantisipasi permasalahan

tersebut.

Page 19: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

4

b. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur jaringan ini meliputi

perubahan dari wireless menjadi fiber optic (FO) dan perangkat yang

mendukungnya.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui infrastruktur jaringan yang digunakan oleh

Universitas Islam Negeri Jakarta.

b. Untuk mengatasi masalah yang selama ini sering terjadi seperti yang

sudah diuraikan dirumusan masalah.

c. Untuk merealisasikan pembangunan dan pengembangan infrastruktur

jaringan yang menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat

jaringan / Network Operation Center (NOC) dengan kampus II yang

terpusat di wisma syahida.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dalam melakukan penelitian ini adalah:

a. Bagi Penulis

- Mengetahui konsep dari pembangunan dan pengembangan

infrastruktur jaringan yang menghubungkan gedung fakultas III

sebagai pusat jaringan / Network Operation Center (NOC) dengan

kampus II yang terpusat di wisma syahida di Universitas Islam

Negeri Jakarta

Page 20: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

5

b. Bagi Universitas :

- Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap infrastruktur

jaringan yang digunakan.

- Dapat meningkatkan kinerja sistem jaringan, dan dapat

memperkecil semua masalah dan hambatan yang terjadi sekarang

ini.

b. Bagi Pemakai

- Mengefisienkan kinerja staf – staf yang terkait di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

- Mengefisienkan kinerja rekan-rekan karyawan di tiap-tiap fakultas

yang terkait.

1.6 Metode Penelitian dan Pengembangan

1.6.1 Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian

Pengembangan Infrastruktur Jaringan Network Operation Center

(NOC) pada Gedung Fakultas III dengan Kampus II UIN Jakarta ini

adalah :

a. Studi Pustaka

Pengumpulan data yang bersumber dari berbagai buku yang

menjadi referensi, pedoman penulisan penelitian, skripsi atau

diktat yang menunjang permasalahan yang tidak didapat dalam

penelitian.

Page 21: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

6

b. Metode Observasi

Pengumpulan data dan informasi dengan mengambil data serta

dokumentasi di Network Operation Center (NOC) UIN Jakarta,

dan melakukan pengecekan ulang terhadap infrastruktur jaringan

yang menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan

/ Network Operation Center (NOC) dengan kampus II yang

terpusat di Wisma Syahida

c. Metode Wawancara

Penulis melakukan wawancara untuk mendapatkan data dan

informasi yang berkaitan dengan infrastruktur jaringan network

operation center fakultas III dengan kampus II. Serta

permasalahan atau kendala apa saja yang terjadi.

d. Metode Explorasi

Penulis melakukan explorasi ini, melalui internet sebagai bahan

tambahan sekaligus rujukan dalam rangka mendapatkan referensi

terbaru dan acuan untuk melengkapi penulisan skripsi.

1.6.2 Metode Pengembangan

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan metode

pengembangan dengan menggunakan metode network development

life cycle (NDLC).

Page 22: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

7

1.7 Sistematika Penulisan

Secara garis besar, skripsi ini terbagi atas lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan secara singkat teori yang berkaitan

dengan pengembangan infrastruktur jaringan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian

yang digunakan dalam pengembangan infrastruktur jaringan

gedung fakultas III network operation center (NOC) dengan

kampus II universitas islam negeri jakarta

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pada bab ini menjelaskan dan menguraikan dari analisis sampai

perancangan pengembangan infrastruktur jaringan Network

Operation Center (NOC) pada gedung fakultas III dengan

kampus II UIN jakarta.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan,

dan juga berisi saran-saran perbaikan yang berhubungan dengan

masalah yang dibahas.

Page 23: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Jaringan Komputer

Menurut definisi, yang dimaksud dengan jaringan komputer

(computer networks) adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah

komputer autonomous. Dalam bahasa yang populer dapat dijelaskan

bahwa jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan

perangkat lain seperti printer, hub, dan sebagainya) yang saling terhubung

satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini bisa berupa

media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel). Informasi berupa data

akan mengalir dari satu komputer ke komputer lainnya atau dari satu

komputer ke perangkat yang lain, sehingga masing-masing komputer yang

terhubung tersebut bisa saling bertukar data atau berbagi perangkat keras.

(Sofana, 2008 : 3)

Jaringan komputer merupakan gabungan antara teknologi

komputer dan teknologi telekomunikasi. Gabungan teknologi ini

melahirkan pengolahan data yang dapat didistribusikan, mencangkup

pemakaian database, sofware aplikasi dan peralatan hardware secara

bersamaan, sehingga penggunaan komputer yang sebelumnya hanya

berdiri sendiri, kini telah diganti dengan sekumpulan komputer yang

8

Page 24: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

9

terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan

tugasnya, sistem seperti inilah yang disebut jaringan komputer (computer

network). (Sofandi, 2008 : 2)

2.2 Pengelompokkan Jaringan Komputer

2.2.1 Jaringan Komputer Berdasarkan Area

a. Local Area Network (LAN)

Local Area Network adalah jaringan lokal yang dibuat pada

area tertutup. Misalkan dalam satu gedung atau dalam satu

ruangan. Kadangkala jaringan lokal disebut juga jaringan

privat. LAN biasa digunakan untuk jaringan kecil yang

menggunakan resource bersama-sama, seperti penggunaan

printer secara bersama, menggunakan media penyimpanan

secara bersama. (Sofana, 2008 : 4)

b. Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network menggunakan metode yang sama

dengan LAN namun daerah cakupannya lebih luas. Daerah

cakupan MAN bisa satu RW, beberapa kantor yang berada

dalam komplek yang sama, satu kota, bahkan satu provinsi.

Dapat dikatakan MAN merupakan pengembangan dari LAN.

(Sofana, 2008 : 4)

Page 25: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

10

c. Wide Arew Network (WAN)

Wide Area Network cakupannya lebih luas dari pada MAN.

Cakupan WAN meliputi satu kawasan, satu negara, satu

pulau, bahkan satu benua. Metode yang digunakan WAN

hampir sama dengan yang digunakan LAN dan MAN.

(Sofana, 2008 : 4)

d. Internet

Internet adalah interkoneksi jaringan-jaringan komputer yang

ada di dunia. Sehingga cakupannya sudah mencapai satu

planet, bahkan tidak menutup kemungkinan mencakup antar

planet. Koneksi antar jaringan komputer dapat dilakukan

berkat dukungan protokol yang khas, yaitu internet protokol

(IP). (Sofana, 2008 : 5)

Tabel di bawah dapat digunakan untuk sekedar memberikan

gambaran berapa kira-kira luas area LAN, MAN, WAN, dan

Internet.

Tabel 2.1 Jaringan Komputer Berdasarkan Area

Jarak /cakupan (meter) Contoh Jenis

10 s/d 100 Ruangan LAN

100 s/d 1000 Gedung LAN

1000 s/d 10.000 Kampus LAN

10.000 s/d 100.000 Kota MAN

100.000 s/d 1.000.000 Negara WAN

1.000.000 s/d 10.000.000 Benua WAN

> 10.000.000 Planet Internet

Page 26: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

11

2.2.2 Jaringan Komputer Berdasarkan Media Penghantar

a. Wire Network

Wire Network adalah jaringan komputer yang menggunakan

kabel sebagai media penghantar. Jadi, data mengalir pada

kabel. Kabel yang umum digunakan pada jaringan komputer

biasanya menggunakan bahan dasar tembaga. Ada juga jenis

kabel lain yang menggunakan bahan sejenis fiber optic atau

serat optik. Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada

LAN. Sedangkan untuk MAN atau WAN menggunakan

gabungan kabel tembaga dan serat optik. (Sofana, 2008 : 6)

b. Wireless Network adalah jaringan tanpa kabel yang

menggunakan media penghantar gelombang radio atau

cahaya infrared. Saat ini sudah semakin banyak outlet atau

lokasi tertentu yang menyediakan layanan wireless network.

Sehingga pengguna dapat dengan mudah melakukan akses

internet tanpa kabel. Frequensi yang digunakan pada radio

untuk jaringan komputer biasanya menggunakan frequensi

tinggi, yaitu 2.4 GHz dan 5.8GHz. sedangkan penggunaan

infrared umumnya hanya terbatas untuk jenis jaringan yang

hanya melibatkan dua buah komputer tidak sepopuler

gelombang radio. (Sofana, 2008 : 6)

Page 27: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

12

2.2.3 Jaringan Komputer Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya jaringan komputer dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu :

a. Client Server

Client Server adalah jaringan komputer yang salah satu

(boleh lebih) komputer difungsikan sebagai server atau induk

bagi komputer lain. Server melayani komputer lain yang

disebut client. Layanan yang diberikan biasanya berupa akses

web, e-mail, file, atau yang lain. Client server banyak dipakai

pada internet. Namun LAN atau jaringan lain bisa

mengimplementasikan client server. Hal ini sangat

bergantung peda kebutuhan masing-masing. (Sofana, 2008:6)

b. Peer to peer

Peer to peer adalah jaringan komputer di mana setiap

komputer bisa menjadi server sekaligus client. Setiap

komputer dapat menerima dan memberikan access dari/ke

komputer lain. Peer to peer banyak diimplementasikan pada

LAN. Walaupun dapat juga diimplementasikan pada MAN,

WAN, namun hal ini kurang lazim. Salah satu alasannya

adalah masalah manajemen dan security. (Sofana, 2008 : 6) Pada

model ini semua komputer atau mesin yang terhubung

mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama. Dalam hal ini

tidak ada komputer yang menjadi pengendali utama.

Page 28: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

13

Setiap host dalam model ini dapat menawarkan layanan ke

peer lain dan juga dapat mengambil layanan dari peer lain.

Model ini cocok untuk jaringan kecil. Fasilitas yang tersedia

untuk model ini adalah berbagi file dan berbagi printer serta

piranti lainnya. (http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008).

2.3 Topologi Jaringan Komputer

Topologi adalah suatu aturan/rules bagaimana menghubungkan

komputer (node) satu sama lain secara fisik dan pola hubungan antara

komponen-komponen yang berkomunikasi melalui media/peralatan

jaringan, seperti : server, workstation, hub/switch, dan pengkabelannya

(media transmisi data). Ketika kita memutuskan untuk memilih suatu

topologi maka kita perlu mengikuti beberapa spesifikasi tertentu. (Sofana,

2008 : 7)

Ada dua jenis topologi, yaitu physical topology (topologi fisik)

dan logical topology (topologi logika). Topologi fisik berkaitan dengan

layout atau bentuk jaringan, seperti bagaimana memilih perangkat dan

melakukan instalasi perangkat jaringan. Sedangkan topologi logika

berkaitan dengan bagaimana data mengalir didalam topologi fisik. Jika

topologi fisik bagaikan tubuh maka topologi logika dapat diibaratkan

seperti darah yang mengalir dalam tubuh. (Sofana, 2008 : 7)

Ada tiga topologi utama yang menjadi dasar bagi topologi yang

lain, (Sofana, 2008 : 7) yaitu :

Page 29: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

14

- Bus

- Ring

- Star

Ada juga yang berpendapat lain bahwa topologi utama untuk LAN ada 5

buah, (Sofana, 2008 : 7) yaitu :

- Bus

- Ring

- Star

- Tree

- Mesh

2.3.1 Topologi Bus

Topologi bus sering juga disebut daisy chain atau ethernet bus

topologies. Sebutan terakhir diberikan karena pada topologi bus

digunakan perangkat jaringan atau network interface card (NIC)

bernama ethernet. Jaringan yang menggunakan topologi bus dapat

dikenali dari penggunaan sebuah kabel backbone (kabel utama)

yang menghubungkan semua peralatan jaringan (device). Karena

kebel backbone menjadi satu-satunya jalan bagi lalu lintas data

maka apabila kabel backbone rusak atau terputus akan

menyebabkan jaringan mati total. (Sofana, 2008 : 9)

Topologi Bus merupakan topologi yang cukup sederhana. Setiap

terminal terhubung ke media sebuah media kabel tunggal, sehingga

Page 30: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

15

topologi ini lebih hemat dalam pengkabelannya. Kabel yang

digunakan antara lain RG 58, RG 11, dan RG 8.

(http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008).

Kelebihan dari topologi Bus adalah :

1. Layout kabel sederhana.

2. Pengembangannya cukup mudah.

3. Tidak membutuhkan kendali pusat.

4. Penambahan atau pengurangan terminal dapat dilakukan tanpa

mengganggu operasi yang sedang berjalan.

Kekurangan topologi Bus adalah :

1. Deteksi dan isolasi kesalahan terbatas.

2. Kepadatan lalu lintas padat.

3. Keamanan data kurang terjamin.

4. Kecepatan akan menurun apabila pengguna bertambah banyak.

2.3.2 Topologi Ring

Topologi ring sangat berbeda dengan topologi bus. Sesuai dengan

namanya, jaringan yang menggunakan topologi ini dapat dikenali

dari kabel bakcbone yang membentuk cincin. Setiap komputer

terhubung dengan kabel backbone. Setelah sampai pada komputer

terakhir maka ujung kabel akan kembali dihubungkan dengan

komputer pertama. (Sofana, 2008 : 21)

Page 31: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

16

Topologi Ring merupakan topologi yang setiap terminal yang

terhubung dengan kabel akan memebentuk cincin atau lingkaran.

(http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008).

Kelebihan dari topologi Ring adalah :

1. Hemat kabel.

2. Tidak perlu penanganan bundel kebel secara khusus.

3. Dapat melayani lalu lintas yang padat.

Kekurangan topologi Ring adalah :

1. Peka kesalahan

2. Pengembangan jaringan lebih kaku.

3. Kerusakan pada media atau terminal dapat melumpuhkan

seluruh jaringan.

4. Lambat karena menunggu giliran token.

Cara kerja topologi ring dapat dijelaskan secara sederhana sebagai

berikut (Sofana, 2008 : 22):

Apabila sebuah node ingin mengirim data maka node tersebut

harus menunggu kehadiran token bebas. Token yang sampai di

node pengirim kemudian ”ditempel” data yang akan dikirim.

Selanjutnya data mengalir ke node penerima. Node lain tidak dapat

mengirim data karena token sudah ”tidak bebas”. Setelah sampai di

node penerima, data di-copy-kan dan data mengalir kembali hingga

Page 32: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

17

ke node pengirim. Kemudian data ”dimusnahkan”dan token

kembali ”bebas”.

Token dapat diibaratkan seperti sebuah kereta api yang berjalan

pada rel dan berhenti disetiap stasiun. Penumpang dapat naik

kereta api dan kemudian kereta berangkat ke stasiun tujuan.

Setelah tiba penumpang turun dan kereta melanjutkan perjalanan

kembali. Walaupun ilustrasi ini tidak 100% cocok dengan kondisi

sebenarnya, namun mudah-mudahan bisa memberikan gambaran

umum bagaimana topologi ring bekerja.

Hal yang menarik dari topologi ring adalah bagaimana data

mengalir pada media transmisi data. Data mengalir dari satu arah,

bisa searah jarum jam atau sebaliknya. Data mengalir dari satu

node (komputer) ke node lainnnya hingga mencapai tujuan dan

kembali ke node asal. Karena data mengalir satu arah artinya tidak

akan pernah terjadi tabrakan data. Sehingga kecepatan transfer data

relatif stabil. Setiap komputer mendapat giliran megirim data

secara adil. Mekanisme inilah yang disebut dengan token passing

scheme. Jadi, pada topologi ring tidak ada yang namanya collision

detection karena tidak akan pernah terjadi “tabrakan data”. Selain

itu pengiriman data dilakukan tanpa menggunakan alamat

broadcast. Token akan mengalir setiap saat dalam lingkaran

tertutup cincin hingga sebuah node menempelkan data untuk

Page 33: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

18

dikirim. Dalam praktinya, adakalanya node lost atau “hilang”. Jika ini

terjadi maka jaringan akan lumpuh total.

Walaupun topologi ring telah dicoba oleh beberapa vendor

komputer dengan banyak variasi, namun IBM diakui sebagai

pelopor jaringan topologi ring dengan model jaringan yang disebut

IBM token Ring. IBM Token ring telah menjadi standar yang

disebut IEEE 802.5.

Instalasi topologi ring relatif lebih sulit dibandingkan dengan bus.

Selain itu, menambah atau mengurangi node pun relatif sukar.

Setiap node memerlukan tepat dua node ”tetangganya” agar

komunikasi data dapat berjalan. Apabila kabel terputus atau ada

node yang rusak maka jaringan akan lumpuh.

Beberapa karakteristik jaringan topologi ring antara lain (Sofana,

2008 : 23) :

- menggunakan sebuah kabel backbone untuk transmisi data.

- Kabel yang digunakan berjenis twisted pair.

- Ujung-ujung kabel backbone akan dihubungkan dengan node

pertama sehingga membentuk cincin atau lingkaran tertutup.

- Jika kabel putus atau node rusak/crash maka jaringan akan

lumpuh.

- Pengiriman data menggunakan metode token passing sceme

dan dilakukan becara bergantian pada satu arah saja.

Page 34: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

19

- Tidak pengiriman pesan ke alamat broadcast sehingga tidak

terjadi ”banjir data” atau collision (tabrakan data), jadi

performa jaringan relatif stabil.

- Rumit dan relatif mahal jika diimplementasikan pada jaringa

kecil.

2.3.3 Topologi Star

Topologi star dikenali dengan keberadaan sebuah sentral berupa

hub yang menghubungkan semua node. Setiap node menggunakan

sebuah kabel UTP atau STP yang dihubungkan dari ethernet card

ke hub. Banyak sekali jaringan rumah, sekolah, pertokohan,

laboratorium, dan kantor yang menggunakan topologi ini. Topologi

star tampaknya yang paling populer di antara semua topologi yang

ada. (Sofana, 2008 : 31)

Pada awal kemunculannya, topologi star tidak lebih baik

dibandingkan token ring. Hub yang masih digunakan akan

menyebarkan data kesemua komputer, walaupun komputer-

komputer tersebut bukan komputer penerima. Metode pengiriman

data masih sama dengan topologi bus. Baik bus maupun star sama-

sama menggunakan metode CSMA/CD. Jadi, bisa dibayangkan

betapa ”sibuk” dan ”ramainya” lalu lintas data saat sebuah

komputer sedang mengirim data. (Sofana, 2008 : 31)

Page 35: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

20

Untuk mengatasi kendala tersebut, dibuatlah perangkat pengganti

hub bernama switch. Switch lebih cerdas dibandingkan dengan

hub. Switcht dapat mempelajari alamat hadrware setiap ethernet

card pada jaringan. Ketika sebuah komputer mengirim data maka

switch akan mengatur agar hanya komputer tujuan saja yang akan

dikirim data. Komputer-komputer yang lain tidak akan dikirim

data. Switch juga dapat mengatur pemakaian media jaringan. Pada

satu saat, hanya sebuah komputer saja yang diizinkan

menggunakan media untuk pengiriman data. Sehingga kecepatan

maksimal dapat dicapai. (Sofana, 2008 : 31)

Cara kerja topologi star mirip dengan bus. Yang membedakan

hanyalah keberadaan hub atau switch sebagai sentral. Karena setiap

node terhubung dengan hub, manakala ada kabel atau segmen yang

putus, tidak akan menyebabkan jaringan lumpuh. Hanya segmen

itu saja yang putus. (Sofana, 2008 : 32)

Beberapa karakteristik jaringan topologi star antara lain (Sofana,

2008 : 32) :

- Menggunakan sentral berupa hub atau switch.

- Kabel yang digunakan berbentuk coaxial, UTP dan STP yang

menghubungkan masing-masing node dengan hub.

Page 36: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

21

- Jika salah satu segmen kabel putus satu atau lebih node crash

maka hanya segmen ini saja yang lumpuh, sementara jaringan

tetap dapat berfungsi.

- Jika hub atau sentral rusak maka jaringan akan lumpuh.

- Pengiriman data menggunakan metode CSMA/CD (Carrier

Sense Multi Access/Collision Detection) baseband.

- Data mengalir pada sebuah kabel secara ”bolak-balik”.

- Sering terjadi banjir data” dan collision (tabrakan data)

sehingga menurunkan performa jaringan. Namun, hal ini

dapat di antisipasi oleh switch yang dapat mengatur lalu

lintas data sehingga kecepatan maksimal dapat dicapai.

- Relatif lebih mahal dibandingkan topologi bus, namun proses

instalsi mudah dan cocok diimplementasikan pada jaringan

berskala kecil maupun besar.

Jaringan topologi star disebut sebagai 10BASE-T. Kecepatan data

maksimal sekitar 10 Mbps. Dengan munculnya versi ethernet card

yang mendukung kecepatan 100 Mbps (Fast ethernet atau

100BASE-TX) hingga 1000 Mbps (Gigabit ethernet atau

1000BASE-T), ditambah pula dengan dukungan switch yang

sesuai, maka topologi star telah menjadi pilihan terbaik bagi

hampir semua kebutuhan pemakai jaringan. (Sofana, 2008 : 33)

Page 37: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

22

Topologi star memerlukan sebuah terminal pusat sebagai pusat

kendali, sehingga setiap terminal yang ada akan terhubung dengan

terminal tersebut. (http://leogandawijaya.wikipedia.org, 2008).

Kelebihan dari topologi Star adalah :

1. Pemasangan kabel mudah.

2. Penambahan atau pengurangan terminal sangat mudah.

3. Tidak mengganggu beban jaringan yang lain.

4. Memudahkan deteksi dan isolasi kesalahan.

5. Memudahkan pengelolaan jaringan.

Kekurangan dari topologi Star adalah :

1. Boros kabel.

2. Perlu penanganan khusus bundel kabel.

3. Karena terpusat maka hub akan menjadi eleven yang kritis.

2.3.4. Topologi Tree

Topologi tree disebut juga topologi star-bus atau star/bus hybrid.

Topologi tree merupakan gabungan beberapa topologi star yang

yang dihubungkan dengan topologi bus. Topologi tree digunakan

untuk menghubungkan beberapa LAN dengan LAN lain.

Hubungan antar LAN dilakukan via hub. Masing-masing hub dapat

dianggap sebagai akar (root) dari masing-masing pohon (tree).

Topologi tree dapat mengatasi kekurangan topologi bus yang

Page 38: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

23

disebabkan persoalan broadcast traffi, dan kekurangan topologi

star yang disebabkan oleh keterbatasan kapasitas port hub. (Sofana,

2008 : 52)

Topologi tree merupakan variasi dari topologi star. Seperti

topologi star, terminal dalam tree dihubungkan ke central hub yang

mengendalikan lalu lintas jaringan. Tetapi tidak semua terminal

terhubung ke central hub. Pertama, ini memungkinkan terminal

yang terhubung ke central hub lebih banyak, dan menambah jarak

jangkauan sinyal. Kedua, dimungkinkan melakukan isolasi dan

prioritas komunikasi dari komputer lain. Hal ini terjadi karena

pemasangan beberapa hub secara cascade menyebabkan terminal

yang terhubung di hub terbawah akan memiliki prioritas

(bandwidth) paling kecil. (http://leogandawijaya. wikipedia.org,

2008).

Kelebihan dari topologi Tree adalah :

1. Pemasangan kabel mudah.

2. Penambahan atau pengurangan terminal sangat mudah.

3. Tidak mengganggu beban jaringan yang lain.

4. Memudahkan deteksi dan isolasi kesalahan.

5. Memudahkan pengelolaan jaringan.

6. Ada penambahan secondary hub

Kekurangan dari topologi Tree adalah :

1. Boros kabel.

Page 39: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

24

2. Perlu penanganan khusus bundel kabel.

3. Karena terpusat maka hub akan menjadi eleven yang kritis.

2.3.5 Topologi Mesh

Topologi mesh dapat dikenali dengan hubungan point to point atau

satu-satu ke setiap komputer. Setiap komputer terhubung

kekomputer lain melalui kabel, bisa menggunakan kabel coaxial,

twisted pair, bahkan serat optik. Topologi mesh sangat jarang

diimplementasikan. Selain rumit juga boros kabel. Apabila jumlah

komputer semakin banyak maka instalasi kabel jaringan akan

semakin rumit juga. Topologi mesh cocok digunakan pada jaringan

yang sangat kritis. (Sofana, 2008 : 54)

Topologi mesh melibatkan teknik pengiriman data yang lazim

diterapkan pada router. Jika data dikirim pada jaringan mesh maka

komputer akan menentukan route mana yang akan ditempuh.

Hanya salah satu route saja yang digunakan walaupun tersedia

kabel atau rute yang lain. Saat ini sudah banyak orang yang

mengimplemantasikan jaringan wireless atau WLAN. WLAN

merupakan contoh penerapan topologi mesh. Hanya saja media

yang digunakan berupa gelombang elektromagnetik, bukan kabel.

Sebagian ahli menyebutkan bahwa topologi mesh sebenarnya

termasuk dalam kategori point to point. Karena data dapat

langsung dikirim ke komputer tujuan tanpa harus melibatkan

Page 40: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

25

komputer lain. Hanya saja bentuk jaringannya rumit. Namun,

ketika salah satu kabel putus maka pengiriman data akan melalui

rute lain. Sehingga mesh tidak cocok dikelompokkan dalam

kategori point to point. Oleh sebab itu, ada pula ahli komputer

yang menyebutkan mesh termasuk dalam kategori ”non permanent

point to point”. (Sofana, 2008 : 55)

Topologi mesh untuk setiap terminal memiliki jalur khusus point-

to-point ke terminal lainnya. Dikatakan jalur khusus, karena jalur

itu memang hanya digunakan untuk mentransfer data antara kedua

terminal. (http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008).

Kelebihan dari topologi Mesh adalah :

1. Minimnya masalah lalu lintas jaringan karena penggunaan jalur

khusus.

2. Handal.

3. Kerusakan suatu jalur tidak akan mengganggu keseluruhan

sistem.

4. Privasi dan keamanan terjamin, karena data tidak akan melalui

komputer lain.

5. Identifikasi dan isolasi kerusakan lebih mudah dilakukan.

Kekurangan dari topologi Mesh adalah :

1. Pengkabelan yang rumit.

2. Membutuhkan biaya besar.

3. Jumlah I/O port yang dibutuhkan.

Page 41: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

26

Topologi adalah hal yang penting dari desain suatu jaringan.

Jaringan yang baik dapat dibuat manakala kita memiliki

pengetahuan yang memadai tentang peralatan jaringan, media

transmisi, teknik instalasi, yang semuanya tercakup dalam

materi topologi.

2.4 Model OSI

Osi Reference Model for open networking atau model referensi

jaringan terbuka OSI adalah sebuah model arsitektur jaringan yang

dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization

(ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari

Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan “model tujuh

lapis OSI” (OSI sevel layer model). (Sofana, 2008:79)

Model OSI disebut untuk mengatasi berbagai kendala

internetworking akibat perbedaan arsitektur dan protokol jaringan. Dahulu,

komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda sangat sulit

dilakukan. Masing-masing vendor menggunakan protokol dan format yang

berbeda-beda. Sehingga Intenazional Organization for Stadardization

(ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open

System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk

menghubungkan komputer-komputer dari vendor yang berbeda. (Sofana,

2008 : 79)

Page 42: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

27

Salah satu fungsi terpenting dari spesifikasi OSI adalah

membantu terjadinya trasfer data antar host yang berbeda. Sebagai contoh,

model OSI memungkinkan terjadinya transfer data di antara komputer

yang menggunakan Unix dam PC atau Mac. (Lammle, 2005 : 9)

OSI bukanlah suatu model yang berbentuk fisik melainkan

sebuah panduan bagi pembuat aplikasi agar bisa membuat dan

mengimplementasikan apliksi yang bisa berjalan di jaringan. OSI juga

menyediakan sebuah kerangka kerja untuk menciptakan dan

mengimplementasikan standar-standar networking, peralatan, dan skema

internetworking. (Lammle, 2005 : 9)

Tujuan OSI adalah untuk memungkinkan komputer dan

perangkat lunak yang terkait dan sarana pendukungnya berkomunikasi

dalam suatu sarana yang tersusun melalui berbagai jaringan

telekomunikasi. (Subiyantoro, 1996 :150)

OSI terdiri atas tujuh layer (lapisan) yang terjadi menjadi dua

group. Tiga layer teratas mendefinisikan bagaimana aplikasi-aplikasi

berkomunikasi satu sama lain dan bagaimana aplikasi berkomunikasi

dengar user. Empat layer dibawahnya mendefinisikan bagaimana data

dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Gambar 2.1 memperlihatkan

ketiga layer teratas (untuk selanjutnya disebut “upper layer”) dan

Page 43: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

Application

Presentation

Session

Transport

Network

Data link

Physical

28

fungsinya, dan gambar 2.2 memperlihatkan empat layer dibawahnya

(selanjutnya disebut “lower layer”) beserta fungsinya. Gambar 2.1

memperlihatkan bahwa pengguna berhubungan dengan komputer pada

application layer di mana layer ini juga bertanggung jawab dalam

komunikasi aplikasi antar host. Perlu diingat bahwa upper layer sama

sekali tidak mengetahui masalah network atau pengalamatan network

karena masalah ini ditangani oleh lower layer. (Lammle, 2005 : 10)

• Menyediakan user interface

• Menyediakan data

• Menangani pemrosesan seperti enkripsi

• Menjaga agar data dari masing-masing aplikasi tetap terpisah

Gambar 2.1 Upper layer (layer atas) (Lammle, 2005 : 10)

Pada gambar 2.2 terlihat bahwa empat layer bawah (lower layer)-lah yang

mendefinisikan bagaimana data dilewatkan melalui kabel atau melalui

switch dan router. Lower layer ini juga menentukan bagaimana

membangun kembali arus data yang berasal dari sumber aplikasi ke

aplikasi di host tujuan. (Lammle, 2005 : 10)

Page 44: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

Transport

Network

Data Link

Physical

29

Beberapa alat network yang beroperasi pada semua layer OSI diantaranya:

- network management stations (NMS)

- server web dan aplikasi

- gateways (bukan default gateway)

- host network

pada dasarnya ISO bisa dianalogikan seperti Emily Post-nya dunia

protokol network. (Emily Post adalah tokoh abad 19 yang merumuskan

standar-standar etika hubungan sosial di amerika). Seperti Emily Post yang

menulis buku yang menetapkan standar atau protokol untuk interaksi

sosial manusia, ISO membuat referensi model OSI sebagai panduan untuk

protokol network yang bersifat terbuka. Mendefinisikan tata cara dari

model komunikasi, dewasa ini OSI tetap menjadi alat pembandingan yang

paling populer untuk protokol-protokol network. (Lammle, 2005 : 11)

• Menyediakan baik metode pengiriman yang dapat diandalkan maupun tidak Melakukan perbaikan kesalahan sebelum pengiriman

• Menyediakan pengalamatan secara logical, yang digunakan oleh router untuk menentukan rute

• Menggabungkan paket menjadi byte dan byte menjadi frame Menyediakan akses ke media menggunakan alamat MAC Melakukan pendeteksian kesalahan, bukan pembetulan

• Memindahkan bit antar alat

• Menspesifikasikan tegangan (volt), kecepatan kabel (wire speed) dan susunan pin dalam kabel.

Gambar 2.2 Lower layer (layer bawah) (Lammle, 2005 : 11)

Page 45: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

30

Model referensi OSI terdiri atas tujuh layer, yaitu :

- Layer Application

- Layer Presentation

- Layer Session

- Layer Transport

- Layer Network

- Layer Data Link

- Layer Physical

Application

Presentation

Session

Transport

Network

Data Link

Phisical

• File, cetak (print), Message, databse, dan layanan aplikasi

• Enkripsi data, kompresi dan layanan penerjemah

• Dialog control

• Koneksi ujung ke ujung (end to end)

• Routing

• Grouping data secara logika (framing)

• Topologi fisiks

Gambar 2.3 Fungsi Layer (Lammle, 2005 : 12)

Page 46: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

31

2.4.1 Layer Aplication

Layer Application pada model OSI merupakan tempat

dimana user berinteraksi dengan computer. Layer ini sebenarnya

hanya berperan ketika dibutuhkan akses ke network. Sebagai

contoh program internet explorer. Anda bisa membuang semua

komponen networking dari sistem seperti TCP/IP, kartu NIC dan

sebagainya. Anda masih tetap bias menggunakan internet explorer

(IE) untuk melihat dokumen lokal HTML, tidak ada masalah! Tapi

semua akan berubah menjadi kacau ketika anda mencoba sesuatu

yang lain seperti melihat dokumen HTML yang harus diambil

dengan HTTP atau mengambil file dengan FTP. Hal ini terjadi

karena IE harus memberikan umpan balik terhadap perminataan

tersebut dengan moncoba mengakses layer application. Yang

sebenarnya terjadi di sini adalah layer application bertindak

sebagai interface antara program struktur layer, dengan layer

berikut di bawahnya. Ini dilakukan dengan menyediakan beberapa

cara bagi aplikasi tersebut untuk mengirim informasi ke layer

bahwa melalui susunan protokol tersebut. Dengan kata lain, IE

tidaklah berada pada layer application, tapi IE berfungsi sebagai

interface dengan protocol layer application ketika IE

membutuhkan sumber daya remote.

Page 47: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

32

Selain itu, layer application juga bertanggung jawab

untuk mengidentifikasikan dan memastikan keberadaan partner

komunikasi yang dituju cukup tersedia.

Tugas ini sangatlah penting karena komunikasi komputer

terkadang membutuhkan lebih dari sumber daya sebuah PC. Sering

kali layer application menggabungkan komponen komunikasi yang

berasal dari beberapa aplikasi network. Sebagai contoh yang sering

digunakan adalah file transfer dan email seperti hanya juga remote

access, aktivasi manajemen network, proses client/server dan

informasi location. Banyak aplikasi network menyediakan layanan

komunikasi melalui network skala besar, akan tetapi untuk saat ini

dan internetworking di masa mendatang, kebutuhannya telah

berkembang begitu pesat dan akan segera mencapai titik akhir dari

kemampuan network sekarang. (Lammle, 2005 : 12)

2.4.2 Layer Presentation

Layer Presentation, layer ini sesuai dengan namanya,

menyajikan data ke layer application dan bertanggung jawab pada

penerjemahan data dan format kode (program).

Layer ini pada dasarnya adalah penerjemah dan

melakukan fungsi pengkodean dan konversi. Teknik transfer data

yang berhasil adalah dengan mengadaptasi data tersebut ke dalam

format yang standar sebelum dikirimkan. Komputer

Page 48: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

33

dikonfigurasikan untuk menerima format data yan standar atau

generic ini untuk kemudian diubah kembali kebentuk aslinya untuk

dibaca oleh aplikasi bersangkutan (contohnya, EBCDIC ke ASC

II) dengan menyediakan layanan penerjemahan, layer presentation

memastikan agar data yang berhasil dari layer application di satu

komputer dapat dibaca oleh layer application di komputer lain.

(Lammle, 2005 : 12)

Lapisan Presentasi menentukan format data yang dipindahkan

diantara aplikasi dan menawarkan pada program-program aplikasi

serangkaian layanan transformasi data. Presentasi layer

menentukan syntax yang dipergunakan diantara entity aplikasi serta

menyediakan modifikasi seleksi dan subsequent dari representasi

yang dipergunakan. Contoh-contoh dari layanan-layanan khusus

yang bisa ditampilkan pada lapisan ini adalah kompresi dan

enkripsi data. (Stalling, 2001 : 53)

2.4.3 Layer Session

Layer Session bertanggung jawab untuk membentuk,

mengelola, dan kemudian memutuskan session-session antara

layer-layer presentation. Layer session juga menyediakan

koordinasi komunikasi antar sistem-sistem dan mengorganisasi

komunikasinya dengan menawarkan tiga mode berikut : simplex,

Page 49: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

34

half-duplex, dan full duplex. Kesimpulannya, layer session pada

dasarnya menjaga terpisahnya data dari aplikasi yang satu dengan

data dari aplikasi yang lain. (Lammle, 2005 : 14)

Lapisan Session menyediakan mekanisme untuk

mengontrol diaolog diantara aplikasi pada ujung sistem. Pada

beberapa kasus, akan ada sedikit atau tidak diperlukan untuk

layanan lapisan sesi, namun untuk beberapa aplikasi tertentu saja,

service semacam itu diperlukan. Service-service kunci yang

disediakan oleh lapisan sesi adalah sebagai berikut :

- Disiplin dialog (Dialogue discipline): ini bisa dua saluran

simultan (full duplex) atau dua saluran pilihan (half duplex)

- Pengelompokan (Grouping): aliran data bisa ditandai dengan

cara menentukan kelompok data. Sebagai contoh, bila sebuah

toko eceran sedang mentransmisikan data penjualan kepada

suatu kantor cabang di daerah, data dapat ditandai dengan

cara menentukan bagian akhir data penjualan untuk masing-

masing departemen. Hal ini memberi tanda pada host

komputer untuk mnyelesaikan total running untuk

departemen tersebut dan mulai mencacah running baru untuk

departemen berikutnya.

- Recovery: lapisan sesi dapat menyediakan suatu mekanisme

pemeriksaan, agar bila terjadi kegagalan diantara checkpoint,

Page 50: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

35

sesi entity dapat mentransmisikan kembali seluruh data mulai

dari checkpoint terakhir. (Stalling, 2001 : 53)

2.4.4 Layer Transport

Layer Transport melakukan segmentasi dan menyatukan

kembali data yang tersegmentasi tadi menjadi sebuah arus data.

Layanan-layanan yang terdapat di layer transport melakukan baik

segementasi maupun penyatuan kembali data yang tersegmentasi

tersebut (reassembling), dari aplikasi-aplikasi upper-layer dan

menggabungkan ke dalam arus data yang sama. Layanan-layanan

ini menyediakan layanan transportasi dari ujung ke ujung, dan

dapat membuat sebuah koneksi logika antara host pengirim dan

host tujuan pada sebuah internetworking. (Lammle, 2005 : 15)

2.4.5 Layer Network

Layer Network mengelola pengalamatan peralatan,

melacak lokasi peralatan dijaringan, dan menentukan cara terbaik

untuk memindahkan data, artinya layer network harus mengangkut

lalu lintas antar peralatan yang tidak terhubung secara local. Router

(yang adalah peralatan layer 3) di atur di layer network dan

menyediakan layanan routing dalam sebuah internetwork.

(Lammle, 2005 : 21)

Page 51: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

36

2.4.6 Layer Data Link

Layer Data Link menyediakan transmisi fisik dari data

dan menangani notifikasi error, topologi jaringan, dan flow control.

Ini berarti layer ini akan memastikan bahwa pesan-pesan akan

terkirim melalui alat yang sesuai di IAN menggunakan alamat

perangkat keras (hardware address), dan menerjemahkan pesan-

pesan dari layer network menjadi bit-bit untuk dipindahkan oleh

layer physical.

Layer Data lingk melakukan format pada pesan atau data menjadi

pecahan-pecahan yang disebut data frame, dan menambahkan

sebuah header yang terdiri dari alamat perangkat keras tujuan dan

asal. Informasi tambahan ini membentuk semacam kapsul yang

membungkus data asli. (Lammle, 2005 : 24)

2.4.7 Layer Phisical

Layer Physical melakukan dua hal : mengirim bit dan

menerima bit. Bit hanya mempunyai dua nilai, 1 dan 0 kode morse

dengan nilai numeris. Layer physical berkomunikasi langsung

dengan berbagai jenis media komunikasi yang sesungguhnya.

Berbagai jenis media yang berbeda merepresentasikan nilai bit ini

dengan cara yang berbeda, beberapa menggunakan nada audio,

sementara yang lain menggunakan yang disebut state transition

yaitu perubahan tegangan listrik dari rendah ke tinggi dan

Page 52: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

37

sebaliknya. Protokol tertentu diperlukan untuk setiap jenis media

untuk menggambarkan pola bit yang sesuai untuk digunakan,

bagaimana data diubah menjadi sinyal media, dan berbagai kualitas

dari interface media fisik. (Lammle, 2005 : 27)

Lapisan Fisikal mencakup physical interface di antara

device dan aturan bit-bit dilewatkan dari satu ke yang lain. Lapisan

fisikal memiliki empat karakteristik penting, yaitu :

1. Mekanis : Berkaitan dengan property fisik dari interface ke

media transmisi. Biasnya spesifikasinya adalah dari konektor

pluggable yang menggabungkan satu atau lebih signal

conductor, yang disebut sirkuit.

2. Elektir : Berkaitan dengan tampilan bit-bit (misalnya dalam

hal tingkatan-tingakatan voltase serta laju transmisi bit

3. Fungsional : Menentukan fungsi-fungsi yang ditampilkan oleh

sirkuit tunggal dari interface fisikal diantara sebuah sistem

dengan media transmisi.

4. Prosedural : Menentukan rangkaian kejadian dimana arus bit

berpindah melalui medium fisik. (Stalling, 2001 : 50)

Page 53: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

38

2.5 Fiber Optic (FO)

Deskripsi Fisik

Serat Optic sangat tipis sekali, namun memiliki kemampuan

tinggi memandu sebuah sinar optik. Serat optik terbuat dari berbagai jenis

kaca dan plastik. Kerugian terendah dapat diperoleh dengan menggunakan

serat yang terbuat dari ultrapured fused silica. Namun serat ultrapure ini

sulit diproduksi. Ada juga jenis lain yaitu : serat kaca higher-loss

multicomponent yang lebih ekonomis namun masih memberikan kinerja

yang baik. Sedangkan serat plastik sedikit lebih mahal dan bisa

dipergunakan untuk koneksi jarak, dimana tingkat kerugiannya masih

dapat diterima.

Sebuah kabel serat optik memiliki bentuk silindris dan terdiri dari

tiga bagian konsentris, yaitu: inti, cladding, dan selubung. Inti merupakan

bagian terdalam dan terdiri dari satu atau lebih untaian, atau serat, baik

yang terbuat dari kaca maupun plastik, dan bentuknyapun tipis sekali. Inti

memiliki diameter yang berkisar antara 8 samapai 100 µm. Masing-masing

serat dikelilingi oleh cladding, yaitu berupa plastik atau kaca yang

melapisi dan memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan plastik atau kaca

yang berada pada inti. Interface diantara inti dan cladding bertindak

sebagai pemantul untuk menahan cahaya yang akan lepas inti. Lapisan

terluar, yang mengelilingi satu atau beberapa serat bundelan selubung

disebut jacket (pelapis). Pelapis tersusun dari bahan plastik dan lapisan-

Page 54: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

39

lapisan bahan lainnya untuk melindungi terhadap kelembaban, goresan,

jepitan, dan bahaya-bahaya lingkungan liannya. (Stallings, 2001 : 117)

Fiber optic biasa disingkat dengan FO, merupakan kabel yang

terbuat dari kaca (ada pula yang dari plastik) yang digunakan untuk

mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber

cahaya yang digunakan adalah laser, karena laser mempunyai spektrum

yang sangat sempit. Kecepatan transmisi yang sangat tinggi menjadikan

kabel FO cocok digunakan sebagai saluran komunikasi. Dalam sistem

transmisi Fiber Optic (FO), cahaya lampu dan sinyal optik, “bertugas”

membawa informasi, baik dalam bentuk digital maupun analog. Dalam

pengoperasiannya, cahaya itu “diikat” dalam serat (fiber). Proses saat

cahaya melewati serat dinamakan total internal process. Untuk menuju

serat, cahaya melewati celah antara cladding dan core. Saat cahaya

mencapai ujung baris, dia akan diterima oleh receiver yang peka dengan

cahaya. Dan setelah melalui semua tahapan itu, sinyal yang sebenarnya

akan diproduksi.

Fiber sendiri terdiri dari dua bagian, core dan cladding. Cladding

adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indeks bias yang lebih

rendah dari pada core, sehingga cahaya yang mengarah keluar dari core

akan dipantulkan kembali kedalam core.Efisiensi dari serat optik

ditentukan oleh kemurnian gelas yang menyusunnya. Semakin murni

bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.

Page 55: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

40

Penggunaan laser, dan bukan Light Emittting Diode (LED), sebagai

sumber cahaya karena bentuknya yang lebih kecil, lebih bertenaga, dan

jangkauan sinarnya lebih panjang.

Serat optik dapat dibagi menjadi 3 jenis: Single mode: serat optik

dengan core yang sangat kecil, sekitar 8 mikro meter. Besar diameternya

mendekati panjang gelombang, sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya

tidak terpantul-pantul ke dinding cladding. Kabel single mode dapat

menjangkau jarak yang lebih jauh. Ia hanya mengirim satu sinyal pada

waktu yang sama. Multi mode step index: serat optik dengan diameter core

yang sedikit lebih besar dibanding single mode, sekitar 10 mikro meter.

Ukuran tersebut membuat laser di dalamnya terpantul di dinding cladding,

yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis

ini. Kabel jenis ini dapat megirimkan data yang berbeda pada saat yang

bersamaan. Namun, jika kabel single mode dapat menjangkau ratusan

kilometer, kabel multi mode hanya mampu menjangkau kurang dari 550

meter.Multimode grade index: serat optik dengan diameter core yang

terbesar, dibanding dua jenis serat optik lainnya. Jenis yang satu ini tidak

terlalu banyak digunakan. Mengapa penemuan kabel FO, dapat dibilang,

merupakan hal yang revolusioner di bidang telekomunikasi? Di bawah ini,

beberapa keuntungan menggunakan FO dibanding kabel tembaga, antara

lain: Harga kabel FO memang lebih mahal. Namun, untuk pemakaian yang

sangat panjang, ia menjadi lebih murah dibanding kabel tembaga. Kabel

FO sangat menghemat ruang, karena wujudnya yang begitu tipis. Cahaya

Page 56: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

41

(sebagai sarana pembawa informasi dalam sistem FO) dapat membawa

informasi dalam jumlah besar. Ia dapat mengangkut hingga hitungan

gigabit per detik. Contoh, kabel fiber berukuran 0.75 inci memiliki

kecepatan yang sama dengan 20 kabel tembaga. Kabel FO tidak

terpengaruh dengan gelombang elektromagnetik dan sinyal radio.

Sehingga, kualitas data yang dihasilkan lebih jernih. Kabel FO

menawarkan tingkat keamanan data yang lebih tinggi dibanding sistem

konvensional. Sinyal sistem ini tidak dapat diambil alat lain,

kecuali alat yang telah disetujui bersama. Tingkat kehilangan sinyal lebih

kecil daripada kabel tembaga. FO memungkinkan pengiriman informasi

dalam jarak jauh, sekalipun. Tidak mudah terbakar, karena tidak

menggunakan sinyal elektronik seperti kabel tembaga. Setiap

perkembangan dari teknologi, pasti memiliki kekurangan masing-masing.

Ada beberapa faktor yang menghambat efektifitas kerja FO, antara lain:

Seperti saluran komunikasi lainnya, ada saat dimana sinyal yang

dihasilkan melemah. Misalnya, dispersion yang dapat mengurangi

kapasitas informasi yang diangkut. Serat lebih susah untuk disambung

dibandingkan saluran biasa. Ujung sambungan serat harus dicocokkan

dengan akurat, untuk menghasilkan saluran yang jernih.

(http://thoy.blogdetik.com/tag/fiber-optic/)

Jaringan yang menggunakan fiber optic (FO) biasanya

diperusahaan besar, dikarenakan harga dan proses pemasangannya lebih

mahal dan sulit, dan biasanya terpasang pada jalur utama. Jaringan fiber

Page 57: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

42

optic mempunyai kecepatan transfer data lebih dari 100Mbps dan dari segi

keandalan tidak diragukan. Berbeda dengan media transmisi lainnya, pada

serat optik gelombang pembawanya bukan gelombang elektromagnet atau

listrik, akan tetapi sinar/cahaya laser, sehingga tidak ada intervensi.

(Sofandi, 2008 : 2)

Fiber optik adalah sebuah kaca murni yang panjang dan tipis

serta berdiameter sebesar rambut manusia. Dan dalam pengunaannya

beberapa fiber optik dijadikan satu dalam sebuah tempat yang dinamakan

kabel optik dan digunakan untuk mengantarkan data digital yang berupa

sinar dalam jarak yang sangat jauh. ( http:// dedenthea.wordpress.com

/2007/02/17/apa-itu-fiber-optik)

Gambar 2.4 Bagian-bagian Fiber Optic

(http://smkn1bjm.wordpress.com/2007/03/29/apa-itu-fiber-optik/)

Page 58: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

43

Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik yang

dimana pengiriman sinar dilakukan. Cladding adalah materi yang

mengelilingi inti yang berfungsi memantulkan sinar kembali ke dalam

inti(core). Buffer Coating adalah plastic pelapis yang melindungi fiber dari

kerusakan.(http://smkn1bjm.wordpress.com/2007/03/29/apa-itu-fiber

optik/)

Proses Transmisi Data pada FO

Sistem FO mengubah (encoding) informasi yang berbentuk digital ataupun

analog kebentuk cahaya, yang nantinya cahaya ini dipancarkan (pancaran

cahaya seperti laser) kealat penerima yang sangat sensitiv dengan cahaya

dan di ubah lagi (decoding) menjadi

signal aslinya, lalu sinyal ini di ubah (converted) menjadi output yang

diinginkan

Analog/digital converter

Light source

Laser/LED Fiber Optic Cable

Detector

Analog/digital converter

Gambar 2.5

Proses transmisi data/informasi pada fiber optic

(Subiyantoro, 1996 : 369)

Page 59: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

44

Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau

plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu

tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar

karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara.

Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai

spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat

tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

(http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik)

Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core.

Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih

rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah

keluar dari core kembali kedalam core lagi. (http://id.wikipedia.org

/wiki/Serat_optik)

Gambar 2.6 Serat Optic (http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik)

Page 60: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

45

Gambar 2.7

Bagian-bagian serat optik jenis single mode

(http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik)

Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :

1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :

Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter

mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke

dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.

(http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik)

Single mode fiber optic memiliki banyak arti dalam teknologi fiber

optik. Dilihat dari faktor properti sistem transmisinya, single mode

adalah sebuah sistem transmisi data berwujud cahaya yang didalamnya

Page 61: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

46

hanya terdapat satu buah indeks sinar tanpa terpantul yang merambat

sepanjang media tersebut dibentang. Satu buah sinar yang tidak

terpantul di dalam media optik tersebut membuat teknologi fiber optik

yang satu ini hanya sedikit mengalami gangguan dalam perjalanannya.

Itu pun lebih banyak gangguan yang berasal dari luar maupun

gangguan fisik saja. Single mode dilihat dari segi strukturalnya

merupakan teknologi fiber optik yang bekerja menggunakan inti (core)

serat fiber yang berukuran sangat kecil yang diameternya berkisar 8

sampai 10 mikrometer. Dengan ukuran core fiber yang sedemikian

kecil, sinar yang mampu dilewatkannya hanyalah satu mode sinar saja.

Sinar yang dapat dilewatkan hanyalah sinar dengan panjang

gelombang 1310 atau 1550 nanometer.

Single mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar

dibandingkan dengan multi mode fiber optics, tetapi teknologi ini

membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil

pula dan ini berarti sebuah sistem yang mahal. Single mode dapat

membawa data dengan lebih cepat dan 50 kali lebih jauh dibandingkan

dengan multi mode. Tetapi harga yang harus Anda keluarkan untuk

penggunaannya juga lebih besar. Core yang digunakan lebih kecil dari

multi mode dengan demikian gangguan-gangguan di dalamnya akibat

distorsi dan overlapping pulsa sinar menjadi berkurang. Inilah yang

menyebabkan single mode fiber optic menjadi lebih reliabel, stabil,

Page 62: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

47

cepat, dan jauh jangkauannya. (http://www.pcmedia.co.id/

detail.asp?Id=1225&Cid=22&Eid=25)

Single Mode Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch

atau 9 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah

(panjang gelombang 1300-1550 nanometer)

Gambar 2.8 Single Mode

(http://smkn1bjm.wordpress.com/2007/03/29/apa-itu-fiber-optik/)

Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang

membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding

yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optikjenis

ini. (http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik)

Sesuai dengan nama yang disandangnya, teknologi ini memiliki

kelebihan dan kekurangan yang diakibatkan dari banyaknya jumlah

sinyal cahaya yang berada di dalam media fiber optik-nya. Sinar yang

berada di dalamnya sudah pasti lebih dari satu buah. Dilihat dari faktor

properti sistem transmisinya, multi mode fiber optic merupakan

teknologi transmisi data melalui media serat optik dengan

Page 63: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

48

menggunakan beberapa buah indeks cahaya di dalamya. Cahaya yang

dibawanya tersebut akan mengalami pemantulan berkali-kali hingga

sampai di tujuan akhirnya. Sinyal cahaya dalam teknologi Multi mode

fiber optic dapat dihasilkan hingga 100 mode cahaya. Banyaknya

mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini bergantung dari besar

kecilnya ukuran core fiber-nya dan sebuah parameter yang diberi nama

Numerical Aperture (NA). Seiring dengan semakin besarnya ukuran

core dan membesarnya NA, maka jumlah mode di dalam komunikasi

ini juga bertambah. Dilihat dari faktor strukturalnya, teknologi Multi

mode ini merupakan teknologi fiber optic yang menggunakan ukuran

core yang cukup besar dibandingkan dengan single mode. Ukuran core

kabel Multi mode secara umum adalah berkisar antara 50 sampai

dengan 100 mikrometer. Biasanya ukuran NA yang terdapat di dalam

kabel Multi mode pada umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga

0,29. Dengan ukuran yang besar dan NA yang tinggi, maka terciptalah

teknologi fiber optik Multi mode ini. Ukuran core besar dan NA yang

tinggi ini membawa beberapa keuntungan bagi penggunanya. Yang

pertama, sinar informasi akan bergerak dengan lebih leluasa di dalam

kabel fiber optik tersebut. Ukuran besar dan NA tinggi juga membuat

para penggunanya mudah dalam melakukan penyambungan core-core

tersebut jika perlu disambung. Di dalam penyambungan atau yang

lebih dikenal dengan istilah splicing, keakuratan dan ketepatan posisi

antara kedua core yang ingin disambung menjadi hal yang tidak begitu

Page 64: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

49

kritis terhadap lajunya cahaya data. Keuntungan lainnya, teknologi ini

memungkinkan Anda untuk menggunakan LED sebagai sumber

cahayanya, sedangkan single mode mengharuskan Anda menggunakan

laser sebagai sumber cahayanya. Yang perlu diketahui, LED

merupakan komponen yang cukup murah sehingga perangkat yang

berperan sebagai sumber cahayanya juga berharga murah. LED tidak

kompleks dalam penggunaan dan penanganan serta LED juga tahan

lebih lama dibandingkan laser. Jadi teknologi ini cukup berbeda jauh

dari segi harga dibandingkan dengan single mode.

(http://www.pcmedia.co.id/ detail.asp?Id=1225&Cid= 22&Eid=25)

Multi Mode mempunyai inti yang lebih besar (berdiameter 0.0025 inch

atau 62.5 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah

(panjang gelombang 850-1300 nanometer)

Gambar 2.9 Multi Mode

(http://smkn1bjm.wordpress.com/2007/03/29/apa-itu-fiber-optik/)

Page 65: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

50

2. Berdasarkan Indeks Bias Core :

Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias

yang homogen.

Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding

semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai

indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan

untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa

yang terjadi dapat diminimalkan. (http://id.wikipedia.org

/wiki/Serat_optik)

Fiber optic adalah salah satu jenis kabel yang diterima dalam

TIA/EIA-568-A/B dan sangat bagus untuk digunakan pada semua jenis

topologi LAN. (Trulove, 2000 : 67)

Fiber optic (FO) merupakan sebuah kabel revolusioner karena

dengan bentuk fisik yang sangat tipis (dapat hanya setebal sebuah rambut

manusia), namun dapat menyalurkan informasi sangat besar yakni hingga

bermiliar-miliar bits per detik. Hal ini dimungkinkan karena sistem fiber

optic sangat efisien dalam meyalurkan informasi sehingga muatan yang

dapat ditampung pun menjadi berkali-kali lebih banyak. Metode yang

digunakan FO ialah sistem ini memadukan kesempurnaan dari dua

teknologi yakni, teknologi laser dan juga kehebatan teknologi

manufacturing saat ini yang memungkin membuat sebuah kabel yang

hanya setebal sebuah serat seperti halnya rambut manusia. Mengapa

Page 66: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

51

menggunakan laser? Hal ini dikarenakan sistem FO mengubah (encoding)

informasi yang berbentuk digital ataupun analog kebentuk cahaya, yang

nantinya cahaya ini dipancarkan (pancaran cahaya seperti laser) kealat

penerima yang sangat sensitive dengan cahaya dan di ubah lagi (decoding)

menjadi signal aslinya.Lalu sinyal ini di ubah (converted) menjadi output

yang diinginkan.Sistem FO memiliki banyak sekali kelebihan daripada

generasi kabel sebelumnya, selain kelebihan-kelebihan yang disebutkan

diatas, sistem fiber-optik juga memiliki keuntungan yang lain, antara lain:

1. Kabel serat FO berdiameter 0,75 inch dapat menggantikan fungsi 20

kabel lama yang berdiameter 3,5 inch.

2. FO kebal tidak terpengaruh dari gangguan gelombang elektromagnetik

dan radio. Sehingga kabel FO dapat dipasang di instalasi-instalasi yang

rawan ledakan seperti, instalasi penghasil gas bumi.

3. Kabel FO tidak mengeluarkan radiasi seperti halnya kabel lama,

sehingga ramah lingkungan serta dapat menjaga aliran elektromagnetik

dengan lebih baik dibandingkan kabel tembaga.

4. Informasi dapat disampaikan pada jarak yang sangat jauh tanpa

memakai repeater (penunjang sinyal), seihngga sangat mengurangi

biaya suatu perusahaan. (http://www.waena.org/serat-optik/)

Jenis-Jenis Konektor

Konektor untuk menghubungkan perangkat jaringan dengan kabel fiber

optik juga merupakan faktor yang sangat penting untuk lancarnya

Page 67: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

52

komunikasi. Konektor juga yang akan berfungsi untuk menjaga agar serat

kaca dalam kabel bisa terhubung dengan baik ke perangkat transmitter

maupun receiver tanpa adanya gangguan dan masalah dalam hubungan ini.

Ketepatan koneksi sangatlah penting untuk diperhatikan dalam pembuatan

dan pemilihan konektor. Sedikit saja meleset dari jalur yang ditentukan,

data tidak dapat dihantarkan dengan baik ke tujuannya. Maka dari itu, jenis

konektor sangat bervariasi tergantung penggunaannya:

a. FC: Digunakan untuk kabel single mode dengan akurasi yang sangat

tinggi dalam menghubungkan kabel dengan transmitter maupun

receiver. Konektor ini menggunakan sistem drat ulir dengan posisi

yang bisa diatur, sehingga ketika dipasangkan ke perangkat,

akurasinya tidak akan mudah berubah.

b. SC: Digunakan untuk kabel single mode dan bisa dicopot pasang.

Konektor ini tidak terlalu mahal, simpel, dan dapat diatur secara

manual akurasinya dengan perangkat.

c. ST: Bentuknya seperti bayonet berkunci hampir mirip dengan

konektor BNC. Sangat umum digunakan baik untuk multi mode

maupun single mode kabel. Sangat mudah digunakan baik dipasang

maupun dicabut.

d. Biconic: Salah satu konektor yang kali pertama muncul dalam

komunikasi fiber optik. Saat ini sangat jarang digunakan.

e. D4: Konektor ini hampir mirip dengan FC hanya berbeda ukurannya

saja. Perbedaannya sekitar 2 mm pada bagian ferrule-nya.

Page 68: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

53

f. SMA: Konektor ini merupakan pendahulu dari konektor ST yang

sama-sama menggunakan penutup dan pelindung. Namun seiring

dengan berkembangnya ST konektor, maka konektor ini sudah tidak

berkembang lagi penggunaannya. (http://www.pcmedia.co.id/

detail.asp?Id=1225&Cid= 22&Eid=25)

Gambar 2.10 Konektor FC

((http://www.pcmedia.co.id/ detail.asp?Id=1225&Cid= 22&Eid=25)

2.6 Metodologi Penelitian

2.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Metode-metode yang digunakan dalam pengumpulan data

antara lain :

1. Studi Pustaka

Pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-

buku dan website referensi yang dapat dijadikan acuan

pembahasan dalam masalah ini.

Page 69: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

54

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek

yang akan diteliti. (Keraf, 1994 : 162)

3. Wawancara

Wawancara sebagai suatu cara untuk mengumpulkan data

dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang

informan atau seorang autoritas (seorang ahli atau yang

berwewenang dalam suatu masalah). (Keraf, 1994 : 161)

4. Metode Explorasi

Penulis melakukan explorasi ini, melalui internet sebagai bahan

tambahan sekaligus rujukan dalam rangka mendapatkan

referensi terbaru dan acuan untuk melengkapi penulisan

skripsi.

2.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan Infrastruktur Jaringan yang

menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan /

Network Operation Center (NOC) dengan kampus II yang terpusat

di Wisma Syahida di Universitas Islam Negeri Jakarta, penulis

menggunkan model pendekatan NDLC (Network Development Life

Cycle) yakni pendekatan melalui beberapa tahap, yaitu Analysis,

Design, Simulation Prototyping, Implementation, Monitoring,

Management. (goldman, 2003 : 470)

Page 70: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

55

Analysis

Management Design

Monitoring Simulation prototyping

Implementation

Gambar 2.11

Ilustrasi Network Development Life Cycle (NDLC)

(goldman, 2003 : 470)

Analysis

- Memahami dan menganalisa masalah.

- Mengidentifikasi solusi yang diharapkan.

Design

- Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih solusi yang

terbaik.

- Merancang solusi yang telah dipilih

Simulation Prototyping

- Membuat suatu prototype dari sistem yang akan dibangun

berdasarkan solusi yang dipilih.

- Melakukan simulasi terhadap prototype tersebut

Page 71: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

56

Iimplementation

- Mengimplementasikan solusi yang telah dipilih

Monitoring

- Melakukan pengawasan / monitoring terhadap jalannya sistem

yang sedang diimplementasikan

Managemen

- Melakukan pemeliharaan dari sistem yang telah dibangun

Page 72: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan data-data serta

informasi yang relatif lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung

kebenaran materi uraian dan pembahasan. Oleh karena itu, sebelum

penyusunan skripsi ini dilakukan, penulis melakukan riset atau penelitian

terlebih dahulu untuk menjaring data serta informasi yang terkait.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah

sebagai berikut:

a. Metode studi pustaka

Penulis melakukan studi pustaka dengan cara membaca dan

mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan pengembangan

infrastruktur jaringan, serta buku-buku yang mendukung topik yang

akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini. Selain itu, penulis juga

mengunjungi website yang berhubungan dengan topik dalam skripsi

ini. Adapun daftar buku dan website yang menjadi referensi dalam

penyusunan skripsi ini dapat dilihat pada daftar pustaka.

57

Page 73: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

58

b. Metode observasi

Penulis melakukan observasi agar dapat mengetahui secara langsung

permasalahan yang terjadi pada infrastruktur jaringan wireless yang

menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / network

operation center ( NOC ) dengan kampus II yang terpusat di wisma

syahida. Saat melakukan observasi, penulis terlibat langsung oleh

kepala IT dan staf-staf yang terkait dalam pengembangan

infrastruktur jaringan wireless yang menghubungkan gedung fakultas

III sebagai pusat jaringan / network operation center ( NOC ) dengan

kampus II yang terpusat di wisma syahida. Hal ini dilakukan karena

dalam proses penyusunan skripsi penulis sangat membutuhkan

informasi-informasi yang terkait. Observasi ini dilakukan dari

tanggal 9 September sampai dengan tanggal 24 september 2008.

c. Metode wawancara

Penulis melakukan wawancara untuk mendapatkan data dan

informasi yang berkaitan dengan infrastruktur jaringan network

operation center fakultas III dengan kampus II. Serta permasalahan

atau kendala apa saja yang terjadi. Dalam hal ini penulis melakukan

tanya jawab secara langsung dengan beberapa pihak pada saat riset di

lapangan seperti Bapak Tata selaku kepala IT UIN Syarif

Hidayatullah yang mengelola dan memaintenance yang berkaitan

dengan IT, Bapak Asep Selaku koordinator maintenance IT di

lapangan, penulis mendapatkan informasi mengenai infrastruktur

Page 74: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

59

jaringan network operation center fakultas III dengan kampus II serta

permasalahan yang sering terjadi. Wawancara ini dilakuka pada

tanggal 13 oktober 2008 sampai dengan 15 oktober 2008. Hasil dari

wawancara dapat dilihat pada halaman lampiran.

d. Metode explorasi

Penulis melakukan explorasi ini, melalui internet sebagai bahan

tambahan sekaligus rujukan dalam rangka mendapatkan referensi

terbaru dan acuan untuk melengkapi penulisan skripsi.

3.2 Metode Pengembangan Jaringan

Dalam pengembangan Infrastruktur Jaringan yang

menghubungkan gedung fakultas III sebagai pusat jaringan / network

operation center (NOC) dengan kampus II yang terpusat di wisma syahida

di universitas islam negeri jakarta, penulis menggunakan model

pendekatan NDLC (Network Development Life Cycle) yakni pendekatan

melalui beberapa tahap, yaitu Analysis, Design, Simulation Prototyping,

Implementation, Monitoring, Management. Dalam menggunakan model

pendekatan NDLC (Network Development Life Cycle) ini, penulis hanya

menggunakan beberapa tahap yaitu Analysis, Design, Simulation

Prototyping, dikarenakan dalam penelitian studi kasus untuk pembuatan

skripsi ini penulis tidak melakukan implementasi.

Page 75: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

60

Tahap-tahap NDLC yang dilakukan yaitu :

1. Analysis

Dalam tahap ini, penulis melakukan identifikasi masalah yang sering

terjadi di dalam infrastruktur jaringan yang menghubungkan network

operation center (NOC) dengan kampus II.

2. Design

Dalam tahap ini, penulis melakukan perancangan secara fisik, yang

terdiri dari penempatan alat-alat jaringan.

3. Simulation Prototyping

Dalam tahap ini, penulis melakukan simulasi dari perancangan yang

telah didesain dengan menggunakan sofware

3.3 Tentang Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta

3.3.1 Sejarah Singkat Universitas

(Jamhari, 2007 : 3) Pada 1 Juni 2007 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta merayakan "golden anniversary". Selama

setengah abad, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjalankan

mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu

pengetahuan, institusi riset yang mendukung proses pembangunan

bangsa, dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang

menyumbangkan program-program peningkatan kesejahteraan

sosial. Selama setengah abad itu pula, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga sekarang

Page 76: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

61

ini telah menjadi salah satu universitas Islam terkemuka di

Indonesia. Secara singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dapat dibagi ke dalam beberapa periode, yaitu periode perintisan,

periode fakultas IAIN al-Jami'ah, periode IAIN Syarif

Hidayatullah, dan periode UIN Syarif Hidayatullah.

3.3.2 Periode Perintisan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta ditetap-kan berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI

Nomor 031 tahun 2002. Sejarah pendirian UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta merupakan mata rantai sejarah perkembangan perguruan

tinggi Islam Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan

tinggi Islam modern yang dimulai jauh sebelum Indonesia

merdeka. Pada zaman penjajahan Belanda, Dr. Satiman

Wirjosandjojo, salah seorang Muslim terpelajar, tercatat pernah

berusaha mendirikan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan

tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari pihak

penjajah Belanda.

Lima tahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Persatuan

Guru Agama Islam (PGAI) di Padang mendirikan Sekolah Tinggi

Islam (STI). STI hanya berjalan selama dua tahun (1940-1942)

karena pendudukan Jepang. Umat Islam Indonesia tidak pernah

berhenti menyuarakan pentingnya pendidikan tinggi Islam bagi

kaum Muslim yang merupakan mayoritas pendudukan Indonesia.

Page 77: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

62

Pemerintah pendudukan Jepang kemudian menjanjikan kepada

umat Islam untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama

di Jakarta. Janji Jepang itu direspon tokoh-tokoh Muslim dengan

membentuk yayasan di Muhammad Hatta sebagai ketua dan

Muhammad Natsir sebagai sekretaris.

Pada 8 Juli 1945, bertepatan dengan 27 Rajab 1364,

yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI

berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar

Mudzakkir. Beberapa tokoh Muslim lain ikut berjasa dalam proses

pendirian dan pengembangan STI. Mereka antara lain Drs.

Muhammad Hatta, KH. Kahar Mudzakkir, KH. Wahid Hasyim,

KH. Mas Mansur, KH. Fathurrahman Kafrawi, dan Farid Ma'ruf.

Pada 1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta mengikuti kepin-dahan

Ibukota Negara dari Jakarta ke Yogyakarta. Sejalan dengan

perkembangan STI yang semakin besar, pada 22 Maret 1948 nama

STI diubah menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) dengan

penambahan fakultas-fakulta baru. Sampai dengan 1948, UII

memiliki empat fakultas, yaitu (1) Fakultas Agama, (2) Fakultas

Hukum, (3) Fakultas Ekonomi, dan (4) Fakultas Pendidikan.

Kebutuhan akan tenaga fungsional di Departemen Agama

menjadi latar belakang penting berdirinya perguruan tinggi agama

Islam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Fakultas Agama UII

dipisahkan dan ditransformasikan menjadi Perguruan Tinggi

Page 78: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

63

Agama Islam Negeri (PTAIN) dan —sesuai dengan namanya —

bersastus negeri. Perubahan ini didasarkan kepada Peraturan

Pemerintah (PP) No. 34 tahun 1950. Dalam konsideran disebutkan

bahwa PTAIN bertujuan memberikan pengajaran studi Islam

tingkat tinggi dan menjadi pusat pengembangan serta pendalaman

ilmu pengetahuan agama Islam. Berdasarkan PP tersebut, hari jadi

PTAIN ditetapkan pada 26 September 1950. PTAIN dipimpin KH.

Muhammad Adnan dengan data jumlah mahasiswa per 1951

sebanyak 67 orang. Pada periode tersebut PTAIN memiliki tiga

jurusan, yaitu Jurusan Tarbiyah, Jurusan Qadla (Syari'ah) dan

Jurusan Dakwah.

Komposisi mata kuliah pada waktu itu terdiri dari bahasa

Arab, Pengantar Ilmu Agama, Fiqh dan Ushul Fiqh, Tafsir, Hadits,

Ilmu Kalam, Filsafat, Mantiq, Akhlaq, Tasawuf, Perbandingan

Agama, Dakwah, Tarikh Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, Ilmu

Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu Jiwa, Pengantar Hukum, Asas-

asas Hukum Publik dan Privat, Etnologi, Sosiologi, dan Ekonomi.

Mahasiswa yang lulus bakaloreat dan doktoral masing-masing

mendapatkan gelar Bachelor of Art (BA) dan Doctorandus (Drs).

Komposisi mata kuliah PTAIN tersebut merupakan kajian utama

perguruan tinggi Islam yang terus berlanjut sampai masa-masa

yang lebih belakangan. Gelar akademik yang ditawarkan juga terus

bertahan sampai dengan dekade 1980-an.

Page 79: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

64

3.3.3 Periode ADIA (1957-1960)

Kebutuhan tenaga fungsional bidang guru agama Islam

yang sesuai dengan tuntutan modernitas pada dekade 1950-an

mendorong Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu

Agama (ADIA) di Jakarta. ADIA didirikan pada 1 Juni 1957

dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan pegawai negeri guna

mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan semi akademi

sehingga menjadi guru agama, baik untuk sekolah umum, sekolah

kejuruan, maupun sekolah agama. Dengan pertimbangan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan kelanjutan dari ADIA, hari

jadi ADIA 1 Juni 1957 ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies

Natalis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sama seperti perguruan

tinggi pada umumnya, masa studi di ADIA adalah 5 tahun yang

terdiri dari tingkat semi akademi 3 tahun dan tingkat akademi 2

tahun.ADIA memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan

Agama, Jurusan Bahasa Arab, dan Jurusan Da'wah wal Irsyad yang

juga dikenal dengan Jurusan Khusus Imam Tentara. Komposisi

kurikulum ADIA tidak jauh berbeda dengan kurikulum PTAIN

dengan beberapa tambahan mata kuliah untuk kepentingan tenaga

fungsional. Komposisi lengkapnya adalah Bahasa Indonesia,

Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Ibrani, Ilmu

Keguruan, Ilmu Kebudayaan Umum dan Indonesia, Sejarah

Kebudayaan Islam, Tafsir, Hadits, Musthalah Hadits, Fiqh, Ushul

Page 80: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

65

Fiqh, Tarikh Tasyri' Islam, Hmu Kalam/ Mantiq, Ilmu

Akhlaq/Tasawuf, Ilmu Fisafat, Ilmu Perbandingan Agama, dan

Ilmu Pendidikan Masyarakat. Kepemimpinan ADIA dipercayakan

kepada Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sebagai dekan dan Prof. H.

Bustami A. Gani sebagai Wakil Dekan.

Terdapat dua ciri utama ADIA. Pertama, sesuai dengan

mandatnya sebagai akademi dinas, mahasiswa yang mengikuti

kuliah di ADIA terbatas pada mahasiswa tugas belajar. Mereka

diselekasi dari pegawai atau guru agama di lingkungan

Departemen Agama yang berasal dari wakil-wakil daerah di

seluruh Indonesia. Kedua, sesuai dengan mandatnya untuk

mempersiapkan guru agama modern, tanggung jawab pengelolaan

dan penyediaan anggaran ADIA berasal dari Jawatan Pendidikan

Agama (Japenda) Departemen Agama yang pada waktu itu

memiliki tugas mengelola madrasah dan mempersiapkan guru

agama Islam modern di sekolah umum.

3.3.4 Periode Fakultas IAIN al-Jami'ah Yogyakarta (1960-1963)

Dalam satu dekade, PTAIN memperlihatkan

perkembangan meng-gembirakan. Jumlah mahasiswa PTAIN

semakin banyak dengan area of studies yang semakin luas.

Mahasiswa PTAIN tidak hanya datang dari berbagai wilayah

Indonesia, tetapi juga datang dari negara tetangga seperti Malaysia.

Meningkatnya jumlah mahasiswa dan meluasnya area of studies

Page 81: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

66

menuntut perluasan dan penambahan, baik dari segi kapasitas

kelembagaan, fakultas dan jurusan maupun komposisi mata kuliah.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan PTAIN

di Yogyakarta diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan

tinggi agama Islam negeri. Integrasi terlaksana dengan keluarnya

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 1960

tertanggal 24 Agustus 1960 bertepatan dengan 2 Rabi'ul Awal

1380 Hijriyah. Peraturan Presiden RI tersebut sekaligus mengubah

dan menetapkan perubahan nama dari PTAIN menjadi Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) al-Jami'ah al-Islamiyah al-

Hukumiyah. IAIN diresmikan Menteri Agama di Gedung

Kepatihan Yogyakarta.Nama dan jabatan pimpinan IAIN dan

fakulas-fakultasnya pada saat diresmikan dapat digambarkan

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pengurus IAIN dan Fakultas pada saat peresmian menjadi IAIN

No. Jabatan Nama Lokasi 1. Rektor/ Presiden

Institut Prof. Mr. RHA. Soenarjo

Jakarta

2. Sekretaris Senat Mr. Wasil Aziz Jakarta

3. Dekan Fak. Tarbiyah Prof. Dr. H. Mahmud Yunus

Jakarta

4. Dekan Fak. Adab Prof. H. Bustami A. Gani

Jakarta

5. Dekan Fak. Ushuluddin

Prof. Dr. Muchtar Yahya

Yogyakarta

6. Dekan Fak. Syari'ah Prof.TM. Hasbi Ash- Shiddieqy

Yogyakarta

Page 82: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

67

Peresmian LAIN disambut antusias oleh umat Islam

Indonesia. Beberapa daerah mengajukan penegerian perguruan

tinggi Islam yang telah ada atau meminta untuk membuka fakultas

yang sesuai dengan kondisi daerahnya. Aspirasi ini diperkuat oleh

Ketetapan MPRS Nomor l/RIS/1963 lampiran A.ad 5 yang secara

eksplisit dan tegas meminta perluasan IAIN. Dalam kurun waktu

dua tahun, yaitu sejak 1960 sampai dengan 1963, IAIN berdiri di

sembilan kota dengan perincian sebagai berikut:

1. Fakultas Tarbiyah di Jakarta, Yogyakarta, Malang, dan

BandaAceh;

2. Fakultas Adab di Jakarta dan Yogyakarta;

3. Fakultas Ushuluddin di Jakarta dan Yogyakarta;

4. Fakultas Syari'ah di Yogyakarta, Banda Aceh, Banjarmasin,

Palembang, Surabaya, Serang, dan Ujung Pandang;

Selanjutnya, status dan struktur organisasi IAIN diperkuat

dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33

Tahuri 1985, dan disusul dengan Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 9 Tahun 1987.

3.3.5 Periode IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1963-2002)

IAIN mengalami perkembangan pesat. Perkembangan-

perkem-bangan tersebut tidak dapat lagi tertampung oleh kapasitas

kelambagaan IAIN yang terpusat di Yogyakarta. Atas dasar ini,

dipandang perlu mengembangkan IAIN menjadi institut yang

Page 83: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

68

berdiri sendiri. Berdasarkan keputusan Menteri Agama RI Nomor

49 Tahun 1963 tertanggal 25 Pebruari 1963 ditetapkan adanya dua

LAIN, masing-masing IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

mengkordinasi fakultas-fakultas di wilayah Jawa Tengah, Jawa

Timur, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian

Jaya. Sedangkan LAIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengkordinasi

fakultas-fakultas yang berada di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan

Sumatera. Peresmian pembagian wilayah kordinasi dilakukan pada

18 Maret 1963 di Aula LAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

dihadiri Menteri Agama. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

berdiri sendiri dipimpin oleh Prof. Drs. H. Sunardjo sebagai

Rektor.

Pada saat peresmian itu, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memiliki empat fakultas, yaitu Fakultas Tarbiyah, Fakultas Adab,

dan Fakultas Ushuluddin di Jakarta dan Fakultas Syari'ah di

Serang. Di samping itu IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga

mengkordinasikan Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Syari'ah di

Banda Aceh dan Palembang. Selanjutnya, dalam masa dua tahun,

dari 1963 sampai dengan 1965, dibuka fakultas-fakultas baru, yaitu

Fakultas Tarbiyah di Serang, Cirebon, Padang dan Pekanbaru, dan

Fakultas Syari'ah di Jambi.

Nama Syarif Hidayatullah diambil dari nama asli Sunan

Gunung Jati, salah satu Walisongo, sembilan penyiar Islam di

Page 84: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

69

Pulau Jawa. Syarif Hidayatullah (1448-1568) adalah putra Nyai

Rara Santang, puteri Prabu Siliwangi dan Pajajaran, yang menikah

dengan Syarif Abdullah, penguasa di salah satu wilayah Mesir.

Syarif Hidayatullah memiliki banyak gelar. Antara lain

Muhammad Nuruddin, Syaikh Nurullah, Sayyid Kamil, Maulana

Syekh Makhdum Rahmatullah, dan Makhdum Jati. Setelah wafat ia

diberi gelar Sunan Gunung Jati dan dimakamkan di Cirebon.

Setelah mengalami pendidikan di tempat kelahirannya, Syarif

Hidayatullah kembali ke ke Pajajaran dan berhasil menguasai

Cirebon. Sejak itu Syarif Hidayatullah menjadi aktor penting

penyiaran Islam di Jawa, terutama bagian barat.Syarif

Hidayatullah berhasil menempatkan puteranya, Maulana

Hasanuddin, sebagai penguasa Banten. Pada 1527 M., atas bantuan

Faletehan (Fatahillah), dia berhasil menguasai Sunda Kelapa

setelah mengusir pasukan Portugis yang dipimpin oleh Fransisco

de Sa. Karena itu, Syarif Hidayatullah dikenal sebagai salah satu

Walisongo yang memiliki peran ganda sebagai penguasan dan

ulama.

Syarif Hidayatullah melakukan dakwah langsung kepada

pemimpin masyarakat dan bangsawan setempat dengan cara

bijaksana (bi al-hikmah wa mauidha hasanah). la mulai dengan

memberikan pengetahuan ajaran Islam atau tazkirah (peringatan)

tentangpentingnya ajaran Islam dengan cara lemah lembut. la

bertukar pikiran dari hati ke hati dengan penuh toleransi. Jika cara

ini dianggap kurang berhasil maka ia menempuh cara berdebat atau

mujadalah. Cara terakhir ini diterapkan terutama kepada orang-

orang yang secara terang-terangan menunjukkan sikap yang kurang

setuju terhadap Islam. Metode dakwah yang dipergunakan oleh

Syarif Hidayatullah telah berhasil menarik simpati masyarakat. la

juga dikenal sebagai tokoh yang memiliki sikap sosial tinggi

dengan banyak memberikan bantuan kepada masyarakat miskin. la

Page 85: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

70

banyak bergaul dengan bahasa rakyat, sehingga ajarannya dapat

dengan mudah diterima.

Syarif Hidayatullah tidak bersikap frontal terhadap

agama, kepercayaan, dan adat istiadat penduduk setempat.

Sebaliknya ia memperlihatkan keindahan dan kesederhanaan Islam.

Yang dilaku-kannya adalah menunjukkan kelebihan Islam dan

persamaan derajat di antara sesama manusia. Dalam rangka

membina keberagamaan masyarakat dan berbagai etnis, ia menjalin

ikatan perkawinan dengan adik Bupati Banten, putri Kaunganten

(1475), Ibu Maulana Hasanuddin; seorang putri Cina, Ong Tien,

pada tahun 1481 (tidak memperoleh keturunan); putri Arab

bernama Syarifah Bagdad, ibu dan Pangeran Jaya Kelana dan

Pengeran Brata Kelana, dan Nyi Tepasari dari Majapahit, ibu dari

Ratu Winahon dan Pangeran Pasarean. Syarif Hidayatullah

memiliki peranan yang besar dalam pengukuhan kekuasaan Islam

di Sunda Kelapa yang di kemudian hari ia beri nama Jayakarta dan

diubah menjadi Batavia oleh Belanda. Penamaan LAIN Jakarta

dengan Syarif Hidayatullah antara lain bertujuan menghargai jasa

sekaligus menjadikannya sebagai sumber inspirasi bagi pengem-

bangannya di masa yang akan datang.

Atas aspirasi dan perjuangan masyarakat Muslim

setempat, fakultas-fakultas yang berada di bawah kordinasi IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta berdiri sebagai IAIN yang mandiri.

Antara lain, IAIN Ar-Raniry Banda Aceh berdiri 5 Oktober 1963,

IAIN Raden Patah Palembang 22 Oktober 1964, IAIN Antasari

Page 86: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

71

Kalimantan Selatan diresmikan pada 22 November 1964, IAIN

Imam Bonjol Padang berdiri pada 21 November 1966, dan IAIN

Sultan Taha Saifuddin Jambi berdiri pada 1967.

Sejak diterbitkannya Keputusan Menteri Agama Nomor

15 Tahun 1988, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tendiri dan

fakultas-fakultas Tarbiyah, Adab, Ushuluddin, Syari'ah dan Da'wah

di Jakarta dan Fakultas Tarbiyah di Pontianak. Selanjutnya,

berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11

tahun 1997 tentang Perubahan Status Fakultas Daerah menjadi

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), maka Fakultas

Tarbiyah Pontianak berdiri sendiri sebagai STAIN Pontianak.

Pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Harun Nasution

(1973-1984), IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikenal luas

sebagai "Kampus Pembahafu". Hal ini disebabkan karena Harun

Nasution banyak mengadakan pernbaharuan-pembaharuan dalam

pemikiran Islam dengan menekankan Islam rasional. Prof. Dr.

Harun Nasution mengadakan perubahan kurikulum IAIN yang

salah satunya dengan memasukkan mata kuliah filsafat dan

menyelenggarakan Program Pascasarjana (PPs). PPs IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta merupakan PPs pertama di lingkungan LAIN

di seluruh Indonesia. PPs ini mengawali kuliah perdananya pada

tanggal 1 September 1982, setelah sebelumnya (30 Agustus 1982)

diadakan peresmian pembukaannya. Pembukaan PPs yang ketika

itu bernama Fakultas Pascasarjana berdasarkan pada Surat

Page 87: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

72

Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama

Islam Departemen Agama, H. A. Timur Djaelani, MA. Nomor

KEP/E/422/81 tanggal 13 Agustus 1981. Dalam Surat Keputusan

tersebut dinyatakan bahwa LAIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah

memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan PPs. SK Dirjen

tersebut dikuatkan dengan SK Menteri Agama RI Nomor 78 Tahun

1982 yang berisi ketetapan tentang pengangkatan Prof. Dr. Harun

Nasution sebagai direkturnya.

3.3.6 IAIN With Wider Mandate

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN

tertua di Indonesia yang bertempat di Ibukota Jakarta, menempati

posisi yang unik dan strategis. la tidak hanya menjadi "Jendela

Islam di Indonesia", tetapi juga sebaga simbol bagi kemajuan

pembangunan nasional, khususnya di bidang pembangunan sosial-

keagamaan. Sebagai upaya untuk mengintegrasikan ilmu umum

dan ilmu agama, lembaga ini mulai mengembangkan diri dengan

konsep IAIN dengan mandat yang lebih luas (IAIN with Wider

Mandate) menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Langkah konversi ini mulai diintensifkan

pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan

dibukanya jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika pada

Fakultas Tarbiyah, serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam

pada Fakultas Syari'ah pada tahun akademik 1998/1999. Untuk

Page 88: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

73

lebih memantapkan langkah konversi ini, pada 2000 dibuka

Program Studi Agribisnis dan Teknik Informatika bekerjasama

dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT) dan Program Studi Manajemen dan

Akuntansi. Pada 2001 diresmikan Fakultas Psikologi dan Dirasat

Islamiyah bekerjasama dengan Al-Azhar, Mesir. Selain itu

dilakukan pula upaya kerjasama d,engan Islamic Development

Bank (IDE) sebagai penyandang dana pembangunan kampus yang

modern; McGill University melalui Canadian Internasional

Development Agencis (CIDA); Leiden University (INIS);

Universitas Al-Azhar (Kairo); King Saud University (Riyadh);

Universitas Indonesia; Institut Pertanian Bogor (IPB); Ohio

University; Lembaga Indonesia Amerika (LIA); Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi (BPPT), Bank BNI; Bank Mu'amalat

Indonesia (BMI); dan universitas-universitas serta lembaga-

lembaga lainnya. Langkah perubahan bentuk IAIN menjadi UIN

mendapat rekomendasi pemerintah dengan ditandatanganinya Surat

Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Pendidikan Nasional RI

Nomor 4/U/ KB/2001 dan Menteri Agama RI Nomor 500/2001

tanggal 21 Nopember 2001. Selanjutnya melalui suratnya Nomor

088796/MPN/2001 tanggal 22 Nopember 2001, Direktur Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional memberikan

rekomendasi dibukanya 12 program studi yang meliputi program

Page 89: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

74

studi ilmu sosial dan eksakta, yaitu Teknik Informatika, Sistem

Informasi, Akuntansi, Manajemen, Sosial Ekonomi

Pertanian/Agribisnis, Psikologi, Bahasa dan Sastra Inggris, Ilmu

Perpustakaan, Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi. Seiring

dengan itu, rancangan Keputusan Presiden tentang Perubahan

Bentuk IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga telah

mendapat rekomendasi dan pertimbangan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara RI dan Dirjen Anggaran Departemen Keuangan

RI Nomor 02/ M-PAN/1/2002 tanggal 9 Januari 2002 dan Nomor

S-490/MK-2/2002 tanggal 14 Februari 2002. Rekomendasi ini

merupakan dasar bagi keluarnya Keputusan Presiden Nomor 031

tanggal 20 Mei Tahun 2002 tentang Perubahan IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.7 Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Mulai 20 Mei 2002)

Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei 20021 AIN Syarif

Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden

Republik Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002 bersamaan

dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9 serta

pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank

(IDB). Satu langkah lagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 90: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

75

menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

(Program Studi Kesehatan Masyarakat) sesuai surat keputusan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1338/ D/T/2004 Tahun 2004

tanggal 12 April 2004 tentang ijin Penyelenggaraan Program Studi

Kesehatan Masyarakat (SI) pada Universitas Islam Negeri dan

Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang

izin penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat

Program Sarjana (SI) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004 tanggal 19 Mei 2004.

Tabel 3.2

Pimpinan ADIA/IAIN/UIN Jakarta (Lintasan Sejarah)

No. Nama Institusi Jabatan Periode 1. Prof. Dr. Mahmud

Yunus ADIA Dekan 1957-1960

2. Prof. Bustami A. Gani ADIA Wakil Dekan

1957-1960

3.. Prof. R.A. Soenarjo, SH

IAIN al- Djami'ah

Rektor 1960-1963

4. Prof. Dr. Mahmud Yunus

IAIN al- Djami'ah

Dekan Tarbiyah

1960-1963

5. Prof. Bustami A. Gani IAIN al- Djami'ah

Dekan Adab

1960-1963

6. Prof. Drs. Soenardjo IAIN Jakarta

Rektor 1963-1969

7. Prof. Bustami A. Gani IAIN Jakarta

Ketua Presidium

1969-1970

8. Prof. M. Toha Yahya Umar, MA

IAIN Jakarta

Rektor 1970-1973

9. Prof. Dr. Harun Nasution

IAIN Jakarta

Rektor 1973-1984

10. Drs. Ahmad Syadali IAIN Jakarta

Rektor 1984-1992

11. Prof. HM Quraish Shihab, MA

IAIN Jakarta

Rektor 1992-1998

12. Prof. Dr. Ahmad IAIN Pj. Rektor 1998-Sep.

Page 91: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

76

Sukardja Jakarta 98

13. Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA

IAIN Jakarta

Rektor 1998-2002

14. Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA

IAIN Jakarta

Rektor 2002-2006

15. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat

IAIN Jakarta

Rektor 2006-2010

Sebagai bentuk re-integrasi ilmu, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 rnenetapkan

nama-nama fakultas sebagai berikut:

1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

2. Fakultas Adab dan Humaniora

3. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

4. Fakultas Syari'ah dan Hukum

5. Fakultas Dakwah dan Komunikasi

6. Fakultas Dirasah Islamiyah

7. Fakultas Psikologi

8. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

9. Fakultas Sains dan Teknologi

10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

11. Sekolah Pascasarjana

Hingga tahun 2006 wisuda ke-65 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta telah menghasilkan alumni sebanyak 33.099

orang, terdiri atas 19.174 Sarjana Strata 1.273 Magister (S2), dan

426 Doktor (S3) serta 5.479 Sarjana Muda, 1.800 Diploma Tiga

dan 4.947 Diploma Dua. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus

berupaya menyiapkan peserta didiknya menjadi anggota

masyarakatyangmemiliki kemampuan akademik dan profesional

yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan

Page 92: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

77

ilmu pengetahuan keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam

arti yang seluas-luasnya.

3.3.8 Visi, Misi, dan Tujuan

Visi

Menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga

pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek

keilmuan, keislaman dan keindonesiaan.

Misi

1. Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif

dalam

persaingan global;

2. Melakukan reintegrasi epistimologi keilmuan;

3. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan iptek dan

melakukan pencerahan dalam pembinaan imtaq;

4. Mengembangkan keilmuan melalui kegiatan penelitian;

5. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup

masyarakat.

Tujuan

1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang

dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan

Page 93: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

78

ilmu pengetahuan, bidang keagamaan, sosial maupun sains dan

teknologi;

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan

agama, sosial dan sains teknologi serta mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan

masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

3.3.9 Motto

Motto

Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan motto

Knowledge, Piety, Integrity. Motto ini pertama kali disampaikan

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin

Hidayat, dalam pidato Wisuda Sarjana ke-67 tahun akademik

2006-2007. Knowledge mengan-dung arti bahwa UIN Syarif

Hidayatullah memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani

yang cerdas, kreatif, dan inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berkeinginan memainkan peranan optimal dalam kegiatan learning,

discoveries, and angagement hasil-hasil riset kepada masyarakat.

Komitmen tersebut merupakan bentuk tanggung jawab UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam membangun sumber insani bangsa

yang mayoritas adalah Muslim. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ingin menjadi sumber perumusan nilai keislaman yang sejalan

dengan kemodernen dan keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta menawarkan studi-studi keislaman,

Page 94: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

79

studi-studi sosial, politik, dan ekonomi serta sains, dan teknologi

modern —termasuk kedokteran—dalam perspektif integrasi ilmu.

Sedangkan Piety mangandung pengertian bahwa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan

inner quality dalam bentuk kesalehan di kalangan sivitas

akademika. Kesalehan yang bersifat individual (yang tercermin

dalam terma habl min Allah] dan kesalehan sosial (yang tercermin

dalam terma habl min al-nas) merupakan basis bagi sivitas

akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun

relasi sosial yang lebih luas. Sedangkan Integrity mengandung

pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai etis sebagai

basis dalam pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari.

Integrity juga mengandung pengertian bahwa sivitas akademika

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merniliki kepercayaan diri

sekaligus menghargai kelompok-kelompok lain. Dalam moto

knowledge, piety, integrity terkan-dung sebuah spirit untuk

mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban,

dan menghasilan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasaan

ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.

3.3.10 Arah Pengembangan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjadi jendela

keunggulan akademis Islam Indonesia (window of academic

Page 95: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

80

exellence of Islam in Indonesia) dan barometer

perkembanganpembelajaran, penelitian, dan kerja-kerja sosial yang

diselenggarakan kaum Muslim Indonesia dalam berbagai bidang

ilmu. Dalam kerangka memperkuat peranannya tersebut UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta berkomitmen untuk mengembangkan

diri sebagai Universitas Riset (Research University) dan

Universitas Kelas Dunia (World Class University).

Universitas Riset dapat diartikan sebagai Universitas

yang menjadikan tradisi riset sebagai basis normatif aktivitas

universitas. Secara operasional, universitas riset adalah universitas

yang mengimplementasikan sistem pendidikan berbasis riset

dengan menerapkan Kurkulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan

SKS secara utuh; keseluruhan aktivitas penelitian menerapkan

standar ilmiah penyelengaraan manajemen universitas mengacu

pada penerapan to- \ tal quality management (TQM); dan

mengupayakan produk-produk | unggulan perguruan tinggi yang

diapresiasi publik.

Sedangkan Universitas Kelas Dunia, dapat diartikan

bahwa pengembangan UIN Syarif Hidayatullah diarahkan untuk

membangun jaringan kerjasama dengan universitas-universitas

terkemuka di Dunia. Jaringan kersajama itu dirancang dalam

berbagai tingkatan, baik pembelajaran dalam bentuk pertukaran

mahasiswa (exchange students), penelitian, dan program-program

Page 96: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

81

pengabdian masyarakat (sosial services). Pada saat bersamaan

pembangunan jaringan itu diharapkan dapat memberikan manf aat

berupa pengakuan dunia internasional terhadap UIN syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu universitas berkualitas

dunia.

3.3.11 Struktur Organisasi

Susunan Organisasi

Sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia

Nomor 414 Tahun 2002, Susunan Organisasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai berikut:

a. Dewan Penyantun

b. Rektor dan Pembantu Rektor

c. Senat Universitas

d. Fakultas:

1. Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

2. Adab dan Humaniora;

3. Ushuluddin dan Filsafat

4. Syari'ah dan Hukum

5. Dakwah dan Komunikasi

6. Dirasat Islamiyah

7. Psikologi

8. Ekonomi dan Ilmu Sosial

9. Sains dan Teknologi

10. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

11. Sekolah Pascasarjana

e. Lembaga Penelitian

f. Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

g. Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

h. Biro Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi

Page 97: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

82

i. Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian

j. Unit Pelaksana Teknis

1. Perpustakaan

2. Pusat Bahasa dan Budaya

3.3.12 Dewan Penyantun

Dewan Penyantun adalah forum yang terdiri atas tokoh-

tokoh masyarakat dan pemerintah yang menaruh perhatian

terhadap pengembangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dewan

Penyantun bertugas memberi saran dan/atau bantuan bagi

pengembangan dan kemajuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.13 Rektor dan Pembantu Rektor

Rektor dan Pembantu Rektor adalah unsur pimpinan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Pembantu Rektor meliputi Pembantu

Rektor Bidang Akademik, Pembantu Rektor Bidang Administrasi

Umum, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Pembantu

Rektor Bidang Pengembangan Kelembagaan.

3.3.14 Senat Universitas

Senat Universitas adalah badan normatif dan perwakilan

tertinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan tugas

pokoknya sebagai berikut.

a. Merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan UIN; b.

Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan

kecakapan serta kepribadian sivitas akademika;

c. Merumuskan norma dan tolak ukur penyelenggaraan perguruan

tinggi;

d. Memberikan pertimbangan dan persetujuan atas Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja UIN yang diajukan oleh

Rektor;

Page 98: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

83

e. Menilai pertanggungjawaban Rektor atas pelaksanaan

kebijakan yang telah ditetapkan;

f. Merumuskan peraturan pelaksanaan, kebebasan akademik dan

otonomi keilmuan pada UIN;

g. Memberikan pertimbangan kepada penyelenggara UIN

berkenaan dengan calon-calon yang diusulkan untuk diangkat

menjadi Rektor dan dosen yang dicalonkan memangku jabatan

akademik di atas Rektor.

h. Menegakkan norma-norma yang berlaku bagi sivitas

akademika.

i. Mengukuhkan pemberian gelar Doktor Kehormatan pada

civitas UIN yang memenuhi persyaratan.

3.3.15 Fakultas

Fakultas mempunyai tugas mengkoordinasikan dan

melaksanakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam

satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan, agama, sains dan

teknologi dan/atau seni tertentu. Dalam suatu fakultas dapat terdiri

atas berbagai Jurusan/Program Studi.

3.3.16 Sekolah Pascasarjana (SP)

Sekolah Pascasarjana bertugas menyelenggarakan fungsi

pelaksanaan pendidikan dan pengajaran jenjang Magister dan

Doktor, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, pembinaan

sivitas akademika dan kerjasama dengan fakultas dan/atau

lembaga-lembaga lain.

Page 99: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

84

3.3.17 Lembaga Penelitian (Lemlit)

Lembaga Penelitian bertugas melaksanakan,

mengkordinasikan, mengembangkan, memantau dan menilai

pelaksanaan kegiatan penelitian yang diselenggarakan oleh Pusat

Penelitian serta mengusahakan serta mengendalikan administrasi

dan sumber daya yang diperlukan.

3.3.18 Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM)

Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat mempunyai

tugas melaksanakan, mengkordinasikan, mengembangkan,

memantau dan menilai pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada

masyarakat, yang diselenggarakan oleh Pusat Pengabdian kepada

Masyarakat serta mengusahakan serta mengendailkan administrasi

dan sumber daya yang diperlukan.

3.3.19 Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (Biro AAK)

Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi di bidang

akademik dan kemaha-siswaan di lingkungan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan menyelengga-

rakan fungsi:

a. Pelaksanaan administrasi akademik;

b. Pelaksanaan administrasi kemahasiswaan dan alumni;

Page 100: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

85

c. Pelaksanaan administrasi kerjasama dan administrasi

Kordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS)

3.3.20 Biro Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi (Biro

PKSI)

Biro Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi

mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi di bidang

Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi di lingkungan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Biro Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi menyeleng-

garakan fungsi:

a. Pelaksanaan administrasi perencanaan;

b. Pelaksanaan administrasi keuangan dan Inventaris Kekayaan

Negara

c. Pelaksanaan administrasi sistem informasi

3.3.21 Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian (Biro A UK)

Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian mempunyai

tugas memberikan layanan administrasi dibidang umum dan

kepegawaian dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan

fungsi:

a. Pelaksanaan administrasi umum;

b. Pelaksanaan administrasi kepegawaian

c. Pelaksanaan administrasi organisasi dan tatalaksana

Page 101: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

86

3.3.22 Perpustakaan

Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan layanan

bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat.

Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyediaan dan pengolahan bahan pustaka

b. Pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka sertapengembangan

kepustakaan dan pustakawan

c. Pelaksanaan kerjasama antar perpustakaan perguruan tinggi dan/

atau badan lain di dalam dan luar negeri

3.3.23 Pusat Bahasa

Pusat Bahasa menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran bahasa;

b. Pengembangan program pendidikan dan pengajaran bahasa.

3.3.24 Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM)

Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu merupakan

lembaga yang dibentuk berdasarkan Statuta UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Lembaga ini berperan melakukan konsolidasi

dan mengakselerasi upaya-upaya internal perguruan tinggi dalam

peningkatan/pengembangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

bekerja sama dengan unit/lembaga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

lainnya. Lembaga ini terletak di Kam-pus I.

Page 102: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

87

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN

4.1 Analisis Masalah

Keadaan infrastruktur jaringan yang menghubungkan kampus II

dengan network operation center (NOC) yang ada di fakultas III tepatnya

di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta sekarang ini menggunakan infrastruktur jaringan

berbasis Wireless.

Dalam implementasinya infrastruktur network operation center

(NOC) di fakultas III yang menghubungkan jaringan dengan kampus II,

sekarang ini menggunakan wireless point to point dengan frekuensi 5,8

GHz, sebelumnya infrastruktur jaringan tersebut menggunakan wireless

point to point dengan frekuensi 2,4 GHz dan telah dilakukan pergantian

dari frekuensi yang sama sebanyak dua kali. Perubahan frekuensi dari 2,4

GHz menjadi 5,8 GHz, itu disebabkan karena banyak gangguan yang

sering terjadi. Walaupun sudah dilakukan perubahan menjadi frekuensi

yang cukup besar, akan tetapi kelemahan yang dimiliki wireless masih

terus menjadi hambatan dalam proses lalu lintas data.

Adapun permasalahan yang sering terjadi selama ini, itu terjadi

pada device wireless itu sendiri, seperti disebabkan oleh gangguan

perubahan cuaca yang mengakibatkan sering terputusnya koneksi dari

173

Page 103: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

88

kampus I dengan kampus II, sambaran petir yang mengakibatkan rusaknya

perangkat wireless, Kendala lainnya yang mempengaruhi transmisi adalah

backbone UTP yang cukup panjang dari distributor di lantai 1 ke radio

(wireless) yang berada di roof gedung Syahida, sementara distributor yang

berada dilantai 1 merupakan distributor Fiber optic ke setiap gedung di

kampus 2 yang menyebabkan pada saat puncak akan menjadi bottleneck

dari distributor ke wireless. Dalam segi maintenance koneksi dengan

menggunakan wireless memerlukan maintenance yang cukup berat

dikarenakan wireless yang berada di atas gedung menjadi rentan terkena

petir.

20 19

16

1 2 3

7

8

4 5 6 18

Kampus I LAN

NOC

9

10

11 12

17 13 14 15

Gambar 4.1 Desain Jaringan NOC Menggunakan Wireless

Page 104: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

89

Keterangan :

1. Application Server

2. Databse Server

3. Intranet Portal Server

4. File Server

5. Domain Controller

6. NMS+Backup Server

7. Core Switch

8. Firewall

9. Router

10. De-Militerized Zone (DMZ) Switch

11. Internet Web Server

12. Mail Server

13. Kampus LAN

14. Kampus LAN

15. Kampus LAN

16. UTP

17. Switch Fakultas III

18. Fiber Optic (Multimode)

19. Wireless ke Kampus II (Wisma Syahida)

20. Internet

Page 105: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

90

4.2 Solusi Yang Diusulkan

Dari analisis dan permasalahan yang sering terjadi pada

infrastruktur jaringan yang menghubungkan network operation center

(NOC) dengan kampus II, Untuk itu penulis ingin mengusulkan media

fiber optic single mode ke dalam infrastruktur network operation center

(NOC) di fakultas III yang menghubungkan sistem jaringan dengan

kampus II, dimana untuk beberapa tahun mendatang media fiber optic

akan menggantikan keberadaan wireless bridge yang saat ini menjadi

media utama penghubung antara kampus I dengan kampus II.

4.2.1 Kecepatan Fiber Optic

Kecepatan transmisi data menggunakan fiber optic singlemode

sangat cepat, 50 kali lebih cepat dibandingkan fiber optic multimode.

single mode adalah sebuah sistem transmisi data berwujud cahaya

yang didalamnya hanya terdapat satu buah indeks sinar tanpa

terpantul yang merambat sepanjang media tersebut dibentang.

Kecepatan transmisi data pada single mode sama dengan kecepatan

cahaya yang digunakannya. Kecepatan cahaya adalah 3 x 108 =

300.000.0000 m/s.

Page 106: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

91

Tabel 4.1

Perbandingan Kecepatan antara FO dengan Wireless

Wireless Fiber Optic Singlemode

Sangat dipengaruhi oleh

jarak

Tidak dipengaruhi oleh

jarak

Kecepatan

Dalam frekuensi 5 Ghz.

Kecepatan 54 Mbps

Sama dengan kecepatan

cahaya 3 x 108 =

300.000.0000 m/s. Bisa

mencapai hitungan

gigabit perdetik

Jaringan wireless mempunyai karakteristik yang berbeda dengan

jaringan fisik yang menggunakan kabel. Pada jaringan wireless yang

menentukan jauh tidaknya sebuah jaringan tergantung dari kekuatan

signal yang dipancarkan, sehingga jarak dan lokasi sangat

mempengaruhi kecepatan dari pancaran signal wireless.

4.2.2 Proses Transmisi Data pada FO

Sistem FO mengubah (encoding) informasi yang berbentuk digital

ataupun analog kebentuk cahaya, yang nantinya cahaya ini

dipancarkan (pancaran cahaya seperti laser) kealat penerima yang

sangat sensitiv dengan cahaya dan di ubah lagi (decoding) menjadi

signal aslinya, lalu sinyal ini di ubah (converted) menjadi output

yang diinginkan

Page 107: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

92

Analog/digital Converter

Light source

Fiber Optic Cable Single Mode

Berdiameter 8

Analog/digital Converter

(Catalys 2950) Laser/LED mikro meter

Konektor

FC

Gambar 4.2

Konektor

FC

Detector (Catalys 2950)

Proses transmisi data/informasi pada fiber optic single mode

4.2.3 Perbandingan Harga FO dengan Wireless

Perbandingan harga FO (1500m) dengan wireless adalah 1 : 25.

Biaya untuk instalasi fiber optic single mode outdoor :

Tarikan FO / m single mode outdoor Rp.100,000.00/m x 1500 m

Rp.150,000,000.00 (seratus lima puluh juta rupiah)

Tabel 4.2

Perbandingan Harga antara FO dengan Wireless

Wireless Fiber Optic Single mode

Perkiraan

Biaya

500.000 s/d 6000.000

Tergantung dari fitur-

fitur yang dimiliki

wireless

1 m fiber optic single mode Rp. 100,000.00

Jarak antara kampus I dengan kampus II ± 1500 m, sehingga kabel

yang dibutuhkan untuk satu tarikan sebanyak 1500 m atau 1,5 Km.

Page 108: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

93

kabel yang dibutuhkan untuk menghubungkan kampus I dengan

kampus II sebanyak 8 core atau 3000 m untuk dua tarikan.

1 meter harga fiber optic single mode Rp.100,000.00

1 konektor jenis FC Rp. 90,000.00

1 buah patchcord fiber optik jenis single mode sc to fc

Rp. 300,000.00

Anggaran dana yang harus dikeluarkan untuk pembelian fiber optic

sebesar Rp. 100,000.00 x 3000m = Rp. 300,000,000.00

Untuk pembelian konektor jenis FC Rp. 90,000.00 x 16 konektor

= Rp. 140,000.00

Untuk pembelian patchcord fiber optik jenis single mode sc to fc Rp.

300,000.00 x 8 patchcord = 2,400.000

(PT. Logaritma Prima Utama)

4.2.4 Perawatan (Maintenance)

Perawatan FO lebih mudah dibandingkan dengan wireless.

Perbandingan perawatan dapat dilihat di tabel 4.4 Wireless adalah

salah satu perangkat yang rentan terkena petir sehingga untuk

perawatannya berbeda dengan fiber optic.

Page 109: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

94

Tabel 4.3

Perbandingan Perawatan Fiber Optic dengan Wireless

Wireless Fiber Optic

Perawatan

Dilakukan pengecekan terhadap anti petir dan

grounding anti petir.

Apabila cuaca sedang

buruk (Petir) wireless

segera di matikan

Dilakukan pembersihan dari masing - masing

konektor dan dilakukan

sekali dalam dua bulan

Untuk maintenance fiber optic dilakukan beberapa tahap,

diantaranya :

- Tahap pengecekan koneksi

Tahap ini adalah tahap yang dilakukan untuk menjaga kestabilan

koneksi dari fiber optic. Dalam tahap ini dibutuhkan alat

pengecekan koneksi fiber optic yaitu fluke seri 4500, alat ini

berfungsi untuk mengetest koneksi dari titik a ke titik b.

- Tahap pembersihan (Cleaning)

Tahap ini adalah tahap pembersihan dari masing-masing konektor

fiber optic, biasanya tahap ini dilakukan sebanyak satu kali dalam

dua bulan, dalam tahap ini dibutuhkan alat untuk melakukan

pembersihan (cleaning) yaitu amplas fiber dan alkohol dengan

kadar 60%. (PT. Logaritma Prima Utama)

Page 110: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

95

4.2.5 Spesifikasi Device

Dalam pengembangan infrastruktur fiber optic dibuthkan spesifikasi

device diantaranya :

a. Fiber optic jenis single mode outdoor 1500 m atau 1,5 km b.

Konektor jenis sc to fc sebanyak 16 konektor

Konektor jenis sc to fc ini akan di pasang di masing-masing

ujung fiber optic.

c. Terminasi Toolkit

Alat ini digunakan untuk terminasi atau menyambungkan

konektor dengan masing-masing ujung fiber optik

(PT. Logaritma Prima Utama)

4.3 Tahap Perancangan

Perancangan yang dilakukan dalam membangun

infrastruktur jaringan yang menghubungkan network operation center

(NOC) di fakultas III dengan kampus II (Wisma Syahida), penulis tidak

banyak melakukan perubahan dari struktur desain jaringan tersebut, akan

tetapi penulis hanya merubah desain atau perancangan infrastruktur

jaringan yang menghubungkan network operation center (NOC) di

fakultas III dengan kampus II (Wisma Syahida) yang semulanya

menggunakan wireless bridge menjadi fiber optic single mode.

Page 111: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

96

4.3.1 Perancangan Desain Jaringan yang Diusulkan

Dalam perancangan desain ini penulis tidak banyak melakukan

perubahan dari desain jaringan yang sudah berjalan akan tetapi,

penulis hanya melakukan perubahan pada jaringan yang

menghubungkan kampus I dengan kampus II, yang sebelumnya

menggunakan media wireless dirubah menjadi media fiber optic.

Lihat gambar 4.3.

20 Kampus II LAN

16

1 2 3 19

7

8

4 5 6 18

Kampus I LAN

NOC

9

10

11 12

17

13 14 15

Gambar 4.3 Desain Jaringan NOC Menggunakan Fiber Optic

Page 112: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

97

Keterangan :

1. Application Server

2. Databse Server

3. Intranet Portal Server

4. File Server

5. Domain Controller

6. NMS+Backup Server

7. Core Switch

8. Firewall

9. Router

10. De-Militerized Zone (DMZ) Switch

11. Internet Web Server

12. Mail Server

13. Kampus I LAN

14. Kampus I LAN

15. Kampus I LAN

16. Kampus II LAN

17. Switch Fakultas III

18. Fiber Optic (Multimode)

19. Fiber Optic (Singlemode)

20. Internet

Page 113: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

98

Tower WireLess Bridge yang akan diganti menjadi Fiber Optic Single Mode

Jalur Fiber Optic Single Mode ke Kampus II

Gambar 4.4 Jalur Fiber Optic Single Mode Kampus I

Page 114: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

99

Tower Wireless Bridge

yang akan diganti menjdi Fiber Optic Single Mode

Jalur Fiber Optic Single Mode dari

Kampus I

Gambar 4.5 Jalur Fiber Optic Single Mode Kampus II

Page 115: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

100

4.3.2 Perancangan Kebutuhan Device

Dalam perancangan backbone fiber optic single mode yang

menghubungkan kampus I dengan kampus II tepatnya dari

Network Operation Center (NOC) di fakultas III dengan wisma

syahida di kampus II, memerlukan beberapa kebutuhan device

yang mendukung diantaranya :

a. Patchcord single mode jenis sc to fc, patchcord ini digunakan

untuk menghubungkan catalys dengan box fo

b. Catalys 2950

Catalys ini digunakan sebagai transmitter dan receiver yang

berfungsi untuk mengubah pulsa elektronik ke cahaya dan

sebaliknya.

Page 116: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

101

AREA KAMPUS I

NOC

Wisma Syahida

AREA KAMPUS II

AREA KOMPLEK UIN

Keterangan : Kabel fiber optik single mode

diameter 8 mikro meter (Kedalaman penguburan 100 cm

Jalan Raya (Kabel yang melewati jalan raya menggunakan gorong-gorong)

NOC / Wisma Syahida Spesifikasi Device - Catalys 2950 - Patchcord fiber optic jenis sc to fc - Konektor fc

Belokan fiber optic maksimal 900

Belokan fiber optic 450

Gambar 4.6 Jalur Fiber Optic Single Mode

Page 117: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

102

4.4 Simulasi Prototyping

Dalam tahap ini, penulis akan mensimulasikan hasil dari

perancangan yang sudah didesain utuk pengembangan infrastruktur

jaringan yang menghubungkan Network Operation Center (NOC) dengan

kampus II dengan menggunakan media transmisi fiber optic single mode.

Adapun sofware yang digunakan untuk melakukan proses

simulasi menggunakan Packet Tracer 5.0, ini adalah sofware terbaru yang

dikeluarkan oleh cisco. Dalam proses simulasi ini, penulis hanya

melakukan koneksi dari titik satu ke titik dua atau dari network operation

center (NOC) di kampus I dengan wisma syahida di kampus II dengan

menggunakan media transmisi fiber optic single mode.

Gambar 4.7 Tampilan Sofware Packet Tracer 5.0

Page 118: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

103

Langkah-langkah Simulasi :

1. Buka Sofware Packet Tracer 5.0, kemudian gunakan device Switch

pilih tipe switch generic letakkan di halaman kosong pada Packet

Tracer 5.0 lihat gambar 4.8

a b

Gambar 4.8 Proses pemilihan switch pada Packet Tracer 5.0

Keterangan :

a. Pilih tipe switch

b. Pilih switch tipe Generic

Page 119: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

104

2. Gunakan media trasmisi fiber optic untuk menghubungkan switch satu ke

switch dua, lihat gambar 4.9.

a b

Gambar 4.9

Proses pemilihan fiber optic pada Packet Tracer5.0

Keterangan :

a. Pilih tipe connections

b. Pilih media transmisi fiber

3. Pilih end device kemudian pilih pc generic dan letakkan di dekat

switch satu dan dua, lihat gambar 4.11

Page 120: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

105

a b

Gambar 4.10

Proses pemilihan device pc generic pada Packet Tracer5.0

Keterangan :

a. Pilih tipe end devices

b. Pilih generic

4. Gunakan media transmisi UTP copper straight-trough untuk

menghubungkan dari pc generic ke switch generic, lihat gambar 4.11

Page 121: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

106

a b

Gambar 4.11

Proses pemilihan UTP copper straight-trough pada Packet Tracer 5.0

Keterangan :

a. Pilih tipe connections

b. Pilih copper straight-trough

5. Lakukan pengetesan koneksi dengan melakukan pengiriman paket ping

dari pc 0 ke pc 1 dengan menggunakan pasilitas add simple pdu. lihat

gambar 4.12

Page 122: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

107

b

a

Gambar 4.12

Proses simulasi fiber optic pada Packet Tracer 5.0

Keterangan :

a. Pilih add simple pdu kemudian letakkan di pc 0 dan tarik ke pc 1

b. Hasil pengirimin paket ping berhsail

Page 123: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

108

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan tugas akhir berserta saran untuk penelitian dan

pengembangan lebih lanjut.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang ada pada bab-bab sebelumnya, maka

dapat diambil kesimpulan dari penulisan tugas akhir ini sebagai berikut :

a. Fiber optic mempunyai kecepatan transfer data mencapai hitungan

gigabit perdetik dan harga fiber optic lebih mahal dibandingkan harga

wireless, dapat dilihat pada table 4.1

b. Dalam perawatan (maintenance) untuk fiber optic hanya melakukan

pembersihan (clean up) sekali dalam waktu dua bulan dan itu lebih

mudah dibandingan perawatan (maintenance) untuk wireless. dapat

dilihat pada table 4.3

c. Perancangan infrastruktur jaringan fiber optic dapat dilihat pada

gambar 4.6

d. Simulasi dari perancangan infrasturktur jaringan fiber optik

menggunakan sofware Packet Tracer 5.0 dapat dilihat pada gambar 4.7

194

Page 124: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

109

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat penulis berikan dalam pengembangan

infrastruktur jaringan yang menghubungkan network operation center

dengan kampus II lebih lanjut adalah :

a. Untuk pengembangan selanjutnya fiber optic lebih baik digunakan

sebagai backbound yang menghubungkan kampus I dengan kampus II

b. Agar terwujudnya suatu jaringan yang handal dan hasil yang maksimal

maka manfaatkanlah fasilitas jaringan dengan baik.

c. Perawatan (Memaintenace) adalah solusi utama dari kekuatan,

kenyaman, dan keamanan suatu perangkat jaringan.

Page 125: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

110

DAFTAR PUSTAKA

Dedenthea, 2007. Apa Itu Fiber Optik. http://dedenthea.wordpress.com

/2007/02/17/apa-itu-fiber-optik. Jam 22 : 55. 27/ 11/08

Goldman, James. dkk. 2003. Applied Data Communications : a business-oriented

approach. United States of America : John Wiley

Jamhari. Dkk. 2007. Pedoman Akademik 2007-2008 Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta. Jakarta : Biro Administrasi Akademik

dan Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores :

Nusa Indah

Lammle, Todd. 2005. CCNA Cisco Certified Network Associate. Jakarta : Flex

Media Komputindo.

Sofana, Iwan. 2008. Membangun Jaringan Komputer Membuat Jaringan

Komputer (Wire & Wireless) untuk Pengguna Windows dan Linux.

Bandung : Informatika.

196

Page 126: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

111

Sopandi, Dede. 2008. Instalasi Dan Konfigurasi Jaringan Komputer. Bandung :

Informatika

Stallings, William. 2001. Komunikasi Data Dan Komputer. Jakarta : Salemba

Teknika

Subiyantoro. 1996. Telekomunikasi dan Komputer. Jakarta : Gunadarma

Truelove, James. 2000. Lan Wiring. United States of America : McGraw Hill

Companies

http://leogandawijaya. wikipedia.org, 2008. Jam 23 : 01. 27/ 11/08

http://smkn1bjm.wordpress.com/2007/03/29/apa-itu-fiber-optik/ Jam 23 : 20. 27/

11/08

http://id.wikipedia.org /wiki/Serat_optik. Jam 23 : 20. 27/ 11/08

http://www.pcmedia.co.id/ detail.asp?Id=1225&Cid=22&Eid=25 Jam 22 : 23.

28/ 11/08

http://www.waena.org /serat-optik/ Jam 23 : 23. 27/ 11/08

Page 127: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

112

LAMPIRAN

Page 128: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

113

HASIL WAWANCARA

Hasil wawancara dengan Bapak Tata Tafdjani selaku staf IT Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 13 sampai dengan 15 oktober

2008, tempat wawancara di Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Indonesia

Gedung Rektorat dan Network Operation Center (NOC).

Media transmisi apa yang selama ini digunakan dalam menghubungkan kampus I

tepatnya di Network Operation Center dengan kampus II Wisma Syahida ?

Jawab : Selama ini media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan

kampus I dengan kampus II. Itu menggunakan wireless bridge.

Bagaimana keamanan dan kenyamanan didalam menggunakan media transmisi

wireless yang selama ini digunakan ?

Jawab : segi keamanan dan kenyaman sudah cukup baik, akan tetapi apabila

cuaca sedang buruk proses transmisi data sering terganggu.

Gangguan apa saja yang menjadi kendala dalam menggunakan wireless ?

Jawab : Gangguan yang sering terjadi dalam menggunkan wireless itu

diakibatkan oleh buruknya cuaca, sehingga dalam proses transmisi data

sering terganggu. Gangguan yang sangat fatal dan sudah tiga kali

terjadi itu diakibatkan oleh sambaran petir dan mengakibatkan

kerusakan yang sangat serius pada perangkat wireless.

Page 129: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

114

Terdapat kesulitankah dalam memaintenance wireless bridge ?

Jawab : Koneksi dengan menggunakan Wireless memerlukan maintenance

yang cukup berat dikarenakan wireless yang berada di atas gedung

menjadi rentan terkena petir.

Selama menggunakan wireless, kerusakan yang terjadi disebabkan apa ?

Jawab : Kerusakan yang sering terjadi lebih banyak adalah masalah electrical

yang disebabkan petir.

Sudah berapa kali melakukan pergantian wireless ?

Jawab : Sampai saat ini telah 3 kali melakukan pergantian perangkat wireless

(board radio).

Bagaimana kepuasan pihak IT selama menggunakan media transmisi wireless

yang menghubungkan kampus I dengan kampus II ?

Jawab : sampai saat ini pihak IT belum merasakan kepuasan yang maxsimal

dari fungsi wireless itu sendiri, terutama dari fungsi untuk

menghubungkan atau mengkoneksikan antara kampus I dengan

kampus II, dikarenakan gangguan yang sering terjadi baik dari segi

peralatan yang mendukungnya maupun dari segi cuaca dan sambaran

petir.

Page 130: PADA GEDUNG FAKULTAS III DENGAN KAMPUS IIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8799/1/AHMAD... · 2.4.6 Layer Data Link ... dibutuhkannya sistem arsitektur jaringan yang

115

Usaha kedapan, apa yang ingin bapak lakukan selaku kepala IT UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dalam memaintenance, dan memajukan Teknologi Sistem

Informasi khususnya dalam pengembangan infrastruktur jaringan yang

menghubungkan kampus I dengan kampus II ?

Jawab : Usaha kedepan yang kami lakukan, kami ingin melakukan

pengembangan infrastruktur jaringan yang menghubungkan kampus I

dengan kampus II yang sekarang ini menggunakan media transmisi

wireless, akan diganti menjadi media transmisi fiber optic single mode.

Sudah tiga kali dilakukan pergantian perangkat wireless, Berapa lamakah

Ketahanan dan kekuatan wireless?

Jawab : Rata-rata kekuatan wireless mencapai 2-3 tahun.

Mengetahui, 15 Oktober 2008

Tata Taftadjani