Pacansila sebagai Sistem Filsafat

18
1 PANCASILA SEBAGAI SISTEM PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT FILSAFAT Disusun Oleh : Kelompok 4: - Prajanata Aditama.H ( 2012220042 ) - Anis Widia Citra ( 2012220101 )

Transcript of Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Page 1: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

11

PANCASILA SEBAGAI SISTEM PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATFILSAFAT

Disusun Oleh :

Kelompok 4: - Prajanata Aditama.H ( 2012220042 )

- Anis Widia Citra ( 2012220101 )

Page 2: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

22

SUBPOKOK BAHASANSUBPOKOK BAHASAN

Pancasila Sebagai Sistem FilsafatPancasila Sebagai Sistem Filsafat

1.1. Pengertian Filsafat Pengertian Filsafat

2.2. Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila

3.3. Hakekat Sila-sila PancasilaHakekat Sila-sila Pancasila

Page 3: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATSEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif.dapat dilakukan dengan cara deduktif dan induktif. Cara deduktifCara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila yaitu dengan mencari hakikat Pancasila

serta menganalisis dan menyusunnya secara serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang sistematis menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.komprehensif.

Cara induktifCara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan sosial budaya masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-gejala itu.itu.

33

Page 4: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.kesatuan yang utuh.Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya, hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesiayang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia

44

Page 5: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya, seperti materialisme, idealisme, filsafat lainnya, seperti materialisme, idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara lainCiri sistem Filsafat Pancasila itu antara lain ::

1.1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.terpisah-pisah maka itu bukan Pancasila.

2.2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:dan utuh itu dapat digambarkan sebagai berikut:

Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila 2,3,4 dan 5;

55

Page 6: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai sila 3, 4 dan 5;sila 3, 4 dan 5;Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari dan menjiwai sila 4, 5;menjiwai sila 4, 5;Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3, dan mendasari dan menjiwai sila 5;menjiwai sila 5;Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1,2,3,4.

Inti sila-sila Pancasila meliputi:Inti sila-sila Pancasila meliputi: TuhanTuhan, yaitu sebagai kausa prima, yaitu sebagai kausa prima ManusiaManusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial SatuSatu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri RakyatRakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan , yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan

gotong royonggotong royong AdilAdil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang , yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang

lain yang menjadi haknya.lain yang menjadi haknya.

66

Page 7: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

77

PENGERTIAN FILSAFATPENGERTIAN FILSAFAT

Pengertian FilsafatPengertian Filsafat Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan

padanan kata falsafah (Arab) dan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophyphilosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani ( (philosophiaphilosophia).).

Kata Kata philosophiaphilosophia merupakan kata majemuk yang merupakan kata majemuk yang terususun dari kata terususun dari kata philos philos atau atau phileinphilein yang berarti yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophiasophia yang yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan.pengetahuan.

Page 8: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

88

Dengan demikian Dengan demikian philosophiaphilosophia secara harafiah berarti secara harafiah berarti mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. mencintai pengetahuan.

Ada tiga pengertian filsafat, yaitu:Ada tiga pengertian filsafat, yaitu:Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hiduppandangan hidupFilsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.

Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis.sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis.

Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.

Page 9: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila Pengertian Filsafat PancasilaPengertian Filsafat Pancasila

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.ideologi Pancasila.

Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.

Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the the faounding fatherfaounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).Abdul Gani).

Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasla (Notonagoro).yaitu tentang hakikat dari Pancasla (Notonagoro).

99

Page 10: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Filsafat Pancasila AsliFilsafat Pancasila AsliPancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat. Hal Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat. Hal ini merujuk pidato Sukarno di BPUPKI dan banyak ini merujuk pidato Sukarno di BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni Universitas di pendiri bangsa merupakan alumni Universitas di Eropa, di mana filsafat barat merupakan salah satu Eropa, di mana filsafat barat merupakan salah satu materi kuliah mereka. Pancasila terinspirasi konsep materi kuliah mereka. Pancasila terinspirasi konsep humanisme, rasionalisme, universalisme, humanisme, rasionalisme, universalisme, sosiodemokrasi, sosialisme Jerman, demokrasi sosiodemokrasi, sosialisme Jerman, demokrasi parlementer, dan nasionalismeparlementer, dan nasionalisme

1010

Page 11: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Filsafat Pancasila versi SoekarnoFilsafat Pancasila versi Soekarno  

Filsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh Filsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh Sukarno sejak 1955 sampai berakhirnya Sukarno sejak 1955 sampai berakhirnya kekuasaannya (1965). Pada saat itu Sukarno selalu kekuasaannya (1965). Pada saat itu Sukarno selalu menyatakan bahwa Pancasila merupakan filsafat menyatakan bahwa Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam). Menurut Budha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam). Menurut Sukarno “Ketuhanan” adalah asli berasal dari Sukarno “Ketuhanan” adalah asli berasal dari Indonesia, “Keadilan Soasial” terinspirasi dari Indonesia, “Keadilan Soasial” terinspirasi dari konsep Ratu Adil. Sukarno tidak pernah konsep Ratu Adil. Sukarno tidak pernah menyinggung atau mempropagandakan “Persatuan”.menyinggung atau mempropagandakan “Persatuan”.

1111

Page 12: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Filsafat Pancasila versi SoehartoFilsafat Pancasila versi SoehartoOleh Suharto filsafat Pancasila mengalami Indonesiasi. Oleh Suharto filsafat Pancasila mengalami Indonesiasi. Melalui filsuf-filsuf yang disponsori Depdikbud, semua Melalui filsuf-filsuf yang disponsori Depdikbud, semua elemen Barat disingkirkan dan diganti interpretasinya dalam elemen Barat disingkirkan dan diganti interpretasinya dalam budaya Indonesia, sehingga menghasilkan “Pancasila truly budaya Indonesia, sehingga menghasilkan “Pancasila truly Indonesia”. Semua sila dalam Pancasila adalah asli Indonesia”. Semua sila dalam Pancasila adalah asli Indonesia dan Pancasila dijabarkan menjadi lebih rinci (butir-Indonesia dan Pancasila dijabarkan menjadi lebih rinci (butir-butir Pancasila). Filsuf Indonesia yang bekerja dan butir Pancasila). Filsuf Indonesia yang bekerja dan mempromosikan bahwa filsafat Pancasila adalah truly mempromosikan bahwa filsafat Pancasila adalah truly Indonesia antara lain Sunoto, R. Parmono, Gerson W. Indonesia antara lain Sunoto, R. Parmono, Gerson W. Bawengan, Wasito Poespoprodjo, Burhanuddin Salam, Bawengan, Wasito Poespoprodjo, Burhanuddin Salam, Bambang Daroeso, Paulus Wahana, Azhary, Suhadi, Kaelan, Bambang Daroeso, Paulus Wahana, Azhary, Suhadi, Kaelan, Moertono, Soerjanto Poespowardojo, dan MoerdionoMoertono, Soerjanto Poespowardojo, dan Moerdiono..

1212

Page 13: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Hakekat Sila-sila PancasilaHakekat Sila-sila PancasilaSila ketuhanan yang maha esa Sila ketuhanan yang maha esa

Inti sila ketuhanan yang mahaesa adalah kesesuaian sifat-sifat dan hakikat Inti sila ketuhanan yang mahaesa adalah kesesuaian sifat-sifat dan hakikat Negara dengan hakikat Tuhan. Kesesuaian itu dalam arti kesesuaian sebab-akibat. Negara dengan hakikat Tuhan. Kesesuaian itu dalam arti kesesuaian sebab-akibat. Maka dalam segala aspek penyelenggaraan Negara Indonesia harus sesuai Maka dalam segala aspek penyelenggaraan Negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat nila-nilai yang berasal dari tuhan, yaitu nila-nilai agama. Telah dengan hakikat nila-nilai yang berasal dari tuhan, yaitu nila-nilai agama. Telah dijelaskan di muka bahwa pendukung pokok dalam penyelenggaraan Negara dijelaskan di muka bahwa pendukung pokok dalam penyelenggaraan Negara adalah manusia, sedangkan hakikat kedudukan kodrat manusia adalah sebagai adalah manusia, sedangkan hakikat kedudukan kodrat manusia adalah sebagai makhluk berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan. Dalam pengertian ini hubungan makhluk berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan. Dalam pengertian ini hubungan antara manusia dengan tuhan juga memiliki hubungan sebab-akibat. Tuhan adalah antara manusia dengan tuhan juga memiliki hubungan sebab-akibat. Tuhan adalah sebagai sebab yang pertama atau kausa prima, maka segala sesuatu termasuk sebagai sebab yang pertama atau kausa prima, maka segala sesuatu termasuk manusia adalah merupakan ciptaan tuhan (Notonagoro) manusia adalah merupakan ciptaan tuhan (Notonagoro)

Hubungan manusia dengan tuhan, yang menyangkut segala sesuatu Hubungan manusia dengan tuhan, yang menyangkut segala sesuatu yang berkaitan dengan kewajiban manusia sebagai makhluk tuhan terkandung yang berkaitan dengan kewajiban manusia sebagai makhluk tuhan terkandung dalam nilai-nilai agama. Maka menjadi suatu kewajiban manusia sebagai makhluk dalam nilai-nilai agama. Maka menjadi suatu kewajiban manusia sebagai makhluk tuhan, untuk merealisasikan nilai-nilai agama yang hakikatnya berupa nila-nilai tuhan, untuk merealisasikan nilai-nilai agama yang hakikatnya berupa nila-nilai kebaikan, kebenaran dan kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. kebaikan, kebenaran dan kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1313

Page 14: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab Sila kemanusiaan yang adil dan beradab

Inti sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah Inti sila kemanusiaan yang adil dan beradab adalah landasan manusia. Maka konsekuensinya dalam setiap aspek landasan manusia. Maka konsekuensinya dalam setiap aspek penyelengaraan Negara antara lain hakikat Negara, bentuk Negara, penyelengaraan Negara antara lain hakikat Negara, bentuk Negara, tujuan Negara , kekuasaan Negara, moral Negara dan para tujuan Negara , kekuasaan Negara, moral Negara dan para penyelenggara Negara dan lain-lainnya harus sesuai dengan sifat-penyelenggara Negara dan lain-lainnya harus sesuai dengan sifat-sifat dan hakikat manusia. Hal ini dapat dipahami karena Negara sifat dan hakikat manusia. Hal ini dapat dipahami karena Negara adalah lembaga masyarakat yang terdiri atas manusia-manusia, adalah lembaga masyarakat yang terdiri atas manusia-manusia, dibentuk oleh anusia untuk memanusia dan mempunyai suatu dibentuk oleh anusia untuk memanusia dan mempunyai suatu tujuan bersama untuk manusia pula. Maka segala aspek tujuan bersama untuk manusia pula. Maka segala aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan hakikat dan sifat-penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan hakikat dan sifat-sifat manusia Indonesia yang monopluralis , terutama dalam sifat manusia Indonesia yang monopluralis , terutama dalam pengertian yang lebih sentral pendukung pokok Negara pengertian yang lebih sentral pendukung pokok Negara berdasarkan sifat kodrat manusia monodualis yaitu manusia berdasarkan sifat kodrat manusia monodualis yaitu manusia sebagai individu dan makhluk social. Oleh karena itu dalam sebagai individu dan makhluk social. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan hakikat Negara harus sesuai dengan hakikat sifat kaitannya dengan hakikat Negara harus sesuai dengan hakikat sifat kodrat manusia yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk social.kodrat manusia yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk social.

1414

Page 15: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Sila persatuan Indonesia Sila persatuan Indonesia Inti sila persatuan Indonesia yaitu hakikat dan sifat Negara dengan Inti sila persatuan Indonesia yaitu hakikat dan sifat Negara dengan

hakikat dan sifat-sifat satu. Kesesuaian ini meliputi sifat-sifat dan keadaan hakikat dan sifat-sifat satu. Kesesuaian ini meliputi sifat-sifat dan keadaan Negara Indonesia yang pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan yang Negara Indonesia yang pada hakekatnya merupakan suatu kesatuan yang utuh, setiap bagiannya tidak berdiri sendiri-sendiri. Jadi Negara merupakan utuh, setiap bagiannya tidak berdiri sendiri-sendiri. Jadi Negara merupakan suatu kesatuan yang utuh , setiap bagiannya tidak berdiri sendiri-sendiri. Jadi suatu kesatuan yang utuh , setiap bagiannya tidak berdiri sendiri-sendiri. Jadi Negara Indonesia ini merupakan suatu kesatuan yang mutlak tidak terbagi-Negara Indonesia ini merupakan suatu kesatuan yang mutlak tidak terbagi-bagi , merupakan suatu Negara yang mempunyai eksistensi sendiri, yang bagi , merupakan suatu Negara yang mempunyai eksistensi sendiri, yang mempunyai bentuk dan susunan sendiri. Mempunyai suatu sifat-sifat mempunyai bentuk dan susunan sendiri. Mempunyai suatu sifat-sifat dankeadaan sendiri. Kesuaian Negara dengan hakikat satu tersebut meliputi dankeadaan sendiri. Kesuaian Negara dengan hakikat satu tersebut meliputi semua unsur-unsur kenegaraan baik yang bersifat jasmaniah maupun semua unsur-unsur kenegaraan baik yang bersifat jasmaniah maupun rohania, baik yang bersifat kebendaan maupun kejiwaan. Hal itu antara lain rohania, baik yang bersifat kebendaan maupun kejiwaan. Hal itu antara lain meliputi rakyat yang senantiasa merupakan suatu kesatuan bangsa meliputi rakyat yang senantiasa merupakan suatu kesatuan bangsa Indonesia, wilayah yaitu satu tumpah darah Indonesia, pemerintah yaitu satu Indonesia, wilayah yaitu satu tumpah darah Indonesia, pemerintah yaitu satu pemerintahan Indonesia yang tidak bergantung pada Negara lain, satu pemerintahan Indonesia yang tidak bergantung pada Negara lain, satu bahasa yaitu bahasa nasional indoneisa,satu nasib dalam sejarah, satu jiwa bahasa yaitu bahasa nasional indoneisa,satu nasib dalam sejarah, satu jiwa atau satu asas kerokhanian pancasila. Kesatuan dan persatuan Negara, atau satu asas kerokhanian pancasila. Kesatuan dan persatuan Negara, bangsa dan wilayah Indonesia tersebut, membuat Negara dan bangsa bangsa dan wilayah Indonesia tersebut, membuat Negara dan bangsa indoneisa mempunyai keberadaan sendiri di antara Negara-negara lain di indoneisa mempunyai keberadaan sendiri di antara Negara-negara lain di dunia ini dunia ini

1515

Page 16: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan permusyawaratan/perwakilan

Inti sila keempat adalah kesesuaian sifat-sifat dan hakikat Negara dengan Inti sila keempat adalah kesesuaian sifat-sifat dan hakikat Negara dengan sifat-sifat dan hakikat rakyat. Dalam kaitannya dengan sila keempat ini, maka sifat-sifat dan hakikat rakyat. Dalam kaitannya dengan sila keempat ini, maka segala aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan sifat-sifat dan segala aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan sifat-sifat dan hakekat rakyat, yang merupakan suatu keseluruhan penjumlahan semua warga hakekat rakyat, yang merupakan suatu keseluruhan penjumlahan semua warga Negara yaitu Negara Indonesia. Maka dalam penyelenggaraan Negara bukanlah Negara yaitu Negara Indonesia. Maka dalam penyelenggaraan Negara bukanlah terletak pada suatu orang dan semua golongan satu buat semua, semua buat satu. terletak pada suatu orang dan semua golongan satu buat semua, semua buat satu. Dalam hal ini Negara berdasarkan atas hakikat rakyat , tidak pada golongan atau Dalam hal ini Negara berdasarkan atas hakikat rakyat , tidak pada golongan atau individu. Negara berdasarkan atas permusyawaratan dan kerjasama dan individu. Negara berdasarkan atas permusyawaratan dan kerjasama dan berdasarkan atas kekuasaan rakyat. Negara pada hakikatnya didukung oleh rakyat berdasarkan atas kekuasaan rakyat. Negara pada hakikatnya didukung oleh rakyat oleh rakyat itu dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan. Negara dilakukan untuk oleh rakyat itu dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan. Negara dilakukan untuk kepentingan seluruh rakyat , atau dengan lain perkataan kebahagian seluruh kepentingan seluruh rakyat , atau dengan lain perkataan kebahagian seluruh rakyat dijamain oleh Negara. Oleh karena itu kesesuaian Negara dengan hakikat rakyat dijamain oleh Negara. Oleh karena itu kesesuaian Negara dengan hakikat rakyat ini berkaitan dengan sifat Negara kita, yaitu Negara demokrasi monodualis, rakyat ini berkaitan dengan sifat Negara kita, yaitu Negara demokrasi monodualis, yang berarti demokrasi yang sesuai dengan sifat kodrat manusia yaitu sebagai yang berarti demokrasi yang sesuai dengan sifat kodrat manusia yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk social dalam suatu kesatuan dwitunggal, dalam makhluk individu dan makhluk social dalam suatu kesatuan dwitunggal, dalam keseimbangan dinamis yang selalu sesuai dengan situasi, kondisi dan keadaan keseimbangan dinamis yang selalu sesuai dengan situasi, kondisi dan keadaan zaman. Dalam pelaksanaannya demokrasi monodualis ini juga bersifat zaman. Dalam pelaksanaannya demokrasi monodualis ini juga bersifat kekeluargaan yaitu prinsip hidup bersama yang bersifat kekeluargaan. kekeluargaan yaitu prinsip hidup bersama yang bersifat kekeluargaan.

1616

Page 17: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

Inti sila kelima yaitu “keadilan” yang mengandung makna sifat-sifat dan keadaan Negara Inti sila kelima yaitu “keadilan” yang mengandung makna sifat-sifat dan keadaan Negara Indonesia harus sesuai dengan hakikat adil, yaitu pemenuhan hak dan wajib pada kodrat manusia Indonesia harus sesuai dengan hakikat adil, yaitu pemenuhan hak dan wajib pada kodrat manusia hakikat keadilan ini berkaitan dengan hidup manusia , yaitu hubungan keadilan antara manusia satu hakikat keadilan ini berkaitan dengan hidup manusia , yaitu hubungan keadilan antara manusia satu dengan lainnya, dalam hubungan hidup manusia dengan tuhannya, dan dalam hubungan hidup manusia dengan lainnya, dalam hubungan hidup manusia dengan tuhannya, dan dalam hubungan hidup manusia dengan dirinya sendiri (notonegoro). Keadilan ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam dengan dirinya sendiri (notonegoro). Keadilan ini sesuai dengan makna yang terkandung dalam pengertian sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya hakikat adil sebagaimana pengertian sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya hakikat adil sebagaimana yang terkandung dalam sila kedua ini terjelma dalam sila kelima, yaitu memberikan kepada siapapun yang terkandung dalam sila kedua ini terjelma dalam sila kelima, yaitu memberikan kepada siapapun juga apa yang telah menjadi haknya oleh karena itu inti sila keadilan social adalah memenuhi hakikat juga apa yang telah menjadi haknya oleh karena itu inti sila keadilan social adalah memenuhi hakikat adil. adil.

Dalam lingkup nasional realisasi keadilan diwujudkan dalam tiga segi (keadilan segitiga) yaitu: Dalam lingkup nasional realisasi keadilan diwujudkan dalam tiga segi (keadilan segitiga) yaitu: Keadilan distributive, yaitu hubungan keadilan antara Negara dengan warganya. Negara wajib Keadilan distributive, yaitu hubungan keadilan antara Negara dengan warganya. Negara wajib

memenuhi keadilan terhadap warganya yaitu wajib membagi-bagikan terhadap warganya apa yang memenuhi keadilan terhadap warganya yaitu wajib membagi-bagikan terhadap warganya apa yang telah menjadi haknya. telah menjadi haknya.

Keadilan bertaat (legal), yaitu hubungan keadilan antara warga Negara terhadap Negara. Jadi dalam Keadilan bertaat (legal), yaitu hubungan keadilan antara warga Negara terhadap Negara. Jadi dalam pengertian keadilan legal ini negaralah yang wajib memenuhi keadilan terhadap negaranya. pengertian keadilan legal ini negaralah yang wajib memenuhi keadilan terhadap negaranya.

Keadilan komulatif, yaitu keadilan antara warga Negara yang satu dengan yang lainnya, atau dengan Keadilan komulatif, yaitu keadilan antara warga Negara yang satu dengan yang lainnya, atau dengan perkataan lain hubungan keadilan antara warga Negaraperkataan lain hubungan keadilan antara warga Negara. .

1717

Page 18: Pacansila sebagai Sistem Filsafat

Daftar PustakaDaftar Pustaka

http://sharedofblog.blogspot.com/2011/02/pengertian-filsafat-http://sharedofblog.blogspot.com/2011/02/pengertian-filsafat-pancasila.htmlpancasila.html

http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/filsafat/index.htmhttp://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/filsafat/index.htm

http://www.goodgovernance-bappenas.go.id/artikel_148.htmhttp://www.goodgovernance-bappenas.go.id/artikel_148.htm

http://kuliahade.wordpress.com/2010/07/30/pancasila-http://kuliahade.wordpress.com/2010/07/30/pancasila-penjelasan-sila-sila/penjelasan-sila-sila/

http://hengkikomarudin.wordpress.com/2010/07/14/hakekat-sila-http://hengkikomarudin.wordpress.com/2010/07/14/hakekat-sila-sila-dalam-pancasila/sila-dalam-pancasila/

http://raulina.wordpress.com/2009/12/19/hakekat-pengertian-http://raulina.wordpress.com/2009/12/19/hakekat-pengertian-pancasila/pancasila/

1818