p3t Expose New

43
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN BIRO PERKONOMIAN Jl. Syech Nawawi Albantani Gd. Dinas Kesehatan Lt.3 KP3B Serang - Banten

Transcript of p3t Expose New

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

BIRO PERKONOMIANJl. Syech Nawawi Albantani Gd. Dinas Kesehatan Lt.3 KP3B Serang - Banten

ANALISIS PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN TERPADU (P3T)

Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan sumber yang penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Sumber daya alam menyediakan sesuatu yang diperoleh dari lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, sedangkan lingkungan merupakan tempat dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya. Untuk itu, pengelolaan sumber daya alam seharusnya mengacu kepada aspek konservasi dan pelestarian lingkungan. Eksploitasi sumber daya alam yang hanya berorientasi ekonomi hanya membawa efek positif secara ekonomi tetapi menimbulkan efek negatif bagi kelangsungan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu pembangunan tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi tetapi juga memperhatikan aspek etika dan sosial yang berkaitan dengan kelestarian serta kemampuan dan daya dukung sumber daya alam. Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga keberlanjutan pembangunan tetap terjamin. Pemanfaatan sumber daya alam seharusnya memberi kesempatan dan ruang bagi peranserta masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Peranan pemerintah daerah sangat diperlukan dalam perumusan kebijakan pengelolaan sumber daya alam terutama dalam rangka perlindungan dari bencana ekologis.

Maksud dari Penyusunan Analisis Pengembangan Pembangunan Perekonomian Terpadu (P3T) Wilayah Kecamatan dan Pedesaan adalah : P3T di wilayah Kecamatan dan Pedesaan adalah untuk mendekatkan pembangunan perekonomian masuk ke dalam wilayah kecamatan dan pedesaan melalui memanfaatkan air sungai, tenaga angin dan tenaga surya serta sumber daya alam lainnya yang tersedia di wilayah tersebut, untuk dikembangkan sebagai sumber daya baru dalam rangka proses Penyediaan Sumber Air Bersih dan Pembangkit Tenaga Listrik dan industri Agro bisnis serta Taman Wisata Bagi Masyarakat di Wilayah Kecamatan dan Pedesaan. P3T merupakan program terpadu dari berbagai sektor terkait, melalui Dinas Sumber Air dan Pemukimnan. Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta Dinas Pertambangan dan Energy, Dinas Budaya dan Pariwisata, Dinas Industri dan Perdagangan. P3T merupakan program dengan fokus kinerja yaitu; Pelatihan, Penelitian, Pengembangan dan Penyediaan serta Penyebaran Benih/Bibit Unggul pada balai-balai pendidikan dan latihan keterampilan masyarakat di wilayah kecamatan, serta penyediaan bibit dan benih unggulan secara terpadu dimaksudkan untuk disebarluaskan ke wilayah pedesaan atau kelurahan, sehingga terwujud pedesaan atau kelurahan yang hijau penuh dengan berbagai flora dan fauna yang dapat dipelihara dan dinikmati langsung oleh masyarakat. Pengembangan dan Pembangunan Perekonomian terpadu diarahkan kepada program dan kegiatan pro masyarakat melalui fasilitas pengembangan dan penyediaan sarana dan prasarana pembibitan/pembenihan unggulan secara terpadu, dimana hasil dari pembibitan ini untuk disebarkan pada lahan-lahan masyarakat, baik pada lahan kritis, lahan yang tidak difungsikan oleh para pemiliknya, serta lahan produktif lainnya di wilayah pedesaan secara bertahap dan berkelanjutan. Untuk memenuhi hal tersebut dibutuhkan adanya ketentuan dan peraturan serta kebijakan pemerintah, Provinsi dan Kabupaten/Kota, sehingga program dan kegiatan ini tidak salah arah dan salah sasaran dan disamping itu juga diperlukan adanya berbagai petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan yang dapat diterima oleh masyarakat termasuk perjanjian antara Pemerintah dengan masyarakat.

Tujuan dari Penyusunan Analisis Pengembangan Pembangunan Perekonomian Terpadu (P3T) Wilayah Kecamatan dan Pedesaan adalah : Terkelolanya pengembangan dan penyediaan benih dan bibit unggul untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui pemanfaatan lahan-lahan yang tersedia di wilayah kecamatan dan pedesaan, sehingga terwujud pedesaan atau kelurahan yang hijau penuh berbagai flora dan fauna yang dapat dipelihara dan dinikmati langsung oleh masyarakat, ari hasil penelitian dan pengembangan para pakar/ahli di wilayah Provinsi Banten. Tersalurkannya fasilitasi anggaran pemerintah melalui program dan kegiatan pengembangan dan pembangunan perekonomian terpadu dari dukungan APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/kota.

Terintegrasinya kegiatan dari berbagai sector pada suatu lokasi dengan sararan program yang sama dengan waktu bersamaan, terserapnya tenaga kerja secara bertahap dan berkelanjutan melalui pemanfaatan energy dan sumber daya alam melalui industri rumahan, industry kecil dan menengah serta Koperasi dan UMKM.

UNDANG - UNDANG1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 2. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air Komersialisasi dan privatisasi sumber daya air. 3. UU No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan Perencanaan perkebunan dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan pasar. 4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah; 7. Undang-undang Nomor : 16 TAHUN 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. 8. UU Nomor 17 tahun 2007 tentang Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 2025. 9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 10. UU No. 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil Melegalisasi Hak Pengusahaan Perairan Pesisir.

PERATURAN PEMERINTAH1. 2. 3. 4. Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa Peraturan Pemerintah No 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855); Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776); Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 No. 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5103). Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

5. 6. 7. 8.

9.

10.

PERATURAN DAERAH

1. Peraturan Daerah Propinsi Banten Nomor : 1 Tahun 2007 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Provinsi Banten; 2. Perda No 2/2010 tentang Perubahan Atas Perda No. 2/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2007-2012. 3. Peraturan Daerah Propinsi Banten Nomor : 1 Tahun 2011 Tentang RTRW Provinsi Banten.

PENYUSUNAN ANALISIS PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN TERPADU (P3T) WILAYAH KECAMATAN DAN PEDESAAN

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH TINGKAT PROVINSI

KEBIJAKAN TATA RUANG NASIONAL

RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA DAN KABUPATEN

LATAR BELAKANG, MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN TERPADU (P3T) DI KECAMATAN DAN DESA

SUBSTANSI PENGEMBANGAN WILAYAH TERKAIT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA ALAM, MANUSIA, SUMBER DAYA BUATAN DAN SOSIAL

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN TERPADU (P3T) DI KECAMATAN DAN DESA

POTENSI PROVINSI BANTEN DALAM KAITANNYA PENGEMBANGAN KECAMATAN DAN DESA

PROGRAM PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN TERPADU BIRO PERKONOMIAN PROVINSI BANTEN

RUJUKAN MATERI DARI RTRW DAN PRODUK HUKUM YANG MENYANGKUT P3T

PENYUSUNAN PEMODELAN PENGEMBANGAN P3T PADA LOKASI TERPILIH PROVINSI BANTEN

PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS TENTANG P3T

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG P3T

GAMBARAN UMUM PROVINSI BANTENPropinsi Banten secara geografis terletak di antara 5 7 50 - 7 1 11 Lintang Selatan dan 105 1 11 - 106 7 12 Bujur Timur. Melalui Undang-undang RI Nomor 23 tahun 2000, status Karesidenan Banten Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Provinsi Banten. Secara wilayah pemerintahan Provinsi Banten terdiri dari 4 kota, 4 kabupaten, 140 kecamatan, 262 kelurahan dan 1.242 desa dengan luas wilayah Banten adalah 9.160,70 Km2, dan berbatasan dengan wilayah lain yaitu : Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : berbatasan dengan Laut Jawa : berbatasan dengan Jakarta dan Jawa Barat : berbatasan dengan Samudera Hindia : berbatasan dengan Selat Sunda

KEPENDUDUKAN Jumlah penduduk Banten tahun 2010 adalah 10.644.030 orang (5.440.783 laki-laki dan 5.203.247 perempuan), Luas Wilayah Banten 9.018,64 Km2 (Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang SePenyebaran penduduk Banten di daerah perkotaan berbatasandengan DKI Jakarta latan) yakni sebesar 55,81 %, wilayah bagian utara (Kab. Serang, Kota Serang, Kota Cilegon), sebesar 22,12%, wilayah bagian selatan (Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak) sebesar 22,07 %. Ttingkat kepadatan penduduk Banten 1.180 orang per Km2. Wilayah terpadat Kota Tangerang yakni sebanyak 9.613 orang per Km2 dan trrendah adalah Kabupaten Lebak yakni sebanyak 395 orang per Km2.

Penduduk Provinsi Banten sebagian besar 815.904 jiwa (25,88%) bekerja pada sektor pertanian, sektor perdagangan sebesar (20,64%), sektor transportasi (8,71%),sektor keuangan (2,15%) dan sektor jasa sebesar (12,52%) sektor industri sebesar (25,03%), sektor listrik dan air (0,38%), lainnya sebesar (0,58%).

Wilayah Administrasi Provinsi Banten J U M LA H Kabupaten / Kota KECAMATAN Kab. Pandeglang Kab. Lebak Kab. Tangerang Kota Tangerang Selatan Kab. Serang Kota Tangerang 35 28 29 7 28 13 DESA 322 340 246 5 314 0 KELURAHAN 13 5 28 49 0 104 RW 1871 1514 2260 0 1748 938 RT 5579 5080 9974 0 6211 4512

Kota CilegonKota Serang Provinsi Banten

86 154

046 1.273

4320 262

2598.590

94332.299

DASAR PERTIMBANGAN PENGEMBANGAN P3T WILAYAH KECAMATAN DAN PEDESAAN Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, adalah untuk mempercepat perkembangan perekonomian daerah. Untuk membangun perekonomian daerah paling efektif dan efisien adalah melalui pendayagunaan berbagai sumber daya ekonomi yang dimiliki daerah yang dimiliki pada saat ini dan siap didayagunakan untuk pembangunan daerah sebagai sumber daya agribisnis, seperti ; o o o o Sumber Daya Alam (Natural Resources); Sumber Daya Manusia (Human Resources); Sumber Daya Buatan (Artificial Resources); Sumber Daya Sosial (Social Resources)

Pembangunan agribisnis melalui sektor pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan, energi, dan sumber daya mineral, adalah untuk mempercepat pembangunan perekonomian daerah yang dilaksanakan secara terpadu merupakan pilihan yang paling rasional perlu dijadikan sebagai pilar pembangunan ekonomi di wilayah kecamatan dan pedesaan secara bertahap dan berkelanjutan.

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN

Dalam rtrw provinsi banten (2010-2030) terdapat upaya pengembangan kecamatan dan pedesan yang tercakup dalam pengembangan kawasan agropolitan yang diarahkan pada: Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang; Kecamatan Waringin Kurung Kabupaten Serang; Kecamatan Wanasalam Kabupaten Lebak; Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang; kawasan agropolitan lainnya yang ditetapkan oleh masing-masing kabupaten dan kota

PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DALAM RTRW PROVINSI BANTEN (2010-2030)1. Pengembangan kawasan budidaya yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman harus aman dari bahaya bencana alam, sehat, mempunyai akses untuk kesempatan berusaha dan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan ketersediaan permukiman, mendayagunakan fasilitas dan utilitas disekitarnya serta meningkatkan sarana dan prasarana perkembangan kegiatan sektor ekonomi yang ada. 2. Pengembangan permukiman perdesaan dilakukan dengan menyediakan fasilitas dan infrastruktur secara berhirarki sesuai dengan fungsinya sebagai: pusat pelayanan antar desa, pusat pelayanan setiap desa, dan pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman 3. Menjaga kelestarian permukiman perdesan khususnya kawasan pertanian. 4. Pengembangan permukiman perkotaan dilakukan dengan tetap menjaga fungsi dan hirarki kawasan perkotaan serta tetap memperhatikan proporsi kawasan terbangun terhadap ruang terbuka baik berupa ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.

PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DALAM RTRW PROVINSI BANTEN (2010-2030)5. Membentuk cluster-cluster permukiman untuk menghindari penumpukan dan penyatuan antar kawasan permukiman, dan diantara cluster permukiman disediakan ruang terbuka hijau 6. Pembentukan perkotaan metropolitan, dihubungkan dengan sistem transportasi yang memadai diantaranya angkutan massal (mass rapid transit). 7. Pengembangan kek untuk kegiatan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

8. Perkembangan perkotaan menengah dilakukan dengan membentuk pelayanan wilayah yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah sekitarnya.9. Permukiman perkotaan kecil dilakukan melalui pembentukan pusat pelayanan skala kabupaten dan perkotaan kecamatan yang ada di kabupaten. 10. Permukiman kawasan khusus seperti penyediaan tempat peristirahatan pada kawasan pariwisata, kawasan permukiman baru sebagai akibat perkembangan infrastruktur, kegiatan sentra ekonomi, sekitar kawasan industri, dilakukan dengan tetap memegang kaidah lingkungan hidup dan bersesuaian dengan rtrw masing-masing kabupaten/kota.

KONSEP PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN TERPADU DI WILAYAH KECAMATAN DAN PEDESAAN Pengembangan pereknomian yang berakar pada potensi dan kekuatan masyarakat untuk menjalankan roda perekonomian mereka sendiri. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar melalui perubahan struktural. Perubahan struktural meliputi: o Pengalokasian sumber pemberdayaan sumberdaya o Penguatan kelembagaan o Penguasaan teknologi; dan o Pemberdayaan sumberdaya manusia. Pemberdayaan ekonomi rakyat melalui : o Peningkatan produktivitas o Kesempatan berusaha yang sama, dan o Memberikan suntikan modal sebagai stumulan,

KONSEP PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN TERPADU DI WILAYAH KECAMATAN DAN PEDESAAN1. Pemanfaatan sumber energi setempat Untuk menghasilkan energi/listrik Pengembangan listrik perdesaan yang merupakan proyek pemerintah untuk memanfaatkan energi setempat non BBN dapat dijadikan pembuka untuk pengembangan DME. Penyediaan listrik dapat dilakukan dengan sistem off-grid atau on-grid. Untuk menghasilkan bahan bakar Pengembangan tanaman penghasil BBN dapat menjadi entry point untuk pertumbuhan ekonomi desa. 2. Pengembangan kegiatan produktif Menggantikan energi konvensional yang dimanfaatkan untuk kegiatan produktif, Memperluas kegiatan produktif yang sudah berjalan dengan adanya tambahan energi, Penciptaan kegiatan produktif baru. 3. Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna Dalam memenuhi kebutuhan energi (pompa air tenaga surya/angin, pengering tenaga surya/biomassa, telekomunikasi berbasis tenaga surya, dll) diperlukan pengembangan teknologi tepat guna dilakukan untuk mengembangkan juga produksi dalam negeri atau lokal. 4. Pengembangan Kelembagaan Dan Partisipasi Masyarakat. Pengembangan Kelembagaan yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat dibentuk untuk menjamin keberlanjutan program (koperasi, paguyuban, badan usaha). Perencanaan dilakukan secara terbuka, selektif dan objektif; Lembaga masyarakat tersebut diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan, memilih sumber energi, membuat perencanaan dan mengelola proyek

Tabel V.2 KONSEP P3T KECAMATAN DAN PEDESAAN DI PROVINSI BANTEN 2011 - 2025 No 1 2 3 Kawasan Adanya Sungai yang mengalir Sistem Penyediaan Air Bersih dan Air Minum Kecamatan Gedung Dewan dan Badan Pengelola P3T Kecamatan Fungsi Untuk Penyediaan Sumber Air Baku Proses Penyaringan dan Penyediaan Air Bersih & Air Minum Perencanaan, Penelitian, Pelatihan, Pengembangan, Penyediaan, Penyebaran,

45 6 7 8 9 10

Kolam Renang dan Taman Bermain Air P3T KecamatanKolam Pembenihan Ikan Unggulan P3T Kecamatan Taman Pembibitan Pertanian Unggulan P3T Kecamatan Taman Pembibitan Perkebunan Unggulan P3T Kecamatan Taman Pembibitan Peternakan Unggulan P3T Kecamatan Taman Keterampilan Usaha Industri, Koperasi dan UMKM P3T Kecamatan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Tenaga Surya

Budaya dan Pariwisata masyarakat Kecamatan dan PerdesaanBalai Latihan, Penelitian, Penyediaan dan Penyebaran Benih Ikan Unggul Balai Latihan, Penelitian, Penyediaan dan Penyebaran Benih Tanaman Unggul Balai Latihan, Penelitian, Penyediaan dan Penyebaran Benih Pohon Unggul Balai Latihan, Penelitian, Penyediaan dan Penyebaran bibit Hewan Unggul Balai Latihan, Penelitian, Penyediaan dan Penyebaran Hasil Keterampilan Unggul Balai Latihan, Penelitian, Penyediaan dan Penyebaran Tenaga Listrik Unggul

11

Perumahan masyarakat yang teratur

Balai budaya dan sosial masyarakat yang beragam

Sumber : Hasil Analisis

Gambar 5.1 KONSEP PENGEMBANGAN P3T DI KECAMATAN DAN DESA

PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN TERPADU DI WILAYAH KECAMATAN DAN PEDESAAN

1

PROGRAM PEMANFAATAN SUNGAI YANG AIRNYA BISA DIMANFAATKAN UNTUK PENYEDIAAN AIR BERSIHSaringan pasir lambat merupakan saringan air yang dibuat dengan menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil. Untuk keterangan lebih lanjut dapat temukan pada artikel Saringan Pasir Lambat (SPL). Saringan pasir cepat terdiri atas lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringan air terbalik dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir. . Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan beberapa / multi Saringan Pasir Lambat. Lokasi pengembangan pemanfaatan air sungai menjadi air bersih diprioritaskan di Kabupaten Pandeglang (Kecamatan Sumur, Cibitung, Cimanggu, Cikeusik, Cibaliung, Angasana, Patia, Panimbang dan Sobang), untuk kabupaten Lebak ( Kecamatan Cimarga, Lewidamar, Bayah, Cibeber, Panggarangan dan Banjarsari), Kabupaten Serang (Kecamatan Ciomas, Padarincang, Pasauran, Anyer).

2 PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM PEDESAAN SEKTOR SUMBER DAYA ALAM DAN PEMUKIMANSumber air bersih sebagian besar berasal dari mata air dan sungai. Air sungai diolah menjadi air bersih melalui Instalasi Pengolah Air (IPA). Pengolahan air bersih sederhana berupa bangunan penjernih air dari saringan pasir (proses fisika), dan melalui proses fisika, kimia dan biologi menggunakan instalasi dengan pipa PVC.Air dialirkan melalui tabung pipa dan melewati pasir sebagai media penyaring dengan sistem pengaliran vertiakal keatas. Variasi yang dilakukan dalam penelitian adalah perbedaan tinggi alat, gradasi butiran dan debit. Sehingga dari berbagai variasi penelitian didapatkan tingkat penjernihan dan debit yang maksimal. Sistem ini diharapkan mampu memperbaiki kekurangan dan kelemahan sistem saringan pasir aliran horisontal dan vertikal ke bawah. Sebagai variabel utama air bersih yang diteliti adalah kualitas air ditinjau dari kualitas fisik air yaitu, Zat Tersuspensi (TSS). Dalam kaitannya dengan program P3T di Provinsi Banten, program pengembangan air bersih pedesaan dengan memanfaatkan mata air atau air permukaan diarahkan kepada lokasi-lokasi uang memiliki mata air yang masih bersih dari tidak tercemar oleh penduduk atau kawasan permukiman, dimana hanya dengan pengolahan air bersih secara sederhana dan mengalirkan ke permukiman melalui perpipaan maupun non perpipaan. Lokasi pengembangan pemanfaatan mata air dan air permukaan menjadi air bersih diprioritaskan di Kabupaten Pandeglang ( Kecamatan Mandalawangi, Pulosari, Carita, Mekarjaya, Cimanuk dan Jiput), sedangkan untuk Kabupaten Lebak (Kecamatan Cijoro, Sajra, Warunggunung, Maja, Cibeber, dan Bayah). Kabupaten Serang ( Kecamatan Ciomas, Padarincang, Pasauran, Anyer).

3. PROGRAM PENGEMBANGAN TAMAN BERMAIN AIR, KOLAM RENANG SEKTOR BUDAYA DAN PARIWISATA1. 2. Pengembangan fasilitas-fasilitas wisata dalam skala kecil beserta pelayanan di dalam atau dekat dengan desa. Fasilitas-fasilitas dan pelayanan tersebut dimiliki dan dikerjakan oleh penduduk desa, salah satu bisa bekerja sama atau individu yang memiliki.

3.

Pengembangan desa wisata didasarkan pada salah satu sifat budaya tradisional yang lekat pada suatu desa atau sifat atraksi yang dekat dengan alam dengan pengembangan desa sebagai pusat pelayanan bagi wisatawan yang mengunjungi kedua atraksi tersebut.Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan dengan menggunakan berbagai jenis alat transportasi. Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan local, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata. Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan dukungan yang tinggi terhadap desa wisata serta para wisatawan yang datang ke desanya. Keamanan di desa tersebut terjamin. Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai. Beriklim sejuk atau dingin. Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.

4. 5.

6.

7. 8. 9.

4

PROGRAM PENGEMBANGAN PENYEDIAAN BENIH/BIBIT IKAN SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kelautan dan Perikanan Tahun 2011 melaksanakan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Budidaya guna mendukung program peningkatan produksi dan pemberdayaan masyarakat pembudidaya ikan, Kegiatan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Budidaya yang merupakan turunan dari PNPMMKP dengan tujuan mengentaskan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan menumbuhkan wirausaha perikanan budidaya. Sejalan dengan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menghendaki Indonesia menjadi produsen produk perikanan terbesar pada tahun 2015, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya mencanangkan program peningkatan produksi dari 4,7 Juta Ton pada tahun 2009 menjadi 16,8 Juta Ton pada tahun 2014 atau meningkat 353 % selama lima tahun. Kemudian sesuai dengan misi Kelautan dan Perikanan yang ingin mensejahterakan masyarakatnya khususnya pembudidaya ikan, maka pada tahun 2011 dicanangkan kegiatan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Budidaya

5

PROGRAM PENGEMBANGAN PENYEDIAAN BENIH /BIBIT TERNAK SEKTOR PERTANIAN DAN PETERNAKAN

Sesuai dengan sasaran P3T di Provinsi Banten Program Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumber daya local yang dikembangkan pada kecamatan dan pedesaan adalah menjadikan program tersebut menjadi lebih akurat Output kegiatan ini adalah Peningkatan kualitas dan kuantitas benih dan bibit ternak (sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, babi, ayam buras, itik) yang bersertifikat melalui: penguatan kelembagaan perbibitan yang menerapkan Good Breeding Practices, peningkatan penerapan standar mutu benih dan bibit ternak; peningkatan penerapan teknologi perbibitan, dan pengembangan usaha dan investasi. Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah peningkatan kuantitas semen, peningkatan produksi embrio, peningkatan kualitasdan kuantitas bibit sapi potong, sapi perah, kerbau, domba, kambing,babi, ayam buras, itik.

6

PROGRAM PENGEMBANGAN PENYEDIAAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

BENIH

/

BIBIT

POHON

SEKTOR

Untuk mendukung program penanaman pohon 2011, Kementerian Kehutanan RI akan mengalokasikan bantuan sebanyak 81 unit Kebun Bibit Rakyat (KBR) yang tersebar di 6 kabupaten/kota. Dengan asumsi satu unit KBR minimal memproduksi bibit kehutanan dan tanaman campuran (multi purpose trees species/MPTS) sebanyak 50.000 batang maka diperkirakan akan tersedia bibit untuk ditanam sebanyak 4.050.000 batang bibit.

Untuk program OBIT tahun 2010, Pemprov Banten mentargetkan jumlah penanaman sebanyak 13,5 juta batang. dan mengajak semua komponen masyarakat untuk ikut aktif dalam kegiatan penanaman pohon, baik yang diselenggarakan instansi pemerintah maupun penanaman pohon secara swadaya di lingkungan masing-masing. Dari hasil kompilasi kegiatan penanaman yang dilakukan seluruh komponen di Banten, sampai Januari 2011 realisasi penanaman di Banten tercatat sebanyak 13.810.280 bibit pohon (102,29%) yang tersebar di 8 kabupaten/kota.

7. PROGRAM PENGEMBANGAN PENYEDIAAN BENIH / BIBIT PERTANIAN UNGGULAN

Dalam upaya peningkatan produksi padi tersebut, pemerintah juga memberikan bantuan benih padi melalui program Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU). Total luas areal SL-PTT dan BLBU untuk Provinsi Banten mencapai 6.863 ha dengan kebutuhan benih mencapai 174.715 kg. Dengan kontribusi mencapai 34.800 kg benih (19.92%) meliputi varietas Ciherang (20.350 kg), Cigeulis (8.606 kg) dan Mekongga (5.850 kg). Benih BS (breeder seed) yang dihasilkan di BB Padi diperbanyak di KP Singamerta seluas 1,59 ha

Dalam kaitannya dengan pengembangan P3T khususnya pengembangan penyediaan benih / bibit pertanian unggulan adalah menyiapkan lahan percontohan berikut bangunan pemasaran dan kantor balai penelitian/penyuluhan dilengkapi berbagai peralatan dan sekaligus menyediakan pupuk dan obat obatan pertanian yang dilakukasikan pada permukiman terpadu. Pada Areal percontohan akan memperlihatkan berbagai model percontohan tanaman hasil penelitian maupun areal percontohan untuk melatih petani bercocok tanam secara benar.

8.

PROGRAM PENGEMBANGAN SERTA PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI, KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

Realisasi program pada 2010 terserap Rp129,30 miliar yang disalurkan bagi koperasi penerima sebanyak 2.586 koperasi. Dana Itu terealisasi 99% dari target Rp130 miliar. Jumlah bantuan dana pengembangan koperasi yang disalurkan melalui koperasi perempuan mencapai Rp74,80 miliar dengan jumlah penerima sebanyak 1.496 koperasi. Selain itu, terdapat juga penyaluran dana bantuan pengembangan koperasi melalui koperasi pemuda sebesar Rp54,50 miliar yang diterima oleh sebanyak 1.090 koperasi.

Direncanakan pada 2012 mendatang Banten memiliki satu lembaga khusus yang akan memberikan jaminan kemudahan memperoleh modal usaha bagi pelaku UKM dan UMKM yang sulit berkembang akibat sulitnya mendapat modal usaha dari lembaga perbankan maupun lembaga keuangan lainnya PPKD harus memiliki modal minimal Rp 25 miliar, modal tersebut akan menjadi penjamin bagi setiap kredit modal usaha yang dipinjam pelaku usaha kecil kepada lembaga perbankan.

9 PROGRAM PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK TENAGA SURYA DAN ANGIN

Pemerintah tahun 2010 menyiapkan Rp1,3 triliun untuk pengembangan PLTS Potensi PLTS masih sangat besar berhubung 19,5 juta KK belum memiliki akses listrik dan enam juta KK di antaranya di daerah terpencil yang sulit dijangkau program PLN. Di masa depan PLTS bisa dimasukkan dalam sistem grid connected dalam sistem jaringan PLN. Diilustrasikan bahwa investasi pabrikasi dari material mentah sampai menjadi modulnya membutuhkan investasi US$12-15 juta untuk kapasitas 5 MW peak per tahun. Potensi angin yang telah diteliti diwilayah pantai selatan banten cukup baik untuk membangkitkan listrik sebesar 10 Kw. Pengukuran kecepatan yang diambil sepanjang pantai selatan tercatat kecepatan angin sebesar 2-6 meter/det.

10

PROGRAM PENGEMBANGAN PERMUKIMAN PEDESAAN TERPADU

Salah satu program Kemenpera yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas perumahan dan permukiman di Indonesia adalah dengan program Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya dan Peningkatan Kualitas Permukiman (BSP2S dan PKP). Dalam proses pembangunan maupun perbaikan rumah akan melibatkan masyarakat secara aktif dalam pelaksanaan program tersebut.

Dalam kaitannya dengan pengembangan P3T khususnya pengembangan permukiman perdesaan adalah membentuk kelompok permukiman terpadu dengan merencanakan disalah satu area di pusat kecamatan atau wilayah sekitar ibukota kecamatan menjadi kawasan yang dilengkapi oleh program yang lain membentuk komplek wilayah pengembangan P3T termasuk di dalamnya fasilitas dan prasarana pendukung seperti Kantor Dewan dan Bandan Pengelola P3T.

11

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN DEWAN PENGEMBANG DAN BADAN PELAKSANA PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN TERPADU (P3T) WILAYAH KECAMATAN DAN PERDESAAN

Pelaksanaan Program P3T di wilayah kecamatan dan Perdesaan ini, dilaksanakan melalui para pelaku kegiatan yang terdiri dari pelaku bisnis dan masyarakat secara berkelompok, dibawah pembinaan dan bimbingan Dewan P3T dan dikelola oleh Badan P3T yang dibentuk berdasarkan peraturan dan ketentuan kerjasama antara Pemerintah Pusat. Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, dengan dukungan dana dan pembiayaan malalui fasilitas dana APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/ Kota secara terpadu. Dewan dan Badan P3T terdiri dari unsur pemerintah sebagai pasiltastor pendanaan, perguruan tinggi sebagai peneliti pengembangan pengetahuan masyarakat, para pelaku bisnis sebagai pengembangan pengetahuan masyarakat, para pelaku bisnis sebagai pengembangan industry dan perdagangan usaha Mikro Kecil dan Menengah, serta unsur masyarakat sebagai pemelihara dan pelaksana kegiatan secara bergulir berdasarkan kerjasama atau Kontrak Kerja.

RENCANA KEGIATAN PERCONTOHAN PENGEMBANGAN KAWASAN P3T

1. Kawasan Padarincang dan Sekitarnya Kabupaten SerangBerdasarkan kondisinya, di Kabupaten Serang memiliki beberapa lokasi yang dapat direkomendasikan menjadi percontohan kawasan P3T yang salah satunya adalah Kawasan Padarincang dan Sekitarnya yang merupakan kawasan dengan potensi Sumber Daya Alam Air Panas Kaldera Rawa Danau

Tabel V.6 RENCANA PENGEMBANGAN P3T DI KAWASAN PADARINCANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN PADARINCANG KABUPATEN SERANG NO

PROGRAM PENGEMBANGANPengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih dan Air Minum Pengembangan Kolam Renang Air Panas, Spa,Taman Bermain Air/Watter Boom Pengembangan Kolam Pembenihan Ikan Unggulan Pengembangan Taman Pembibitan Pertanian Holtikultura Pengembangan Taman Keterampilan Kerajinan Pengembangan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal

LUAS AREAL INSTANSI YANG TERLIBAT 1.000 m2 1. Dinas Pekerjaan Umum 2. PDAM/Swasta 20.000 m2 1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 2. BUMD/Swasta 20.000 m2 1. Dinas Kelautan da n Perikanan 20.000 m2 1.000 m2 20.000 m2 2. Dinas Pertanian dan peternakan 1. Dinas Pertanian 2. BUMD/ Koperasi/Swasta 1. Dinas Koperasi dan UKM 2. BUMD/Koperasi/Swasta 1. Dinas Pertambangan dan Energi 2. PT. PLN 3. BUMD/Koperasi/Swasta 1. Dinas Pekerjaan Umum 2. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

20.000 m2 Pengembangan Desa Wisata Pengembangan Kelembagaan Dewan dan Badan Pengelola P3T Kecamatan Sumber : Hasil Analisis

3. BUMD/Koperasi/Swasta 800 m2 1. Bagian perekonomian Setda Kabupaten 2. BUMD/Swasta

1. Kawasan Mandalawangi dan Sekitarnya Kabupaten PandeglangBerdasarkan kondisinya, di Kabupaten Pandeglang memiliki beberapa lokasi yang dapat direkomendasikan menjadi percontohan kawasan P3T yaitu Kawasan Agrowisata Mandalawangi dan sekitarnya yang berdasarkan potensinya sebagai kawasan pengembangan agrowisata berbasis komoditas tanaman pertanian unggulan seperti pertanian padi sawah unggulan, holtikultura, tanaman perkebunan, tanaman herbal, peternakan dan perikanan

Tabel V.7 RENCANA PENGEMBANGAN P3T DI KAWASAN MANDALAWANGI DAN SEKITARNYA KECAMATAN MANDALAWANGI KABUPATEN PANDEGLANG NO 1. 2. 3. PROGRAM PENGEMBANGAN Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih dan Air Minum Pengembangan Kolam Renang, Pemandian tradisional, Taman Bermain Air Pengembangan Kolam Pembenihan Ikan (ikan Lokal dan Hias) LUAS AREAL INSTANSI YANG TERLIBAT 1.000 m2 1. Dinas Pekerjaan Umum 2. PDAM/Swasta 50.000 m2 1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 2. BUMD/Swasta 20.000 m2 1. Dinas Kelautan da n Perikanan 2. Dinas Pertanian dan peternakan 20.000 m2 1. Dinas Pertanian 2. BUMD/ Koperasi/Swasta 100.000 m2 1. . Dinas Kehutanan dan Perkebunan 2. BUMD/Koperasi/Swasta 20.000 m2 1. Dinas Peternakan 2. BUMD/Koperasi/Swasta 800 m2 1. Bagian perekonomian Setda Kabupaten 2. BUMD/Swasta

Pengembangan Taman Pembibitan 4. Pertanian (Padi sawah, Holtikultura, sayuran) Pengembangan Taman Pembibitan 5. Perkebunan (Tanaman buah-buahan, tanaman hutan, herbal) Pengembangan Taman Pembibitan 6. Peternakan (Kampung Domba, Penggembalaan terpadu) Pengembangan Kelembagaan Dewan dan 7. Badan Pengelola P3T Kecamatan Sumber : Hasil Analisis

2. Kawasan Ciberang dan Sekitarnya Kabupaten LebakBerdasarkan kondisinya, salah satu lokasi yang dapat direkomendasikan menjadi percontohan kawasan P3T yaitu Kawasan Ciberang dan Sekitarnya dimana pada lokasi ini memiliki potensi yang menonjol yaitu Objek Wisata Arum Jeram Ciberang yang diresmikan Desember 2007 oleh Gubernur Banten

Tabel V.8

RENCANA PENGEMBANGAN P3T DI KAWASAN CIBERANG KECAMATAN LEBAKGEDONG KABUPATEN LEBAKNO 1. 2. 3. 4. 5. PROGRAM PENGEMBANGAN Program Pemanfaatan Wilayah Aliran Sungai Tidak Tercemar Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih dan Air Minum Pengembangan wisata arung jeram terpadu (arung Jeram, Kolam Renang dan Taman Bermain Air) Pengembangan Kolam Pembenihan Ikan Lokal Pengembangan Taman Pembibitan Perkebunan Tanaman Tahunan dan Kehutanan Pengembangan Taman Keterampilan Kerajinan Pendulang Emas dan Batu Sempur Pengembangan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihydro(Air Terjun) LUAS AREAL INSTANSI YANG TERLIBAT 5.000 1. Dinas Pekerjaan Umum m2 2. PDAM/Swasta

1.000 1. Dinas Pekerjaan Umum m2 2. PDAM/Swasta 100.000 1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata m2 2. BUMD/Swasta 20.000 1. Dinas Kelautan da n Perikanan m2 2. Dinas Pertanian dan peternakan 1. . Dinas Kehutanan dan Perkebunan 20.000 m2 2. BUMD/Koperasi/Swasta 1. Dinas Koperasi dan UKM 20.000 m2 2. Dinas Pertambangan dan Energi 3. BUMD/Koperasi/Swasta/ 1. Dinas Pertambangan dan Energi

6.

7.

20.000 m2 2. PT. PLN 3. BUMD/Koperasi/Swasta 1. Dinas Pekerjaan Umum

8.

Pengembangan Desa Wisata

20.000 m2 2. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 3. BUMD/Koperasi/Swasta

9

Pengembangan Kelembagaan Dewan dan Badan Pengelola P3T Kecamatan

20.000 m2

1. Bagian perekonomian Setda Kabupaten 2. BUMD/Swasta

Sumber : Hasil Analisis

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

BIRO PERKONOMIANJl. Syech Nawawi Albantani Gd. Dinas Kesehatan Lt.3 KP3B Serang - Banten