P U T U S A N - pt-medan.go.id file− Bahwa tanah dan rumah milik Alm. Dr. Sahat Pasaribu seluas ±...

25
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 1 dari 25 Hal P U T U S A N NOMOR : 230/PDT/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dibawah ini dalam perkara antara : MARITJE br. SIAHAAN, perempuan ,umur 70 Tahun, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, beralamat di jalan Kuali No.24 Kota Medan,Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan Petisah,dalam hal ini diwakili oleh Kuasa hukumnya FM.SIANIPAR,SH dan TULUS SIREGAR,SH keduanya Advokat dan Penasihat Hukum pada kantor hukum FM.SIANIPAR,SH & Associates,beralamat di Jalan Setia Budi No.90 F-G Kecamatan Medan Barat Kota Medan,berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 17 Maret 2014 dan telah didaftarkan di kepaniteraan hukum Pengadilan Negeri Sidikalang dibawah register No.W2.Dn.Um.07-05.01/VII/2014,tanggal 01 Juli 2014, selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING semula PENGGUGAT ; M e l a w a n: 1. ASMAH CHANIAGO, umur 74 Tahun,pekerjaan Ibu Rumah Tangga,beralamat di Jalan Merdeka II No.54 Kelurahan Sidikalang, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi,Provinsi Sumatera Utara, selanjutnya disebut TERBANDING semula sebagai TERGUGAT- I; 2. LURAH SIDIKALANG KOTA, alamat di Jalan Simalungun Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi,Provinsi Sumatera Utara, selanjutnya disebut TURUT TERBANDING- I semula TURUT TERGUGAT- I ; 3. CAMAT SIDIKALANG, beralamat di Jalan Merdeka II Kabupaten dairi,Provinsi

Transcript of P U T U S A N - pt-medan.go.id file− Bahwa tanah dan rumah milik Alm. Dr. Sahat Pasaribu seluas ±...

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 1 dari 25 Hal

P U T U S A NNOMOR : 230/PDT/2015/PT.MDN.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara

perdata dalam peradilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai

berikut dibawah ini dalam perkara antara :

MARITJE br. SIAHAAN, perempuan ,umur 70 Tahun, pekerjaan Ibu Rumah

Tangga, beralamat di jalan Kuali No.24 Kota

Medan,Kelurahan Sei Putih Tengah Kecamatan Medan

Petisah,dalam hal ini diwakili oleh Kuasa hukumnya

FM.SIANIPAR,SH dan TULUS SIREGAR,SH keduanya

Advokat dan Penasihat Hukum pada kantor hukum

FM.SIANIPAR,SH & Associates,beralamat di Jalan Setia

Budi No.90 F-G Kecamatan Medan Barat Kota

Medan,berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 17 Maret

2014 dan telah didaftarkan di kepaniteraan hukum

Pengadilan Negeri Sidikalang dibawah register

No.W2.Dn.Um.07-05.01/VII/2014,tanggal 01 Juli 2014,

selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING semula

PENGGUGAT ;

M e l a w a n:

1. ASMAH CHANIAGO, umur 74 Tahun,pekerjaan Ibu Rumah Tangga,beralamat

di Jalan Merdeka II No.54 Kelurahan Sidikalang,

Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi,Provinsi

Sumatera Utara, selanjutnya disebut TERBANDINGsemula sebagai TERGUGAT- I;

2. LURAH SIDIKALANG KOTA, alamat di Jalan Simalungun Kecamatan

Sidikalang, Kabupaten Dairi,Provinsi Sumatera Utara,

selanjutnya disebut TURUT TERBANDING- I semula

TURUT TERGUGAT- I ;

3. CAMAT SIDIKALANG, beralamat di Jalan Merdeka II Kabupaten dairi,Provinsi

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 2 dari 25 Hal

Sumatera Utara, selanjutnya disebut TURUTTERBANDING- II semula TURUT TERGUGAT- II;

Pengadilan Tinggi tersebut ;

Telah membaca :

1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 02 Juli 2015

No. 230/PDT/2015/PT-MDN tentang penunjukan Majelis Hakim yang

memeriksa dan mengadili perkara antara kedua belah pihak tersebut diatas ;

2. Berkas perkara berikut surat - surat lainnya yang berhubungan dengan

Perkara tersebut serta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri

Sidikalang Nomor :08/Pdt.G/2014/PN-SDK tanggal 22 Januari 2015;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA :

Menimbang bahwa Penggugat/Pembanding dengan surat gugatannya

tanggal 01 Juli 2014 yang telah didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri

Sidikalang didalam register perkara Nomor 08/Pdt.G/2014/PN.SDK yang pada

pokoknya sebagai berikut :

− Bahwa Penggugat ada memiliki sebidang tanah dan bangunan dengan luas

± 1.076 m² yang terletak di jalan Sisingamangaraja No. 128 Sidikalang,

Kelurahan Sidikalang Kota, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi

Provinsi Sumatera Utara, yang mana batas tanah terperkara sebagai

berikut :

− Sebelah Utara berbatas dengan tanah Bistok Sipahutar.

− Sebelah Timur berbatas dengan tanah Tio Rugun Simanjuntak.

− Sebelah Selatan berbatas dengan tanah Jalan Sisingamangaraja.

− Sebelah Selatan berbatas dengan tanah Losmen Dairi (Hotel Dairi).

Dimana di atas tanah telah berdiri bangunan, tanah tersebut dibeli oleh Penggugatdari Alm. Dr. Sahat Pasaribu.

− Bahwa tanah tersebut diperoleh oleh Alm. Dr. Sahat Pasaribu dari

peninggalan turun – temurun Alm. Henny Pasaribu dan Alm. Djasirus

Pasaribu yang meninggal dunia pada tahun ± 1942 dan Alm. Djasirus

Pasaribu meninggal pada tahun 1969 dimana tanah tersebut adalah dari

warisan turun temurun dimana Alm. Henny Pasaribu semasa hidupnya

bekerja sebagai Opsetter.

− Bahwa setelah Alm. Henny Pasaribu meninggal dunia maka segala harta

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 3 dari 25 Hal

peninggalannya beralih kepada ahli warisnya yaitu Alm. Dr. Sahat Pasaribu

yang berprofesi sebagai seorang dokter dan Djasirus Pasaribu (orang tua

dari Dr. Sahat Pasaribu) oleh karena Alm. Henny Pasaribu telah meninggal

dunia dan tidak mempunyai keturunan maka rumah dan tanah milik Alm.

Henny Pasaribu tersebut jatuh kepada Dr. Sahat Pasaribu dan karena tidak

ada yang mengurus tanah dan rumah tersebut maka oleh Alm. Dr. Sahat

Pasaribu tanah dan rumah tersebut diserahkan untuk diusahai dan dikuasai

oleh orang tua Penggugat yang bernama Alm. Waldemar Siahaan yang

menikah dengan Alm. Trio Rugun br. Simanjuntak.

− Bahwa tanah dan rumah milik Alm. Dr. Sahat Pasaribu seluas ± 618 m²

persegi pernah disewakan oleh orang tua Penggugat kepada Korem 023

Sibolga dan dijadikan sebagai Kantor Korem, maka antara orang tua

Penggugat dan Korem 023 membuat surat persetujuan sewa menyewa

tanah dan bangunan tertanggal 01 Januari 1968 yang kemudian

diperbaharui kembali dengan persetujuan sewa menyewa dengan No.

PSB.001/7/1973 antara Alm. Waldemar Siahaan selaku pihak yang

menyewakan dan Let.Kol.B. BANGUN selaku mewakili pihak Korem

0211/Dairi mewakili Korem 023 yang diketahui oleh Komandan Kokon

Kolog Kodam II/BB Letkol.CZI.R.J.Moel Johadi dan turut diketahui asisten

Wedana Kecamatan Sidikalang dan selain tanah yang disewa oleh pihak

Korem 023 maka Dr. Sahat Pasaribu masih memiliki sisa tanah seluas ±

285 m² yang tidak ikut disewa oleh Korem 023 Sibolga.

− Bahwa setelah orang tua Penggugat Alm. Waldemar Siahaan meninggal

dunia maka Dr. Sahat Pasaribu memberikan surat penyerahan kuasa

kepada Penggugat untuk mengusahai kembali tanah dan bangunan rumah

yang disewakan kepada Korem 023 karena tanah dan bangunan tidak

dipakai lagi oleh Korem 023 Sibolga dan selanjutnya Dr. Sahat Pasaribu

menyerahkan surat kuasa kepada Penggugat agar mengambil kembali

tanah dan bangunan yang telah disewakan kepada Korem 023 Sibolga.

− Bahwa setelah terjadinya penyerahan hak dan kuasa kepada Penggugat

maka Penggugat mengirimkan surat kepada Komando Daerah Militer I

Bukit Barisan yang sekaligus tembusannya kepada Markas Besar Tentara

Nasional Indonesia di Jakarta untuk mengembalikan tanah dan bangunan

yang telah dibeli Penggugat dari DR. Sahat Pasaribu selaku ahli waris dari

Henny Pasaribu.

− Bahwa pada tanggal 05 September 1997 pihak Mabes Tentara Nasional

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 4 dari 25 Hal

Indonesia melalui Komamdan Resort Militer (KOREM) 023 yang beralamat

di Sibolga menyerahkan tanah dan bangunan yang pernah disewa oleh

Tentara Nasional Indonesia kepada Penggugat dengan Surat Penyerahan

Bangunan Nomor : SPB/191/IX/1997 dimana pihak Tentara Nasional

Indonesia dahulu hanya menyewa tanah milik Alm. Dr. Sahat Pasaribu

seluas ± 618 m² (enam ratus delapan belas) meter persegi dan tanah yang

sisa seluas ± 285 m² (dua ratus delapan puluh lima) meter persegi atau

panjang sama dengan 14,25 meter dan lebar 20 meter digunakan oleh

orang tua Penggugat untuk memelihara ternak sekaligus bercocok tanam

sayuran.

− Bahwa selanjutnya Alm. Dr. Sahat Pasaribu menyerahkan surat

penyerahan hak dan kuasa kepada Penggugat tertanggal 12 Januari 1987

yang diketahui oleh Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II tertanggal 04 Juli

1990 dengan daftar Registrasi No.470/264 yang selanjutnya Penggugat

melakukan jual beli tanah dan rumah kepada Dr. Sahat Pasaribu.

− Bahwa setelah tanah dan rumah milik Penggugat dikembalikan oleh pihak

Tentara Nasional Indonesia, dan dengan adanya Surat Jual Beli antara Dr.

Sahat Pasaribu kepada Penggugat selanjutnya Penggugat meningkatkan

surat tanah tersebut ke Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Dairi untuk

diterbitkan Sertifikat Hak Milik dan oleh Badan Pertanahan Dairi dan

keluarlah Sertifikat Hak Milik No.1068 tertanggal 28 Agustus 1998 dengan

luas ± 618 m² (enam ratus delapan belas meter persegi) atas nama Maritje

Br. Siahaan namun pihak Badan Pertanahan Dairi tidak dapat menerbitkan

sertifikat atas tanah seluas ± 285 m² (dua ratus delapan puluh lima persegi

karena sedang ada sengketa kepemilikan.

− Bahwa sisa tanah yang tidak turut disewa oleh Tentara Nasional Indonesia

masih ada ± 285 m² (dua ratus delapan puluh lima) meter persegi dan

tanah tersebut dikelola oleh orang tua Penggugat untuk beternak babi dan

bercocok tanam sayuran, namun karena orang tua Penggugat pindah ke

Kota Medan dan juga usia semakin tua sehingga orang tua Penggugat tidak

dapat lagi mengusahai dan menguasai tanah tersebut.

− Bahwa setelah orang tua Penggugat maupun orang tua Tergugat

meninggal dunia maka Tergugat dengan tidak ada itikad baik mendirikan 1

(satu) unit bangunan rumah dengan ukuran ± 4 meter x 4 meter (empat

meter kali empat meter) persegi beratap seng berdinding papan, dengan

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 5 dari 25 Hal

tanpa izin dari Penggugat dan sejak tahun 2005 Tergugat mengklaim tanah

tersebut miliknya.

− Bahwa apabila objek sengketa seluas ± 285 m² (dua ratus delapan puluh

lima) meter persegi dibangun oleh Penggugat menjadi kamar Hotel untuk

perluasan Hotel Sidikalang, maka dengan luas tanah 285 m² dapat

dibangun sekitar 20 (dua puluh) kamar yang mana 1 (satu) kamar dapat

disewakan Rp.350.000.00 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) per hari

dikalikan 5 (lima) tahun atau dengan perincian sebagai berikut :

− 20 kamar x @ 350.000.00 = Rp.7.000.000.00 / hari.

− 20 kamar x @ 350.000.00 x 60 bulan (5 tahun) = Rp.12.600.000.000.00

Maka oleh karena penguasaan Tergugat atas tanah milik Penggugat sudah

berlangsung selama 5 (lima) tahun oleh sebab itu sudah sewajarnya

Tergugat membayar kerugian Penggugat senilai Rp. 12.600.000.000.00

(dua belas milyar enam ratus juta rupiah).

− Bahwa hingga saat dimajukan surat gugatan ini Tergugat tidak mau

mengosongkan tanah dan 1 (satu) unit rumah yang terbuat dari papan

beratp seng yang dibangun oleh Tergugat meskipun Penggugat telah

berulang kali meminta kepada Tergugat untuk menyerahkan tanah dan

bangunan tersebut kepada Penggugat oleh karena Penggugat telah

membeli tanah tersebut secara sah berdasarkan surat penyerahan hak dan

kuasa dari Alm. Dr. Sahat Pasaribu selaku ahli waris dari pemilik tanah

yaitu Alm. Henny Pasaribu, sehingga perbuatan Tergugat tersebut dapat

dikwalifisir sebagai Perbuatan Melawan Hukum (onrecht maathige

dverheadaad).

− Bahwa oleh karena Tergugat tidak juga melakukan pengosongan atas

tanah yang menjadi objek perkara yang telah menjadi Penggugat sehingga

tanah menimbulkan kerugian Material bagi Penggugat tidak dapat

mamanfaatkan tanah tersebut selama lebih kurang 5 (lima) tahun, oleh

karenanya adalah patut dan beralasan untuk menghukum Tergugat untuk

meninggalkan dan menyerahkan tanah objek sengketa kepada Penggugat

selaku pemilik yang sah dalam keadaan baik dan kosong serta tanpa ada

gangguan dari pihak manapun.

− Bahwa sudah sepatutnya Tergugat dihukum membayar uang paksa (dwang

soom) sebesar Rp.100.000.000.00 (seratus juta rupiah) apabila tidak

melaksanakan putusan perkara ini setelah putusan terhadap perkara aquo

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 6 dari 25 Hal

telah memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) ;

DALAM PROVISI ;

− Bahwa Penggugat mohon agar Majelis Hakim dapat meletakkan sita

jaminan (couservatior Beslaagu) terhadap tanah yang menjadi objek

sengketa serta untuk menjamin hak Penggugat atas tanah sengketa dan

sekaligus meletakkan sita penjagaan di atas tanah sengketa sebelum

adanya putusan berkekuatan hukum tetap.

− Bahwa surat gugatan ini diajukan dengan bukti – bukti yang authentik dan

mempunyai nilai pembuktian yang sempurna, amak adalah beralaskan

secara hukum untuk menyatakan putusan perkara ini dapat dilaksanakan

hukum verzet, banding maupun kasasi.

Berdasarkan hal – hal yang telah diuraikan di atas, dengan hormat

Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang agar sudi kiranya

menetapkan hari persidangan dan memanggil para pihak perkara aquo dan

selanjutnya mengambil putusan yang amarnya sebagai berikut :

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

2. Menyatakan demi hukum perbuatan Tergugat yang menempati dan

menguasai tanah yang menjadi objek sengketa adalah Perbuatan Melawan

Hukum (onrecht maathige dverheadaad).

3. Menyatakan sah dan berkekuatan hukum surat penyerahan hak dan kuasa

dari Alm. Dr. Sahat Pasaribu selaku ahli waris dari Alm. Henny Pasaribu

kepada Penggugat tertanggal 13 Oktober 1992.

4. Menyatakan demi hukum Penggugat adalah pemilik atas tanah sengketa

seluas ± 285 m² (dua ratus delapan puluh lima persegi) yang dikuasai

Tergugat.

5. Menghukum Tergugat berikut siapa saja yang memperoleh ak dari padanya

untuk menyerahkan kepada Tergugat sebidang tanah seluas ± 285 m² (dua

ratus delapan puluh lima persegi) yang terletak di jalan Sisingamangaraja

No.128 Kelurahan Sidikalang Kota, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi

kepada Penggugat dalam keadaan kosong tanpa dihuni atau dikuasai oleh

siapun juga.

6. Menyatakan tidak sah dan tidak berkekuatan hukum segala surat – surat yang

ditimbulkan Tergugat di atas tanah terperkara.

7. Menyatakan sah berkekuatan hukum surat pernyataan hak atas nama Dr.

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 7 dari 25 Hal

Sahat Pasaribu dengan luas ± 1076 m² (kurang lebih seribu tujuh puluh enam)

meter persegi yang terletak di jalan Sisingamangaraja No. 128 Sidikalang

tertanggal 14 Juni 1983.

8. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian Penggugat atas penguasaan

objek tanah sengketa sebesar Rp. 12.600.000.000.00 (dua belas milyar enam

ratus juta rupiah) kepada Penggugat secara langsung dan seketika.

9. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan dan sita penjagaan yang

diletakkan dalam perkara ini.

10.Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwang soom) sebesar

Rp.100.000.000.00 (seratus juta rupiah) apabila Tergugat lalai dalam

melaksanakan putusan ini.

11.Menyatakan perkara ini dapat dijalankan serta merta walaupun Tergugat

menyatakan banding atau kasasi.

12.Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam

perkara ini.

Atau :

Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat

lain, mohon putusan yang seadil- adilnya (ex aequo et bono).

Menimbang, bahwa Tergugat I /Terbanding I melalui Kuasanya telah

mengajukan jawaban dan gugatan Rekonvensi secara tertulis tanggal 21

Oktober 2014 yang isinya pada pokoknya sebagai berikut :

1. DALAM EKSEPSI

Tentang Gugatan Penggugat tidak jelas (Obscuur Libel) :− Bahwa dasar pengajuan gugatan Penggugat atas objek sengketa

secara hukum tidak jelas, apakah berdasarkan jual beli atauberdasarkan surat kuasa. Karena kedua peristiwa hukum ini jelas

berbeda dan tidak mungkin satu objek dilakukan penyerahan dua kali,

sehingga dalil gugatan Penggugat sangat abstrak. Dalam suatu

peristiwa hukum dalil gugatan yang abstrak dikategorikan sebagai hal

yang hayali atau semu, karena pengertian jual beli dengan surat kuasa

secara hukum jelas berbeda oleh karena itu dasar pengajuan gugatan

oleh Penggugat terhadap Tergugat – I dalam perkara ini tidak jelas

(obscuur libel).

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 8 dari 25 Hal

− Bahwa Penggugat dalam gugatannya baik dalam posita maupun dalam

petitum tidak ada memohonkan kepada Pengadilan Negeri Sidikalang

agar membongkar banginan milik Tergugat I padahal di atas tanah

tersebut terdapat bangunan milik Tergugat I, sepanjang hal tersebut

tidak ada dimohonkan oleh Penggugat dalam gugatan, maka secara

hukum gugatan Penggugat adalah kabur.

− Bahwa batas – batas tanah objek sengketa dalam gugatan Penggugat

tidak jelas. Terhadap gugatan yang tidak jelas batas – batasnya sesuai

dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 492.K/Sip/1970 tanggal

21 Nopember 1970 berbunyi : “Gugatan yang tidak sempurna batas –

batas yang dituntut harus dinyatakan tidak dapat diterima”,

selanjutnyaYurisprudensi Mahkamah Agung RI No.06.K/Sip/1973

tanggal 21 Agustus 1973 yang menyebutkan “Gugatan harus

dinyatakan tidak dapat diterima karena batas – batas dalam gugatan

tidak sempurna dalam hal ini karena penguasaan Penggugat atas tanah

sengketa juga tidak jelas”.

− Bahwa oleh karena dasar pengajuan gugatan Penggugat terhadap

Tergugat I secara hukum tidak sempurna baik mengenai alas hak

kepemilikan maupun batas – batas, maka demi hukum gugatan

Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima, sesuai dengan

Yurisprudensi MA-RI No. 565K/SIP/1973.

Tentang gugatan yang mengandung cacat formil (error inpersona).

− Bahwa keliru Penggugat menarik Tergugat I sebagai pihak dalam

perkara ini, karena Tergugat I tidak mempunyai hubungan hukum

dengan tanah yang dibeli oleh Penggugat dari Dr. Sahat Pasaribu,

seharusnya jika Penggugat merasa luas tanahnya berkurang

berdasarkan jual beli atau surat kuasa dari dr. Sahat Pasaribu,

Penggugat minta saja kepada dr. Sahat Pasaribu agar luas tanahnya

terpenuhi, dan bukan kepada Tergugat I. Karena jauh sebelum keluarga

dr. Sahat Pasaribu menguasai tanah berdasarkan okupasi, Tergugat I

telah tinggal di tanah tersebut. Oleh karena itu, secara formil sepanjang

dr. Sahat Pasaribu tidak ditarik sebagai para pihak dalam perkara ini

− maka subjek gugatan Penggugat adalah cacat formil.

Tentang lampau waktu dalam hukum (exception temporis).

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 9 dari 25 Hal

− Bahwa tanah seluas 904 m² awalnya adalah milik dari Phoa Teng Soen,

selanjutnya oleh Phoa Teng Soen pada tahun 1941menjual kepada

Haroen Soetan Mansoer seharga Rp.900,- selanjutnya oleh Haroen

Soetan Mansoer menjual lagi kepada Siti Asjarah Chaniago pada tahun

1951 seharga Rp.10.000,- oleh Siti Asjarah Chaniago menjadikan tanah

dan rumah tersebut menjadi tempat tinggal dengan anak – anaknya

hingga saat ini dan penguasaan tidak pernah terputus dan telah

mencapai 63 tahun. Penguasaan Tergugat I atas tanah yang menjadi

objek sengketa telah melebihi masa daluarsa sebagaimana diatur

dalam undang – undang teristimewa pasal 1967 KUHPerdata berbunyi :

“segala tuntutan hukum, baik yang bersifat perbendaan maupun yang

bersifat perseorangan, hapus karena daluwarsa dengan lewatnya

waktu tiga puluh tahun, sedangkan siapa yang menunjukkan suatu alas

hak, lagi pula tidak dapatlah dimajukan terhadapnya suatu tangkisan

yang didasarkan kepada itikadnya yang buruk”.

− Oleh karena itu, secara hukum menggugurkan hak Penggugat untuk

mengajukan gugatan terhadap tanah objek perkara karena lampau

waktu. Oleh karena itu gugatan Penggugat gugur dengan alasan

hukum lewat waktu (daluwarsa) yurisprudensi MA-RI No.

408K/SIP/1973.

Tentang Subjek Hukum yang tidak lengkap.− Bahwa secara formil subjek gugatan Penggugat yang diajukan

terhadap Tergugat I di Pengadilan Negeri Sidikalang dalam perkara

No.08/Pdt.G/2014/PN.Sdk tanggal 01 Juli 2014 tidak memenuhi syarat

gugatan sebagaimana yang dikehendaki oleh Hukum Acara Perdata, di

dalam gugatan tertera Asmah Chaniago sebagai Tergugat – I,

selanjutnya siapa yang menjadi Tergugat – II, tidak pernah disebutkan

dalam gugatan tersebut, sehingga gugatan sedemikian secara formil

adalah cacat hukum.

− Bahwa secara formil subjek hukum dalam perkara ini tidak lengkap,

karena yang menguasai tanah tersebut bukan hanya Tergugat I akan

tetapi masih ada beberapa orang lagi anak – anak dari Siti Asjarah

Chaniago yang turut menguasai tanah tersebut. Oleh karena subjek

dalam perkara ini tidak lengkap, maka secara hukum gugatan

Penggugat demi hukum harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 10 dari 25 Hal

ontvanklijk verklaard).

− Berdasarkan uraian – uraian tersebut di atas, sekecil apapun kekeliruan

yang terdapat dalam suatu surat gugatan, maka gugatan tersebut

secara formil harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvanklijk

verklaard).

II. Dalam Konpensi.

Bahwa hal – hal yang telah dikemukakan dalam Eksepsi di atas, secara

mutatais mutandis adalah bahagian yang tidak terpisahkan dengan Konpensi

ini oleh karena itu tidak perlu diulangi.

Bahwa Tergugat I menolak seluruh dalil – dalil gugatan Penggugat, kecuali

Tergugat I mengakui secara tegas dalam jawaban ini.

Bahwa tidak benar Penggugat memiliki sebidang tanah yang dijadikan objek

sengketa, ayang benar adalah tanah tersebut merupakan tanah milik dari

Haroen Soetan Mansoer yang dibeli dari Phoa Teng Seng, pada tanggal 05

Juni 1941 seharga Rp. 900 (sembilan ratus rupiah) dengan luas 904 m²,

selanjutnya oleh Haroen Soetan Mansoer menjual tanah tersebut seluruhnya

kepada ibu Tergugat I yaitu Siti Asjarah Chaniago seharga Rp.10.000,-

tanggal 19 Desember 1951 dengan batas – batas sebagai berikut :

− Sebelah Utara / sebelah kiri d/h berbatas dengan Kantor Toean

Controleur der Dairi Landen, sekarang dengan tanah rumah W.

Sipahutar.

− Sebelah Selatan / sebelah kanan d/h berbatas dengan Roemah Mantri

Politie Vochenius Simorangkir sekarang dengan tanah okupasi Kodam

I BB.

− Sebelah Timur / sebelah depan d/h berbatas dengan Jln. Besar Van

Vuurenweg sekarang dengan Jln. Rumah Sakit Umum Lama / Jln.

Merdeka.

− Sebelah Barat / sebelah belakang d/h berbatas dengan Roemah

Sekolah Tiong Hwa sekarang dengan SD Teladan.

Bahwa tanah yang dikuasai Tergugat I sebagaimana tersebut di atas, tidak

termasuk tanah okupasi TNI – AD dan tidak pernah dikuasai oleh Djasirus

Pasaribu (orang tua dr. Sahat Pasaribu). Oleh karena itu jika Penggugat

merasa tanahnya kurang maka gugatan Penggugat seharusnya ditujukan

kepada ahli waris dari Djasirus Pasaribu atau dr. Sahat Pasaribu agar

tanahnya cukup. Bukan menggugat Asmah Chaniago (Tergugat I) karena

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 11 dari 25 Hal

Tergugat I tidak mempunyai hubungan hukum apapun dengan Djasirus

Pasaribu atau dr. Sahat Pasaribu terhadap tanah yang dikuasai oleh

Tergugat I.

Bahwa dalam Akta Jual Beli (AJB) dalam konsideransnya menyebutkan

tanah berasal dari “bekas tanah milik adat” sedangkan marga Ujung selaku

pemilik hak ulayat tidak ada melakukan pelepasan hak / penyerahan

kepada Penggugat, kemudian setelah AJBtersebut ditingkatkan menjadi

Sertifikat Hak Milik No.1068 tanggal 28 Agustus 1998 oleh Badan

Pertanahan Nasional Kab. Dairi di dalam konsiderannya menyebut

“Pemberian Hak atas Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara” dalam

hal ini Penggugat bersama dengan Badan Pertanahan Nasional diduga

telah dengan sengaja memberikan keterangan palsu dalam proses

penerbitan SHM an. Penggugat karena di dalam akta jual beli disebut

bekas tanah milik adat, namun di SHM disebut tanah yang dikuasai oleh

Negara hal ini telah menghilangkan hak – hak pemangku hak ulayat di kab.

Dairi.

Bahwa Penggugat dalam dalil gugatannya menyebut “....dr. Sahat Pasaribu

menyerahkan tanah tersebut dengan dua cara yakni berdasarkan jual beli

dan surat kuasa....”. Seharusnya Penggugat bisa membedakan antara jual

beli sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1457 KUHPerdata dengan surat

kuasa sebagaimana diatur dalam Pasal 1792 KUHPerdata. Karena jika

ditinjau dari perspektif hukum antara kedua istilah yang disebut oleh

Penggugat di dalam gugatannya berbeda pengertian dan akibat hukumnya.

Tergugat I menduga surat kuasa dari dr. Sahat Pasaribu kepada Penggugat

adalah palsu, karena bagaimana mungkin seorang Doktrer menjual atau

menguasakan tanah yang bukan miliknya untuk dikuasai oleh Penggugat,

pada hal nyata – nyata tanah dan rumah tersebut telah dikuasai oleh

Haroen Soetan Mansoer sejak tanggal 5 Juni 1941 kemudian dijual kepada

Siti Asjarah Chaniago (ibu Tergugat I) tanggal 19 Desember 1951. Hingga

saat ini penguasaan telah mencapai 63 tahun tidak pernah terputus dan

Penggugat tidak pernah menaruh keberatan.

Bahwa jika pun ada kuasa dari dr. Sahat Pasaribu kepada Penggugat pada

tanggal 12 Januari 1987 terhadap objek sengketa adalah cacat hukum

karena pemilik tanah objek sengketa adalah ibu Tergugat I dan bukan dr.

Sahat Pasaribu, sedangkan surat kuasa dari dr. Sahat Pasaribu kepada

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 12 dari 25 Hal

Penggugat secara hukum telah berakhir karena pemberi kuasa telah

meninggal dunia. Oleh karena itu tidak ada dasar Penggugat mengajukan

gugatan terhadap Tergugat I dalam perkara a quo, maka demi hukum

gugatan Penggugat harus ditolak.

Bahwa tanah yang dijual oleh dr. Sahat Pasaribu kepada Penggugat sesuai

dengan akta jual beli No. 71/PPAT-Sdk/1993 tanggal 30 Juli 1993 yang

dibuat dihadapan Camat selaku PPAT Kecamatan Sidikalang terhadap

tanah seluas 630,61 m² dengan batas – batas sebagai berikut :

− Sebelah Timur berbatas dengan tanah milik Tiorunggun br.

Simanjuntak.

− Sebelah Barat berbatas dengan tanah Losmen Dairi.

− Sebelah Selatan berbatas dengan Jalan SM. Raja.

− Utara berbatas dengan tanah kosong yang dikuasai oleh Siti Asjarah.

Dalam Akta Jual Beli No. 71/PPAT-Sdk/1993 tanggal 30 Juli 1993 antara dr.

Sahat Pasaribu (penjual) dengan Maritje Siahaan (pembeli) batas sebelah

utara tidak disebut berbatas dengan tanah Bistok Sipahutar, akan tetapi

tanah kosong yang dikuasai oleh Siti Asjarah, namun bagaimana mungkin

dalam surat pernyataan tanggal 14 Juni 1993 menyebut sebelah utara

berbatas dengan rumah Bistok Pasaribu, secara hukum surat ini diduga

palsu dan dibuat – buat oleh Penggugat dengan tujuan hendak menghaki

tanah milik orang lain dengan menghalalkan segala cara.

Bahwa sebagai tanda penguasaan atas tanah objek sengketa, Tergugat I

telah membuat tembok pembatas antara tanah Tergugat I dengan tanah

okupasi yang dikuasai Penggugat dan Tergugat I melaporkan hal tersebut

kepada PANGDAM I BUKIT BARISAN Up. ASLOG KASDAM – I BB

tertanggal 12 Februari 1993 pembangunan tembok tersebut diketahui oleh

khalayak ramai dan Penggugat, namun Penggugat tidak ada menaruh

keberatan.

Bahwa Tergugat I sebagai pemilik yang sah atas tanah objek sengketa

tetap menguasai secara terus menerus dan tidak pernah terputus, juga

telah mendirikan tembok keliling atas seizin pemerintah demikian juga

pembangunan rumah hal itu telah disetujui dan diizinkan oleh asisten

wedana sidikalang kala itu dijabat oleh DJ. MANIK sedangkan tanah yang

masih kosong dijadikan tempat menanam tanaman sayur oleh Tergugat I

penguasaan tanah tersebut dilakukan oleh Tergugat I telah mencapai 63

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 13 dari 25 Hal

tahun, Penggugat atau keluarganya tidak pernah melarang atau menaruh

keberatan, jika saja Penggugat merasa memiliki terhadap tanah objek

sengketa, seharusnya Penggugat keberatan ketika Tergugat I mendirikan

bangunan serta membuat tembok keliling, namun hal ini tidak pernah

dilakukan oleh Penggugat. Gugatan Penggugat baru ada ketika Penggugat

dilaporkan ke Polres Dairi oleh anak Tergugat I, oleh karena itu demi

hukum gugatan Penggugat haruslah ditolak.

Bahwa pada tahun 2012 sebahagian tembok tersebut dirubuhkan oleh

Penggugat, lalu tahun 2014 sebagian tanah Tergugat I tersebut diserobot

Penggugat dengan mendirikan bangunan WC (bukan kamar hotel) di atas

tanah Tergugat I, terhadap perbuatan Penggugat tersebut, Tergugat I

melarang Penggugat membangun WC, karena tanah tersebut adalah milik

Tergugat I dan juga seluruh kewajiban kepada pemerintah berupa

pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terhadap tanah seluas 904

m² dibayar oleh Tergugat I, atas dasar kepemilikan tersebut, maka anak

Tergugat I mengadukan Penggugat ke Polres Dairi agar diproses sesuai

dengan ketentuan hukum yang berlaku terhadap pengerusakan pagar dan

penguasaan tanpa hak tanah milik Tergugat I, setelah pengaduan tersebut

akhirnya Penggugat menghentikan pembangunan WC dimaksud, akan

tetapi belum memperbaiki pagar yang ia rusak, namun sekarang Penggugat

membuang sampah berupa limbah hotel secara sembarangan

dipekarangan Tergugat I, sehingga bila musim hujan begini menimbulkan

bau busuk yang sangat menyengat dan banyak lalat. Oleh karena itu,

mohon kepada Ketua / Majelis Hakim untuk dapat menghukum /

memerintahkan Penggugat untuk tidak membuang sampah sembarangan

dipekarangan Tergugat I.

Tentang dalil gugatan Penggugat yang memohonkan kepada Ketua /

Majelis Hakim agar Tergugat I dihukum membayar kerugian sewa hotel

sekitar 20 kamar kepada Penggugat dengan perincian sewa sebagai

berikut : harga Rp.350.000/kamar x 20 kamar x 5 tahun =

Rp.12.600.000.000,- demi hukum harus ditolak, karena yang dibangun oleh

Penggugat di atas tanah milik Tergugat I bukan kamar hotel akan tetapi

WC.

Bahwa penguasaan Tergugat I atas tanah tersebut, selain memiliki dasar

jual beli antara Siti Asjarah Chaniago (ibu Penggugat) dengan Haroen

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 14 dari 25 Hal

Soetan Mansoer (alm), juga memperoleh ijin penguasaan dari lembaga

Adat pakpak Sulang Silima Marga Ujung tanggal 11 April 2012 yang

diketahui oleh Lurah Sidikalang Nurhayati Rajagukguk menerangkan,

bahwa tanah tersebut tidak pernah sengketa dengan siapapun, hal ini

bersesuaian dengan Surat Bupati No.590/8859 tanggal 18 Oktober 2001

perihal : Keberadaan Tanah Ulayat / Tanah Marga di Kabupaten Dairi yang

ditujukan kepada Camat, Kepala Desa/Lurah dan Notaris / PPAT se

Kabupaten Dairi di dalam melakukan jual beli dan pengalihan tanah di

Kabupaten Dairi agar secara arif, bijaksana dan senantiasa mengikut

sertakan lembaga adat marga tanah setempat, oleh karena itu cukup

alasan untuk menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

Bahwa tuntutan dwangsoom yang diajukan oleh Penggugat merupakan

dalil yang mengada ngada oleh karena itu demi hukum harus ditolak.

Bahwa mengenai permohonan Sita Jaminan (conservatoir beslaag) yang

diajukan oleh Penggugat demi hukum harus ditolak dengan alasan hukum

Penggugat bukan sebagai orang yang berkompeten terhadap tanah objek

sengketa.

Bahwa terhadap gugatan serta merta yang dimohonkan oleh Penggugat

terhadap Tergugat I, secara hukum harus ditolak karena selain

bertentangan dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia

juga Penggugat tidak mempunyai bukti yang authentik yang didukung oleh

Pasall 191 RBg sebagai dasar hukum dimohonkannya gugatan serta merta.

Berdasarkan uraian – uraian tersebut di atas maka secara hukum telah

terbantah seluruh dalil – dalil gugatan Penggugat yang diajukan terhadap

diri Tergugat I oleh karena itu secara yuridis formil dan materiil demi hukum

gugatan Penggugat harus ditolak.

III. GUGATAN DALAM REKONVENSI.

Bahwa untuk memperjelas duduk persoalan agar tidak terjadi pengulangan

– pengulangan dengan ini disampaikan bahwa apa yang tertera dalam

jawaban pada Eksepsi dan Konvensi secara mutatis mutandis merupakan

dalil gugatan dalam Rekonvensi ini dan sebaliknya gugatan Rekonvensi ini

juga termasuk menguatkan dalil – dalil jawaban dalam Konvensi.

Bahwa ternyata gugatan awal (konvensi) yang diajukan oleh Tergugat dr

kepada Penggugat dr adalah suatu gugatan yang tidak berdasar dan sama

sekali bertentangan dengan hukum, dan juga tindakan Tergugat dr adalah

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 15 dari 25 Hal

suatu perbuatan melawan hukum dan meresahkan Penggugat dr serta adik

– adiknya yang menguasai tanah tersebut. Perbuatan Tergugat dr dapat

mencemarkan / mendiskreditkan nama baik Penggugat dr selaku keturunan

dari Siti Asjarah Chaniago di Kec. Sidikalang Kab. Dairi secara hukum

dapat menimbulkan kerugian bagi Penggugat dr.

Oleh karena tindakan Tergugat dr yang merupakan suatu perbuatan yang

dapat dikualifisir sebagai gugatan yang mengada – ada dan melawan

hukum jelas telah merugikan Penggugat dr secara materil dan moril,

terutama terhadap nama baik Penggugat dr yang telah tercoreng di mata

masyarakat Sidikalang Kab. Dairi yang tidak dapat dinilai dengan uang

namun menurut Penggugat dr adalah pantas dan sesuai apabila Tergugat

dr dihukum untuk mengganti kerugian materiil kepada Penggugat dr

sebesar Rp.770.000.000,-

Bahwa selain hal di atas, Tergugat dr telah merusak pagar beton, kemudian

Tergugat dr membuang sampah berupa limbah hotel secara sembarangan

di pekarangan Penggugat dr yang menyebabkan bau busuk. Secara yuridis

hal ini bukan lagi merupakan kesalahan perdata seseorang akan tetapi

telah merupakan gangguan umum dan kejahatan yang dapat dipidana

(akan dilaporkan tersendiri) oleh karena itu mohon kepada Ketua / Majelis

Hakim untuk menghukum Tergugat dr agar tidak membuang sampah

sembarangan berupa limbah hotel di tanah milik Penggugat dr serta

menghukum Tergugat dr untuk membayar ganti kerugian kepada

Penggugat dr sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) untuk

memperbaiki kerusakan pagar beton milik Penggugat dr serta

membersihkan limbah hotel yang dibuang ke tanah milik Penggugat dr.

Bahwa selain merusak pagar, Tergugat dr dengan memaksakan kehendak

mendirikan WC di tanah milik Penggugat dr, namun karena dilarang oleh

Penggugat dr pembangunan WC dihentikan oleh Tergugat dr hingga saat

ini. Oleh karena tanah tersebut adalah milik Penggugat dr, maka Penggugat

dr memohon kepada Ketua / Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri

Sidikalang agar menghukum Tergugat dr untuk membongkar bangunan

tersebut dengan biaya sendiri, dan mengembalikan tanah tersebut kepada

Penggugat dr dalam keadaan kosong dan baik, serta terlepas dari ikatan

apapun dengan pihak ketiga lainnya kendatipun Tergugat dr menggunakan

upaya hukum verzet, banding maupun kasasi. Jika dipandang perlu dapat

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 16 dari 25 Hal

menggunakan upaya paksa dengan menyertakan aparat penegak hukum

dari Kepolisian.

Bahwa gugatan Penggugat dk / Tergugat dr adalah merupakan dalil – dalil /

pernyatan yang keliru yang cenderung untuk merugikan nama baik

Pengugat dr. Gugatan sedemikian dapat menimbulkan kesalahan perdata

karena pencemaran nama baik (defamation) sebagai akibat dari dalil – dalil

gugatan Penggugat dk / Tergugat dr, orang – orang yang berpikiran sehat

memandang dengan ejekan seolah – olah Tergugat I dk / Penggugat dr

benar – benar merampas tanah milik Penggugat dk / Tergugat dr, padahal

secara yuridis tanah yang dijadikan objek sengketa adalah yang dibeli oleh

ibu Tergugat I dk / Penggugat dr dari Haroen Soetan Mansoer pada tanggal

19 Desember 1951 dan telah dikuasai oleh Penggugat dr / Tergugat I dk

selama lebih kurang 63 tahun dan tidak pernah terputus. Akibat perbuatan

Tergugat dr yang dengan sengaja membuat gugatan secara terpublikasi

dapat merugikan nama baik (martabat) Tergugat I dk / Penggugat dr.

Bahwa dengan adanya perbuatan melawan hukum yang merugikan nama

baik Penggugat dr yang dilakukan oleh Tergugat dr, maka konsekuensi

yuridis atas perbuatan melawan hukum tersebut yang pada kenyataannya

telah menimbulkan suatu keadaan yang baru bagi Penggugat dr, dengan

tercorengnya nama baiknya, serta mengingat pentingnya nama baik dalam

pergaulan sehari – hari, maka adalah pantas apabila Tergugat dr dihukum

untuk membayar kerugian imateril kepada Penggugat dr sebesar

Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah).

Bahwa kerugian Penggugat dr adalah kerugian yang riil dan nyata akibat

perbuatan dari Tergugat dr. Oleh sebab itu mohon kepada Ketua / Majelis

Hakim untuk menghukum Tergugat dr membayar kerugian kepada

Penggugat dr sejumlah Rp.10.970.000.000,- (sepuluh milyar sembilan ratus

tujuh puluh juta rupiah) seketika dan sekaligus, kendatipun Tergugat dr

menggunakan upaya hukum verzet, banding maupun kasasi.

Bahwa selain kerugian materil dan imateril perbuatan Tergugat dr dimaksud

dapat mencemarkan nama baik Penggugat dr, oleh karena itu pantas dan

wajar apabila Tergugat dr dihukum untuk membuat pernyataan maaf dan

atau menerbitkan suatu ralat yang pantas di berbagai Surat Kabar harian

Kompas, Harian Waspada, harian Sinar Indonesia Baru dan harian Analisa,

dengan biaya Tergugat dr sendiri agar khalayak ramai mengetahui benar

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 17 dari 25 Hal

Penggugat dr tidak ada merampas tanah Tergugat dr, hal ini adalah adil dan

pantas harus dilakukan oleh Tergugat dr karena membuat dalil – dalil

gugatan yang tidak jujur untuk dan atas nama kepentingan Tergugat dr

dengan ukuran 30 cm x 40 cm selama 7 hari penerbitan berturut – turut

yang isinya sebagai berikut :

“saya Maritje br. Siahaan sebagai Penggugat dk / Tergugat dr memohon

maaf sebesar – besarnya kepada seluruh keluarga Asmah Chaniago selaku

Tergugat I dk / Penggugat dr atas gugatan dalam perkara

No.08/Pdt.G/2014/PN.Sdk setelah menyadari ternyata tanah objek

sengketa adalah milik dari Tergugat I dk / Penggugat dr, oleh karena itu

saya memohon maaf dan tidak akan mengulangi kembali perbuatan

tersebut, semoga masyarakat Kelurahan Dairi Kecamatan Dairi Kabupaten

Dairi memakluminya. Terimakasih.”

Hormat saya,

Dto.

Maritje br. Siahaan.

Bahwa jika Tergugat dr tidak mau memenuhi isi putusan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap dalam perkara ini, maka mohon kepada

Ketua / Majelis Hakim yang mengadili perkara aquo untuk menghukum

Tergugat dr membayar uang paksa (dwangsoom) sebesar Rp.1.000.000,-

/hari kepada Penggugat dr terhitung sejak perkara ini diputus sampai

Tergugat dr dapat menjalankan isi putusan dalam perkara ini.

Untuk menghindari agar gugatan Penggugat dr tidak hampa, mohon

diletakkan sita jaminan terhadap harta bergerak maupun tidak bergerak

milik Tergugat dr untuk memenuhi nilai gugatan Penggugat dr dalam

perkara ini.

Berdasarkan uraian – uraian tersebut di atas mohon dengan hormat kepada

Ketua / Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara

No.08/Pdt.G/2014/PN.Sdk kiranya berkenan memutuskan demi hukum sebagai

berikut :

I. Dalam Eksepsi :

Menerima dan mengabulkan eksepsi dari Tergugat I tersebut untuk

seluruhnya.

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 18 dari 25 Hal

Menyetakan secara hukum gugatan Penggugat telah kadaluarsa.

Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

II. Dalam Konpensi.- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

III. Dalam gugatan Rekonvensi :

Menerima dan mengabulkan gugatan rekonvensi dari Penggugat dr untuk

seluruhnya.

Menyatakan sita jaminan sah dan berharga.

Menghukum Tergugat dr untuk membongkar bangunan WC di atas tanah

milik Penggugat dr.

Menghukum Tergugat dr untuk mengembalikan tanah milik Penggugat dr

dalam keadaan kosong dan baik, serta terlepas dari ikatan apapun dengan

pihak ketiga lainnya.

Menghukum Tergugat dr / Penggugat dk untuk membayar kerugian materil

sebesar Rp.770.000.000,-

Menghukum Tergugat dr untuk membayar kerugian atas pengerusakan

pagar beton milik Penggugat dr sebesar Rp.100.000.000,- .

Menghukum Tergugat dr untuk membayar kerugian imateriil sebesar

Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah).

Menghukum Tergugat dr untuk menghentikan dan membersihkan sampah

berupa limbah hotel yang dibuang di tanah milik Penggugat dr.

Menghukum Tergugat dr untuk membuat pernyataan maaf pada harian

Kompas, Waspada, Sinar Indonesia Baru dan Analisa, ukuran 30 cm x 40

cm dengan isi :

“saya Maritje br. Siahaan sebagai Penggugat dk / Tergugat dr memohon

maaf sebesar – besarnya kepada seluruh keluarga Asmah Chaniago selaku

Tergugat I dk / Penggugat dr atas gugatan dalam perkara

No.08/Pdt.G/2014/PN.Sdk setelah menyadari ternyata tanah objek

sengketa adalah milik dari Tergugat I dk / Penggugat dr, oleh karena itu

saya memohon maaf dan tidak akan mengulangi kembali perbuatan

tersebut, semoga masyarakat Kelurahan Dairi Kecamatan Dairi Kabupaten

Dairi memakluminya. Terimakasih.”

Hormat saya,

Dto.

Maritje br. Siahaan.

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 19 dari 25 Hal

Menghukum Tergugat dr membayar uang paksa (dwangsoom) sebesar

Rp.1.000.000,- / hari kepada Penggugat dr terhitung sejak perkara ini

diputus sampai Tergugat dr dapat menjalankan isi putusan dalam perkara

ini.

IV. Dalam Eksepsi, Konpensi dan Rekonpensi.- Membebankan biaya yang timbul karena perkara ini kepada Penggugat dk /

Tergugat dr.

Atau :

Jika Pengadilan Negeri Sidikalang berpendapat lain, selain pendapat dan

keyakinan kami maka mohon putusan yang seadil – adilnya (ex aequo et bono).

Mengutip dan memperhatikan tentang hal-hal yang tercantum dalam

turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Sidikalang No.08 /Pdt.G/2014/PN-SDK

tanggal 22 Januari 2015 yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

DALAM KONVENSI.

Dalam Eksepsi :

− Menerima eksepsi Tergugat I untuk sebagian.

Dalam Pokok Perkara :

− Menyatakan gugatan Penggugat konvensi tidak dapat diterima.

DALAM REKONVENSI.

− Menyatakan gugatan Penggugat rekonvensi tidak dapat diterima.

DALAM KONVENSI dan REKONVENSI.

− Menghukum Penggugat konvensi / Tergugat Rekonvensi membayar

ongkos perkara yang timbul dalam perkara ini seluruhnya senilai

Rp.1.506.000,- (Satu Juta Lima Ratus Enam Ribu Rupiah).

Setelah membaca berturut-turut :

1. Risalah pemberitahuan putusan yang dibuat oleh Jurusita/Jurusita Pengganti

Pengadilan Negeri Sidikalang pada hari Rabu tanggal 11 Pebruari

2015,menerangkan bahwa telah diberitahukan dan diserahkan relaas tentang

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 20 dari 25 Hal

isi putusan Pengadilan kepada Lurah Sidikalang Kota -Turut Tergugat I/Turut

Terbanding I dan kepada Camat Sidikalang –Turut Tergugat II/Turut

Terbanding II pada hari Kamis tanggal 12 Pebruari 2015;

2. Risalah pernyataan permohonan banding yang dibuat oleh Panitera sekretaris

Pengadilan Negeri Sidikalang yang menerangkan bahwa pada hari Rabu

tanggal 04 Pebruari 2015 Penggugat/Pembanding melalui Kuasanya telah

menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Sidikalang tanggal

22 Januari 2015 Nomor 08/Pdt.G/2014/PN-SDK;

3. Risalah pemberitahuan pernyataan permohonan banding yag dibuat oleh

Jurusita/Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Sidikalang,yang menerangkan

bahwa pada hari Kamis tanggal 26 Pebruari 2015 telah memberitahukan

kepada Tergugat I/Terbanding I ,kepada Turut Tergugat I/Turut Terbanding I

dan kepada Turut Tergugat II/Turut Terbanding II, masing-masing pada hari

Kamis tanggal 12 Maret 2015 tentang adanya permohonan banding tersebut;

4. Memori Banding tertanggal 16 Pebruari 2015 yang diajukan oleh Kuasa

Penggugat/Pembanding dan telah dierima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Sidikalang pada hari Senin ,tanggal 16 Pebruari 2015 dan telah diserahkan

salinan resminya kepada pihak lawannya pada hari Kamis tanggal 12 Maret

2015;

5. Kontra Memori Banding tertanggal 23 Maret 2015 yang diajukan oleh Kuasa

Tergugat I/Terbanding I,diterima di kepaniteraan Pengadilan Negeri Sidikalang

pada hari Kamis tanggal 02 April 2015 tanggal ,dan telah diserahkan salinan

resminya kepada pihak lawannya pada hari Kamis tanggal 16 April 2015;

6. Risalah pemberitahuan memeriksa berkas perkara yang dibuat oleh Jurusita

Pengganti Pengadilan Negeri Medan yang menerangkan bahwa masing-

masing pihak Penggugat/Pembanding dan Tergugat I/Terbanding I pada hari

Senin tanggal 20 April 2015 dan kepada Camat Sidikalang dan Lurah

Sidikalang pada Selasa tanggal 05 Mei 2015 ;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA :

Menimbang, bahwa karena permohonan banding dari Pembanding

semula Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu maupun tata-cara dan

syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, maka pengajuan

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 21 dari 25 Hal

permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima ;

Menimbang, bahwa memori banding yang diajukan oleh Pembanding

semula Penggugat melalui kuasa hukumnya tertanggal 16 Februari 2015 pada

pokoknya sebagai berikut :

A. Bahwa adapun keberatan-keberatan pembanding terhadap Keputusan Majelis

Hakim Pengadilan Negeri Sidikalang ialah :

1. Bahwa Pembanding adalah keberatan dan menolak Keputusan Majelis

Hakim Pengadilan Negeri Sidikalang ;

- Yaitu yang menerima eksepsi tergugat satu untuk sebagian.

- Yang menyatakan gugatan Penggugat Konvensi tidak dapat diterima ;

- Yang menyatakan menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi

membayar ongkos perkara yang timbul dalam perkara ini seluruhnya

dengan nilai Rp.1.506.000.- ;

B. Bahwa dalam gugatan rekonvensi Majelis Hakim menyatakan gugatan

rekonvensi tidak dapat diterima menurut Penggugat hal ini seharusnya

Keputusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sidikalang menyatakan gugatan

rekonvensi ditolak dengan alasan : ( hal-hal diatas selengkapnya terlampir) ;

Berdasarkan uraian-uraian Penggugat seperti yang telah diuraikan diatas ini

mohon Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Sumatera Utara di Medan membuat

keputusan sebagai berikut :

1. Membatalkan keputusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sidikalang.

2. Memutuskan/ Menetapkan bahwa tanah terperkara adalah milik dari Penggugat

(Maritje br Siahaan ).

3. Memutuskan gugatan Penggugat/Pembanding diterima untuk seluruhnya.

4. Menghukum tergugat/terbanding untuk membayar biaya-biaya yang timbul

dalam perkara ini .

Menimbang, bahwa kontra memori banding yang diajukan oleh Tergugat

I/Terbanding I melalui kuasa hukumnya tertanggal 23 Maret 2015 pada pokoknya

sebagai berikut :

- Bahwa terhadap Putusan tersebut Pengadilan Negeri Sidikalang telah tepat dan

benar dalam menerapkan hukum, baik ketentuan hukum formil maupun

ketentuan hukum materil dan tidak salah didalam mempertimbangkan fakta-

fakta hukum yang terungkap dipersidangan. Oleh sebab itu secara hukum

dapat untuk dipertahankan dengan alasan bahwa Pengadilan Negeri Sidikalang

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 22 dari 25 Hal

dalam putusannya telah memenuhi syarat-syarat putusan berupa memuat

ringkasan gugatan, jawaban yang jelas dari para pihak yang bersengketa ;

- Demikian halnya dengan pertimbangan hukum serta penilaian terhadap setiap

surat bukti dan keterangan saksi dan hal-hal yang terungkap dan terjadi

didalam persidangan selama perkara ini diadili, juga alasan hukum yang

menjadi dasar menyatakan gugatan Penggugat/Pembanding tidak dapat

diterima (niet Ontvankelijkl Verklaard) telah termuat secara lengkap dalam

pertimbangan hukum dan amar putusan dalam perkara ini, serta putusan a quo

tidak ada yang bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan

sebagaimana yang disebutkan oleh Penggugat/Pembanding dalam Memori

Bandingnya. Oleh karena itu secara yuridis putusan yang dimohonkan banding

dapat untuk dipertahankan .

- Selanjutnya setelah mempelajari keberatan-keberatan Penggugat/Pembanding

didalam Memori Banding tanggal 16 Februari 2015 yang disampaikan kepada

Tergugat I/Terbanding sesuai dengan risalah pemberitahuan dan penyerahan

memori banding No.08/Pdt.G/2014/PN.Sdk tanggal 12 Maret 2015 maka pada

kesempatan ini perkenankan Tergugat I/Terbanding mengajukan Kontra

Memori Banding sebagai berikut ; ( hal-hal diatas selengkapnya terlampir) ;

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas mohon dengan hormat kepada

Ketua/Majelis hakim pada Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan

Mengadili Perkara ini berkenan memutuskan demi hukum sebagai berikut;

- Menolak Permohonan Banding dari Penggugat/Pembanding tersebut untuk

seluruhnya ;

- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Sidikalang No. 08/Pdt.G/2014//PN.Sdk

tanggal 22 Januari 2015 yang dimohonkan bading tersebut ;

Menimbang, bahwa majelis Pengadilan Tinggi Medan setelah mempelajari

memori banding yang diajukan oleh Pembanding semula Penggugat melalui

kuasa hukumnya tersebut ternyata tidak ditemukan adanya hal-hal yang dapat

melemahkan atau membatalkan putusan Pengadilan Tingkat Pertama tersebut,

dan ternyata telah dipertimbangkan dengan tepat dan benar oleh Majelis Hakim

Tingkat Pertama, maka oleh karenanya memori banding tersebut tidak

dipertimbangkan lebih lanjut oleh Pengadilan Tinggi sedangkan kontra memori

banding yang diajukan oleh Terbanding semula Tergugat I, yang pada pokoknya

adalah mendukung putusan Pengadilan Negeri Sidikalang nomor :

08/Pdt.G/2014/PN-Sdk tanggal 22 Januari 2015;

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 23 dari 25 Hal

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah dengan seksama

membaca dan mempelajari dan meneliti dengan cermat berkas perkara dan

turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Sidikalang Nomor

08/PDT.G/2014/PN.SDK tanggal 22 Januari 2015, Majelis Hakim Tingkat Banding

berpendapat bahwa putusan Hakim tingkat pertama sudah mempertimbangkan

secara tepat dan benar, menurut ketentuan hukum yang berlaku didalam

memeriksa dan memutus perkara ini, sehingga pertimbangan tersebut dapat

disetujui dan dijadikan dasar pertimbangan hukum sendiri oleh Majelis Hakim

Tingkat banding dalam memutus dan mengadili perkara ini ditingkat banding,

namun demikian Majelis Hakim Tingkat Banding merasa perlu menambah

pertimbangan sebagaimana tersebut dibawah ini ;

Menimbang, bahwa pihak Pembanding semula Penggugat telah

mengajukan gugatannya yang pada pokonya menyatakan sebidang tanah yang

dimilikinya dengan luas kurang lebih : 1.076 meter persegi, yang terletak di Jalan

Sisingamangaraja No.128 Sidikalang, kelurahan Sidikalang kota, kecamatan

Sidikalang, Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara, yang mana batas tanah

terperkara sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatas dengan tanah Bistok Sipahutar;

- Sebelah Timur berbatas dengan tanah Tio Rugun Simanjutak;

- Sebelah Selatan berbatas dengan tanah Jalan Sisingamangaraja;

- Sebelah Selatan berbatas dengan tanah Losmen Dairi (Hotel Dairi);

selanjutnya Pembanding semula Penggugat mengajukan serifikat hak milik

kepada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Dairi dan oleh Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Dairi menerbitkan Sertifikat Hak Milik Nomor :

1068 tertanggal 28 Agustus 1998 luas kurang lebih 618 (enam ratus delapan

belas) meter persegi atas nama Maritje br.Siahaan (bukti.P4) namun pihak

Badan pertanahan Nasional Kabupaten Dairi tidak dapat menerbitkan sertifikat

atas tanah seluas kurang lebih : 285 (dua ratus delapan puluh lima) meter persegi

karena sedang ada sengketa kepemilikan, tanah dikuasai oleh

Terbanding/Tergugat I ;

Menimbang, bahwa setelah mencermati isi gugatan Pembanding semula

Penggugat, menurut hemat Majelis Hakim tingkat banding sebenarnya

Pembanding semula Penggugat bermaksud agar pihak Terbanding/Tergugat

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 24 dari 25 Hal

I, mengembalikan haknya atas tanah seluas kurang lebih : 285 meter persegi yang

dikuasai oleh Terbanding /Tergugat I tersebut;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding membaca dan

meneliti lebih lanjut tentang isi gugatan Pembanding semula Penggugat tersebut,

ternyata Pembanding semula Penggugat , tidak secara tegas menyebutkan letak

tanah dan batas-batas tanah yang disengketakan, seluas kurang lebih :

285 meter persegi tersebut;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut

diatas maka putusan Pengadilan Negeri Sidikalang tanggal 22 Januari 2015

Nomor : 08/Pdt.G/2014/PN-SDK, yang pada pokoknya menyatakan gugatan

Penggugat tidak dapat diterima, dapat dipertahankan dan dikuatkan ;

Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding semula Penggugat, dipihak

yang kalah dalam perkara ini, maka kepadanya harus dihukum untuk membayar

biaya perkara dikedua tingkat peradilan ;

Memperhatikan KUHPerdata dan R.B.g, serta peraturan-peraturan hukum

lainya yang bersangkutan dalam perkara ini ;

M E N G A D I L I :

- Menerima Permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat

melalui kuasa hukumnya;

- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Sidikalang tanggal 22 Januari

2015 Nomor: 08/Pdt.G/2014/PN.SDK yang dimohonkan banding

tersebut ;

- Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar biaya

perkara didalam kedua tingkat peradilan dan dalam tingkat banding

ditetapkan sebesar Rp.150.000. (seratus lima puluh ribu rupiah );

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Medan pada hari SELASA, tanggal 28 Juli 2015 oleh kami :

Dr.H.SOEDARMADJI,SH.,M.Hum Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan

sebagai Hakim Ketua, SABAR TARIGAN SIBERO,SH.,MH dan DHARMADAMANIK ,SH .,MH masing-masing sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk untuk

memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding berdasarkan

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor : 230/PDT/2015/ PT. MDN Halaman 25 dari 25 Hal

Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 02 Juli 2015 Nomor :

230/PDT/2015/PT-MDN, putusan mana pada hari, KAMIS tanggal 6 Agustus2015 telah diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Hakim

Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota yang sama, dengan dibantu

oleh LUHUT BAKO .SH sebagai Panitera pengganti pada Pengadilan Tinggi

Medan, akan tetapi tidak dihadiri oleh kedua belah pihak yang berperkara;

HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA,

SABAR TARIGAN SIBERO,SH.,MH Dr.SOEDARMADJI,SH.,M.Hum

DHARMA E.DAMANIK,SH.,MH

Panitera Pengganti.

LUHUT BAKO,SH

Perincian Biaya :

1. Meterai Rp. 6.000,-2. Redaksi Rp. 5.000,-3. Pemberkasan Rp 139.000,-

Jumlah Rp. 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah )