P U T U S A N - Pengadilan Negeri Sibolgapn-sibolga.go.id/public_html/images/beritafiles/Edianto...
Transcript of P U T U S A N - Pengadilan Negeri Sibolgapn-sibolga.go.id/public_html/images/beritafiles/Edianto...
1
P U T U S A N Nomor : 01/PID.PRA/2012/PN-Sbg.
“ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ”
Pengadilan Negeri Sibolga yang memeriksa dan mengadili perkara Pra
Peradilan, telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut terhadap Permohonan
Praperadilan yang diajukan oleh Pemohon :
EDIANTO SIMATUPANG : Kewarganegaraan : Indonesia, Umur : 35 tahun,
Jenis Kelamin : Laki – laki, Pekerjaan :
Wiraswasta / Ketua Forum Pembela Tanah Rakyat
(FPTR), Alamat : Jl. FL. Tobing Kelurahan Pdg
Masian Kec. Barus Kabupaten Tapanuli
Tengah,. Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya
SANGGAM TAMBUNAN, SH, dkk, warga
Negara Indonesia, Advokat/Pengacara/ Konsultan
Hukum pada Kantor Lembaga Bantuan Hukum
Laskar Merah Putih beralamat di jalan Raya
Jatinegara Timur No 61-65 Bali Mester
Jatinegara Jakarta Timur, selanjutnya disebut
sebagai …………………………… PEMOHON;
Bahwa PEMOHON mengajukan pemeriksaan Praperadilan terhadap :
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Cq. KEPALA
KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA Cq KEPALA
KEPOLISIAN RESORT TAPANULI TENGAH, berkantor di Jl. DR.
FL. Tobing – Sibolga, Tapanuli Tengah, dalam hal ini diwakili oleh
Kuasanya INSPEKTUR POLISI DUA AZUAR ANAS, SH (Kanit
IV/Tipiter Sat Reskrim Polres Tapanuli Tengah) dan BRIGADIR POLISI
SATU BAGUS SETO (Anggota Sat Reskrim Polres Tapanuli Tengah)
dan selanjutnya disebut sebagai…………………………. TERMOHON;
PENGADILAN NEGERI TERSEBUT;
2
Setelah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Sibolga Nomor :
01/Pen.Pid/PRAPERADILAN/2012/PN-Sbg tanggal 29 Mei 2012 tentang
Penunjukan Hakim Tunggal yang akan memeriksa permohonan Praperadilan
tersebut;
Setelah mendengar keterangan PEMOHON dan TERMOHON;
Setelah memperhatikan bukti-bukti Surat dan mendengar keterangan saksi-
saksi yang diajukan dipersidangan;
Setelah memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam pemeriksaan
persidangan perkara ini ;
TENTANG DUDUKNYA PERKARA
Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat Permohonan Praperadilan tertanggal
28 Mei 2012 yang didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sibolga dengan
register perkara No. 01/PID.PRA/2012/PN SBG tertanggal 29 Mei 2012 yang pada
pokoknya menyatakan sebagai berikut :
A. LATAR BELAKANG KEJADIAN PERISTIWA.
1. Bahwa PEMOHON adalah warga Kelurahan Pdg Masian Kecamatan
Barus Tapanuli Tengah, selaku Ketua Forum Pembela Tanah Rakyat
(FPTR) yang telah bertahun-tahun membantu warga Petani Desa Hutabalang
Kecamatan Badiri, mempertahankan hak-hak Lahan mereka yang dikuasai
sepihak oleh Perusahaan Perkebunan PT. AEP (dulu CPA = Cahaya Pelita
Andhika);
2. Bahwa selain itu PEMOHON bersama semua warga Pemilik Lahan di 5 (lima)
Daerah yaitu Badiri, Pinangsori, Lumut, Sibabangun dan Suka Bangun
selalu melakukan protes keras terhadap beberapa Perusahaan Tambang dan
Perkebunan yang merampas tanah milik warga, yaitu antara lai Bandara
Pinangsori; PT. Nauli Sawit; PT. AEP; PT. TAS; PT. FIA, PT. CMS;
PT. GIDEON dan PT. AR;
3. Bahwa tindakan atau aktivitas PEMOHON tersebut yaitu bersama-sama Para
Petani melakukan aksi-aksi menuntut pengembalian hak-hak mereka atas lahan
milik mereka yang dikuasai secara sepihak tanpa ada ganti rugi oleh sejumlah
Perusahaan Perkebunan dan Tambang tersebut diatas, telah mengganggu
kepentingan Perusahaan Perkebunan dan Tambang di Tapanuli Tengah;
Berkali-kali terjadi konflik Tanah antara warga Vs Perusahaan Perkebunan dan
Tambang tersebut, yang mengakibatkan kekerasan terhadap warga, namun
3
tidak ada sama sekali perlindungan hukum dan keadilan dari Pemerintah
Kabupaten Tapanuli Tengah maupun dari pihak Kepolisian i.c TERMOHON
antara lain dapat dilihat pada peristiwa sebagai berikut :
3.1 Aksi demonstrasi warga dari 4 kecamatan, yakni Badiri, Pinangsori,
Lumut dan Sibabangun yang tergabung Aliansi Masyarakat Peduli
Kelestarian Hutan (AMPKH) pernah mengancam menutup paksa
operasional PT. AEP (dulu CPA) dikecamatan Badiri, jika Pemkab
tidak mampu menyelesaikan keluhan masyarakat atas keberadaan
Perusahaan perkebunan tersebut, yang terjadi di Kantor Bupati
Tapanuli Tengah tanggal 22 September 2011;
3.2 Bahwa dalam akasi protes warga tersebut diketahui izin prinsip PT. AEP
itu berada hanya di dua desa, yakni Desa Sitardas dan Sijago-jago,
namun ternyata keberadaan perusahaan ini telah mengenai daerah
Sibabangun, Pinangsori dan Lumut;
3.3 Bahwa Kasus PT. Nauli Sawit yang merampas tanah seluas 6.000 ha
milik warga transmigrasi di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) yang
sampai saat ini belum dapat diselesaikan secara tuntas;
3.4 Bahwa kasus penyerebotan tanag seperti sengketa lahan masyarakat
dengan perusahaan PT. CPA di Desa Sitardas, PT. TAS dengan
masyarakat dan berbagai kasus lainnya yang nihil penyelesaian;
4. Bahwa peristiwa-peristiwa konflik Lahan / Tanah antara warga Vs Perusahaan
Perkebunan Sawit dan Perusahaan Tambang tersebut diatas yang tidak mampu
diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, kerap kali memicu
kemarahan warga, seperti kejadian tanggal 21 April 2012;
B. PENANGKAPAN DAN PENAHANAN WARGA OLEH POLRES TAPTENG.
5. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 21 April 2012 sejumlah warga Desa yang
mengaku pemilik Lahan melakukan akasi “Demonstrasi dan Penutupan Jalan
masuk/memasang Portal” menuju PT. AEP, aksi warga tersebut sebelumnya
telah disampaikan secara tertulis kepada Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten
Tapteng dan diketahui oleh Camat Badiri dan Kepala Desa Hutabalang;
6. Bahwa inisiatif atau rencana aksi demonstrasi dan penutupan jalan masuk
menuju PT. AEP tersebut berasal dari kehendak warga pemilik lahan sebagai
upaya menuntut pengembalian hak-hak atas tanah yang dirampas oleh PT. AEP;
Sdr. EDIANTO SIMATUPANG selaku Ketua Forum Pembela Tanah Rakyat
(FPTR) Tapanuli Tengah berada di Lokasi kejadian untuk membela hak-hak
4
para Petani selama + 10 tahun hak-haknya dirampas oleh PT. AEP tanpa ada
ganti rugi;
7. Bahwa ketika sejumlah warga berada di Lokasi Desa Hutabalang Kecamatan
Badiri, tiba-tiba datang + 150 orang personel aparat Kepolisian dari Polres
Tapanuli Tengah, kemudian membubarkan paksa aksi demonstrasi warga dan
membuka portal jalan menuju PT. AEP, kemudian menangkap 27 orang warga
“ tanpa ada memperlihatkan Surat Tugas (SP) dan Surat Perintah Penangkapan
(SPP)”, selanjutnya 27 orang warga tersebut termasuk Sdr. EDIANTO
SIMATUPANG i.c PEMOHON dibawa ke Kantor POLRES Tapteng untuk
ditahan “ tanpa ada Surat Perintah Penahanan “ dan tanpa memberitahukan
alasan penangkapan dan penahanan warga tersebut “;
8. Bahwa penangkapan dan penahanan warga oleh pihak Polres Tapanuli Tengah
i.c TERMOHON dilakukan semena-mena bahkan secara brutalisme yaitu
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
8.1 Polisi dengan memasuki rumah Pendeta Gereja Banua Niha Keriso
Protestan (BNKP). Para warga yang tertangkp berteriak-teriak minta
jangan diperlakukan kasar dan semena-mena. Bahkan Koordinator
FPTR Edianto Simatupang saat diamankan oleh sekitar 3 orang petugas
Kepolisian berteriak mengaku bahwa dirinya terkena pukulan. Polisi
akhirnya berhasil membubarkan aksi dan membuka jalan yang diportal
para warga pelaku aksi. Sementara ke 27 warga yang ditangkap langsung
dimasukkan ke mobil Dalmas untuk dibawa ke Mapolres Tapteng
Sibolga yang berjarak sekitar 25 km;
8.2 Terdapat seorang ibu dan anak yakni Tigaria Zebua (28 tahun) dan Riska
Mendrofa (10 tahun), yang berdomisili sekaligus membuka kedai
kelontong disekitar Lokasi tempat para warga yang melakukan aksi
terlihat menjerit sembari menangis karena suami Tigaria, Feberius
Mendrofa (40 tahun) yang dianggap tidak beralasan ikut dibawa paksa
petugas;
“Suami saya tidak ikut diantara para pelaku aksi demo itu, tetapi kenapa
Polisi membawanya. Padahal suami saya saat itu hanya ingin menolong
adik saya atau adik iparnya Julianus Zebua (22 tahun) yang dilihatnya
ditangkap dan dicoba diseret petugas. Sementara adik saya (Julianus) itu
pun tidak ikut dalam aksi tersebut;”
“ Tigaria Zebua mengatakan, petugas Kepolisian seharusnya tidak
memperlakukan warga seperti itu, terutama warga yang tidak bersalah.
5
Sebab Polisi adalah Pengayom dan pelindung serta panutan masyarakat.
“Masa menangkapi orang seperti itu. Seperti tidak memiliki
perikemanusiaan. Bahkan rumah Pendeta pun dimasuki mereka begitu
saja,” ucapnya Pdt BNKP Hutabalang RH Br Harefa yang ditemui
wartawan dikediamannya tepat didepan rumah Tigaria Zebua, dengan
muka terlihat shock membenarkan bahwa sejumlah petugas Kepolisian
telah memasuki kediamannya tanpa seizinnya. Diakui, sejumlah warga
diantaranya warga jemaat BNKP saat itu sedang duduk-duduk didepan
rumahnya, karena tidak bisa lewat lantaran para warga pelaku akasi
memortal jalan, sementara ia sedang berada di kamar untuk
mempersidangkan tugas-tugas gereja;
9. Bahwa setelah melalui pemeriksaan di kantor POLRES Tapanuli Tengah maka
22 orang warga dibebaskan disusul 4 orang warga dilepaskan oleh POLRES
Tapteng, setelah mereka menandatangani Surat Pernyataan yang diketahui
Camat dan Kepala Desa yang isinya menyatakan “tidak akan melakukan aksi
demonstrasi menuntut hak-haknya kepada PT. AEP” atau tidak akan
mengulangi perbuatan yang sama, dan atas jaminan Camat dan Kepala Desa 26
orang warga tersebut dibebaskan oleh POLRES Tapteng, sedangkan Sdr
EDIANTO SIMATUPANG i.c PEMOHON tetap ditahan oleh penyidik
POLRES Tapteng, tanpa ada Surat Penangkapan dan Panahanan, bahkan
Keluarga Sdr. EDIANTO SIMATUPANG tidak tahu mengenai penahanan
anggota keluarga mereka i.c PEMOHON;
C. PEMBUBARAN AKSI DAN PENANGKAPAN SERTA PENAHANAN
EDIANTO SIMATUPANG TIDAK SAH.
10. Bahwa aksi “Demonstrasi dan penutupan jalan/pemasangan Portal” menuju PT.
AEP eleh warga terlebih dahulu telah diberitahukan kepada Dinas Perhubungan
dan diketahui Camat Badiri dan Kepala Desa Hutabalang, dengan maksud
untuk mrnuntut hak-hak atas Tanah/lahan milik warga yang kuasai / diokupasi
oleh PT. AEP secara illegal; Warga mengetahui dari penjelasan Syahlan
Aritonang, perwakilan warga lainnya bahwa selaku Ketua HPTI Kecamatan
Badiri, izin prisip PT. AEP itu berada hanya diua desa yakni Desa Ditardas
dan Sijago-juago. Namu ternyata keberadaan perusahaan ini telah mengenai
Daerah Sibabangun, Pinangsori dan Lumut, sehingga warga Desa Sibabangun
berhak menuntut hak-haknya;
11. Bahwa tindakan warga melakukan aksi “Demostrasi dan Penutupan
jalan/pemasangan Portal” menuju PT. AEP tersebut telah sesuai dengan
paraturan Perundang-undangan yang berlaku yaitu :
6
11.1 Pasal 28C ayat (2) UUD 1945 “Setiap orang berhak untuk memajukan
dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa dan negaranya”;
11.2 Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 “Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama dihadapan hukum”;
11.3 Pasal 28E ayat (3) UUD 1945 “Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat”;
11.4 Pasal 28H ayat (4) UUD 1945 “Setiap orang berhak mempunyai hak
milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boeh diambil alih secara
sewenang-wenang oleh siapapun”;
11.5 Pasal 36 ayat (1), (2) UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia “Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun
bersama-sama dengan orang lain demi pengembangan dirinya, keluarga,
bangsa dan masyarakat dengan cara yang tidak melanggar hukum dan
tidak seorangpun boleh dirampas miliknya dengan sewenang-wenang
dan secara melawan hukum”;
11.6 Undang-Undang nomor 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan
mengeluarkan pendapat dimuka umum, secara lisan dan tulisan;
12. Bahwa dengan demikian “tindakan KAPOLRES Tapanuli Tengah i.c
TERMOHON melakukan aksi pembubaran aksi “Demonstrasi dan penutupan
jalan/pemasangan Portal” menuju PT. AEP adalah tindakan sewenang-wenang
dan melawan hukum yang bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan
tersebut diatas;
13. Bahwa selain itu tindakan “Penangkapan” Sdr. EDIANTO SIMATUPANG,
Dkk i.c PEMOHON dan KAPOLRES Tapteng i.c TERMOHON secara
sewenang-wenang dan brutalisme tanpa ada Surat Tugas dan Surat Perintah
Penangkapan serta tanpa didukung oleh “Bukti Permulaan Yang Cukup” sesuai
pasal 17 KUHAP, adalah perbuatan melawan hukum yang bertentangan dengan
pasal 18 KUHAP;
14. Bahwa selain itu ada tindakan “Penahanan” Sdr. EDIANTO SIMATUPANG,
Dkk i.c PEMOHON OLEH kapolres Tapteng i.c TERMOHON secara
sewenang-wenang dan brutalisme tanpa ada “Surat Perintah Penahanan” dan
tanpa didukung oleh Bukti yang cukup sesuai pasal 21 ayat (1) KUHAP, adalah
perbuatan melawan hukum yang bertentangan dengan Pasal 21 ayat (2)
KUHAP;
7
- Pasal 21 ayat (1) KUHAP : “Perintah penahanan atau penahanan lanjutan
dilakukan terhadap seorang tersangka atau terdakwa yang diduga keras
melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup dalam hal adanya
keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka atau
terdakwa akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti
dan atau mengulangi tindak pidana.
- Pasal 21 ayat (2) KUHAP : “Penahanan atau penahanan lanjutan
dilakukan oleh penyidik atau penuntut umum terhadap tersangka atau
terdakwa dengan memberikan Surat Perintah Penahanan atau Penetapan
Hakim yang mencantumkan identitas tersangka atau terdakwa dan
menyebutkan alasan penahanan serta uraian singkat perkara kejahatan
yang dipersangkakan atau didakwakan serta tempat ia ditahan;
- Pasal 21 ayat (3) KUHAP : “tembusan Surat Perintah penahanan atau
penahanan lanjutan atau penetapan Hakim sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) harus diberikan kepada keluarganya;
15. Bahwa tindakan “Penangkapan dan Penahanan” Sdr. EDIANTO
SIMATUPANG, dkk i.c PEMOHON oleh KAPOLRES Tapteng i.c
TERMOHON secara sewenang-wenang dan brutalisme tanpa ada “Surat
Perintah Penangkapan dan Surat Perintah Penahanan” serta tanpa didukung
oleh “Bukti yang cukup” sesuai pasal 21 ayat (1) KUHAP, adalah perbuatan
melawan hukum yaitu “perampasan kemerdekaan warga negara“ yang
bertentangan dengan pasal 34 Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang
HAM;
16. Bahwa selain itu “Penangkapan dan Penahanan” Sdr. EDIANTO
SIMATUPANG, dkk i.c PEMOHON oleh KAPOLRES Tapteng i.c
TERMOHON secara sewenang-wenang dan brutalisme tanpa ada “Surat
Perintah Penangkapan dan Surat Perintah Penahanan” serta tanpa didukung
oleh “Bukti yang cukup” sesuai pasal 21 ayat (1) KUHAP dengan
menggunakan “Pasal 160 KUHP adalah perbuatan “Kriminalisasi Hak
Konstitusi Warga Negara” untuk membungkam kebebasan menuntut hak-hak
warga atas perampasan hak oleh PT. AEP yang bertentangan dengan
Konstitusoi Negara dan Hak Asasi Manusia;
17. Bahwa penyebab warga melakukan “aksi Demonstrasi dan penutupan jalan”
masuk PT. AEP adalah adanya “sengketa menangani hak penguasaan
/pemilikan/pemanfaatan /penggunaan tanah” (obyek sengketa) antara warga Vs
PT. AEP yang telah berlangsung lama, yang merupakan “sengketa hak
keperdataan” yang harus diselesaikan melalui mekanisme peradilan perdata
8
vide pasal 572 KUHPerdata jo pasal 574 KUHPerdata jo pasal 575
KUHPerdata;
18. Bahwa demikian pula segala akibat hukum yang timbul dari sengketa hak
keprdataan, seperti aksi demonstrasi, aksi penutupan jalan, aksi pengrusakan
barang, aksi penyerobotan/penguasaan “obyek sengketa” harus terlebih dahulu
diselesaikan melalui meanisme peradilan perdata, guna menentukan siapa
pemilik hak obyek sengketa, baru kemudian peradilan pidana dengan
pembuktian unsur-unsur materiil atas pasal-pasal pidana yang disangkakan vide
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1956;
19. Bahwa penyelesaian sengketa hak keperdataan antara warga dengan PT. AEP
tersebut diatas harus melalui pendekatan hukum pertanahan Nasional dan
hukum adat sesuai dengan ketentuan pasal 2, 3, 5 UUPA Nomor 5 tahun 1960,
dengan mengedepankan “Musyawarah Mufakat” melalui
Mediator/Negosiator/Konselor/Konsiliator, sebagaimana diatur dalam Undang-
undang nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan penyelesaian sengketa di
Luar Pengadilan jo Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1
tahun 2008 tentang Mediasi;
20. Bahwa oleh karena sengketa antara warga Vs PT. AEP tersebut diatas adalah
terkait mengenai sengketa hak keperdataan atas obyek tanah, maka pihak
Kepolisian Negara Republik Indonesia Cq POLRES Tapteng seharusnya tidak
menggunakan cara-cara represif seperti penangkapan dan penahanan warga
menerapkan pasal-pasal pidana antara lain pasal 160 KUHP atau pasal-pasal
lainnya; Kepolisian wajib netral dan tidak boleh memihak kepada salah satu
pihak dalam segketa hak keperdataan tersebut;
21. Bahwa penerapan pasal 160 KUHP terhadap kasus “Aksi Demonstrasi dan
penutupan” jalan masuk PT. AEP tersebut, sesuai dengan Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 7/PUU-VII/2009 menyatakan pasal 160 KUHP haruslah
ditafsirkan sebagai conditionally constitutional (konstitusional bersyarat)
artinya pasal 160 KUHP haruslah ditafsirkan yang sebelumnya merupakan
perbuatan formil menjadi perbuatan materiil;
22. Bahwa pasal 160 KUHP merupakan “pasal karet” penyebar kebencian (haatzai
artikelen) dimana pasal tersebut tidak secara pasti perbuatan apa yang
dikualifikasikan sebagai “dimuka umum dengan lisan atau tulisan menghasut
supaya melakukan sesuatu perbuatan yang dapat dihukum, melawan pada
kekuasaan umum dengan kekerasan atau supaya jangan menurut peraturan
perundang-undang atau perintah yang sah yang diberikan menurut peraturan
9
undang-undang”; Prof. J. Sahetapy memberikan istilah “repressive law”.
Dalam praktek peradilan pasal 160 KUHP yang seharusnya bersifat materiil
namun ternyata delik formil Prof. J. Sahetapy mendasarkan pasal 160 adalah
delik materiil kolonial ondanks ada istilah “smaad” atau “opruien”;
23. Bahwa delik formil merupakan delik yang dalam perumusannya hanya
menitikberatkan pada suatu perbuatan yang dilarang/diancam pidana oleh
undang-undang, tanpa perlu melihat ada tidaknya akibatnya dari perbuatan itu.
Sementara delik materiil dalam perumusannya, lebih menekankan pada
terjadinya akibat dari suatu perbuatan pidana. Artinya, Penyidik POLRES
Tapteng harus dapat menemukan akibat dari adanya “Bukti permulaan yang
cukup”yang diduga dilakukan oleh Edianto Simatupang yaitu perbuatan lisan
atau tulisan dimuka umum “menghasut untuk melakukan perbuatan yang dapat
dihukum pidana, melawan pada kekuasan umum dengan kekerasan atau supaya
jangan menurut peraturan undang-undang atau perintah yang sah yang diberikan
menurut peraturan undang-undang; Kalau pun quo non PEMOHON disangka
melakukan perbuatan melanggar pasal 160 KUHP (Penghasut), maka menjadi
tidak jelas siapa yang “dihasut” karena 26 orang warga telah dibebaskan oleh
TERMOHON, karena tidak terbukti dihasut, sehingga penahanan
TERMOHON sangat subyektif yaitu bukan untuk kepentingan hukum
melainkan untuk melindungi kepentingan hak PT. AEP, yang seharusnya
TERMOHON berwenang memeriksa PT. AEP yang telah merampas hak tanah
warga;
24. Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas maka tindakan “penangkapan dan
penahanan” Sdr. EDIANTO SIMATUPANG, dkk i.c PEMOHON oleh
KAPOLRES Tapteng i.c TERMOHON secara sewenang-wenang dan
brutalisme tanpa ada “Surat Perintah Penangkapan dan Surat Perintah
Penahanan” serta tanpa didukung oleh “bukti yang cukup” sesuai pasal 21 ayat
(1) KUHAP dan tanpa didukung oleh “Bukti yang cukup” sesuai pasal 21 ayat
(1) KUHAP, dengan menggunakan “Pasal 160 KUHP” telah secara nyata
mengakibatkan “kerugian materi” bagi pemohon, sejak penangkapan tanggal
21 April 2012 sampai dengan sekarang PEMOHON tidak dapat melakukan
aktivitas untuk mencari nafkah bagi keluarganya, dan mengeluarkan biaya-
biaya untuk ongkos-ongkos pengacara baik yang sedang berlangsung maupun
yang akan terjadi nanti yang diperkirakan sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus
juta rupiah), dan selain itu telah pula menimbulkan “kerugian immaterial” yaitu
hilangnya kepercayaan dari para warga petani yang selama ini dibela oleh
PEMOHON, yang tidak dapat dijumlah dengan uang, namun dapat
10
dipersamakan dengan uang sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
yang wajib dibayarkan oleh TERMOHON aebagai akibat dari tidak sahnya
penangkapan dan penahanan TERMOHON sesuai ketentuan pasal 81 KUHAP;
25. Bahwa untuk itu berdasarkan ketentuan pasal 77 KUHAP, maka Pengadilan
Negeri Sibolga berwenang memeriksa dan mengadili serta memutus perkara
ini, guna memulihkan hak-hak PEMOHON;
Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas PEMOHON mohon agar Hakim
yang memeriksa dan mengadili serta memutus permohonan ini, berkenan
memberikan Putusan sebagai berikut :
1. Mengabulkan permohonan Pra Peradilan untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Sibolga berwenang memeriksa dan memutus
Permohonan Pra Peradilan ini;
3. Menyatakan penangkapan atas diri PEMOHON tidak sah dan batal demi
hukum;
4. Menyatakan pembubaran aksi damai Pemohon oleh Termohon adalah tidak sah
dan batal demi hukum;
5. Memerintahkan Termohon untuk segera mengeluarkan Surat Perintah
Penghentian Penyidikan sesuai asas Peradilan yang dilakukan dengan
sederhana, cepat, biaya ringan serta prinsip kepastian hukum dan keadilan
hukum bagi PEMOHON;
6. Memerintahkan TERMOHON untuk segera mengeluarkan PEMOHON dari
tahanan;
7. Memerintahkan TERMOHON untuk merehabilitasi nama baik PEMOHON;
8. Memerintahkan TERMOHON untuk mengumumkan Putusan ini dalam semua
media cetak dan media elektronik Nasional;
9. Menghukum TERMOHON untuk membayar ganti rugi kepada PEMOHON
yaitu ganti rugi materiel sebesar Rp. Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah),
dang anti rugi immaterial sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);
10. Menghukum termohon untuk membayar ongkos perkara;
ATAU apabila Hakim Pra Peradilan berpendapat lain, mohon diputus yang seadil-
adilnya (Ex Aequo et bono);
Menimbang, bahwa pada hari sidang yang ditetapkan untuk itu PEMOHON
hadir Kuasanya SANGGAM TAMBUNAN, SH berdasarkan Surat Kuasa Khusus
yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sibolga dibawah No. 38/SK/2012
tertanggal 29 Mei 2012, sedangkan untuk TERMOHON hadir Kuasanya yaitu
INSPEKTUR POLISI DUA AZUAR ANAS, SH (Kanit IV/Tipiter Sat Reskrim
11
Polres Tapanuli Tengah) dan BRIGADIR POLISI SATU BAGUS SETO (Anggota
Sat Reskrim Polres Tapanuli Tengah) berdasarkan Surat Kuasa tertanggal 04 Juni
2012 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sibolga
N0.42/SK/2012 tertanggal 05 Juni 2012 ;
Menimbang pada permulaan persidangan, telah dibacakan permohonan
Praperadilan Pemohon tersebut dan atas pembacaan tersebut, Kuasa Pemohon
menyatakan pada pokoknya tetap pada dalil-dalil permohonannya dan tidak
melakukan suatu perubahan apapun juga;
Menimbang, bahwa setelah PEMOHON membacakan permohonannya.
TERMOHON telah mengajukan Surat Jawabannya tertanggal 05 Juni 2012
sebagai berikut :
Kami yang bertanda tangan dibawah ini INSPEKTUR POLISI DUA AZUAR ANAS,
SH (Kanit IV/Tipiter Sat Reskrim Polres Tapanuli Tengah) dan BRIGADIR POLISI
SATU BAGUS SETO (Anggota Sat Reskrim Polres Tapanuli Tengah), berdasarkan
Surat Kuasa Kapolres Tapanuli Tengah tanggal Juni 2012, tentang mewakili Kapolri
c.q Kapolda Sumut cq Kapolres Tapanuli Tengah untuk membela, mewakili,
memajukan surat-surat dan alat bukti disidang Pengadilan Praperadilan pada
Pengadilan Negeri Sibolga atau mempertahankan hak dan kepentingan hukum
pemberi Kuasa (termohon);
1. Uraian yang disampaikan oleh pemohon mengenai perampasan tanah warga
secara sepihak oleh PT. AEP (dulu PT. CPA) tidak beralasan dan dengan
sendirinya pemohon telah menggugurkan dugaannya itu karena pemohon atau
mekanisme permasalahan sengketa tanah ditempuh melalui jalur perdata,
sehingga bila ada permasalahan sengketa kepemilikan tanah, tindakan yang
dilakukan pemohon bukan melakukan tindakan anarkis dengan memalang jalan
umum, melainkan wajib membuat Gugatan secara Perdata ke Pengadilan
Negeri setempat.
2. Bahwa mengenai pasal 160 KUHPidana yang dikatakan Pemohon adalah pasal
karet, kami termohon tidak bersedia menjawab karena sudah masuk kedalam
materi perkara.
3. Uraian kejadian hingga tersangka EDIANTO SIMATUPANG diserahkan ke
Kejari Sibolga adalah sebagai berikut :
a. bahwa sat reskrim Polres Tapanuli Tengah telah selesai melakukan
penyidikan tindak pidana “Barang siapa dimuka umum dengan lisan atau
dengan tulisan menghasut supaya melakukan sesuatu perbuatan yang dapat
12
dihukum, melawan pada kekuasaan umum dengan kekerasan atau supaya
jangan mau menurut peraturan undang-undang atau perintah yang sah dan
atau barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan melawan
kepada seseorang pegawai negeri yang melakukan pekerjaannya yang sah
dan atau barang siapa dengan melawan hak memaksa orang lain untuk
melakukan atau membiarkan barang sesuatu apa dengan kekerasan, dengan
sesuatu perbuatan lain ataupun dengan perbuatan yang tidak
menyenangkan atau melakukan sesuatu itu baik terhadap orang itu maupun
terhadap orang lain dan atau setiap orang dengan sengaja melakukan
kegiatan yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan didalam ruang
manfaat jalan, “sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160 dan atau pasal 212
dan atau pasal 335 ayat 1 KUHPidana dan atau pasal 63 ayat (1) jo pasal 12
UURI nomor 38 tahun 2004 tentang jalan;
b. tersangka EDIANTO SIMATUPANG ditangkap pada hari Sabtu tanggal
21 April 2012 pukul 15.30 wib, saat tersangka melakukan provokasi
kepada sekelompok massa untuk memalang jalan umum, sehingga
masyarakat tidak dapat menggunakan jalan umum tersebut, kemudian
Camat Badiri dan termohon memohon kepada EDIANTO SIMATUPANG
untuk membuka palang / portal, namun EDIANTO SIMATUPANG tidak
mau, sehingga termohon membuka sendiri palang tersebut, saat itu
pemohon memprovokasi/menghasut massa untuk melawan petugas Polisi
Polres Tapanuli Tengah dan Petugas Polisi Pamong Praja Kab. Tapanuli
Tengah membongkar palang penghalang jalan umum yang dipasang oleh
kelompok tersangka EDIANTO SIMATUPANG;
c. bahwa turunan surat perintah penangkapan dan surat perintah penahanan
tersangka EDIANTO SIMATUPANG telah diserahkan kepada Sekcam
Pinangsori yang bernama LUHUT DONGARAN pada tanggal 22 April
2012 yang dibuatkan tanda terimanya pada buku ekspedisi (terlampir);
d. adapun alasan kami menyerahkan turunan surat perintah penangkapan dan
surat perintah penahanan kepada Sekcam Pinangsori berhubung EDIANTO
SIMATUPANG mengaku untuk koresponden surat menyurat dialamatkan
ke alamat Lorong IV Desa Albion Kec. Pinangsori Kab. Tapanuli Tengah,
karena istri tersangka bertempat tinggal di Bogor yang dirahasiakan
alamatnya kepada penyidik dengan alasan keamanan, sehingga turunan
surat perintah penangkapan dan surat perintah penahanan diserahkan
kepada Sekcam pinangsori sesuai dengan tempat tinggal EDIANTO
SIMATUPANG;
13
e. posisi kasus bahwa berkas perkara telah dilimpahkan ke JPU dan
dinyatakan lengkap (P-21) sebagaimana Surat Kejari Sibolga Nomor : B-
1305/N.2.13/Epp.1/05/2012, tanggal 31 Mei 2012, sehingga tanggung
jawab tersangka dan barang bukti telah dilimpahkan ke JPU Kejari Sibolga
sesuai surat Kapolres Tapanuli Tengah nomor : B/1878/VI/2012 tanggal
01 Juni 2012, tentang pengiriman tersangka dan barang bukti atas nama
tersangka EDIANTO SIMATUPANG;
4. Tersangka EDIANTO SIMATUPANG ditangkap pada hari Sabtu tanggal 21
April 2012 pukul 15.30 di jalan Semarapadi yang terletak di simpang
Hutabalang menuju kedesa Sitardas yang terletak di Kelurahan Hutabalang Kec.
Badiri Kab. Tapanuli Tengah (dibawah palang yang dipasang kelompok
pemohon), tersangka ditangka Polisi saat melakukan provokasi kepada
kelompoknya untuk melawan Polisi yang akan membuka portal yang
menghalangi jalan umum, kemudian tersangka dibawa Polres Tapanuli Tengah,
sehingga laporan Pemohon yang mengatakan tersangka ditangkap di dalam
Gereja BNKP Hutabalang tidak benar;
5. Bahwa tujuan Termohon ke lokasi Simpang Hutabalang Kecamatan Badiri
berdasarkan Laporan intelijen bahwa akan terjadi pemalangan jalan umum di
simpang Hutabalang Kec. Badiri Kab. Tapanuli Tengah, ternyata pada pukul
11.00 wib sekelompok masyarakat yang dipimpin oleh EDIANTO
SIMATUPANG, memalang jalan umum dengan alat berupa bamboo,
akibatnya masyarakat pengguna jalan tidak dapat menggunakan jalan umum
tersebut, saat melaksanakan tugas tersebut dilengkapi dengan Surat Perintah
Tugas yang ditandatangani Kapolres Tapanuli Tengah (terlampir);
6. Pemalangan jalan umum yang dipimpin oleh EDIANTO SIMATUPANG
bertentangan dengan pasal 63 ayat (1) jo pasal 12 UU RI nomor 38 tahun 2004
tentang jalan, karena masyarakat pengguna jalan tidak dapat melewati palang /
portal tersebut;
7. Penutupan jalan umum dengan cara membuat palang / portal tidak ada
mendapat ijin dari pemerintah (Lurah, Camat maupun Dinas Perhubungan);
8. bahwa penangkapan dan penahanan tersangka EDIANTO SIMATUPANG sah
demi hukum, kemudian turunan Surat Perintah penangkapan dan Surat perintah
penahanan telah disampaikan kepada Sekcam Pinangsori dimana tersangka
bertempat tinggal.
9. Dimohon kepada Hakim yang mulia :
a. menolak permohonan Praperadilan untuk seluruhnya;
14
b. menyatakan penangkapan dan penahanan pemohon sah demi hukum;
c. menyatakan menutup jalan umum dengan cara memalang / memportal serta
melakukan provokasi masyarakat untuk melawan petugas yang sah tidak
dapat dibenarkan dan bertentangan dengan hukum.
d. kiranya Hakim menetapkan Pemohon tetap ditahan dan diadili dimuka
Pengadilan;
Atau apabila Hakim Praperadilan berpendapat lain, mohon diputus yang seadil-
adilnya.
10. Demikian jawaban kami, atas perhatiannya dan pertimbangan Hakim kami
ucapkan terimakasih;
Menimbang, bahwa atas jawaban TERMOHON tersebut, PEMOHON telah
mengajukan REPLIK sebagaimana dalam suratnya tertanggal 06 Juni 2012,
sebagai berikut :
1. Bahwa PEMOHON dengan tegas membantah dan menolak seluruh dalil-daalil
TERMOHON yang telah disampaikan dalam Jawabannya pada persidangan
terdahulu, kecuali hal-hal yang secara tegas diakui dan/atau tidak dibantah oleh
TERMOHON, dan untuk itu mohon REPLIK ini menjadi satu kesatuan tak
terpisahkan dari Surat Gugatan yang telah PEMOHON sampaikan dalam
persidangan ini;-
2. Bahwa PEMOHON menolak jawaban TERMOHON pada angka 1 halaman 1,
yang pada pokoknya menyatakan bahwa “PEMOHON telah melakukan
tindakan anarkis dengan cara memalang jalan Umum”, dan seharusnya
PEMOHON mengajukan gugatan perdata atas hak Tanah milik warga;-
Jawaban TERMOHON ini semakin membuktikan bahwa TERMOHON tidak
memahami pengertian Jalan, Jalan Umum dan Jalan khusus dalam undang-
undang nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan;- Jalan yang dipalang oleh warga
adalah jalan khusus yang selama ini dipergunakan oleh PT. AEP untuk
kepentingan usaha bisnis, dan pemalangan jalan tersebut dilakukan atas inisiatif
oleh warga sendiri, bukan atas hasutan PEMOHON, karena warga sendiri yang
berkepentingan yaitu merasa dirugikan atas belum dibayarkannya ganti rugi
lahan mereka yang dikuasai secara illegal oleh PT.AEP;-
3. Bahwa seharusnya TERMOHON selaku Aparat Negara i.c. Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang menerima gaji dari uang rakyat wajib bertindak
professional dalam menjalankan tugasnya, bukan seolah-olah menjadi Polisi
PT.AEP, terlebih PEMOHON telah mengetahui bahwa izin prinsip PT AEP itu
berada hanya di dua desa, yakni Desa Sitardas dan Sijago–jago, namun
15
ternyata keberadaan perusahaan ini telah mengenai daerah Sibabangun,
Pinangsori dan Lumut, dan seharusnya mengusut keberadaan izin prinsip PT.
AEP tersebut;-
4. Bahwa selain itu PEMOHON menolak dan membantah jawaban TERMOHON
pada angka 3 huruf a, yang pada pokoknya menuduh PEMOHON telah
melakukan perbuatan “Menghasut vide pasal 160 KUHP; Melawan Pejabat vide
pasal 212 KUHP; Perbuatan tidak menyenangkan vide pasal 335 KUHP;
Melakukan perbuatan pidana umum dan pidana khusus vide pasal 63 KUHP
dan Perbuatan penutupan jalan vide pasal 12 UU No. 38 tahun 2004 tentang
Jalan;-
5. Bahwa penerapan pasal-pasal pidana oleh TERMOHON terhadap diri
PEMOHON tersebut di atas, adalah sengaja dilakukaan oleh TERMOHON
untuk membungkam dan menakut-nakuti warga, untuk membela kepentingan
PT.AEP, seperti yang pernah dilakukan oleh penjajah Belanda padaa zaman
kolonial, yang sangat bertentangan dengan hak asasi manusia;- Karena tindakan
penutupan jalan oleh warga tersebut adalah disebabkan oleh PT.AEP yang telah
merampas tanah milik warga tanpa ada pembayaran ganti rugi, dan selama
bertahun-tahun warga menuntut haknya, tidak pernah digubris oleh PT.AEP,
karena merasa dilindungi oleh oknum penyelenggara Negara di Kabupaten
Tapteng;- Dan seharusnya TERMOHON bersikap netral dan tidak menjadi
hakim yang memihak pada kepentingan PT.AEP;-
6. Bahwa tindakan TERMOHON yang melakukan penangkapan terhadap 27 orang
warga, kemudian melepaskannya 26 orang setelah ada pernyataan tidak akan
mengulangi perbuatan menuntut hak atas tanah mereka, dan kemudian menahan
PEMOHON karena tidak menandatangani Surat Pernyataan sesuai kehendak
TERMOHON, tanpa memperlihatkan Surat Perintah Tugas; Surat Perintah
Penangkapan dan Surat Perintah Penahanan, adalah tindakan semena-mena atau
obuse of power yang melanggar ketentuan pasal 18 ayat (1) KUHAP :
“ Pelaksanaan tugas penangkapan.dilakukan oleh petugas kepolisian negara
Republik Indonesia dengan memperlihatkan surat tugas serta memberikan
kepada tersangka surat perintah penangkapan yang mencantumkan identitas
tersangka dan menyebutkan alasan penangkapan serta uraian singkat perkara
kejahatan yang dipersangkakan serta tempat ia diperiksa ”.
7. Bahwa selain itu tindakan TERMOHON bertentangan dengan ketentuan pasal
21 ayat(2) KUHAP :
“Penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan oleh penyidik atau penuntut
umum terhadap tersangka atau terdakwa dengan memberikan surat perintah
penahanan atau penetapan hakim yang mencatumkan identitas tersangka atau
16
terdakwa dan menyebutkan alasan penahanan serta uraian singkat perkara
kejahatan yang dipersangkakan atau didakwakan serta tempat ia ditahan”;-
8. Bahwa jawaban TERMOHON pada angka 3 huruf b dan c halaman 2 yang pada
pokoknya menyatakan bahwa “Tersangka EDIANTO SIMATUPANG
ditangkap pada hari sabtu tanggal 21 april 2012 pukul 15.30 wib, di Jalan
Semarapadi/samping Hutabalang menuju Desa Sitardas, Kelurahan Hutabalang,
kecamatan Badiri, Kabupaten Tapteng”, dst, kemudian turunan surat perintah
penangkapan dan surat perintah penahanan tersangka EDIANTO
SIMATUPANG diserahkan kepada Sekcam Pinangsori bernama LUHUT
DONGORAN pada tanggal 22 April 2012,dst, adalah pengakuan sempurna
bahwa TERMOHON ditangkap dan ditahan oleh TERMOHON pada tanggal
21 april 2012 tanpa ada memperlihatkan Surat Perintah Tugas, Surat Perintah
Penangkapan dan Surat Perintah Penahanan sebagaimana diharuskan oleh pasal
18 ayat(1) KUHAP Jo pasal 21 ayat(2) KUHAP;-
9. Bahwa dengan demikian telah terbukti penangkapan dan Penahanan
PEMOHON oleh TERMOHON secara semena-mena adalah selain bertentangan
dengan pasal 18 ayat(1) KUHAP Jo pasal 21 ayat(2) KUHAP, juga
bertentangan dengan Konstitusi Negara dan beberapa Instrumen hukum positif
Nasional dan Internasional, yaitu Bertentangan dengan pasal Pasal 28 H ayat (4)
UUD 1945 yang berbunyi :
“ Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun”
10. Bahwa Pasal 28H ayat (4) UUD 1945 secara gramatikal dapat dimaknai adanya
jaminan perlindungan kepada setiap orang berhak mempunyai hak milik
pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-
wenang oleh siapapun.Bahwa makna tidak boleh diambil secara sewenang-
wenang oleh siapapun mengandung arti hak ini tidak boleh dikurangi. Meskipun
diakui bahwa terhadap pelaksanaan hak tersebut ada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang, namun perlu digarisbawahi bahwa
pembatasan tersebut dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak orang lain (vide Pasal 28J ayat (1) dan ayat (2)
UUD 1945. Pembatasan tersebut secara tegas tidak ditujukan untuk
pengambilalihan hak milik secara sewenang-wenang -- dalam arti tidak
adanya kerelaan dan persetujuan si empunya hak milik -- untuk dijadikan
sebagai wilayah Perkebunan dan/atau pertambangan.
11. Bahwa selain itu berdasarkan prinsip demokrasi, hak atas kebebasan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat yang dapat dikategorikan sebagai hak
17
atas kebebasan berekspresi merupakan hal penting bagi setiap individu warga
negara, sebab hal ini berkaitan dengan tuntutan perubahan dan nasib rakyat
(warga negara), atau dengan perkataan lain berkaitan dengan upaya masyarakat
mempertahankan hak-haknya sebagai warga negara terutama hak-hak ekonomi,
sosial dan budaya (ekosob). Misalnya tuntutan buruh dalam suatu perusahaan
tertentu atas kenaikan upah, penolakan komunitas masyarakat adat atas
perampasan/penyerobotan/pengambilalihan tanah adatnya menjadi wilayah Hak
Penguasaan Hutan (HPH) oleh suatu perusahaan swasta tertentu
12. Bahwa dilihat dari substansi hak asasi manusia, hak atas kebebasan berserikat,
berkumpul dan mengeluarkan pendapat ini merupakan hak asasi manusia yang
mendasar dan fundamental yang harus dilindungi dan dihormati negara. Bahwa
oleh karena hak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat sangat penting, konstitusi negara Republik Indonesia memberikan
jaminan konstitusional sebagaimana dimaksud dalam pasal pasal 28E ayat (3)
UUD 1945 yang menyatakan bahwa:
".....setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat….”
13. Bahwa selain dalam Konstitusi, hak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat juga dijamin dalam instrumen hukum lainnya yaitu
pasal 25 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 19 ayat
(1) dan ayat (2) UU Nomor 12 Tahun 2005 tentang Ratifikasi Kovenan
Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil and
Political Rights/ ICCPR), pasal 19 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
(DUHAM).
UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 25:
" Setiap orang berhak untuk menyampaikan pendapat di muka umum,
termasuk hak untuk mogok sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan…."
UU Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Ratifikasi Kovenan Internasional Hak-
Hak Sipil dan Politik, Pasal 19 ayat (1) dan ayat (2):
1. Setiap orang berhak untuk berpendapat tanpa campur tangan.
2. Setiap orang berhak atas kebebasan untuk menyatakan pendapat;
hak ini termasuk kebebasan untuk mencari, menerima dah memberikan
informasi dan pemikiran apapun, terlepas dari pembatasan-pembatasan
secara lisan, tertulis,atau dalam bentuk cetakan, karya seni atau melalui
media lain.
18
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM), Pasal 19:
“ Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan
pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan menganut pendapat tanpa
mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan
keterangan-keterangan dan pendapat dengan cara apapun dan dengan tidak
memandang batas-batas…….."
14. Bahwa untuk itu berdasarkan kenyataan tersebut di atas, yang didukung oleh
pengakuan TERMOHON bahwa pada saat penangkapan EDIANTO
SIMATUPANG i.c. PEMOHON hari sabtu tanggal 21 april 2012 sekira jam
15.30 wib, tanpa ada Surat Perintah Tugas; Surat Perintah Penangkapan dan
Surat Perintah Penahanan, maka telah terbukti tindakan penangkapan dan
penahanan PEMOHON tersebut adalah perbuatan melawan hukum, tidak sah
yang mencederai hak asasi manusia dan telah melukai rasa keadilan warga yang
berpotensi memicu kebencian Rakyat terhadap TERMOHON;-
15. Bahwa sesuai ketentuan pasal 77 KUHAP, maka Pengadilan Negeri Sibolga
berwenang memeriksa dan mengadili serta memutus perkara ini, guna
memulihkan hak-hak PEMOHON;-
Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, PEMOHON mohon agar Hakim
yang memeriksa dan mengadili serta memutus Permohonan ini, berkenan
memberikan Putusan sebagai berikut :
1. Menolak Jawaban/Eksepsi TERMOHON untuk seluruhnya;-
2. Mengabulkan Permohonan PraPeradilan untuk seluruhnya;-
3. Menyatakan Pengadilan Negeri Sibolga berwenang memeriksa dan
memutus Permohohan Pra Peradilan ini;-
4. Menyatakan Penangkapan atas diri PEMOHON tidak sah dan batal
demi hukum;-
5. Menyatakan pembubaran aksi damai Pemohon oleh Termohon adalah
tidak sah dan batal demi hukum;-
6. Memerintahkan Termohon untuk segera mengeluarkan Surat Perintah
Penghentian Penyidikan sesuai asas Peradilan yang dilakukan dengan
sederhana, cepat, biaya ringan serta prinsip kepastian hukum dan
keadilan hukum bagi Pemohon;-
7. Memerintahkan TERMOHON untuk segera mengeluarkan PEMOHON
dari Tahanan;-
19
8. Memerintahkan TERMOHON untuk merehabilitasi nama baik
PEMOHON;-
9. Memerintahkan TERMOHON untuk mengumumkan Putusan ini dalam
semua media cetak dan media elektronik Nasional;-
10. Menghukum TERMOHON untuk membayar ganti rugi kepada
PEMOHON yaitu ganti materiel sebesar Rp. 100.000.000,-(seratus juta
rupiah) dan ganti rugi immaterial sebesar Rp. 500.000.000,-(lima raus
juta rupiah);-
11. Menghukum termohon untuk membayar ongkos perkara;-
ATAU apabila Hakim Pra Peradilan berpendapat lain, mohon diputus yang
seadil-adilnya (Ex Aequo et bono);-
Menimbang, bahwa atas Replik PEMOHON tersebut, TERMOHON telah
mengajukan DUPLIK sebagaimana dalam suratnya tertanggal 07 Juni 2012, yang
menyatakan sebagai berikut :
1. Tanggapan Pemohon pada point 2 mengenai tersangka EDIANTO
SIMATUPANG tidak menghasut masyarakat memalang jalan umum tidak
dapat kami tanggapi karena sudah masuk materi perkara;
2. Tanggapan Pemohon yang mengatakan lahan PT. AEP bukan didua Desa,
melainkan empat Desa juga tidak dapat kami tanggapi karena melenceng dari
pokok permasalahan, dimana pada sidang Praperadilan ini adalah menguji
keabsahan surat perintah penangkapan dan keabsahan surat perintah penahanan;
3. Bahwa mengenai pasal 160 KUHPidana yang dikatakan pemohon tadinya
adalah pasal karet (vide berkas permohonan pemohon tanggal 28 mei 2012
point 22), selanjutnya pada berkas replik tanggal 06 Juni 2012 dikatakan
membungkam dan menakut-nakuti warga), pernyataan itu kelihatan lucu,
karena kami merasa tidak membungkam siapapun dalam mengeluarkan
pendapat, yang kami lakukan hanya menyidik pelaku pelanggar peraturan dan
undang-undangan;
4. Proses penangkapan Pemohon telah sesuai dengan ketentuan KUHAP, dimana
pemohon ditangkap saat melakukan provokasi kepada sekelompok massa untuk
memalang jalan umum, sehingga masyarakat tidak dapat menggunakan jalan
umum tersebut, kemudian Camat Badiri dan temohon memohon kepada
EDIANTO SIMATUPANG untuk membuka palang / portal, namun
EDIANTO SIMATUPANG tidak mau, sehingga Termohon membuka sendiri
palang tersebut, saat itu Pemohon memprovokasi/menghasut massa untuk
20
melawan petugas Polisi Polres Tapanuli Tengah dan petugas Polisi Pamong
Praja Kabupaten Tapanuli Tengah membongkar palang penghalang jalan umum
yang dipasang oleh kelompok EDIANTO SIMATUPANG, artinya tersangka
ditangkap ditempat kejadian (tertangkap tangan), kemudian petugas yang
menangkap langsung membawa ke Penyidik untuk diproses, selanjutnya
diterbitkan surat perintah penangkapan dan berita acara penangkapan yang
ditandatangani tersangka EDIANTO SIMATUPANG, nah luculah jika ada
pelaku yang melakukan kejahatan disitu ada Polisi, kemudian Polisi berkata
“sabar om tunggu disini, saya pulang dulu ke kantor untuk membuat Surat
Perintah Penangkapan, ya larilah tersangka, penangkapan dalam hal tertangkap
tangan diatur dalam pasal 18 ayat (2) KUHAP yang berbunyi “Dalam hal
tertangkap tangan penangkapan dilakukan tanpa surat perintah penangkapan,
dengan ketentuan bahwa penangkapan harus segera menyerahkan tertangkap
beserta barang bukti yang ada kepada penyidik atau penyidik pembantu
terdekat”
5. Dalam proses penyidikan ternyata tersangka EDIANTO SIMATUPANG telah
memenuhi syarat untuk ditahan karena terdapat lebih dari dua alat bukti
(petunjuk, keterangan saksi dan keterangan tersangka) sehingga penyidik
menerbitkan surat perintah penahanan sebagaimana bunyi Pasal 20 ayat (1)
KUHAP yaitu “untuk kepentingan penyidikan, penyidik atau penyidik
pembantu atas perintah penyidik sebagaimana dilaksud dalam pasal 11 KUHAP
berwenang melakukan penahanan”, dan bunyi pasal 21 ayat (1) KUHAP yaitu
perintah penahanan atau penahanan lanjutan dilakukan terhadap seorang
tersangka atau terdakwa yang diduga keras melakukan tindak pidana
berdasarkan bukti yang cukup, dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan
kekhawatiran bahwa tersangka atau terdakwa akan melarikan diri, merusak
atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana”, bahwa
surat perintah penahanan tersebut ditanda tangani oleh tersangka EDIANTO
SIMATUPANG dan dibuatkan Berita Acara Penahanan;
6. Berkaitan dengan tanggapan kami pada point 5 tersebut diatas kami tegaskan
kembali bahwa penangkapan tersangka sesuai dengan prosedur, yaitu :
a. saat melakukan tugas pengamanan kegiatan kelompok EDIANTO
SIMATUPANG dilengkapi dengan surat perintah tugas Nomor :
Sprin/333/IV/2012, tanggal 20 April 2012;
b. tersangka EDIANTO SIMATUPANG ditangkap sesuai dengan Surat
Perintah Penangkapan Nomor :SP-Kap/81/IV/2012/reskrim, tanggal 21
April 2012, turunan Surat Perintah Penangkapan diserahkan kepada
LUHUT DONGORAN (Sekcam Pinangsori);
21
c. dalam hasil pemeriksaan ternyata tersangka EDIANTO SIMATUPANG
terdapat bukti yang cukup sehingga terhadapnya diterbitkan Surat Perintah
Penahanan SP-Han/40/IV/2012/Reskrim tanggal 22 April 2012 turunan
Surat Perintah Penahanan disampaikan kepada LUHUT DONGORAN
(Sekcam Pinangsori);
7. Selain perkara ini, tersangka EDIANTO SIMATUPANG juga dilakukan
penyidikan dalam perkara penggelapan uang dan pemerasan sebagaimana Pasal
372 Subs 368 ayat (1) KUHPidana, sehubungan dengan Laporan Polisi Nomor
: LP/76/VII/2011/SU/Res Tapteng tanggal 15 Juli 2011, berkas perkara
tersangka EDIANTO SIMATUPANG dinyatakan lengkap (P-21) oleh JPU
Kejari Sibolga sebagaimana Surat Kejari Nomor :B-1074/N.2.13/Ep.1/05/2012
tanggal 09 Mei 2012, selanjutnya tanggung jawab tersangka dilimpahkan ke
JPU sebagaimana Surat Kapolres Tapanuli Tengah Nomor
:K/1879/VI/2012/Reskrim, tanggal 01 Juni 2012, selanjunya kedua perkara
atas nama tersangka EDIANTO SIMATUPANG tinggal menunggu sidang
saja;
8. Sesuai dengan hasil pemeriksaan tersangka EDIANTO SIMATUPANG pada
perkara penggelapan dan pemerasan tersebut tersangka menyebutkan alamat di
Jl. Sibolga Padangsidempuan Lingkungan Albion Kel. Pinang Baru Kec.
Pinangsori Kab. Tapanuli Tengah, demikian juga Surat Panggilan, surat
perintah membawa dan berita acara membawa tersangka beralamat ditempat
yang sama;
9. Bahwa penangkapan dan penahanan tersangka EDIANTO SIMATUPANG
sudah sesuai dengan prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
dimohon kepada Hakim yang mengadili berkenan memberikan Putusan sebagai
berikut :
a. Menolak Replik pemohon untuk seluruhnya;
b. Menolak praperadilan pemohon untuk seluruhnya;
c. Menyatakan penangkapan dan penahanan pemohon sah demi hukum;
d. Menyatakan menutup jalan umum dengan cara memalang / memportal serta
melakukan provokasi masyarakat untuk melawan petugas yang sah tidak
dapat dibenarkan dan bertentangan dengan hukum;
e. Kiranya Hakim menetapkan pemohon tetap ditahan dan diadili dimuka
Pengadilan;
Atau apabila Hakim Praperadilan berpendapat lain, mohon diputus yang seadil-
adilnya;
10. Demikian Jawaban kami, atas perhatiannya dan pertimbangan Hakim kami
ucapkan terimakasih ;
22
Menimbang, bahwa untuk menguatkan alasan-alasan permohonannya
Pemohon telah mengajukan alat bukti surat sebagai berikut :
1. Foto copy Turunan Surat Penangkapan, bermeterai cukup dan telah dilegalisir,
diberi tanda……………………………………………………………P-1;
2. Foto copy Turunan Surat Perintah Penahanan, bermeterai cukup dan telah
dilegalisir, diberi tanda ……………………………………………. P-2;
3. Foto copy Bukti Kepemilikan Tanah Warga, atas nama Hobbi Hutauruk,
bermeterai cukup dan telah dilegalisir, diberi tanda ……………… P-3;
4. Foto copy Bukti Kepemilikan Tanah Warga, atas nama Hendra Sihombing,
bermeterai cukup dan telah dilegalisir, diberi tanda ……………… P-4;
5. Foto copy Bukti Kepemilikan Tanah Warga, atas nama Hupri Pasaribu,
bermeterai cukup dan telah dilegalisir, diberi tanda ………………. P-5;
6. Foto copy Surat Permohonan/Pemberitahuan Aksi oleh Warga kepada Dinas
Perhubungan, bermeterai cukup dan telah dilegalisir, diberi tanda…. P-6;
7. Surat Pernyataan Sdr. Hendra Sihombing, selaku warga bahwa Inisiatif Aksi
dari warga Pemilik Tanah, Bukan dari Edianto Simatupang, bermeterai cukup
dan telah dilegalisir, diberi tanda …………………………………… P-7;
8. Surat Pernyataan Sdr. Hobby Hutauruk, selaku warga bahwa Inisiatif Aksi
dari warga Pemilik Tanah, Bukan dari Edianto Simatupang, bermeterai cukup
dan telah dilegalisir, diberi tanda ……………… …………………. P-8;
9. Surat Pernyataan Sdr. Parlindungan Hutabarat, selaku warga bahwa Inisiatif
Aksi dari warga Pemilik Tanah, Bukan dari Edianto Simatupang, bermeterai
cukup dan telah dilegalisir, diberi tanda ………………………...... P-9;
10. Surat Pernyataan Sdr. Suryadi Manullang, selaku warga bahwa Inisiatif Aksi
dari warga Pemilik Tanah, Bukan dari Edianto Simatupang bermeterai cukup
dan telah dilegalisir, diberi tanda ………………………………… P-10;
Menimbang, bahwa terhadap bukti Surat P-1 sampai dengan P-10, telah
memenuhi beban bea materai dan telah disesuaikan dengan aslinya, sehingga dapat
dipergunakan sebagai alat bukti surat dalam persidangan ini kecuali bukti surat P-6
yang merupakan fotocopy tanpa ada aslinya ;
Menimbang, bahwa Pemohon dalam perkara ini selain mengajukan bukti
surat tersebut diatas juga telah mengajukan saksi-saksi ke persidangan, yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. MOGA PAHOT ARITONANG, dibawah sumpah, pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
23
- Bahwa pada tanggal 21 April 2012 di jalan Simera Padi telah terjadi
penangkapan terhadap Pemohon Edianto Simatupang, karena tidak mau
membuka portal jalan menuju Desa Sitardas dan Perusahaan PT.CPA;
- Bahwa pada kejadian penangkapan tersebut saksi tidak berada di tempat
kejadian ;
- Bahwa yang saksi ketahui, sebelumnya pada bulan Oktober 2011 saksi
bersama masyarakat mengadakan portal di jalan Perusahaan CPA selama
3(tiga) hari,3(tiga) malam, kemudian bulan Desember 2011, saksi bersama
masyarakat melakukan portal kembali selama 3(tiga) hari 3(tiga) malam, yang
dilakukan karena adanya masalah tanah masyarakat dengan perusahaan
PT.CPA dan PT.Nauli Sawit;
- Bahwa setahu saksi, sehari-hari biasanya Pemohon Edianto Simatupang
tinggal di Desa Albion namun alamat tempat tinggal Pemohon yang
sebenarnya saksi tidak tahu;
- Bahwa ditempat kejadian tersebut saksi mempunyai lahan ;
- Bahwa jalan yang diportal tersebut adalah jalan umum menuju Desa Sitardas ;
- Atas keterangan saksi tersebut, Kuasa Pemohon dan Kuasa Termohon
membenarkannya dan tidak keberatan ;
2. SURIADI SIMANULLANG, dibawah sumpah, pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- Bahwa pada saat kejadian penangkapan Pemohon tanggal 21 April 2012,
sekitar pukul 15.30 Wib, saksi sedang berada di tempat kejadian yaitu di jalan
Simerapadi, Hutabalang;
- Bahwa telah terjadi Pemblokiran/pemortalan jalan masuk ke arah desa
Sitardas sekaligus jalan menuju perusahaan dan saat itu Pemohon ada di
tempat kejadian pemortalan/pemblokiran jalan tersebut ;
- Bahwa saat penangkapan Pemohon tersebut saksi melihat polisi ada memukul
Pemohon, namun saksi tidak tahu siapa polisi yang memukul Pemohon
tersebut ;
- Bahwa polisi menangkap Pemohon karena Pemohon Edianto Simatupang
tidak mau membuka portal jalan tersebut dengan mengatakan “portal tidak
bisa dibuka sebelum persoalan diselesaikan dulu, selesaikan dulu persoalan,
baru jalan dibuka”;
- Bahwa selain pemohon ada juga masyarakat yang bersama-sama melakukan
pemortalan jalan tersebut, yang jumlahnya sekitar 50(lima puluh)orang ;
- Bahwa pada saat kejadian penangkapan tersebut selain Pemohon ada juga
orang lain yang turut ditangkap antara lain Leo Candra Hutauruk ;
24
- Bahwa pemortalan jalan terjadi karena tidak adanya penyelesaian persoalan
tanah oleh Bupati Tapanuli Tengah atas masalah tanah masyarakat yang
diserobot oleh Perusahaan PT.CPA ;
- Bahwa Pemohon Edianto Simatupang tidak ada mempunyai lahan disekitar
tempat kejadian tersebut, tetapi Pemohon ada ditempat kejadian tersebut
untuk membela rakyat ;
- Bahwa sebelum penangkapan terhadap Pemohon, ada pembicaraan antara
Pemohon dengan pihak kepolisian untuk meminta agar dibuka portal jalan
tersebut, yang berujung ke perdebatan antara Pemohon dengan pihak
kepolisian, karena Pemohon melawan tidak mau membuka portal jalan
tersebut sehingga kemudian Pemohon ditangkap pihak kepolisian dan dibawa
ke kantor polisi;
- Bahwa sebelum terjadi pemortalan jalan tersebut saksi tahu dari Pemohon
sudah ada pemberitahuan pemortalan jalan ke Dinas Perhubungan namun
ijinnya belum ada untuk itu ;
- Bahwa pihak Kepolisian datang ke tempat kejadian pada tanggal 21 april 2012
sekira pukul 09.00 Wib, yang sebahagian langsung masuk menuju perusahaan
PT.CPA dan kemudian mengawal mobil truk perusahaan keluar, yang mana
saat itu polisi berada didalam truk tersebut ;
- Bahwa saksi tidak memiliki tanah disekitar tempat kejadian tersebut ;
- Bahwa pada saat kejadian penangkapan tersebut telah terjadi kericuhan ;
Atas keterangan saksi tersebut, Kuasa Pemohon membenarkannya dan Kuasa
Termohon menyatakan keberatan karena tidak ada pihak kepolisian didalam truk
perusahaan serta truk yang ada saat itu adalah milik masyarakat bukan milik
perusahaan ;
3. IDARIA ZEBUA, dibawah sumpah, pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa pada saat kejadian penangkapan Pemohon tanggal 21 April 2012, saksi
sedang berada depan rumahnya di dekat tempat kejadian yaitu di jalan
Simerapadi, Hutabalang;
- Bahwa telah terjadi Pemblokiran/pemortalan jalan masuk ke arah desa
Sitardas sekaligus jalan menuju perusahaan dan saat itu pemohon ada di
tempat kejadian tersebut;
- Bahwa saat kejadian penangkapan tersebut saksi melihat polisi ada memukuli
masyarakat, namun saksi tidak tahu siapa polisi yang memukuli tersebut ;
- Bahwa pada saat itu terjadi kericuhan antara masyarakat dengan polisi ;
25
- Bahwa polisi juga menangkap adek saksi dan suami saksi namun kemudian
adek dan suami saksi tersebut sekarang telah dilepaskan polisi ;
Atas keterangan saksi tersebut, Kuasa Pemohon membenarkannya dan Kuasa
Termohon menyatakan menanggapinya dalam kesimpulan ;
4. BARITA NAULI MANALU, dibawah sumpah, pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- Bahwa pada saat kejadian penangkapan Pemohon tanggal 21 April 2012, saksi
sedang duduk-duduk di depan wartung milik marga Sihotang, lalu tepat pukul
01.30 Wib saksi melihat mobil truk datang dari arah perusahaan menuju
kearah tempat pemblokiran/portal jalan yaitu tepatnya di jalan Simerapadi
dengan isi truk adalah pihak polisi, Hutabalang sehingga saksi mengikuti
mobil truk tersebut ;
- Bahwa dari jarak sekitar 200(dua ratus )meter saksi melihat kejadian
keributan karena polisi mau membuka portal jalan yang dibuat masyarakat
tersebut, dan saksi melihat polisi menangkap Pemohon saat itu dan juga
memukuli Pemohon ;
- Bahwa pada saat kejadian saksi ada mendengar saat terjadi keributan tersebut
sdr.Edianto/Pemohon mengatakan “jangan dibuka portal ini pak” ;
- Bahwa saat kejadian keributan tersebut saksi ketakutan dan saksi lari
kesamping rumah marga Zebua ;
- Bahwa jalan yang diportal tersebut adalah jalan umum yang menuju Desa
Sitardas ;
- Bahwa Portal tersebut dibuat untuk menghalangi mobil perusahaan masuk
/lewat ;
- Bahwa saksi memiliki lahan disekitar tempat kejadian perkara tersebut ;
Atas keterangan saksi tersebut, Kuasa Pemohon membenarkannya dan Kuasa
Termohon menyatakan menanggapinya dalam kesimpulan ;
5. HOBBY HUTAURUK, dibawah sumpah, pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa pada saat kejadian penangkapan Pemohon tanggal 21 April 2012,
saksi sedang berada ditempat kejadian tersebut di Jalan Simerapadi, jalan
menuju Desa Sitardas, Hutabalang sejak pukul 09.00 Wib namun kemudian
saksi disuruh teman saksi membeli kertas manila untuk pemortalan jalan
tersebut;
- Bahwa telah terjadi Pemblokiran/pemortalan jalan masuk ke arah desa
Sitardas sekaligus jalan menuju perusahaan dan saat itu saksi dan juga
pemohon ada di tempat kejadian tersebut;
26
- Bahwa saksi berada ditempat kejadian pemblokiran/portal jalan tersebut untuk
menuntut hak saksi karena tanah saksi ada disekitar tempat tersebut,
sedangkan tanah Pemohon tidak ada disekitar tempat itu tapi dia berada disitu
untuk membela masyarakat ;
- Bahwa pada saat penangkapan tersebut atau saat terjadi keributan tersebut
saksi tidak berada ditempat kejadian tersebut ;
Atas keterangan saksi tersebut, Kuasa Pemohon membenarkannya dan Kuasa
Termohon menyatakan menanggapinya dalam kesimpulan ;
6. LEO CANDRA HUTAURUK, dibawah sumpah, pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- Bahwa pada saat kejadian penangkapan Pemohon tanggal 21 April 2012,
sekitar pukul 02.00 Wib saksi sedang berada ditempat kejadian tersebut di
Jalan Simerapadi, jalan menuju Desa Sitardas, Hutabalang ;
- Bahwa saksi melihat Pemohon ditangkap dan dipukul oleh pihak kepolisian
dan telah terjadi keributan saat itu ;
- Bahwa Penangkapan Pemohon terjadi karena sebelumnya telah terjadi
Pemblokiran/pemortalan jalan masuk ke arah desa Sitardas sekaligus jalan
menuju perusahaan lalu polisi meminta agar portal tersebut dibuka dan
kemudian Sdr.Edianto Simatupang/Pemohon tidak mau membuka portal
tersebut sehingga terjadilah keributan, penangkapan dan pemukulan terhadap
pemohon tersebut ;
- Bahwa saat polisi meminta agar portal/blokir jalan tersebut dibuka, Pemohon
mengatakan “Portal tidak bisa dibuka dan supaya permasalahan cepat
diselesaikan” ;
- Bahwa saksi berada ditempat kejadian pemblokiran/portal jalan tersebut
karena saksi ikut bergabung dalam kelompok FPTR-Tapanuli Tengah ;
- Bahwa pemortalan/pemblokiran jalan tersebut terjadi karena permasalahan
tanah antara masyarakat dengan pihak perusahaan PT.CPA tidak terselesaikan
sehingga supaya ada sosialisasi pertemuan dan penyelesaiannya ;
- Bahwa setahu saksi, Pemohon biasanya tinggal di jalan lingkungan Albion,
Pinangsori ;
- Bahwa pada saat penangkapan tersebut terjadi saksi juga ikut ditangkap pihak
kepolisian namun kemudian dilepaskan ;
Atas keterangan saksi tersebut, Kuasa Pemohon membenarkannya dan Kuasa
Termohon menyatakan menanggapinya dalam kesimpulan ;
Menimbang, bahwa Termohon untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya
telah mengajukan alat bukti berupa bukti surat sebagai berikut :
27
1. Foto copy Berita Acara Pemeriksaan Tersangka EDIANTO
SIMATUPANG, tertanggal 22 April 2012, bermeterai cukup dan telah
dilegalisir, diberi tanda ……………………………………………… T-1;
2. Foto copy Berita Acara Pemeriksaan Tersangka EDIANTO
SIMATUPANG, tertanggal 09 Mei 2012, bermeterai cukup dan telah
dilegalisir, diberi tanda………………………………………………. T-2;
3. Foto copy Surat Perintah Penangkapan an. EDIANTO SIMATUPANG,
tertanggal 21 April 2012, bermeterai cukup dan telah dilegalisir, diberi
tanda ……………………………………………………………… T-3;
4. Foto copy Berita Acara Penangkapan an. EDIANTO SIMATUPANG,
tertanggal 21 April 2012, bermeterai cukup dan telah dilegalisir, diberi
tanda …………………………………………………………….… T-4;
5. Foto copy Surat Perintah Penahanan Tersangka An.EDIANTO
SIMATUPANG, tertanggal 22 April 2012 bermeterai cukup dan telah
dilegalisir, diberi tanda …………………………………………….. T-5;
6. Foto copy Berita Acara Penahanan an. EDIANTO SIMATUPANG,
tertanggal 22 April 2012, bermeterai cukup dan telah dilegalisir, diberi
tanda ………………………………………………………….……. T-6;
7. Foto copy ekspedisi pengiriman surat Penangkapan dan Surat Penahanan
an. EDIANTO SIMATUPANG, bermeterai cukup dan telah dilegalisir,
diberi tanda……………………………….………………………… T-7;
8. Surat Keterangan an.P.Pandiangan /Kasat Intelkam POLRES TAPTENG,
tertanggal 23 April 2012, (aslinya), diberi tanda …………………. T-8;
9. Surat Perintah No.Sprin/333/IV/2012, tertanggal 20 April 2012 serta
lampirannya sebanyak 6(enam)lembar, (aslinya), bermeterai cukup dan
telah dilegalisir, diberi tanda ………………………….………...... T-9;
10. Foto copy Berita Acara Pemeriksaan Tersangka EDIANTO
SIMATUPANG, tertanggal 06 Desember 2011, bermeterai cukup dan
telah dilegalisir, diberi tanda ……………………………………… T-10;
11. Foto copy Berita Acara Pemeriksaan Tersangka EDIANTO
SIMATUPANG, tertanggal 13 Desember 2011, bermeterai cukup dan
telah dilegalisir, diberi tanda ……………………………………… T-11;
12. Foto copy Berita Acara membawa tersangka EDIANTO SIMATUPANG,
tertanggal 07 Desember 2011, bermeterai cukup dan telah dilegalisir,
diberi tanda ……………………………………………………… T-12;
Menimbang, bahwa terhadap bukti Surat T-1 sampai dengan T-12, telah
memenuhi beban bea materai dan telah disesuaikan dengan aslinya, sehingga dapat
dipergunakan sebagai alat bukti surat dalam persidangan ini ;
28
Menimbang, bahwa selanjutnya Termohon juga mengajukan saksi-saksi
untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya yaitu sebagai berikut :
1. SAERAN, dibawah sumpah, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa saksi adalah camat di Badiri tempat terjadinya pemortalan
/pemblokiran jalan tersebut, tepatnya di jalan Simerapadi ;
- Bahwa saksi pada tanggal 21 April 2012, datang ketempat kejadian tersebut
karena ada pemortalan/pemblokiran di jalan Simerapadi yaitu jalan menuju
desa Sitardas dan saksi ingin melakukan mediasi dengan masyarakat, dan saat
itu saksi berhadapan dan melakukan mediasi dengan Edianto Simatupang agar
mau membuka portal jalan tersebut ;
- Bahwa pemblokiran jalan tersebut dilakukan tanpa ada ijin dari pihak yang
berwenang ;
- Bahwa saat mediasi tersebut Edianto Simatupang berbicara dengan saksi
menggunakan TOA/pengeras suara dan mengatakan kepada saksi “tidak perlu
dipakai undang-undang pak, jangan lagi bicara undang-undang pak, dan Portal
tidak bisa dibuka”, karena sikap Edianto Simatupang demikian sehingga
mediasi agar mohon Portal jalan dibuka tidak berhasil, sehingga saksi mundur
dan menyerahkannya kepada pihak yang berwajib/kepolisian sehingga pihak
berwajib membuka portal tersebut dan menangkap pemohon ;
- Bahwa pemortalan jalan terjadi karena ada masalah tanah antara masyarakat
dengan perusahaan, namun setahu saksi belum ada masyarakat yang
melaporkan tanahnya tersebut kepada saksi sebagai camat, jika ada saksi
bersedia menjadi mediatornya/fasilitatornya ;
- Atas keterangan saksi tersebut, Kuasa Pemohon dan Kuasa Termohon akan
menanggapinya dalam kesimpulan ;
2. MARUKKIL JM PASARIBU, dibawah sumpah, pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- Bahwa pada saat kejadian penangkapan Pemohon tanggal 21 April 2012,
adalah di tempat kejadian yaitu di jalan Simerapadi, Hutabalang dimana saat
itu ada pemblokiran jalan oleh Pemohon dan masyarakat ;
- Bahwa telah terjadi Pemblokiran/pemortalan jalan masuk ke arah desa
Sitardas sekaligus jalan menuju perusahaan dan saat itu Pemohon ada di
tempat kejadian pemortalan/pemblokiran jalan tersebut ;
- Bahwa saat penangkapan Pemohon tersebut saksi melihatnya karena saksi
yang telah berada ditempat tersebut sejak pagi hari, sebagai polisi dibagian
Intel, berdasarkan surat Perintah Tugas oleh Kapolres Tapanuli tengah ;
29
- Bahwa sekitar pukul 10.00 Wib pada tanggal 21 April 2012 tersebut saksi
melihat ada mobil truk warna kuning hendak keluar dari arah desa sitardas
namun dilarang oleh Edianto Simatupang dan kawan-kawannya, dan portal
jalan dilarang dibuka oleh Edianto Simatupang;
- Bahwa Edianto Simatupang/Pemohon melarang Portal jalan untuk dibuka
dengan menggunakan Pengeras suara/TOA,meskipun telah diminta dengan
cara baik-baik sehingga pihak kepolisian membuka portal jalan tersebut dan
melakukan penangkapan terhadap pemohon kemudian dibawa ke Kantor
Polres Tapteng, dan saat itu sebelumnya telah terjadi dorong-dorongan antara
masyarakat dengan pihak kepolisian sehingga timbul keributan ;
- Bahwa pada saat kejadian penangkapan tersebut telah terjadi kericuhan ;
Atas keterangan saksi tersebut, Kuasa Pemohon dan Kuasa Termohon akan
menanggapinya dalam kesimpulan ;
3. RAMSES HUTAGAOL, dibawah sumpah, pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa pada saat kejadian penangkapan Pemohon tanggal 21 April 2012,
adalah di tempat kejadian yaitu di jalan Simerapadi, Hutabalang dimana saat
itu ada pemblokiran jalan oleh Pemohon dan masyarakat yaitu berupa jalan
umum menuju desa Sitardas ;
- Bahwa telah terjadi Pemblokiran/pemortalan jalan masuk ke arah desa
Sitardas sekaligus jalan menuju perusahaan dan saat itu Pemohon ada di
tempat kejadian pemortalan/pemblokiran jalan tersebut sejak pagi hari sebagai
polisi di bagian Intel dan oleh karena adanya surat perintah Kapolres TapTeng
Nomor: Sprin/333/IV/2012 pada tanggal 20 April 2012 ;
- Bahwa di tempat kejadian pemblokiran jalan tersebut, saksi melihat Pemohon
berbicara/orasi dengan menggunakan TOA/pengeras suara dan mengatakan
“jangan dibuka portal itu, kita pertahankan hak kita” ;
- Bahwa sekitar pukul 12.00 Wib pada tanggal tersebut diatas, ada mobil mau
lewat dari jalan yang diportal/diblokir tersebut, namun atas suruhan Edianto
Simatupang/Pemohon, masyarakat tidak membolehkan mobil tersebut lewat ;
- Bahwa kemudian Pemohon dengan suara lantang menyatakan “mari kita
bersatu, rapatkan barisan, Portal tidak boleh dibuka, selesaikan dulu masalah
tanah masyarakat “ sehingga polisi melakukan pembukaan portal jalan
tersebut dan mulailah terjadi dorong-dorongan antara pemohon bersama
masyarakat dengan polisi yang mau membuka portal tersebut, dan saksi juga
melihat ada masyarakat yang memegang batu dan kemudian terjadilah
penangkapan oleh pihak kepolisian ;
30
- Bahwa Edianto Simatupang telah tiga kali melakukan pemortalan jalan ;
- Bahwa saksi mengetahui selama ini keberadaan Pemohon berada di Desa
Albion Pinangsori ;
- Bahwa pada saat kejadian polisi penangkapan tersebut telah terjadi
kericuhan;
Atas keterangan saksi tersebut, Kuasa Pemohon dan Kuasa Termohon akan
menanggapinya dalam kesimpulan ;
4. KHAIRUL IKHSAN LUBIS, dibawah sumpah, pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- Bahwa saksi menerangkan tentang alamat Pemohon Edianto Simatupang,
yang telah pernah diperiksa oleh saksi mengatakan alamat pemohon di Desa
Albion. Dan saksi telah pernah memanggil pemohon ke alamat tersebut dan
saksi bertemu langsung dengan pemohon, yaitu di rumah si Pangeran
Simanjuntak dan rumah marga Sitompul ;yang berada di desa Albion
Kecamatan Pinangsori ;
Atas keterangan saksi tersebut, Kuasa Pemohon membenarkannya dan Kuasa
Termohon menyatakan menanggapinya dalam kesimpulan ;
Menimbang, bahwa selanjutnya PEMOHON telah mengajukan
konklusinya/kesimpulan secara lisan di persidangan dan TERMOHON juga telah
menyerahkan kesimpulan/konlusi secara tertulis, masing-masing pada tanggal 11
Juni 2012, yang isinya guna mempersingkat Putusan, menunjuk pada Kesimpulan
yang terlampir dalam Berita Acara Persidangan yang menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari Putusan ;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian dalam Putusan, maka
segala yang termuat dalam Berita Acara Persidangan, yang ada relevansinya,
dianggap telah termuat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Putusan
ini;
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Permohonan Praperadilan Pemohon
adalah sebagaimana tersebut diatas ;
Menimbang, bahwa sebelum mempertimbangkan alasan-alasan dalam
permohonan Praperadilan yang diajukan oleh PEMOHON, Pengadilan perlu
menjelaskan bahwa praperadilan adalah merupakan satu kesatuan yang melekat pada
Pengadilan Negeri, dan bertujuan untuk melakukan “pengawasan secara Horizontal”
atas tindakan-tindakan yang dikenakan selama berada dalam pemeriksaan
Penyidikan dan Penuntutan ;
31
Menimbang, bahwa menurut pasal 1 angka 10 KUHAP disebutkan bahwa
Praperadilan adalah wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus
menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang ini tentang :
a. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan
tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka;
b. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan
atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan;
c. permintaan ganti kerugian, atau rehabilitasi oleh tersangka atau
keluargannya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak
diajukan ke Pengadilan;
Menimbang, bahwa berdasarkan alasan tersebut diatas, maka Pengadilan
Negeri dalam memeriksa dan memutus permohonan Praperadilan, hanya sebatas
pada kewenangan yang diatur dan ditentukan di dalam Undang-undang tersebut;
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Negeri memperhatikan permohonan
Praperadilan Pemohon yaitu kedudukan/tempat tinggal pemohon dan Termohon yang
berada di wilayah hukum Pengadilan Negeri Sibolga serta membaca permohonan
Pemohon dalam perkara in casu bahwa tempat terjadinya perkara ataupun tempat
penangkapan Pemohon yang dilakukan Termohon adalah berada di wilayah hukum
Pengadilan Negeri Sibolga, maka jelaslah Pengadilan Negeri Sibolga berwenang
untuk memeriksa dan mengadili permohonan Praperadilan ini sebagaimana petitum
permohonan Praperadilan Pemohon pada poin 2(dua), sehingga oleh karena hal
tersebut maka Pengadilan Negeri berpendapat Petitum Pemohon pada poin 2
beralasan hukum untuk dikabulkan ;
Menimbang, bahwa PEMOHON setelah menguraikan segala kejadian yang
telah dialaminya sebagaimana telah diuraikannya dalam Permohonan Praperadilan
yang telah dimuat secara lengkap dibagian awal Putusan ini, pada pokoknya
berkesimpulan terhadap diri PEMOHON yang dilakukan oleh TERMOHON agar
dinyatakan tidak sah, dan batal demi hukum dengan alasan PEMOHON karena tanpa
ada memperlihatkan Surat Tugas(SP) dan surat perintah penangkapan(SPP) dan juga
tanpa ada surat perintah penahanan, sebagaimana yang diuraikan Pemohon dalam
permohonannya yang telah diuraikan diawal putusan ini ;
Menimbang, bahwa dengan dalil-dalilnya tersebut pemohon menolak
dilakukan penangkapan dan penahanan yang dilakukan oleh TERMOHON, karena
tanpa ada memperlihatkan Surat Tugas(SP) dan surat perintah penangkapan(SPP) dan
juga tanpa ada surat perintah penahanan , selain hal tersebut aparat kepolisian dari
Polres Tapteng telah membubarkan paksa aksi demonstrasi warga dan membuka jalan
32
menuju PT.AEP dan tanpa memberitahukan alasan penangkapan dan penahanan
warga tersebut termasuk pemohon dan Termohon melakukan penangkapan dan
penahanan dengan cara semena-mena bahkan secara brutalisme, dan oleh karenanya
PEMOHON merasa sangat dirugikan dan minta sejumlah ganti kerugian ;
Menimbang, bahwa kalaulah demikian duduk permasalahan yang
dikemukakan, maka kini akan dipertimbangkan secara khusus apakah tindakan
TERMOHON yang telah melakukan penangkapan dan penahanan terhadap diri
PEMOHON tidak sah menurut hukum, dan apakah permohonan Praperadilan
Pemohon beralasan dan dapat diterima menurut hukum, dengan mempertimbangkan
secara khusus :
1. Apakah permohonan Praperadilan Pemohon sudah tepat dan benar menurut
hukum, sehingga patut dan layak untuk diterima, diperiksa dan diadili di
Pengadilan Negeri Sibolga?, dan ataupun
2. Apakah tindakan Termohon yang telah melakukan penangkapan dan
penahanan terhadap diri PEMOHON dimaksud, sudah sah menurut hukum
dan atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (KUHAP)
yang berlaku?
Menimbang, bahwa sebelum dipertimbangkan kedua pokok permasalahan
diatas, untuk menuntaskan masalah ini dipandang perlu dipertimbangkan dahulu
secara khusus bagaimanakah penegakan hukum Praperadilan secara represif harus
diberlakukan dalam praktik penegakan hukum menurut sistem peradilan pidana di
Indonesia, khususnya dalam memeriksa dan mengadili perkara a quo saat ini;
Menimbang, bahwa pertimbangan hukum tersebut dipandang perlu, agar
setiap orang yang dengan setia mengikuti jalannya pemeriksaan perkara ini dapat
memahami bagaimanakah penegakan hukum secara represif telah dilakukan dengan
sungguh-sungguh oleh Pengadilan Negeri Sibolga, untuk mendapatkan keadilan
yang sejati menurut sistem hukum yang dianut (According to legal Justice);
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan lembaga praperadilan adalah untuk
menegakkan hukum, keadilan dan kebenaran melalui pengawasan horizontal
(penjelasan pasal 80 KUHAP), sehingga pendekatan paling tepat untuk menuntaskan
masalah ini adalah dengan cara mengintroduksi dan mengkostatir ketentuan
perundang-undangan, agar dapat dipahami dan dikaji apakah keseluruhan tindakan
hukum TERMOHON melakukan penangkapan dan penahanan terhadap diri Pemohon
telah berjalan sesuai hukum, kebenaran dan keadilan, oleh karena itu pendekatan
yang dilakukan untuk menuntaskan masalah ini haruslah jauh dari sikap pendekatan
yang bersikap “formalistic legal thinking” secara sempit dan ekstrem;
33
Menimbang, bahwa sistem pendekatan tersebut sengaja dikemukakan
berdasarkan pemikiran bahwa dibalik kepentingan individu (tersangka) selalu
berbenturan atau berhadapan dengan kepentingan umum, sehingga penerapan pasal
77 s/d pasal 83 KUHAP yang mengatur masalah Praperadilan harus selalu diuji
kebenarannya dengan the theory of the priority right (teori hal yang diprioritaskan),
yaitu manakah yang lebih tepat dan adil mendahulukan hak-hak dan kepentingan
tersangka ataukah terlebih dahulu memperhatikan kepentingan umum, disamping itu
penerapan hukum acara yang terlampau teknis bisa mengingkari (justice denied on a
technicality) ataupun penuntutan sesuai hukum acara (due process) tanpa
kebijaksanaan (descrition) sering mendatangkan akibat yang tidak adil ;
Menimbang, walaupun demikian tertib dan penegakan hukum Acara Pidana
(hukum formil) guna menegakkan ketentuan hukum pidana (hukum materil) patut
dijaga, karena penegakan hukum formil berdasarkan sisten pendekatan Strict law
atau formalistic legal thinking, adalah sesuai dengan Deklarasi hak asasi manusia dan
Miranda Rule atau Miranda Principle hal tersebut merupakan nilai yang inherent pada
diri manusia akibatnya apabila mengabaikan hal itu dipandang juga sebagai telah
bertentangan dengan hak asasi manusia dan hukum, sehingga kewajiban untuk
memenuhi ketentuan hukum acara pidana dalam setiap tingkat pemeriksaan bersifat
imperative, artinya pelanggaran terhadap hal tersebut mengakibatkan hasil
pemeriksaan tidak sah (illegal) atau batal demi hukum;
Menimbang, bahwa oleh karena itu terdapat pemohon Praperadilan yang
berkesimpulan bahwa tindakan TERMOHON telah melanggar hukum dan tidak sah,
apabila hanya ditinjau dari segi kewenangan dan prosedur hukum belaka, tentunya
Pemohon akan tetap mempertahankan dalil-dalil pendapatnya sendiri, oleh karena
itulah dalam perkara aquo yang patut dan perlu dipertimbangkan adalah apakah
tindakan TERMOHON yang melakukan penangkapan dan penahanan atas diri
Pemohon telah sah dan patut serta dapat dibenarkan menurut hukum, dengan kata
lain apakah tindakan Termohon atas diri Pemohon sudah tepat dalam menegakkan
hukum, keadilan dan kebenaran;
Menimbang, bahwa berdasarkan adanya bukti permulaan yang cukup
berdasarkan ketentuan pasal 1 ayat 19 KUHAP yaitu khususnya tentang ketentuan
pasal tersebut yang menyatakan salah satu yang dimaksud dalam pengertian
tertangkap tangan adalah tertangkapnya seseorang pada waktu sedang melakukan
tindak pidana atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan
atau sesaat kemudian ditemukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang
melakukannya atau apabila sesaat kemudian pada diri seseorang ditemukan benda
yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang
34
menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu
melakukan tindak pidana itu, dan oleh karenanya jika hal tersebut terpenuhi atas diri
Pemohon maka menurut pendapat Pengadilan Negeri tindakan TERMOHON
melakukan penangkapan dan penahanan atas diri PEMOHON adalah benar dan
beralasan hukum;
Menimbang, bahwa sebaliknya pihak TERMOHON dalam pemeriksaan
perkara yang sebagaimana dalam Praperadilan ini telah menguatkan dalil-dalil
tangkisan untuk mematahkan dalil-dalil Permohonan Praperadilan dengan
mengajukan Bukti-bukti surat dan saksi-saksi ;
Menimbang, bahwa dengan demikian menurut pendapat Pengadilan Negeri
Sibolga bahwa Pemohon telah diberikan penjelasan secara lengkap oleh penyidik
pembantu yang melakukan penyidikan terhadap pemohon tentang alasan
penangkapan dan penahanan yang dilakukan Termohon terhadap diri Pemohon, dan
untuk melindungi hak-hak dan kepentingan bagi Pemohon, pihak Termohon
berdasarkan ketentuan pasal 56 KUHAP telah pula menunjuk Penasehat Hukum
untuk mendampingi Pemohon selama dilakukan Proses pemeriksaan ditingkat
Penyidikan dan dengan demikian perbuatan pihak Termohon dianggap telah benar
dan sah menurut ketentuan Hukum Acara Pidana yang berlaku;
Menimbang, bahwa sebagaimana keterangan saksi-saksi dalam perkara ini
yaitu saksi Suriadi Simanullang, saksi Idaria Zebua, saksi Hobby Hutauruk, saksi Leo
Candra Hutauruk, saksi Barita Nauli Manalu, saksi Saeran, saksi Ramses Hutagaol
dan saksi Marukkil JM Pasaribu yang melihat langsung pada saat kejadian
sebagaimana diuraikan Pemohon dalam Praperadilan ini jelaslah bahwa pada tanggal
21 April 2012 di tempat kejadian perkara di Jalan Simerapadi telah terjadi
pemalangan/pemortalan jalan umum menuju desa Sitardas, dan pada saat itu saksi –
saksi tersebut menerangkan bahwa Pemohon ada ditempat pemortalan tersebut,
kemudian pihak Kepolisian/Termohon yang berada disekitar tempat pemortalan jalan
tersebut berdasarkan surat bukti T.9, berkeinginan membuka portal tersebut setelah
usaha mediasi yang dilakukan oleh Camat Badiri yaitu saksi Saeran tidak berhasil
kemudian saat portal akan dibuka oleh pihak Termohon maka Pemohon berteriak
dengan lantang sambil mengatakan “Portal tidak bisa dibuka sebelum permasalahan
ini diselesaikan” selain kata-kata tersebut dengan menggunakan pengeras suara sesuai
dengan keterangan saksi Saeran, Pemohon mengatakan “tidak perlu dipakai undang-
undang pak, jangan lagi bicara undang-undang pak, dan Portal tidak bisa dibuka”
ketika saksi Saeran berusaha menyelesaikan pemortalan jalan tersebut dengan jalan
mediasi/upaya damai, sehingga oleh karena langkah mediasi ataupun upaya damai
35
yang dilakukan terhadap Pemohon ataupun kelompoknya oleh Termohon dan
pemerintah setempat/Camat Badiri tidak mencapai kesepakatan dan juga sesuai
dengan bukti T.8, sehingga Termohon membuka paksa portal tersebut demi
kepentingan umum oleh karena jalan yang diportal tersebut adalah jalan umum yang
digunakan oleh masyarakat menuju Desa Sitardas dan bukan semata-mata jalan yang
digunakan oleh pihak perusahaan saja, sebagaimana yang diungkapkan Pemohon
dalam positanya, dan oleh karena usaha Termohon melakukan pembukaan portal
tersebut mendapat perlawanan dari Pemohon dan juga kelompoknya sehingga
Termohon melakukan penangkapan terhadap Pemohon, dan kemudian membawanya
ke Polres Tapteng untuk pemeriksaan lebih lanjut dan hal demikian telah sesuai
dengan apa yang dimaksudkan dalam Pasal 1 angka 19 KUHAP, sehingga hal
tersebut telah sesuai dengan sikap/tindakan Termohon ;
Menimbang, bahwa kemudian Termohon telah mengeluarkan surat Perintah
penangkapan dan penahanan atas diri Pemohon sebagaimana bukti surat P.1, P.2, T-3,
T-4, T-5 dan T-6 sehingga jelaslah Termohon telah melakukan syarat formil dalam
suatu proses penangkapan dan penahanan sebagaimana yang diingini oleh ketentuan
undang-undang khususnya KUHAP, sedangkan tembusan sebagaimana yang
dimaksud Pasal 21 ayat 3 KUHAP, juga telah dilakukan oleh Termohon sebagaimana
dibuktikan oleh Termohon dengan bukti surat T-7, yang memberikan tembusan surat
Perintah Penahanan dan Penangkapan Pemohon yang diterima oleh Sekcam
Pinangsori sesuai dengan alamat Pemohon yang diberikan dihadapan Penyidik sesuai
dengan bukti surat T.1, T.2, T.10, T.11 dan T.12, yang jelas menyatakan alamat
Pemohon adalah di Desa Albion Kec.Pinangsori Kab.Tapanuli Tengah, hal ini juga
didukung oleh keterangan saksi Khairul Ikhsan Lubis yang telah pernah mengambil
keterangan Pemohon dalam perkara yang lain khusus tentang alamat Pemohon dan
hal ini juga jelas diketahui Pemohon dengan adanya pengajuan bukti surat oleh
Pemohon melalui kuasanya dengan tanda bukti surat P.1 dan P.2;
Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan hukum diatas, maka
dengan demikian Surat Perintah Penangkapan No.SP.Kap/81/IV/2012/Reskrim
tertanggal 21 April 2012, dan surat perintah Penahanan No.
Sp.Han/40/IV/2012/Reskrim tertanggal 22 April 2012 yang dikeluarkan oleh
Termohon dengan Penahanan dalam Rumah Tahanan Negara di RTP Polresta
Sibolga/Rutan Sibolga selama 20 (dua puluh hari) terhitung sejak tanggal 22 April
2012 s/d 11 Mei 2012 haruslah dinyatakan sah dan dapat dibenarkan menurut
hukum, dan sebaliknya Pemohon dipandang telah gagal untuk membuktikan
kebenaran dalil-dalil permohonan Praperadilannya, dan oleh karenanya seluruh
permohonan Praperadilan Pemohon tersebut harus dinyatakan ditolak untuk
36
seluruhnya kecuali dalam hal yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Sibolga
berwenang memeriksa dan memutus permohonan Praperadilan ini;
Menimbang, bahwa terhadap bukti surat Pemohon yang diberi tanda P.3, P.4,
P.5, Pengadilan Negeri menilai bahwa bukti surat tersebut tidak berhubungan dengan
perkara Praperadilan dalam perkara a quo dan bukti surat ini lebih tepat jika diajukan
dalam hal adanya sengketa keperdataan dan bukan merupakan ruanglingkup
Praperadilan, sedangkan terhadap bukti P.6 Pengadilan Negeri berpendapat bahwa
bukti surat tersebut hanya suatu pemberitahuan dan bukan suatu surat ijin yang
membenarkan terjadinya pemortalan jalan umum yaitu jalan Simerapadi yang menuju
Desa Sitardas yang dilalui oleh masyarakat umum hal ini juga didukung oleh bukti
surat T.8, sedangkan bukti surat P.7 s/d P.10 Pengadilan Negeri berpendapat bahwa
pernyataan demikian bukanlah suatu hal yang menyebabkan penangkapan Pemohon
menjadi tidak beralasan karena sesuai dengan keterangan saksi-saksi yang jelas
mengetahui bahwa Pemohon berada ditempat kejadian pemblokiran jalan menuju
Desa Sitardas tersebut sebagaimana dalam perkara a quo dan bahkan Pemohon secara
aktif dengan menggunakan Toa/Pengeras suara ataupun dengan suara lantang telah
melakukan orasi dan menjawab langsung saksi Saeran ketika diadakan upaya mediasi
untuk pembukaan portal jalan menuju desa Sitardas ;
Menimbang, bahwa oleh karena pertimbangan tersebut diatas yaitu Surat
Perintah Penangkapan No.SP.Kap/81/IV/2012/Reskrim tertanggal 21 April 2012, dan
surat perintah Penahanan No. Sp.Han/40/IV/2012/Reskrim tertanggal 22 April 2012,,
yang dikeluarkan oleh Termohon dengan Penahanan dalam Rumah Tahanan Negara
di RTP Polresta Sibolga/Rutan Sibolga selama 20 (dua puluh hari) terhitung sejak
tanggal 22 April 2012 s/d 11 Mei 2012, yang merupakan hal pokok dalam perkara a
quo telah dinyatakan sah dan dapat dibenarkan menurut hukum sehingga Petitum
Pemohon Praperadilan dalam petitum pada poin 3 s/d poin 10, sudah selayaknyalah
dinyatakan juga ditolak ;
Menimbang, bahwa lebih jauh lagi sebagai suatu penyadaran hukum bagi
setiap orang ataupun siapa saja, bahwa perlu diketahui Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah Negara Hukum yang menjunjung tinggi hukum, sehingga untuk
menegakkan hukum ataupun haknya maka haruslah sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku bukan harus menghalalkan segala cara yang mengakibatkan terjadinya
pelanggaran terhadap hukum tersebut ;
Menimbang, bahwa dengan ditolaknya hal pokok dalam permohonan
Praperadilan Pemohon ini, maka pemohon sepatutnya dibebani untuk membayar
keseluruhan biaya perkara, sehubungan dengan adanya permohonan Praperadilan ini,
sejumlah yang ditentukan dalam amar Putusan ini;
37
Mengingat, Pasal 77 jo pasal 82 KUHAP dan pasal-pasal lain dalam UU
No. 08 tahun 1981 tentang KUHAP, serta ketentuan perundang-undangan lain yang
berkaitan dengan perkara ini;
M E N G A D I L I
1. Mengabulkan Permohonan Praperadilan Pemohon untuk sebahagian ;
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Sibolga berwenang memeriksa dan memutus
Permohonan Praperadilan ini ;
3. Menolak Permohonan Praperadilan Pemohon untuk selain dan selebihnya ;
4. Membebani Pemohon untuk membayar biaya perkara dalam perkara
Praperadilan ini sebesar NIHIL ;
Demikian di Putuskan pada hari ini : SENIN tanggal 11 Juni 2012 oleh
JUSTIAR RONAL, SH Hakim Pengadilan Negeri Sibolga yang ditunjuk sebagai
Hakim Tunggal untuk memeriksa dan mengadili Permohonan Praperadilan ini,
putusan mana diucapkan pada hari dan tanggal itu juga didepan persidangan yang
terbuka untuk umum, dengan didampingi oleh P. SAMOSIR Panitera Pengganti
pada Pengadilan Negeri Sibolga, dengan dihadiri Kuasa Pemohon dan Kuasa
Termohon;
Panitera Pengganti Hakim
d.t.o d.t.o
P. SAMOSIR JUSTIAR RONAL, SH
38