P-Treatment DM (Ayumi,Mega,Hardin,Famela,Yanti,Ecy)Baru

download P-Treatment DM (Ayumi,Mega,Hardin,Famela,Yanti,Ecy)Baru

of 20

description

p treatment

Transcript of P-Treatment DM (Ayumi,Mega,Hardin,Famela,Yanti,Ecy)Baru

  • P-TREATMENT OADDisusun Oleh :Adhaniar Purwanti Megasari0910015044Ayu Milasari0910015029Famela Asditaliana0910015058Hardin Bin Baharuddin0910015022Suryanti Soewardi0808015033Pembimbingdr. Lukas D.Leatemia, M.KesLab/SMF Ilmu Farmasi/FarmakoterapiFakultas Kedokteran Universitas MulawarmanSamarinda2014

  • PENDAHULUANDiabetes Mellitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. . Diabetes Mellitus menurut WHO 1980 merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problem anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana didapat defesiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin.

  • Faktor ResikoFaktor resiko diabetes mellitus tipe 2 yaitu:Adanya riwayat keluarga yang juga menderita diabetes tipe 2Obesitas ( BMI > 27kg/m2)Umur > 45 tahunRas (afrika-amerika, amerika latin, asia-amerika dan penduduk kepulauan pasifik)Melalui tes GDP dan toleransi glukosa oralRiwayat diabetes gestasional dan bayi lebih dari 9 kgHipertensi (tekanan darah > 140/90 mmHg)HDL < 0,90 mmol/L dan atau level trigliserida > 2,82 mmol/L

  • Gambaran Pasien

    Karakteristik yang bisa ditemukan pada pasien DM tipe 1 adalah : Munculnya penyakit dibawah usia 30 tahunBertubuh kurusMemerlukan insulin sejak awal terapiMemiliki kecenderungan untuk terjadi ketoasidosisMemiliki resiko terkena penyakit autoimun yang lain seperti thyroid autoimun disease, anemia pernisiosa dan vitiligo.

    Karakteristik pada pasien DM tipe 2 adalah :Munculnya penyakit di atas umur 30 tahunBiasanya cenderung gendut (80%)Tidak selalu memerlukan insulinMungkin memiliki kaitan deangan keadaan yang menyebabkan resistensi insulin lainnya seperti, hipertensi, penyakit kardiovaskular, dyslipidemia, atau sindrom ovari polikistik

  • KomplikasiKomplikasi kronik diabetes mellitus yaitu :1. Mikrovaskulara. Gangguan mataRetinopathyMakular edemaKatarakGlaukomab. NeuropathySaraf sensory dan motorikSaraf autonomNephropathy

    2. Makrovaskular Penyakit koronerPenyakit pembuluh darah periferPenyakit cerebrovaskular3. Kelainan lainGastroparesis dan diareUropathy dan disfungsi seksusalKelainan dermatologi

  • Terapi Biguanid. Saat ini golongan biguanid yang banyak dipakai adalah metformin. Metformin terdapat dalam konsentrasi yang tinggi didalam usus dan hati, tidak dimetabolisme tetapi secara cepat dikeluarkan melalui ginjal. Karena cepatnya proses tersebut maka mentformin biasanya diberikan dua sampai tiga kali sehari kecuali dalam bentuk extended release. Pengobatan dengan dosis maksimal akan menurunkan A1C sebesar 1-2%. Efek samping yang dapat terjadi adalah asidosis laktat, dan untuk menghindarinya sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (kreatinin > 1,3 mg/dl pada perempuan dan > 1,5 mg/dl pada laki-laki) atau pada gangguan fungsi hati dan gagal jantung serta harus diberikan dengan hati-hati pada orang lanjut usia.

  • KASUSSeorang pasien DM datang secara rutin ke tempat praktek anda. DM tersebut timbul 15 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik diagnostik jantung paru tidak ada kelainan. Pemeriksaan laboratorium kadar gula darah acak 200 mg/dl HbA1c 8%. Pasien telah mendapat pengobatan rutin glibenklamid 5 mg sekali sehari dan Metformin 500 mg dua kali

  • P-TREATMENTI. Menentukan masalah penderitaPasien menderita DM terkontrol sedangII. Tujuan TerapiMenurunkan gula darah agar tetap stabil dimana GDS yang diharapkan
  • c.Terapi Farmakologis

    Golongan obatEfficacySafety Suitability Cost Sulfonilurea (Insulin secretagogue)+++Mekanisme penurunan kadar glukosa darah yang terjadi pada pemberian sulfoniylurea disebabkan oleh perangsangan sekresi insulin di pankreas. +++Pada umumnya efek nonterapi obat ini < 5% dan reaksi alergi jarang sekali terTerajadi.Efek samping obat : Kecenderungan hipoglikemia pada orang tua karena mekanisme kompensasi berkurang dan asupan makanan yg kurangEfek samping Obat lain :Gangguan GIT, reaksi hipersenstif.Perhatian penggunaan :Kehamilan, laktasi, usia tua.+++

    Bermanfaat pada penderita diabetes dewasa (onset penyakit timbul di atas 30 tahun) yang pankreas masih mampu dirangsang dan memproduksi insulin.pada DM tipe 1(kerusakan sel B) pemberian obat ini tdk bermanfaat. Peningkatan resiko hipoglikemia pada pemberian bersama insulin, alkohol, fenformin, sulfonamid dan klorampenikol. Propanol dan obat penghambat B adrenergik lainnya dapat menyebabkan reaksi hipoglikemia tak dapat diketahui karena menghambat reaksi takikardi, berkeringat dan tremor.Harganya murah dan relatif terjangkau , padonil 5 mg x 10 x 10 (Rp 20.000)

  • Golongan obatEfficacy Safety Suitability Cost Biguanide ++Tidak tergantung pada fungsi pankreas, meningkatkan ambilan glukosa oleh sel dengan cara meningkatkan proses glikolisis dalam sel++Efek samping obat : Mual, muntah dan rasa kecap logam pada lidah.Perhatian penggunaan :Pada penderita gangguan fungsi ginjal dan jantung dapat menyebabkan peninggian asam laktat dalam darah, kehamilan, laktasi. Rentan terjadi asidosis laktat.++Digunakan pada penderita diabetes dewasa dengan onset pemyakit mula timbul di atas usia 30 tahun. Pengguanaannya dapat bersamaan dengan insulin dan sulfonilurea. Pengobatan lini kedua bila pengobatan dengan sulfonylurea tdk berhasil. tidak dianjurkan pada penederita gangguan ginjal, hati dan jantung komgestif. Pada keadaan gawat sebaiknya tidak diberikan. +++Harganya murah dan terjangkau

  • Golongan obatEfficacy Safety Suitability Cost Preparat Insulin++++Meningkatkan penyimpanan lemak dan glukosa dalam sel melalui ikatan dengan reseptor insulin di jaringan. Dianggap lebih baik daripada antidiabetik oral karena dapat mengendalikan gula darah lebih baik. ++Efek samping obat : 1. reaksi alergi dapat terjadi secara sistemik maupun lokal, reaksi lokal terjadi 10x lebih sering daripada reaksi sitemik terutama pada sediaan yang kurang murni.2. lipodistrofi , sering terjadi pada wanita muda dan dan oleh sediaan yang kurabg murni.+Bisa digunakan pada pasien diabetes tipe 1 dan 2. Namun penggunaan mutlak preparat insulin adalah pada pasien diabetses mellitus tipe 1. Lebih dibuyuhkan pada keadaan gawat dengan ketoasidosis dan diabetes tidak terkontrol. Bila diberikan dengan B adrenergik blocker cenderung ke arah hipoglikemia.+Harganya mahal-glucosidase inhibitor++Menurunkan kadar hiperglikemia dengan csra menghambat absorbsi glukos++Efek samping obat : diare, sering kentut, dan distensi abdominal akibat gangguan dalam pencernaan.Perhatian Penggunaan : Penyakit usus kronis, hipersensitif acarbose, kehamilan, laktasi.+

    Obat ini tidak memeiliki potensi dalam menurunkan kadar HbA1c seperti halnya obat antidiabetik oral lainnya. Jangan diberikan bersama dengan antasida dan jangan diberikan pada pasien dengan IBD, gastroparesis, ataupun serum kreatinin > 177 mikromol/L.+Relatif terjangkau

  • Nama golongan obat Efficacy Safety SuitabilityCost Thiazolidine-diones++Menurunkan resistensi insulin++Diasosiasikan dengan peningkatan berat badan minor, penurunan hematokrit, dan peningkatan ringan volume plasma.Efek samping obat:Infeksi, saluran nafas atas, anemia, edema, sakit kepala, nyeri punggung, kelemahan, diare.++

    Kontraindikasi pada pasien dengan gangguan hati, dan kelainan jantung kongestif. Insiden edem perifer meningkat pada penggunaan obat ini.+Harganya mahal

  • Nama obat Golongan BiguanidEfficacySafety SuitabilitCostMetformin+++Mengaktivasi kinase di sel (AMP) sehingga meningkatkan potensiasi/sensitivitas insulin di jaringan otot dan lemak.++ESO: mual, muntah, diare, kecap logam, pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan kardiovaskular dapat meningkatkan asam laktat namun jarang terjadi++KI: tidak bisa diberikan pada wanita hamil, penyakit hepar berat, penyakit ginjal dan uremia, dan penyakit jantung kongestif, dan penyakit paru dengan hipoksia kronik+++Metformin HCl OGB Dexa500mg x 10 x 10(Rp11,289)Buformin+++Mengaktivasi kinase di sel (AMP) sehingga meningkatkan potensiasi/sensitivitas insulin di jaringan otot dan lemak.++ESO : Sama seperti metformin++KI: Sama seperti metformin-Tidak tersedia

  • Kesimpulan : Terapi yang di pilih untuk pasien ini adalah terapi kombinasi dari golongan Sulfonilurea dan Biguanid karena saat ini merupakan kombinasi yang sinergis sehingga kombinasi ini dapat menurunkan glukosa darah lebih banyak daripada pengobatan tunggal masing-masing, baik pada dosis maksimal keduanya maupun pada kombinasi dosis rendah. Dari tabel diatas obat yang dipilih ialah Sulfonilurea Generasi II yaitu Glibenklamid harganya murah dan relatif terjangkau dan dari tabel berikutnya obat yang dipilih untuk pasien ini adalah metformin. Selain dari biaya (cost) yang lebih murah, obat ini juga tersedia dan mudah didapatkan.

  • IV. Pemberian Terapi a. Terapi Non Farmakologis Menjelaskan kepada pasien untuk diet maksimal untuk menurunkan BBMenjelaskan kepada pasien jenis olahraga yang bisa dilakukan pasien, misalnya jalan kaki pada pagi hari sekitar 30-60 menit, 3-5 kali/minggu.

  • b. Terapi Farmakologis

  • V. Komunikasi Terapi Informasi penyakitDiabetes Melitus yang diderita pasien adalah Diabetes Melitus tipe II yang penatalaksanaannya harus dengan anti diabetik oral.Informasi terapi Disarankan untuk berolahraga dengan teratur dan harus diet maksimal untuk menurunkan BB.Informasi Obat dan penggunaan Pengobatan rutin glibenklamid 7,5 mg sehari sekali karena kadar HbA1C pasien masih di atas normal, diharapkan dengan adanya peningkatan dosis dari glibenklamid kadar HbA1c pasien dalam batas normal dan Metformin diberikan 500 mg dua kali sehariDalam mengkonsumsi kedua obat tersebut pasien harus meminum obat tersebut bersamaan pada saat makan Sebelum obat habis pasien diharapkan untuk langsung ke dokter

  • VI. Monitoring dan evaluasiEvaluasi gula darah puasa dan gula darah sewaktu 2 minggu sekali. Jika timbul efek samping obat yang sangat menganggu maka pasien diharapkan segera kembali berkonsultasi dengan dokter.