P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405...

98
Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis Volume 19, Nomor 2, Oktober 2018 P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 Pengaruh Likuiditas, Perusahaan Afiliasi, Pertumbuhan Pendapatan, dan Manajemen Laba terhadap Book Tax Gap pada Perusahaan Non Financial yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015 Muhammad Saleh dan Lola Apriyanti Raudhah 89 Produk Original Equipment Manufacturer (OEM) Berdasarkan Sudut Pandang Konsumen Hermanto dan Yunita Budi Rahayu Silintowe 105 Wirausahawan Mahasiswa di Provinsi Aceh: Kendala dan Faktor Penentu Kesuksesan Jullimursyida 117 Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Budaya Perusahaan terhadap Kinerja Karyawan Politeknik Swasta di Bandung Priatna Kesumah dan Dematria Pringgabayu 127 Pengaruh Pola Konsumsi Islami Terhadap Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Damanhur dan Rahmatullah 135 Analisis Tingkat Pelaksanaan Kredit Mikro (Dana Bergulir) di Perguruan Tinggi Study Kasus pada Mahasiswa Diploma Tiga Bisnis Kewirausahaan Universitas Gunadarma Periode 2015-2016 Lasminiasih 141 Pemodelan Pifticy Theory (Spirit of Self Tenacity and Efficacy Theory) dan Dampaknya Terhadap Kinerja Personal dengan Sa-Cilus Theory (Star Assurance Based Social Status Theory) Sebagai Variabel Mediasi Studi pada Dosen PTS di Kota Palembang Eka Muzalfitri Ridwan 155 Efektivitas Penerapan Malcolm Baldrige Criteria dalam Peningkatan Produktivitas PT. PJB UP Gresik Abdurrahman Faris Indriya Himawan 167 Diterbitkan oleh: FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Universitas Malikussaleh E-Mabis

Transcript of P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405...

Page 1: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis

Volume 19, Nomor 2, Oktober 2018 P-ISSN: 1412–968XE-ISSN: 2598-9405

Pengaruh Likuiditas, Perusahaan Afiliasi, Pertumbuhan Pendapatan, dan Manajemen Laba terhadap Book Tax Gap pada Perusahaan Non Financial yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015Muhammad Saleh dan Lola Apriyanti Raudhah 89

Produk Original Equipment Manufacturer (OEM) Berdasarkan Sudut Pandang KonsumenHermanto dan Yunita Budi Rahayu Silintowe 105

Wirausahawan Mahasiswa di Provinsi Aceh:Kendala dan Faktor Penentu KesuksesanJullimursyida 117

Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Budaya Perusahaan terhadap Kinerja Karyawan Politeknik Swasta di BandungPriatna Kesumah dan Dematria Pringgabayu 127

Pengaruh Pola Konsumsi Islami Terhadap Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Damanhur dan Rahmatullah 135

Analisis Tingkat Pelaksanaan Kredit Mikro (Dana Bergulir) di Perguruan TinggiStudy Kasus pada Mahasiswa Diploma Tiga Bisnis Kewirausahaan Universitas Gunadarma Periode 2015-2016Lasminiasih 141

Pemodelan Pifticy Theory (Spirit of Self Tenacity and Efficacy Theory) dan Dampaknya Terhadap Kinerja Personal dengan Sa-Cilus Theory (Star Assurance Based Social Status Theory) Sebagai Variabel MediasiStudi pada Dosen PTS di Kota PalembangEka Muzalfitri Ridwan 155

Efektivitas Penerapan Malcolm Baldrige Criteria dalam Peningkatan Produktivitas PT. PJB UP GresikAbdurrahman Faris Indriya Himawan 167

Diterbitkan oleh:

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUniversitas Malikussaleh

E-Mabis

Page 2: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi
Page 3: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis

Volume 19, Nomor 2, Oktober 2018 P-ISSN: 1412–968XE-ISSN: 2598-9405

Pengaruh Likuiditas, Perusahaan Afiliasi, Pertumbuhan Pendapatan, dan Manajemen Laba terhadap Book Tax Gap pada Perusahaan Non Financial yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015Muhammad Saleh dan Lola Apriyanti Raudhah 89

Produk Original Equipment Manufacturer (OEM) Berdasarkan Sudut Pandang KonsumenHermanto dan Yunita Budi Rahayu Silintowe 105

Wirausahawan Mahasiswa di Provinsi Aceh:Kendala dan Faktor Penentu KesuksesanJullimursyida 117

Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Budaya Perusahaan terhadap Kinerja Karyawan Politeknik Swasta di BandungPriatna Kesumah dan Dematria Pringgabayu 127

Pengaruh Pola Konsumsi Islami Terhadap Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Damanhur dan Rahmatullah 135

Analisis Tingkat Pelaksanaan Kredit Mikro (Dana Bergulir) di Perguruan TinggiStudy Kasus pada Mahasiswa Diploma Tiga Bisnis Kewirausahaan Universitas Gunadarma Periode 2015-2016Lasminiasih 141

Pemodelan Pifticy Theory (Spirit of Self Tenacity and Efficacy Theory) dan Dampaknya Terhadap Kinerja Personal dengan Sa-Cilus Theory (Star Assurance Based Social Status Theory) Sebagai Variabel MediasiStudi pada Dosen PTS di Kota PalembangEka Muzalfitri Ridwan 155

Efektivitas Penerapan Malcolm Baldrige Criteria dalam Peningkatan Produktivitas PT. PJB UP GresikAbdurrahman Faris Indriya Himawan 167

Diterbitkan oleh:

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUniversitas Malikussaleh

E-Mabis

Page 4: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Diterbitkan Oleh :Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh

Dewan Penasehat/Advisory BoardRektor Universitas Malikussaleh

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh

Ketua Penyunting/ Chief EditorWahyuddin

Managing EditorMursalin

EditorMohd. Heikal, Ghazali Syamni, Mursalin

Nauval Bachri, Hanif Sofyan, Falahuddin, Kusnandar Zainuddin

Reviewer1. Muhammad Subhan, Ph. D (UUM)2. Ruzita binti Abdur Rahim, Ph. D (UKM)3. Zahri Mahad, PhD (USM)4. Adi Afif Zakaria, Ph.D (UI)5. Zafri Ananto Husodo, Ph.D (UI)6. Dr. Fachruzzaman (UNIB)7. Iskandarsyah Madjid, Ph.D (Unsyiah)8. M. Sabri Abdul Madjid, Ph.D (Unsyiah)9. Dr. Syukri Abdullah (Unsyiah)10. Dr. M. Sayuti (Unimal)11. Dr. Muammar Khaddafi (Unimal)12. Widyana F Siregar, Ph.D (Unimal)

SirkulasiIkramulhadi, Surnita, Karmila

Kantor Penyunting/Editorial OfficeKampus Bukit Indah P.O. Box. 141 Lhokseumawe Telp. (0645) 7014461 Fax. (0645) 56941E-mail : [email protected] - Homepage: http://journal.unimal.ac.id/emabis

Jurnal Emabis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh diterbitkan sejak tahun 2007 dg P-ISSN: 1412–968X dan E-ISSN: 2598-9405

Jurnal E-Mabis diterbitkan oleh FEB Unimal bekerjasama dengan ISEI LhokseumaweSesuai dengan Surat Keputusan Dekan FEB Universitas Malikussaleh Nomor: No.134/UN45.4/LL/2015 dan Nomor: 004/ISEI/B/II/2015

Jurnal E-Mabis terbit 2 kali setahun pada bulan April dan Oktober.

E-MABIS Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisn is

P-ISSN: 1412–968XE-ISSN: 2598-9405

Page 5: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Daftar Isi

Pengaruh Likuiditas, Perusahaan Afiliasi, Pertumbuhan Pendapatan, dan Manajemen Laba terhadap Book Tax Gap pada Perusahaan Non Financial yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015Muhammad Saleh dan Lola Apriyanti Raudhah 89

Produk Original Equipment Manufacturer (OEM) Berdasarkan Sudut Pandang KonsumenHermanto dan Yunita Budi Rahayu Silintowe 105

Wirausahawan Mahasiswa di Provinsi Aceh:Kendala dan Faktor Penentu KesuksesanJullimursyida 117

Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Budaya Perusahaan terhadap Kinerja Karyawan Politeknik Swasta di BandungPriatna Kesumah dan Dematria Pringgabayu 127

Pengaruh Pola Konsumsi Islami Terhadap Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Damanhur dan Rahmatullah 135

Analisis Tingkat Pelaksanaan Kredit Mikro (Dana Bergulir) di Perguruan TinggiStudy Kasus pada Mahasiswa Diploma Tiga Bisnis Kewirausahaan Universitas Gunadarma Periode 2015-2016Lasminiasih 141

Pemodelan Pifticy Theory (Spirit of Self Tenacity and Efficacy Theory) dan Dampaknya Terhadap Kinerja Personal dengan Sa-Cilus Theory (Star Assurance Based Social Status Theory) Sebagai Variabel MediasiStudi pada Dosen PTS di Kota PalembangEka Muzalfitri Ridwan 155

Efektivitas Penerapan Malcolm Baldrige Criteria dalam Peningkatan Produktivitas PT. PJB UP GresikAbdurrahman Faris Indriya Himawan 167

Page 6: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi
Page 7: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 89

PENGARUH LIKUIDITAS, PERUSAHAAN AFILIASI, PERTUMBUHAN PENDAPATAN, DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP BOOK TAX GAP PADA PERUSAHAAN NON FINANCIAL YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2015

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN & BISNISVolume 19, Nomor 2, Oktober 2018P-ISSN: 1412–968XE-ISSN: 2598-9405 Hal. 89-103

MUHAMMAD SALEH DAN LOLA APRIYANTI RAUDHAHProgram Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala

The purpose of this research is to examine the effect of liquidity, affiliated com-panies, revenue growth, and earning management toward the book tax gap of non financial which is registered in Indonesia Stock Exchange from 2011-2015. The re-search type used in this study is testing hypothesis, by using purposive sampling method and in which there are 42 target of sampling which become the investigated object. The data used in this study is secondary data obtained from the audited and anually financial statements for the fiscal year ended December 31, published by the reference center of the capital markets contained in the Indonesia Stock Exchange. The multiple regression analysis model is used to test thehypothesis. The results of this study indicate that (1) liquidity measured by quick ratio has impact on the book tax gap, (2) affiliated companies has no impact on book tax gap, (3)revenue growth has impact on the book tax gap, and (4) earning management has impact on the book tax gap.

Keywords: Book Tax Gap, Liquidity, Affiliated Companies, Revenue Growth, Earning Management

Page 8: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

90 MUHAMMAD SALEH DAN LOLA APRIYANTI RAUDHAH

PENDAHULUAN

Pajak memiliki peranan penting dalam kelang-sungan perekonomian setiap negara termasuk In-donesia. Pajak digunakan untuk membiayai semua pengeluaran negara dalam penyelenggaraanpe-merintahan dan pembangunan.Pemungutan pajak di Indonesia diatur oleh Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Perpaja-kan (KUP). Pasal 1 ayat 1 UU KUP menyebutkan bahwa pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh wajib pajak baik pribadi ataupun badan yang bersifat memaksa berdasar-kan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemak-muran rakyat.

Salah satu WP (wajib pajak) yang mempunyai kewajiban membayar pajak adalah perusahaan. Pajak dihitung dari laba bersih yang diperoleh suatu perusahaan. Semakin besar pajak yang dibayarkan oleh perusahaan kepada negara, maka semakin banyak pula pendapatan negara. Namun sebaliknya bagi perusahaan, pajak merupakan be-ban yang akan mengurangi laba bersih (Kouba et al., 2015).

Laba merupakan informasi penting yang dibu-tuhkan baik oleh pihak internal maupun eksternal yang dapat diperoleh dari laporan keuangan suatu perusahaan. Terdapat dua versi laba yang dihitung oleh perusahaan setiap tahunnya yaitu laba ber-dasarkan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) dan laba yang dihitung berdasarkan ketentuan perpa-jakan yang berlaku. Perbedaan perhitungan laba timbul karena ketentuan dan konsep yang berbeda antara SAK dan undang-undang pajak (Martani, 2014). Akibat adanya perbedaan ketentuan dan konsep tersebut menyebabkan timbulnya per-bedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal atau sering disebut dengan istilah BTG (Book Tax Gap) (Martani et al., 2011). Setiap akhir tahunpada saat menghitung pajak, perusahaan diwajibkan untuk melakukan penyesuaian terhadap laba akuntansi berdasarkan peraturan pajak penghasilan.

BTG telah banyak digunakan dalam penelitian perpajakan untuk melihat kandungan informasi pajak ataupun untuk menilai kinerja perusahaan. Terjadinya fenomena BTG ini dapat menimbul-

kan peluang untuk terjadinya manajemen laba dan mempengaruhi kualitas laba perusahaan (Hanlon, 2005).

Secara umum, terdapat dua tipe BTG yaitu perbedaan yang bersifat temporer dan perbedaan yang bersifat permanen. Perbedaan yang bersifat temporer atau sementara terjadi karena adanya perbedaan metode akuntansi serta saat pengakuan pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi karena adanya transaksi pendapatan dan biaya diakui menurut akuntansi komersial dan tidak diakui menurut fiskal (Resmi, 2014:403).

Penelitian berkaitan dengan BTG telah banyak diteliti oleh periset, baik dalam maupun luar neg-eri. Long et al. (2013) menyatakan bahwa terda-pat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi BTG, antara lain pertumbuhan perusahaan, likuid-itas, evaluasi pasar untuk saham, struktur modal, skala perusahaan, rasio kepemilikan saham inves-tor institusional, dan berbagi harga. Hasil peneli-tian tersebut menyatakan bahwa likuiditas peru-sahaan memiliki pengaruh negatif terhadap BTG. Namun pada pada penelitian Sovdan (2012) men-emukan likuiditas mempunyai pengaruh positif terhadap BTG.

Koubaa dan Anis (2015) juga meneliti varia-bel-variabel yang mempengaruhi BTG. Varibel yang diteliti adalah pengaruh pertumbuhan pen-dapatan, profitabilitas, likuiditas, tingkat hutang, rasio laba harga, akrual diskresioner, pertumbuhan investasi, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pertumbuhan pen-dapatan, profitabilitas, rasio laba harga dan akrual diskresioner berpengaruh terhadap BTG.

Selanjutnya Martani et al. (2011) melakukan penelitian berkaitan dengan besar kecilnya BTG. Pada penelitian ini ditambahkan perusahaan yang melakukan merger atau akuisisi dalam pemilihan sampel yang merupakan kekurangan penelitian Persada dan Martani (2010). Variabel-variabel yang diuji berbeda, antara lain manajemen laba yang menggunakan total akrual, aset atau kewa-jiban pajak tangguhan, ukuran perusahaan, peru-sahaan afiliasi, intensitas modal dan persediaan, dan perusahaan yang berafiliasi atau berkonsoli-dasi. Analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan se-

Page 9: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 91

mentara dan perbedaan permanen tidak berbeda secara signifikan maka nilai BTG sangat terkait dengan dua perbedaan tersebut. Analisis regresi menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi BTG di Indonesia adalah total akrual dan ukuran perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA

Book Tax GapBTG merupakan perbedaan perhitungan an-

tara laba menurut akuntansi dan perhitungan laba menurut perpajakan. Setiap perusahaan yang bergerak di bidang bisnis menyusun laporan keuangan untuk dua tujuan. Tujuan pertama yaitu menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK dan tujuan yang kedua yaitu sesuai dengan Pera-turan Undang-undang Perpajakan unuk menentu-kan besarnya kewajiban pajak perusahaan yang harus dibayarkan ke pemerintah (Hanlon, 2005).

Pada penerapannya terdapat perbedaan prin-sip antara SAK dan peraturan perpajakan yang berlaku sehingga menyebabkan dua jenis laba yang dihitung setiap tahunnya yaitu laba menurut akuntansi dan laba menurut perpajakan. Besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh perusa-haan dapat dihitung berdasarkan penghasilan kena pajak, dimana penghasilan kena pajak perusahaan diperoleh dari rekonsiliasi fiskal terhadap laba akuntansi (Long et al., 2013).

Rekonsiliasi fiskal adalah penggabungan anta-ra penyajian laporan keuangan laba rugi akuntansi dengan laba rugi fiskal guna untuk memperhitung-kan besarnya penghasilan kena pajak (Martani, 2014). Oleh karena itu, agar dapat menghitung besarnya pajak penghasilan yang terutang peru-sahaan harus melakukan penyesuaian terhadap laporan perhitungan laba rugi tersebut agar sesuai dengan ketentuan dan peraturan undang undang perpajakan.

Resmi (2014:403) menyatakan bahwa akibat dari pengakuan laba menurut akuntansi dan pen-gakuan laba menurut fiskal menimbulkan per-bedaan yang secara umum dikelompokkan menja-di perbedaan sementara dan perbedaan permanen.

Perbedaan temporer adalah perbedaan per-lakuan akuntansi dan perpajakan yang bersifat temporer karena akan tertutup pada periode sesu-

dahnya. Artinya, secara keseluruhan beban atau pendapatan akuntansi ataupun perpajakan sebe-narnya sama, tetapi tetap berbeda alokasi setiap tahunnya (Agoes dan Trisnawati, 2012:219). Con-toh perbedaan temporer antara lain: pengakuan piutang tak tertagih, penyusutan harta berwujud, amortisasi harta tak berwujud atau hak, penilaian persediaan, dan lain-lain. Sedangkan, menurut PSAK 46 perbedaan temporer (temporary differ-ences) adalah perbedaan antara jumlah tercatat aktiva atau kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa:1. Perbedaan temporer kena pajak (taxable tem-

porary differences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah kena pajak (taxable amounts) dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai ter-catat aktiva dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled); atau

2. Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible temporary differences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah yang boleh dikurangkan (deductible amounts) dalam penghitungan laba fiskal pe-riode mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat ke-wajiban tersebut dilunasi (settled).

Perbedaan ini dapat berupa kewajiban pajak tangguhan jika kewajiban pajak dimasa yang akan datang lebih besar atau aset pajak tangguhan di-masa depan ada manfaat pajak yang diperoleh perusahaan (Hanlon, 2005). Menurut PSAK No. 46, semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai kewajiban pajak tangguhan, kecuali jika ada timbul perbedaan temporer kena pajak yang berasal dari: a. Pada pengakuan awal goodwill.b. Pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas

dari suatu transaksi yang mana transaksi terse-but bukan transaksi kombinasi bisnis dan pada saat transaksi yang tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak (rugi pajak).

Berlakunya PSAK 46 yang merupakan tang-gapan atas PSAK No.16, menimbulkan kewajiban untuk perusahaan menghitung dan mengakui pajak

Page 10: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

92 MUHAMMAD SALEH DAN LOLA APRIYANTI RAUDHAH

tangguhan terhadap pengaruh pajak di masa depan dengan menggunakan pendekatan metode perhi-tungan aset dan liabilitasyang berbeda dengan pen-dekatan metode laporan laba rugi liabilitas yang sebelumnya lazim digunakan oleh perusahaan dalam menghitung pajak tangguhan (Zain, 2008).

Apabila perbedaan temporer timbul akibat faktor waktu, perbedaan permanen tidak terjadi karena hal tersebut. Perbedaan permanen terjadi karena adanya transaksi-transaksi yang diakui secara akuntansi komersial namun tidak diakui secara fiskal begitupun sebaliknya. Contoh untuk perbedaan permanen seperti bunga deposito atau-pun premi asuransi yang ditanggung perusahaan untuk karyawan diakui sebagai biaya dalam akun-tansi komersial, tetapi tidak diakui sebagai biaya dalam fiskal. Perbedaan permanen menyebabkan tarif pajak efektif yang berbeda dengan tarif pa-jak yang diwajibkan. Informasi tentang perbedaan permanen dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan melalui rekonsiliasi tarif pa-jak efektif (Martani, 2014).

LikuiditasRiyanto (2008:25) mendefinisikan bahwa li-

kuiditas adalah masalah yang berhubungan den-gan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang harus segera dipenuhi. Rasio likuiditas merupakan ra-sio yang mengukur tingkat kemampuan perusa-haan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Apabila perusahaan tersebut ditagih, maka perusahaan mampu membayar kewajiban tersebut terutama kewajiban yang sudah jatuh tempo (Kasmir, 2012:127).

Menurut Kasmir (2012:128) ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama jangka pendek yang telah jatuh tempo disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu: 1. Dikarenakan memang perusahaan tersebut se-

dang tidak mempunyai dana sama sekali, atau 2. Perusahaan memiliki dana, akan tetapi saat

jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana atau dana yang dimiliki tidak mencukupi se-cara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lain-nya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau aktiva lainnya.

Perusahaan AfiliasiPerusahaan afiliasi terjadi ketika sebuah peru-

sahaan mengakuisisi saham berhak suara perusa-haan lain dan perusahaan-perusahaan yang terlibat tersebut melanjutkan operasi perusahaannya seba-gai entitas legal terpisah, namun saling adanya keterkaitan (Baker et al., 2011:10). Hubungan yang terjadi dalam akuisisi saham adalah hubun-gan induk-anak perusahaan. Induk perusahaan merupakan perusahaan yang memiliki kendali atas perusahaan lain yaitu anak perusahaan, baiasanya melalui kepemilikan mayoritas saham biasa. Bagi satu perusahaan untuk mengendalikan perusahaan lain melalui kepemilikan saham, hanya diperlu-kan kepemilikan mayoritas (lebih dari 50%) dari saham berhak suara yang beredar (Baker et al., 2011:11).

Pertumbuhan PendapatanPertumbuhan pendapatan merupakan proksi

atas pertumbuhan ekonomi pada suatu perusahaan (Martani, 2010). Pendapatan itu sendiri merupa-kan jumlah uang yang diterima oleh suatu peru-sahaan dari suatu aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut, dan kebanyakan aktivitas tersebut adalah aktivitas penjualan produk dan atau penjualan jasa kepada konsumen. Menurut Kieso et al. (2011:955) pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penana-man modal.

Manajemen Laba Manajemen laba (earnings management) ada-

lah fenomena yang sulit untuk dihindari, karena fenomena ini merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan keuan-gan. Manajemen kosmetik laba merupakan hasil dari kebebasan dalam aplikasi akuntansi akrual yang mungkin terjadi (Subramanyam, 2013:131). Manajemen laba dapat berupa kosmetik, sering kali proses ini mencakup mempercantik laporan keuangan, terutama angka yang bagian paling bawah, yaitu laba.

Scott (2014:344) mendefinisikan manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi

Page 11: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 93

oleh manajer dari Standar Akuntansi Keuangan yang ada dan secara alamiah dapat memaksimal-kan utilitas mereka dan atau nilai pasar perusaha-an.Menurut Scott (2014:377),salah satu motivasi manajemen melakukan tindakan pengaturan laba adalah motivasi perpajakan. Perpajakan merupa-kan salah satu alasan utama mengapa perusahaan mengurangi laba bersih yang dilaporkan. Dengan mengurangi laba yang dilaporkan maka perusa-haan dapat meminimalkan besarnya pajak yang harus dibayarkan ke pemerintah. Sebagai contoh, cara yang dilakuan misalnya merubah metode pencatatan persediaan menjadi LIFO agar laba bersih yang dihasilkan rendah.

Kerangka PemikiranPengaruh Likuiditas terhadap Book Tax Gap

Perusahaan dengan nilai rasio yang rendah di-anggap berpotensi memiliki masalah pada likuidi-tas dan lebih mungkin untuk melakukan manipu-lasi laba. Perusahaan yang memiliki masalah pada likuiditas, kemungkinan melakukan penghindaran pajak. Dalam hal ini, perusahaan melakukan peng-hindaran pajak karena tidak mampu menanggung beban yang muncul seperti pajak (Bradley, 1994)

Pengaruh Perusahaan Afiliasi Terhadap Book Tax Gap

Perusahaan afiliasi merupakan perusahaan yang kepemilikannya kurang dari 50% dan mi-noritas kepemilikannya adalah pemegang saham. Dalam transaksi afiliasi dapat ditemukannya hubungan istimewa antar perusahaan. Hubungan istimewa tersebut diatur dalam UU dalam Pasal 18 ayat (4) UU PPh yang telah memberikan batasan tentang hubungan istimewa.

Apabila dalam perusahaan afiliasi terdapat hubungan istimewa yang tidak semestinya, ke-mungkinan dapat terjadi penghasilan dilaporkan kurang dari semestinya ataupun pembebanan bi-aya melebihi dari yang seharusnya.

Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Terhadap Book Tax Gap

Pertumbuhan pendapatan suatu perusahaan merupakan proksi perkembangan ekonomi suatu perusahaan (Martani, 2010). Apabila pertum-buhan pendapatan suatu perusahaan itu rendah,

maka tidak menutup kemungkinan para mana-jer melakukan manipulasi laba terhadap laporan keuangan. Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadinya BTG dalam perusahaan tersebut.

Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Book Tax Gap

Manajemen laba merupakan praktik para manajer dalam melakukan manipulasi laba pada penyajian laporan keuangan. Mills dan Newberry (2001) menyatakan bahwa perusahaan yang mel-akukan pengurangan laba pada saat dilaporkan, perusahaan tersebut dapat mengurangi besarnya pajak yang harus dibayar. Hal ini memungkinkan terjadinya BTG dalam perusahaan tersebut akibat adanya prsktik pengurangan laba.

Berdasarkan pemikiran tentang pengaruh li-kuiditas, perusahaan afiliasi, pertumbuhan penda-patan terhadap book tax gapyang telah dijelaskan, maka dapat dirangkum dalam skema kerangka pe-mikiran yang tersaji pada1.

Likuiditas

Perusahaan Afiliasi Book Pertumbuhan Tax Gap Pendapatan

Manajemen Laba

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

HipotesisHipotesis dari penelitian ini adalah sebagai

berikut.H1: Likuiditas,perusahaan afiliasi, pertumbuhan

pendapatan, dan manajemen laba secara bersa-ma-samaberpengaruhterhadap BTG padaperu-sahaan non financial yang terdaftar di BEI.

H2:Likuiditas berpengaruh terhadap BTG pada pe-rusahaan non financial yang terdaftar di BEI.

H3: Perusahaan afiliasi berpengaruh terhadap BTG padaperusahaan non financial yang terdaftar di BEI

H4: Pertumbuhan pendapatan berpengaruh terha-dap BTG pada perusahaan non financial yang terdaftar di BEI.

H5: Manajemen laba berpengaruh terhadap BTG

Page 12: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

94 MUHAMMAD SALEH DAN LOLA APRIYANTI RAUDHAH

pada perusahaan non financial yang terdaftar di BEI.

METODE PENELITIAN

Desain PenelitianSekaran (2011:152) mengatakan bahwa ran-

cangan penelitian harus memiliki enam aspek se-hingga data yang diperlukan dapat dikumpulkan dan dianalisis untuk memperoleh solusi.

Penelitian ini akan menguji pengaruh variabel independen yaitu likuiditas, perusahaan afiliasi, pertumbuhan pendapatan, dan manajemen laba terhadap variabel dependen yaitubook tax gap. Sifat studi penelitian ini adalah pengujian hipo-tesis.Jenis penelitian ini adalah studi kausalitas.Tingkat intervensi peneliti dalam penelitian ini adalah intervensi minimal.Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang tidak diatur.Unit analisis dalam penelitian ini adalah perusahaan non financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, berupa laporan keuangan periode 2011-2015 yang diter-bitkan di situs idx.co.id. Horizon waktu dalam pe-nelitian ini adalah times series dan cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.Dari seluruh populasi diambil sampel secara purposive sam-pling sehingga perusahaan yang diambil sebagai sampel adalah 42 perusahaan. Berikut kriteria pengambilan sampel:

Tabel 1Penentuan Sampel Penelitian

Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan

PerusahaannonfinancialyangterdaftardiBEIselamaperiodepengamatan 293

Dikurangi:Perusahaanyangtidakmenggunakansatuanmatauangrupiahdalamlaporankeuangan

(28)

Perusahaanyangmengalamikerugianmenurutlabaakuntansi,labakomprehensif,danlabapajakselamatahunpengamatan.

(85)

Perusahaannonfinancialyangtidakmemilikikelengkapandatayangdibutuhkanterkaitdenganindikator-indikatorperhitunganuntukvariabelyangdiamatipadapenelitianini.

(138)

Jumlahsampelperusahaan 42Periodepenelitian 5 tahunJumlahsampelpenelitian 210

Sumber: www.idx.co.id. Data diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 1, perusahaan non finan-cial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah memenuhi kriteria sampel penelitian adalah sebanyak 42 perusahaan, sehingga observasi pe-nelitian ini selama 5 tahun adalah 210 observasi.

Metode AnalisisMetode analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode regresi linier ber-ganda. Metode ini bertujuan untuk menguji pen-garuh likuiditas, perusahaan afiliasi, pertumbuhan pendapatan, dan manajemen laba terhadap book tax gap yang diolah dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS). Model regresi linier berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = α + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e

Keterangan:Y : Book Tax Gapα : Konstantabi : i = 1, 2, 3, 4, 5 = Koefisien regresi x1 : Likuiditasx2 : Perusahaan Afiliasix3 : Pertumbuhan Pendapatanx4 : Manajemen Labae : Pengaruh variabel lain atau residual (error

term)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari website BEI http://www.idx.co.id, populasi perusahaan non financial yang terdaftar selama tahun 2011-2015 berjumlah 293 perusahaan, setelah ditentu-kan jumlah sampel dengan menggunakan metode purposive sampling, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 42 peru-sahaan. Panel data yang digunakan yaitu balanced data di mana setiap observasi periode waktu me-miliki jumlah perusahaan yang sama, sehingga ada 210 data observasi untuk periode pengamatan 2011-2015.

Statistik DeskriptifDeskripsi keseluruhan variabel penelitian

yang mencakup nilai rata-rata, maksimum, mini-

Page 13: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 95

mum dan standar deviasi adalah seperti terlihat dalam Tabel 2.

Tabel 2Descriptive Statistics

210 ,01 3,63 1,0148 ,64694210 ,00 1,00 ,9762 ,15282210 -2,25 1,51 ,0759 ,52969210 -686552000000 520319000000,00 -9663235659,0 109723312128210 -,448080 ,450000 ,00752528 ,123947853210

LikuiditasAfiliasiPPM.LabaBTGValidN(listwise)

N Minimum Maximum Mean Std.Deviation

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat nilai teren-dah, tertinggi, dan rata-rata variabel yang diteliti pada perusahaan non financial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 sebanyak 210 pengamatan.

Hasil Pengujian Asumsi KlasikUji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apa-kah model regresi, variabel dependen, dan varia-bel independen atau keduanya terdistribusi secara normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah regresi yang datanya terdistri-busi normal atau mendekati normal. Penelitian ini menggunakan uji statistic non-parametik One-Sample Kolmogorov untuk menguji apakah re-sidual terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3Uji Normalitas

(One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test)One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

210,0000000,07650955

,053,053-,041,772,591

NMeanStd.Deviation

NormalParametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-SmirnovZAsymp.Sig.(2-tailed)

UnstandardizedResidual

TestdistributionisNormal.a.Calculatedfromdata.b.

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan Table 3 menunjukkan bahwa data variabel terdistribusi secara normal, dimana data variabel dependen menunjukkan nilai-nilai asymp. Sig. (2-tailed) >0,05 yaitu 0,591 yang be-rarti terdistribusi normal.

Uji MultikolonieritasUji multikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah pada model regresi terdapat adanya kore-lasi antara variabel independen. Apabila terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolonier-itas. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance value dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance value ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 maka dianggap tidak terkena multi-kolonieritas (Ghozali, 2011:106). Hasil pengujian multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4

Tabel 4Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

-,022 ,036 -,611 ,542,057 ,009 ,298 6,460 ,000 ,876 1,141-,039 ,035 -,048 -1,102 ,272 ,995 1,005,139 ,011 ,594 12,775 ,000 ,860 1,163

1,5E-013 ,000 ,136 3,108 ,002 ,978 1,023

(Constant)LikuiditasAfiliasiPPM.Laba

Model1

BStd.Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIF

CollinearityStatistics

DependentVariable:BTGa.

Sumber : Output SPSS

Dari hasil pengujian Tabel 4menunjukkan bah-wa nilai tolerance value untuk semua variabel in-dependen lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Dengan demikian, tidak terdapat multikolonieritas antara variabel.

Uji HeterokedasitisitasUji heteroskedastisitas bertujuan untuk men-

guji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke penga-matan lainnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisi-tas atau homoskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas, penelitian ini menggunakan grafik scatterplot. Dasar keputusannya adalah apabila penyebaran titik-titik (plot) pada grafik tersebar secara merata tanpa membentuk suatu pola tertentu dan titik-titik tersebut menyebar diatas dan dibawah angkat 0 sumbu Y. Dari hal ini, dapat disimpulkan model regresi terbebas dari heteroskedastisitas. Adapun hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah.

Page 14: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

96 MUHAMMAD SALEH DAN LOLA APRIYANTI RAUDHAH

ScatterplotDependent Variable: BTG

420-2-4

Regression Standardized Predicted Value

4

2

0

-2

-4

Reg

ressio

n S

tud

en

tize

dR

esid

ual

Dependent Variable: BTG

Scatterplot

Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas Dengan Grafik Scatterplot

Berdasarkan hasil pengujian dengan grafik scatterplot terlihat bahwa titik menyebar secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angkat 0 sumbu Y. Hasil pengujian memberikan jawaban bahwa data sampel dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regre-si sehingga model regresi dapat digunakan.

Uji AutokorelasiUji autokorelasi bertujuan untuk menguji apa-

kah dalam suatu model regresi terjadi autokore-lasi atau tidak. Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi liniear ada korelasi kesalahan pengganggu antara periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011:110). Pada peneli-tian ini, pengujian autokorelasi menggunakan uji statistik Durbin-Watson (DW Test). Mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat digunakan uji Durbin-Watson (DW Test) dengan memband-ingkan nilai DW terhadap d1 dan du.

Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa pada tingkat signifikan 5% untuk total pengamatan 210 observasi pada perusahaan non financial untuk empat variabel independen men-unjukkan nilai du = 1,813 dan 4-du = 2,187. Syarat agar terbebas dari autokorelasi adalah du < dw < 4-du. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5Uji Autokorelasi BTG

Model Summaryb

,787a ,619 ,612 ,077252374 1,983Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std.Errorofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors:(Constant),M.Laba,Afiliasi,Likuiditas,PPa.DependentVariable:BTGb.

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel output Model Summary, diketahui nilai Durbin-Watson untuk variabel de-penden BTG adalah 1,983. Dengan demikian nilai dw berasal pada dl ≤ dw ≤ du (1,813 ≤ 1,983 ≤ 2,187) maka dapat disimpulkan bahwa pada mod-el regresi untuk variabel dependen BTG tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.

Pengujian HipotesisMetode Regresi Linier Berganda

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pen-garuh variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi linear berganda digu-nakan untuk melihat apakah hipotesis yang telah dibuat akan diterima atau ditolak. Atas dasarhasil analisis regresi dengan menggunakan tingkat sig-nifikansi sebesar 5%.

Persamaan regresi yang digunakan:exbxbxbxbY +++++= 44332211α

Dari pengujian regresi yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sep-erti dalam Tabel 6.

Tabel 6Analisis Regresi Pengaruh Variabel X terhadap Y

Coefficientsa

-,022 ,036 -,611 ,542,057 ,009 ,298 6,460 ,000 ,876 1,141-,039 ,035 -,048 -1,102 ,272 ,995 1,005,139 ,011 ,594 12,775 ,000 ,860 1,163

1,5E-013 ,000 ,136 3,108 ,002 ,978 1,023

(Constant)LikuiditasAfiliasiPPM.Laba

Model1

BStd.Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIF

CollinearityStatistics

DependentVariable:BTGa.

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 6 maka diperoleh persamaan regresi sebagai beri-kut:

Page 15: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 97

Y= 0,022 - 0,057X1 - 0,39X2 + 0,139X3 + 1,5E - 013X4 + E

Analisis Interpretasi Koefisien DeterminasiPengukuran koefisien determinasi (R2) di-

lakukan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Nilai pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada output model summary dari hasil analisis linier berganda Tabel 7.

Tabel 7Koefisien Determinasi (R Square)

Model Summaryb

,787a ,619 ,612 ,077252374 1,983Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std.Errorofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors:(Constant),M.Laba,Afiliasi,Likuiditas,PPa.DependentVariable:BTGb.

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa Koe-fisien (R2) atau Rsquare pada variabel dependen BTG adalah 0,619 atau 61,9%. Ini berarti bahwa 61,9% nilai BTG dipengaruhi oleh faktor-faktor inde-penden yaitu likuiditas, perusahaan afiliasi, per-tumbuhan pendapatan, dan manajemen laba. Se-dangkan sisanya 38,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Namun R2 mempunyai kelemahannya tersendiri dimana setiap penambahan satu variabel bebas, maka R2 akan meningkat tanpa memperhatikan apakah variabel tersebut berpengaruh atau tidak terhadap variabledependennya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 untuk mengevaluasi model regresi terbaik. Nilai Adjusted R2 dalam penelitian ini sebesar 0,612 atau 61,2% yang artinya, 61,2% perubahan BTG dipengaruhi oleh likuiditas, perusahaan afiliasi, pertumbuhan pendapatan, dan manajemen laba. Sedangkan sisanya 38,8% dipengaruhi oleh fak-tor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap BTG seperti ukuran perusahaan, prof-itabilitas, dan kualitas laba (Martani, 2014) dan evaluasi pasar saham (Long et al., 2013).

Pengujian Hipotesis Secara Bersama-sama Pengujian secara bersama-sama dilakukan

untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap vari-abel independen. Apabila tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil pengujian secara bersama-sama dapat dilihat di Tabel 8.

Tabel 8Uji Bersama-sama (Uji F)

ANOVAb

1,987 4 ,497 83,256 ,000a

1,223 205 ,0063,211 209

RegressionResidualTotal

Model1

SumofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors:(Constant),M.Laba,Afiliasi,Likuiditas,PPa.DependentVariable:BTGb.

Sumber : Output SPSS

Pengambilan keputusan dari pengujian hipote-sis adalah dengan melihat nilai signifikansi yaitu jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka hipotesis dit-erima, namun jika sebaliknya maka hipotesis di-tolak karena variabel independen bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pada tabel 8, dapat dilihat bahwa ting-kat signifikansi atau probabilitas sebesar 0,000 yaitu lebih kecil dari atau sama dengan 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka likuiditas, perusahaan afiliasi, pertumbuhan pendapatan, dan manajemen laba secara simultan berpengaruh signifikan terhadap BTG, sehingga dapat disimpulkan Ha1diterima.

Pengujian Hipotesis Secara ParsialPengujian ini dilakukan untuk mengetahui se-

berapa besar pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji ini dilaku-kan dengan menggunakan uji statistik t untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel li-kuditas, perusahaan afiliasi, pertumbuhan penda-patan, dan manajemen laba secara parsial terhadap BTG sebagai variabel dependen. Dasar keputusan yang diambil adalah dengan melihat tingkat sig-nifikansi kurang dari 0,05. Berdasarkan hasil pen-gujian pada Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa:

Page 16: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

98 MUHAMMAD SALEH DAN LOLA APRIYANTI RAUDHAH

Variabel likuiditas (X1) memiliki nilai signifi-kansi sebesar 0,000 yang merupakan lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap BTG. Dengan demikian, hipotesis kedua (Ha2) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terha-dap BTG diterima dan menolak H 02.

Variabel perusahaan afiliasi (X2) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,272 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bah-wa perusahaan afiliasi tidak berpengaruh terhadap BTG. Dengan demikian, hipotesis ketiga (Ha3) yang menyatakan bahwa perusahaan afiliasi ber-pengaruh terhadap BTG ditolak dan menerima Ho3 atau belum cukup bukti menolak H03.

Variabel pertumbuhan pendapatan (X 3 ) me-miliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pendapatan berpengaruh ter-hadap BTG. Dengan demikian, hipotesis keempat (Ha4) yang menyatakan bahwa pertumbuhan pen-dapatan berpengaruh terhadap BTG diterima dan menolak H04.

Variabel manajemen laba (X4) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap BTG. Dengan demikian, hipotesis keempat (Ha5) yang menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap BTG diterima dan menolak H 05.

PEMBAHASAN

Pengaruh Likuiditas, Perusahaan Afiliasi, Per-tumbuhan Pendapatan, dan Manajemen Laba terhadap Book Tax Gap.

Berdasarkan hasil pengujian statistik dan ana-lisis regresi dengan menggunakan program SPSS versi 20, dapat disimpulkan bahwa likuiditas, pe-rusahaan afiliasi, pertumbuhan pendapatan, dan manajemen laba secara simultan berpengaruh sig-nifikan terhadap BTG pada perusahaan non finan-cial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pen-garuh likuiditas, perusahaan afiliasi, pertumbuhan pendapatan, dan manajemen laba terhadap BTG memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis nol 1 (H01) ditolak dan menerima Ha1.

Pengaruh Likuiditas Terhadap Book Tax Gap Hasil regresi menunjukkan bahwa secarapar-

sial likuiditas berpengaruh terhadap BTG pada perusahaan non financial yang terdaftar di BEI. Pengaruh likuiditas terhadap BTG menunjukkan nilai signifikan pada tingkat 0,000 dimana nilai signifikan lebih kecil daripada 0,05 sehingga Ha2 diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan penel-itian Long et al. (2013) dan Sovdan (2012) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terha-dap BTG. Perusahaan yang memiliki nilai rasio yang rendah berpotensial mengalami kesulitan likuiditas.

Apabila suatu perusahaan mengalami kesuli-tan likuiditas, perusahaan tersebut dapat melaku-kan manajemen laba dan tidak akan mematuhi peraturan perpajakan dan cenderung melakukan penghindaran pajak. Hal ini menunjukkan keuan-gan suatu perusahaan dalam kondisi yang tidak sehat dan memiliki masalah mengenai arus kas, serta tidak mampu menanggung biaya-biaya yang muncul seperti biaya pajak.

Pengaruh Perusahaan Afiliasi Terhadap Book Tax Gap

Hasil regresi pengaruh perusahaan afiliasi ter-hadap BTG pada perusahaan non financial yang terdaftar di BEI menunjukkan nilai signifikan pada tingkat 0,272 yang berarti lebih besar dari-pada 0,05, yang artinya perusahaan afiliasi tidak berpengaruh terhadap BTG sehingga H03 diterima atau belum cukup bukti untuk menolak H03. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Martani et al. (2011) yang menyatakan bahwa perusahaan afiliasi tidak berpengaruh terhadap BTG. Hal ini diduga karena tidak semua perusahaan memiliki kepemilikan mayoritas, karena bagi suatu perusa-haan untuk mengendalikan perusahaan ini melalui kepemilikan saham, diperlukan kepemilikan may-oritas yang memiliki lebih dari 50% dari saham berhak suara yang beredar.

Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan Terha-dap Book Tax Gap

Hasil regresi pengaruh pertumbuhan pen-dapatan terhadap BTG pada perusahaan non fi-nancial yang terdaftar di BEI menunjukkan nilai signifikan pada tingkat 0,000 yang berarti lebih

Page 17: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 99

kecil daripada 0,05, yang artinya pertumbuhan pendapatan berpengaruh terhadap BTG sehingga Ha4 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kouba dan Anis (2015) dan Tang dan Firth (2011) yang menyatakan bahwa pertumbu-han pendapatan berpengaruh signifikan terhadap BTG.

Hal ini bisa terjadi karena semakin tinggi pertumbuhan pendapatan dapat menyebabkan beban pajak yang besar. Perusahaan-perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang be-sar lebih menguasai setiap kebijakan yang telah ditetapkan dalam prosedur akuntansi, salah satun-ya dalam melakukan perencanaan pajak sehingga perusahaan tersebut lebih mungkin dapat melaku-kan kecurangan.

Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Book Tax Gap

Hasil regresi pengaruh manajemen laba terha-dap BTG pada perusahaan non financial yang ter-daftar di BEI menunjukkan nilai signifikan pada tingkat 0,002 yang berarti lebih kecil daripada 0,05, yang artinya manajemen laba berpengaruh secara terhadap BTG sehingga Ha5 diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Martani et al . (2011) yang menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap BTG. Salah satu ala-san perusahaan melakukan manajemen laba ada-lah karena perpajakan, dimana perusahaan terse-but mengurangi laba bersih yang dilaporkan agar dapat mengefesiensikan jumlah pajak yang harus dibayar ke pemerintah.

Di dalam SAK, perusahaan diharuskan un-tuk menggunakan dasar akrual dalam pencatatan laporan keuangan sehingga memberikan kes-empatan bagi manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan perusahaan. Contohnya adalah mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan sampai periode akuntansi berikutnya, mempercepat atau menunda pengeluaran sampai periode berikutnya. Praktik kecurangan yang dilakukan perusahaan melalui manajemen inilah yang akan menyebabkan BTG semakin besar.

KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan bertujuan untukmen-guji pengaruh likuiditas, perusahaan afiliasi, per-tumbuhan pendapatan, dan manajemen laba terha-dap BTG (Book Tax Gap). Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan non financial yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2015.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:1. Likuiditas, perusahaan afiliasi, pertumbuhan

pendapatan, dan manajemen laba secara bersa-ma-sama berpengaruh terhadap BTG pada pe-rusahaan non financial yang terdaftar di BEI.

2. Likuiditas berpengaruh terhadap BTG pada perusahaan non financial yang terdaftar di BEI.

3. Perusahaan afiliasi tidak berpengaruh terha-dap BTG pada perusahaan non financial yang terdaftar di BEI.

4. Pertumbuhan pendapatan berpengaruh terha-dap BTG pada perusahaan non financial yang terdaftar di BEI.

5. Manajemen laba berpengaruh terhadap BTG pada perusahaan non financial yang terdaftar di BEI.

KETERBATASAN

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keter-batasan antara lain sebagai berikut:1. Penelitian ini hanya meneliti 42 perusahaan

non financial yang terdaftar di BEI selama pe-riode 2011-2015, sehingga hasilnya tidak da-pat digeneralisasi untuk semua perusahaan go public yang terdaftar di BEI.

2. Penelitian ini menggunakan sampel perusa-haan nonfinancial yang memperoleh laba, se-hingga tidak dapat mewakili perusahaan non-financial yang mengalami kerugian.

3. Penelitian ini hanya menggunakan empat vari-abel independen, yaitu likuiditas, perusahaan afiliasi, pertumbuhan pendapatan, dan manaje-men laba, sedangkan masih ada banyak vari-abel yang mempunyai kemungkinan mempen-garuhi book tax gap.

Page 18: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

100 MUHAMMAD SALEH DAN LOLA APRIYANTI RAUDHAH

SARAN

Untuk menambah referensi penelitian selan-jutnya, ada beberapa saran yang dikemukakan se-bagai berikut:1. Untuk praktisi agar berhati-hati dalam menilai

laba, baik laba akuntansi maupun laba pajak yang dilaporkan oleh perusahaan nonfinan-cial karena laba yang dilaporkan perusahaan terdiri dari beberapa laba sehingga pemangku kepentingan harus mampu memahami laba yang disajikan tersebut sesuai dengan kebutu-han pemangku kepentingan.

2. Untuk pihak perusahaan, agar dapat menin-gkatkan kepercayaan pemegang saham ter-hadap perusahaan, maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus dan menyampaikan informasi yang rel-evan kepada investor mengenai perkembangan perusahaan.

3. Untuk peneliti selanjutnya:a. Menguji kembali variabel-variabel dalam

penelitian namun dengan menggunakan proksi atau indikator yang lain yang ber-pengaruh terhadap BTG demi memperluas penelitian ini.

b. Menambah variabel-variabel lain yang da-pat mempengaruhi BTG seperti tingkat hu-tang, ukuran perusahaan, dan kompensasi kerugian.

c. Menambah periode penelitian dan/atau jenis perusahaan yang akan diteliti menjadi lebih banyak.

Page 19: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 101

REFERENSI

Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2012. Akuntansi Perpajakan. Edisi 2 Revisi. Jakarta: Salem-bat Empat.

Atwood, T. J., Drake, M. S., & Myers, L. A. 2010. Book-tax conformity, earning persistence and the association between earnings and future cash flows. Journal Of Accounting and Economis, 50(1), 111-125.

Baker, Richard E. 2011. Advanced Financial Accounting. McGraw Hill.

Belkoui, Ahmed Riahi. 2007. Accounting Theory. Jakarta: Salemba Empat.

Blaylock, Bradley., Shevlin, Terry., Wilson, Ryan J., (2012) Tax Avoidance, Large Positive Temporary Book- Tax Differences, and Earnings Persistence, The Accounting Review, Vol. 87, No. 1 (2012), pp. 91–120

Bursa Efek Indonesia. 2016. Aktivitas dan Profil Perusahaan. Melalui http://www.idx.co.id. Tanggal akses 9 – 13 Januari 2016 dan 15-20 April 2016.

E. Kieso, Donald, Jerry J, Weygandt and Teery D. Warfield, 2011. Intermediate Accounting, Edisi 12 by: Erlangga

Direktorat Jendral Pajak. 2008. Undang-Undang No. 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 19. Edisi ke-5. Sema-rang: Universitas Diponegoro.

Gupta, S., & Newberry, K. 1997. Determinants of the variability in corporate tax rates: Evidence from longitudinal data. Journal of Accounting and Public Policy, 16, 1-34.

Hanlon, M. 2005. The Persistence of Earnings, Accruals, and Cash Flows When Firms Have Large Book-Tax Differences. The Accounting Review, 80, 137-166.

Harnanto. 2013. Perencanaan Pajak. Edisi Pertama. Jogjakarta: BPFE.

Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan. Edisi 4. Jogjakarta: BPFE.

Ikatan Akuntan Indonesia.2010. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Jackson, Mark. 2009. Book Tax Differences and Earnings Growth. Working Paper, University of Or-egon.

Wild, John J . 2005. Financial Statement Analysis: Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8. Jakarta: Sa-lemba Empat.

Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 7. Jogjakarta: BPFE.

Page 20: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

102 MUHAMMAD SALEH DAN LOLA APRIYANTI RAUDHAH

Long, Yue’s, Kangtao Ye and Mingjun Lv. 2013.Non-institutional Determinants of Book-Tax Differ-ences: Evidence from China. Journal of Accounting and Finance. Vol. 13(3)

Kasmir, 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kiswara, Endang. 2011. Akuntansi Perpajakan. Semarang: BP UNDIP.

Koubaa, Rakia Riguen and Jarbou Anis. 2015. Book-tax differences: Relevant explanatory factors. In-ternational Journal of Accounting and Economics Studies, 3 (2) 2015 95-104.

Manzon, G. and G. Plesko. 2002. The Relation Between Financial and Tax Reporting Measures of In-come. The Law Review, 55, 175-214.

Martani, Dwi, Debby Fitriasari, dan Yulianti Anwar. 2010. Influence Of Book Tax Gap Towards Earn-ings Persistence And Firm Value For The Period Of 1999 – 2007. The 3rd Accounting & The 2nd Doctoral Colloquium

Martani, Dwi, Yulianti Anwar, dan Debby Fitriasari. 2011. Book-Tax Gap: Evidence From Indonesia.China-USA Business Review. Vol. 10, No. 4, 278-284

Martani, Dwi dan Amy Fontanella. 2014. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Book Tax Dif-ferences (BTD) pada Perusahaan listed di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XVII. Nusa Tenggara Barat.

Mills, L., & Newberry, K. 2001. The Influence of tax and non-tax costs on book-reporting differences : Public and private firms. Journal of the American Taxation Association, 23(1), 1-19.

Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: Liberty

Persada, Aulia Eka dan Dwi Martani. 2010. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Book Tax Gap Dan Pengaruhnya Terhadap Persistensi Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Volume 7 - No. 2, Desember 2010

Phillips, John., Morton Pincus, and Sonja Olhoft Rego. 2003. Earnings Management: New Evidence Based on Deferred Tax Expense. The Accounting Review, 78, 491-521.

P, Sumadji dan Yudha Pratama. 2010. Kamus Istilah Ekonomi. 2010. Jakarta: Gama Press.

Republik Indonesia. 2008. Undang-undang No. 36 Tentang Pajak Penghasilan. Jakarta.

Resmi, Siti. 2014. Perpajakan: Teori dan Kasus. Buku 1. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Jogjakarta: BPFE UGM

Sahamok. 2016. Daftar Perusahaan NonFinancial. Melalui http://www.sahamok.com. Tanggal akses 3-7 April 2016.

Scott, William. 2014. Financial Accounting Theory. Seventh Edition. Toronto: Pearson Prentice Hall

Page 21: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 103

Sekaran, Uma. 2011. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Buku 1. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat

Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2013. Research Methods For Business. Sixth Edition. Italy: Printer Trento Srl.

Sovdan, S. 2012. Book-tax differences and companies financial characteristics: The case of Croatia. The Business Review, Cambridge, 19 (2), 265-271.

Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Subramanyam, K.and John J. Wild. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Em-pat.

Slamet, Abdul dan Provita Wijayanti. 2012. Respon Perubahan Tarif Pajak Penghasilan, Insentif dan Non-Insentif Pajak Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Unissula.Vol 1 No.1 Desember 2012.

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.

Suwandika, I Made Andi dan Ida Bagus Putra Astika. 2013.Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi, Laba Fiskal, Tingkat Hutang Pada Persistensi Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Tang, Tanya Y.H. 2006. Book-Tax Differences, a Proxy for Earnings Management and Tax Management - Empirical Evidence from China. Working Paper, The Australia National University.

Tang, T. dan Firth, M. 2011. Book-Tax Differences, a Proxy for Earnings Management and Tax Manage-ment - Empirical Evidence from China. The International Journal of Accounting, 46(2), 175-204.

Waluyo. 2012. Akuntansi Pajak. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Zain, Muhammad. 2008. Manaejemen Perpajakan. Jakarta:Salemba Empat.

Page 22: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

104 MUHAMMAD SALEH DAN LOLA APRIYANTI RAUDHAH

Page 23: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 105

PRODUK ORIGINAL EQUIPMENT MANUFACTURER (OEM) BERDASARKAN SUDUT PANDANG KONSUMEN

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN & BISNISVolume 19, Nomor 2, Oktober 2018P-ISSN: 1412–968XE-ISSN: 2598-9405 Hal. 105-115

HERMANTO DAN YUNITA BUDI RAHAYU SILINTOWEFakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga

One of the company’s efforts to reduce operating costs, the speed of product delivery time, and improve product quality is by producing OEM products. OEM products are expected to play a critical role in the market and control the range of competitive values of product sales. The purpose of this research is to explain con-sumer perception of price, quality, and packaging of Original Equipment Manufac-turer (OEM) product printer spare parts in Karunia Toner store. Consumer perception data using primary data obtained by using in-depth interview technique. As research subjects are consumers, who have purchased an OEM product at the Karunia Toner store. As the factors of perception include price, quality, and product packaging. Data analysis using qualitative descriptive analysis technique with data collection stage, data reduction, conclusion drawing and display data. The results show that consumer perception when viewed from the quality, OEM products have less good quality; from the price aspect, OEM products have low prices, resulting in a negative perception for consumers; while from packaging, OEM product packaging is also considered less attractive, the size is too small and the packaging image is simple, and the quality of packaging is also less good. Consumer perceptions of OEM printer spare part products are not good enough in the eyes of consumers.

Keywords: Original Equipment Manufacturer, Consumer Perception, Quality Perception, Price Perception, Packaging Perception

Page 24: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

106 HERMANTO DAN YUNITA BUDI RAHAYU SILINTOWE

PENDAHULUAN

Seiring dengan berkembangnya jaman, setiap konsumen memiliki persepsi yang berbeda-be-da terhadap suatu produk, karena konsumen be-rasal dari berbagai segmen yang tentu memiliki sikap dan pola pikir berbeda dalam menilai suatu objek. Perbedaan kebutuhan dan keinginan kon-sumen menimbulkan perilaku pembelian yang unik. Perusahaan yang ingin produknya dikenal dan menarik minat konsumen, perusahaan perlu mengetahui dan memahami perilaku konsumen terhadap produk yang nantinya akan ditawarkan. Dalam perusahaan tindakan untuk mencapai kes-uksesan harus menjalankan pemasaran yang baik, agar perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Aktivitas pemasaran memiliki tujuan untuk dapat mempengaruhi konsumen agar mem-beli barang dan jasa yang ditawarkan oleh peru-sahaan.

Bagi seorang konsumen yang membeli suatu produk, pertama-tama mereka harus mengenali produk tersebut. Pengenalan produk dapat diketa-hui melalui merek maupun iklan produk. Merek adalah tanda, simbol atau rancangan atau kom-binasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikan-nya dari barang atau jasa pesaing (Kotler & Keller, 2012). Selain membedakan satu produk dengan produk yang lain, merek juga memberi manfaat bagi konsumen diantaranya membantu mengiden-tifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas pro-duk. Konsumen lebih mempercayai produk den-gan merek tertentu dari pada produk tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan sama.

Setiap konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk bisa dinilai dari kualitas produk, apabila kualitas produknya bagus maka akan tercipta rasa kepuasan konsumen terhadap produk tersebut. Produk original adalah produk yang merupakan barang resmi dari pihak pembuatnya. Barang ini murni diproduksi, diseleksi, distandarisasi oleh sang produsen sendiri sehingga kualitas barang benar-benar terjaga dan tidak mengecewakan para pembelinya (Basri, n.d.). Produk original akan diproduksi dalam jumlah yang terbatas, sehingga akan menimbulkan permintaan pasar yang ting-

gi, apabila pihak produsen memproduksi produk original dalam jumlah yang banyak maka membu-tuhkan biaya oprasional yang tinggi, salah satun-ya biaya upah ketenagakerjaan yang cukup besar. Pihak produsen akan tetap memproduksi produk original, namun akan diproduksi ditempat yang berbeda, tindakan tersebut untuk mengurangi bi-aya operasional, kemudian produk yang dihasil-kan tersebut dinamakan produk Original Equip-ment Manufacturer (OEM) (Quesada, Syamil, & Doll, 2006).

Original Equipment Manufacturer (OEM) adalah dimana perusahaan pertama yang telah membuat komponen atau bahan baku utama un-tuk membuat suatu produk, kemudian komponen tersebut diolah di perusahaan baru, dan perusa-haan baru menggunakan komponen atau bahan baku utama tersebut untuk membuat produk yang sama dengan produk yang di produksi oleh peru-sahaan sebelumnya, namun untuk yang ‘pemakai brand’, barang OEM tentu tidak bisa menunjuk-kan branded atau yang ternama sebelumnya, dan barang OEM menciptakan merek dan desain ke-masan baru. Dengan adanya produk OEM peru-sahaan dapat mengurangi biaya operasional, kece-patan waktu pengiriman produk, meningkatakan kualitas produk, dan perusahaan dapat melihat bagimana cara supplier memainkan peranan kri-tis dalam mengontrol rangkaian nilai kompetitif. Performa ketepatan supplier menentukan kemam-puan dari produk OEM untuk mengimplementasi perubahan teknik dan juga secara cepat menyapu habis produksi dari hasil produk baru (Quesada et al., 2006).

Original Equipment Manufacturing (OEM) merupakan suatu komponen atau sparepart pen-dukung dalam proses perakitan (Arifin & Fachro-dji, 2015). Salah satu komponen pendukung dalam meningkatkan industri otomotif yang penting ada-lah ban. Di antara berbagai merk ban yang ada di pasaran Indonesia, yang mengalami pertumbuhan penjualannya secara tajam dan termasuk produk OEM adalah ban merk Hankook. Selain produk OEM otomotif, melainkan juga ada pada produk printing yaitu sparepart printer. Perkembangan pada printer terus terjadi mulai dari Printer dot matrix hingga printer laser jet yang terus melaku-kan penyempurnaan produk dengan mengikuti

Page 25: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 107

perkembangan teknologi yang ada. Jenis printer laser jet merupakan jenis printer yang metode pencetakannya tinta bubuk atau yang biasa di se-but toner dengan menggunakan perangkat infra merah. Selain hasil cetak yang lebih bagus jika dibanding dengan jenis printer dot matrix maupun ink jet, printer laser jet juga memiliki kecepatan pencetakan yang tinggi dan hasil cetaknya pun juga lebih cepat dan kering (Niko, 2014) . Print-er laser jet diperlukan perawatan dan pergantian komponen-komponen diantara lainya sepeti car-tridge, drum, fuser, dan komponen lainnya. Per-gantian komponen bertujuan untuk mendapatkan hasil cetak yang sempurna, dan komponen printer laser jet tidak hanya yang original melainkan ada yang OEM.

Karunia Toner adalah salah satu cabang toko persediaan produk OEM sparepart printer laser-jet di kota Salatiga yang menyediakan beragam produk OEM untuk berbagai macam printer laser-jet. Produk di toko Karunia Toner merupa-kan produk yang masuk dalam kategori Shopping Product. Dimana saat konsumen membeli produk OEM di toko Karunia Toner, sering sekali mem-bandingkan produk OEM Karunia Toner dengan produk ternama seperti produk Samsung dan HP. Berdasarkan pengamatan awal di lapangan dan hasil dari wawancara yang telah dilakukan den-gan konsumen yang pernah mengunjungi toko Karunia Toner diperoleh keterangan bahwa selain memiliki kelebihan, produk OEM di toko Karunia Toner juga memiliki beberapa kekurangan yang harus diperbaiki. Hal ini sangat mempengaruhi tingkat penjualan produk OEM di toko Karunia Toner. Oleh karena itu, pihak Karunia Toner harus mengetahui dan memperbaiki segala kekurangan yang ada, untuk meningkatkan usaha toko Karu-nia Toner.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rakhman, yang menganalisis persepsi konsumen terhadap produk rokok Fit Mild Bright untuk me-nentukan persepsi konsumen terhadap produk rokok Fit Mild di wilayah perkotaan Kabupaten Jamber (Rakhman, 2013). Variabel yang diguna-kan dalam penelitian ini mutu produk, ciri produk, desain produk, sifat produk dan rangsangan produk. Hasil dari penelitian persepsi konsumen terhadap rokok merek Fit Mild Bright di wilayah

perkotaan Kabupaten Jember adalah bagus. Selain penelitian Rakhman terdapat juga penelitian Wi-bisono yang menganalisis tentang Persepsi Kon-sumen Terhadap Produk Private Label Indoma-ret, Studi Pada Indomaret di Salatiga (Wibisono, 2014). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini harga, kualitas, kemasan, dan nilai fungsional. Hasil dari penelitian Persepsi Konsumen Terha-dap Produk Private Label Indomaret adalah bagus.

Berdasarkan uraian di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui persepsi konsumen terhadap produk Original Equiment Manufacturer (OEM) sparepart printer di toko Karunia Toner. Tujuan dari penelitian ini dapat memaparkan persepsi konsumen terhadap Origi-nal Equitment Manufacturer (OEM) sparepart printer di toko Karunia Toner. Adapun persepsi konsumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah persepsi mengenai kualitas, harga dan kemasan produk. Dengan mengetahui persepsi kualitas, harga dan kemasan, pihak Karunia Toner diharapkan dapat memperbaiki segala kekuran-gan yang ada, untuk meningkatkan usaha Karunia Toner.

TINJAUAN PUSTAKA

Persepsi KonsumenPersepsi adalah proses bagaimana seorang

melihat, memilih, merumuskan dan menafsirkan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia. Konsumen adalah semua orang yang membeli dan mengkonsumsi barang dan jasa. Jadi persepsi konsumen adalah merupakan suatu proses seorang individu yang merupakan pembeli dan pengguna barang atau jasa, memilih, mengorganisasi dan menafsikan masukan-masukan informasi untuk mengoptimal-kan gambaran yang bermakna tentang dunia (Kot-ler & Keller, 2012).

Persepsi adalah cara orang memandang di dunia ini. Dari definisi yang umum ini kita dapat melihat bahwa persepsi seseorang akan berbeda dari yang lain. Cara memandang dunia sudah pasti dipengaruhi oleh sesuatu dari dalam maupun luar orang itu.Media masa dengan segala bentuknya, bisa membentuk persepsi yang serupa antar war-ga kelompok masyarakat tertentu; dalam hal pe-

Page 26: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

108 HERMANTO DAN YUNITA BUDI RAHAYU SILINTOWE

masaran, pengaruh iklan di media masa, kemasan produk, papan reklame, dsb., mempengaruhi persepsi seseorang terhadap sesuatu produk atau merek (Schiffman & Kanuk, 2000).

Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana sensasi adalah ak-tivitas merasakan atau penyebab perasaan yang menggembirakan, kemudian tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara (Setiadi, 2008). Persepsi adalah proses bagaimana stimu-li-stimuli itu diseleksi, diorganisasikan dan diin-terpretasikan. Stimuli adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mem-perngaruhi tanggapan individu. Kita merasakan bentuk, warna, suara, sentuhan, aroma, dan rasa dari stimuli. Perilaku kita kemudian dipengaruhi oleh persepsi-persepsi fisik ini.

Persepsi Konsumen pada Kualitas ProdukPengertian kualitas berdasarkan pemikiran

konsumen adalah total dari fitur dan karakteristik sebuah produk atau pelayanan yang menghasilkan kemampuan untuk menentukan kepuasan atau kepercayaan yang diperlukan (Kotler & Keller, 2012). Kemudian berdasarkan pemikiran pen-jual, kualitas merupakan produk yang dinilai dari kebutuhan konsumen, melampaui harapan kon-sumen, dan mencapai kepuasan konsumen. Kuali-tas produk dan layanan, kepuasan konsumen dan profit prusahaan saling berhubungan satu sama yang lain. Level yang lebih tinggi dari kualitas di-hasilkan dilihat dari kepuasan konsumen dimana didukung oleh harga yang lebih tinggi dan ser-ing juga oleh harga yang lebih rendah. Dimensi kualitas produk meliputi kinerja (performance), keistimewaan tambahan (features), deandalan (re-liability), kesesuaian dengan spesifikasi (conform-ance to specifications), daya tahan (durability), estetika (asthethic) (Kotler & Keller, 2012).

Persepsi konsumen pada kualitas suatu produk diukur berdasarkan tiga indikator yaitu daya tahan produk, daya tahan dari kemasan produk, dan ke-mudahan mendapatkan produk (Sukma & Baih-agi, 2013). Hasil uji dari ke tiga indikator dapat diketahui bahwa konsumen sangat memperhati-kan kualitas produk melalui informasi yang tertera dikemasan produk, dan ukuran produk yang me-

narik. Selain dilihat dari informasi kemasan dan produk yang menarik, produk yang mudah dite-mukan diberbagai pusat perbelanjaan menunju-kan produk tersebut cukup terkenal dipasaran dan membentuk persepsi konsumen bahwa produk tersebut pasti berkualitas, sehingga menarik minat calon konsumen untuk mengkonsumsinya.

Persepsi Konsumen pada Harga Produk

Harga merupakan sejumlah uang yang dibe-bankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler & Amstrong, 2001). Sedangkan menurut ahli yang lain, harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk men-dapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Stanton & William, 2001).

Jadi harga adalah sejumlah uang yang dibutuh-kan konsumen untuk mendapatkan atau memiliki suatu barang yang memiliki manfaat serta peng-gunaannya. Menurut Kotler harga memiliki be-berapa indikator yaitu: (1) keterjangkauan harga, (2) kesesuaian harga dengan kualitas produk, (3) daya saing harga, (4) kesesuaian harga dengan manfaat produksi, (5) harga mempengaruhi daya beli beli konsumen, (6) harga dapat mempen-garuhi konsumen dalam mengambil keputusan (Kotler, 2012).

Persepsi konsumen pada harga akan produk yang dibelinya, melihat dari kelebihan produk tersebut dan membandingkan terlebih dahulu harga dari masing-masing produk (Susilo, 2007). Jika produk yang ingin dibeli mengalami kenai-kan harga maka konsumen cendrung beralih ke produk yang lain. Semakin tinggi harga semakin tinggi pula kualitas produk yang dipersepsi kon-sumen.

Persepsi Konsumen pada Kemasan Produk

Pengemasan adalah semua aktivitas dalam mendesain dan memproduksi kemasan dari produk (Kotler, 2012). Pengemasan terdiri dalam tiga level dari material. Sebagai contoh kemasan parfum terdiri dari botol (kemasan utama) dalam kotak kemasan (kemasan kedua) dan dus (ke-masan pengiriman). Pengemasan yang baik dapat membangun ekuitas merek dan mengontrol pen-

Page 27: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 109

jualan. Kemasan adalah wadah utama produk ke-pada pembeli yang menentukan keputusan akhir pembelian. Kemasan juga mempengaruhi pen-galaman konsumen terhadap produk yang dikon-sumsi. Kemasan produk yang efektif yaitu me-narik perhatian konsumen, mendeskripsikan fitur produk, membuat kepercayaan konsumen, dan membuat persepsi yang baik bagi konsumen. Ke-masan memiliki beberapa indikator yaitu ukuran, bentuk, bahan, warna, tulisan, dan logo (Kotler, 2012).

Persepsi konsumen mengenai kemasan produk sangatlah subjektif dan beraneka ragam (Wibiso-no, 2014). Konsumen mendapatkan suatu produk dilihat dari segi desain kemasan, warna kemasan, dan daya tahan kemasan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan menggunakan penelitian deskriptif yang menggambarkan atau melukiskan suatu keadaan tertentu. Di dalam penelitian ini yang akan digambarkan penulis adalah Persepsi Konsumen terhadap Produk Original Equpment Manufacturer (OEM) di toko Karunia Toner. Subyek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah membeli produk OEM di toko Karunia Toner, berjumlah sepuluh orang yang sudah pernah membeli produk OEM di toko Karunia Toner. Penentuan sampling terse-but menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, kemudian pengambilan sampel secara sengaja sesuai den-gan persyaratan sampel yang diperlukan (Sugi-yono, 2013). Penentuan sampel tersebut berdasar-kan kedudukan yang dimiliki oleh responden. Kedudukan yang dijadikan kriteria dalam pe-nentuan sampel ini adalah kedudukan konsumen Karunia Toner.

Penelitian ini menggunakan data primer. Un-tuk teknik memperoleh datanya menggunakan teknik in-depth interview yaitu untuk menemun-kan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya (Sugiyono, 2013). In-depth in-terview direkam menggunakan peralatan digital audio recording. Kemudian dianalisis mengguna-

kan konten dan analisis tematik untuk menggam-barkan frekuensi seberapa sering objek tertentu dikarakteristikkan secara khusus (Sinaga, 2015), yang berhubungan dengan Persepsi Konsumen terhadap Produk Original Equipment Manufac-turer (OEM) di toko Karunia Toner.

Teknik analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif. Teknik analisa deskriptif kualitatif adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain secara sistematis sehingga mudah dipa-hami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2013). Teknik analisis data yang digunakan meliputi 4 tahap yakni:

Gambar 1. Empat Tahap Teknik Analisis Data

Pertama data collection memindahkan reka-man wawancara selama proses wawancara ke dalam bentuk tertulis secara rinci dan teliti. Ked-ua, data reduction yaitu mendeskripsikan identi-tas subyek, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, menentukan bentukan pola-pola perilaku yang ditunjukkan oleh masing-masing subyek selama proses wawancara. Ketiga, data display setelah data direduksi langkah se-lanjutnya yaitu menyajikan data dengan men-gelompokkan hasil jawaban dari informan dengan tujuan agar data dapat terorganisasikan, tersusun dalam hubungan yang sama. Keempat, conclusion drawing menarik kesimpulan berdasarkan hasil jawaban dari informan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persepsi Konsumen pada Kualitas ProdukKualitas berdasarkan pemikiran konsumen

adalah total dari fitur dan karateristik sebuah

Page 28: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

110 HERMANTO DAN YUNITA BUDI RAHAYU SILINTOWE

produk atau pelayanan yang menghasilkan ke-mampuan untuk menentukan kepuasan atau ke-percayaan yang diperlukan (Kotler & Keller, 2012). Kualitas produk berpengaruh besar untuk konsumen membeli suatu produk. Dalam peneli-tian ini sebagian besar responden menjadikan kualitas suatu produk sebagai faktor yang dijadi-kan pertimbangan dalam memilih produk.

Berdasarkan dari hasil penelitian ini 7 dari 10 informan menjadikan kualitas produk OEM se-bagai faktor yang dijadikan pertimbangan dalam membeli produk OEM. Kualitas produk OEM sangat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk OEM. Hal tersebut dikarenkan produk OEM sparepart printer masih memiliki kualitas yang belum bagus. Produk OEM dianggap sebagai produk yang memiliki kualitas rendah. 7 informan mengungkapkan bahwa produk OEM memiliki kualitas yang tidak bagus walaupun dikatakan original. Tujuh informan ini kurang percaya dan meragukan kualitas produk OEM. Pendapat ini juga didukung dalam penelitian sebelumnya oleh Wibisono, konsumen setuju bahwa produk asli dan merek terkenal dapat lebih dipercaya dan me-miliki kualitas yang lebih baik (Wibisono, 2014). Berikut ini ungkapan dari informan 6 yaitu :

“Kalau dari kualitas sih ya mas, memang kurang bagus mas, produk OEM itu, banyak cacat barang ne mas, wes ga begitu percaya aku mas, ka-lau barang OEM itu ori dan bagus.” (Informan 6)

Kualitas penilaian kinerja dan jaminan produk OEM sparepart printer masih belum memadai, hal ini masih terjadi kemacetan dalam opera-sional nya. Toko karunia tidak memiliki jaminan atau garansi service produk OEM dalam jangka panjang, namun hanya memiliki jaminan produk apabila tidak bisa dipakai dan bisa ditukar kembali selama 1 kali 24 jam. 7 dari 10 informan meng-gunakan produk OEM yang kinerja produk OEM yang tidak baik, dan kerusakan produk sebelum usianya. Berikut ungkapan dari informan 1 :

“Untuk kinerjanya diawalnya sih bagus, tapi nanti belum masa usianya dia sudah mulai trou-blenya seperti hasil print out sudah kurang jelas, padahal isi tonernya masih, intinya masih kurang bagus kinerjanya, mohon ditingkatkan lagi.” (In-forman 1)

Kelengkapan dan kesesuaian dengan spesi-

fikasi produk OEM sparepart printer juga masih belum sesuai, ini dikarenakan beberapa produk OEM yang didapatkan tidak cocok, tidak sesuai, dan tidak lengkap, sehingga beberapa konsumen memperoleh barang tidak bisa digunakan, dikare-nakan kurang lengkap sparepartnya. Seperti yang di ungkapkan oleh informan 9 yaitu :

“Macam-macam yang kurang mas, kadang isi tonernya, kadang bhusingnya, kadang chipn-ya, trus itu lho mas, yang membuat hasil print ko-tor dan tidak jelas, kayak magnet roll sama PCR yang dalam catridge saya beli, itu bukan buat type 85A, terus saya bongkar ternyata magnet roll sm PC buat type 12A pantasan hasil e jelek, ukuran e kebesaran.” (Informan 9)

Bentuk fisik, model, desain, warna dan ukuran beserta daya tahan produk OEM sparepart printer belum terpenuhi, hal ini telah diungkapkan oleh 7 dari 10 informan bahwa ukuran sparepartnya kepanjangan, kependekan dan kebesaran beserta daya tahannya kurang. 7 dari 10 yang pernah men-dapatkan produk OEM yang tidak cocok ukuran bentuk fisiknya, beserta daya tahannya kurang yang seharusnya produk OEM bisa dipakai sam-pai 3 kali refil, namun ungkapan dari informan hanya bisa di pakai rata-rata 2 kali refil, sehingga menimbulkan hasil yang tidak memuaskan. Seper-ti yang diungkapkan oleh informan 1 dan 3 yaitu:

“Kalau untuk kelamaan atau usia ketahanan sparepart OEM masih kurang terkadang mas, soalnya saya pakainya 2 kali refil sudah habis, tidak bisa dipakai lagi.” (Informan 1)

“Kalau dari bentuk fisik atau ukuran kadang ada yang beda mas, atau tidak cocok, barangnya kadang kepanjangan gitu mas. Kayak magnet roller kadang kepanjangan jadi ga muat, dan opc drum buatnya itu agak gak mulus, saat dipasang ke mesin bunyi-bunyi mas.” (Informan 3)

Persepsi Konsumen pada Harga produkHarga merupakan sejumlah uang yang dibe-

bankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler & Amstrong, 2001). Konsumen lebih membeli produk harga yang rendah apabila ada dua produk yang sama bentuknya, walaupun berbeda merek dan ke-

Page 29: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 111

masannya (Hartanto & Haryanto, 2012). Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan

oleh sebagian besar informan, konsumen men-jatuhkan pilihan untuk membeli produk OEM karena harganya yang lebih murah dibanding-kan dengan produk jenis lainnya, namun be-berapa konsumen juga mempertimbangkan harga produk OEM sparepart printer yang belum sesuai. Perselisihan harga diperkirakan mencapai 40% dibandingkan dengan produk jenis lainya, yang membuat konsumen tertarik. Hal ini disebabkan oleh pendapatan konsumen yang pas-pasan, dan dengan ia membeli produk OEM, ia dapat meng-hemat pengeluarannya.

Persepsi konsumen pada harga produk OEM dilihat dari keterjangkauan harga produk OEM di-katakan murah atau terjangkau murah, namun un-tuk kesesuaian harga dengan kualitas dibeberapa jenis produk OEM masih dikatakan belum sesuai, hal ini telah diuji coba oleh sebagian besar kon-sumen, namun belum mendapatkan yang sesusai kualitasnya, seperti pemakaian sparerpart printer berjenis opc drum, seharusnya bisa digunakan sampai 3 kali refil baru diganti, namun hasilnya hanya bisa digunakan masksimal 1 sampai 2 kali refil baru ganti, sehingga membuat konsumen mempertimbangkan kesesuaian harga produk OEM jenis OPC drum. Seperti yang diungkapkan oleh informan 8 yaitu :

“Harganya belum sesuai mas, barang nya kurang bagus, kayak tadi saya bilang mas, Cuma 1 kali refil sudah ganti, padahal kan itu harusnya 3 kali.” (Informan 8)

Kemudian daya saing harga produk OEM masih dikatakan murah, sehingga harga yang mu-rah mempengaruhi konsumen untuk membeli lagi, hal ini dipengaruhi oleh pendapatan konsumen yang pas-pasan. Seperti yang diungkapkan oleh informan 5 yaitu :

“Harga produk OEM ditoko Karunia Toner itu lebih murah kalau dibandingkan produk original ternama. Mungkin selisihnya nggak terlalu jauh ya, tapi untuk saya sendiri yang masih pendapa-tannya yang masih pas-pasan ya produk OEM itu lumayan lah ya” (Informan 5)

Informan 5 yang merupakan seorang pekerja kantor dengan pendapatan pas-pasan mengungka-pkan bahwa dengan ia membeli produk OEM, ia

dapat menghemat pengeluarannya. Menurut Kot-ler, konsumen memilih produk tanpa merek ka-rena dapat menghemat biaya sebesar 30% (Kotler, 2012). Konsumen tersebut juga tidak loyal kepada toko atau ritel dan memiliki kecenderungan untuk berpindah dari toko satu ke toko yang lain dalam mencari produk yang dibutuhkan (Chakraborty, 2011).

Persepsi Konsumen pada Kemasan ProdukPersepsi konsumen mengenai kemasan produk

OEM sangatlah subjektif dan beraneka ragam. Hasil in depth interview ini konsumen memper-timbangkan kemasan dalam membeli produk OEM sparepart printer. Hal ini dikarenakan produk OEM sparepart printer memiliki kemasan yang sederhana dan kurang menarik. Konsumen sedikit mempertimbangkan kemasan dikarenakan kemasannya terlalu kecil, tipis, kemudian tidak aman bagi produknya. 7 dari 10 informan men-gungkapkan kemasan sparepart OEM tidak bagus, karena kemasan mudah rusak, tidak aman bagi produknya, sehingga sebagian produk yang dibeli konsumen tidak bisa digunakan. Hal ini disebab-kan produk OEM memiliki kemasan yang seder-hana dan kurang tebal kemudian mudah rusak. Berikut ini ungkapan oleh informan 4.

“Kemasan gampang rusak mas, terlalu tipis mungkin ya, seperti catridge yang pernah saya beli, itu drumnya tidak berfungsi, kalau bisa di-ganti yang lebih bagus lagi lah kemasannya.” (Informan 4)

Kemasan produk OEM sparepart printer jenis catridge yaitu desain kemasan sparepart OEM masih belum bagus dan masih ada kekurangan, seperti kekurangan keterangan pemakaian dan gambar produk tidak sesuai dengan isi kemasan. Seperti ungkapan dari Informan 4, dan 9 yaitu:

“Kalau desain kemasannya aneh mas, kurang tertarik, kalau bisa cetak yang ada gambar sesuai dengan isi dalam kemasan mas.”(Informan 4)

“Kurang keterangan pemakaian mas, jadi kita sebagai konsumen kadang kurang tau cara pemakaiannya, tapi gak papa lah sing tak butuh-kan barangnya bukan kemasannya.” (Informan 9)

Hasil in depth interview ini menyatakan bah-wa kemasan menjadi faktor yang diperhatikan konsumen dalam membeli sebuah produk. 7 dari

Page 30: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

112 HERMANTO DAN YUNITA BUDI RAHAYU SILINTOWE

10 responden mengatakan bahwa dalam membeli suatu produk, konsumen lebih mempertimbang-kan kemasan yang mempengaruhi nilai fungsional dalam suatu produk .

Dari hasil pembahasan di atas, produk OEM sparepart printer adalah produk dengan harga yang lebih terjangkau untuk kalangan dengan pen-dapatan yang terbatas. Hoch and Banerjee berpen-dapat bahwa produk tanpa merek ditujukan untuk konsumen yang berada pada segmen price sensi-tive (Hoch & Banerji, 1993). Selain itu produk OEM memiliki kualitas yang tidak terlalu baik di benak konsumen. Konsumen juga berpendapat bahwa produk OEM tidak menggunakan kemasan yang menarik dan lebih menggunakan kemasan yang lebih sederhana dan simpel. Namun seba-gian konsumen tidak menjadikan kemasan produk OEM sebagai salah satu faktor pertimbangan un-tuk membeli suatu produk. Konsumen lebih mem-pertimbangkan nilai fungsional produk OEM. Produk OEM juga dapat dijadikan sebagai alat pemuas kebutuhan konsumen. Dengan demikian produk OEM dapat dijadikan alternatif produk pengganti dari produk yang mahal.

Persepsi Konsumen terhadap produk OEMFenomena yang menarik pada saat ini yakni

konsumen lebih memilih membeli produk den-gan percaya akan kualitas dari produk yang sudah terkenal dibandingkan dengan produk yang belum terkenal (Hartanto & Haryanto, 2012). Dalam pe-nelitian yang dilakukan melibatkan 10 konsumen toko Karunia Toner sebagai narasumber, dite-mukan hasil yang berbeda mengenai pembelian produk jenis OEM. Narasumber saat diberi per-tanyaan mengenai persepsi produk OEM dimana, 7 dari 10 narasumber menilai produk OEM kurang bagus.

Hasil In-depth interview yang sudah dilak-sanakan, 7 dari 10 informan berpendapat bahwa produk OEM dianggap memiliki kualitas yang kurang bagus., Hal tersebut dinilai dari hasil produksinya, yang kurang memuaskan. Seperti ungkapan dari informan 8 :

“Kualitasnya gak bagus mas, soalnya kurang awet, kurang puas lah mas. Dari OPC drumnya mas, pakai sekali refil mentok 2 kali refil, sudah harus ganti. Soalnya hasilnya sudah buram.” (In-

forman 8) Berdasarkan ungkapan dari informan 3 (“Men-

urut saya harga cukup murah mas, tapi saya lebih memilih produk dengan kualitas yang ba-gus, walaupun mahal sedikit. (Informan 3)) yang berpersepsi pada harga akan produk, konsumen lebih memilih produk kualitas yang lebih bagus dan harga sekitar 30% lebih mahal, karena dengan kualitas lebih bagus dan harga sedikit mahal da-pat mengurangi rasa ketidakpercayaan konsumen akan produk yang dijual ditoko tersebut.

Pengemasan yang baik dapat membangun ekuitas merek dan mengontrol penjualan. Ke-masan adalah wadah utama produk kepada pem-beli yang menentukan keputusan akhir pembelian. Kemasan juga mempengaruhi pengalaman kon-sumen terhadap produk yang dikonsumsi (Kot-ler, 2012). Hasil in depth interview ini konsumen mempertimbangkan kemudian memperhatikan kemasan dalam membeli produk OEM sparepart printer. Hal ini sesuai dengan ungkapan informan 8 (“kardusnya tipis mas, kurang tebal. Jadi mu-dah rusak kayak jatuh dari meja aja udah trouble produknya”(informan 8)), pertimbangan tersebut dikarenakan produk OEM sparepart printer memi-liki kemasan yang sederhana dan kurang menarik. Konsumen mempertimbangkan kemasan seperti kemasannya terlalu kecil, tipis, kemudian tidak aman bagi produknya.

Keterbatasan Penelitian Sudut pandang konsumen terhadap produk

OEM dalam penelitian ini hanya berlaku untuk produk sparepart printer dan tidak dapat digen-eralisasi untuk produk OEM yang lain, misalnya: ban.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang dis-ampaikan sebelumnya, dapat disimpulkan bah-wa persepsi konsumen terhadap produk OEM sparepart printer masih memiliki kualitas yang belum bagus. Pertama dilihat dari hasil penilaian kinerjanya produk OEM sparepart printer masih belum lancar, masih terjadi kemacetan dalam ope-rasional, selain itu kelengkapan isi dari produknya masih ada yang kurang, sehingga beberapa kon-

Page 31: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 113

sumen memperoleh barang tidak bisa digunakan, dikarenakan kurangan lengkap sparepartnya. Toko Karunia Toner belum menerapkan garansi untuk jaminan garansi service jangka panjang pada produk OEM sparepart printer, namun Toko Karunia Touner menerapkan garansi jangka pen-dek setelah pembelian produk OEM sparepart printer. Keandalan produk OEM sparepart printer masih belum sesuai, hal ini dinilai dari jaminan produk tidak rusak sebelum masa kadaluwarsa ditetapkan, beberapa konsumen mendapatkan produk yang baru beli sudah tidak bisa digunakan dikarenakan sparepart tersebut tidak bisa dijalan-kan, dan sering mengalami permasalahan dihasil print-out, seperti tonernya tidak keluar ataupun hasilnya kotor. Kesesuaian dengan spesifikasi juga masih belum sesuai, ini dikarenakan bebera-pa produk OEM yang didapatkan belum cocok atau tidak sesuai ukurannya. Daya tahan produk OEM sparepart printer belum terpenuhi, hal ini telah dilakukan uji coba oleh sebagian besar konsumen, namun belum mendapatkan hasil me-muaskan atau terpenuhi, sedangkan untuk bentuk fisik, model, desain, warna dan ukuran terdapat beberapa produk yang belum sesuai, hal ini dili-hat dari ukuran sparepart tidak ukurannya seperti kepanjangan, kependekan dan kebesaran.

Persepsi konsumen pada harga produk, kon-sumen menjatuhkan pilihan untuk membeli produk OEM karena harganya yang lebih mu-rah dan terjangkau dibandingkan dengan produk ditempat lainnya, namun beberapa konsumen juga mempertimbangkan harga produk OEM sparepart printer yang belum sesuai. Kesesuaian harga den-gan kualitas produk OEM masih dikatakan belum sesuai, hal ini telah diuji coba oleh 70% kon-sumen, dimana belum mendapatkan barang yang sesuai kualitasnya, seperti pemakaian sparerpart printer berjenis Opc Drum bisa digunakan sampai

3 kali refil, baru diganti, namun hasilnya hanya bisa digunakan masksimal 2 kali refil baru diganti.

Persepsi konsumen pada kemasan produk, konsumen mempertimbangkan kemasan dalam membeli produk OEM sparepart printer. Hal ini dikarenakan produk OEM sparepart printer me-miliki kemasan yang sederhana dan kurang me-narik, tidak sesuai dengan gambaran isi produk, terlalu kecil, tipis, kemudian tidak aman bagi produknya. Konsumen telah mengalami produk tidak bisa digunakan dikarenakan jatuh dari meja posisi produk masih dalam kemasan, kemudian produk tidak pecah namun tidak bisa digunakan lagi, dan harus diperbaiki lagi, hal ini disebabkan daya tahan kemasan kurang. Selanjutnya desain kemasan tidak menarik, dan konsumen menge-mukakan bahwa ini produk sparepart printer jenis catridge, seharusnya gambar kemasan itu berupa gambar catridge tapi malah gambar bunga-bunga, kemudian kurangnya tulisan cara pemakaiannya. Namun 20% konsumen tidak begitu mempertim-bangkan kemasan produk OEM.

SARAN

1. Pihak toko perlu melakukan evaluasi peneta-pan harga, karena harga produk OEM belum sesuai dengan kualitas produk OEM.

2. Pihak toko perlu melakukan pengajuan pen-ingkatan kualitas produk OEM yang diang-gap konsumen memiliki kualitas yang rendah. Dengan peningkatan kualitas produk OEM maka produk OEM dapat bersaing dengan produk yang lain.

3. Kemasan produk OEM perlu diperbaiki den-gan desain yang lebih menarik, dan kualitas kemasan ditingkatkan agar konsumen tidak memandang rendah produk OEM.

Page 32: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

114 HERMANTO DAN YUNITA BUDI RAHAYU SILINTOWE

REFERENSI

Arifin, E., & Fachrodji, A. (2015). Pengaruh Persepsi Kualitas Produk, Citra Merek dan Promosi Terha-dap Minat Beli Konsumen Ban Achilles di Jakarta Selatan. Jurnal MIX, 5(1), 124–143.

Basri, M. A. (n.d.). Pengertian OEM Beserta Perbedaannya dengan Original dan KW. Retrieved March 3, 2018, from https://www.nesabamedia.com/pengertian-oem/

Chakraborty, S. (2011, April 22). Perceptions and Buyer Behavior Towards Private-Label Colas: An Exploratory Study to Understand the Views of the Store Managers of United Kingdom. Retrieved from https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1818844

Hartanto, A., & Haryanto, J. O. (2012). Pengaruh Display, Kepercayaan Merek, Keakraban Merek, Persepsi Harga Terhadap Intensi Pembelian dan Pembelian Tak Terencana. In Proceeding for Call Paper Pekan Ilmiah Dosen (pp. 261–282). Salatiga: FEB UKSW.

Hoch, S. J., & Banerji, S. (1993). When Do Private Labels Succeed? Sloan Management Review, 34(4), 57–67. Retrieved from https://shop.sloanreview.mit.edu/store/when-do-private-labels-succeed

Kotler, P. (2012). Marketing Management. New Jersey: Pearson Education Limited.

Kotler, P., & Amstrong, G. (2001). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Jakarta: Pre Halindo.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Marketing Management. New Jersey: Prentice Hall.

Niko. (2014). Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangan Printer Laser Jet - Pintar Komputer. Retrieved March 3, 2018, from http://www.pintarkomputer.com/pengertian-kelebihan-dan-kekuranganprint-erlaserje/

Quesada, G., Syamil, A., & Doll, W. J. (2006). OEM New Product Development Practices: The Case of the Automotive Industry. The Journal of Supply Chain Management, 42(3), 30–40. https://doi.org/10.1111/j.1745-493X.2006.00015.x

Rakhman, H. Y. (2013). Analisis Persepsi Konsumen terhadap Produk Rokok Fit Mild Bright di Wilayah Perkotaan Kab. Jember. Universitas Jember.

Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2000). Consumer Behavior. New Jersey: Prentice Hall.

Setiadi, N. J. (2008). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasa-ran. Jakarta: Kencana.

Sinaga, H. J. (2015). Analisis Isi Pesan Nilai Sosial dalam Iklan Pepsodent di Televisi. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Stanton, & William, J. (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran (Ketujuh). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Page 33: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 115

Sukma, N., & Baihagi, A. (2013). Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Produk Cokelat Di Kota Ban-da Aceh. Jurnal Agrisep, 14(2), 54–64.

Susilo, H. J. (2007). Persepsi Konsumen Terhadap Produk Toyata Avanza dan Daihatsu Xenia (Peneli-tan di Semarang, Salatiga dan Solo). Universitas Kristen Satya Wacana.

Wibisono, B. (2014). Persepsi Konsumen Terhadap Produk Private Label Indomaret (Studi Pada In-domaret di Salatiga). Universitas kristen Satya Wacana.

Page 34: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

116 HERMANTO DAN YUNITA BUDI RAHAYU SILINTOWE

Page 35: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 117

WIRAUSAHAWAN MAHASISWA DI PROVINSI ACEH:KENDALA DAN FAKTOR PENENTU KESUKSESAN

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN & BISNISVolume 19, Nomor 2, Oktober 2018P-ISSN: 1412–968XE-ISSN: 2598-9405 Hal. 117-126

JULLIMURSYIDADosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Malikussaleh

The purpose of this study was to identify factors that contribute to the success of student entrepreneurs in Aceh from the aspect of the desire for achievement, locus of control, self-efficacy, instrumental readiness and subjectives norm. This research is quantitative research which applied the survey approach to be able to determine the success factors of entrepreneurs among students. The results indicates that the need for achievement, locus of control, self efficacy, instrumental readiness and subjec-tives norm can explain the interest of students to be entrepreneurs in Aceh . The results of this research will hopefully help to clarify aspects of the development of entrepreneurship among the students that will enrich their knowledge of entrepre-neurship especially among the students in Indonesian. The result of this study will be able to take a step closer to finding ways to increase the number of students to become entrepreneurs.

Keywords: Self-efficacy, Subjective Norms, Locus of Control, Need for Achievement, Instrumental Readiness

Page 36: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

118 JULLIMURSYIDA

PENDAHULUAN

Pada saat kemerosotan ekonomi seperti ini, kekhawatiran terhadap pekerjaan atau pengang-guran menjadi topik yang hangat untuk didis-kusikan. Terutama di Indonesia yang merupakan negara dengan jumlah penduduknya dikategori-kan banyak. Pengangguran bukan hanya terjadi di lingkungan yang pendidikannya rendah, bah-kan pengangguran terdidik juga menjadi suatu masalah besar di Indonesia. Rata-rata universitas di Indonesia baik univeristas negeri maupun uni-versitas swasta menghasilakn lebih dari 100 ribu lulusan per tahun. Namun, di antara lulusan terse-but, pengangguran yang terjadi meningkat dari 183,629 pada tahun 2006 menjadi 409,890 pada tahun 2007. Ini adalah masalah besar sampai den-gan sekarang.

Berwirausaha merupakan trobosan guna me-nanggulangi pengangguran terdidik. Mulai tahun 2009, kegiatan kemahasiswaan didorong untuk menyediakan pendidikan kewirausahaan kepada mahasiswa yang punya motivasi untuk berwirau-saha. Sekitar 70% dari dana yang diterima oleh setiap perguruan tinggi masuk dalam daftar isian pelaksanaan anggaran masing-masing perguruan tinggi, yang dialokasikan untuk mendukung ma-hasiswa dalam menjalankan bisnis (Kompas, 2011). Kelompok pengusaha yang signifikan se-cara ekonomi adalah lulusan universitas yang masih muda yang mampu mengakses pendidi-kan di seluruh dunia (Kovereid & Isaksen, 2006; Nabi, Holden & Walmsley, 2006). Para lulusan muda ini tidak hanya menghadapi berbagai pili-han yang berhubungan dengan keputusan karir di pemerintahan ataupun swasta tetapi mereka juga harus meningkatkan kesadaran kewirausahaan dan pekerjaan yang mandiri sebagai alternatif untuk karier (Morris, 2006; OECD, 2002; Wen-nekers, stel & Thurik, 2005). Lulusan universitas adalah orang yang berkualitas dan jika mereka di-pekerjakan, mereka bisa mengubah bakat mereka untuk hasil yang lebih baik. Lulusan universitas/sarjana di negara-negara maju lebih mempertim-bangkan untuk menjadi pengusaha yang mandiri dibandingkan orientasi kerja di perusahaan milik pemerintah atau swasta (Matlay, 2005; Nabi et al., 2006). Di Indonesia, angka penggangguran ter-

didik cukup tinggi.Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS),

jumlah sarjana (S-I) sebanyak 409.900 orang pada tahun 2007. Di sisi lain, jumlah penganggu-ran terdidik bertambah 216.300 orang atau seki-tar 626.200 orang pada tahun 2008. Dari jumlah tersebut, lulusan SMA menyumbang angka yang paling besar yaitu sebanyak 3.369.959 juta jiwa diikuti pengangguran SD sebanyak 2.179. 792 juta jiwa, SMP sebanyak 2.166.619 juta jiwa, di-ploma/akademi sebanyak 519.867 jiwa. Pada ta-hun 2009 bulan Februari, juga terjadi peningkatan pengangguran yaitu sebanyak 9.258.964 juta jiwa dari total angkatan kerja sekitar 113.744.408 juta jiwa. Masih berdasarkan data dari BPS, dari jum-lah 9,25 juta jiwa penganggur tersebut sebagian besar ada di desa. Jika ditinjau dari latar belakang pendidikan, maka pengangguran yang tamatan SD kebawah sebanyak 2.508.253 juta jiwa, SLTP sebanyak 2.094.378 juta jiwa, SMA sebanyak 2.341.592 juta jiwa, sedangkan diploma sampai sarjana sebanyak 891.638 jiwa.

Wirausahawan di kalangan mahasiswa yang tumbuh menjadi menarik perhatian untuk diteliti. Literatur menunjukkan bahwa akses yang lebih baik untuk pendidikan telah menciptakan lulusan setiap tahunnya yang mengnggaur sehingga men-ciptakan tekanan ekonomi dalam penyediaaan lapangan kerja yg memadai (Matlay, 2005; Nabi et al., 2006). Dalam pasar global yang berfluktuasi terutama disebabkan oleh perampingan korporasi multinasional dan restrukturisasi dan strategi, menyebabkan banyak organisasi atau perusahaan mengurangi penyerapan tenaga kerja. Hasilnya adalah pengangguran yang tinggi di kalangan lulusan universitas (Matlay, 2005; Morris, 2006; Nabi et al., 2006; Wennekers et al, 2005).

Di Malaysia misalnya, hampir 99,2 persen, atau 546.218 perusahaan baik yang berskala kecil atau menengah yang mempekerjakan lebih dari setengah (56,4%) dari angkatan kerja (SMIDEC, 2006). Sedangkan kebijakan publik terlihat pada sektor perusahaan menengah dan kecil (UKM) sebagai sumber yang layak untuk memberikan kesempatan kerja baru bagi lulusan pendidikan tinggi/sarjana (Nkongolo-Bakenda, Anderson & Ito, 2004), Kendala yang sering dihadapi adalah bahwa mayoritas dari UKM adalah usaha mikro

Page 37: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 119

yang mungkin tidak mampu menampung lulusan universitas untuk bekerja sehingga tidak menjadi pilihan karir yang menarik bagi lulusan tersebut (Morris, 2006; Nabi et al., 2006). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong mahasiswa me-milih untuk menjadi wirausaha dan faktor yang menjadi penentu kesuksesan bagi wirausahawan mahasiswa tersebut di Propinsi Aceh.

TINJAUAN PUSTAKA

KewirausahaanKata entrepreneur berasal dari kata Prancis,

entreprendre, yang berarti berusaha. Dalam ba-hasa Indonesia, “wiraswasta” berasal dari kata Wira yang memiliki arti utama, gagah, berani, luhur, teladan atau pejuang. Sedangkan swa be-rarti sendiri serta Sta yang memiliki arti berdiri. Sehingga wiraswasta (entrepreneur) dapat diarti-kan pejuang yang utama, gagah, luhur, berani dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha dengan landasan berdiri diatas kaki sendiri. Tarmudji, 1996 mendefinisikan wirausaha sebagai suatu kemauan keras dalam melakukan kegiatan yang bermanfaat.

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2002) kewirausahaan adalah seseorang yang mencipta-kan suatu bisnis baru dengan risiko dan ketidak-pastian menuju keberhasilan laba dan pertumbu-han lebih lanjut dengan mengumpulkan sumber daya yang ada dan mengidentifikasi peluang. Suryana (2000) mendefinisikan kewirausahaan sebagai sifat, ciri dan watak seseorang yang me-miliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Di sisi lain Hisrich dan reda (2002) mendefinisikan kewirausahaan adalah sebagai suatu proses men-ciptakan sesuatu yang baru dengan nilai persem-bahan usaha dan waktu yang perlu serta memper-oleh keuntungan dan mampu menghadapi risiko. Sedangkan Meredith et al (2002) mengatakan bahwa wirausaha adalah orang-orang yang mam-pu melihat dan menilai kesempatan bisnis, men-gumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.

Karakteristik KewirausahaanScarborough dan Zimmerer (1993) mangemu-

kakan delapan karakteristik kewirausahaan, yang meliputi: Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya dia selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah mau-pun terlalu tinggi. Desire for responsibility, yai-tu memiliki rasa tangung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari pada uang. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewu-judkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil. Desire for immediate feedback, yaitu selalu meng-hendaki umpan balik yang segera. Skill at organi-zing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengor-ganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.

Secara ekplisit, Stainhoff dan Burgess (1993) mengemukakan beberapa karakteristik yang dip-erlukan untuk menjadi wirausaha yang berhasil, yaitu: Memiliki visi dan tujuan usaha yang jelas. Bersedia menanggung risiko waktu dan uang. Rencana, mengorganisir. Kerja keras sesuai den-gan tingkat kepentingannya. Mengembangkan hu-bungan dengan pelanggan, pemasok, pekerja, dan yang lainnya. Bertanggung jawab terhadap keber-hasilan dan kegagalan.

Minat BerwirausahaSegala perbuatan manusia timbul karena

dorongan dari dalam (faktor internal, push fac-tor) dan rangsang dari luar (faktor eksternal, pull factor), tetapi tidak akan terjadi sesuatu jika tidak berminat. Secara umum minat adalah kecender-ungan terhadap sesuatu (Noeng Muhadjir, 1992). Minat berdasarkan dari beberapa pendapat di atas adalah perasaan senang atau kecenderungan hati seseorang yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu dengan berpartisipasi ter-hadap kegiatan yang menjadi obyek kesukaan-nya itu. Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang sebab jika seseorang tersebut

Page 38: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

120 JULLIMURSYIDA

mempelajari sesuatu dengan penuh minat maka dapat diharapkan hasilnya akan lebih baik. Selain itu minat adalah “perasaan tertarik atau berkaitan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada menyuruh” (Tarmudji, 1991). Minat seseorang dapat diek-spresikan melalui pernyataan yang menunjukkan seorang lebih tertarik pada suatu obyek lain.

Dapat pula dimanifestasikan melalui parti-sipasi dalam suatu aktivitas seseorang yang ber-minat terhadap sesuatu obyek tertentu cenderung menaruh perhatian lebih besar. Niat berwirausaha (entrepreneurial intention) dapat dilihat sebagai minat untuk menciptakan suatu organisasi baru atau sebagai perilaku mengambil resiko untuk me-mulai suatu bisnis baru ( Katz & Gartner, 1988). Niat (intention) dapat dilihat seperti penyebab suatu tindakan dan yang lebih tinggi adalah mel-aksanakan tindakan, yang lebih tinggi lagi adalah kemungkinan dalam melibatkan aksi/tindakan (Chandrashekaran, et. al, 2000). Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa kesadaran seseorang yang tertarik dan senang pada suatu usaha akan nampak dalam kegiatan mempelajari, memahami, dan berkecimpung dalam usaha itu. Aktivitas atau kegiatan yang dilandasi dengan minat kemungkinan besar akan berhasil, karena dilakukan dengan rasa senang dan tanpa paksaan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk men-capai tujuan tertentu, yaitu untuk memenuhi ke-butuhannya. Seseorang yang berminat terhadap wirausaha akan merasa senang atau suka melaku-kan berbagai tindakan yang berhubungan dengan wirausaha. Minat bersifat pribadi, sehingga minat individu antara satu dengan yang lainnya berbeda. Bahkan minat pada diri seseorang dapat berbeda dari waktu ke waktu, karena minat merupakan ke-sediaan jiwa yang sifatnya untuk menerima sesua-tu dari luar individu. Maka minat sekaligus kaidah pokok dalam menanggapi sesuatu, termasuk di dalamnya minat mahasiswa untuk berwirausaha.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Kewirausahaan

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya mo-tif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Suhanda (dalam Suryana, 2003) motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang me-

nekankan pada hasrat untuk mencapai yang ter-baik guna mencapai kepuasan secara pribadi.

Wirasasmita (1994) mengemukakan beberapa alasan mengapa seseorang berwirausaha, yaitu : 1. Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah,

untuk menjadi kaya, untuk mencari penda-patan tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan.

2. Alasan social, yaitu untuk memperoleh geng-si/ status, untuk dapat dikenal dan dihormati, untuk menjadi contoh bagi orang tua di desa, agar dapat bertemu dengan orang banyak.

3. Alasan pelayanan, yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk menatar masyarakat, untuk membantu perekonomian, demi masa depan anak-anak dan keluarga, untuk mendapat kesetiaan suami/istri, untuk membahagiakan orang tua.

4. Alasan pemenuhan diri, yaitu untuk men-jadi atasan/ mandiri, untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergna-tungan pada orang lain, untuk menjadi lebih produktif, dan untuk menggunakan kemamp-uan diri.

Begley dan David (1980) menemukan lima di-mensi yang menjadi faktor-faktor psikologi yang mempengaruhi kewirausahaan, yaitu: 1. Kebutuhan untuk berprestasi: Disini wirausa-

hawan mempunyai kebutuhan untuk berpretasi (need for achievement) sangat tinggi.

2. Letak kendali: dimana individu mengenda-likan hidup mereka sendiri, bukan keberuntun-gan atau nasib.

3. Toleransi terhadap risiko: wirausahawan yang bersedia mengambil risiko memperoleh hasil yang lebih besar daripada orang yang tidak mau ambil risiko.

4. Toleransi terhadap keragu-raguan. Disini tidak ada keraguan dalam mengambil sikap.

5. Tingkah laku tipe A: ambisius, energik.

Sementara, Ramayah dan Harun (2005) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha adalah: 1. Faktor demographics and individual back-

ground (latar belakang individu dan demo-grafis)

Page 39: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 121

2. Faktor Personality traits (ciri kepribadian) yang terdiri dari:a. Need for achievement (kebutuhan berpres-

tasi)b. Locus of control (tempat kendali)c. Self efficacy (kepercayaan diri)

3. Faktor contextual elements (unsur-unsur ter-masuk/ tergantung) yang terdiri dari : a. Instrumental readiness (kesiap-siagaan) b. Subjective norms (norma-norma hubungan)

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan untuk penelitian ini, baik untuk menjawab pertanyaan penelitian, pengumpulan data, analisis dan interpretasi hasil yaitu dengan menggunakan metode kuantitatif. Dimana pengumpulan datanya digunakan dengan metode survey.

Pengumpulan DataMetode pengumpulan data dengan Penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan metode sur-vey dalam pengumpulan data. Peneliti mengum-pulkan data secara langsung dengan membagikan kuesioner untuk diisi oleh responden. Adapun instrumen (alat) penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi adalah kue-sioner, yang berisi daftar pertanyaan berdasarkan variabel yang diteliti. Adapun yang menjadi po-pulasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh mahasiswa yang berada pada universitas, baik ne-geri maupun swasta di propinsi Aceh yang telah memulai usaha minimal tiga tahun terakhir.

SampleSampel adalah kumpulan elemen yang sifatnya

tidak menyeluruh melainkan hanya sebagian dari populasi saja. Hermawan (2006) mendefinisikan sampel sebagai suatu bagian (sub set) dari popu-lasi, dengan mengambil sampel penulis menarik kesimpulan yang akan digeneralisasikan terhadap populasi. Jadi dalam penelitian ini sampel yang akan diambil adalah sebesar 15 dikalikan jumlah variabel dalam penelitian. Sehingga total sampel dalam penelitian ini minimal adalah 90, namun dalam penelitian ini akan mengambil sampel se-banyak 100 orang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden Karakteristik responden menggambarkan

identitas responden dari usia, jenis kelamin, dan lamanya responden bekerja yang diperoleh dari 67 responden seperti yang dijelaskan pada Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1Karakteristik Responden

Item Kategori Freq. Persentase

Usia <18 Tahun 18-23 Tahun>23 Tahun

25114

3,076,120,9

Jenis Kelamin

Laki-lakiWanita

4522

67,232,8

Status Perkawinan

Belum menikah

67 100,0

Lamanya Bekerja

3 tahun4 tahun>5 tahun

15511

1,582,116,4

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui dari 67

responden, bahwa usia responden didominasi oleh usia yang berkisar 18 – 23 tahun berjumlah 51 responden (76,1%), dengan jenis kelamin dari responden didominasi oleh laki-laki (45 orang, 67,2%). Untuk status perkawinan, 100 orang re-sponden belum menikah (100%) dengan rata-rata dari responden yang sudah berwirausaha selama 4 tahun (55 responden, 82,1%).

Uji Validitas dan Uji ReliabilitasPenelitian ini menggunakan data primer yai-

tu berupa kuesioner atau daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yaitu wirausahawan mahasiswa dan kuesioner yang digunakan meru-pakan kuesioner yang disaurkan dari bahasa Ing-gris, sehingga perlu dilakukan pengujian atas in-strumen pengumpulan data tersebut. Uji kualitas instrumen adalah sebagai berikut:

Uji ValiditasUji ini dilakukan untuk mengukur sah atau

tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikata-kan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji validitas menunjuk-kan keadaan sebenarnya dan mengarah pada kes-

Page 40: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

122 JULLIMURSYIDA

esuaian alat ukur (Neuman, 2000). Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Com-firmatory Factor Analysis (CFA) adalah untuk mengetahui apakah indikator betul-betul merupa-kan bagian dari indikator konstruk tersebut. Anali-sis faktor akan mengelompokkan masing-masing indikator kedalam beberapa faktor. Jika suatu in-dikator merupakan indikator konstruk maka den-gan sendirinya akan mengelompok menjadi satu dengan faktor loading yang tinggi. Nilai rule of thumb yang digunakan untuk CFA harus > 0,40 (Hair et al., 2006).

Uji ReliabilitasUji reliabilitas dilakukan untuk memastikan

instrumen tersebut merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya.Uji reliabilitas me-nunjukkan sejauh mana sesuatu hasil pengukuran

terhadap aspek yang sama atau disebut juga den-gan interval concistency reliability. Pada peneli-tian ini, uji reliabilitas alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan cronbach alpha. Pe-doman yang digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas dilihat dari besarnya cronbach alpha yaitu nilai cronbach alpha > 0,7 meskipun 0,6 masih dapat diterima (Hair et al., 2006).

Hasil pengujian validitas dan reliabilitas untuk setiap variabel dapat dilihat pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa faktor yang pertama terdiri dari 5 item yang ber-hubungan dengan need for achievement, dengan muatan faktor antara 0,86 – 0,92. Oleh karena itu faktor 1 dinamakan dengan variabel need for achievement. Faktor 2 terdiri dari 5 item yang berhubungan dengan self-efficacy, dengan muatan faktor 0,70 – 0,91. Varibel ini dinamakan dengan

Tabel 2Validitas Indikator Variabel Bebas

Item Pertanyaan variabel independen Component

1 2 3 4 5X1: Need for achievement (NA)

NA 5 0,92NA 3 0,92NA 2 0,92NA 1 0,89NA 4 0,86Reliability 0,97

X3: Self Efficacy (SE)SE 4 0,91SE 3 0,80SE 2 0,79SE 1 0,72SE 5 0,70Reliability 0,87

X2: Locus of Control (LC)LC 4 0,83LC 3 0,69LC 5 0,60Reliability 0,74

X5: Subjective Norm (SN)SN 4 0,73SN 3 0,61SN 5 0,60Reliability 0,64

X4: Instrumental Readiness (IR)IR 2 0,86IR 1 0,50Reliability 0,60

Initial EigenvaluePercentage of Variance ExplainedCumulative Percentage of Variance Explained

5,6525,6725,67

4,8722,1147,78

2,6812,1959,97

2,179,87

69,84

1,426,45

76,29

Page 41: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 123

variabel Self Efficacy.Faktor tiga memiliki tiga item yang mengand-

ung pertanyaan tentang locus of control dengan muatan faktor 0,69 – 0,83. Oleh karena itu fak-tor tiga dinamakan dengan faktor locus of control. Faktor empat memuat tiga pertanyaan yang ber-hubungan dengan subjective norm, dengan mua-tan faktor 0,60 – 0,73. Oleh karena faktor 4 dina-makan dengan faktor subjective norm. Faktor lima memuat pertanyaan yang berhubungan dengan in-strumental readiness dengan muatan faktor 0,50 – 0,86. Oleh karena itu faktor lima dinamakan dengan faktor instrumental readiness.

Tabel di atas juga menunjukkan bahwa ke lima faktor yang didapatkan ari hasil analisis faktor, memiliki nilai Cronbach’s alpha >0,50. Oleh kare-na itu untuk variabel bebas, yaitu locus of control, need for achievement, self efficacy, subjective norm dan instrumental readiness dapat dinya-takan bahwa kuesioner yang telah disusun untuk ke lima variabel tersebut adalah akurat dan andal.

Analisis faktor untuk variabel minat berwirau-saha yang terdiri dari empat item pertanyaan yang berisikan tentang pemilihan karir sebagai wiraus-ahawan juga dilakukan dan hanya menghasilkan satu variabel dengan nilai Cronbach alphanya 0,76. Sedangkan analisis faktor untuk kesuksesan wirausaha mahasiswa juga menghasilkan satu fak-tor dengan Cronbach’s alpha 0,99.

Berdasarkan hasil dari uji validitas dan reli-abilitas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan adalah valid dan reli-abel sehingga dapat digunakan lebih lanjut untuk melakukan proses pengujian lebih lanjut dengan menggunakan hierarchical regression dalam rangka menguji aspek mediasi dari minat ber-wirausaha.

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

Minat berwirausaha dipengaruhi oleh variabel need for achievement, locus of control, subjective norm, instrumental readiness dan self efficacy, . Hal ini dibuktikan dengan penggunaan analisis regresi yang digunakan untuk menguji pengaruh kelima variabel tersebut terhadap minat berwirau-saha. Berdasarkan hasil estimasi terhadap variabel yang diteliti melalui bantuan komputer dengan

program SPSS, maka diperoleh seperti pada Table 3 di bawah ini :

Tabel 3Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Ber-wirausaha di KalanganMahasiswa di Provinsi Aceh

Variabel Koefisien Thitung Sig

ConstantX1X2X3X4X5

0,6530,3450,2570,2620,2020,266

1,9183,0492,7582,5872,6782,742

0,0580,0030.0070,0110,0320,024

DF = 100-3-1 = 96R = 0,784R2 = 0,615Adjusted (R2) = 0,603t tabel (0,05) = 1,980F hitung = 51,051F tabel = 2,70

Berdasarkan hasil pengolahan data menunjuk-kan nilai konstanta 0,653, need for avhievement (X1) 0,345, locus of control (X2) 0,257, dan self efficacy (X3) 0,262, instrumental readiness (X4) 0,202, dan subjective norm (X5) 0,266. Den-gan nilai signifikansinya untuk semua variabel dibawah 0.05.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel Need for Achievement (X1), Lo-cus of Control (X2), dan Self Efficacy (X 3) instru-mental readiness (X4) dan subjective norm (X5) terhadap minat berwirausaha (Y), dapat dilihat dari koefisien korelasi (r). dari pengolahan data penelitian diperoleh korelasi (r) sebesar 0,784, ini berarti bahwa hubungan antara variabel Need for Achievement (X1), Locus of Control (X2), Self Ef-ficacy (X 3), instrumental readiness (X4) dan sub-jective norm (X5) terhadap minat berwirausaha (Y) adalah sebesar 78,4%.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpul-kan bahwa untuk variabel bebas yang terdiri dari need for achievement, locus of control, self effi-cacy, instrumental readiness dan subjective norm mempengaruhi minat berwirausaha di kalangan mahasiswa di Provinsi Aceh. Sehingga faktor-fak-tor tersebut dapat dijadikan sebagai dasar dalam mendorong mahasiswa yang untuk berwirausaha sehingga mereka dapat membuka lapangan kerja bukan hanya untuk mereka sendiri tetapi juga bagi masyarakat luas.

Page 42: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

124 JULLIMURSYIDA

REFERENSI

Anoraga, Panji (2000). Menajemen Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta.

Anoraga, Panji dan Djoko Sudantoko (2002). Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha Kecil, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi (2000), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV, Ceta-kan ke II, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S (2002). Prosudur penenelitian, Suatu pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka Cip-ta, Jakarta.

Bandura, A (1986). Social Fondations of Thought and Action, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ.

Bratomo, S (2010). Locus of Control Dalam Sukses dan Gagal. http://www.portalhr.com/ko-lom/2id47.html, akses 1 mei 2010

Boone, E. Louis & David L. Kurtz (2002). Pengantar Bisnis Jilid 2, Erlangga Jakarta.

Ghozali, Imam (2005). Analisis Multivariete dengan Program SPSS, UNDIP, Semarang.

Hair, at al., (2006). Data Multivariate Analysis, edisi 6, Upper Saddle River: Printice Hall.

Haruman, Tendi Dkk (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhui Kualitas Kewirausahaan Ma-hasiswa, Fakultas Ekonomi Widyatama.Bandung.

Hartono (1996). Kamus Paktis Bahasa Indonesia, Rinaka Cipta, Jakarta

Hisrich,R.J, Peters,M.P (2002). Entrepreneurship, NJ: McGraw-Hill.

http://dayuapoji.wordpress.com/07juni2008/workshop-bank-mandiri-perekonomian-indonesia-dan-entrepreneurship/

http://kutaraja uncategorized.com/rabu,26 november 2008 /studi faktor-faktor minat dan bakat dikalan-gan mahasiswa/ .

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, (2002). Metelogi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE. Yokyakarta.

Jalaluddin Rakhmat (1995), Metode Penelitian Komunikasi, P.T. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Kerlinger, Fred N., & Elazar J. Pedhazur, (1987), Korelasi dan Analisa Regresi Ganda, Nur Cahaya, Yogyakarta

McClelland, D (1961). The Achievening Society, Princeton,New Jersey: Nostrand

Page 43: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 125

Mahdi Nur Hasan (2007). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Perilaku Konsumen Terha-dap Minat Membaca Harian Waspada Di Kota Lhokseumawe (skripsi, tidak dipublukasiakan), Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh.

Neuman, W. Laurence (2000). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approach, A Person Education Company.

Purmiati, Atik (2004). Studi Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasisiwa Un-tuk Berwira Usaha (Studi Kasus Mahasiswa UNAIR Surabaya), Faculty of Ekonomic Airlangga University.

Ramayah, T dan Harun (2005). Entrepreneurial Intention Among The Student Of University Sains Malaysia (USM), Intenasional Journal Of Management and Entrepneurship. 1 (1) : 8-20.

Setiono, Agus (2006). Kewirausahaan, CV.Rineka cipta, Jakarta.

Sugiarto, S.D (2002). Metode Statistika Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Ekonomi Cetakan Kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugiyono (2004). Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketujuh, CV. Alfabeta, Jawa Barat

Sugiono, (2001), Statistik Non Parametris Untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Jakarta

Sutarno, (2003). Perpustakaan dan Masyarakat, Yayasan Obor Indonesia, Ladang Pustaka dan In-termedia Jakarta.

Suryana (2003). Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses Menuju Sukses, Selemba Empat, Jakarta.

Souitaris, V, Stetania Zerbinati, dan Andreas Al-Laham (2006). do Entrepneurship Progammes Raise Entrepreneurial Intention Of Scence and Engineering Student? The Effect Of Learning, Inspi-ration Andre Sources. Journal Of Business Venturing 22:566-591.

Steinhoff, Burgess (1993). Entrepreneurship and Commercial, (terjemahan), PT. Erlangga. Jakarta

Syahruddin (1998). Pengantar Kewirausahaan, PT,Sinar baru, Bandung.

Tanti (2008). Pengaruh Perceived Value dan Kepuasan pada Loyalitas Pelanggan di Moderasi oleh Variety Seeking (Tesis). Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Utomo, (2002), (Online), (http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0 &submit.y=0&-qual=high&fname=/jiunkpe/s1/ikom/2007/jiunkpe-ns-s1-2007-51401113-4942-garden_pala-ce-chapter3.pdf, diakses 3 Mei 2009).

Winarto (2003). Kewirausahaan, STIE-Indonesia, Jakarta.

Wulansari,Retno (2001), Goal Orientation, Self efficacy, dan Prestasi Belajar Pada siswa Peserta dan Non Peserta Program Pengajaran Intensif di Sekolah (Tesis). Jakarta

Page 44: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

126 JULLIMURSYIDA

Zimmerer, W. Thomas (1993). Entrepreneurship and The New Vanture Formation, (terjemahan), PT.Erlangga, Jakarta.

Zimmerer, T.W, Scarborough, N.M (2002). Essentials of Entrepreneurship and Small Bussiness Ma-nagement, NJ: Person Education.

Page 45: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 127

PENGARUH KOMPETENSI, MOTIVASI, BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK SWASTA DI BANDUNG

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN & BISNISVolume 19, Nomor 2, Oktober 2018P-ISSN: 1412–968XE-ISSN: 2598-9405 Hal. 127-133

PRIATNA KESUMAH DAN DEMATRIA PRINGGABAYUPoliteknik Pajajaran ICB Bandung

The purpose of this study to determine: 1) Competence, Motivation, Corporate Culture and Performance of Employees in the Private-owned Politechnic; 2) to de-termine the effect of Competence on Employee Performance, 3) to determine the ef-fect of motivation on employee performance; 4) to determine the effect of Company Culture Employee Performance; 5) to determine the effect of Competence, Motiva-tion and the Culture Company simultaneously on Employee Performance Private-owned Politechnic. The method is a method of research used census (population) of 121 respondents using descriptive analysis and verifikatif. From the results of de-scriptive analysis showed that the total effect of Competency (X1) of the Employee Performance (Y) of 26.16%, the total effect of motivation (X2) of the Employee Performance (Y) of 32.40%, and the total effect of Work Culture (X3) Performance of Employees (Y) of 25.22%. While the influence of Competence, Motivation, Cor-porate Culture of Performance jointly or simultaneously have the effect of a total of 83.79%.

Keyword: Competence, Motivation, Corporate Culture, Employee Performance

Page 46: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

128 PRIATNA KESUMAH DAN DEMATRIA PRINGGABAYU

LATAR BELAKANG

Pengelolaan SDM di Perguruan Tinggi berbe-da dengan pengelolaan SDM di perusahaan, kare-na karakteristik organisasi Perguruan Tinggi yang berbeda dengan perusahaan. Perguruan Tinggi memiliki tiga misi utama, yaitu pendidikan, pe-nelitian dan pengabdian masyarakat. Dari ketiga misi ini, Perguruan Tinggi diharapkan mampu berkontribusi optimal terhadap pembangunan di suatu negara, dalam berbagai aspek. Selain itu, Perguruan Tinggi juga memiliki misi sosial untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, memberdaya-kan masyarakat, berkontribusi terhadap penyele-saian masalah di masyarakat.

Politeknik Swasta yang berlokasi di Bandung, saat ini memiliki pegawai sejumlah 32 orang un-tuk mengelola 4 bidang kerja: bidang akademik, bidang administrasi umum dan keuangan, bidang kemahasiswaan, bidang kerjasama dan marketing. Dengan jumlah total mahasiswa yang ditangani sebanyak 289, secara kualitas dengan beban kerja yang harus dikerjakan, jumlah karyawan masih kurang, khusunya untuk karyawan yang mempu-nyai kualifikasi yang dibutuhkan. Sementara itu tuntutan untuk memberikan pelayanan prima ke-pada setiap civitas akademika (mahasiswa) ditun-tut tersedianya SDM yang memiliki kompetensi yang prima, namun pengkayaan (pengembangan) kompetensi dengan memberikan pelatihan kepada setiap SDM diamati sangat minim sekali dilaku-kan oleh Politeknik Swasta.

Begitu pula dengan pengembangan karir dan prestasi jarang direncanakan secara sistematis, se-hingga seringkali hanya berkembang secara acak dan konsekuensinya pengembangan karir dan prestasi sering tidak menempatkan sumberdaya manusia sesuai dengan kemampuannya. Akhirnya tujuan instiusi maupun individu sulit atau bahkan tidak dapat tercapai.

Secara internal, masalah yang dihadapi adalah tingkat kehadiran karyawan Politeknik Swasta cukup rendah, begitu juga tingkat keterlambatan-nya cukup tinggi yang penulis asumsikan tingkat motivasi mereka terhadap pekerjaan karyawan di Politeknik Swasta cukup rendah.

Disamping itu, dari observasi lapangan, kes-ungguhan karyawan Politeknik Swasta dalam me-

matuhi budaya organisasi dirasakan relatif belum maksimal. Indikasinya dapat dilihat banyak kar-yawan tidak disiplin dalam mengajukan ijin tidak bekerja, tidak mentaati waktu masuk maupun istirahat dan waktu pulang, dan tidak semuanya menggunakan seragam kerja, dan ada gap kelom-pok, dengan demikian dapat di asumsikan bahwa budaya organisasi yang ada masih belum optimal.

Selain itu sebagian besar penerimaan kar-yawan tidak linier dengan bidang pekerjaan, se-hingga banyak intelektual pendidikan tetapi tidak sesuai dengan kompetensi kerja. Dari data ini menunjukkan bahwa kompetensi ditinjau dari segi pengetahuan adalah sangat rendah.

TINJAUAN PUSTAKA

MotivasiTerdapat banyak pengertian yang diberikan

oleh para penulis tentang motivasi. Di antaranya adalah Robert Heller (Wibowo, 2014 : 109), yang menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan un-tuk bertindak. Setiap orang dapat termotivasi oleh beberapa kekuatan yang berbeda. Di pekerjaan, kita perlu memengaruhi bawahan untuk menyelar-askan motivasinya dengan kebutuhan organisasi.

Motivasi kerja adalah hasil dari kumpulan kekuatan internal dan eksternal yang menyebab-kan pekerja memilih jalan bertindak yang sesuai dan menggunakan perilaku tertentu. Idealnya, perilaku ini akan diarahkan pada pencapaian tu-juan organisasi (Newstrom dalam Wibowo, 2014 : 110). Sementara itu Newstrom mengemukakan bahwa sebagai indikator motivasi adalah:1. Engagement. Engagement merupakan janji

pekerja untuk menunjukkan tingkat antu-siasme, inisiatif, dan usaha untuk meneruskan.

2. Commitment. Komitmen adalah suatu tingka-tan dimana pekerja mengikat dengan organisa-si dan menunjukkan tindakan organizational citizenship.

3. Satisfaction. Kepuasan merupakan refleksi pemenuhan kontrak psikologis dan memenuhi harapan di tempat kerja.

4. Turnover. Turnover merupakan kehilangan pekerja yang dihargai.

Budaya Organisasi

Page 47: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 129

Budaya organisasi menurut Stephen P. Rob-bins dalam Wibowo (2013 : 17) adalah sebuah persepsi umum yang dipegang oleh anggota or-ganisasi, suatu sistem tentang keberartian ber-sama. Budaya organisasi berkepentingan dengan bagaimana pekerja merasakan karakteristik suatu budaya organisasi, tidak dengan apakah seperti mereka atau tidak.

Sementara itu, James L. Gibson, John M. Ivancevich, dan James H. Donnelly, Jr. dalam Wibowo (2013 : 17) memberikan pengertian bu-daya organisasi sebagai apa yang dirasakan peker-ja dan bagaimana persepsi ini menciptakan pola keyakinan, nilai-nilai, dan harapan.

Adapun menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki dalam Wibowo (2013 : 17), budaya or-ganisasi adalah nilai-nilai dan keyakinan bersama yang mendasari identitas perusahaan. Definisi Kreitner dan Kinicki ini menunjukkan tiga karak-teristik penting budaya organisasi, yaitu : (1) bu-daya organisasi diteruskan kepada pekerja baru melalui proses sosialisasi, (2) budaya organisasi memengaruhi perilaku kita di pekerjaan, dan (3) budaya organisasi bekerja pada dua tingkatan yang berbeda.

Menurut Jerald Greenberg dan Robert A. Baron dalam Wibowo (2013 : 17) menyatakan budaya organisasi sebagai kerangka kerja kognitif yang terdiri dari sikap, nilai-nilai, norma perilaku dan harapan yang diterima bersama oleh anggota organisasi. Akar setiap budaya organisasi adalah serangkaian karakteristik inti yang dihargai secara kolektif oleh anggota organisasi.

KompetensiAda banyak pengertian atau definisi tentang

kompetensi dari berbagai ahli, diantaranya adalah sebagai berikut. Menurut Richard E. Boyatzis (Su-darmanto, 2014 : 46), kompetensi adalah karakter-istik-karakteristik yang berhubungan dengan kin-erja unggul dan atau efektif di dalam pekerjaan.

Menurut Lyle Spencer & Signe Spencer (Su-darmanto, 2014 : 46), kompetensi merupakan karakteristik dasar perilaku individu yang ber-hubungan dengan kriteria acuan efektif dan atau kinerja unggul di dalam pekerjaan atau situasi. Menurut Michael Armstrong (Sudarmanto, 2014 : 46), kompetensi adalah apa yang orang bawa pada

suatu pekerjaan dalam bentuk tipe dan tingkat-tingkat perilaku yang berbeda-beda. Kompetensi menentukan aspek-aspek proses kinerja peker-jaan.

Brian E. Becher, Mark Huslid & Dave Ulrich (Sudarmanto, 2014 : 47) mendefinisikan kompe-tensi sebagai pengetahuan keahlian, kemampuan, atau karakteristik pribadi individu yang memen-garuhi secara langsung kinerja pekerjaan.

Badan Kepegawaian Negara (Sudarmanto, 2014 : 49), mendefinisikan kompetensi sebagai kemampuan dan karakteristik yang dimiliki se-orang Pegawai Negeri Sipil yang berupa peng-etahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat mel-aksanakan tugasnya secara professional, efektif, dan efisien

KinerjaKinerja merujuk pengertian sebagai hasil.

Dalam konteks hasil, Bernardin (Sudarmanto, 2014 : 8) menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan hasil yang diproduksi (dihasilkan) atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas-aktivi-tas selama periode waktu tertentu. Dari definisi tersebut, Bernardin menekankan pengertian kin-erja sebagai hasil, bukan karakter sifat (trait) dan perilaku. Pengertian kinerja sebagai hasil juga terkait dengan produktivitas dan efektivitas (Ri-card dalam Sudarmanto, 2014 : 8). Produktivitas merupakan hubungan antara jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja, modal, dan sumber daya yang digunakan dalam produksi itu (Miner dalam Sudarmanto, 2014 : 8).

Kinerja merujuk pengertian sebagai perilaku. Terkait dengan kinerja sebagai perilaku, (Ricard dalam Sudarmanto, 2014 : 8) menyatakan bahwa kinerja merupakan seperangkat perilaku yang rel-evan dengan tujuan organisasi atau unit organisasi tempat orang bekerja.

Standar kinerja yang efektif didasarkan pada pekerjaan yang tersedia, dipahami, disetujui, sp-esifik dan terukur, berorientasi waktu, tertulis, dan terbuka untuk berubah. Maka, standar kinerja dapat ditentukan dengan baik dan pekerja termo-tivasi untuk mencapai atau melebihinya. Untuk itu, pekerja harus dilibatkan dalam menentukan

Page 48: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

130 PRIATNA KESUMAH DAN DEMATRIA PRINGGABAYU

standar. Standar yang baik disusun berdasar kes-epakatan bersama sehingga menjadi kontak kin-erja yang efektif. Dalam hal terdapat ketidaksepa-katan, manajer harus membuat keputusan akhir (Wibowo, 2014 : 65).

Tidak ada jumlah standar minimum atau mak-simum untuk satu pekerjaan. Dengan mempunyai banyak standar, akan membentuk pekerja mema-hami lebih jelas apa yang diharapkan dan juga membantu manajer menunjukkan kekuatan spesi-fik dan bidang yang perlu perbaikan. Manajer dan pekerja harus menentukan jumlah standar kinerja yang cocok dan praktis sehingga pelaksanaannya menjadi efektif (Wibowo, 2014 : 65)

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pe-mikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metoda deskriptif analisis digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertan-yaan penelitian.

Penggunaan metode deskriptif analitis dalam penelitian ini, adalah untuk mendapatkan gam-baran mengenai Motivasi, Budaya Organisasi, dan Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan di Politeknik Swasta.

Untuk mengumpulkan data yang akan diolah dan dianalisis, kita perlu menentukan popula-si terlebih dahulu. Pengertian populasi menurut Sugiyono (2011 : 61-62) adalah sebagai berikut : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdi-ri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Berdasarkan penelitian di atas, yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di Politeknik Swasta yang berjumlah 32 orang

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil pengolahan data-data, maka diperoleh gambaran Motivasi(X1) yaitu dengan rata-rata skor 3,65. Rata-rata skor tersebut sesuai dengan tabel kriteria penafsiran, termasuk kat-egori Baik. Pernyataan tersebut dinyatakan baik disebabkan karenaSetiap karyawan memiliki kes-empatan yang sama dalam promosi jabatan (4,25); Fasilitas kerja yang tersedia membantu saya dalam penyelesaian pekerjaan (4,22) Adapun hasil pen-golahan data tentang Motivasi yang memperoleh rata-rata skor terendah adalah Saya selalu men-cari informasi dalam bekerja untuk meningkatkan kualitas kerja (2,88); Gaji/upah yang saya terima setiap bulan dapat memotivasi saya untuk bekerja lebih baik (2,75)

Sesuai dengan hasil pengolahan data yang di-lakukan, diperoleh gambaran Budaya Organisasi (X2) yaitu dengan rata-rata skor 3,11. Rata-rata skor tersebut sesuai dengan tabel kriteria penaf-siran, termasuk kategori Cukup Baik.Gambaran Motivasi dikatakan Cukup Baik, diantaranya ka-rena Sebagai karyawan dilembaga ini dituntut un-tuk mempunyai kreatifitas dalam menyelesaikan pekerjaan (3,78); Sebagai karyawan, saya selalu membangun citra organisasi (3,69).

Adapun hasil pengolahan data tentang Budaya Organisasi karyawan yang memperoleh rata-rata skor terendah adalah :Pimpinan sangat memper-hatikan kebutuhan peningkatan keterampilan kerja karyawan (2,69); Pimpinan sangat konsisten dengan diskripsi kerja yang telah ditetapkan (2,25)

Berdasarkan hasil pengolahan data-data, maka diperoleh gambaran Kompetensi (X3) yaitu den-gan rata-rata skor 3,09. Rata-rata skor tersebut sesuai dengan tabel kriteria penafsiran, termasuk kategori Baik. Pernyataan tersebut dinyatakan baik disebabkan karena Pengetahuan yang saya miliki sangat mendukung dalam pelaksanaan tu-gas (3,84); Dalam bekerja saya mempunyai cara-cara kreatif yang memudahkan pekerjaan (3,72).

Adapun hasil pengolahan data tentang Mo-tivasi yang memperoleh rata-rata skor terendah adalah Keterampilan yang saya miliki masih dapat ditingkatkan dan saya memiliki kemauan untuk belajar (2,19); Saya selalu membaca buku-buku kepustakaan yang berkaitan dengan tugas-tugas

Page 49: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 131

saya (2,16)Berdasarkan hasil pengolahan data-data, maka

diperoleh gambaran Kinerja (Y) yaitu dengan rata-rata skor 3,59. Rata-rata skor tersebut sesuai dengan tabel kriteria penafsiran, termasuk kate-gori Cukup Baik. Kinerja di Karyawan Politeknik Swasta ini dikatakan baik karenaPara mahasiswa merasa puas dengan pelayanan yang saya berikan (3,59); Keterlambatan datang ke kantor merupa-kan hal yang tidak baik bagi pribadi saya (3,47).

Adapun hasil pengolahan data tentang Kinerja Karyawan yang memperoleh rata-rata skor teren-dah adalahKerjasama saya dengan pimpinan se-lalu berjalan dengan baik (3,59); Hasil yang saya selesaikan selalu sesuai dengan target yang telah di tetapkan oleh pimpinan (1,94)

Sesuai dengan hasil pengolahan data yang di-lakukan, diperoleh hasil pengaruh Motivasi (X1) terhadap Kinerja (Y) yaitu pengaruh langsung sebesar 0,265 atau 26,5%, pengaruh tidak lang-sung melalui Budaya Organisasi (X2) sebesar 0,088atau 8,8%, pengaruh tidak langsung mela-lui Kompetensi (X3) sebesar 0,112% atau 11,2%. Dengan demikian pengaruh total sebesar 0,465 atau 10,9%.

Hasil pengolahan data tersebut menunjuk-kanbahwa terdapat pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan. Dengan demikian terbukti hi-potesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan Motivasi terha-dap Kinerja Karyawan

Sesuai dengan hasil pengolahan data yang dilakukan, diperoleh hasil pengaruh Budaya Or-ganisasi (X2) terhadap Kinerja (Y) yaitu pengaruh langsung sebesar 0,058 atau 5,8%, pengaruh tidak langsung melalui Motivasi (X1) sebesar 0,088 atau 8,8%, pengaruh tidak langsung melalui Kom-petensi (X3) sebesar 0,039 atau 3,9%.Dengan de-mikian pengaruh total sebesar 0,185 atau 18,5%.

Hasil pengolahan data tersebut menunjukkan-bahwa terdapat pengaruh Budaya Organisasi ter-hadap Kinerja Karyawan. Dengan demikian ter-bukti hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.

Sesuai dengan hasil pengolahan data yang dilakukan, diperoleh hasil pengaruh Kompetensi (X3) terhadap Kinerja (Y) yaitu pengaruh lang-

sung sebesar 0,069 atau 6,9%, pengaruh tidak langsung melalui Motivasi (X1) sebesar 0,112atau 11,2%, pengaruh tidak langsung melalui Budaya Organisasi (X2) sebesar 0,039 atau 3,9%.Den-gan demikian pengaruh total sebesar 0,221 atau 22,1%. Hasil pengolahan data tersebut menunjuk-kanbahwa terdapat pengaruh Kompetensiterhadap kinerja. Dengan demikian terbukti hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu yaitu terdapat pengaruh yang signifikan Kompetensi terhadap Kinerja Karyawan

Sesuai dengan hasil pengolahan data yang di-lakukan, diperoleh hasil bahwa pengaruh Motiva-si (X1), Budaya Organisasi (X2), dan Kompetensi (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y) secara ber-sama-sama atau simultan memiliki pengaruh total sebesar 0,871 atau 87,1%. Hasil tersebut menun-jukkan bahwa pengaruh ketiga variabel tersebut termasuk kategori signifikan.

Hal ini pun sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa variabel Motivasi, Budaya Organisasi dan Kompetensi, secara bersama-sama meningkatkan Kinerja Kar-yawan.

Hal ini menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut di atas yaitu Motivasi (X1), Budaya Or-ganisasi (X2), dan Kompetensi secara bersama-sama dan bersinergi dengan baik memiliki pen-garuh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan di Politeknik Swasta.

Adapun sisanya sebesar 0,129 atau 12,9% merupakan variabel lain yang tidak diteliti, dian-taranya seperti komunikasi intern, kerjasama antar karyawan, pendidikan dan pelatihan, penghargaan atas prestasi, penempatan karyawan, kompensasi, sarana dan prasarana, iklim kerja, dan lain-lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data serta pem-bahasan mengenai Motivasi Kerja, Budaya Or-ganisasi dan Kompetensi Terhadap Kinerja Kar-yawan Politeknik Swasta, penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut:1. Gambaran Motivasi (X1) yaitu dengan rata-

rata skor 3,65. Rata-rata skor tersebut sesuai dengan tabel kriteria penafsiran, termasuk kategori Baik. Pernyataan tersebut dinyatakan

Page 50: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

132 PRIATNA KESUMAH DAN DEMATRIA PRINGGABAYU

baik disebabkan karena Setiap karyawan me-miliki kesempatan yang sama dalam promosi jabatan (4,25); Fasilitas kerja yang tersedia membantu saya dalam penyelesaian pekerjaan (4,22).

2. Gambaran Budaya Organisasi (X2) yaitu den-gan rata-rata skor 3,11. Rata-rata skor terse-but sesuai dengan tabel kriteria penafsiran, termasuk kategori Cukup Baik. Gambaran Motivasi dikatakan Cukup Baik, diantaranya karena Sebagai karyawan dilembaga ini ditun-tut untuk mempunyai kreatifitas dalam menye-lesaikan pekerjaan (3,78); Sebagai karyawan, saya selalu membangun citra organisasi (3,69).

3. Gambaran gambaran Kompetensi (X3) yaitu dengan rata-rata skor 3,09. Rata-rata skor tersebut sesuai dengan tabel kriteria penafsir-an, termasuk kategori Cukup Baik. Pernyataan tersebut dinyatakan Cukup Baik disebabkan karena Pengetahuan yang saya miliki sangat mendukung dalam pelaksanaan tugas (3,84); Dalam bekerja saya mempunyai cara-cara kre-atif yang memudahkan pekerjaan (3,72).

4. Gambaran Kinerja (Y) yaitu dengan rata-rata skor 2,86. Rata-rata skor tersebut sesuai den-gan tabel kriteria penafsiran, termasuk kat-egori Cukup Baik. Kinerja di Karyawan Po-liteknik Swasta ini dikatakan baik karena Para mahasiswa merasa puas dengan pelayanan yang saya berikan (3,59); Keterlambatan da-tang ke kantor merupakan hal yang tidak baik bagi pribadi saya (3,47).

5. Pengaruh Motivasi (X1) terhadap Kinerja (Y) yaitu pengaruh langsung sebesar 0,265 atau 26,5%, pengaruh tidak langsung melalui Bu-daya Organisasi (X2) sebesar 0,088 atau 8,8%, pengaruh tidak langsung melalui Kompetensi (X3) sebesar 0,112% atau 11,2%. Dengan demikian pengaruh total sebesar 0,465 atau 10,9%.

6. Pengaruh Budaya Organisasi (X2) terhadap Kinerja (Y) yaitu pengaruh langsung sebesar 0,058 atau 5,8%, pengaruh tidak langsung melalui Motivasi (X1) sebesar 0,088 atau 8,8%, pengaruh tidak langsung melalui Kom-petensi (X3) sebesar 0,039 atau 3,9%.Dengan demikian pengaruh total sebesar 0,185 atau 18,5%.

7. Pengaruh Kompetensi (X3) terhadap Kinerja (Y) yaitu pengaruh langsung sebesar 0,069 atau 6,9%, pengaruh tidak langsung melalui Motivasi (X1) sebesar 0,112 atau 11,2%, pen-garuh tidak langsung melalui Budaya Organ-isasi (X2) sebesar 0,039 atau 3,9%.Dengan demikian pengaruh total sebesar 0,221 atau 22,1%.

8. Pengaruh Motivasi (X1), Budaya Organisasi (X2), dan Kompetensi (X3) terhadap Kin-erja Karyawan (Y) secara bersama-sama atau simultan memiliki pengaruh total sebesar 0,871 atau 87,1%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengaruh ketiga variabel tersebut ter-masuk kategori signifikan

Page 51: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 133

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi., 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Mangkunegara,A.A Anwar Prabu., 2008. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung : Refika Aditama

Marwansyah., 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedua. Bandung : Alfabeta

Mathis, Robert L. And Jackson, John H., 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat

Robbins, Stephen P. And Judge, Timothy A., 2015. Perilaku Organisasi. Edisi 16. Jakarta: Salemba Empat.

Sarwono, Jonathan., 2014. Riset Skripsi Dan Tesis Dengan Spss 22. Jakarta : Elex Media Komputindo

Sarwono, Jonathan., 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sudarmanto., 2014. Kinerja Dan Pengembangan Kompetensi Sdm. Cetakan Kedua. Yogyakarta : Pus-taka Pelajar

Sudjana, Nana., 2010. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Cetakan Ketigabelas. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Sugiyono., 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sule, Ernie Tisnawati. Dan Saefullah, Kurniawan., 2012. Pengantar Manajemen. Edisi Pertama. Ceta-kan Keenam. Jakarta : Kencana

Wibowo., 2014. Manajemen Kinerja. Cetakan Keempat. Jakarta : Pt. Raja Grafindo Persada

Wibowo., 2014. Perilaku Dalam Organisasi. Cetakan Kedua. Jakarta : Pt. Raja Grafindo Persada

Wibowo., 2013. Budaya Organisasi : Sebuah Kebutuhan Untuk Meningkatkan Kinerja Jangka Pan-jang. Cetakan Ketiga. Jakarta : Pt. Raja Grafindo Persada

Page 52: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

134 PRIATNA KESUMAH DAN DEMATRIA PRINGGABAYU

Page 53: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 135

PENGARUH POLA KONSUMSI ISLAMI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN & BISNISVolume 19, Nomor 2, Oktober 2018P-ISSN: 1412–968XE-ISSN: 2598-9405 Hal. 135-140

DAMANHUR DAN RAHMATULLAHFakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe

The pattern of Islamic Consumption is the most important part of a Muslim’s life, because it distinguishes between Muslims and non-Muslims. As a Muslim not all of the foods can be consumed, there are rules and bans that bind in it so that it has effect to its life activity in this world. The purpose of this study is to obtain the empirical evidence that the pattern of Islamic Consumption affects simultaneously on Aca-demic Achievement. This study uses primary data. The population of this study are students of the Economics and Business Faculty University of Malikussaleh who are Muslim and there are 90 respondents in 2015. The method of selecting the sample of this study is by using slovin method. The data analysis using regression analysis. The results of the study showed that the pattern of Islamic Consumption has a positive effect on Academic Achievement, it proved by a significance value of 0.0045 < 0.05 which means the hypothesis in this study rejected H0 and received Ha. Most of the respondents showed good results on each question between the attitude and behavior of Islamic consumption.

Keywords: Pattern of Islamic Consumption, Students, Academic Achievement

Page 54: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

136 DAMANHUR DAN RAHMATULLAH

LATAR BELAKANG

Menurut Muflih Konsumsi Islami tidak da-pat dipisahkan dari peranan keimanan, karena keimanan memberikan saringan moral dalam membelanjakan harta untuk hal-hal yang efek-tif. Sedangkan menurut Soesilawati agama da-pat mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan mengkonsumsi barang. Se-bagai seorang muslim dalam mengkonsumsi ba-rang terdapat batasan antara yang halal dan haram jelas. Halal diyakini bersih, sehat, dan lebih lezat, selain halal yang harus diperhatikan dalam meng-konsumsi barang adalah tayyib. Sesungguhnya halal dan tayyib memberikan kesehatan pada tu-buh manusia. Konsumsi Islami juga dapat dipen-garuhi oleh nilai religiusitas yang baik. Sehingga ketika mahasiswa memiliki pemahaman agama yang baik maka perilaku konsumsi mahasiswa akan semakin etis.

Konsumsi setiap orang dapat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pendapatan. Pendapatan yang berbeda-beda merupakan penen-tu utama konsumsi, bahkan mereka yang memiliki pendapatan sama, konsumsinya dapat berbeda. Maka dalam prinsip konsumsi Islami tidak boleh dan termasuk pemborosan apabila mengkonsumsi apa saja yang bernafsu mengkonsumsinya.

Tingkat religiusitas terhadap pola konsumsi Islami seseorang telah membuktikan bahwa me-miliki hubungan yang kuat, sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, maka dari itu pe-neliti akan mencoba meneliti lebih jauh tentang Pola Konsumsi Islami yang berpengaruh terhadap prestasi akademik.

Berikut data Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh dari tahun

2011 sampai 2015 yang diambil dari Kemaha-siswaan FEB Universitas Malikussaleh

Berdasarkan data Tabel 1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh dari tahun 2011 – 2015 terus mengalami peningkatan jumlah minat mahasiswanya, sampai pada tahun 2015 ter-dapat penambahan program studi yakni Program Studi Ekonomi Islam, sehingga penelitian akan difokuskan pada mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh angkatan 2015.

Atas dasar hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Pengaruh Pola Konsumsi Islami Terhadap Prestasi Akademik Pada Maha-siswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh”.

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut, yaitu bagaimana Pengaruh Pola Konsumsi Islami Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univer-sitas Malikussaleh terhadap Prestasi Akademik.

Tujuan PenelitianUntuk mengetahui bagaimana Pengaruh Pola

Konsumsi Islami Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh terhadap Prestasi Akademik.

LANDASAN TEORI

Menurut Pujiyono, konsumsi ialah penggu-naan barang dan jasa untuk memenuhi kebutu-han manusia. Tujuan utama dari konsumsi bagi seorang muslim ialah sebagai sarana penolong untuk beribadah kepada Allah. Konsumsi dengan

Tabel 1Jumlah Mahasiswa FEB Unimal

JurusanAngkatan

Jumlah2011 2012 2013 2014 2015

MNJ 72 141 271 274 297 1055AKT 107 148 232 183 314 984EKP 46 109 147 201 230 733EKIS 0 0 0 0 59 59PDPK 0 0 13 17 32 62Total 225 398 663 675 932 2893

Sumber: Kemahasiswaan FEB Universitas Malikussaleh, 2016

Page 55: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 137

tujuan untuk beribadah kepada Allah akan memi-liki indikasi positif dalam kehidupannya dengan begitu ia akan terjauhi dari sifat egois, sehingga seorang muslim akan senantiasa menafkahkan hartanya untuk kerabat terdekatnya, fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkannya.

Menurut Samuelson & Nordhaus (1996) dalam Andi (2012) “Konsumsi adalah pengeluar-an untuk pembelian barang-barang dan jasa akhir guna mendapatkan kepuasan ataupun memenuhi kebutuhannya”.

Perilaku Konsumsi Islami diarahkan pada pili-han-pilihan yang baik dan tepat sasaran, sehingga kekayaan dapat dimanfaakan pada jalan yang se-baik mungkin untuk masyarakat banyak.

Konsumsi Islam senantiasa memperhatikan halal-haram, kaidah, hukum dan syariat, sehing-ga konsumsi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Para Fuqaha’ menjadikan memakan hal-hal yang baik kedalam empat tingkatan: Pertama, wajib yakni mengkonsumsi sesuatu yang dapat mnghindarkan diri dari kebinasaan. Kedua, sun-nah yakni mengkonsumsi lebih dari kadar agar dapat melaksanakan ibadah kepada Allah. Ketiga, mubah yaitu mengenyangkan badan. Empat, kon-sumsi melebihi batas kenyang.

Perilaku konsumsi berkaitan dengan hukum permintaan yang mana ketika harga suatu barang naik maka peminat terhadap barang tersebut akan turun begitu juga sebaliknya.

Etika dalam konsumsi Islami memiliki sifat dasar yaitu sifat kritis, yakni menyoalkan norma-norma yang dianggap berlaku. Menurut Pujiyno (2006) etika konsumsi Islam harus memperhati-kan beberapa hal diantaranya:

1. Barang halal dan baik2. Barang harus memiliki manfaat3. Jumlah barang yang dikonsumi harus sesuai

kebutuhan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mali-kussaleh yang terdiri dari 90 responden berasal dari 5 program studi berbeda yakni : Ekonomi Pembangunan, Manajemen, Akuntansi, Ekonomi Islam, D-III Kesekretariatan.

Tabel 2Jumlah Populasi dan Sampel

No Jurusan Populasi Sampel

1 MNJ 297 292 AKT 314 303 EKP 230 224 EKIS 59 65 PDPK 32 3

Jumlah 932 90Metode analisis data dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif dengan meng-gunakan model regresi sederhana.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Tabel 3 dibawah ini adalah hasil penguji-an data dengan menggunakan regresi linier seder-hana dengan bantuan Eviews. Hasil output terse-but dapat dilihat dalam lampiran dan ringkasan, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 maka dite-mukan model dari perhitungan Prestasi Akademik

Tabel 3Ringkasan Hasil Analisa Regresi Linear Sederhana

Dependent Variable: PAMethod: Least SquaresDate: 10/09/17 Time: 21:50Sample: 1 90Included observations: 90

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3.181007 0.097969 32.46940 0.0000

PK 0.017579 0.006026 2.917176 0.0045R-squared 0.088177Mean dependent var 3.456222Adjusted R-squared 0.077815S.D. dependent var 0.260883S.E. of regression 0.250527Akaike info criterion 0.091470Sum squared resid 5.523202Schwarz criterion 0.147021Log likelihood -2.116134Hannan-Quinn criter. 0.113871F-statistic 8.509913Durbin-Watson stat 1.538511Prob(F-statistic) 0.004482

Page 56: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

138 DAMANHUR DAN RAHMATULLAH

terhadap Pola Konsumsi mahasiswa yaitu sebagai berikut:

Y = 3.181007 + 0.017579 X

Dimana nilai konstanta sebesar 3.181007 hal tersebut berarti bahwa apabila tidak terdapat pen-garuh dari variabel-variabel bebas yang diguna-kan dalam penelitian ini, maka Prestasi Akademik akan 3.181007 sebesar persen.

Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa vari-abel pola konsumsi Islam terhadap prestasi aka-demik adalah sebesar 0.017579 dengan tingkat signifikansi 0.0045, yang berarti pengaruh Pola Konsumsi Islami adalah searah dengan prestasi akademik, dengan kata lain Pola Konsumsi Islami mempunyai pengaruh yang positif terhadap pr-estasi akademik. Variable Pola Konsumsi Islami yang berpengaruh secara positif terhadap kema-slahatan dapat dilihat dari nilai signifikansi 0.0045 < 0.05 dan nilai thitung 2.917176 > ttabel 1.98698 art-inya jika ditingkatkan variable sebesar satu satuan maka prestasi akademik akan meningkat sebesar 0.017579.

Berdasarkan taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari 0.05 yang berarti hipotesis dalam pe-nelitian ini menolak H0 dan menerima Ha. den-

gan demikian berarti hipotesis Ha “Pengaruh Pola Konsumsi Islami Terhadap Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh” diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat di-ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Peneliti menggunakan kuesioner dalam men-

jalankan penelitian yang diberikan kepada responden untuk menjawab pertanyaan yang dapat mengetahui Pola Konsumsi Islam antara sikap dengan prilaku. Hasil perhitungan diket-ahui bahwa dari jawaban antara poin sikap dan prilaku memiliki nilai yang positif.

2. Hipotesis penelitian yaitu variable Pola Kon-sumsi Islami berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Prestasi Akademik adalah diterima, karena hasil pengujian secara par-sial (Uji t) yaitu thitung sebesar 2.917176 > ttabel 1.98698.

3. Penelitian ini mendukung dengan penelitian-penelitian sebelumnya, bahwa tingkat religi-usitas dapat mempengaruhi prilaku atau ke-biasaan kehidupan manusia, baik dalam hal sikap, prilaku, dan akademis.

Page 57: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 139

REFERENSI

Agung, Andi, Perkasa. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa UNHAS. Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Universits Hasanuddin, Makassar.

Al-Haritsi, Jaribah bin Ahmad, 2006, Al-Fiqh Al-Iqtishad Li Amiril mukminin Umar Ibn Al-Khaththab, diterjemahkan oleh Asmuni Solihan Zamalchsyari : Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khaththab, Jakarta: Khalifa

Astriana, 2008. Analisis Fungsi Konsumsi Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Skripsi Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar.

Chapra. DR. M. Umer. Islam dan Tantangan Ekonomi. Jakarta : Gema Insani Press : 2000

Debora, Flinsia, Wurangian, 2013. Analisis Pola Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sam Ratulangi yang Kost di Kota Manado. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Juru-san Ekonomi Pembangunan Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Fatahillah, Ikhwan Aulia. Implementasi Konsep Etika dalam Konsumsi Perspektif Ekonomi Islam. Jur-nal Implementasi Konsep, Hukum Islam, Vol. XIII No. 1, November 2013

Huda, Nurul. Konsep Prilaku Konsumsi dalam Ekonomi Islami. Jurnal Ekonomi Yarsi, Vol. 3 No. 3, Desember 2006

Ilyas, Rahmat. Etika Konsumsi dan Kesejahteraan dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal At-Tawas-suth, Vol. 1, No. 1, 2016

Mannan, M.A. Teori dan Prakrtek Ekonomi Islam (Edisi Terjemahan). Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. 1997 : 44

Muflih, Muhammad. 2006. Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Nugraheni, Anita, 2015. Identifikasi Pola Konsumsi Islam di Lingkungan Universitas Islam Bandung. Prosiding Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung.

Persaulian, Baginda. Analisis Konsumsi Masyarakat di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi, Vol. 1, No. 02 Januari 2013

Pujiyono, Arif Teori Konsumsi Islam, Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol. 3 No. 2, Desember, 2006.

Putriani, Yolanda Hani, et al. Pola Perilaku Konsumsi Islami Mahasiswa Muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Ditinjau dari Tingkat Religiusitas. Jurnal Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Vol. 2 No. 7 Juli 2015.

Said, Syihabudin & Ma’zumi, M. 2008. Falsafah dan Perilaku Ekonomi Islam. Jakarta: Diadit Media

Page 58: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

140 DAMANHUR DAN RAHMATULLAH

Soesilowati, Endang S. 2009. Peluang Usaha Produk Halal di Pasar Global: Perilaku Konsumen Mus-lim dalam Konsumsi Makanan Halal. Jakarta : Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengeta-huan Indonesia

_______, 2010. Busines Opportunities for Halal Products in the Global Market: Muslim Consumer Behaviour and Halal Food Consumption. Journal of Indonesian Social Sciences and Humanities Vol. 3, pp. 151-160

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta

Qardhawi, Syekh Muhammad Yusuf. 1993. Halal dan Haram dalam Islam. Bina Ilmu

-------. 2000. Halal dan Haram. Jakarta: Robbani Press

Qudsiyah, Siti, et al. Pengaruh Nilai Religiusitas Terhadap Etika Konsumsi Islami Mahasiswa di Ka-wasan Pesantren Daarut Tauhid Kota Bandung. Prosiding Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung, Vol. 2, No. 1 Tahun 2016

Page 59: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 141

ANALISIS TINGKAT PELAKSANAAN KREDIT MIKRO (DANA BERGULIR) DI PERGURUAN TINGGIStudy Kasus pada Mahasiswa Diploma Tiga Bisnis Kewirausahaan Universitas Gunadarma Periode 2015 - 2016

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN & BISNISVolume 19, Nomor 2, Oktober 2018P-ISSN: 1412–968XE-ISSN: 2598-9405 Hal. 141-153

LASMINIASIHFakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, Jakarta

This study aims to analyze the success rate of micro credit activities or revolv-ing funds in universities. This research method uses descriptive qualitative analysis by explaining the procedure in running micro credit activity and analyzing student ability level in running micro credit activity. The data used are primary data and secondary data by conducting interviews and financial analysis. The result of this re-search is that students of Diploma Three Business and Entrepreneurship in conduct-ing micro credit activities run in accordance with the procedure which has been de-termined, which can be seen from the result of profit rate from micro credit activity equal to 20% and micro credit refund rate of 21% and in this activity no symptoms of experiencing bad credit or students can not return the funds that have been given as venture capital. Thus the microcredit activities that run the students can run well in running the business.

Keyword: Microcredit, Collegers, Refunds, Entrepreneurship

Page 60: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

142 LASMINIASIH

PENDAHULUAN

Dalam meningkatkan perekonomian di In-donesia pemerintah membutuhkan peran usaha kecil dan menengah dalam meningkatkan pere-konomian. Tingkat perekonomian di Indonesia saat ini masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara di asia seperti di malaysia dan singapura yaitu hanya 1%, dengan demikian untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia memerlukan terobosan yang baru dalam memban-gun jiwa kewirausahaan mahasiswa diantaranya adalah dengan menciptakan jiwa kewirausahaan di tingkat mahasiswa. Salah satu contoh dalam meningkatakan jiwa kewirausahaan di kalangan perguruan tinggi yaitu dengan menjalankan kegia-tan usaha kredit mikro (dana bergulir) yang telah dijalankan oleh mahasiswa di perguruan tinggi. Kredit mikro merupakan penyaluran dana ke se-jumlah pelaku usaha (UMKM) untuk digunakan sebagai pengembangan usaha. Dengan adanya kredit mikro diharapkan peranan usaha kecil da-pat meningkatkan perekonomian suatu negara. Menurut Ramadhini (2008) kegiatan mikro kredit dapat dilakukan dalam bentuk perorangan dan kelompok. Tujuannya untuk mempelajari kinerja mikro kredit adalah untuk mengetahui kinerja pembayaran cicilan kredit, baik yang dilakukan perorangan maupun kelompok.

Negara berkembang seperti Indonesia me-miliki masalah kemiskinan yang harus ditangani dengan optimal. Usaha kecil menengah meru-pakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekono-mi secara luas kepada masyarakat dan dapat ber-peran dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan sta-bilitas nasional. Usaha kecil dan menengah meru-pakan salah satu sektor yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kemiskinan. UMKM men-jadi salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus menjadi prioritas utama untuk memperoleh dukungan, perlindungan, dan pengembangan se-luas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang te-gas kepada kelompok usaha ekonomi. Usaha kecil dan menengah memerlukan banyak bantuan untuk bisa berkembang antara lain pembinaan manaje-

men, pemasaran, maupun kredit modal.Dan bagi pelaku usaha yang sudah berhasil didalam men-gelola manajemen dan pemasaran dengan baik, masih sulit untuk berkembang karena kesulitan mendapatkan tambahan modal. Permodalan men-jadi bagian penting yang menjadi perhatian utama berkembangnya usaha kecil menengah. Sehebat apapun sumber daya manusia yang dimiliki dan sistem yang ada di dalam bisnis UMKM, tapi kalau tidak ada modal tidak bisa berjalan sesuai dengan ekspektasi yang kita harapkan. Demikian juga sebaliknya, modal kalau tidak diperkuat oleh SDM.

Belum kokohnya fundamental perekonomian Indonesia saat ini, mendorong pemerintah untuk terus memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sektor ini mampu meny-erap tenaga kerja cukup besar dan memberi pe-luang bagi UMKM untuk berkembang dan ber-saing dengan perusahaan yang lebih cenderung menggunakan modal besar (capital intensive). Eksistensi UMKM memang tidak dapat diragukan lagi karena terbukti mampu bertahan dan menjadi roda penggerak ekonomi, terutama pasca krisis ekonomi. Disisi lain, UMKM juga menghadapi banyak sekali permasalahan, yaitu terbatasnya modal kerja, Sumber Daya Manusia yang rendah, dan minimnya penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi (Sudaryanto dan Hanim, 2002).

Dalam mendukung usaha kecil dan menen-gah untuk dapat terus berkembang maka berbagai pihak seperti pemerintah dan pihak-pihak yang dapat membantu harus memberikan pemecahan masalah khususnya dari kebutuhan modal. Se-mua upaya dari berbagai pihak untuk memecah-kan permasalahan dan kendala usaha kecil dan menengah akan berdampak pada perkembangan usaha. Memang dalam kenyataannya tak mudah bagi pelaku usaha kecil dan menegah untuk men-dapatkan kredit modal guna mengembangkan usa-hanya. Salah satu faktor yang menghambat adalah biasanya pengusaha mikro tidak memiliki jaminan agar bisa mendapatkan pinjaman.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indo-nesia nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 7 ayat 1 menyatakan “Pemerintah pusat dan pemerintah daerah men-umbuhkan iklim usaha” dari Undang-Undang

Page 61: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 143

tersebut jelas menyatakan bahwa dunia usaha seperti bank maupun lembaga pendanaan lainnya, harus ikut berperan aktif dalam pengembangak UMKM dalam hal ini dari segi permodalan den-gan penyaluran kredit kepada pelaku usaha kecil dan menengah.

Untuk mendapatkan produk kredit mikro ini maka mahasiswa harus mengetahui informasi tentang produk kredit mikro serta persyaratan-persyaratan yang harus di penuhi oleh seorang nasabah yaitu mahasiswa. Hal ini dapat memicu tentang adanya tuntutan terhadap tersedianya kemudahan-kemudahan informasi dan transaksi dalam perbankan yang memuat semuanya serba instan. Konsep dalam perancangan sistem kredit dalam perbankan tersebuat akan di aplikasikan ke dalam kredit mikro (dana bergulir) bagi maha-siswa hampir sama dengan sistem kredit yang tel-ah dilakukan oleh lembaga perbankan yaitu den-gan melakukan transaksi dengan menggunakan jaringan internet dengan menggunakan komputer yang berbasis web sehingga dapat memudahkan nasabah yaitu mahasiswa dalam mengakses infor-masi dimana dan kapan saat nasabah mengingin-kannya.

Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem kredit mikro (dana bergulir) yang sudah berjalan dan meran-cang sistem informasi kredit mikro (dana bergulir).

Selama ini kegiatan kredit mikro telah dijalan-kan oleh perbankan dan instansi-instansi yang lain seperti financial tetapi untuk diterapkan di dalam perguruan tinggi di butuhkan sistem yang sesuai dengan kondisi yang ada di lingkungan perguru-an tinggi. Setelah sistem manajeman di buat dan dijalankan, maka dengan demikian dapat dike-tahui seberapa besar tingkat keberhasilan sistem pelaksanaan kegiatan kredit mikro (dana bergulir). Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan kredit mikro di perguruan tinggi terutama didiploma UniversitasGunadarma.

TINJAUAN PUSTAKA

WirausahaWirausaha secara umum dapat diartikan seba-

gai seseorang yang bebas dan memiliki kemamp-

uan untuk menjalankan kegiatan usaha atau peru-sahaannya dengan kemungkinan untung atau rugi dengan maksud untuk dapat menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Men-urut Raymond W.Y. Kao, wirausaha adalah orang yang mampu menciptakan dan merancang suatu gagasan menjadi realita. Menurut Richard Cantil-lon, wirausaha adalah seseorang yang mampu me-mindahkan atau mengonversikan sumber-sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ketingkat produktivitas yang lebih tinggi. Menu-rut Schumpeter, wirausaha merupakann inova-tor yang tidak selalu menjadi inventor (penemu). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produk-si baru , menyusun operasi untuk mengaadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.

Pengertian wirausaha dan kewirausahaan dalam Lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, a.Wirausaha adalah orang yang memiliki semangat, sikap, perilaku dan kemam-puan kewirausahaan, b.Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan sese-orang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Menurut Geoffrey G. Meredith, para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan dan bermotivasi tinggi yang mengambil risiko dalam mengejar tujuannya. Adapun menu-rut Peter F. Drucker, seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya. Mereka yang tidak memiliki kepercayaan diri, tidak memiliki gagasan baru, tidak dapat meman-faatkan peluang yang ada serta hanya memandang sukses tanpa diimbangi dengan usaha dan hasil yang nyata, tidak memiliki peluang untuk menjadi wirausaha yang berhasil.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan

Page 62: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

144 LASMINIASIH

UKM di tahun 2017, menyatakan bahwa rasio jumlah wirausaha dibandingkan jumlah penduduk sudah 3,1 persen pada tahun ini. Walau sudah men-ingkat, perlu dilihat seberapa besar kontribusinya pada pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Indonesia. Angka tersebut menunjukkan pening-katan dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2014 tercatat jumlah wirausaha hanya sebanyak 1,5% jumlah penduduk. Lebih lanjut ditegaskan-nya bahwa Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi mendorong wirausaha berbasis teknoloi dan pendidikan yang selama ini menjadi tugas dari Direktorat Kemahasiswaan, Direk-torat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) melalui program-program kewirausahaan.

Pada zaman era globalisasi seperti ini per-bedaan dalam pengetahuan, minat dan budaya, serta faktor lingkungan dimana seseorang berada, akan menentukan karir seperti apa yang diinginkan dimasa depan. Sebagian orang mungkin lebih ter-tarik untuk memilih karir sebagai pegawai negeri maupun pegawai swasta walaupun mungkin pada awalnya gaji ataupun penghasilan yang diperoleh tidak terlalu besar, namun apabila ditekuni dengan serius aka nada harapan menjadi pejabat dengan fasilitas yang memadai dan mendapatkan jami-nan uang pension. Hanya sebagian kecil saja yang tertarik untuk terjun menjadi seorang pengusaha (wirausahawan), mungkin dikarenakan penghasi-lan yang tidak memnentu, resiko yang terlalu be-sar, dan alasan umum yang sering dijumpai adalah tidak memiliki modal. Generasi muda seharusnya menjadi penerus sekaligus penyelamat bagi pere-konomian bangsa dan negara, untuk itu wirausaha bisa menjadi jalan yang mudah untuk dipilih oleh generasi muda.Berwirausaha akan berpengaruh besar terhadap masyarakat luas. Berwirausaha be-rarti membuka lapangan pekerjaan dan memberi-kan kesempatan bagi mereka yang pengangguran agar mempunyai pekerjaan.

Dunia kewirausahaan kini sudah berkembang sangat pesat khususnya di Indonesia, dengan ban-yak munculnya wirausaha-wirausaha muda yang berbakat. Untuk Negara yang baru berkembang seperti di Indonesia ini munculnya wirausaha ataupun pengusaha baru menjadi sangatlah pent-ing. Dikarenakan tingkat pengangguran di seiap

jenjang pendidikan sudah semakin parah dan per-lu untuk segera dicari pemecahan masalah mela-lui penciptaan lapangan kerja di berbagai sector usaha. Dengan demikian menjadi wirausahawan pada saat ini sangatlah diperlukan, tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi yang lebih penting dan mendesak adalah untuk mengabdi ke-pada bangsa dan Negara dengan cara membantu menjaga kestabilan perekonomian Negara melalui menciptakan dan mengembangkan lapangan kerja baru bagi orang lain. Hal ini berperan untuk men-jadi salah satu faktor sumber yang penting dalam membantu pertumbuhan perekonomian di Indone-sia.

Berdasarkan perkembangannya usaha kecil dan menengah di Indonesia dibedakan Menjadi 4 Kriteria yaitu: 1) Livelihood Activities, meru-pakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima. 2) Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum me-miliki sifat kewirausahaan. 3) Small Dynamic En-terprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor. 4) Fast Moving Enterprise, merupakam Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausa-haan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB).

Kredit MikroKredit mikro merupakan pemberian pinjaman

kepada pihak yang meminjam dana yang akan di-gunakan untuk kegiatan usaha. Menurut Wheny Djuami (2007) pemberian kredit adalah meny-erahkan secara sukarela sejuamlah uang yang dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Sedangkan menurut Rahmad Firdaus (2003) men-yatakan bahwa pemberian kredit merupakan suatu pencatatan dan pengolahan data secara sistematis berupa pinjaman sejumlah uang kepada seseorang berdasarkan perjanjian yang telah disepakati serta diwajibkan untuk melunasi utangnya pada jangka waktu tertentu dengan bunga yang telah ditetap-kan dengan pencatatan data dan informasi se-cara sistematis. Menurut Lasminiasih dkk (2016)

Page 63: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 145

dalam penggunaan sistem informasi kredit mikro (dana Bergulir) dapat memberikan solusi kecepa-tan, ketepatan dan keakuratan dalam melakukan pengolahan data kredit mikro mahasiswa agar mendapatkan hasil yang optimal. Menurut Ni Wayan Ana Purnamayanti dkk (2014) menyatakan terdapat 4 hal positif dalam kegiatan kredit mikro yaitu (1) Ada pengaruh positif dan signifikan anta-ra pemberi kredit dan modal terhadap UKM. (2) Pemberian Kredit terhadap modal. (3) Pemberian kredit terhadap pendapatan UKM. (4) Modal terh-adap pendapatan UKM. Calmeadow (1999) dalam Marcellina (2012) mengartikan kredit mikro seba-gai arisan pinjaman modal untuk mendukung pen-gusaha kecil dalam beraktivitas, umumnya dengan alternatif jaminan kolateral dan sistem monitoring pengembalian. Pinjaman diberikan utnuk melaya-ni modal kerja sehari-hari, sebagai modal awal un-tuk memulai usaha, atau sebagai modal investasi untuk membeli asset tidak bergerak.

Dari penjelasan beberapa ahli kita dapat me-narik kesimpulan bahwa kredit mikro merupakan pemberian pinjaman sejumlah uang dengan tujuan agar mereka bisa berwirausaha. Kredit mikro bi-asanya ditujukan untuk orang-orang yang tidak memiliki jaminan, pekerjaan tetap, dan riwayat kredit yang terpercaya, serta tidak mampu untuk memperoleh kredit biasa. Kredit mikro adalah suatu inovasi finansial yang menjadi jembatan untuk seseorang memulai berwirausaha. Kredit mikro diharapkan berhasil membuat banyak orang mampu untuk memperdayakan diri dan memper-oleh penghasilan tambahan. Dengan keberhasilan kredit mikro juga dapat berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah usaha kecil dan menen-gah baru yang terbentuk karena adanya bantuan permodalan kredit mikro. Dengan meningkatnya usaha kecil dan menengah yang terbentuk dihara-pkan membuka peluang untuk lapangan pekerjaan yang baru dan berperan untuk menjaga stabilisasi perekonomian didalam suatu Negara.

Pada masa sekarang usaha mikro telah diakui oleh berbagai pihak sehingga memiliki peran yang cukup besar dalam perekonomian nasional. Per-an Usaha Mikro dalam perekonomian Indonesia menurut Urata dalam Sulistyastuti (2004) dalam Marcellina (2012) adalah : 1)Usaha mikro meru-pakan pemain utama dalam kegiatan ekonomi di

Indonesia. 2) Penyediaan kesempatan kerja. 3) Pemain penting dalam pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan masyarakat. 4) Pen-ciptaan pasar dan inovasi melalui fleksibilitas dan sensitivitas atas keterkaitan dinamis antar kegia-tan perusahaan. 5) Memberikan kontribusi terha-dap peningkatan ekspor non migas

UU nomor 20 tahun 2008 menyatakan “Pem-biayaan/Kredit UMKM adalah penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Us-aha, dan masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengem-bangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.” Pasal 7 ayat 1 menyatakan “Pemerintah dan pemerintah daerah menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan dan perundang-undangan yang meliputi aspek pendanaan, sarana prasarana dll. Sementara pasal 2 menyatakan “Dunia usaha dan masyarakat berperan secara aktif membantu menumbuh-kan iklim usaha.” Dari Undang-Undang terse-but jelas menyatakan bahwa dunia usaha seperti bank, harus berperan aktif dalam pengembangan UMKM dalam hal ini dari segi permodalan den-gan penyaluran kredit kepada pelaku UMKM.

Kredit kepada Usaha Mikro adalah pembe-rian kredit kepada debitur usaha mikro yang me-menuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. Berdasarkan UU tersebut,Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, yaitu: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah danbangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Karena selama periode krisis moneter bebera-pa waktu lalu yg melanda Indonesia, sektor mikro telah terbukti tangguh melewati badai krisis. Di Indonesia sendiri potensi usaha mikro ini masih sangat besar. Kredit mikro ini pada umumnya berkisar antara sampai dengan 200 juta dan bunga efektif antara 9-22 % per tahun (menurut kemen-keu tahun 2015).Bila dibandingkan dengan bunga kredit ritel/menengah,bunga kredit mikro ini me-mang tergolong tinggi. Hal ini dikarenakan resiko macetnya juga besar. Resiko tersebut melekat pada

Page 64: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

146 LASMINIASIH

karakteristik dari usaha mikro itu sendiri. Usaha mikro umumnya adalah usaha perorangan/kelu-arga yg dikelola dengan kemampuan manajemen sederhana (cash flow usaha masih bercampur den-gan pribadi), omset usaha sampai dengan Rp 300 juta per bulan, sebagian besar belum berbadan hukum (usaha perorangan), dan ketersediaan ja-minan/agunan yg layak untuk me-cover kreditnya dan bahkan beberapa bank ada yg tidak mem-persyaratkan jaminan sama sekali. Dengan kata lain pelaku usaha mikro ini masih banyak yang belum bankable/layak untuk memenuhi standar kredit perbankan.

Kredit mikro ini mempunyai peranan besar bagi pengembangan dunia usaha dan memuncul-kan entrepeneur- entrepeneur baru yang nantinya bisa “naik kelas” ke sektor usaha yg lebih besar. Data OJK 2014 menyebutkan jumlah unit usaha mikro di Indonesia mencapai 55,86 juta pelaku usaha namun yang mendapatkan akses ke sektor jasa keuangan baru mencapai 3,74% saja.Dengan peran serta pemerintah ini diharapkan mampu mengedukasi sektor usaha mikro agar mempun-yai akses perbankan untuk membantu permodalan dan melepaskan dari jeratan rentenir yg selama ini sangat melekat pada pelaku usaha mikro.

Surya (2011) menyatakan Salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan memberi bantuan dana bergulir yang akan digunakan masyarakat untuk mengembangkan us-aha mereka. analisis bagaimana kinerja penerima dana bergulir yang notabene adalah sasaran pal-ing penting (ultimate objective) dari program pen-gentasan kemiskinan perlu dilakukan. Program ini justru dikatakan berhasil jika kinerja usaha produktif yang dijalankan oleh penduduk miskin dapat berjalan dengan baik, mampu menghasilkan laba dan mengembalikan pinjaman dengan tepat waktu. Dana bergulir ini diharapkan dapat mem-bantu peningkatan kinerja usaha sehingga dapat menghasilkan manfaat kepada pemiliknya. Seba-gai bagian dari bantuan yang berbentuk pinjaman, maka penilaian terhadap kinerja pengelolaannya dapat dilakukan dengan menggunakan indikator-indikator dalam manajemen keuangan organisasi bisnis.

Pengembalian Dana Kredit MikroPengembalian dana kredit mikro adalah se-

jumlah uang yang harus segera dikembalikan oleh pelaku usaha mikro sesuai dengan kesepakatan atas pemberian modal yang telah diberikan oleh bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Menurut Haloho (2010) pengembalian kredit mikro utama digolongkan lancar apabila pem-bayaran angsuran dan bunga dilakukan tepat waktu berdasarkan perjanjian. Sedangkan kredit digolongkan tidak lancar (menunggak) dalam pengembailannya jika pembayaran angsuran dan bunga mengalami penundaan dari waktu yang diperjanjikan. Pengembalian kredit yang tidak lancar digolongkan dalam empat tingkatan yaitu (1) DPK (dalam perhatian khusus), status ini di-berikan kepada debitur yang menunda pemba-yaran angsuran kredit mikro utama selama satu sampai tiga bulan dari tanggal yang ditentukan. (2) Kurang lancar, status ini diberikan kepada debitur yang menunggak angsuran kredit mikro utama selama empat sampai lima bulan dari tang-gal yang ditentukan. (3) Meragukan, status ini di-berikan kepada debitur yang menunggak pemba-yaran angsuran kredit mikro utama selama enam bulan. (4) Macet, status ini diberikan kepada debi-tur yang menunggak pembayaran angsuran kredit mikro utama di atas tujuh bulan. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian kredit mikro utama dan membeda-kan kelompok debitur yang tergolong lancar dan menunggak dalam pengembalian kredit tersebut diduga terdiri dari faktor jenis kelamin, usia, ting-kat pendidikan, status nasabah, dan jumlah tang-gungan dalam keluarga yang merupakan karak-teristik personal. Sedangkan karakteristik usaha yang diduga berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit mikro utama meliputi pen-galaman usaha, aset usaha, omzet usaha, dan total pendapatan usaha bersih. Selain itu, karakteristik kredit yang diduga berpengaruh terhadap kelan-caran pengembalian kredit mikro utama meliputi plafond pinjaman, jangka waktu pelunasan, pen-galaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga.

Page 65: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 147

Menurut Asmorowati (2005) Ada anggapan bahwa memberi pinjaman kepada masyarakat miskin pada dasarnya beresiko. Kepercayaan ini diperparah dengan fakta bahwa program kredit mikro sering berhadapan dengan besarnya bi-aya operasional dan rendahnya tingkat pengem-balian. Meski begitu, tingkat pengembalian yang tercatat cukup tinggi, khususnya untuk program kredit mikro yang telah menguatkan fakta bahwa memberi pinjaman kepada yang miskin adalah memungkinkan. Namun, perlu diingat bahwa program kredit mikro yang kebanyakan diadopsi secara internasional sebagai obat yang mujarab (panacea) bagi kemiskinan tidak dan tidak dapat sampai pada yang termiskin dari yang miskin (the poorest of the poor). Sementara itu, kredit mikro telah men-jadi suatu industri penawaran (supply driven industry) yang dimotori oleh agen-agen pendonor. Akibatnya, program ini cenderung un-tuk memfokuskan diri pada target-target yang telah ditetapkan,Hal ini terlebih untuk lembaga keuangan mikro, dimana keberlanjutan lembaga sangat tergantung pada bergulirnya kredit (finan-cial selfsustainability), sehingga lembaga keuan-gan seperti ini lebih banyak mentargetkan klien yang telah mempunyai usaha.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammamah (2008) menyimpulkan bahwa hanya ada dua vari-abel yang berpengaruh nyata bersifat positif/sear-ah terhadap kelancaran pengembalian kredit yakni omzet usaha dan frekuensi pinjaman. Sedangkan variabel lainnya yakni usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama usaha, nilai plafond, dan jangka waktu pengem-balian tidak memiliki hubungan yang nyata ter-hadap tingkat pengembalian kredit. Hermawan (2007) menyimpulkan bahwa karakteristik indi-vidu yang berpengaruh nyata dan negatif terhadap pengembalian Kupedes adalah jarak rumah debitur dengan BRI. Sedangkan karakteristik usaha yang berpengaruh nyata dan positif terhadap pengem-balian Kupedes adalah omzet, pengalaman kredit, dan jangka waktu pinjaman. Asih (2007) menyim-pulkan bahwa hanya ada dua faktor yang berpen-garuh positif terhadap pengembalian kredit yaitu jumlah pinjaman dan penghasilan bersih usaha. Sedangkan yang terbukti berpengaruh negatif ter-hadap pengembalian kredit adalah tingkat suku

bunga, bencana, dan penghasilan di luar usaha. Haloho (2010) menyimpulkan bahwa minimal ada satu variabel diantara jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, tanggungan keluarga, pengalaman usaha, aset usaha, omzet usaha, total pendapatan, plafond kredit, jangka waktu pengembalian kredit, status nasabah, pengalaman kredit, jaminan kredit, dan tingkat suku bunga berpengaruh nyata terha-dap pengembalian kredit mikro

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskritif kualitatif yaitu dengan menjelaskan secara me-nyeluruh pelaksanaan kegiatan kredit mikro yang telah dijalankan oleh mahasiswa Diploma Tiga Bisnis Kewirausahaan Universitas Gunadarma, dengan melakukan wawancara dan menganalisis laporan pengembalian dana tahun 2015 dan 2016. Menurut Nasir (2009) metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pe-mikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan menurut Sangadji (2010:21) menyatakan bahwa jenis pendekatan yang diguna-kan adalah metode studi kasus adalah penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan den-gan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti serta interaksinya dengan lingkungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Kredit MikroAnalisis sistem adalah mengidentifikasi sis-

tem yang sudah ada apakah terdapat masalah yang telah terjadi pada sistem yang lama. Masalah da-pat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan atau diselesaikan. Masalah yang terjadi pada kegiatan kredit mikro (dana bergulir) di Pusat Bisnis dan Kewirau-sahaan Universitas Gunadarma yaitu kegiatan tersebut masih menggunakan sistem yang offline untuk menjalankan kegiatan kredit mikro dengan memasukkan dan mencatat data berupa laporan keuangan dan keanggotaannya. Dimana maha-siswa yang mengikuti kegiatan kredit mikro (dana bergulir) harus datang langsung ke instansi dalam

Page 66: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

148 LASMINIASIH

membayar dan mengumpulkan laporan keuangan, sehingga tidak ada penyimpanan yang efisien jika sewaktu-waktu berkas tersebut dibutuhkan. Untuk itu dengan akan dirancang sistem informasi ber-basis web diharapkan mahasiswa dan administrasi yaitu pelaksana dapat mengakses secara langsung dan cepat melalui jaringan internet kapanpun dan dimanapun berada tanpa harus datang langsung ke instansi tersebut. Menurut Lasminiasih dkk, beri-kut ini adalah sistem informasi kredit mikro (dana bergulir) Diploma Tiga Bisnis Kewirausahan Uni-versitas Gunadarma

Dari Gambar 1 menunjukkan alur kegiatan kredit mikro mahasiswa Diploma Tiga Bisnis dan Kewirausahaan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan maha-siswa dalam menjalankan kegiatan kredit mikro (dana bergulir) adalah sebagai berikut:1. Pembentukan kelompok bisnis

Dalam pelaksanaan kegitan kredit mikro hal yang pertama dilakukan adalah dengan membagi kelompok masahasiswa yang terdiri dari beberapa kelompok dengan kurang lebih terdiri dari 4 sam-pai dengan 5 mahasiswa setiap kelompoknya.2. Pelatihan pembuatan proposal usaha

Setelah dibentuk kelompok bisnis kemudian mahasiswa menjalanakan pelatihan di labolaro-rium bisnis yaitu dengan belajar bagaimana cara membuat sebuah proposal usaha yang akan diajik-an sebagai pelaksanaan kredit mikro (dana bergu-lir). Dalam pelatihan pembuatan proposal maha-siswa tidak hanya di ajarkan bagaimana membuat proposal dengan baik, tetapi mahasiswa harus mengikuti beberapa kegiatan yang berkaitan den-gan bisnis seperti menjual produk, memasarkan produk, menganalisis suatu usaha dan membuat inovasi yang baru.

3. Pengajuan proposal usahaSetelah dilakukan pelatihan maka mahasiswa

harus mengajukan proposal usaha yang telah dibuat berdasarkan ketentuan dan pelatihan yang diberikan kepada pelaksana kredit mikro (dana bergulir).4. Review proposal usaha

Setelah proposal diterima oleh pihak pelak-sana maka proposal tersebut akan di review oleh pihak pelaksana apakah proposal yang telah diaju-kan tersebut layak untuk dilanjutkan dan didanai oleh pelaksana. Review ini dilakukan oleh para dosen yang telah ditunjuk oleh pelaksana untuk merivew proposal usaha mahasiswa tersebut.5. Penilaian kelayakan proposal usaha

Setelah dilakukan review maka jika proposal dinyatakan layak maka proposal akan diterima dan akan berlanjut ke tahap berikutnya. Jika pro-posal tersebut dinyatakan tidak layak maka pro-posal akan di kembalikan kepada mahasiswa un-tuk di perbarui dan diajukan kembali.6. Penyerahan dana kredit

Setelah proposal dinyatakan layak untuk di-lanjutkan dan disetujui oleh pelaksana kegiatan maka tahap berikutnya adalah penyerahan dana kredit mikro (dana bergulir) kepada mahasiswa dengan sebesar yang telah ditentukan. Setelah penerimaan dana krdit maka mahasiswa harus menjalankan usaha dengan menggunakan dana tersebut. 7. Pelaksanaan kredit mikro

Setelah mendapatkan dana maka mahasiswa harus menjalankan usaha dengan memproduksi produk, memasarkan produk, menjual produk dan membuat laporan usaha tersebut setiap bulannya dengan dilakukan pelaporan kepada pelaksana kegiatan sesuai dengan tanggal yang telah disepa-

Gambar 1. Alur Kegiatan Kredit Mikro (Dana Bergulir) online Review

Page 67: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 149

kati. Selama menjalankan kredit mikro mahasiswa juga di wajibkan untuk menjalankan pendampin-gan dengan seorang pendamping yang sudah di-tunjuk oleh tim pelaksana untuk mendampingi mahasiswa dalam menjalankan usaha. Kewajiban seorang pendamping adalah memberikan masu-kan kepada mahasiswa yang sedang menjalankan kredit mikro (dana bergulir) apabila dalam men-jalankan usaha mengalami kendala. Selain itu tu-gas dari pendamping yaitu memonitoring maha-siswa dalam menjalankan usaha kredit mikro.8. Pelaporan dan evaluasi kredit mikro

Pada tahap ini mahasiswa diharuskan untuk melaporkan kegiatan selama satu bulan yang berupa laporan keuangan dengan bagi hasil yang telah di tetapakan dan dilengkapi dengan kendala yang dialami selama menjalankan usaha. Selain itu dalam kegiatan ini juga dilakukan monitor-ing terhadap mahasiswa yang menjalankan kredit mikro (dana bergulir) yaitu dengan melakukan pendampingan terhadap mahasiswa agar maha-siswa dan dosen pendamping mampu berkomuni-ka dengan baik untuk mengetahui pelaksanaan us-aha yang telah dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Salah satu tujuan pendampingan ini adalah untuk mencegah terjadinya kredit macet yang dilakukan oleh mahasiswa.9. Proses Pengembalian dana

Setelah dilakukan pelaporan dan monitoring mahasiswa harus mengembalikan dana yang telah di pinjam dengan jumlah dan jangka waktu yang telah di tentukan dan kesepakatan diawal. Setelah dilakukan pengembalian dana tersebut sampai selesai maka mahasiswa diharapkan dapat terus

mengembangkan usahanya. Dengan demikian proses atau prosedur dalam

pelaksanaan kredit mikro (dana bergulir) yang ter-dapat di lingkungan mahasiswa.

Analisis Pelaksanaan Kegiatan Kredit MikroUntuk menganalisis kemampuan maha-

siswa dalam menjalankan kegiatan kredit mikro (dana bergulir) peneliti menggunakan metode wawancara dan menyebarkan kuesioner dan data sekunder.

Dari Tabel 1 diketahui bahwa hasil dalam kegiatan kredit mikro yang mencapai 100% yaitu terdiri dari indikator manfaat dari kegiatan kredit mikro bagi mahasiswa, tingkat pengembalian dana kredit mikro yang dikembalikan oleh ma-hasiswa, dan indikator mahasiswa dapat mem-produksi produknya. Sedangkana indikator yang memiliki tingkat presentase kurang lebih sebesar 97% terdiri dari indikator pelaksanaan kredit mik-ro, pelaksanaan pembimbingan wirausaha, dan keuntungan yang dihasilkan dalam kredit mikro. Indikator yang memiliki tingkat presentasi kurang lebih dari 70% terdapat pada indikator kendala dalam menjalankan kegiatan kredit mikro, dan pemasaran kredit mikro. Indikator yang memiliki presentase kurang lebih 60% terdiri dari indika-tor mahasiswa melakukan bimbingan dan omeset atau pendapatan mahasiswa dalam menjalankan kegiatan kredit mikro. Sedangkan indikator yang memiliki presentase kurang lebih dari 50% terdiri dari indikaror kerugian dalam menjalankan kegia-tan kredit mikro.

Tabel 1Indikator Penilaian Pelaksanaan Kredit Mikro

No Indikator PresentaseYa Tidak

1.2.

3.4.5.6.7.8.9.

10.11.

Pelaksanaan kegiatan Kredit Mikro Kegiatan kredit mikro (dana bergulir) bermanfaat untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswaKendala dalam menjalankan kegiatan kredit mikroMelakukan bimbingan wirausahaPembimbing memberikan solusi dalam kendala kredit mikroKeuntungan yang dihasilkan dari kredit mikroOmset yang dihasilkan dari kegiatan kredit mikro mengalami kenaikanKerugian yang dialami dalam kegiatan kredit mikro Tingkat pengembalian dana kredit mikroPemasaran kredit mikro dilakukan di dalam dan luar kampus Memproduksi produk kredit mikro

92,68100

76,8365,8597,5695,1267,0752,44100

75,61100

7,310

23,1734,152,444,88

32,9347,56

024,39

0

Sumber: Data yang sudah diolah

Page 68: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

150 LASMINIASIH

Dilihat dari Gambar 2 dapat diketahui hasil analisis menunjukkan hahwa pelaksanan kredit mikro (dana bergulir) berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan jika dilihat dari presente hasil wawancara dengan mengisi kuesioner menunjuk-kan bahwa sebesar 64% menjawab pertanyaan dengan Ya dan sebesar 36% persen menjawab pertanyaan dengan Tidak, sehingga hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan ini da-pat memotivasi mahasiswa untuk menjadi seorang wirausaha.

Dari Gambar 3 diketahui bahwa indikator yang memiliki peran sangat tinggi jika diband-ingkan dengan indikator yang lain adalah tingkat pengembalian dana yang telah digulirkan kepada mahahasiswa untuk menjalankan kegiatan kredit mikro sebesar 21%. Kemudian diikuti oleh indi-kator dari pendapatan keuntungan dalam men-jalankan kegiatan kredit mikro sebesar 20%. Se-lanjutnya terdapat indikator pelaksanaan kredit mikro sebesar 19%, pemasaran dalam menjalan-kan kredit mikro sebesar 16%, peendampingan sebesar 13 dan indikator yang terkhir adalah keru-gian sebesar 11%. Dengan demikian bahwa keg-iatan kredit mikro (dana bergulir) berjalan sesui

dengan standar operasional prosedur yang telah ditentukan dan dilaksanakan dengan baik.

Audina (2017) mengatakan Modal usaha ter-bukti berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pengembalian kredit dengan arah koefesien yang positif menunjukkan bahwa dengan tingginya jum-lah modal yang dimiliki oleh UMKM, dapat me-nambah jumlah asset, produksi, persediaan barang dan jasa yang berarti dapat pula meningkatkan volume penjualan sehingga pelaku usaha tersebut mampu mengembalikan kredit lebih tinggi.

HASIL

Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan kredit mikro (dana bergulir) di perguruan tinggi dengan study kasus terhadap mahasiswa Diploma Tiga Bisnis dan Kewirausa-haan Universitas Gunadarma berjalan dengan baik sesuai dengan sistem yang telah di tentukan. Dana yang telah di berikan kepada mahasiswa dalam melaksanaan kegiatan kredit mikro (dana bergu-lir) tidak terdapat kredit macet dan dana dapat di kembalikan sesuai dengan jangka waktu yang telah di tentukan.

Gambar 2. Hasil Pelaksanaan Kredit Mikro (Dana Bergulir)

Gambar 3. Presentase pelaksanaan kegiatan Kredit Mikro

Page 69: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 151

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diurai-kan diatas maka dapat diambil kesimpulan seba-gai berikut:1. Pelaksanaan kredit mikro (dana bergulir)

Mahasiswa dapat menjalankan kegiatan kredit mikro (dana bergulir) dengan baik dimana dapat dilihat dari indikator pelaksnaan sebesar 92,68% ini menunjukkan bahwa mahasiswa melaksana-kan kegiatan kredit mikro ini.2. Tingkat pengembalian dana

Dalam menjalankan kredit mikro mahasiswa mampu mengembalikan dana kepada pelaksana sesuai dengan besarnya pokok pinjaman yang telah di berikan. Dimana ini dapat dilihat dari in-dikator tingkat pengembalian yang sebesar 100% yang artinya seluruh mahasiswa yang menjalan-kan kegiatan kredit mikro dapat mengembalikan dananya sesuai dengan yang telah di berikan oleh pelaksana.3. Pendampingan

Pendampingan dilakukan ini bertujuan untuk meminimalisasi suatu resiko dalam kegiatan kredit mikro dimana apabila mahasiswa mengalami ken-dala dan tidak dapat menyelesaikan masalah maka pembimbing berkewajiban untuk memberikan solusi dalam wirausaha yang sedang dijalankan. Selain itu juga untuk memotivasi dan memonitor-ing kegiatan mahasiswa dalam menjalankan kredit mikro (dana bergulir).

4. KeuntunganDalam kegiatan kredit mikro (dana bergulir)

indikator keuntungan juga memiliki pengaruh ter-hadap tingkat pelaksanaan kredit mikro dimana apabila mahasiswa dalam menjalankan kegiatan kredit mikro banyak yang mendapatkan keuntun-gan maka dengan demikian kegiatan ini sangat efektif dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan di perguruan tinggi.

SARAN

Dalam penelitian ini masih terdapat keter-batasan dalam menjalakan kegiatan kredit mikro (dana bergulir) mahasiswa diantaranya yaitu dalam menjalankan kegiatan kredit mikro hanya 6 bulan sehingga dalam menjalankan kegiatan (dana bergulir) pengalaman yang didapat oleh ma-hasiswa masih terlalu sedikit dalam menjalankan usaha. Untuk itu maka agar penelitian selanjutnya mengahasilkan analisis yang baik maka perguruan tinggi harus memberikan waktu yang cukup pan-jang misalnya selama 1 sampai dengan 2 tahun untuk menjalankan kegiatan kredit mikro bagi mahasiswa sehingga mahasiswa dapat menyerap ilmu yang diperoleh di banku kuliah dan men-dapatkan pengalaman yang cukup dengan terjun langsung ke lapangan untuk menjadi wirausaha.

Page 70: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

152 LASMINIASIH

REFERENSI

Asih. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Pengembalian Kredit Pengusaha Kecil dalam Program Kemitraan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus pada PT. Telkom Divre II Jakarta). Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Asmorowati, Sulikah. 2005. Dampak Pemberian Kredit Mikro untuk Perempuan: Analisis Pengadop-sian Model Grameen Bank di Indonesia. Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Airlangga, Surabaya.

Audina, Marlinda. 2017. Faktor- Faktor yang Menentukan Tingkat Kemampuan Pengembalian Kredit UMKM Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017.

Ayu, Rima Anggraini. 2015.”Analisis Aspek Kelayakan Pemberian Kredit Usaha Mikro Dalam Upaya Mengantisipasi Terjadinya Kredit Bermasalah (Study Kasus PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Malang)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 21 No. 1 April 2015.

Bambang, Aristanti, dan Heraeni. 2007. “Ekonomi & Akuntansi : Mengasah Kemampuan Ekonomi.”

Haloho, Fransiscus. 2010.“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Mikro PT BPD Jabar Banten KCP Dramaga. (Skripsi) Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.”

Hermawan. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengembalian Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Kabupaten Bogor (Kasus di BRI Unit Leuwiliang).(skripsi). Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Hidayat dan Fadillah. 2011.”Pengaruh Penyaluran Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Pendapatan Operasional terhadap Laba Operasional.”

Jason Cons and Kasia Paprocki of the Goldin Institute, “The Limits of Microcredit—A Bangladeshi Case”, Food First Backgrounder (Institute for Food and Development Policy), Winter 2008, volume 14, number 4.

Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kasmir, 2012.”Dasar-dasar Perbankan”. Jakarta: PT Raja Grafindo

Lasminiasih, 2016. Perancangan Sistem Informasi Kredit Mikro Mahasiswa Berbasis Web. Jurnal Sis-tem Informasi (JSI). Volume 8 No. 1 April 2016.

Marcellina, Ayu Linda. 2012. Skripsi UNDIP. “Analisis Dampak Kredit Mikro Terhadap Perkembangan Usaha Mikro di Kota Semarang. “

Muhammad Anwar H.M., 2014. “Pengantar Kewirausahaan Teori dan Aplikasi.”

Page 71: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 153

Muhammamah. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit oleh UMKM (Studi Kasus Nasabah Kupedes PT.Bank Rakyat Indonesia, Tbk (Persero) Unit Cigudeg, Cabang Bogor). (Skripsi). Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Nasir, Moh.2009.”Metode Penelitian”. Jakarta Graha Indonesia

Ni Wayan Ana Purnamayanti, 2014. Pengaruh Pemberian Kredit dan Modal Terhadap Pendapatan UKM. E-Jurnal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 2 Tahun 2014

Sangadji, Sopiah. 2010.”Metode Penelitian”. Yogyakarta : Andi Offsite

Soduldyn Pato, 2013. Analisis Pemberian Kredit Mikro Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Medan. Jurnal EMBA. Volume 1 No. 4 Desember 2013.

Sudaryanto dan Hanim,Anifatul. 2002. Evaluasi kesiapan UKM Menyongsong Pasar Bebas Asean (AFTA) : Analisis Perspektif dan Tinjauan Teoritis. Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen, Vol 1 No 2, Desember 2002

Sudaryanto, Ragimun dan Rahma Rina Wijayanti. “Strategi Pemberdayaan UMKM Menghadapi Pasar Bebas Asean.”

Suharyadi, Arissetyanto, Purwanto, dan Maman. 2007. “Kewirausahaan (Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda).”

Surya, sari. 2011. “Analisis Kinerja Dana Bergulir PNPM Mandiri di Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang.” Jurnal Administrasi Bisnis FISIP - Unpar .

Page 72: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

154 LASMINIASIH

Page 73: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 155

PEMODELAN PIFTICY THEORY (SPIRIT OF SELF TENACITY AND EFFICACY THEORY) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERSONAL DENGAN SA-CILUS THEORY (STAR ASSURANCE BASED SOCIAL STATUS THEORY) SEBAGAI VARIABEL MEDIASIStudi pada Dosen PTS di Kota Palembang

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN & BISNISVolume 19, Nomor 2, Oktober 2018P-ISSN: 1412–968XE-ISSN: 2598-9405 Hal. 155-166

EKA MUZALFITRI RIDWANFakultas Ekonomi, Universitas Sjakhyakirti, Palembang

The role and the function of a lecturer in a private college is very crucial in ac-cordance with a lecturer can serve some college students in the shape of scientific education, knowledge, science, and even new technologies. So, in this matter how hard a lecturer’s job to fulfill and satisfy the students’ skill and education until they can get their hope like academic degrees. The classical problems that researcher finds not only from the research gap but also from empirical studies found that lec-turers’ prosperities and their recognitions of their skill and expert and even scientific researches are very apprehensive until their motivation at work is low, not loyal to the job, unsatisfied, and even overloading job without any recognitions from their foun-dation or institution. This research has found that PIFTICY theory and SA-CILUS theory are successfully generated as new theories or postulates to contribute sci-ence addition and development in human resource management and organizational behavior until problems in personal performance in this research can be solved. the method of this research using AMOS programme that results PIFTICY significantly influences on personal performance with the grade of 0,963 and SA-CILUS as a mediating variables that influences on PIFTICY with the grade of 0,045. Not only the grand theoretical model in this resaerch is proper but also empirical model in this research can be proper and accepted as a new-research construct.

Keywords: Pifticy, Sa-Cilus, Budaya Keluarga, Budaya Kerja, Kinerja Personal

Page 74: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

156 EKA MUZALFITRI RIDWAN

PENDAHULUAN

Dosen merupakan sebuah profesi mulia seba-gai penghantar ilmu, pengetahuan dan teknologi yang dapat membantu berbagai pihak baik pemer-intah, perusahaan, maupun lembaga-lembaga lainnya baik sektor bisnis maupun sosial sebagai pengguna sumberdaya manusia yang siap pakai, berintelektual tinggi, berintegritas, dan berwa-wasan luas serta bahkan siap pakai baik secara teoritis maupun praktik. Namun sangat disay-angkan, profesi dosen ini secara umum kurang mendapat perhatian dan penghargaan secara se-rius kiprah dan kontribusinya bagi kalangan pe-megang perguruan tinggi swasta atau yayasan dan para pengelolanya yang dibuktikan dengan min-inya gaji (tidak sesuai dengan UMR), beban kerja yang tidak sesuai dengan derajat kesejahteraan, kurangnya penghargaan dari lembaga baik pen-gelola maupun pemilik yayasan perguruan tinggi swasta, dan sekelumit permasalahn lainnya yang dialami dosen PTS. Kondisi ini sering menimbul-kan dampak sosial bagi diri dosen PTS itu sendiri dan layangan terhadappara peserta didiknya yaitu kalngan mahasiswa seperti kurangnya semangat kerja dan kepuasan kerja dosen PTS hingga de-rajat kinerja yang menurun, disiplin kerja yang semakin menurun, derajat loyalitas yang menurun terhadap lembaga, bahkan capaian pelaksanaan tridharma PT setiap dosen PTS yang tidak opti-mal (data temuan peneliti bulan Februari hingga Desember 2017 pada APTISI Sumsel).

Penelitian ini dilakukan pada dosen perguruan tinggi swasta di wilayah Kota Palembang baik berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, maupun universitas. Peneliti menemukan bahwa permasalahan klasik dosen PTS di kota Palembang berupa kecilnya derajat kesejahteraan di kalan-gan dosen yang umumnya berupa gaji yang tidak sesuai dengan standar sehingga berdampak pada derajat motivasi kerjanya. Selain permasalahan tersebut di atas diangkat melalui penelitian em-pirik peneliti namun juga penulis mencoba meng-kaitkan permaslahan tersebut dari aspek research gap dari hasil penemuan kalangan ilmuan mana-jemen di beberapa jurnal internasional. Menurut Mathis Schulte (2016) dengan penelitiannya ber-judul organizational climate systems and psycho-

logical climate perceptions: A cross-level study of climate-satisfaction relationships menemukan bahwa seorang karyawan akan termotivasi un-tuk bekerja jika adanya dorongan atau dukungan yang kuat dari anggota keluarga akan pekerjaan atau profesi yang diembannya serta kepercayaan dari pihak lembaganya sehingga akan berdampak pada derajat kepuasan kerjanya dan berakhir pada peningkatan derajat kinerja individu. Kondisi tersebut diperkuat pula oleh Carr, J. Z., Schmidt, A. M., Ford, J., & DeShon, R. P. (2013). mela-lui jurnal penelitiannya berjudul climate percep-tions matter: A meta-analytic path analysis relat-ing molar climate, cognitive and affective states, and individual level work outcome menemukan bahwa kondisi kerja kerja yang mendukung setiap individu (pekerja) dapat berdampak secara signifi-kan terhadap motivasi kerja dan pada gilirannya berpengaruh dan berkorelasi kuat dengan derajat kinerja setiap individu yang bekerja dalam ling-kungannya. Penelitian lainnya yang mendukung Malthis dan Carr adalah Per Eisele (2011) yang menemukan bahwa budaya kerja yang harmonis dan mengakui keberaadaan setiap individu yang bekerja padanya akan berdampak kuat pada pen-ingkatan derajat kinerja nya secara individual.

Pada penelitian ini peneliti juga berupaya membandingkan pendapat ilmuan lainya yang ber-seberangan pendapat melalui research gap yaitu antara lain: Anderson, N.R., & West, M.A (2016) dengan judul penelitian: The team climate inven-tory: Development of the TCI and its applications in teambuilding for innovativeness, dan Brown, S. P., & Leigh, T. W. (2017) dengan jurnalnya: A new look at psychological climate and its relationship to job involvement, effort, and performance, serta D’Amato, A., & Zijlstra, D. (2008) dengan artikel ilmiahnya yang berjudul Psychological climate and individual factors as antecedents of work outcomes masing-masing menemukan bahwa bu-daya kerja yang tegas dan berpihak pada disiplin kerja yang ketat akan mendorong motibvasi kerja yang tinggi, begitupula dengan budaya kerja yang membiasakan dengan kondisi kerja penuh dengan konflik berupa perbedaan pendapat di setiap lini kerja justru akan merangsang setiap diri individu agar lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja dan

Page 75: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 157

kepuasan kerja.Budaya kerja merupakan suatu kondisi yang

dicirikan dalam bentuk kebiasaan (custom) yang dilakukan secara turun temurun dalam suatu or-ganisasi hingga menjadi suatu symbol kegiatan dalam setiap aktivitasnya (Thayer, S. 2008 dan Schneider, B.,1990).

Motivasi kerja adalah suatu kondisi berupa daya dorong yang dimiliki individu atau kelom-pok dalam suatu lingkungan kerja baik secara internal maupun eksternal (Lepper, M. R., Sethi, S., Dialdin, D., & Drake, M., 2017, Csikszentmi-halyi, M., Abuhamdeh, S., & Nakamura, J, 2011, dan George A. Marcoulides and Adele Eskeles Gottfried, 2017).

Kinerja yaitu suatu capaian akhir yang dimi-liki oleh setiap individu atau kelompok kerja den-gan acuan standar sebagai pre-determinan dengan target yang telah atau sedang dijalankan dalam suatu organisasi kerja (Christopher Orpen, 2011, Alderfer, C., 1999, dan Jirapa Chalatharawat, 2009)

Hubungan budaya organisasi dengan motivasi kerja adalah kuat dan berpengaruh sangat signifi-kan terhadap derajat kinerja individu dan kelom-pok dalam suatu organisasi kerja (Sally Sledgea, *, Angela K. Miles, and Samuel Coppagec, 2016, Deci, E. L., & Ryan, R. M, 2011, dan Day, H. I., Berlyne, D. E., & Hunt, D. E., 2013, serta Eccles, J. S., 2010). Budaya organisasi dan motivasi juga dapat mempengaruhi kinerja seseorang melalui de-rajat kepusan kerja yang dimilikinya. Artinya jika kondisi seseorang benar-benar mencintai peker-jaannya yang dibuktikan dengan derajat loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya, komunikasi

yang harmonis dengan sesama rekan kerja, dan berani bertanggung jawab terhadap segala risiko pekerjaan yang diembannyamaka sangat berpo-tensi dapat meningkatkan derajat kinerjanya baik-sevara individu maupun kelompok Connolly, J.J., & Viswesvaran, C., 2015, Arvey, R.D., Bouchard, T.J. Jr., Segal, N.L., & Abraham, L.M., 2015, dan Christian Dormann and Doris Fay, 2017)

Kinerja individu dapat pula dipengaruhi oleh keadaan jiwa (mood) seseorang dalam lingkungan kerjanya sehingga selain budaya kerja dan moti-vasi kerja, mood seseorang juga berperan banyak dalam peningkatan derajat kepuasan kerja hingga kepada kinerja seseorang (Dormann, C., & Zapf, D, 2012, danFisher, C.D., 2015)

Adapun banyaknya jumlah dosen PTS di wilayah kota Palembang yang berhasil dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini dapt digam-barkan pada Tabel 1.

Jumlah sampel sebanyak 172 orang dosen tersebut memiliki latar belakang pendidikan mini-mal strata dua (S2) yang linear dengan bidang disilpin keilmuannya bahkan ada yang telah men-capai status guru besar dan memiliki pengalaman mengajar minimal 3 tahun (telah memiliki NIDN dan jenjang kepangkatan akademik minimal asisten ahli)

Data permasalahan dosen PTS di kota Palem-bang yang berhasil peneliti kumpulkan selama kurang lebih 9 (sembilan) bulan pada tahun 2017 melalui penyebaran lembar kuesioner yang secara langsung ditujukan pada dosen dan pimpinan lem-baga PTS (rektor, ketua sekolah tinggi, dan direk-tur) disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1Jumlah Dosen PTS Kota Palembang Sebagai Sampel

Penelitian Tahun 2017

Bentuk PTS Jumlah Dosen PTS Kota Palembang(orang)

Akademi 33

Politeknik 16

Sekolah Tinggi 44

Universitas 79

T o t a l 172

Sumber: Data yang diolah, 2017

Page 76: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

158 EKA MUZALFITRI RIDWAN

Tabel 2Permasalahan Sosial Dosen PTS dan Dampaknya terhadap Kinerja Personal di wilayah Kota Palembang Tahun 2017

PTSJumlah Permasalahan Sosialyang dialami dosen PTS Kota

Palembang Selama Tahun 2017( Kasus )

Akademi

1. Masalah disiplin kerja dosen yang memburuk (58 Kasus)

2. Masalah loyalitas kerja dosen yang rendah ter-hadap lembaga dan profesi (14 kasus)

3. Motivasi kerja yang yang menurun (102 kasus)4. Kinerja dosen yang memburuk (99 kasus)

Politeknik

1. Masalah disiplin kerja dosen yang memburuk (61 Kasus)

2. Masalah loyalitas kerja dosen yang rendah ter-hadap lembaga dan profesi (22 kasus)

3. Motivasi kerja yang yang menurun (93 kasus)4. Kinerja dosen yang memburuk (124 kasus)

Sekolah Tinggi

1. Masalah disiplin kerja dosen yang memburuk (95 Kasus)

2. Masalah loyalitas kerja dosen yang rendah ter-hadap lembaga dan profesi (91 kasus)

3. Motivasi kerja yang yang menurun (133 kasus)4. Kinerja dosen yang memburuk (111 kasus)

Universitas

1. Masalah disiplin kerja dosen yang memburuk 117 Kasus)

2. Masalah loyalitas kerja dosen yang rendah ter-hadap lembaga dan profesi (71 kasus)

3. Motivasi kerja yang yang menurun (168 kasus)4. Kinerja dosen yang memburuk (149 kasus)

Gambar 1. Grand Theoretical Model

Gambar 2. Empirical Model

KinerjaMotivasiKerja

BudayaKerja

Page 77: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 159

Penelitian ini menghasilkan 2 (dua) model penelitian yaitu grand Theoretical Model (model teoritis) dan Empirical Model (model empirik). Adapun model teoretis dapat disajikan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 merupakan model utama dalam penelitian ini dimana variabel eksogen (se-bagai variabel independen) akan berdampak ter-hadap derajat motivasi kerja seseorang dan pada gilirannya akan mempengaruhi derajat kinerja (se-bagai variabel dependen) dalam organisasi kerja. Sementara gambar 2 menyajikan model teoretis yang merupakan operasionalisasi dari model uta-ma dimana variabel budaya kerja dipecah menjadi budaya keluarga dan budaya kerja, motivasi kerja dikembangkan menjadi sebuah postulasi baru (sebagai novelty penelitian) bernama PIFTICY theory (Spririt of Self Tenacity and Efficacy) dan SA-CILUS theory (Star Assurance based Social status) sebagai variabel mediasi yang memediasi variabel PIFTICY theory yang juga merupakan sebuah postulasi baru dalam penelitian ini hingga menuju variabel kinerja personal sebagai variabel dependen.

Pada Gambar 2 disajikan pula 7 (tujuh) hipo-tesis yang merupakan rangkaian pelengkap untuk menunjukkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik deskriptif kuanti-tatif, dengan rincian sebagai berikut:Hipotesis 1 (H1) : Semakin baik derajat budaya

keluarga maka semakin tinggi derajat PIFT-ICY seseorang

Hipotesis 2 (H2) : Semakin baik derajat budaya kerja maka semakin tinggi derajat PIFTICY seseorang

Hipotesis 3 (H3) : Semakin tinggi derajat SA-CILUS seseorang maka semakin tinggi derajat PIFTICY seseorang

Hipotesis 4 (H4) : Semakin baik derajat budaya keluarga maka semakin tinggi derajat kinerja seseorang

Hipotesis 5 (H5) : Semakin baik derajat budaya kerja maka semakin tinggi derajat kinerja se-seorang

Hipotesis 6 (H6) : Semakin tinggi derajat SA-CILUS seseorang maka semakin tinggi derajat kinerja seseorang

Hipotesis 7 (H7) : semakin tinggi derajat PIFT-ICY seseorang maka semakin tinggi derajat kinerja seseorang

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini digunakan metode peneli-tan survey dimana seluruh populasi penelitian digunakan sepenuhnya meskipun beberapa re-sponden tidak mengembalikan lembar kuesioner yang diberikan. Penelitian ini menggunakan me-tode pendekatan structural equation modeling (SEM) karena konstruk penelitian yang digunakan memiliki variabel eksogen dan variabel endogen lebih dari dua varibel penelitian dengan dimensi dan indikator penelitian yang cukup komplek baik dari aspek kuantitas dimensi penelitiannya mau-pun konten kajian teoretikalnya.

Populasi penelitian berjumlah 179 orang dosen namun yang berhasil dikumpulkan dan bisa diolah sebagai data penelitian berjumlah 172 orang dos-en melalui lembaran kuesioner yang telah diper-siapkan sebelumnya. Adapun penentuan jumlah sampel dapat dilakukan dengan mengalikan 5 dengan jumlah indikator dalam variabel penelitian (Marcoulides, G. A., & Hershberger, S. L. , 2000) yaitu: 5 x 21 indikator = 105 responden (minimal), maka dengan jumlah responden 172 orang sudah dapat dianggap ideal karena telah melebihi standar jumlah minimal responden yang ditetapkan.

Teknik penetapan sampel dilakukan mela-lui pendekatan simple purposive sampling yaitu mengambil seluruh responden dosen PTS di kota Palembang baik dariakademi, politeknik, sekolah tinggi,dan universitas dengan pengalaman mini-mal 2 (dua) tahun.

Adapun variabel penelitian beserta indikatorn-ya dapat digambarkan sebagai berikut:

Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala pengukuran interval dengan range skala antara 1 hingga 10, yang bertujuan agar memberikan kebebasan yang seluasnya ke-pada para responden dalam menjawab pilihan

Page 78: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

160 EKA MUZALFITRI RIDWAN

Tabel 3Variabel, Pengukuran, dan indikator (dimensi) Penelitian

Variabel Pengukuran Indikator (Dimensi)

Budaya Keluarga Diukur dengan menggunakan 4 item dimensi yang dikembangkan oleh Carr, J. Z., Schmidt et.all (2013)

1. Tekanan ekonomi2. Tekanan kehidupan di masa depan3. Citra diri4. Gaya hidup

Budaya Kerja Diukur dengan menggunakan 5 item dimensi yang dikembangkan oleh Brown, S. P., & Leigh, T. W. (2017).

5. Gaji yang minim6. Tidak adanya pengakuan dari lembaga.7. Rekrutmen dosen atas nepotism dan kolusi8. Senioritas dalam bekerja9. Karir yang bersifat “status quo”

SA-CILUS (Star Assur-ance based Social Sta-tus)

Diukur dengan menggunakan 4 item dimensi yang dikembangkan oleh Arvey (2015), Dormann (2012), dan Mathis Schulte (2016)

10. Adanya pengakuan atau legalitassebagai dosen tetap

11. Adanya pengakuan/legalitas akan peker-jaan tetap

12. Adanya legalitas akan gaji tetap13. Adanya pengakuan masyarakat akan ek-

sistensi dosen dalam masyarakat

PIFTICY (Spirit of Self Te-nacity and Efficacy)

Diukur dengan menggunakan 4 item dimensi yang dikembangkan oleh Christopher Orpen (2011) dan Lep-per (2017)

14. Percaya akan skill & kemampuan15. Percaya bahwa peluang profesi menjan-

jikan ke depannya16. Percaya akan kemampuan membangun

teknologi dengan kebaruan.17. Percaya akan dukungan profesinya dari

masyarakat/lingkungannya

Kinerja Personal Diukur dengan menggunakan 4 item dimensi yang dikembangkan oleh Per Eisele (2011), Fisher (2015), Eccles (2010), Csikszentmihalyi (2011), dan George A. Marcoulides (2017)

18. Produktivitas penelitian yang tingi19. Prestasi berupa pengembangan ide-ide

baru bagi perguruan tinggi20. Harmonisasi dalam komunikasi dan interak-

si / bekerja21. Disiplin kerja

Sumber: Data yang Diolah, 2017

Gambar 3. Exogenous Variable/Construct

Page 79: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 161

jawaban pada lembar kuesioner yang disediakan sehingga hasil penelitian ini terhindar dari jawa-ban responden yang bersifat skala sikap karena tidak menggunakan skala pengukuran nominal dan atau ordinal.

Metode pengumpulan data pada peneltian ini yaitu dengan cara observasi langsung pada PTS yang ada di kota Palembang dan melakukan pe-nyebaran kuesioner kepada responden yang dituju yaitu kalangan dosen yayasan PTS.

Teknik analisis data dilakukan dengan cara merumuskan persamaan struktural kausalitas, uji validitas dan reliabilitas, dan evaluasi model pe-nelitian empirik melalui uji kesesuaian statistic (cut-off value)

HASIL PENELITIAN

Untuk hasil penelitian, peneliti mengguna-kan pendekatan analisis SEM (Structural equa-tion Modelling) yang dilengkapi program AMOS (Analysis of Moment Structure) sebagai tool yang membantu dalam menganalisis dan mengkalku-lasi data kuantitatif hingga interpretasi data yang telah diolah.

Dari hasil pengolahan data pada gambar 3 un-tuk penggunaan konstruk variabel eksogen pada penelitian ini dihasilkan nilai yang layak sehingga dapat dilanjutkan atau diterima baik melalui uji konfirmatori variabel eksogen dan uji kesesuian model (goodness of Fit Test).

Berdasarkan uji konfirmatori variabel didapat hasil bahwa loading factor variabel budaya ke-luarga secara umum di atas 0,5 yaitu X1 sebesar 0,72, X2 sebesar 0,62, X3 sebesar 0,69, X4 sebe-sar 0,68, dan begitupula dengan variabel budaya kerja yaitu X5 sebesar 0,52, X6 sebesar 0,52, X7

sebesar 0,66, X8 sebesar 0,80, kecuali X9 sebesar 0,05. Pada variabel SA-CILUS theory masing-masing bernilai X10 sebesar 0,31, X11 sebesar 0,59, X12 sebesar 0,88, dan X13 sebesar 0,19. Jika die-valuasi dari uji keseuaian model (Goodness of Fit Test) model variabel eksogen tersebut sangat baik dengan rincian probabilitas 0,06 ≥ 0,05, RMSEA 0,071 ≤ 0,08, CMIN/df 1,185 ≤ 2,00, TLI 0,98 ≥ 0,95, dan CFI 0,98 ≥ 0,95.

Selanjutnya juga diperlukan evaluasi terha-dap variabel endogen seperti yang disajikan pada

Gambar 4 sebagai berikut:

PIFTICYtheory

,60

X17e17

,78

,55

X16e16,74

,03

X15e15 ,18

,02

X14e14,15

PersonalPerformance

,07

X21e21

,26

,04

X20e20,20

,49

X19e19 ,70

,59

X1818,77

Gambar 4Endogenous Variable / Construct

,99

Gambar 4. Endogenous Variable/Construct

Uji konfirmatori variabel dihasilkan load-ing factor variabel PIFTICY Theory yang secara umum di atas 0,5 yaitu X14 sebesar 0,15, X15 sebe-sar 0,18, X16 sebesar 0,74, X17 sebesar 0,78, dan begitupula dengan variabel kinerja personal yaitu X18 sebesar 0,77, X19 sebesar 0,70, X20 sebesar 0,20, X21 sebesar 0,26. Jika dievaluasi dari uji ke-seuaian model (Goodness of Fit Test) model vari-abel eksogen tersebut cukup baik dengan rincian probabilitas 0,09 ≥ 0,05, RMSEA 0,014 ≤ 0,08, CMIN/df 1,44 ≤ 2,00, TLI 0,96 ≥ 0,95, dan CFI 0,97 ≥ 0,95.

Secara umum modelempirik dalam penelitian ini layak untuk dilanjutkan dan diterima karena telah memenuhi kelayakan atas uji konfirmatori dan uji kelayakan model (Goddness of Fit Test) yang disajikan pada Gambar 5.

Pada Gambar 5, yang menunjukkan empirical model dapat dievaluasi reliabel atau tidaknya suatu data dan valid atau tidaknya data kuesioner yang disebarkan dengan menggunakan alfa crobach sebesar 0,4 (Marcoulides, G. A., & Hershberger, S. L, 2000) sebagai patokan atau dasar perbandin-gan dengan alfa reliability dan validity hasil per-hitungannya. Hasil perhitungan empirical model dengan program AMOS didapat hasil bahwa baik alpha validitas maupun reliabilitas di atas nilai al-pha cronbach 0,4 seperti yang ditampilkan pada tabel 4 sebagai berikut:

Page 80: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

162 EKA MUZALFITRI RIDWAN

FamilyCulture

,45

X4e4

,67

,49

X3e3,70

,39

X2e2 ,63

,52

X1e1,72

WorkCulture

,00

X9e9

,06

,65

X8e8

,81

,43

X7e7,65

,26

X6e6 ,51

,27

X5e5,52

,19

PIFTICYTheory

,02

X14

e14

,15

,03

X15

e15

,18,55

X16

e16

,74,60

X17

e17

,78

SA-CILUSTheory

,04

X13

e13

,21

,69

X12

e12

,83

,38

X11

e11

,62

,10

X10

e10

,32

1,02

PersonalPerformance

,58

X18 e18,76 ,47

X19 e19,69,05

X20 e20,22

,07

X21 e21

,27

-,09

,96

,27

,13

,31

Z1

Z2

,04,06

,11

,15

,11

Gambar 6Empirical Research Model

Gambar 5. Empirical Research Model

Tabel 4Nilai Reliabilitas dan Validitas serta Indikator Variabel

No Variabel Penelitian Alpha Reliabilitas Alpha Validitas

1. Budaya Keluarga 0,85 ( > 0,40) 0,71 ( > 0,40)

2. Budaya Kerja 0,81 ( > 0,40) 0,69 ( > 0,40)

3. SA-CILUS Theory 0,79 ( > 0,40) 0,77 ( > 0,40)

4. PIFTICY Theory 0,68 ( > 0,40) 0,84 ( > 0,40)

5. Kinerja Personal 0,81 ( > 0,40) 0,59 ( > 0,40)

Sumber: Data diolah, 2018

Tabel 5Assessment of Normality

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.

X21 1,000 10,000 -,758 -1,056 -,917 -2,455X20 1,000 10,000 -,608 -1,257 -1,231 -1,295X19 1,000 10,000 -,061 -,328 -1,324 -1,544X18 1,000 10,000 -,106 -,568 -1,314 -1,517X10 1,000 10,000 -1,227 -1,572 ,079 ,210X11 1,000 10,000 -1,088 -1,826 -,143 -,384X5 1,000 10,000 -,886 -1,745 -,908 -2,430X6 1,000 10,000 -,959 -1,134 -,667 -1,784X7 1,000 10,000 -,945 -,060 -,784 -2,098X8 1,000 10,000 -,906 -,853 -,760 -2,036X9 1,000 10,000 -1,062 -,688 -,176 -,471X1 1,000 10,000 -,154 -,827 -1,508 -1,036X2 1,000 10,000 -,312 -1,672 -1,419 -1,799X3 1,000 10,000 -,296 -1,583 -1,617 -1329X4 1,000 10,000 -,373 -1,999 -1,458 -1,902

Multivariate 10,349 2,184

Sumber: Data yang Diolah, 2018

Page 81: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 163

Penilaian lainnya dapat ditinjau dari aspek uji nomalitas (assessment of normality) dimana stan-dar nilai untuk uji ini dengan menggunakan nilai critical ratio (CR) ± 2,58 atau < 2,58 dan atau > -2,58 (Marcoulides, G. A., & Hershberger, S. L., 2000). Tabel 5 menampilkan besarnya nilai CR yang lebih dari -2,58 dan kurang dari 2,58 sehing-ga data untuk model empirik dapat dikatakan nor-mal, yaitu seperti yang ditampilkan pada Tabel 5.

Selanjutnya jika ditinjau dari uji multivariate outlier dapat digunakan dengan cara pendekatan uji jarak Mahalanobis (Mahalanobis Distance) dengan acuan standar nilai diupayakan lebih kecil dari nilai Chi-square tabel (< χ2

tabel, jumlah dimen-si penelitian; α=0,001) maka besarnya chi-square tabel pada model penelitian ini adalah χ2

tabel =

46,797 (21 ; α=0,001) dengan chi-square uji Ma-halanobis Distance adalah lebih kecil dari χ2

tabel

seperti yang tertera pada Tabel 6.

Tabel 6. Observations farthest from the centroid (Ma-

halanobis distance) Observation

numberMahalanobis

d-squared p1 p2

16 36,826 ,018 ,95391 36,036 ,022 ,889

105 35,705 ,024 ,774

Sumber: Data yang Diolah, 2018

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model empirik pada penelitian ini layak dan da-pat diterima sebagai penemuan baru (novelty) baik pada variabel penelitian, indikator peneltian, konstruk penelitian pada variabel eksogen dan variabel endogen serta konstruk penelitian se-cara terpisah melalui uji konfirmatori variabel sehingga dapat berkontribusi bagi pengemban-gan ilmu melalui pengembangan teori baru yang dapat dijadikan acuan bagi penelitian berikutnya untuk terus dikembangkan. Dari hasil telaah AMOS pada model empirik tersebut dihasilkan bahwa PIFTICY sangat berpengaruh pada derajat peningkatan kinerja personal yaitu sebesar 0,96 yang tentunya kondisi ini didukung karena adanya variabel mediating yang mendukung munculya PIFTICY yaitu kondisi SA-CILUS sebesar 0,04, namun secara langsung SA-CILUS yang dimiliki seseorang ternyata hanya berpengaruh kecil terha-dap peningkatan derajat kinerja seseorang sebesar

0,11. Budaya keluarga dan budaya kerja berpen-garuh secara langsung terhadap besar kecilnya de-rajat PIFTICY seseorang masing-masing sebesar 0,31 dan 0,27. Sementara, budaya keluarga juga bisa berpengaruh positif secara langsung terhadap kinerja personal sebesar 0,13 namun budaya kerja justru secara langsung berpengaruh negatif terha-dap besarnya derajat kinerja personal.

Secara simpulan, derajat kinerja seorang dos-en dapat ditingkatkan jika dosen tersebut mampu mengkondisikan dirinya untuk tetap gigih dan percaya diri dalam menjalani profesinya meski-pun kesejahteraan dari organisasi yang menaung-inya (PTS) tidak mendukung dirinya.

PEMBAHASAN

Penelitian ini berhasil menemukan teori baru (kebaruan/novelty) dalam bentuk postulasi/te-ori dan model penelitian dalam bentuk empirical model. Temuan baru yang berhasil dipecahkan dalam penelitan ini adalah adanya dua teori baru bernama PIFTICY Theory (Spirit of Self tenacity and efficacy )dan SA-CILUS Theory (Star Assur-ance based Social Status).

PIFTICY merupakan suatu kondisi atau kead-aan yang dialami seseorang untuk tetap gigih dan percaya diri dalam melakukan dan menyelesaikan tugas dan tanggung jawabya meskipun organisasi yang menaunginya tidak memberikan reward yang sebanding dengan usaha yang telah atau se-dang dicapainya. Kondisi PIFTICY berpotensi dapat meningkatkan kinerja individu (novelty pe-neliti, 2018)

SA-CILUS merupakan pengakuan publik ter-hadap diri seseorang berupa status sosial yang tinggi dan berwibawa dengan jaminan karir, masa depan dan pengaruh sosial yang tinggi dan luas di berbagai aspek pekerjaan dan atau profesi lainnya. Kondisi SA-CILUS seseorang berpotensi kuat da-pat mempengaruhi derajat PIFTICY seseorang (novelty peneliti, 2018).

Diri pribadi seseorang pada dasarnya perlu adanya dukungan yang tidak saja secara materil namun yang paling penting adalah immaterial (faktor kejiwaan). Jika rasa percaya diri seorang dosen PTS dan kegigihannya dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan maka akan berpen-

Page 82: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

164 EKA MUZALFITRI RIDWAN

garuh secara segnifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerjanya. Hal lain yang dapat menguntung-kan jika PIFTTICY seorang dosen dapat diting-katkan karena adanya SA-CILUS adalah:1. SA-CILUS (Star Assurance based Social Sta-

tus) seorang dosen PTS akan membangkitkan perasaaan bangga pada diri sendiri (Self Pride) akan status dirinya yang memiliki profesi se-laku ilmuan dan peneliti yang sampai saat ini masih sangat dihargai dan dijunjung tinggi oleh masyarakat luas dari berbagai kalangan sebagai profesi yang mulia, berperan tinggi dalam mencerdaskan bangsa, pembentuk karakter anak bangsa di kemudian hari, pem-bentuk estetika dan etika bagi anak bangsa, panutan bagi masyarakat, berjiwa mulia, dan sebagai sumber ilmu yang tidak luntur dike-kang waktu dan zaman.

2. Dengan adanya self pride seorang dosen PTS di atas maka akan membentuk jiwa pribadi yang gigih, kokoh dan percaya diri dalam men-jalankan profesinya (terutama tridharma per-guruan tinggi) meskipun tingkat kesejahteraan (seperti gaji, tunjangan, dan atau penghargaan lainnya) dari lembaga PTS yang menaunginya tidak cukup mendukung/support diri pribadi dosen tersebut dalam menjalankan profesinya.

3. Kepercayaan diri seorang dosen PTS (Self Ef-ficacy) dalam menjalankan profesinya akan jauh lebih terdongkrak maju jika adanya dukungan moril dari pihak keluarga berupa budaya keluarga yang positif seperti turut mendukung dan mencintai profesi dosen yang sedang diemban oleh anggota keluarganya, se-hingga besar peluang dosen tersebut dalam di-rinya untuk meningkatkan motivasi intrinsikn-ya dalam menjalankan profesi tersebut dalam

bentuk kegigihan dan keuletan dalam bekerja tanpa mengenyampingkan self-integrity yang dimiliki.

4. Bagi pemilik (yayasan) dan pengelola (rektor, dekan, ketua, dan direktur) PTS di kota Palem-bang sudah selayaknya memperhatikan nasib para dosennya berupa peningkatan derajat kesejahteraan yang seimbang dengan kinerja yang telah dicapai mengingat dosen merupa-kan ujung tombak kelancaran pelaksanaan akademik sebuah PTS (mesin penggerak dan image builder) sekaligus salah satu ujung tombak item dalam upaya peningkatan akredi-tasi sebuah PTS di semua aspek. Hal lain-nya juga harus menjadi renungan bagi pemilik (yayasan) dan pengelola PTS di kota Palem-bang bahwa dosen adalah SDM yang mulai langka untuk didapat di kemudian hari karena adanya temuan symptoms bahwa banyak para sarjana-sarjana (S1 dan S2) yang mulai enggan memilih pekerjaan atau profesi sebagai dosen dengan alasan tingkat kesejahteraan yang san-gat minim dan kurang adanya pengakuan atas setiap prestasi yang dikerjakannya sehingga kebanyakan para sarjana tersebut dewasa ini lebih memilih bekerja di perusahaan-perusa-han yang berorientasi profit-minded.

5. Bagi pemerintah sudah selayaknya menjadi renungan bahwa perlu dukungan materil bagi dosen PTS berupa peningkatan dana bantuan tanpa adanya diskriminasi antara dosen PTN dengan dosen PTS yang berkeinginan kuat untuk melakukan pengembangan riset dan teknologi sesuai dengan keahliannya sehingga sebagai alat pemicu bagi dosen tersebut untuk berkinerja lebih baik lagi.

Page 83: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 165

REFERENCES

Alderfer, C. (1999), Existence, Relatedness and Growth: Human Needs in Organizational Settings, New, York: Free Press.

Anderson, N.R., & West, M.A. (2016). The team climate inventory: Development of the TCI and its applications in teambuilding for innovativeness. European Journal of Work and Organizational, Behavior, 19, 235 – 258.

Arvey, R.D., Bouchard, T.J. Jr., Segal, N.L., & Abraham, L.M. (2015). Job satisfaction: Environmental and genetic components. Journal of Applied Psychology, 74, 187–192.

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah Sumatera selatan (APTISI Sumsel), 2017

Brown, S. P., & Leigh, T. W. (2017). A new look at psychological climate and its relationship to job involvement, effort, and performance. Journal of Applied Psychology, 81, 358 – 368.

Carr, J. Z., Schmidt, A. M., Ford, J., & DeShon, R. P. (2013). Climate perceptions matter: A meta-analytic path analysis relating molar climate, cognitive and affective states, and individual level work outcomes. Journal of Applied Psychology, 88, 605–619.

Christian Dormann and Doris Fay, A State-Trait Analysis of Job Satisfaction: On the Effect of Core Self-Evaluations, APPLIED PSYCHOLOGY: AN INTERNATIONAL REVIEW, 2017, 55 (1), 27–51

Christopher Orpen, The effects of formal mentoring on employee work motivation, organizational commitment and job performance The Learning Organization, Volume 4 · Number 2 · 2011 · pp. 53–60 © MCB University Press · ISSN 0969-6474

Connolly, J.J., & Viswesvaran, C. (2015). The role of affectivity in job satisfaction: A meta-analysis. Personality and Individual Differences, Journal of Applied Psychology, 29, 265–281.

Csikszentmihalyi, M., Abuhamdeh, S., & Nakamura, J. (2011). Flow. In A. J. Elliott & C. S. Dweck (Eds.), Handbook of competence and motivation. (pp. 598–608). New York: Guilford Press.

D’Amato, A., & Zijlstra, D. (2008). Psychological climate and individual factors as antecedents of work outcomes. European Journal of Work and Organizational Psychology, 17, 33 – 54.

Day, H. I., Berlyne, D. E., & Hunt, D. E. (2013). Intrinsic motivation: new direction in education. Toronto: Holt, Rinehart & Winston Press Canada.

Deci, E. L., & Ryan, R. M. (2011). Self-determination theory and the facilitation of intrinsic motiva-tion, social development, and well-being. American Psychologist, 55, 68–78, (2011)

Dormann, C., & Zapf, D. (2012). Social support, social stressors at work and depression: Testing for main and moderating effects with structural equations in a 3-wave longitudinal study. Journal of Applied Psychology, 84, 874–884.

Page 84: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

166 EKA MUZALFITRI RIDWAN

Eccles, J. S. (2010). Subjective task value and the Eccles et al. model of achievement- related choic-es. Handbook of competence and motivation (pp. 105–121). New York: Guilford Press.

Fisher, C.D. (2015). Mood and emotions while working: Missing pieces of job satisfaction? Organi-zational Behavior and Human Decision Processes, Journal of Applied Psychology 21, 185–202.

George A. Marcoulides and Adele Eskeles Gottfried , A Latent Curve Model of Parental Motivational Practices and Developmental Decline in Math and Science Academic Intrinsic Motivation, Jour-nal of Educational Psychology 2017, Vol. 101, No. 3, 729–739

Jirapa Chalatharawat, 2009, Accounting nformation Usefulness for Performance Evaluation and Its Impact on The Firm Success: An Empirical Investigation of Food Manufacturing Firms in Thailand, REVIEW OF BUSINESS RESEARCH, Volume 9, Number 2, 2009

Lepper, M. R., Sethi, S., Dialdin, D., & Drake, M. (2017). Intrinsic and extrinsic motivation: A de-velopmental perspective Developmental psycho thology: Perspectives on adjustment, risk, and disorder (pp. 23–5 New York: Cambridge University Press.

Marcoulides, G. A., & Hershberger, S. L. (2000). Multivariate statistical methods: A first course. Mahwah, NJ: Erlbaum.

Mathis Schulte, Organizational climate systems and psychological climate perceptions: A cross-level study of climate-satisfaction relationships, Journal of Occupational and Organizational Psychology (2016), 79, 645–671

Per Eisele, Psychological climate and its relation to work performance and well-being: The mediating role of Organizational Citizenship Behavior (OCB), Baltic Journal of Psychology, 2011, 12 (1, 2), 4–21

Sally Sledgea, Angela K. Miles, and Samuel Coppagec, What role does culture play? A look at mo-tivation and job satisfaction among hotel workers in Brazil, The International Journal of Human Resource Management, Vol. 19, No. 9, September 2016, 1667–1682

Schneider, B. (1990). Organizational climate and culture. San Francisco: Jossey-Bass.

Thayer, S. (2008). Psychological climate and its relationship to employee engagement and organiza-tional citizenship behaviors. Unpublished doctoral dissertation.

Page 85: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 167

EFEKTIVITAS PENERAPAN MALCOLM BALDRIGE CRITERIA DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PT. PJB UP GRESIK

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN & BISNISVolume 19, Nomor 2, Oktober 2018P-ISSN: 1412–968XE-ISSN: 2598-9405 Hal. 167-178

ABDURRAHMAN FARIS INDRIYA HIMAWANFakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Gresik

In this research has purposed for knowing the implementation of increasing pro-ductivity Malcolm Baldrige Criteria levels and the influence of increasing productiv-ity in PT PJB UP Gresik. Malcolm Baldrige Criteria that is observed include Leader-ship, Strategic Planning, Costumer And Market Focus, Measurement Analysis And Knowledge Management, Human Resources Focus, Process Management And Busi-ness Result. The implementation of Malcolm Baldrige Criteria in PT PJB UP Gresik had been successes, in this case, it is indicated that has a good effectivness levels, it means that every criteria at Malcolm Baldrige has a good effevtivity of increasing productivity in PT PJB UP Gresik. The assessment of effetivness percentage is ac-cording to general by using Malcolm Baldrige Criteria is PT PJB UP Gresik showed the beginning of approach that is systematic in answering the backgrounds of regula-tions from every criteria items. But there is a big gap that is enough in approaching and deployment in some criterias. Based on the result of multiple linear regression analysis is found that influence of Malcolm Baldrige Criteria’s implementation in increasing productivity at PT PJB UP Gresik is according to the simultaneous has influenced that is significant whereas according to the partial only leadership criteria that has possitve influence in increasing productivity of PT PJB UP Gresik, another from that criteria does not have influence that is significant in increasing productivity at PT PJB UP Gresik.

Keywords: Malcolm Baldrige Criteria, Effectivity, Productivity

Page 86: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

168 ABDURRAHMAN FARIS INDRIYA HIMAWAN

PENDAHULUAN

Daya saing bangsa Indonesia salah satunya tergantung dari daya saing perusahaan - perusa-haan, yang pada gilirannya tergantung dari kemam-puan dalam menerapkan praktek - praktek terbaik global. Salah satu praktek terbaik yang merupa-kan kebutuhan dasar dalam upaya mencapai daya saing global adalah keunggulan dalam manajemen mutu dengan demikian perusahaan tidak ada jalan pintas, untuk membangun peru-sahaan yang produktif dan berdaya saing tinggi, serta mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Perusahaan yang produktif memerlukan tum-puan yang kuat, yaitu mutu, baik yang ada di dalam maupun di luar perusahaan yang da-pat dirasakan oleh pelanggan dan stakeholder lainnya. Mutu harus berangkat dari budaya, dalam hal ini adalah budaya perusahaan dan budaya kerja. Artinya, dibutuhkan sebuah sistem yang mampu membentuk sebuah budaya, yaitu sebuah kerangka berpikir dan berperilaku yang mengarahkan dan menuntun perusahaan yang produktif serta mampu mencapai sebuah keberhasilan daya saing perusa-haan. Tjiptono dan Anastasia (2003) menyatakan komponen-komponen penunjang daya saing suatu perusahaan adalah (1) Standar hidup, (2) Investasi, (3) Produktivitas, dan (4) Perdagangan.

Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tu-juannya ditentukan oleh fungsi-fungsi manajemen yang terdapat di dalamnya dalam mengelola faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan kinerja perusahaan secara keseluru-han. Ayuningtias (2005) berpendapat bahwa tujuan berdirinya suatu perusahaan adalah mencari keun-tungan atau laba, karena jumlah laba yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut berhasil, dan sebaliknya jika jumlah laba kecil menunjuk-kan perusahaan-perusahaan tersebut kurang ber-hasil. Sebagai mana pendapat Nurdin dan Yasrin (2004) bahwa faktor penting yang mempengaruhi manajemen dan mutu perusahaan adalah produk-tivitas, artinya meningkatkan produktivitas berarti meningkatkan kesejahteraan dan mutu perusa-haan.

Rendahnya produktivitas yang terjadi dis-ebabkan karena aktivitas yang dilakukan oleh

perusahaan dalam berproduksi kurang memperha-tikan jumlah perbandingan yang seharusnya diper-timbangkan. Atau pemborosan sumber produksi telah terjadi dalam perusahaan tersebut sehingga akan berpengaruh dalam pencapaian laba tidak seperti yang ditargetkan. Produktivitas merupa-kan hubungan antara hasil nyata (barang-barang atau jasa) dengan sumber daya yang ada, misalnya produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif, suatu perbandingan antara input dan output dima-na input sering dibatasi dengan sumber daya peru-sahaan, sedangkan output diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai (Sedarmayanti, 2009;56 ).

Sadikin (2005;17) mengemukakan bahwa pen-erapan sistem manajemen kinerja atau alat bantu pengukuran kinerja seperti International Standart of Organization ( ISO), balance score card, Mal-colm Baldrige Criteria dan beberapa alat ukur lainnya yang banyak diterapkan di perusahaan Indonesia tidak akan memberikan hasil yang me-muaskan apabila program peningkatan kinerjanya masih dilakukan secara acak atau parsial. Perusa-haan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di In-donesia banyak menerapkan pengukuran produk-tivitas berbasis Malcolm Baldrige Criteria, akan tetapi perusahaan tidak bisa menerapkan secara langsung di lapangan karena penerapannya masih sebatas perhitungan skor dan posisi perusahaan dibanding dengan perusahaan lain di Indonesia maupun Internasional dalam penerapan Malcolm Baldrige Criteria.

Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence atau yang biasa disebut Malcolm Baldrige Criteria (MBC) adalah suatu pendeka-tan yang dapat menggambarkan bagaimana suatu perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dan efektivitas. MBC merupakan salah satu metode yang terdapat dalam Total Quality Management (TQM) yang telah mampu meningkatkan mutu bersaing untuk perusahaan-perusahaan besar di Amerika. MBC sendiri terdiri dari sebelas tata nilai dan konsep yang digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efektivitas peru-sahaan secara keseluruhan.

Malcolm Baldrige Criteria terdiri dari sebelas tata nilai yang diantaranya, Kepemimpian yang visioner, Keunggulan menurut pelanggan, Pemb-

Page 87: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 169

elajaran perorangan dan organisasional, Menghar-gai pegawai dan mitra, Kegesitan, Fokus kepada masa depan, Mengelola inovasi, Manajemen ber-dasarkan fakta, Pertanggungjawaban social, Fokus kepada hasil dan penciptaan nilai, dan Persepektif Kesisteman. Tata nilai dan konsep Baldrige pada ujungnya akan bermuara di dalam tujuh Kriteria Malcolm Baldrige yang terdiri dari (1) Kepem-impinan (Leadership), (2) Perencanaan strategis (Strategic Planning), (3) Fokus pelanggan dan pasar (Costumer&Market Focus), (4) Penguku-ran, Analisis dan Manajemen pengetahuan (Meas-urement, Analysis and Knowledge Management), (5) Fokus SDM (Human Resources Focus), (6) Manajemen proses (Process Management), dan (7) Hasil bisnis (Business Result).

Sejak tahun 2008 PT. Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik (PT. PJB UP Gresik ) telah mengaplikasikan Malcolm Baldrige Criteria dalam pengukuran produktivitas dan efektivitas perusahaan, hal ini sejalan dengan induk dari pe-rusahaan ini dimana PT. PLN (persero) telah men-gadopsi Malcolm Baldrige Criteria sejak tahun 2003 dalam palaksanaan roda organisasi perusa-haan. PT. PJB UP Gresik sendiri merupakan salah satu perusahaan besar yang ada di Indonesia khu-susnya di Kota Gresik, PT.PJB UP Gresik merupa-kan perusahaan yang bergerak di bidang produksi listrik. PT. PJB UP Gresik merupakan salah satu unit pembangkitan PT.PJB, dimana perusahaan ini anak perusahaan milik PT. PLN (persero) den-gan tujuan berdiri melaksanakan desentralisasi, menigkatkan efisiensi, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dan mampu berkembang secara mandiri. Dapat dilihat pada gambar 1.1 bahwa PT. PJB UP Gresik merupakan produsen listrik besar di Jawa Timur dan sebagai pemasok listrik di Jawa Timur tertinggi yakni 68% sedang-kan di Jawa-Bali 10% dari total pemasokan listrik. Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana efektivitas penerapan Malcolm Baldrige Criteria (MBC) pada PT PJB UP Gresik?

Bagaimana pengaruh penerapan Malcolm Baldrige Criteria (MBC) dalam peningkatan produktivitas PT PJB UP Gresik?

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat regresional yaitu meneliti seberapa besar kontribusi atau pengaruh variabel bebas (In-dependent Variable) terhadap variabel terikatnya (Dependent Variable) dengan menggunakan per-masalahan yang ada. Natsir (1988;33) berpenda-pat bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan fenomena yang dis-elidiki. Penelitian ini dilakukan di PT PJB UP Gresik terletak di Jl. Harun Tohir Gresik – Jawa Timur 61112.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tetap tiap fungsional dan departemen yang terda-pat di PT. PJB UP Gresik. Adapun teknik pengam-bilan sampel yang digunakan Proportionate Stratified Random Sampling. Menurut Suliyanto (2006;125) Proportionate Stratified Random Sam-pling adalah teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Pada penelitian ini jumlah sampel yang diambil sejumlah 82 re-sponden.dimana dalam pelaksanaan pengambilan sampel akan diambil sesuai dengan tingkatan manajerial jabatan meliputi manajer, assistant, su-perviser dan analist/officer/enjiner.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisa deskriptif ini diguna-kan untuk menjawab tingkat efektivitas penerapan Malcolm Baldrige Criteria di PT PJB UP Gresik. Untuk menentukan tingkat efektivitas bisa dike-tahui melalui pendistribusian hasil kuisioner pada setiap tingkatan manajerial, kemudian di analisis dan ditarik suatu kesimpulan. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh Malcolm Baldrige Criteria terhadap mendorong peningkatan produktivitas PT PJB UP Gresik menggunakan model regresi linier berganda.

Dimana : Y = Produktivitas Perusahaana = KonstantaX1= LeadershipX2= Strategic Planning

Page 88: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

170 ABDURRAHMAN FARIS INDRIYA HIMAWAN

X3 = Costumer and Market FocusX4= Measurement, Analysis and Knowledge Management X5= Human Resorce FocusX6= Process ManagementX7= Bussiness Result

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Efektivitas Penerapan Malcolm Bald-rige Criteria

Pada penelitian ini tingkat efektivitas penera-pan Malcolm Baldrige Criteria ditentukan melalui teknik analisis distribusi frekwensi dan kemudian di deskripsikan untuk mengetahui keefektivitasan tiap variabel atau tiap kriteria. Berikut ini akan disajikan hasil analisis tiap tabel variabel.

Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan, hasil pengujian dengan menghitung prosentase tingkat efektivitas penerapan Malcolm Baldrige Criteria diperoleh bahwa setiap kriteria memiliki tingkat efektivitas yang baik, hal ini membuktikan bahwa PT PJB UP Gresik telah memiliki komit-men dalam penerapan Malcolm Baldrige Criteria pada setiap lini manajemen perusahaan. Gaspersz (2007;24) upaya peningkatan kualitas dan kuan-titas produk dari perusahaan harus dimulai dari komitmen yang tinggi dari manajemen disertai dengan peningkatan produktivitas individu yang ada dalam perusahaan itu.

Tingkat prosentase efektivitas kriteria lead-ership memiliki nilai 68,1%, hal ini mengindi-kasikan bahwa pemimpin yang ada di setiap lini manajemen PT PJB UP Gresik telah menjalan-kan tugasnya dengan baik, terbukti bahwa 70,3% pemimpin telah menciptakan pencapaian visi serta 66,3% pemimpin telah melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan. Welch (2004;54) berpendapat bahwa seorang pemimpin harus men-ciptakan visi dan menyalakan atau menbakar se-mangat organisasi agar membuat visi itu menjadi kenyataan, dalam bukunya Welch (2004;58) juga mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang berkualitas adalah pemimpin yang melibatkan setiap orang danmenyambut ide besar dari mana saja artinya setiap orang untuk berkontribusi adalah datang dengan ide terbaik.

Selanjutnya, tingkat prosentase efektivitas

kriteria strategic planning memiliki nilai 65,6%, hal ini dinilai efektif dalam penerapannya di PT PJB UP Gresik. Pada kriteria ini dimensi yang paling unggul adalah menciptakan keunggulan strategis dan penentuan strategi kunci dengan nilai prosentase 68,94% dan 67,53% artinya PT PJB UP Gresik telah membuat rencana strategis dalam jangka pendek dan jangka panjang kemu-dian mengkomunikasikan rencana kepada semua level pegawai sehingga mereka memahami peran-nya dalam membantu perusahaan mencapai visi. Gasperz (2007;270) berpendapat bahwa peren-canaan strategis merupakan suatu upaya mengi-dentifikasi hasil kinerja yang diinginkan dimasa depan, indikator-indikator kinerja kunci dan pro-gram-program peningkatan keunggulan kinerja yang harus dilaksanakan agar mencapai hasil yang diinginkan.

Tingkat prosentase efektivitas kriteria cos-tumer & market focus memiliki nilai yang efektif yakni 66,9% hal ini dibuktikan dari perusahaan telah mengidentifikasi pelanggan dan pasar den-gan nilai prosentase 69,41% selain itu PT PJB UP Gresik juga telah membangun komunikasi bisnis dengan pelanggan dan pasar sehingga proses bis-nis berjalan dengan baik, pada dimensi ini nilai prosentase sebesar 66,35%. Fokus pelanggan dan pasar yang ada menunjukan telah adanya pengata-huan terhadap pelanggan dan pasar sehingga dapat membangun hubungan terhadap pelanggan ter-masuk didalamnya penanganan terhadap keluhan pelanggan dan juga adanya pendekatan terhadap penentuan kepuasan pelanggan pada perusahaan.

Penghitungan tingkat prosentase efektivitas selanjutnya adalah kriteria measurement, analy-sis & knowledge management, pada kriteria ini nilai efektivitas sebesar 68,12% hal ini dibukti-kan bahwa PT PJB UP Gresik telah melakukan pengukuran produktivitas dan melakukan anali-sis produktivitas secara berkesinambungan dapat dilihat dengan nilai prosentase yang tinggi yakni sebesar 68,47% dan 68,71%. PT PJB UP Gresik juga telah melakukan pengelolaan teknologi in-formasi dengan dibuktikannya saat ini perusahaan selalu meng-up date data secara baik selain itu perusahaan juga telah menggunakan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Page 89: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 171

Tabel 1Efektivitas Kriteria Leadership

No. Pertanyaan

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI EFEKTIVITAS MALCOLM BALDRIGE CRITERIA Prosentasi

0 TS (1) KS (2) S (3) SS (4) Efektivitasf % f % f % f % f % %

1 Penetapan Visi 0 0 0 0 1 1,2 30 36,6 51 62,2 69,62 Penyebarluasan Visi 0 0 0 0 1 1,2 46 56,1 35 42,7 65,8

3 Menciptakan pencapaian Visi 0 0 0 0 1 1,2 27 32,9 54 65,9 70,3

4 Melibatkan Karyawan Dalam Keputusan 0 0 0 0 4 4,9 38 46,3 40 48,8 66,3

Rata-Rata 68,1

Tabel 2Efektivitas Kriteria Strategic Planning

No. Pertanyaan

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI EFEKTIVITAS MALCOLM BALDRIGE CRITERIA Prosentasi

0 TS (1) KS (2) S (3) SS(4) Efektivitas

f % f % f % f % f % %

1 Menciptakan Keunggulan Strategis 0 0 0 0 0 0 35 42,7 47 57,3 68,94

2 Mempertimbangkan Informasi 0 0 0 0 3 3,7 46 56,1 33 40,2 64,94

3 Menentukan Strategi Kunci 0 0 0 0 6 7,3 29 35,4 47 57,3 67,53

4 Mengembangkan Rencana Kunci 0 0 0 0 1 1,2 67 81,7 14 17,1 60,94

Rata-Rata 65,6

Tabel 3Efektivitas Kriteria Costumer & Market Fokus

No. Pertanyaan

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI EFEKTIVITAS MALCOLM BALDRIGE CRITERIA Prosentasi

0 TS (1) KS (2) S (3) SS(4) Efektivitas

f % f % f % f % f % %

1 Mengidentifikasi Pelanggan dan Pasar 0 0 0 0 1 1,2 31 37,8 50 61 69,41

2 Menentukan Kebutuhan 0 0 0 0 1 1,2 45 54,9 36 43,9 66,12

3 Membangun Komunikasi 0 0 0 0 2 2,4 42 51,2 38 46,3 66,35

4 Menindak Lanjuti Keluhan 0 0 0 0 0 0 48 58,5 34 41,5 65,88

Rata-Rata 66,9

Tabel 4Efektivitas Kriteria Measurement, Analysis & Knowledge Management (MAKM)

No. Pertanyaan

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI EFEKTIVITAS MALCOLM BALDRIGE CRITERIA Prosentasi

0 TS (1) KS (2) S (3) SS(4) Efektivitas

f % f % f % f % f % %

1Kemudahan Mendapatkan Informasi 0 0 0 0 0 0 40 48,8 42 51,2 67,76

2Menggunakan Data Dalam Keputusan 0 0 0 0 0 0 41 50 41 50 67,53

3

Menentukan Pengukuran Produktivitas 0 0 0 0 1 1,2 35 42,7 46 56,1 68,47

4Melakukan Analisis Produktivitas 0 0 0 0 1 1,2 34 41,5 47 57,3 68,71

Rata-Rata 68,12

Page 90: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

172 ABDURRAHMAN FARIS INDRIYA HIMAWAN

Tabel 5Efektivitas Kriteria Human Resources Focus

No. Pertanyaan

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI EFEKTIVITAS MALCOLM BALDRIGE CRITERIA Prosentasi

0 TS (1) KS (2) S (3) SS(4) Efektivitas

f % f % f % f % f % %

1 Penerapan Rencana di SDM 0 0 0 0 3 3,7 32 39 47 57,3 68,24

2 Pengembangan Keterlibatan Karyawan 0 0 8 9,8 40 48,8 14 17,1 20 24,4 49,41

3 Meningkatkan Kompetensi Karyawan 0 0 1 1,2 3 3,7 44 53,7 34 41,5 64,71

4 Merencanakan Penjaminan K3 0 0 0 0 5 6,1 32 34 45 54,1 67,29

Rata-Rata 62,41

Tabel 6Efektivitas Kriteria Process Management

No. Pertanyaan

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI EFEKTIVITAS MALCOLM BALDRIGE CRITERIA Prosentasi

0 TS (1) KS (2) S (3) SS(4) Efektivitas

f % f % f % f % f % %

1 Peningkatan Proses Produksi 0 0 0 0 1 1,2 43 52,4 38 46,3 66,59

2 Menetapkan Proses Bisnis Kunci 0 0 0 0 3 3,7 34 41,5 45 54,9 67,76

3 Menjamin Kesiapan Sistem Kerja 0 0 0 0 0 0 37 45,1 45 54,9 68,47

4 Melakukan Inovasi Sistem Kerja 0 0 0 0 0 0 37 45,1 45 54,9 68,47

Rata-Rata 67,82

Tabel 7Efektivitas Kriteria Bussiness Result

No. Pertanyaan

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI EFEKTIVITAS MALCOLM BALDRIGE CRITERIA Prosentasi

0 TS (1) KS (2) S (3) SS(4) Efektivitas

f % f % f % f % f % %

1 Menentukan Indikator Kepuasan Pelanggan 0 0 0 0 0 0 37 45,1 45 54,9 68,47

2 Menentukan Indikator Operasional Sistem Kerja 0 0 0 0 0 0 32 39 50 61 69,65

3 Menentukan Indikator Keterlibatan Karyawan 0 0 0 0 0 0 36 43,9 46 56,1 68,71

4 Menentukan Indikator Sistem Kerja 0 0 0 0 1 1,2 44 53,7 37 45,1 66,35

Rata-Rata 68,29

Page 91: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 173

Gaspersz (2007;317) mengemukakan bahwa pengukuran dan penganalisisas memainkan per-anan yang sangat penting bagi peningkatan suatu kemajuan kearah yang lebih baik bagi perusahaan. Dalam manajemen kualitas, pengukuran terhadap fakta-fakta akan menghasilkan data yang kemu-dian apabila data tersebut dianalisis secara tepat akan memberikan informasi yang akurat, selan-jutnya informasi itu akan berguna bagi perusahaan untuk peningkatan pengetahuan dalam pengambi-lan keputusan.

Selanjutnya, tingkat prosentase efektivitas yang dinilai adalah kriteria human resources fo-cus, pada kriteria ini tingkat efektivitas sebesar 62,41% hal ini didukung oleh sudah diterapkan-nya perencanaan di SDM serta telah ditingkatkan-nya kompetensi karywan sehingga perusahaan memiliki karyawan yang berkapasitas dan memi-liki kapabilitas. Pada dimensi perencanaan renca-na di SDM nilai tingkat efektivitasnya mencapai 68,24%. PT PJB UP Gresik telah merencanakan penjaminan Keselamatan Kerja Karyawan (K3) hal ini dibuktikan bahwa dimensi ini menyum-bang prosentase yang tinggi dengan nilai 67,29% dalam keterlibatan karyawan, PT PJB UP Gresik juga telah melakukan pengembangan secara berkesinambungan.

Welch (2004;103) berpendapat manajemen or-ganisasi perlu melibatkan karyawan melalui me-netapkan tim-tim peningkatan kinerja yang me-miliki pengetahuan dari proses, serta memberikan pelatihan yang diperlukan agar menjamin keter-ampilan yang dimiliki dalam perbaikan proses. Efektivitas dari implementasi program-program peningkatan kompetensi dan kapabilitas kar-yawan di perusahaan akan sangat tergantung pada pelaksanaan secara tepat dari perana stakeholders dan semua lini manajemen.

Tingkat prosentase efektivitas yang dinilai selanjutnya adalah kriteria process management, pada kriteria ini tingkat efektivitasanya mencapai 67,82%, nilai yang efektif dalam kontribusi efek-tivitas penerapan Malcolm Baldrige Criteria di PT PJB UP Gresik, hal ini bisa dibuktikan dari dimen-si yang ada bahwa hampir tiap dimensi memiliki tingkat efektivitas yang tinggi. PT PJB UP Gresik telah meningkatkan proses produksi dan telah me-netapkan proses kunci sehingga dalam aktivitas

kerja para karyawan dituntut untuk melakukan inovasi dalam sistem kerja dalam dimensi ini nilai prosentasenya berturut-turut sebesar 66,59% dan 67,76%. Untuk menjamin proses produksi berja-lan lancar PT PJB UP Gresik telah menjamin ke-siapan sistem kerja hal ini dilakukan agar mampu menghadapi keadaan-keadaan darurat atau benca-na melalui memperhatikan pencegahan, manaje-men, kontinuitas, operasional dan pemulihan (re-covery) pada dimensi ini tingkat efektivitasannya mencapai 68,47%.

Terakhir, tingkat efektivitas yang dinilai ada-lah kriteria business result, kriteria ini merupakan hasil dari keseluruhan kriteria yang dinilai pada penerapan Malcolm Baldrige Criteria. Pada krite-ria ini dianggap paling penting karena dalam pen-erapan Malcolm Baldrige Criteria di perusahaan business result memiliki kontribusi yang besar dalam sistem scoring examiner, dalam berbagai masalah yang terjadi di perusahaan saat exam-iner kriteria ini menjadi batu sandungan dalam memperoleh skor Malcolm Baldrige Criteria (Sadikin.2005;54). Dari hasil penilaian tingkat efektivitas penerapan Malcolm Baldrige Criteria di PT PJB UP Gresik, kriteria ini memilliki ting-kat efektivitas dengan nilai 68,29%. Hal ini bisa dibuktikan bahwa PT PJB UP Gresik telah menen-tukan indikator-indikator dalam menentukan hasil bisnis, diantaranya perusahaan telah menentukan indikator kepuasan pelanggan yang berkontri-busi nilai sebesar 68,47% selanjutnya indikator operasional sistem kerja, indikator keterlibatan karyawan dan indikator sistem kerja dengan nilai efektivitas berturut-turut sebesar 69,65%, 68,71% dan 66,35%.

Analisis Malcolm Baldrige Criteria dalam Peningkatan Produktivitas.

Analisis regresi linear adalah analisis hubun-gan antara variabel dependen (Y) dengan vari-abel independen (X), jika menggunakan dua atau lebih variabel independen dalam satu model re-gresi maka disebut analisis regresi linea berganda. Pada penelitian ini variabel dependen (Y) adalah produktivitas sedangkan untuk variabel independ-ennya adalah leadership (X1), strategic planning (X2), costumer & market focus (X3), MAKM (X4), human resources focus (X5), process man-

Page 92: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

174 ABDURRAHMAN FARIS INDRIYA HIMAWAN

agement (X6) dan business result (X7). Dari hasil analisis seperti tabel 9 pada diper-

oleh persamaan fungsi regresi linear berganda se-bagai berikut :

Y = 2,439+ 0,402X1– 0,050X2+ 0,341X3+ 0,212X4+ 0,108X5+ 0,101X6+ 0,223X7

a. Jika X1 berubah dengan satu satuan maka Y akan berubah sebesar 0,402 dengan anggapan X2, X3, X4, X5, X6, dan X7 tetap artinya semak-in baik kriteria leadership yang dilakukan oleh perusahaan maka produktivitas meningkat sebesar 40,2% dengan menganggap variabel lain tetap atau konstan.

b. Jika X2 berubah dengan satu satuan maka Y akan berubah sebesar -0,050 dengan angga-pan X1, X3, X4, X5, X6, dan X7 tetap artinya jika kriteria strategic planning yang dilakukan oleh perusahaan maka produktivitas menurun sebesar 5% dengan menganggap variabel lain tetap atau konstan.

c. Jika X3 berubah dengan satu satuan maka Y akan berubah sebesar 0,341 dengan anggapan X1, X2, X4, X5, X6, dan X7 tetap artinya se-makin baik kriteria costumer and market focus yang dilakukan oleh perusahaan maka produk-tivitas meningkat sebesar 34,1% dengan men-ganggap variabel lain tetap atau konstan.

d. Jika X4 berubah dengan satu satuan maka Y akan berubah sebesar 0,212 dengan angga-pan X1, X2, X3, X5, X6, dan X7 tetap artinya semakin baik kriteria measurement, analysis, and knowledge management yang dilakukan oleh perusahaan maka produktivitas mening-kat sebesar 21,2% dengan menganggap vari-abel lain tetap atau konstan.

e. Jika X5 berubah dengan satu satuan maka Y akan berubah sebesar 0,108 dengan anggapan X1, X2, X3, X4, X6, dan X7 tetap artinya semak-in baik kriteria human resources focus yang dilakukan oleh perusahaan maka produktivitas meningkat sebesar 10,8% dengan mengang-gap variabel lain tetap atau konstan.

f. Jika X6 berubah dengan satu satuan maka Y akan berubah sebesar 0,101 dengan anggapan X1, X2, X3, X4, X5, dan X7 tetap artinya se-makin baik kriteria process management yang

dilakukan oleh perusahaan maka produktivitas meningkat sebesar 10,1% dengan mengang-gap variabel lain tetap atau konstan.

g. Jika X7 berubah dengan satu satuan maka Y akan berubah sebesar 0,223 dengan anggapan X1, X2, X3, X4, X5, dan X6 tetap artinya semak-in baik kriteria business result yang dilakukan oleh perusahaan maka produktivitas mening-kat sebesar 22,3% dengan menganggap vari-abel lain tetap atau konstan.

Tabel 8Model Summary

Model RR

SquareAdjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate1 ,686(a) ,471 ,421 1,678

Analisis R2 ( R Square ) atau koefisien de-terminasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentasi sumbangan pengaruh variabel in-dependen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pada tabel 4.22 tabel model summary dapat diketahui bahwa bilai R2

(R Square) adalah 0,421, artinya sumbangan pengaruh dari variabel independen yaitu 42,1% sedangkan sisanya sebe-sar 57,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Uji t (Uji Parsial)Uji t digunakan untuk menguji pengaruh vari-

abel independen (X) secara parsial atau berpen-garuh secara masing-masing terhadap variabel dependen (Y), dengan menggunakan tingkat sig-nifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (Uji dua sisi), df =n-k-1 atau 82-7-1 = 74, maka didapatkan t tabel sebesar 1,998. Untuk pengambilan keputusan pada uji t adalah :- t hitung ≤ t tabel atau –t hitung ≥ -t tabel jadi

H0 diterima- t hitung > t tabel atau –t hitung < -t tabel jadi

H0 ditolakUntuk menguji hipotesis pengaruh secara

parsial pada penelitian ini akan disajikan berikut dibawah ini :1. Leadership (X1)

Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar 2,143 lebih besar dari t tabel sebesar 1,998. Dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel

Page 93: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 175

atau 2,143 > 1,988 jadi H0 ditolak, kesimpulannya kriteria leadership berpengaruh dalam peningka-tan produktivitas PT PJB UP Gresik.2. Strategic Planning (X2)

Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar -0,244 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,998. Dapat diketahui bahwa t hitung < t tabel atau -0,244 < 1,988 jadi H0 diterima, kesimpulan-nya kriteria strategic planning tidak berpengaruh dalam peningkatan produktivitas PT PJB UP Gresik. 3. Costumer and Market Focus (X3)

Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar 1,855 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,998. Dapat diketahui bahwa t hitung < t tabel atau 1,855 < 1,988 jadi H0 diterima, kesimpu-lannya kriteria costumer and market focus tidak berpengaruh dalam peningkatan produktivitas PT PJB UP Gresik. 4. Measurement, Analysis, and Knowledge Man-

agement (X4) Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung

sebesar 1,075 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,998. Dapat diketahui bahwa t hitung < t tabel atau 1,075 < 1,988 jadi H0 diterima, kesimpulan-nya kriteria measurement, analysis and knowledge management tidak berpengaruh dalam peningka-tan produktivitas PT PJB UP Gresik.5. Human Resources Focus (X5)

Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar 0,729 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,998. Dapat diketahui bahwa t hitung < t tabel atau 0,729 < 1,988 jadi H0 diterima, kesimpulan-nya kriteria human resources focus tidak berpen-garuh dalam peningkatan produktivitas PT PJB UP Gresik. 6. Focuss Management (X6)

Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar 0,585 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,998. Dapat diketahui bahwa t hitung < t tabel atau 0,585 < 1,988 jadi H0 diterima, kesimpulannya kriteria focuss management tidak berpengaruh dalam pen-ingkatan produktivitas PT PJB UP Gresik. 7. Business Result (X7)

Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar 1,251 lebih kecil dari t ta-bel sebesar 1,998. Dapat diketahui bahwa t hitung < t tabel atau 1,251 < 1,988 jadi H0 diterima, kesimpulannya kriteria Busi-ness Result tidak berpengaruh dalam pen-ingkatan produktivitas PT PJB UP Gresik.

Uji F (Uji Simultan)Uji F digunakan untuk menguji pengaruh vari-

abel independen (X) secara bersama-sama terha-dap variabel dependen (Y), dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05, df1 = k-1 atau 8-1 = 7, dan df2 = n-k atau 82-8 = 74 (k adalah jumlah

Tabel 9Hasil Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2,439 2,494 ,978 ,331Leadership ,402 ,187 ,267 2,143 ,035Strategic Planning -,050 ,206 -,028 -,244 ,808Costumer and Market Focus ,341 ,184 ,214 1,855 ,068MAKM ,212 ,197 ,126 1,075 ,286Human Resources Focus ,108 ,148 ,085 ,729 ,468Process Management ,101 ,173 ,070 ,585 ,560Bussiness result ,223 ,178 ,148 1,251 ,215

Tabel 10ANOVA

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.1

Regression 185,206 7 26,458 9,399 ,000(a)Residual 208,318 74 2,815 Total 393,524 81

Page 94: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

176 ABDURRAHMAN FARIS INDRIYA HIMAWAN

variabel dan n adalah jumlah sampel), hasil yang didapat F tabel adalah 2,140 sedangkan untuk F hitung didapat 9,399.

Berdasarkan hasil analisis dan dapat dilihat pada tabel 10 dapat diketahui bahwa F hitung (9,399) > F tabel (2,140) jadi hipotesis nol di-tolak dan dapat ditarik kesimpulan bahwa Mal-colm Baldrige Criteria memiliki pengaruh secara simultan atau bersama-sama dalam peningkatan produktivitas di PT PJB UP Gresik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah di-uraikan dalam penelitian ini dan berdasarkan ru-musan masalah serta tujuan penelitian dapat dis-impulkan bahwa, sebagai berikut: 1. Penerapan Malcolm Baldrige Criteria di PT

PJB UP Gresik dinilai telah berhasil, hal ini diindikasikan bahwa memiliki tingkat efek-tivitas yang baik (efektif), artinya tiap kriteria pada Malcolm Baldrige memiliki keefektivan yang baik dalam peningkatan produktivitas di PT PJB UP Gresik. Penilaian prosentase efek-tivitas secara umum dengan menggunakan Malcolm Baldrige Criteria adalah PT PJB UP Gresik menunjukkan permulaan pendekatan (approach) yang sistematis dalam menjawab persyaratan dasar dari item leadership, stra-tegic planning, costumer & market focus, MAKM , human resources focus, process man-agement dan business result. Tetapi terdapat gap cukup besar dalam pendekatan (approach) dan pelaksanaan (deployment) dibeberapa kri-teria.

2. Berdasarkan hasil analisis regresi linear ber-ganda didapatkan bahwa pengaruh penerapan Malcolm Baldrige Criteria dalam peningka-tan produktivitas di PT PJB UP Gresik secara simultan atau secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan sedangkan secara parsial hanya kriteria leadership saja yang mempunyai pengaruh positif dalam pening-

katan produktivitas PT PJB UP Gresik. Se-lain dari kriteria tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam peningkatan produktivitas PT PJB UP Gresik.

REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis, pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka saran-saran dari pe-neliti yang dapat dijadikan referensi adalah:1. Penerapan Malcolm Baldrige Criteria dinilai

efektif, namun perusahaan hendaknya men-ingkatkan pengembangan terhadap system pengukuran produktivitas perusahaan yang lebih baik sesuai dengan kondisi perusahaan dan meningkatkan wawasan serta keahlian pegawai mengenai sistem yang telah atau akan dikembangkan diperusahaan.

2. Membangun tim yang kuat guna melaksana-kan beberapa pendekatan metode sistematis yang sesuai untuk melaksanakan proses tujuh kriteria serta melaksanakan dan mengevalu-asi organisasi secara konsisten. Pelibatan tim dalam pengembangan dan penyebaran peren-canaan strategis. Pendekatan untuk mencipta-kan nilai bagi pelanggan. Strategi dan program secara terus menerus untuk meningkatkan loy-alitas pelanggan. Selain itu Malcolm Baldrige Criteria tidak hanya digunakan untuk men-gukur produktivitas perusahaan saja, melain-kan Malcolm Badrige Criteria juga dapat di-gunakan untuk mengukur kinerja perusahaan untuk menjadi perusahaan unggul atau excel-lence.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat me-neliti obyek/perusahaan lain yang lebih luas dan terbaru atau pun hal lain yang memiliki hubungan dengan peningkatan produktivitas perusahaan, diantaranya yakni mengenai alat bantu pengukuran produktivitas yang lebih baik dan sesuai dengan kondisi perusahaan di Indonesia sehingga lebih mudah diterapkan di dalam perusahaan.

Page 95: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

Jurnal Ekonomi Manajemen & Bisnis - Vol. 19, No. 2, Oktober 2018 177

REFERENSI

Arif, Fauzi, 2005, Analisa Persepsi Manajer Perusahaan Terhadap Indikator –Indikator Penguku-ran Kinerja Dalam Malcolm Baldrige Criteria , Jurnal Eksekutif Vol.2 No.2 , Jakarta

Arikunto, Suharsini, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rinekacipta, Yogyakarta

Ayuningtyas, Dumilah. Dkk, 2005 , Penelitian Mutu Rumah Sakit Tugu Ibu Dengan MBNQA Tahun 2005, JMPK Vol.8 No.4, UI Jakarta

Bungawati , Tria Suri , 2010 , Pengaruh Penerapan Malcolm Baldrige National Quality Award Terha-dap Peningkatan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus PT.PERTAMINA persero) , Univ.Pendidikan Indonesia,Jakarta

Britannica, The New Encyclopedia,Volume 20 , 2007

Gaspersz,Vincent, 2007, Organizational Excellence, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta

_____, 2007 , GE Way and Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence, Gramedia Pus-taka Utama,Jakarta

Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisa Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi I, Badan Penerbit-UNDIP Semarang

Handoko, Hani, 1999, Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta

Muchdarsyah, Sinungan, 1987, Produktivitas Apa dan Bagaimana , Aksara Persada Press , Jakarta

Mulyono, Sri, 2003, Statistika Untuk Ekonomi edisi kedua, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta

Muslih, Imam, 2007, Analisis Pengaruh Penerapan Total Quality Management Terhadap Peningka-tan Kinerja Karyawan Operasional Non Teknik PT PJB UP Gresik , Universitas Muhammadiyah Gresik, Gresik

NIST, 2010, Baldrige Performance Excellence Program, American Society for Quality, America

Priyatno, Dwi, 2007, Mandiri Belajar SPSS Untuk Analisis Data & Uji Statistik,Penerbit Andy , Ja-karta

Priyatno, Duwi, 2010, Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS, Penerbit Gava Media , Yogyakarta

PT PJB, Statistik Perusahaan 2005-2009, Surabaya

_____, Laporan Tahunan 2010 Annual Report PJB, Surabaya

_____, 2008, Profil Perusahaan Pembangkit Jawa Bali, Humas dan COMDEV PT PJB, Surabaya

Page 96: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi

178 ABDURRAHMAN FARIS INDRIYA HIMAWAN

_____, 2011 , Dokumen Aplikasi Kriteria Baldrige 2011 PT Pembangkit Jawa Bali, PT PJB, Surabaya

Sadikin, Iskandar, 2005, Bunga Rampai Kriteria Bisnis Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) , Telkom Training Center,Surabaya

Sedarmayanti, 2009, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja , CV.Mandar Maju , Bandung

Semen Gresik, 2010, Integrasi Sistem Manajemen Untuk Mencapai Bisnis Ekselen , PT Semen Gresik Tbk , Gresik

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Bisnis , CV.Alfabeta , Bandung

Sukaris, 2009, Analisis Data Statistik dengan SPSS , Prodi Manajemen FE UMG , Gresik

Steers, Richard.M, 1985, Efektivitas Organisasi,Erlangga , Jakarta

Tjiptono, Fandi, 2003, Total Quality Management , Penerbit Andi , Yogyakarta

Umar, Husein, 2005, Evaluasi Kinerja Perusahaan , Gramedia Pustaka Utama , Jakarta

Utami, Cristina Whidya, 2002, Peningkatan Nilai Perusahaan Melalui Perbaikan Produktivitas dan Kualitas Pada Sektor Jasa Sebuah Analisis Konseptual, Jurnal Manajemen Vol.4 No.1 , UWK Surabaya

Welch, Jack, 2004, Welch’s Seven-Point Program for Management by Leadership, McGraw-Hill Inc, New York

Yamit, Zulian, 2003 , Manajemen Produksi dan Operasi , Ekonisia FE UII, Yogyakarta

Page 97: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi
Page 98: P-ISSN: 1412–968X E-ISSN: 2598-9405 E-Mabislasminiasih.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4143/EMABIS+Vol... · pendapatan dan biaya sedangkan perbedaan per-manen terjadi