Overview Scada
-
Upload
fajar-ginanjar -
Category
Documents
-
view
162 -
download
0
Transcript of Overview Scada
OVERVIEW SCADA
1.1 Pendahuluan
SCADA singkatan dari Supervisory Control and Data Acquisition
Dimaksudkan dengan SCADA adalah suatu sistem pengawasan, pengendalian dan
pengolahan data secara real time. .Komponen SCADA meliputi Master Station, media
telekomunikasi dan Remote Station /Remote Terminal Unit.
Sistem SCADA diterapkan di banyak perusahaan antara lain : Perusahaan Listrik,
Perusahaan Air Minum, Pabrik Semen, Pabrik Susu, Perusahaan Transportasi,Pengeboran
Minyak Lepas Pantai , Gedung – Gedung modern dll.
Pada Perusahaan Listrik , penggunaan SCADA melingkup pada banyak
pengusahaan .Pengusahaan tenaga listrik meliputi pengoperasian pada bidang :
Sistem Pembangkitan
Sistem Penyaluran
Sistem Distribusi .
Didalam pengoperasian secara sistem, diharapkan tidak terjadi pemutusan pelayanan
selama 24 jam selama sehari dan tujuh hari dalam seminggu.
Untuk tujuan tersebut SCADA dan Telekomunikasi menjadi hal yang sangat diperlukan
keberadaannya sebagai sarana pengendali real time..
Kegiatan operasi jaringan sistem penyaluran dan distribusi dikoordinir oleh Pusat Pengatur
Beban (Penyaluran atau Distribusi ) dan pada hirarki dibawahnya oleh Regional Contol
Centre / RCC untuk sistem Penyaluran dan Area Pengatur Distribusi/APD untuk sistem
Distribusi.
Petugas pelaksana pengaturan biasa disebut sebagai Dspatcher dan ditempatkan pada
gedung kontrol RCC atau APD
Tugas dari dispatcher ialah mengkoordinir operasi jaringan yang menjadi tanggung
jawabnya menyangkut pengawasan, pengendalian dan pencatatan serta melakukan
tindakan-tindakan untuk mempertahankan keandalan, mutu dan efisiensi operasional sistem
tenaga listrik.Kegiatan tersebut meliputi keadaan sistem pada saat kondisi normal ,
menghadapi gangguan serta recovery terhadap terjadinya suatu gangguan.
Untuk mencapai tujuan operasi diharuskan memenuhi faktor-faktor berikut :
Mengenal dengan baik jaringan sistem tenaga listrik yang dikelola termasuk kondisinya.
Menyusun pedoman operasi yang mencakup tujuan, aturan, tugas, aturan pelengkap dan
gambar/tabel/formulir.
Organisasi pelaksana.
Faktor-faktor tersebut sangat terbantu dengan adanya fasilitas SCADA (Supervisory,
Control and Data Acquisition). Pola Operasi sesuai dengan keadaan di lapangan sudah
diantisipasi dengan faslitas ini. Jadi faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan operasi
dapat diminimalisir. Pola operasi sesuai konfigurasi jaringan distribusi direprentasikan dalam
bentuk Single Line Diagram dengan peralatan-peralatan manuver atau switching. Untuk
mengoperasikan peralatan tersebut harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan
dalam tahapan-tahapan yang harus dipenuhi.Apabila salah satu tahapan tidak terpenuhi
maka eksekusi atau menuver jaringan tersebut tidak dapat dilaksanakan. Jadi kesalahan
yang diakibatkan oleh faktor manusia dapat dihilangkan.
Meskipun telah dibantu dengan peralatan SCADA ,setiap Dispatcher harus memahami
Standing Operation Prosedure (SOP) jaringan sistem tenaga listrik yang menjadi tanggung
jawabnya. Demikian pula , operator Gardu Induk maupun operator gardu distribusi harus
tetap mengetahui prosedur operasi pengaturan dan pengusahaan jaringan yang menjadi
tanggung jawabnya, sehingga fungsi peralatan SCADA sebagai alat kerja operasional akan
menjadi optimal.
Operasi Sistem Tenaga Listrik berlangsung secara terus menerus selama 24 jam sehari
dan biasa dikenal dengan istilah Real Time
Dispatcher / operator Sistem Distribusi Tenaga Listrik atau Dispatcher yang bekerja secara
bergiliran 24 jam sehari. Biasanya dibagi dalam 3 regu piket dalam 24 jam.
Setiap regu piket yang menggantikan regu sebelumnya harus mengadakan persiapan-
persiapan sebelum melakukan tugasnya yaitu melaksanakan operasi harian dalam Real
Time.
Persiapan-persiapan yang harus dilaksanakan adalah :
Mempelajari Rencana Operasi Harian dari Sistem Transmisi, baik yang menyangkut
rencana pembangkitan maupun yang menyangkut penyaluran. Dispatcher harus
mengetahui kondisi penyaluran dalam keadaan Normal, Siaga atau Darurat. Hal ini
diperlukan untuk melaksanakan operasi pengaturan beban sistem distribusi. Untuk itu
perlu saling berkomunikasi anatar dispatcher Pembangkitan, Penyaluran maupun
distribusi.
Mempelajari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi terhadap Rencana Operasi
Harian Sistem terutama yang menyangkut gangguan yang terjadi dalam Sistem
Transmisi. Kondisi Sistem transmisi harus diketahui setiap saat apakah dalam kondisi
Normal, Siaga atau Darurat,
Mempelajari pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan yang dilaksanakan akan
memerlukan pemadaman sehingga ada manuver jaringan. Apabila ada perubahan
perubahan jaringan maka hal ini memerlukan perhatian khusus agar jangan sampai
terjadi kesulitan dalam operasi.
Mengecek kesiapan fasilitas untuk operasi seperti alat komunikasi, telemetering dan
telekontrol SCADA sehingga Dispatcher yang akan melaksanakan tugas mengetahui
kondisi fasilitas tersebut yang sangat diperlukan untuk pelaksanaan tugas.
Pelaksanaan operasi di dalam real time adalah pelaksanaan Rencana Operasi Harian dan
apabila terjadi penyimpangan dari kondisi Normal maka penyimpangan ini harus
dikendalikan dalam Real Time Operation dengan mengikuti Pedoman-pedoman Operasi
atau Standing Operation Procedure disingkat SOP.
Prosedur pengaturan jaringan secara umum dengan menggunakan fasilitas SCADA
dilaksanakan dengan :
Manuver atau manipulasi jaringan melalui fasilitas telekontrol SCADA dimana telah
disesuaikan dengan pola operasi konfigurasi jaringan distribusi yang ada..
Menerima informasi-informasi yang berhubungan dengan keadaan jaringan dari
Workstation dan kemudian membuat penilaian atau observasi seperlunya untuk
menetapkan tindak lanjut.
Memonitor besaran-besaran pengukuran dengan fasilitas telemetering SCADA pada
jaringan dan kemudian membuat penilaian atau observasi seperlunya untuk
menetapkan tindak lanjut.
Mengkoordinasikan pelaksanaannya dengan pihak-pihak lain yang berhubungan
dengan operasi jaringan yaitu : Region P3B, Petugas Pelayanan Gangguan, Petugas
Pemeliharaan dan Operator Gardu Induk bila ada.
Mengawasi jaringan secara terus menerus dan tidak terputus putus oleh
operator/dispatcher dibantu oleh fasilitas SCADA yang berfungsi sebagai supervisi
jaringan dimana bila terjadi kondisi abnormal akan memberi masukan berupa alarm.
Mengusut dan melokalisasi jaringan terganggu dengan fasilitas SCADA melalui perintah
telekontrol dengan memperhatikan besaran-besaran telemeter yang ada pada
workstation.
Mendeteksi gangguan sehingga titik gangguan dapat diketemukan untuk diperbaiki.
Mode operasi sitem tenaga listrik dalam kondisi real time ada 4 (empat) keadaan mode
operasi yaitu, keadaan normal, gangguan, darurat dan pemulihan. Mode tersebut dapat
digambarkan seperti di bawah ini.
NORMAL
GANGGUANPEMULIHAN
Gambar 1 : Empat keadaan sistem operasi tenaga listrik.
Seperti dijelaskan diatas bahwa sistem tenaga listrik bila terjadi gangguan sedapat mungkin
diatasi, sehingga kembali pada keadaan normal dan waktu yang diperlukan juga semakin
singkat.Peran peralatan SCADA dan Telekomunikasi adalah sangat dominan untuk
mencegah terjadinya gangguan yang meluas, dan mengupayakan agar gangguan dapat
segera datasi dengan waktu yang secepat-cepatnya
1.2Sistem SCADA Jaringan Sistem Tenaga Listrik
Pengertian Umum SCADA
Beberapa definisi utama yang sering ditemui dalam konteks SCADA adalah sebagai
berikut:
SCADA.
Supervisory Control and Data Aquisition (SCADA) merupakan suatu sistem untuk
mendapatkan data tepat waktu (real time) baik dari Remote Terminal Units (RTUs) atau
sumber komunikasi lain di lapangan, sehingga operator jaringan memungkinkan
melakukan pengawasan (supervisory) operasi jaringan dan pengendalian peralatan
pemutus beban dari jauh (remote operation).
Pengatur.
Yang dimaksud dengan Pengatur adalah Unit PLN yang melaksanakan pengaturan
operasi jaringan sistem tenaga listrik.
Ruang Kontrol (Ruang Kendali-Control Room).
Merupakan tempat/ruangan dimana operator melaksanakan tugas pengawasan dan
pengaturan operasi jaringan dan atau pendistribusian energi listrik. Ruang Kontrol
disebut pula sebagai Master Station yang terdiri dari komputer utama yang handal dan
Communication Interface yang memungkinkan pertukaran data antara RTUs dengan
master Station.
Komputer Utama (Main Computer).
Adalah prosesor induk yang berfungsi memproses semua data yang diterima dari Remote
Terminal Unit, Man-Machine Interface, maupun dari prosesor lainnya.
Front End Computer.
Adalah suatu central processor yang ditempatkan diantara kanal input dan processor
lainnya berfungsi untuk memproses data sebelum diteruskan ke processor yang lebih
besar.
DARURAT
Human Machine Interface.
Merupakan alat penghubung antara Komputer Utama dan manusia/operator.
Papan Peraga (Mimic Board).
Papan Peragaan merupakan berupa suatu panel atau layar lebar yang menampilkan
informasi umum operasi jaringan real time sebuah jaringan sistem ttenaga listrik.
Layar Tayangan (Projection Screen)
Merupakan sebuah layar lebar yang dipakai untuk menerima sorotan gambar dari alat
video peragaan (Video Display Unit).
Remote Terminal Unit (RTU)
RTU disebutkan pula sebagai Remote Station merupakan sebuah peralatan yang
ditempatkan di gardu induk yang berupa prosesor yang berfungsi sebagai penerima,
pengolah dan meneruskan informasi dari peralatan yang dimonitornya serta
mengirimkannya ke master station atau menerima instrtruksi – instruksi dari master
Station.
Fungsi-fungsi utama dari SCADA adalah sebagai berikut :
Akuisisi data yaitu merupakan proses penerimaan dari data-data RTU di jaringan dan
harus dapat berkomunikasi dengan RTU.
Konversi data yaitu merupakan proses konversi data-data telemetri yang diterima dari
RTU di jaringan dan merubah data-data tersebut dalam bentuk format standard untuk
proses lebih lanjut.
Pemrosesan data yaitu menganalisa data yang diterima untuk dilaporkan kepada
operator/dispatcher.
Supervisory control yaitu memungkinkan operator/dispatcher melaksanakan
pengendalian pada peralatan-peralatan di jaringan.
Tagging, yaitu operator/dispatcher untuk meletakkan informasi tertentu pada peralatan
tertentu dan sebagai alat bertukar informasi sesama operator/dispatcher.
Pemrosesan alarm dan event, menginformasikan kepada operator/dispatcher apabila
ada perubahan di dalam sistem jaringan ..
Post Mortem Review, membantu menetukan akibat pada sistem jaringan jika ada
gangguan besar pada jaringan.
Kemampuan SCADA sangat tergantung kepada program aplikasi yang dipakai
didalam sistem SCADA tersebut. Beberapa contoh aplikasi :
Untuk sistem Distribusi antara lain :
Fault Detection, yaitu memberikan informasi gangguan melalui bekerjanya peralatan
proteksi, sehingga deteksi gangguan dapat cepat diketahui dan titik gangguan dapat
segera diketahui.
Isolation, yaitu kemampuan untuk melokalisasi jaringan terganggu dengan
memanfaatkan fasilitas telekontrol untuk manuver atau manipulasi jaringan.
Restoration, yaitu kemampuan untuk mengembalikan kondisi jaringan pada posisi
normal sebelum terganggu setelah gangguan diperbaiki dengan fasilitas telekontrol
untuk mengendalika peralatan dijaringan seperti cubicle, LBS, recloser maupun
sectionalizer.
Untuk Sistem Transmisi :
Enegy Management Sistem ( EMS )
Power System Analysis
Load Flow
Load Frequency Control
Konfigurasi perangkat keras Sistem SCADA seperti gambar dibawah ini.
Gambar. 2 Konfigurasi Sistem SCADA
Fungsi Tele Control Control,Tele Signal, Tele Metering
Untuk fungsi Distribusi fungsional RTU yang terpasang lokasi ditentukan sebagai berikut :
1. Gardu Induk
Telecontrol : pemutus beban, pemisah, pengaturan posisi
tap changer trafo.
Telemeasurement : tegangan. arus, kwh, power factor, kvarh untuk
masing-masing penyulang masuk dan keluar,
busbar dan trafo.
Telesignalling : peralatan pemutus, posisi tap changer, dan
pengaman (ground fault, over current, DC source
fault, buchholz, transformator temperature
trip/alarm atau peralatan pengaman lain).
2. Gardu Trafo Distribusi (Key Point).
Telecontrol : pemutus beban, pemisah
Telemeasurement : tegangan. arus, kwh, power factor, kvArh untuk
penyulang trafo.
Telesignalling : peralatan pemutus, pengaman (ground fault,
over current, DC fault atau peralatan lain).
3. Pole Mounted Swithes (recloser, loadbreak switch dll.)
Telecontrol : pemutus beban, pemisah
Telesignalling : peralatan pemutus dan pengaman (ground fault,
over current, DC fault, atau peralatan lain).
4. Pole Mounted Capasitor Bank
Telemetering : capasitive current, power factor, daya reaktif,
tegangan.
Telesignalling : open close status.
Sedangkan untuk fungsi Penyaluran fungsional RTU adalah sebagai berikut :
Telecontrol : pemutus beban, tap changer Trafo
Telemeasurement : KV, A, MW,MVAR, Cos Phi,.
Telesignalling : status peralatan pemutus, peralatan pengaman
(ground fault, over current, DC fault atau
peralatan lain).
Load Frequency Control
1.3 Peralatan Sistem SCADA
Peralatan system SCADA PLN telah diatur pada POLA SCADA, yang merupakan
standardisasi peralatan baku .Kompleksitas peralatan SCADA ditentukan oleh pada
level organisasi operasi sistem tenaga listrik mana akan dioperasikan, sehingga akan
didapat keseragaman pola peralatan SCADA di PLN. Dengan adanya Philosophy ini
maka tahap selanjutnya yaitu penyusunan Functional Requirement akan lebih terarah
dan lebih pasti, mengacu kepada kebutuhan operasional sistem yang akan
dioperasikan antara lain :
1. Melengkapi alat operasional jaringan tegangan menengah serta
meningkatkan kemampuan manjemen operasi sistem tenaga listrik.
2. Meningkatkan reliabilitas sistem tenaga listrik.
3. Memperbaiki kualitas jaringan tenaga listrik.
4. Menyediakan data yang akurat/tepat untuk proses lanjutan, seperti:
optimisasi operasi jaringan, perencanaan dan perawatan jaringan;
maupun untuk pelayanan pelanggan serta peningkatan kinerja
manajemen operasi sistem tenaga listrik..
Dengan memperhatikan tujuan dan sasaran tersebut maka peralatan SCADA-meliputi:
1. Remote Terminal Units (RTUs)
2. Sistem Komunikasi.
3. Master Station (Ruang Kontrol)
4. Peralatan Interfacing dengan peralatan jaringan .
Master Station
Master Station merupakan kumpulan perangkat keras dan lunak yang ada di control
center, pada umumnya konfigurasi sebuah master station tidak akan sama,
disesuaikan dengan kebutuhan system scadanya.Namun secara garis besar
konfigurasi dari sbuah master station terdiri dari:
Komputer Front End
Komputer Server
Komputer Human Machine Interface
Komputer Database server
Komputer Engineering
Swicth atau HUB LAN
Radio Master
Recorder
Global Position Sistem untuk referensi waktu
DTS ( Dipatcher Training Simulator)
UPS
Projector
Wall Display.
Peripheral pendukung seperti Printer, logger
Sofware Aplikasi SCADA untuk Server maupun HMI
Front End
Front End adalah peralatan komputer yang berfungsi sebagai peralatan komunikasi /
menghubungkan antara Master Terminal Unit dengan Remote Terminal unit, dimana
fungsi dari Front end adalah sebagai pengolah komunikasi dan menyimpan data
sementara diantaranya :
Pengambilan Data dari RTU, yaitu pengambilan status dan pengukuran dapat diambil
secara polling, untuk mempercepat pengambilan data maka hanya data yang berubah
yang saja yang diambil.
Penyimpan data, yaitu data status dan pengukuran yang telah di
proses, disimpan di file server, atau dikirim ke HMI.
Pengiriman data, yaitu sebagai alat mengirim data dari server ke RTU
atau sebaliknya.
Pengiriman data ke HMI yaitu ketika permintaan data status RTU
diterima Front End dari HMI, maka seluruh data RTU tersebut akan
dikirim ke HMI dan data ini diambil dari file Server.
Penyesuaian Waktu dari setiap RTU yaitu mempunyai fungsi agar
setiap RTU mempunyai waktu yang sama dengan Master Terminal
Unit, maka secara priodik mengirim data waktu yang diterima dari
MTU ke setiap RTU yang dikelolanya.
Diagnosa RTU yaitu untuk memeriksa apabila setiap RTU masih
bekerja atau tidak, maka secara periodik dikirim data khusus ke setiap
RTU. Bila RTU tidak memberikan jawaban setelah beberapa kali
pengulangan, maka Front End akan mengirimkan berita ke Master
bahwa RTU tersebut tidak berfungsi.
HMI (Human Machine Interface)
Human Machine Interface atau Man Machine Interface merupakan sarana atau
perangkat yang sangat penting dalam Pusat Pengatur Beban sebagai media
komunikasi antara Operator/Dispatcher dengan komputer, dimana operator dapat
langsung memantau dan mengomando elemen-elemen yang berada di gardu Induk k
yang masuk dalam system SCADA. Selain itu dapat juga menyimpan data data dan
informasi system secara real time untuk dijadikan bahan analisa selanjutnya.
Banyaknya operator yang bekerja dalam ruangan pusat pengatur menentukan
banyaknya workstation/terminal yang diperlukan.
Sistem HMI meliputi semua peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan
informasi kepada operator/dispatcher dan dapat dipakai oleh operator/dispatcher
untuk mengoperasikan sistem.
Secara garis besar fungsi HMI adalah sebagai berikut :
Melihat/memantau kondisi sistem distribusi.
Memasukkan atau merubah data.
Melakukan navigasi diantara fungsi-fungsi SCADA.
Memonitor dan mengendalikan peralatan Sistem Jaringan Distribusi.
Memonitor dan Mengendalikan konfigurasi sistem jaringan distribusi.
Media Komunikasi
Kebutuhan media komunikasi dipertimbangkan berdasarkan konfigurasi antara master
computer yang berada di pusat pengendali dengan RTU. Konfigurasi yang diperlukan
antara Master Komputer dengan RTU berbentuk star atau gabungan bentuk pohon
bintang .
Dengan spesifikasi media komunikasi sebagai berikut :
Low Data Speed (300 s/d 9600 bps)
Mode transmisi sinkronus atau asinkronus
Prosedur Transmisi Master-Slave
Untuk keandalan diperlukan duplikasi link komunikasi.
Media komunikasi yang dipergunakan dapat bermacam-macam diantaranya Radio
Data, Pilot Calbe, Fiber Optic, PLC (Power Line Carrier), Microwave atau Saluran
Telepon ( Leased Line).
RTU
RTU adalah suatu peralatan yang terpasang pada gardu yang mana didalamnya
terdapat processor yang berfungsi untuk mengambil data baik status maupun data
pengukuran secara scanning ( polling), serta fungsi lainnya adalah melaksanakan
perintah-perintah dari HMI yaitu seperti Buka tutup CB, melaporkan realisasi apa yang
diperintahkan HMI lengkap dengan keadaan RTU saat itu (real time).
Semua rangkaian proses di sisi site atau gardu baik metering maupun status cb yang
diproses oleh RTU , selajutnya data tersebut disimpan dalam data memory (RAM)
sebelum diminta oleh Front End pada control center, selain itu juga Rtu berfungsi
untuk melaksanakan komando ( Buka Tutup CB) dengan permintaan dari HMI .
Adaptation Work/Interfacing
Interfacing adalah sebuah Panel yang berisi rele-rele bantu /AUX dan terminal terminal
antara RTU dengan peralatan yang akan di kontrol oleh system SCADA.
Tele informasi Data
Besar kecilnya sistem SCADA ditentukan dari jumlah teleinformasi yang direncanakan.
Analisa kebutuhan Sistem SCADA juga mengacu pada besar kecilnya teleinformasi,
karena akan menentukan kapasitas dari master komputer yang ada.
Macam-macam teleinformasi ditinjau dari bentuknya adalah :
Digital Output, merupakan sinyal digital yang dikirim dari master komputer dan
berupa sinyal perintah seperti telekontrol.
Digital Input, merupakan sinyal digital yang dikirim dari peralatan remote ke master
komputer setelah melalui RTU yang berupa sinyal indikasi. Sinyal ini terbagi dalam
2 (dua) macam yaitu single signalling dan double signalling yang membedakan
keduanya adalah penggunaannya misalnya untuk keakuratan posisi PMT
diperlukan double signalling.
Analog Input, merupakan sinyal analog yang dikirim dari meter-meter analog yang
mangalami proses Analog to Digital Converter di RTU sebelum dikirim ke master
komputer untuk diproses lebih lanjut.
Tele informasi data dituangkan pada tele information plan untuk dapat menyusun data
basenya.
Tele informaton plan di bedakan antara Tele information plan untuk SCADA, dan tele
information plan untuk pemeliharaan.