Overview Mata Ajaran, SAK, Pengembangan Standar Akuntansi - Struktur Dan Proses, Kualitas Standar...

download Overview Mata Ajaran, SAK, Pengembangan Standar Akuntansi - Struktur Dan Proses, Kualitas Standar Akuntansi.pdf

of 15

description

makalah Pelaporan Akuntansi Keuangan

Transcript of Overview Mata Ajaran, SAK, Pengembangan Standar Akuntansi - Struktur Dan Proses, Kualitas Standar...

Overview Mata Ajaran, SAK, Pengembangan Standar Akuntansi - Struktur dan Proses, Kualitas Standar Akuntansi

1

Overview Mata Ajaran, SAK, Pengembangan Standar Akuntansi - Struktur dan Proses, Kualitas Standar Akuntansi

A. OverviewMata AjaranMata ajaran ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap standar akuntansi keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, yang mencakup Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), dengan memperhatikanInternational Financial reporting standard(IFRS) dan standar akuntansi keuangan yang berlaku di negara lain yang relevan dalam era globalisasi. Penekanan pembahasan lebih ditujukan pada bagaimana mengaplikasikan berbagai standar akuntansi keuangan, khususnya PSAK, dalam praktek serta membahas berbagai isu yang timbul dalam aplikasinya. Peserta didik diharapkan dapat menggunakan PSAK secara tepat dalam menyiapkan laporan keuangan yang dapat diandalkan dalam rangka pelaporan kepada pihak eksternal

B. Standar Akuntansi KeuanganStandar Akuntansi Keuangan merupakan kerangka acuan dalam prosedur yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan. Keberadaanya dibutuhkan untuk membentuk kesamaan prosedur dalam menjelaskan bagaimana laporan keuangan disusun dan disajikan, oleh karenanya ia sangat berarti dalam hal kesatuan bahasa dalam menganalisa laporan-laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainya. Di Indonesia standar akuntansi keuangan tersebut dikenal dengan istilah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984.

Standar Akuntansi Keuangan ini sendiri terdiri dari sebuah pernyataan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan serta seperangkat standar akuntansi keuangan dengan 35 pernyataan. SAK ini mulai berlaku efektif tanggal 1 januari 1995. Sebagai pedoman penyusunan dan penyajian laporan keuangan ia menjadi peraturan yang mengikat, sehingga pengertian yang bias terhadap suatu pos laporan keuangan dapat dihindari.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah himpunan prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntansi yang mengatur penyusunan laporan keuangan, khususnya yang ditujukan kepada pihak luar perusahaan, seperti kreditur dan sebagainya.Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, tujuan akuntansi dan laporan keuangan pada dasarnya untuk menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha yang akan digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan suatu keputusan ekonomi.

SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standar akuntansi yang ada seperti: IAS, IFRS, ETAP, GAAP. Selain itu ada juga PSAK syariah dan juga SAP. Selain untuk keseragaman laporan keuangan, Standar Akuntansi juga diperlukan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterprestasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. SAK terdiri dari:

PSAK-IFRS

PSAK-IFRS diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Proses konvergensi IFRS ini melalui tahap adopsi pada tahun 2008-2010 kemudian tahun 2011 memasuki tahap persiapan akhir dan tahap implementasi pada tahun 2012. Pada PSAK ini wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti : emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan dari PSAK ini adalah memberikan informasi yang relevan bagi pengguna laporan keuangan. Indonesia mengadopsi IFRS karena Indonesia merupakan bagian dari IFAC yang harus mematuhi SMO (Statement Membership Obligation) yang menjadikan IFRS sebagai accounting standard. Selain itu konvergensi IFRS adalah kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 Forum.

SAK-ETAP

SAK ETAP adalah standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. ETAP yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan serta menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. SAK ETAP menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. SAK ETAP diterbitkan pada tahun 2009 dan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2011. SAK ini diterapkan secara retrospektif namun jika tidak praktis dapat diterapkan secara prospektif yang berarti mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP. SAK ETAP mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK ETAP. Selain itu juga menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui SAK ETAP.

Manfaat SAK ETAP yaitu perusahaan kecil dan menangah dapat menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usahanya.

PSAK Syariah

PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini pengembangan dilakukan dengan model PSAK umum namun psak ini berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI. PSAK Syariah berada dalam PSAK 100-106 yang terdiri dari :

1) Kerangka Konseptual

2) Penyajian Laporan Keuangan Syariah

3) Akuntansi Murabahah

4) Musyarakah

5) Mudharabah

6) Salam

7) Istishna

SAP

SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP (Peraturan Pemerintah) yang diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP). Penyusunan SAP melalui tahapan-tahapan seperti :

Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar

Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP

Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja

Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja

Pembahasan Draf oleh Komite Kerja

Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan

Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)

Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik (Public Hearings)

Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian

Finalisasi Standar

Jadi SAP disusun untuk instalasi kepemerintahan baik pusat maupun daerah dalam rangka menyusun laporan keuangan pemerintahan. Dan diharapkan dengan adanya SAP maka akan ada transparansi, partisipasi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara sehingga dapat mewujudkan pemerintahan yang baik.C. pengembangan standar Akuntansi-struktur dan prosesBerikut adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari awal sampai dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2008).

Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang dipakai. Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gaya Belanda.

Sampai Thn. 1955 : Indonesia belum mempunyai undang undang resmi / peraturan tentang standar keuangan.

Tahun. 1974 : Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi.

Tahun. 1984 : Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi.

Akhir Tahun 1984 : Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC (International Accounting Standart Committee)

Sejak Tahun. 1994 : IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.

Tahun 2008 : diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan.

Tahun. 2012 : implementasi PSAK yang berbasis IFRS

Pengadopsian Standar Akuntansi Internasional di Indonesia

Posisi IFRS/IAS yang sudah diadopsi hingga saat ini dan akan diadopsi pada tahun 2009 dan 2010 adalah seperti yang tercantum dalam berikut ini.

IFRS/IAS yang Telah Diadopsi ke dalam PSAK hingga 31 Desember 2008

IAS 2 Inventories

IAS 10 Events after balance sheet date

IAS 11 Construction contracts

IAS 16 Property, plant and equipment

IAS 17 Leases

IAS 18 Revenues

IAS 19 Employee benefits

IAS 23 Borrowing costs

IAS 32 Financial instruments: presentation

IAS 39 Financial instruments: recognition and measurement

IAS 40 Investment property

IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2009IFRS 2 Share-based payment

IFRS 4 Insurance contracts

IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations

IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources

IFRS 7 Financial instruments: disclosures

IAS 1 Presentation of financial statements

IAS 27 Consolidated and separate financial statements

IAS 28 Investments in associates

IFRS 3 Business combination

IFRS 8 Segment reporting

IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and errors

IAS 12 Income taxes

IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates

IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans

IAS 31 Interests in joint ventures

IAS 36 Impairment of assets

IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets

IAS 38 Intangible assets

IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2010IAS 7 Cash flow statements

IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of government assistance

IAS 24 Related party disclosures

IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies

IAS 33 Earning per share

IAS 34 Interim financial reporting

IAS 41 Agriculture

Berikut adalah program pengembangan standar akuntansi nasional oleh PSAK dalam rangka konvergensi dengan IFRS (Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2008):

Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK;

Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS;

Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik. Namun IFRS tidak wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan lokal yang tidak memiliki akuntabilitas publik. Pengembangan PSAK untuk UKM dan kebutuhan spesifik nasional didahulukan.

D. KUALITAS STANDAR AKUNTANSI

FASB (Financial Accounting Standards Board), dalam laporannya yang berjudul International Accounting Standard Setting: A Vision for The Future, meyakini bahwa perlu adanya satu set standar akuntansi yang digunakan di seluruh dunia baik untuk pelaporan keuangan dalam negeri maupun lintas negara. Tanpa menyebutkan bahwa metode yang dilakukan untuk mendapatkan satu standar yang sama untuk seluruh dunia ini sebagai standardisasi, FASB juga tidak menyatakan secara eksplisit bahwa usaha ini merupakan usaha harmonisasi. FASB memandang bahwa suatu standar akuntansi internasional harus:

memiliki kualitas tinggi dengan menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pembuat keputusan lainnya dalam mengambil keputusan serupa mengenai alokasi sumber daya dalam perekonomian, dan

membuat berbagai standar akuntansi di berbagai negara menjadi convergent atau semirip mungkin.

Di satu sisi FASB menginginkan adanya standardisasi standar akuntansi namun tidak mengingkari bahwa proses menuju standardisasi tersebut harus melalui proses harmonisasi yang lebih terarah menuju standardisasi.

Standar akuntansi yang memiliki kualitas tinggi (high-quality) adalah suatu standar akuntansi yang tidak bias, dan menghasilkan suatu informasi yang relevan dan dapat dipercaya yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh para investor, kreditur dan pihak-pihak yang mengambil keputusan serupa. Standar tersebut harus:

Konsisten dengan kerangka konseptual yang mendasarinya

Menghindari atau meminimumkan adanya prosedur akuntansi alternatif, baik implisit maupun eksplisit dengan mengingat faktor comparability dan consistency.

Jelas dan komprehensif, sehingga standar tersebut dapat dimengerti oleh pembuat laporan keuangan, auditor yang memeriksa laporan keuangan berdasarkan standar tersebut, oleh pihak-pihak yang berwenang mengharuskan pemakaian standar tersebut serta para pengguna informasi yang dihasilkan berdasarkan standar tersebut.

FASB melihat perlunya dibentuk tiga organisasi yang akan menentukan standar akuntansi internasional di masa depan, yaitu:

International Standard Setter (ISS)

Organisasi ini menetapkan, mengembangkan dan mengumumkan secara resmi standar akuntansi internasional. ISS memiliki delapan fungsi, yaitu:

a. Leadership

b. Innovation

c. Relevance

d. Responsiveness

e. Objectivity

f. Acceptability and credibility

g. Understandability

h. Accountability

Karakteristik ISS yang penting adalah:

independen dalam pengambilan keputusan.

menjalankan proses penetapan standar yang cukup dengan berhubungan dengan pihak luar yang akan menggunakan standar tersebut.

memiliki staf yang cukup.

memiliki pendanaan yang independen.

diawasi secara independen.

2. International Interpretation Committee (IIC)

Organisasi ini dibentuk untuk menyampaikan pendapat atas penerapan standar akuntansi internasional agar didapat penafsiran dan penerapan yang konsisten. IIC akan membimbing para pemakai standar dan jika perlu menerbitkan semacam buku panduan sebagai pelengkap standar yang sudah diterbitkan.

3. International Professional Group (IPG)

Organisasi ini terdiri dari para akuntan profesional dari berbagai organisasi profesional di berbagai negara. Kegiatan IPG yang utama adalah memudahkan penerapan standar dengan cara memastikan adanya kepatuhan (compliance) terhadap standar, penyebaran standar yang cukup sampai pada tingkat nasional dan memberikan pengajaran kepada para pemakai tentang penerapan standar akuntansi internasional yang tepat. FASB menganggap bahwa bagaimanapun caranya suatu organisasi penentu standar akuntansi internasional dibentuk, struktur organisasi tersebut harus bisa memungkinkan kedelapan fungsi di atas berjalan baik. Struktur organisasi juga harus memasukkan kelima karakteristik di atas agar bisa mengembangkan standar akuntansi internasional yang berkualitas tinggi.

E. CONVERGENCE OF INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS AND PRACTICES

Dalam SMO (Statement of Member Obligations) part 2, (yang merupakan sebuah rencana yang berisi program pengadopsian dan jadwal implementasi IFRS yang wajib dibuat oleh setiap anggota IFAC) pemerintah Indonesia melalui IAI telah memutuskan konvergensi atau pengadopsian secara penuh IFRS (International Financial Reporting Standards) pada tahun 2012. Dimana tujuan dari konvergensi ini adalah agar informasi keuangan yang dihasilkan dapat diperbandingkan, mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor dan kreditor. Indonesia sebagai negara yang terus berkembang dan banyaknya transaksi internasional yang dilakukan mengharuskan Indonesia untuk melakukan konvergensi terhadap IFRS.

Dengan dibuatnya satu standar akuntansi yang sama dan digunakan oleh seluruh negara akan semakin mendorong investor untuk masuk dalam pasar modal seluruh dunia, hal ini dikarenakan mutu dari laporan keuangan yang dihasilkan memiliki kredibilitas tinggi, pengungkapan yang lebih luas, informasi keuangan yang relevan dan akurat serta dapat diperbandingkan dan satu lagi yang sangat penting adalah dapat berterima secara internasional dan mudah untuk dipahami.

Dalam prosesnya terdapat beberapa kendala dan manfaat dalam melakukan konvergensi ke IFRS ini. Adapun kendala konvergensi IFRS ke dalam PSAK, antara lain:

Dewan standar akuntansi yang kurang sumber daya.

IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika masih dalam proses adopsi satu standar IFRS dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.

Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan seringkali ini tidaklah mudah.

Infrastruktur profesi akuntansi yang belum siap.

Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti acuan ke IFRS.

Support pemerintah terhadap issue konvergensi.

Sedangkan manfaat dari konvergensi IFRS adalah:

Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional.

Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.

Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.

Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.

Sejak 1 Januari 2012, Indonesia telah mengadopsi seluruh IFRS, kecuali IFRS 1 First-time Adoption of International Financial Reporting Standards, IAS 41 Agriculture, IFRC 15 Agreements for the Construction of Real Estate (yang telah diadopsi menjadi ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat) ditunda masa pemberlakuannya sampai waktu yang akan ditentukan. Selain itu, sampai dengan 1 Desember 2012 telah diterbitkan 40 PSAK, 20 ISAK, dan 11 PPSAK. Pencapaian lain di tahun 2012, telah dilakukannya revisi atas beberapa PSAK, yaitu: PSAK 38: Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali, PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian, dan PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa. Selain itu, dilakukan annual improvement atas PSAK 60: Instrumen Keuangan dan Pengungkapan.

Untuk program kerja di 2013, PSAK telah dan akan melakukan beberapa hal. Mencoba mengimplementasikan annual improvement atas SAK yang berbasis IFRS 1 Januari 2009 menjadi IFRS yang berlaku efektif 1 Januari 2013, melakukan adopsi IFRS yang dikeluarkan setelah 1 Januari 2009, yaitu: IFRS 10 Consolidated Financial Statement, IFRS 11 Joint Arrangements, IFRS 12 Disclosure of Interest in Other Entities, IFRS 13 Fair Value Measurement, IFRIC 18 Transfer Of Assets From Customers, dan IFRIC 19 Extinguishing Financial Liabilities with Equity.

Selain itu, PSAK juga tengah menyusun SAK Nirlaba dan panduan akuntansi untuk usaha mikro, melakukan kodifikasi standar pelaporan keuangan, partisipasi aktif dalam working group Organisasi Internasional Pasar Modal (AOSSG), memberikan masukan secara langsung ke IASB atas ED-IFRS, kajian pilar kedua di antara SAK dan SAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik), dan membawa isu-isu implementasi IFRS di Indonesia ke forum regional dan global.

Referensi

http://tema.ub.ac.id/index.php/tema/article/view/100http://wurihastuty.blogspot.com/2011/05/fasb-standar-akuntansi internasional_18.htmlhttp://asdarmunandar.blogspot.com/2011/11/pelaporan-dan-akuntansi-keuangan-sesi-i.htmlhttp://akuntanonline.com/showdetail.php?mod=art&id=325&t=%20Konvergensi%20IFRS%20Perlu%20Perubahan%20Pola%20Pikir%20Akuntan%20&kat=Akuntansihttp://foindonesia.blogspot.com/2011/04/konvergensi-ifrs-di-indonesia.htmlhttp://dhiasitsme.wordpress.com/2011/10/25/standar-akuntansi-keuangan-sak/