OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 -...

58
OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 23 DESEMBER 2014 DEWAN ENERGI NASIONAL

Transcript of OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 -...

Page 1: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

23 DESEMBER 2014

DEWAN ENERGI NASIONAL

Page 2: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

1

METODOLOGI

Page 3: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

2

ASUMSI DASAR

• Periode proyeksi 2013 – 2050 dimana tahun 2013 digunakan sebagai tahun dasar.

• Target pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata sebesar 8% per tahun pada tahun

2020, dan 7,5% pada tahun 2030 serta menjadi 6,3% pada tahun 2050.

• Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan tahun 2020, mengalami

perlambatan menjadi 0,8% pada tahun 2030 (BPS) dan menjadi 0,6% pada tahun

2050 (KEN).

• Laju urbanisasi mengikuti proyeksi yang dikeluarkan oleh BPS, dimana persentase

jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan sebesar 52% pada tahun 2013, dan

64% pada tahun 2030, kemudian naik menjadi 70% pada tahun 2050.

• Rasio elektrifikasi ditargetkan dapat mendekati 100% pada tahun 2020 (KEN).

• Cadangan energi hanya mencakup cadangan terbukti dan potensial.

Page 4: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

3

KONDISI ENERGI SAAT INI

Page 5: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

4

0

4000

8000

12000

16000

20000

1990 2010 2015 2020 2030 2035

ET Lainnya

Bioenergi

Hidro

Nuklir

Gas

Minyak

Batubara

KEBUTUHAN ENERGI PRIMER DUNIA J

uta

TO

E

Note : bioenergi termasuk penggunaan biomassa tradisional dan modern

Sumber: World Energy Outlook, IEA 2013

Page 6: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

5

• Kebutuhan energi primer dunia diperkirakan meningkat dari 13 miliar TOE pada tahun 2011 menjadi

17 miliar TOE pada tahun 2035 yang didominasi oleh China, India dan negara-negara ASEAN.

• Sebagian besar (82%) dari kebutuhan energi primer dunia dipenuhi oleh energi fosil yang sudah

berlangsung selama 25 tahun, dan diproyeksikan energi fosil masih tetap dominan (75%) dalam

bauran energi sampai dengan tahun 2035.

• EBT akan meningkat sebesar 80% pada tahun 2035 atau naik hampir dua setengah kali lipat dari

tahun 2011, namun upaya untuk meningkatkan peran EBT hanya mampu mengurangi peran energi

fosil sebesar 7%.

• Peranan minyak bumi masih tinggi walaupun secara persentase turun dari 31% (4,1 miliar TOE) pada

tahun 2011 menjadi 27% pada tahun 2035 (4,7 Miliar TOE).

• Cadangan minyak bumi dunia saat ini diperkirakan 1.700 miliar barel (sumber: IEA) dan sebanyak 800

miliar barel diperlukan untuk memenuhi proyeksi kebutuhan pada skenario kebijakan baru.

• Diperkirakan cadangan minyak bumi dunia akan meningkat sehubungan dengan adanya tambahan

cadangan dari light tight oil dan penemuan teknologi baru yang memungkinkan kegiatan eksplorasi

dapat dilakukan dengan lebih baik.

• Permintaan gas bumi naik dari 3,4 TCM menjadi 5 TCM selama periode tahun

2011 – 2035. Meskipun pertumbuhannya cukup tinggi, permintaan gas bumi masih di bawah batubara

dan minyak bumi. Sementara cadangan gas bumi dunia saat ini diperkirakan 810 TCM, dan sekitar 3/4

dari cadangan tersebut tersisa untuk digunakan setelah tahun 2035.

• Kebutuhan batubara dunia relatif konstan sebesar 26% dari total kebutuhan energi dunia.

• Sebanyak 1,3 juta penduduk dunia belum terlistriki, sedangkan 2,6 juta lainnya masih menggunakan

energi tradisional (kayu bakar) untuk memasak.

Page 7: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

6

Sumber: Southeast Asia Energy Outlook, IEA 2013

0

200

400

600

800

1000

1200

1990 2011 2015 2020 2025 2030 2035

Gas Bumi

Minyak Bumi

Batubara

Nuklir

Bioenergi

Hydro

EBT Lainnya

KEBUTUHAN ENERGI PRIMER ASEAN

PROYEKSI

Page 8: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

7

• Konsumsi minyak bumi naik dari 4,3 juta barel per hari (tahun 2011) menjadi

6,8 juta barel per hari (tahun 2035), namun peranannya dalam bauran energi turun

dari 38% (tahun 2011) menjadi 31% (tahun 2035) dikarenakan turunnya

penggunaan minyak bumi di pembangkit dan industri. Cadangan terbukti minyak

bumi sebesar 13 miliar barel, dan dengan skala produksi 1,6 miliar barel

diperkirakan hanya dapat memenuhi kebutuhan ASEAN selama 8 tahun.

• Konsumsi gas bumi naik sebesar 77% dari 141 BCM (tahun 2011) menjadi 250

BCM (tahun 2035). Cadangan gas bumi ASEAN sebesar 7,5 TCM, dan dengan

skala produksi 141 BCM diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan ASEAN hingga

53 tahun ke depan.

• Pada tahun 2011 produksi batubara ASEAN sebesar 420 juta ton. Pada tahun

2035, diproyeksikan konsumsi batubara mencapai 289 Juta TOE (28% dari bauran

energi primer ASEAN). Jika diasumsikan produksi relatif konstan sebesar 420 juta

ton (sebagian diekspor), dapat memenuhi kebutuhan ASEAN hingga 80 tahun ke

depan.

• Pada tahun 2035, pangsa EBT dalam bauran energi primer turun menjadi 20%,

sehingga peran energi fosil menjadi sebesar 80% (naik 5% dibandingkan tahun

2011).

Page 9: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

8

KONDISI ENERGI INDONESIA

Page 10: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

9

1.007,07

494,89

373,23

573,5

65,97

1.312,03

51,87

3.386,55

TERBUKTI (Proven) = 3.692,49

POTENTIAL (Potential) = 3.857,31

TOTAL = 7.549,81

TERBUKTI (Proven) = 101,54

POTENTIAL (Potential) = 48,85

TOTAL = 150,39

8.06

18,32

3,18 5,89

50,48

14,63

2,58 23,9

15,21

7,48

109,05

150,68

6,93

1,20

1.005,34

494,89

373,23

573,5

65,97

1.312,03

51,87

3.386,67

CADANGAN MINYAK BUMI (MMSTB) CADANGAN GAS BUMI (TSCF)

8.06

18,30

3,18 5,89

50,48

14,63

2,58 23,9

15,21

110,67

150,68

6,93

1,22

CADANGAN MINYAK DAN GAS BUMI INDONESIA

Sumber: Kementerian ESDM, 2013, diolah oleh DEN

Page 11: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

10

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, cadangan minyak bumi meningkat 1,9%

atau sekitar 143 juta barel akibat adanya penemuan cadangan baru, sehingga total

cadangan terbukti sebesar 3,7 miliar barel.

Pada tahun 2013, produksi minyak bumi sebesar 300 juta barel, jika diasumsikan

produksi relatif konstan, dapat memenuhi kebutuhan Indonesia hingga sekitar 12

tahun ke depan.

Sedangkan cadangan gas bumi nasional mengalami penurunan sekitar 0,2% atau

sebesar 0,31 TSCF pada tahun 2013 akibat laju produksi per tahun tidak dapat

diimbangi oleh penemuan cadangan baru, sehingga total cadangan terbukti sebesar

101 TSCF

Pada tahun 2013, produksi gas bumi sebesar 2,97 TSCF, jika diasumsikan produksi

relatif konstan, dapat memenuhi kebutuhan Indonesia hingga sekitar 34 tahun ke

depan.

Catatan:

− Cadangan terbukti, adalah minyak dan gas bumi yang diperkirakan dapat

diproduksi dari suatu reservoir yang ukurannya sudah ditentukan dan meyakinkan.

− Cadangan potensial, adalah minyak dan gas bumi yang diperkirakan terdapat

dalam suatu reservoar.

Page 12: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

11

Low Rank

Medium Rank

High Rank

Very High Rank

(> 5,100 kal/gr ADB)

(5,100 - 6,100 kal/gr ADB)

(6,100 - 7,100 kal/gr ADB)

(< 7,100 kal/gr ADB)

Sumber daya: 120,53 miliar Ton Cadangan : 31,36 miliar Ton

Sumber : Kementerian ESDM, kembali oleh DEN

SUMBER DAYA BATUBARA

Page 13: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

12

Cadangan batubara meningkat 13% atau sekitar 14 miliar ton akibat adanya

penemuan cadangan baru, sehingga total cadangan terbukti sebesar 31,36 miliar

ton.

Produksi batubara pada tahun 2013, sebesar 449 juta ton, dimana 73% dari total

produksi tersebut diekspor. Jika diasumsikan produksi relatif konstan, maka sisa

cadangan dapat memenuhi kebutuhan Indonesia selama 70 tahun ke depan.

Page 14: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

13

BAURAN ENERGI PRIMER

Kondisi 2013 Target KEN 2015

Batubara 29%

EBT 10%

Batubara 30%

EBT 8%

Minyak bumi 39%

Gas bumi 22%

Minyak bumi 44%

Gas bumi 18%

Page 15: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

14

• Pada tahun 2013, kontribusi minyak bumi dalam bauran energi nasional

sebesar 44%. Untuk memenuhi target 39% pada tahun 2015 sesuai target

KEN, diperlukan upaya untuk menurunkan kontribusi minyak bumi dalam

bauran energi nasional sebesar 5%.

• Peran gas bumi dalam bauran energi pada tahun 2013 sebesar 18%,

dibutuhkan upaya meningkatkan pangsa gas bumi sebesar 4% untuk

mencapai target KEN.

• Kontribusi batubara dalam bauran energi pada tahun 2013 sebesar 29%,

dan dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kontribusi batubara sebesar 1%

pada tahun 2013 untuk mencapai target KEN.

• Peran EBT dalam bauran energi pada tahun 2013 sebesar 8%, dibutuhkan

upaya meningkatkan pangsa EBT sebesar 10% untuk mencapai target

KEN.

Page 16: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

15

KONSUMSI ENERGI FINAL INDONESIA, 2013

TRANSPORTASI

Gas 0,1%

Listrik 47,5%

LPG 46,0%

Minyak Tanah 6,4%

RUMAH TANGGA

INDUSTRI

Sisanya dikonsumsi oleh sektor lainnya masing-masing sebesar 3 MTOE (3%).

BBM 97,8%

Biofuel 2,1%

Listrik 0,0%

Gas 0,1%

Sumber: Kementerian ESDM, 2013 diolah oleh DEN

Biomassa 8,61%

Batubara 34,74%

Gas 24,2%

Produk minyak 24,8%

Listrik 7,7%

Total konsumsi:

134 MTOE

KOMERSIAL

Biomass 0%

Gas bumi 4%

BBM 17%

LPG 3%

Listrik 76%

Page 17: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

16

Pada tahun 2013, total kebutuhan energi final sebesar 134 MTOE

Sektor industri merupakan pengguna energi terbesar dengan pangsa sebesar 47,4%

(64 MTOE) yang didominasi oleh batubara, dan diikuti oleh sektor transportasi

dengan pangsa 35% (47 MTOE) yang didominasi oleh BBM. Sedangkan sektor

rumah tangga mencapai 10,3% (14 MTOE) didominasi oleh listrik. Untuk sektor

komersial, penggunaan energi mencapai 4,1% (6 MTOE) didominasi oleh listrik, dan

sisanya dikonsumsi oleh sektor lainnya sebesar 3% (3 MTOE).

Catatan:

− energi final adalah energi yang langsung dikonsumsi oleh sektor pengguna (end

use sector).

− sektor lainnya terdiri dari pertanian, konstruksi dan pertambangan.

− produk minyak yang dikonsumsi pada sektor industri terdiri dari BBM dan produk

kilang lainnya (nafta, bitumen, dan pelumas).

− Gas yang dikonsumsi oleh sektor industri termasuk gas untuk feedstock.

Page 18: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

17

42%

33% 35%

30%

36%

31% 30% 32%

37%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0

100

200

300

400

500

600

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Produksi Impor Ekspor Rasio Ketergantungan Impor

PRODUKSI, IMPOR DAN EKSPOR MINYAK BUMI

Catatan: Rasio Ketergantungan Impor = Impor / konsumsi domestik

Sumber: Kementerian ESDM, 2013, diolah oleh DEN

Juta

Bare

l

Page 19: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

18

• Produksi minyak bumi mengalami penurunan signifikan (8%) pada tahun 2008

menjadi sebesar 357 juta barel dibandingkan produksi pada tahun 2005 sebesar

386 juta barel, dan pada tahun 2013 produksi kembali turun (16%) dibanding tahun

2008 menjadi sebesar 300 juta barel. Penurunan produksi tersebut diakibatkan oleh

penurunan cadangan.

• Impor minyak bumi turun dari 164 juta barel pada tahun 2005 menjadi sebesar 116

juta barel pada tahun 2007 disebabkan turunnya permintaan input kilang. Pada

tahun 2009 naik menjadi sebesar 120 juta barel (diperkirakan adanya perubahan

persediaan), dan selanjutnya impor cenderung turun sampai 96 juta barel pada

tahun 2012. Pada tahun 2013 impor meningkat menjadi 118 juta barel dikarenakan

adanya permintaan untuk input kilang (perubahan stok).

• Ekspor minyak bumi relatif tetap selama periode 2006-2011, mengalami penurunan

terendah pada tahun 2012 mencapai 115 juta barel diakibatkan penurunan

cadangan dan produksi, akibatnya impor.

• Peningkatan rasio ketergantungan impor sebesar 7% dari tahun 2012-2013

diakibatkan terjadinya penurunan produksi minyak bumi (314,7 juta barel menjadi

300,8 juta barel) dan meningkatnya impor (96 juta barel menjadi 107 juta barel).

Page 20: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

19

PRODUKSI DAN EKSPOR GAS BUMI

Sumber: Kementerian ESDM, diolah oleh DEN

49% 49% 50% 48%

43%

52% 50% 49%

45%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Produksi Ekspor LNG Ekspor Pipa Rasio Ekspor

Rib

u M

MSC

F

Catatan: Rasio Ekspor = Ekspor / Produksi

Page 21: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

20

• Produksi gas bumi mengalami penurunan pada tahun 2007 menjadi sebesar 2,8

TSCF atau sebesar 5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010

produksi gas mengalami peningkatan sebesar 3,4 TSCF dikarenakan adanya

tambahan produksi non-associated gas.

• Ekspor gas bumi (LNG dan gas pipa) relatif tetap sekitar 1,4 TSCF selama periode

2005-2009 dan naik mencapai sebesar 1,76 TSCF pada tahun 2010 dikarenakan

adanya kontrak ekspor baru, dan kembali turun pada tahun 2011-2013 dikarenakan

berakhirnya beberapa kontrak ekspor.

• Naiknya rasio ekspor gas bumi sebesar 4% antara tahun 2012-2013 disebabkan

oleh kenaikan ekspor sebesar 2,2% dan penurunan produksi sebesar 6,5%.

Page 22: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

21

114 132 153

194 217

240 254 275

353 407

431

39 36 41 49 54 53 56 67 80 82 85

75% 71% 73% 74% 75%

78% 78% 76% 77% 75%

80%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

100

200

300

400

500

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Produksi Ekspor Domestik Rasio Ekspor

PRODUKSI DAN EKSPOR BATUBARA

Sumber: Kementerian ESDM, 2013, diolah oleh DEN

Ju

ta T

on

Catatan: Rasio Ekspor = Ekspor/ Produksi

Page 23: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

22

• Produksi batubara naik secara signifikan rata-rata sebesar 13% per tahun selama

periode 2003-2010, dan terus meningkat rata-rata sebesar 18% per tahun pada

tahun 2010-2013 diakibatkan naiknya ekspor.

• Ekspor batubara terus mengalami peningkatan selama 10 tahun terakhir, rata-rata

sebesar 14%.

• Rasio ekspor batubara konstan pada angka di atas 70% selama sepuluh tahun

terakhir ini, sedangkan untuk kebijakan DMO telah terpenuhi dari konsumsi

domestik

Page 24: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

23

PROYEKSI PENYEDIAAN DAN PERMINTAAN ENERGI

Page 25: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

24

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI FINAL MENURUT JENIS ENERGI

81%

Catatan: perhitungan proyeksi ini tanpa memperhitungkan biomassa tradisional

Sumber: hasil proyeksi DEN

Page 26: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

25

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI FINAL MENURUT JENIS ENERGI

81%

Skenario BaU :

Dalam periode 2013-2025, total kebutuhan energi final naik rata-rata sebesar 6,1% per tahun

(136,44 Juta TOE pada tahun 2013 menjadi 276,60 Juta TOE pada 2025).

Pada periode 2025-2050, kebutuhan energi final mengalami kenaikan rata-rata sebesar 4,8%

per tahun (menjadi sebesar 893,49 Juta TOE pada tahun 2050).

Kontribusi energi fosil terhadap total kebutuhan pada tahun 2013 masih sangat dominan

(83%) dan tetap dominan selama tahun proyeksi (78%).

Kontribusi BBM menempati pangsa terbesar, yaitu dari 52% pada tahun 2013, dan 46% pada

tahun 2025 serta 41% pada tahun 2050.

Skenario KEN :

Total kebutuhan energi final tetap meningkat selama periode proyeksi tetapi dengan laju

pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan skenario BaU, yaitu sebesar 4,7% per tahun

(2013-2025) dan 3,8% per tahun (2025-2050).

Kontribusi energi fosil dalam bauran energi tetap dominan tetapi tidak sebesar pada skenario

BaU, yaitu 74% pada tahun 2025, dan 67% pada tahun 2050.

Kontribusi BBM masih tetap dominan, yaitu sebesar 44% pada tahun 2025 dan sebesar 36%

pada tahun 2050 (rata-rata sebesar 3,3% per tahun).

Page 27: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

26

PERTUMBUHAN KEBUTUHAN ENERGI FINAL MENURUT SEKTOR (BaU)

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Juta

TO

E

Batubara Minyak Gas Listrik Biofuel EBT Lainnya

2013 2025 2050 2013 2025 2050 2013 2025 2050 2013 2025 2050 2013 2025 20 50 2013 2025 2050Industri Transportasi Rumah Tangga Komersial Lainnya Non Energil

Page 28: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

27

PERTUMBUHAN KEBUTUHAN ENERGI FINAL MENURUT SEKTOR (BaU)

Total kebutuhan energi final pada skenario BaU diproyeksikan meningkat menjadi 276,60 Juta

TOE pada 2025 dan naik menjadi sebesar 893,49 Juta TOE pada tahun 2050.

Pangsa kebutuhan energi sektor industri (termasuk pemakaian non energi) sebesar 50%

terhadap total kebutuhan energi pada tahun 2025, dan menjadi 53% pada tahun 2050, dan

masih didominasi oleh batubara (40% pada 2025 dan 45% pada 2050).

Pangsa kebutuhan energi sektor transportasi sebesar 31% tahun 2025 terhadap total

kebutuhan energi, turun menjadi 27% pada tahun 2050, yang didominasi oleh BBM yaitu

sebesar 98% sampai dengan tahun 2050.

Pangsa kebutuhan energi sektor rumah tangga sebesar 10% tahun 2025 terhadap total

kebutuhan energi, turun menjadi 6% pada tahun 2050, yang didominasi oleh listrik sebesar

57% dan LPG sebesar 42% pada tahun 2025, serta 60% listrik dan 39% LPG pada tahun

2050.

Pangsa kebutuhan energi sektor komersial sebesar 4% tahun 2025 terhadap total kebutuhan

energi, naik menjadi 11% pada tahun 2050, didominasi oleh listrik rata-rata sebesar 80%

sampai dengan tahun 2050.

Sektor lainnya (pertambangan, pertanian, dan konstruksi), hampir seluruhnya menggunakan

BBM dan menempati pangsa pemakaian sebesar 2%-3% terhadap total kebutuhan energi.

Page 29: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

28

PERTUMBUHAN KEBUTUHAN ENERGI FINAL MENURUT SEKTOR (KEN)

0

50

100

150

200

250

300

Juta

TO

E

Batubara Minyak Gas Listrik Biofuel EBT Lainnya

2013 2025 2050 2013 2025 2050 2013 2025 2050 2013 2025 2050 2013 2025 2050 2013 2025 2050Industri Transportasi Rumah Tangga Komersial Lainnya Non Energi

Page 30: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

29

PERTUMBUHAN KEBUTUHAN ENERGI FINAL MENURUT SEKTOR (KEN)

Pada skenario KEN, total kebutuhan energi final diproyeksikan tetap naik, namun tidak sebesar

proyeksi BaU, yaitu 235,98 Juta TOE pada 2025 dan menjadi sebesar 595,10 Juta TOE pada

tahun 2050.

Sektor industri tetap merupakan konsumen energi terbesar yaitu sebesar 51% dari total

kebutuhan energi final pada tahun 2025, dan menjadi 59% pada tahun 2050, dimana batubara

tetap dominan yaitu sekitar 40%.

Sektor transportasi merupakan konsumen kedua terbesar selama periode proyeksi (31% pada

tahun 2025 dan 24% pada tahun 2050), dimana BBM masih dominan (sekitar 80% selama tahun

proyeksi).

Sektor rumah tangga mengkonsumsi sekitar 8% dari total kebutuhan energi selama periode

proyeksi, didominasi oleh listrik (rata-rata sebesar 55% selama periode proyeksi) dan sisanya

dipenuhi oleh LPG.

Sektor komersial mengkonsumsi rata-rata sebesar 7% selama periode proyeksi, didominasi oleh

listrik rata-rata sebesar 80%.

Sektor lainnya didominasi oleh BBM namun mulai tahun 2025 sebagian tersubtitusi oleh

penggunaan BBN sebesar 26%.

Page 31: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

30

PROYEKSI PENYEDIAAN ENERGI LISTRIK

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Terr

awat

t-H

ou

r

EBT Lainnya PLT Biofuel

PLT Surya PLT Panas Bumi

PLT Air PLT Diesel

PLT Gas PLT Batubara

BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN

2013 2020 2025 2030 2035 2045 2050

Page 32: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

31

Skenario BaU

Total produksi listrik diproyeksikan meningkat mencapai 536 TWh pada tahun

2025, dan mencapai 2.162 TWh ditahun 2050 (rata-rata sebesar 6,5% pertahun)

yang didominasi oleh pembangkit batubara (68%), dan EBT sebesar 10,4%.

Skenario KEN

Produksi listrik diproyeksikan tetap meningkat dengan laju yang lebih lambat

dibandingkan skenario BaU rata-rata sebesar 5,4% per tahun selama periode

proyeksi, dimana pembangkit listrik EBT (40%) menggantikan dominasi

pembangkit batubara setelah tahun 2035.

PROYEKSI PENYEDIAAN ENERGI LISTRIK

Page 33: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

32

KAPASITAS PEMBANGKIT

S K E N A R I O B a U S K E N A R I O K E N

0

100

200

300

400

500

600

2013 2020 2025 2030 2035 2045 2050

Gig

awat

t

0

100

200

300

400

500

600

2013 2020 2025 2030 2035 2045 2050

Gig

awat

t

EBT

13,3%

EBT

14,2%

EBT

17,9%

EBT

18,6%

EBT

18,0%

EBT

44,9%

EBT

38,6%

EBT

37,1%

EBT

37,7%

EBT

33,4%

EBT

12,9%

EBT

12,9%

EBT

16,6%

EBT

42,8%

0

100

200

300

400

500

600

2013 2020 2025 2030 2035 2045 2050

Gig

awat

t

PLT Batubara PLT Gas PLT Diesel PLT Air PLT Panas Bumi PLT Surya PLT Biofuel EBT Lainnya

Page 34: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

33

KAPASITAS PEMBANGKIT

Pada skenario BaU, total kapasitas terpasang pembangkit naik menjadi sebesar 150 GW

pada tahun 2025, dan sebesar 555 GW pada tahun 2050 (meningkat rata-rata sebesar 6,7%

per tahun).

Pada skenario KEN, total kapasitas terpasang pembangkit tetap naik dengan laju

pertumbuhan lebih lambat yaitu rata-rata sebesar 6,1% per tahun selama tahun proyeksi.

Pada skenario BaU, kapasitas terpasang pembangkit dari EBT pada tahun 2013 sebesar 6,6

GW dari total kapasitas terpasang pembangkit, dan naik menjadi sebesar 28 GW pada tahun

2025 (18,7% dari total kapasitas pembangkit), serta menjadi sebesar 74 GW (13,3%) pada

tahun 2050

Sedangkan pada skenario KEN, setelah tahun 2035 pembangkit EBT dominan (rata-rata

sebesar 40% dari total kapasitas pembangkit)

Page 35: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

34

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

Ju

ta T

OE

EBT Minyak Gas Batubara

PROYEKSI PENYEDIAAN ENERGI PRIMER

2013 2020 2025 2035 2045 2050

BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN 2030

Page 36: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

35

PENYEDIAAN ENERGI PRIMER

- Penyediaan energi primer naik signifikan rata-rata sebesar 5,4% per tahun (skenario BaU) dan

sebesar 4,4% per tahun (skenario KEN).

- Kebutuhan batubara untuk pembangkit dan industri diproyeksikan terus meningkat rata-rata

sebesar 6,2% per tahun (skenario BaU) dan 4% per tahun (skenario KEN).

- Kebutuhan gas juga diprediksi terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan sebesar

5,4% per tahun (skenario BaU) dan 4,7% (skenario KEN).

- Pada skenario BaU, pemanfaatan EBT meningkat sebesar 6,1% per tahun, dan pada skenario

KEN sebesar 8,1% per tahun, dimana 18% pemanfaatan EBT berasal dari BBN

- Kebutuhan minyak tetap meningkat rata-rata sebesar 4,4% per tahun (skenario BaU), dan

sebesar 2,6% per tahun (skenario KEN).

Page 37: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

36

PERKEMBANGAN ENERGI DAERAH

Page 38: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

37

47%

49%

51%

34%

32%

29%

12%

10%

9%

4%

7%

9%

2%

2%

1%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

2013

2025

2050

54%

57%

61%

33%

30%

26%

7%

6%

6%

3%

4%

5%

3%

3%

2%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

2013

2025

2050

Industri & Non Energi Transportasi Rumah Tangga Komersial Lainnya

PANGSA KEBUTUHAN ENERGI FINAL MENURUT WILAYAH

KORIDOR JAWA

KORIDOR SUMATERA

Page 39: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

38

50%

53%

55%

34%

32%

29%

9%

7%

7%

3%

4%

4%

4%

5%

5%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

2013

2025

2050

58%

59%

59%

28%

25%

23%

6%

6%

7%

5%

6%

7%

3%

3%

4%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

2013

2025

2050

Industri & Non Energi Transportasi Rumah Tangga Komersial Lainnya

KORIDOR SULAWESI

KORIDOR KALIMANTAN

Lanjutan….

Page 40: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

39

Lanjutan….

KORIDOR MALUKU DAN PAPUA

KORIDOR BALI DAN NUSA TENGGARA

22%

22%

22%

57%

55%

54%

10%

10%

12%

7%

8%

9%

5%

4%

4%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

2013

2025

2050

10%

10%

10%

63%

63%

62%

15%

14%

14%

7%

9%

11%

5%

4%

3%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

2013

2025

2050

Industri & Non Energi Transportasi Rumah Tangga Komersial Lainnya

Page 41: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

40

KEBUTUHAN ENERGI FINAL MENURUT WILAYAH

Outlook energi ini juga menghitung proyeksi kebutuhan energi final pada wilayah sesuai koridor MP3EI didasarkan pada

kontribusi PDRB masing-masing koridor terhadap PDB nasional, dan data konsumsi didasarkan pada data penjualan

energi dari utility (Pertamina, PGN, dan PLN)

− Koridor Sumatera, total kebutuhan energi final diproyeksikan naik rata-rata sebesar 5% per tahun selama tahun

proyeksi, didominasi oleh sektor industri dengan rata-rata sebesar 55%, dan BBM mendominasi kebutuhan energi final

(di atas 43%).

− Koridor Jawa, total kebutuhan energi final diproyeksikan naik rata-rata sebesar 5,3% per tahun selama tahun proyeksi,

didominasi oleh sektor industri dengan rata-rata sebesar 50%. Sektor komersial tumbuh rata-rata sebesar 8,2% per

tahun, dan BBM mendominasi kebutuhan energi final (di atas 40%).

− Koridor Kalimantan, total kebutuhan energi final diproyeksikan naik rata-rata sebesar 5% per tahun selama tahun

proyeksi, didominasi oleh sektor industri dengan rata-rata sebesar 58%, dimana BBM masih dominan namun laju

pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan jenis energi lainnya (4,3% per tahun).

− Koridor Sulawesi, total kebutuhan energi final diproyeksikan naik rata-rata sebesar 5,3% per tahun selama tahun

proyeksi, didominasi oleh sektor industri dengan rata-rata sebesar 53%, dimana batubara tumbuh paling pesat (5,8%

per tahun)

− Koridor Bali dan Nusa Tenggara, total kebutuhan energi final diproyeksikan naik rata-rata sebesar 5,2% per tahun

selama tahun proyeksi, didominasi oleh sektor transportasi dengan rata-rata sebesar 64%, dimana BBM dominan

dengan laju pertumbuhan sebesar 4,7% per tahun.

− Koridor Maluku dan Papua, total kebutuhan energi final diproyeksikan naik rata-rata sebesar 4,8% per tahun selama

tahun proyeksi, didominasi oleh sektor transportasi dengan rata-rata sebesar 55%, dimana BBM dominan.

Page 42: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

41

ANALISIS

Page 43: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

42

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Juta

TO

E

BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN 2013 2050 2013 2050 2013 2050 2013 2050 2013 2050 2013 2050 Industri & Transportasi Rumah Tangga Komersial Lainnya Total Bahan Baku

POTENSI PENGHEMATAN ENERGI FINAL

- 30,0%

- 37,2%

- 29,2% - 42,0%

- 33,4%

- 34,3%

Page 44: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

43

• Potensi penghematan energi final dari skenario KEN mencapai 33% pada tahun 2050

dibandingkan skenario BAU.

• Penurunan kebutuhan energi final disebabkan oleh subtitusi bahan bakar, penurunan intensitas

dengan penggunaan peralatan hemat energi, adanya konservasi energi dan perpindahan moda

angkutan (transportasi).

• Potensi penghematan terbesar berasal dari sektor komersial, diikuti transportasi, lainnya, industri

dan rumah tangga.

• Penghematan energi pada sektor komersial berasal dari pemanfaatan teknologi tata cahaya, tata

udara dan transport (elevator) yang hemat energi.

• Penggunaan mobil hemat bahan bakar, hybrid dan listrik serta adanya perpindahan moda

angkutan dari mobil penumpang dan sepeda motor ke transportasi umum seperti bus dan kereta

listrik memberikan penghematan energi yang besar pada sektor transportasi.

• Penggantian peralatan boros energi dengan yang hemat energi sepeti boiler, tungku, kompresor,

pompa, motor listrik dan lainnya pada program revitalisasi industri menghasilkan penghematan

energi yang cukup signifikan.

• Penghematan energi pada sektor rumah tangga berasal dari penggunaan peralatan rumah

tangga yang hemat energi.

Page 45: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

44

PERUBAHAN PASOKAN ENERGI PRIMER

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Ju

ta T

OE

BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN 2013 2050 2013 2050 2013 2050 2013 2050 2013 2050 Batubara G a s Minyak E B T Total

- 54,6%

- 21,4% - 50,5%

102,2%

- 30,2%

Page 46: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

45

• Penyediaan energi fosil mengalami penurunan hingga 50%, sebaliknya EBT meningkat dua

kali lipat. Secara keseluruhan penyediaan energi primer pada tahun 2050 turun 30%

• Penurunan pasokan energi akibat dari penghematan energi di seluruh sektor pengguna,

efisiensi pada pembangkit listrik dan kilang serta adanya subtitusi bahan bakar.

• Efisiensi pada pembangkit listrik mencakup penurunan susut jaringan, peningkatan

efisiensi boiler/pembakaran pembangkit yang dinyatakan dengan penurunan specific fuel

consumption (SFC) dan penggunaan peralatan yang hemat energi.

• Peningkatan faktor kesiapan (availability factor) pembangkit ikut menyumbang penurunan

pasokan energi primer pada skenario KEN.

• Desain kilang baru yang dibangun disesuaikan dengan jenis pasokan minyak input

sehingga memberikan hasil yang lebih tinggi dengan komposisi sesuai dengan permintaan

pasar

Page 47: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

46

POTENSI PENURUNAN EMISI CO2

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Ju

ta T

on

CO

2 E

qu

iva

len

t

- 30,1%

- 47,9%

- 36,6%

- 22,6%

- 15,4%

- 44,5%

BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN 2013 2020 2025 2030 2035 2045 2050

Page 48: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

47

• Emisi CO2 pada tahun 2050 mencapai 3.550 juta ton (skenario BAU) dan turun menjadi 1.850

juta ton (skenario KEN) atau sekitar 48%.

• Penggunaan EBT pada pembangkit listrik memberikan kontribusi yang signifikan pada

penurunan emisi CO2.

• Berdasarkan dokumen RAN-GRK, target penurunan Emisi sektor yang terkait dengan energi

sebesar 87 juta ton CO2 pada tahun 2020 (target penurunan emisi 26%). Hasil proyeksi

Outlook Energi Indonesia memperlihatkan bahwa penurunan emisi tahun 2020 mencapai 125

juta ton CO2. Angka ini 43,6% lebih tinggi dibandingkan target dari RAN-GRK untuk sektor

terkait energi.

Page 49: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

48

IMPOR MINYAK BUMI DAN BBM

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Juta

TO

E

BBM & Produk Kilang Lainnya Minyak Bumi

BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN BaU KEN 2013 2020 2025 2030 2035 2045 2050

Page 50: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

49

• Pasokan BBM dimasa mendatang telah mempertimbangkan pembangunan 2 kilang

minyak dengan kapasitas 300 ribu barrel per hari sampai dengan tahun 2030.

• Adanya penambahan kapasitas kilang, dan turunnya produksi minyak nasional,

mengakibatkan impor minyak bumi terus meningkat rata-rata sebesar 4,6% per tahun.

• Tingginya kebutuhan BBM mengakibatkan tren impor BBM akan meningkat mencapai 290

juta TOE sampai dengan tahun 2050 (skenario BaU) dan sebesar 113 juta TOE (skenario

KEN).

• Impor BBM pada skenario KEN lebih rendah akibat pemanfaatan BBN dan BBG di sektor

transportasi.

• Jika kebutuhan BBM dipenuhi dari kilang dalam negeri maka diperlukan penambahan

kilang baru dengan kapasitas 5.7 juta barel / hari (skenario BaU) dan sebesar 2.3 juta

barel / hari (skenario KEN).

• Investasi yang dibutuhkan sebesar 28 – 45 milyar USD (skenario BaU) dan 11 – 18 milyar

USD (skenario KEN). Perhitungan didasarkan kepada asumsi total biaya investasi

sebesar USD 5000 – 8000 per barrel per hari (World Energy Investment Outlook, 2003)

Page 51: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

50

IMPOR LPG DAN GAS BUMI

3,50

20,90

13,51

0

5

10

15

20

25

2013 2020 2025 2030 2035 2045 2050

Juta

TO

E

BaU

KEN

IMPOR LPG 168,3

117,5

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2013 2020 2025 2030 2035 2045 2050

Juta

TO

E

BaU

KEN

IMPOR GAS BUMI

Page 52: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

51

Pada tahun 2050:

• Impor LPG diperkirakan akan meningkat mencapai 20,9 juta TOE (skenario BaU) atau

13,5 juta TOE (skenario KEN).

• Impor gas bumi Indonesia sebesar 168 juta TOE pada skenario BaU atau 118 juta

TOE pada skenario KEN.

Sesuai skenario BaU, pada tahun 2021 Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara

“net importir” gas, sedangkan pada skenario KEN, Indonesia menjadi negara “net

importir” gas pada tahun 2024. Hal ini disebabkan tingginya permintaan gas bumi dari

sektor industri dan pembangkit serta keterbatasan kemampuan produksi gas bumi.

Page 53: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

52

KEBUTUHAN BIODIESEL

0

10

20

30

40

50

60

2013 2020 2025 2030 2035 2045 2050

7,42

0,80

57,81

Juta

TO

E

BaU

KEN

Page 54: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

53

Pada tahun 2013, kandungan biodisel pada biosolar mencapai 7,5%. Dengan asumsi

campuran biodisel pada biosolar meningkat hingga 10% (skenario BaU) dan 30% (skenario

KEN) pada tahun 2050, maka:

• Kebutuhan biodiesel pada tahun 2050 akan mencapai 7,4 juta TOE (BaU) atau 58 juta TOE

(KEN). Tingginya kebutuhan biodiesel pada skenario KEN akibat dari seluruh penggunaan

minyak solar pada sektor pengguna digantikan dengan biosolar.

• Jika diasumsikan pada tahun 2050 kebutuhan biodiesel berasal dari CPO (70%), kemiri

sunan (28%), dan algae (2%), maka untuk skenario KEN diperlukan 19,5 juta ha lahan

(kelapa sawit 16,2 juta Ha dan kemiri sunan 3,3 juta Ha).

Page 55: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

54

KEBUTUHAN BIOETANOL

-

1,2

4,4

6,7

9,2

10,5 10,9

0

2

4

6

8

10

12

2013 2020 2025 2030 2035 2045 2050

Juta

TO

E

Page 56: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

55

• Pada skenario BaU, diasumsikan belum ada kebutuhan bioetanol, dikarenakan sampai

saat ini konsumsi biopremium masih nol.

• Pada skenario KEN, penggunaan bioetanol hanya terbatas pada sektor transportasi.

• Diasumsikan campuran bioetanol pada biopremium mencapai 20% pada tahun 2050. dan

diperkirakan kebutuhan bioetanol mencapai 11 juta TOE (skenario KEN).

Page 57: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

56

1. Sistem energi ke depan akan semakin kompleks, sehingga kebijakan di bidang energi harus disusun dalam suatu

perencanaan yang terintegrasi serta mampu melakukan penyesuaian dengan perubahan yang terjadi.

2. Sampai dengan 2050, bauran energi masih didominasi oleh energi fosil, sehingga perlu segera menetapkan

cadangan strategis, membangun cadangan penyangga energi, dan meningkatkan cadangan operasional untuk

menjamin ketersediaan energi.

3. Untuk memenuhi kebutuhan BBM sampai dengan tahun 2050, diperlukan tambahan kapasitas kilang 2,8 juta barel

per hari baik melalui pembangunan kilang minyak baru maupun upgrading kilang yang sudah ada.

4. Untuk mencapai target penghematan energi sebesar 17% sampai dengan tahun 2025, efisiensi energi perlu lebih

ditingkatkan untuk menjaga agar kebutuhan energi pada seluruh sektor pengguna tidak melebihi kemampuan

pasokan.

5. Untuk mengantisipasi impor gas, pengembangan infrastruktur gas harus dipercepat, termasuk pembangunan

infrastruktur untuk meningkatkan pemanfaatan BBG di sektor transportasi.

6. Untuk memenuhi kebutuhan listrik, perlu dilakukan percepatan penyelesaian pembangkit listrik FTP-1 dan FTP-2

dan pembangunan transmisi yang telah direncanakan, serta membangun kemampuan industri energi nasional.

7. Pemerintah perlu menyusun formula dan mekanisme penetapan harga BBN, serta menetapkan lahan khusus untuk

pengembangan tanaman bahan baku BBN berbasis masyarakat yang tidak boleh dikuasai oleh perusahaan asing

(sebesar 19,5 juta hektar) untuk memaksimalkan pemanfaatan BBN.

8. Sampai dengan tahun 2050, kontribusi batubara dalam pembangkit listrik dan industri masih dominan, sehingga

diperlukan penerapan regulasi yang mengatur tentang emisi yang mempertimbangkan kondisi lokal.

9. Implementasi komitmen global di bidang lingkungan harus sejalan dengan kepentingan untuk menjaga jaminan

pasokan energi nasional.

10. Jaminan pasokan energi harus mempertimbangkan kondisi daerah dan dengan mengutamakan potensi energi

setempat.

SEPULUH REKOMENDASI

Page 58: OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 - nusantarainitiative.comnusantarainitiative.com/wp-content/uploads/2014/12/paparan-Outlook... · • Laju pertumbuhan penduduk di atas 1% sampai dengan

DEWAN ENERGI NASIONAL

57

TERIMA KASIH