Otoritas jasa keuangan

14
Otoritas Jasa Keuangan Kelompok 2 1. Alreksa Nor Azmi (01) 2. Alif Nur Rahmanda (03) 3. Intan Ratna Sutriso (13) 4. M. Faizal Fikri (17) 5. Nadya Mega Intantri (19) 6. Prisma Hilmi Rozandika (20) 7. Riskie Puspaningtyas () 8. Sukma Laksita Rahma (25)

description

 

Transcript of Otoritas jasa keuangan

Page 1: Otoritas jasa keuangan

Otoritas Jasa Keuangan

Kelompok 21. Alreksa Nor Azmi

(01)2. Alif Nur Rahmanda

(03)3. Intan Ratna Sutriso

(13)4. M. Faizal Fikri (17)5. Nadya Mega Intantri

(19)6. Prisma Hilmi Rozandika (20)7. Riskie Puspaningtyas ()8. Sukma Laksita Rahma

(25)

Page 2: Otoritas jasa keuangan

Pengertian

• Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 tahun 2011 yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan terhadap keseluruhan kegiatan disektor jasa keuangan.

Page 3: Otoritas jasa keuangan

Tujuan

• Ada beberapa tujuan dibentuknya OJK. Tujuan- tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Agar keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel.

b. Agar keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.

c. Keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

Page 4: Otoritas jasa keuangan

Fungsi

• OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan.

Page 5: Otoritas jasa keuangan

Tugas

• OJK mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan.

b. Mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal.

c. Mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransiaan, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.

Page 6: Otoritas jasa keuangan

Wewenang• Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan

di sektor perbankan, OJK mempunyai wewenang sebagai berikut:

a. Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank.

b. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank.

c. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank.

Page 7: Otoritas jasa keuangan

• Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang sebagai berikut :

a. Menetapkan peraturan pelaksanaan UU RI Nomor 21 tahun 2011.

b. Menetapkan peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuangan.

c. Menetapkan peraturandan keputusan OJK.

d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan.

e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK.

f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap lembaga jasa keuangan dan pihak tertentu.

g. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada lembaga jasa keuangan.

h. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban.

i. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuangan.

Page 8: Otoritas jasa keuangan

• Untuk melaksanaan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang sebagai berikut :

a. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan.

b. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala eksekutif.

c. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan pelaku, dan atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuangan.

d. Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan atau pihak tertentu.

e. Melakukan penunjukan pengelola statuter.

f. Menetapkan penggunaan pengelola statuter.

g. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuangan.

h. Mwmbwerikan dana atau mencabut izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya pernyataan pendaftaran, suarat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran, dan penetapan lain sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuanagan.

Page 9: Otoritas jasa keuangan

Stuktur Dewan Komisioner

Otoritas Jasa Keuangan dipimpin oleh dewan komisioner yang bersifat kolektif dan kolegial. Dewan komisioner beranggotakan sembilan orang anggota yang ditetapkan dengan keputusan presiden. Mereka memiliki hak suara yang sama.

Page 10: Otoritas jasa keuangan

Struktur Dewan Komisioner

a) Seorang ketua merangkap anggota

b) seorang wakil ketua sebagai ketua komit etik merangkap anggota

c) Seorang kepala eksekutif pengawas perban merangkap anggota

d) Seorang kepala eksekutif pengawas pasar modal merangkap anggota

e) Seorang kepala eksekutif pengawas peransuransian, dana pensiun, dan lembaga pembiayaan dan jasa keuangan lainya merangkap anggota

f) Seorang dewan audit merangkap anggota

g) Seorang yang membidangi edukasi dan perlindungan konsumen

h) Seorang anggota ex-officio dari bank indonesia yang merupakan anggota dewan gubernur bank indonesia, dan

i) Seorag anggota ex-officio dari kemetrian keuangan yang merupakan pejabat setingkat estelon I kementrian keuangan

Page 11: Otoritas jasa keuangan

Pelayanan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Konsumen dan Masyarakat– Untuk perlindungan konsumen dan masyarakat, otoritas jasa keuangan

berwenang melakukan tindakan pencegahan kerugian Konsumen dan masyarakat, yang meliputi hal-hal berikut :

a) Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan produknya ;

b) Meminta lembaga jasa keuangan untuk menghentikan kegiatanya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat;

c) Tindakan lain yang di anggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan di sektor jasa keuangan.

Page 12: Otoritas jasa keuangan

Hubungan Kelembagaan

Dalam melaksanakan tugasnya, OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam membuat peraturan pengawasan di bidang perbankan antara lain :a) Kewajiban pemeuhan modal minimum bank

b) Sistem informasi perbankan yang terpadu

c) Kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing, dan pinjaman komersial luar negri

d) Produk perbankan , transaksi derivatif, kegiatan usaha bank lainnya,

e) Penentuan institusi bank yang masuk kategori systematically important Bank, dan

f) Data lain yang di kecualikan dari ketentuan tentang kerahasiaan informasi

Page 13: Otoritas jasa keuangan

Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan

• Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, di bentuk Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan dengan anggota terdiri atas :

a) Menteri Keuangan selaku anggota merangkap koorsinator

b) Gubernur Bank Indonesia selaku anggota

c) Ketua Dewan Komisioner OJK selaku anggota, dan

d) Ketua Dewan Komisioener Lembaga Penjamin Simpanan selaku anggota

Page 14: Otoritas jasa keuangan

SEKIAN DAN

TERIMAKASIH...