OTONOMI DAERAH dan PEMBANGUNAN DAERAH
description
Transcript of OTONOMI DAERAH dan PEMBANGUNAN DAERAH
OTONOMI DAERAHdan
PEMBANGUNAN DAERAH
Jamzani Sodik
1
2
Era Otonomi Daerah
REGIONAL AUTONOMYREGIONAL AUTONOMY
UU NO.22 Tahun 1999
UU No. 32 Tahun 2004
UU NO.25 Tahun 1999
UU No. 33 Tahun 2004
Local Government Authority
Fiscal Decentralization
Pelayanan Publik & governance• Efisiensi?• Perubahan perilaku birokrat?
Pembangunan Ekonomi Daerah• Kemiskinan, Pengangguran, ketimpangan• Industri, UKM, Ekspor?
Siapa mendapat buah otda?• Elit politik daerah: bupati/walikota/gubernur, DPRD?• Masyarakat lokal?
3
LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG SETTING POLITIK
– Merebaknya protes dan ketidakpuasan daerah (tuntutan otonomi lebih luas, negara federasi, merdeka), terutama dari daerah penghasil SDA utama
– Semangat demokratisasi dan keterbukaan MISI POLITIK UU NO. 22/99 & NO.25/99
– Memuaskan semua daerah dengan memberikan ruang partisipasi: demokrasi lokal
– Memuaskan daerah kaya SDA: menikmati hasil SDA lebih besar PERUBAHAN MENDASAR
– Dati I & II menjadi Propinsi dan Kabupaten/Kota – Pemerintah daerah (KDH+DPRD) menjadi Badan Eksekutif
Daerah (Kepala daerah+Perangkat Daerah Otonom). Implikasinya, keterpisahan eksekutif & legislatif.
– Memperpendek jangkauan asas dekonsentrasi (hanya sampai dengan Propinsi). Implikasinya:
Gubernur tetap wakil pusat & KDH Kabupaten & Kota bebas dari intervensi pusat (Kandep tak ada lagi)
4
OTONOMI DAERAH DALAM KERANGKA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA PUSAT
DESA
KOTA KABUPATEN
S,C,A S,AS,A
AA A
AUTONOMOUS REGION
S : Desentralisasi=penyerahan wewenang
C : Dekonsentrasi=pelimpahan wewenang
A : Tugas perbantuan=penugasan
APBD
- “ SENTRALISASI”- Dari APBN
PROVINSI
5
Pembagian PendapatanPembagian
Urusan
Pelayanan Masyarakat?
Standar Minimum
Fanatisme Daerah•Putra Daerah (PAD)
•Aset Daerah
Disintegrasi?
Lemahnya Koordinasi antarsektor & daerah
Eksternalitas antar daerah
6
PERUBAHAN NILAI
Gambar 1. Perubahan Paradigma dalam Era Otonomi Daerah
PEMBANGUNAN DI DAERAH DAERAH MEMBANGUN
SENTRALISTIK DESENTRALISTIK
TOP DOWN BOTTOM UP
KESERAGAMAN KEBERAGAMAN
BUDAYA PETUNJUK PRAKARSA/INISIATIF
INSTRUKTIF PILIHAN/FASILITATIF
KETERGANTUNGAN KEMANDIRIAN
HIRARKI KETERKAITAN
KESENJANGAN PERIMBANGAN
7
Pembagian Kewenangan versi UU No. 22/1999
Pusat (pasal 7 ayat 1 & 2):
Politik luar negeri;Pertahanan keamanan;Peradilan;Moneter dan fiskal;AgamaPlus: Perencanaan nasional secara makro;.Dana perimbangan keuangan; Sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara; Pembinaan & pemberdayaan sumberdaya manusia; Pendayagunaan sumberdaya alam & Teknologi tinggi yg strategis; Konservasi; Standardisasi nasional.
Kabupaten/Kota– kewenangan daerah
adalah kewenangan sisa: Mencakup semua kewenangan selain yang diatur pada Pasal 7 dan Pasal 9.
– Bidang pemerintahan yang wajib meliputi: Kesehatan; Pendidikan; Kebudayaan; Pertanian; Perhubungan; Industri; Perdagangan; Penanaman modal; Lingkungan hidup; Pertanahan; Koperasi;Tenaga kerja.
Provinsi (penjelasan Pasal 9):• Bidang pemerintahan yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, termasuk bidang pekerjaan umum, perhubungan, kehutanan, dan perkebunan• Bidang tertentu, termasuk Perencanaan dan pengendalian pembangunan regional secara makro
8
Pembagian Kewenangan versi UU No. 32/2004Pusat (pasal 10 ayat 3
& 5): politik luar negeri pertahanan keamanan yustisi moneter dan
fiskal nasional agama.
Kabupaten/Kota (Pasal 11)– perencanaan dan pengendalian
pembangunan– perencanaan, pemanfaatan,
dan pengawasan tata ruang; penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
– penyediaan sarana dan prasarana umum
– penanganan bidang kesehatan– penyelenggaraan pendidikan;
penanggulangan masalah sosial– pelayanan bidang
ketenagakerjaan– fasilitasi pengembangan
koperasi, usaha kecil dan menengah
– pengendalian lingkungan hidup– Pelayanan pertanahan– pelayanan kependudukan, dan
catatan sipil– pelayanan administrasi umum
pemerintahan– pelayanan administrasi
penanaman modal– penyelenggaraan pelayanan
dasar lainnya
Provinsi (Pasal 13 ayat 1&2):
• Perencanaan & pengendalian pembangunaan
• perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang
• penyelenggaraan ketertiban umum & ketentraman masyarakat
• penyediaan sarana & prasarana umum
• penanganan bidang kesehatan• penyelenggaraan pendidikan & alokasi
sumber daya manusia potensial• penanggulangan masalah sosial lintas
kabupaten/ kota• pelayanan bidang ketenagakerjaan
lintas kabupaten/kota• fasilitasi pengembangan koperasi,
UKM termasuk lintas kabupaten/kota• pengendalian lingkungan hidup• pelayanan pertanahan termasuk lintas
kabupaten/kota;• pelayanan kependudukan, dan
catatan sipil• pelayanan administrasi umum
pemerintahan• pelayanan administrasi penanaman
modal termasuk lintas kabupaten/ kota• penyelenggaraan pelayanan dasar
lainnya
9
I. TUJUAN OTONOMI DAERAH
menciptakan kesejahteraan.
bagaimana menjadikan Pemda sebagai instrumen untuk menciptakan kesejahteraan
mendukung proses demokrasi di tingkat lokal
bagaimana menjadikan Pemda sebagai instrumen pendidikan politik di tingkat lokal untuk mendukung proses demokratisasi menuju civil society
10
II. ELEMEN DASAR PEMERINTAHAN DAERAH
1.Urusan Pemerintahan (Function)
2.Kelembagaan (Institution)
3.Personil (Personnel)
4.Keuangan Daerah (Local Finance)
5.Perwakilan (Representation)
6.Pelayanan Publik (Public Service)
7.Pengawasan (Control/Supervision)
Catatan:
Penataan harus bersifat sistemik dan bukan parsial
11
III. Argumen Dasar Penyusunan Grand Design Penataan Otda
bagaimana menata elemen dasar Pemda tersebut agar kondusif untuk meningkatkan kapasitas Pemda untuk mampu mencapai kedua tujuan otonomi daerah yaitu kesejahteraan dan demokrasi.
bagaimana menata elemen dasar tersebut dan mengoperasionalkannya dalam koridor UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Menata setiap elemen dasar berarti memahami secara filosofis :1. Mau kemana kita (target)2. Di mana kita sekarang (Existing Condition)3. Bagaimana strategi mencapai target (Action Plans)
12
KEWENANGAN YG TUMPANG TINDIH KAB/KOT VS PROV
KEHUTANANPERKEBUNAN 13 %
PERTANAHAN10 %
P U 8 %
PERHUB LAUT 8%
PERTAMBANGAN 7 %
NAKER/KEPEG 6 % PERHUB. DAR & UDARA 6 %
PMA 4 %
PENDIDIKAN 4 %
KELAUTAN 4 %
PARAWISATA 4 %
PERTANIAN 3%
PAJ&RES KEND BERMOT 3%
N=277
Tumpang tindih- Statistik- Naker/Kepeg- Pertambangan- Pendidikan- Perikanan- Kelautan- Metrologi- AMDAL- SIUP/IMB- Parawisata- Kebudayaan- Perdagangan
Sumber: Survei I Made Suwandi (2005), “Monitoring & Evaluasi Implementasi otonomi Daerah Di Indonesia”, Dirjen Otda, Depdagri
13
KEWENANGAN YANG MASIH DILAKSANAKAN PUSAT ? (N=278)
PERTANAHAN 41%
BKKN11%
KEHUTANAN10 %
PERHUB. DAR & UD9 %
PERHUB LAUT 8 %
PMA5%
PERTAMBANGAN3%
BPS
NAKER/KEPEG 3%
PENDIDIKAN 3 %
LIHAT HAL BERIKUT :
Sumber: Survei I Made Suwandi (2005), “Monitoring & Evaluasi Implementasi otonomi Daerah Di Indonesia”, Dirjen Otda, Depdagri
14
PENATAAN URUSAN PEMERINTAHAN
KONDISI SAAT INI (EXISTING CONDITIONS):
1. Terdapat 29 urusan yang di desentralisasikan ke daerah
2. Terjadi tumpang tindih antar tingkatan pemerintahan dalam pelaksanaan urusan tersebut, karena belum sinkronnya antara UU Otda dengan UU Sektor
3. Terjadi tarik menarik urusan, khususnya urusan yang mempunyai potensi pendapatan (revenue)
4. Adanya gejala keengganan dari Departemen/LPND untuk mendesentralisasikan urusan secara penuh karena kekhawatiran daerah belum mampu melaksanakan urusan tsb secara optimal
5. Tidak jelasnya mekanisme supervisi dan fasilitasi oleh Departemen/LPND terhadap Daerah karena ketidak jelasan mekanisme kordinasi antara Depdagri sebagai pembina umum dengan Departemen/LPND sebagai pembina tehnis
15
KEWENANGAN BIDANG PERENCANAAN
1. PUSAT BERWENANG MENYUSUN PERENCANAAN MAKRO-
STRATEGIS DAN BIDANG-BIDANG PRIORITAS NASIONAL, BAIK
YANG BERSIFAT LINTAS PROPINSI MAUPUN MASALAH KHUSUS
SETIAP LOKALITAS;
2. PROPINSI BERWENANG MENYUSUN PERENCANAAN LINTAS
KABUPATEN/KOTA MAUPUN MENGATASI KESENJANGAN ANTAR
KABUPATEN/ KOTA DAN MASALAH KHUSUS LOKALITAS DI
WILAYAHNYA;
3. KABUPATEN/KOTA MENYUSUN PERENCANAAN ATAS
KEWENANGANNYA DAN MENJABARKAN ISYARAT PERENCANAAN
YANG DIRUMUSKAN PUSAT MAUPUN PROPINSI.
SETIAP TINGKAT PEMERINTAHAN MEMILIKI PORSI KEWENANGAN SETIAP TINGKAT PEMERINTAHAN MEMILIKI PORSI KEWENANGAN
DALAM BIDANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN:DALAM BIDANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN:
16
I. KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
A. Mengapa Perlu Berencana?
Ada 3 alasan utama bagi negara sedang berkembang perlu berencana:
1. Adanya Kegagalan Mekanisme Pasar (Market Failures)
2. Ketidakpastian (uncertainty) masa datang;
3. Untuk memberikan arah pembangunan yang jelas.
4. Dunia terus berubah, jangan sampai perubahan tidak dikelola sehingga dapat merugikan. Mengelola perubahan dengan perencanaan
17
B. Tujuan dan Fungsi B. Tujuan dan Fungsi Perencanaan PembangunanPerencanaan Pembangunan
1.1. Untuk mendukung koordinasi antar pelaku Untuk mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;pembangunan;
2.2. Menjamin terciptanya integrasi, singkronisasi Menjamin terciptanya integrasi, singkronisasi dan sinergi antar daerah, waktu dan fungsi dan sinergi antar daerah, waktu dan fungsi pemerintahan, baik pusat maupun daerah; pemerintahan, baik pusat maupun daerah;
3.3. Menjamin terwujudnya keterpaduan antara Menjamin terwujudnya keterpaduan antara perencanaan dengan penganggaran, perencanaan dengan penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;pelaksanaan dan pengawasan;
4.4. Mengoptimalksan pMengoptimalksan paartisipasi masyarakat dalam rtisipasi masyarakat dalam penyusunan perencanaan pembangunan;penyusunan perencanaan pembangunan;
5.5. Menjamin penggunaan sumberdaya Menjamin penggunaan sumberdaya pembangunan secara efisien, efektif dan adil.pembangunan secara efisien, efektif dan adil.
18
Definisi Perencanaan Menurut UU 25/2004:
– Suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Menurut Thomas L Saaty (1992):– Planning is a thinking and social process of aligning what is
deduced to be the likely outcome of situation, given current actions, policies, and environment forces, with what is perceived as desirable outcome which requires new actions and policies.
Conyers & Hills (1994): – perencanaan sebagai suatu proses yang bersinambungan
yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan berbagai alternatif penggunaan sumberdaya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.
19
19
PERENCANAAN PEMBANGUNANPERENCANAAN PEMBANGUNAN
Berdasarkan definisi tersebut berarti ada 4 elemen dasar perencanaan yakni :
a. Merencanakan berarti memilih
b. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumberdaya.
c. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan.
d. Perencanaan untuk masa depan.
Berdasarkan definisi tersebut berarti ada 4 elemen dasar perencanaan yakni :
a. Merencanakan berarti memilih
b. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumberdaya.
c. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan.
d. Perencanaan untuk masa depan.
20
PERENCANAAN DAERAH
1. Perencanaan ekonomi daerah disusun sesuai dengan kewenangan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan ekonomi nasional
2. Berdasarkan dimensi waktu terdiri atas perenc. Jangka panjang, perenc. Jangka menengah dan perencanaan jangka pendek (tahunan)
3. Dimaksudkan untuk menjami keterkaitan antara perencanaan & penganggaran, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian
21
RUANG LINGKUP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) = 20 tahun
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) = 5 tahun
3. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) = 5 tahun
4. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) = 1 tahun
5. Rencana Kerja (RK-SKPD) = 1 tahun
22
22
NASIONAL DAERAH
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP Nasional)
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah)
Rencana Strategis Kementerian / Lembaga (Renstra-KL)
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)
Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Rencana Kerja Kementerian / Lembaga (Renja-KL)
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD)
Ditetapkandengan UUDitetapkandengan UU
Ditetapkandengan PerPresDitetapkandengan PerPres
Ditetapkan dengan PeraturanPimpinan KL
Ditetapkan dengan PeraturanPimpinan KL
DitetapkanDengan PerdaDitetapkanDengan Perda
Ditetapkandengan PeraturanKepala Daerah
Ditetapkandengan PeraturanKepala Daerah
Ditetapkandengan PeraturanPimpinan SKPD
Ditetapkandengan PeraturanPimpinan SKPD
Ditetapkandengan PerPresDitetapkandengan PerPres
Ditetapkandengan PeraturanKepala Daerah
Ditetapkandengan PeraturanKepala Daerah
Ditetapkan dengan PeraturanPimpinan KL
Ditetapkan dengan PeraturanPimpinan KL
Ditetapkandengan PeraturanPimpinan SKPD
Ditetapkandengan PeraturanPimpinan SKPD
Penetapan & Ruang Lingkup PerencanaanPenetapan & Ruang Lingkup Perencanaan
23
Perencanaan Pembangunan Nasional Perencanaan Pembangunan Nasional versus Daerahversus Daerah
Ada 3 alasan perlunya dibedakan dari Ada 3 alasan perlunya dibedakan dari perencanaan pembangunan nasional;perencanaan pembangunan nasional;
1.1. Struktur dan orientasi pembangunan daerah Struktur dan orientasi pembangunan daerah berbeda dengan nasional; berbeda dengan nasional;
2.2. Pada pembangunan daerah terdapat Pada pembangunan daerah terdapat interaksi yang sangat erat antar daerah baik interaksi yang sangat erat antar daerah baik dalam perdagangan mobilitas penduduk;dalam perdagangan mobilitas penduduk;
3.3. Struktur dan komponen keuangan daerah Struktur dan komponen keuangan daerah berbeda dengan nasional;berbeda dengan nasional;
4.4. Kewenangan daerah berbeda dengan Kewenangan daerah berbeda dengan nasional;nasional;
24
AREA PERENCANAAN BERDASAR SISTEM
– Sistem wilayah– Sistem internal perkotaan
BERDASAR FUNGSI UTAMA KAWASAN– Kawasan lindung– Kawasan budidaya
BERDASAR WILAYAH ADMINISTRATIF– Penataan ruang wilayah nasional– Penataan ruang wilayah propinsi– Penataan ruang wilayah kabupaten/kota
BERDASAR KEGIATAN KAWASAN– Penataan ruang kawasan perkotaan– Penataan ruang kawasan perdesaan
BERDASAR NILAI STRATEGIS KAWASAN– Penataan ruang kawasan strategis nasional– Penataan ruang kawasan strategis propinsi– Penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota
25
KETERKAITAN RENCANA
RPJP
NASIONAL
RPJP
PROPINSI
RPJP
KABUPATEN
RTRW
NASIONAL
RTRW
PROPINSI
RTRW
KABUPATEN
RPJM
NASIONAL
RPJM/RKP
PROPINSI
RPJM/RKP
KABUPATEN NON SPATIAL SPATIAL
Dokumen Perencanaan Pembangunan NasionalDokumen Perencanaan Pembangunan Nasional
DOKUMEN KETERANGAN WAKTU
RPJP Nasional Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20 tahun
RPJM Nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
5 tahun
RKP Rencana Kerja Pemerintah 1 tahun
Renstra-KL Rencana Strategis Kementrian/Lembaga 5 tahun
Renja-KL Rencana Kerja Kementrian/Lembaga 1 tahun
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
DOKUMEN KETERANGAN WAKTU
RPJP Daerah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 20 tahun
RPJM Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
5 tahun
RKPD Rencana Kerja Pemerintah Daerah 1 tahun
Renstra-SKPD Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
5 tahun
Renja-SKPD Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah 1 tahun
Dokumen Perencanaan RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya
pernerintahan Negara Indonesia yang tercanturn dalam Pembukaan UUD 1945, dalam bentuk visi, misi, dan arah pernbangunan Nasional.
RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program Kementerian/Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, mernuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif
Dokumen Perencanaan RPJP Daerah mernuat visi, misi, dan arah pembangunan
Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional
RPJM Daerah merupakan penjabaran visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program SKPD, lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
RKPD merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pernerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Dokumen Perencanaan Renstra-KL memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun dengan berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif.
Renja-KL disusun dengan berpedoman pada Renstra-KL dan mengacu pada prioritas pembangunan Nasional dan pagu indikatif, serta. memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pernerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Renstra-SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.
Renja-SKPD disusun dengan berpedoman kepada Renstra SKPD dan mengacu kepada RKP, memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Penyusunan RPJP:
Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan
Musyawarah perencanaan pembangunan
Penyusunan rancangan akhir rencana pembangunan.
Penyusunan RPJM N/D & RKP/RKPD
Penyiapan rancangan awal rencana pembangunan;
Penyiapan rancangan rencana kerja Musyawarah perencanaan
pembangunan Penyusunan rancangan akhir rencana
pembangunan.
PENANGGGUNGJAWAB DOKUMEN PERENCANAAN
PENANGGGUNGJAWAB DOKUMEN PERENCANAAN
DOKUMEN PENGANGGUNG JAWAB PENGESAHAN
RPJP Nasional Menteri (Pimpinan Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS)
UU
RPJM Nasional Menteri PP
RKP PP
RPJP Daerah Kepala Bappeda Perda
RPJM Daerah Kepala Bappeda Perkada
RKPD Perkada
Renstra-KL Pimpinan Kementrian/Lembaga Permen
Renja-KL
Renstra-SKPD Kepala SKPD Peraturan Kepala SKPD
Renja-SKPD
RPJPNASIONAL
RPJMNASIONAL
RKP RAPBN APBN
RPJPDAERAH
RPJMDAERAH
RKPD RAPBD APBD
RENSTRASKPD
RENJASKPD
RKA –SKPD
PENJABARANAPBD
RENSTRAKL
RENJAKL
RKA - KL RINCIANAPBN
Pedoman dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Pedoman dijabarkan
diacu
Pedoman
PedomanPedoman
Pedoman
Pem
erin
tah
Pusa
tPem
erin
tah
Daera
h
RENCANA KERJA ANGGARAN
diacu diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANGDA
Pedoman
Pedoman
KUA
Pedoman
KELEMBAGAAN Presiden menyelenggarakan dan bertanggung jawab
atas Perencanaan Pembangunan Nasional, dibantu Menteri, dan Pimpinan Kementrian/Lembaga sesuai tugas & Kewenangannya.
Kepala Daerah menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas perencanaan pembangunan daerah di daerahnya, dibantu Kepala Bappeda dan Pimpinan SKPD sesuai tugas dan kewenangannya
Gubernur selaku wakil pemerintah pusat mengkoordinasikan pelaksanaan perencanaan tugas-tugas Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, serta koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergi perencanaan pembangunan antar kabupaten/kota
JADWAL PENETAPAN PERENCANAANJADWAL PENETAPAN PERENCANAANDOKUMEN WAKTU KETERANGAN
RPJP Nasional Musrenbang dilaksanakan paling lambat 1 tahun sebelum RPJP berjalan berakhir
RPJM Nasional Paling lambat 3 bulan setelah presiden dilantik
Musrenbang dilaksanakan paling lambat 2 bulan setelah presiden dilantik
RKP Musrenbang dilaksanakan paling lambat bulan April
RPJP Daerah Musrenbang dilaksanakan paling lambat 1 tahun sebelum RPJP berjalan berakhir
RPJM Daerah Paling lambat 3 bulan setelah kepala daerah dilantik
Musrenbang dilaksanakan paling lambat 2 bulan setelah kepala daerah dilantik
RKPD Musrenbang dilaksanakan paling lambat bulan Maret
Renstra-KL Disesuaikan dengan RPJM Nasional
Renja-KL
Renstra-SKPD Disesuaikan dengan RPJM Daerah
Renja-SKPD