Osteoartritis.docx

55
KELAINAN SENDI DEGENERATIF A. Pengertian Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087) Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997). Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan

Transcript of Osteoartritis.docx

KELAINAN SENDI DEGENERATIF

A. Pengertian Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian.( R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999)

B. KLASIFIKASIOsteoartritis diklasifikasikan menjadi :a. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan osteoartritisb. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur (Long, C Barbara, 1996 hal 336)

PenyebabBeberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut :1. UmurPerubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang berwarna kuning.2. Pengausan (wear and tear)Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus dikandungnya.3. KegemukanFaktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan. 4. TraumaKegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.5. KeturunanHeberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.6. Akibat penyakit radang sendi lainInfeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran sinovial dan sel-sel radang.7. Joint Mallignment Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga mempercepat proses degenerasi.

8. Penyakit endokrinPada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit.Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan menurun. 9. Deposit pada rawan sendiHemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.

C. PatofisiologiPenyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi.Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan.Sendi yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis.Sendi interfalanga distal dan proksimasi.Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut.Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,1995)

PATHWAY

Proses PenuaanPemecahan kondrosit Perubahan Komponen sendiKolagenProgteogtikasiJaringan sub kondrialProses penyakit degeneratif yang panjangPengeluaran enzim lisosomMK:Kerusakan Penatalaksanaan lingkunganKerusakan matrik kartilagoPenebalan tulang sendiPenyempitan rongga sendiPenurunan KekuatannyeriMK: Kurang perawatan diriTraumaIntrinsikEkstrinsik Perubahan metabolisme sendiKurang kemampuan mengingatKesalahan interpretasiMK: Kurang pengetahuan Perubahan fungsi sendiDeformitas sendiMK: Kerusakan mobilytas fisikKontrakturMK: Gangguan Citra tubuhHipertrofiDistensi CairanMK: Nyeri akut

D. Gambaran Klinis1. Rasa nyeri pada sendiMerupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik. 2. Kekakuan dan keterbatasan gerakBiasanya akan berlangsung 15 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai kegiatan fisik.3. PeradanganSinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa nyeri. 4. Mekanik Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas.Nyeri dapat timbul pada waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.5. Pembengkakan SendiPembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.6. DeformitasDisebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.7. Gangguan Fungsi Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi sebagai penyempitan rongga sendi Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal

PENATALAKSANAANa. Tindakan preventif Penurunan berat badan Pencegahan cedera Screening sendi paha Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerjab.Farmakologi : obat NSAID bila nyeri munculc. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, pemakaian alat- alat ortotik untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasid. Irigasi tidal ( pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik, e. Pembedahan; artroplasti

H. Pengkajian1. Aktivitas/Istirahat Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress pada sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris limitimasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan, malaise.Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada sendi dan otot.

2. Kardiovaskuler Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten, sianosis kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.

3. Integritas Ego Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan). Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas pribadi, misalnya ketergantungan pada orang lain.

4. Makanan / Cairan Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan atau cairan adekuat mual, anoreksia. Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.

5. Hygiene Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri, ketergantungan pada orang lain.

6. Neurosensori Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi

7. Nyeri/kenyamanan Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan jaringan lunak pada sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pagi hari).

8. Keamanan Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus Lesi kulit, ulkas kaki Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa

9. Interaksi Sosial Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan peran: isolasi.

10. Penyuluhan/Pembelajaran Riwayat rematik pada keluarga Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan penyakit tanpa pengujian Riwayat perikarditis, lesi tepi katup. Fibrosis pulmonal, pkeuritis.

11. Pemeriksaan Diagnostik Reaksi aglutinasi: positif LED meningkat pesat protein C reaktif : positif pada masa inkubasi. SDP: meningkat pada proses inflamasi JDL: Menunjukkan ancaman sedang Ig (Igm & Ig G) peningkatan besar menunjukkan proses autoimun RO: menunjukkan pembengkakan jaringan lunak, erosi sendi, osteoporosis pada tulang yang berdekatan, formasi kista tulang, penyempitan ruang sendi.

I. DIAGNOSA YANG MUNGKIN TIMBUL DAN INTERVENSINYAa. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.Intervensi: Kaji keluhan nyeri; catat lokasi dan intensitas nyeri (skala 0 10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa nyeri non verbal Beri matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan tempat tidur sesuai kebutuhan saat klien beristirahat/tidur. Bantu klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi. Pantau penggunaan bantal. Dorong klien untuk sering mengubah posisi. Bantu klien untuk mandi hangat pada waktu bangun tidur. Bantu klien untuk mengompres hangat pada sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu kompres. Berikan masase yang lembut. Dorong penggunaan teknik manajemen stress misalnya relaksasi progresif sentuhan terapeutik bio feedback, visualisasi, pedoman imajinasi hipnotis diri dan pengendalian nafas. Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu. Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai petunjuk. Bantu klien dengan terapi fisik.Hasil yang diharapkan/Kriteria evaluasi Menunjukkan nyeri berkurang atau terkontrol Terlihat rileks, dapat istirahat, tidur dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan. Mengikuti program terapi. Menggunakan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.

b. Kerusakan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan : Deformitas skeletal Nyeri, ketidaknyamanan Penurunan kekuatan ototIntervensi: Pantau tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi Pertahankan tirah baring/duduk jika diperlukan Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus-menerus dan tidur malam hari tidak terganggu. Bantu klien dengan rentang gerak aktif/pasif dan latihan resistif dan isometric jika memungkinkan Dorongkan untuk mempertahankan posisi tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan. Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi/kloset, menggunakan pegangan tinggi dan bak dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat Kolaborasi ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vasional.Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/pembatasan kontraktor Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari kompensasi bagian tubuh Mendemonstrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.

c. Gangguan Citra Tubuh/Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan: Perubahan kemampuan melakukan tugas-tugas umum Peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.Intervensi: Dorong klien mengungkapkan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan. Diskusikan dari arti kehilangan/perubahan pada seseorang. Memastikan bagaimana pandangan pribadi klien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari termasuk aspek-aspek seksual Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. Susun batasan pada perilaku maladaptif, bantu klien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. Bantu kebutuhan perawatan yang diperlukan klien. Ikutsertakan klien dalam merencanakan dan membuat jadwal aktivitas.Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi: Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan. Menyusun tujuan atau rencana realistis untuk masa mendatang.

d. Kurang Perawatan Diri berhubungan dengan Kerusakan Auskuloskeletal: Penurunan Kekuatan, Daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, Depresi.Intervensi: Diskusikan tingkat fungsi umum; sebelum timbul eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi rencana untuk memodifikasi lingkungan. Kolaborasi untuk mencapai terapi okupasi.Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi: Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten pada kemampuan klien. Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri. Mengidentifikasikan sumber-sumber pribadi/komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan.

e. Resiko Tinggi terhadap Kerusakan Penatalaksanaan Lingkungan berhubungan dengan : Proses penyakit degeneratif jangka panjang. Sistem pendukung tidak adekuat.Intervensi: Kaji tingkat fungsi fisik Evaluasi lingkungan untuk mengkaji kemampuan dalam perawatan untuk diri sendiri. Tentukan sumber-sumber finansial untuk memenuhi kebutuhan situasi individual. Identifikasi untuk peralatan yang diperlukan misal alat bantu mobilisasi.Hasil yang Diharapkan/Kriteria Evaluasi : Mempertahankan keamanan lingkungan yang meningkatkan perkembangan. Mendemonstrasikan penggunaan sumber-sumber yang efektif dan tepat.

f. Kurang Pengetahuan (Kebutuhan Belajar) Mengenai Penyakit, Prognosis dan Kebutuhan Perawatan dan Pengobatan berhubungan dengan: Kurangnya pemahaman/mengingat kesalahan interpretasi informasi.Intervensi : Tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan Diskusikan kebiasaan pasien dalam melaksanakan proses sakit melalui diet, obat-obatan dan program diet seimbang, latihan dan istirahat. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realistis, istirahat, perawatan diri, pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan manajemen stress. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakologi terapi. Identifikasi efek samping obat. Diskusikan teknik menghemat energi. Berikan informasi tentang alat bantu misalnya tongkat, tempat duduk, dan palang keamanan. Dorong klien untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat istirahat maupun pada saat melakukan aktivitas. Diskusikan pentingnya pemeriksaan lanjutan misalnya LED, kadar salisilat, PT. Beri konseling sesuai dengan prioritas kebutuhan klien.Hasil yang diharapkan/Kriteria Evaluasi: Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/pragnosis dan perawatan. Mengembangkan rencana untuk perawatan diri termasuk modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. DY DENGAN DIAGNOSA MEDIS OSTEOATRITIS

A. Identita Klien Nama : Tn. DYAlamat : Desa CiporeatUsia: 72 TahunJenis Kelamin : Laki-lakiSuku : SundaAgama : IslamStatus Perkawinan : MenikahPendidikan : -Tanggal Pengkajian : 01 April 2015

B. Status Kesehatan Saat Ini 1.Keluhan Utama Klien mengeluh nyeri pada daerah lutut. Nyeri dirasakan ketika klien melaksanakan sholat. Klien tidak bisa jongkok2. Riwayat Kesehatan Dahulu : - 3. Riwayat Kesehatan Keluarga : -

C. Tinjaun Sistem 1. Keadaan Umum : Baik2. Tingkat Kesadaran : Compos Metis3. Tanda tanda Vital Tekanan Darah : 140 / 90 mmHgNadi: 85 x / menitPernapasan : 30 x//menitSuhu : 38,5 0C Pemeriksaan Fisik1. Integumen : Tampak bengkak dan kemerahan pada daerah lutut. 2. Hemopoetik : Tidak ada pembesaran kelenjar 3.Kepala : Tidak ada masalah 4.Mata : Tidak ada masalah 5.Telinga: Tidak ada masalah 6.Hidung dan Sinus : Tidak ada masalah 7.Mulut dan Tenggorok: Tidak ada masalah8.Leher : Tidak ada masalah 9.Pernapasan RR klien 30 x/menit. 10. KardiovaskulerTekanan Darah klien : 140/90 mmHg, Nadi : 85x/menit, Suhu : 38,50C , akral hangat. 11.Gastrointestina: Tidak ada masalah12.Perkemihan Klien mengatakan sering tidak dapat menahan kencing (13. Muskuluskeletal Tampak bengkak dan kemerahan pada daerah lutut serta nyeri ketika klien melaksanakan sholat. 14. Sistem Syaraf Pusat: Tidak ada masalah 15. Sisten Endokrin : Tidak ada masalah

D.Status Fungsional Katz Indeks Klien mandiri, kecuali ke kamar mandi dan makan.

Indeks Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari) : AktifitasScore

Makan0 = Bantuan penuh5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, modifikasi diet 10 = independent 5

Mandi0 = Menbutuhkan bantuan5 = independent (menggunakan shower)5

Berdandan0 = Perlu bantuan5 = independent berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur5

Memasang Baju0 = Dengan bantuan5 = Dengan bantuan 50% 10 = independent (mengancing baju, restleting)10

Buang Hajat (buang air besar)0 = incontinensia Alvy (menggunakan barium enema)5 = Kadang tidak tertahan10 = Dapat mengontrol10

Buang Air Kecil0 = Menggunakan kateter5 = Tidak dapat menahan10 = Dapat menahan5

Ke Toilet0 = Butuh Bantuan Penuh5 = Butuh Bantuan 50%10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping)5

Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur0 = Bantuan penuh5 = Saat berpindah membutuhkan 2 orang untuk membantu10 = Bantuan minimal 1 orang15 = independent15

Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur0 = Bantuan penuh5 = Saat berpindah membutuhkan 2 orang untuk membantu10 = Bantuan minimal 1 orang15 = independent15

Berjalan di jalan yang datar0 = immobilisasi 5 = Selalu menggunakan kursi roda10 = Berjalan dengan bantuan 1 orang 15 = independent (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards10

Berjalan di tangga0 = Bantuan penuh5 = Dengan bantuan (verbal, physical, carrying aid)10 = independent10

TOTAL (0 - 100)80

Ket Penilaian : 0 20 : Ketergantungan penuh 21 61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung 62 90 : Ketergantungan moderat 91 99 : Ketergantungan ringan 100 : Mandiri

Dari hasil penilaian Indeks Barthel yaitu menilai tentang Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari, di dapatkan hasil 80 itu artinya Tn. DY memiliki tingkat ketergantungan moderat.

E. Pengkajian Keseimbangan 1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan a. Bangun dari tempat tidur: 0 Duduk ke kursi : 0 Menahan dorongan sternum Mata tertutup Perputaran Leher Gerakan menggapai sesuatu Membungkuk 2. Komponen Gaya Berjalan atau pergerakan a. Minta klien untuk berjalan ditempat yang ditentukan : 1b. Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat berjalan) : 1c. Kontinuitas langkah kaki : 0d. Kesimetrisan langkah : 1e. Penyimpangan jalur pada saat berjalan : 1f. Berbalik : 1

Interpretasi hasil : 0-5 : Resiko jatuh rendah 6-10 : Resiko jatuh sedang 11-15: Resiko jatuh berat

Hasil penilaian klien memperoleh nilai 5 dimana berisiko jatuh rendah.

F. Pengkajian Psikologis a. Pengkjaian Emosional Tahap 1 Apakah klien mengalami sukar tidur ? tidak Apakah klien sering merasa gelisah ? tidak Apakah klien sering murung atau menangis sendiri ? tidak Apakah klien sering was-was atau kuatir ? tidak

b. Pengkajian Status Mental Stastus Kognitif/Afektif 1.Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ )BenarSalahNomorPertanyaanJawaban

1Tanggal berapa hari ini ? 01 April 2015

2Hari apa sekarang ?Rabu

3Apa nama tempat ini ?Rumah

4Dimana alamat anda ?Desa Ciporeat

5Berapa umur anda ?72 tahun

6Kapan anda lahir ?1943

7Siapa presiden Indonesia ?Jokowi

8Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?SBY

9Siapa nama ibu anda ?Kamsiyah

10Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, secara menurun17, 14, 11, 8, 5,

JUMLAH Benar : 10 Salah : 0

Interpretasi :Salah 0 3: Fungsi intelektual utuhSalah 4 5: Fungsi intelektual kerusakan ringanSalah 6 8: Fungsi intelektual kerusakan sedangSalah 9 10: Fungsi intelektual kerusakan berat

Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil 10 benar dan 0 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Tn. Dy masih mtuh.

2. MMSE (Mini Mental Status Exam)NoAspekKognitifNilaimaksimalNilaiKlienKriteria

1Orientasi55Menyebutkan dengan benar :Tahun : 2015 (Benar)Musim : Hujan (Benar)Tanggal : 01 (Benar)Hari : Rabu (Benar)Bulan : April (Benar)

2Orientasi55Dimana sekarang kita berada ?Negara : Indonesia (Benar)Propinsi : Jawa (Benar)Kabupaten/kota : Bandung (Benar)Panti :-Wisma:-

3Registrasi33Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja, kertas), kemudia ditanyakan kepada klien, menjawab :1. kursiKursi, meja, kertas.2. meja3. kertas

4Perhatian dan kalkulasi52Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudia kurangi 7 sampai 5 tingkat.Jawaban :1. 932. 863. 794. 725. 65

5Mengingat33Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)

6Bahasa97Menanyakan pada klien tentang benda (sambil menunjukan benda tersebut).Minta klien untuk mengulangi kata berkut : tidak ada, dan, jika, atau tetapi )Klien menjawab :tidak ada, jika dan tetapi.Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri 3 langkah.1. Ambil kertas ditangan anda2. lipat dua3. dan taruh dilantaiPerintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.tutup mata andaPerintahkan kepada klien untuk menulis kalimat dan menyalin gambar.

Total nilai3025

Interpretasi hasil : 24 30: tidak ada gangguan kognitif18 23: gangguan kognitif sedang 0 - 17: gangguan kognitif berat

G. Pengkajian Kondisi Depresi Aspek yang ditanyakanSkorSkor Klien

A. Kesedihan 1. Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya 2. Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya3. Saya merasa sedih dan galau 4. Saya tidak merasa sedih 3

2

101

B. Pesimisme1. Saya merasa masa depan adalah sia-sia dan tidak dapat membalik

H. Status Fungsi Sosial APGAR Keluarga : Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya (adaptasi)Selalu : 2Kadang kadang : 1 Tidak Pernah : 0

Saya puas dengan cara keluarga ( teman ) saya membicarakan seuatu dan mengungkapkan masalah dengan saya ( hubungan ) Selalu : 2Kadang kadang : 1 Tidak Pernah : 0

Saya puas bahwa keluarga teman ( saya ) menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas ( Pertumbuhan ) Selalu : 2Kadang kadang : 1 Tidak Pernah : 0

Saya puas dengan cara keluarga teman ( saya) mengekspresikan afek dan berespons terhadap emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. ( Afek ). Selalu : 2Kadang kadang : 1 Tidak Pernah : 0

Saya puas dengan cara teman saya dan saya menyediakan waktu bersama sama. Selalu : 2Kadang kadang : 1 Tidak Pernah : 0

Nilai APGAR Keluarga : 8 yang berarti disfungsi keluarga minimal atau tidak ada

I . Pengkajian Spritual a. Agama : Islam b. Kegiataan keagamaan Klien mengikuti pengajian keagamaan dan sholat jumat tetapi untuk pengajian ke agamaan klien tidak pernah mengikuti lagi karena sakit yang di derita.c. Konsep / keyakinan klien tentang kematian Klien mengatakan semua orang pasti akan mati jadi berusaha untuk memperbanyak ibadah saja.d. Harapan-harapan klien Klien mengatakan semoga tidak ada lagi perpecahan antar agama maupun seagama

Analisa Data

SYMPTOMETIOLOGIPROBLEM

DS : 1. Klien mengeluh nyeri pada daerah lutut2. Klien mengatakn nyeri ketika melaksanakan sholat DO :1. Tampak bengkak dan kemerahan pada daerah lutut2. Suhu : 38,50 C3. RR : 30 x/menitPenurunan fungsi sendi

Hipertropi

Distensi cairan

Inflamasi

Merangsang nosiseptor

Medulla spinalis

Ke cortex cerebri

Nyeri dipersepsikan

Nyeri

Nyeri akut

DS : 1. Klien mengatakan nyeri ketika melaksanakan sholat2. Klien mengeluh nyeri didaerah lutut, tidak bisa jongkokDO : 1. Kesulitan dalam melaksanakan sholat 2. Klien tidak bisa beraktivitas secara mandiri 3. Klien di bantu oleh istri untuk makan dan ke kamar mandi Penurunan fungsi sendi

Deformitas sendi

Gangguan mobilitas fisik Gangguan mobilitas fisik

Diagnosa Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan penurunan fungsi sendi Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal

Intervensi Keperawatan

NO.DIAGNOSATUJUAN INTERVENSI

1.Nyeri akut berhubungan dengan penurunan funsi sendi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x pertemuan klien tidak mengalami nyeri dengan kriteria hasil : Klien mengatakn nyeri yang dirasakan berkurang Tanda-tanda vital dalam batas normal Klien mampu mengontrol rasa nyeri dengan melakukan teknik nonfarmakologi Wajah klien tampak rileks1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi)2. Observasi tanda tanda vital klien3. Ajarkan teknik non farmakologi : relaksasi4. Ajarkan klien teknik non farmakologi : kompres air hangat5. Anjurkan klien untuk meningkatkan istirahat6. Beri penyuluhan kesehatan tentang makanan yang sesuai dengan klien

2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal Setelah dilakukan tindakan 2 x pertemuan gangguan mobilitas fisik klien teratasi dengan kriteria hasil : Klien melakukan aktivitas secara mandiri Klien menggunakan alat bantu jalan 1. Kaji kemmapuan klien dalam mobilisasi2. Anjurkan kepada klien unuk menggunakan alat bantu jalan : tongkat3. Latih klien dalam melakukan aktivitas secara mandiri dengan menggunakan alat bantu 4. Ajarkan pasien untuk merubah posisi

Impelementasi HARI / TANGGALNO. DXIMPLEMENTASIEVALUASIPARAF

Rabu/ 01 April 201511. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi)2. Mengobservasi tanda tanda vital klien3. Mengajarkan teknik non farmakologi : relaksasi4. Mengajarkan klien teknik non farmakologi : kompres air hangat5. Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat6. Memberi penyuluhan kesehatan tentang makanan yang sesuai dengan klienJam 11.00S : Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang O : Klien tampak melakukan relaksasi nafas dalam Klien tampak melakukan kompres air hangat Tanda tanda vital klien TD : 130/ 90 mmHgSuhu : 38 o CNadi : 80 x/menitRR : 26 x /menit Wajah klien tampak meringis A : Masalah teratasi sebagian P : Pertahankan intervensi

Rabu / 01 April 201521. Mengkaji kemampuan klien dalam mobilisasi2. Menganjurkan kepada klien unuk menggunakan alat bantu jalan : tongkat3. Melatih klien dalam melakukan aktivitas secara mandiri dengan menggunakan alat bantu 4. Mengajarkan pasien untuk merubah posisi Jam 11.00S : Klien mengatakan makan dan ke kamar mandi masih dibantu oleh istrinya O : Klien belum mampu menggunakan alat bantu Klien belum mampu melakukan aktivitas sendiri Klien masih di bantu oleh istrinya ketika makan dan ke kamar mandi A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan Intervensi

Kamis / 02 April 201511. Mengobservasi tanda tanda vital klien2. Mengajarkan teknik non farmakologi : relaksasi3. Mengajarkan klien teknik non farmakologi : kompres air hangat4. Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat

Jam 11.00S : Klien mengatakan nyeri sedikit berkurang O : Wajah klien tampak rileks Klien tampak melakukan nafas dalam Tanda tanda vital klien TD : 130 / 80 mmHgNadi : 78 x/menitRR : 24 x/menitSuhu : 37,50 CA : Masalah teratasi P : Pertahankan intervensi

Kamis / 02 April 201521. Menganjurkan kepada klien untuk menggunakan alat bantu jalan : tongkat2. Melatih klien dalam melakukan aktivitas secara mandiri dengan menggunakan alat bantu 3. Mengajarkan pasien untuk merubah posisiJam 11.00S : Klien mengatakan ke kamar mandi masih di bantu oleh istrinya O : Klien belum mampu menggunakan alat bantu ; tongkat Klien sudah dapat merubah posisi Klien belum mampu melakukan aktivitas secara mandiri Klien masih dibantu oleh istrinyaA : Masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervensi

DAFTAR PUSTAKA

Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses Keperawatan), Yayasan Ikatan alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung, 1996Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.Doenges, EM. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk.(2001), Jakarta, EGC.Price, S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology Clinical Concept of Disease Process, Alih Bahasa Adji Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit, Jakarta, EGC.Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Maskuloskeletal, Jakarta, Pusdiknakes.R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi (1999), Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut, Jakarta, Balai Penerbit FK Universitas Indonesia.A. Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.Rencana Asuhan KeperawatanNoDiagnosa KeperawatanTujuanRencana Tindakan

1.

Nyeri kronis berhubungan dengan

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 5 hari, klien akan: Menunjukkan nyeri hilang/terkontrol Klien terlihat rileks dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas Mengikuti program terapi Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.

Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas nyeri (skala 0 10), catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa nyeri. Beri matras dan kasur keras bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan saat klien beristirahat/tidur. Bantu klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk diskusi, tinggikan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi. Pantau penggunaan bantal Dorong klien untuk mengubah posisi. Bantu klien untuk mengompres hangat pada sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu kompres Dorong untuk menggunakan

Kurang perawatan diri berhubungan denganSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 hari klien akan: Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten pada kemampuan klien Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi yang dapat memenuhi kebutuhan.

Diskusikan tingkat fungsi umum; sebelum timbul eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri, identifikasi rencana untuk memodifikasi lingkungan. Kolaborasi untuk terapi okupasi

Resiko tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan lingkunganSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 hari klien dapat: Mempertahankan keamanan, lingkungan yang meningkatkan perkembangan Mendemonstrasikan penggunaan sumber-sumber yang efektif dan tepat. Kaji tingkat fungsi fisik Evaluasi lingkungan untuk mengkaji kemampuan dalam perawatan untuk diri sendiri Tentukan sumber-sumber finansial untuk memenuhi kebutuhan situasi individu Identifikasi sistem pendukung yang tersedia untuk klien Identifikasi untuk peralatan yang diperlukan misalnya alat-alat bantu mobilisasi.

Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya kemampuan klien untuk mengingat informasi yang diberikanSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 hari klien akan: Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/prognosis dan perawatan Mengembangkan rencana untuk keperawatan diri termasuk modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas Tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan Diskusikan kebiasaan klien dalam melaksanakan proses sakit melalui diet, obat-obatan dan program diet seimbang, latihan dan istirahat. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realistis, istirahat, perawatan diri, pemberian obat-obatan, terapi fisik dan manajemen stres. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakologi terapi. Identifikasi efek samping obat. Diskusikan teknik menghemat energi Berikan informasi tentang alat bantu misalnya tongkat, tempat duduk dan palang keamanan.Beri konseling sesuai prioritas kebutuhan klien. Teknik manajemen stres misalnya relaksasi progresif, sentuhan terapeutik biofeedback, visualisasi, pedoman imajinasi hipnotis diri dan pengendalian nafas. Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu. Beri obat sebelum aktivitas latihan yang direncanakan sesuai petunjuk. Bantu klien dengan terapi fisik.

Gangguan Citra tubuhSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 hari klien akan: Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit perubahan gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan. Menyusun tujuan rencana realistis untuk masa mendatang. Dorong klien mengungkapkan mengenai masa lalu tentang proses penyakit, harapan masa depan. Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada dirinya. Memastikan bagaimana pandangan pribadi klien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari termsuk aspek-aspek seksual. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, dan ketergantungan. Perhatikan perilaku menarik diri, penyangkalan atau terlalu memperhatikan tubuh/ perubahannya. Susun batasan pada perilaku maladaptif, bantu klien mengidentifikasi perilaku positif yang dapat emmbantu koping. Bantu kebutuhan perawatan yang diperlukan klien. Beri bantuan positif bila perlu. Ikutseratkan dalam perencanaan dan pembuatan jadwal aktivitas.

Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 hari klien dapat: mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya kontraktor. Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi komponen bagian tubuh. Mendemonstrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas. Pantau tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. Pertahankan tirah baring/ duduk jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus-menerus dan tidur malam hari tidak terganggu. Bantu klien dengan rentang gerak aktif/pasif dan latihan resistif dan isometrik jika memungkinkan. Dorong klien untuk mempertahankan posisi tegak dan duduk tinggi, berdiri dan berjalan. Berikan lingkungan yang aman. Kolaborasi ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vokasional.

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN. DYDENGAN DIAGNOSA MEDIS OSTEOARTRITISDi susun sebagai salah satu syarat untuk ujian praktek keperawatan gerontik Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung 2015

DI SUSUN OLEH

AHMAD SYARIFAWALUDIN M. PIATANDANTY OCTAVIA WIDIASTUTYNOVIYANTIRAHMAD FITRAH SHADIQ

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN IX SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG 2015