osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web...

35
RANGKUMAN QH KELAS X SEMESTER GANJIL BAB I (Al-Qur’an dan Wahyu Terakhir) A. Pengertian Al-Qur’an Secara Bahasa/Etimologi - Beberapa ulama’ (Ulama’ Mutaqaddimin) mendefinisikan Al- Qur’an secara bahasa sebagai berikut : a. Asy-Syafi’i (w. 204 H) berpendapat bahwa kata Al-Quran (yang menurut beliau ditulis dan dibaca tanpa hamzah) adalah nama khusus untuk kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. di mana nama tersebut tidak diambil dari kata lain. Alasan : Selayaknya kitab-kitab suci terdahulu seperti Zabur, Taurat, dan Injil. b. Al-Fara’ (w. 207 H) berpendapat bahwa kata Al-Quran berasal dari lafal ْ ن اَ رَ قyang merupakan bentuk jamak dari ْ ةَ ن ي رَ قyang berarti petunjuk atau indikator. Alasan : Kenyataan bahwa ayat-ayat Al-Quran saling berkaitan, berhubungan, dan membenarkan satu sama lain. c. Al-Lihyani (w. 215 H) berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an itu menggunakan huruf hamzah, yaitu bentuk masdar dari kata ْ اَ رَ قyang berarti membaca . Walau begitu, menurut Al- Lihyani lafal ini adalah masdar bi ma’na ism al-maf’ul. Jadi, Al-Qur’an sama dengan arti maqru’ yaitu yang dibaca . Kata Al-Quran kemudian untuk menamai kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. (Dalil : QS. Al- Qiyamah :17-18). d. Al-Asy’ari (w. 324 H) dan beberapa golongan ulama lainnya berpendapat bahwa kata Al-Quran berasal dari lafal ْ نَ رَ قyang artinya menggabungkan sesuatu dengan yang lain. Alasan : Surah-surah, ayat-ayat, serta huruf-huruf Al-

Transcript of osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web...

Page 1: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

RANGKUMAN QH KELAS X SEMESTER GANJILBAB I (Al-Qur’an dan Wahyu Terakhir)A. Pengertian Al-Qur’an

Secara Bahasa/Etimologi- Beberapa ulama’ (Ulama’ Mutaqaddimin) mendefinisikan Al-Qur’an secara bahasa

sebagai berikut :a. Asy-Syafi’i (w. 204 H) berpendapat bahwa kata Al-Quran (yang menurut beliau

ditulis dan dibaca tanpa hamzah) adalah nama khusus untuk kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. di mana nama tersebut tidak diambil dari kata lain.Alasan : Selayaknya kitab-kitab suci terdahulu seperti Zabur, Taurat, dan Injil.

b. Al-Fara’ (w. 207 H) berpendapat bahwa kata Al-Quran berasal dari lafal قرائ� ن yang merupakan bentuk jamak dari قر� ينةyang berarti petunjuk atau indikator. Alasan : Kenyataan bahwa ayat-ayat Al-Quran saling berkaitan, berhubungan, dan membenarkan satu sama lain.

c. Al-Lihyani (w. 215 H) berpendapat bahwa lafal Al-Qur’an itu menggunakan huruf hamzah, yaitu bentuk masdar dari kata قرأ yang berarti membaca. Walau begitu, menurut Al-Lihyani lafal ini adalah masdar bi ma’na ism al-maf’ul. Jadi, Al-Qur’an sama dengan arti maqru’ yaitu yang dibaca. Kata Al-Quran kemudian untuk menamai kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. (Dalil : QS. Al-Qiyamah :17-18).

d. Al-Asy’ari (w. 324 H) dan beberapa golongan ulama lainnya berpendapat bahwa kata Al-Quran berasal dari lafal قرن yang artinya menggabungkan sesuatu dengan yang lain.Alasan : Surah-surah, ayat-ayat, serta huruf-huruf Al-Quran beriringan dengan bergabung satu dengan lainnya.

e. Az-Zujaj (w. 331 H) berpendapat bahwa kata Al-Quran berasal dari lafal ا لقرء sifat dari yang sewazan (seimbang) dengan kata فعلا ن yang artinya ا لجمع (kumpulan).Alasan : Al-Quran terdiri dari sekumpulan surah dan ayat yang memuat kisah-kisah, perintah, larangan, serta mengumpulkan inti sari dari kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.

+ Notes :- Abu Syuhbah berpendapat bahwa pendapat al-Lihyani adalah yang paling tepat.

Selain itu, pendapat ini juga sudah mahsyur dan lebih dikenal oleh umum.

Secara Istilah/Terminologi

Page 2: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

- Secara umum, arti Al-Quran secara istilah adalah Kallamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan perantara Malaikat Jibril, menjadi mukjizat atas kenabiannya, tertulis dalam bahasa Arabyang sampai kepada kita dengan mutawatir, dan membacanya adalah ibadah.

- Menurut terminologi Ulama’ Muta’akhkhirina. Dr. Subhi as-Salih mengemukakan definisi Al-Quran sebagai berikut yang artinya:

“Al-Qur’an adalah kitab (Allah) yang mengandung mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., yang ditulis dalam mushaf-mushaf, yang disampaikan secara mutawatir, dan bernilai ibadah membacanya.”

b. Dalam kitab Tarikh at-Tasyri’ al-Islam, Syeikh Muhammad Khudari Beik mendefinisikan Al-Qur’an sebagai berikut yang artinya :“Al-Qur’an ialah lafaz (firman Allah) yang berbahasa Arab, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. untuk dipahami isinya dan selalu diingat, yang disampaikan dengan cara mutawatir, yang ditulis dalam mushaf, yang dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas.”

c. Muhammad Abduh mendefinisikan Al-Qur’an dengan pengertian sebagai berikut yang artinya :“Kitab (Al-Qur’an) adalah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang terpelihara di dalam dada (hati) orang-orang yang menjaga(nya) dengan menghafalnya (yakni) orang-orang Islam.”

Dapat disimpulkan beberapa unsur dalam pengertian Al-Qur’an sebagai berikut:- Al-Qur’an adalah firman atau kalam Allah SWT.- Al-Qur’an terdiri dari lafaz berbahasa Arab- Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.- Al-Qur’an merupakan kitab Allah SWT yang mengandung mu’jizat bagi Nabi

Muhammad SAW yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril.- Al-Qur’an disampaikan dengan cara mutawatir (berkesinambungan).- Al-Qur’an merupakan bacaan mulia dan membacanya merupakan ibadah.- Al-Qur’an ditulis dalam mushaf-mushaf, yang diawali dengan surah al-Fatihah dan

diakhiri dengan surah an-Nas- Al-Qur’an senantiasa terjaga/terpelihara kemurniannya dengan adanya sebagian

orang Islam yang menjaganya dengan menghafal Al-Qur’an.

B. Pengertian Wahyu Secara Bahasa/Etimologi

Wahyu adalah kata yang musytarak atau memiliki banyak makna. Oleh karena itu, banyak sekali arti etimologi dari kata ini, seperti :- Isyarat/Petunjuk (baik dengan tangan atau lainnya)

“Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada

Page 3: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

mereka, hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang .” (Q.S. Maryam/19:11)

- Bisikan (yang diterangkan Allah Swt.)”Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Q.S. al-An’am/6:112)

- Ilhama. Dapat ditujukan pada binatang.

“Dan Tuhanmu mengilhamkan (mewahyukan) kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” (Q.S. an-Nahl/16:68)

b. Dapat ditujukann kepada manusia selain Nabi dan Rasul.“Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan jangan kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” (Q. S. al-Qasas/28:7)

- Peundingan“Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu. Dan jika kamu menuruti mereka, tentu kamu telah menjadi orang musyrik.” (Q.S. al-An’am/6:121)

- Wahyu“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Quran itu ) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S. an-Najm /53:3-4)

Secara Istilah/Terminologi- Secara umum, wahyu secara istilah berarti kalam Allah yang diturunkan kepada

seorang nabi.- Menurut ulama’, wahyu secara istilah berarti :

a. Muhammad Abduh

Page 4: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

Wahyu adalah suatu ‘irfan (pengetahuan) yang diperoleh manusia dalam dirinyadan meyakini bahwa yang diperolehnya berasal dari Allah Swt.

b. Muhammad Abdul al-‘azim az-ZarqaniWahyu adalah pemberitahuan Allah Swt. kepada para hambanya yang terpilih mengenai segala sesuatu yang dikehendaki-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia, berupa hidayah maupun ilmu, dengan cara yang rahasia.

C. Persamaan dan Perbedaan Wahyu dan Ilham- Pengertian Ilham

a. Secara bahasa : menelan, dalam arti menghujamkan sesuatu dalam jiwa. (Dalil : QS. Asy-Syams : 8)

b. Secara istilah : Ilham adalah suatu perasaan emosional yang diyakini jiwa. Perasaan itu mendorong untuk melakukan yang dikehendaki tanpa disertai kesadaran jiwa sendiri dari mana datangnya. Keadaan seperti ini hampir sama dengan perasaan lapar, dahaga, sedih, dan senang.

- Persamaaana. Diterima oleh manusiab. Menimbulkan kepahaman dalam hatic. Menumbuhkan keyakinand. Diberikan demi kemasllahatane. Pemberian Allah Swt.

- PerbedaanWalaupun wahyu dapat diartikan sebagai ilham, sebenarnya kedua kata ini memiliki beberapa perbedaan yakni :a. Wahyu : Diterima oleh nabi/rasul melalui kasyaf syuhudi (melalui kehadiran

malaikat atau kesadaran di samping kasyaf maknawi.Ilham : Datang hanya melalui kasyaf maknawi (penghujaman langsung oleh Allah Swt. kepada yang dikehendaki-Nya).

b. Wahyu : Diterima manusia pilihan Allah Swt. yang mengemban tugas kenabian atau misi kerasulan.Ilham : Dapat dilimpahkan Allah Swt. kepada manusia dan siapa pun yang dikehendaki-Nya, baik saat pintu kenabian masih terbuka maupun setelah tertutup.

c. Wahyu : Diterim untuk kemaslahatan selluruh manusia atau umat tertentu.Ilham : Diterima untuk yang menerima saja, tanpa adanya kewajiban menyamoaikan kepada orang lain.

d. Wahyu : Tidak diminta kepada Allah Swt. untuk diturunkan pada waktu-waktu terentu.Ilham : Menurut sebagian ulama’, dapat diminta kepada Allah Swt. melalui cara membersihkan diri dan bertaqarrub kepada-Nya.

e. Wahyu : Pintunya telah tertutup sejak berakhirnya tugas kenabian Nabi Muhammad saw.Ilham : Senantiasa terbuka selagi masih manusia.

Page 5: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

D. Perbedaan antara Al-Qur’an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi- Pengertian Hadis Qudsi

Hadits qudsi disebut juga hadits Rabbani atau hadits ilahi. Hadits Qudsi salah satu jenis hadits di mana perkataan Nabi Muhammad disandarkan kepada Allah atau dengan kata lain Nabi Muhammad meriwayatkan perkataan Allah.Hadits-hadits qudsi biasanya didahului dengan lafal-lafal berikut.

- Pengertian Hadis NabawiPerkataan-perkataan Nabi Muhammad saw. perbuatan-perbuatannya, atau keadaan Nabi Muhammad saw.

- Perbedaana. Dari Segi Bahasa da Makna

1. Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa an maknanya dari Allah Swt.2. Hadis Qudsi adalah hadis yang yang maknanya dari Allah Swt. sedangkan

bahasanya dari Nabi saw.3. Hadis Nabawi adalah bahasa dan maknanya dari Nabi saw.

b. Dari Segi Periwayatan 1. Al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan dengan maknanya saja sebab dapat

mengurangi kemukjizatannya.2. Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi boleh diriwayatkan dengan maksudnya saja. Yang

terpenting dalam hadis adalah penyampaian maksudnya.

c. Dari Segi Kemukjizatan1. Al-Qur’an, baik lafal maupun maknanya merupakan mukjizat2. Hadis Qudsi dan hadis Nabawi bukan merupakan mukjizat

d. Dari Segi Nilai Membacanya1. Al-Qur’an diperintahkan untuk dibaca, baik pada waktu salat (Surah Al-Fatihah)

maupun di luar salat sebagai ibadah, baik orang yang membacanya itu mengerti maksudnya maupun tidak.

Page 6: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

2. Hadis Qudsi dan hadis Nabawi dilarang dibaca ketika salat dan membacanya tidak bernilai ibadah. Yang terpenting dalam hadis adalah untuk dipahami, dihayati, dan diamalkan.

Page 7: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

BAB 2 (Sejarah Penurunan dan Penulisan Al-Qur’an)A. Sejarah Penurunan Al-Qur’an

Bagaimana Proses Turunnya Al-Qur’an?Ulama’-ulama’ memiliki beragam pendapat berkenaan dengan hal ini. Diataranya :- Al-Qur’an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada lailatul qadar lalu kemudia baru

diturunkan berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw.- Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia secara bertahap, bagian demi bagian pada

setiap lailatul qadar.- Al-Qur’an pertama kali diturunkan sekaligus pada lailatul qadar dari Lauhul Mahfudz

ke Bait al-Izzah kemudian baru diturunkan sedikit demi sedikit kepada Nabi Muhammad saw.

Sejarah Singkat Diturunkannya Al-Qur’an- Al-Qur’an diturunkan selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari dalam 2 periode, yakni :

1. Periode Mekkah : 12 tahun, 5 bulan, 13 hari2. Periode Madinah : 9 tahun, 9 bulan, 9 hari

- Ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. adalah QS. Al-Alaq : 1-5 ketika beliau sedang menyendiri di Gua Hira pada malam Jum’at tanggal 17 Ramadhan tahun ke-40 dari kelahiran Nabi Muhammad saw./ 6 Agustus 610 M. Peristiwa ini disebut juga dengan Nuzulul Qur’an.

- Ayat terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. adalah QS. AL- Ma’idah : 3 yang diturunkan di Arafah setelah beliau melaksanakan haji wada’ (haji perpisahan atau penghabisan di mana merupakan haji terakhir bagi baginda Rasulullah saw.). Ayat ini memberikan isyarat bahwa proses penurunan Al-Qur’an telah sempurna.

B. Sejarah Penulisan (Kodifikasi Al-Qur’an) Periode Nabi Muhammad saw.

- Pada masa ini, mayoritas orang Arab buta huruf. Walaupun begitu mereka dianugerahi dengan ingatan yang kuat. Selain itu mereka juga sangat mengapresiasi seni satra seperti syair.

- Kondisi ini akhirnya membuat Rasulullah menunjuk beberapa sahabat yang pandai baca tulis sebagai penulis wahyu. Diantara para sahabat ini yakni Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Mu’awiyah, dan Khalid bin Walid di mana yang terbanyak menuliskan wahyu adalah Zaid bin Tsabit dan Mu’awiyyah bin Abu Sufyan.

- Para penulis wahyu ini diperintahkan oleh Rasulullah untuk menulis, menghafalkan, dan menyusun ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan ketentuan dari Allah Swt. melalui Malaikat Jibril. Rasulullah juga menegaskan bahwa yang boleh ditulis hanyalah ayat-ayat Al-Qur’an saja. Hal ini dikarenakan takutnya ayat-ayat tersebut akan tercampur dengan Hadits atau pelajaran-pelajaran.

Page 8: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

- Para tawanan Perang Badar juga diperintahkan Rasulullah untuk mengajari baca tulis kepada muslimin sebagai tebusan. Hal ini menginspirasi para sahabat untuk menuliskan ayat-ayat Al-Qur’an.

- Untuk menjaga kesuciannya, Malaikat Jibril mengadakan ulangan/repetisi satu tahun sekali. Dalam repetisi ini Rasulullah disuruh mengulang memperdengarkan bacaan Al-Qur’an.

- Rasulullah juga mengadakan repetisi ini terhadap sahabat-sahabat beliau.- Rasulullah wafat setelah Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan dan telah

banyak dihafal, ditulis, dan disusun dengan tertib oleh para sahabat sehingga keaslian Al-Qur’an terjamin.

Periode Abu Bakar as-Shiddiq- Pada masa pemerintahan Abu Bakar, terjadi Perang Yamamah yang

mengakibatkan sebanyak 70 hafidz Al-Qur’an syahid.- Hal ini mendorong Umar bIn Khattab mengusulkan untuk menghimpun ayat-ayat

Al-Qur’an dalam mushaf/suhuf. Usul ini akhirnya duterima oleh Khalifah Abu Bakar.

- Setelah mengkaji dan memusyawarahkan tentang hal ini, akhirnya Khalifah Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an dalam satu mushaf.

- Zaid bin Tsabit menghimpunnya dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun. Zaid bin Tsabit sangat berhati-hati dalam menghimpunnya. Ia selalu berpegang pada dua hal:1. Ayat-ayat Al-Qur’an yang ditulis di hadapan Nabi dan disimpan di rumah Nabi2. Ayat-ayat yang dihafaloleh para sahabat yang hafiz Al-Qur’anIa tidak akan meneriman tulisan ayat-ayat Al-Qur’an kecuali disaksikan oleh dua orang saksi adil bahwa ayat-ayat itu benar-benar ditulis ditulis di hadapan dan atas perintah/petunjuk Rasulullah.

- Mushaf yang telah dihimpun nantinya disimpan di tangan Abu Bakar hingga beliau wafat sebelum akhirnya dipindahkan ke rumah Umar bin Khattab selama pemerintahannya. Setelah Umar bin Khattab wafat, mushaf itu dipindahkan ke rumah Hafsah, puri Umar, lalu ke tempat istri Rasulullah sampai masa penyusunan dan pembukuan Al-Qur’an pada masa Khalifah Utsman bin Affan.

Periode Utsman bin Affan- Pada masa pemerintaha Khalifah Usman terjadi perbedaan bacaan Al-Qur’an di

kalangan umat Islam.- Melihat hal ini Huzaifah mengusulkan untuk menyeragamkan bacaan Al-Qur’an

dengan penyamaan penulisan. Jika ada perbedaan pun diusahakan masih dalam batas-batas yang ma’sur (diajarkan oleh Nabi) mengingat Al-Qur’an diturunkan menggunakan 7 dialek bahasa Arab pada saat itu

- Ini dikarenakan untuk menghindari perselisihan yang dapat memecah kesatuan umat Islam.

Page 9: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

- Usul ini disetujui oleh Khalifah Utsman. Beliau lalu membuat panitia yang beranggotakan Sa’id bin al-‘Ash, Abdullah bn Al-Zubair, dan Abdurrahman bin Al-Harits bin Hisyam yang diketuai oleh Zaid bin TSabit. Tugasnya untuk menyalin suhuf yang disimpan Hafsah yang dipandang sebagai naskah Al-Qur’an standar. Al-Qur’an yang telah dibukukan itu dinamakan “Al-Mushaf”

- Setelah sempurna penyusunannya, panitia lalu memperbanyak Al-Mushaf menjadi 5 buah. 4 buah diantaranya dikirim ke Mekkah, Syiria, Basrah, dan Kufah. Lalu di tempat-tempat tersebut Al-Mushaf disalin. Sementara Al-Mushaf yang ditinggal di Madinah untuk Utsman sendiri dinamai dengan “Mushaf al-Imam”.

- Untuk menyalin lembaran-lembaran yang diberikan Hafsah, Utsman menetapkan langkah berikut :

- Bersamaan dengan pengiriman mushaf ke 4 daerah, Utsman juga memberi instruksi untuk memusnahkan semua mushaf yang berbeda dari mushaf Utsman.

C. Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an Diturunkan Kedudukan Al-Qur’an

- Kitabul Naba wal Akhbar (Berita dan Kabar)Dalam Al Qur’an terdapat kabar berita tentang masa depan yaitu Yaumul Akhir, dan juga cerita-cerita masa lampau, seperti cerita nabi-nabi dan orang-orang sholeh dan juga kaum yang ingkar. Kita banyak mendapati di dalamnya tentang hal-hal yang ghoib, persoalan maut, kiamat dan kedasyatannya dan lain-lain. Berita-berita tentang masa lalu dapat digunakan sebagai ibrah, sedangkan berita tentang masa depan merupakan peringatan dan mendorong untuk lebih giat dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalil :“Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya ? Tentang berita yang besar,” (QS. An Naba’ (7) : 1-2)

- Kitabul Hukmi wa Syariat (Kitab Hukum Syariah)Al Qur’an juga berisi hukum-hukum syariat yang harus dijalankan untuk mewujudkan kemashalatan hidup manusia di dunia dan akhirat. Al Qur’an menerangkan hukum ke dalam empat sistem, yaitu ; bersikap tegas dan tidak memungkinkan adanya ijtihad, seperti sholat, zakat, puasa dan zina. Diantara keistimewaan syariat yang disebutkan di dalam Al Qur’an, bahwa ia merupakan syariat yang mudah dan sederhana, melepaskan dari belenggu dan beban seperti yang terjadi pada umat-umat sebelumnya.

Dalil :“dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati. hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan

Page 10: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih daripada (hukum) Allah bagi oang-orang yang yakin” (QS. Al Maidah (5) : 49-50)

- Kitabul Jihad Al Qur’an menekankan beberapa persoalan penting dan salah satunya adalah masalah jihad. Al Qur’an menyeru umat muslim agar berjihad seperti menghindar dari melampaui batas, batas-batas jihad, kemulian bagi mujahidin, kecaman terhadap mereka yang tertinggal dari medan jihad, lari dari jihad, sistem jihad dan aturannya, sholat dan peperangan, peperangan dalam bulan haram, bai’ah, tawanan dan sebagainya.

Dalil :“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut (29) : 69)

- Kitabul TarbiyahAl Qur’an mendidik jiwa-jiwa manusia menjadi jiwa-jiwa yang mempunyai kemuliaan diri, mandiri, bebas dari penghambaan sesame makhluk, bermasyarakat, beradab dan tahu nilai-nilai murni sebagai manusia yang berperan sebagai khairu ummah.

Dalil :“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia:"Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan tetapi (dia berkata):"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. Ali Imran (3) : 79)

- Minhajul Hayah (Pedoman Hidup)Allah memerintahkan agar manusia menerima Al Qur’an dengan tidak ragu-ragu, dan meyakini kebenarannya, sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Al Qur’an merupakan petunjuk, cahaya, tuntunan hidup manusia, yang akan menghantarkan setiap manusia dari kegelapan menuju terang, dari jahil menuju cahaya iman.

Dalil :“Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat), maka janganlah kamu (Muhammad) ragu menerima (Al-Quran itu) dan Kami jadikan Al-Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil.” (QS As-Sajdah : 23).

- Kitabul IlmiMenurut Al Ghazali Ilmu-dalam artian akademis-bukanlah objek Al-Qur’an. Tetapi yang menjadi objek Al-Qur’an adalah manusia. Manusia merupakan objek formal dan ilmu merupakan objek material. Al Qur’an merupakan I’jaz ilmi karena ia menempatkan manusia ditengah etos ilmu dan membuka pintu-pintunya untuk mengkaji ilmu pengetahuan.Al Qur’an merupakan kitab yang berisikan petunjuk bagi manusia dengan banyak bukti yang diungkapkannya. Al-Qur’an tentang alam dan manusia sejalan dengan ilmu, sebab objek ilmu

Page 11: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

adalah alam dan manusia. Maka adanya keparalelan objek tersebut sejalan antara Al Qur’an dengan ilmu.

Dalil :“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al Alaq (96) : 1-5)

Fungsi Al-Qur’an- Fungsi Utama Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang pertama, sebagai petunjuk dalam hidup, dan dalam membacanya kita dinilai ibadah oleh Allah SWT. Dalam surat Yunus [10]: 57 Allah swt berfirman

ما ف�ي الصدور� وهدى فآء ل كم وش� ب اس قد جآءتكم موع�ظة من ر ها الن يآأي�ين لمؤم�ن ورحمة ل

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Ayat ini menjelaskan empat fungsi Al-Qur’an. Pertama, al-Qur'an berfungsi sebagai pelajaran (mau'izhah). Mau'izhah berasal dari kata wa’zhun yang berarti memberi peringatan dengan menyentuh hati dan perasaan sehingga menimbulkan rasa takut. Kedua, Al-Qur'an berfungsi sebagai obat (syifâ’). Ketiga, Al-Qura'an berfungsi sebagai petunjuk (hudan). Dan keempat, al-Qur'an berfungsi sebagai rahmat (rahmah).

- Fungsi Diturunkannya Al-Qur’an bagi Kehidupan Manusiaa. Sebagai mu’jizat Nabi Muhammad saw.b. Sebagai sumber dari segala hukum islam.c. Sebagai hakim tertinggi (pemutus terakhir atau korektor)d. Sebagai penguat kebenaran adanya agama Allah sebelum Nabi Muhammad saw.

- Fungsi Lain dari Al-Qur’ana. Sebagai Alat Untuk Menghidupkan Manusia Sebagai Manusia

Al-Qur’an adalah sebagai alat untuk menghidupkan manusia sebagai manusia hamba Allah, kalau manusia tidak memakai Al-Qur’an, maka kehidupannya dinyatakan tuhan sebagai kehidupan hewan terjahat

b. Sebagai Rahmat Dari Allah.Allah telah turunkan kepada manusia rahmat yang tak terkira kepadanya. Kalaumanusia hendak menghitungnya, ia tidak akan mampu untuk menghitungnya.

c. Sebagai pembeda antara yang hak dan yang bathil, antara yang salah dan yang benar, antara yang baik dan yang buruk, Dan antara perintah dan larangan.

Page 12: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

d. Sebagai pemberi penjelasan terhadap berbagai persoalan yang akan dihadapi oleh manusia di dunia ini dan di akhirat nanti.

e. Sebagai pedoman hidup manusia di dalam dunia ini agar tercapai kampong akhirat yang baik pula.Al-Qur’an adalah kalam Allah yang multi fungsi, kegunaannyapun bisa dibidang apapun, sehingga tak salah jika Allah mengagungkan Al-Qur’an itu sendiri yang begitu banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Tujuan Al-Qur’anTujuan diturunkannya Al-Qur’an agaknya sama dengan fungsinya di mana intinya tujuan Al-Qur’an diturunkan ialah sebagai :1. Petunjuk bagi umat manusia2. Sumber pokok ajaran Islam3. Peringatan dan Pelajaran bagi umat manusia

Page 13: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

BAB 3 (Bukti-Bukti Keautentikan Al-Qur’an)A. Pengertian Mukjizat

Secara Bahasa/EtimologiMukjizat berasal dari bahasa Arab mu'jizah yang berarti melemahkan atau mengalahkan lawan. Kata mu'jiz atau mu'jizah disinonimkan dengan kata al-'aji b. Maksudnya, sesuatu yang ajaib atau menakjubkan karena orang lain tidak ada yang sanggup menandinginya. Dengan demikian, mu'jizah membuat lawan menjadi lemah. Kata mu'jizah juga diartikan sebagai amrun khäriqun Lil-ädah yaitu sesuatu yang menyalahi tradisi atau kebiasaan.

Secara Istilah/TerminologiMenurut istilah, Mukjizat adalah sesuatu yang menyalahi kebiasaan disertai dengan tantanganselamat dari perlawanan. Dari definisi tersebut, terdapat tiga unsur pokok dalam mukjizat.- Mukjizat harus menyalahi tradisi atau adat istiadat. Para ahli sihir tidak disebut sebagai

mukjizat. Hal itu karena sihir mengalami pengulangannya dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.

- Mukjizat harus dibarengi dengan perlawanan. Maksudnya, mukjizat harus diuji untuk membuktikan keunggulannya setelah ada upaya konkret dari lawan untuk menandinginya.

- Mukjizat tidak terkalahkan. Ketidakterkalahkannya mukjizat itu bukan untuk sementara waktu, melainkan untuk selama-lamanya.

Unsur Mukjizat- Melemahkan atau mengalahkan lawan.- Menyalahi tradisi atau kebiasaan (sesuatu yang luar biasa).- Hanya diberikan kepada para nabi dan rasul-Nya dalam- menyampaikan ajaran Agama (risalah Ilahi).

Syarat Mukjizat- Suatu yang tidak sanggup dilakukan oleh siapapun (selain Allah).- Suatu yang menyalahi kebiasaan/ tradisi.- Tidak ada seorangpun (bahkan jin sekalipun) yang dapat membuktikan dan

menandinginya.

Macam Mukjizat1. Mukjizat Hissi

- Dapat dindera manusia- Dibatasi ruang & waktu (pada umat tertentu di masa tertentu)

2. Mukjizat Maknawi- Tidak mungkin dicapai oleh panca indra manusia, tetapi hanya dengan kekuatan

‘aqli’ atau kecerdasan pikiran (hati nurani).- Bersifat universal dan abadi (berlaku untuk semua umat sampai akhir zaman.

B. Aspek Keautentikan Al-Qur’an

Page 14: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

Keontetikan al-Quran adalah dimana al-Quran yang tidak pernah berubah walaupun waktu terus berjalan ( terjaga keasliannya ). Membuktikan keotentikan Al-Qur’an ditinjau dari segi keunikan redaksinya, kemukjizatannya, dan sejarahnya.- Ditinjau dari keunikan redaksinya.

Abdurrazaq Naufal dalam bukunya Al-Ijaz Al- ‘Adad Al-qur’an Al-Karim(kemukjizatan dari segi bilangan dalam Al-Qur’an) dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya. Misalnya :

a. (al-hayah /kehidupan) dan (al-maut/kematian) sebanyak 145 kali.b. (an-naf /manfaat) dan (al-fasad/kerusakan atau mudarat) sebanyak 50 kali.c. (al-harr /panas) dan (al- bard/dingin) masing-masing 4 kali.

2. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan sinonim Misalnya :a. (al-harts/membajak [sawah]) dan (az-zira’ah/bertani) masing-masing 14 kali.b. (al- ‘ujub/atau angkuh) dan( al-ghurur /angkuh) masing-masing 27 kali.c. (adh-dhallun/orang sesat) dan (al-mauta/mati jiwanya) ) masing-masing 17 kali.

3. Keseimbangan menunjuk pada akibatnya. Misalnya :a. (al- infaq/menafkahkan) dan (ar-ridha/kerelaan) masing-masing 73 kali.b. (al-bukhl/kekikiran) dan (al-hasrah/penyesalan) masing-masing 12 kali.c. (al-kafirun/orang kafir) dan (an-nar/neraka atau pembakaran) sebanyak 154 kali.

4. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya. Misalnya :a. (al-israf/pemborosan) dan (as-sur’at/ketergesa-gesahan) masing-masing 23 kali.b. (al-mau’izhah/nasehat atau petuah) dan (al-lisan/lidah) masing-masing 25 kali.c. (al-asra/tawanan) dan (al-harb/perang) masing-masing 6 kali.

5. Ditemukan pula keseimbangan khusus, misalnya:a. Kata (yaum/hari) sejumlah 365 kali, sebanyak hari dalam setahun.b. Al-Qur’an menjelaskan bahwa langit ada “tujuh” dan penjelasan ini diulanginya sebanyak

tujuh kali, pada surah-surah Al-Baqarah :29, Al-Isra’:44, Al-Mu’minun : 86, Fush-shilat :12, Ath-Thalaq :12, Al-Mulk :3, dan Nuh : 15.

c. Kata yang menunjuk utusan Tuhan, berjumlah 518 kali dan ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama nabi,dan rasul, dan pembawa berita tersebut, yakni 518 kali.

- Ditinjau dari kemukjizatannya.1. Segi isi atau kandungan al-Qur’an.

a. Al-Qur’an mengungkap sekian banyak ragam hal gaibb. Dalam al-Qur’an banyak terdapat ramalan tentang peristiwa yang belum terjadi tetapi

kemudian betul-betul terjadi dalam sejarahc. Al-Qur’an merupakan kitab suci yang lengkap dan sempurna, dimana pokok ajaran yang

dahulu yaitu Taurat, Zabur, dan Injil telah dibawa juga oleh al-Qur’annya2. Segi bahasa al-Qur’an.

a. Kelembutan al-Qur’an secara lafzhiah yang terdapat pada susunan suara dan keindahan bahasanya.

b. Keserasian al-Qur’an baik untuk awam maupun kaum cendekiawan, dalam arti bahwa semua orang dapat merasakan keagungan dan keindahan al-Qur’an.

c. Al-Qur’an memberikan doktrin pada akal dan hati, serta merangkum kebenaran dan keindahan sekaligus

Page 15: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

- Ditinjau dari sejarahnya.1. Al-Qur’an turun dalam kurun waktu 22 th, 2 bl, 22. Kondisi masyarakat saat turunnya Al-

Qur’an masih sederhana dan bersahaja, belum mengenal baca tulis, dan menyukai kesastraan. Nabi Muhammad Saw. setelah menerima wahyu langsung menyampaikan wahyu tersebut kepada para sahabat agar mereka menghafalnya sesuai dengan hafalan Nabi. Dalam rangka menjaga kemurnian al-Qur’an, Nabi Saw. memanggil para sahabat yang pandai menulis, untuk menulis ayat-ayat yang baru saja diterimanya disertai informasi tempat dan urutan setiap ayat dalam suratnya. Ayat-ayat tersebut ditulis dalam pelepah kurma, batu, kulit atau tulang binatang.

2. Setelah rasulullah wafat, Abu Bakar mengemban tugas pemeliharaan al-Qur’an dengan melakukan penghimpunan naskah-naskah al-Qur’an yang berserakan menjadi satu mushaf. Hal ini dikarenakan banyak para sahabat penghafal al-Qur’an yang gugur di medan perang Yamamah. Kemudian baru pada masa Utsman bin Affan tersusun pembukuan al-Qur’an standar dalam rangka menjaga otentitas al-Qur’an.

C. Al-Qur’an sebagai Wahyu AllahAl-Qur'an adalah sebuah kitab yang abadi sepanjang zaman. Al-Quran bersifat universal, kekal, dapat dipikirkan, dan dibuktikan kebenaranny. Di sinilah letak fungsi Al-Qur'an sebagai mukjizat. Al-Qur'an Kitab yang Universal

Al-Qur’an tidak mengkhususkan pembicaraannya kepada bangsa tertentu. Akan tetapi, ia berbicara kepada scluruh manusia, baik umat Islam maupun non-Islam, termasuk orang-orang kafir, musyrik, ahli kitab, dan lainnya. Al-Qur'an menyeru kepada semua penghuni alam tanpa membedakan status dan golongan, sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Șad Ayat 87.Artinya: “(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh alam.” (Q.S. Şad/38: 87)

Al-Qur'an Kitab yang SempurnaAl-Qur'an memuat dan menerangkan tujuan utama umat manusia dengan bukti-bukti kuat dan sempurna. Al-Qur'an diturunkan untuk menyempurnakan ajaran-ajaran kitah terdahulu, sebagaimana tersebut dalam Surah al-Ma'idah Ayat 48.Artinya: “Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan menbawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya .... “(Q.S. al-Ma'idah/5:48)

Al-Qur'an Kitab yang Abadi'.Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia.” (QS. Al-Fussilat[41] 41-42)

Al-Qu’an mengandung kebenarana. “AL-Qur’an menantang siapapun yang meragukannya untuk Menyusun semacam Al-Quran seperti pada Q.S. At-Tur[52] 34b. AL-Qur’an menantang siapapun yang meragukannya untuk Menyusun sepuluh surah semacam Al-Quran seperti pada Q.S Hud[11] 13c. AL-Qur’an menantang siapapun yang meragukannya untuk Menyusun satu surah semacam Al-Quran seperti pada Q.S Yuus [10] 38

Page 16: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

d. AL-Qur’an menantang siapapun yang meragukannya untuk Menyusun sesuatu atau kurang lebih satu surah semacam Al-Quran seperti pada Q.S.al-Baqarah[2] 23

Page 17: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

BAB 4 (Kemukjizatan Al-Qur’an)A. Kemukjizatan Al-Qur’an

Al-Qur’an merupaka mukjizat di tiap kata-katanya, ayat-ayatnya, dan surah-surahnya. Al-Qur’an merupakan mukjizat dalam berbagai hal meliputi berita, perintah dan

larangan, ketetapan dan penafsiran, seni dan pola, susunan lahir, serta kandungannya untuk masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.

Dalil :ما ف�ي الأرض� م�ن شجرة أقلام والبحر يمده م�ن بعد�ه� سبعة ولو أن

�ن الله عز�يز حك�يم } �مات الله� إ {27أبحر مانف�دت كلArtinya :“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah.Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Luqman : 27)

B. Mukjizat Para Nabi1. Nabi Adam as.- Manusia dan khalifah pertama di bumi.- Diajarkan oleh Allah segala hal tentang nama benda dan makhluk di bumi.- Memiliki umur yang panjang dan bisa memberikan 40 tahun untuk Nabi Daud.- Memiliki tinggi 60 hasta.- Dikaruniai keturunan kembar berpasang-pasangan.

2. Nabi Idris as.- Memiliki kecerdasan mengamati fenomena alam dan mengartikan wahyu Allah.- Manusia pertama yang bisa membaca dan menulis.- Manusia pertama yang bisa menjahit pakaian, Nabi Idris bisa menggunakan pakaian

yang terindah sementara saat itu orang-orang masih menggunakan kulit binatang.- Nabi Idris pernah merasakan sakaratul maut dan dihidupkan kembali atas izin Allah.- Pernah melihat surga dan neraka.

3. Nabi Nuh as.- Termasuk rasul ulul ‘azmi.- Dapat membuat bahtera besar dengan ukuran kira-kira 300 hasta dikali 50 hasta.

(Dalil : QS. Al-Qamar : 9 – 16)

4. Nabi Hud as.- Mampu menurunkan hujan atas izin Allah, kala itu kaum 'Ad dilanda kekeringan hingga

tanaman mati dan tak ada sumber air.- Selamat dari badai petir yang dahsyat.

5. Nabi Shaleh as.

Page 18: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

- Dapat memunculkan unta betina yang sedang hamil 10 bulan dari batu besar yang terbelah atas izin dari Allah Swt.

6. Nabi Ibrahim as.- Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)- Menyaksikan burung dihidupkan kembali.- Mengubah pasir menjadi makanan.- Memiliki anak saat usia 99 tahun.

7. Nabi Luth as.- Selamat dan dilindungi oleh Allah di saat kaumnya (kaum Sodom) di azab dengan

bencana gempa bumi dan angina kencang setelah mereka mengingkari dakwah Nabi Luth serta mengingkari Allah Swt.

8. Nabi Ismail as.- Air/Sumur ZamZam- Dirinya oleh Allah digantikan dengan kambing/domba saat hendak disembelih.

9. Nabi Ishaq as.- Memiliki akhlaq dan ilmu yang baik

10. Nabi Yaqub as.- Memiliki iman yang luar biasa

11. Nabi Yusuf as.- Memiliki paras yang tampan. Bahkan dalam kisahnya, para wanita pernah mengiris

jarinya sendiri saat terpesona dengan ketampanan Nabi Yusuf.- Mampu menafsirkan mimpi. Nabi Yusuf perah menafsirkan mimpi Raja dan akhirnya

diangkat sebagai pejabat di Mesir.

12. Nabi Ayub as.- Memiliki kesabaran yang luar biasa.- Mampu mengeluarkan air dari tanah yang bisa menyembuhkan penyakitnya.

13. Nabi Syuaib as.- Setelah kaum Madyan enggan mendengarkan dakwah Nabi Syuaib mereka pun diazab

dengan didatangkan petir dan kilat yang membakar mereka.

14. Nabi Musa as.- Mampu menghidupkan orang mati.- Dapat memancarkan air dengan memukul sebuah batu dengan tongkatnya

(QS. Al-Baqarah : 60)- Memiliki tongkat yang bisa berubah menjadi ular. (QS. Taha : 19 – 20)- Mampu membelah laut Merah. (QS. Taha : 78 – 79)

Page 19: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

- Dianugerahi Kitab Taurat yang berisi tentang 10 firman Allah bagi Bani Israil.

15. Nabi Harun as.- Memiliki kemampuan bahasa yang luar biasa

16. Nabi Dzulkifli as.- Ketegarannya untuk berdakwah walaupun terus saja disiksa

17. Nabi Daud as.- Dianugerahi kitab Zabur.- Memiliki suara yang merdu (sehingga gunung-gunung dan burung-burung ikut bertasbih

kepada Allah Swt. dengannya)- Mampu melunakkan besi untuk membuat baju besi.- Dalil : QS. Saba’ : 10-11

18. Nabi Sulaiman - Memiliki kekayaan yang berlimpah. Bahkan dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa

istana Nabi Sulaiman sangat luas dan bertabur batu mulia.- Dapat berbicara dengan binatang.- Mampu menundukkan angin.- Memiliki bala tentara dari kalangan manusia, jin, dan hewan.- Mengalirkan tembaga dari perut bumi.- Dalil : QS. An-Naml : 16 – 19

19. Nabi Ilyas as.- Dapat menyadarkan kaumnya untuk kembali ke jalan Allah setelah mereka dilanda azab

kekeringan.

20. Nabi Ilyasa as.- Dapat menghidupkan orang mati atas izin Allah Swt.

21. Nabi Yunus as.- Diselamatkan oleh Allah Swt. saat dirinya dilempar ke laut dengan cara ditelan hidup-

hidup oleh seekor paus. Beliau pun akhirnya selamat.

22. Nabi Zakaria as.- Memiliki sikap rendah hati dan senantiasa bersyukur.- Dapat memiliki keturunan walaupun pada saat itu usianya sudah tak lagi muda.

23. Nabi Yahya as.- Memiliki kemampuan untuk melihat syari’at- Sedari kecil sudah dapat memecahkan berbagai persoalan dengan sendirinya karena

anugerah kecerdasannya.

Page 20: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

24. Nabi Isa as- Bisa berbicara saat bayi.

Karena lahir tanpa ayah, Maryam dituduh telah melakukan zina. Namun atas izin Allah, Nabi Isa yang masih bayi pun mampu melindungi ibunya dengan berbicara bahwa beliau adalah hamba Allah yang akan menjadi Nabi dan dianugerahi kitab Injil.

- Menghidupkan burung dari tanah liat.- Menghidupkan orang yang sudah mati.- Menyembuhkan orang buta dan penyakit sopak.- Menurunkan hidangan dari langit.- Dianugerahi kitab Injil.- Dalil : QS. Ali Imran : 49

25. Nabi Muhammad saw.- Mukjizat terbesar adalah Alquran sebagai kitab suci umat Islam.- Mampu membelah bulan.- Mengalirkan air dari jemari tangannya.- Mampu menurunkan hujan.- Di atasnya selalu dinaungi awan.- Melakukan perjalanan ke Sidratul Muntaha saat Isra Miraj, - dan masih banyak lagi.

C. Kemukjizatan Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Salah satu kemukjizatan Al-Qur’an adalah isyarat-isyarat ilmiah yang biasanya terkait

dengan fenomena-fenomena alam yang ada dalam kandungan ayat-ayatnya. Contoh :

- Penelitian yang dilakukan oleh Harun Yahya tentang kehidupan lebah yang ternyata sudah dibahas di dalam Al-Qur’an dalam Surah An-Nahl (Lebah).

- Dalam ayat lain ketika Allah Swt. mengungkapkan tentang fenomena alam, secara psikologis Allah Swt. menempatkan para ilmuwan (ulama’) itu dalam posisi sebagai hamba-hamba yang takwa kepada-Nya. Hal itu dijelaskan dalam QS. Fatir : 27 – 28 :

�فا �ه� ثمرات مختل مآء� مآء فأخرجنا ب ألم تر أن الله أنزل م�ن الس�يب سود �ف ألوانها وغراب �يض وحمر مختل ألوانها وم�ن الج�بال� جدد ب

ما27} �ن �ك إ �ف ألوانه كذل � مختل اس� والدوآب والأنعام { وم�ن الن �ن الله عز�يز غفور } باد�ه� العلماؤا إ {28يخشى الله م�ن ع�

Artinya :“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dari hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya.Dan diantara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) diantara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara

Page 21: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. 35:28)

BAB 5 (Pokok-Pokok Isi Al-Qur’an)A. Akidah

Secara BahasaKepercayaan atau keyakinan. Bentuk jamak Akidah (‘aqidah) adalah aqa’id. Akidah juga disebut dengan istilah keimanan. Orang yang berakidah berarti orang yang beriman (mukmin).

Secara IstilahAkidah diartikan sebagai suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan dan dimanifestasikan dalam bentuk amal perbuatan. Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan hadis.

Dalam akidah Islam, seorang mukmin wajib meyakini keenam rukun iman, yakni iman kepada Allah Swt., iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha’ dan qadar.

Dalil :a. QS. Al-Ikhlas : 1 – 4b. QS. AL-Baqarah : 163c. QS. Al-Baqarah : 285

B. Ibadah dan MuamalahIbadah Secara Bahasa

Berasal dari kata ‘ibadah/’abada-ya’budu-‘ibadaan yang artinya mengabdi atau menyembah.

Secara IstilahIbadah berarti menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah Swt. dengan tunduk, taat dan patuh kepada-Nya.

Dari sisi tata caranya, Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :a. Ibadah mahdah, yaitu ibadah yang tata cara dan tehniknya telah ditentukan secara jelas seperti shalat, puasa, zakat dan haji.

Page 22: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

b. Ibadah ghoiru mahdah, artinya ibadah yang bersifat umum, tata caranya tidak ditentukan secara khusus. Ibadah ghooiru mahdah ada yang memang bentuknya adalah ibadah seperti membaca al-Qur’an atau bersedekah. Selain ibadah ghoiru mahdah juga bisa berupa kegiatan umum tetapi menjadi bernilai ibadah karena diniatkan untuk mencari ridha Allah Swt. seperti bekerja mencari rizki nafkah yang halal diniati ibadah.

Dalil :a. QS. Adz-Dzariyat : 56b. QS. Al-Fatihah : 5

Mumalah Manusia, selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk social.

Dalam kehidupannya, manusia memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan atau komunikasi.

Hablum minallah : komunikasi dengan Allah Swt.Contoh : shalat, membayar zakat, dan ibadah lainnya.

Hablum minannaas : Hubungan manusia dengan manusiaContoh : silaturahmi, jual beli, transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan lainnya.Kegiatan-kegiatan seperti ini disebut dengan muamalah.

Tata cara banyak diterangkan dalam Al-Qur’an seperti pada QS.Al-Baqarah : 282.

ينكم �لى أجل مسمى فاكتبوه وليكتب ب �دين إ �ذا تداينتم ب ذ�ين ءامنوا إ ها ال يآأي�العدل� ...} �ب ب {282كات

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar…” (QS. Al-Baqarah : 282)

C. Akhlak Secara Bahasa

Akhlak berarti perangai, tingkah laku, tabiat atau budi pekerti. Kata akhlak adalah bentuk jama’ dari kata khuluqo. Dalam konsep bahasa Indonesia., akhlak biasa diartikan sebagai etika atau moral.

Secara Istilah

Page 23: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang muncul spontan dalam tingkah laku hidup sehari-hari.

Sumber utama : Al-Qur’an. Aisyah ra. Ketika ditanya seorang sahabat tentang akhlak Rasulullah saw. dengan tegas menjawab bahwa (sumber) akhlak Rasulullah saw. adalah

Al-Qur’an Akhlak juga menjadi barometer bagi kesuksesan sesorang dalam melaksanakan tugasnya. Rasulullah saw. berhasil melaksanakan tugasnya menyampaikan rislah islamiah antara lain disebabkan memiliki komitmen yang tinggi dalam akhlak.

Dalil :a. QS. Al-Qalam : 4b. QS. Al-Ahzab : 21

D. Hukum Al-Qur’an memuat sejumlah ketentuan-ketentuan hukum sekaligus juga menyinggung

kaidah-kaidah umum pembentukannya. Tujuannya adalah terwujudnya tata kehidupan yang aman, damai, sejahtera, bahagia, adil makmur, serta selamat dunia dan akhirat. Kandungan-kandungan hukum yang terdapat di dalam Al-Qur’an ada yang bersifat global (garis besar/ mujlam) dan ada yang bersifat rincian (tafsil).

Berberapa ayat yang berkenaan dengan hukum-hukum tertentu seperti :a. Hukum perkawinan : Al-Baqarah ayat 221; an-Nisa’ ayat 22, 23, dan 24; an-Nur ayat

2; al-Mumtahanah : 10-11.b. Hukum waris : an-Nisa’ ayat 7-12 dan 176; al-Baqarah ayat 180; al-Ma’idah ayat

106.c. Hukum perjanjian : al-Baqarah ayat 279, 280, dan 282; al-Anfal ayat 56 & 58; at-

Taubah ayat 4.d. Hukum pidana : al-Baqarah ayat 178; an-Nisa’ ayat 92-93; al-Ma’idah aya 38; Yunus

ayat 27; al-Isra’ ayat 33, asy-Syu’ara ayat 4.e. Prinsip musyawarah : al-Imran ayat 159; asy-Syuara ayat 38.f. Hukum perang : al-Baqarah ayat 190-193; al-Anfal ayat 39 & 41; at-Taubah ayat 5,

29, dan 123; al-Hajj ayat 39-40.g. Hukum antarbangsa : QS.al-Hujurat ayat 13

Contoh ayat Al-Qur’an yang mengandung hukum-hukum tersebut

�مآأراك الله اس� ب �تحكم بين الن �الحق ل �تاب ب �ليك الك آأنزلنآ إ �ن إ�ين خص�يما } �ن لخآئ {105ولاتكن ل

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat,” (QS. An-Nisa’ :105)

Page 24: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

ر والأنصاب والأزلام ما الخمر والميس� �ن ذ�ين ءامنوا إ ها ال ياأيكم تفل�حون } �بوه لعل يطان� فاجتن {90ر�جس من عمل� الش

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, ( berkorban untuk ) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.“ (QS. Al-Ma’idah : 90)

E. Kisah-Kisah Umat Terdahulu Al-Qur’an banyak menjelaskan tentang sejarah atau kisah umat pada masa

lalu. Sejarah atau kisah-kisah tersebut bukan hanya sekedar cerita atau dongeng semata, tetapi dimaksudkan untuk menjadi ‘ibrah (pelajaran) bagi umat Islam. Dengan berkaca dari kisah-kisah terdahulu, umat islam bisa menjalani kehidupan agar sesuai dengan petunjuk yang diberikan al-Qur’an. Hal ini ditegaskan Allah Swt dalam firman-Nya yang artinya :“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”

Contoh ayat :

اس� �لن سل أغرقناهم وجعلناهم ل وقوم نوح لما كذبوا الر�يما } �م�ين عذابا أل �لظال { وعادا وثمودا37ءاية وأعتدنا ل

�يرا } �ك كث ضربنا38وأصحاب الرس وقرونا بين ذل { وكلا �يرا } رنا تتب تب {39له الأمثال وكلا

“Dan(telah Kami binasakan)kaum Nuh tatkala mereka mendustakan rasul-rasul.Kami tenggelamkan mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia.Dan Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih; dan (Kami binasakan) kaum 'Ad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut. Dan Kami jadikan bagi masing-masing mereka tamsil ibarat; dan masing-masing mereka itu benar-benar telah Kami binasakan dengan sehancur-hancurnya.” (QS. Al-Furqan : 37 - 39)

F. Isyarat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Al-Qur’an menekankan bahwa penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi adalah hal yang sangat penting dalam meningkatkan peradaban manusia. Sebagai kalamullah, al-Qur’an banyak mengandung ayat-ayat

Page 25: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

yang memuat pengetahuan dan teknologi. Karenanya Al-Qur’an adalah kitab suci yang ilmiah. Pengetahuan dan teknologi yang tersirat dalam kandungan al-Qur’an dapat dikembangkan guna kemaslahatan dan kesejahteraan hidup manusia.

Membaca adalah satu faktor terpenting dalam proses belajar untuk menguasai suatu ilmu pengetahuan. Ayat yang pertama kali diturunkan tersebut diawali dengan perintah untuk membaca. Ini mengindikasikan bahwa Al-Qur’an menekankan betapa pentingnya membaca dalam upaya mencari dan menguasai ilmu pengetahuan.

Al-Qur’an banyak mendorong umat manusia untuk menggali, meneliti dan mengembangkan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan dan kesejahteraan hidupnya. Isyarat-isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut diantara berkenaan dengan ilmu kedokteran, farmasi, pertanian, matematika, fisika, kimia, biologi, ilmu anatomi tubuh, teknologi perkepalan, teknologi pesawat terbang, dan lain sebagainya.

Di mana dalam sejarah perkembangan peradabannya, umat Islam telah melahirkan banyak cendekiawan muslim yang telah berhasil membuahkan penemuan-penemuan bersejarah dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Di antara cendekiawan-cendekiawan muslim tersebut ialah: Ibnu Rusyd, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Maskawaih, Al-Khawarizmi, dan lain-lain. Penemuan-penemuan ini kemudian dikembangkan lagi oleh para ilmuwan barat ketika peradaban mereka kemudian meningkat.

Dalil :a. QS. Al-Alaq : 1 – 5b. QS. Al-Mujadilah : 11c. QS. Ar-Ra’d : 10d. QS. Az-Zumar : 9

Page 26: osis.man2kotamalang.sch.idosis.man2kotamalang.sch.id/.../2020/11/X-QURAN-HADIST.docx · Web viewNabi Ibrahim as. Tetap hidup meski dibakar dengan api. (QS. Al-Anbiya’ : 68 – 69)

BAB 6 (Mengenal Dua Kitab Indeks Ayat Al-Qur’an)A. Al-Mu’jam al-Mufahras li Al-fazil Qur’an dan Fathur-Rahman adalah kitab yang

mempermudah kita dalam mencari ayat dan surah yang belum kita ketahui letaknya.

B. Al-Mu’jam al-Mufahras li Al-fazil Qur’an Disusun oleh Muhammad Fuad Abd al-Baqiy. dilatar belakangi ketidak puasan Fuad Abd al-Baqiy dengan kitab Nujum al-

Furqan fi Atraf Al-Qur’an karangan orientialis jerman bernama Plugal. Urutan kata berdasarkan kata dasar, diurut dari huruf pertama, kedua, dan

ketiga. Akar kata (entri) diambil dari fi’il madi sulasi mujarrad yang ma’lum (pola

aktif), kemudian diurutkan fi’il mudari’ dan fi’il amr-nya. Setelah itu, fi,il madi atau mudaro, yang majhul (pola pasif) dan kata-kata jadian berikutnya.

C. Fathur-Rahman Karangan Syekh Ilmi Zadeh Fu’ad Abd al-Baqiy. Paling banyak dipakai di pondok-pondok