osifikasi

3
Pembentukan tulang disebut dengan osteogenesis atau osifikasi. Peristiwa osifikasi ini berlangsung pada dua tempat, yaitu: (1) langsung di dalam mesenkim yang vaskular, dan (2) di tengah daerah osifikasi tulang rawan sebagai model tulang mendatang. Tulang Panjang meliputi: - Tulang hasta (humerus) atau ulna merupakan tulang panjang di bagian medial lengan bawah. Tulang hasta dibentuk dari tiga pusat yaitu pada badan tulang, bagian bawah (inferior), dan atas dari olecranon. - Tulang paha atau femur adalah bagian tubuh terbesar dan tulang terkuat pada tubuh manusia. Tulang lutut atau patella adalah tulang berbentuk segitiga dan tebal yang akan bersendi dengan tulang paha (femur). Tulang panjang, yang merupakan kerangka poskranial, pembentukannya sebagian besar terjadi secara tidak langsung, yang disebut osifikasi endokondral. Dalam hal ini pembentukan tulang didahului oleh pembentukan tulang rawan yang disebut model tulang rawan, yang peranan rangkanya pada akhirnya diambil alih oleh jaringan tulang. Karenanya tulang demikian berkembang dan tumbuh sebagai akibat penggantian progresif dari tulang rawan yang ada. Osifikasi endokondral diawali dengan pembentukan model tulang rawan. Setelah model tulang rawan ini terbentuk, kemudian tulang bertumbuh secara interstisial dan aposisional. Tumbuh memanjangnya terutama terjadi akibat pembelahan berulang kondrosit, disertai pembentukan matriks oleh sel anak, dan pertumbuhan melebarnya terutama disebabkan penambahan matriks pada bagian tepi oleh kondroblas baru. Setelah jaringan tulang menggantikan tulang rawan, kedua ujung tulang yang berkembang itu masih tetap terdiri dari tulang rawan. Bagian tengah tulang menjadi batangnya, disebut diafisis. Ujung tulang yang masih berupa tulang rawan menjadi epifisisnya. Kedua tempat ini, diafisis dan epifisis, menjadi tempat osifikasi. Di antara kedua tempat ini yang menjadi tempat osifikasi primer adalah pada diafisisnya. Pertumbuhan interstisial terjadi pada epifisis yang masih tulang rawan, yang berakibat memanjangnya tulang. Epifisis sendiri tidak memanjang karena tulang rawan pada sisi pusat osifikasi diafisis secara progresif mengalami pematangan, pengapuran dan penggantian oleh tulang. Karena pemanjangan pusat osifikasi diafisis sejalan dengan penumbuhan interstisial pada epifisis rawan, maka bagian epifisis tetap kurang lebih sama ukurannya, sementara diafisis tulang di antaranya memanjang. Pertumbuhan aposisional membuat diameter batang tulang membesar. Pertumbuhan aposisional ini terjadi secara kontinyu sepanjang hidup. Pertumbuhan aposisional yang mengakibatkan melebarnya bagian batang, pada gilirannya membutuhkan pelebaran rongga medula sebagai kompensasi untuk mencegah korteks tulang menjadi terlalu tebal dan berat.

description

muskuloskeletal

Transcript of osifikasi

Page 1: osifikasi

Pembentukan tulang disebut dengan osteogenesis atau osifikasi. Peristiwa osifikasi ini berlangsung pada dua tempat, yaitu: (1) langsung di dalam mesenkim yang vaskular, dan (2) di tengah daerah osifikasi tulang rawan sebagai model tulang mendatang. Tulang Panjang meliputi:-           Tulang hasta (humerus) atau ulna merupakan tulang panjang di bagian medial

lengan bawah. Tulang hasta dibentuk dari tiga pusat yaitu pada badan tulang, bagian bawah (inferior), dan atas dari olecranon.

-           Tulang paha atau femur adalah bagian tubuh terbesar dan tulang terkuat pada tubuh manusia.

Tulang lutut atau patella adalah tulang berbentuk segitiga dan tebal yang akan bersendi dengan tulang paha (femur).

Tulang panjang, yang merupakan kerangka poskranial, pembentukannya sebagian besar terjadi secara tidak langsung, yang disebut osifikasi endokondral. Dalam hal ini pembentukan tulang didahului oleh pembentukan tulang rawan yang disebut model tulang rawan, yang peranan rangkanya pada akhirnya diambil alih oleh jaringan tulang. Karenanya tulang demikian berkembang dan tumbuh sebagai akibat penggantian progresif dari tulang rawan yang ada. Osifikasi endokondral diawali dengan pembentukan model tulang rawan. Setelah model tulang rawan ini terbentuk, kemudian tulang bertumbuh secara interstisial dan aposisional. Tumbuh memanjangnya terutama terjadi akibat pembelahan berulang kondrosit, disertai pembentukan matriks oleh sel anak, dan pertumbuhan melebarnya terutama disebabkan penambahan matriks pada bagian tepi oleh kondroblas baru. Setelah jaringan tulang menggantikan tulang rawan, kedua ujung tulang yang berkembang itu masih tetap terdiri dari tulang rawan. Bagian tengah tulang menjadi batangnya, disebut diafisis. Ujung tulang yang masih berupa tulang rawan menjadi epifisisnya. Kedua tempat ini, diafisis dan epifisis, menjadi tempat osifikasi. Di antara kedua tempat ini yang menjadi tempat osifikasi primer adalah pada diafisisnya.  Pertumbuhan interstisial terjadi pada epifisis yang masih tulang rawan, yang berakibat memanjangnya tulang. Epifisis sendiri tidak memanjang karena tulang rawan pada sisi pusat osifikasi diafisis secara progresif mengalami pematangan, pengapuran dan penggantian oleh tulang. Karena pemanjangan pusat osifikasi diafisis sejalan dengan penumbuhan interstisial pada epifisis rawan, maka bagian epifisis tetap kurang lebih sama ukurannya, sementara diafisis tulang di antaranya memanjang. Pertumbuhan aposisional membuat diameter batang tulang membesar. Pertumbuhan aposisional ini terjadi secara kontinyu sepanjang hidup. Pertumbuhan aposisional yang mengakibatkan melebarnya bagian batang, pada gilirannya membutuhkan pelebaran rongga medula sebagai kompensasi untuk mencegah korteks tulang menjadi terlalu tebal dan berat.Perubahan pada struktur tulang tidak hanya terjadi pada saat tulang mengalami pertumbuhan. Tulang secara tetap menyesuaikan diri terhadap stres dengan proses remodeling terhadap struktur internanya. Tulang mengalami proses remodeling struktur interna seumur hidup. Hal ini terjadi karena jaringan tulang juga dapat melemah dan sebagian osteositnya mati, sehingga setiap hari perlu diganti dengan sejumlah osteosit baru.

Proses ossifikasi intramenbaran berada pada jaringan mesenkim

Page 2: osifikasi

Sel-sel Mesenkim membentuk organik matriks yang disebut osteoid, yang mana komposisinya terdiri atas jaringan kollagen.

Kristal-kristal calcium phosphate berakumulasi pada jaringan kollagen yang terjadi pada proses ossifikasi.

Sel-sel jaringan pengikat tersebut (osteoblast) dan menghasilkan beberapa bahan.

Di antara dua baris sel-sel tersebut terdapat serabut-serabut halus yang dihasilkan oleh sel-sel jaringan pengikat.

Serabut-serabut ini membentuk suatu berkas serabut-serabut, tempel menempel yang disebabkan oleh osteomucoid yang juga dihasilkan oleh osteoblast.

Bahan terjadi secara demikian disebut osteoid atau ossein. Didalam osteoid ini kemudian diendapkan garam-garam kapur. Dengan demikian terjadi tulang yang berbentuk seperti jarum yang disebut specula.

Osteoblast menghasilkan osteoid disekelilingnya, sehingga osteoblast akhirnya terdapat didalam osteoid, kemudian menjadi tulang.

Osteblast berdegenerasi dan mati, dan disebut osteocyt. Dengan mikroskop terlihat sel-sel tulang kecil (osteosit) yang terletak didalam jaringan berisi serat-serat kolagen yang sangat tahan terhadap tekanan, garam-garam anorganik (yang menyebabkan kerasnya tulang ) dan garam-garam organik yang memberi kelenturan pada tulang.

Perbandingan antara garam-garam organik dan anorganik pada tulang bayi adalah 1 : 1, tetapi ini akan berubah sehingga pada usia 60-70 tahun perbandingan tersebut menjadi 7 : 1. Hal ini menyebabkan tulang-tulang muda menjadi elastis, sedangkan tulang-tulang tua mudah patah.