OSAS.ppt

13
OSAS (OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA SYNDROME)

Transcript of OSAS.ppt

Page 1: OSAS.ppt

OSAS (OBSTRUCTIVE SLEEP APNEA SYNDROME)

Page 2: OSAS.ppt

Definisi• Keadaan apnea (penghentian aliran udara selama 10detik sehingga menyebabkan 2-

4% penurunan saturasi oksigen) dan hipopnea (penurunan aliran udara paling sedikit 30-50% sehingga menyebabkan penurunan saturasi oksigen) ada sumbatan total atau sebagian jalan napas atas yang terjadi secara berulang pada saat tidur selama non-REM atau REM sehingga menyebabkan aliran udara ke paru menjadi terhambat

Page 3: OSAS.ppt

Klasifikasi OSA

Klasifikasi derajat OSA berdasarkan nilai Apnea Hypopnea Index (AHI)

yang ditetapkan oleh The American Academy of Sleep Medicine, dapat dibagi

menjadi 3 golongan :10-14

1. Ringan (nilai AHI 5-15).

2. Sedang (nilai AHI 15-30).

3. Berat (nilai AHI >30).

Page 4: OSAS.ppt

Etiologi• Keadaan kompleks yang saling mempengaruhi berupa neural, hormonal, muskular

dan struktur anatomi, contohnya : kegemukan terutama pada tubuh bagian atas dipertimbangkan sebagai risiko utama untuk terjadinya OSA. Angka prevalens OSA pada orang yang sangat gemuk adalah 42-48% pada laki-laki dan 8-38% pada perempuan. Penambahan berat badan akan meningkatkan gejala-gejala OSA.

Page 5: OSAS.ppt

Faktor resiko• Terdapat tiga faktor risiko yang diketahui :

1. Umur : prevalens dan derajat OSA meningkat sesuai dengan bertambahnya umur.

2. Jenis kelamin : Risiko laki-laki untuk menderita OSA adalah 2 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan sampai menopause.

3. Ukuran dan bentuk jalan napas :• a. Struktur kraniofasial (palatum yang bercelah, retroposisi mandibular).• b. Micrognathia (rahang yang kecil).• c. Macroglossia (lidah yang besar), pembesaran adenotonsillar.• d. Trakea yang kecil (jalan napas yang sempit).

Page 6: OSAS.ppt

Faktor risiko penyakitKegagalan kontrol pernapasan yang dihubungkan dengan :

1.Emfisema dan asma.

2.Penyakit neuromuscular (polio, myasthenia gravis, dll).

3.Obstruksi nasal.

4.Hypothyroid, akromegali, amyloidosis, paralisis pita suara, sindroma postpolio, kelainan neuromuskular, Marfan's syndrome dan Down syndrome.

Page 7: OSAS.ppt

Gejala KlinisOSA sering tidak terdeteksi karena terjadi saat pasien tidur. Gejala OSA dikelompokkan menjadi gejala malam dan gejala siang hari:1.Gejala malam hari saat tidur

a. Mengeluarkan air liur saat tidur (Drooling / ngiler)b. Mulut keringc. Tidur tak nyenyak / terbangun saat tidurd. Terlihat henti napas saat tidur oleh rekan tidurnyae. Tersedak atau napas tersengal saat tidur

2.Gejala saat pagi atau siang haria. Mengantukb. Pusing saat bangun tidur pagi haric. Refluks gastroesofageald. Tidak bisa konsentrasie. Depresif. Penurunan libidog. Impotensih. Bangun tidur terasa tak segar

Page 8: OSAS.ppt

Patogenesis

Ada tiga faktor yang berperan pada patogenesis OSA: •pertama, obstruksi saluran napas daerah faring akibat pendorongan lidah dan palatum ke belakang yang dapat menyebabkan oklusi nasofaring dan orofaring, yang menyebabkan terhentinya aliran udara, meskipun pernapasan masih berlangsung pada saat tidur. Hal ini menyebabkan apnea, asfiksia sampai periode arousal. •kedua adalah ukuran lumen faring yang dibentuk oleh otot dilator faring •ketiga adalah kelainan kraniofasial mulai dari hidung sampai hipofaring yang dapat menyebabkan penyempitan pada saluran napas atas. Kelainan daerah ini dapat menghasilkan tahanan yang tinggi. Tahanan ini juga merupakan predisposisi kolapsnya saluran napas atas

Page 9: OSAS.ppt
Page 10: OSAS.ppt

Diagnosis OSAS• Baku emas untuk diagnosis OSA adalah melalui pemeriksaan tidur semalam dengan

alat polysomnography / PSG).

Page 11: OSAS.ppt

Seseorang dikatakan menderita OSA jika terdapat:

1. Keadaan mengantuk berat sepanjang hari yang tidak dapat dijelaskan karena sebab lain.

2. Dua atau lebih keadaan seperti tersedak sewaktu tidur, terbangun beberapa kali ketika tidur, tidur yang tidak menyebabkan rasa segar, perasaan lelah sepanjang hari dan gangguan konsentrasi.

3. Hasil PSG menunjukkan ≥ 5 jumlah total apnea ditambah terjadi hipopnea per-jam selama tidur (AHI ≥ 5).

4. Hasil PSG negatif untuk gangguan tidur lainnya.

Page 12: OSAS.ppt

Tatalaksana OSASSecara umum terapi untuk mengatasi gangguan tidur pada OSA dapat dibagi

menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Intervensi bedah :

Pembedahan hidung; bedah plastik untuk palatum, uvula dan faring; somnoplasty; trakeostomi.

2. Perubahan gaya hidup :

Menurunkan berat badan; menghindari alkohol dan obat-obatan pembantu, untuk tidur; menghindari kelelahan yang sangat dan mengkonsumsi kafein.

3. Alat-alat buatan :

Alat untuk mereposisi rahang dan mencegah lidah jatuh ke belakang (mempertahankan posisi lidah); cervical collars atau bantal; CPAP.

Page 13: OSAS.ppt

Daftar Pustaka• Heistand DM, Britz P, Goldman M, Phillips B. Prevalence of symptoms and risk of

sleep apnea in the US population. Chest 2006;130:780-6.• Jordan AS, White DP, Fogel RB. Recent advances in understanding the pathogenesis

of obstructive sleep apnea. Current opinion pulmonary medicine 2003;1-3.• Guthrie EW. Sleep apnea: Patient information. US Pharm 2006;7:53-7.• Craig A Hukins. Obstructive sleep apnea – management update review:

Neuropsychiatric Disease and Treatment 2006:2(3) 309–26