ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

16
ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH Pada tanggal 18 Dzulhijjah 1330 H (bertepatan tanggal 18 November 1912 M) Muhammadiyah diresmikan menjadi organisasi perserikatan dan berkedudukan di Yogyakarta serta dipimpin langsung oleh KH. A. Dahlan sebagai Ketuanya.KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sebagai upaya penyempurnaan pemikiran beliau dalam melaksanakan islam dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya.Selain itu, muhammadiyah didirikan juga sebagai penyempurnaan dari pelaksanaan gerakan yang telah dilakukan sebelumnya. Di samping beberapa faktor yang turut menjadi pendorong lahirnya organasasi tersebut yakni faktor subyektif dan obyektif. Sedangkan faktor subyektif yang muncul dari pendiri muhammadiyah, lebih dikenal sebagai faktor sentral waktu itu. Sebuah pertanyaan mendasar timbul dari benak A. Dahlan tentang bagaimana Islam yang sebenarnya. Menurutnya, Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw dahulu ternyata merupakan satu pelajaran yang bisa mempengaruhi manusia untuk mengadakan suatu perombakan keadaan masyarakatnya. Oleh karena itu, kegelisahan serta rasa tidak puas masih menyelimuti pikirannya untuk menjawab bagaimana memahami islam yang sebenarnya. Akhirnya, melalui ibadah hajinya yang kedua, dengan banyak membaca kitab-kitab yang didapatkan dari ulama-ulama terdahulu serta memperkaya diri lewat diskusi,

Transcript of ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

Page 1: ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

Pada tanggal 18 Dzulhijjah 1330 H (bertepatan tanggal 18 November 1912 M)

Muhammadiyah diresmikan menjadi organisasi perserikatan dan berkedudukan di

Yogyakarta serta dipimpin langsung oleh KH. A. Dahlan sebagai Ketuanya.KH. Ahmad Dahlan

mendirikan Muhammadiyah sebagai upaya penyempurnaan pemikiran beliau dalam

melaksanakan islam dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya.Selain itu,

muhammadiyah didirikan juga sebagai penyempurnaan dari pelaksanaan gerakan yang telah

dilakukan sebelumnya.

Di samping beberapa faktor yang turut menjadi pendorong lahirnya organasasi

tersebut yakni faktor subyektif dan obyektif. Sedangkan faktor subyektif yang muncul dari

pendiri muhammadiyah, lebih dikenal sebagai faktor sentral waktu itu. Sebuah pertanyaan

mendasar timbul dari benak A. Dahlan tentang bagaimana Islam yang sebenarnya.

Menurutnya, Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw dahulu ternyata merupakan satu

pelajaran yang bisa mempengaruhi manusia untuk mengadakan suatu perombakan keadaan

masyarakatnya. Oleh karena itu, kegelisahan serta rasa tidak puas masih menyelimuti

pikirannya untuk menjawab bagaimana memahami islam yang sebenarnya. Akhirnya,

melalui ibadah hajinya yang kedua, dengan banyak membaca kitab-kitab yang didapatkan

dari ulama-ulama terdahulu serta memperkaya diri lewat diskusi,

A. Dahlan berpikir bahwa sumber mendasar bagi orang Islam terletak pada Al-Qur'an

dan As-Sunnah. Sejak itulah, beliau mempelajari tentang Islam tidak dari kitab-kitab yang

bersumber dari ulama-ulama melainkan langsung dari Al-Qur'an yang dijelaskan dengan

Hadist begitu rupa.

Page 2: ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

I . STRUKTUR ORGANISASI MUHAMADIYAH

Di awal pekembangan Muhammadiyah, struktur kepemimpinan dan pembagian

daerah masih sangat sederhana. Hierarkinya pendek, dan lebih mengedepankan dinamika

organisasi, amal usaha, kemudahan komunikasi, dan koordinasi. Awalnya hanya terdiri dari

ranting dan cabang. Ranting adalah level yang paling bawah dan menjadi wadah bagi

anggota. Di atasnya terdapat cabang yang langsung berhubungan dengan Pengurus Besar di

Yogyakarta (Hoofdestuur).

Pada 1930-an barulah dirasakan perlunya pengelolaan dan koordinasi yang lebih baik

di cabang-cabang maupun di ranting-ranting. Berdasarkan keputusan Kongres (sekarang

Muktamar) ke-19 di Minangkabau pada 1930, Pengurus Besar (Pengurus Pusat)

Muhammadiyah mengangkat perwakilan di daerah-daerah dengan sebutan Konsul Pengurus

Besar Muhammadiyah (Consul Hoofdestuur), atau yang biasa disebut Konsul Daerah.

Awalnya Jatim dibagi menjadi 5 daerah, yaitu Surabaya, Madiun, Madura, Besuki, dan

Pasuruan, dan baru pada 1937 Daerah Kediri didirikan.

jaringan struktur sebagaimana halnya dengan Muhammadiyah,kini mulai dari

tingkat pusat, tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat keca-matan, tingkat desa, dan

kelompok-kelompok atau jama'ah-jama'ah.

II. KEPEMIMPINAN DALAM MUHAMADIYAH

Sebelum KH. Ahmad Dahlan wafat, ia berpesan pada sahabat-sahabatnya agar tongkat

kepemimpinan Muhamadiyah sepeniggalnya diserahkan kepada Kiai Haji Ibrahim. Kepemimpinannya

dalam Muhammadiyah dikukuhkan pada bulan Maret 1923 dalam Rapat Tahunan Anggota

Muhammadiyah sebagai Voorzitter Hoofdbestuur Moehammadijah Hindia Timur (Soedja`, 1933:

232). KH. Ibrahim dilahirkan di kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 7 Mei 1874.

Tingkatan Kepemimpinan

DPP (Dewan Pimpinan Pusat) berkedudukan di Ibukota Indonesia

DPD (Dewan Pimpinan Daerah) berkedudukan di Ibukota Provinsi

PC (Pimpinan Cabang) berkedudukan di Ibukota Kabupaten

PK (Pimpinan Komisariat) berkedudukan di Fakultas/Universitas

Page 3: ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

Selain itu,juga mempunyai lembaga pimpinan yang dinamakan dengan KORKOM

(koordinator komisariat) yang dibentuk di suatu universitas yang mempunyai komisariat lebih

dari 2. Tugasnya adalah untuk mengkoodinir dan membantu kerja Pimpinan Cabang di suatu

Universitas.

III. KEMUSYAWARATAN DALAM MUHAMADIYAH

Permusyawaratan dalam Pemuda Muhammadiyah terdiri dari :

1. Muktamar

Muktamar adalah Permusyawaratan tertinggi dalam pergerakan yang diadakan oleh

Pimpinan Pusat yang di ikuti oleh Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, dan Pimpinan Daerah,

untuk membicarakan AD dan/ART, Pemilihan dan pemberhentian Pimpinan dan program

satu periode masa jabatan serta diadakan setiap 4 (empat) tahun sekali.

2. Tanwir

Tanwir adalah Permusyawaratan tertinggi dibawah Muktamar yang diadakan oleh

Pimpinan Pusat yang diikuti oleh Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah, untuk

membicarakan ART dan masalah penting yang menyangkut kepentingan gerakan sedangkan

waktunya tidak dapat ditangguhkan sampai berlangsungnya Muktamar serta diadakan

sekurang-kurangnya sekali dalam masa jabatan.

3. Muktamar Luar Biasa

a. Muktamar Luar Biasa adalah forum permusyawaratan tertinggi di Luar Muktamar

biasa yang dilakukan untuk membicarakan masalah-masalah yang sifatnya luar biasa

yang bukan menjadi wewenang Tanwir, sedangkan waktunya tidak dapat

ditangguhkan sampai berlangsungnya Muktamar.

b. Ketentuan lebih lanjut mengenai Muktamar Luar Biasa diatur dalam Anggaran

Rumah Tangga.

Page 4: ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

4. Musyawarah Wilayah

Musyawarah Wilayah adalah Permusyawaratan tertinggi di wilayah, diadakan oleh

Pimpinan Wilayah dan diikuti oleh Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah dan Pimpinan

Cabang, diadakan setiap 4 (empat) tahun sekali.

IV. ORGANISASI OTONOM

Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh

Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasannya diberi hak dan

kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan

Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai

maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.

Struktur dan Kedudukan

Organisasi Otonom Muhammadiyah sebagai badan yang mempunyai otonomi dalam

mengatur rumah tangga sendiri mempunyai jaringan struktur sebagaimana halnya dengan

Muhammadiyah, mulai dari tingkat pusat, tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat keca-

matan, tingkat desa, dan kelompok-kelompok atau jama'ah-jama'ah.

Persyaratan Pembentukan Organisasi Otonom

1. Mempunyai fungsi khusus dalam Persyarikatan Muhammadiyah.

2. Mempunyai potensi dan ruang lingkup nasional.

Tujuan Pembentukan Organisasi Otonom

1. Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah.

2. Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah.

3. Dinamika persyarikatan Muhammadiyah.

4. Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Page 5: ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

Tujuan didirikannya Ortom adalah sebagai upaya Muhammadiyah dalam

mempersiapkan penerus pejuangan Muhammadiyah dalam masa yang akan datang, selain

sebagai upaya Muhammadiyah dalam ranah gerak sesuai ortomnya masing-masing. Ortom

Muhammdiyah ada 2 kategori yaitu

Ortom Khusus khusus adalah Aisyiyah

Ortom Umum, adalah Hizbul Wathan, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah, Ikatan Remaja Muhammadiyah, Nasyi’atul Aisyiyah dan

Tapak Suci Putera Muhammadiyah.

Hak dan Kewajiban

Dalam kedudukannya sebagai organisasi otonom yang mempunyai kewenangan

mengatur rumah tangga sendiri, Organisasi Otonom Muhammadiyah mempunyai hak dan

kewajiban dalam Persyarikatan Muhammadiyah.

Kewajiban Organisasi Otonom

1. Melaksanakan Keputusan Persyarikatan Muhammadiyah.

2. Menjaga nama baik Persyarikatan Muhammadiyah.

3. Membina anggota-anggotanya menjadi warga dan anggota Persyarikatan

Muhammadiyah yang baik.

4. Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesama organisasi otonom.

5. Melaporkan kegiatan-kegiatannya kepada Pim-pinan Persyarikatan

Muhammadiyah.

6. Menyalurkan anggota-anggotanya dalam kegiatan gerak dan amal usaha

Persyarikatan Muham-madiyah sesuai dengan bakat, minat dan kemam-puannya.

Hak yang Dimiliki oleh Organisasi Otonom Muhammadiyah :

Page 6: ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

1. Mengelola urusan kepentingan, aktivitas, dan amal usaha yang dilakukan

organisasi otonomnya

2. Berhubungan dengan organisasi/Badan lain di luar Persyarikatan Muhammadiyah.

3. Memberi saran kepada Persyarikatan Muham-madiyah baik diminta atau atas

kemauan sendiri.

4. Mengusahakan dan mengelola keuangan sendiri.

Organisasi Otonom dalam Persyarikatan Muhammadiyah

Organisasi otonom dalam Persyarikatan Muham-madiyah mempunyai karakteristik

dan spesifikasi bidang tertentu. Adapun Organisasi otonom dalam Persya-rikatan

Muhammadiyah yang sudah ada ialah sebagai berikut :

1. Aisyiyah (bergerak di kalangan wanita dan ibu-ibu)

2. Pemuda Muhammadiyah (bergerak di kalangan pemuda)

3. Nasyiatul Aisyiyah (bergerak di kalangan perempuan-perempuan muda)

4. Ikatan Remaja Muhammadiyah (bergerak di kalangan pelajar dan remaja)

5. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (bergerak di kalangan mahasiswa)

6. Tapak Suci Putra Muhammadiyah (bergerak dalam aktivitas bela diri)

7. Hisbul Wathan (bergerak dalam aktivitas kepanduan)

V . FUNGSI DAN TUGAS ORTOM MUHAMADIYAH

Fungsi ortom Muhammadiyah adalah membina warga persyarikatan Muhammadiyah

sesuai kedudukan atau bidang-bidang tertentu.Warga Muhammadiyah sangat banyak, dan

terbagi dalam berbagai usia maupun kondisi. Masing-masing diberi wadah agar dapat lebih

mudah menerima materi yang menjadi dasar warga Muhammadiyah dalam beramal.Ortom

dalam persyarikatan Muhammadiyah ada beberapa, diantaranya:Persyarikatan

Muhammadiyah memiliki sebuah tujuan agar dapat menegakkan dan terwujud masyarakat

islam yang sebenar-benarnya. Dan tujuan ortom tersebut adalah untuk mencapai tujuan

Persyarikatan Muhammadiyah.

Page 7: ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

Tugas – Tugas ortom AD/ART Muhamadiyah

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 12 Nomor 1 Huruf c dan d menyebutkan:

(1) Pimpinan Daerah Bertugas:

c. Membimbing dn meningkatkn amal usaha srta kgiatan Cabang dlm daerahnya

sesuai kwenanganya.

d. Membina, membimbing, mengintegrasikn, dn mngkoordinasikn kgiatan Unsur

Pembantu Pimpinan dn Organisasi Otonom tingkat Daerah.

Anggaran Rumah Tangga Pasal 19 Nomor 1 Huruf a Poin ke 1 menyebutkn:

(1) Pengertian dn Pmbentukn Unsur Pembantu Pimpinan:

a. Majelis:

1. Majelis bertugas menyelenggarakn amal usaha, program, dn kgiatan pokok

dlm bidang trtentu.

Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 20 Nomor 1 menyebutkn:

(1) Organisasi Otonom adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh Muhammadiyah

mengunakan membina warga Muhammadiyah dan kelompok masyarakat tertentu

sesuai bidang-bidang kegiatan yg diadakanya dlm rangka mncapai maksud dan tujuan

Muhammadiyah.

Page 8: ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

Tugas Kelompok

ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

Di Susun Oleh Klp 10

Arief rahman 1053 468 50 07Saharuddin 1053 468 55 07Nurmina 1053 468 5 07

DII pgsd kls d

PGSD DIIUNIVERSITAS

MUHAMADIYAH MAKASSAR2009

Page 9: ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH ....................................................... 1

1. STRUKTUR ORGANISASI MUHAMADIYAH ........................................... 2

2. KEPEMIMPINAN DALAM MUHAMADIYAH ........................................... 2

3. MUSYAWARA DALAM MUHAMADIYAH ....................................................... 3

4. ORGANISASI OTONOM ............................................................................... 4

5. FUNGSI DAN TUGAS ORTOM MUHAMADIYA ........................................... 6

PENUTUP ................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 9

Page 10: ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alakum Wr. Wb

Seiring dengan kasih sayang Allah yang telah ia limpahkan kepada kita, mari kita senantiasa

panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan

hidayah-NYA kepada kita, sehingga penulisan makalah organisasi persetikatan muhamadiyah ini

dapat terselesaikan. Salam dan shalawat tak lupa kami curahkan kepada junjungan kita nabi

Muhammad SAW. Sebagai tauladan bagi umatnya.

Makalah ini dimaksudkan untuk menambah wawasan kami sebagai pelajar (Maha

siswa) dalam mendalami materi pelajaran. Disamping itu juga dapat memberikan dorongan

untuk lebih efisien dalam belajar.

Dalam kesempatan ini, kami sampaikan rasa hormat dan terima kasih kami kepada

Dosen yang telah memberikan pembinaan. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,dan

merupakan suatu kebanggaan bagi kami apabila para pembaca memberikan kritik dan

sarannya yang bersifat membantu.

Makassar Juli 09 Hormat kami

Arief rahma .s

Page 11: ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

PENUTUP

Kesimpulan

Muhammadiyah diresmikan menjadi organisasi perserikatan Pada tanggal 18

Dzulhijjah 1330 H (bertepatan tanggal 18 November 1912 M) dan berkedudukan di

Yogyakarta serta dipimpin langsung oleh KH. A. Dahlan sebagai Ketuanya. KH. Ahmad

Dahlan mendirikan Muhammadiyah sebagai upaya penyempurnaan pemikiran beliau dalam

melaksanakan islam dengan sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya. muhammadiyah

didirikan penyempurnaan dari pelaksanaan gerakan yang telah dilakukan sebelumnya.

Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh

Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasannya diberi hak dan

kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan

Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai

maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.

Page 12: ORGANISASI PERSERIKATAN MUHAMADIYAH

DAFTAR PUSTAKA

Suara Muhammadiyah 2000Catatanvo Judul Suara muhammadiyah Penerbit,l. 85,&

nbsp;no. 15-24Asli dari Universitas Michigan Didigitalkan9 Sep 2008

K.H. Mas Mansyur, 1986, pemikiran tentang Islam dan Muhammadiyah, PenerbitYP2LPM,

1986 Didigitalkan8 Des 2006 Jumlah 223 halaman.

Abdul Munir Malkhan. 1990. Judul Pemikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah

dalam perspektif perubahan sosial Penerbit Bumi Aksara, Jumlah245 halaman.