organisasi

26
ANALISA PROJECT COMPLETATION DATE BERDASARKAN CRITICAL PATH SCHEDULE INTERNAL Disusun oleh : Hafidz Erwin Kurniawan NPP : F/AK-TE/0020/90 Email address : [email protected] HP : 082138380019 I. PENGERTIAN 1.2 Jenis - Jenis Schedule Pada proses perencanaan proyek terdapat dua jenis penjadwalan yang harus dibuat yaitu schedule kurva S dan barchart serta schedule critical path method (CPM). Schedule dalam bentuk diagram batang dibuat melalui program dengan mengacu pada dokumen bill of quantity yang selanjutnya dipakai oleh kontraktor sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan runtutan pekerjaan pada metode kerja yang telah ditetapkan sebelumnya dan durasi pekerjaan yang telah diperhitungkan volume beserta sumberdaya yang dibutuhkan. Schedule dalam bentuk diagram batang tersebut juga dapat digunakan oleh owner untuk melihat tanggal dimulai dan durasi suatu pekerjaan dan juga keterlambatan yang mungkin terjadi pada masing-masing pekerjaan. Kemudian dari schedule diagram batang akan dapat dikonversi ke dalam schedule kurva S memiliki fungsi dan kegunaan yang antara lain, digunakan untuk pemeriksaan cost control oleh bagian engineering dan pengendalian cash flow oleh bagian keuangan. Kemudian schedule internal juga digunakan oleh procurement untuk melakukan pengadaan bahan, material, dan juga subkontraktor. Selain itu

description

struktur

Transcript of organisasi

Page 1: organisasi

ANALISA PROJECT COMPLETATION DATE BERDASARKAN CRITICAL PATH SCHEDULE INTERNAL

Disusun oleh : Hafidz Erwin KurniawanNPP : F/AK-TE/0020/90Email address : [email protected] : 082138380019

I. PENGERTIAN

1.2 Jenis - Jenis Schedule

Pada proses perencanaan proyek terdapat dua jenis penjadwalan yang harus dibuat yaitu schedule kurva S dan barchart serta schedule critical path method (CPM). Schedule dalam bentuk diagram batang dibuat melalui program dengan mengacu pada dokumen bill of quantity yang selanjutnya dipakai oleh kontraktor sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan runtutan pekerjaan pada metode kerja yang telah ditetapkan sebelumnya dan durasi pekerjaan yang telah diperhitungkan volume beserta sumberdaya yang dibutuhkan. Schedule dalam bentuk diagram batang tersebut juga dapat digunakan oleh owner untuk melihat tanggal dimulai dan durasi suatu pekerjaan dan juga keterlambatan yang mungkin terjadi pada masing-masing pekerjaan. Kemudian dari schedule diagram batang akan dapat dikonversi ke dalam schedule kurva S memiliki fungsi dan kegunaan yang antara lain, digunakan untuk pemeriksaan cost control oleh bagian engineering dan pengendalian cash flow oleh bagian keuangan. Kemudian schedule internal juga digunakan oleh procurement untuk melakukan pengadaan bahan, material, dan juga subkontraktor. Selain itu schedule kurva S juga dapat digunakan oleh owner untuk memeriksa dan membaca alokasi dana yang dibutuhkan serta penyerapan dana yang telah diberikan oleh owner kepada kontraktor selama proses pelaksanaan proyek.

Selanjutnya berdasarkan schedule diagram batang itu kontraktor dapat melihat schedule jalur kritis yang secara otomatis ditentukan oleh program. Jalur kritis tersebut yang kemudian akan menjadi pambahasan dan pengawasan utama dari kontraktor dalam rangka pelaksanaan proyek. Jalur kritis berarti bahwa jadwal tersebut tidak boleh mengalami keterlambatan karena akan berdampak pada keberhasilan proyek.

1.2 Pengertian Critical Path Method

Proyek merupakan kombinasi dari kegiatan-kegiatan (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum seluruh tugas dapat

Page 2: organisasi

diselesaikan secara tuntas dalam periode waktu tertentu (temporer). Salah satu aspek penting dalam management proyek adalah management waktu dan sumberdaya. Secara umum management proyek mempunyai tiga tahapan sebagai berikut : perencanaan, pelaksanaan, pengawasan. Salah satu aspek penting dari management proyek yang biasanya memerlukan banyak kegiatan adalah perencanaan.Tahap perencanaan suatu proyek memerlukan pendefinisian yang dapat membedakan jenis dari setiap kegiatan yang terlibat didalamnya. Selain itu juga ketepatan prakiraan waktu yang diperlukan untuk setiap proses kegiatan dan penegasan hubungan antar kegiatan disuatu proyek. Hubungan antar kegiatan dalam suatu proyek dapat berupa hubungan mendahului, hubungan sejajar, ataupun hubungan didahului. Begitu ketiga hal tersebut dipenuhi, maka suatu model network yang sesuai dapat digunakan untuk menganalisis jadwal pelaksanaan dari seluruh kegiatan proyek.

Dalam praktik pelaksanaan proyek, sumber daya yang tersedia untuk kegiatan konstruksi sering kali terbatas ketersediaannya. Untuk penjadwalan yang mempertimbangkan keterbatasan sumberdaya, perencanaan harus menyertakan alokasi sumberdaya untuk memperoleh jadwal yang dapat diterapkan di lapangan. Durasi dan urutan pelaksanaan kegiatan perlu disesuaikan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang tersedia pada periode tertentu. Metode CPM adalah salah satu metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penjadwalan proyek, seperti perkiraan biaya minimum yang waktu penyelesaiannya diinginkan untuk dipercepat, resource leveling dan penyusunan jadwal tercepat/terlambat untuk memulai kegiatan tertentu. Hasil analisis metode CPM dapat menentukan distribusi sumber daya dan distribusi biaya dalam periode tertentu. Kegiatan mana saja yang tidak boleh terlambat dan kegiatan mana saja yang boleh terlambat dalam kurun waktu tertentu agar waktu proyek tetap optimal dapat ditentukan kemudian.

Metode analisis jaringan kerja yang sering digunakan adalah metode CPM. Metode CPM dapat mengklasifikasikan kegiatan kritis dan kegiatan tidak kritis. Penyelesaian yang digunakan dalam proses penentuan kriteria apakah suatu aktivitas termasuk kritis atau tidak kritis didasarkan pada algoritma jalur terpanjang. Jika suatu aktivitas terletak pada jalur dengan rute maksimal (terpanjang) maka aktivitas ini disebut kritis dan non kritis jika tidak terletak pada jalur dengan rute maksimal. Pencarian rute maksimal dimaksudkan untuk mendapatkan waktu tercepat memulai kegiatan di setiap titik dalam network. Interpretasi lain dari jalur kritis diperoleh dengan menambahkan satu perhitungan secara mundur, yang dikenal sebagai waktu penyelesaian terlambat yang berakhir di titik dalam network. Suatu aktivitas adalah kritis jika pelaksanaan dari aktivitas itu tidak dapat ditunda, sebab jika waktu pelaksanaan ditunda akan berakibat memperbesar total waktu penyelesaian proyek. Sedangkan aktivitas yang tidak kritis adalah kebalikan dari aktivitas kritis, dalm hal pelaksanaanya dapat ditunda dalam suatu limit tertentu tanpa berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Page 3: organisasi

CPM (critical path method) atau Metode Jalur Kritis merupakan model kegiatan proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai titik pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis antara titik. CPM (critical path method) atau Metode Jalur Kritis adalah suatu rangkaian item pekerjaan dalam suatu proyek yang menjadi bagian kritis atas terselesainya proyek secara keseluruhan. Ini artinya, tidak terselesaikannya tepat watu suatu pekerjaan yang masuk dalam pekerjaan kritis akan menyebabkan proyek mengalami keterlambatan karena waktu Finish proyek akan menjadi mundur atau delay. CPM dibangun atas suatu network yang dihitung dengan cara tertentu dan dapat pula dengan Software sehingga menghasilkan suatu rangkaian pekerjaan yang kritis. Penggunaan CPM secara integrated ini secara sederhana bermaksud untuk membuat schedule yang  berukuran besar pada proyek besar menjadi schedule yang lebih kecil. Secara logika kita pahami bahwa schedule yang lebih kecil berarti schedule tersebut lebih manageable atau dapat lebih mudah untuk dikelola. Inilah intinya  peranan konsep ini dalam mengatasi kompleksitas proyek yang besar.

Konsep ini tentu saja dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi proyek yang ada. Langkah standar dalam penentuan CPM adalah sebagai berikut: Membagi seluruh pekerjaan menjadi beberapa kelompok pekerjaan yang dapat dikatakan

sejenis. Menentukan durasi penyelesaian pekerjaan masing-masing milestone. Menentukan keterkaitan (interdependencies) antara kelompok-kelompok pekerjaan

tersebut. Menentukan critical path method atas milestone berdasarkan hubungan saling

keterkaitannya. Membandingkan durasi total pekerjaan dengan waktu yang dibutuhkan.

Adapun beberapa manfaat CPM (critical path method) bagi suatu proyek adalah : Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek, Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek, Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga jadwal

penyelesaian proyek, Mengkomunikasikan proyek secara efektif

Membuat dan Menentukan Analisis Jaringan Kerja CPM (critical path method).Tahapan Analisis Jaringan Kerja

Membuat uraian kegiatan, menyusun logika urutan kejadian, menentukan syarat-syarat pendahuluan, menntukan interelasi dan interpendensi antara kegiatan. 

Page 4: organisasi

Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap kegiatan, menentukan kapan suatu kegitan dimulai dan kapan  berakhir, menentukan keseluruhan proyek berakhir.

Jika dibutuhkan, tetapkan alokasi biaya dan peralatan guna  pelaksanaan tiap kegiatan, meskipun pada dasarnya hal itu tidak  begitu penting.

1.2 Diagram Jaringan CPM

Dalam diagram jaringan CPM, dikenal beberapa simbol diagram yang digunakan untuk mendeskripsikan urutan, waktu pelaksanaan dan jenis kegiatan pada suatu proyek. Beberapa simbol tersebut antara lain :

1. Anak panah (arrow) Menyatakan kegiatan (panjang panah tidak mempunyai arti khusus) Pangkal dan ujung panah menerangkan kegiatan mulai dan berakhir Kegiatan harus berlangsung terus dalam jangka waktu tertentu dengan  pemakaian

sejumlah sumber (manusia, alat, bahan dan dana)

2. Simpul (node) 

Menyatakan suatu kejadian kejadian atau peristiwa  Kejadian diartika sebagai awal atau akhir dari satu atau beberapa kegiatan Umumnya kejadian diberi kode dengan angka 1, 2, 3, dst, yang disebut nomor kejadian.

3. Anak panah putus-putus

Menyatakan kegiatan semu (dummy)

Page 5: organisasi

Dummy sebagai pemberitahuan bahwa terjadi perpindahan satu kejadian ke kejadian lain pada saat yang sama

Dummy tidak memerlukan waktu dan tidak menghabiskan sumber.

1.3 Menentukan Waktu Penyelesaian.

Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu penyelesaian digunakan  beberapa terminologi dasar berikut:

1. TE = E (earliest event occurence time ) Waktu paling awal / tercepat peristiwa dapat terjadi, yang berarti waktu  paling awal suatu kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat dimulai, karena menurut aturan dasar jaringan kerja, suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu / sebelumnya telah selesai.

2. TE = E (earliest event occurence time) Waktu paling awal / tercepat peristiwa dapat terjadi, yang berarti waktu  paling awal suatu kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat dimulai, karena menurut aturan dasar jaringan kerja, suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan terdahulu / sebelumnya telah selesai.

3. ES ( ea r l i e s t a c t i v i t y s t a r t t ime )  Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.

4. EF ( e a r l i e s t a c t i v i t y f i n i s h t i m e )  Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan. EF suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan berikutnya.

5. LS (latest activity start time)Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan.

6 . LF ( l a t e s t a c t i v i t y f i n i s h t i m e )Waktu paling lambat kegiatan diselesaikan tanpa memperlambat  penyelesaian proyek.

7 . T ( a c t i v i t y d u r a t i o n t i m e )  Kurun waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan (hari, minggu, bulan).

II. TUJUAN

1. Mampu mengetahui dan memahami urutan pelaksanaan pekerjaan yang saling berkaitan untuk penyelesaian proyek.

2. Mampu memahami work breakdown structure pada setiap item pekerjaan yang harus dimonitoring untuk setiap breakdown pekerjaan agar dapat diselesaikan sesuai denganschedule rencana.

Page 6: organisasi

3. Mampu memahami critical path pada schedule proyek, yang harus tetap dimonitor dan dikendalikan hingga akhir pelaksanaan proyek.

III. ANALISA

3.1 Proses Penyusunan Jadwal Pekerjaan Proyek

Langkah-langkah yang dilakukan sebelum membuat jadwal kegiatan proyek dan menentukan critical path dalam manajemen proyek dapat digambarkan seperti diagram dibawah ini

Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa untuk menentukan apa saja aktivitas pekerjaan di dalam proyek dan juga work breakdown structure (WBS), maka sebelumnya kontraktor harus dapat menjabarkan tentang definisi dari lingkup pekerjaan secara detil dan mendalam meliputi jenis struktur yang akan digunakan, volume produksi yang dibutuhkan, satuan pekerjaan yang dipakai, spesifikasi yang diinginkan oleh owner, metode pengukuran yang akan dijalankan, cara pembayaran yang dikehendaki oleh owner serta cara pembayaran yang akan dilakukan kontraktor kepada subkon, dan resiko K3L yang akan terjadi di lapangan. Perbedaan antara aktivitas pekerjaan dan work breakdown structure (WBS) yaitu jika aktivitas tidak memiliki unsure biaya di dalamnya namun jika work breakdown structure (WBS) memiliki unsur biaya di dalamnya. Untuk kemudian dapat ditentukan bagaimana metode kerja dari lingkup pekerjaan

Page 7: organisasi

tersebut dan juga daftar aktivitas apa saja yang ada di dalam metode kerja tersebut. Sehingga dengan sendirinya kontraktor juga akan mendapatkan definisi dari aktivitas berupa daftar aktivitas, kapasitas produksi, ketergantungan antara aktivitas dan milestone di dalam proyek.

Setelah mendefiniskan aktivitas apa saja yang akan dikerjakan dalam proyek, langkah berikutnya adalah menentukan urutan aktivitas berdasarkan jaringan dagram, ketergantungan antara aktivitas, mencari lead dan lag pada aktivitas yang satu dan aktivitas yang lain serta membuat program scheduling yang akan digunakan sebagai acuan waktu dalam pelaksanaan proyek. Namun pada tahap ini belum ditentukan durasi dari masing-masing aktivitas tersebut karena harus terlebih dahulu dilihat bagaimana kebutuhan mengenai sumber daya. Urutan pekerjaan ini sangat dipengaruhi oleh metode kerja yang dipakai oleh kontraktor, sehingga semakin efisien metode kera yang dipakai, maka akan berpengaruh terhadap urutan pekerjaan yang juga semakin ringkas dan cepat.

Langkah berikutnya dalam menyusul jadwal pekerjaan adalah dengan melakukan estimasi terhadap resource atau seumber daya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

Page 8: organisasi

pekerjaan selama proses pelaksanaan proyek beserta spesifikasi berupa skill yang harus dimiliki oleh para sumber daya. Estimasi kebutuhan sumber daya dapat dilakukan melalui analisa terhadap metode kerja, data-data estimasi yang mendukung, perhitungan bottom-up, S/W manajemen proyek, serta pengalaman dalam melaksanakan perkerjaan tersebut.

Kemudian setelah melakukan estimasi sumber daya dan spesifikasi sumber daya yang dibutuhkan, langkah berikutnya membuat datara estimasi durasi pada masing-masing aktivitas tersebut berdasarkan daftar sumber daya serta spesifikasi sumber daya yang dibutuhkan. Perhitungan durasi dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman mengerjakan pekerjaan oleh para tenaga ahli, perhitungan terhadap volume pekerjaan yang telah disepakati dalam kontrak dan asumsi serta resiko yang ada pada pekerjaan tersebut.

Setelah data mengenai urutan aktivitas, estimasi sumber daya serta estimasi durasi akan menjadi input, untuk dilakukan suatu proses analisa schedule network, analisa critical path method dan critical chain method, analisa resource leveling, analisa what-if scenario,

Page 9: organisasi

penggunaan leads and lags untuk menghasilkan output berupa jadwal pelaksanaan yang optimal dan komprehensif serta sesuai dengan ketentuan kontrak yang berlaku.

3.2 Pembuatan Jadwal Pekerjaan Sisa Mekanikal Elektrikal Proyek Gedung Unand

Pada pelaksanaan proyek pembangunan gedung rumah sakit universitas andalas, pelaksanaan proyek sesuai dengan dokumen kontrak dimulai pada tanggal dan harus diselesaikan tanggal . Sampai saat ini proyek telah berjalan selama 64 minggu.

Pekerjaan mechanical & electrical bobot pekerjaan

kurva s (%)

Realisasi (%)

Kekurangan (%)

I AIR CONDITIONING & MECHANICAL VENTILATION SYSTEM WORK

1 GROUND FLOOR EL -4,100 0,3293 0,2387 0,0906

2 1st FLOOR 0,6224 0,4965 0,1259

3 2nd FLOOR 0,7974 0,6228 0,1746

4 3rd FLOOR 0,7398 0,5483 0,1915

5 4th FLOOR 0,3281 0,2573 0,0708

6 ROOF FLOOR 0,1763 0,1156 0,0607

7 TEST & COMMISSIONING 0,0027 0 0,0027

II AIR CONDITIONING & MECHANICAL VENTILATION OPERATION ROOM SYSTEM WORK

1 CHILLER PLAN 1,7808 1,6193 0,1615

2 1st FLOOR 0,2111 0,0805 0,1306

3 2nd FLOOR 0,9103 0,6226 0,2877

III PLUMBING WORKS

1 EQUIPMENT PLUMBING 1,7917 1,6638 0,1279

2 MAIN PIPE INSTALATION 0,7734 0,7188 0,0546

3 PIPING WORKS, FITTING & VALVE 1. Ground Floor 0,2948 0,2948 0,0000 2. 1st Floor 0,1637 0,1637 0,0000 3. 2nd Floor 0,4084 0,4084 0,0000

Page 10: organisasi

4. 3rd Floor 0,1173 0,1127 0,0046 5. 4th Floor 0,0533 0,0533 0,0000 6 Piping Rain Water 0,2449 0,2449 0,0000 IV SEWAGE TREATMENT PLANT (STP) 0,2551 0,0892 0,1659 V FIRE FIGHTING WORKS 1 Works of Main Equipment 0,4348 0,3956 0,0392 2 Works of Pump Electrical Wiring Installation 0,0362 0,0212 0,0150 3 Works of Main Pipe Piping 0,7857 0,7542 0,0315 4 Work of Piping Installation 1.Hydrant site 0,6517 0,6256 0,0261 2.Ground Floor 0,2352 0,2256 0,0096 3.1st Floor 0,3692 0,3530 0,0162 4.2nd Floor 0,4809 0,4764 0,0045 5.3rd Floor 0,4302 0,4130 0,0172 6.4th Floor 0,2081 0,1998 0,0083 VI ELEVATOR (LIFT) WORKS a Bed Lift (BL-1&3) 0,7502 0,7502 0,0000 b Bed Lift (BL-2&4) 0,7502 0,7502 0,0000 c Lift 0,2431 0,2431 0,0000 d Dumb Waiter 0,3541 0,3541 0,0000 e Unit cost of Installation 0,2278 0,1936 0,0342 VII MEDICAL GAS INSTALLATION 1 Work of Main Equipment 0,3276 0,3134 0,0142 2 Work of Main Pipe Piping Instalation 0,1286 0,1234 0,0051 3 Work of Inside Building 0,0000 1.1st Floor 0,1781 0,1710 0,0071 2.2nd Floor 0,3298 0,3220 0,0078 3.3rd Floor 0,2981 0,2861 0,0119 4.4th Floor 0,0107 0,0103 0,0004 4 Work of Test & Commissioning 0,0107 0,0107 VIII STEAM BOILER 0,9391 0,5634 0,3756

IX ELECTRICAL WORK AND LIGHTNING PROTECTION

1 Main Equipment 3,2621 3,0374 0,2247 Isolated Power System 0,9557 0,9557

Page 11: organisasi

2 3 Main Distribution Cable Medium Voltage 2,7581 2,1347 0,6234 4 General Lighting 1.Power House 0,0149 0,0114 0,0035 2.Ground Floor 0,2613 0,2509 0,0105 3.1st Floor 0,5602 0,5378 0,0224 4.2nd Floor 0,6752 0,6482 0,0270 5.3rd Floor 0,5271 0,5060 0,0211 6.4th Floor 0,2904 0,2788 0,0116 7.Roof Floor 0,0061 0,0056 0,0005 8.Site Plan (garden lighting) 0,0686 0,0659 0,0027 5 Lightning Protection 0,4972 0,1347 0,3625 X PAGING SYSTEM WORK/PUBLIC ADDRESS 1 Main Equipment 0,0557 0,0513 0,0044 2 Installation & Fixture 0,0000 Ground Floor 0,0684 0,0635 0,0049 1st Floor 0,0901 0,0540 0,0361 2nd Floor 0,1577 0,1220 0,0357 3rd Floor 0,1157 0,0849 0,0308 4th Floor 0,0606 0,0563 0,0043 XI FIRE ALARM WORK 1 Main Equipment 0,0798 0,0707 0,0091 2 Main Cable 0,0031 0,0000 0,0031 3 Installation & Fixture Ground Floor 0,0987 0,0729 0,0258 1st Floor 0,1618 0,1459 0,0159 2nd Floor 0,1964 0,1774 0,0190 3rd Floor 0,1209 0,1093 0,0116 4th Floor 0,0815 0,0712 0,0103 XII INTEGRATION SYSTEM 1 Main Equipment 1,2464 0,0000 1,2464 2 Fiber Optik Cable Installation 0,0090 0,0036 0,0054 3 Installation & Fixture South Zone Ground Floor 0,0267 0,0096 0,0171

Page 12: organisasi

1st Floor 0,0317 0,0104 0,0213 2nd Floor 0,0279 0,0106 0,0173 3rd Floor 0,0305 0,0120 0,0185 North Zone 0,0000 1st Floor 0,0258 0,0097 0,0161 2nd Floor 0,0734 0,0246 0,0488 3rd Floor 0,0214 0,0086 0,0128 4th Floor 0,0293 0,0108 0,0185 XIII NURSE CALL SYTEM 0,0000 1 Head End 0,1220 0,1158 0,0062 2 Ward VIP 0,0333 0,0316 0,0017 3 Ward Class 3 (Obsgyn) 0,0215 0,0204 0,0011 4 Ward Class 3 (Surgicall) 0,0404 0,0384 0,0020 5 Ward Class 3 (Paediatric) 0,0206 0,0196 0,0010 6 Ward Class 3 (Medical) 0,0404 0,0384 0,0020 7 Testing & Commissioning 0,0217 0,0207 0,0011 XIV BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) 1 Control Room 0,2463 0,2093 0,0369 2 Equipment 0,0255 0,0217 0,0038 3 Relay & Sensor 0,0697 0,0592 0,0105 4 Enginering, Testing & Commissioning 0,2636 0,0029 0,2607 XV QUEVING SYSTEM 1 1st Floor 0,0786 0 0,0786 2 2nd Floor 0,0779 0 0,0779 3 Installation 0,0052 0,0037 0,0015p XVI DISEL GENERATOR SET 1 Disel Generating set prime power 750 KVA 2,2945 0,9637 1,3308 2

Panel AMF & synchronnizing full protective 0,2779 0,1167 0,1612 3 Daily tank capacity of 2000 liters. 0,0054 0,0023 0,0032

Page 13: organisasi

4 Weekly tank capacity of 10.000 liters. 0,0544 0,0228 0,0315 5

Piping supply and distribution of fuel, 0,0155 0,0065 0,0090 6

Silencers consist of Rock Wall, Glass clocth complete accessories. 0,0457 0,0000 0,0457

7

Cable from Genset to PP - Genset NYY 4(2 x 1c x 300) mm² 0,0637 0,0000 0,0637

8

BSP exhaust pipe with her 12 "medium class (12 mask), thermal insulation, 0,0295 0,0000 0,0295

9 Atennuator 0,1142 0 0,1142 10

Grunding 0,0228 0 0,0228 11 Testing & Commissioning 0,0245 0 0,0245

Dari tabel resume pekerjaan mekanikal dan elektrikal untuk proyek pembangunan gedung rumah sakit diatas, progress yang telah terealisasi adalah sebesar 26,3806% dan progress yang belum terealisasi adalah sebesar 8,5041%. Kemudian berdasarkan master schedule kurva S yang menjadi acuan, progress yang harus dicapai untuk pekerjaan mekanikal elektrikal sampai dengan minggu ke 64 harus telah terealisasi sebesar 32,5110%. Sehingga sisa pekerjaan yang belum terealisasi berdasarkan master schedule kurva S adalah sebesar 2,3737%. Jika dibandingkan antara target relasisasi master schedule kurva S dengan kondisi realisasi yang ada pada minggu ke-64 akan tampak penyimpangan sebesar 6,1304%.

Prosentase penyimpangan yang terjadi merupakan bentuk dari prosentase keterlambatan penyelesaian progress. Dalam pelaksanaannya keterlambatan penyeselaian progress memiliki beberapa faktor penyebab antara lain, pembayaran termyn yang terlambat, material yang tidak tersedia, cuaca yang tidak mendukung,dan lain sebagainya. Selain itu keterlambatan pekerjaan mekanikal dan elektrikal ini juga dapat disebabkan oleh lambatnyanya proses penentuan dan penyelesaian kontrak dengan subkontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan. Untuk faktor penyebab keterlambatan eksternal yang mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek adalah proses review desain yang dilakukan oleh konsultan peralatan kesehatan (EQS) yang membutuhkan waktu lama dan jika terdapat revisi terhadap desain yang terlanjur sudah dikerjakan maka harus ada proses pembongkaran dan pembangunan ulang bagian desain yang direvisi tersebut.

Agar penyelesaian proyek ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu, maka harus dilakukan suatu langkah mitigasi secara nyata untuk melakukan perubahan atau revisi terhadap master schedule kurva S. Karena jika pekerjaan tetap dikerjakan berdasarkan master schedule yang ada, maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam penyelesaian proyek, yang kemudian akan beresiko mendapatkan denda dari owner karena keterlambatan tersebut.

Page 14: organisasi

Dibawah ini adalah jadwal sisa pekerjaan mekanikal dan elektrikal yang belum terselesaikan yang dibuat menggunakan program ms project. Bagian gedung yang dipilih pada sisa pekerjaan mekanikal dan elektrikal ini adalah zona gedung C, hal tersebut dikarenakan pekerjaan mekanikal dan elektrikal pada gedung C masih banyak yang belum terselesaikan dan harus segera dipercepat proses pekerjaannya. Sedangkan pada gedung A dan gedung B sisa pekerjaan mekanikal dan elektrikal tidak terlalu banyak dan hanya tinggal finishing saja. Untuk pekerjaan commissioning harus menunggu semua peralatan terinstall baik itu di gedung A, gedung B, dan gedung C.

Page 15: organisasi
Page 16: organisasi

Gambar diatas menunjukan juga bagaimana diagram batang dari jadwal baru yang telah disusun untuk menyelesaikan pekerjaan di gedung C. Nampak critical path ada pada pekerjaan utama pemasangan diesel generator set. Karena pemasangan diesel generator set merupakan suatu critical path, oleh sebab itu pekerjaan sebelumnya yaitu penyelesaian ruangan mesin tidak boleh mengalami keterlambatan.

Jika dibandingkan dengan schedule kurva S, memang terjadi proses percepatan dalam waktu pengerjaan masing-masing item pekerjaan yang mengalami keterlambatan, ada beberapa alternative yang dapat dilakukan untuk mempercepat waktu pekerjaan di dalam sebuah proyek, antara lainnya adalah denagn menambah jumlah personil manpower dalam tiap-tiap item pekerjaan. Tabel dibawah ini akan menunjukan jumlah manpower dan berapa kebutuhan manpower tambahan jika disesuaikan dengan jadwal yang baru.

Page 17: organisasi

Tabel diatas menunjukan berapa kebutuhan penambahan manpower yang harus dilakukan untuk mengejar keterlambatan pekerjaan mekanikal dan elektrikal. Jumlah manpower yang tersedia dan yang akan dibutuhkan pada tabel diatas hanya dikelompokan berdasarkan pekerjaan utama apa yang mereka kerjakan, bukan dikelompokan berdasarkan item-item pekerjaan yang ada di dalam pekerjaan utama. Penentuan penambahan manpower didasarkan pada sisa dari bobot pekerjaan untuk dibandingkan dengan durasi yang diberikan pada jadwal yang baru.

Dengan asumsi upah pekerjaan setiap manpower adalah sebesar Rp.40.000,- Kemudian dapat dihitung pula biaya yang harus dikeluarkan secara total oleh proyek untuk menambah jumlah personel yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan mekanikal dan elektrikal adalah sebesar Rp. 152.000.600 untuk total 78 orang manpower dengan durasi waktu melakukan pekerjaan adalah 14 minggu atau 98 hari kalender sebelum waktu pekerjaan proyek habis sesuai dengan kontrak.

Page 18: organisasi

IV. KESIMPULAN

Penyusunan perencanaan pekerjaan proyek memang tidak selalu mulus sesuai dengan master schedule yang telah ditetapkan sejak awal. Selama proses perjalanan proyek pasti akan ada banyak faktor yang akan mempengaruhi perubahan-perubahan jadwal sehingga menyebabkan terjadinya keterlambatan, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Oleh sebab itu pengendalian jadwal harus sangat diperhatikan baik-baik untuk mengantisipasi keterlambatan-keterlambatan yang dapat terjadi.

Jalur kritis yang terbentuk melalui runtutan pekerjaan merupakan salah item yang harus menjadi perhatian utama dalam rangka pengendalian jadwal pekerjaan. Hal tersebut disebabkan karena jalur kritis dapat mempengaruhi proses penyelesaian proyek itu sendiri apakah akan berjalan tepat waktu sesuai dengan jadwal atau tidak.

Pada proyek pembangunan rumah sakit unand ini terdapat keterlambatan pekerjaan mekanikal elektrikal jika dilihat dari master schedule kurva S, oleh sebab itu harus dilakukan penjadwalan ulang pekerjaan mekanikal elektrikal untuk mengejar ketertinggalan progress agar proyek dapat diselesaikan tepat waktu sesuai kontrak. Hal tersebut dilakukan dengan mempercepat durasi waktu pekerjaan yang akan dilakukan, namun memang masih memiliki potensi resiko dimana akan ada penambahan biaya sebesar Rp. 152.000.600 untuk menambah sebanyak 78 orang manpower yang akan melakukan pekerjaan mekanikal elektrikal selama durasi waktu 98 hari kalender.

Page 19: organisasi

Disusun oleh Hafidz Erwin Kurniawan F/AK-TE/0020/91 paraf

Mengetahui Hery Setya Awan Project Manager paraf

NILAI Materi Cara Penyusunan/Penulisan

Ketepatan Waktu

Paraf Penilai