ORGANISASI

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk multidimensional, sehingga banyak julukan-julukan yang diberikan kepadanya, misalnya manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus), makhluk sosial (homo social), makhluk berpikir (homo safien), makhluk bekerja dan bermain (homo luden), makhluk yang menggunakan alat (homo faber), makhluk yang suka bersenang-senang (homo hedonisme), makhluk yang suka menggunakan lambing-lambang (homo simbolicum), makhluk yang suka menindas makhluk yang lainnya (homo homini lupus), makhluk iptek, dan makhluk organisasional. Manusia adalah makhluk organisasi. Oleh karena itu, begitu ia dilahirkan ke dunia, ia menjadi anggota organisasi genetis yang disebut anggota organisasi keluarga. Bahkan, organisasi itu sudah ada sebelum kita dilahirkan karena kelahiran kita juga akibat hasil dari organisasi perkawinan. Di samping itu, begitu manusia lahir ia juga langsung menjadi anggota rukun tetangga, rukun warga, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan warga negara Indonesia, bahkan menjadi warga dunia. Ketika usia sekolah, manusia memasuki sekolah dan ia menjadi anggota organisasi sekolah. Setelah lulus dan bekerja, ia menjadi anggota organisasi di tempat kerjanya. 1

Transcript of ORGANISASI

Page 1: ORGANISASI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah mahluk multidimensional, sehingga banyak julukan-julukan

yang diberikan kepadanya, misalnya manusia sebagai makhluk ekonomi (homo

economicus), makhluk sosial (homo social), makhluk berpikir (homo safien), makhluk

bekerja dan bermain (homo luden), makhluk yang menggunakan alat (homo faber),

makhluk yang suka bersenang-senang (homo hedonisme), makhluk yang suka

menggunakan lambing-lambang (homo simbolicum), makhluk yang suka menindas

makhluk yang lainnya (homo homini lupus), makhluk iptek, dan makhluk

organisasional.

Manusia adalah makhluk organisasi. Oleh karena itu, begitu ia dilahirkan ke

dunia, ia menjadi anggota organisasi genetis yang disebut anggota organisasi keluarga.

Bahkan, organisasi itu sudah ada sebelum kita dilahirkan karena kelahiran kita juga

akibat hasil dari organisasi perkawinan. Di samping itu, begitu manusia lahir ia juga

langsung menjadi anggota rukun tetangga, rukun warga, kelurahan, kecamatan,

kabupaten, provinsi, dan warga negara Indonesia, bahkan menjadi warga dunia.

Ketika usia sekolah, manusia memasuki sekolah dan ia menjadi anggota

organisasi sekolah. Setelah lulus dan bekerja, ia menjadi anggota organisasi di tempat

kerjanya. Mungkin pula ia merangkap menjadi anggota organisasi agama, pemuda,

politik, ekonomi atau bisnis, sosial atau masyarakat, budaya, keamanan, militer,

olahraga, hobi, profesi, dan sebagainya. Akhirnya, setelah manusia meninggal ia dicatat

sebagai anggota organisasi kematian oleh panitia rukun kematian di tingkat RT.

Jadi, manusia sejak dilahirkan sampai kematiannya tidak dapat dipisahkan dari

organisasi. Manusia adalah makhluk organisasional karena sejak lahir manusia tidak

dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk kepentingan

manusia (antroposentris), organisasi sebenarnya diciptakan untuk orang, bukan orang

untuk organisasi. Manusia harus memperalat organisasi, bukan diperalat organisasi.

Manusia jangan sampai diperbudak organisasi, tetapi manusia harus memperbudak

1

Page 2: ORGANISASI

organisasi. Organisasi bukan tujuan, melainkan sebagai alat bagi manusia untuk

mencapai tujuan.

Organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan dan

penghidupan manusia. Setiap hari manusia berhubungan dengan organisasinya.

Walaupun pengalaman berorganisasi itu ada yang menyenangkan dan menjengkelkan,

ada yang positif dan ada pula yang negatif, tetapi manusia tetap saja memerlukan

organisasi. Adanya pertentangan ini sebagai konsekuensi bahwa manusia pada

hakikatnya tidak sama atau penuh dengan perbedaan.

Perbedaan ini terjadi antara lain karena latar belakang pendidikan, pengalaman,

status sosial ekonomi, budaya, usia, dan sebagainya yang berbeda. Tidak ada satu pun

manusia yang sama persis, sekalipun mereka kembar. Manusia berbeda terutama dari

sidik jarinya. Yang menyamakan mereka ialah mereka tetap sama-sama bernama

manusia.

1.2 Permasalahan

Untuk memahami Organisasi, pada makalah ini akan membahas tentang :

1) Pengertian Organisasi ?2) Unsur-unsur Organisasi ?3) Prinsip-prinsip Umum Organisasi ?4) Fungsi Organisasi ?5) Bentuk-bentuk Organisasi ?6) Departementasi dan Rentang Kendali ?7) Koordinasi ?8) Bagan Organisasi ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Organisasi

Manusia perlu berorganisasi dengan tujuan dan manfaat, antara lain untuk 1)

mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimilikinya dalam

mencapai tujuannya; 2) mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena

dikerjakan bersama-sama (motif pencapaian tujuan); 3) wadah memanfaatkan sumber

daya dan teknologi bersama-sama; 4) wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi

yang dimiliki seseorang (motif berprestasi); 5) wadah mendapatkan jabatan dan

pembagian kerja; 6) wadah mengelola lingkungan bersama-sama; 7) wadah mencari

keuntungan bersama-sama (motif uang); 8) wadah menggunakan kekuasaan dan

2

Page 3: ORGANISASI

pengawasan (motif kekuasaan); 9) wadah mendapatkan penghargaan (motif

penghargaan); 10) wadah memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan

kompleks; 11) wadah menambah pergaulan; 12) wadah memanfaatkan waktu luang.

3

Page 4: ORGANISASI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Organisasi

Perkataan organisasi berasal dari istilah Yunani organon dan istilah latin

organum yang bersifat alat, bagian, anggota, atau badan.

Dalam literatur dewasa ini, arti organisasi beraneka ragam, tergantung dari sudut

mana ahli yang bersangkutan melihatnya. Walaupun demikian, perbedaaan arti tersebut

dapat kita golongkan kedalam satu dari dua pendapat mengenai organisasi tersebut.

James D. Mooney mengatakan “organisasi adalah bentuk setiap perserikatan

manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”, sedangkan Chester I. Barnard

memberi pengertian “organisasi sebagai suatu sistem dari aktivitas kerja sama yang di

lakukan oleh dua orang atau lebih”.

Bila dibandingkan kedua pendapat tersebut, sebenarnya tidak ada perbedaan

yang hakiki karena James D. Mooney melihat organisasi itu sebagai suatu “badan” di

mana terdapat perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama, sedang

Chester I. Barnard melihat organisasi itu merupakan suatu “susunan skematis” di mana

tergambar “sistem daripada aktivitas kerja sama”. Dengan kata lain masing-masing

melihat organisasi itu dari suatu segi.

Ada 3 (tiga) ciri dari suatu organisasi yaitu:

1) Adanya sekelompok orang;

2) Antar hubungan terjadi dalam suatu kerja sama yang harmonis, dan

3) Kerja sama didasarkan atas hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing

untuk mencapai tujuan bersama.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi itu dapat

didefenisikan sebagai berikut:

1) Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk

mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu;

2) Organisasi dalam arti bagan atau struktur adalah gambaran secara skematis

tentang hubungan-hubungan, kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam

rangka usaha mencapai tujuan.

4

Page 5: ORGANISASI

2.2 Unsur-unsur Organisasi

Dalam setiap organisasi terdapat unsur-unsur organisasi, yaitu komponen atau

bagian yang diperlukan oleh organisasi dalam pelaksanaan kegiatan, yang terdiri dari :

1) Manusia, yang menjadi anggota organisasi dan menggerakkan organisasi tersebut;

2) Tujuan, yang harus dicapai oleh organisasi itu;

3) Tugas atau kegiatan, yang harus dilakukan dalam rangka usaha mencapai tujuan

organisasi;

4) Peralatan atau fasilitas, yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan organisasi

seperti barang atau material, mesin, uang dan metode atau cara kerja yang harus

digunakan.

Sedangkan unsur-unsur manajemennya, sebagaimana dikemukakan oleh George

R. Terry (the Six M’s of management) terdiri dari:

1) Manusia (men)

2) Mesin (machines)

3) Barang (material)

4) Uang (money)

5) Tata cara (method) dan

6) Pasar (market)

2.3 Prinsip-prinsip Organisasi

Menurut dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim Penyusunan Buku

“Manajemen dalam Pemerintahan” yang diterbitkan oleh Lembaga Administrasi

Negara maka prinsip-prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam organisasi agar

tercapai efektivitas dan efisiensi adalah:

1) Prinsip pembagian tugas.

2) Prinsip perumusan tugas pokok dan fungsi yang jelas.

3) Prinsip akordeon. (penyesuaian dengan sifat pekerjaan)

4) Prinsip fungsionalisasi.

5) Prinsip Koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi.

6) Prinsip kontinuitas.

7) Prinsip jalur dan staf.

8) Prinsip kesederhanaan.

5

Page 6: ORGANISASI

9) Prinsip fleksibilitas.

10) Prinsip pendelegasian wewenang.

11) Prinsip pengelompokan secara homogen (departemetation).

12) Prinsip tersedianya pegawai yang cakap dan sesuai.

13) Prinsip rentang pengendalian (span of control)

Dalam praktek kenyataannya kita harus dapat menentukan prinsip mana yang

harus kita utamakan dan prinsip mana yang belum perlu kita pertimbangkan menurut

sifat tujuan organisasi yang ingin dicapai dan luas atau sempitnya ruang lingkup

organisasi yang bersangkutan.

Untuk itu diperlukan kearifan dalam menyusun kebijaksanaan organisasi dan

seni bagi pemimpin organisasi yang bersangkutan dalam usaha mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.

Oleh kerena itu, manajemen disamping sebagai ilmu pengetahuan juga bersifat

sebagai seni (Management is both a science and an art).

2.4 Fungsi Organisasi

Telah kita ketahui bahwa hakikat dari organisasi adalah pembagian tugas.

Pembagian tugas tersebut dilakukan dalam usaha untuk mencapai tujuan sehingga dapat

dikatakan pula bahwa organisasi merupakan alat/sarana untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian, organisasi berfungsi sebagai sarana atau cara agar pencapaian

tujuan lebih mudah dilakukan daripada dilakukan sendiri tanpa membentuk suatu

organisasi.

Jadi organisasi mempunyai fungsi atau sifat tugas sebagai berikut:

1) Sebagai alat/sarana untuk mencapai tujuan dengan sistem kerja sama antara orang-

orang dalam mencapai tujuan;

2) Sebagai kelompok atau himpunan orang-orang (wadah) dalam melaksanakan kerja

sama tersebut;

3) Sebagai proses pembagian tugas/pekerjaan yang harus dilakukan dalam usaha

pencapaian tujuan.

6

Page 7: ORGANISASI

2.5 Bentuk-bentuk Organisasi

Menurut pola hubungan kerja, serta lalulintas wewenang dan tanggung jawab,

maka bentuk-bentuk organisasi itu dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Bentuk Organisasi Garis/Lini

Organisasi garis atau lini adalah bentuk organisasi yang tertua dan paling

sederhana. Penciptanya adalah Henry Fayol. Sering juga disebut dengan organisasi

militer karena digunakan pada zaman dahulu dikalangan militer.

Ciri-ciri bentuk organisasi garis/lini adalah organisasi masih kecil, jumlah

karyawan sedikit, hubungan kerja antara pimpinan dengan bawahan pada umumnya

bersifat langsung (face to face) dan saling kenal serta tingkat spesialisasi kerja

belum begitu tinggi.

Kebaikan:

a. Kesatuan komando terjamin baik karena pimpinan berada di atas satu tangan ;

b. Proses pengambilan keputusan berjalan cepat karena jumlah orang yang diajak

untuk berkonsultasi masih sedikit atau tidak sama sekali;

c. Rasa solidaritas yang tinggi sesama anggota organisasi karena saling mengenal;

d. Memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.

Keburukan:

a. Seluruh organisasi selalu bergantung kepada satu orang sehingga kalau orang

itu tidak mampu, seluruh organisasi akan terancam kehancuran;

b. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis;

c. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.

7

Page 8: ORGANISASI

2) Bentuk Organisasi Fungsional

Organisasi ini diciptakan oleh F. W. Taylor, dimana segelintir pimpinan tidak

mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberikan

komando kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan

tersebut.

Kebaikan:

a. Pembidangan tugas-tugas jelas;

b. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal

mungkin;

c. Digunakan tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang, sesuai dengan fungsi-

fungsinya.

Keburukan:

a. Karena adanya spesialisasi, sulit untuk mengadakan tour of duty dan tour of

area;

b. Para karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sulit untuk melakukan

koordinasi.

8

Page 9: ORGANISASI

3) Bentuk Organisasi Garis/Lini dan Staf

Bentuk organisasi ini pada umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah

kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta

rumit, serta jumlah karyawan yang banyak. Penciptanya Harrington Emerson.

Pada bentuk organisasi garis/lini dan staf , terdaapt satu atau lebih tenaga staf. Staf

yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberi nasihat dan

saran dalam bidangnya kepada pejabat pimpinan dalam organisasi tersebut.

Kebaikan:

a. Dapat digunakan oleh setiap organisasi besar, apapun tujuannya, betapa pun

luas tugasnya, dan betapa pun kompleks susunan organisasinya;

b. Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah dapat diambil karena adanya

staf ahli;

c. Perwujudan “the right man in the right place” lebih mudah dilaksanakan.

Keburukan:

a. Karena karyawan tidak saling mengenal, solidaritas sukar diharapkan;

b. Karena rumit dan kompleksnya susunan organisasi, koordinasi terkadang sulit

untuk diterapkan.

9

Page 10: ORGANISASI

4) Bentuk Organisasi Staf dan Fungsional

Bentuk organisasi staf dan fungsional merupakan kombinasi dari bentuk

organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf. Kebaikan dan keburukan

dari bentuk organisasi ini adalah kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi

yang dikombinasikan.

2.6 Departementasi dan Rentang Kendali

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa hakikat organisasi adalah

pembagian tugas atau division of work. Dalam proses pengorganisasian diperlukan

adanya pengelompokan kegiatan-kegiatan ke dalam suatu unit/subunit yang homogen

atau sejenis, yang disebut departementasi atau departementalisasi. Departemen berarti

bagian, seperti Departemen dalam pemerintahan yang merupakan bagian dari

Pemerintah secara keseluruhan. Dalam proses departementasi tersebut, tiap organisasi

dibagi dalam kelompok atau subunit yang lebih kecil dan masing-masing menjalankan

suatu fungsi khusus tertentu untuk kemudian dipadukan (diintegrasikan) menjadi hasil

organisasi secara menyeluruh. Selanjutnya dalam tiap subunit dilakukan pula

pembagian kerja atau pembagian tugas-tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh

tiap-tiap individu dalam subunit tersebut. Ada pun dasar yang digunakan dalam

10

Page 11: ORGANISASI

pengelompokan dari kegiatan depatementasi adalah: fungsi, produk, proses, langganan,

wilayah kerja, peralatan, waktu dan matriks.

Telah dikemukakan bahwa prinsip-prinsip organisasi salah satunya adalah

prinsip rentang kendali atau rentang pengendalian (span of controls). Kemampuan

seorang pemimpin untuk mengendalikan atau mengawasi bawahan adalah terbatas.

Dengan kata lain tugas yang diberikan pada seorang pemimpin untuk mengendalikan

bawahan harus dibatasi secara rasional dan disesuaikan dengan kemampuannya.

Keterbatasan inilah yang disebut sebagai rentang kendali. Keterbatasan rentang kendali

tersebut disebabkan adanya keterbatasan dalam perhatian, pengetahuan, energi, dan

waktu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya rentang kendali adalah

1. Sifat dan ruang lingkup tugas, 2. Luas wewenang dan tanggung jawab, 3. Tingkat

pendidikan, dan 4. Kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki.

2.7 Koordinasi

Koordinasi merupakan salah satu prinsip dari organisasi yang sangat penting

pada suatu organsasi. Adanya pembagian tugas pekerjaan dan bagian-bagian, serta unit-

unit terkecil didalam organisasi cenderung timbul kekuatan memisahkan diri dari tujuan

organisasi secara keseluruhan.

Koordinasi adalah usaha mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit organisasi agar

tertuju untuk memberikan sumbangan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan

organisasi secara keseluruhan. Dengan adanya koordinasi akan terdapat keselarasan

aktivitas diantara unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.

Koordinasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

1) Menagadakan pertemuan resmi antar unsur-unsur atau unit-unit yang harus

dikoordinasikan;

2) Mengangkat seseorang, suatu tim atau panitia koordinator yang khusus bertugas

melakukan kegiatan-kegiatan koordinasi;

3) Membuat buku pedoman yang berisi penjelasan tugas dari masing-masing unit;

4) Pimpinan atau atasan mengadakan pertemuan-pertemuan informal dengan

bawahannya dalam rangka pemberian bimbingan, konsultasi dan pengarahan.

11

Page 12: ORGANISASI

Koordinasi amat perlu dilakukan karena dapat menghindari konflik; duplikasi

tugas; meniadakan pengangguran; melenyapkan kepentingan unit sendiri dan

mempekokoh kerja sama. Dengan koordinasi diharapkan akan terciptanya suasana kerja

sama kesatuan tindakan dan kesatuan tujuan akhir.

2.8 Bagan Organisasi

Salah satu upaya untuk menyatakan dan memperlihatkan susunan atau struktur

organisasi adalah melalui bagan organisasi. Pengertian tentang struktur organisasi

adalah melalui bagan organisasi. Pengertian tentang bagan organisasi yang

dikemukakan oleh 2 (dua) tokoh yaitu Goerge R. Terry adalah sebagai berikut: “Suatu

bagan organisasi adalah suatu bentuk diagram atau lukisan yang menunjukkan segi-

segi penting dari suatu organisasi termasuk fungsi-fungsi utama dan hubungannya.

Masing-masing satu sama lain, saluran pengawasan dan wewenang yang berhubungan

dengan tiap pegawai yang ditugasi dengan tiap-tiap fungsi itu”. Jadi dalam bagan

organisasi digambarkan susunan atau struktur organisasi yang bersangkutan. Dengan

melukiskan struktur organisasi tersebut dapat diperoleh gambaran secara umum tentang:

1) Besarnya organisasi yang bersangkutan, termasuk pembagiannya ke dalam unit-unit

atau satuan-satuan organisasi. Nama-nama untuk unit organisasi tersebut disebut

dengan nomenklatur;

2) Saluran tentang jalannya pemberian perintah dan penyampaian tanggung jawab dari

pucuk pimpinan kebawah dan sebaliknya;

3) Jabatan-jabatan apa yang terdapat dalam organisasi tersebut, nama-nama untuk

jabatan tersebut disebut sebagai literatur.

Sedangkan menurut Louis Allen adalah sebagai berikut: “Bagan organisasi

adalah suatu cara dengan lukisan yang menunjukkan data organisasi”. Data organisasi

adalah unit atau satuan organisasi yang ada dengan fungsinya, saluran atau garis

wewenang dan tanggung jawab, serta hubungan antara masing-masing unit organisasi

yang bersangkutan.

Fungsi suatu bagan organisasi ialah :

1) Untuk menunjukkan unit organisasi apa saja yang terdapat dalam organisasi

tersebut yang dapat memberikan gambaran tentang tugas pekerjaannya;

12

Page 13: ORGANISASI

2) Untuk memperlihatkan garis wewenang, tanggung jawab dan hubungan kerja antara

unit organisasi yang bersangkutan;

3) Untuk menunjukkan rentang kendali bagi pimpinan masing-masing unit organisasi;

4) Untuk menggambarkan jenjang karier yang mungkin dapat dicapai oleh anggota

organisasi yang bersangkutan dengan memperhatikan jenjang jabatan yang ada

dalam struktur organisasi itu.

Karena fungsi utama suatu bagan organisasi adalah untuk menunjukkan saluran

wewenang dan tanggung jawab antara unit-unit organisasi yang bersangkutan, sehingga

terdapat jenjang jabatan yang jelas, maka perlu di perhatikan beberapa petunjuk pokok

dalam penggambaran bagan organisasi yaitu :

1) Penetapan Pusat Bagan

Unit organisasi atau pejabat yang akan menjadi pusat bagan tersebut. Dari pusat

bagan inilah garis-garis wewenang dan tanggung jawab akan mengalir.

2) Susunan Bagan

Setelah ditentukan pusat bagan maka susunan bagan selanjutnya hendaknya terdiri

dari 1 (satu) tingkat di atas pusat bagan dan sekurang-kurangnya 2 (dua) tingkat

dibawah pusat bagan tersebut.

3) Bentuk Kotak

Kotak dalam bagan menunjukkan unit-unit organisasi yang bersangkutan dan

hendaknya digambar dalam bentuk segi empat panjang.

4) Letak Kotak

Letak segi empat panjang bagi unit-unit dari tingkat jenjang yang sama hendaknya

berada pada garis lurus (secara mendatar atau tegak). Untuk organisasi besar

hendaknya disusun menurut bentuk piramida.

5) Saluran Wewenang dan Tanggung Jawab

Saluran/garis yang menghubungkan 2 (dua) kotak yang tidak sama besarnya berarti

bahwa yang satu berhak memerintah dan meminta tanggung jawab dari yang

lainnya.

6) Kedudukan Tenaga Staf

Kotak yang menunjukkan unit atau pejabat staf, digambarkan langsung di bawah

pejabat yang di layani.

13

Page 14: ORGANISASI

7) Keterangan-keterangan Bagan

Keterangan bagan merupakan penjelasan untuk tanggal pembuatan dan petugas

yang menyusun atau yang bertanggung jawab terhadap penyusunan bagan tersebut.

Keith Davis dalam bukunya : Human Relations in Bussines membedakan tipe

bagan organisasi, dalam bentuk sebagai berikut:

1) Vertical (bentuk tegak lurus);

2) Horizontal (bentuk mendatar);

3) Circular, using boxes (bentuk lingkaran dengan menggunakan kotak-kotak);

4) Semi circular, using lines (bentuk setengah lingkaran dengan menggunakan garis-

garis);

5) Elliptical, using lines (bentuk bulat telur dengan menggunakan garis-garis);

6) Inverted pyramide or living chart (bentuk piramida terbalik atau bagan hidup).

Sedangkan menurut Henry Hodges dalam bukunya Management: Principles,

Practicees, problem dibedakan 4 (empat) macam bentuk bagan organisasi, yaitu: bentuk

piramida, bentuk horizontal, bentuk vertikal dan lingkaran.

Dari ke semua bentuk bagan ini yang umum dipakai adalah bentuk piramida,

bentuk ini banyak dipakai orang karena mudah dibuat dan sederhana. Di samping itu,

bentuk bagan organisasi ini tepat untuk organisasi dengan tipe bentuk lini tetapi dapat

juga untuk organisasi dengan tipe lini dan staf.

Sedangkan bagan organisasi menurut isinya dapat dibedakan kedalam 4 (empat)

bagan, yaitu: bagan struktur, bagan fungsi, bagan jabatan, bagan nama dan pangkat.

14

Page 15: ORGANISASI

BAB III

ORGANISASI

KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

KOTA TANJUNGPINANG

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Pasal 14 huruf C diamanatkan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan

Pemerintah Daerah meliputi penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat, demikian pula dalam pasal 148 dan 149 yang mengamanatkan dibentuknya

Satuan Polisi Pamong Praja untuk membantu Kepala Daerah dalam penegakkan

Ketertiban umum serta ketentraman masyarakat.

Oleh karena itu berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tersebut, Satuan Polisi

Pamong Praja merupakan salah satu alat Negara dan Pemerintahan, khusunya

Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi stabilisasi dalam penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah. Hal ini berarti bahwa keberadaan Polisi Pamong Praja

mempunyai peranan penting dan strategis, baik dalam penyelenggaraan Pemerintah

Daerah maupun penyelenggaraan Pemerintah ditingkat Nasional.

Sesuai dengan bidang tugasnya Satuan Polisi Pamong Praja sering berhadapan

langsung dengan masyarakat, dimana masayarakat kita dewasa ini sebagian diantaranya

sudah termasuk masyarakat modern yang komposisinya amat heterogen dalam berbagai

strata dan diharapkan kepada kehidupan yang kompleks, baik vertikal maupun

horizontal.

Oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya, harkat dan martabat manusia

mejadi pertimbangan penting dan tidak mendegradasikan masyarakat semata-mata

sebagai objek penegakkan Perda dan Keputusan Kepala Daerah, tetapi melibatkan

masyarakat itu sendiri sebagai subyek Penegakkan Perda.

3.1 Visi dan Misi

Visi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang

“Terwujudnya pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum, penegakkan

Peraturan Daerah (PERDA) dan Peraturan Kepala Daerah “

15

Page 16: ORGANISASI

Misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang

1) Memelihara ketentraman dan ketertiban umum penegakkan Peraturan daerah dan

Keputusan Kepala Daerah serta Peraturan pelaksana lainnya;

2) Memberdayakan masyarakat menuju terwujudnya ketentraman dan ketertiban

umum;

3) Memberdayakan Polisi Pamong Praja dan PPNS menuju Profeionalisme dalam

pelaksanaan tugas;

4) Menjalin kemitraan dan kerjasama antar POL PP, TNI dan Kepolisian.

3.2 Susunan Organisasi

Susunan organisasi Kantor Satpol Pamong Praja Kota Tanjungpinang sesuai

struktur organisasi sebagai berikut :

KEPALA SATUAN POL PP ;

1. Sub Bagian tata Usaha, membawahi :

1). Staf menangani Masalah Umum;

2). Staf menangani Humas dan Publikasi;

3). Staf menangani Arsiparis;

4). Staf menangani Kepegawaian;

5). Staf Pengantar / Penjemput surat/ dokumen barang-barang kantor;

6). Bendahara Kantor;

7). Pembantu Bendahara.

2. Seksi Operasional dan Trantib, membawahi :

a. Danton Patroli

1). Danru Patroli I;

2). Danru Patroli II;

3). Danru Patroli Wanita;

4). Anggota.

b. Danton Penertiban Pasar

16

Page 17: ORGANISASI

1). Danru Penertiban pasar I;

2). Danru Penertiban Pasar II;

3). Anggota.

c. Danton Penjagaan

1). Danru I;

2). Danru II;

3). Anggota.

3. Seksi Pembinaan dan Pengawasan, membawahi :

a. Dan Provoost

1). Wadan Provoost;

2). Anggota.

4. Seksi Pengembangan Kapasitas Sarana Dan Prasarana, membawahi :

a. Pengurus dan Pemegang Barang;

b. Perlengkapan.

5. Seksi Pemadam Kebakaran, membawahi :

a. Danton PMK;

b. Wadanton PMK;

c. Anggota.

3.3 Tugas Pokok dan Fungsi

Agar pelaksanaan Tata Kerja Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota

Tanjungpinang terlaksana dengan pembagian fungsi dan tugas yang jelas serta untuk

menghindari terjadinya tumpang tindih tugas dan tanggung jawab, maka disusun analis

kerja masing-masing bagian/bidang serta sub bagian/seksi, sebagaimana Tugas Pokok

dan Fungsi (Tupoksi) Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang.

17

Page 18: ORGANISASI

1. Kepala Satuan

Tugas :

Memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan serta memberikan

petunjuk kepada bawahannya dalam rangka pelaksanaan tugas memelihara ketentraman

dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan daerah dan Peraturan Kepala Daerah serta

peraturan perundang-undangan yang menjadi wewenang Walikota.

Fungsi :

1) Perumusan kebijakan dan penyusunan program pelaksanaan ketentraman dan

ketertiban umum, penegakkan peraturan daerah dan peraturan Walikota

Tanjungpinang

2) Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan

ketertiban umum diwilayah Kota Tanjungpinang

3) Pelaksanaan kebijakan penegakkan peraturan daerah, peraturan Walikota dan

Keputusan Walikota

4) Penyelenggaraan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan

ketertiban umum serta penegakkan peraturan daerah, peraturan Walikota dengan

aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan aparat instansi

terkait

5) Melakukan pengawasan dan penanggulangan bahaya kebakaran

6) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan

fungsinya.

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Tugas :

Melaksanakan urusan surat menyurat, penatausahaan keuangan dan urusan kepegawaian

Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang

Fungsi :

1) Melaksanakan penyusunan rencana program kegiatan bidang administrasi

2) Pengelolaan administrasi, kepegawaian, surat menyurat, keuangan, peralatan dan

perlengkapan kantor, dokumentasi dan kepustakaan / kearsipan

3) Penyelenggaraan penatausahaan keuangan

18

Page 19: ORGANISASI

4) Menyiapkan data, informasi hubungan masyarakat, evaluasi serta

penyelenggaraan inventarisasi

5) Pengkoordinasian pelaksanaan program / tugas Satpol PP

6) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Pimpinan, sesuai dengan tugas dan

fungsinya

3. Seksi Operasional dan Trantib

Tugas :

Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pelaksanaan operasional penegakkan

Peraturan daerah dan Peraturan Perundang-undangan

Fungsi :

1) Penyusunan rencana program kegiatan seksi Ops dan Trantib

2) Menyiapkan , mengumpulkan dan penglolaan serta informasi yang berhubungan

dengan bidang operasional dan penertiban

3) Menyiapkan dan menyusun pedoman dan petunjuk teknis bidang operasional dan

penertiban

4) Melaksanakan penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Walikota serta

ketentuan Perundang-undangan yang menjadi wewenang Walikota dalam rangka

pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat

5) Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan operasional dan

penertiban Satpol PP Kota Tanjungpinang dan pengamanan aset Pemerintah Kota

Tanjungpinang

6) Pelaksanaan patroli pengamanan proyek vital , rumah pejabat dan aset Daerah

lainnya.

7) Berkoordinasi dengan unit kerja / instansi terkait dengan bidang tugas Kasi

operasional dan penertiban

8) Menyusun pelaporan di bidang seksi operasional dan penertiban

9) Melaksanakan tugas lain yang di betrikan pimpinan sesuai dengan Tugas dan

fungsinya

19

Page 20: ORGANISASI

4. Seksi Pembinaan dan Pengawasan

Tugas :

Menyiapkan bahan perumusan Kebijakan dan Pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan

Fungsi :

1) Penyusunan rencana, program kegiatan, seksi pembinaan dan pengawasan

2) Menyelenggarakan Penyusunan data dan materi lingkup pembinaan dan

pengawasan

3) Menyelenggaraan Pembinaan dan pengawasan penegakkan peraturan daerah dan

peraturan Kepala Daerah

4) Melakukan pembinaan dan peningkatan disiplin personil dan bahan bagi pimpinan

terhadap penegakkan disiplin

5) Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas Satpol PP

6) Melakukan pengawasan terhadap orang / masyarakat yang diduga melakukan

tindakan melanggar peraturan daerah dengan melakukan penelitian secara cermat,

melakukan pemanggilan teguran dan peringatan

7) Penyusunan laporan lingkup kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Satpol Pamong

Praja Kota Tanjungpinang

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan sesuai tugas dan

fungsinya.

5. Seksi Pengembangan Kapasitas Sarana dan Prasarana

Tugas :

Menyiapkan bahan perumusan kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan

kapasitas dan sarana prasarana Satpol Pamong Praja Kota Tanjungpinang

Fungsi :

1) Penyusunan rencana program kegiatan seksi pengembangan kapasitas dan

prasarana

2) Menyelenggarakan penyusunan data dan materi dilingkup seksi pengembangan

kapasitas dan sarana dan prasarana untuk keperluan kegiatan operasional

20

Page 21: ORGANISASI

3) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta menyiapkan sarana dan

prasarana yang telah dan yang akan diikuti dan atau diselenggarakan

4) Mengkoordinasikan dengan Pimpinan atau dengan Kepala Seksi lainnya yang

berkaitan dengan sarana dan prasarana operasional Satpol Pamong Praja

5) Menyusun rencana kebutuhan barang, sarana dan prasarana operasional serta

pemeliharaan aset

6) Penyusunan laporan lingkup kegiatan pengembangan kapasitas sarana dan

prasarana Satpol Pamong Praja Kota Tanjungpinang

7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan sesuai tugas dan

fungsinya.

6. Seksi Pemadam Kebakaran

Tugas :

Menyiapkan bahan perumusan kebijakan bidang penanggulangan bahaya kebakaran

Fungsi :

1) Penyusunan rencana program kegiatan seksi pemadam kebakaran

2) Menyusun data dan materi lingkup tugas seksi pemadam kebakaran

3) Melakukan tugas pemadaman dan penanggulangan bahaya kebakaran

4) Melakukan pencegahan dini penanggulangan bahaya kebakaran

5) Melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi terhadap bahaya kebakaran

6) Memberikan bimbingan dan petunjuk perlunya Proteksi Bahaya Kebakaran

kepada pemilik gedung/bangunan.

7) Melakukan pengawasan dan pengecekan terhadap kepemilikan racun api

8) Menjalin kerjasama dengan instansi yang bergerak dibidang penanggulangan

bahaya kebakaran yang ada diwilayah Kota Tanjungpinang

9) Penyusunan laporan lingkup tugas seksi pemadam kebakaran

10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan sesuai tugas dan

fungsinya

11) Melakukan pengawasan terhadap Anggota Satpol Pamong Praja agar pelaksanaan

penegakan peraturan daerah dan Keputusan Walikota dapat dilaksanakan dan

dipatuhi masyarakat

21

Page 22: ORGANISASI

KEPALA SATUAN

KELOMPOKJABATAN

FUNGSIONAL

SUB BAGIANTATA USAHA

SEKSI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

SEKSIOPERASIONAL DAN

TRANTIB

SEKSIPEMADAM

KEBAKARAN

SEKSI PENGEMBANGAN

KAPASITAS DAN SARANA DAN PRASARANA

12) Melakukan sosialisasi dan bimbingan secara insentif kepada masyarakat terhadap

pelaksanaan peraturan daerah dan keputusan Kepala Daerah

13) Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas Pemadam

Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang

14) Menyelenggarakan pengawasan penegakkan peraturan daerah dan keputusan

Kepala Daerah dan Perundang-undangan lainnya yang menjadi wewenang

Walikota dalam rangka menyelenggarakan pemeliharaan ketentraman dan

ketertiban masyarakat

15) Penyusunan laporan lingkup penanggulangan bahaya kebakaran di wilayah Kota

Tanjungpinang Satpol pamong Praja Kota Tanjungpinang

3.4 Bentuk Struktur atau Bagan Organisasi

22

Page 23: ORGANISASI

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari makalah yang telah dibuat dan dengan di hubungkan

studi kasus pada Organisasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang,

maka selanjutnya hasil kesimpulan yang dapat di rangkum adalah sebagai berikut :

1) Visi dan Misi organisasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang

merupakan tujuan organisasi yang hendak dicapai.

2) Organisasi hakikatnya adalah pembagian tugas (division of work) merupakan sarana

atau cara agar pencapaian tujuan organisasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Kota Tanjungpinang dan oleh sebab itu maka disusunlah TUPOKSI (Tugas Pokok

dan Fungsi) pada masing-masing bagian;

3) Dengan pembagian tugas tersebut masing-masing bagian memiliki wewenang dan

tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sehingga mudah

dilaksanakan dan tidak terjadi tumpang tindih tugas dan tanggung jawab;

4) Koordinasi antar bagian mutlak dilaksanakan untuk lebih memudahkan proses

pencapaian Visi dan Misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang.

23

Page 24: ORGANISASI

DAFTAR PUSTAKA

Drs. M. Manullang, 2001. Dasar-Dasar Manajemen, Gajah Mada University

Press:Yogyakarta

Sutarto, 2002. Dasar-Dasar Organisasi, Gajah Mada University Press:Yogyakarta

HAB. Munawardi Reksohadiprawiro, 2010. Administrasi Perkantoran, Universitas

Terbuka:Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi

http://bocahbancar.files.wordpress.com/2009/01/tugas-individu-uts-struktur-

organisasi.doc

Dokumen:

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong

Praja

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2005 Tentang Pedoman Prosedur

Tetap Operasional Satuan Polisi Pamong Praja

Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan

Tata Kerja Satuan Polsi Pamong Praja Kota Tanjungpinang

Peraturan Walikota Tanjungpinang Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Prosedur

Tetap Operasional Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang

24