ORGANISASI
-
Upload
dwi-mart-diantono -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of ORGANISASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah mahluk multidimensional, sehingga banyak julukan-julukan
yang diberikan kepadanya, misalnya manusia sebagai makhluk ekonomi (homo
economicus), makhluk sosial (homo social), makhluk berpikir (homo safien), makhluk
bekerja dan bermain (homo luden), makhluk yang menggunakan alat (homo faber),
makhluk yang suka bersenang-senang (homo hedonisme), makhluk yang suka
menggunakan lambing-lambang (homo simbolicum), makhluk yang suka menindas
makhluk yang lainnya (homo homini lupus), makhluk iptek, dan makhluk
organisasional.
Manusia adalah makhluk organisasi. Oleh karena itu, begitu ia dilahirkan ke
dunia, ia menjadi anggota organisasi genetis yang disebut anggota organisasi keluarga.
Bahkan, organisasi itu sudah ada sebelum kita dilahirkan karena kelahiran kita juga
akibat hasil dari organisasi perkawinan. Di samping itu, begitu manusia lahir ia juga
langsung menjadi anggota rukun tetangga, rukun warga, kelurahan, kecamatan,
kabupaten, provinsi, dan warga negara Indonesia, bahkan menjadi warga dunia.
Ketika usia sekolah, manusia memasuki sekolah dan ia menjadi anggota
organisasi sekolah. Setelah lulus dan bekerja, ia menjadi anggota organisasi di tempat
kerjanya. Mungkin pula ia merangkap menjadi anggota organisasi agama, pemuda,
politik, ekonomi atau bisnis, sosial atau masyarakat, budaya, keamanan, militer,
olahraga, hobi, profesi, dan sebagainya. Akhirnya, setelah manusia meninggal ia dicatat
sebagai anggota organisasi kematian oleh panitia rukun kematian di tingkat RT.
Jadi, manusia sejak dilahirkan sampai kematiannya tidak dapat dipisahkan dari
organisasi. Manusia adalah makhluk organisasional karena sejak lahir manusia tidak
dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Organisasi dibentuk untuk kepentingan
manusia (antroposentris), organisasi sebenarnya diciptakan untuk orang, bukan orang
untuk organisasi. Manusia harus memperalat organisasi, bukan diperalat organisasi.
Manusia jangan sampai diperbudak organisasi, tetapi manusia harus memperbudak
1
organisasi. Organisasi bukan tujuan, melainkan sebagai alat bagi manusia untuk
mencapai tujuan.
Organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan dan
penghidupan manusia. Setiap hari manusia berhubungan dengan organisasinya.
Walaupun pengalaman berorganisasi itu ada yang menyenangkan dan menjengkelkan,
ada yang positif dan ada pula yang negatif, tetapi manusia tetap saja memerlukan
organisasi. Adanya pertentangan ini sebagai konsekuensi bahwa manusia pada
hakikatnya tidak sama atau penuh dengan perbedaan.
Perbedaan ini terjadi antara lain karena latar belakang pendidikan, pengalaman,
status sosial ekonomi, budaya, usia, dan sebagainya yang berbeda. Tidak ada satu pun
manusia yang sama persis, sekalipun mereka kembar. Manusia berbeda terutama dari
sidik jarinya. Yang menyamakan mereka ialah mereka tetap sama-sama bernama
manusia.
1.2 Permasalahan
Untuk memahami Organisasi, pada makalah ini akan membahas tentang :
1) Pengertian Organisasi ?2) Unsur-unsur Organisasi ?3) Prinsip-prinsip Umum Organisasi ?4) Fungsi Organisasi ?5) Bentuk-bentuk Organisasi ?6) Departementasi dan Rentang Kendali ?7) Koordinasi ?8) Bagan Organisasi ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Organisasi
Manusia perlu berorganisasi dengan tujuan dan manfaat, antara lain untuk 1)
mengatasi terbatasnya kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang dimilikinya dalam
mencapai tujuannya; 2) mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena
dikerjakan bersama-sama (motif pencapaian tujuan); 3) wadah memanfaatkan sumber
daya dan teknologi bersama-sama; 4) wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi
yang dimiliki seseorang (motif berprestasi); 5) wadah mendapatkan jabatan dan
pembagian kerja; 6) wadah mengelola lingkungan bersama-sama; 7) wadah mencari
keuntungan bersama-sama (motif uang); 8) wadah menggunakan kekuasaan dan
2
pengawasan (motif kekuasaan); 9) wadah mendapatkan penghargaan (motif
penghargaan); 10) wadah memenuhi kebutuhan manusia yang semakin banyak dan
kompleks; 11) wadah menambah pergaulan; 12) wadah memanfaatkan waktu luang.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Organisasi
Perkataan organisasi berasal dari istilah Yunani organon dan istilah latin
organum yang bersifat alat, bagian, anggota, atau badan.
Dalam literatur dewasa ini, arti organisasi beraneka ragam, tergantung dari sudut
mana ahli yang bersangkutan melihatnya. Walaupun demikian, perbedaaan arti tersebut
dapat kita golongkan kedalam satu dari dua pendapat mengenai organisasi tersebut.
James D. Mooney mengatakan “organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama”, sedangkan Chester I. Barnard
memberi pengertian “organisasi sebagai suatu sistem dari aktivitas kerja sama yang di
lakukan oleh dua orang atau lebih”.
Bila dibandingkan kedua pendapat tersebut, sebenarnya tidak ada perbedaan
yang hakiki karena James D. Mooney melihat organisasi itu sebagai suatu “badan” di
mana terdapat perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama, sedang
Chester I. Barnard melihat organisasi itu merupakan suatu “susunan skematis” di mana
tergambar “sistem daripada aktivitas kerja sama”. Dengan kata lain masing-masing
melihat organisasi itu dari suatu segi.
Ada 3 (tiga) ciri dari suatu organisasi yaitu:
1) Adanya sekelompok orang;
2) Antar hubungan terjadi dalam suatu kerja sama yang harmonis, dan
3) Kerja sama didasarkan atas hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing
untuk mencapai tujuan bersama.
Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa organisasi itu dapat
didefenisikan sebagai berikut:
1) Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk
mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu;
2) Organisasi dalam arti bagan atau struktur adalah gambaran secara skematis
tentang hubungan-hubungan, kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam
rangka usaha mencapai tujuan.
4
2.2 Unsur-unsur Organisasi
Dalam setiap organisasi terdapat unsur-unsur organisasi, yaitu komponen atau
bagian yang diperlukan oleh organisasi dalam pelaksanaan kegiatan, yang terdiri dari :
1) Manusia, yang menjadi anggota organisasi dan menggerakkan organisasi tersebut;
2) Tujuan, yang harus dicapai oleh organisasi itu;
3) Tugas atau kegiatan, yang harus dilakukan dalam rangka usaha mencapai tujuan
organisasi;
4) Peralatan atau fasilitas, yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan organisasi
seperti barang atau material, mesin, uang dan metode atau cara kerja yang harus
digunakan.
Sedangkan unsur-unsur manajemennya, sebagaimana dikemukakan oleh George
R. Terry (the Six M’s of management) terdiri dari:
1) Manusia (men)
2) Mesin (machines)
3) Barang (material)
4) Uang (money)
5) Tata cara (method) dan
6) Pasar (market)
2.3 Prinsip-prinsip Organisasi
Menurut dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim Penyusunan Buku
“Manajemen dalam Pemerintahan” yang diterbitkan oleh Lembaga Administrasi
Negara maka prinsip-prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam organisasi agar
tercapai efektivitas dan efisiensi adalah:
1) Prinsip pembagian tugas.
2) Prinsip perumusan tugas pokok dan fungsi yang jelas.
3) Prinsip akordeon. (penyesuaian dengan sifat pekerjaan)
4) Prinsip fungsionalisasi.
5) Prinsip Koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi.
6) Prinsip kontinuitas.
7) Prinsip jalur dan staf.
8) Prinsip kesederhanaan.
5
9) Prinsip fleksibilitas.
10) Prinsip pendelegasian wewenang.
11) Prinsip pengelompokan secara homogen (departemetation).
12) Prinsip tersedianya pegawai yang cakap dan sesuai.
13) Prinsip rentang pengendalian (span of control)
Dalam praktek kenyataannya kita harus dapat menentukan prinsip mana yang
harus kita utamakan dan prinsip mana yang belum perlu kita pertimbangkan menurut
sifat tujuan organisasi yang ingin dicapai dan luas atau sempitnya ruang lingkup
organisasi yang bersangkutan.
Untuk itu diperlukan kearifan dalam menyusun kebijaksanaan organisasi dan
seni bagi pemimpin organisasi yang bersangkutan dalam usaha mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Oleh kerena itu, manajemen disamping sebagai ilmu pengetahuan juga bersifat
sebagai seni (Management is both a science and an art).
2.4 Fungsi Organisasi
Telah kita ketahui bahwa hakikat dari organisasi adalah pembagian tugas.
Pembagian tugas tersebut dilakukan dalam usaha untuk mencapai tujuan sehingga dapat
dikatakan pula bahwa organisasi merupakan alat/sarana untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian, organisasi berfungsi sebagai sarana atau cara agar pencapaian
tujuan lebih mudah dilakukan daripada dilakukan sendiri tanpa membentuk suatu
organisasi.
Jadi organisasi mempunyai fungsi atau sifat tugas sebagai berikut:
1) Sebagai alat/sarana untuk mencapai tujuan dengan sistem kerja sama antara orang-
orang dalam mencapai tujuan;
2) Sebagai kelompok atau himpunan orang-orang (wadah) dalam melaksanakan kerja
sama tersebut;
3) Sebagai proses pembagian tugas/pekerjaan yang harus dilakukan dalam usaha
pencapaian tujuan.
6
2.5 Bentuk-bentuk Organisasi
Menurut pola hubungan kerja, serta lalulintas wewenang dan tanggung jawab,
maka bentuk-bentuk organisasi itu dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Bentuk Organisasi Garis/Lini
Organisasi garis atau lini adalah bentuk organisasi yang tertua dan paling
sederhana. Penciptanya adalah Henry Fayol. Sering juga disebut dengan organisasi
militer karena digunakan pada zaman dahulu dikalangan militer.
Ciri-ciri bentuk organisasi garis/lini adalah organisasi masih kecil, jumlah
karyawan sedikit, hubungan kerja antara pimpinan dengan bawahan pada umumnya
bersifat langsung (face to face) dan saling kenal serta tingkat spesialisasi kerja
belum begitu tinggi.
Kebaikan:
a. Kesatuan komando terjamin baik karena pimpinan berada di atas satu tangan ;
b. Proses pengambilan keputusan berjalan cepat karena jumlah orang yang diajak
untuk berkonsultasi masih sedikit atau tidak sama sekali;
c. Rasa solidaritas yang tinggi sesama anggota organisasi karena saling mengenal;
d. Memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.
Keburukan:
a. Seluruh organisasi selalu bergantung kepada satu orang sehingga kalau orang
itu tidak mampu, seluruh organisasi akan terancam kehancuran;
b. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis;
c. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
7
2) Bentuk Organisasi Fungsional
Organisasi ini diciptakan oleh F. W. Taylor, dimana segelintir pimpinan tidak
mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberikan
komando kepada setiap bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan
tersebut.
Kebaikan:
a. Pembidangan tugas-tugas jelas;
b. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal
mungkin;
c. Digunakan tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang, sesuai dengan fungsi-
fungsinya.
Keburukan:
a. Karena adanya spesialisasi, sulit untuk mengadakan tour of duty dan tour of
area;
b. Para karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sulit untuk melakukan
koordinasi.
8
3) Bentuk Organisasi Garis/Lini dan Staf
Bentuk organisasi ini pada umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah
kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta
rumit, serta jumlah karyawan yang banyak. Penciptanya Harrington Emerson.
Pada bentuk organisasi garis/lini dan staf , terdaapt satu atau lebih tenaga staf. Staf
yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu yang tugasnya memberi nasihat dan
saran dalam bidangnya kepada pejabat pimpinan dalam organisasi tersebut.
Kebaikan:
a. Dapat digunakan oleh setiap organisasi besar, apapun tujuannya, betapa pun
luas tugasnya, dan betapa pun kompleks susunan organisasinya;
b. Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah dapat diambil karena adanya
staf ahli;
c. Perwujudan “the right man in the right place” lebih mudah dilaksanakan.
Keburukan:
a. Karena karyawan tidak saling mengenal, solidaritas sukar diharapkan;
b. Karena rumit dan kompleksnya susunan organisasi, koordinasi terkadang sulit
untuk diterapkan.
9
4) Bentuk Organisasi Staf dan Fungsional
Bentuk organisasi staf dan fungsional merupakan kombinasi dari bentuk
organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf. Kebaikan dan keburukan
dari bentuk organisasi ini adalah kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi
yang dikombinasikan.
2.6 Departementasi dan Rentang Kendali
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa hakikat organisasi adalah
pembagian tugas atau division of work. Dalam proses pengorganisasian diperlukan
adanya pengelompokan kegiatan-kegiatan ke dalam suatu unit/subunit yang homogen
atau sejenis, yang disebut departementasi atau departementalisasi. Departemen berarti
bagian, seperti Departemen dalam pemerintahan yang merupakan bagian dari
Pemerintah secara keseluruhan. Dalam proses departementasi tersebut, tiap organisasi
dibagi dalam kelompok atau subunit yang lebih kecil dan masing-masing menjalankan
suatu fungsi khusus tertentu untuk kemudian dipadukan (diintegrasikan) menjadi hasil
organisasi secara menyeluruh. Selanjutnya dalam tiap subunit dilakukan pula
pembagian kerja atau pembagian tugas-tugas pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
tiap-tiap individu dalam subunit tersebut. Ada pun dasar yang digunakan dalam
10
pengelompokan dari kegiatan depatementasi adalah: fungsi, produk, proses, langganan,
wilayah kerja, peralatan, waktu dan matriks.
Telah dikemukakan bahwa prinsip-prinsip organisasi salah satunya adalah
prinsip rentang kendali atau rentang pengendalian (span of controls). Kemampuan
seorang pemimpin untuk mengendalikan atau mengawasi bawahan adalah terbatas.
Dengan kata lain tugas yang diberikan pada seorang pemimpin untuk mengendalikan
bawahan harus dibatasi secara rasional dan disesuaikan dengan kemampuannya.
Keterbatasan inilah yang disebut sebagai rentang kendali. Keterbatasan rentang kendali
tersebut disebabkan adanya keterbatasan dalam perhatian, pengetahuan, energi, dan
waktu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya rentang kendali adalah
1. Sifat dan ruang lingkup tugas, 2. Luas wewenang dan tanggung jawab, 3. Tingkat
pendidikan, dan 4. Kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki.
2.7 Koordinasi
Koordinasi merupakan salah satu prinsip dari organisasi yang sangat penting
pada suatu organsasi. Adanya pembagian tugas pekerjaan dan bagian-bagian, serta unit-
unit terkecil didalam organisasi cenderung timbul kekuatan memisahkan diri dari tujuan
organisasi secara keseluruhan.
Koordinasi adalah usaha mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit organisasi agar
tertuju untuk memberikan sumbangan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan
organisasi secara keseluruhan. Dengan adanya koordinasi akan terdapat keselarasan
aktivitas diantara unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
Koordinasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1) Menagadakan pertemuan resmi antar unsur-unsur atau unit-unit yang harus
dikoordinasikan;
2) Mengangkat seseorang, suatu tim atau panitia koordinator yang khusus bertugas
melakukan kegiatan-kegiatan koordinasi;
3) Membuat buku pedoman yang berisi penjelasan tugas dari masing-masing unit;
4) Pimpinan atau atasan mengadakan pertemuan-pertemuan informal dengan
bawahannya dalam rangka pemberian bimbingan, konsultasi dan pengarahan.
11
Koordinasi amat perlu dilakukan karena dapat menghindari konflik; duplikasi
tugas; meniadakan pengangguran; melenyapkan kepentingan unit sendiri dan
mempekokoh kerja sama. Dengan koordinasi diharapkan akan terciptanya suasana kerja
sama kesatuan tindakan dan kesatuan tujuan akhir.
2.8 Bagan Organisasi
Salah satu upaya untuk menyatakan dan memperlihatkan susunan atau struktur
organisasi adalah melalui bagan organisasi. Pengertian tentang struktur organisasi
adalah melalui bagan organisasi. Pengertian tentang bagan organisasi yang
dikemukakan oleh 2 (dua) tokoh yaitu Goerge R. Terry adalah sebagai berikut: “Suatu
bagan organisasi adalah suatu bentuk diagram atau lukisan yang menunjukkan segi-
segi penting dari suatu organisasi termasuk fungsi-fungsi utama dan hubungannya.
Masing-masing satu sama lain, saluran pengawasan dan wewenang yang berhubungan
dengan tiap pegawai yang ditugasi dengan tiap-tiap fungsi itu”. Jadi dalam bagan
organisasi digambarkan susunan atau struktur organisasi yang bersangkutan. Dengan
melukiskan struktur organisasi tersebut dapat diperoleh gambaran secara umum tentang:
1) Besarnya organisasi yang bersangkutan, termasuk pembagiannya ke dalam unit-unit
atau satuan-satuan organisasi. Nama-nama untuk unit organisasi tersebut disebut
dengan nomenklatur;
2) Saluran tentang jalannya pemberian perintah dan penyampaian tanggung jawab dari
pucuk pimpinan kebawah dan sebaliknya;
3) Jabatan-jabatan apa yang terdapat dalam organisasi tersebut, nama-nama untuk
jabatan tersebut disebut sebagai literatur.
Sedangkan menurut Louis Allen adalah sebagai berikut: “Bagan organisasi
adalah suatu cara dengan lukisan yang menunjukkan data organisasi”. Data organisasi
adalah unit atau satuan organisasi yang ada dengan fungsinya, saluran atau garis
wewenang dan tanggung jawab, serta hubungan antara masing-masing unit organisasi
yang bersangkutan.
Fungsi suatu bagan organisasi ialah :
1) Untuk menunjukkan unit organisasi apa saja yang terdapat dalam organisasi
tersebut yang dapat memberikan gambaran tentang tugas pekerjaannya;
12
2) Untuk memperlihatkan garis wewenang, tanggung jawab dan hubungan kerja antara
unit organisasi yang bersangkutan;
3) Untuk menunjukkan rentang kendali bagi pimpinan masing-masing unit organisasi;
4) Untuk menggambarkan jenjang karier yang mungkin dapat dicapai oleh anggota
organisasi yang bersangkutan dengan memperhatikan jenjang jabatan yang ada
dalam struktur organisasi itu.
Karena fungsi utama suatu bagan organisasi adalah untuk menunjukkan saluran
wewenang dan tanggung jawab antara unit-unit organisasi yang bersangkutan, sehingga
terdapat jenjang jabatan yang jelas, maka perlu di perhatikan beberapa petunjuk pokok
dalam penggambaran bagan organisasi yaitu :
1) Penetapan Pusat Bagan
Unit organisasi atau pejabat yang akan menjadi pusat bagan tersebut. Dari pusat
bagan inilah garis-garis wewenang dan tanggung jawab akan mengalir.
2) Susunan Bagan
Setelah ditentukan pusat bagan maka susunan bagan selanjutnya hendaknya terdiri
dari 1 (satu) tingkat di atas pusat bagan dan sekurang-kurangnya 2 (dua) tingkat
dibawah pusat bagan tersebut.
3) Bentuk Kotak
Kotak dalam bagan menunjukkan unit-unit organisasi yang bersangkutan dan
hendaknya digambar dalam bentuk segi empat panjang.
4) Letak Kotak
Letak segi empat panjang bagi unit-unit dari tingkat jenjang yang sama hendaknya
berada pada garis lurus (secara mendatar atau tegak). Untuk organisasi besar
hendaknya disusun menurut bentuk piramida.
5) Saluran Wewenang dan Tanggung Jawab
Saluran/garis yang menghubungkan 2 (dua) kotak yang tidak sama besarnya berarti
bahwa yang satu berhak memerintah dan meminta tanggung jawab dari yang
lainnya.
6) Kedudukan Tenaga Staf
Kotak yang menunjukkan unit atau pejabat staf, digambarkan langsung di bawah
pejabat yang di layani.
13
7) Keterangan-keterangan Bagan
Keterangan bagan merupakan penjelasan untuk tanggal pembuatan dan petugas
yang menyusun atau yang bertanggung jawab terhadap penyusunan bagan tersebut.
Keith Davis dalam bukunya : Human Relations in Bussines membedakan tipe
bagan organisasi, dalam bentuk sebagai berikut:
1) Vertical (bentuk tegak lurus);
2) Horizontal (bentuk mendatar);
3) Circular, using boxes (bentuk lingkaran dengan menggunakan kotak-kotak);
4) Semi circular, using lines (bentuk setengah lingkaran dengan menggunakan garis-
garis);
5) Elliptical, using lines (bentuk bulat telur dengan menggunakan garis-garis);
6) Inverted pyramide or living chart (bentuk piramida terbalik atau bagan hidup).
Sedangkan menurut Henry Hodges dalam bukunya Management: Principles,
Practicees, problem dibedakan 4 (empat) macam bentuk bagan organisasi, yaitu: bentuk
piramida, bentuk horizontal, bentuk vertikal dan lingkaran.
Dari ke semua bentuk bagan ini yang umum dipakai adalah bentuk piramida,
bentuk ini banyak dipakai orang karena mudah dibuat dan sederhana. Di samping itu,
bentuk bagan organisasi ini tepat untuk organisasi dengan tipe bentuk lini tetapi dapat
juga untuk organisasi dengan tipe lini dan staf.
Sedangkan bagan organisasi menurut isinya dapat dibedakan kedalam 4 (empat)
bagan, yaitu: bagan struktur, bagan fungsi, bagan jabatan, bagan nama dan pangkat.
14
BAB III
ORGANISASI
KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
KOTA TANJUNGPINANG
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 14 huruf C diamanatkan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan
Pemerintah Daerah meliputi penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat, demikian pula dalam pasal 148 dan 149 yang mengamanatkan dibentuknya
Satuan Polisi Pamong Praja untuk membantu Kepala Daerah dalam penegakkan
Ketertiban umum serta ketentraman masyarakat.
Oleh karena itu berdasarkan UU Nomor 32 Tahun 2004 tersebut, Satuan Polisi
Pamong Praja merupakan salah satu alat Negara dan Pemerintahan, khusunya
Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi stabilisasi dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah. Hal ini berarti bahwa keberadaan Polisi Pamong Praja
mempunyai peranan penting dan strategis, baik dalam penyelenggaraan Pemerintah
Daerah maupun penyelenggaraan Pemerintah ditingkat Nasional.
Sesuai dengan bidang tugasnya Satuan Polisi Pamong Praja sering berhadapan
langsung dengan masyarakat, dimana masayarakat kita dewasa ini sebagian diantaranya
sudah termasuk masyarakat modern yang komposisinya amat heterogen dalam berbagai
strata dan diharapkan kepada kehidupan yang kompleks, baik vertikal maupun
horizontal.
Oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya, harkat dan martabat manusia
mejadi pertimbangan penting dan tidak mendegradasikan masyarakat semata-mata
sebagai objek penegakkan Perda dan Keputusan Kepala Daerah, tetapi melibatkan
masyarakat itu sendiri sebagai subyek Penegakkan Perda.
3.1 Visi dan Misi
Visi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang
“Terwujudnya pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum, penegakkan
Peraturan Daerah (PERDA) dan Peraturan Kepala Daerah “
15
Misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang
1) Memelihara ketentraman dan ketertiban umum penegakkan Peraturan daerah dan
Keputusan Kepala Daerah serta Peraturan pelaksana lainnya;
2) Memberdayakan masyarakat menuju terwujudnya ketentraman dan ketertiban
umum;
3) Memberdayakan Polisi Pamong Praja dan PPNS menuju Profeionalisme dalam
pelaksanaan tugas;
4) Menjalin kemitraan dan kerjasama antar POL PP, TNI dan Kepolisian.
3.2 Susunan Organisasi
Susunan organisasi Kantor Satpol Pamong Praja Kota Tanjungpinang sesuai
struktur organisasi sebagai berikut :
KEPALA SATUAN POL PP ;
1. Sub Bagian tata Usaha, membawahi :
1). Staf menangani Masalah Umum;
2). Staf menangani Humas dan Publikasi;
3). Staf menangani Arsiparis;
4). Staf menangani Kepegawaian;
5). Staf Pengantar / Penjemput surat/ dokumen barang-barang kantor;
6). Bendahara Kantor;
7). Pembantu Bendahara.
2. Seksi Operasional dan Trantib, membawahi :
a. Danton Patroli
1). Danru Patroli I;
2). Danru Patroli II;
3). Danru Patroli Wanita;
4). Anggota.
b. Danton Penertiban Pasar
16
1). Danru Penertiban pasar I;
2). Danru Penertiban Pasar II;
3). Anggota.
c. Danton Penjagaan
1). Danru I;
2). Danru II;
3). Anggota.
3. Seksi Pembinaan dan Pengawasan, membawahi :
a. Dan Provoost
1). Wadan Provoost;
2). Anggota.
4. Seksi Pengembangan Kapasitas Sarana Dan Prasarana, membawahi :
a. Pengurus dan Pemegang Barang;
b. Perlengkapan.
5. Seksi Pemadam Kebakaran, membawahi :
a. Danton PMK;
b. Wadanton PMK;
c. Anggota.
3.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Agar pelaksanaan Tata Kerja Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Tanjungpinang terlaksana dengan pembagian fungsi dan tugas yang jelas serta untuk
menghindari terjadinya tumpang tindih tugas dan tanggung jawab, maka disusun analis
kerja masing-masing bagian/bidang serta sub bagian/seksi, sebagaimana Tugas Pokok
dan Fungsi (Tupoksi) Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang.
17
1. Kepala Satuan
Tugas :
Memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan serta memberikan
petunjuk kepada bawahannya dalam rangka pelaksanaan tugas memelihara ketentraman
dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan daerah dan Peraturan Kepala Daerah serta
peraturan perundang-undangan yang menjadi wewenang Walikota.
Fungsi :
1) Perumusan kebijakan dan penyusunan program pelaksanaan ketentraman dan
ketertiban umum, penegakkan peraturan daerah dan peraturan Walikota
Tanjungpinang
2) Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum diwilayah Kota Tanjungpinang
3) Pelaksanaan kebijakan penegakkan peraturan daerah, peraturan Walikota dan
Keputusan Walikota
4) Penyelenggaraan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum serta penegakkan peraturan daerah, peraturan Walikota dengan
aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan aparat instansi
terkait
5) Melakukan pengawasan dan penanggulangan bahaya kebakaran
6) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan
fungsinya.
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Tugas :
Melaksanakan urusan surat menyurat, penatausahaan keuangan dan urusan kepegawaian
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang
Fungsi :
1) Melaksanakan penyusunan rencana program kegiatan bidang administrasi
2) Pengelolaan administrasi, kepegawaian, surat menyurat, keuangan, peralatan dan
perlengkapan kantor, dokumentasi dan kepustakaan / kearsipan
3) Penyelenggaraan penatausahaan keuangan
18
4) Menyiapkan data, informasi hubungan masyarakat, evaluasi serta
penyelenggaraan inventarisasi
5) Pengkoordinasian pelaksanaan program / tugas Satpol PP
6) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Pimpinan, sesuai dengan tugas dan
fungsinya
3. Seksi Operasional dan Trantib
Tugas :
Menyiapkan bahan perumusan kebijakan pelaksanaan operasional penegakkan
Peraturan daerah dan Peraturan Perundang-undangan
Fungsi :
1) Penyusunan rencana program kegiatan seksi Ops dan Trantib
2) Menyiapkan , mengumpulkan dan penglolaan serta informasi yang berhubungan
dengan bidang operasional dan penertiban
3) Menyiapkan dan menyusun pedoman dan petunjuk teknis bidang operasional dan
penertiban
4) Melaksanakan penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Walikota serta
ketentuan Perundang-undangan yang menjadi wewenang Walikota dalam rangka
pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat
5) Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan operasional dan
penertiban Satpol PP Kota Tanjungpinang dan pengamanan aset Pemerintah Kota
Tanjungpinang
6) Pelaksanaan patroli pengamanan proyek vital , rumah pejabat dan aset Daerah
lainnya.
7) Berkoordinasi dengan unit kerja / instansi terkait dengan bidang tugas Kasi
operasional dan penertiban
8) Menyusun pelaporan di bidang seksi operasional dan penertiban
9) Melaksanakan tugas lain yang di betrikan pimpinan sesuai dengan Tugas dan
fungsinya
19
4. Seksi Pembinaan dan Pengawasan
Tugas :
Menyiapkan bahan perumusan Kebijakan dan Pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan
Fungsi :
1) Penyusunan rencana, program kegiatan, seksi pembinaan dan pengawasan
2) Menyelenggarakan Penyusunan data dan materi lingkup pembinaan dan
pengawasan
3) Menyelenggaraan Pembinaan dan pengawasan penegakkan peraturan daerah dan
peraturan Kepala Daerah
4) Melakukan pembinaan dan peningkatan disiplin personil dan bahan bagi pimpinan
terhadap penegakkan disiplin
5) Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas Satpol PP
6) Melakukan pengawasan terhadap orang / masyarakat yang diduga melakukan
tindakan melanggar peraturan daerah dengan melakukan penelitian secara cermat,
melakukan pemanggilan teguran dan peringatan
7) Penyusunan laporan lingkup kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Satpol Pamong
Praja Kota Tanjungpinang
8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan sesuai tugas dan
fungsinya.
5. Seksi Pengembangan Kapasitas Sarana dan Prasarana
Tugas :
Menyiapkan bahan perumusan kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan
kapasitas dan sarana prasarana Satpol Pamong Praja Kota Tanjungpinang
Fungsi :
1) Penyusunan rencana program kegiatan seksi pengembangan kapasitas dan
prasarana
2) Menyelenggarakan penyusunan data dan materi dilingkup seksi pengembangan
kapasitas dan sarana dan prasarana untuk keperluan kegiatan operasional
20
3) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta menyiapkan sarana dan
prasarana yang telah dan yang akan diikuti dan atau diselenggarakan
4) Mengkoordinasikan dengan Pimpinan atau dengan Kepala Seksi lainnya yang
berkaitan dengan sarana dan prasarana operasional Satpol Pamong Praja
5) Menyusun rencana kebutuhan barang, sarana dan prasarana operasional serta
pemeliharaan aset
6) Penyusunan laporan lingkup kegiatan pengembangan kapasitas sarana dan
prasarana Satpol Pamong Praja Kota Tanjungpinang
7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan sesuai tugas dan
fungsinya.
6. Seksi Pemadam Kebakaran
Tugas :
Menyiapkan bahan perumusan kebijakan bidang penanggulangan bahaya kebakaran
Fungsi :
1) Penyusunan rencana program kegiatan seksi pemadam kebakaran
2) Menyusun data dan materi lingkup tugas seksi pemadam kebakaran
3) Melakukan tugas pemadaman dan penanggulangan bahaya kebakaran
4) Melakukan pencegahan dini penanggulangan bahaya kebakaran
5) Melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi terhadap bahaya kebakaran
6) Memberikan bimbingan dan petunjuk perlunya Proteksi Bahaya Kebakaran
kepada pemilik gedung/bangunan.
7) Melakukan pengawasan dan pengecekan terhadap kepemilikan racun api
8) Menjalin kerjasama dengan instansi yang bergerak dibidang penanggulangan
bahaya kebakaran yang ada diwilayah Kota Tanjungpinang
9) Penyusunan laporan lingkup tugas seksi pemadam kebakaran
10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan sesuai tugas dan
fungsinya
11) Melakukan pengawasan terhadap Anggota Satpol Pamong Praja agar pelaksanaan
penegakan peraturan daerah dan Keputusan Walikota dapat dilaksanakan dan
dipatuhi masyarakat
21
KEPALA SATUAN
KELOMPOKJABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIANTATA USAHA
SEKSI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
SEKSIOPERASIONAL DAN
TRANTIB
SEKSIPEMADAM
KEBAKARAN
SEKSI PENGEMBANGAN
KAPASITAS DAN SARANA DAN PRASARANA
12) Melakukan sosialisasi dan bimbingan secara insentif kepada masyarakat terhadap
pelaksanaan peraturan daerah dan keputusan Kepala Daerah
13) Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas Pemadam
Kebakaran Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang
14) Menyelenggarakan pengawasan penegakkan peraturan daerah dan keputusan
Kepala Daerah dan Perundang-undangan lainnya yang menjadi wewenang
Walikota dalam rangka menyelenggarakan pemeliharaan ketentraman dan
ketertiban masyarakat
15) Penyusunan laporan lingkup penanggulangan bahaya kebakaran di wilayah Kota
Tanjungpinang Satpol pamong Praja Kota Tanjungpinang
3.4 Bentuk Struktur atau Bagan Organisasi
22
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari makalah yang telah dibuat dan dengan di hubungkan
studi kasus pada Organisasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang,
maka selanjutnya hasil kesimpulan yang dapat di rangkum adalah sebagai berikut :
1) Visi dan Misi organisasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang
merupakan tujuan organisasi yang hendak dicapai.
2) Organisasi hakikatnya adalah pembagian tugas (division of work) merupakan sarana
atau cara agar pencapaian tujuan organisasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Tanjungpinang dan oleh sebab itu maka disusunlah TUPOKSI (Tugas Pokok
dan Fungsi) pada masing-masing bagian;
3) Dengan pembagian tugas tersebut masing-masing bagian memiliki wewenang dan
tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sehingga mudah
dilaksanakan dan tidak terjadi tumpang tindih tugas dan tanggung jawab;
4) Koordinasi antar bagian mutlak dilaksanakan untuk lebih memudahkan proses
pencapaian Visi dan Misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang.
23
DAFTAR PUSTAKA
Drs. M. Manullang, 2001. Dasar-Dasar Manajemen, Gajah Mada University
Press:Yogyakarta
Sutarto, 2002. Dasar-Dasar Organisasi, Gajah Mada University Press:Yogyakarta
HAB. Munawardi Reksohadiprawiro, 2010. Administrasi Perkantoran, Universitas
Terbuka:Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi
http://bocahbancar.files.wordpress.com/2009/01/tugas-individu-uts-struktur-
organisasi.doc
Dokumen:
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong
Praja
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2005 Tentang Pedoman Prosedur
Tetap Operasional Satuan Polisi Pamong Praja
Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Satuan Polsi Pamong Praja Kota Tanjungpinang
Peraturan Walikota Tanjungpinang Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pedoman Prosedur
Tetap Operasional Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tanjungpinang
24