Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Orang tua merupakan sosok terpenting dan paling berjasa dalam sejarah kehidupan manusia. Kehadiranya sungguh tak ternilai harganya. Pengorbananya pun tidak terkira dan tidak terhingga besarnya. Semua waktu, tenaga dan harta ia korbankan hanya untuk memberikan kebahagiaan bagi sang buah hatinya. Pendidikan dan pembimbingan terhadap putra-putrinya pun selalu ia lakukan hanya agar putra-putrinya nanti mampu menjadi seorang yang sukses baik di dunia maupun di akhirat kelak Oleh sebab itulah Islam benar-benar menjunjung tinggi kedudukan orang tua terutama ibu. Karena ibu adalah sosok wanita yang paling dimuliakan oleh Rasulullah. Sampai-sampai kedudukan ibu lebih tinggi tiga derajat dibandingkan dengan ayah. Namun demikian sang anak juga tidak boleh semena-mena terhadap ayahnya karena bagitupun ayah adalah sosok pria yang sejak kecil menafkahi kebutuhan keluarga, memberikan kasih sayang dan karena benih yang ditanam olehnya akhirnya jadilah seorang anak atas ijin Allah. Berbicara mengenai birrul walidain di zaman modern ini, ternyata masih banyak sekali anak yang tidak mengetahui betapa besar jasa orang tua mereka. Sehingga penghormatan terhadapnya tidak sedikitpun tertoreh di benak sang anak. Sikap kasar berbalut benci selalu di luncurkan di wajah dan ditusukan kedalam hati mereka. Seakan-akan mereka adalah musuh terbesar dalam kehidupan. Padahal Al-Qur’an sendiri telah menjelaskan tentang tata cara bergaul dengan orang tua. Bahkan ketika sang anak merasa capek atau bahkan orang tua melakukan kesalahan, maka seorang anak tidak boleh mengucapkan kata-kata kasar, walaupun hanya menggerutu atau sekedar berkata “ah”, hal ini telah diatur Allah dalam firmanya surat Al-Isra’ ayat 23 yang terjemahanya “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan

description

PAI

Transcript of Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

Page 1: Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orang tua merupakan sosok terpenting dan paling berjasa dalam sejarah kehidupan

manusia. Kehadiranya sungguh tak ternilai harganya. Pengorbananya pun tidak terkira dan tidak

terhingga besarnya. Semua waktu, tenaga dan harta ia korbankan hanya untuk memberikan

kebahagiaan bagi sang buah hatinya. Pendidikan dan pembimbingan terhadap putra-putrinya pun

selalu ia lakukan hanya agar putra-putrinya nanti mampu menjadi seorang yang sukses baik di

dunia maupun di akhirat kelak

   Oleh sebab itulah Islam benar-benar menjunjung tinggi kedudukan orang tua terutama

ibu. Karena ibu adalah sosok wanita yang paling dimuliakan oleh Rasulullah. Sampai-sampai

kedudukan ibu lebih tinggi tiga derajat dibandingkan dengan ayah. Namun demikian sang anak

juga tidak boleh semena-mena terhadap ayahnya karena bagitupun ayah adalah sosok pria yang

sejak kecil menafkahi kebutuhan keluarga, memberikan kasih sayang dan karena benih yang

ditanam olehnya akhirnya jadilah seorang anak atas ijin Allah.

   Berbicara mengenai birrul walidain di zaman modern ini, ternyata masih banyak sekali

anak yang tidak mengetahui betapa besar jasa orang tua mereka. Sehingga penghormatan

terhadapnya tidak sedikitpun tertoreh di benak sang anak. Sikap kasar berbalut benci selalu di

luncurkan di wajah dan ditusukan kedalam hati mereka. Seakan-akan mereka adalah musuh

terbesar dalam kehidupan.

   Padahal Al-Qur’an sendiri telah menjelaskan tentang tata cara bergaul dengan orang tua.

Bahkan ketika sang anak merasa capek atau bahkan orang tua melakukan kesalahan, maka

seorang anak tidak boleh mengucapkan kata-kata kasar, walaupun hanya menggerutu atau

sekedar berkata “ah”, hal ini telah diatur Allah dalam firmanya surat Al-Isra’ ayat 23 yang

terjemahanya “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia

dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang

di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka

sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu

membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.

Perkara sepele inilah yang menjadi suatu hal lumrah bagi anak-anak masa kini. Orang tua

seolah-olah merupakan pembantu pribadinya. Mereka seakan akan tidak mampunyai kewajiban

yang harus dilaksanakan yaitu birrul walidain. Membentak-bentak seenaknya, meminta uang

tanpa kenal waktu, membohongi, menipu, bahkan ada juga yang tega membunuh orang tuanya

hanya karena tidak diberi uang jajan. Sungguh ironis kejadian seperti itu.

Dalam hidup ini sangat erat hubungan antara anak, ibu dan Allah, sampai-sampai

Rasulullah menjelaskan dalam hadisnya bahwa surga itu dibawah telapak kaki ibu. Namun

demikian orang tuapun mempunyai kewajiban yang harus dilakukan terhadap anak diataranya

menyayangi, merawat dan mendidik anak hingga usia dewasa. Karena sekarang ini banyak sekali

orang tua yang kelakuanya seakan-akan menjerumuskan dan menggiring anak dalam jurang

kenistaan. Padahal seharusnya orang tua memberi contoh yang bijak bagi anak-anak mereka

untuk mencapai ridha Allah.

Page 2: Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan dasar-dasar birrul walidain yang merujuk pada Al-Qur’an dan Sunnah

?

2.    Apa saja hak dan kewajiban orang tua terhadap anaknya ?

3.    Apa saja hak dan kewajiban anak terhadap orang tuanya ?

4.

C. Tujuan

1. Mengetahui sebenar-benarnya perintah berbakti kepada orang tua dalam Al-Qur’an dan

Sunnah.

2. Mengetahui hak dan kewajiban anak terhadap orang tuanya dan juga kewajiban orang

tua memenuhi hak anaknya.

3. Dapat menerapkan birrul walidain sebagai mana yang diperintahkan Allah dalam masa

kekinian.

Page 3: Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

BAB III

PEMBAHASAN

1. Dasar-dasar dan Definisi Birrul Walidain

Berbakti kepada kedua orang tua atau yang sering dikenal dengan istilah birrul walidain

menurut konsep Islam hukumnya wajib. Makna Birrul Walidain yaitu menjaga, memelihara dan

mematuhi perintah kedua orang tua, dalam artian peintah tersebut tidak bersifat maksiat. Allah

mewasiatkan kepada umatnya :

ا ه��� �ر� �ه� ك ع�ت ا و�و�ض��� ه��� �ر� م�ه� ك� �ه� أ �ت �ا ح�م�ل ان �ح�س� �ه� إ �د�ي �و�ال ان� ب �س� �ا اإلن �ن و�و�ص$ي

�ة� ن �ع�ين� س� ب ر�� �غ� أ �ل د$ه� و�ب �ش� �غ� أ �ل �ذ�ا ب $ى إ ت ا ح� ه�ر� �ون� ش� �الث �ه� ث �ه� و�ف�ص�ال و�ح�م�ل

�ع�م�ت� ع�ل�ي$ و�ع�ل�ى �ن �ي أ $ت ك� ال �ع�م�ت���� �ر� ن ك �ش���� �ن� أ �ي أ و�ز�ع�ن� ب: أ ال� ر� ق����

�ت� �ب :ي ت �ن �ي إ $ت ي �ح� ل�ي ف�ي ذ�ر: ل ص���� اه� و�أ ض��� �ر� ا ت �ح� �ع�م�ل� ص�ال �ن� أ �د�ي$ و�أ و�ال

�م�ين� ل �م�س� :ي م�ن� ال �ن �ك� و�إ �ي �ل إKami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".[1]

             

Allah juga menggabungkan antara perintah perintah berbuat baik terhadap kedua orang tua

dengan perintah beribadah kepada-Nya. Hal ini menunjukan betapa besar nilai dan agungnya hak

mereka, serta wajibnya berbuat baik terhadap keduanya. Allah berfirman SWT berfirman:

�ى ب ر� �ق��� ذ�ي ال �ا و�ب��� ان �ح�س��� �ن� إ د�ي �و�ال��� �ال �ا و�ب �ئ ي ه� ش��� �وا ب��� ر�ك �ش��� ه� و�ال ت د�وا الل��$ و�اع�ب���اح�ب� �ب� و�الص��$ ن �ج� ار� ال �ج��� �ى و�ال ب ر� �ق��� ار� ذ�ي ال �ج��� �ين� و�ال اك �م�س��� ام�ى و�ال �ت��� �ي و�الاال ت��� �ان� م�خ� �ح�ب� م�ن� ك $ه� ال ي �ن$ الل �م� إ �ك �م�ان ي

� �ت� أ �ك �يل� و�م�ا م�ل ب �ن� الس$ �ب� و�اب ن �ج� �ال با ف�خ�ور�

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.[2]

Birrul walidain merupakan amalan yang paling dicintai Allah setelah perintah sholat.

Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud ra. Katanya, “aku

pernah bertanya kepada Rasulullah, amalan apakah yang paling dicitai Allah? Rasul menjawab

“sholat pada waktunya,” aku bertanya lagi “kemudian apa lagi?” beliau bersabda, “berbakti

pada kedua orang tua.” Akupun bertanya lagi, “kemudian?” beliau menjawab, “Jihad di jalan

Allah.”[3]

Selain itu birrul walidain juga merupakan salah satu penyebab seseorang dapat masuk

surga. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasululah bersabda:

Page 4: Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

حدثنا شيبان بن فروخ. ح��دثنا أب��و عوان��ة عن س��هيل، عن أبي��ه، عن أبي هريرة،عن الن��بي ص��لى الل��ه علي��ه وس��لم. ق��ال "رغم أنف، ثم رغم أنف، ثم رغم أنف" قيل: من؟ يا رسول الله! قال"من أدرك أبويه عند الكبر، أحدهما أو كليهما فلم يدخل الجنة".

“Betapa hina diri seseorang, betapa hina diri seseorang, betapa hina diri seseorang.” Rasulullah ditanya, “Siapa dia wahai Rasul?” beliau menjawab, “Orang yang bertemu salah satu atau kedua orang tuanya tatkala berusia lanjut kemudian tidak masuk surga.”[4]

Selain itu keridhaan Allah itu ada pada keridhaan kedua orang tua, begitu juga sebaliknya

kemurkaan Allah berada pada kemurkaan kedua orang tua . Rasulullah bersabda dalam haditsnya

yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam banyak menyebutkan tentang ancaman durhaka

kepada kedua orang tua. Bahkan beliau nyatakan bahwa hal itu termasuk dosa besar. Abu Bakrah

radhiallahu 'anhu menyampaikan ucapan beliau ini:

ا �ث��� �ال ال� ث و�ل� الل��ه. ق��� س��� ا ر� �ل�ى ي��� ا : ب �ن��� �ر� ؟ ق�ل ائ �ب��� �ر� الك �ب ك� أ �م� ب��� �ك :ئ �ب �ن � أ �ال  أ

�ن� د�ي و�ق� الو�ال��� �الل��ه� و�ع�ق��� اك� ب ر� �ش��� � اإل �ال ال� أ ا ف�ج�ل�س� ف�ق��� �ئ��� $ك ان� م�ت و�ك���و�ر� ه�اد�ة� ال��ز� و�ر� و�ش��� � و�ق�و�ل� ال��ز� �ال و�ر�. أ ه�اد�ة� الز� و�ر� و�ش� ا و�ق�و�ل� الز� ف�م���

�ت� �س�ك � ي $ى ق�ل�ت� ال ت �ه�ا ح� �ق�و�ل ال� ي .ز�“Tidakkah kalian ingin aku kabarkan tentang dosa besar yang paling besar?” Kami menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau pun berkata tiga kali, “Menyekutukan Allah dan durhaka terhadap kedua orang tua.” Semula beliau dalam keadaan bersandar, lalu beliau pun bangkit duduk dan mengatakan, “Ketahuilah, ucapan dusta dan saksi palsu! Ketahuilah, ucapan dusta dan saksi palsu!” Beliau terus-menerus mengatakan hal itu hingga aku berkata, “Andaikan beliau diam.” [5]..

Dalam teks hadits lain, Nabi Saw pernah menyatakan secara eksplisit bahwa durhaka itu

haram, dan bisa mengakibatkan seseorang su’u al-khatimah (meninggal dalam keadaan sesat).

2.    Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua

Pada dasarnya, kewajiban seorang anak merupakan hak bagi orang tua begitu pula

sebaliknya hak anak adalah merupakan kewajiban dari orang tua sendiri.

Diantara kewajiban anak untuk berbakti pada orang tuanya dibagi menjadi dua yaitu ketika

mereka masih hidup dan sesudah mereka wafat.

A.  Saat  Orang Tua Masih Hidup

1.    Menaati mereka selama tidak mendurhakai Allah.

Ta’at, patuh dan hormat pada kedua orang tua merupakan kewajiban bagi setiap anak

Adam(manusia). Sedangkan mendurhakai keduanya merupakan perbuatan yang diharamkan,

kecuali jika mereka menyuruh untuk berbuat syirik atau bermaksiat kepada Allah. Allah

berfirman, artinya, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku

sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,

dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, ….”[6].

Rasulullah SAW. bersabda, “Tidak ada ketaatan untuk mendurhakai Allah. Sesungguhnya

ketaatan itu hanya dalam melakukan kebaikan”.[7]

Adapun contoh bentuk ketaatan pada orang tua diantaranya:

a)    Apabila orang tua meminta makan maka anak wajib memberikan

b)   Memberikan sesuatu yang diinginkan orang tua baik yang diminta atupun tidak

Page 5: Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

c)     Segera mendatangi panggilan orang tua

d)    Melaksanakan semua perintah orang tua asalkan buka perintah maksiat

e)    Tidak membentak, menghardik, memukul bahkan membunuh orang tua mnskipun orang tua

salah

Berbakti terhadap kedua orang tua dapat direalisasikan dengan berbagia bentuk. Di antara

bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan ucapan dan perbuatan yang dapat menyakiti

mereka, walaupun berupa isyarat atau dengan ucapan ‘ah’, tidak mengeraskan suara melebihi

suara mereka, mendahulukan keperluan orang tua dari pada keperluan pribadi.

2.    Berbakti terhadap kedua orang tua dapat direalisasikan dengan berbagai bentuk.  Diantara wujud

lain dari pada bakti pada orang tua diantaranya

a)    Tidak berkata “ah” dan tidak mengeraskan suara melebihi suara orang tua

b)   Tidak mendahului jalan orang tua

c)    Mendahulukan keperluan orang tua dari pada keperluan pribadi

d)   Tidak berkata kasar

3.    Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya.

Amat penting kedudukan izin kepada orang tua dalam masalah jihad. Seorang laki-laki

datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah

apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya, ‘Apakah kamu masih mempunyai kedua

orangtua?’ Laki-laki tersebut menjawab, ‘Masih’. Beliau bersabda, ‘Berjihadlah (dengan cara

berbakti) kepada keduanya’. [8]

4.    Memberikan nafkah kepada orang tua

Beberapa ayat dalam Al Qur’an yang membahas tentang hal ini adalah Al Baqarah ayat 15

dan Ar-Rum ayat 38. Rasulullah SAW. pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika ia

berkata, “Ayahku ingin mengambil hartaku”. Nabi SAW. bersabda, “Kamu dan hartamu adalah

milik ayahmu.” [9]

Oleh sebab itu, hendaknya seorang anak tidak  bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang

menyebabkan keberadaan dirinyaatas izin Allah, memeliharanya ketika kecil, serta telah berbuat

baik kepadanya.

5.    Memenuhi sumpah/nadzar kedua orang tua

Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak

terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya

karena hal itu termasuk hak mereka.

6.     Mendahulukan berbakti kepada ibu dari pada ayah.

حدثنا قتيبة بن سعيد: حدثنا جرير، عن عمارة بن القعقاع بن شبرمة، عن أبي زرعة، عن أبي هريرة رضي الله عنه

جاء رجل إلى رس))ول الل))ه ص))لى الل))ه علي))ه وس))لم قال: فقال: يا رسول الله، من أح))ق الن))اس بحس))ن ص))حابتي؟ قال: )أمك(. قال: ثم من؟ قال: )ثم أمك(. قال: ثم من؟

وقال ابن قال: )ثم أمك(. قال: ثم من؟ قال: )ثم أبوك(.شبرمة ويحيى بن أيوب: حدثنا أبو زرعة: مثله.

Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?” beliau menjawab, “Ibumu.” Lelaki itu

Page 6: Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau kembali menjawab, “Ibumu”. Lelaki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu”. Lalu siapa lagi? Tanyanya. “Ayahmu,” jawab beliau.” [10]

Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu dari pada ayah. Sebab, menaati ayah lebih

didahulukan jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan dalam hal yang dibolehkan

syari’at. Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada suaminya.

Maksud lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu dalam hadits tersebut adalah

bersikap lebih halus dan lembut kepada ibu daripada ayah. Sebagian Ulama salaf berkata, “Hak

ayah lebih besar dan hak ibu patut untuk dipenuhi.”

7.    Mendahulukan berbakti pada orang tua dari pada berbuat baik pada istri

 Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak di

dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawasul dengan amal baik mereka,

di antara amal mereka, ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua orang tuanya,

walaupun anak dan istrinya membutuhkan. Begitupula dengan kisah Alqomah

8.     Mendo’akan kedua orang tua.

Merupakan perihal yang sangat urgen sebab do’a juga merupakan wujud ungkapan

terimakasih anak terhadap orang tua.

Ayat Al-Qur’an yang membahas tentang kewajiban mendoakan keduanya salah satunya

adalah firman Allah SWT :

ا �ي ص�غ�ير� �ان $ي ب �م�ا ر� ح�م�ه�م�ا ك ب: ار� ح�م�ة� و�ق�ل� ر� �اح� الذ�ل: م�ن� الر$ ن �ه�م�ا ج� و�اخ�ف�ض� لDan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". [11]

9.     Memelihara orang tua

Ayat yang membahas tentang hal ini adalah surat Al-Isra’ ayat 23 dan Al-Ahqaf ayat 15

B.  Ketika Orang Tua Telah Meninggal

Di zaman Rasulullah pernah ada suatu dialog bahwa ada seorang sahabat menyatakan

penyesalannya bahwa selama orang tuanya masih hidup ia tidak sempat berbuat baik kepada

keduanya. Ia menyesal karena merasa sudah tertutup baginya untuk berbuat baik kepada mereka.

Mendengar keluhan itu Rasulullah menyatakan bahwa berbuat baik kepada kedua orang tua ada

dua macam, yaitu ketika mereka masih hidup dan ketika mereka sudah meninggal dunia.

Ada beberapa kewajiban yang dilakukan anak terhadap orang tuanya ketika mereka sudah

tiada diantaranya:

1.    Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan untuknya, karena ini merupaka bukti kebaktian

anak terhadap orang tuanya sebelum dikebumikan.

2.    Memohonkan ampun untuk keduanya. Karena do’a yang yang masih bisa menjadi amal jariyah

adalah do’a anak sholeh terhadap orang tuanya. Namun anak yang dimaksud anak di sini tidak

hanya anak kandung saja tapi anak tiri, ataupun anak angkatpun bisa. Karena dalam doa kita juga

dianjurkan untuk mendoakan semua orang muslim.

Page 7: Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

3.    Melanjutkan amalan baik yang belum sempat dilakukan mereka semasa hidup karena demikian

itu akan menjadi amalan jariyah bagi orang tua meskipun telah memenuhi panggilanya.

4.    Menunaikan janji, hutang dan wasiat orang tua yang belum terlaksana.

5.    Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua, Rasulullah SAW pernah bersabda,

“Sesungguhnya bakti anak yang terbaik adalah seorang anak yang menyambung tali

persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya meninggal”.[12]

6.    Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat ibu dan ayah. Rasulullah SAW. bersabda,

“Barang siapa yang ingin menyambung silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya, maka

sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal.” [13]

3.    Hak-hak yang harus diperoleh anak

Bukan saja sang anak, orang tua pun mempunyai kewajiban terhadap anak yang harus

ditunaikan. Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah sebuah wujud aktualitas hak-hak anak

yang harus dipenuhi oleh orang tua karena kewajiban orang tua adalah hak dari seorang anak.

1.    Hak Mendapatkan Rasa Kasih Sayang

Banyak hal yang bisa menjadi ungkapan kasih sayang, hal yang demikian tak ditinggalkan

oleh syariat, hingga didapati banyak contoh dari Rasulullah SAW, bagaimana beliau

mengungkapkan kasih sayang kepada anak-anak.

Satu contoh yang beliau berikan adalah mencium anak-anak. Bahkan beliau mencela orang

yang tidak pernah mencium anak-anaknya. Kisah-kisah tentang ini bukan hanya satu dua. Di

antaranya dituturkan oleh shahabat yang mulia, Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:

ع� ر� �ق��� �د�ه� األ ن �ي: و�ع� �ن� ع�ل �ح�س�ن� ب $م� ال ل �ه� و�س� �ي س�ول� الله� ص�لى$ الله� ع�ل $ل� ر� ق�با د� م��� ة� م�ن� الو�ل��� ر� �ي� ع�ش� �ن$ ل ع� : إ �ق�ر� ا، ف�ق�ال� األ �س� ال �م�ي ج� $م�ي �س� الت �ن� ح�اب ب

�م$ $م� ث ل ه� و�س��� �ي��� لى$ الل��ه� ع�ل س�ول� الل��ه� ص��� �ه� ر� �ي �ل �ظ�ر� إ �ح�د�ا . ف�ن �ه�م� أ $ل�ت� م�ن ق�ب

ح�م� �ر� � ي ح�م� ال �ر� � ي : م�ن� ال .ق�ال�

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium Al-Hasan bin 'Ali, sementara Al-Aqra' bin Habis At-Tamimi sedang duduk di sisi beliau. Maka Al-Aqra' berkata, "Aku memiliki 10 anak, namun tidak ada satu pun dari mereka yang kucium." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memandangnya, lalu bersabda, "Siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi."[14]

Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, seorang shahabat yang senantiasa menyertai Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam dalam melayaninya pun turut mengungkapkan bagaimana rasa

sayang Rasulullah SAW kepada putranya yang lahir dari rahim Mariyah Al-Qibthiyyah

radhiallahu 'anha:

ه� �ي��� لى$ الل��ه� ع�ل و�ل� الل��ه� ص��� س��� ال� م�ن� ر� �الع�ي��� ح�م� ب ر�� ان� أ د�ا ك��� �ح��� �ت� أ �ي أ م�ا ر�

ان� ة� . ف�ك��� �ن��� �م�د�ي و�ال�ي ال ه� ف�ي ع��� ض�ع�ا ل��� �ر� ت �م� م�س� اه�ي �ر� �ب �ان� إ . ق�ال� : ك $م� ل و�س�

ه� �ح�ن� م�ع��� ق� و�ن �ط�ل��� �ن ا . ي �ن��� ه� ق�ي ر� ان� ظ�ئ��� د$خ�ن� . و�ك��� �ي��� ه� ل �ن��$ �ت� و�إ �ي د�خ�ل� الب .ف�ي���

ع� ج� �ر� �م$ ي �ه� ث :ل �ق�ب �خ�ذ�ه� ف�ي �أ ف�ي"Aku tak pernah melihat seseorang yang lebih besar kasih sayangnya kepada keluarganya

dibandingkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Anas berkata lagi, "Waktu itu, Ibrahim sedang dalam penyusuan di suatu daerah dekat Madinah. Maka beliau berangkat untuk menjenguknya, sementara kami menyertai beliau. Kemudian beliau masuk rumah yang saat itu

Page 8: Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

tengah berasap hitam, karena ayah susuan Ibrahim adalah seorang pandai besi. Kemudian beliau merengkuh Ibrahim dan menciumnya, lalu beliau kembali."[15]

Kisah ini menunjukkan kemuliaan akhlak Rasulullah SAW, serta kasih sayangnya terhadap

keluarga dan orang-orang yang lemah. Juga menjelaskan keutamaan kasih sayang terhadap

keluarga dan anak-anak, serta mencium mereka. Di dalamnya juga didapati kebolehan

menyusukan anak pada orang lain. Demikian dijelaskan oleh Al-Imam An-Nawawi.[16]

Kalaulah dibuka perjalanan para pendahulu yang shalih dari kalangan shahabat radhiallahu

'anhum, hal ini pun ditemukan di kalangan mereka. Bahkan dilakukan oleh shahabat yang paling

mulia, Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiallahu 'anhu. Ketika Abu Bakr radhiallahu 'anhu tiba di

Madinah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam hijrah, dia mendapati putrinya,

'Aisyah radhiallahu 'anha sakit panas. Al-Barra' bin 'Azib radhiallahu 'anhu yang menyertai

Abu Bakr saat menemui putrinya mengatakan:

د� ط�ج�ع�ةl ق��� ه� م�ض��� �ت��� �ن ة� اب �ش��� �ذ�ا ع�ائ إ ه�، ف��� �ه�ل��� رo ع�ل�ى أ �ك��� �ي� ب ب� ع� أ د�خ�ل�ت� م��� ف���

$ة ؟ �ي �ن �ا ب �ت� ي �ن �ف� أ �ي �ل : ك :ل� خ�د$ه�ا و�ق�ا �ق�ب �اه�ا ي �ب �ت� أ �ي أ �ه�ا ح�م$ى، ف�ر� �ت ص�اب� أ

"Kemudian aku masuk bersama Abu Bakr menemui keluarganya. Ternyata 'Aisyah putrinya

sedang berbaring, terserang penyakit panas. Maka aku melihat ayah 'Aisyah mencium pipinya

dan berkata, 'Bagaimana keadaanmu, wahai putriku?'."[17]

Inilah kasih sayang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seorang ayah yang paling

mulia di antara seluruh manusia. Tak segan-segan beliau mendekap dan mencium putra-putri dan

cucu-cucunya. Begitu pun yang beliau ajarkan kepada seluruh manusia.

2.    Hak untuk memperoleh kehidupan

Problematika perekonomian seakan menjadi momok yang menakutkan bagi calon orang

tua bahkan orang tua sekalipun. Banyak sekali orang tua yang mnelantarkan anak yang telah

dilahirkan sendiri dari rahimnya. Bahkan tak sedikit pula yang membiarkan anaknya merasakan

kehidupan dunia ini.

Allah berfirman:

“Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan memberikan rizqi

kepadamu dan kepada mereka.” [18]

3.    Hak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)

Wajib bagi seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil, sebagaimana firman Allah

yang artinya: Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi

yang ingin menyempurnakan penyusuan. [19]

Sebuah riwayat disampaikan oleh 'Umar bin Al-Khaththab radhiallahu 'anhu:

�ي: ب �ةl م�ن� الس��� أ ر� �ذ�ا ام��� �يp ، ف�إ ب $م� س� ل �ه� و�س� �ي �ي: ص�لى$ الله� ع�ل $ب ق�د�م� ع�ل�ى النا �ه��� �ط�ن �ب �ه� ب �ص�ق�ت �ل �ه� ف�أ �خ�ذ�ت �ي: أ ب rا ف�ي الس� �ي �ذ�ا و�ج�د�ت� ص�ب ق�ى إ �س� �ه�ا ت �د�ي ل�ب� ث tح� تlة ذ�ه� ط�ار�ح��� و�ن� ه��� ر� �ت��� : أ $م� ل ه� و�س��� �ي��� �ي� ص�لى$ الل��ه� ع�ل $ب �ه� . ف�ق�ال� الن ض�ع�ت ر�

� و�أه� �ل��$ ح�ه� . ف�ق�ال� : ل �ط�ر� � ت �ن� ال �ق�د�ر� ع�ل�ى أ � ، و�ه�ي� ت �ا : ال �ن $ار�؟ ق�ل �د�ه�ا ف�ي الن و�ل

�د�ه�ا �و�ل �اد�ه� م�ن� ه�ذ�ه� ب �ع�ب ح�م� ب ر�� .أ

"Datang para tawanan di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ternyata di antara para tawanan ada seorang wanita yang buah dadanya penuh dengan air susu. Setiap dia dapati anak kecil di antara tawanan, diambilnya, didekap di perutnya dan disusuinya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya, "Apakah kalian menganggap wanita ini akan

Page 9: Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

melemparkan anaknya ke dalam api?" Kami pun menjawab, "Tidak. Bahkan dia tak akan kuasa untuk melemparkan anaknya ke dalam api." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sungguh Allah lebih penyayang daripada wanita ini terhadap anaknya."[20]

4.    Hak untuk mendapat nama yang baik dari orang tua

Pemberian nama yang baik bagi anak adalah awal dari sebuah upaya pendidikan terhadap

anak anak. Ada yang mengatakan; ‘apa arti sebuah nama’. Ungkapan ini tidak selamanya benar.

Islam mengajarkan bahwa nama bagi seorang anak adalah sebuah do’a. Dengan memberi nama

yang baik, diharapkan anak mampu berperilaku baik sesuai dengan namanya. Adapun setelah

kita berusaha memberi nama yang baik, dan telah mendidiknya dengan baik pula, namun anak

kita tetap tidak sesuai dengan yang kita inginkan, maka kita kembalikan kepada Allah SWT.

Nama yang baik dengan akhlak yang baik, itulah yang diharapkan oleh setiap orang tua.

5.    Hak mendapat aqiqohan dari orang tua.

Aqiqah hukumnya sunnah muakkadh (sangat dianjurkan) bagi yang mampu

melakukannya, berdasarkan sabda Nabi SAW 

o رهينةl بعقيقته: تذبح عنه يوم سابعه، ويحلق، ويسمى". "كل� غالم“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih paa hari ketujuh (sejak kelahiran anaknya), lalu dinamai dan dicukur rambutnya.[21]

6.    Hak mendapat pendidikan

Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu muslimah. Bahkan ibu

merupakan madrasah awal bagi putra putrinya. Dia senantiasa mendidik anak-anaknya dengan

akhlak yang baik, yaitu akhlak Muhammad dan para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak

bukanlah sekedar kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan

kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.

Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti

mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu mencakup

perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita

yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan,

hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan. Bak dan tidaknya seorang anak juga ada pengaruhnya

terhadap peran orang tua. Karena pada dasarnya anak itu terlahir dalam keadaan fitrah, jadi yang

menjadikan anak tersebut islam ataupun kafir adalah orang tuanya.

Page 10: Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

BAB III

KESIMPULAN

1.        Birrul walidain secara umum diartikan dengan berbuat baik terhadap kedua orang tua. Hukum

dari pada hal ini adalah wajib. Makna Birrul Walidain yaitu menjaga, memelihara dan mematuhi

perintah kedua orang tua, dalam artian peintah tersebut tidak bersifat maksiat. Sebaliknya anak

yang tidah hormat dan patuh paha orang tua dinamakan anak durhaka atau sering disebut uququl

walidain.Dasar-dasar yang menyatakan kewajiban ini diantaranya surat Al-Ahqof ayat 15 dan

An-Nisa’ ayat 36.

2.        Pada dasarnya kewajiban orang tua merupakan hak anak begitu pula sebaliknya kewajiban anak

merupakan hak orang tua. Kewajiban anak terhadap orang tua ada dua yaitu ketika orang tua

masih hidup dan sudah meninggal.

Diantara kewajiban anak terhadap orang tua adalah

Menaati mereka selama tidak mendurhakai Allah.

Memelihara orang tua

Mendoakan orang tua

Memberikan nafkah jika ortu membutuhkan

Meminya izin ketika ingin berperang (jihad)

3.        Betapa banyak kisah yang terhimpun dalam Kitabullah dan kalam Rasulullah Shallallahu 'alaihi

wa sallam yang berbicara tentang keutamaan berbakti kepada kedua orang tua dan ancaman bagi

seorang yang durhaka terhadap keduanya.

4.        Memberikan nama yang baik adalah salah satu tugas orang tua bagi anaknya yang baru lahir.

Ada aturan-aturan yang harus diikuti orang tua agar nama anak bisa memberikan kebaikan dan

berkah bagi pemiliknya.

5.        Anak berbeda dengan orang dewasa. Daya pikir dan imajinasinya yang masih sederhana

terkadang menimbulkan kesulitan bagi orang tua untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan yang

sifatnya abstrak. Di antaranya, bagaimana mengajari anak untuk senang mengajak kepada

kebaikan dan mencegah kejelekan. Namun sesulit apapun, di sana akan selalu ada jalan.

6.        Anak adalah tumpuan harapan. Segala impian terbaik tertumpah pada dirinya. Bahkan hampir

setiap orang tua menginginkan agar buah hati mereka mendapatkan apa pun yang lebih baik

daripada dirinya, tak peduli harus membanting tulang dan memeras keringat sepanjang siang dan

malam.

Namun terkadang impian itu pupus begitu saja. Bagai tanaman siap petik yang habis musnah

dimakan hama. Anak yang mereka idamkan membalasi jerih payah orang tuanya dengan

kedurhakaan. Tak jarang si anak berani beradu pandang dan bersuara lantang di hadapan ayah

dan ibunya. Permintaan bertubi-tubi dilontarkan, menuntut pemenuhan dengan segera. Bahkan

lebih dari itu, tangan atau kakinya begitu ringan menimpa tubuh keduanya. Sungguh, hanya

kepada Allah semata kita mengadukan semua ini.

Tentu, tak seorang pun ayah atau ibu menginginkan putra-putri mereka “salah asuhan”, dan

tentu, semua itu butuh arahan. Andaikata mereka merujuk kembali lembaran-lembaran

Page 11: Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

Kitabullah, Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, serta catatan perjalanan kehidupan

para pendahulu yang shalih, niscaya mereka akan mendapatinya.

Page 12: Orang Tua Merupakan Sosok Terpenting Dan Paling Berjasa Dalam Sejarah Kehidupan Manusia

DAFTAR PUSTAKA

1.        Al-Qur’an al-Karim

2.        Al-Jami′ al-Shahih (Shahih al-Bukhariy) - Abu ′Abd Allah Muhammad ibn Isma′il al- Bukhariy

3.        Al-Jami′ al-Shahih (Shahih Muslim) - Abu Husayn Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyayriy

4.        Ibn Majah - Abu ′Abd Allah Muhammad ibn Yazid Ibn MajahSunan

5.        Musnad Ahmad ibn Hanbal - Abu ′Abd Allah Ahmad Ibn Hanbal

6.        Nayl al-Awthar min Ahadis Sayyid al-Akhyar Syarh Muntaqa Al-Akhbar - Muhammad ibn ′Aliy

ibn Muhammad al-.Syaukani

7.        Sunan Abiy Dawud  - Abu Dawud Sulayman ibn al-Asy′as al- Sijistaniy

8.        Sunan al-Nasa′iy - Abu ′Abd al-Rahman Ahmad ibn Syu’ayb al- Nasaiy

9.        Silsilah al-Ahādīs al-Shahīhah wa Syai'un min Fiqhiha wa Fawā'idiha - Muhammad Nashir al-

Din al- Albaniy

10.    Majalah Fatawa

11.    Majalah al-Muslimun

12.    Majalah Mawaddah

13.    Majalah Qiblati

14.    Majalah As-Sunnah

15.    Majalah Suara Muhammadiyah

[1]  QS. Al-Ahqāf: 15[2]  QS. An-Nisā’ ayat 36[3]  Bukhari hadits  no 2630 dan Muslim no. 84[4]  HR Muslim. Hadits no. 2551[5] (HR. Al-Bukhari no. 5976 dan Muslim no. 87)[6]  QS.Luqman : 15[7]  HR. Al-Bukhari[8]  HR. al-Bukhari no. 5627 dan Muslim [9]  HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah.[10]  HR. Bukhari no. 5626.[11]  Al-Isra’ ayat 24[12]  HR. Muslim[13]  HR. Ibnu Hibban[14]  HR. Al-Bukhari no. 5997 dan Muslim no. 2318[15] Shahih, HR. Muslim no. 2316[16] Syarh Shahih Muslim, 15/76[17]  HR. Al-Bukhari no. 3918[18]  QS. Al-An’am: 151[19] QS AI Baqarah: 233

[20]  HR. Al-Bukhari no. 5999

[21]  HR. Abu Daud No. 2838