OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

36
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA MELALUI KOLABORASI KELEMBAGAAN DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI POLRI Disusun Oleh : ASEP JENAL AHMADI NDH : 18 Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan XLIV Tahun 2020 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA Jakarta, Juli 2020

Transcript of OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

Page 1: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA MELALUI KOLABORASI KELEMBAGAAN

DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI POLRI

Disusun Oleh :

ASEP JENAL AHMADI

NDH : 18

Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I

Angkatan XLIV Tahun 2020

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA Jakarta, Juli 2020

Page 2: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan

Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Proyek Perubahan ini dengan judul

Optimalisasi Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika Melalui Kolaborasi Kelembagaan Dalam

Rangka Percepatan Reformasi Birokrasi Polri dapat terlaksana dengan baik dan lancar sesuai

dengan pentahapan / milestone yang telah direncanakan.

Proyek Perubahan ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu kewajiban peserta

Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I, Angkatan XLIV Tahun 2020, di Pusat Pendidikan dan

Latihan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia dan telah mendapatkan masukan dan

persetujuan dari Mentor, Coach serta telah disetujui oleh Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri untuk

ditindaklanjuti dan diimplementasikan dalam mendukung pelaksanaan kegiatan operasional

Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri beserta Jajaran Kepolisian Daerah.

Penulis menyadari Laporan Proyek Perubahan ini masih banyak kekurangan baik dari segi

Administrasi maupun Substansi yang telah disajikan, dengan demikian besar harapan kami kepada

semua pihak dan stakeholder pada umumnya baik internal Polri maupun ekternal Polri dapat

memberikan masukan dan saran perbaikan dalam rangka menyempurnakan Laporan Proyek

Perubahan ini.

Laporan Proyek Perubahan ini dapat diselesaikan dengan baik hanya karena Ridho Allah

SWT. Tuhan Yang Maha Esa dan tentunya dukungan dari semua pihak, terutama Pejabat Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia, Pejabat Utama Direktorat Tindak Pidana Narkoba

Bareskrim Polri, stakeholder terkait, serta berkat bimbingan Mentor dan Coach yang secara iklas

dan penuh perhatian membantu dan mendukung Proyek Perubahan ini.

Dengan demikian pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang tinggi kami tujukan kepada :

1. Bapak Dr. Adi Suryanto, M.Si selaku Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik

Indonesia dan Pejabat Utama beserta staf yang telah menyelenggarakan program Pelatihan

Kepemimpinan Nasional Tingkat I, Angkatan XLIV Tahun 2020.

2. Ibu Erfi Muthmainah, SS., MA. Selaku Kepala Pusbangkom Pimnas dan Manajerial ASN

beserta Staf yang telah memfasilitasi dan menyediakan seluruh sarana dan prasarana

pelatihan, serta senantiasa selalu berdampingan dengan peserta latihan kepemimpinan

dalam mensukseskan pelaksanaan program latihan dari awal hingga akhir.

Page 3: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

3

3. Bapak Brigjen Pol. Krisno H. Siregar, SIK, MH., selaku Direktur Tindak Pidana Narkoba

Bareskrim Polri yang telah menyetujui dan memberikan arah kebijakan strategis terhadap

pelaksanaan Proyek Perubahan yang dilaksanakan di lingkungan Direktorat Tindak Pidana

Narkoba Bareskrim Polri.

4. Ibu Dr. Winantuningtyas Titi, M.Si. selaku Coach yang telah memberikan bimbingan, arahan

dan masukan terhadap Proyek Perubahan di lingkungan Direktorat Tindak Pidana Narkoba

Bareskrim Polri.

5. Para Pejabat Utama Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri yang telah

memberikan dukungan dan motivasi atas suksesnya pelaksanaan Proyek Perubahan di

lingkungan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri.

6. Seluruh Tim Efektif yang telah membantu dan mendukung suksesnya pelaksanaan Proyek

Perubahan di lingkungan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri.

7. Seluruh stakeholder , baik internal dan ekternal yang telah memberikan dukungan

pelaksanaan Proyek Perubahan di lingkungan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim

Polri.

8. Rekan – rekan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I angkatan XLIV Tahun

2020 yang telah memberikan masukan, dukungan dan inspirasi.

Sebagai penutup, penulis berharap laporan Proyek Perubahan ini dapat bermanfaat bagi

penulis sendiri pada khususnya dan para pemangku kepentingan ( stakeholder baik internal maupun

ekternal Polri ) pada umumnya. Demikian yang dapat kami sampaikan sebagai bentuk rasa syukur

dan penghargaan yang tak terhingga kepada Bapak dan Ibu sekalian, akhirnya Semoga Tuhan Yang

Maha Esa, Allah SWT Senantiasa selalu melimpahkan Rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.

Jakarta, Juli 2020

Penyusun

Drs. ASEP JENAL AHMADI, SH., MH.

Page 4: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

4

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI 4 DAFTAR TABEL 5 DAFTAR GAMBAR 6 RINGKASAN EKSEKUTIF 7 BAB I GAGASAN PROYEK PERUBAHAN

1.1 Latar Belakang 9 1.2 Identifikasi Potensi Masalah 11 1.3 Kondisi Saat Ini 12 1.4 Kondisi Yang Diharapkan 13 1.5 Gagasan Proyek Perubahan 13 1.6 Tujuan Proyek Perubahan 14 1.7 Manfaat Proyek Perubahan 16

BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

2.1 Roadmap/Milestones Proyek Perubahan 18 2.2 Tata Kelola Proyek Perubahan 19 2.3 Identifikasi dan Analisis Stakeholders 21 2.4 Identifikasi Potensi Kendala/Masalah dan Strategi Mengatasinya 22 2.5 Kriteria Keberhasilan 23 2.6 Faktor Pendukung Keberhasilan 24

BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

3.1 Capaian Proyek Perubahan 25 3.2 Peta Stakeholders setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan 27 3.3 Kendala Internal dan Eksternal 28 3.4 Upaya Mengatasi Kendala 29 3.5 Instrumen Monitoring untuk Pelaksanaan Proyek Perubahan 29

BAB IV P E N U T U P

4.1 Kesimpulan 31 4.2 Lessons learned 32 4.3 Rekomendasi 33

DAFTAR PUSTAKA 34

Page 5: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

5

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Kasus Narkotika Tahun 2017 – 2019 (Bareskrim Polri) 11

Tabel 1.2 Jumlah Kasus Narkotika Tahun 2017 – 2020 (BNN) 12

Tabel 1.3 Jumlah Tersangka Kasus Narkotika Tahun 2017 – 2020 (BNN) 12

Tabel 2.1 Roadmap/Milestone Proyek Perubahan 21

Tabel 2.2 Keanggotaan Peran dan Fungsi Tim Proyek Perubahan 24

Tabel 3.1 Ringkasan Rencana dan Realisasi Pelaksanaan Proyek Perubahan Tahun 2020 30

Page 6: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Pikir Konsep Rancangan Proyek Perubahan 16

Gambar 1.2 Komponen Rancangan Proyek Perubahan 17

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Tim Proyek Perubahan 23

Gambar 2.2 Peta Stakeholders 25

Gambar 3.1 Peta Stakeholder setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan 32

Page 7: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

7

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penyalahgunaan narkoba di Indonesia beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah serius

dan telah mencapai keadaan yang memprihatinkan, sehingga permasalahan narkoba menjadi

masalah nasional. Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia menjadi sasaran yang sangat

potensial sebagai tempat pengedaran narkoba secara ilegal. Penyalahgunaan narkoba masih

menjadi masalah kronis yang menimpa Indonesia, kasus peredaran sabu dan banyak tertangkapnya

bandar-bandar narkoba internasional dalam beberapa tahun terakhir menjadi bukti bahwa

Indonesia sedang berada dalam kondisi darurat narkoba.

Indonesia juga menjadi sasaran bagi para pengedar narkoba, karena di Indonesia para

pengedar narkoba bisa menjual barang haram tersebut dengan mudah karena masih kurangnya

pengawasan. Penyalahgunaan narkoba serta peredarannya yang telah mencapai seluruh penjuru

daerah dan tidak lagi mengenal strata sosial masyarakat, penyalahgunaan narkoba saat ini tidak

hanya menjangkau kalangan yang tidak berpendidikan saja akan tetapi penyalahgunaan narkoba

telah menyebar di semua kalangan bahkan sampai pada kalangan berpendidikan. Selain itu,

pengawasan pemerintah yang lemah terhadap pengedaran narkoba pun membuat pengedar

narkoba semakin mudah untuk menjalankan transaksinya.

Peredaran narkoba yang dilakukan dengan teknik canggih telah merambah seluruh

Indonesia. Dapat dikatakan terjadi perubahan modus dari para sindikat, dimana khusus jenis

psikotropika tidak lagi diimpor namun pengedarnya lebih memilih membuat pabrik untuk

memproduksi sendiri. Pengadaan bahan baku, peracikan, hingga perekrutan orang terkait

pembagian tugas dalam memproduksi narkoba benar-benar direncanakan dengan baik.

Tindak pidana narkotika telah bersifat transnasional yang dilakukan dengan menggunakan modus

operandi yang tinggi, teknologi yang canggih, didukung oleh jaringan organisasi yang luas, dan

sudah banyak menimbulkan korban terutama di kalangan generasi muda yang sangat merugikan

kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara. Indonesia yang pada mulanya sebagai Negara transit

perdagangan narkoba, kini sudah dijadikan daerah tujuan operasi oleh jaringan Narkoba

Internasional. Tingginya angka penyalahgunaan narkoba tersebut juga disumbang oleh ulah pada

sindikat narkoba.

Page 8: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

8

Dari uraian tersebut diatas tidak diikuti oleh dinamika yang seimbang terhadap strategi

penanggulangannya,baik bersifat antisipasi dini, pencegahan dini, dan pemberantasan arus

peredaran gelap narkotika yang signifikan. Tentu tidak mudah untuk mengambil hipotesis tentang

permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan efektivitas dan optimalisasi terhadap

program maupun kegiatan kelembagaan yang terkait dengan upaya pemberantasan peredaran

gelap narkotika yang semakin tidak mudah untuk memetakan pola jaringan kejahatan narkotika

baik lintas daerah maupun lintas negara dengan segala bentuk metode dan modus operandi baru

serta masuk melalui fasilitas dan lingkup tugas kelembagaan secara terpisah dari aspek tugas, fungsi,

kewenangan dan tanggung jawab.

Page 9: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang (Burning Platform)

Perkembangan pengungkapan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba pada

periode 3 (tiga) tahun terakhir antra tahun 2017 sampai dengan 2019 menunjukkan

kecenderungan yang semakin menurun, bahkan kasus-kasus yang terungkap oleh jajaran

Kepolisian RI hanyalah merupakan fenomena gunung es, dimana sebagian kecil saja yang

tampak di permukaan, sedangkan kedalamannya tidak terukur. Penurunan angka

pengungkapan ini tentunya tidak mudah bagi kita untuk mengambil kesimpulan bahwa

kejadian penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Indonesia mengalami penurunan, bisa

jadi justru permasalahannya ada pada kinerja aparat penegak hukum dibidang narkoba

mengalami penurunan, atau meraka yang menjadi pelaku dalam suatu komunitas terselubung

(jaringan kejahatan) tindak pidana narkoba yang mengalami kemajuan atau peningkatan

sistem dan metode baru didalam kegiatan penyalahgunaan dan peredarannya, yang secara

langsung ada pengaruhnya terhadap semkin pesatnya kemajuan teknologi informasi dalam

era globalisasi seperti sekarang ini. Dan yang pasti tentu ada pengaruh yang signifikan dari

banyaknya keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh aparat negara penegak hukum dalam

melakukan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

Dengan demikian, sungguh sangat relefan apabila ada ungkapan hipotesisnya adalah

bahwa pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia saat ini

belum optimal, belum terpadu dan belum menyeluruh (holistik) serta belum mencapai hasil

yang diharapkan. Hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi, baik

internal maupun eksternal sebagai dampak dari pembangunan secara umum dan dinamika

politik, ekonomi, sosial-budaya maupun keamanan.

Tabel 1.1 : Jumlah Kasus Narkotika Tahun 2017 – Tahun 2019

NO JENIS KASUS TERSANGKA

2017 2018 2019 2017 2018 2019

1 NARKOTIKA 35.440 39.429 17.349 46.683 51.661 22.250

2 PSIKOTROPIKA 3.652 1.524 233 4.177 1.744 277

3 BAHAN ADIKTIF 11.382 2.905 1.804 12.248 3.066 1.181

JUMLAH 47.767 43.048 18.666 60.387 56.471 23.708

Sumber : Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri 2020.

Page 10: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

10

Tabel 1.2 : Jumlah Kasus Narkotika Tahun 2017 – 2020 (JAN-JUN)

NO. KASUS TAHUN

2017 2018 2019 2020 1. Ganja 103 115 83 37

2. Heroin 4 0 1 0

3. Hashish 1 1 0 0

4. Kokain 1 0 0 0

5. Morfin 0 0 0 0

6. Shabu 820 844 810 260

7. Ekstasi (MDMA) 42 44 43 16

8. Amfetamine 4 22 0 8

9. PCC/Carisoprodol 0 4 2 0

10. Psikotropika & Prekursor (CL) 4 6 3 1

11. Ganja Sintetik 5 2 6 10

12. Kathinon 4 1 3 0

13. Turunan Triptamin 2 0 0 0

JUMLAH 990 1.039 951 332

Sumber : Aplikasi Sistem Informasi Narkoba Badan Narkotika Nasional RI

Tabel 1.3 : Jumlah Tersangka Kasus Narkotika Tahun 2017-2020 (JAN-JUN)

NO. TERSANGKA TAHUN

2017 2018 2019 2020 1 Ganja 137 154 124 49

2 Heroin 4 0 1 0

3 Hashish 2 1 0 0

4 Kokain 1 0 0 0

5 Morfin 0 0 0 0

6 Shabu 1.184 1.281 1.301 411

7 Ekstasi (MDMA) 58 83 59 21

8 Amfetamine 3 11 0 13

9 PCC/Carisoprodol 0 3 5 0

10 Psikotropika & Prekursor (CL) 4 8 6 2

11 Ganja Sintetik 9 1 8 0

12 Kathinon 2 3 1 0

13 Turunan Triptamin 2 0 0 0

JUMLAH 1.406 1.545 1.505 496

Sumber : Aplikasi Sistem Informasi Narkoba Badan Narkotika Nasional RI

Dari data tersebut diatas menunjukkan penurunan angka pengungkapan

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, baik kejadian dan pelakunya, yang bias

diakibatkan oleh beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi, antara lain, Pertama,

pelaksanaan tugas pokok Polri dalam bidang penyelidikan dan penyidikan kasus narkoba

belum bisa dilaksanakan secara maksimal, Dua, kurang cukup memadai sumber daya

pendukung operasional, misalnya keterbatasan personel, anggaran dan peralaan, ketiga,

Page 11: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

11

kurang tersedianya dukungan sumber data yang komprehensif tentang jaringan pelaku

kejahatan narkoba, keempat : kurangnya sinergi dan kolaborasi diantara aparat penegak

hukum dibidang tindak pidana narkoba, kelima, kurangnya partisipasi masyarakat dalam

keikutsertaannya melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 57 Undang-Undang

Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Keenam, Tidak efektifnya hubungan

kerja sama lintas sektoral baik dengan satuan fungsi kepolisian lainya maupun dengan

kementeriaan / lembaga, sebagaiman telah diamanatkan dalam Pasal 42 ayat (2), Undang-

Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Hal ini merupakan tuntutan dan kewajiban terhadap pelaksanaan program reformasi

birokrasi Polri sebagaimana telah diamanatkan didalam Grand Strategi Polri 2005-2025,

dimana saat ini sudah masuk tahap ke III, yaitu strive for excellence (2016-2025) dimana

program yang diusung adalah membangun kemampuan pelayanan public yang unggu,

mewujudkan good government, best practice polri, profesionalisme SDM, Implementasi

teknologi, infrastruktur matfasjas guna membangun kapasitas polri (capacity building) yang

kredibel dimata masyarakat nasional, regional dan internasional.

1.2 Identifikasi Potensi Masalah

Permasalahan penanganan peredaran gelap narkotika saat ini adalah, semakin luasnya

jangkauan komunikasi dan informasi jaringan pengendalian peredaran gelap narkotika baik

nasional maupun internasional, sebagai akibat dari pesatnya perkembangan tehnologi

informasi digital yang menjadi faktor utama didalam transformasi sistem jaringan kejahatan

narkotika.

Narkotika merupakan salah satu jenis kejahatan yang memiliki ciri khusus (khas) yang

tidak terdapat pada kejahatan yang lain, misalnya ; pertama, kejahatan dalam bentuk jaringan

yang sangat terselubung (silent), sangat rahasia, kedua; kejahatan yang tidak pernah ada

pihak-pihak yang mau melaporkan atau adanya pengaduan masyarakat, ketiga ; kejahatan

dalam bentuk jaringan dan sel-sel terputus, keempat; kejahatan yang dapat merusak

kesehatan baik fisik maupun psikis, kelima, kejahatan dengan jangkauan jaringan yang tidak

lagi memandang waktu dan batas negara.

Tantangan berikutnya adalah, Indonesia menjadi pasar yang paling potensial dalam

mengembangkan bisnis perdagangan gelap narkoba dengan jumlah pecandu, penyalah guna,

Page 12: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

12

dan korban penyalahdunaan narkoba yang cukup tinggi, serta kurangnya sinergi dengan

instansi penegak hukum lain dalam rangka Kebijakan Strategi Nasional P4GN (Pencegahan dan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba).

Strategi nasional di bidang pemberantasan dan penegakan hukum adalah upaya

terpadu secara sinergis, dengan menerapkan kepemimpinan kolaboratif dan didukung

komitmen kuat dari segenap kementerian/lembaga untuk secara tegas, konsisten dan

sungguh-sungguh, maka strategi yang dilakukan dalam pemberantasan peredaran gelap

narkotika akan dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan bangsa Indonesia bebas

Narkoba.

Stategi pemberantasan tentunya dimaksudkan untuk : 1) mengungkap dan memutus

jaringan sindikat perdagangan dan peredaran gelap narkoba baik nasional maupun

internasional. 2) melakukan proses penanganan perkara sejak proses penyelidikan,

penyidikan. 3) mengungkap motivasi/latar belakang dari kejahatan penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkotika.

1.3 Kondisi Saat Ini

a. Belum optimalnya pemberantasan peredaran gelap narkotika yang dilakukan oleh

Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri beserta Jajaran Polda, sehingga banyak

pengungkapan kasus narkotika tidak sampai menyentuh dan menjangkau pada tataran

jaringan peredaran secara utuh.

b. Strategi pemberantasan peredaran gelap narkotika tidak terkoordinasikan dengan baik

diantara pemangku kepentingan, sehingga upaya pemberantasan peredaran gelap

narkotika tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap besaran penyalahgunaan

nya dan angka peredaran narkotika masih menunjukkan angka yang cukup tinggi.

c. Belum terselengaranya proses pengumpulan dan pengolahan data yang bersifat

menyeluruh tentang jaringan pelaku kejahatan narkotika secara terintegrasi antara

Mabes dan Polda serta Kementeriaan dan Lembaga, sehingga upaya pemberantasan

peredaran gelap narkotika tidak terdukung dengan data yang akurat tentang pemetaan

jaringan kejahatan narkotika.

d. Belum optimalnya pola Kerjasama secara operasional dalam proses pemberantasan

peredaran gelap narkotika di lapangan, sehingga pengungkapan jaringan kejahatan

narkotika tidak efektif.

Page 13: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

13

1.4 Kondisi yang diharapkan

a. Optimalisasi pemberantasan peredaran gelap narkotika, sehingga banyak pengungkapan

kasus narkotika menjangkau sampai pada tataran jaringan peredaran secara utuh.

b. Memiliki Strategi pemberantasan peredaran gelap narkotika secara terkoordinasikan

dengan baik diantara pemangku kepentingan, sehingga upaya pemberantasan peredaran

gelap narkotika dapat berpengaruh dalam upaya pencegahan dan pengendalian

penyalahgunaannya.

c. Terselengaranya proses pengumpulan dan pengolahan data yang bersifat menyeluruh

tentang jaringan pelaku kejahatan narkotika secara terintegrasi, sehingga upaya

pemberantasan peredaran gelap narkotika terdukung dengan data yang akurat tentang

pemetaan jaringan kejahatan narkotika.

d. Terjalinnya kerjasama secara operasional dalam proses pemberantasan peredaran gelap

narkotika di lapangan, sehingga pengungkapan jaringan kejahatan narkotika dapat

berjalan sesuai dengan harapan masyarakat, bangsa dan negara.

1.5 Gagasan Proyek Perubahan

a. Merumuskan program dan kegiatan yang bersifat kolaboratif dalam pelaksanaan

sinergitas operasional pemberantasan peredaran gelap narkotika dilapangan.

b. Menyusun Kesepakatan Kerjasama dalam implementasi kolaborasi kegiatan operasional

di lapangan yang berhubungan dengan upaya pemberantasan peredaran gelap narkotika.

c. Menyusun Standar Operasional Prosedur tentang Pelaksanaan Kolaborasi kelembagaan

dalam Operasi Pemberantasan predaran gelap narkotika di tingkat pusat sampai ke

tingkat daerah.

d. Menyusun Peraturan Kabareskrim Polri tentang tehnik penyelidikan dan penyidikan tindak

pidana Narkotika.

Page 14: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

14

Gambar 1.1 : Alur Pikir Konsep Rancangan Proyek Perubahan

Gambar 1.2 Komponen Rancangan Proyek Perubahan

Komponen perubahan Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan

Program dan Kegiatan strategi pemberantasan peredaran gelap narkotika

Pemberantasan narkotika blm optimal

Peningkatan kualitas pemberantasan narkotika

Konsep jabaran tugas, fungsi dan peran

Strategi pemberantasan belum tepat sasaran

Terciptanya Program yang bersifat terpadu diantara kementerian/lembaga

Sistem dan metode Kerjasama dalam upaya pemberantasan peredaran gelap narkotika

Tidak memiliki data yang komprehensif tentang jaringan kejahatan narkotika

Konektifitas antar kelembagaan dalam upaya pemberantasan peredaran gelap narkotika

Piranti lunak dan konsep kebijakan

Pengungkapan kasus peredaran narkotika terputus

Pengungkapan secara menyeluruh terhadap jaringan kejahatan narkotika

1.6 Tujuan Proyek Perubahan

a. Dalam Jangka Pendek ( Maret s/d Juni Tahun 2020)

1) Terlaksananya koordinasi dan komunikasi efektif dengan tim proyek perubahan

dalam upaya membentuk kesamaan persepsi tentang proyek perubahan yang akan

dilaksanakan.

INPUT

STAKEHOLDER

INTERNAL

DIT TP NARKOBA

BARESKRIM POLRI

STAKEHOLDER

EKSTERNAL

UPAYA BERANTAS

PEREDARAN GELAP

NARKOTIKA TDK OPTIMAL

PROSES

RANCANGAN

PROYEK

PERUBAHAN

KOLABORASI

SINERGITAS

JANGKA

SEDANG

JANGKA

PANJANG

JANGKA

PENDEK

OPTIMAL

BERANTAS

PEREDARAN

GELAP

NARKOTIKA

INDONESIA BEBAS

NARKOBA

OUTPUT

OUTCOME

PROSES

KENDALA EKSTERNAL

KENDALA INTERNAL

Page 15: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

15

2) Terlaksananya koordinasi dengan stakeholder internal dalam upaya mendapatkan

persetujuan untuk menjadi sasaran atau objek dari kegiatan proyek perubahan.

3) Terlaksananya komunikasi dengan stakeholder eksternal untuk mendapatkan

dukungan dalam pelaksanaan proyek perubahan yang dituangkan dalam surat

pernyataan dukungan.

4) Mendapatkan masukan-masukan dari stakeholder internal maupun eksternal yang

berhubungan dengan penyusunan konsep kerjasama baik dalam bentuk MoU

maupun Standar Operasional Prosedur tentang Kolaborasi Penyelidikan Tindak

Pidana Narkotika.

5) Tersusunnya rancangan awal MoU dan SOP Prosedur tentang Pelaksanaan Kolaborasi

kelembagaan dalam Operasi Pemberantasan predaran gelap narkotika di tingkat

pusat sampai ke tingkat daerah.

b. Dalam Jangka Menengah (Juli s/d Desember Tahun 2020)

1) Terlaksananya evaluasi dengan stakeholder internal tentang kekurangan serta

kesalahan yang terdapat didalam rancangan awal SOP.

2) Terlaksananya evaluasi eksternal dengan melibatkan stakeholder eksternal untuk

menilai rancangan yang telah disusun dan menginventarisir masukan, saran dan

perbaikan yang dapat membangun penyusunan Kesepakatan kerjasama.

3) Tersusunnya konsep Kesepakatan Kerjasama berdasarkan masukan dan saran

stakeholder baik internal maupun eksternal.

4) Adanya Keputusan Direktur Tindak Pidana Narkoba terkait dengan penyusunan

Kesepakatan Kerjasama tentang Kolaborasi Pemberantasan peredaran gelap

narkotika.

5) Adanya Kebijakan Kabareskrim dalam penyusunan Peraturan Kabareskrim tentang

tehnik penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika.

c. Dalam Jangka Panjang (Tahun 2021)

1) Tersusunnya Peraturan Kabareskrim Polri tentang Standar Operasional Prosedur

Tehnik Penyelidikan Tindak Pidana Narkotika.

Page 16: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

16

2) Pelaksanaan Kesepakatan Kerjasama tentang Pelaksanaan Kolaborasi kelembagaan

dalam Operasi Pemberantasan predaran gelap narkotika di tingkat pusat sampai ke

tingkat daerah.

3) Pelaksanaan Peraturan Kabareskrim Polri tentang Standar Operasional Prosedur

tentang Penyelidikan Tindak Pidana Narkotika.

1.7 Manfaat Proyek Perubahan

a. Manfaat bagi Polri

Melalui proyek perubahan ini diharapkan dapat disusun Kesepakatan Kerjasama

tentang Pelaksanaan Kolaborasi kelembagaan dalam Operasi Pemberantasan peredaran

gelap narkotika untuk memastikan bahwa pelaksanaan proses pemberantasan peredaran

gelap narkotika dapat berjalan dengan baik. Secara khusus manfaat bagi Polri dengan

proyek perubahan ini adalah, sebagai berikut :

1) Polri memiliki panduan secara tehnis dalam melaksanakan kegiatan proses

pemberantasan peredaran gelap narkotika.

2) Salah satu program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran

Gelap Narkoba dapat berjalan dengan baik.

3) Polri mampu memetakan jaringan kejahaan narkoba baik nasional maupun

internasional, sehingga upaya penanganan peredaran gelap narkoba dapat dilakukan

secara efektif.

4) Meningkatkan kinerja dan sinergitas Polri dengan kementerian/lembaga dalam

mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis dibidang peredaran gelap

narkotika guna percepatan reformasi birokrasi Polri dalam rangka meningkatkan

daya saing bangsa.

b. Manfaat bagi Stakeholder

1) Stakeholder memahami fungsi dan perannya dalam mendukung Pelaksanaan

Kolaborasi kelembagaan dalam Operasi Pemberantasan predaran gelap narkotika di

tingkat pusat sampai ke tingkat daerah.

Page 17: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

17

2) Stakeholder mampu bersinergi, bekerjasama dan berkolaborasi didalam program dan

kegiatan Operasi Pemberantasan peredaran gelap narkotika di tingkat pusat sampai

ke tingkat daerah.

3) Terbukanya hubungan koordinasi dan kolaborasi antar kementeriaan dan lembaga

dalam rangka meningkatkan kinerja kelembagaan guna mendukung percepatan

reformasii birokrasi.

Page 18: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

18

BAB II

RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

2.1 Roadmap/Milestones Proyek Perubahan

Roadmap/Milestones Proyek Perubahan ini meliputi kegiatan, output dan waktu untuk

tahapan jangka pendek, jangka menengah dan jangka Panjang sebagai berikut :

Tabel 2.1 : Milestone Proyek Perubahan

a. Tahapan Jangka Pendek

NO Kegiatan Output Waktu

1 Pembentukan Tim Efektif Pelaksanaan proses perencanaan proyek perubahan

Terbentuknya tim efektif yg terdiri dr unsur administrasi & binopsnal

Minggu III

2 Pelaksanaan pertemuan rapat tim efektif yang telah terbentuk

Tersusunnya konsep perencanaan pembagian tugas tim efektif

Maret 2020

3 Rapat dengan Tim Efektif dalam rangka penyusunan tim pokja utk analisis stakeholder

Penentuan stakeholder dan perannya

Minggu IV

4 Pelaksanaan rapat koordinasi stake holder internal Mabes Polri.

Kesamaan persepsi thd proper yang akan dilaksanakan

Maret 2020

5 Pelaksanaan pertemuan koordinasi dengan stake holder eksternal

Terjalinnya komunikasi efektif tentang rencana proper

Minggu I, II April 2020

6 Pertemuan tim efektif untuk Menyusun draf Kesepakatan Kerjasama tentang pelaksanaan kolaborasi kelembagaan

Tersusunnya konsep rancangan peraturan Kabareskrim tentang Kesepakatan Kerjasama

Minggu III April 2020

7 Pertemuan dalam rangka komunikasi dan koordinasi dengan BNN dan Dirjen Bea & Cukai

Dukungan dan kesepakatan dalam penyusun draf Kesepakatan Kerjasama

Minggu IV April 2020

8 Rapat dengan Pokja dan tim efektif dalam rangka penyusunan draf SOP tentang tehnik penyelidikan dan penyidikan TP Narkotika

Draf SOP tentang tehnik penyelidikan & penyidikan TP Narkotika

Minggu I,II Mei 2020

Page 19: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

19

b. Tahapan Jangka Menengah

NO Kegiatan Output Waktu

1 Pertemuan tim efektif dgn Divkum untuk Sinkronisasi draf Kesepakatan Kerjasama dgn BNN & Bea Cukai

Tersusunnya draf rancangan kesepakatan Kerjasama

Agustus 2020

2 Pertemuan tim efektif dangan stake holder internal Mabes Polri untuk sinkronisasi SOP

Kesepakatan tentang isi draf SOP

September 2020

3 Rapat dengan tim efektif dan pokja untuk penyempurnaan draf SOP

Persamaan persepsi tentang isi draf SOP

Oktober 2020

4 Pelaksanaan pertemuan tim pokja untuk penyempurnaan draft Perkabareskrim

Tersusunnya draf Peraturan Kabareskrim tentang Kesepakatan Kerjasama

November 2020

5 Pertemuan tim pokja dengan Divkum Polri

Sinkronisasi & harmonisasi Draf SOP

Desember 2020

6 Pertemuan tim pokja dengan Divkum Polri

SInkronisasi & Harmonisasi Draf Kesepakatan Kerjasama

Desember 2020

c. Tahapan Jangka Panjang

NO Kegiatan Output Waktu 1 Sosialisasi Kesepakatan kerjasama ke

Jajaran Ditresnarkoba Polda

Terlaksananya Kerjasama operasional

Januari 2021

2 Sosialisasi SOP ke Jajaran Ditresnarkoba Polda

Terlaksananya kegiatan operasional sesuai SOP

Pebruari 2021

3 Sosialisasi Peraturan Kabareskrim ke Jajaran Ditresnarkoba Polda

Terlaksananya kegiatan operasional sesuai dgn Perkabareskrim

Maret 2021

4 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi Peningkatan pengungkapan kasus Narkotika

April s/d Juni 2021

2.2 Tata Kelola Proyek Perubahan

Keanggotaan tim efektif yang terlibat dalam pelaksanaan proyek perubahan ini

dijabarkan kedalam struktur organisasi, dan keanggotaan, peran dan fungsi Tim Proyek

Perubahan sebagai berikut. Keanggotaan Tim efektif proyek perubahan ini berasal dari

Page 20: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

20

lingkungan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, namun dalam pelaksanaannya,

koordinasi dan keterlibatan dengan Satker dilingkungan Bareskrim Polri dan Satker lain

dilingkungan Mabes Polri cukup memberikan kontribusi yang aktif sebagai bagian dari

hubungan tata cara kerja di lingkungan Mabes Polri.

a. Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Tim Proyek Perubahan

Penanggung Jawab (Mentor)

BJP. Krisno H. Siregar, SIK.,MH.

Ketua Pelaksana Proyek Perubahan

(Project Leader)

KBP. Drs. Asep Jenal Ahmadi, SH. MH.

Tim Efektif

1. Akbp. Deny, SIK. 2. Kompol. Arta, SH. 3. Kompol. Ivon, SH. 4. Akp. Tonika, SH. 5. Iptu. Tri Janea, SH. 6. Ipda. Criswati, SH. 7. Ipda. Atin, SH.

Kelompok Kerja

1. Kbp. M. Slamet, SIK. 2. Kbp. Harley Siahaan, SIK. 3. Kompol. Lina SIK. 4. Akp. Wirawan, SIK. 5. Akp. Feky 6. Ipda. Gatot Tri, SH. 7. Ipda Beny, SH.

Sekretaris Kompol. Arta

Coach

DR. Winantuningtyas Titi, M.Si.

Page 21: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

21

Mentor : Brigjen Pol. Krisno H. Siregar, Sik.,M.H.

Coach : Dr. Winantuningtyas Titi, M.Si.

Project Leader : Drs. Asep Jenal Ahmadi, S.H., M.H.

Ketua Tim Efektif : Akbp. Deny, SIK.

Ketua Tim Pokja : Kbp. Muhamad Slamet, SIK.

b. Deskripsi Peran

Tabel 2.2 Keanggotaan, Peran dan Fungsi Tim Proyek Perubahan

NO Jabatan Dalam Proyek Deskripsi Tugas

1 Mentor Memberikan dukungan dalam rancangan dan implementasi proyek perubahan Memberikan kesempatan dan persetujuan atas proposal proyek perubahan Memberikan bimbingan dan dukungan penuh kepada project leader dalam pelaksanaan proyek perubahan

2 Coach Memberikan motivasi, arahan dan petunjuk secara tehnis didalam pelaksanaan penyusunan proyek perubahan

3 Project Leader Merancang proyek perubahan Melakukan eksekusi terhadap seluruh tahapan rancangan proyek perubahan

4 Tim Efektif Menyusun administrasi proyek perubahan Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan stake hoder

5 Tim Pokja Menyiapkan konsep Perkabareskrim tentang SOP tentang Kolaborasi kelembagaan pelaksanaan pemberantasan peredaran gelap narkotika

2.3 Identifikasi dan Analisis Stakeholders

Pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam kegiatan proyek perubahan

ini mencakup kementeriaan/Lembaga dan satuan kerja tingkat Mabes Polri serta keterlibatan

Kepolisian Daerah, yang diklasifikasikan kedalam kelompok internal dan kelompok eksternal.

a. Internal

Kelompok internal mencakup pemangku kepentingan yang berada di lingkungan BMabes

Polri dan Jajaran Kepolisian Daerah.

1) Biro Pembinaan Operasional Badan Reserse Kriminal Polri

Page 22: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

22

2) Biru Perencanaan dan Administrasi Badan Reserse Kriminal Polri

3) Biro Penyusunan Hukum Divisi Hukum Mabes Polri

4) Pusat Informasi Kriminal Nasional Mabes Polri

5) Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri

b. Eksternal

1) Kementeriaan Luar Negeri Republik Indonesia

2) Kementerian Hukum dan HAM

3) Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia

4) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Republik Indonesia

5) Direktorat Jenderal Keimigrasian Republik Indonesia

6) Kementeriaan Luar negeri Republik Indonesia

Gambar 2.2 Peta Stakeholder

Latens Promotors

High Power

1. Kementerian Luar Negeri 2. Kementerian Hukum dan HAM 3. Kementerian Diknas 4. Kementerian Agama

1. Badan Narkotika Nasional 2. Badan Intelijen Kepolisian 3. Pusat Informasi Kriminal

Nasional 4. Ditjen Bea & Cukai

Apathetic Defender

Low Power

1. LSM Anti Narkotika 2. Panti Rehabilitasi Medis 3. Panti Rehabilitasi Sosial 4. Panti Rehabilitasi Non Medis

1. Kementerian Kesehatan RI 2. Kementerian Sosial RI 3. Badan Pengawasan Obat dan

Makanan

Low Interest High Interest

2.4 Identifikasi Potensi Kendala/Masalah dan Strategi Mengatasinya

Potensi masalah dalam efektifitas pemberantasan peredaran gelap narkotika secara

terpadu melalui sinergitas, kerjasama kolaborasi kelembagaan antara lain adalah :

1) Rendahnya kapasitas kelembagaan baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah dalam

melaksanakan koordinasi, sinkronisasi program pemberantasan peredaran gelap

narkotika.

Page 23: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

23

2) Rendahnya partisipasi kementerian/lembaga dalam Menyusun program dan kegiatan

pemberantasan peredaran gelap narkotika secara sinergi dalam bentuk Kerjasama

kolaboratif.

3) Rendahnya partisipasi satuan kerja dan satuan unit kerja dilingkungan internal Polri dalam

Kerjasama kolaboratif, mulai dari proses perencanaan sampai kepada pelaksanaan

Analisa dan evaluasi kinerja operasional pemberantasan peredaran gelap narkotika.

4) Terbatasnya dukungan sumber daya manusia baik kualitas maupun kuantitas dalam

pelaksanaan program pemberantasan peredaran gelap narkotika.

5) Terjadinya resistensi para pemangku kepentingan dalam pelaksanaan proses perubahan.

Strategi penanggulangan masalah dalam efektifitas pemberantasan peredaran gelap

narkotika secara terpadu melalui sinergitas, kerjasama kolaborasi kelembagaan antara lain

adalah :

1) Melakukan sosialisasi kepada seluruh stakeholder tentang Komitmen pemerintah dalam

program nasional tentang Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran

Gelap Narkoba (P4GN).

2) Melakukan sosialisasi kepada seluruh stakeholder tentang Karakteristik Kejahatan

Peredaran Gelap Narkotika.

3) Melakukan sosialisasi kepada stakeholder terbatas tentang sistem pemberantasan

peredaran gelap narkotika.

4) Melakukan pelatihan kepada sumber daya manusia stakeholder secara terbatas tentang

tehnis pelaksanaan system pemberantasan peredaran gelap narkotika.

5) Melakukan penguatan pada sistem koordinasi dan Kerjasama kolaboratif dalam

pelaksanaan program dan kegiatan pemberantasan peredaran gelap narkotika.

2.5 Kriteria Keberhasilan

1) Terlaksananya sosialisasi kepada seluruh stakeholder tentang Komitmen pemerintah

dalam program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkoba (P4GN).

2) Terlaksananya sosialisasi kepada seluruh stakeholder tentang pemahaman terhadap

Karakteristik Kejahatan Jaringan Peredaran Gelap Narkotika.

Page 24: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

24

3) Terlaksananya sosialisasi kepada stakeholder terbatas tentang sistem pemberantasan

peredaran gelap narkotika.

4) Meningkatnya pemahaman dan kemampuan sumber daya manusia stakeholder secara

terbatas dalam hal tehnis pelaksanaan program dan kegiatan pemberantasan peredaran

gelap narkotika.

5) Meningkatnya komitmen seluruh pemangku kepentingan terhadap sistem koordinasi dan

Kerjasama kolaboratif dalam pelaksanaan program dan kegiatan pemberantasan

peredaran gelap narkotika.

2.6 Faktor Pendukung Keberhasilan

1) Komitmen pimpinan kementeriaan/lembaga akan pentingnya sinergitas, Kerjasama

kolaboratif dalam pelaksanaan program pemberantasan peredaran gelap narkotika.

2) Dukungan peraturan perundang-undangan baik Undang-Undang No. 35 Tahun 2009

tentang Narkotika maupun Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi

Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkotika dan Prekursor Narkotika Tahun 2020.

3) Jaringan koordinasi para stakeholder (kementerian/Lembaga), satuan kerja Internal Polri

dan masyarakat mitra kerja peduli narkoba.

4) Dukungan masyarakat akan pentingnya sinergitas Kerjasama kolaboratif dalam efektifitas

pemberantasan peredaran gelap narkotika.

Page 25: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

25

BAB III

PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

3.1 Capaian Proyek Perubahan

Keberhasilan pencapaian dari pelaksanaan proyek perubahan selama periode jangka

pendek dan menengah dapat dikelompokkan kedalam tahapan utama:

1) Terbentuknya tim efektif yg terdiri dr unsur administrasi & binopsnal.

2) Tersusunnya konsep perencanaan pembagian tugas tim efektif.

3) Penentuan stakeholder dan perannya.

4) Kesamaan persepsi thd proyek perubahan yang akan dilaksanakan.

5) Terjalinnya komunikasi efektif tentang rencana proyek perubahan yang akan

dilaksanakan.

6) Tersusunnya konsep rancangan peraturan Kabareskrim tentang Kesepakatan Kerjasama.

7) Dukungan stakeholder dalam penyusun draf Kesepakatan Kerjasama

8) Tersusunnya Draf SOP tentang tehnik penyelidikan & penyidikan TP Narkotika.

9) Tersusunnya Draf Peraturan Kabareskrim

Mempertimbangkan ketersediaan waktu terkait dengan situasi pandemic Covid-19

dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar, sangat sulit untuk bisa

merealisasikan bentuk kegiatan yang harus ditempuh dalam mencapai sasaran sesuai rencana

yang telah ditetapkan. Dengan demikian Kegiatan-kegiatan ini dilaksanakan lebih bersifat

pertemuan virtual dengan memanfaatkan tehnologi informasi dan komunikasi online dengan

melibatkan tidak hanya unit-unit kerja di lingkungan Polri, akan tetapi juga melibatkan

Kementerian /Lemmbaga, walaupun terdapat banyak kendala dalam mengikutsertakan

partisipasi aktif dari kementerian/Lembaga dan pemangku kepentingan lainnya.

Secara umum pentahapan proyek perubahan di atas dapat dilaksanakan dengan baik,

secara garis besar kegiatan dapat diselesaikan sesuai target yang ditetapkan. Walaupun ada

beberapa kegiatan semula masuk ke dalam tahapan jangka pendek masuk ke dalam persiapan

jangka menengah dan rencana realisasi kegiatan jangka menengah dilaksanakan pada target

jangka Panjang.

Page 26: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

26

Tabel 3.1 Milestones Realisasi Pelaksanaan Proyek Perubahan Tahun 2020

a. Jangka Pendek

NO

KEGIATAN

JADWAL PELAKSANAAN OUTPUT

DATA PENDUKUNG

KET RENCANA REALISASI

1 Pembentukan Tim Efektif Pelaksanaan proyek perubahan

Minggu III Maret 2020

Minggu III Maret 2020

Surat Perintah terdiri unsur administrasi & binopsnal

Administrasi Surat perintah Dokumentasi

2 Rapat dengan Tim Efektif dalam rangka analisis stakeholder & perannya

Minggu I, II April 2020

Minggu I,II April 2020

Notulen Penentuan stakeholder

Administrasi & Dokumentasi

3 Pelaksanaan rapat koordinasi stake holder internal Mabes Polri.

Minggu III April 2020

Minggu III April 2020

Pernyataan dukungan & kesepahaman ttg thd proper yang akan dilaksanakan

Administrasi Surat perintah Dokumentasi

4 Pelaksanaan pertemuan koordinasi dengan stake holder eksternal

Minggu IV April 2020

Minggu IV April 2020

Pernyataan pemahaman dan dukungan tentang rencana proper

Administrasi Surat perintah Dokumentasi

5 Pertemuan tim efektif untuk Menyusun draf Kesepakatan Kerjasama tentang pelaksanaan kolaborasi kelembagaan

Minggu I,II Mei 2020

Minggu I,II Mei 2020

Draf rancangan peraturan Nota Kesepakatan Kerjasama

Naskah sementara Kesepakatan Kerjasama & Dokumentasi

6 Pertemuan dalam rangka komunikasi dan koordinasi dengan BNN dan Dirjen Bea & CUkai

Minggu III,IV Mei 2020

Minggu III,IV Mei 2020

Pernyataan dukungan dalam penyusun draf Kesepakatan Kerjasama

Naskah & Dokumentasi

7 Rapat dengan Pokja dan tim efektif dalam rangka penyusunan draf SOP tentang tehnik penyelidikan dan penyidikan TP Narkotika

Minggu I,II Juni 2020

Minggu I,II Juni 2020

Draf SOP tentang tehnik penyidikan TP Narkotika

Naskah & Dokumentasi

8 Rapat dengan Tim efektif, pokja dan stakeholder internal dalam penyusunan draf Peraturan Kabareskrim Polri

Minggu III,IV Juni 2020

Minggu III,IV Juni 2020

Draf Peraturan Kabareskrim

Naskah & Dokumentasi

b. Jangka Menengah

NO

KEGIATAN

JADWAL PELAKSANAAN OUTPUT

DATA PENDUKUNG

KET RENCANA REALISASI

1 Pertemuan tim efektif dgn Divkum untuk Sinkronisasi draf Kesepakatan Kerjasama dgn BNN & Bea Cukai

Agustus 2020

Agustus 2020

Draf rancangan kesepakatan Kerjasama

Naskah sementara kesepakatan kerjasama

2 Pelaksanaan pertemuan tim pokja utk

September 2020

September 2020

Draf Perkabareskrim

Naskah sementara

Page 27: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

27

penyempurnaan draf Perkabareskrim

kesepakatan kerjasama

3 Pertemuan tim pokja dengan Divkum Polri dlm rangka sinkronisasi dan harmonisasi SOP

Desember 2020

Desember 2020

Draf SOP tehnik penyidikan TP Narkotika

Draf Finalisasi SOP

4 Pertemuan tim pokja dengan Divkum Polri dlm rangka sinkronisasi & haronisasi Nota Kesepakatan

Desember 2020

Desember 2020

Draf Kesepakatan Kerjasama

Draf Finalisasi Kesepakatan Kerjasama

c. Jangka Panjang

NO KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN OUTPUT

DATA PENDUKUNG

KET RENCANA REALISASI

1 Sosialisasi Kesepakatan kerjasama ke Jajaran Ditresnarkoba Polda

Januari 2021

Januari 2021

Terlaksananya Kerjasama operasional

Aministrasi & Dokumentasi

2 Sosialisasi SOP ke Jajaran Ditresnarkoba Polda

Pebruari 2021

Pebruari 2021

Terlaksananya kegiatan operasional sesuai SOP

Administrasi & Dokumentasi

3 Sosialisasi Peraturan Kabareskrim ke Jajaran Ditresnarkoba Polda

Maret 2021

Maret 2021

Terlaksananya kegiatan operasional sesuai dgn Perkabareskrim

Administrasi & Dokumentasi

4 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi

April s/d Juni 2021

April s/d Juni 2021

Peningkatan pengungkapan kasus Narkotika

Data, Admin & Dokumentasi

3.2 Peta Stakeholders setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan

Pelaksanaan proyek perubahan yang diselenggarakan melalui rangkaian pertemuan

koordinasi serta kunjungan, berhasil membangun dukungan dari beberapa stakeholder.

Beberapa perkembangan penting dalam hal dukungan dari para stakeholders terhadap proyek

perubahan dapat dilihat dengan membandingkan antara Gambar 2.2 dan Gambar 3.1. Para

stakeholders yang semula masuk kelompok latents, berubah menjadi stakeholder kelompok

promoters, Demikian juga dengan para stakeholders yang semula masuk kelompok apathetics

Page 28: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

28

berubah menjadi kelompok promoters. Perkembangan penting lainnya stakeholders yang

semula masuk kelompok apathetics berubah menjadi kelompok defenders.

Sementara itu, dukungan dari beberapa stakeholder lainnya mendapatkan respon

yang cukup positif , terutama setelah terlaksananya pertemuan koordinasi dan komunikasi

dalam pelaksanaan pentahapan proyek perubahan, telah memberikan cukup pemahaman

terhadap pentingnya dukungan dari para stakeholders dalam mensikapi perubahan mindset

dalam upaya pemberantasan peredaran gelap narkotika.

Gambar 3.1 Peta Stakeholder setelah Pelaksanaan Proyek Perubahan Jangka Pendek dan Menengah

Latens Promotors

High Power

1. Ditjen Imigrasi RI 2. Kementerian Luar Negeri RI 3. Kementeriaan Hukum & HAM 4. Kementeriaan Dalam Negeri 5. Kementeriaan Sosial 6. Bakamla RI

1. Badan Narkotika Nasional RI 2. Ditjen Bea & CUkai RI 3. Badan Intelijen Keamanan 4. Pusiknas Polri 5. Divhubinter Polri 6. Robinops Bareskrim Polri

Apathetik Defender

Low Power

Low Interest High Interest

3.3 Kendala Internal dan Eksternal

Beberapa kendala baik internal maupun eksternal dalam pelaksanaan proyek

perubahan ini telah diidentiifkasi sejak awal. Secara umum kendala yang cukup berarti, adalah

adanya situasi pandemic Covid-19 yang menimbulkan banyak kendala dan permasalahan

didalam pelaksanaan proyek perubahan yang dihadapi, diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Rendahnya partisipasi di lingkungan Kementerian/Lembaga terkait, dan satuan kerja

dilingkugan Polri, antara lain dalam penyediaan waktu pertemuan.

Page 29: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

29

2) Ketidakhadiran dari pimpinan unit-unit di lingkungan Kementerian/lembaga dalam

pertemuan koordinasi pembahasan tentang proyek perubahan.

3) Perubahan waktu dan lokasi pelaksanaan pertemuan koordinasi dan pelaksanaan

kegiatan-kegiatan lain yang lebih mendesak dan waktunya bersamaan.

3.4 Upaya Mengatasi Kendala

Beberapa langkah penting yang ditempuh untuk merespon kendala internal dan

eksternal dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan proyek perubahan di atas adalah sebagai

berikut:

1) Melakukan koordinasi secara langsung dengan unit-unit kerja di lingkungan Markas Besar

Polri dan beberapa lembaga terkait konsep proyek perubahan dalam tataran

implementasi.

2) Melakukan penyesuaian waktu dan lokasi pertemuan dengan memperhatikan target atau

batas waktu penyelesaian kegiatan yang telah ditetapkan.

3) Melakukan koordinasi kementerian/lembaga terkait mengenai perubahan waktu

pelaksanaan kegiatan dalam rangka proyek perubahan.

4) Melakukan komunikasi secara langsung dengan stakeholder terkait proses kegiatan yang

termasuk dalam rancangan proyek perubahan.

3.5 Instrumen Monitoring untuk Pelaksanaan Proyek Perubahan

Monitoring untuk pelaksananan proyek perubahan ini merupakan bagian yang melekat

dalam tiap tahapan pelaksanaan proyek perubahan. Kegiatan monitoring ini merupakan

proses berkelanjutan yang mencakup kegiatan pengumpulan data atas indikator secara

sistematis untuk menghasilkan indikasi perkembangan dan pencapaian tujuan sesuai dengan

Page 30: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

30

target dan waktu yang telah direncanakan. Informasi tersebut kemudian menjadi bahan

masukan dalam pengambilan keputusan selama pelaksanaan proyek perubahan. Kegiatan

pemantauan ini dilaksanakan melalui pertemuan berkala dengan para anggota tim pelaksana

proyek perubahan. Pertemuan dilaksanakan pada saat kegiatan koordinasi yang melibatkan

seluruh pemangku kepentingan.

Mekanisme monitoring yang telah ditempuh selama ini cukup memadai. Secara umum

tahapan utama dalam pelaksanaan proyek perubahan diatas dapat dilaksanakan dengan

cukup memadai walupun banyak permasalahan dan kendala yang dihadapi, sehingga terdapat

banyak kekurangan didalam proses pelaksanaan yang tidak setiap rencana dapat secara tepat

dilaksanakan.

Page 31: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

31

BAB IV

P E N U T U P

4.1 Kesimpulan

Gagasan utama proyek perubahan ini dilakukan melalui proses analisis dan evaluasi

terhadap data primer dan data sekunder dari pengungkapan dan pelaksanaan pemberantasan

peredaran gelap narkotika yang selama ini telah dilakukan oleh Polri maupun Badan Narkotika

Nasional, baik di tingkat pusat maupun di tingakt daerah. Beberapa hal penting yang dapat

disimpulkan dari pelaksanaan proyek perubahan yang bertujuan Mengoptimalkan

Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika melalui Kolaborasi Kelembagaan ini adalah

sebagai berikut ; 1) Terbentuknya tim efektif yg terdiri dr unsur administrasi & binopsnal, 2)

Tersusunnya konsep perencanaan pembagian tugas tim efektif, 3) Penentuan stakeholder dan

perannya, 4) Kesamaan persepsi thd proyek perubahan yang akan dilaksanakan, 5) Terjalinnya

komunikasi efektif tentang rencana proyek perubahan, 6) Tersusunnya konsep rancangan

peraturan Kabareskrim tentang Kesepakatan Kerjasama, 7) Dukungan dalam penyusun draf

Kesepakatan Kerjasama, 8) Tersusunnya Draf SOP tentang tehnik penyelidikan & penyidikan

TP Narkotika, 9) Tersusunnya Draf Peraturan Kabareskrim.

Secara umum tahapan utama dalam pelaksanaan proyek perubahan ini dapat

dilaksanakan dengan baik, akan tetapi tidak semua kegiatan dapat dicapai sesuai dengan

rencana dan bahkan sebagian kecil kegiatan belum dapat diselesaikan sebagaimana dari

target yang ditetapkan. Situasi pandemic Covid-19 yang melanda dunia, khususnya Indoensaia

saat ini, memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap pelaksanaan proyek

perubahan yang selama 3 (tiga) bulan terakhir waktu yang krusial ini menuntut upaya yang

tidak sederhana didalam merealisasikan kegiatan sesuai denga apa yang telah direncanakan.

Page 32: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

32

Dengan demikian pelaksanaan proyek perubahan ini tidak secara utuh dapat

dilaksanakan sesuai dengan rencana, akan tetapi secara umum proses kegiaan proyek

perubahan mendapatkan dukungan yang cukup baik dari para stakeholders. Khususnya

stakeholders yang masuk dalam kelompok latents mengalami perubahan menjadi stakeholder

kelompok promoters, demikian juga dengan beberapa stakeholders yang lain, misalnya

Sebagian kelompok apathetics berubah masuk menjadi kelompok latens.

Terlepas dari segala permasalahan dan kendala yang dialami selama dalam

pelaksanaan proyek perubahan ini, khususnya dalam masa dan periode 3 (tiga) bulan terakhir

yang menjadi bagian awal dari Strategi jangka pendek dan sebagaian jangka menengah, cukup

mendapatkan respon yang positif dari beberapa stakeholder terhadap strategi dan materi

proyek perubahan yang akan dikerjakan melalui proses kebijakan kelembagaan. Dengan

demikian secara umum dapat disampaikan bahwa pelaksanaan proyek perubahan terhadap

upaya pemberantasan peredaran narkotika dapat berjalan dengan baik.

4.2 Lessons Learned

Beberapa lessons learned atau pelajaran penting yang dapat diambil dari pelaksanaan

proyek perubahan ini antara lain sebagai berikut :

1) Pendekatan kolaboratif yang berkelanjutan dan didukung dengan koordinasi serta

komunikasi yang efektif dengan para stakeholders utama adalah sangat penting untuk

mendapatkan dukungan yang kuat.

2) Identifikasi dan analisis stakeholders, terutama yang masuk kategori latents dan

promoters, adalah sangat penting untuk menetapkan prioritas koordinasi dan komunikasi

dalam memperkenalkan suatu proyek perubahan yang mempunyai dampak luas, serta

untuk mendapatkan dukungan yang kuat.

Page 33: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

33

3) Membangun mekanisme monitoring dan pengendalian yang efektif adalah sangat penting

untuk memastikan agar rencana kegiatan dapat direalisasikan sesuai target, terutama

bagi proyek perubahan dengan periode waktu yang cukup ketat.

4.3 Rekomendasi

Untuk memastikan agar capaian proyek perubahan yang telah berjalan baik ini dapat

terus dijaga dan ditingkatkan kinerjanya, serta sasaran jangka panjang dapat diwujudkan,

maka diusulkan beberapa hal sebagai berikut :

1) Melakukan evaluasi secara berkelanjutan yang mencakup seluruh tahapan pelaksanaan

yang telah ditetapkan, baik yang terkait dengan aspek substansi, metodologi dan

perkembangan pelaksanaan di lapangan.

2) Melanjutkan tahapan pelaksanaan yang telah dirumuskan dalam periode jangka Panjang.

3) Implementasi pelaksanaan operasi bersama dalam kerangka kolaborasi kelembagaan

dengan skala yang lebih luas.

4) Penguatan kapasitas sumber daya manusia untuk melaksanakan proyek perubahan dalam

tataran implementasi kegiatan operasional dilapangan.

5) Memperkuat koordinasi dan sinergi dengan para stakeholders, terutama yang mengalami

perubahan dari kelompok latents ke kelompok promoters, untuk mendapatkan dukungan

yang solid dan berkelanjutan.

Page 34: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

34

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

4. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Percepatan Aksi Nasional Pencegahan,

Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika

Tahun 2020.

5. Peraturan Presiden RI Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

Nomor 5 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden RI Nomor 52 Tahun 2010

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia.

6. Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2017 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan

Organisasi Pada Tingkat Mabes Polri.

Page 35: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

35

Page 36: OPTIMALISASI PEMBERANTASAN PEREDARAN GELAP …

36