OPTIMALISASI DUKUNGAN KELUARGA DALAM PERAWATAN …
Transcript of OPTIMALISASI DUKUNGAN KELUARGA DALAM PERAWATAN …
Merdikawati, dkk
CARING: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT 40
Vol. 1, No. 1, 2021, Hal. 40-48
OPTIMALISASI DUKUNGAN KELUARGA DALAM PERAWATAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH
Ayut Merdikawati*, Asti Melani Astari, Muladefi Choiriyah, Nurul Evi, Laily Yuliatun,
Sholihatul Amaliya, Azizha Adila Fitri, Niken Ummu Raehana
Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya
*e-mail: [email protected]
Keywords: Family support; low birth weight; Kangaroo mother care
Abstract One of the causes of increased mortality, morbidity and disability of neonates is Low Birth Weight (LBW). The definition of a LBW baby if the weight is less than 2,500 grams (up to 2,499 grams). Every year an estimated 15 million LBW are born in the world and around 1 million children die from complications of preterm birth or LBW. Indonesia is the 5th country with the largest number of preterm births or LBW in the world (WHO, 2018). Caring for LBW babies at home must be intensively. So, the occurrence of vital organ failure and the risk of death in LBW babies are preventable. Family involvement in the care of LBW babies is a very important. One of the methods used is Kangaroo Mother Care (KMC) by providing warmth to LBW babies. However, it was explained that family support to carry out PMK at home was still inadequate. This community service aims to optimize the support of family in the care of LBW babies at home. Team members conducted this activity in Februari-Mei 2020 with the home visit & counseling method. Participants in this activity were 25 mothers who gave birth to LBW babies and who live in Malang Raya. Data Collection used questionnaires. The result of this activity, the majority of family support in the care of LBW babies was in good category (76%). In conclusion, family support plays an important role in the sustainability of the implementation of KMC at home.
Merdikawati, dkk
CARING: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT 41
Vol. 1, No. 1, 2021, Hal. 40-48
Kata Kunci: Dukungan keluarga; BBLR; Perawatan Metode Kanguru
Abstrak Salah satu penyebab peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonates adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Definisi bayi dengan BBLR jika berat kurang dari 2.500 gram (hingga 2.499 gram). Setiap tahun diperkirakan 15 juta BBLR lahir di dunia dan sekitar 1 juta anak meninggal akibat komplikasi kelahiran prematur atau BBLR. Indonesia menjadi negara ke-5 dengan jumlah kelahiran prematur atau BBLR terbesar di dunia (WHO, 2018). Perawatan bayi dengan Bayi Baru Lahir (BBLR) di rumah harus dilakukan secara intensif. Sehingga kegagalan organ vital dan resiko kematian pada bayi BBLR dapat dicegah. Keterlibatan keluarga dalam perawatan bayi BBLR menjadi bagian sangat penting. Salah satu cara yang digunakan yaitu Perawatan Metode Kanguru (PMK) dengan memberikan kehangatan pada bayi BBLR. Namun dijelaskan dukungan keluarga untuk melakukan PMK di rumah masih kurang memadai. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah mengoptimalkan dukungan keluarga dalam perawatan bayi BBLR di rumah. Kegiatan ini dilaksanakan oleh anggota tim pada bulan Februari-Mei 2020 secara homevisit dengan metode konseling. Partisipan dalam kegiatan ini yaitu 25 orang ibu yang melahirkan bayi BBLR-prematur serta bertempat tinggal di Malang Raya. Pengumpulan data melalui kuesioner. Hasil dari kegiatan ini, mayoritas dukungan keluarga dalam perawatan bayi BBLR kategori baik (76%). Kesimpulannya, dukungan keluarga sangat berperan penting dalam keberlanjutan pelaksanaan PMK di rumah.
Merdikawati, dkk
CARING: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT 42
Vol. 1, No. 1, 2021, Hal. 40-48
A. PENDAHULUAN
Berat badan lahir rendah (BBLR) menjadi salah satu penyebab peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) didefinisikan sebagai bayi dengan berat kurang dari 2.500 gram (hingga 2.499 gram). Setiap tahun diperkirakan 15 juta BBLR lahir di dunia dan sekitar 1 juta anak meninggal akibat komplikasi kelahiran prematur atau BBLR. Indonesia menjadi negara ke-5 dengan jumlah kelahiran prematur atau BBLR terbesar di dunia (WHO, 2018). Provinsi Jawa Timur memiliki persentase kelahiran BBLR sebesar 3,75%, sedangkan di Kota Malang dan Kabupaten Malang persentase BBLR sebesar 2,7% dan 3,27%. Berdasarkan data tersebut kota dan kabupaten Malang termasuk daerah dengan angka kejadian BBLR yang tinggi di provinsi Jawa Timur (Badan Pusat Statistik, 2018).
Bayi dengan BBLR rentan terhadap penyakit, kegagalan fungsi organ vital bahkan kematian. Perawatan bayi dengan BBLR harus dilakukan secara intensif sehingga dapat mencegah terjadinya kegagalan organ vital atau resiko kematian (Sofiani F&Asmara FY, 2014; Rahayu S&Nurhayati IA, 2016; Padila P, dkk, 2018). Bila ibu tidak melakukan perawatan bayi dengan benar maka angka kejadian infeksi, malnutrisi dan kematian bayi yang meningkat sehingga akan bertambah bayi yang mengalami kesakitan dan kematian (Simanjuntak R&Anggraeni LD, 2019). Saat di RS, bayi dengan BBLR akan dirawat di unit perawatan intensif/ Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Pada saat ini, peran keluarga menjadi sangat terbatas karena bayi BBLR membutuhkan pelayanan keperawatan yang lebih ekstra sampai kondisi bayi BBLR stabil. Perawatan bayi BBLR di ruang intensif dan kurangnya interaksi komunikasi antara orang tua dan bayi akan menimbulkan perasaan yang kurang nyaman bagi orang tua seperti rasa takut, rasa bersalah, stres dan cemas akan kondisi bayinya (Wong, 2009).
Penatalaksanaan perawatan pada bayi dilakukan dengan cara mempertahankan suhu dan kehangatan bayi BBLR di rumah, selalu memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi BBLR di rumah dan berusaha mencegah terjadinya infeksi bayi pada BBLR (Padila P, dkk., 2018). Salah satu cara yang digunakan yaitu Perawatan Metode Kanguru (PMK) dengan memberikan kehangatan pada bayi BBLR. Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan salah satu metode yang aman hemat biaya dan secara evidence-based terbukti dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas bayi BBLR (Seidman G, et al, 2015; Yue J, et al, 2020). Pelaksanaan PMK di rumah dapat dilakukan oleh ibu, ayah maupun anggota keluarga lain yang terlibat dalam perawatan bayi BBLR. Menurut penelitian Solehati dkk. (2018), keberhasilan PMK dipengaruhi oleh pengetahuan dan pendidikan ibu, sikap ibu, fasilitas pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga. Dukungan keluarga dapat diberikan oleh pasangan, orang tua, maupun orang lain yang terlibat dalam perawatan bayi BBLR. Dukungan keluarga yang baik akan mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan PMK (Solehati T, dkk., 2018; Lestari TB, dkk., 2014). Berdasarkan penelitian Choiriyah dkk. (2015) di kota Malang, didapatkan hasil bahwa salah satu penyebab ibu yang memiliki bayi BBLR tidak melakukan PMK di rumah selama ini dikarenakan dukungan keluarga untuk melakukan PMK di rumah masih kurang memadai.
Keterlibatan keluarga dalam perawatan bayi BBLR menjadi bagian sangat penting. Keluarga dapat memberikan motivasi dan ikut memperhatikan kesehatan ibu sehingga ibu mampu melakukan PMK dengan baik dan perkembangan bayi menjadi semakin baik. Berdasarkan uraian tersebut, tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah mengoptimalkan peran atau dukungan keluarga dalam perawatan bayi BBLR.
Merdikawati, dkk
CARING: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT 43
Vol. 1, No. 1, 2021, Hal. 40-48
B. METODE
Kegiatan pengabdian masyarakat ini melibatkan 25 orang responden yang melahirkan
bayi BBLR-prematur serta bertempat tinggal di Malang Raya yaitu wilayah Kota Malang, Kab
Malang dan Kota Batu. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Februari-Mei 2020. Pelaksanaan
kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan oleh tim pelaksana dengan beberapa kali kontak
pertemuan. Responden merupakan ibu-ibu yang melahirkan bayi BBLR di 2 Rumah Sakit (RS)
yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar dan Rumah Sakit Tentara (RST)
Soepraoen. Kontak pertama dilakukan ketika responden berada di RS dengan menanyakan
kesediaan untuk ikut serta kegiatan ini lalu melakukan pendataan dan kontrak waktu untuk
homevisite. Kontak kedua dilakukan pada minggu pertama setelah kepulangan responden.
Pada pertemuan ini, tim pelaksana menggali masalah yang dialami ibu dan bayinya lalu
melakukan monitoring dan evaluasi kondisi ibu dan bayi sepulang dari RS. Tim juga
memberikan edukasi masalah yang sering dihadapi ibu nifas dan bayi BBLR. Konseling
melibatkan keluarga yang ikut melakukan perawatan bayi BBLR. Setelah dilakukan konseling,
tim memberikan kuesioner untuk melihat dukungan keluarga responden dalam perawatan
bayi BBLR. Setelah homevisite, responden mendapat nomer telepon tim pelaksana untuk
monitoring evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Distribusi karakteristik demografi responden disajikan dalam table berikut ini:
Tabel 1. Data Demografi Responden Karakteristik Demografi Frekuensi (%)
Usia ibu (tahun)
(Mean ± SD) 29,44 ± 5,94
Tingkat pendidikan ibu
SD 2 8
SMP 7 28
SMA 9 36
D3/D4 1 4
S1 6 24
Suku
Jawa 21 84
Madura 3 12
Lain-lain 1 4
Pekerjaan Ibu
Wiraswasta 7 28
Tidak bekerja 14 56
Lain – lain 4 16
Penghasilan berdasarkan UMR kota Malang 2019
Dibawah UMR 10 40
Sama atau lebih dari UMR 15 60
Merdikawati, dkk
CARING: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT 44
Vol. 1, No. 1, 2021, Hal. 40-48
Tabel 2. Data Karakteristik Ibu dan Keluarga dengan Bayi BBLR
Karateristik Demografi Frekuensi (%)
Berdasarkan Paritas
Ibu Primipara
Ibu Multipara
10
15
40
60
Pengalaman Melahirkan bayi BBLR sebelumnya
Pernah
Belum pernah
3
22
12
88
Tinggal dengan keluarga besar
Tidak
Ya
14
11
56
44
Mendapat informasi tentang perawatan bayi BBLR
Pernah
Belum pernah
22
3
88
12
Dukungan keluarga
Baik
Cukup
19
6
76
24
Tabel 1 menunjukkan karakteristik demografi ibu dan bayi dan tingkat dukungan
keluarga dalam perawatan bayi BBLR. Pada karakteristik demografi ibu, usia ibu rata–rata
berusia 29 tahun. Tingkat pendidikan responden paling banyak yaitu SMA (36%), suku Jawa
(84%), tidak bekerja (56%), berpenghasilan diatas UMR (60%). Sedangkan tabel 2
menjelaskan karakteristik sebagian besar ibu multipara (60%), belum pernah melahirkan
bayi BBLR sebelumnya (88%), tinggal bersama anak dan suami saja (56%), sudah pernah
mendapatkan informasi mengenai perawatan bayi BBLR (88%), dan tingkat dukungan dari
keluarga baik dalam perawatan bayi BBLR (76%).
Hasil analisa dari kegiatan ini, mayoritas dukungan keluarga dalam perawatan bayi
BBLR kategori baik (76%). Dukungan keluarga sangat penting dalam pelaksanaan perawatan
bayi BBLR dengan PMK. Ibu dengan bayi BBLR akan diliputi kecemasan dan kebingungan
sehingga dibutuhkan dukungan dari keluarga. Keterlibatan keluarga dalam perawatan bayi
BBLR menjadi bagian dari asuhan bayi baru lahir. Tujuan asuhan bayi baru lahir yang berpusat
pada keluarga (family centered care) yaitu dapat memberikan rasa aman, meningkatkan
kemampuan orang tua dalam merawat diri dan bayinya, dan mampu meningkatkan
kesejahteraan ibu dan bayi dengan mempertimbangkan aspek nilai, keyakinan, adat-istiadat,
tradisi dan budaya yang dianut oleh keluarga (Lidya L, 2018). Faktor budaya dan adat yang
tidak familiar dengan metode PMK akan menjadi kendala tersendiri. Lingkungan dari ibu dan
keluarga yang belum banyak mengetahui metode perawatan bayi dengan PMK juga menjadi
salah satu penyebab kurangnya dukungan keluarga (Atik NS, dkk., 2016).
Merdikawati, dkk
CARING: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT 45
Vol. 1, No. 1, 2021, Hal. 40-48
Adanya dukungan keluarga, teman dan ibu lain menjadi salah satu faktor penting
dalam kesuksesan perawatan bayi BBLR. Dukungan bisa berupa dukungan informasi,
dukungan finansial, dukungan emosional, dukungan fisik dan dukungan sosial. Anggota
keluarga dapat memberikan motivasi bergiliran dan meningkatkan keterlibatan keluarga lain
(terutama ayah) dalam melakukan PMK pada bayi dan memberikan waktu istirahat bagi ibu.
Selain itu, anggota keluarga lain dapat membantu ibu dalam mengurus tugas rumah tangga
lainnya (Seidman G, et al., 2015; Nurhidayati I & Setianingsih S, 2017; Dawar R, et al., 2019).
Pada kegiatan ini, 88% ibu tidak mempunyai pengalaman dalam merawat bayi BBLR
dan 44% ibu tinggal dengan keluarga besar. Di beberapa daerah, terdapat keyakinan atau
norma yang tidak mendukung ayah untuk ikut berperan aktif dalam proses pengasuhan anak
atau membantu pekerjaan rumah tangga, karena identik dengan peran ibu. Adanya keluarga
yang lebih tua yang tinggal dengan kita (orang tua, mertua) juga dapat menjadi salah satu
faktor penghambat dari perawatan BBLR dengan metode PMK. Menurut penelitian (Smith
ER, 2017), generasi yang lebih tua seperti orang tua, ibu mertua, nenek, biasanya
mengganggap bahwa metode PMK bukan metode yang tepat untuk merawat bayi baru lahir.
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat, kami juga memberikan edukasi kepada ibu
dan keluarga tentang: cara menyusui dan nutrisi pada ibu menyusui, perawatan bayi BBLR
sehari-hari, dan Perawatan Metode Kanguru (PMK). Selain edukasi kami juga memberikan
booklet agar sewaktu-waktu ibu dapat mempelajari materi yang telah diberikan. Dukungan
dari berbagai pihak terutama keluarga, sangat diperlukan oleh seorang ibu untuk
meminimalkan risiko dalam perawatan bayi BBLR. Adanya dukungan dari berbagai pihak
mampu menyeimbangkan kondisi fisik dan psikologi ibu dalam merawat bayi BBLR.
Kegiatan ini mempunyai beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya
diantaranya lokasi rumah setiap warga yang jauh sehingga membutuhkan waktu tempuh dan
medan yang susah saat menuju lokasi. Responden dalam kegiatan ini tersebar di daerah
Malang Raya yaitu wilayah Kota Malang (Kedungkandang, Blimbing, Klojen, Sukun,
Lowokwaru), Kab Malang (Poncokusumo, Tumpang, Karangploso, Wagir, Dau, Randuagung,
Pakis, Singosari), dan Kota Batu. Selain itu, saat melakukan homevisit terkadang anggota
keluarga (terutama suami) masih bekerja sehingga perlu memastikan kembali materi yang
diberikan telah dipahami oleh ibu dan keluarga.
Merdikawati, dkk
CARING: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT 46
Vol. 1, No. 1, 2021, Hal. 40-48
Berikut dibawah ini terdapat gambar dokumentasi kegiatan saat pelaksanaan
pengabdian masyarakat:
Gambar 1. Pemberian edukasi dan booklet perawatan bayi BBLR di rumah
Gambar 2. Edukasi perawatan bayi BBLR di rumah
D. KESIMPULAN
Dalam perawatan bayi BBLR di rumah dibutuhkan kerjasama semua pihak, terutama keluarga. Dukungan keluarga sangat berperan penting dalam keberlanjutan pelaksanaan PMK di rumah. Informasi yang adekuat terkait perawatan bayi BBLR di rumah yang diberikan kepada ibu dan keluarga akan meningkatkan pengetahuan sehingga informasi kurang tepat tentang perawatan bayi baru lahir yang beredar di kalangan masyarakat dan diyakini oleh
Merdikawati, dkk
CARING: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT 47
Vol. 1, No. 1, 2021, Hal. 40-48
keluarga besar akan tergantikan dengan informasi yang akurat dari tenaga kesehatan. Kegiatan selanjutnya tenaga kesehatan dapat bekerja sama dengan lembaga masyarakat terkait sehingga apabila ada masyarakat yang mempunyai bayi dengan BBLR dapat mengakses pelayanan kesehatan tentang perawatan bayi BBLR dengan maksimal.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang telah membiayai kegiatan pengabdian masyarakat ini. Terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh responden, dan pihak yang mendukung dalam kegiatan ini.
REFERENSI
Atik NS, Nugraheni SA, Cahyo K. 2016. Analisis Implementasi Program Perawatan Metode Kanguru (PMK) Dan Partisipasi Pasien Pada Pelayanan Kesehatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Studi pada Pasien di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus). J Manaj Kesehat Indonesia. Aug 1;4(2):98–108.
Badan Pusat Statistik. 2018. Jumlah Bayi Lahir, Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan Bergizi Kurang di Provinsi Jawa Timur Menurut Kabupaten Kota.
Choiriyah M, Hapsari ED, Lismidiati W. 2015. Tradisi dan Lingkungan Sosial Memengaruhi Dukungan Menyusui pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Kota Malang. Kesmas J Kesehat Masy Nas Natl Public Health J. Aug 1;10(1):37–43.
Dawar R, Nangia S, Thukral A, Chopra S, Khanna R. 2019. Factors Impacting Practice of Home Kangaroo Mother Care with Low Birth Weight Infants Following Hospital Discharge. J Trop Pediatr. Dec 1; 65(6):561–8.
Lestari TB, Arif YS, Alit NK. 2014. Faktor Pelaksanaan Kangaroo Mother Care Pada Bayi BBLR.11.
Lidya L. 2018. Hubungan Dukungan Keluarga Dan Sikap Ibu Dengan Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru Pada Bayi Berat Lahir Rendah Di Ruang Perinatologi Rsud H. Abdul Manap Kota Jambi Tahun 2016. J Ilm Univ Batanghari Jambi. 2018 Feb 24;18(1):195–207.
Nurhidayati I, Setianingsih S. 2017. Perilaku Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr) Di Puskesmas Klaten Tengah: Studi Fenomenologi. J Keperawatan Respati Yogyak. 2017 Jan 30;4(1):85–94.
Padila P, Amin M, Rizki R. 2018. Pengalaman Ibu dalam Merawat Bayi Preterm yang Pernah Dirawat di Ruang Neonatus Intensive Care Unit Kota Bengkulu. J Keperawatan Silampari. Jan 30;1(2):1–16.
Rahayu S, Nurhayati IA. 2016. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Stres Orang Tua Pada Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Yang Di Rawat Di Unit Perawatan Intensif Neonatus Rsud Dr. Moewardi Di Surakarta. JKG J KEPERAWATAN Glob [Internet]. Dec 5 [cited 2021 Mar 4];1(2). Available from: http://jurnal.poltekkes-solo.ac.id/index.php/JKG/article/view/265
Seidman G, Unnikrishnan S, Kenny E, Myslinski S, Cairns-Smith S, Mulligan B, et al. 2015. Barriers and Enablers of Kangaroo Mother Care Practice: a Systematic Review. PLOS One;10(5):e0125643.
Merdikawati, dkk
CARING: JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT 48
Vol. 1, No. 1, 2021, Hal. 40-48
Simanjuntak R, Anggraeni LD. 2019. Pengalaman Ibu Dalam Merawat Bayi Prematur di Rumah. J Keperawatan BSI. Sep 15;7(2):21–31.
Sofiani F, Asmara FY. 2014. Pengalaman Ibu Dengan Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr) Mengenai Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) Di Rumah. Pros Semin Nas Int [Internet]. [cited 2021 Mar 5];2(2). Available from: http://103.97.100.145/index.php/psn12012010/article/view/1467
Solehati T, Kosasih CE, Rais Y, Fithriyah N, Darmayanti D, Puspitasari NR. 2018. Kangaroo Mother Care Pada Bayi Berat Lahir Rendah : Sistematik Review. Promot J Kesehat Masy. Jun 24;8(1):83–96.
Smith ER, Bergelson I, Constantian S, Valsangkar B, Chan GJ. 2017. Barriers and Enablers of Health System Adoption of Kangaroo Mother Care: a Systematic Review of Caregiver Perspectives. BMC Pediatr [Internet]. Jan 25 [cited 2021 Mar 6];17. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5267363/
WHO. 2018. Preterm birth [Internet]. [cited 2021 Mar 1]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/preterm-birth
Wong. 2009. Buku Ajar Keperawatan. Pediatrik Vol 1 Wong. Egc;. 852 p. Yue J, Liu J, Williams S, Zhang B, Zhao Y, Zhang Q, et al. 2020. Barriers and Facilitators of
Kangaroo Mother Care Adoption in Five Chinese Hospitals: a Qualitative Study. BMC
Public Health. Aug 13;20(1):1234.