OPTIMALISASI BIMBINGAN PRANIKAH DALAM MEMBANGUN...
-
Upload
duongthien -
Category
Documents
-
view
235 -
download
1
Transcript of OPTIMALISASI BIMBINGAN PRANIKAH DALAM MEMBANGUN...
OPTIMALISASI BIMBINGAN PRANIKAH
DALAM MEMBANGUN KESIAPAN MENIKAH
PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM (Studi di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)
RADHWA Kabupaten Semarang Tahun 2017)
Oleh:
AFIF KURNIA ROHMAN
NIM. 12010150034
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
OPTIMALISASI BIMBINGAN PRANIKAH
DALAM MEMBANGUN KESIAPAN MENIKAH
PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM (Studi di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)
RADHWA Kabupaten Semarang Tahun 2017)
Oleh
AFIF KURNIA ROHMAN
NIM. 12010150034
Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Salatiga sebagai
pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
Salatiga, 10 Juni 2017
Dr. Muna Erawati, M.Si
PEMBIMBING
i
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI SALATIGA PROGRAM STUDI:
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama : Afif Kurnia Rohman
NIM : 12101050034
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Konsentrasi : Pendidikan
Tanggal Ujian : 21 Agustus 2017
Judul Tesis : Optimalisasi Bimbingan Pranikah Dalam Membangun
Kesiapan Menikah Perspektif Pendidikan Islam (Studi di
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) RADHWA
Kabupaten Semarang Tahun 2017)
Panitia Munaqosah Tesis
1. Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag ________________________
2. Sekretaris : Hammam, Ph.D ________________________
3. Penguji I : Dr. Sa’adi, M.Ag. ________________________
4. Penguji II : Noor Malihah, Ph.D ________________________
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil karya
sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa
pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh
orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah pada
Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Salatiga, 10 Juni 2017
Yang membuat pernyataan,
Afif Kurnia Rohman
iii
ABSTRAK
“Optimalisasi Bimbingan Pranikah Dalam Membangun Kesiapan Menikah
Perspektif Pendidikan Islam (Studi di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)
RADHWA Kabupaten Semarang Tahun 2017)”. Tesis Program Studi Pendidikan
Agama Islam, Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga,
pembimbing Dr. Muna Erawati, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan alasan diperlukannya bimbingan
pranikah perspektif pendidikan Islam, proses pelaksanaannya, kendala yang
dihadapi serta solusi untuk mengatasi kendala tersebut. Metode kualitatif-
deskriptif dengan melakukan wawancara, observasi partisipan, serta dokumentasi.
Data yang disajikan dalam bentuk verbal bukan dalam bentuk angka. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa alasan
perlunya bimbingan pranikah karena sangat bermanfaat dan menguntungkan, yaitu mempersiapkan pengetahuan yang benar dalam membangun keluarga bahagia, memperbaiki pola pikir dan pemahaman syariat menikah, membimbing agar tidak terjerumus dalam dosa zina dan maksiat, menambah keyakinan bahwa Allah akan memudahkan dan menolong pemuda yang berniat menikah untuk menjaga kesucian dirinya, serta membuat pemuda memutuskan untuk segera menikah. Proses pelaksanaan bimbingan pranikah sudah memuat beberapa unsur pendidikan, yaitu dibimbing oleh pendidik yang kompeten dan inspiratif, peserta didik mempunyai kesungguhan belajar yang tinggi, materi bimbingannya unik dan praktis sesuai syariat Islam, serta metode pembelajarannya asyik dan menyenangkan sehingga membuat peserta sangat antusias mengikuti bimbingan sampai selesai. Kendala ketika proses bimbingan adalah pendidik dan peserta didik harus kurang disiplin memanfaatkan waktu yang tersedia, materi tidak tersampaikan secara lebih spesifik dan komprehensif karena keterbatasan waktu, dan metode ceramah yang terlalu lama membuat sebagian peserta agak jenuh sehingga diperlukan variasi metode lain agar peserta tetap senang mengikuti bimbingan. Kendala setelah proses bimbingan adalah peserta didik kesulitan mengaplikasikan materi-materi praktis karena ketakutan dan keraguan yang tiba-tiba muncul kembali, sehingga membutuhkan konsultasi dan coaching
untuk terus memantau serta mengarahkan peserta didik mencapai tujuannya.
iv
ABSTRACT
“Optimization of Premarital Guidance in Developing the Marriage Readiness:
Islamic Education Perspective (A Study at Course and Training Institution (LKP)
of RADHWA Semarang Regency in 2017)”. A Thesis of Islamic Education
Department, Graduate Program, State Islamic Institution of Salatiga, supervisor:
Dr. MunaErawati, M. Si.
This study aims to determine the reasons for premarital guidance of
Islamic education perspective, its implementation process, the constraints faced
and solutions to overcome these constraints. The qualitative-descriptive method
was applied by conducting interview, participant observation, and documentation.
The data were presented in verbal form; they did not in the numerical form. Based on the research results and discussion, it can be concluded that the
reason for the need for premarital counseling because it is very useful and profitable, namely preparing the correct knowledge in establishing a happy family, improving the mindset and understanding of marriage, guiding in order to not to conduct an adultery and immoral sin, increasing the belief that God will facilitate and help young men who intend to marry to maintain the purity of themselves, and encouraging young mento decide to get married soon.The process of implementing pre-marital guidance already contained some educational elements, which were guided by the competent and inspirational educator, the participants had a high learning seriousness, unique and practical guidance material based on the Islamic laws, as well as fun and delight learning method that made participants very enthusiastic to follow the guidance until it was finished. Constraints when the process of guidance included educators and learners should be less disciplined to use the available time, the material were not delivered more specifically and comprehensively because of time limits, and the lecturing method was too long that made some participants somewhat felt bored so that variations of other methods were required to keep participants to be happy to follow guidance. Constraints after the guidance process included that students have difficulty to apply practical materials because of fears and doubts that suddenly reappear, therefore, it was required consultation and coaching to keep monitoring and directing participants to achieve their goals.
v
PRAKATA
Penulis bersyukur kepada Allah Swt. yang telah memberi rahmat, taufik
dan hidayahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis sebagai salah satu
pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan. Sholawat serta salam
semoga tercurahkan atas teladan umat akhir zaman, Rasulullah Muhammmad
Saw. Penulis menyadari dalam proses penulisan tesis ini tidak lepas dari berbagai
hambatan, namun karena bimbingan dan bantuan berbagai pihak, serta ridha dari
Allah Swt, penulisan tesis ini bisa selesai dengan baik. Pada kesempatan ini,
penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Dr. Zakiyuddin, M. Ag. Selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN
Salatiga.
3. Dr. Muna Erawati, M. Si. yang telah memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan tesis ini.
4. Guru Besar dan Dosen beserta Staf Pascasarjana IAIN Salatiga.
5. Purwanto dan Azizah Muslikhatun selaku pemilik LKP RADHWA.
6. Walyono, S.Pd.I (Trainer) selaku mentor yang selalu membantu saya
dalam menambah ilmu dan amal sholih dalam hidup ini.
7. Ayah, Ibu, Mertua, Istriku tercinta , dan keluarga besar atas doa restu dan
motivasinya.
8. Rekan-rekan yang telah bersedia menjadi teman diskusi dan membantu
kelancaran tesis ini.
vi
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat
kekurangan dalam tesis ini, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun dari peneliti selanjutnya untuk kesempurnaan
tesis ini.
Ambarawa, 10 Juni 2017
Afif Kurnia Rohman
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... iii
ABSTRAK ……………………. ......................................................................... iv
PRAKATA ………………………………….. .................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Signifikansi Penelitian ............................................................................. 4
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 5
E. Metode Penelitian ..................................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 12
BAB II ALASAN PERLUNYA BIMBINGAN PRANIKAH
A. Tujuan …………………………………………………………………… 13
B. Keunikan ………………………………………………………............... 16
C. Keuntungan dan Kerugian ……………………………………………… 17
BAB III PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
A. Pendidik dan Peserta Didik……………………………………………… 20
B. Waktu, Tempat dan Sarana Prasarana ....………………………………… 23
C. Kurikulum……….. ………………………………………………………. 24
D. Metode…………………………………………………………………… 28
BAB IV KENDALA DAN SOLUSI DALAM PELAKSANAAN
BIMBINGAN PRANIKAH
A. Kendala dan Solusi Ketika Bimbingan .................................................... 32
viii
B. Kendala dan Solusi Setelah Bimbingan ……………………………….. 34
C. Perubahan Yang Didapatkan…………………………………………… 37
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................. 39
B. Saran ......................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pernikahan adalah kebutuhan individual dan sosial. Kita dapat memastikan
bahwa kebanyakan manusia, pada waktunya akan menjadi suami/ isteri dan
membentuk keluarga. Jika pernikahan dibangun di atas pondasi yang kuat,
maka akan menuai sukses atau juga sebaliknya.1
Oleh karena itu, pasangan
muda disarankan untuk berkonsultasi kepada pasangan dewasa yang lebih
mengetahui dan berpengalaman agar tidak menimbulkan kekecewaan
dikemudian hari, sebagaimana kutipan berikut:
Younger people were more dissatisfied in their marriages than older people. It was there recommended to the young foes to consult counsellors and other people who are well versed in marriages as to what marriage is about and how to achieve satisfactory marriages.
2
Pasangan muda yang telah menikah kebanyakan kecewa dengan
pernikahan mereka dibanding dengan pasangan yang lebih dewasa. Sangat
disarankan bagi pasangan muda untuk berkonsultasi pada penasehat atau
orang-orang yang paham mengenai apa itu pernikahan dan bagaimana cara
meraih kebahagiaan dalam pernikahan. Adanya bimbingan pranikah untuk
memberi bekal pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kehidupan rumah
1 M. Shodiq Mustika, Doa dan Zikir Cinta: Mengatasi Problema Cinta dari Pranikah hingga
Rumah Tangga, Tangerang: QultumMedia, 2009, 34. 2 Dabone and Kyeremeh Tawiah, “Effects of Age on Marital Satisfaction of Married People
in Sunyani Munippality”, International Journal of Research In Social Sciences, Volume 3, Nomor
8 (April 2014), 48-57.
1
2
tangga dengan tujuan mewujudkan keluarga bahagia, serta mengurangi angka
perselisihan dan perceraian.
Kepenghuluan Direktorat Urais dan Binsyar Kementerian Agama
menyatakan bahwa di Indonesia angka perceraian rata-rata secara nasional
mencapai 16-20% di tahun 2009-2016. Tahun 2012 menempati puncak
tertinggi angka perceraian sebanyak 372.557 yang berarti ada 40 perceraian
per jam. Pada tahun 2013, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) mengatakan bahwa angka perceraian menduduki
peringkat tertinggi di Asia Pasifik. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
menjelaskan perlunya pembekalan pranikah yang lebih terstandardisasi untuk
mengurangi perceraian yang terjadi karena beberapa alasan, diantaranya:
hubungan tidak harmonis, tidak ada tanggung jawab kepada anak, kehadiran
pihak ketiga, dan persoalan ekonomi.3
Counseling and therapy approaches of premarital education have the greatest result of positive change within the relationships of couples that participate. The couples who willingly participate in premarital counseling are more united, defeating divorce odds, and experiencing marital satisfaction.
4
Pendekatan konseling dan terapi dalam pendidikan pranikah memiliki
hasil yang terbesar pada perubahan positif dalam hubungan pasangan yang
mengikutinya. Pasangan yang secara rela mengikuti konseling pranikah maka
3Muchlisa Choiriah, Indonesia Darurat Perceraian, https://
www.merdeka.com/khas/indonesia-darurat- perceraian-tren-perceraian-meningkat-1.html, diakses
pada tanggal 2 Januari 2017, jam 09.24 WIB. 4 Kruenegel-Farr, D., McEnturff, A., Acker, J., Jacobson, A., Kildare, C., & Hawkins, A. J,
“Perceived Relationship Improvement from Premarital and Relationship Education”, Family and Consumer Sciences Research Journal, 42/2 ( 2013), 98-109.
3
lebih menyatu, mengalah untuk menghindari perceraian, dan merasakan
kepuasan dalam pernikahan.
Keluarga terbentuk melalui proses pernikahan yang sah. Faktanya, tidak
sedikit orang yang sudah mempunyai calon suami/ istri, usianya cukup, sudah
berpenghasilan, namun juga belum mempunyai keberanian untuk segera
menikah dengan alasan belum siap. Diperlukan bimbingan pranikah sebagai
tindakan preventif agar tidak terjadi perselisihan dalam rumah tangga.5
Premarital education programs show initial promise in improving couple communication and preventing deterioration in relationship well-being: however, focusing solely on relationship processes and distress as outcomes in prevention programs overlooks the possibility that these interventions to seek counseling later in their relationship.
6
Kutipan tersebut menyatakan bahwa program pendidikan pranikah
menunjukkan janji awalnya meningkatkan komunikasi pasangan dan
mencegah hubungan menjadi memburuk. Bimbingan pranikah menjadi
penting karena bisa menjadi solusi bagi masyarakat untuk mengatasi ataupun
mengurangi terjadinya krisis pernikahan yang berakhir pada perceraian.
Bimbingan pranikah yang diselenggarakan oleh LKP RADHWA hadir bukan
hanya untuk memberikan tindakan preventif tersebut, melainkan juga untuk
memotivasi, memberikan bekal ilmu pendidikan Islam tentang pernikahan,
serta membangun kesiapan pesertanya agar mempunyai keberanian untuk
segera mengambil keputusan melaksanakan pernikahan.
5Ahmad Zaini, “Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Bimbingan dan Konseling
Pernikahan”, Konseling Religi, Volume 6, Nomor 1 (Juni 2015), 89-106. 6
Hannah C. Williamson, et all, “Does Premarital Education Decrease or Increase Couples‟
Later Help-Seeking?”, Journal of Family Psychology (December 2, 2013), Advance Online Publication, Doi: 10.1037/a0034984.
4
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini difokuskan untuk menemukan kaitan unsur-unsur
pendidikan Islam dalam bimbingan pranikah yang diadakan oleh LKP
RADHWA meliputi tujuan, pendidik, kurikulum, dan metode yang
digunakan. Oleh karena itu, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai
berikut:
1. Mengapa perlu dilaksanakan bimbingan pranikah perspektif pendidikan
Islam?
2. Sejauh mana proses pelaksanaan bimbingan pranikah perspektif
pendidikan Islam?
3. Apa kendala yang dihadapi lembaga dalam pelaksanaan bimbingan dan
solusi dalam menghadapi kendala tersebut?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menemukan alasan perlunya dilaksanakan bimbingan
pranikah perspektif pendidikan Islam.
b. Untuk menemukan sejauh mana proses pelaksanaan bimbingan
pranikah perspektif pendidikan Islam.
c. Untuk menemukan kendala yang dihadapi lembaga dalam
pelaksanaan bimbingan dan solusi dalam menghadapi kendala
tersebut.
5
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan
prosedur dan proses pelaksanaan bimbingan pranikah pada
umumnya dan pelaksanaan bimbingan pranikah perspektif
pendidikan Islam di LKP RADHWA pada khususnya.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki prosedur dan
cara-cara bimbingan pranikah di LKP RADHWA dan memberikan
pengetahuan baru dan keterampilan praktis kepada pembaca
mengenai bimbingan pranikah.
D. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Penulis melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian
yang relevan untuk dijadikan pembanding, antara lain: Zaenal
menyimpulkan bahwa kesehatan jasmani dan rohani sangat penting dalam
menciptakan keharmonisan keluarga. Kesehatan fisik dan non-fisik
selayaknya diperhatikan oleh keluarga muslim.7
Dalam penelitian ini,
penulis akan mengungkap lebih dalam mengenai persiapan mental
berlandaskan pendidikan Islam yang belum dibahas oleh Zainal.
Selanjutnya, Ahmad menjelaskan bahwa bimbingan pranikah perspektif
Islam dapat dilakukan dengan metode hikmah dan nasehat yang baik.
7Zaenal Abidin, “Keluarga Sehat Dalam Perspektif Islam”, Komunika, Volume 6, Nomor 1
(Januari-Juni 2012), 109-116.
6
Remaja usia nikah hendaknya dibekali keilmuan yang sesuai dengan
kandungan nilai-nilai Islam dalam Al-Qur‟an dan Hadis.8
Penelitian
tersebut menggunakan metode wawancara dan dokumentasi, sedangkan
penelitian ini menambahkan metode observasi partisipan dimana penulis
terlibat langsung.
Selain hal di atas, Enung menginformasikan bahwa implementasi
agama berpengaruh positif dalam menciptakan keluarga sakinah. Ia juga
menuturkan bahwa implementasi agama mampu menghadirkan rasa kasih
sayang, rasa saling suka dan kagum terhadap pasangan, saling berbaik
sangka, serta mampu memecahkan masalah dengan bijaksana.9
Penelitian
tersebut lebih dominan membahas di kajian fiqhnya, sedangkan penelitian
ini lebih dominan membahas pendidikan keimanan guna menyiapkan
mental spiritual.
Tidak kalah menarik, Nur Zahidah mengatakan bahwa elemen
kebahagiaan dalam Islam sebenarnya adalah penyatuan di antara iman dan
amal serta cabang-cabang lain seperti akidah, ilmu, niat, akhlak, sosial,
amanah dan keselamatan fisikal yang akhirnya mencetuskan situasi yang
dinamakan sakinah.10
Perbedaannya, penelitian ini akan mengungkap
tentang kesiapan mengelola rezeki dengan benar, sehingga diharapkan
penyatuan iman, amal, dan harta menjadikan seseorang lebih bahagia di
dunia dan akhirat. Tidak hanya itu, „Aisyah menyatakan bahwa persiapan
8Ahmad Zaini, “Membentuk Keluarga Sakinah”…, 89-105.
9 Enung Asmaya, “Implementasi Agama Mewujudkan Keluarga Sakinah”, Komunika,
Volume 6, Nomor 1 (Januari-Juni 2012), 64-72. 10Nur Zahidah Hj Jaapar &Raihanah Hj Azahari, “The Model of Wellbeing in Family Life
from Islamic Perspective”, Journal of Fiqh, No. 8 (2011), 25-44.
7
mental psikologis sangat diperlukan untuk memahami karakter, tradisi,
budaya pasangannya, menghargai potensi dan kelebihan pasangannya
serta memahami kekurangan dan kelemahan pasangannya.11
Hal itu
sejalan dengan penelitian ini, namun penulis menambahkan bahwa
persiapan mental ini lebih baik apabila berlandaskan pendidikan Islam.
Berdasarkan laporan penelitian dan jurnal terdahulu yang telah
penulis cantumkan di atas, maka penelitian ini karakteristik
kontennya berbeda dari penelitian sebelumnya. Penulis akan
mengkaji kaitan beberapa unsur pendidikan dalam pelaksanaan
bimbingan pranikah, yaitu tujuan, pendidik, kurikulum, dan metode
yang digunakan oleh LKP RADHWA.
2. Kerangka Teori
Pernikahan yang awet dan lengket bisa tercipta manakala
sudah terbangun kesiapan-kesiapan yang dibutuhkan dalam
berkeluarga, diantaranya: niat dan komitmen yang kuat untuk
mempertahankan pernikahan selama-lamanya, tujuan hidup yang
benar dan selaras yakni kebahagiaan dan ketentraman rumah tangga
yang dilandasi cinta kasih, serta pemahaman agama yang benar agar
selalu mendapat pemeliharaan d an perlindungan-Nya.12
Ketiga hal
tersebut akan mempunyai daya konstruktif yang kuat dalam
11Siti „Aisyah, “Pendidikan Pranikah Bagi Calon Pengantin Menuju Keluarga Sakinah”,
Jurnal Ulumuddin, Volume 4, Nomor 2 (Desember 2014), 45-56. 12
Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi Dengan Islam: Menuju Psikologi Islami, Yogyakarta: Yayasan Insan Kamil, 2005, 203.
8
membentuk keluarga bahagia yang dalam Islam disebut keluarga
sakinah ketika dilandasi dengan ilmu pendidikan Islam.
Benefit of happy marriages: Emotional Health (In a good marriage,
spouses experience greater accountability and positive supports such
as a shared emotional life, companionship, and practical assistance,
thus decreasing their experience of loneliness and social isolation
anxiety and depression, and involvement in antisocial behaviors)
and Physical Health (In general, research shows that people who
are happily married, live longer, healthier lives than either divorced people or those who are unhappily married).
13
Manfaat pernikahan bahagia: kesehatan emosional (dalam
pernikahan yang baik, pengalaman suami/ istri lebih dapat
dipertanggungjawabkan dan mendukung secara positif seperti kehidupan
emosional bersama, persahabatan, dan bantuan praktis, jadi mampu
mengurangi perasaan mereka mengenai kesepian dan kegelisahan isolasi
sosial dan depresi, dan keterlibatan kebiasaan anti sosial). Kesehatan
psikologi (pada umumnya, penelitian menunjukkan bahwa orang-orang
yang bahagia dalam pernikahannya, hidup lebih lama, hidup yang lebih
sehat daripada orang yang bercerai atau yang tidak bahagia dalam
pernikahannya.
Hakekat pendidikan Islam memandang bahwa manusia
mempunyai nilai positif tentang kecerdasan, daya kreatif, dan
keluhuran budi. Peran pendidikan Islam adalah bagaimana
menjadikan nilai positif ini tumbuh subur dan menguat.14
Salah satu
13 Bertina Cannizzaro, “Love & Marriage- A Proactive Approach to Pre-Marital Education &
Marriage Preparation”, Dominican University of California, Scholarly and Creative Works Conference 2017, 116.
14 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, 91.
9
nilai positif itu adalah menyiapkan pernikahan melalui bimbingan
pranikah. Hal ini sejalan dengan tujuan dan kurikulum bimbingan
pranikah ini dalam meningkatkan pengetahuan dan ket erampilan
praktis, serta mengembangkan akhlak dan budi pekerti luhur mereka
yang terlibat dalam pelaksanaannya. Bimbingan pranikah adalah
proses transformasi perilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit
sosial terkecil dalam masyarakat terhadap calon mempelai. Persiapan ke
arah perkawinan perlu dilakukan agar mereka yang akan memasukinya
betul-betul siap, baik mental maupun material, terutama dalam
mewujudkan fungsi-fungsi keluarga,15
seperti kutipan dibawah ini:
Premarital education programs are best defined as a knowledge and
skills-based training procedure which aims at providing couples
with information on ways to improve their relationship once they
are married. Premarital education programs are generally effective
in producing immediate and short-term gains in interpersonal skills and overall relationship quality.
16
Program pendidikan pranikah adalah program terbaik sebagai
prosedur pelatihan skill dan pengetahuan dasar yang mana bertujuan
untuk menyediakan informasi kepada pasangan untuk mempererat
hubungan mereka ketika menikah. Program pendidikan pranikah secara
umum efektif dalam meraih pencapaian dalam keahlian dalam hubungan
interpersonal dan hubungan secara keseluruhan secara cepat dan dalam
waktu singkat.
15Mahmudin, “Implementasi Pembekalan Pranikah Dalam membentuk Keluarga Sakinah
Mawaddah Warahmah”, Millah, Volume XV, Nomor 2 (Februari 2016), 299-318. 16
Jason S. Carroll & William J. Doherty, “Evaluating the Effectiveness of Premarital Education: A Review of Outcome Research”, Family Relations, 52/2 ( 2003), 105-118.
10
Premarital counseling and/or education is a therapeutic couple intervention that occurs with couples who plans to marry. Premarital education is "a skills training procedure which aims at providing couples with information on ways to improve their relationship once they are married".
17
Konseling dan pendidikan pranikah adalah intervensi yang
mengandung unsur-unsur pengobatan yang ditujukan untuk pasangan
yang berencana menikah. Program pendidikan pranikah adalah prosedur
pelatihan skill dan pengetahuan dasar yang mana bertujuan untuk
menyediakan informasi kepada pasangan untuk mempererat hubungan
mereka ketika menikah.
Secara teoritis, pendidikan meliputi beberapa unsur sebagai
berikut: subjek yang dibimbing (peserta didik), orang yang
membimbing (pendidik), interaksi antara peserta didik dengan
pendidik (interaksi edukatif), ke a rah mana bimbingan ditujukan
(tujuan pendidikan), pengaruh yang diberikan dalam bimbingan
(materi/ kurikulum pendidikan), cara yang digunakan dalam
bimbingan (metode pendidikan), serta tempat dimana peristiwa
bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan). 18
Dari beberapa
unsur pendidikan tersebut, penulis meneliti proses pelaksanaan
bimbingan pranikah berdasarkan tujuan, pendidik, materi/
kurikulum dan metode yang digunakan, tentunya untuk
17 Murray, C. E., & Murray, T. L, “Solution-focused Premarital Counseling: Helping Couples
Build a Vision for Their Marriage”, Journal of Marital and Family Therapy, 30/3 (2004), 349-358. 18 Umar Tirtaraharja dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005,
11.
11
memaksimalkan peran lembaga bimbingan dalam membantu
masyarakat umum. Keempat unsur pendidikan tersebut penting
untuk dijadikan sudut pandang baru dalam menemukan, mengkritisi,
dan mengkaji pelaksanaan bimbingan pranikah di LKP RADHWA
agar semakin lebih baik lagi pelaksanaannya di kemudian hari.
E. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan kualitatif-
deskriptif yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi lebih lengkap
mengenai pelaksanaan bimbingan pranikah perspektif pendidikan Islam.
Informan dalam penelitian ini adalah 105 orang. Peneliti memilih 10
informan dengan teknik purposive sampling19
, yaitu informan yang
mempunyai waktu memadai untuk dimintai informasi, lokasinya berdekatan
dengan peneliti untuk menghemat waktu penelitian, serta informan yang
merepresentasikan keanekaragaman sehingga data yang didapatkan lebih
lengkap.
Pada penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah trainer,
peserta, dan alumni bimbingan pranikah perspektif pendidikan Islam. Adapun
sumber data sekundernya adalah masyarakat sekitar LKP RADHWA.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara
kepada trainer, peserta dan alumni untuk menemukan alasan perlunya
dilaksanakan bimbingan pranikah, sejauh mana proses pelaksanaannya, serta
19 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: ALFABETA,
2012, 219.
12
kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan bimbingan dan solusi untuk
mengatasi kendala tersebut. Metode observasi partisipan untuk mengetahui
proses bimbingan dan menemukan data secara lebih lengkap. Selain itu,
metode dokumentasi untuk mendapatkan rekaman hasil wawancara untuk
menelaah lebih detail informasi-informasi yang disampaikan oleh informan
dan menelaah informasi yang bersumber pada modul dan kurikulum
bimbingan pranikah itu sendiri.
Untuk menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis data
model Miles and Huberman. Aktivitas analisis data ini yaitu data reduction
(memilih data penting, sekaligus membuat kategori), data display
(menyajikan data ke dalam pola), dan conclusion drawing/verification
(menarik kesimpulan dan verifikasi).20
F. Sistematika Penulisan
Dalam pembahasan tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu: BAB I
merupakan Pendahuluan, yang terdiri dari Latar belakang, Rumusan
Masalah, Signifikansi Penelitian, T injauan Pustaka, Metode
Penelitian, dan Sistematika Penulisan, BAB II membahas Alasan
Diadakan Bimbingan Pranikah , BAB III membahas tentang Proses
Pelaksanaan Bimbingan Pranikah , BAB IV membahas tentang Kendala
dan Solusi dalam Pelaksanaan Bimbingan Pranikah, dan BAB V merupakan
Penutup yang terdiri dari Simpulan dan Saran.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,…246.
13
BAB II
ALASAN PERLUNYA BIMBINGAN PRANIKAH
A. Tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau
kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan
kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan,
tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda
yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari
kepribadian seseorang berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.21
Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam proses pendidikan. Hal
itu di sebabkan oleh fungsi-fungsi yang di pikulnya, yaitu untuk mengarahkan
perbuatan mendidik, mengakhiri usaha pendidikan, membatasi lingkup suatu
usaha pendidikan, serta memberi semangat dan mendorong untuk
melaksanakan pendidikan.22
Adapun pendidikan Islam itu sendiri bertujuan untuk membina dan
mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara
menyeluruh23
, untuk membimbing jasmani dan rohani berdasarkan hukum-
hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran
46.
21 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, 29. 22 Ahmad D Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma‟arif, 1980, 45- 23 Umiarso & Zamroni, Pendidikan Pembebasan dalam Perspektif Barat dan Timur,
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, 90.
14
Islam24
, untuk membentuk akhlak mulia, mempersiapkan kehidupan dunia
dan akhirat, persiapan untuk mencari rezeki dan memelihara segi
kemanfaatannya25
, untuk mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan
melaksanakan tugas membina potensi akal, jiwa, serta memiliki ilmu dan
keterampilan untuk mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.26
Selain itu, tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya orang yang
berkepribadian muslim, manusia yang berakhlak mulia. mencetak manusia
yang berbudi pekerti luhur supaya menjadi manusia yang sempurna guna
menghambakan diri kepada Allah.27
Sejalan dengan tujuan pendidikan Islam di atas, bimbingan pranikah
yang diselenggarakan oleh LKP RADHWA28
juga mempunyai tujuan untuk
menambah pengetahuan dan pemahaman yang berkaitan dengan pernikahan
sebagai kontribusi untuk memperbaiki keilmuan dan pola pikir masyarakat:
“Bimbingan ini bertujuan agar semakin banyak anak muda mempunyai persiapan keilmuan untuk menikah, semakin disibukkan dengan aktivitas keagamaan, terbimbing dengan ilmu yang benar sehingga mempunyai keinginan menikah agar terhindar dari kemaksiatan dan dosa. Selain itu, bimbingan ini diadakan karena kami sangat khawatir dengan pergaulan anak muda yang salah, ini sebagai wujud ikhtiar kami untuk berkontribusi membaikkan pergaulan remaja masa kini.”
29
24 Abd. Rahman, Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam: Rekonstruksi Pemikiran
dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: UII Yogyakarta Press, 2001, 34. 25 Sasmsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teorits dan Praktis,
Jakarta: Ciputat Press, 2002, 37. 26 Ahmad Arifi, Politik Pendidikan Islam: Menelusuri Ideologi dan Aktualisasi Pendidikan
Islam di Tengah Arus Globalisasi, Yogyakarta: Teras, 2010, 40-41. 27 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspekif Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1991, 46. 28 Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) ini berkantor pusat di Jl. Sukoharjo No. 59 RT 02
RW 06 Desa Sumowono Kec. Sumowono Kab. Semarang, Jawa Tengah (Ijin Operasional Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan No. 421.9/2831.A/2016).
29 Wawancara dengan Walyono (Trainer), pada tanggal 13 April 2017.
15
“Program ini sebagai ikhtiar kami dalam menjalani hidup yang
berrmanfaat bagi banyak orang, membantu dan mempermudah kesulitan orang, dan menyediakan solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi banyak orang, tentunya kami mengusahakan dan melayani semampu kami.”
30
Selain itu, tujuan peserta mengikuti bimbingan pranikah juga untuk
mempersiapkan ilmu sebelum mengamalkan dan mendakwahkan kepada
orang lain, mempersiapkan agar pernikahan bervisi lintas generasi,
memperbaiki pola pikir dan pemahaman syariat menikah, serta menjadi
pedoman yang jelas terkait membangun keluarga dengan cara yang baik dan
benar, seperti yang diungkapkan para peserta berikut ini:
“Menikah bukan sesuatu yang main-main karena ibadah yang mulia, jadi tujuannya untuk mengilmui sebelum mengamalkan segala sesuatu tentang pernikahan, karena jika tidak diilmui akan melahirkan generasi yang juga tidak berilmu yang tentunya sangat membahayakan peradaban manusia, maka saya ingin mengetahui bagaimana cara
membangun keluarga yang baik.”31
“Saya ingin tolabul „ilmi tentang pranikah, sehingga nanti bisa mengajak masyarakat untuk memahami dan mengerti urgensi pentingnya ilmu pranikah.”
32
“Saya ingin memperbaiki pemahaman syariat yang masih salah terkait
ilmu pernikahan dan memperbaiki pola pikir serta menghilangkan keraguan yang membuat saya menunda menikah.”
33
Dari pernyataan di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan bimbingan
pranikah sejalan dengan tujuan pendidikan Islam, sehingga bimbingan ini
terbukti bermanfaat untuk membentuk kepribadian yang baik serta
mempersiapkan bekal ilmu demi tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat.
Meskipun LKP RADHWA merupakan lembaga pendidikan non-formal,
30 Wawancara dengan Purwanto (Pemilik LBP RADHWA), pada tanggal 29 Maret 2017. 31 Wawancara dengan Ienas Taisier Rasyada, pada tanggal 26 Maret 2017. 32 Wawancara dengan Mardella Galih Pratama, pada tanggal 27 April 2017. 33 Wawancara dengan Garnis Puja Listyarani,pada tanggal 15 April 2017.
16
namun dengan adanya tujuan yang sesuai dengan pendidikan Islam maka
pelaksanaan bimbingan pranikah ini sudah memenuhi salah satu unsur
pendidikan.
B. Keunikan
Islam adalah agama cinta yang menyebarkan ajaran „rahmatan lil
alamin‟ yang mengandung nilai-nilai humanitas berdasarkan cinta, toleransi
dan perdamaian.34
Bimbingan pranikah ini mempunyai keunikan
dibandingkan bimbingan lain yang sejenis, sehingga dakwah Islam tersebar
dengan cara-cara yang penuh cinta dan damai.
Keunikan bimbingan ini antara lain: Diadakan berupa seminar di
Kampus dan berupa program kuliah pranikah sehingga kami bertekad
mendalami keilmuan menikah untuk memotivasi dan menginspirasi peserta
untuk memutuskan segera menikah meskipun masih berusia muda,35
fokus
memperdalam visi menikah sehingga mengakar kuat dalam mengokohkan
pondasi rumah tangga di jalan dakwah dengan mencontoh keluarga nabi-nabi
Allah,36
bisa dilakukan dimana pun dengan majlis kecil atau halaqoh
sehingga bimbingan lebih fleksibel, daya tarik lainnya karena berkonsep
pendidikan kecerdasan nabi (Prophetic Intelligence),37
membedah lebih
dalam tentang materi mengelola rezeki dengan benar, sehingga hanya mau
menikmati rezeki yang halal dan thoyib saja, karena memang rezeki ini
mempengaruhi akhlak anggota keluarga, juga menjadi alasan umum mengapa
34
M. Arfan Mu‟ammar dkk, Studi Islam Perspektif Insider/Outsider, Jogjakarta: IRCiSoD, 2013, 468.
35 Wawancara dengan Walyono (Trainer), pada tanggal 13 April 2017. 36 Wawancara dengan Ienas Taisier Rasyada, pada tanggal 26 Maret 2017. 37 Wawancara dengan Muhammad Solekhan, pada tanggal 14 April 2017.
17
masih banyak pemuda yang menunda menikah karena kekhawatiran dan pola
pikir tentang rezeki yang masih salah kaprah,38
pemateri sudah menguasai
ilmu public speaking sehingga lebih inspiratif, mencerahkan, dan mempunyai
daya bangkit yang kuat untuk memotivasi peserta agar segera menikah.39
Pernyataan informan tersebut menunjukkan bahwa bimbingan ini
memuat tiga unsur pendidikan yaitu metode yang unik yaitu seminar dan
training, materi pembelajarannya menarik yaitu berkonsep teladan keluarga
nabi, dan pendidiknya mempunyai kompetensi sebagai pembicara yang
inspiratif.
C. Keuntungan dan Kerugian
Dalam program bimbingan pranikah ini, peserta sudah
mempertimbangkan alasan keikutsertaan mereka dikarenakan ada keuntungan
yang didapatkan setelah mengikuti bimbingan ini dan juga kerugian apabila
tidak mengikuti bimbingan ini, diantaranya:
Pertama, keuntungannya akan semakin terasah keilmuan tentang
pranikah dan semakin tahu kebutuhan pemuda untuk menikah, semakin
dalam pemahaman tentang perintah menikah bagi pemuda yang telah baligh/
mampu bereproduksi, pemuda akan mempunyai kesiapan keilmuan yang
matang. Kerugiannya akan semakin banyak pemuda yang moral dan
perilakunya tidak baik, pemuda sering salah jalan dan sering bermaksiat, dan
pemahaman yang salah akan sering diikuti misalnya tentang pacaran.40
38 Wawancara dengan Azizah Muslikhatun, pada tanggal 29 Maret 2017. 39 Wawancara dengan Muhammad Rizal Pratama, pada tanggal 7 Mei 2017. 40 Wawancara dengan Walyono (Trainer), pada tanggal 13 April 2017.
18
Kedua, keuntungannya menambah wawasan tentang pranikah, ilmu
parenting, dan mampu mempersiapkan diri lebih awal dalam mendalami
konsep menikah yang syar‟ i. Kerugiannya pemuda lebih banyak yang
terjangkit penyakit untuk takut menikah, pasangan yang menikah berniat
hanya sebagai pergantian status dan gengsi terhadap mereka yang sering
menanyakan kapan menikah, sehingga dikhawatirkan menjadi orangtua yang
tidak berilmu serta mendidik anaknya dengan nafsu, serta menjadi
malpraktek pernikahan/ keluarga sehingga tradisi nikah cerai dan KDRT
semakin marak terjadi.41
Ketiga, keuntungannya lebih berhati-hati agar tidak terjerumus dosa
zina, menghadirkan keberkahan ilmu sehingga bisa mengelola keluarga yang
baik yang berdasarkan konsep islam agar hidup bahagia dunia akhirat.
Kerugiannya akan banyak kebingungan di masyarakat dalam mengelola cinta
dan keluarga yang baik, banyak pemuda yang salah dalam mengelola dan
menyalurkan rasa ketertarikannya kepada lawan jenis, banyak yang memulai
keluarga dengan bekal ilmu yang kurang sehingga akan terjadi banyak
masalah di keluarganya.42
Keempat, keuntungannya pola pikir tentang menikah berubah menjadi
lebih positif sehingga mampu menghadapi segala kemungkinan dan takdir di
masa depan dengan kesiapan ilmu yang benar dan kesiapan mental yang
baik. Kerugiannya dikhawatirkan akan banyak pemuda menjalani kehidupan
rumah tangga tanpa ilmu yang benar, bisa-bisa mandeg di tengah jalan/ cerai,
41 Wawancara dengan Muhammad Solekhan, pada tanggal 14 April 2017. 42 Wawancara dengan Mardella Galih Pratama, pada tanggal 27 April 2017.
19
keluarga menjadi tidak harmonis dan timbul berbagai permasalahan yang
terlihat sepele tetapi berdampak besar menggoyahkan pondasi berkeluarga.43
Dari pernyataan yang diungkapkan informan tersebut, penulis
mengetahui bahwa bimbingan pranikah ini sangat penting untuk
diselenggarakan, mengingat banyak keuntungan yang didapatkan para peserta
dan juga untuk mencegah terjadinya berbagai kerugian seperti yang tercantum
di atas. Hal itu bisa menjadi evaluasi dan masukan positif bagi LKP
RADHWA untuk mencapai tujuannya, mengembangkan kurikulum,
mengkader lebih banyak pendidik, dan memvariasikan metode bimbingan
sehingga di kemudian hari akan menghadirkan keuntungan-keuntungan yang
lebih banyak dan lebih bermanfaat bagi peserta yang telah mengikuti. Selain
itu, kemanfaatan yang dialami para alumninya juga bisa menjadi media
promosi dan testimoni untuk mengajak calon peserta lain menjadi berminat
dan berkeinginan mengikuti bimbingan pranikah ini.
43 Wawancara dengan Agung Wahyu Saputro,pada tanggal 26 April 2017.
20
BAB III
PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
A. Pendidik dan Peserta Didik
Objek sekaligus subjek pendidikan adalah manusia itu sendiri.44
Pendidik
adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada
peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai
tingkat kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai
hamba dan khalifah Allah, dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk
sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.45
Pendidik harus
mempunyai perhatian dan kesenangan, mendorong berfikir, menguasai ilmu
dan mampu mengamalkan. Selain itu, prinsip pengajaran harus sesuai dengan
perkembangan jiwa, kebutuhan masyarakat, tujuan dan cita-cita pendidikan.46
Fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan dapat disimpulkan
menjadi tiga bagian, yaitu: Pertama, sebagai pengajar (instruksional) yang
bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakam program
yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah
program dilakukan. Kedua, sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan
peserta didik pada tingkatan kedewasaan dan berkepribadiaan kamil seiring
dengan tujuan Allah menciptakannya. Ketiga, sebagai pemimpin (managerial)
yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat
44Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami; Integrasi Jasmani, Rohani, dan Kalbu
Memanusiakan Manusia, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, 9. 45 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010, 159. 46 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Prenada MediaGroup, 2008, 269.
21
yang terkait , terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya pengarahan,
pengawasan, pengorganisasian, pengontrol, dan partisipasi atas program
pendidikan yang dilakukan.47
Selain itu, nilai lebih yang harus dimiliki oleh seorang pendidik Islam
mencakup tiga hal pokok, yaitu pengetahuan, keterampilan dan kepribadian
yang didasarkan nilai-nilai ajaran Islam.48
Sehingga syarat menjadi pendidik
harusnya mempunyai pengetahuan yang cukup perihal pendidikan
(knowledge), mempunyai keterampilan mendidik (skill), dan mempunyai
sikap jiwa positif terhadap pendidikan (attitude).49
Adapun kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik adalah
kompetensi personal-religius (menyangkut kepribadian agamis, artinya pada
dirinya melekat nilai-nilai lebih yang akan diinternalisasikan kepada peserta
didiknya), kompetensi sosial-religius (menyangkut kepeduliannya terhadap
masalah-masalah sosial selaras dengan ajaran Islam), dan kompetensi
profesional-religius (menyangkut kemampuan untuk menjalankan tugasnya
secara professional dlam arti mampu membuat keputusan keahlian atas
beragamnya kasus serta mampu mempertanggung jawabkan berdasarkan teori
dan wawasan keahliannya dalam perspektif Islam.50
Oleh karena itu,
pembimbing yang melakukan bimbingan pranikah ini adalah orang-orang
yang mempunyai pemahaman ilmu pranikah secara mendalam dan sudah
47 Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1987, 135-136. 48
Ahmad Syar‟I, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005, 35-36. 49 Khoron Rosyadi, Pendidikan Profetik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, 181-182. 50 Abdul Majid dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008, 93.
22
mempraktekkannya, sehingga kualifikasi pendidik sangat sesuai di
bidangnya.
Pendidik inti dalam program kuliah pranikah ada tiga, yaitu Ustadz
Walyono, Ustadz Heru Abdurrozaq, Ustadz Hanif.51
Selain itu, dalam
pelaksanaan seminar pranikah yang juga menjadi rangkaian program ini,
penyelanggara juga menghadirkan pembicara tamu seperti Ustadz Anis
Siraibah, Ustadz Ari Purbono, dan Ustadz Irfan.52
Berdasarkan pengamatan
penulis, para pendidik tersebut sudah menguasai ilmu public speaking yang
sangat baik, ilmu fiqh munakahatnya mendalam, jiwa sosialnya baik, sudah
mempunyai jam terbang yang tinggi sebagai pembicara nasional, bahkan
salah satu diantaranya telah mengenalkan dirinya sebagai motivator
pendidikan nasional yang telah mengisi pelatihan motivasi dan sejenisnya di
berbagai kota besar di Indonesia. Sehingga dari pernyataan di atas, dapat
diketahui bahwa pendidik di LKP RADHWA sudah memenuhi syarat,
kualifikasi, dan mempunyai kompetensi, sehingga sangat layak untuk
memberikan bimbingan pranikah.
Adapun peserta didik dalam bimbingan ini menurut seluruh informan
yang diwawancarai terdiri dari para mahasiswa dan umum. Mayoritas peserta
mengungkapkan keinginannya untuk segera menikah, namun ada beberapa
hambatan dan ketidaksiapan yang seringkali membuat mereka ragu untuk
menikah muda. Keinginan menikah tersebut menjadikan peserta siap untuk
belajar dan mengikuti bimbingan secara sungguh-sungguh. Hal demikian
51 Wawancara dengan Walyono (Trainer), pada tanggal 13 April 2017. 52 Wawancara dengan Mardella Galih Pratama, pada tanggal 27 April 2017.
23
menjadikan peserta didik mempunyai kualifikasi yang sesuai sebagai objek
pendidikan. Adanya pendidik dan peserta didik dalam penyelenggaraan
bimbingan ini membuktikan kaitan unsur-unsur pendidikan di lembaga LKP
RADHWA dalam memberikan sumbangan dan kontribusi positif dari kepada
masyarakat sekitarnya yang memang membutuhkan bantuan bimbingan untuk
mempersiapkan pengetahuan yang benar mengenai pernikahan. Pendidik
mempunyai kompetensi di bidang ilmu yang ditekuninya, sedangkan peserta
didik mempunyai kesungguhan belajar yang tinggi sehingga interaksi
keduanya diharapkan dapat melakukan pembelajaran yang lebih optimal dan
maksimal.
B. Waktu, Tempat, dan Sarana Prasarana
Waktu pelaksanaan bimbingan diawali dengan seminar pranikah yang
penyelenggaraannya bekerja sama dengan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)
di Kampus, sehingga dihadiri oleh mahasiswa dan masyarakat umum.
Seminar ini berlangsung dari pukul 08.00 s/d 13.00 WIB dengan kajian yang
diisi oleh beberapa trainer secara bergantian. Selanjutnya, peserta yang
mempunyai komitmen kuat untu menikah sangat dianjurkan untuk mengikuti
kuliah atau bimbingan pranikah yang lebih intens, yaitu selama 6 kali
pertemuan (durasi waktu tiga jam setiap pertemuan).
Tempat pelaksanaan seminar biasanya di Kampus berdasarkan
kesepakatan dengan panitia penyelenggara. Setelah itu, tempat bimbingan
pranikah berada di basecamp LKP RADHWA, namun tidak menutup
kemungkinan juga bertempat di lokasi lain seperti halaman masjid atau rumah
24
pribadi sesuai kesepakatan antara penyelenggara dan peserta pelatihan
bimbingan.
Sarana dan prasarana yang didapatkan para peserta bimbingan adalah:
Pertama, tempat yang layak dan ruangan yang cukup untuk jumlah peserta,
serta akses yang mudah untuk ditemukan dan dilalui kendaraan. Kedua, LCD
proyektor, sound system, dan laptop untuk membantu mengaudiovisualkan
materi agar lebih menarik perhatian para peserta. Ketiga, fotokopi modul
bimbingan pranikah dan alat tulis untuk mencatat hal-hal penting yang belum
tercantum dalam modul. Terakhir, konsumsi untuk peserta berupa makanan
dan minuman.53
Hal itu menunjukkan bahwa untuk mendukung tujuan
bimbingan, LKP RADHWA menyediakan tempat, waktu, dan sarana
prasarana agar proses pelaksanaan pendidikan mengenai pernikahan berjalan
lancar.
C. Kurikulum
Untuk mencapai visi misi LKP RADHWA54
, penyelenggara
menawarkan beberapa program bimbingan55
, khususnya program bimbingan
pranikah ini, yang tentunya dibutuhkan persiapan kurikulum pembelajaran
yang baik dan menarik. Persiapan yang paling penting adalah persiapan
ruhaniah untuk menata ketundukan pada segala ketentuan Allah Swt,
53 Wawancara dengan Walyono (Trainer), pada tanggal 13 April 2017.
54 Meningkatkan derajat keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan, meningkatkan kecerdasan
dan menyadarkan akan kebutuhan pendidikan di masa mendatang, membudayakan perilaku mulia, membangun mindset untuk terus bertumbuh, dan melayani masyarakat akan kebutuhan bimbingan
akademik yang terjangkau. 55 Bimbingan Belajar SD-SMA, Bimbingan Komputer, Program Training Motivasi ke
Sekolah dan Kampus, Program COSMo trainer, Training For Great Teacher (TFGT), Training For Trainer (TFT), Seminar & Kuliah Pranikah.
25
persiapan ilmu fiqh, ilmu komunikasi, ilmu parenting, ilmu manajemen, ilmu
kesehatan dan gizi.56
Kurikulum merupakan landasan yang digunakan pendidikan untuk
membimbing peserta didiknya kearah tujuan pendidikan yang diinginkan
melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap mental.57
Fungsi kurikulum dalam pendidikan Islam adalah sebagai alat untuk
mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia sesuai dengan tujuan
yang dicita-citakan, menjadi pedoman dan program yang harus dilakukan
oleh subjek dan objek pendidikan, dan standardisasi dalam penilaian kriteria
keberhasilan suatu proses pendidikan, atau sebagai batasan dari program
kegiatan yang akan dijalankan.58
Adapun ciri-ciri khusus kurikulum pendidikan Islam, yaitu: adanya
pembinaan peserta didik untuk bertauhid sehingga semua sumber yang
dirunut berasal dari ajaran Islam, harus disesuaikan dengan fitrah manusia
sebagai makhluk yang memiliki keyakinan kepada Tuhan, materi dengan
landasan Al-Qur`an dan Al-Hadits, mengarahkan minat dan bakat serta
meningkatkan kemampuan akliah peserta didik serta keterampilan yang akan
diterapkan dalam kehidupan konkret, pembinaan akhlak peserta didik
sehingga pergaulannya tidak keluar dari tuntunan Islam, dan relevan dengan
perkembangan zaman bahkan menjadi filter kemajuan ilmu pengetahuan dan
56 Nurul Chomaira, Sindrom Pernikahan, Solo: Tinta Medina, 2012, 47-55. 57 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2013, 126-127. 58 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2010, 172.
26
teknologi dalam penerapannya didalam kehidupan masyarakat.59
Beberapa
ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam yang telah disebutkan diatas, dapat
dipahami bahwa kurikulum pendidikan Islam menekankan aspek spiritual
tinggi dan akhlak yang mulia.
Berdasarkan observasi partisipan, faktanya bimbingan ini membahas
enam tema besar sebagai kurikulum/ materi yang dipelajari oleh peserta, yaitu
sebagai berikut:
1. Proposal Doa
Pertemuan pertama ini bertujuan untuk membangun pondasi akidah
tentang visi misi menikah. Selain itu, peserta juga dipandu secara
langsung untuk praktek mengisi biodata pribadi secara jujur sebagai
proposal informasi diri yang nantinya bisa dipergunakan untuk saling
tukar menukar informasi kepada calon pasangan sebagai ikhtiar dalam
memperkenalkan diri yang biasa disebut dengan ta‟aruf.
2. Ilmu Bekal Menikah
Pertemuan kedua ini membahas lebih luas mengenai materi yang
berkaitan dengan berkaitan dengan ibadah mahdhoh, ilmu kesehatan
(reproduksi, makanan bergizi, olahraga untuk kebugaran fisik), ilmu
manajemen diri (sabar, syukur, tawakal, ikhlas, dll), ilmu mengelola
rezeki (mengatur keuangan keluarga dengan memperhatikan pemasukan
yang halal dan pengeluaran yang sesuai kebutuhan), dan ilmu sosial (cara
bertetangga dan bermasyarakat).
59 Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam Jilid II, Bandung: Pustaka
Setia, 2010, 182.
27
3. Fiqh Ta‟aruf, Khitbah, dan Akad Nikah
Pertemuan ketiga ini mempelajari tata cara berkenalan dengan calon
pasangan sesuai syariat, proses lamaran yang mempertemukan dua
keluarga, serta segala hal yang berkaitan dengan sahnya akad nikah.
4. Fiqh Adab Jimak dan Walimah
Pertemuan keempat mengkaji tentang adab dan cara jimak yang sesuai
dengan sunnah nabi, sehingga diharapkan muncul kebahagiaan dan
segera memperoleh anak keturunan yang sholih maupun sholihah. Selain
itu juga mempelajari teknis walimah yang benar sesuai syariat dan tidak
meninggalkan adat setempat, sehingga kolaborasi keduanya menjadikan
walimah menjadi momen untuk mendakwahkan dan mensyiarkan ajaran
Islam kepada para tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan tersebut.
5. Harmonisasi Suami Istri
Pertemuan kelima ini mempelajari tentang cara olah rasa dan olah pikir
dalam mengharmoniskan rumah tangga yang baru saja dibangun,
memahami masing-masing hak dan kewajiban sebagai suami maupun
istri, sehingga diharapkan menjadi rumah tangga yang sakinah,
mawadah, warohmah yang bahagia di dunia dan akhirat.
6. Ilmu Mendidik Anak (Quranic Parenting)60
Pertemuan terakhir membahas tata cara mendidik anak sehingga
diharapkan menjadi anak keturunan yang hatinya beriman, otaknya
60
Wawancara dengan Walyono (Trainer), pada tanggal 13 April 2017.
28
cerdas, akhlaknya baik, serta dapat menjadi tabungan amal sholih bagi
orangtuanya.
Dari hasil pengamatan tersebut, dapat diketahui bahwa materi yang
dipelajari dalam pelaksanaan bimbingan pranikah di LKP RADHWA sangat
sesuai dengan ciri dan fungsi kurikulum pendidikan Islam karena
menekankan pada aspek spiritual, pembinaan jiwa tauhid, serta pembentukan
akhlak mulia yang sesuai dengan kaidah dan ajaran Islam, yakni bersumber
pada Al-Qur‟an dan Hadis.
D. Metode
Selain materi pembelajaran, metode yang relevan juga mempengaruhi
keberhasilan pendidikan. Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang
artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya
suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.61
Metodologi pendidikan
Islam adalah cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan pencapaian
tujuan pendidikan Islam.62
Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang
perlu dipahami adalah bagaimana seseorang pendidik dapat memahami
relevansinya dengan tujuan utama pendidikan Islam yaitu terbentuknya
pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah.
Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar
mengajar ajaran Islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan
menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran
islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik
61 Nur Ubhiyati, Ilmu Pendidikan Islam II, Bandung: CV Pustaka Setia, 1997, 99. 62 Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press,
2002, 41.
29
secara mantab. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pandidikan
Islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada
peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja
sama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik.
Di samping itu, fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi pada
peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan
peserta didik. Tugas utama metode pendidikan Islam adalah mengadakan
aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan pedagogis sebagai kegiatan antar
hubungan pendidikan yang terealisasi melalui penyampaian keterangan dan
pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati, dan meyakini
materi yang diberikan, serta meningkatkan keterampilan olah pikir.63
Selain
itu, metode pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut
wawasan keilmuan pendidikan yang sumbernya berada di dalam Al-Qur‟an
dan Hadis.64
Beberapa metode pendidikan Islam yang dianggap penting dan paling
menonjol yaitu: Pertama, metode dialog Qur‟ani dan Nabawi (pendidikan
dengan cara berdiskusi sebagaimana yang digunakan oleh Al-Qur‟an dan
Hadis. Metode ini disebut pula metode khiwar yang meliputi dialog khitabi
dan ta‟abudi (bertanya dan lalu menjawab), dialog deskriptif dan dialog
naratif (menggambarkan dan lalu mencermati), dialog argumentatif
(berdiskusi lalu mengemukakan alasan), dan dialog nabawi (menanamkan
rasa percaya diri, lalu beriman). Kedua, metode Kisah Qur‟ani dan Nabawi
63 Abdullah Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Fajar Inter Pratama Offset, 2008, 167. 64 Nur Ubhiyati, Ilmu Pendidikan Islam II, Bandung: CV Pustaka Setia, 1997, 100.
30
(cara mendidik dengan mengandalkan cerita dan bahasa, baik lisan maupun
tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah Islam, yakni
Al-Qur‟an dan Hadis). Ketiga, metode keteladanan (metode meniru yakni
suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan
contoh teladan yang baik kepada peserta didik). Keempat, metode Ibrah dan
Mau‟ izhah (disebut juga metode nasehat yakni suatu metode pendidikan dan
pengajaran dengan cara pendidik memberi motivasi dan inspirasi).65
Dari penjelasan di atas, salah satu metode yang merealisasikan solusi
Islam adalah metode bimbingan dan penyuluhan. Nasehat dan bimbingan
adalah sarana dakwah Islam yang efektif. Keduanya dahulu menjadi tugas
para nabi dan rasul yang diutus Allah Swt, yang kemudian sekarang menjadi
tugas para pewaris nabi dan pengemban dakwah di setiap masa dan tempat.66
Sejalan dengan hal tersebut, bimbingan pranikah juga menggunakan beberapa
metode, diantaranya: Pertama, metode ceramah interaktif (Tausiyah
berkonsep training motivasi, metode ini penuh dengan cerita inspiratif yang
membuat peserta bersemangat, gaya story telling yang disampaikan para
trainer pun bisa mudah dipahami dan menyenangkan sehingga menimbulkan
kesan yang positif). Kedua, metode tanya jawab dan resitasi (penugasan
membuat proposal doa), metode ini mengungkap hal-hal yang ada dalam
benak peserta sehingga pertanyaan yang tersimpan dalam hati bisa
65 Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta:
Gema Insani, 1995, 204. 66 Yusuf al-Qardhawi, Konsep Islam: Solusi Utama bagi Umat, Jakarta Selatan: Senayan
Abadi Publishing, 2004, 155.
31
terungkapkan dan terjawab langsung. Ketiga, metode konsultasi dan coaching
(Pendampingan secara pribadi sampai proses pernikahan terlaksana).67
Dari pernyataan tersebut, dapat ditemukan bahwa penerapan metode
yang digunakan di LKP RADHWA dalam pelaksanaan bimbingan pranikah
sudah sesuai dengan metode-metode yang sering dipakai dalam pendidikan
Islam. Bahkan lembaga ini menambahkan metode baru, yakni metode
konsultasi dan pendampingan pasca kegiatan pembelajaran maupun
bimbingan berlangsung. Keberadaan metode tersebut melengkapi unsur-unsur
pendidikan yang ada di LKP RADHWA, sehingga layak untuk dipertahankan
dan dikembangkan menjadi lebih baik. Materi bimbingannya pun sudah
cukup untuk memenuhi pengetahuan dasar sebelum melangsungkan
pernikahan, meskipun sangat direkomendasikan untuk terus menambah ilmu
lainnya. Adapun metode bimbingannya sudah menarik, namun akan lebih
baik lagi jika divariasikan dan dikolaborasikan dengan metode lainnya.
67 Wawancara dengan Walyono (Trainer), pada tanggal 13 April 2017.
BAB IV KENDALA DAN
SOLUSI
DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
A. Kendala dan Solusi Ketika Bimbingan
Pikiran menentukan arah sedangkan mental memberikan suntikan energi yang
akan menghasilkan tindakan. Kesiapan mental mampu menumbuhkan
kemauan, obsesi, kuriositas, dan rasa optimis. Selain itu juga bisa melahirkan
efikasi diri, yaitu keyakinan yang kuat untuk sukses dan berhasil.68
Namun,
untuk mencapai keberhasilan selalu ada penghambat dan juga ada solusi
untuk mengatasinya.
Dalam bimbingan ini juga ada hambatan sekaligus solusi untuk
mengatasinya, yaitu: Pertama, keterlambatan peserta (solusinya menyiapkan
waktu lain secara privat), Pembicara berhalangan hadir (solusinya mencari
pengganti yang potensial terhadap materi), peserta yang lupa membawa
modul (solusinya segera print dan copy), kesulitan merekrut peserta
bimbingan karena kesadaran masih lemah (solusinya promosi lewat sosial
media).69
Kedua, sibuknya pemateri dan peserta sehingga pelaksanaan kajian
menjadi kurang rutin (solusinya harus ada MoU terikat agar keduanya sama-
sama tertib dan disiplin terhadap waktu).70
Ketiga, mayoritas peserta
bimbingan adalah mahasiswa sehingga terkadang kesulitan menyesuaikan
68 Dwi Budiyanto, Prophetic Learning, Yogyakarta:Pro-U Media, 2012, 61. 69 Wawancara dengan Walyono (Trainer), pada tanggal 13 April 2017. 70 Wawancara dengan Muhammad Solekhan, pada tanggal 14 April 2017.
32
33
waktu bimbingan dengan waktu kuliah (Solusinya persiapan teknis acara
menyesuaikan waktu yang tepat agar peserta lebih banyak), Pendanaan masih
kurang untuk menambah fasilitas dan sarana agar lebih baik (solusinya pihak
yang mau mendukung penyelenggaraan bimbingan menggandeng lembaga
lain yang sejalan dengan program ini).71
Keempat, terkadang jam-jam tertentu merasa ngantuk (Solusinya harus
ada sesi istirahat sebentar untuk mengambil air wudhu).72
Kelima, waktu
yang terbatas walaupun sudah 3 jam tetapi terasa cepat sehingga materi
kurang mendalam dan detail sehingga beberapa hal terlewatkan ( solusinya
lebih perdetail materi saja atau menambah waktu pertemuan).73
Keenam, sulit
dalam mencari peserta yang belum sadar akan pentingnya ilmu menikah
(Solusinya mempromosikan di internet dan kampus-kampus, tanggapan
positifnya sangat luar biasa dan UKM-UKM mulai tertarik dan bekerja sama
dengan kami mengadakan seminar pranikah yang berkelanjutan dengan
kuliah pranikah).74
Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa kendala yang erat
kaitannya dengan unsur pendidikan adalah pendidik dan peserta didik harus
lebih disiplin memanfaatkan waktu yang tersedia, materi tidak tersampaikan
secara lebih mendalam karena keterbatasan waktu, dan metode ceramah yang
terlalu lama membuat peserta mengantuk sehingga diperlukan variasi metode
lain agar peserta tetap senang mengikuti bimbingan.
71
Wawancara dengan Mardella Galih Pratama, pada tanggal 27 April 2017. 72 Wawancara dengan Agung Wahyu Saputro, pada tanggal 26 April 2017. 73
Wawancara dengan Muhammad Rizal Pratama, pada tanggal 7 Mei 2017. 74 Wawancara dengan Purwanto (Pemilik LKP RADHWA), pada tanggal 29 Maret 2017.
34
B. Kendala dan Solusi Setelah Bimbingan
Untuk mencapai tujuan tertentu, pasti ada kendala yang ditemukan dalam
prosesnya. Setiap kendala yang hadir juga pasti ada solusi yang
membersamainya. Kendala yang dihadapi setelah mengikuti bimbingan
pranikah umumnya berasal dari dalam diri yang berkaitan dengan suasana hati
dan faktor personal. Suasana hati mempengaruhi energi emosi yang disebabkan
prasangka berpikir, sehingga pembangkit dan penyeimbang energi batiniah
adalah memuaskan seluruh dorongan jiwa.75
Faktor personal yang menjadi problem adalah kepercayaan bahwa
sesuatu itu benar atau salah atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman dan
intuisi, sehingga kepercayaan bisa dibentuk melalui pengetahuan/informasi,
kebutuhan dan kepentingan.76
Adapun solusi dari kendala tersebut bisa
didapatkan para peserta bimbingan ketika sudah hadir perasaan intelektual,
yaitu perasaan yang dialami apabila kita memahami satu kebenaran dengan
pikiran kita, yaitu rasa senang, puas karena bisa mengetahui, serta mampu
mendobrak masalah yang rumit dengan wawasan tiba-tiba.77
Kendala sekaligus solusi yang dialami para peserta maupun alumni
bimbingan pranikah adalah sebagai berikut: Pertama, ketika ada yang serius
nikah dan sudah ada calon tetapi terganjal restu orangtua (kita bantu mediasi
terhadap orangtua yang pemahamannya belum benar) dan ada juga yang sudah
berniat menikah tetapi belum ketemu calonnya (kita bantu mengenalkan
75 Ary Ginanjar Agustian, Emotional Spiritual Quotiont, Jakarta: Penerbit Arga, 2005, 284. 76 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994, 42. 77 Kartini Kartono, Psikologi Umum, Bandung: Mandar Maju, 1996, 92.
35
dengan peserta/alumni pranikah yang lain).78
Kedua, kemapanan finansial dan
keluarga yang belum merestui karena faktor usia, ilmu yang masih perlu di-
upgrade (Solusinya dengan mulai membangun kesiapan finansial dengan
wirausaha, meyakinkan orangtua, persiapan kualitas diri yang lebih baik lagi,
serta terus memantaskan diri dengan ibadah-ibadah yang membuat Allah ridho
mensegerakan mendatangkan jodoh).79
Ketiga, belum ada mentoring pasca
materi dan pendalaman keilmuan praktis membangun finansial (Solusinya terus
berinteraksi dengan pemateri lain di luar jam bimbingan).80
Keempat, waktunya kurang/terbatas sehingga ada pertanyaan yang belum
terjawab dan terkupas secara mendalam (hendaknya diberi kesempatan
bertanya setelah bimbingan lewat sms atau email kepada pembicara sehingga
lebih leluasa) dan ada materi yang belum dipahami secara baik, ilmu agama
secara keseluruhan merasa belum mumpuni untuk berkeluarga, amanah
orangtua untuk menyelesaikan studi terlebih dahulu (Solusinya mencari
referensi lain seperti buku dan artikel, juga mencari pembimbing di kajian yang
lain, memotivasi diri lebih giat lagi untuk tholabul „ilmi, serta konsisten
meningkatkan amal ibadah, mengejar ridho orangtua sehingga lebih mudah
menikah).81
Kelima, belum dapat meyakinkan orangtua (program mentoring
pasca bimbingan sangat dibutuhkan untuk membantu peserta meluluhkan hati
78 Wawancara dengan Walyono (Trainer), pada tanggal 13 April 2017. 79 Wawancara dengan Ienas Taisier Rasyada, pada tanggal 26 Maret 2017. 80 Wawancara dengan Muhammad Solekhan, pada tanggal 14 April 2017. 81 Wawancara dengan Mardella Galih Pratama, pada tanggal 27 April 2017.
36
dan membenahi pola pikir orangtua yang terkadang masih kolot
menomorsatukan adat dan gengsi daripada syariat).82
Keenam, Setelah bimbingan atau diskusi tentunya merasa ada ilmu yang
kurang, sehingga membutuhkan ilmu penunjang lainnya yang beraitan dengan
persiapan menikah (solusinya menambah ilmu dengan baca artikel di internet
dan buku-buku tentang bagaimana menjalani pernikahan dan membangun
keluarga yang sakinah dan bahagia. Alhamdulillah menjadi yakin karena
terbukti bahwa rezeki lancar usai menikah, yang penting terus ikhtiar, usaha,
dan berdoa saja).83
Dan yang terakhir, menyamakan waktu yang tepat dengan
trainer. Selain itu ada ilmu lain yang dibutuhkan untuk menyempurnakan
pemahaman dalam mengelola keluarga, sebagai seorang istri tentu
membutuhkan ilmu tentang memasak, manajemen emosi, manajemen
keuangan keluarga, dll (solusinya terus belajar ilmu-ilmu lain dengan cara
membeli dan membaca buku, mengikuti seminar, mengikuti halaqoh, dan
kadang juga baca-baca artikel di internet, terutama di website para pakar
keluarga bahagia).84
Dengan demikian, kendala setelah bimbingan adalah peserta didik
kesulitan mengaplikasikan materi-materi praktis karena ketakutan dan
keraguan yang tiba-tiba muncul, sehingga membutuhkan metode konsultasi
dan coaching untuk terus memantau serta mengarahkan peserta didik mencapai
tujuannya, yaitu berani menikah segera mungkin.
82 Wawancara dengan Agung Wahyu Saputro,pada tanggal 26 April 2017. 83 Wawancara dengan Azizah Muslikhatun, pada tanggal 29 Maret 2017. 84 Wawancara dengan Garnis Puja Listyarani,pada tanggal 15 April 2017.
37
C. Perubahan Yang Didapatkan
Pendidikan Islam diharapkan dapat mengembangkan kesadaran mental-
spiritual dan moral-etik manusia. Orientasinya untuk pembentukan akhlak
manusia, menekankan pada masalah pembinaan sikap dan pemahaman agama
dalam menghadapi kehidupan.85
Hal itu wajar karena agama menjadi tatanan
yang penuh makna dan sistem simbol yang berguna membentuk moral dan
motivasi yang kuat, melingkupi , dan bertahan lama dalam diri manusia.86
Perubahan yang didapatkan para peserta bimbingan berawal dari perubahan
pola pikir. Mind-setting yaitu proses pengaturan pola pikir, pola sikap, dan
suasana dari sesuatu yang digambarkan serta struktur perasaan seseorang.87
Adapun perubahan positif yang dialami para peserta setelah mengikuti
bimbingan adalah: menjadi lebih siap menikah dan terus ikhtiar menyegerakan
menikah,88
menjadi semakin peduli dengan ilmu pranikah sehingga semakin
semangat mendalaminya, serta semakin bersungguh-sungguh melakukan
persiapan mental, fisik, finansial dan sosial,89
menjadi lebih berhati-hati dalam
menjaga diri dan sikap ketika berinteraksi dengan wanita, mempunyai prinsip
orientasi target hidup ke depan yang lebih mantap, terarah dan tergambar, serta
mempunyai tekad iman yang lebih kuat,90
menjadi lebih mantap menikah
muda, menjadi yakin bahwa rezeki Allah akan mengalir deras setelah
85 Zurqoni & Muhibat, Menggali Islam Membangun Pendidikan, Jogjakarta: AR-RUZZ
Media, 2013, 133. 86 Bryan S.Turner, Relasi Agama & Teori Sosial Kontemporer, Terjemahan Ridwan Muzir,
Jogjakarta: IRCiSoD, 2012, 473. 87
Priatno H. Martokoesoemo, Spiritual Thinking, Bandung: Penerbit Mizania, 2007, 179. 88 Wawancara dengan Ienas Taisier Rasyada, pada tanggal 26 Maret 2017. 89 Wawancara dengan Muhammad Solekhan, pada tanggal 14 April 2017. 90 Wawancara dengan Mardella Galih Pratama, pada tanggal 27 April 2017.
38
membuktikan menikah muda, dan semakin yakin bahwa kalau berniat baik dan
yakin dengan pertolonganNya pasti Allah akan membantu,91
serta menjadi
sangat hati-hati agar terhindar dari berbuat maksiat. Sekarang merasa bahwa
ilmu tentang mengelola keluarga dan anak memang sangat penting, terutama
dalam menumbuhkan jiwa tauhid kepada Allah. Sekarang apa-apa menjadi
bergantung kepada Allah, sehingga hidup selalu dipermudah dan berkah.92
Perubahan peserta didik yang lebih baik dari sebelum mengikuti
bimbingan membuktikan bahwa tujuan pendidikan di lembaga tersebut
membuahkan hasil. Perubahan positif tersebut bisa dijadikan bahan evaluasi
oleh LKP RADHWA dalam mengembangkan kurikulum materi bimbingan
serta metode yang digunakan, sehingga setiap peserta mendapatkan manfaat
dan keuntungan yang optimal setelah bimbingan.
91 Wawancara dengan Azizah Muslikhatun, pada tanggal 29 Maret 2017. 92 Wawancara dengan Garnis Puja Listyarani,pada tanggal 15 April 2017.
39
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Alasan perlunya bimbingan pranikah karena sangat bermanfaat dan
menguntungkan, yaitu mempersiapkan pengetahuan yang benar dalam
membangun keluarga bahagia, memperbaiki pola pikir dan pemahaman syariat
menikah, membimbing agar tidak terjerumus dalam dosa zina dan maksiat,
menambah keyakinan bahwa Allah akan memudahkan dan menolong pemuda
yang berniat menikah untuk menjaga kesucian dirinya, serta membuat pemuda
memutuskan untuk segera menikah.
Proses pelaksanaan bimbingan pranikah sudah memuat beberapa unsur
pendidikan, yaitu dibimbing oleh pendidik yang kompeten dan inspiratif,
peserta didik mempunyai kesungguhan belajar yang tinggi, materi
bimbingannya unik dan praktis sesuai syariat Islam, serta metode
pembelajarannya asyik dan menyenangkan sehingga membuat peserta sangat
antusias mengikuti bimbingan sampai selesai.
Kendala ketika proses bimbingan adalah pendidik dan peserta didik
kurang disiplin memanfaatkan waktu yang tersedia, materi tidak tersampaikan
secara lebih spesifik dan komprehensif karena keterbatasan waktu, dan metode
ceramah yang terlalu lama membuat sebagian peserta agak jenuh sehingga
diperlukan variasi metode lain agar peserta tetap senang mengikuti bimbingan.
Kendala setelah proses bimbingan adalah peserta didik kesulitan mengaplikasikan
40
materi-materi praktis karena ketakutan dan keraguan yang tiba-tiba muncul kembali,
sehingga membutuhkan konsultasi dan coaching untuk terus memantau serta
mengarahkan peserta didik mencapai tujuannya.
B. Saran
Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dalam tesis ini, penulis
menyadari bahwa penelitian ini mempunyai keterbatasan dan tentunya tidak
sempurna, sehingga penulis merekomendasikan agar peneliti selanjutnya dapat
menyempurnakan dan mengembangkan tema penelitian ini dengan perspektif
ilmu yang lain, sehingga kajian tentang bimbingan pranikah memberikan
pengetahuan baru bagi perkembangan dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zaenal, “Keluarga Sehat Dalam Perspektif Islam”, Komunika, Volume 6, Nomor 1 (Januari-Juni 2012): 109-116.
Agustian, Ary Ginanjar. Emotional Spiritual Quotiont. Jakarta: Penerbit Arga,
2005.
„Aisyah, Siti, “Pendidikan Pranikah Bagi Calon Pengantin Menuju Keluarga
Sakinah”, Jurnal Ulumuddin, Volume 4, Nomor 2 (Desember 2014): 45-56.
Al-Abrasyi, Muhammad Athiyah. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta:
Bulan Bintang, 1987.
Al-Qardhawi, Yusuf. Konsep Islam: Solusi Utama bagi Umat. Jakarta Selatan:
Senayan Abadi Publishing, 2004.
An-Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan
Masyarakat. Jakarta: Gema Insani, 1995.
Arifi, Ahmad. Politik Pendidikan Islam: Menelusuri Ideologi dan Aktualisasi
Pendidikan Islam di Tengah Arus Globalisasi. Yogyakarta: Teras, 2010.
Armai, Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Press, 2002.
Asmaya, Enung, “Implementasi Agama Mewujudkan Keluarga Sakinah”,
Komunika, Volume 6, Nomor 1 (Januari-Juni 2012): 64-72.
Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani. Ilmu Pendidikan Islam Jilid II. Bandung:
Pustaka Setia, 2010.
Bastaman, Hanna Djumhana. Integrasi Psikologi Dengan Islam: Menuju
Psikologi Islami. Yogyakarta: Yayasan Insan Kamil, 2005.
Budiyanto, Dwi. Prophetic Learning. Yogyakarta:Pro-U Media, 2012.
Cannizzaro, Bertina, “Love & Marriage- A Proactive Approach to Pre-Marital Education & Marriage Preparation”, Dominican University of California, Scholarly and Creative Works Conference (2017): 116.
Carroll, Jason S. & William J. Doherty, “Evaluating the Effectiveness of
Premarital Education: A Review of Outcome Research”, Family Relations 52/2 (2003): 105-118.
Choiriah, Muchlisa. Indonesia Darurat Perceraian. https://www.merdeka.com/
khas/indonesia-darurat-perceraian-tren-perceraian-meningkat-1.html, diakses
pada tanggal 2 Januari 2017, jam 09.24 WIB.
Chomaira, Nurul. Sindrom Pernikahan. Solo: Tinta Medina, 2012.
Dabone and Kyeremeh Tawiah, “Effects of Age on Marital Satisfaction of
Married People in Sunyani Munippality”, International Journal of Research In Social Sciences, Volume 3, Nomor 8 (April 2014): 48-57.
Daradjat, Zakiyah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Jaapar, Nur Zahidah Hj & Raihanah Hj Azahari, “The Model of Wellbeing in
Family Life from Islamic Perspective”, Journal of Fiqh, Nomor 8 (2011): 25- 44.
Kartono, Kartini dan Jenny Andari. Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam
Islam. Bandung: Mandar Maju, 1989.
Kartono, Kartini. Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju, 1996.
Kruenegel-Farr, D., McEnturff, A., Acker, J., Jacobson, A., Kildare, C., & Hawkins, A. J, “Perceived Relationship Improvement from Premarital and Relationship Education”, Family and Consumer Sciences Research Journal 42/2 (2013): 98-109.
Mahmudin, “Implementasi Pembekalan Pranikah Dalam membentuk Keluarga
Sakinah Mawaddah Warahmah”, Millah, Volume XV, Nomor 2 (Februari 2016): 299-318.
Majid, Abdul dan Jusuf Mudzakir. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana,
2008.
Marimba, Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma‟arif,
1980.
Martokoesoemo, Priatno H. Spiritual Thinking. Bandung: Penerbit Mizania, 2007.
Mu‟ammar, M. Arfan dkk. Studi Islam Perspektif Insider/Outsider. Jogjakarta: IRCiSoD, 2013.
Muchtar, Heri Jauhari. Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.
Mujib, Abdullah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Fajar Inter Pratama Offset, 2008.
Murray, C. E., & Murray, T. L, “Solution-focused Premarital Counseling: Helping Couples Build a Vision for Their Marriage”, Journal of Marital and Family Therapy 30/3 (2004): 349-358.
Mustika, M. Shodiq. Doa dan Zikir Cinta: Mengatasi Problema Cinta dari
Pranikah hingga Rumah Tangga. Tangerang: QultumMedia, 2009.
Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenada MediaGroup, 2008.
Nata, Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2010.
Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teorits dan Praktis. Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Nizar, Samsul. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2013.
Rahman, Abd. Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam: Rekonstruksi
Pemikiran dalam Tinjauan Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: UII
Yogyakarta Press, 2001.
Rajabi, Mahmoud. Horizon Manusia. Jakarta: Al-Huda, 2006.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.
Rosyadi, Khoron. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA, 2012.
Suryani. Hadits Tarbawi: Ananlisis Paedagogis Hadits-Hadits Nabi. Yogyakarta:
Teras, 2012.
Syar‟I, Ahmad. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005.
Tafsir, Ahmad. Filsafat Pendidikan Islami; Integrasi Jasmani, Rohani, dan
Kalbu Memanusiakan Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1991.
Tirtaraharja, Umar dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta, 2005.
Turner, Bryan S.. Relasi Agama & Teori Sosial Kontemporer. Terjemahan
Ridwan Muzir. Jogjakarta: IRCiSoD, 2012.
Ubhiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam II. Bandung: CV Pustaka Setia, 1997.
Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2010.
Umiarso & Zamroni. Pendidikan Pembebasan dalam Perspektif Barat dan Timur.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Williamson, Hannah C. et all, “Does Premarital Education Decrease or Increase
Couples‟ Later Help-Seeking?”, Journal of Family Psychology (December 2, 2013), Advance Online Publication, Doi: 10.1037/a0034984.
Zaini, Ahmad, “Membentuk Keluarga Sakinah Melalui Bimbingan dan Konseling
Pernikahan”, Konseling Religi, Volume 6, Nomor 1 (Juni 2015): 89-106.
Zurqoni & Muhibat. Menggali Islam Membangun Pendidikan. Jogjakarta: AR-
RUZZ Media, 2013.
PEDOMAN WAWANCARA
1. ALASAN DILAKSANAKANNYA BIMBINGAN PRANIKAH
Untuk Trainer, untuk tujuan apa Anda mengadakan bimbingan?
Untuk Peserta, alasan apa yang membuat Anda tertarik untuk
mengikuti bimbingan?
Apa keunikan bimbingan ini dibandingkan dengan bimbingan lain
yang sejenis?
Apa saja keuntungan yang Anda dapatkan dari pelaksanaan
bimbingan?
Apa saja kerugian jika tidak mengikuti bimbingan?
2. PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
Siapa saja pembimbingnya?
Siapa saja peserta bimbingannya?
Apa saja sarana dan prasaranya?
Kapan waktu pelaksanaan bimbingan?
Apa saja materi bimbingannya?
Bagaimana metode bimbingannya?
Apa hasil yang diharapkan setelah diadakannya bimbingan?
3. KENDALA DAN SOLUSI
Apa kendala yang Anda hadapi ketika mengikuti bimbingan dan apa
solusi yang Anda lakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
Apa kendala yang Anda hadapi setelah mengikuti bimbingan dan apa
solusi yang Anda tawarkan untuk mengatasi kendala tersebut?
Apa yang menjadi alasan Anda masih menunda menikah?
Apa perubahan yang Anda dapatkan setelah mengikuti bimbingan?
Apa saran yang ditujukan untuk perbaikan pelaksanaan bimbingan
selanjutnya?
Transkip Wawancara (1)
Nama : Walyono (Trainer)
Lokasi : Bugisan, Ambarawa
Hari/Tanggal : Kamis, 13 April 2017
Pukul : 10.06 WIB
1. ALASAN DILAKSANAKANNYA BIMBINGAN PRANIKAH
Tujuan: agar semakin banyak anak muda punya persiapan keilmuan untuk
menikah, semakin disibukkan dengan aktivitas keagamaan, terbimbing
dengan ilmu yang benar sehingga mempunyai keinginan menikah agar
terhindar dari kemaksiatan dan dosa. Kami mengadakan bimbingan ini karena
sangat khawatir dengan pergaulan anak muda yang salah, ini sebagai wujud
ikhtiar kami untuk berkontribusi membaikkan pergaulan remaja masa kini.
Keunikan: diadakan berupa seminar di kampus-kampus dan berupa program
kuliah pranikah selama 6 kali pertemuan berdurasi 3 jam per pertemuan
karena ada 6 tema besar yang harus dibedah sehingga kami bertekad
mendalami keilmuan menikah dan akan membuat semua peserta maupun
alumni pranikah bertekad untuk memutuskan segera menikah meskipun
masih berusia muda. Keuntungan: kami semakin terasah kelimuan
pranikahnya dan semakin tahu kebutuhan anak-anak muda untuk menikah,
semakin dalam memahami perintah tentang menikah bagi mereka yang telah
baligh/ mampu bereproduksi, mereka benar-benar mempunyai kesiapan
keilmuan. Kerugian: semakin banyak anak muda yang moral dan perilakunya
tidak baik, anak muda sering salah jalan dan sering bermaksiat, pemahaman
yang salah sering diikuti tentang pacaran, dll.
2. PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
Pembimbing Inti: Ustad Walyono, Ustad Heru Abdurrozaq, Ustad Hanif.
Mereka sudah menikah, proses pranikahnya sudah benar, punya pemehaman
ilmu yang mendalam. Target peserta: semua anak muda yang belum menikah,
terutama mahasiswa-mahasiswi yang sudah dewasa sehingga target sangat
tepat. Sarana Prasarana: tempat yang layak dan ruangan yang cukup untuk
jumlah peserta, media proyektor, sound, laptop, modul pranikah, alat tulis,
konsumsi. Materi: Proposal doa tentang niat menikah, bekal menikah (ilmu
ibadah mahdhoh‟ ilmu kesehatan, dll), Fiqih Ta‟aruf-Khitbah-Akad Nikah,
Fiqih Jimak dan Walimah, Harmonisasi Suami Istri, Pendidikan Anak
(Quranic Parenting). Metode: Ceramah Interaktif, Tanya Jawab,
Dialog/Konsultasi, Coaching (Pendampingan sampai nikah). Hasil yang
diharapkan: pertolongan Allah benar-benar hadir terhadap mereka yang
mempunyai niat dan komitmen yang kuat untuk menjaga kesucian dirinya
melalui menikah, anak muda mampu membangun keluarga sakinah mawadah
rohmah berkah, melahirkan generasi yang ahli ibadah yang otaknya cerdas
hatinya beriman akhlaknya baik sehingga layak melahirkan pemimpin bagi
orang-orang yang bertaqwa.
3. KENDALA DAN SOLUSI
Kendala dan solusi saat bimbingan: keterlambatan peserta (menyiapkan
waktu lain secara privat), pembicara berhalangan hadir (mencari pengganti
yang juga punya potensi terhadap materi), modul yang lupa bawa (segera
print dan copy), waktu yang terbatas (solusi bisa konsultasi lewat media
social secara pribadi) Kendala lain: kesulitan merekrut untuk hadir ikut
bimbingan karena kesadaran masih lemah. Mayoritas peserta bimbingan
adalah mahasiswa sehingga terkadang kesulitan menyesuaikan waktu
bimbingan dengan waktu kuliah mereka. Keterbatasan waktu karena antusias
peserta yang hadir ingin mempelajari materi secara lebih dalam sehingga
ketertarikan ini membuat waktu 3jam punserasa sangat kurang dan terasa
sebentar. Kendala dan solusi setelah bimbingan: saat ada yang serius nikah
dan sudah ada calon tapi terganjal restu orangtua, (kita bantu mediasi
terhadap orangtua yang pemahamannya belum benar) dan ada juga yang
sudah berniat menikah tapi belum ketemu calonnya (kita bantu mengenalkan
dengan peserta/alumni pranikah yang lain). Saya dulu menunda menikah
karena ada kekhawatiran tentang tempat tinggal dan penghasilan, namun
setelah tau ilmu pranikah menjadi mantap untuk menikah tanpameragukan
rezeki dari Allah. Saran: durasi harus ditambah dan lebih sering
menyelenggarakan bimbingan agar keilmuan semakin mendalam, selanjutnya
perlu ada bimbingan keluarga sakinah, Ada bimbingan pendidikan anak, dll.
Memperbanyak pembicara yang berkualitas. Bimbingan lanjutan untuk
kesiapan financial lewat forum ngaji bisnis.
Transkip Wawancara (2)
Nama : Ienas Taisier Rasyada
Lokasi : Pojoksari, Ambarawa
Hari/Tanggal : Minggu, 26 Maret 2017
Pukul : 13.18 WIB
1. ALASAN DILAKSANAKANNYA BIMBINGAN PRANIKAH
Menikah bukan sesuatu yang main-main karena ibadah yang mulia, jadi
tujuannya untuk mengilmui sebelum mengamalkan segala sesuatu tentang
pernikahan, karena jika tidak diilmui akan melahirkan generasi yang juga
tidak berilmu yang tentunya sangat membahayakan peradaban manusia, maka
mari kita mulai dari keluarga kecil terlebih dulu. Keunikan bimbingan adalah
memperdalam visi menikah sehingga mengakar kuat dalam mengokohkan
rumah tangga di jalan dakwah dengan mencontoh keluarga nabi-nabi Allah.
Keuntungan: Tahu bagaimana membangun keluarga yang baik.
2. PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
Pembimbing: punya kompetensi di bidangnya, punya bekal ilmu, serta
terbukti berhasil mempraktekkan ilmu tersebut dalam keluarga mereka.
Peserta: mahasiswa yang ingin segera menikah. Sarana: LCD proyektor untuk
memberikan ilustrasi gambar dan audio. Materi: visi, niat, fiqh pernikahan,
teknis mengkhitbah, akad nikah, ta‟aruf. Rukun nikah harus dipahami betul
agar pernikahan berkah dan sempurna. Proses ketika mencari pasangan
sampai bagaimana mengelola rumah tangga. Metode seperti kajian, tanya
jawab, sharing problem solving. Hasil yang diharapkan: agar banyak orang
tahu bahwa ilmu sebelum amal itu sangat penting, mudah membangun
keluarga dengan bekal ilmu, dan mendidik generasi dengan ilmu pendidikan
islam yang benar
3. KENDALA DAN SOLUSI
Penghambat: keterbatasan waktu sehingga pembahasan materi kurang
mendalam, solusinya waktunya ditambah lebih lama. Kendala: kemapanan
finansial, kendala keluarga yang belum merestui karena faktor usia, ilmu
yang masih perlu di-upgrade, persiapan kualitas diri yang lebih baik lagi.
Solusi: dengan mulai membangun kesiapan financial, meyakinkan orangtua,
terus memantaskan diri dengan ibadah-ibadah yang membuat Allah ridho
mensegerakan mendatangkan jodoh. Perubahan: yang jelas saya menjadi
lebih siap menikah dan terus ikhtiar mensegerakan menikah. Saran: agar
bimbingan terlaksana secara rutin dan intensif, waktunya diperpanjang dan
lebih lama di setiap pertemuan, dengan materi yang lebih mendalam lagi.
Intensifitas waktu bisa menghasilkan intensifitas ilmu.
Transkip Wawancara (3)
Nama : Muhammad Solekhan
Lokasi : Blotongan, Salatiga
Hari/Tanggal : Jumat, 14 April 2017
Pukul : 08.02 WIB
1. ALASAN DILAKSANAKANNYA BIMBINGAN PRANIKAH
Tujuan: untuk mempersiapkan agar pernikahan bervisi lintas generasi.
Tertarik karena berkonsep nabi, ilmu sebelum amal agar pernikahan lebih
terarah dan berkah. Keunikan: bisa dilakukan dimanapun dengan majlis kecil
atau halaqoh sehingga bimbingan lebih fleksibel. Keuntungan: menambah
wawasan tentang pranikah, ilmu parenting, mengetahui mempersiapkan diri
lebih awal dan mendalami konsep menikah yang syar‟ i. Kerugian: lebih
banyak terjangkitnya penyakit para jomblo untuk takut menikah, pasangan
menikah dengan niat hanya sebagai pergantian status dan gengsi terhadap
mereka yang sering menanyakan kapan menikah sehingga dikhawatirkan
menjadi orangtua yang tak berilmu serta mendidik anaknya dengan nafsu,
serta menjadi malpraktek pernikahan/keluarga sehingga tradisi nikah cerai
dan KDRT semakin marak terjadi.
2. PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
Pembimbing: Ustad Walyono. Peserta: mahasiswa dan peserta umum. Sarana
Prasarana: LCD proyektor, alat tulis, handout materi, ruangan mendukung,
makan besar dan snack. Waktunya pertengahan 2016. Materi: penajaman visi
menikah, potret pasangan dan keluarga dalam quran, hak-hak suami dan istri,
fiqih akad-walimah, parenting masuk surge sekeluarga. Metode: ceramah
tausiyah motivasi plus tanya jawab. Hasil yang diharapkan: pemuda menikah
di usia muda dengan persiapan yang matang sehingga menghadirkan generasi
yang ulama, umaro dan aghniya.
3. KENDALA DAN SOLUSI
Penghambat dan Solusi: sibuknya pemateri dan peserta sehingga kajian
kurang rutin dan juga kesibukan para peserta yang mayoritas mahasiswa,
frekwensi kehadiran peserta tidak menetap, harusnya ada MoU terikat agar
mereka sama-sama tertib. Problem yang dihadapi setelahnya adalah tidak ada
mentoring pasca materi, keilmuan praktis membangun financial, solusinya
terus berinteraksi dengan pemateri lain di luar jam bimbingan. Alasan
menunda menikah karena merasa awam dan fakir ilmu, belum dapet restu
orangtua, belum matang finansial. Perubahan: semakin peduli dengan ilmu
pranikah sehingga semakin semangat mendalaminya, sehingga semakin
bersungguh-sungguh melakukan persiapan mental, fisik, finansial dan sosial.
Saran: lebih perluas jangkauan, lebih sering/kontinyukan waktu, membuat
peraturan untuk meningkatkan kesungguhan semua orang yang terlibat dalam
bimbingan.
Transkip Wawancara (4)
Nama : Mardella Galih Pratama
Lokasi : Semarang
Hari/Tanggal : Kamis, 27 April 2017
Pukul : 09.00 WIB
1. ALASAN DILAKSANAKANNYA BIMBINGAN PRANIKAH
Tujuan: sebagai wadah atau fasilitas mahasiswa atau masyarakat yang ingin
tolabul „ilmi tentang pranikah, mengajak masyarakat untuk memahami dan
mengerti urgensi pentingnya ilmu pranikah. Tertarik bimbingan karena
merupakan majlis ilmu yang bermanfaat, ingin tidak salah langkah dalam
mengelola cinta di jalan Allah, dan juga ilmu kunci untuk hidup bahagia
membangun keluarga, serta menjadi ladang dakwah untuk membentuk
keluarga yang islami. Keunikan: diadakan dalam bentuk seminar pranikah
yang menarik. Keuntungan: tidak terjerumus banyak dosa, keberkahan ilmu
bisa membuat kita mengelola keluarga yang baik yang berdasarkan konsep
islam sehingga bisa bahagia dunia akhirat. Kerugian: akan banyak
kebingungan di masyarakat dalam mengelola cinta dan keluarga yang baik,
akan banyak pemuda yang salah dalam mengelola dan menyalurkan rasa
ketertarikannya kepada lawan jenis, banyak yang memulai keluarga dengan
bekal ilmu yang kurang sehingga akan terjadi banyak masalah di keluarganya.
2. PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
Pembimbing ada 5: Ustad Walyono, Ustad Anis Siraibah, Ustad Ari Purbono,
Ustad Irfan, dan seorang Ustadzah yang saya lupa namanya. Peserta
mayoritas mahasiswa yang beberapa sudah punya keinginan dan niatan untuk
segera menikah. Sarana Prasaranan: pemateri yang kompeten, durasi materi
yang leluasa, ruangan yang fasilitasnya menunjang, kopian materi, alat tulis,
konsumsi dan sertifikat. Waktunya diawali dengan seminar pranikah 21 mei
2016, selanjutnya ada bimbingan ada 3 sesi (2 tema tiap sesi)di 29-30 Mei
dan 1 Juni 2016. Tepatnya hari Sabtu-Senin. Materi: Proposal doa keluarga,
ilmu bekal menikah (ilmu ibadah mahdhoh‟ ilmu kesehatan, dll), Fiqih
Ta‟aruf-Khitbah-Akad Nikah, Fiqih Jimak dan Walimah, Sakinah
Bersamamu, Pendidikan Anak (Quranic Parenting). Metode: Ceramah, Tanya
Jawab, Tugas-tugas mengisi proposal doa. Hasil yang diharapkan: menjaga
diri dari pergaulan yang salah dalam mengelola cinta seperti pacaran, punya
pola pikir dan bekal yang baikdalam membentuk keluarga, menghilangkan
keraguan untuk segera menikah.
3. KENDALA DAN SOLUSI
Penghambat dan Solusi: Pendanaan untuk menambah fasilitas dan sarana agar
lebih baik, solusinya pihak yang mau mendukung penyelenggaraan
bimbingan menggandeng lembaga lain yang sejalan dengan program ini,
Waktu yang molor karena peserta atau pembicara yang terlambat hadir
(hendaknya ada peringatan sms untuk hadir tepat waktu). Kendala: waktunya
kurang/terbatas sehingga ada pertanyaan yang belum terjawab dan terkupas
secara mendalam (hendaknya diberi kesempatan bertanya setelah bimbingan
lewat sms, atau email kepada pembicara sehingga lebih leluasa) dan ada
materi yang belum dipahami secara baik, ilmu agama secara keseluruhan
merasa belum mumpuni untuk berkeluarga, amanah orangtua untuk
menyelesaikan studi terlebih dahulu (Solusinya mencari referensi lain seperti
buku dan artikel, juga mencari pembimbing di kajian yang lain, memotivasi
diri lebih giat lagi untuk tolabul ilmi, serta konsisten meningkatkan amal
ibadah, mengejar ridho orangtua sehingga lebih mudah menikah). Saya
menunda nikah karena masih muda dan mengejar titel pendidikan, serta ilmu
agama belum memadahi. Perubahan: lebih menjaga diri dan sikap ketika
berinteraksi dengan wanita, punya prinsip orientasi target hidup ke depan
yang lebih mantap,terarah dan tergambar, punya tekad iman yang lebih kuat.
Sarannya lebih mengajak banyak pihak dalam menyelenggarakan sehingga
informasi mengenai ilmu penting ini menjangkau semua lapisan masyarakat
lebih banyak lagi, menjadi agenda rutin tiap periode untuk mewadahi
kebutuhan khalayak akan pentingnya ilmu pranikah sehingga memperbaiki
moral umat.
Transkip Wawancara (5)
Nama : Afif Kurnia Rohman
Lokasi : Baran, Ambarawa
Hari/Tanggal : Minggu, 8 April 2017
Pukul : 14.05 WIB
1. ALASAN DILAKSANAKANNYA BIMBINGAN PRANIKAH
Tujuan: agar mindset saya berubah menjadi lebih positif menghadapi segala
kemungkinan dan takdir di masa depan dengan kesiapan ilmu yang benar dan
kesiapan mental yang baik. Tertarik karena memang sangat membutuhkan
ilmu ini untuk mengelola keluarga saya nantinya.
2. PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
Saya mengambil bimbingan pranikah secara privat juga kepada pak walyono
karena saya betul beliau sangat paham dan sudah mempraktekkan ilmu keren
ini dan berhasil. Saya mengenal beliau sangat mendalam mempelajari ilmu,
juga penyampaiannya dakwah dengan gaya public speaking yang keren,
menginspirasi, dan yang lebih penting sangat menggerakkan sehingga mudah
dilakukan dengan segera, serta langkah-langkah praktis yang membuat saya
terbimbing dengan sangat baik, lancar, dan akhirnya bisa menikah dalam
waktu cepat. Alhamdulilah Allah permudah jalan saya menemukan jodoh
yang pas, sesuai dengan kemauan dan kebutuhan saya.
3. KENDALA DAN SOLUSI
Seperti yang saya katakana tadi, bahwa kendala saya memutuskan nikah
adalah factor ketakutan baiaya nikah dan juga ribetnya menyatukan dua
keluarga besar. Alhamdulillah semuanya sudah teratasi ketika saya mengubah
pola pikir dan berprasangka baik kepada Allah. Kendala saya juga waktu dulu
adalah sulitnya menundukkan pandangan alias syahwat terus bergejolak,
amalan tahajud dhuha bahkan sudah puasa pun terasa kurang manjur. Saat itu
saya benar-benar berpikir dan menyadari bahwa satu-satunya cara yang
paling manjur ya harus segera menikah. Dan benar, setelah menikah di awal
2017 ini, saya menjadi lebih tenang. Saya yakin bahwa menikah melancarkan
rezeki, menambah ketenangan pikiran dan hati, syahwat sudah tersalurkan
menjadi ibadah, apalagi informasi hamilnya istri membuat saya semakin
menyayangi dan mencintainya. Memang betul, hadirnya cinta itu ketika sudah
menikah. Saran saya semoga bimbingan pranikah akan banyak meregenerasi
kader-kader hebat yang akan menularkan ilmu keren ini kepada mereka yang
membutuhkan bantuan mensegerakan menikah, Yakin banget sangat
bermanfaat.
Transkip Wawancara (6)
Nama : Agung Wahyu Saputro
Lokasi : Semarang
Hari/Tanggal : Rabu, 26 April 2017
Pukul : 13.18 WIB
1. ALASAN DILAKSANAKANNYA BIMBINGAN PRANIKAH
Tujuan: agar memiliki ilmu dan pedoman saat menikah nanti. Saya tertarik
untuk menambah ilmu tentang menikah dan rumah tangga. Keunikan:
membahas lebih dalam tentang nikah yang ternyata ilmunya “ngeri-ngeri
sedap” untuk dibahas. Selain juga ini berkaitan dengan dunia terlebih akhirat.
Keuntungan: saya mendapatkan ilmu pernikahan yang belum saya ketahui
sebelumnya, sangat bermanfaat banget. Kerugian: sangat berbahaya apabila
menjalani kehidupan rumah tangga tanpa ilmu yang benar, bisa-bisa mandeg
di tengah jalan, keluarga jadi tak harmonis dan timbul berbagai permasalahan
yang kelihatannya sepele tetapi berdampak besar menggoyahkan pondasi
berkeluarga.
2. PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
Pembimbing: Ustad Walyono, beliau sudah sangat faqih dalam ilmu
pernikahan sehingga materi sangat menarik untuk dikaji dan diterapkan.
Peserta: mahasiswa yang belum menikah tetapi punya niatan ingin
merealisasikan menikah dengan segera. Materi: Proposal doa keluarga, Ilmu
bekal pernikahan, Fiqih ta‟aruf dan khitbah, Fiqih akad, Fiqih Walimah, Fiqih
Jima‟ , Sakinah bersamamu, Quranic parenting. Metode: seminar, konsultasi,
hardfile materi, cerita pengalaman paling penting. Hasil yang diharapkan:
siap nikah dengan segala ilmunya.
3. KENDALA DAN SOLUSI
Penghambat dan solusi: terkadang jam-jam tertentu ngantuk, harusnya ada
sesi istirahat sebentar untuk berwudhu. Belum dapat meyakinkan orangtua
(program mentoring pasca bimbingan sangat dibutuhkan untuk membantu
peserta meluluhkan hati dan membenahi pola pikir orangtua yang terkadang
masih kolot menomorsatukan adat dan gengsi daripada syariat.) Saya
menunda nikah karena orangtua belum mempercayai bahwa saya mampu.
Perubahan: lebih paham tentang ilmu pernikahan. Saran: pemateri
diperbanyak dan lebih ditingkatkan kualitas ilmunya agar semakin banyak
memberikan manfaat kepada para pemuda yang ingin menikah.
Transkip Wawancara (7)
Nama : Azizah Muslikhatun
Lokasi : Sawag Gondang, Sumowono
Hari/Tanggal : Rabu, 29 Maret 2017
Pukul : 11.02 WIB
1. ALASAN DILAKSANAKANNYA BIMBINGAN PRANIKAH
Tujuan: Membantu masukan keilmuan kepada peserta bahwa menikah tidak
hanya disiapkan diawalnya saja, tetapi juga memerlukan ilmu yang lebih
mendalam untuk mengelola dan membangun keluarga jangka panjang,
sehingga mampu setia berbahagia di dunia dan akhirat. Keunikan: fokus
program bimbingan adalah tentang materi mengelola rezeki dengan benar,
sehingga hanya mau menikmati rezeki yang halal dan toyib saja, karena
memang rezeki ini mempengaruhi akhlak anggota keluarga. Saya menilai
bahwa anak-anak yang diberikan rezeki halal menjadi baik pergaulannya,
cerdas pikirannya. Keuntungan: mengetahui sekaligus mempersiapkan dari
awal tentang pentingnya rezeki yang halal dan toyib.
2. PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
Kalau saya memang privat diskusi dengan pemateri yang tidak lain juga
masih teman sendiri, yaitu pak walyono yang lebih tahu ilmunya. Setelah itu,
saya merasa bahwa pernikahan saya dengan suami memang dipermudah, ada
saja jalannya, ada saja rezekinya mengalir terus. Merasa sangat ditolong oleh
Allah, padahal saya menikah muda sekitar 2 tahun setelah lulus SMA.
Memang kalau berniat baik dan yakin dengan pertolongan Allah ya akan
dibantu.
3. KENDALA DAN SOLUSI
Kendala: Setelah bimbingan atau diskusi tentunya merasa ada ilmu yang
kurang, sehingga membutuhkan ilmu penunjang laiinya yang beraitan dengan
persiapan menikah (solusinya menambah ilmu dengan baca artikel di internet
dan buku-buku tentang bagaimana menjalani pernikahan dan membangun
keluarga yang sakinah dan bahagia. Alhamdulillah menjadi yakin karena
terbukti bahwa rezeki lancar usai menikah, yang penting terus ikhtiar, usaha,
dan berdoa saja). Perubahan: membuktikan bahwa janji Allah itu benar
khususnya tentang mencukupi bahkan melebihkan rezeki kepada mereka
yang mau menikah. Sarannya: ke depan lebih diadakan kajian atau bimbingan
yang mendalam tentang konsep pengelolaan rezeki yang benar sehingga
menciptakan keluarga yang harmonis karena rezeki yang baik akan
membaikkan keluarga, sebaliknya rezeki yang buruk akan memburukkan
kondisi keluarga. Saya juga berpesan bahwa ke depan hendaknya ada orang
yang mau meneliti tentang hubungan antara pencarian rezeki halal oleh
orangtua terhadap akhlak anak-anaknya dan kebahagiaan keluarganya.
Transkip Wawancara (8)
Nama : Garnis Puja Listyarani
Lokasi : Pojoksari, Ambarawa
Hari/Tanggal : Sabtu, 15 April 2017
Pukul : 13.19 WIB
1. ALASAN DILAKSANAKANNYA BIMBINGAN PRANIKAH
Saya mengikuti bimbingan pranikah secara privat. Dulu saya punya keinginan
nikah maksimal usia 22 tahun. Itu disebabkan karena pemahaman saya masih
lemah tentang syariat nikah. Tak hanya itu, alasan lain mungkin karena faktor
teman/sahabat. Berteman dengan mereka yang masih hobi senang-senang
menikmati masa muda membuat pola pikir saya mengikuti mereka. Saya
waktu itu masih ingin hidup bebas, belum mau terbebani dengan tanggung
jawab menjadi istri yang kayaknya repot harus mengurus rumah tangga.
Selain itu saya juga mau menemukan jati diri dulusambil menikmati masa
muda. Kerja pun gajinya bisa dinikmati sendiri. Namun setelah ikut kajian
pranikah ini, pola pikir saya berubah total, saya jadi ingin segera
menikahkarena banyak keuntungan setelah menikah, salah satunya adalah
mempunyai imam yang akan terus membimbing dan menemani saya menjadi
lebih baik lagi. Alhamdulillah tepat tangga 19 februari 2017 lalu, Allah
mengijinkan dan mentakdirkan jodoh yang hebat kepada saya. Sekarang saya
menjalani keluarga dengan bekal ilmu yang cukup memadai dan terus akan
belajar meng-upgrade ilmu yang berkaitan dengan keluarga dan anak. Usia
saya hari ini baru 20 tahun lho, Alhamdulillah sudah hamil muda diberikan
amanah oleh Allah, hehe. Bimbingan pranikah sangat bermanfaat banget.
2. PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
Dibimbing langsung oleh mentor yang kompeten dibidangnya dengan diskusi
dan tanya jawab interaktif, saya juga dibekali file materi yang bisa dibaca-
baca sendiri juga. Hambatan: kadang harus menyesuaikan waktu karena
memang kesibukan mentor dan juga aktifitas saya yang pulang ngajar SDIT
pun sudah sore. Jadi bisanya weekend gitu bimbingannya. Hasil yang saya
harapkan pun benar-benar terjadi. Allah menolong saya dari berbuat maksiat.
Sekarang saya merasa bahwa ilmu tentang mengelola keluarga dan anak
memang sangat penting, terutama dalam menumbuhkan jiwa tauhid kepada
Allah. Apa-apa bergantung kepada Allah. Insyallah, hidup akan dipermudah
dan berkah.
3. KENDALA DAN SOLUSI
Kendala yang saya hadapi ya menyamakan waktu yang tepat. Selain itu ada
ilmu lain yang saya butuhkan untuk menyempurnakan pemahaman saya
dalam mengelola keluarga, sebagai seorang istri tentu membutuhkan ilmu
tentang memasak, manajemen emosi, manajemen keuangan keluarga, dll
(solusinya saya terus belajar ilmu-ilmu lain dengan cara membeli dan
membaca buku, mengikuti seminar, mengikuti halaqoh, dan kadang juga
baca-baca artikel di internet, terutama di website para pakar keluarga
bahagia). Saran saya semoga bimbingan pranikah bisa rutin diadakan, atau
malah ilmunya dibukukan bahkan divideokan secara komplit sehingga akan
lebih banyak orang yang mendapatkan manfaat ilmu ini.
Transkip Wawancara (9)
Nama : Muhammad Rizal Pratama
Lokasi : Semarang
Hari/Tanggal : Minggu, 7 Mei 2017
Pukul : 10.07 WIB
1. ALASAN DILAKSANAKANNYA BIMBINGAN PRANIKAH
Tujuan: untuk mengawasi khususnya mahasiswa agar memiliki ilmu tentang
rumah tangga supaya lebih siap untuk segera berkeluarga. Keunikan: kajian
ini unik dengan metode dan pemateri yang asyik sehingga enjoy,
mencerahkan. Keuntungan: menjadi mempunyai daya bangkit yang kuat
sehingga kami mempunyai memotivasi sangat kuat untuk menyegerakan
menikah. Kerugian: akan semakin galau dan bisa terjerumus dalam maksiat.
2. PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
Pemateri: Ustad Walyono, Ustad Anif, ustad Ari Purbono, yang satu lagi lupa
namanya. Peserta: kebanyakan dari mahasiswa dan juga ada masyarakat
umum di luar kampus yang mengikuti. Metode: ceramah dan praktek
membuat proposal, tanya jawab interaktif. Materi: ada sekitar 6 tema besar
yang berkaitan dengan menikah. Hasil yang diharapkan adalah peserta
termotivasi untuk menikah dengan bekal ilmu yang baik dan benar.
3. KENDALA DAN SOLUSI
Hambatannya ada di waktu yang terbatas walaupun sudah 3 jam tapi terasa
cepat sehingga materi kurang mendalam dan detail sehingga beberapa hal
terlewatkan(solusinya lebih perdetail materi saja atau waktunya ditambah
agar lebih lama). Kendala lainnya: tempat sering berpindah-pindah yang
terkadang jauh dari tempat tinggal dan membutuhkan waktu dan ongkos
tambahan. Kendala menikah karena factor orangtua dan ekonomi yang belum
mapan, (solusinya berdoa dan terus ikhtiar serta terus berjuang menambah
sumber penghasilan yang bisa meyakinkan orangtua). Saran: saya berharap
ada coaching khusus yang memfasilitasi peserta pasca bimbingan sampai
benar-benar menikah apabila memang mempunyai keinginan yang kuat untuk
menikah.
Transkip Wawancara (10)
Nama : Purwanto (Owner LBP RADHWA)
Lokasi : Sawah Gondang, Sumowono
Hari/Tanggal : Rabu, 29 Maret 2017
Pukul : 09.50 WIB
1. ALASAN DILAKSANAKANNYA BIMBINGAN PRANIKAH
Tahun 2012 didirikan taman baca radhwa, selanjutnya menambah program
bimbingan belajar (Bimbel), terus mengadakan bimbingan computer, program
training motivasi ke sekolah-sekolah, cosmo trainer, training for great teacher
(TFGT), training for trainer (TFT), dan juga bimbingan pranikah. Semua itu
dilakukan sebagai ikhtiar kami dalam menjalani hidup yang berrmanfaat bagi
banyak orang, membantu dan mempermudah kesulitan orang, dan
menyediakan solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi banyak orang,
tentunya kami mengusahan dan melayani semampu kami. Mudah-mudahan
terus berlanjut menambah program bimbingan yang bermanfaat bagi banyak
orang. Visi misi RADHWA: menciptakan suasana yang mendukung kegiatan
keilmuan pendidikan bagi mereka yang membutuhkan, mengubah lingkungan
menjadi lebih kondusif untuk bermain sambil belajar, sebagai rujukan
keilmuan dan pelatihan yang visioner mengubah masyarakat menjadi lebih
melek ilmu sebelum mengamalkan apapun.
2. PROSES PELAKSANAAN BIMBINGAN PRANIKAH
Pelaksanaan menikah yang lebih mengetahui secara detail adalah pak
walyono, beliau dan timnya juga sudah membuat modul pranikah untuk
diajarkan melalui bimbingan. Untuk masalah training, silahkan ketahui lebih
banyak dari beliau karena kami memang sudah bagi tugas. Saya di taman
baca, computer, dan bimbelnya. Beliau yang membuat ide dan melaksanakan
berbagai program trainingnya.
3. KENDALA DAN SOLUSI
Saya dulu menikah setelah termotivasi ilmu pranikah, disamping itu juga
karena faktor usia yang sudah waktunya menikah, sehingga menjadi yakin
kalau nikah itu menambah rezeki, meskipun sempat bingung dengan masalah
pekerjaan yang belum menetap. Awalnya program pranikah memang sulit
dalam mencari peserta yang belum sadar akan pentingnya ilmu menikah.
Mungkin wajar karena kami promosikan program tersebut di masyarakat
yang masih tergolong pedesaan sehingga kesadaran untuk berilmu masih
kurang. Tetapi saat kami proposikan di internet dan kampus-kampus,
atanggapan positifnya sangat lua biasa dan UKM-UKM mulai tertarik dan
bekerja sama dengan kami mengadakan seminar pranikah yang berkelanjutan
dengan kuliah pranikah atau bimbingan pranikah seperti yang anda teliti
sekarang.
Lembar Bimbingan Tesis
PROPOSAL DOA
DATA PRIBADI
Foto Terbaru
Nama Lengkap * :
Nama Panggilan* :
Tempat & Tanggal Lahir :
Tinggi Badan & Berat Badan :
Profesi/Pekerjaan :
Status Pernikahan :
Suku :
Nama Ayah* :
Nama Ibu* :
(Foto kondisi normal, Berwarna,
tanpa tambahan efek khusus,
bukan pasfoto/hasil
foto studio, posisi wajah
menghadap lurus ke depan,
tampak wajah secara jelas,
tidak menggunakan riasan dan
Ijin Menikah dari Orang Tua* : Sudah ada/Belum ada (harus dikomunikasikan terlebih dulu ke
ortu/wali)
Alamat Domisili Sekarang* :
Alamat Domisili Asal* :
Nomer Handphone* :
Nomer Whatsapp* :
Alamat Email Aktif* :
Account/Alamat Facebook* :
Account/Alamat Twitter* :
Website/Blog Pribadi* :
(*) = Data-data pribadi yang hanya diketahui oleh moderator/mediator proses ta’aruf, tidak
disampaikan secara lengkap saat proses tukar menukar biodata untuk menjaga privasi pemilik
biodata yang berta’aruf.
RIWAYAT PENDIDIKAN
Nama Sekolah/Perguruan Tinggi dan Jurusannya Masa Pendidikan
SD/MI :
SMP/MTs :
SMA/SMK/MA ;
Perguruan Tinggi :
PENDIDIKAN NONFORMAL
Nama Kegiatan Penyelenggara Keterangan
CATATAN PRESTASI
Nama Acara Penyelenggara Keterangan
PENGALAMAN KEPANITIAAN
Nama Acara Penyelenggara Jabatan/Posisi
PENGALAMAN ORGANISASI
Nama Organisasi Jabatan/Posisi Masa Keanggotaan
PENGALAMAN KERJA
Nama Perusahaan/Instansi Jabatan/Posisi Masa Kerja
KEAHLIAN KHUSUS
Keahlian
PROFIL DIRI Deskripsikan secukupnya
Motto hidup
Hobi
Makanan & minuman favorit
Buku bacaan favorit
Tayangan televisi favorit
Tokoh idola (dalam/luar negeri)
Hal-hal yang disukai ( 3 )
Hal-hal yang dibenci ( 3 )
Lima Karakter Positif
Lima Karakter Negatif
Riwayat penyakit & cacat fisik
Pergerakan/jama‟ah yang diikuti
Tarbiyah/Salafi/Hizbut Tahrir/Netral/Lainnya (sebutkan)
PROFIL KELUARGA Deskripsikan selengkap-lengkapnya (nama, usia, domisili, pendidikan,
profesi, karakter, dll.)
Ayah
Ibu
Kakak
Adik
Anak
(diisi bagi yang berstatus duda/janda)
AKTIVITAS DAN KEBIASAAN SEHARI-HARI Deskripsikan selengkap-
Merokok/tidak
Makan & minum
Tidur & istirahat
Ibadah wajib harian
Ibadah sunah harian
Membaca Al Quran & hafalan
Pengajian rutin yang diikuti
Pemanfaatan waktu luang
Sosialisasi dengan tetangga
Kepedulian Terhadap Sesama
Kebiasaan Lain Tuliskan
VISI DAN MISI PERNIKAHAN Deskripsikan selengkap-lengkapnya
Visi Pernikahan
Misi Pernikahan
KRITERIA CALON PASANGAN Tuliskan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi
Kriteria nonfisik (usia, pendidikan, status
pernikahan, domisili, sifat, dll.)
Kriteria fisik
Kriteria dari orang tua (harus dikomunikasikan
ke orang tua/wali)
RENCANA KHITBAH Deskripsikan selengkap-lengkapnya
Tempat Khitbah
Mahar
Prosesi Acara Khitbah
Tamu
Gambaran Umum Acara Khitbah
RENCANA AQAD Deskripsikan selengkap-lengkapnya
Waktu
Tempat
Saksi
Wali / Yang Menikahkan
Kesiapan diri
Tamu
Gambaran Acara Aqad
RENCANA WALIMAH Deskripsikan selengkap-lengkapnya
Waktu
Tempat
Saksi
Tamu
Kesiapan diri
Konsep Acara
RENCANA PASCA PERNIKAHAN Deskripsikan selengkap-lengkapnya
Kehidupan rumah tangga
Tempat tinggal & domisili
Pekerjaan & karir ke depan
Keturunan & pendidikan anak
Pengelolaan keuangan keluarga
Dakwah di keluarga & lingkungan
Target bersama jangka pendek
Target bersama jangka Menengah
Target bersama jangka Panjang
Kontribusi Kepada Sesama
INFORMASI TAMBAHAN Tuliskan hal-hal lain yang penting untuk disampaikan
namun belum tercantum informasinya di atas
GAMBAR JEPRETAN KARTU TANDA PENDUDUK
*Insya Allah kerahasiaan terjaga, hanya untuk diketahui moderator/mediator proses ta’aruf sebagai
bahan validasi, tidak disampaikan saat proses tukar menukar biodata untuk menjaga privasi pemilik
Sisipkan gambar jepretan KTP di kolom ini
Demi Allah Yang Maha Mengetahui, saya menyatakan bahwa saya sudah siap
menikah, siap berikhtiar ta’aruf secara syar’i, dan informasi yang saya sampaikan di
biodata ta’aruf ini adalah informasi yang sebenar-benarnya, serta bersedia mengikuti
arahan moderator
Semoga Allah memberi berkah padamu, dan semoga
Allah memberi berkah atasmu,
dan semoga Ia mengumpulkan kalian berdua dalam
kebaikan
MODUL PRANIKAH
A. PENGANTAR
Merindukan pendamping hidup adalah fitrah setiap insan. Bukan hanya
pria yang menginginkan kehadiran wanita, namun juga sebaliknya. Wanita,
adalah salah satu makhluk Allah yang disebut dalam Al-Qur‟an sebagai
makhluk yang dijadikan indah dalam pandangan manusia. Hal ini menjadi
sebab bagi manusia (red: laki-laki) sehingga tertarik pada wanita. Di sisi yang
lain wanita Allah yang cenderung ingin diayomi atau dilindungi, tentu wajar
berharap pula akan kehadiran seorang laki-laki dalam hidupnya.
Bagi seorang wanita yang masih gadis, saat menanti adalah ujian berat.
Sebagai bunga yang sedang mekar atau yang mungkin telah mekar sekian
lama, seringkali ia terlena dengan tawaran manis si kumbang yang datang
mempesonanya. Sayangnya, kebanyakan kumbang–kumbang itu sekedar ingin
menggoda saja. Malah ada pula yang sekedar ingin menghisap madunya tanpa
mau bertanggung jawab. Na‟udzubillah! Begitulah fakta di masa kini. Realita
fitnah syahwat yang terjadi di mana-mana hingga banyak wanita kehilangan
kehormatannya.
Fitrah wanita yang ingin dilindungi dan diperhatikan inilah yang
kemudian menjadi alasan untuk ia mengharapkan hadirnya seorang laki-laki
agar ia mendapatkan perlindungan, perhatian, dan kasih sayang. Jika fitrah
tersebut difasilitasi dengan cara yang salah, maka yang terjadi adalah
kerusakan demi kerusakan. Wanita adalah perhiasan dunia yang semestinya
mendapatkan perlindungan dengan cara yang benar agar mendatangkan
keberkahan. Dan cara yang tepat adalah dengan menikah.
B. DASAR HUKUM MENIKAH
Menikah adalah bagian dari ibadah, maka dasar hukum yang paling
kuat tentu saja hanya bersandar pada syariat. Dan di dalam syariat ada dua
kandungan, yaitu perintah dan larangan. Setiap yang diperintahkan pasti
memiliki kebaikan di dalamnya. Begitu pun sebaliknya, setiap yang dilarang
pasti memiliki keburukan di dalamnya.
Berikut dasar hukum menikah yang diambil Dari Al Qur‟an dan Al
Hadits:
1. "Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan
orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah
akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karuniaNya. Dan Allah
Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24) :
32).
2. "Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu
mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).
3. ¨Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya,
baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun
dari apa yang tidak mereka ketahui¡¨(Qs. Yaa Siin (36) : 36).
4. Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis
kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian
anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-
baik (Qs. An Nahl (16) : 72).
5. Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).
6. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang
lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang
munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada
Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah
(9) : 71).
7. Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah
menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya,
kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang
banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1).
8. Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk
wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan
dan reski yang melimpah (yaitu : Surga)(Qs. An Nuur (24) : 26).
9. Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau
empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
(nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3).
10. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi
perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan
suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka
sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab
(33) : 36).
11. Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda:
"Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan
golonganku!"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).
12. Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih
sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).
13. Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya
mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¡¨ (HR. Hakim dan
Abu Dawud).
14. Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya
akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan
orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah
SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah,
sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa
kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi).
15. Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya
ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai).
16. "Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah (HR. Tirmidzi, Ibnu
Hibban dan Hakim): a. Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah.
b. Budak yang menebus dirinya dari tuannya.
c. Pemuda/i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang
haram."
17. "Wahai generasi muda! Bila diantaramu sudah mampu menikah
hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih
terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).
18. Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak.
Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang
terbanyak (HR. Abu Dawud).
19. Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan
perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya
jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).
20. Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik
daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu
Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).
21. Rasulullah SAW. bersabda: "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak
menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah." (HR.
Bukhari).
22. Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang,
dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang
memilih hidup membujang (HR. Abu Ya‟ la dan Thabrani).
23. Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih
sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak,
meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).
C. TUNTUNAN MEMUDAHKAN NIKAH DAN MENYEDERHANAKAN
MAHAR
Berbicara tentang pemuda, tidak bisa dipungkiri bahwa pemuda
biasanya selalu diidentikkan dengan potensi muda yang sangat dinamis. Yang
gelora semangat mereka (khususnya dalam hasrat seksual) amat menggebu-
gebu. Membiarkan potensi seksual yang menggebu-gebu dalam waktu lama
akan mengakibatkan dampak yang berbahaya. Maka sangat logis jika Islam
menganjurkan agar para pemuda jangan terlalu lama hidup melajang. Dengan
kata lain, mempercepat pernikahan bagi para pemuda yang telah sanggup
menikah, sangat dianjurkan Islam.
Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya mengatakan; "Wahai para
pemuda, barangsiapa di antara kalian yang memiliki kemampuan, hendaklah
menikah. Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga
kemaluan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ada pula kaidah masyhur yang dikenal dalam wacana Islam, yang pada
intinya melarang kita melakukan sesuatu dengan cara tergesa-gesa, karena
tergesa-gesa adalah perbuatan setan. Namun ada beberapa hal yang justru
diperintahkan Islam harus disegerakan pelaksanaannya, antara lain adalah
sholat tepat waktu, mengubur jenazah, dan menikah.
Rasulullah berpesan kepada Ali bin Abu Tholib; “Wahai Ali jangan kau
tunda-tunda apa yang menghimpit saudara kita sehingga mereka sanggup
meneteskan air mata. Awalnya adalah karena mereka menunda apa yang harus
disegerakan, mempersulit apa yang seharusnya dimudahkan”.
Kemudian beliau melanjutkan, “Ada tiga perkara jangan ditunda-
tunda, apabila sholat telah tiba waktunya, jenazah apabila telah siap
penguburannya, dan perempuan apabila telah datang laki-laki yang sepadan
meminangnya.” (HR Ahmad)
Dari hadist di atas, pernikahan semestinya disegerakan, dipermudah dan
tentu tidak dikesankan menjadi beban berat bagi para calon yang akan
melaksanakannya. Karena dampak negatif terlalu lamanya hidup membujang
sudah sangat sering kita baca dan lihat di media-media massa, atau bahkan
kita pernah langsung menyaksikannya. Apalagi di zaman kebebasan media-
media massa menjajakan aurat wanita pada para khalayak.
Namun fakta yang ada di masyarakat, pernikahan terkesan menjadi
barang mewah. Banyak syarat dan tuntutannya. Jika patokan pernikahan
adalah materi, maka biaya pernikahan jangan ditanya. Angka 10 juta rupiah
mungkin bukan apa-apa. Mungkin paradigma pernikahan seperti ini yang
menyebabkan para pemuda dan pemudi saat ini lebih banyak memilih hidup
melajang sambil berpacaran lebih lama untuk memenuhi gelora syahwat yang
mereka miliki. Oleh karena itu, memang sudah sepatutnya kita
mengembalikan masalah yang satu ini secara proporsional, yakni kembali
pada tuntunan dan syariat Islam.
Rasulullah SAW bersabda; "Seorang wanita yang penuh barokah dan
mendapat anugerah Allah „Azza wa Jalla, adalah yang maharnya murah,
mudah menikahinya, dan akhlaqnya baik. Namun sebaliknya, wanita yang
celaka adalah yang mahal maharnya, sulit menikahinya, dan buruk
perangainya."
Dalam hadist lainnya, Rasulullah SAW bersabda: "Wanita yang paling
agung barokahnya, adalah wanita yang paling ringan maharnya." (HR
Ahmad, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dengan sanad sahih).
Dari Abi Hatim Al-Muzani berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Jika
datang kepada kalian seseorang (lelaki) yang kalian ridhoi agama dan
akhlaknya, maka nikahkanlah ia (dengan anak wanita kalian), jika tidak maka
akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar”. [Shahih: (shahih
sunan at-Tirmidzi no.886), Sunan at-Tirmidzi (II/274, no.1091)]
Pesan Nabi SAW di atas menegaskan kepada para orang tua untuk tidak
mempersulit proses pernikahan putra-putrinya dengan syarat-syarat tertentu di
luar yang telah di syariatkan oleh Islam. Bila seseorang tak kuat menahan
beban, maka bisa saja melakukan penundaan pernikahan semata karena
masalah ini. Maka sangat dikhawatirkan akan keruhnya niat dan bergesernya
tujuan. Sehingga pernikahan itu kehilangan barokahnya. Naudzubillah.
Sehingga apabila mempersulit pernikahan, yang dikhawatirkan adalah fitnah
di muka bumi dan kerusakan yang besar.
Fitnah dan kerusakan di sini tentunya bisa bermacam-macam
bentuknya. Bisa jadi akan muncul tatanan keluarga yang rapuh yang
berdampak pada perceraian, perselingkuhan, anak-anak broken-home,
kenakalan remaja, dan sebagainya. Semua ini sangat dimungkinkan terjadi,
lantaran masyarakat kian meremehkan nilai-nilai taqwa sebagai standar dan
barometer proses pernikahan.
Singkatnya, tuntunan yang sesuai syariat dan sunnah adalah mudahkan
nikah, murahkan mahar, dan murahkan juga beban biaya untuk walimah
(resepsi) atas mempelai laki-laki. Proses pernikahan mempengaruhi niat.
Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan
kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan
niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW berpesan: "Jangan
mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya jika laki-laki itu mulia di dunia dan
taqwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali
pernikahannya." (HR Ash-habus Sunan).
Kemudian dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW
menyampaikan "Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor
kambing." (HR. Bukhari dan Muslim)
D. ALASAN MENIKAH MUDA
1. Menikah adalah perintah dan menikah di usia muda termasuk Sunnah.
Sehingga potensi dosa besar para pemuda berubah menjadi keberkahan
dan tabungan pahala sejak muda.
"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang memiliki
kemampuan, hendaklah menikah. Karena menikah itu lebih
menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang
tidak suka, maka ia bukan golonganku!" (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah
r.a.)
2. Saat ini adalah bulan syawal. Dalam sebuah riwayat menjelaskan bahwa
Rasulullah menikahi Aisyah di bulan syawal dan menggauli aisyah juga di
bulan syawal.
3. Menikah bukanlah beban, justru menjadi solusi dari dari kesulitan hidup
yang dialami. Allah yang menjanjikan dan memberikan jaminan solusi
kepada orang yang menikah.
"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan
orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan
hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan
memberi kemampuan kepada mereka dengan karuniaNya. Dan Allah
Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur (24):
32).
4. Dari perspektif psikologi, pernikahan di usia remaja ataupun bahkan masih
di bangku sekolah, itu bukan sebuah penghalang untuk meraih prestasi
yang lebih baik. Usia bukan ukuran utama untuk menentukan kesiapan
mental dan kedewasaan seseorang, sehingga menikah bisa menjadi solusi
alternatif untuk mengatasi kenakalan kaum remaja yang kian tak
terkendali. Menikah di usia dini tidak menghambat studi, bahkan justru
bisa menjadi motivasi untuk meraih puncak prestasi yang lebih cemerlang.
Selain itu, menurut bukti-bukti psikologis, pernikahan dini juga sangat
baik untuk pertumbuhan emosi dan mental, sehingga kita akan lebih
mungkin mencapai kematangan yang puncak. Pernikahan akan
mematangkan seseorang sekaligus memenuhi separuh dari kebutuhan-
kebutuhan psikologis manusia, yang pada gilirannya akan menjadikan
manusia mampu mencapai puncak pertumbuhan kepribadian yang
mengesankan. Dari kacamata psikologi, pernikahan di usia muda adalah
motivator untuk meningkatkan potensi diri dalam segala aspek positif.
5. Secara Ilmiah, pasangan muda akan lebih bahagia. Menurut “Knot-Yet
Report” dari National Marriage Project 2013, mereka yang menikah pada
usia muda ternyata akan lebih bahagia dibanding orang-orang yang menunda
pernikahan. Dalam penelitian tersebut, orang berusia 20-28 yang mengatakan
mereka “sangat puas dengan hidup” adalah mereka yang menikah.
6. Menurut penelitian yang sudah ada, laki-laki yang menikah muda akan
menghasilkan lebih banyak uang. Data American Community Survey pada
2008-2010 menunjukkan bahwa pria yang menikah di usia 20-an akan
menghasilkan lebih banyak uang dibandingkan mereka yang menikah di usia
30 tahun keatas. Secara umum, pria yang telah menikah memang
menghasilkan lebih banyak uang dibanding mereka yang masih lajang. Hal ini
terjadi karena semangat kerja muncul karena sudah ada keluarga yang harus
dibiayai di rumah. Produktivitas laki-laki yang sudah menikah juga bisa
meningkat karena dia sudah tidak lagi repot memikirkan kebutuhan domestik.
Jika dilihat secara umum, sudah ada istri yang mengurus semua keperluannya.
7. Berjuang dan melatih diri untuk bertanggung jawab lebih awal.
Kebanyakan orang memilih untuk tidak menikah muda karena masih ingin
menikmati hasil kerja mereka untuk diri sendiri dan menghindari kehidupan
rumah tangga. Sedangkan cepat atau lambat, seseorang tidak akan bisa terus
lari dari kehidupan dewasa. Suatu hari, kehidupan rumah tangga juga akan
dihadapi. Dan menikah di usia muda akan membuat lebih dewasa dan
bertanggung jawab terhadap hidup.
8. Jika memang sebagian orang memandang bahwa menikah muda adalah
sesuatu yang kurang pas, sehingga itu dipandang sebagai sesuatu yang
“menyesatkan” generasi muda, maka bisa dikatakan “tersesat menikah
muda itu lebih baik daripada tergelincir menikah di usia tua”. Nikah
muda merupakan perjuangan yang tidak bisa dilakukan sembarang orang.
Melihat banyak pemuda yang pacaran bertahun-tahun tapi haram, daripada
zina lama-lama, akan lebih mulia jika menghindari pacaran dan
menghalalkan hubungan lewat pernikahan.
9. Pernikahan itu bukan hanya masalah harta dan budaya. Tapi, menikah
adalah masalah keberanian. Justru, proses dan kesungguhan perjuangan
untuk menikah dengan niat yang benar akan mendatangkan pertolongan
Allah dengan rezeki yang tidak disangka-sangka datangnya.
10. Menikah di usia muda ataupun tua selalu memiliki kelebihan dan
kekurangannya. Akan tetapi, banyak orang tak berani menikah karena
alasan belum mapan. Bagi saya, membangun fondasi keHALALan dalam
hubungan cinta lebih MULIA daripada membangun ekonomi bertahun-
tahun, sampai kaya dan mapan tapi tetap saja tidak berani menikah dan
justru malah melestarikan pacaran.
11. Kemapanan dan kenyamanan dalam nahkoda cinta memang beda tipis.
Namun, bagi saya kemapanan itu bisa dicari, tapi kenyamanan itu tak
terbeli. Maka dari itu, prinsip dan motivasi menikah bagi saya adalah
kenyamanan terlebih dahulu, karena kesuksesan dan kemapanan bisa
diperjuangkan bersama-sama, namun keimanan dan taat pada syariah
adalah yang lebih utama. Itulah cita-cita dan makna keluarga sakinah
mawaddah rahmah yang mengutamakan poros cinta kasih dan kemurnian
asmara berdasarkan kepatuhan kepada Sang Pencipta, bukan
ketergantungan terhadap harta.
E. AKIBAT MENUNDA DAN MEMPERSULIT PERNIKAHAN
Sudah terlalu banyak kerusakan demi kerusakan di muka bumi yang
terjadi disebabkan karena tidak mengikuti syariat. Dan bagi mereka yang
berusaha untuk mengikuti syariat, ia akan pun akan mendapatkan syafaat
kelak di akhirat. Maka kita bisa memilih, apakah kita termasuk orang-orang
yang akan mengikuti syariat, atau justru akan menjadi penerus kerusakan-
kerusakan di muka bumi akibat kita hanya memandang dunia berdasarkan
logika manusia yang penuh dengan keterbatasan. Maha Besar Allah yang
berkuasa atas kehidupan dunia.
Berikut adalah beberapa akibat menunda atau mempersulit pernikahan:
Kerusakan dan kehancuran, terutama di kalangan remaja.
Gagal terlaksananya sebuah pernikahan karena dipersulit, yang itu berarti
gagalnya pemenuhan terhadap perintah kebaikan yang harus disegerakan
menurut syariat.
Tertunda lahirnya generasi yang akan meneruskankan risalah Islam.
Tidak tenangnya ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi
ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban
menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.
Hilangnya barakah pernikahan, keruhnya niat dan bergesernya tujuan
menikah, jika penundaan menikah dilakukan hanya karena persoalan dunia
yang tidak sesuai syariat.
Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat seputar pernikahan adalah sebagai
berikut:
Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang
disandang: Ir, Dr, SE, SH, ST, dsb
Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan
kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu'an sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi
semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri
dengan harapan ridha dari manusia (sanjungan, tidak enak kata orang).
Bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di
dunia dan di akhirat kelak.)
Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal
justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram,
dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.
F. TUJUAN MENIKAH
1. Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
2. Meraih keberkahan hidup dari hubungan pernikahan.
3. Ketenangan jiwa (sakinah) dengan memelihara kehormatan diri
(menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya).
4. Mendapatkan cinta dan kasih sayang yang benar dan halal.
5. Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan
ikatan kekeluargaan)
6. Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
7. Lebih dari itu, tujuan yang lebih agung adalah melahirkan generasi
pemimpin, generasi muslim dan mukmin tangguh yang akan menjadi
solusi permasalahan yang ada pada masanya.
G. VISI MISI KELUARGA MUSLIM
VISI: Generasi Rabbani dan Qur‟ani, Pemimpin Dunia, Bersama Hingga
Surga
MISI:
Membangun keluarga yang:
Menegakkan Sholat, mengajarkan Al-Quran, saling mengingatkan
dalam kebenaran dan menetapi dalam kesabaran.
Menjadikan anggota keluarga menjadi penyejuk pandangan mata dan
penentram hati.
Melahirkan generasi pemimpin bagi masyarakat bertaqwa
Melindungi keluarga agar terjaga dari api neraka
Terus berada dalam kebaikan dan bersama hingga ke Surga
“Kalau orang hebat hari ini berpikir 250 tahun ke depan, kita dibiasakan oleh
Islam berpikir sangat jauh; sesudah kematian!”
-Ust. Budi Ashari-
H. RENCANA PASCA PERNIKAHAN
Kehidupan rumah tangga:
Rumah tangga yang selalu mengutamakan ketaatan kepada Allah, yaitu
dengan menegakkan sholat sebagai fondasi dari kehidupan rumah tangga
yang dijalani.
Tempat tinggal dan domisili:
Tahun pertama: Kontrakan dulu nggak apa-apa, pokoknya lepas
dari orangtua dan mertua, latihan mandiri.
Tahun berikutnya: semoga kontrakan sudah terbeli secara cash,
Allah Maha Kaya dan Mengayakan ^^
Pekerjaan dan karir ke depan:
Mengelola Bimbingan Belajar, Penulis, Konsultan Hidup Berkah,
Dosen, Juragan Properti, dll.
Keturunan dan pendidikan anak:
Keturunan dan generasi ulama‟ (luas ilmu) dan aghniya‟ (berlimpah
harta)
Pendidikan yang mendekatkan anak pada Allah. Dikokohkan
pertama kali dari pendidikan di keluarga.
Pengelolaan keuangan keluarga:
Potong 10% untuk zakat, infaq, sedekah
10-20% saving untuk masa depan
10% biaya tak terduga
Sisanya untuk kehidupan sehari-hari
Dakwah di keluarga dan lingkungan:
menjadi teladan kebaikan
mendekati tokoh-tokoh agama di lingkungan setempat
membuat program-program pemberdayaan masyarakat
Target bersama jangka pendek: menguatkan kondisi ekonomi
Target bersama jangka menengah: memberikan pendidikan terbaik bagi
anak-anak
Target bersama jangka panjang: Bangun Panti Asuhan dan/atau Pondok
Tahfidz
I. PENUTUP
"Hai, orang-orang beriman!! Janganlah kamu mengharamkan apa yang
dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas,
karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas." (Qs. Al
Maidaah (5) : 87).
Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94)
: 5- 6 ).
Ibunda dan Ayahanda yang sangat saya hormati, saya sayangi dan saya
cintai atas nama Allah. Demikanlah proposal ini (secara fitrah) saya tuliskan.
Saya sangat berharap Ibunda dan Ayahanda memahami apa yang menjadi
harapan saya demi menaati perintahNya. Atas restu dan doa dari Ibunda serta
Ayahanda, saya ucapkan "Jazakumullah Khairan katsiira".
"Yaa Allah, jadikanlah aku ridho terhadap apa-apa yang Engkau
tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga
tidak ingin aku menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-
apa yang Engkau segerakan.. Yaa allah berilah pahala dalam musibahku kali
ini dan gantikan untukku yang lebih baik darinya. Aamiin"
Bersama pemilik LKP RADHWA (Azizah Muslikhatun)
Taman Baca yang ada di dalam kantor LKP RADHWA
Bimbingan Pranikah di Dusun Candi, Bandungan
DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN
Seminar Pranikah dengan pembicara tamu Kang Abay Motivasinger
Bimbingan Keluarga Sakinah di Base-Camp LKP RADHWA
Seminar Smart Parenting di Semarang