Opini, Berpacu dalam Prestasi.pdf

2

Click here to load reader

description

opini tentang perilaku remaja saat ini, peluang serta tanggungjawabnya sebagai mahasiswa.

Transcript of Opini, Berpacu dalam Prestasi.pdf

Page 1: Opini, Berpacu dalam Prestasi.pdf

Berpacu dalam Prestasi

Karya: Muliati Supandi

Tidak sedikit dari kita yang membawa pulang kegagalan dan menyuguhkan kekecewaan

di hati orang tua. Hal ini sering terjadi pada mereka yang tidak menjaga amanah dan

kepercayaan yang dititipkan orang tua kepadanya saat meninggalkan rumah dan kampung

halaman. Tidak sedikit kasus ditemukan, mahasiswa yang hamil diluar nikah, bunuh diri dan

menjadi pecandu narkoba.

Data yang diberikan badan kependudukan keluarga berencana nasional (BKKBN) dalam

voa-islam.co, menujukkan bahwa daerah Yogyakarta dalam kurun waktu 2010, tercatat

sebanyak 37 persen dari 1.160 mahasiswi di kota tersebut menerima gelar Marriage By

Accident (MBA) atau menikah akibat hamil maupun kehamilan di luar nikah.

Hal yang menjadi renungan juga adalah data yang diberikan kepala bagian badan

narkotika nasional (BNN) yang menunjukkan bahwa dari 4 juta pengguna narkoba di Indonesia,

sekitar 22 persen adalah mahasiswa dan pelajar.

Hal ini dibuktikan dengan penangkapan 4 alumni perguruan tinggi oleh polisi di Jakarta pusat

pada kamis, 27 november 2014 dalam Koran Tempo. Dalam penangkapan tersebut, disita 1 kilogram

ganja serta 4 gram sabu.

Melihat kenyataan tersebut, hati ini rasanya miris sekali. Ketika seorang mahasiswa dan

pelajar yang disimbolkan sebagai generasi penerus bangsa malah menjadi sampah bagi

masyarakat.

Padahal, saat meninggalkan rumah, orang tua punya harapan yang besar terhadap anak-

anaknya. Kelak, setelah menempuh pendidikan tinggi mereka akan mendapatkan tempat yang

layak dan membawa kebahagiaan di masa depan.

Bukan menjadi hal yang tidak mungkin, saat orang tua tidak ada kita seringkali

melakukan hal-hal di luar batas dan mulai mencoba hal-hal baru yang kemudian kita terjerumus

di dalamnya.

Seringkali, kita menyalah artikan sebuah kalimat ‘’bertemanlah dengan siapa saja’’. Hal

ini dimaksudkan bukan berarti kita tidak memilih-milih teman dalam bergaul. Lingkungan

merupakan faktor utama penentu baik dan buruknya perilaku kita. Pepatah lama ini tentu

sangat tidak asing ditelinga kita. ‘’Ketika kita berteman dengan penjual parfum, maka baunya

juga akan mengenai kita. Sebaliknya, apabila kita berteman dengan pandai besi, kita akan

terkena percikan apinya.’’

Page 2: Opini, Berpacu dalam Prestasi.pdf

Olehnya itu, sebagai seorang mahasiswa kita harus cerdas memilih teman. Melihat

teman dari apa yang dilakukannya. Berada di lingkungannya positif atau negatif. Memilih

berbagai aktifitas yang bermanfaat. Bisa dengan mengikuti berbagai organisasi, mengikuti

event-event sosial sehingga kita bertemu dengan orang-orang yang selalu memiliki pikiran

positif serta mengembangkan potensi diri sehingga bisa menjadi lebih baik.

Selama ini, kita menganggap pengorbanan orang tua hanyalah sebuah kewajiban yang

harus mereka tunaikan sebagai ayah dan ibu. Tapi kita lupa. Lupa bahwa diri ini juga punya

kewajiban yang harus ditunaikan. Setelah usaha dan kerja keras yang dilakukan orang tua,

kewajiban kita adalah belajar dengan sungguh-sungguh. Sadarkah kita, ada banyak diantara kita

yang saat meminta kiriman uang dari orang tua banyak yang berbohong mengatasnamakan

memenuhi kebutuhannya sebagai seorang pelajar. Tapi hanya untuk memenuhi kemauannya

berpoya-poya dan mengabaikan kewajibannya.

We have been change to be active and be positif. Saat kita melangkahkan kaki keluar

dari posisi nyaman akan terbuka banyak pintu yang memberikan kita kesempatan dan

meraihnya sebagai prestasi.

Ada banyak waktu. Ada banyak kesempatan. Ada banyak tempat dan ruang untuk kita

terus belajar menjadi lebih baik. Di luar sana, ada banyak orang-orang yang ingin belajar di

perguruan tinggi tapi tak punya uang. Sementara kita sebagai mahasiswa terus menyia-nyiakan

kesempatan yang diberikan.

Saat ini, teknologi sudah semakin canggih. Ada berbagai macam kemudahan yang kita

dapatkan dengan adanya internet. Melalui itu, kita bisa belajar, berbagi dan memiliki prestasi.

Menjadi seorang mahasiswa, bukanlah sekedar kuliah lalu pulang. Dari 24 jam yang kita

miliki ada banyak kekosongan yang harus kita isi. Jika kita tidak mengisinya dengan hal-hal

positif maka hal-hal negatif akan masuk. Jangan sampai, nanti kita menjadi mahasiswa yang

menambah beban dengan menjadi

Melalui kampus, ada banyak peluang dan

Penulis adalah alumni Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Untad dan

Anggota Forum Lingkar Pena Sul-Teng