oodinium.doc

5
oodinium Oodinium sp. merupakan jenis Flagellata yang masuk kategori protozoa,tetapi beberapa sumber mengatakan bahwa Oodinium sp.ini masuk kategori algae karena memiliki klorofil (Anonim*^ 2011). Oodinium sp. merupakan salah satu parasit yang sering menyerang pada kondisi ikan yang sedang stress. Oodinium sp. dapat menyerang ikan air tawar maupun laut, dimana untuk air tawar disebabkan oleh Oodinium pilularis atau Oodinium limneticum dan untuk ikan air laut disebabkan oleh Oodinium ocellatum. Oodinium akan mencari ikan sebagai inang dengan segera, karena Oodinium akan mati dalam waktu 24 jam jika tidak menemukan inangnya. Oodinium akan menempel pada ikan dengan menggunakan flagellum yang kemudian akan membentuk batang (kaki) penghisap yang masuk ke dalam kulit dan selaput lendir pada insang ikan. Batang (kaki) penghisap ini akan merusak sel-sel disekitamya dan menghisap nutrisi pada daging ikan (inang) sebagai makanannya (Anonim** 2011). Gejala klinis pada Oodinium di mulai dari sirip ikan, tahapan lebih lanjut akan terlihat seperti memakai bedak atau bertaburan tepung, ini yang disebut velvet. Pada tahapan berikutnya, potongan sisik atau kulit dari ikan akan terkelupas, pada mata akan terlihat adanya selaput seperti kabur dan kemudian menyerang seluruh bagian tubuh (Anonim^ 2011). Sedangkan Kabata (1985),

description

00dinium

Transcript of oodinium.doc

Page 1: oodinium.doc

oodinium

Oodinium sp. merupakan jenis Flagellata yang masuk kategori protozoa,tetapi

beberapa sumber mengatakan bahwa Oodinium sp.ini masuk kategori algae

karena memiliki klorofil (Anonim*^ 2011). Oodinium sp. merupakan salah satu

parasit yang sering menyerang pada kondisi ikan yang sedang stress. Oodinium

sp. dapat menyerang ikan air tawar maupun laut, dimana untuk air tawar

disebabkan oleh Oodinium pilularis atau Oodinium limneticum dan untuk ikan air

laut disebabkan oleh Oodinium ocellatum. Oodinium akan mencari ikan sebagai

inang dengan segera, karena Oodinium akan mati dalam waktu 24 jam jika tidak

menemukan inangnya. Oodinium akan menempel pada ikan dengan menggunakan

flagellum yang kemudian akan membentuk batang (kaki) penghisap yang masuk

ke dalam kulit dan selaput lendir pada insang ikan. Batang (kaki) penghisap ini

akan merusak sel-sel disekitamya dan menghisap nutrisi pada daging ikan (inang)

sebagai makanannya (Anonim** 2011).

Gejala klinis pada Oodinium di mulai dari sirip ikan, tahapan lebih lanjut akan

terlihat seperti memakai bedak atau bertaburan tepung, ini yang disebut velvet.

Pada tahapan berikutnya, potongan sisik atau kulit dari ikan akan terkelupas, pada

mata akan terlihat adanya selaput seperti kabur dan kemudian menyerang seluruh

bagian tubuh (Anonim^ 2011). Sedangkan Kabata (1985), menjelaskan bahwa

infeksi Oodinium sp. disebabkan karena penetrasi akan rizoid ke sel epitel inang,

sehingga menyebabkan nekrosis, pendarahan dan mengalami infeksi sekunder

oleh bakteri dan jamur.

Page 2: oodinium.doc

Tanda-tanda klinis

Ikan yang terinfeksi berat tampak keruh bagian sisiknya (velvet) yang ditandai

dengan adanya produksi mukus berlebihan. Parasit juga ditemukan pada bagian

insang. Ikan terinfeksi kadang-kadang menggosokkan badannya pada benda yang

ada dalam wadah. Selain itu ikan juga berenang pada permukaan air dan tingkah

laku berenang yang tidak normal serta malas bergerak meskipun dikagetkan.

Efek pada Inang

Parasit dapat menyebabkan morbidity dan mortality pada inang ikan air laut

maupun ikan air payau. Infeksi berat dapat menyebabkan kematian dalam waktu

setengah hari. Perubahan histopathology yang tampak pada insang terinfeksi

adalah terjadinya disintegrasi pada insang, hyperlasia epithel insang yang berat

dan sel mukus berkurang atau tidak ada sama sekali. Efek pada inang

kemungkinan diperparah oleh adanya toksin yang dapat dikeluarkan oleh

golongan parasit ini.

Morphology parasit dan siklus hidup

Bentuk dewasa parasit ini adalah trophont pada kulit atau epithelium insang.

Trophont memiliki stalk yang menonjol yang dilengkapi dengan holdfast yang

membuat parasit dapat melekat pada jaringan inang dan menyerap nutrient dari

inangnya. Trophont berbentuk seperti buah pear atau lonjong dan panjangnya bisa

mencapai 350 μm, dindingnya terdiri atas selulosa yang mengandung theca. Pada

ujung bagian bawah mengandung alat melekat yang mengandung banyak rhizoid

berbentuk fili, serta stomopode yang berfungsi untuk menyerap makanan. Setelah

makan, trophont terlepas dari jaringan inang, melepaskan stomopode dan

rhizoidnya membentuk tomon. Pembelahan yang terjadi pada cysta tomon

menghasilkan dinospore yang jumlahnya bisa mencapai 256. Dinospore memiliki

panjang 8-13.5 μm dan lebar 10 – 12.5 μm. Dinospore memiliki flagella dan

merupakan fase berenang aktif dari oodinium. Setelah mencapai inang akan

berubah menjadi fase trophont.

Page 3: oodinium.doc

Parasit Nutrisi dan physiology

Parasit memiliki rhizoid sebagai alat untuk melekat pada inang tetapi tidak

berfungsi untuk menyerap makanan. Stomopode mungkin sebagai sumber enzim

pencernaan yang diinjeksikan pada sel inang atau dapat berfungsi sebagai tentake

makanan yang mengumpulkan fragmen-fragmen sel yang menjadi rusak akibat

aktivitas pergerakan dari rhizoid. Parasit juga dapat menyerap nutrien dari

lingkungannya. Untuk mempertahankan kehidupannya pada inang, parasit

melakukan regulasi terhadap pertukaran ion dengan lingkungan, terutama ion K+

dan Na+. Diagnosis Pemeriksaan dengan mikroskop terhadap insang dan kulit

ikan akan nampak adanya parasit yang berbentuk seperti buah pear.

Pencegahan dan kontrol

Siklus hidup parasit ini memerlukan waktu satu minggu, dengan kapasitas

reproduksi yang sangat tinggi, sehingga control terhadap parasit ini harus sesegera

mungkin. Trophont dan tomon merupakan fase yang sangat resistant terhadap

berbagai jenis obat-obatan dan bahan kimia. Berikut cara pencegahan yang dapat

dilakukan; gunakan saringan pasir dan radiasi ultraviolet sebelum air digunakan,

lakukan disinfeksi terhadap fasilitas budidaya dengan pengapuran, lakukan

karantina terhadap ikan baru,memandikan ikan terinfeksi pada air tawar,

memberikan CuSO4 0.75 ppm selama 5 – 6 hari, formalin 25 ppm ditambah 0.1

ppm malachit green selam 1 hari, formalin 100 – 300 ppm selama 10 menit.

Cek juga alam ini ya!!

http://www.jelambaraquaticlife.com/fish_diseases_flagella_tes_velvet.htm

terimakasih !!