Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id...

108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAAN REPUBLIK INDONESIA DI KOTA SURAKARTA Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

i

TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAAN REPUBLIK INDONESIA

DI KOTA SURAKARTA

Oleh :

SRI PURWANINGSIH K6407048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN

KESEJAHTERAAN VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN

REPUBLIK INDONESIA

DI KOTA SURAKARTA

Oleh :

SRI PURWANINGSIH K6407048

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

iii

Page 4: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

v

ABSTRAK

Sri Purwaningsih. TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN PEJUANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI SURAKARTA. Skripsi Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, September 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan tanggung jawab negara untuk mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Surakarta, (2) Tingkat efektivitas organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia Kota Surakarta dalam mengupayakan kesejahteraan anggotanya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dan strategi penelitiannya menggunakan strategi tunggal terpancang. Sumber data diperoleh dari informan, tempat dan peristiwa serta dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dan menyusun data penelitian adalah dengan teknik wawancara, observasi serta analisis dokumen. Untuk memperoleh validitas data dalam penelitian ini digunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode, serta ketekunan/keajegan pengamatan. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dengan tahap-tahap sebagai berikut : (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data dan (4) pengambilan kesimpulan. Adapun prosedur penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) tahap pra penelitian, (2) tahap pekerjaan lapangan, (3) tahap analisis data, (4) tahap penyusunan laporan penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa (1) Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan tanggung jawab negara untuk mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta kurang maksimal. Hal tersebut dapat diketahui dari: Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan kesejahteraan material Veteran Pejuang adalah hanya sampai untuk biaya operasional LVRI saja sedangkan kesejahteraan individu Veteran Pejuang belum dapat diwujudkan melalui bantuan tersebut, dalam mewujudkan kesejahteraan spiritual Veteran Pejuang Pemerintah Kota Surakarta belum pernah mengadakan kegiatan spiritual, kegiatan yang dilakukan hanya secara keseluruhan kepada Warga Kota Surakarta, sedangkan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial Veteran Pejuang Pemerintah Kota Surakarta masih bersifat pasif karena hanya menunggu bila diundang dalam kegiatan veteran. (2) Tingkat efektivitas Organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Surakarta dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya masih kurang, hal ini dapat dibuktikan dengan, Indikator input: masih kurangnya bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta, fasilitas dan perlengkapan LVRI kurang memadai untuk kegiatan Veteran, Indikator proses: kurangnya sumber daya manusia yang produktif untuk membantu kemudahan veteran menyelesaikan administrasi serta dalam hal menyelenggarakan kegiatan, sedangkan Indikator

Page 6: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

output: masih banyaknya veteran pejuang yang tergolong masyarakat yang kurang mampu atau masuk dalam kriteria keluarga sejahtera II sehingga tujuan LVRI untuk mensejahterakan anggotanya belum dapat terwujud.

Page 7: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

vii

ABSTRACT Sri Purwaningsih. THE STATE RESPONSIBILITY IN IMPROVING THE

VETERAN WARRIOR IN SURAKARTA. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, September 2011.

The objectives of research are to find out: (1) the role of local goverment of Surakarta in realizing the state responsibility to prosper the Republic of

ion Organization in Surakarta in

This study employed a descriptive qualitative method. And the research strategy used was a single embedded strategy. The data source derived from informant, place and event, also document. The sampling technique used was purposive sampling. Techniques of collecting data used to obtain and to organize the research data were interview, observation, and document analysis. Techniques of validating data employed were data and method triangulations, and observation persistence. Meanwhile technique of analyzing data used was an interactive model of analysis encompassing the following stages: (1) data collecting, (2) data reduction, (3) data display, and (4) conclusion drawing. The procedures of research are as follows: (1) pre-research, (2) field work, (3) data analysis, (4) research report writing stages.

Considering the result of research, the following conclusions can be drawn. (1) The role of local goverment of Surakarta in realizing the state reWarrior is less maximal. It can be seen from: The role of local goverment of Surakarta in realizing the material welfare of Veteran Warrior only arrives at the LVRI operational cost while the welfare of individual Veteran Warriors has not been realized through such grant; in realizing the spiritual welfare of Veteran Warrior, local goverment of Surakarta had never conducted spiritual activity, the activities carried out was intended to all residents of Surakarta, while for realizing the social welfare of Veteran Warrior, local goverment of Surakarta is still passive because it only waits for the invitation in veteran activity. (2) The effectiveness

eteran Legion Organization (LVRI) in

input indicator: the less grant from the local goverment of Surakarta, inadequate activity; process indicator: the

limited productive human resource to help the veteran completing the administration affairs as well as in holding activity; while output indicator: there are some veteran warrior still categorized into poor or II prosperous family criteria so that the objective of LVRI to make its members prosperous has not been achieved.

Page 8: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

(Edi Suharto)

ita tidak bisa membahagiakan orang lain, setidaknya janganlah membuat

(Penulis)

Page 9: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

Bapak dan ibu tercinta

Keluarga tersayang

Teman-teman angkatan 2007

Almamater

Page 10: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan dan kendala yang menimbulkan kesulitan dalam

penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak

akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi, sehingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan. Untuk itu segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. Muhammad Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui ijin atas

permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Sri Haryati, M.Pd. Ketua Program Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Suyatno, M.Pd. Pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan, bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.

5. Rima Vien Permata H, SH, MH. Pembimbing II yang telah

memberikan motivasi, bimbingan teknis dan saran dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Letnan Satu (purn) Sjatam Hadibroto Ketua LVRI Kota Surakarta

telah memberikan ijin, petunjuk, informasi dan kesempatan penulis

untuk mengadakan penelitian.

Page 11: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

xi

7. Drs. Supardi Kepala Urusan Administrasi Kaminvetcad IV/35

Surakarta yang telah memberikan ijin, petunjuk, informasi dan

kesempatan penulis untuk mengadakan penelitian.

8. Drs. Wahyono, M.Pd Kepala Sub Bagian Agama, Pendidikan dan

Kebudayaan Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretariat

Daerah Kota Surakarta yang telah memberikan informasi dan

kesempatan penulis mengadakan penelitian.

9. Bapak Slamet Staf Seksi Sosial Dinas Sosial, Tanaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Surakarta yang telah memberikan informasi dan

kesempatan penulis mengadakan penelitian.

10. Teman-teman yang selalu memberikan semangat kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, serta

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha mencurahkan

kemampuan seoptimal mungkin dengan harapan skripsi ini dapat memenuhi

persyaratan sebagai suatu karya ilmiah yang bermanfaat. Namun mengingat

keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada

kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan

skripsi ini.

Surakarta, Agustus 2011

Penulis

Page 12: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ v

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................. vii

HALAMAN MOTTO .................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR BAGAN ........................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4

C. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

E. Manfaat Penelitian........................................................................ 5

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka.......................................................................... ..... 7

1. Tinjauan Umum Tanggung jawab Negara ......................................... 7

a. Pengertian Tanggung jawab ........................................................ 7

b. Pengertian Negara ......................................................................... 8

c. Pengertian Tanggung Jawab Negara ........................................... 10

2. Tinjauan Tentang Peningkatan Kesejahteraan ................................. 13

Page 13: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

xiii

a. Pengertian Peningkatan ............................................................... 13

b. Pengertian Kesejahteraan ............................................................ 13

c. Negara Kesejahteraan .................................................................. 15

d. Indikator Kesejahteraan ............................................................... 20

3. Tinjauan Umum Veteran Pejuang Kemerdekaan ............................. 24

a. Pengertian Veteran ...................................................................... 24

b. Legiun Veteran Republik Indonesia ............................................ 26

c. Sejarah Sistem Pertahanan Rakyat Semesta ................................ 28

d. Sejarah Pertempuran Empat Hari di Kota Solo ........................... 29

B. Kerangka Berfikir..............................................................................33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 35

1. Tempat Penelitian ............................................................................. 35

2. Waktu Penelitian .............................................................................. 35

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ......................................................... 36

1. Bentuk Penelitian ............................................................................. 36

2. Strategi Penelitian ............................................................................ 37

C. Sumber Data ..................................................................................... 37

1. Informan ........................................................................................... 38

2. Tempat dan Peristiwa ....................................................................... 38

3. Dokumen .......................................................................................... 39

D. Teknik Sampling .............................................................................. 39

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 40

1. Interview atau wawancara ................................................................ 40

2. Observasi .......................................................................................... 41

3. Analisis Dokumen ............................................................................ 42

F. Validitas Data ................................................................................... 43

1. Trianggulasi ...................................................................................... 43

2. Ketekunan/keajegan Pengamatan ..................................................... 44

G. Analisis Data .................................................................................... 44

H. Prosedur Penelitian........................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 47

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................ 47

1. Gambaran Umum Kota Surakarta ............................................ 47

a. Keadaan Geografi ................................................................. 47

Page 14: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

b. Keadaan Penduduk ............................................................... 48

2. Organisasi/Instansi yang berhubungan dengan Veteran Pejuang

Republik Indonesia .................................................................... 50

a. Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) ........................ 50

b. Kantor Administrasi Veteran Cadangan IV/35 Surakarta .... 52

c. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretariat daerah

Kota Surakarta 53

d. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi ..................... 55

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian .................................................. 56

1. Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam Mewujudkan

Tanggung Jawab Negara untuk Mensejahterakan Veteran Pejuang

Kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Surakarta ............... 56

2. Tingkat Efektivitas Organisasi Legiun Veteran Republik

Indonesia (LVRI) Kota Surakarta dalam mengupayakan

Kesejahteraan Anggotanya........................................................ 68

C. Temuan Studi ................................................................................... 81

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 84

A. Kesimpulan ..................................................................................... 84

B. Implikasi ......................................................................................... 85

C. Saran ............................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 87

LAMPIRAN ....................................................................................................... 88

Page 15: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................... 35

Tabel 2. Luas Wilayah, jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Kota Surakarta

........................................................................................................ ... 48

Tabel 3. Banyaknya Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta

tahun 2010 ........................................................................................ 48

Tabel 4. Banyaknya Keluarga Sejahtera Menurut Tahapan di Kota Surakarta

tahun 2009 ......................................................................................... 49

Tabel 5. Jumlah Veteran Pejuang Republik Indonesia di Surakarta Menurut

Kecamatan Tahun 2011 .................................................................... 50

Tabel 6. Daftar Bantuan Dana Hibah Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2011

........................................................................................................... 57

Tabel 7. Perbedaan Pengoperasian Dana Hibah Antara Veteran Pejuang dan Janda

Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia Jadwal Kegiatan Penelitian

........................................................................................................... 58

Tabel 8. Indikator tahapan Keluarga Sejahtera Menurut BKKBN..................... 74

Tabel 9. Besarnya Tunjangan Veteran Pejuang Republik Indonesia Berdasarkan

Golongan ........................................................................................... 76

Page 16: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berfikir ......................................................................... 34

Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif ................. 45

Page 17: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

xvii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Struktur Organisasi LVRI Surakarta ............................................... 51

Bagan 2. Struktur Organisasi Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah Kota Surakarta ................................................. 54

Page 18: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Informan ........................................................................ 88

Lampiran 2. Tata Cara Penyelesaian Administrasi Dana Kehormatan Veteran

Republik Indonesia .................................................................... 91

Lampiran 3. Pedoman Wawancara ................................................................. 102

Lampiran 4. Petikan Hasil Wawancara ........................................................... 105

Lampiran 5. Foto Penelitian ............................................................................ 129

Lampiran 6. Trianggulasi Data ....................................................................... 134

Lampiran 7. Trianggulasi Metode ................................................................... 136

Lampiran 8. Laporan Hasil Observasi ............................................................ 138

Lampiran 9. Daftar Nama Veteran Pejuang Kemerdekaan ............................ 147

Lampiran 10. Daftar Dana Kehormatan yang Belum Turun........................... 151

Lampiran 11. Instrumen Kriteria Keluarga Sejahtera ..................................... 152

Lampiran 12. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi kepada Dekan FKIP

UNS ...................................................................................... 166

Lampiran13. Surat Keputusan Dekan FKIP UNS tentang Ijin Penyusunan

Skripsi ..................................................................................... 167

Lampiran 14. Surat Permohonan Research/ Try Out kepada rektor UNS ...... 168

Lampiran 15. Permohonan Surat Pengantar Ijin Penelitian kepada Walikota

Surakarta ..................................................................................... 169

Lampiran 16. Surat Permohonan Research/ Try Out kepada LVRI ............... 170

Lampiran 17. Surat Permohonan Research/ Try Out kepada Dinas Sosial, Tenaga

Kerja dan Transmigrasi ........................................................... 171

Lampiran 18. Surat Permohonan Research/ Try Out kepada Kaminvetcad IV/35

Surakarta ................................................................................. 172

Lampiran 19. Surat Permohonan Research/ Try Out kepada Kantor Administrasi

Kesejahteraan Rekyat Sekretariat Daerah Surakarta ............... 173

Lampiran 20. Surat Keterangan Penelitian dari Kaminvetcad IV/35 ............ 174

Lampiran 21. Surat Keterangan Penelitian dari LVRI .................................... 175

Lampiran 22. Surat Keterangan Penelitian dari Kantor Administrasi

Kesejahteraan Rekyat Sekretariat Daerah Surakarta ............... 176

Lampiran 23. Surat keterangan Din Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi . 177

Page 19: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI) telah 66 tahun lepas dari

belenggu penjajah, rakyat tidak lagi menderita karena kekejaman pemerintah

kolonial. Tiap tanggal 17 Agustus Bangsa Indonesia peringati sebagai hari

Kemerdekaan Indonesia. Keberhasilan itu tidak lepas dari kerja keras seluruh

rakyat Indonesia, dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik

Indonesia (POLRI), hingga rakyat jelata bahu membahu mengusir penjajah dari

bumi Indonesia. Rakyat yang ikut berperang memperjuangkan kemerdekaan

Republik Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Veteran Pejuang

Kemerdekaan Republik Indonesia.

Di Indonesia Veteran Pejuang Kemerdekaan memiliki wadah

Organisasi yang bernama Legiun Veteran Republik Indonesia atau disingkat

LVRI. LVRI diresmikan pada tanggal 1 Januari 1957 menurut KepPres RI No

153/ 1957. Dalam pembentukannya LVRI mempunyai tujuan yaitu untuk

membina potensi nasional Veteran RI dalam melestarikan NKRI berdasar

Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, mewujudkan kesejahteraan rakyat

dibidang sosial ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan, termasuk kesejahteraan

anggota LVRI, serta untuk ikut berkontribusi dalam penciptaan perdamaian

dunia. Namun dalam kenyataannya tujuan didirikan LVRI dalam hal ini

berkaitan dengan kesejahteraan anggotanya masih belum terwujud karena

masih banyak anggota LVRI yang tergolong penduduk miskin. Veteran

Pejuang Indonesia yang rata-rata umurnya 85 tahun keatas ini belum banyak

mendapat perhatian dari pemerintah. Kesejahteraan para pejuang tanah air ini

masih dikesampingkan, padahal karena jasa-jasa mereka kita dapat menikmati

udara kemerdekaan. Dahulu mereka yang menumpahkan darah, meninggalkan

rumah dan anak istri, demi bisa mengibarkan bendera merah putih ditanah ibu

pertiwi ini namun sekarang kesejahteraan mereka kurang diperhatikan.

Page 20: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Padahal semangat maupun pasal-pasal konstitusi yang dimiliki

Indonesia telah teramat terang benderang menyatakan bahwa Indonesia adalah

negara yang sangat mementingkan pembangunan kesejahteraan sosial. Bab

XIV UUD 1945 diberi judul Sistem Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial.

Ini menunjukkan bahwa sistem perekonomian Indonesia harus berorientasi dan

berpihak rakyat banyak dan mengarah pada kesejahteraan sosial anak

bangsanya.

Lebih tegas lagi, pasal 34 berisi pernyataan tentang keharusan negara

menjamin dan melindungi fakir miskin sebagai bagian dari kelompok-

kelompok yang kurang beruntung. Ayat dari pasal 34 itu kemudian secara jelas

menyatakan tentang sitem jaminan sosial nasional yang harus dijalankan

negara dalam melindungi dan memenuhi hak-hak dasarnya. Ini artinya

Indonesia secara kontitusional menganut sistem welfare state atau negara

kesejahtreraan, yakni sebuah model kebijakan sosial yang mengedepankan

pentingnya peranan negara untuk secara aktif, sensitif dan responsif ambil

bagian dalam pemenuhan pelayanan sosial dasar kepada warga negara,

terutama mereka yang tergolong lemah dan rentang rentan dan memerlukan

perlindungan khusus.

Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu peran pemerintah dalam

membangun kesejahteraan rakyatnya yang paling banyak dibicarakan adalah

wacana tentang negara kesejahteraan. Sistem welfare state atau negara

kesejahteraan pertama kali digagas pada abad-18 oleh Jeremy Bentham,

sebagai perkembangan dari teori utilitarianisme yang mengedepankan prinsip

kebahagiaan. Dalam teori welfare state atau negara kesejahteraan menyatakan

bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin kebahagiaan

terbesar (atau kesejahteraan) dari jumlah terbesar warga negara. Negara

kesejahteraan muncul sebagai alternatif terhadap the poor law (UU anti-

kemiskinan) yang kerap menimbulkan stigma bahwa negara hanya

memberikan bantuan kepada orang-orang miskin. Sistem ini hanya membuat

orang miskin memilih agar tetap miskin karena bila sudah tidak miskin tidak

mendapat bantuan dari pemerintah. Jadi negara kesejahteraan muncul sebagai

Page 21: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

anti teseis dari negara yang seolah-olah dermawan. Karena istilah negara

. konsep ini sering dipandang seakan-

akan hanya negara yang mempunyai peran dalam pembangunan kesejahteraan

sosial. Padahal negara yang menganut welfare state murni sekalipun,

penyelenggaraan pelayanan sosial melibatkan pemerintah, swasta serta

masyarakat. Namun meski demikian negara kesejahteraan menekankan bahwa

keterlibatan negara sangat penting bahkan menjadi suatu keharusan dalam

melindungi dan memberikan pelayanan dasar bagi warganya.

Sebenarnya dalam mengembangkan program kesejahteraan

masyarakat pemerintah sudah menggalakkan sistem jaminan sosial (social

security) yang pertama kali dirintis oleh Otto Von Bismarck pada tahun 1883.

Terbukti dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 40 Tahun 2004 Tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional. Dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat (2) juga

menyebutkan bahwa negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi

seluruh rakyat Indonesia dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan

tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Menurut Sulastomo

memberikan rasa aman sepanjang

Namun dalam kenyataanya jumlah masyarakat miskin di Indonesia berdasar

Berita Resmi Statistik pada bulan Maret 2010 berjumlah 31,02 juta atau

13,33%. Begitu juga dengan Veteran Pejuang kemerdekaan yang belum

mendapat perhatian khususnya di Kota Surakarta. Berdasarkan data LVRI

Surakarta sampai saat ini dari 300an Anggota Legiun Veteran Surakarta sekitar

40% merupakan masyarakat menengah dan miskin. Anggota LVRI hidup

hanya mengandalkan bantuan pemerintah pusat mulai dari tunjangan sekitar Rp

900.000 dan dana kehormatan veteran Rp 250.000 tiap bulan. Jumlah bantuan

dana maksimal yang diterima anggota Veteran per bulan adalah Rp 1.250.000.

Namun banyak anggota LVRI yang memperoleh bantuan dengan nominal di

bawah angka itu. Bahkan di Surakarta banyak veteran yang belum mendapat

dana kehormatan, sehingga tiap bulannya hanya mendapatkan Rp.900.000.

Sedang kegiatan yang diikuti Veteran Pejuang terbatas pada upacara bendera

Page 22: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan saja. Berbeda jauh dengan Janda

Perintis Kemerdekaan di Surakarta yang mendapat tunjangan lebih besar serta

setiap tahunnya mendapat bantuan dari Pemerintah Kota sebesar Rp.

5.000.000- Rp. 7.000.000. Kegiatan yang diikuti Janda Perintis Kemerdekaan

selain upacara bendera dan tabur bunga juga anjangsana dengan Pemerintah

Kota Surakarta dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Untuk menyikapi hal tersebut maka diperlukan tanggung jawab negara

terhadap Veteran Pejuang Kemerdekaan melalui Pemerintah Kota Surakarta

dan Organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia Kota Surakarta dalam

usaha meningkatkan kesejahteraannya. Dengan adanya usaha tersebut

diharapkan kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan dapat terpenuhi.

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang DALAM

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN PEJUANG

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan untuk mempermudah

dalam pembahasan penelitian, maka dapat dilakukan pembatasan masalah

sebagai berikut:

1. Negara yang dimaksud dalam hal ini adalah Pemerintah Kota Surakarta.

2. Selain Pemerintah Kota Surakarta, organisasi Legiun Veteran Republik

Indonesia(LVRI) Kota Surakarta juga menjadi bahasan dalam

penelitian ini, karena selain LVRI sebagai satu-satunya organisasi

Veteran berdasarkan UU No. 7 Tahun 1967 Tentang Veteran Republik

Indonesia, juga sebagai pengelola dana bantuan dari Pemerintah Kota

Surakarta serta sebagai penghubung antara Pemerintah Kota Surakarta

dan Veteran Pejuang Kemerdekaan.

Page 23: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan

tanggung jawab negara untuk mensejahterakan Veteran Pejuang

Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta?

2. Bagaimana tingkat efektivitas organisasi Legiun Veteran Republik

Indonesia (LVRI) Kota Surakarta dalam mengupayakan kesejahteraan

anggotanya?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam

mewujudkan tanggung jawab negara untuk mensejahterakan Veteran

Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta.

2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas organisasi Legiun Veteran

Republik Indonesia (LVRI) Kota Surakarta dalam mengupayakan

kesejahteraan anggotanya.

D. Manfaat Penelitian

Setelah peneliti mengadakan penelitian ini, maka diharapkan dapat

memberikan manfaat baik secara teori maupun secara praktis.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan ilmu yang

ada kaitannya dengan masalah peningkatan kesejahteraan Veteran Pejuang

Kemerdekaan Republik Indonesia. Serta dapat memberikan rangsangan dalam

melakukan penelitian tindak lanjut.

Page 24: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Manfaat praktis

a. Secara praktis penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi Pemerintah

menjalankan perannya dalam pencapaian tujuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran alternatif

pemecahan masalah yang dihadapi dalam mensejahterakan rakyat Indonesia

terutama yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan Veteran Pejuang

Kemerdekaan Republik Indonesia.

Page 25: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Umum Tanggung Jawab Negara

a. Pengertian Tanggung Jawab

Menurut Burhanuddin Salam (1997:28) Responsibility = having the

character of a

yang

berarti tanggung jawab yang bersifat agen moral yang bebas; mampu

menentukan tindakan sendiri; mampu tergoyahkan oleh pertimbangan sanksi

atau konsekuensi.

Responsibility merupakan kewajiban seseorang untuk melakukan pekerjaan

Sedangkan Ali Imron (2009:34)

menjelaskan kata tanggung jawab menurut bahasa berarti:

menanggung segala sesuatu (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,

dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya). 2. Fungsi menerima

dari

beberapa pengertian diatas, tanggung jawab merupakan kewajiban atau tugas

yang dibebankan kepada seseorang atau suatu institusi yang mempunyai

fungsi, kedudukan, jabatan atau posisi agar dapat melaksanakan tugas dan

wewenangnya dengan baik.

Menurut Burhanuddin Salam (1997:28) definisi tanggung jawab

memberikan pengertian yang menitikberatkan pada:

1) Harus ada kesanggupan untuk menetapkan sikap terhadap sesuatu perbuatan.

2) Harus ada kesanggupan untuk memikul risiko dari sesuatu perbuatan. Bila pengertian tersebut dianalisis lebih luas, akan kita dapati bahwa dalam

itu dituntut sebagai suatu keharusan, akan adanya suatu pertanggungan moral/ karakter.

Jadi pengertian tanggung jawab itu menuntut adanya:

Page 26: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1) Respons, jawaban terhadap tuntutan dari sesuatu (tugas atau perbuatan),

dimana diri dituntut didalamnya.

2) Keberanian sikap, bersedia menanggung/memikul risiko terhadap baik atau

buruknya hasil perbuatan itu.

Unsur-unsur tanggung jawab dari segi filsafat sedikitnya didukung

oleh 3 unsur yaitu:

(Burhanuddin Salam, 1997:33)

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Kesadaran, meliputi: tahu, kenal, mengerti dapat memperhitungkan arti,

guna sampai kepada soal akibat dari suatu perbuatan atau pekerjaan yang

dihadapi

2) Kecintaan/ kesukaan, meliputi:cinta, suka, menimbulkan rasa kepatuhan,

kerelaan dan kesediaan berkorban

3) Keberanian, meliputi: Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Berani

disini, didorong oleh rasa keiklasan, tidak bersikap ragu-ragu.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tanggung jawab operatif adalah kewajiban pegawai untuk menjalankan

tugas pekerjaan yang telah diberikan kepadanya dengan sebaik-baiknya.

2) Tanggung jawab manajemen adalah kewajiban para pemimpin atau atasan

untuk menjalankan tugas sebagai pemimpin dengan sebaik-baiknya.

b. Pengertian Negara

Menurut Geoge Jellinek dalam Deddy Ismatullah & Asep A.

(2007:47) Negara merupakan organisasi tertinggi dari bangunan hukum satu

sebagai teori dua segi (zweiseiten theorie). Menurut Harold J. Laski dalam

Sahid Gatara dan M. Dzulkiah (2007:66) mendefinisikan negara The state is

society which is integrated by possessing a coercive authority legally supreme

over any individual or group which is part of the society yang berarti negara

Page 27: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang

yang bersifat memaksa dan secara sah lebih agung daripada individu atau

kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu.

Sedangkan Menurut TIM ICCE UIN (2008:91) pengertian negara dapat dapat dijelaskan kata asing: state (Inggris), staat (Belanda dan Jerman), atau etat (Perancis). Selanjutnya pengertian negara secara terminologi adalah organsasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup didalam daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat .

Jadi negara adalah organisasi tertinggi dalam suatu kelompok

masyarakat dalam suatu wilayah tertentu yang mempunyai cita-cita dan tujuan.

Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang yang

mendiaminya, negara harus mempunyai tujuan yang disepakati bersama.

dicapai setiap negara adalah bagaimana memberikan kesejahteraan dan

Menurut Plato dalam TIM ICCE UIN

(2008:91 untuk memajukan kesusilaan manusia,

sebagai perseorangan(individu) dan sebagai makhluk sosial

ICCE UIN( 2008:91) memaparkan bahwa negara

memperluas kekuasaan, 2. menyelenggarakan ketertiban hukum, 3. mencapai

kesejahteraan umum

Dalam konteks Negara Indonesia, tujuan negara tertuang dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

Sebagai organisasi kekuasaan, negara menyelenggarakan fungsi yang

sangat mendasar dan dibutuhkan, fungsi tersebut antara lain:

1) Mempermaklumkan, menerapkan dan menjamin berlakunya norma-norma tentang sikap dan tindak bagi seluruh masyarakat.

2) Menyelenggarakan keamanan eksteren/mempertahankan terhadap berbagai ancaman dari luar wilayah negara.

3) Mewujudkan keadilan melalui lembaga-lembaga peradilan maupun kebebasan (demokrasi).

4) Mengupayakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Page 28: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

(S.F.Marbun,2004:71-72)

Sedangkan Prof. Miriam Budiardjo dalam Deddy Ismatullah

(2007:90), mengemukakan empat fungsi negara yakni:

1) Melaksanakan penertiban (law and order). Untuk mencapai tujuan negara bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat, negara harus melaksanakan penertiban. Dapat dikatakan bahwa negara adalah berfungsi sebagai stabilitator.

2) Mengusahkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Dewasa ini fungsi ini dianggap sangat penting, terutama bagi negara-negara baru.

3) Pertahanaan. Hal ini dibutuhkan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar. Untuk itu, negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan.

4) Menegakkan keadilan. Hal ini dilaksanakan melalui badan badan peradilan.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas terdapat berbagai macam

tujuan dari suatu negara. Namun terdapat satu tujuan negara yang banyak

mempunyai persamaan dari tiap pendapat para ahli yaitu mengenai

kesejahteraan rakyat yang menjadi salah satu tujuan negara.

c. Pengertian Tanggung Jawab Negara

Berdasarkan pengertian tentang tanggung jawab dan negara diatas,

Tanggung jawab negara berarti bahwa negara sebagai organisasi tertinggi

mempunyai fungsi yang berkaitan dengan kewajiban dalam penyelenggaraan

negara serta langkah-langkah yang harus diambil dalam menyelesaikan

masalah yang sedang dihadapi. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: menjamin

tertib hukum dalam masyarakat, menjaga pertahanan dan keamanan negara dari

serangan luar, menegakkan keadilan bagi masyarakat melalui lembaga negara

serta mensejahterakan rakyat.

Berdasar landasan faktual dalam hal kesejahteraan rakyat menurut

Adam, Hauff dan John dalam Edi Suharto (2005:155) dengan tegas

the critical task of establishing and designing a system of

social security is the responsibility of the state. This system has to protect the

yang berarti aktor utama yang harus menjalankan perlindungan sosial adalah

Page 29: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

negara, khususnya yang menyangkut skema jaminan sosial (bantuan sosial dan

asuransi sosial) dan kebijakan pasar kerja.

Sedangkan landasan konstitusional dari tanggung jawab negara dalam

hal membangun dan mengembangkan sistem perlindungan sosial dilandasi

konstitusi baik dari nasional maupun internasional. Dalam Deklarasi Universal

HAM Pasal 25 ayat 1 men

Konvernan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial Budaya Pasal 11

-negara penandatanganan Kovernan mengakui hak setiap

orang atas dasar standar hidup yang layak untuk diri dan keluarganya, termasuk

nstitusi Indonesia, hak atas

standar hidup layak telah diakui sebagai Hak Asasi Manusia, dalam pasal 28H

batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup lebih baik dan

sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Hak-hak sosial diatas

merupakan kewajiban negara sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 Pasal 28

pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama

Tanggung jawab negara dalam hal kesejahteraan rakyat sesuai

Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 4

Selanjutnya dalam Pasal 5 ayat (2) menyebutkan bahwa penyelenggaraan

kesejahteraan sosial diprioritaskan kepada mereka yang memiliki kehidupan

yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial:

kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan sosial dan

penyimpangan perilaku, korban bencana dan atau korban tindak kekerasan,

ekploitasi dan diskriminasi.

Peningkatan kesejahteraan rakyat bukan semata-mata tanggung jawab

negara saja, tetapi juga diperrlukan dukungan dari berbagai kelompok

masyarakat, namun peran negara tetaplah sangat penting. Hal itu seperti yang

Page 30: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dikemukakan Sondang P. Siagian (2003:138)

kesejahteraan rakyat tidak semata-mata menjadi beban pemerintah, karena

berbagai kelompok di masyarakat, seperti para usahawan melalui penunaian

kewajiban sosialnya harus turut serta memikulnya. Tidak dapat disangkal

bahwa jika kontribusi berbagai kelompok di masyarakat tidak memadai atau

bahkan mungkin sangat kecil, pemerintahlah yang bertanggung jawab untuk

melakukannya

Sedangkan tanggung jawab pemerintah dalam menyelenggarakan

kesejahteraan sosial meliputi:

1) Merumuskan kebijakan dan program penyelenggaran kesejahteraan sosial;

2) Menyediakan akses penyelenggaraan kesejahteraan sosial; 3) Melaksanakan rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial,

dan perlindungan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

4) Memberikan bantuan sosial sebagai stimulan kepada masyarakat yang menyelenggarakan kesejahteraan sosial;

5) Mendorong dan memfasilitasi masyarakat serta dunia usaha dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya;

6) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia dibidang kesejahteraan sosial;

7) Menetapkan standar pelayanan, registrasi, akreditasi, dan sertifikasi pelayanan kesejahteraan sosial;

8) Melaksanakan analisis dan audit dampak sosial terhadap kebijakan dan aktivitas pembangunan;

9) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian kesejahteraan sosial; 10) Melakukan pembinaan dan pengawasan serta pemantauan dan evaluasi

terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial; 11) Mengembangkan jaringan kerja dan koordinasi lintas pelaku

penyelenggaraan kesejahteraan sosial tingkat nasional dan internasional dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

12) Memelihara taman makam pahlawan dan makam pahlawan nasional; 13) Melestarikan nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan

sosial; dan 14) Mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. (Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Pasal 25)

Dari penjelasan diatas jelas bahwa suatu negara bertanggung jawab

dalam penyelenggaraan kesejahteraan rakyatnya yang disesuaikan dengan

Page 31: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

tujuan masing-masing negara. Negara yang telah mempunyai tujuan yang jelas

akan berusaha agar dapat mencapai tujuan tersebut tanpa merugikan rakyat.

2. Tinjauan Tentang Peningkatan Kesejahteraan

a. Pengertian Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang menurut Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1993:950-951) dalam Kamus Besar

berlapis-lapis,

sedangkan peningkatan itu sendiri diartikan sebagai suatu proses, cara,

dikatakan bahwa peningkatan adalah merupakan suatu proses perubahan

kearah yang lebih baik atau berkembang.

b. Pengertian kesejahteraan

Kesejahteraan merupakan tujuan dan harapan bagi setiap manusia.

Tingkat kesejahteraan setiap orang dapat berbeda-beda dalam arti keadaan

seseorang belum tentu sama dengan orang lain. Kesejahteraan berbanding

terbalik dengan kemiskinan, orang yang berada dibawah garis kemiskinan

menjadi sangat jauh untuk mencapai kesejahteraan.

poverty, identifying those who most often had to forgo consumption of goods and services, did correlate strongly with other types of welfare problems. Hence, people living under poor conditions do suffer from welfare problems even though this section of the population is not always captured by income

Artinya, perampasan kemiskinan, mengidentifikasi mereka yang

paling sering harus melupakan kemsumsi barang dan jasa, tidak berkorelasi

kuat dengan jenis lain masalah kesejahteraan. Oleh karena itu, orang yang

hidup dalam kondisi miskin menderita masalah kesejahteraan meskipun ini

bagian dari populasi tidak selalu ditangkap oleh ukuran kemiskinan

pendapatan.

Page 32: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi

telah terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

www.menkokesra.go.id).

Sedangkan pengertian kesejahteraaan sosial menurut Pre-Conference Working for the 15th International Conference of Social Welfare dalam Miftachul Huda (2009:73) arrangements wich have as their direct and primary objective the well being of people in social context. It includes the broad range of polities and services wich are concerned with various aspects of people live thir income,

Artinya kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha sosial yang

terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya tercakup pula unsur

kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai

kehidupan dalam masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan,

perumahan, pendidikan, rekreasi budaya, dan lain sebagainya

Dalam konteks Indonesia sendiri, kesejahteraan sosial dapat dimaknai

terpenuhinya kebutuhan seseorang, kelompok, atau masyarakat dalam hal

material, spiritual maupun sosial. Ini seperti tertuang dalam Undang-Undang

tentang Kesejahteraan Sosial yang baru disahkan pada 18 Desember tahun

2008 yaitu Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.

Dalam Pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa sial adalah kondisi

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat

hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan

fungsi sosialnya Selaras dengan Undang-undang tersebut maka menurut Ig.

menjadi tiga macam yaitu, kebutuhan yang bersifat jasmaniah, kebutuhan yang

Jadi kesejahteraan adalah kondisi dimana telah terpenuhinya

kebutuhan dasar seseorang baik dalam kebutuhan material, spiritual maupun

Page 33: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sosial sebagai warga negara yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan

ketentraman lahir batin. Dengan demikian , kesejahteraan sosial identik dengan

kebijakan yang diambil pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya.

c. Negara Kesejahteraan

Pada umumnya tujuan dari kesejahterakan rakyat adalah mewujudkan

suatu negara yang sejahtera yang lazim disebut Negara kesejahteraan (welfare

state). Menurut Miftac

kebijakan pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan rakyatnya paling

banyak dibicarakan adalah negara kesejahteraan (welfare state). Oleh sebab itu

membahas wacana negara kesejahteraan dalam lingkup kesejahteraan sosial

.

Sistem welfare state atau negara kesejahteraan pertama kali digagas

pada abad-18 oleh Jeremy Bentham, sebagai perkembangan dari teori

utilitarianisme yang mengedepankan prinsip kebahagiaan. Dalam teori welfare

state atau negara kesejahteraan menyatakan bahwa pemerintah memiliki

tanggung jawab untuk menjamin kebahagiaan terbesar (atau kesejahteraan) dari

jumlah terbesar warga negara. Negara kesejahteraan muncul sebagai alternatif

terhadap the poor law (UU anti-kemiskinan) yang kerap menimbulkan stigma

bahwa negara hanya memberikan bantuan kepada orang-orang miskin.

Menurut Miftachul Huda (2009:110) Cikal bakal negara kesejahteraan telah ada sejak abad pertengahan dengan diterapkannya poor law di kerajaan Inggris. Meskipun sistem poor law banyak dikritik banyak pihak poor law tetap dikatakan sebagai fondasi penting bagi sistem negara kesejahteraan. Kritik poor law dipengaruhi oleh pandangan konservatif sehingga bentuk kebijakannya cenderung residual dan means-tested

Sifat residual tersebut ditunjukkan dengan tidak diperbolehkannya

seorang warga untuk memperoleh pelayanan apabila dia pada dasarnya mampu

untuk bekerja. Residual juga berarti kebijakan selektif, hanya untuk orang

miskin saja. Ini sejalan dengan pendekatan means-tested menyeleksi warga

yang memperoleh bantuan berdasarkan penghasilan. Misalnya bantuan

Page 34: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

diperuntukkan hanya bagi orang yang memperoleh gaji dibawah Rp. 25 ribu

perhari. Sehingga bila suatu hari orang tersebut memperoleh gaji diatas Rp. 25

ribu perhari, maka hak untuk memperoleh bantuan tersebut dicabut. Karena itu,

kebijakan seperti ini dianggap menjebak orang miskin untuk tetap memperoleh

penghasilan maksimal Rp. 25 ribu, agar tetap berhak memperoleh bantuan.

Inilah seperti yang terjadi di Indonesia dalam kebijakan Bantuan Langsung

Tunai (BLT) sebagai kompensasi kenaikan harga BBM. Oleh sebab itu, negara

kesejahteraan banyak dianggap sebagai perbaikan dari sistem poor law.

Sejalan dengan hal tersebut menurut Darmawan dan Sugeng (2006:9)

menyebutkan bahwa Negara kesejahteraan pada dasarnya mengacu pada

peran negara yang aktif dalam mengelola dan mengorganisasi perekonomian

yang didalamnya mencakup tanggung jawab negara untuk menjamin

ketersediaan pelayanan kesejahteraan dasar dalam tingkat tertentu bagi

warganya Tujuan pokok negara kesejahteraan antara lain:

1) Mengontrol dan mendayagunakan sumber daya sosial ekonomi untuk kepentingan publik;

2) Menjamin distribusi kekayaan secara adil dan merata; 3) Mengurangi kemiskinan; 4) Menyediakan asuransi sosial(pendidikan dan kesehatan) bagi masyarakat

miskin; 5) Menyediakan subsidi untuk layanan sosial dasar bagi disadvantage

people; 6) Memberi proteksi sosial bagi tiap warga negara (W Riawan, 2008:6)

Lebih lanjut Miftachul Huda (2009:106-108) menjelaskan Negara kesejahteraan (welfare

state) merupakan sistem pemerintahan dimana negara bertanggung jawab besar terhadap kesejahteraan warganya. Seperti tertuang dalam Barner& Noble, New American Encyclopedi: Welfare state dijalankan oleh pemerintahan demokratis yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi dari rakyatnya. Dalam encyclopedia of Aging definisi yang paling mendasar dari Welfare state menunjuk kepada tanggung jawab pemerintah untuk memelihara kesejahteraan rakyatnya. Yang dimaksud negara dalam pengertian ini adalah lembaga politik yang menjalankan pemerintahan atau dengan kata lain pemerintah itu sendiri. Dalam kontek Indonesia, misalnya pemerintah dari tingkat pusat, provinsi, hingga tingkat daerah

Page 35: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Jadi negara kesejahteraan adalah negara yang bertanggung jawab

dalam memelihara dan mengusahakan kesejahteraan rakyatnya. Dalam hal ini

kesejahteraan diwujudkan melalui pemerintah sebagai suatu lembaga politik.

Namun demikian menurut Bessant, Watts, Dalton dan Smith dalam Edi Suharto (58-abad ke-18 ketika Jeremy Bentham (1748-1832) mempromosikan gagasan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjamin the greatest happines (atau welfare) of the greatest number of their citizens. Bentham

kebahagiaan atau kesejahteraan. Berdasarkan prinsip utilitarianisme yang dikembangkan, sesuatu yang dapat menimbulkan kebahagiaan ekstra adalah sesuatu yang baik. Sebaliknya, sesuatu yang menimbulkan sakit adalah buruk. Menurutnya, aksi-aksi pemerintah harus selalu diarahkan untuk

Oleh sebab itu gagasan Bentham mengenai reformasi hukum, peranan

konstitusi dan penelitian sosial bagi pengembangan kebijakan sosial

menyebabkan negara dituntut untuk senantiasa menjalankan program agar

dapat meningkatkan kesenangan sebesar-besarnya dari warga negara. Ide

father of

welfare state).

Setelah gagasan Bentham tentang negara kesejahteraan ini, negara-

negara industri pada abad XIX berada dibawah tekanan untuk menyediakan

pelayanan sosial kepada warganya seperti penyediaan air bersih, pendidikan

publik, pelayanan kesehatan dan sebagainya. Menurut Miftachul Huda

penerapan

welfare state juga didukung oleh gerakan kelas pekerja dinegara-negara

tersebut dilakukan oleh gerakan sosialis radikal dan partai buruh yang

kemudian mendesak untuk diterapkannya welfare state. Sehingga pada tahun

1870-1880 Otto von Bismarck mendesak parlemen Inggris untuk memenuhi

tuntutan tersebut dengan menerapkan skema asuransi sosial. Kebijakan tersebut

kemudian menjadi sejarah penting dalam perkembangan sistem negara

kesejahteraan.

Page 36: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Pada tahun 1939-1945 selama perang dunia dua (PD II) negara

kesejahteraan kemudian mengalami perkembangan yang modern. Di Inggris

pada tahun 1940 Anglican Archishop William Temple menggunakan istilah

welfare state untuk usaha suatu negara dalam menyejahterakan rakyatnya. Dari

perkembangan negara kesejahteraan tersebut kemudian lahirlah beberapa tokoh

yang kemudian dikenal dalam memperkenalkan ide tentang negara

kesejahteraan. Tokoh tersebut yakni: Sir William Beveridge (1942) dan T.H.

Marshall (1963) yang mampu mengusulkan tentang sistem asuransi yang

komprehensif.

Dari pengertian negara kesejahteraan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa untuk mewujudkan negara kesejahteraan perlu adanya tanggung jawab

negara terhadap warganya dalam hal ini adalah kesejahteraan rakyat, karena

jelas disebutkan dalam Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Tentang

Kesejahteraan Sosial pada Pasal 24 yaitu penyelenggaraan kesejahteraan sosial

menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah.

-construcing or

reconstrucing institutions of governance capable of providing citizens with

physical and economic security-is widely held to be one of the most pressing

policy qiuestions facing the international community today.

Artinya membangun negara yaitu membangun atau merekonstruksi

lembaga pemerintahan mampu memberikan warga dengan keamanan fisik dan

ekonomi secara luas dianggap salah satu pertanyaan kebijakan yang paling

mendesak yang dihadapi masyarakat internasional saat ini. Dari pernyataan

diatas suatu negara perlu mengadakan perubahan untuk mewujudkan

kesejahteraan rakyat dari segi ekonomi dan keamanan.

Jadi arti peningkatan kesejahteraan adalah suatu proses perubahan

taraf hidup baik dalam kebutuhan material, spiritual maupun sosial kearah

yang lebih baik sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ada beberapa metode yang

digunakan. Ada tiga metode kebijakan sosial yang dikenal umum untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial.

Page 37: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

1) Berupa program pelayanan sosial yang secara langsung dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial. Metode ini paling umum digunakan karena mempunyai formula yang jelas untuk mengatasi masalah sosial

2) Upaya untuk mensejahterakan warga negara dilakukan melalui produk perundang-undangan (statutory regulation)

3) Peningkatan kesejahteraan juga dapat dilakukan melalui sistem pajak. Penggunaan sistem pajak ini dikenal dengan istilah kesejahteraan fiscal

(Miftahul Huda, 2009:89)

Selain tiga metode kebijakan sosial tersebut ada pula usaha lain yang

dapat dilakukan melalui strategi pemenuhan kebutuhan melalui sumber-sumber

yang dapat dikelompokkan menjadi:

1) Uang atau barang, antara lain tunjangan-tunjangan, pembagian kembali hasil pendapatan dan bahan meterial lainnya untuk keperluan bantuan.

2) Jasa pelayanan berupa bimbingan dan penyuluhan. 3) Kesempatan-kesempatan, seperti pendidikan, latihan-latihan, pekerjaan

dan semacamnya. (T. Sumarnonugroho, 1984:51)

Selama ini bentuk sistem jaminan sosial yang telah banyak dikenal,

ada 3 jenis yaitu:

1) Welfare state, diartikan bahwa pelayanan yang berkaitan dengan kesejahteraan warga negara sepenuhnya disediakan oleh pemerintah, khususnya pendidikan, pelayanan kesehatan, jaminan hari tua dan kecelakaan kerja.

2) Welfare Pluralism, adalah konsep tentang sistem jaminan sosial yang diserahkan kepada pasar atau swasta maupun kelompok masyarakat yang memberikan jaminan kepada lingkungannya. Model ini banyak diadopsi oleh Amerika dengan sistem ekonomi liberal.

3) Welfare Society, yaitu sistem jaminan sosial yang muncul dari inisiatif masyarakat. Negara mempunyai peran yang kecil karena semua jaminan sosial menjadi tanggung jawab individu dan komunal. Konsep ini banyak diterapkan di negara dunia ketiga termasuk Indonesia. (Herawati dalam Eddy Kiswanto, 2005:95)

Jadi arti peningkatan kesejahteraan adalah suatu proses perubahan

taraf hidup baik dalam kebutuhan material, spiritual maupun sosial kearah

yang lebih baik sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Page 38: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

d. Indikator Kesejahteraan

Dalam mengukur kesejahteraan suatu keluarga perlu suatu indikator

sebagai alat ukur, salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat

kesejahteraan rumah tangga adalah dengan melihat pendapatan dan

pengeluaran selama sebulan. Namun selain itu terdapat suatu indikator dari

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Badan Pusat

Statistik (BPS) dalam mengukur tingkat kesejahteraan suatu keluarga.

Indikator tersebut akan menentukan suatu keluarga masuk dalam kriteria

keluarga yang mana.

1) Indikator Keluarga Sejahtera BPS

Dalam menentukan keluarga yang sejahtera, BPS menggunakan

14 kriteria keluarga miskin. Bila keluarga tidak masuk dalam salah satu

indikator tersebut berarti termasuk dalam keluarga yang sejahtera. BPS

menggunakan ini terutama untuk menentukan suatu keluarga masuk

kedalam keluarga miskin, sangat miskin dan hampir miskin. Indikator BPS

tersebut adalah sebagai berikut:

a) Hanya sanggup makan satu/dua kali dalam sehari

b) Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan

c) Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas

rendah/tembok tanpa diplester

d) Jenis atap bangunan tempat tinggal terluas adalah sirap, genteng/seng/

asbes kondisi jelek/kualitas rendah atau ijuk, rumbia

e) Tidak sanggup membayar biaya pengobatan dan puskesmas/poliklinik

f) Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu

g) Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun

h) Luas bangunan tempat tinggal kurang dari 8

i) Sumber penghasilan kepala keluarga adalah petani dengan luas lahan

500 , buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan

atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000,00

per bulan.

Page 39: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

j) Pendidikan tertinggi Kepala Keluarga : tidak bersekolah/tidaktamat

SD/ hanya SD tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama sama

dengan rumah tangga lain

k) Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik

l) Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak

terlindung/sungai/air hujan

m) Bahan bakar untuk memasak sehari hari adalah kayu

bakar/arang/minyak tanah

n) Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai

minimal Rp 500.000,00 seperti sepeda motor kredit/non kredit

Sumber: BPS Tahun 2011

2) Indikator Keluarga Sejahtera Menurut BKKBN

BKKBN mempunyai kriteria sendiri dalan menentukan

penggolongan keluarga sejahtera yang dinamakan tahapan keluarga

sejahtera. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

a) Keluarga Pra-sejahtera (Pra-KS) adalah keluarga yang belum dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan

agama, sandang pangan, kesehatan dan KB, atau keluarga yang belum

memenuhi salah satu atau lebih indikator-indikator keluarga sejahtera

I.

b) Keluarga Sejahtera Tahap I (KS-I) adalah keluarga yang dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat

memenuhi keseluruhan kebutuhan psikologisnya, seperti kebutuhan

akan pendidikan, interaksi dalan keluarga, interaksi dengan lingkungan

tempat tinggal dan transportasi.

c) Keluarga Sejahtera Tahap II (KS-II) adalah keluarga yang lebih dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan

sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan

pengembangannya seperti kebutuhan menabung dan memperoleh

informasi.

Page 40: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

d) Keluarga Sejahtera Tahap III (KS-III) adalah keluarga yang dapat

memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis, dan

kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat memberikan

sumbangan dalam bentuk materiil dan keuangan untuk kepentingan

sosial kemasyarakatan atau yayasan sosial keagamaan, kesenian,

olahraga, pendidikan dan sebagainya.

e) Keluarga Sejahtera Tahap III Plus (KS-III Plus) adalah keluarga yang

telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya baik yang bersifat dasar,

sosial psikologis, maupun yang bersifat pengembangan serta dapat

pula memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi

masyarakat.

Berdasarkan kriteria tersebut BKKBN kemudian menggolongkan

keluarga berdasar indikator sebagai berikut:

a) Keluarga Pra-sejahtera: Jika tidak dapat memenuhi satu atau lebih dari

5 indikator KS I maka termasuk ke dalam Keluarga Prasejahtera.

b) Keluarga Sejahtera I: Makan dua kali sehari atau lebih , memiliki

pakaian yang berbeda, rumah yang ditempati mempunyai atap, lantai

dan dinding yang baik, bila ada keluarga yang sakit dibawa kesarana

kesehatan, dan semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga

bersekolah.

c) Keluarga Sejahtera II: Melaksanakan Ibadah agama dan kepercayaan

masing masing, paling kurang sekali seminggu makan daging/ ikan/

telur, memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun,

Luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk setiap penghuni rumah, tiga

bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat, ada anggota keluarga

yang bekerja untuk memperoleh penghasilan, seluruh anggota keluarga

umur 10 60 th bisa baca tulisan latin.

d) Keluarga Sejahtera III: Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan

agama, sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang

maupun barang, makan bersama paling kurang sekali seminggu untuk

Page 41: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

berkomunikasi, mengikuti kegiatan masyarakat, memperoleh informasi

dari surat kabar, radio, TV, majalah.

e) Keluarga Sejahtera III plus: Memberikan sumbangan materil secara

teratur dan aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan.

Berdasar indikator dari BKKBN tersebut bila disesuaikan dengan

Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (1) tentang pengertian

kesejahteraan meliputi kesejahteraan material, spiritual dan sosial maka dapat

digolongkan sebagai berikut:

1. Indikator kesejahteraan material meliputi, makan dua kali sehari atau

lebih, memiliki pakaian yang berbeda, rumah yang ditempati mempunyai

atap, lantai dan dinding yang baik, bila ada keluarga yang sakit dibawa

kesarana kesehatan, semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga

bersekolah, paling kurang sekali seminggu makan daging/ ikan/ telur,

memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun, 10 Luas

lantai rumah paling kurang 8m2 untuk setiap penghuni rumah, tiga bulan

terakhir keluarga dalam keadaan Sehat, ada anggota keluarga yang bekerja

untuk memperoleh penghasilan, seluruh anggota keluarga umur 10 60 th

bisa baca tulisan latin, sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam

bentuk uang maupun barang, makan bersama paling kurang sekali

seminggu untuk berkomunikasi, memberikan sumbangan materil secara

teratur

2. Indikator Kesejahteraan Spiritual meliputi, keluarga berupaya

meningkatkan pengetahuan agama, serta melaksanakan ibadah agama dan

kepercayaan masing masing

3. Indikator Kesejahteraan Fungsi Sosial meliputi, aktif sebagai pengurus

organisasi kemasyarakatan, mengikuti kegiatan masyarakat, serta

memperoleh informasi dari surat kabar, radio, TV, dan majalah.

Page 42: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3. Tinjauan Umum Veteran Pejuang Kemerdekaan

a. Pengertian Veteran

Menurut Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1993:1003)

perang, pejuang).

Berdasar Undang-undang No. 7 Tahun 1967 Pasal 1 pengertian

Veteran Republik Indonesia adalah :

1) Warga Negara Republik Indonesia yang dalam masa Revolusi fisik antara 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 telah ikut secara aktif berjuang untuk mempertahankan Negara Republik Indonesia di dalam kesatuan bersenjata resmi atau kelaskaran yang diakui oleh Pemerintah pada masa perjuangan itu.

2) Warga Negara Republik Indonesia yang dalam perjuangan pembebasan Irian Barat melakukan Trikora sejak 10 Desember 1961 sampai dengan 1 Mei 1963 ikut secara aktif berjuang/bertempur dalam kesatuan-kesatuan bersenjata di daerah Irian Barat.

3) Warga Negara Republik Indonesia yang melakukan tugas Dwikora langsung secara aktif dalam operasi-operasi/pertempuran dalam kesatuan-kesatuan bersenjata.

4) Warga Negara Republik Indonesia yang menurut salah satu cara yang tersebut pada ayat (1) ikut secara aktif dalam sesuatu peperangan membela Kemerdekaan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia menghadapi negara lain yang timbul di masa yang akan datang.

5) Warga Negara Republik Indonesia yang langsung aktif dalam pertempuran dalam kesatuan-kesatuan bersenjata melaksanakan Komando seperti tersebut dalam ayat (2) dan (3) diatas dalam menghadapi fihak/negara lain

Dalam Pasal 2 ayat (2) ditegaskan bahwa yang dimaksud Veteran

Pejuang K

tersebut dalam Pasal 1 ayat (1) diatas dapat disebut Veteran Pejuang

4

dan 5, dapat disebut Veteran Pembela Kemerdekaan

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia adalah Warga

Negara Republik Indonesia yang dalam masa Revolusi fisik antara 17 Agustus

Page 43: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1945 sampai 27 Desember 1949 telah ikut secara aktif berjuang untuk

mempertahankan Negara Republik Indonesia di dalam kesatuan bersenjata

resmi atau kelaskaran yang diakui oleh Pemerintah pada masa perjuangan

melawan penjajah.

Veteran Pejuang dalam pengurusan administratif terdapat beberapa

golongan yang didasarkan pada masa baktinya yaitu jangka waktu

keikutsertaan secara nyata yang dihitung mulai tanggal ikut serta secara aktif

sampai dengan tanggal berakhirnya keikutsertaan dalam perjuangan bersenjata.

Penggolongan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Golongan A, untuk masa bakti minimal 4 tahun 2) Golongan B, untuk masa bakti minimal 3 tahun 3) Golongan C, untuk masa bakti minimal 2 tahun 4) Golongan D, untuk masa bakti minimal 1 tahun 5) Golongan E, untuk masa bakti minimal 6 bulan (Departemen Pertahanan RI, 2000: 11)

Karena jasa-jasa Veteran maka Indonesia menjadi negara yang merdeka,

maka negara sebagai organisasi tertinggi dalam perjalanannya memberikan

sebuah penghargaan yaitu Gelar Kehormatan. Gelar tersebut diatur dalam

Petunjuk Pelaksanaan yang di keluarkan Departemen Pertahanan RI Nomor:

Juklak-01/SUMDAMAN/IX/2000 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan

Administrasi Pendaftaran dan Penganugerahan Gelar Kehormatan Veteran

Pejuang/Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia. Gelar tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Gelar Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia disingkat Gelar Veteran Pejuang adalah pengesahan dan pengakuan serta penghargaan dari pemerintah kepada pejuang yang masih hidup atau pejuang yang telah meninggal dunia sesudah tanggal 27 Desember 1949.

2) Gelar Kehormatan Veteran Pembela Kemerdekaan RI disingkat gelar Veteran Pembela adalah pengesahan dan pengakuan serta penghargaan dari pemerintah kepada para pelaku peristiwa pembelaan terhadap integritas NKRI yang tercatat dalam sejarah sebagai peristiwa Trikora tanggal 19 Desember 1962 s/d 1 Mei 1963, Dwikora 3 Mei 1964 s/d 4 Agustus 1966 dan Timtim 21 Mei 1975 s/d 17 Juli 1976

3) Gelar Kehormatan Veteran Kemerdekaan Republik Indonesia Anumerta disingkat Veteran Anumerta adalah gelar Veteran bagi pejuang/pembela yang meninggal dunia dalam atau sebagai akibat melaksakan tugas dalam kurun waktu peristiwa keveteranan sebagai mana poin 1 dan 2 diatas.

Page 44: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

(Departemen Pertahanan RI, 2000:7)

b. Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI)

Veteran sebagai suatu kesatuan resmi di Indonesia mempunyai sebuah

Organisasi veteran yaitu Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI). Bagi

setiap veteran wajib menjadi anggota veteran yang dipertegas Undang-undang

No. 7 Tahun 1967 Pasal 15 yang berbunyi Setiap Veteran Republik Indonesia

berhak dan wajib menjadi anggota Legiun Veteran Republik Indonesia yang

merupakan satu- .

1) Sejarah Berdirinya Legiun Veteran Republik Indonesia

Legiun Veteran Republik Indonesia adalah suatu badan yang

mengatur kerja-sama diantara organisasi-organisasi kaum Veteran di dalam

Negeri dan hubungan antara kaum Veteran dengan Instansi-instansi

Pemerintah dan Organnisasi Veteran Internasional. LVRI awal mula

berdirinya melalui kongres tanggal 22 Desember 1956 - 2 Januari 1957 di

Decca Park, Jakarta, dihadiri oleh 2300 Veteran dari seluruh Indonesia,

mewakili lebih dari sejuta Veteran yang aktif bertempur di seluruh wilayah

Indonesia memperjuangkan Kemerdekaan RI antara tahun 1945-1949.

Semua organisasi bekas pejuang bersenjata di seluruh Indonesia yang ikut

kongres, sepakat melebur dari dalam satu organisasi Legiun Veteran

Republik Indonesia (LVRI). Tanggal 2 April 1957 Presiden Sukarno

mengeluarkan Keputusan Presiden RI No. 103 tahun 1957 Tentang "Legiun

Veteran" yang menetapkan : Terhitung mulai 1 Januari 1957 mengesahkan

pembentukan Legiun Veteran Republik Indoesia dan mengakui sebagai

satu-satunya badan yang mewakili kaum Veteran dalam hubungan dengan

instanasi-instansi Pemerintah dan organisasi-organisasi Veteran

Internasional. Selain itu dianugerahkan pula Panji-panji Kehormatan

Veteran RI "Karya Dharma", dan ditetapkan Kode Kohormatan Veteran RI

"Panca Marga".

2) Tingkatan Legiun Veteran Republik Indonesia

Page 45: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Legiun Veteran Republik Indonesia terdapat beberapa kantor

dari tingkat pusat sampai daerah antara lain:

a) LVRI Pusat, yaitu kantor LVRI yang berpusat di Ibukota Negara

(Jakarta)

b) LVRI Markas daerah, yaitu pada satu atau lebih Propinsi / Daerah

Istimewa / Daerah Khusus dibentuk Dewan Pimpinan Daerah LVRI

oleh Musyawarah Daerah LVRI serta membawahkan sedikitnya tiga

Cabang. DPD LVRI bermarkas di Markas Daerah LVRI.

c) LVRI Cabang, yaitu pada satu atau lebih Kabupaten/Kota dibentuk

Dewan Pimpinan Cabang LVRI oleh Musyawarah Cabang LVRI serta

membawahkan sedikitnya tiga Ranting. DPC LVRI bermarkas di

Markas Cabang LVRI.

d) LVRI Ranting, yaitu pada satu atau lebih kecamatan dibentuk Dewan

Pimpinan Ranting LVRI oleh Musyawarah Ranting LVRI serta

mempunyai anggota sedikitnya 45 orang Veteran RI dan setiap 15

orang Veteran RI membentuk satu kelompok Veteran RI. DPR LVRI

bermarkas di Markas Ranting LVRI.

3) Tujuan LVRI

Legiun Veteran Republik Indonesia sebagai satu-satunya

organisasi yang menghimpun massa Veteran mempunyai 3 tujuan yaitu

a) Untuk membina potensi nasional Veteran RI dalam melestarikan

NKRI Berdasar Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

b) Mewujudkan kesejahteraan rakyat dibidang sosial ekonomi,

pendidikan, dan kebudayaan, termasuk kesejahteraan anggota LVRI,

c) Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945, LVRI didirikan juga

untuk ikut berkontribusi dalam penciptaan perdamaian dunia.

Dari ketiga tujuan LVRI tersebut terlihat bahwa LVRI dalam

berdirinya mempunyai tujuan salah satunya untuk mensejahterakan

anggota. Tujuan mensejahterakan anggotanya merupakan salah satu

tujuan utama dari suatu organisasi. Menurut Ig. Wursanto (2003:5)

Page 46: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Menurut jenis organisasi yang didirikan, tujuan utama atau tujuan pokok

dapat dibedakan menjadi beberapa macam, misalnya: tujuan mendapat

keuntungan, tujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi para anggota,

dan tujuan untuk memberikan kesejahteraan masyaraka

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Tujuan untuk mendapat keuntungan merupakan tujuan dari setiap

organisasi yang mengadakan konsentrasi modal dari para pemilik atau

penanam modal. Prinsip dari organisasi ini menghendaki pendapatan

yang maksimal dari modal yang ditanamnya.

b) Tujuan untuk memberikan kesejahteraan anggota merupakan tujuan

organisasi yang bukan semata-mata untuk mencari keuntungan tetapi

untuk mencari konsentrasi orang.

c) Tujuan untuk memberikan kesejahteraan masyarakat merupakan

organisasi atau lembaga yang bergerak dalam pemberian pelayanan

kepentingan umum. Pada umumnya organisasi atau lembaga milik

pemerintah atau milik negara memiliki tujuan utama memberikan

kesejahteraan masyarakat.

c. Sejarah Sistem Pertahanan Rakyat Semesta

Pada tahun 1948 dirumuskan konsep Perang Gerilya Rakyat Semesta

mengawali perumusan sistem pertahanan keamanan Indonesia. Konsep perang

gerilya rakyat semesta memperoleh bentuknya setelah adanya kenyataan

pengalaman pertempuran dengan pihak tentara penjajah yang menduduki

sebagian wilayah Republik Indonesia. Konsep perang ini ialah dengan

memanfaatkan kekuatan potensi yang berada di satu daerah, kita dapat

mengadakan perlawanan yang efektif terhadap pendudukan tentara penjajah

Belanda.

Menurut Lembaga Pertahanan Nasional kyat

Semesta adalah perang yang bersifat semesta, dimana digunakan seluruh

kekuatan nasional secara total dan integral, dengan mengutamakan militansi

sebagai unsur kekuatannya untuk mempertahankan kemerdekaan dan

Page 47: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

kedaulatan Negara Republik Indonesia dan mengamankan jalannya revolusi

dan pertahanan sipil menjadi unsur yang penting dalam kekuatan perang,

disamping angkatan bersenjata. terutama dalam operasi perlawanan wilayah,

perlawanan rakyat (Wanra) dan pertahanan sipil (Hansip) mempunyai peranan

yang penting. Sedangkan menurut A.H Nasution

adalah pembawaan dari sifat perang rakyat semesta, yang membutuhkan

jumlah tentara sedemikian banyak, sehingga tidak dapat dipenuhi lagi dengan

tentara-tentara tetap, tentara-tentara jabatan yang lazim dimasa dahulu,

sehuingga rakyat yang memperjuangkan kemerdekaannya, membela

kepentingan hidupnya terhadap yang menyerangnya.

Pola pelaksanaan konsep perang gerilya rakyat semesta adalah sebagai berikut:

1) Pola penggunaan kekuatan fisik dengan sasaran sasaran yaitu dengan menghambat selama mungkin serangan/serbuan tentara penjajah Belanda, mengancurkan pos-pos yang terpencil, patrol-patroli kecil dan jaringan-jaringan penghubungannya, menggangu dan mengikat pasukan-pasukan Belanda.

2) Pola pemanfaatan kekuatan potensial wilayah dengan tujuan menguasai suatu wilayah dimana pemerintah Republik Indonesia dapat berjalan dengan lancar untuk dijadikan daerah pangkal (basis) bagi pelaksanaan perlawanan-perlawanan rakyat semesta.

3) Dalam usaha merebut kembali daerah yang diduduki Belanda, maka perebutan daerah tersebut didahului oleh serangan-serangan fisik, dilanjutkan dengan penguasaan wilayah oleh kelengkapan pemerintah Republik Indonesia dan unsur-unsur perlawanan rakyat sehingga lambat laun daerah yang dikuasai makin meluas. (Lembaga Pertahanan Nasional,1985:233-234)

d. Sejarah Pertempuran Empat Hari di Kota Solo

Setelah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 ternyata perjuangan

bangsa Indonesia dalam melawan penjajah belum berakhir. Pada tahun 1947

Belanda kembali lagi, sehingga pola pertahanan keamanan rakyat semesta juga

terjadi di Kota Solo. Perjuangan ini terjadi ketika tepatnya bulan Agustus 1949

terjadi

sebenarnya pertempuran itu terjadi mulai tanggal 7 Agustus 1949 sampai

Page 48: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dengan 11 Agustus 1949, atau lima hari perang terhadap Belanda. Solo

merupakan kota yang dinilai strategis oleh Belanda dalam melancarkan

invasinya ke Indonesia, sehingga merupakan kota yang diperkuat tentara

Belanda terbaik. Untuk mengatasi serangan Belanda tersebut, secara gerilya

Para Pejuang, Pelajar dan Mahasiswa berhasil membumi hanguskan dan

menduduki markas Belanda di Solo melalui Serangan Umum Solo. Serangan

ini merupakan serangan yang ketiga kalinya dilakukan oleh para pejuang kita

saat itu. Serangan I dilakukan terhadap Belanda di Kota Solo pada tanggal 8

Pebruari 1949 dan serangan ke II dilakukan pada tanggal 2 Mei 1949.

pukul 22.00 malam, Panglima Besar Jenderal Sudirman memerintahkan penghentian tembak-menembak mulai 11 Agustus 1949 untuk wilayah Jawa dan 15 Agustus 1949 untuk wilayah Sumatera. Untuk itu maka sebelum tanggal tersebut pihak Brigade V/Panembahan Senopati pimpinan Letkol Slamet Riyadi dan Detasemen TP Brigade XVII pimpinan Mayor Achmadi berencana mengunakan kesempatan sebelum gencatan senjata tersebut untuk mendapatkan posisi dan merebut kedudukan musuh dikota Solo agar pihak Belanda tahu bahwa TNI masih ada taring, nyali dan tetap bertekat bukan saja dengan tujuan tersebut diatas, tapi tetap akan mengusir Belanda.

n sejarah Serangan Umum Solo digagas di kawasan

pejuang berkumpul di Desa Wonosido, Kabupaten Sragen dari situlah ide

Setelah ide serangan tersebut disusun dan direncanakan kemudian

Para Pejuang bergabung dengan pasukan yang dipimpin Mayor Achmadi

dalam Detasemen II Brigade 17 Surakarta. Kemudian setelah seluruh pasukan

dan pejuang bergabung pada tanggal 7 Agustus 1949 Serangan Umum segera

dimulai. Hal ini dikarenakan untuk mengunakan kesempatan sebelum gencatan

senjata.

Pada tanggal 7 Agustus 1949 dimulai Serangan Umum pada pukul

06.00 WIB. Pada hari tersebut pasukan TNI telah menyusup dahulu dan mulai

menguasai kampung-kampung dalam Kota Solo. Pada saat terjadinya

pertempuran ini, banyak rakyat yang menjadi korban, dimana pada hari

Page 49: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pertama kampung-kampung di pinggiran kota ditembaki Belanda dengan

kanon dan mortar.

ng membom kampung Manahan dan Laweyan. Pada hari kedua, dengan 4 pesawat membom kampung Kandangsapi dan kampung Serengan dibombardir Belanda secara membabi buta, bahkan rumah-rumah yang

2008:66)

Untuk mengatasi kondisi tersebut para Pejuang tidak kenal lelah dan

mangunakan strategi dengan menyerang di empat penjuru agar pasukan

Belanda kehabisan ruang gerak.

penjajah, serangan dilakukan dari empat penjuru Kota Solo. Rayon I dari Polokarto dipimpin Suhendro, Rayon II dipimpin Sumarto. Sementara itu Rayon III dengan Komandan Prakosa, Rayon IV dikomandani A. Latif, serta Rayon Kota dipimpin Hartono. Menjelang pertengahan pertempuran, Slamet Riyadi dengan pasukan Brigade V/Panembahan senopati turut serta

Pada tanggal 8-10 Agustus 1949 seluruh pasukan dikerahkan untuk

membantu serangan dan diakhir jam 06.00 WIB hal ini sesuai dengan intruksi

Panglima besar Jendral Sudirman. Akhirnya serangan ini membuat pasukan

Belanda kalang kabut dan mengubur ambisi Belanda untuk menguasai kembali

Indonesia

Serangan ini sangat berhasil, hal ini dibuktikan bahwa seluruh daerah

demikian semboyan para pelaku sejarah waktu itu. Meskipun banyak rekan

yang gugur, semangat juangnya tidak pernah luntur untuk mengusir Belanda

dari muka bumi Indonesia, khususnya yang ada di Kota Solo. Setelah berhasil

menguasai suatu wilayah, para pejuang kemudian menancapkan bendera sang

-tiang listrik bahkan di puncak-puncak pohon. Hal ini

dilakukan untuk memperlihatkan kepada rakyat dan khususnya kepada pihak

Belanda bahwa meskipun dengan senjata seadanya rakyat bisa mengalahkan

Belanda schok

membantu para pejuang dengan sukarela membuka dapur umum, pos-pos

Page 50: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

kesehatan dan lain sebagainya, sementara pasukan Belanda kehabisan logistik

dan banyak yang kelaparan yang kemudian membabi buta dengan menyerang

kesana kemari tanpa arah.

Ternyata Belanda malah mengingkari cease fire dengan arogannya

Polisi Militer Belanda (Green Cap) melakukan penggrebegan ke beberapa

kantong-kantong pasukan pejuang dan mengusirnya ke luar kota. Peristiwa

tersebut menewaskan banyak penduduk sipil antara lain: di Sambeng 32 orang,

di Pasar Nongko 67 orang, diserengan 47 orang, di Padmonegaran Gading 21

orang, dan di Pasar Kembang 24 orang. Hal ini tentu saja menimbulkan

kemarahan para pejuang yang lain. Akhir pertempuran ini pada tanggal 11

Agustus 1949 terjadi perundingan yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

Pihak Belanda diwakili oleh Letkol Van Ohl dan pihak Indonesia diwakili oleh

Letkol Slamet Riyadi. Adapun isi berjanjiannya adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengurangi terjadinya perselisihan, pihak Belanda meminta agar TNI ditarik mundur ke tepi batas kota dan rintangan-rintangan jalan disingkirkan.

2) Pihak Belanda berjanji teror Belanda tak akan berulang dan tak akan diadakan pembalasan terhadap rakyat yang membantu TNI. (Djoko Santosa, 2008: 67)

Pada saat itu terjadi perbedaan pendapat antara Brigade V dengan

Den II TP Brigade XVII. Untuk itu Mayor Achmadi selaku Komandansub

11Agustus 1949 yang berbunyi :

1) Tidak bertanggungjawab atas penarikan mundur pasukan pasukan. 2) Bertekad tetap bertanggung jawab menjaga keselamatan dan ketentraman

rakyat 3) Apabila Belanda mengganggunya, maka komandan-komandan sektor

harus bertindak di daerahnya masing-masing. (Djoko Santoso, 2008:66)

Situasi semakin kacau karena terjadinya kesimpangsiuran informasi

dan perintah pada saat itu. Pada situasi yang demikian, Letkol Slamet Riyadi

langsung mengambil sikap dengan mengeluarkan Nota Protes Persetujuan

antara Komandan Brigade V/II TNI dengan Letkol Van Ohl untuk

Page 51: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

mempertanggungjawabkan kebijaksanaannya dengan Nota tertanggal 13

Agustus 1949 yang berisi:

1) Perintah cease-fire dari Panglima Tertinggi/ Presiden RI tertanggal 3 Agustus 1949 berlaku pada tanggal 10Agustus 1949 jam 24.00

2) Bukan kita yang mengajak berunding tetapi Belanda 3) Persetujuan ini hanya bersifat sementara untuk mengurangi korban dan

penderitaan rakyat lebih lanjut. (Djoko Santoso, 2008:66-67)

Setelah perundingan itu pertempuran berakhir, meskipun rakyat

banyak yang meninggal namun pengaruh serangan Umum Solo terhadap

negara Indonesia sangat besar.

Menurut (DETASEMEN II/ BRIGADE 17 TNI), 8 Februari 1949, 2 Mei 1949 dan 7-10 agustus 1949 yang kala itu terbukti berhasil memperkuat posisi tawar politik perjuangan diplomasi delegasi Republik Indonesia di Konferensi Meja Bundar (KMB), den Haag, sehingga berujung dicapainya kedaulatan Republik Indonesia 27 Desember 1949 dapat

Hal ini terjadi karena Belanda sadar bila mereka tidak akan mungkin

menang secara militer, mengingat Solo merupakan kota yang pertahanannya

terkuat pada waktu itu. Meskipun TNI sacara peralatan tertinggal tetapi

didukung oleh rakyat dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang handal seperti

Slamet Riyadi sehingga Belanda dapat diusir dari Bumi Pertiwi.

B. Kerangka Berfikir

Suatu negara sebagai organisasi pasti mempunyai tujuan tertentu, sebab

tujuan ini akan menjadi pedoman berjalannya negara. Secara umum tujuan negara

ialah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya yang terdiri dari: keamanan dan

keselamatan serta kesejahteraan dan kemakmuran. Berdasar tujuan negara dalam

hal kesejahteraan rakyat negara mempunyai tanggung jawab dalam mewujudkan

tujuan tersebut.

Dalam konteks Negara Indonesia, tujuan negara yang tercantum dalam

alenia keempat pembukaan UUD 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

Page 52: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam tujuan

negara yang pertama yaitu memajukan kesejahteraan umum, berarti negara

mengutamakan kesejahteraan bagi rakyatnya dalam hal ini bangsa Indonesia.

Veteran sebagai bagian dari bangsa Indonesia yaitu orang yang berjasa dalam

membebaskan bangsa dari kolonialisme tentu juga mempunyai hak mendapatkan

kesejahteraan dari negara. Kesejahteraan Veteran tersebut dapat melalui

pemerintah daerah dan organisasi/istansi yang terkait, dalam hal ini Pemerintah

Kota Surakarta dan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Surakarta.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa suatu negara dalam

mewujudkan tujuan negara mempunyai kewajiban mensejahterakan rakyatnya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kerangka berfikir sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Negara Indonesia

Tujuan Negara

(UUD 1945)

Mencerdaskan kehidupan bangsa

Ikut melaksanakan ketertiban dunia

Memajukan kesejahteraan umum

Tanggung jawab kepada warganegara

Veteran Pejuang kemerdekaan

Legiun Veteran Republik Indonesia

Pemerintah Kota Surakarta

Page 53: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang dijadikan obyek

untuk memperoleh data yang berguna untuk mendukung tercapainya tujuan

penelitian. Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Surakarta. Tempat ini peneliti

pilih dengan pertimbangan sejarah Kota Surakarta yang dulunya pernah terjadi

Pertempuran Empat Hari di Solo sehingga unsur sejarahnya lebih kental. Selain

itu, jumlah Veteran yang berada di Surakarta masih 300-an orang sedang Veteran

Pejuang sendiri sekitar 100-an lebih dan sekitar 40% merupakan masyarakat

menengah dan miskin. Dengan menggunakan pertimbangan tersebut diatas,

diharapkan peneliti akan memperoleh data yang sesuai dengan tujuan peneliti

yang ingin dicapai.

2. Waktu Penelitian

Setelah peneliti menentukan lokasi penelitian, maka langkah selanjutnya

adalah menentukan jadwal kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian dilakukan

kurang lebih 8 bulan dari bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Agustus 2011.

Secara terperinci jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No

.

Kegiatan 2011

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst

1. Pengajuan Judul X

2. Pengajuan

Proposal

X X

Page 54: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3. Pengurusan Ijin

Penelitian

X

X

4. Pengumpulan

Data

X X

5. Analisis Data X

6. Penyusunan

Laporan

X X

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian merupakan salah satu faktor penting dalam suatu

penelitian, karena bentuk dari penelitian tersebut turun menunjang penelitian yang

sedang dilaksanakan. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan jenis data yang

diperlukan, maka penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif yang

bersifat deskriptif karena memaparkan obyek yang diteliti (orang, lembaga atau

lainnya) berdasarkan fakta.

Menurut Kirk dan Miller dalam Lexy J. Moleong (2010:3),

m

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

Karakteristik dari penelitian kualitatif yaitu:

a. Data penelitian diperoleh secara langsung dari lapangan, dan bukan dari laboratorium atau penelitian yang terkontrol;

b. Pengalian data dilakukan secara alamiah, melakukan kunjungan pada situasi-situasi alami subyek;

c. Untuk memperoleh makna baru dalam bentuk kategori-kategori jawaban, periset wajib mengembangkan situasi dialogis sebagai situasi imiah. (Agus Salim, 2006:4)

Page 55: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam penelitian ini penulis berusaha

menyajikan data deskriftif berupa hasil wawancara dengan Veteran Pejuang

Kemerdekaan Republik Indonesia, Pengurus Organisasi Legiun Veteran Indonesia

(LVRI) di Surakarta, Seksi Kesejahteraan Sosial di Dinas Sosial, Tenaga Kerja ,

dan Transmigrasi Kota Surakarta, kepala Kaminvetcad IV/35 Surakarta, Kepala

bidang Administrasi Kesejahteraan Rakyat Kota Surakarta, serta dokumen yang

berkaitan dengan masalah veteran. Pelaksanaan dari penelitian ini direncanakan

tidak hanya terbatas pada pengumpulan data semata, melainkan juga dilakukan

proses penganalisisan data dan diakhiri dengan penafsiran kesimpulan.

2. Strategi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian sangatlah tergantung pada penelitian yang

dipilih agar masalah yang diteliti mampu diungkapkan dan dapat dipecahkan

dengan akurat.

Dalam penelitian deskriptif menurut H.B Sutopo (2002:10) ada 4 macam

strategi penelitian yang dapat digunakan untuk menyusun penelitian, yaitu:

Dalam penelitian ini penulis memilih bentuk penelitian deskriptif kualitatif

dengan strategi tunggal terpancang. Dengan demikian hanya ada satu (tunggal)

lokasi penelitian yaitu di Surakarta sedangkan yang dimaksud terpancang adalah

dibatasi pada permasalahan yang sudah ditentukan yaitu tanggung jawab negara

dalam peningkatan kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik

Indonesia di Kota Surakarta. Sehingga demikian kegiatan pengumpulan data lebih

terarah (terpancang) pada permasalahan yang sudah ditentukan.

C. Sumber Data

Menurut Lofland yang dikutuip oleh Lexy J. Moleong (2010:157)

-kata

dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-

Berdasar pendapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa dalam

penelitian kualitatif sumber data dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu

Page 56: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

sumber data primer dan sumber data sekunder. Sedangkan pengertian sumber data

primer dan sekunder menurut Sugiono (2010:308-

adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan

sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

Sumber data yang diperoleh dalam

penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa, atau aktivitas, tempat atau

Berdasarkan pendapat diatas, maka yang menjadi sumber data dalam

penelitian ini adalah:

1. Informan

Pengertian informan adalah individu yang memiliki informasi. Informan

diharapkan dapat memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan

dengan permasalahan yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini informan yang diwawancarai adalah :

a. Pengurus Organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia Di Kota Surakarta,

yaitu Letnan Satu (purn) TNI Sjatam Hadisubroto

b. Kepala Urusan Veteran Kaminvetcad IV/35 Kota Surakarta, yaitu Drs. Supardi

c. Kepala Bidang Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah

Surakarta, yaitu Drs. Wahyono M.Pd

d. Staf Seksi Kesejahteraan Sosial di Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan

Transmigrasi Kota Surakarta yaitu Bpk Slamet

e. Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Surakarta (dapat

dilihat dilampiran 1)

2. Tempat dan Peristiwa

Sumber data lain yang tidak dapat dipisahkan dari sumber data di atas

adalah tempat dan peristiwa. Tempat yang dimaksud disini adalah lokasi dimana

penelitian dapat dilakukan, yaitu di tempat tinggal Veteran, Kantor Legiun

Veteran Republik Indonesia dan Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi

Page 57: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Kota Surakarta, Kaminvetcad IV/35 Surakarta, Kantor Administrasi

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Surakarta. Adapun peristiwa

permasalahan yang diteliti yaitu mengenai permasalahan kesejahteraan Veteran

Pejuang di Kota Surakarta.

3. Dokumen

Dokumen merupakan bahan tertulis yang memiliki posisi penting dengan

suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Terutama bila obyek kajian berkaitan

dengan peristiwa masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi masa kini

yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah:

a. Data Veteran yang diperoleh dari arsip Organisasi Legiun Veteran Republik

Indonesia Kota Surakarta,

b. Slip Tunjangan Veteran,

c. Tata cara penyelesaian administrasi dana kehormatan Veteran Republik

Indonesia dapat dilihat di lampiran 2,

d. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1967 Tentang Veteran Republik Indonesia,

e. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.

D. Teknik Sampling

Dalam penelitian kualitatif, sampel ditujukan oleh peneliti sendiri dengan

pertimbangan bahwa sampel ini menguasai masalah yang diteliti, dapat dipercaya

dan data-datanya bersifat obyektif. Sampling pada penelitian kualitatif digunakan

untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Hal

ini sesuai dengan pendapat Lexy J. Moleong (2010:224) yang mengatakan bahwa

sampel memiliki fungsi, antara lain:

Untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber

bangunan. 2. Menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan

teori yang akan muncul .

Dalam penelitian kualitatif Teknik pengambilan sampel ada beberapa cara,

yaitu : Purposive Sampling dan Snowball Sampling

Page 58: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

a) Purposive Sampling Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

b) Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. (Sugiyono, 2010:123)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka teknik pengumpulan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling, dengan

kecenderungan peneliti untuk memilih informan dan masalahnya secara

mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang akurat. Jadi

sampel dalam penelitian ini adalah Veteran Pejuang Kemerdekaan RI, Pengurus

Legiun Veteran Republik Indonesia Kota Surakarta, Kepala Urusan Veteran,

Kepala Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Surakarta, serta Staf

Seksi Kesejahteraan Sosial di Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota

Surakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk

mendapatkan data dalam suatu penelitian. Data sangat diperlukan dalam

penelitian guna mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data yang akan

digunakan dalam penelitian kualitatif serta untuk membuktikan kebenaran suatu

peristiwa. Sehingga untuk mendapatkan data yang akurat, jelas, dan terperinci

serta dapat dipertanggungjawabkan maka teknik pengumpulan data yang

digunakan dalan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Interview atau wawancara

Lexy J. Moleong (20

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

Menurut Sugiyono (2010:319), macam-macam wawancara adalah

sebagai berikut :

Page 59: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

a. Wawancara terstruktur (Structured interview) Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

b. Wawancara semistruktur (Semistrukture Interview) Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

c. Wawancara tak berstruktur (unstructured interview) Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis menggunakan jenis

wawancara semistruktur, dikarenakan dalam melakukan wawancara penulis

membuat kerangka pokok-pokok pertanyaan terlebih dahulu sebagai panduan

wawancara, hal tersebut dilakukan untuk menjaga agar pokok-pokok yang telah

direncanakan dapat tercakup seluruhnya dan hasil wawancara dapat mencapai

sasaran. Pedoman wawancara dapat dilihat di lampiran 3. Selain itu juga untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana sumber wawancara

diminta pendapat dan idenya. Kemudian yang menjadi subyek responden

wawancara ialah:

a. Veteran Pejuang Kemerdekaan RI, b.

b. Pengurus Legiun Veteran Republik Indonesia Kota Surakarta,

c. Kepala Urusan Veteran,

d. Kepala Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Surakarta,

e. Staf Seksi Kesejahteraan Sosial di Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan

Transmigrasi Kota Surakarta. (Petikan hasil wawancara dapat dilihat

dilampiran 4)

2. Observasi

Macam-macam observasi yaitu :

a. Observasi parsipatif

Page 60: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

b. Observasi terus terang atau tersamar

Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus

terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian.

c. Observasi tidak berstruktur

Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara

sistematis tentang apa yang akan diobservasi.

Dalam penelitian ini macam observasi yang digunakan adalah observasi

terus terang, untuk memperoleh data tentang tanggung jawab negara terhadap

kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan di kota Surakarta. Dalam hal ini

peneliti datang ke Kantor Legiun Veteran Republik Indonesia di Surakarta

tepatnya di jalan Ir. Sutami untuk melihat dokumen dan mencatat data yang ada

hubungannya dengan penelitian mengenai peranan organisasi Legiun Veteran

Republik Indonesia di Surakarta terhadap kesejahteraan anggotanya secara nyata

dan mendalam serta mancatat hasil observasi. Selain itu peneliti juga mengambil

foto kegiatan di Legiun Veteran Republik Indonesia di Surakarta. Kemudian

peneliti juga melakukan observasi langsung ke Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan

Transmigrasi Kota Surakarta, Kaminvetcad IV/35 Surakarta, serta Kantor

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Surakarta untuk mengetahui Peranannya

dalam mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan di Kota Surakarta.

Selanjutnya peneliti juga ke rumah Veteran Pejuang Kemerdekaan

Republik Indonesia untuk mengetahui apakah peranan Pemerintah Kota Surakarta

dan Legiun Veteran Republik Indonesia sudah berdampak baik peningkatan

kesejahteraan Veteran Pejuang di Surakarta. Fota kegiatan Veteran Pejuang dapat

dilihat di lampiran 5.

3. Analisis Dokumen

Analisis dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan

oleh penulis untuk mendapatkan data, salah satu metode pengumpulan data yang

dilakukan yaitu dengan melihat dokumen yang telah terkumpul, mempelajari

Page 61: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kemudian menganalisanya. Dokumen sebagai sumber data yang berbentuk tertulis

atau gambar yang bisa merupakan keterangan tentang keadaan masa sekarang

maupun keadaan di masa lampau yang sewaktu-waktu dapat dilihat kembali.

Menurut Sugiyono (2010:329), Dokumen merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu

Dalam hal ini penulis menggunakan dokumen Slip Tunjangan Veteran,

Agenda kegiatan Legiun Veteran Surakarta untuk mengetahui kesejahteraan

veteran dalam hal rohani/spiritualnya.

F. Validitas Data

Validitas data diperlukan untuk menjaga keabsahan dan kesahihan data

yang dikumpulkan. Untuk itu peneliti dapat menentukan cara untuk meningkatkan

atau mengembangkan validitas dari data yang telah diperoleh tersebut. Dalam

penelitian kualitatif untuk menjamin keabsahan data yang diperoleh dapat

dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Trianggulasi

Maksud dari trianggulasi menurut Lexy J. Moleong (2010:330)

sesuatu yang lain dari luar data itu untuk pengecekan atau sebagai bahan

Menurut Patton yang dikutip oleh HB. Sutopo (2002:78) menyatakan

bahwa ada 4 macam teknik trianggulasi, yaitu :

a. Trianggulasi Data (data triangulation), artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.

b. Trianggulasi Metode (investigator trianggulation), jenis trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.

c. Trianggulasi Peneliti (methodological trianggulation), hasil penelitian baik data atau simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti.

d. Trianggulasi Teori (theoretical trianggulation ), trianggulasi ini dilakukan peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Page 62: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Dalam penelitian ini kesahihan data diperoleh dengan menggunakan

Trianggulasi data dan Trianggulasi metode. Dalam trianggulasi data, sumber data

yang digunakan adalah Veteran Pejuang Kemerdekaan RI, Pengurus Legiun

Veteran Republik Indonesia Kota Surakarta, Kepala Urusan Veteran, Kepala

Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Surakarta, serta Staf Seksi

Kesejahteraan Sosial di Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota

Surakarta. Trianggulasi data dapat dilihat di lampiran 6.

Sedangkan trianggulasi metode yang dipergunakan untuk memperoleh

data yang sejenis dilakukan melalui berbagai teknik pengumpulan data dalam

bentuk wawancara, observasi dan analisis dokumen. Trianggulasi metode dapat

dilihat di lampiran 7.

Adapun alasan memilih menggunakan Trianggulasi Data dan

Trianggulasi Metode adalah untuk menutup kemungkinan apabila ada kekurangan

data dari salah satu sumber atau salah satu metode maka dapat dilengkapi dengan

data dari sumber atau metode lain.

2. Ketekunan/Keajegan Pengamatan

Menurut Lexy J. Moleong (2010:329), Ketekunan/keajegan Pengamatan

etasi dengan berbagai cara dalam kaitan

peneliti mengamati dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap

faktor-faktor yang menonjol. Sehingga akan disajikan laporan hasil observasi 1,

2,3 dan 4 (dapat dilihat dilampiran 8).

G. Analisis Data

Analisis data adalah merupakan bagian dalam penelitian kualitatif yaitu

mengumpulkan data perolehan, memgorganisir data, menyusun data, dan merakit

dalam kesatuan yang logis sehingga jelas kaitannya, proses tersebut harus

dilakukan secara sistematis dan komprehensif. Dalam penelitian kualitatif dimana

datanya berupa kata-kata dan tindakan, maka dalam menganalisa data digunakan

Page 63: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

teknik non statistik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model .

utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi

sebagai suatu yang jalin-menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah

pengumpulan da dalam bentuk sejajar, untuk membangun wawasan umum yang

Proses analisis dengan model interaktif dapat digambarkan dan dibentuk

skema sebagai berikut:

Gambar 2. Skema Model Analisis Interaktif (Matthew B. Miles A.

MichaelnHuberman, 1992:20)

Dengan memperhatikan gambar tersebut, maka proses analisa data akan

lebih jelas, karena analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlangsung

terus-menerus. Data yang terkumpul akan dianalisa melalui tiga tahap yaitu

mereduksi data, menyajikan data dan kemudian menarik kesimpulan. Selain itu

dilakukan pada suatu proses siklus antara masing-masing tahap tersebut sehingga

komponen-komponen tersebut merupakan suatu rangkaian yang tidak bisa

dipisahkan. Berdasar eratnya kaitan dari ketiga komponen tersebut maka analisis

data dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif, yang kemudian akan

menghasilkan data yang tersusun secara sistematis.

Display Data Pengumpulan Data

Reduksi Data

Kesimpulan/Verifikasi

Page 64: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan penjelasan secara terperinci mengenai

langkah-langkah penelitian dari awal sampai akhir. Dalam penelitian ini

menggunakan prosedur penelitian dengan tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Pra Penelitian

Dalam Tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi: menyusun rancangan

penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perijinan kepadsa pihak

terkait, memilih dan memanfaatkan informasi yang bertujuan untuk

mendapatkan informasi yang tepat dan dapat dipercaya, menyiapkan

perlengkapan penelitian yang digunakan dalam penelitian.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Dalam Tahap pekerjaan lapangan ini kegiatan yang dilakukan meliputi:

kegiatan pengumpulan data di lokasi penelitian melalui wawancara dan

pencatatan dokumen-dokumen dan observasi lapangan.

3. Tahap Analisis Data

Dalam tahap analisis data ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyeleksi,

mengatur, mengurutkan, mengelompokkan data yang telah diperoleh.

4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

Dalam tahap ini, peneliti mulai menyusun laporan dengan melakukan

pengambilan kesimpulan akhir dari permasalahan yang diteliti, kemudian hasil

dari penelitian ditulis laporan dalam bentuk skripsi.

Page 65: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kota Surakarta

a. Keadaan Geografi

Keadaan geografi dari Kota Surakarta sebagai lokasi penelitian

merupakan salah satu kota besar di wilayah Provinsi Jawa Tengah yang

terletak ditengah antara kota atau kabupaten yang mengelilinginya. Letaknya

antara 110 dan 110 Bujur Timur dan 7 dan

Lintang Selatan sehingga suhu udaranya 26 .

merupakan dataran rendah dengan ketinggian 92 m dari permukaan laut,

dimana berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Kab. Sragen dan Kab. Boyolali

Sebelah Timur : Kab. Karanganyar

Sebelah Selatan : Kab. Sukoharjo dan Kab.Wonogiri

Sebelah Barat : Kab. Sukoharjo

Secara geografis Kota Surakarta luasnya 44,06 dimana secara

administratif terbagi dalam 5 kecamatan antara lain:

1) Kecamatan Laweyan seluas 863,86

2) Kecamatan Serengan seluas 319,40

3) Kecamatan Pasar Kliwon seluas 481,52

4) Kecamatan Jebres seluas 1.258,18

5) Kecamatan Banjarsari seluas 1.481,10

Berdasarkan luas lahan yang ada di Kota Surakarta merupakan lahan

perumahan/pemukiman mencapai 61%, sementara lahan yang digunakan untuk

kegiatan ekonomi atau usaha di sektor non pertanian sekitar 20%.

Page 66: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

b. Keadaan Penduduk

Kota Surakarta secara keseluruhan mempunyai jumlah penduduk yang

dapat dikategorikan semakin berkembang pada setiap tahunnya. Hal ini dapat

dilihat dari statistik daerah Kota Surakarta pada tahun 2010 dengan jumlah

penduduk tercatat sebesar 500.642 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk

mencapai 11.370 jiwa per Perkembangan penduduk tersebut dapat dilihat

dari tiap kecamatan yang ada di Kota Surakarta seperti berikut ini:

Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan.

Kecamatan Luas Wilayah ( )

laki-laki (jiwa)

Perempuan

Jml penduduk

Kepadatan

Laweyan 8,63 41.912 44.403 86.315 10.002

Serengan 3,19 21.246 22.874 44.120 13.831

Pasar kliwon

4,82 36.653 37.492 74.145 15.383

Jebres 12,58 66.848 71.776 138.624 11.019

Banjarsari 14,81 76.704 80.734 157.438 10.630

44,03 243.363 257.279 500.642 11.370

Sumber: BPS Kota Surakarta tahun 2010

Berdasarkan pada tabel 2 diatas, dapat disimpulkan bahwa persentase

jumlah penduduk Kota Surakarta lebih didominasi oleh perempuan dari pada

jumlah penduduk yang laki-laki, dimana jumlah penduduk terbesar terdapat di

Kecamatan Banjarsari. Disamping klasifikasi berdasarkan jumlah penduduk di

Kota Surakarta terdiri dari beraneka ragam corak yang ada, misalnya dari

tingkat pendidikan.

Penduduk di Surakarta terdiri dari berbagai tingkat pendidikan. Berikut

banyaknya penduduk Surakarta menurut tingkat pendidikannya.

Tabel 3. Banyaknya Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kota Surakarta Tahun 2010

Page 67: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

No. Tingkat Pendidikan % Jumlah

1 Tdk/Belum Sekolah 4,66 23.330

2 Tdk SD 5,43 27.185

3 SD 7,41 37.098

4 SLTP 500.642 20,37 101.981

5 SMU 26,39 132.119

6 SMK 11,39 57.023

7 D1/II 1,42 7.109

8 D3/III 4,25 21.277

9 D4-S3 12,93 64.733

Jumlah 100

Sumber: BPS Kota Surakarta 2010

Pada tabel 3 diatas, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Kota

Surakarta paling besar persentasenya berpendidikan SMU, sehingga dapat

dikatakan penduduk Kota Surakarta mempunyai kemampuan yang sudah

cukup untuk dapat mengerti, memahami dan menerapkan makna dari suatu

ilmu yang sudah diterima dalam dunia pendidikan untuk dijadikan pedoman

dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel 4. Banyaknya Keluarga Sejahtera Menurut Tahapan di Kota Surakarta Tahun 2009

Kecamatan Pra KS KS I KS II KS III KS III Plus

Jumlah

Laweyan 2.099 3.491 3.792 7.729 3.796 20.907

Serengan 1.023 2.035 2.671 3.727 1.945 11.401

Pasar Kliwon 1.904 5.014 5.109 3.622 2.339 17.988

Page 68: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Jebres 3.479 6.727 8.019 8.587 3.933 30.745

Banjarsari 3.447 7.626 9.603 11.609 6.162 38.447

Jumlah 11.952 24.893 29.194 35.274 18.175 119.488

% 10% 21% 24% 30% 15%

Sumber: BPS Kota Surakarta 2009

Dari tabel 4 diatas terlihat bahwa penduduk Kota Surakarta paling

banyak masuk dalam kategori Keluarga Sejahtera III dengan 30% kemudian

Keluarga Sejahtera II dengan 24% namun Keluarga Sejahtera I juga masih

21%. Penduduk yang masuk dalam ketegori Pra Sejahtera juga masih 10%

sedangkan penduduk yang masuk dalam ketegori Keluarga Sejahtera Plus

sebanyak 15%. Berdasarkan data diatas penduduk Kota Surakarta yang

sejahtera sudah lumayan banyak tebukti dengan penduduk yang masuk

kategori sejahtera III dan Sejahtera plus lebih banyak daripada yang masuk

kategori Pra sejahtera dan Sejahtera 1.

2. Organisasi/Instansi yang berhubungan dengan Veteran Pejuang

Republik Indonesia di Kota Surakarta

a. Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Surakarta

Legiun Veteran Republik Indonesia Surakarta merupakan markas

cabang LVRI Surakarta beralamatkan di jalan Ir. Sutami No.73A Surakarta

Telp.(0271) 647739. LVRI Surakarta berdiri diatas tanah seluas 100

dengan 2 lantai sedang markas LVRI hanya dalam 1 ruangan seluas 18

karena ruangan yang lain disewakan kepada Lembaga Pendidikan IPMI

Surakarta. Gedung tersebut adalah milik Bpk. Sjatam Hadibroto yang

digunakan sebagai markas cabang LVRI di Surakarta.

Jumlah Veteran Pejuang yang ada di Surakarta pada tiap Kecamatan

adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Jumlah Veteran Pejuang Republik Indonesia di Surakarta Menurut

Kecamatan Tahun 2011

Page 69: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

No. Kecamatan Veteran Pejuang

1 Laweyan 39

2 Serengan 19

3 Pasar Kliwon 22

4 Jebres 8

5 Banjarsari 25

Jumlah 113

Sumber: Data Ranting LVRI

Data pada tabel 8 diatas menunjukkan bahwa pada awal tahun 2011

jumlah Veteran Pejuang di Kota Surakarta masih banyak yaitu 113 Orang.

Daftar nama-nama Veteran tersebut dapat dilihat di lampiran 9.

Sedangkan struktur organisasi LVRI Surakarta adalah sebagai

berikut :

Ketua LVRI

Bendahara Sekretaris

Kabag Organisasi

Anggota Wantimcab

Anggota Wantimcab

Wantimcab Kabag Kesejahteraan Anggota

Ranting Laweyan

Ranting Banjarsari

Page 70: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Bagan 1. Struktur Organisasi LVRI Surakarta

Keterangan:

a) Ketua : Sjatam Hadibroto

b) Sekretaris : LT Juliartantyo

c) Bendahara : R. Endang Y

d) Kabag Organisasi : Soeprapto

e) Kabag Kesanggota : Slamet

f) Wantimcab : Ngadiman

g) Anggota Wantimcab : Marjuni

h) Anggota Wantimcab : Tugiman

i) Ketua Ranting Laweyan : Teguh Wiyono

j) Ketua Ranting Banjarsari : Sjatam Hadibroto

k) Ketua Ranting Pasar Kliwon : Suparjoso

l) Ketua Ranting Jebres :Sakino Atmowiryono

m) Ketua Ranting Serengan : Sarjoko

b. Kantor Administrasi Veteran Cadangan (Kanminvetcad) IV/35 Surakarta

Kantor Administrasi Veteran Cadangan disingkat Kaminvetcad adalah

unsur pelaksana Babinminvetcaddam yang berkedudukan dibawah

Kababinvetcaddam. Kaminvetcad dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala Staf

Tentara Nasional Indonesia Angkata Darat No: Kep/20/II/1986 tentang

Organisasi dan Tugas Kantor Administrasi Veteran RI dan Cadangan TNI.

Berdasar Pasal 2 Keputusan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia

Angkata Darat No: Kep/20/II/1986 Kaminvetcad mempunyai tugas pokok

Ranting Pasar Kliwon Kliwon

Ranting Jebres

Ranting Serengan

Page 71: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

yaitu Menyelenggarakan pengurusan administrasi veteran RI dan cadangan

TNI yang meliputi pencatatan, penerimaan, registrasi dan penyaringan calon

Veteran RI dan Cadangan TNI, di wilayah Korem/Kodim

Sedangkan Fungsi Kaminvetcad berdasar Pasal 3 adalah sebagai

berikut:

1) Pengurusan Veteran RI diwilayahnya, meliputi segala usaha pekerjaan dan

kegiatan yang berkaitan/berkenaan dengan pengurusan administrasi,

pencatatan, pengumpulan dan pengolahan data Veteran RI diwilayahnya.

2) Pengurusan cadangan TNI diwilayahnya, meliputi segala usaha pekerjaan

dan kegiatan yang berkenaan dengan pengurusan administrasi, pencatatan,

pengumpulan dan pengolahan data cadangan TNI diwilayahnya.

3) Registrasi dan penyaringan, meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan

yang berkenaaan dengan penerimaan pendaftaran calon, registrasi,

penyaringan calon Veteran RI dan cadangan TNI di wilayahnya.

Susunan Organisasi Kaminvetcad meliputi:

1) Unsur Pimpinan

Kepala Kaminvetcad, disingkat Kakaminvetcad.

2) Unsur Staf Pelaksana:

a) Kelompok Tata Usaha dan Kelompok Dalam, disingkat Poktuud

b) Urusan Veteran RI, disingkat Urvet

c) Urusan Cadangan TNI, disingkat Urcad

d) Urusan Registrasi dan Penyaringan, disingkat Urregring

c. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota

Surakarta

Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota

Surakarta dibentuk berasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6

Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah

Kota Surakarta.

Sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 9 tahun 2008

tentang Panjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata kerja Sekretariat Daerah

Page 72: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Kota Surakarta, maka tugas pokok dan fungsi Bagian administrasi

Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Surakarta adalah sebagai

berikut:

1) Tugas Pokok

Menyusun perumusan kebijakan pemerintahan daerah,

pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah, pelaksanaan dan

pelayanan administrasi, pembinaan dan fasilitasi, pemantauan, evaluasi dan

pelaporan kebijakan pemerintah daerah di bidang pengendalian administrasi

kesejahteraan, agama, pendidikan dan kebudayaan, dan olahraga.

2) Fungsi

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, bagian administrasi

Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi antara lain:

a) Perumusan kebijakan pemerintahan daerah di bidang Administrasi

Kesejahteraan rakyat;

b) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah di bidang

Administrasi Kesejahteraan Rakyat;

c) Pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang

Administrasi Kesejahteraan Rakyat

d) Pelaksanaan dan pelayanan administrasi dan teknis di bidang Administrasi

Kesejahteraan Rakyat;

e) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaaan kebijakan pemerintah

daerah di bidang Administrasi Kesejateraan Rakyat;

f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Perekonomian,

Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya.

3) Struktur Organisasi

Page 73: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Bagan 2. Struktur Organisasi Bagian Administrasi Kesejahteraan

Rakyat Sekretariat Daerah Kota Surakarta

Keterangan:

a) Kepala bagian administrasi Kesra: Dicky Sigit.H.SH.MM

b) Kepala subbag kesejahteraan : Nurul Umam S. SH

c) Kepala subbagagpendkeb : Drs. Wahyono M.Pd

d) Kepala subbag pemuda dan OR : Drs. Sutarjo MM

e) Staf : (1) Joko W. SH

(2) Latief Nurbana SE

(3) Anita Damayanti SH

(4) Agustin

(5) Umar Rustini

(6) Eni Kuswanti SE MM

(7) Taufik Ariyanto SE

(8) Joko Sutiayanto SE

(9) Tunjung Angentasi

(10) Suharni SE

(11) Sri Maharani

Kepala bagian administrasi Kesra

Kepala sub bagian pemuda dan olah raga

Kepala sub bagian agama, pendidikan

dan kebudayaan

Kepala sub bagian

kesejahteraan

Staf Staf Staf

Page 74: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

d. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta adalah

intansi yang mengurusi masalah sosial, tenga kerja dan trnsmigasi yang dulu

bernama Depnaker. Dalam mengurusi masalah Kesejahteraan Rakyat Dinas

Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi memberikan tugas kepada seksi

kesejahteraan yang salah satu tugasnya yaitu menjadi fasilitator Para Janda

Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta.

Dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan

keluarga Pahlawan Nasional, Perintis Kemerdekaan Janda Perintis

Kemerdekaan dan untuk meningkatkan kesejahteraan Ahli Waris Pahlawan

Nasional dan Perintis Kemerdekaan, Seksi Kesejahteraan mempunyai beberapa

program, antara lain:

1) Bantuan Penghargaan dan Kesehatan kepada Ahli Waris Pahlawan Nasional

2) Bantuan sosial kepada Perintis Kemerdekaan

3) Bantuan Kesehatan kepada Perintis Kemerdekaan dan Janda Perintis

Kemerdekaan

4) Koordinasi penerima bantuan sosial Perintis Kemerdekaan dan Janda

Perintis Kemerdekaan melalui kerjasama

5) Kementerian Sosial dan PT. Pos Indonesia (persero)

6) Ramah Tamah dengan Perintis Kemerdekaan/Janda Perintis Kemerdekaan

dalam rangka HUT RI 17 Agustusgram, antara lain:

7) Ramah tamah dengan Keluarga Pahlawan Nasional dalam rangka

peringgatan Hari Pahlawan 10 November

8) Anjangsana kepada Keluarga Pahlawan dan Perintis Kemerdekaan

9) Bantuan Perumahan/Bantuan Perbaikan Rumah bagi Keluarga Pahlawan

Nasional, Perintis Kemedekaan/Janda Perintis Kemerdekaan.

Page 75: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam Mewujudkan Tanggung

Jawab Negara untuk Mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan

Republik Indonesia di Surakarta

Peranan pemerintah dalam mensejahterakan rakyat diatur dalam UUD

pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama

-undang No. 11 Tahun 2009 Tentang

K

kesejahteraan rakyat merupakan tanggung jawab negara. Kesejahteraan tersebut

meliputi kesejahteraan material, kesejahteraan spiritual dan kesejahteraan dalam

fungsi sosial. Sesuai dengan pengertian kesejahteraan menurut Undang-undang

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat

hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan

Pemerintah Kota Surakarta dalam penyelenggaraan kesejahteraan terutama

kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta,

akan peneliti ulas tentang peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan

kesejahteraan Veteran Pejuang baik kesejahteraan material, spiritual maupun

kesejahteraan dalam fungsi sosial. Kesejahteraan Veteran Pejuang tersebut adalah

sebagai berikut:

a) Kesejahteraan Material

Kesejahteraan material adalah kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan

material seseorang yaitu kebutuhan berupa alat-alat yang dapat diraba, dilihat,

dan mempunyai bentuk. Untuk mengetahui peranan Pemerintah Kota Surakarta

dalam hal mewujudkan kesejahteraan material Veteran Pejuang, maka akan

dibahas bantuan material dari Pemerintah Kota Surakarta kepada Veteran

terlebih dahulu. Pemerintah Kota Surakarta telah memberikan bantuan material

Page 76: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

kepada Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) di Surakarta sebagai satu-

satunya Organisasi yang menaungi Veteran. Bantuan tersebut berupa Dana

Hibah yang diberikan rutin tiap tahunnya. Bantuan dana hibah tersebut berasal

dari APBD Kota Surakarta. Data tentang dana hibah yang telah di berikan

Pemerintah Kota Surakarta kepada beberapa Organisasi/Instansi sebagai

berikut:

Tabel 6. Daftar Bantuan Dana Hibah Pemerintah Kota Surakarta Tahun 2011

berdasarkan APBD Kota Surakarta.

No. Nama Instansi/Organisasi Dana Hibah/Tahun

1 LVRI Rp. 15.000.000

2 PWRI Rp. 15.000.000

3 DHC Angkatan 45 Rp. 32.000.000

4 PEPABRI Rp. 15.000.000

5 Dinsos/Janda Perintis Kemerdekaan Rp. 40.000.000

Sumber: Kantor Administrasi Kesejahteraan Rakyat

Dari data tersebut terlihat bahwa Pemerintah Kota Surakarta telah

memberikan dana hibah sebesar Rp. 15.000.000 dari APBD Kota Surakarta

kepada Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Surakarta pada setiap

tahunnya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan untuk keberlangsungan

LVRI dalam berbagai kegiatannya.

Berikut ini hasil wawancara pemberian bantuan dari Pemerintah Kota

Surakarta kepada LVRI dengan Drs. Wahyono, M.Pd:

Kami memberikan bantuan kepada veteran berupa dana hibah yang berwujud uang sebesar Rp. 15.000.000 untuk setiap tahunnya yang kami berikan dalam 2 termin. Karena disini bila lebih dari 10 juta harus diberikan berkala (Wawancara: Senin, 1 Agustus 2011 Pukul 10.00 WIB)

Page 77: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Berdasarkan hasil wawancara yang telah disampaikan informan diatas

bila dilihat besarnya bantuan itu mempunyai selisih sangat jauh bila

32.000.000 sedangkan Janda Perintis Kemerdekaan mendapat Rp. 40.000.000.

Dalam pengoperasian dana tersebut antara Veteran dan Janda Perintis

Kemerdekaan juga sangat berbeda jauh. Untuk mengetahui lebih rinci peneliti

sajikan dalam tabel berikut:

Tabel 7. Perbedaan Pengoperasian Dana Hibah Antara Veteran Pejuang dan

Janda Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia.

No. Pembeda Veteran Janda Perintis

Kemerdekaan

1 Organisasi yang

menaungi

Legiun Veteran Republik

Indonesia (LVRI) Surakarta

Dinas Sosial

2 Distribusi dana

hibah

Digunakan untuk biaya

operasi LVRI dan diberikan

untuk 5 ranting masing-

masing mendapat Rp.

1250.000 tiap tahun yang

akhirnya digunakan ranting

untuk biaya operasionalnya

Semua dibagi

7orang janda

perintis

Kemerdekaan

Dari tabel diatas terlihat adanya ketimpangan yang jauh antara

Veteran Pejuang Kemerdekaan dan Janda Perintis Kemerdekaan.

Adanya perbedaan yang cukup besar antara Veteran dan Janda Perintis Kemerdekaan karena hal itu tergantung dari instansi yang membawahi yang mengajukan dana tersebut. Kalau para Janda Perintis Kemerdekaan kan dibawah Dinas Sosial jadi mungkin lebih bisa terorganisir dalam pembuatan proposal pengajuan dana.

(Hasil wawancara dengan Bpk. Drs. Wahyono, M.Pd pada tanggal 1 Agustus 2011 Pukul 10.00 WIB)

Page 78: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Berdasarkan penelitian, perbedaan dana hibah yang diterima LVRI

dengan Janda Perintis Kemerdekaan adalah pada instansi/organisasi yang

menaungi dalam pembuatan proposal pengajuan. Proses dalam mendapatkan

dana hibah Rp. 15.000.000 tersebut pada awalnya organisasi LVRI

mengajukan proposal kepada Pemerintah Kota Surakarta melalui Administrasi

Kesejahteraan Rakyat Kota Surakarta. Dalam proposal pengajuan tersebut

dicantumkan pula estimasi dana yang telah dibuat oleh LVRI. Kemudian

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dengan dibantu Kepala sub bagian

kesejahteraan rakyat, Kepala sub Bagian Agama, Pendidikan dan Kebudayaan

serta Kepala Sub Bagian Pemuda dan Olahraga menyeleksi proposal pengajuan

dengan melakukan verifikasi, yang bertujuan untuk mengetahui apakah data-

data yang diajukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta apakah

organisasi tersebut berhak mendapatkan bantuan. Setelah proposal disetujui

dengan jumlah nominal yang telah ditentukan Kepala Bagian Kesejahteraan

rakyat, kemudian dana tersebut dicairkan melalui DPPKA(Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset) Kota Surakarta yang diambil dari pos belanja

tidak langsung yaitu belanja hibah APBD tahun 2011.

Berdasar tata cara mendapatkan bantuan dana hibah tersebut dapat

disimpulkan bahwa besarnya dana hibah sangat tergantung pada organisasi

dalam pembuatan proposal pengajuan. Bila organisasi yang membawahi Janda

Perintis Kemerdekaan langsung dibawah Dinas Sosial sedangkan Veteran

Pejuang berada dibawah Organisasi LVRI berdasar Undang-undang No. 7

Tahun 1967 Tentang Veteran Republik Indonesia Pasal 15 yang berbunyi

Setiap Veteran Republik Indonesia berhak dan wajib menjadi anggota Legiun

Veteran Republik Indonesia yang merupakan satu-satunya organisasi massa

. Sejak diberlakukannya Undang-undang No.7 Tahun 1967 Tantang

Veteran Republik Indonesia maka Veteran otomatis menjadi anggota LVRI.

Sebelum dikeluarkan Undang-undang No.7 Tahun 1967 Veteran dibawah

Dinas Sosial.

Berikut hasil wawancara dengan Ketua LVRI Cabang Surakarta,

Letnan Satu(purn) Sjatam Hadibroto:

Page 79: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

keluar Undang-undang No.7 Tahun 1967 maka Veteran mempunyai organisasi

(Wawancara: Selasa, 10 Mei 2011 Pukul 10.00 WIB)

Dari keterangan Narasumber diatas menyebutkan bahwa sebelum keluar

Undang-undang No. 7 Tahun 1967 Veteran berada dibawah naungan Dinas

Sosial dan setelah keluar Undang-undang No 7 Tahun 1967 mempunyai

organisasi sendiri yaitu LVRI.

Perbedaan organisasi yang membawahi tersebut sangat

mempengaruhi jumlah dana hibah yang diterima veteran. Hal ini disebabkan

karena potensi fisik yang dimiliki kedua organisasi tersebut juga berbeda. Jika

Dinas Sosial mempunyai struktur organisasi dengan personil yang masih muda,

pendidikan pengurus minimal sarjana, mobilitasnya masih bagus sehingga

pemikirannya masih segar untuk dapat mengelola organisasi dengan baik dan

dalam pengajuan dana hibah ke Pemerintah Kota Surakarta sehingga dapat

digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan Janda Perintis Kemerdekaan.

Sedangkan LVRI Kota Surakarta mempunyai struktur organisasi yang sebagian

besar pengurus dari Veteran Pejuang sendiri yang rata-rata umurnya 85 tahun

sehingga kemampuan fisiknya sudah menurun untuk mengembangkan

organisasi dan dalam pembuatan pengajuan dana hibah ke Pemerintah Kota

Surakarta masih kurang.

Meskipun bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta cukup banyak

setiap tahunnya namun masih belum dapat memenuhi untuk memenuhi

kebutuhan LVRI apalagi untuk menunjang Kesejahteraan Veteran.

Berikut hasil wawancara dengan Ketua LVRI Cabang Surakarta,

Letnan Satu(purn) Sjatam Hadibroto:

Kami mendapat dana hibah dari Pemerintah Kota Surakarta Rp. 15.000.000 untuk setiap tahunnya diangsur 2 kali. Dana tersebut kami berikan kepada 5 ranting masing-masing ranting mendapat dana Rp. 1.500.000 juga kami angsur 2 kali, sehingga masih tersisa Rp. 7.500.000 kami gunakan untuk biaya operasional termasuk biaya transportasi bila ada undangan rapat dibeberapa tempat juga untuk mengaji pegawai yang bila dihitung masih kurang. Kalau kami menarik iuran dari anggota juga tidak mungkin. Untuk keperluan rapat saja kami dengan biaya sendiri.

Page 80: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

(Wawancara: Kamis, 30 Juni 2011 Pukul 08.40 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas terlihat bahwa untuk memenuhi

kebutuhan organisasi LVRI pengurus sangat bergantung kepada pemerintah

Kota Surakarta, karena adanya ketidakmungkinan untuk menarik iuran dari

anggota yang masih banyak yang hidup dalam kekurangan. Sedangkan bantuan

Hibah yang sampai ke Ranting dalam tiap Kecamatan digunakan untuk

pembiayaan sarana dan prasarana markas ranting. Sedang untuk kegiatannya

seperti pertemuan rutin Veteran iuran lagi, seperti yang dikemukakan dalam

hasil wawancara dengan Bpk. Sugiarso salah satu pengurus Ranting Pasar

Kliwon:

Bantuan dari Markas Cabang sebesar Rp. 1.500.000 tersebut kami gunakan untuk pembiayaan sarana dan prasarana di ranting sini sedang untuk kegiatan yang kami adakan rutin tiap bulan sekali kami terpaksa menarik iuran dari anggota veteran (Wawancara: Sabtu, 9 Juli 2011 Pukul 10.30 WIB)

Dari hasil petikan wawancara dengan pengurus ranting di kecamatan

diatas terlihat bahwa bantuan Dana Hibah hanya bisa dipergunakan untuk

merawat sarana dan prasarana di ranting. Sedangkan untuk sampai pada

Veteran agar digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan belum dapat

tercapai.

Sebenarnya Pemerintah Kota Surakarta sudah mengetahui bahwa dana

hibah yang diperuntukkan LVRI hanya sampai pada operasional saja. Hal ini

terungkap dari wawancara dengan Drs. Wahyono M.Pd:

Setiap tahunya dari setiap organisasi yang mendapat bantuan dana hibah juga memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Pemerintah Kota Surakarta, termasuk LVRI. Hal ini dimaksudkan agar Permerintah Kota Surakarta mengetahui apakah dana tersebut sudah digunakan sebagai mana mestinya atau belum. Sejauh ini kami juga mengetahui bahwa dana hibah yang kami berikan kepada LVRI hanya sampai pada biaya operasionalnya saja dan belum sampai pada anggota, namun kami hanya memberikan motivasi melalui dana hibah agar organisasi tersebut tetap berjalan dan terserah organisasi yang mengelola. (Wawancara: Kamis, 8 September 2011 Pukul 09.00 WIB)

Page 81: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Berdasarkan hasil wawancara tersebut memperlihatkan bahwa

Pemerintah Kota Surakarta sebenarnya sudah mengetahui bahwa dana hibah

yang diberikan kepada LVRI hanya dapat digunakan untuk operasional

organisasi saja, namun Pemerintah Kota Surakarta melalui Administrasi

Kesejahteraan Rakyat belum melakukan suatu tindakan agar bantuan tersebut

dapat dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan Veteran Pejuang.

Selain dana hibah tersebut Pemerintah Kota Surakarta belum

memberikan bantuan yang lain kepada Veteran pada umumnya dan Veteran

Pejuang Kemerdekaan pada khususnya.

Hal ini terungkap dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bpk.

Drs. Wahyono, M.Pd dalam wawancara sebagai berikut:

Menurut data laporan setahu saya selain Dana Hibah selama ini belum ada

bantuan yang lain. Karena melalui dana hibah tersebut sudah cukup untuk

m (Wawancara: Senin, 1 Agustus 2011

Pukul 10.00 WIB)

Pernyataan narasumber diatas sejalan dengan pernyataan salah satu

Veteran Pejuang kemerdekaan Bpk Tumin Atmowinoto dalam wawancara

sebagai berikut:

Saya hanya mendapat tunjangan tiap bulan itu saja, bahkan dana kehormatan saya juga belum turun. Kalau untuk pengurusan perpanjangan saya membayar uang Rp. 60.000 untuk perpanjangan Rp 30.000 dan yang Rp 30.000 sisanya untuk biaya pertemuan rutin tiap 1 bulan. (Wawancara: Sabtu16 Juli 2011 Pukul 19.00 WIB)

Dari hasil penelitian dengan Veteran Pejuang diatas terlihat bahwa

bantuan dari pemerintah belum bisa sampai kepada Veteran untuk

meningkatkan kesejahteraan materialnya. Padahal bila dibandingkan dengan

Para Janda Perintis Kemerdekaan yang di naungi Dinas Sosial, mereka tiap

tahun mendapatkan bantuan Dana Hibah sebesar Rp. 5.000.000. Selain itu

Janda Veteran juga mendapat bantuan dari Pemerintah Provinsi seperti yang

dikemukakan salah satu Janda Perintis Kemerdekaan Ibu Sumirah dalam

wawancara sebagai berikut:

Page 82: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Saya pernah mendapat Rp. 2.500.000 pada waktu saya diajak ke Semarang

bertemu pak Gubernur dan diberi baju. Tanggal 18 Agustus kemarin saya juga

mendapat Rp. 5.000.000 . (Wawancara: Jumat, 8 Juli 2011 Pukul 09.00 WIB)

Selain bantuan dana hibah tersebut Para Janda Perintis juga dijanjikan

bantuan rumah bagi yang belum mempunyai rumah. Meski bantuan tersebut

belum terealisasi namun dari Dinas Sosial tetap akan mengusahakan seperti

pernyataan Bpk. Slamet Staf Dinas Sosial yang mengurusi Janda Perintis

Kemerdekaan dalam wawancara sebagai berikut:

Karena pemerintah mempunyai program baru kepada janda perintis Kemerdekaan yang belum mempunyai rumah yaitu dengan memberikan rumah yang layak, maka Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengusahakan agar rencana tersebut segera terealisasi yaitu dengan membuat proposal kepada pemerintah. Namun sampai sekarang program tersebut belum juga terlaksana, kami dari dinas tetap akan mengusahakan agar Janda Perintis Kemerdekaan tersebut segera mendapat rumah dan dapat hidup dengan layak.

(Wawancara: Rabu, 6 Juli 2011 Pukul 10.00 WIB)

Dari pernyataan narasumber diatas terlihat bahwa Janda Perintis

Kemerdekaan lebih diperhatikan Pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas

Sosial yang lebih terorganisir melaui beberapa program yang dimiliki Dinas

Sosial kepada Janda Perintis Kemerdekaan.

Dari beberapa uraian dan hasil wawancara diatas diperoleh hasil

tentang pemenuhan kebutuhan material dari Pemerintah Kota Surakarta kepada

Veteran Pejuang yaitu meski sudah ada bantuan berupa dana hibah tetapi masih

ada ketimpangan yang terlihat jelas antara Veteran dan Janda Perintis

Kemerdekaan di Kota Surakarta yang disebabkan karena lembaga yang

mengurusi berbeda. Perbedaan kepengurusan tersebut mengakibatkan dana

hibah yang diberikan kepada LVRI lebih sedikit dikarenakan pengurus LVRI

dalam pengajuan dana belum dapat memperhitungkan alokasi dana sehingga

kesejahteraan Veteran Pejuang belum dapat diwujudkan melalui bantuan

tersebut. Dan membuktikan bahwa Pemerintah Kota masih kurang

memperhatikan kesejahteraan material Para Veteran Pejuang Kemerdekaan

Page 83: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

karena sudah mengetahui bahwa masih belum dapat sampai ke tiap individu

Veteran Pejuang tetapi tidak ada tindakan nyata yang dilakukan Pemerintah

Kota Surakarta.

b. Kesejahteraan Spiritual

Seperti yang telah dikemukakan bahwa kesejahteraan selain dari segi

material juga kesejahteraan spiritual. Kesejahteraan spiritual adalah kondisi

dimana terpenuhinya kebutuhan material seseorang yaitu kebutuhan akan

benda yang tidak berwujud. Kebutuhan ini tidak dapat dilihat tetapi dapat

dirasakan dalam hati. Namun dalam hal kesejahteraan spiritual belum pernah

ada langkah nyata dari Pemerintah Kota Surakarta. Pemerintah Kota Surakarta

dalam hal spiritual memberikan kegiatan hanya secara global tidak

dikhususkan kepada Veteran atau pada kelompok yang lain. Misalnya pada

bulan Ramadhan diadakan Taraweh keliling dan pembagian zakat fitrah dari

Pemerintah Kota Surakarta. Seperti pernyataan dari Bpk Drs. Wahyono, M.Pd

Kepala Subbag Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kota

Surakarta dalam wawancara sebagai berikut:

Pemerintah Kota Surakarta dalam hal mensejahterakan Veteran Pejuang dari segi spiritualnya tidak dikhususkan kepada Veteran atau kepada kelompok lain, kami mengadakan kegiatan hanya secara global. Kegiatan tersebut seperti Taraweh keliling ke Masjid yang ditunjuk yang dihadiri oleh Walikota Surakarta atau diwakili Pejabat Pemerintah Kota Surakarta yang lain. Juga pada hari menjelang Lebaran juga memberikan zakat fitrah kepada masyarakat Kota Surakarta.

(Wawancara: Kamis, 8 Sptember 2011 Pukul 09.00 WIB)

Dari pernyataan narasumber diatas terungkap bahwa Pemerintah Kota

Surakarta belum mempunyai kegiatan kerohanian yang ditujukan kepada

Veteran Pejuang. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan dari 7 orang Veteran

Pejuang yang semuanya menjawab bahwa belum ada kegiatan yang

diselenggarakan Pemerintah Kota Surakarta yang bekaitan dengan Kerohanian

Page 84: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

atau Spiritual. Salah satu pernyataan Veteran Pejuang tersebut terungkap dari

wawancara dengan Bpk. Slamet sebagai berikut:

(Wawancara: Senin, 25 Juli 2011 Pukul 11.00 WIB)

Selain kegiatan tersebut dari Pemerintah Kota Surakarta tidak

mempunyai lagi kegiatan yang berkaitan dengan spiritual hal ini dikarenakan

memang Pemerintah Kota Surakarta belum mempunyai program lain yang

dapat menunjang kegiatan warganya. Sehingga Dari hasil wawancara dengan

Kepala Subbag Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kota

Surakarta dan Veteran Pejuang tersebut membuktikan bahwa pemenuhan

kebutuhan spiritual dari Pemerintah Kota Surakarta kepada Veteran Pejuang

Surakarta belum terwujud, karena untuk pemenuhan kebutuhan spiritual

diserahkan sepenuhnya kepada tiap individu sedang Pemerintah Kota Surakarta

melalui Administrasi Kesejahteraan Rakyat hanya mempunyai agenda yang

bersifat rutinitas dan baru menyentuh masyarakat mayoritas saja.

c. Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan sosial.

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan barang dan jasa yang digunakan

untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat. Dalam

mewujudkan kesejahteraan Veteran Pejuang dalam hal sosialnya Pemerintah

Kota Surakarta mengadakan kegiatan seperti Upacara Peringatan Pertempuran

4 Hari di Solo yang melibatkan Para Pelaku Sejarah termasuk Para Veteran

Pejuang namun terbatas hanya pengurus saja. Foto Kegiatan Upacara tersebut

dapat dilihat di lampiran 3.

Selain kegiatan tersebut Pemerintah Kota juga mengundang Veteran

dalam Ulang tahun Pemerintah Kota. Seperti pernyataan dari Bpk. Sjatam

Hadibroto Ketua LVRI dalam wawancara sebagai berikut:

Kegiatan yang kami lakukan rutin hanya pada saat ulang tahun Pemerintah Kota Surakarta itupun kalau mendapat undangan dan

Page 85: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

hanya untuk pengurus saja, kemudian Upacara pada saat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI di Stadion Maladi Sriwedari untuk Veteran yang masih mampu mengikuti.

(Wawancara: Kamis, 30 Juni 2011 Pukul 08.40 WIB)

Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa Pemerintah Kota Surakarta

sudah memperhatikan Veteran dengan melibatkan dalam kegiatan yang

diadakan Pemerintah Kota Surakarta, namun kegiatan tersebut kebanyakan

hanya melibatkan Pengurus LVRI saja.

Sedangkan untuk Para Janda Perintis Kemerdekaan, Pemerintah Kota

mempunyai agenda rutin untuk mengadakan anjangsana dirumah salah satu

Janda Perintis Kemerdekaan.

Hal ini terungkap dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bpk.

Slamet dari Dinas Sosial dalam wawancara sebagai berikut:

Kegiatan Janda Perintis Kemerdekaan tersebut berupa anjangsana yang dilakukan seetiap tahunnya. Anjangsana adalah kegiatan yang diselenggarakan pemerintah kota untuk tetap menjalin silaturahmi dengan Veteran Perintis kemerdekaan meski para Perintis Kemerdekaan sudah tiada namun kegiatan tersebut tetap dilakukan bersama Janda Veteran Perintis Kemerdekaan yang masih hidup. Anjangsana dilakukan dengan mengadakan pertemuan antar Janda Veteran Perintis Kemerdekaan dengan Pemerintah Kota Surakarta yang setiap tahunnya bergilir dari rumah Janda Veteran Perintis Kemerdekaan yang satu kerumah yang lain. Untuk biaya penyelenggaraanya ditanggung oleh Pemerintah Kota Surakarta, dan bila acara telah usai masing-masing Janda Veteran Perintis Kemerdekaan diberikan taliasih biasanya berupa parcel buah atau yang lainnya.

( Wawancara: Rabu, 6 Juli 2011 Pukul 10.00 WIB)

Dari keterangan narasumber diatas memperlihatkan bahwa peran

organisasi sangat penting sekali dalam menyelenggarakan kegiatan yang

berkaitan dengan kesejahteraan anggotanya. Terbukti dari Dinas Sosial

mengadakan kegiatan anjangsana dengan Pemerintah Kota Surakarta, kegiatan

anjangsana tersebut dapat terlaksana karena dari Dinas Sosial mempunyai

Page 86: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

agenda rutin yang melibatkan Pemerintah Kota Surakarta yang dalam hal ini

Dinas Sosial mengajukan rencana kegiatan kemudian dari Pemerintah Kota

Surakarta menyetujui kegiatan tersebut. Dari uraian tersebut memperlihatkan

bahwa Pemerintah Kota Surakarta hanya menunggu organisasi mengajukan

rencana kegiatan tidak mempunyai inisiatif kegiatan sendiri.

Menurut Drs. Wahyono M.Pd perbedaan kegiatan tersebut

dikarenakan Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini hanya bersifat pasif saja

tergantung masing-masing organisasi yang menyelenggarakan kegiatan. Hal ini

terungkap dari wawancara sebagai berikut:

Setiap kegiatan yang diselenggarakan diluar program kami Pemerintah Kota Surakarta hanya mengikuti saja. Jadi untuk kegiatan yang bersifat momentum seperti kegiatan seperti pada peringatan pertempuran empat hari di Solo kemarin dari Pemerintah Kota Surakarta memfasilitasi kegiatan tersebut yang juga melibatkan Veteran. (Wawancara: Kamis, 8 September 2011 Pukul 09.00 WIB)

Dari pernyataan narasumber diatas memperlihatkan bahwa Pemerintah

Kota Surakarta belum dapat menyelenggarakan program kegiatan sendiri dan

hanya menunggu bila ada organisasi yang mengajukan kegiatan. Padahal, bila

dilihat tidak semua organisasi mempunyai kapasitas untuk menyelenggarakan

kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan seperti organisasi LVRI.

Berdasarkan hasil-hasil temuan dan berdasarkan indikator yang

digunakan untuk mengukur bagaimana peranan Pemerintah Kota Surakarta

dalam mewujudkan tanggung jawab negara untuk mensejahterakan Veteran

Pejuang Kemerdekaan Indonesia di Surakarta diatas, maka peneliti

menyimpulkan bahwa Pemerintah Kota Surakarta dalam mensejahterakan

Veteran Pejuang di Kota Surakarta memiliki peranan yang kurang maksimal.

Kurang maksimalnya peranan pemerintah tersebut dapat ditunjukkan dari hal

berikut ini:

1) Kesejahteraan Material: Pemerintah Kota Surakarta masih kurang

memperhatikan kesejahteraan material Veteran Pejuang, karena satu-

satunya bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta kepada Veteran yang

Page 87: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

berupa dana hibah hanya cukup sampai pada LVRI saja dan belum

menyentuh kesejahteraan Veteran Pejuang pribadi. Dalam hal ini

Pemerintah Kota Surakarta sebenarnya mengetahui bahwa bantuan tersebt

belum sampai ke tiap individu Veteran Pejuang tetapi tidak ada tindakan

nyata yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta.

2) Kesejahteraan Spiritual: Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam

mewujudkan kesejahteraan spiritual Veteran Pejuang belum pernah ada.

Kegiatan yang diselenggarakan hanya secara global kepada Warga Kota

Surakarta saja.

3) Kesejahteraan Sosial: Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam

mewujudkan kesejahteraan sosial Veteran Pejuang, hanya sebatas

menunggu bila ada kegiatan yang diselenggarakan Veteran yang

memerlukan keterlibatan Pemerintah Kota Surakarta saja.

2. Tingkat efektivitas Organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia

(LVRI) Kota Surakarta dalam mengupayakan kesejahteraan

anggotanya

Pada prinsipnya Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) adalah

Organisasi satu-satunya menghimpun para Veteran, baik Veteran Pejuang,

Veteran Pembela, maupun Para Janda Veteran. LVRI berdiri berdasarkan

Undang-undang No. 7 Tahun 1967 Tentang Veteran Republik Indonesia Pasal 15

anggota Legiun Veteran Republik Indonesia yang merupakan satu-satunya

Legiun Veteran Republik Indonesia sebagai satu-

satunya organisasi yang menghimpun massa Veteran mempunyai 3 tujuan yaitu:

d) Untuk membina potensi nasional Veteran RI dalam melestarikan NKRI

Berdasar Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

e) Mewujudkan kesejahteraan rakyat dibidang sosial ekonomi, pendidikan, dan

kebudayaan, termasuk kesejahteraan anggota LVRI,

f) Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945, LVRI didirikan juga untuk

ikut berkontribusi dalam penciptaan perdamaian dunia

Page 88: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berdasarkan hal tersebut maka perlunya dikaji mengenai efektivitas

LVRI Kota Surakarta dalam mengupayakan kesejahteraan anggotanya sesuai

dengan tujuan yang kedua yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan Veteran.

organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumberdaya dalam usaha

efektivitas dapat menggunakan pendekatan menurut tujuan, yang dikemukakan

James L. Gibson dkk (1985:28) yang menya

tujuan: Pendekatan ini menekankan pentingnya pencapaian tujuan sebagai kriteria

melihat bagaimana organisasi tersebut memberdayakan sumberdaya yang ada

sehingga tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai. Selain menggunakan

pendekatan menurut tujuan untuk mengukur efektivitas suatu organisasi dapat

pula menggunakan pendekatan teori sistem. Pendekatan teori sistem menurut

James L. Gibson dkk (1

paling sederhana, organisasi mengambil sumber daya masukan dari sistem yang

lebih luas (lingkungan), sumber daya ini di prosess, dan keluar dalam bentuk yang

diubah(keluaran). Senada dengan pernyataan tersebut menurut E. Mulyasa

siklus input-proses-output, tidak hanya output atau hasil, serta harus

mencerminkan hubungan timbal balik antara manajemen berbasis sekolah dan

lingkungan se

efektivitas Legiun Veteran Republik Indonesia Kota Surakarta terhadap

peningkatan kesejahteraan Veteran Pejuang di Kota Surakarta, peneliti

mempertimbangkan antara input yang didapatkan LVRI, proses yang berlangsung

di LVRI serta output atau dampak dari input dan proses tersebut yang disesuaikan

dengan tujuan LVRI yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya..

Sehingga untuk mengukur efektivitas LVRI Kota Surakarta terhadap

kesejahteraan Veteran Pejuang melalui tahapan berikut ini:

Page 89: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

a. Input/Masukan

Membicarakan input/masukan dalam hal meningkatkan kesejahteraan

Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia melalui Legiun Veteran

Republik Indonesia (LVRI) tidak luput dari peranan Pemerintah Kota

Surakarta dalam membantu keberlangsungan hidup LVRI Kota Surakarta yang

salah satunya melalui dana hibah yang telah diberikan serta kegiatan yang

diadakan Pemerintah Kota Surakarta yang melibatkan LVRI dan Veteran.

Selain bantuan dari pemerintah, input yang dimaksud adalah fasilitas dan

perlengkapan yang dimiliki LVRI.

Kantor Cabang LVRI Kota Surakarta berada diatas tanah milik pribadi

yang hanya berada dalam 1 ruangan luasnya 18 sedangkan inventaris yang

ada di LVRI Cabang adalah sebagai berikut:

1) 4 meja kerja pengurus

2) 4 kursi kerja pengurus

3) Meja dan kursi sudut untuk menerima tamu

4) 1 buah almari untuk menyimpan arsip

5) White board sebagai papan informasi jumlah Veteran Pejuang, Veteran

Pembela dan Janda Veteran yang ada di Kota Solo

6) Kertas Struktur Organisasi LVRI

7) Foto Kegiatan LVRI

Dengan melihat beberapa inventaris yang dimiliki LVRI Kota

Surakarta diatas terlihat bahwa fasilitas dan perlengkapan yang ada masih

kurang memadai untuk mendukung terselenggaranya beberapa kegiatan.

Misalnya, aula sebagai tempat pertemuan yang bisa dijadikan tempat untuk

menampung bila ada kegiatan LVRI belum ada. Sedangkan kantor LVRI yang

ada di ranting juga atas swadaya pengurus sendiri, ada yang berada disalah satu

ruangan rumah pengurus namun ada juga yang mempunyai kantor yang justru

memadai jika dibanding dengan Kantor Cabang.

Bantuan dari Pemerintah Kota Surakarta dan kondisi fasilitas serta

perlengkapan yang dimiliki LVRI diharapkan dapat menunjang kegiatan yang

bisa meningkatkan kesejahteraan Veteran Pejuang namun melihat kondisi yang

Page 90: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

ada masih kurang memadai, sehingga kegiatan yang akan diselenggarakan

dapat terhambat dengan kondisi tersebut.

b. Proses

Setelah ada input yang dimiliki LVRI maka selanjutnya dapat dibahas

tentang bagaimana prosesnya untuk mewujudkan kesejahteraan Veteran

Pejuang di Kota Surakarta. Jumlah Veteran Pejuang di Surakarta sebanyak 113

orang, belum termasukVeteran Pembela dan Janda Veteran. Untuk mengurusi

Veteran Pejuang yang masih cukup banyak tersebut, dalam kepengurusannya

LVRI mempunyai satu seksi yang mengurusi kesejahteraan anggota yaitu

Kabag Kesejahteraan Anggota.

Berikut hasil wawancara dengan Ketua LVRI Cabang Surakarta,

Letnan Satu (purn) Sjatam Hadibroto:

Sebenarnya ada sie yang mengurusi kesejahteraan anggota namanya Kabag Kesejahteraan Anggota tetapi sekarang ini tidak dapat berjalan dengan maksimal karena tidak ada dana yang mencukupi untuk menunjang kegiatan keanggotaan. Disamping itu terbentur juga dengan usia anggota Veteran Pejuang sendiri yang sudah tidak memungkinkan untuk diadakan kegiatan yang menunjang

(Wawancara: Kamis, 30 Juni 2011 Pukul 08.40 WIB)

Dari hasil wawancara diatas sebenarnya LVRI sudah mempunyai

suatu seksi yang mengurusi masalah kesejahteraan anggota. Namun pada

kenyataannya tugas dari Seksi Kesejahteraan itu hanya sebagai pengantar bila

ada undangan dari Kantor Cabang Surakarta ke tiap Kantor Ranting di

Kecamatan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Kabag Kesejahteraan LVRI Kota

Surakarta Bpk. Slamet dalam wawancara sebagai berikut:

yang ditujukan kepada tiap- (Wawancara: Senin, 25 Juli 2011

Pukul 11.00 WIB)

Dari pernyataan Kabag Kesejahteraan Anggota di atas terlihat bahwa

dalam pelaksanaan tugas meningkatkan kesejahteraan Anggota Veteran masih

Page 91: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

belum berjalan maksimal. Selain itu dalam kepengurusan LVRI masih

didominasi oleh Veteran Pejuang Kemerdekaan sendiri sehingga dengan usia

yang rata-rata 85 tahun untuk melaksanakan tugas tersebut tidak

memungkinkan lagi. Dalam kepengurusan LVRI hanya terdapat 1 orang

pengurus yang bukan dari Veteran tetapi dari Pemuda Panca Marga (PPM)

yaitu perkumpulan anak Veteran yang tergabung dalam sebuah organisasi yang

dinamakan Pemuda Panca Marga disingkat PPM. Satu orang pengurus tersebut

diperbantukan dengan diberi gaji perbulannya Rp. 350.000 yang tugasnya

sebagai Bendahara di LVRI. Sehingga untuk mengadakan kegiatan yang

menunjang untuk kesejahteraan Veteran belum dapat tercapai dengan

maksimal.

Karena keterbatasan dana yang kami miliki kami menyerahkan setiap kegiatan kepada pengurus ranting pada masing-masing kecamatan karena diranting lebih dekat aksesnya dengan tempat tinggal Veteran. Dari masing-masing ranting mengadakan arisan rutin yang biasanya diadakan setiap bulan sekali yaitu pada minggu kedua ada yang tiap tanggal 10 ada juga yang tiap tanggal 11 namun ada juga yang tidak mengadakan kegiatan satupun disamping kurangnya dana untuk melakukan kegiatan tersebut juga kurangnya sumberdaya manusia karena baik pengurus maupun anggota sudah tidak sanggup lagi untuk mengurusi hal tersebut. Jadi kami sebenarnya memerlukan sukarelawan yang mau membantu memajukan kesejahteraan anggota. Sebenarnya kami juga mendapat bantuan tenaga dari Pemuda Panca Marga yaitu anak-anak dari Veteran yang masih hidup maupun yang sudah meninggal yang tergabung dalam Pemuda Panca Marga (PPM) namun saya rasa masih kurang (Hasil wawancara dengan Ketua LVRI Cabang Surakarta, Letnan Satu(purn) Sjatam Hadibroto pada tanggal 30 Juni 2011 Pukul 08.40 WIB).

Berdasarkan hasil penelitian diatas terlihat bahwa selain faktor

kurangnya pendanaan juga masih kurangnya sumber daya manusia yang

membantu Para Veteran Pejuang. Sehingga kegiatan LVRI rutin hanya

Upacara dan Tabur bunga pada saat Ulang Tahun LVRI, Hari Kemerdekaan

Republik Indonesia, Peringgatan Empat Hari di Solo serta pada saat Ulang

tahun Pemerintah Kota Surakarta. Dari semua kegiatan diatas tidak semua

Page 92: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

mengikut sertakan anggota, seperti pada saat ulang tahun Pemerintah Kota

Surakarta dan Peringatan Pertempuran Empat Hari di Solo hanya pengurus

LVRI saja yang ikut.

Setiap tahunnya Veteran Pejuang harus melakukan perpanjangan

tunjangan Veteran (tuvet) hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

Veteran yang bersangkutan masih hidup. Sehingga bila Veteran tidak

melakukan perpanjangan maka tunjangan Veteran dapat dihentikan karena

dianggap Veteran yang bersangkutan telah meninggal dunia. Dalam

pengurusan perpanjangan tunjangan Veteran melibatkan ranting, cabang dan

Kaminvetcad. Hal ini seperti yang dikemukakan Kepala Urusan Veteran Drs.

Supardi dalam wawancara sebagai berikut:

rpanjangan dimaksudkan untuk mengetahui apakah veteran tersebut masih

(Wawancara: Rabu, 03 Agustus Pukul 10.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara di atas di ketemukan bahwa tujuan

diadakannya perpanjangan oleh Veteran setiap bulannya adalah agar

mengetahui apakah Veteran yang bersangkutan tersebut masih hidup.

Sedangkan untuk cara perpanjangan lebih lanjut Drs. Supardi

mengemukakan dalam wawancara sebagai berikut:

-mula berkas dikumpulkan melalui Ranting ke

Markas Cabang dari Markas Cabang lalu dikirimkan ke Kantor Administrasi

Veteran IV/35 Surakarta diteruskan ke Babinminvetcaddam IV diponegoro dan

(Wawancara: Rabu, 03 Agustus Pukul 10.00 WIB)

Selain membantu dalam mengurus perpanjangan tunjangan Veteran,

LVRI melalui ranting juga membantu dalam pencairan Dana Kehormatan.

Dana Kehormatan adalah bantuan dari Presiden Republik Indonesia untuk

menghormati jasa Para Veteran baik Veteran Pejuang, Veteran Pembela,

Veteran Non Tunjangan maupun Veteran Anumerta melalui ahli warisnya.

Besarnya Dana Kehormatan antara beberapa Veteran diatas berbeda-beda,

Veteran Pejuang mendapatkan Dana Kehormatan Rp. 250.000 setiap bulannya.

Page 93: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Daftar dana kehormatan yang sudah turun maupun yang belum bagi penerima

tunjangan Veteran maupun non tunjangan Veteran dapat dilihat di lampiran 10.

c. Output

Setelah Peneliti bahas mengenai bagaimana input yang didapat oleh

LVRI Surakarta dan proses dalam penanganan Veteran Pejuang di Surakarta

dalam hal kesejahteraannya lebih lanjut akan Peneliti bahas mengenai output

dari hasil input dan proses tersebut.

Sesuai dengan tujuan Organisasi LVRI adalah salah satunya untuk

mensejahterakan anggotanya maka akan dibahas apakah segala proses dari

peranan yang telah dilakukan oleh LVRI Surakarta sudah efektif dalam

mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan di Surakarta.

Untuk mengetahui apakah Veteran Pejuang Kemerdekaan sudah

sejahtera atau belum, sesuai dengan Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Pasal

material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu

Berdasarkan hal tersebut maka perlunya diketahui tentang ketiga kebutuhan

tersebut apakah sudah tercukupi oleh Veteran Pejuang, dan apakah LVRI

sudah berperan dalam pencapaian tersebut.

Dalam menentukan kesejahteraan suatu keluarga perlu suatu indikator

sebagai alat ukur, salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat

kesejahteraan rumah tangga adalah dengan melihat pendapatan dan

pengeluaran selama sebulan. Namun selain itu terdapat suatu indikator dari

BKKBN untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu keluarga. Indikator

tersebut sebagai berikut:

Tabel 8. Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera Menurut BKKBN

No

.

Indikator Tahapan Keluarga

Sejahtera

Kriteria Keluarga

Sejahtera

1 Makan dua kali sehari atau lebih Keluarga Sejahtera I

Page 94: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2 Memiliki pakaian yang berbeda Jika tidak dapat

memenuhi satu atau

lebih dari 5 indikator

KS I maka termasuk ke

dalam Keluarga

Prasejahtera

3 Rumah yang ditempati mempunyai

atap, lantai dan dinding yang baik

4 Bila ada keluarga yang sakit dibawa

kesarana kesehatan

5 Semua anak umur 7-15 tahun dalam

keluarga bersekolah

6 Melaksanakan Ibadah agama dan

kepercayaan masing masing

Keluarga Sejahtera II

Jika tidak dapat

memenuhi satu atau

lebih dari 7 indikator

KS II maka termasuk ke

dalam Keluarga

Sejahtera I

7 Paling kurang sekali seminggu makan

daging/ ikan/ telur

8 Memperoleh paling kurang satu stel

pakaian baru dalam setahun

9 10 Luas lantai rumah paling kurang

8m2 untuk setiap penghuni rumah

10 Tiga bulan terakhir keluarga dalam

keadaan sehat

11 Ada anggota keluarga yang bekerja

untuk memperoleh penghasilan

12 Seluruh anggota keluarga umur 10 60 th

bisa baca tulisan latin

13 Keluarga berupaya meningkatkan Keluarga Sejahtera III

Page 95: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

pengetahuan agama Jika tidak dapat

memenuhi satu atau

lebih dari 5 indikator

KS III maka termasuk ke

dalam Keluarga sejahtera

II

14 Sebagian penghasilan keluarga ditabung

dalam bentuk uang maupun barang

15 Makan bersama paling kurang sekali

seminggu untuk berkomunikasi

16 Mengikuti kegiatan masyarakat

17 Memperoleh informasi dari surat kabar,

radio, TV, majalah

18 Memberikan sumbangan materil secara

teratur

Keluarga Sejahtera III

plus

Jika tidak dapat

memenuhi satu atau

lebih dari 2 indikator

KS III plus maka

termasuk ke dalam

KS III

19 Aktif sebagai pengurus Organisasi

kemasyarakatan

Berdasar indikator dari BKKBN tersebut bila disesuaikan dengan

Undang-undang No. 11 Tahun 2009 Pasal 1 ayat (1) tentang pengertian

kesejahteraan meliputi kesejahteraan material, spiritual dan dalam fungsi

sosial maka dapat digolongkan sebagai berikut:

4. Indikator kesejahteraan material meliputi, makan dua kali sehari atau

lebih, memiliki pakaian yang berbeda, rumah yang ditempati mempunyai

atap, lantai dan dinding yang baik, bila ada keluarga yang sakit dibawa

kesarana kesehatan, semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga

bersekolah, paling kurang sekali seminggu makan daging/ ikan/ telur,

memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun, 10 Luas

Page 96: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

lantai rumah paling kurang 8 untuk setiap penghuni rumah, tiga bulan

terakhir keluarga dalam keadaan sehat, ada anggota keluarga yang bekerja

untuk memperoleh penghasilan, seluruh anggota keluarga umur 10 60 th

bisa baca tulisan latin, sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam

bentuk uang maupun barang, makan bersama paling kurang sekali

seminggu untuk berkomunikasi, memberikan sumbangan materil secara

teratur

5. Indikator Kesejahteraan Spiritual meliputi, keluarga berupaya

meningkatkan pengetahuan agama, serta melaksanakan ibadah agama dan

kepercayaan masing masing

6. Indikator Kesejahteraan Sosial meliputi, aktif sebagai pengurus organisasi

kemasyarakatan, mengikuti kegiatan masyarakat, serta memperoleh

informasi dari surat kabar, radio, TV, dan majalah.

Dari pemenuhan kebutuhan material, spiritual dan sosial tersebut

maka untuk mengukur tingkat kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan

Republik Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pemenuhan Kebutuhan Material

Kebutuhan material adalah kebutuhan berupa alat-alat yang dapat

diraba, dilihat, dan mempunyai bentuk. Kebutuhan material berwujud nyata

dan dapat dinikmati langsung. Contoh: makan nasi dapat kita rasakan

kenikmatannya, minum air dapat menghilangkan dahaga dan rumah sangat

nyaman untuk berlindung.

Untuk mengetahui dalam pemenuhan kebutuhan material Veteran

Pejuang terlebih dahulu akan dibahas mengenai besarnya tunjangan yang

diterima oleh Veteran Pejuang setiap bulannya. Veteran Pejuang

Kemerdekaan Republik Indonesia terbagi menjadi 5 golongan, besarnya

tunjangan yang diterima berbeda-beda pada setiap golongannya, pembagian

golongan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Page 97: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 9. Besarnya Tunjangan Veteran Pejuang Republik Indonesia

Berdasakan Golongan

No. Golongan Tunjangan

1 A Rp.1.112.000

2 B Rp.1.082.000

3 C Rp.1.052.000

4 D Rp.1.022.000

5 E Rp. 992.000

Sumber: LVRI Surakarta

Berdasarkan tabel 9 diatas besarnya tunjangan antara golongan satu

dengan yang lainnya mempunyai selisih Rp.30.000 pada tiap tingkatnya

belum termasuk dikurangi untuk membayar Askes sebesar Rp. 19.840 setiap

bulan. Namun setelah diadakan wawancara dengan Veteran Pejuang

pembagian golongan ini pada kenyataannya tidak berdasarkan masa kerja

tetapi berdasarkan waktu pendaftaran. Jadi pembagian golongan

berdasarnya cepat tidaknya Veteran Pejuang mendaftarkan diri sebagai

Veteran Pejuang.

Hal ini terungkap dari hasil wawancara dengan Bpk. Gesang salah

satu Veteran Pejuang sebagai berikut:

Dulu waktu pertama saya mendapat tunjangan ditahun 1992 tunjangan saya hanya Rp. 42.000. Golongan saya ini khan E padahal sebenarnya saya berjuang sudah 4 tahun tapi karena saya daftar sebagai Veteran belakang sendiri jadi masa bakti saya hanya dihitung 9 bulan. Teman saya yang masa berjuangnya dengan saya lebih sedikit malah bisa masuk kegolongan lebih atas karena mendaftarnya lebih duluan.

(Wawancara: Jumat, 15 Juli 2011 Pukul 13.00 WIB)

Selain tunjangan Veteran, Pemerintah Republik Indonesia juga

telah memberikan Dana Kehormatan sebesar Rp. 250.000. Namun ternyata

Page 98: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

setelah penelitian, belum semua Veteran Pejuang menerima Dana

Kehormatan.

Hal ini terungkap dari pernyataan beberapa Veteran Pejuang

Kemerdekaan di Surakarta, salah satunya Ibu Supinah al Pinah dalam

wawancara sebagai berikut:

Setiap bulan saya mendapat tunjangan Rp. 992.040 dipotong untuk askes Rp. 19.840 jadi saya mendapat Rp. 972.200. Saya sampai sekarang belum mendapat Dana Kehormatan dari Presiden padahal saya sudah mengajukan selama tiga tahun ini. Apa mungkin uang itu dikorupsi pejabat. Saya tunggu-tunggu kok belum juga turun padahal adik saya yang nomer 2 sakit strok harus rawat jalan.

(Wawancara: Jumat, 15 Juli 2011 Pukul 11.00 WIB)

Hal senada juga diungkapkan Bpk Gesang karena sejak tahun 2008

Dana Kehormatan yang dijanjikan Pemerintah belum juga turun dalam

wawancara sebagai berikut:

Saya mendapat tunjangan Rp. 992.040 setiap bulan dipotong askes Rp. 19.840 jadi saya mendapat Rp. 972.200. Saya belum mendapat Dana Kehormatan dari Presiden padahal saya sudah mengajukan sejak tahun 2008. Teman-teman saya juga banyak yang belum mendapatkan Dana Kehormatan sampai mereka sudah meninggalpun juga belum turun.

(Wawancara: Jumat, 15 Juli 2011 Pukul 13.00 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas ternyata memang benar masih

banyak Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia di Surakarta

yang belum mendapatkan Dana Kehormatan. Kemudian peneliti

konfirmasikan dengan Kepala Urusan Veteran di Kaminvetcad Bpk Supardi

di peroleh keterangan sebagai berikut:

Masih banyaknya Veteran Pejuang yang belum mendapat dana kehormatan hal itu kembali lagi menjadi wewenang dari pusat karena misal tahun 2009 dari pusat sudah menentukan kuota se-Jawa Tengah 10 orang yang mendapat dana kehormatan maka yang lain harus bersabar dahulu untuk menunggu giliran.

Page 99: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

(Wawancara: Rabu, 03 Agustus Pukul 10.00 WIB)

Berdasar keterangan dari narasumber diatas diketahui bahwa belum

cairnya dana kehormatan yang selama ini dinanti Veteran Pejuang

tergantung pada kebijakan dari pusat dan harus menunggu giliran terlebih

dahulu.

2) Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan yang dihubungkan dengan

benda-benda tak berwujud. Kebutuhan ini tidak bisa diraba,

dilihat, dan berbentuk tetapi bisa dirasakan dalam hati. Contoh: orang Islam

bersembahyang di masjid, orang Kristen dan Katolik sembahyang di gereja,

orang Budha sembahyang di wihara, dan orang Hindu bersembahyang di

pura.

Dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dari LVRI kepada Veteran

Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia belum dapat terlaksana

dibuktikan dengan agenda kegiatan LVRI Kota Surakarta sebagai berikut:

a) Ulang Tahun Pemerintah Kota Surakarta

b) Peringatan 17 Agustus di taman Kusuma Bakti

c) Peringatan Pertempuran Empat Hari di Solo

d) Rapat tiap ranting minggu ke 2

e) Ulang tahun LVRI

f) Rapat Ketua, Sekretaris dan Bendahara tiap senin kedua

g) ABRI masuk desa bila ada.

Bila melihat agenda kegiatan LVRI Kota Surakarta diatas dari

semua kegiatan belum menunjukkan adanya kegiatan yang dapat menunjang

pemenuhan kebutuhan spiritual.

Hal ini juga diungkapkan oleh Bp. Sjatam Hadibroto Ketua LVRI

dalam wawancara sebagai berikut:

Page 100: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Belum ada kegiatan spiritual yang kami adakan karena yang berkaitan dengan spiritual tergantung veteran masing-masing

(Wawancara: Kamis, 30 Juni 2011 Pukul 08.40 WIB)

Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa dari kegiatan

yang pernah diadakan LVRI belum pernah ada kegiatan yang berkaitan

dengan kebutuhan spiritual Veteran Pejuang hal ini dikarenakan pengurus

LVRI menganggap bahwa masalah spiritual menjadi urusan masing-masing

Veteran Pejuang sehingga LVRI tidak mengadakan kegiatan spiritual.

Meskipun dari LVRI belum pernah ada kegiatan yang berkaitan

dengan kebutuhan spiritual Veteran Pejuang, namun dari 7 orang Veteran

Pejuang yang Peneliti temui semua sudah berupaya meningkatkan

kebutuhan spiritualnya masing-masing. Hal ini terbukti dari lembar

pertanyaan yang diajukan tentang apakah sudah melaksanakan ibadah

agama dan kepercayaan masing-masing semua menjawab sudah. Lebih

lanjut peneliti bertanya lagi mengenai apakah Veteran Pejuang juga sudah

berupaya meningkatkan pengetahuan agamanya semua juga menjawab

sudah.

Dari keterangan beberapa narasumber diatas membuktikan bahwa

meski dari LVRI belum dapat membantu memenuhi kebutuhan spiritual

Veteran Pejuang namun dari Veteran Pejuang sendiri sudah berusaha

memenuhi kebutuhannya masing-masing.

3) Pemenuhan Kebutuhan Sosial

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa

yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok

masyarakat. Contohnya adalah jalan umum, penerangan tempat umum,

berserikat mengeluarkan pendapat, berbisnis, berorganisasi, dan lain-lain.

Bila melihat kebutuhan sosial diatas yang disesuaikan dengan yang telah

didapatkan Veteran Pejuang maka LVRI sudah banyak berperan dalam

pemenuhan kebutuhan sosial, misalnya banyak agenda LVRI yang sudah

Page 101: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

berkaitan dengan kebutuhan sosial seperti upacara bendera diberbagai

peringatan, acara tabur bunga dimakam pahlawan yang telah melibatkan

Veteran Pejuang.

Kebutuhan akan aktualisasi diri juga dapat masuk dalam kebutuhan

sosial Veteran Pejuang. Kebutuhan aktualisasi diri (self esteem) menurut

BKKBN merupakan kebutuhan yang bila dapat dipenuhi menjadikan

keluarga tersebut masuk dalam Keluarga Sejahtera III plus, yang

didalamnya meliputi:

a) Memberikan sumbangan materiil secara teratur

b) Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan

Berdasarkan kriteria Keluarga Sejahtera III plus diatas dari 7 orang

Veteran Pejuang yang ditemui belum ada yang dapat memenuhi kedua

kriteria diatas. Jadi meskipun dari LVRI sudah banyak mengadakan

kegiatan yang berkenaan dengan pemenuhan fungsi sosial namun didalam

hidup bermasyarakat banyak Veteran Pejuang yang belum melaksanakan

kegiatan kemasyarakatannya.

Dengan melihat pemenuhan kebutuhan material, spiritual dan sosial

diatas bila disesuiakan dengan indikator tahapan keluarga sejahtera menurut

BKKBN yang dijadikan instrumen yang diberikan kepada 7 Veteran

Pejuang (dapat dilihat pada lampiran 11) didapat hasil sebagai berikut:

Keluarga sejahtera I : 2

Keluarga sejahtera II : 4

Keluarga sejahtera III : 1

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa keluarga Veteran Pejuang lebih banyak yang tergolong kedalam

keluarga sejahtera II sehingga masih kurang dalam pencapaian

kesejahteraan selain itu masih ada pula Veteran Pejuang yang masuk

Page 102: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

kedalam golongan keluarga sejahtera I meskipun ada pula Veteran yang

masuk keluarga sejahtera III.

Dari input, proses dan output yang disesuaikan dengan tujuan

LVRI yang salah satunya untuk mensejahterakan anggotanya, maka

berdasarkan hasil penelitian yang di kumpulkan maka tingkat efektivitas

LVRI dalam mensejahterakan anggotanya masih kurang hal ini dibuktikan

dengan:

a) Indikator input/Masukan: masih kurangnya bantuan dari Pemerintah Kota

Surakarta, fasilitas dan perlengkapan LVRI masih kurang memadai untuk

kegiatan Veteran Pejuang.

b) Indikator proses: kurangnya sumber daya manusia yang produktif untuk

membantu kemudahan Veteran Pejuang menyelesaikan administrasi serta

dalam hal menyelenggarakan kegiatan.

c) Indikator output/keluaran: masih banyaknya veteran pejuang yang

tergolong masyarakat yang kurang mampu atau masuk dalam kriteria

keluarga sejahtera II sehingga tujuan LVRI untuk mensejahterakan

anggotanya belum dapat terwujud.

C. Temuan Studi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dimuka, dalam

penelitian ini Peneliti menemukan beberapa temuan studi, yaitu:

1. Pemerintah mempunyai peranan penting dalam mensejahterakan Veteran

Pejuang kemerdekaan Republik Indonesia dalam mewujudkan tanggung jawab

negara. Sesuai teori negara kesejahteraan yang menyatakan bahwa pemerintah

memiliki tanggung jawab untuk menjamin kebahagiaan terbesar (atau

kesejahteraan) dari jumlah terbesar warga negara. Yang relevan dengan

ingin dicapai setiap negara adalah bagaimana memberikan kesejahteraan dan

Page 103: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

kemakmuran bagi wa Sehingga untuk mewujudkan

kesejahteraan Veteran Pejuang perlu adanya peranan yang konkret dari

Pemerintah Daerah kepada Veteran Pejuang. Peranan Pemerintah Kota

Surakarta dalam mewujudkan tanggung jawab negara untuk meningkatkan

kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia belum

maksimal. Yang ditemukan peneliti di Pemerintah Kota Surakarta mengenai

peranannya dalam meningkatkan kesejahteraan Veteran Pejuang yang

Berdasarkan UU No. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial

Kondisi terpenuhinya kebutuhan

materiil, spiritual, dan sosial warganegara agar dapat hidup layak dan mampu

Peranan

Pemerintah Kota Surakarta tersebut meliputi:

a. Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan kesejahteraan

material Veteran Pejuang adalah memberikan bantuan dana hibah yang

diberikan kepada LVRI setiap tahun namun masih ada ketimpangan dengan

organisasi yang lain hal ini disebabkan karena perbedaan organisasi yang

menaungi Perbedaan kepengurusan tersebut mengakibatkan dana hibah

yang diberikan kepada LVRI lebih sedikit dikarenakan pengurus LVRI

dalam pengajuan dana belum dapat memperhitungkan alokasi dana sehingga

kesejahteraan Veteran Pejuang belum dapat diwujudkan melalui bantuan

tersebut. Hal ini membuktikan bahwa Pemerintah Kota masih kurang

memperhatikan kesejahteraan material Veteran Pejuang karena sudah

mengetahui bahwa masih belum dapat sampai ke tiap individu Veteran

Pejuang tetapi belum ada tindakan nyata yang dilakukan Pemerintah Kota

Surakarta.

b. Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan kesejahteraan

Spiritual Veteran Pejuang belum pernah ada, kegiatan yang dilakukan

secara global kepada semua Warga Kota Surakarta.

c. Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan kesejahteraan sosial

Veteran Pejuang, hanya sebatas menunggu bila ada kegiatan yang

diselenggarakan Veteran yang memerlukan keterlibatan Pemerintah Kota

Page 104: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Surakarta saja. Jadi untuk peranan pemerintah dalam mewujudkan

kesejahteraan sosial Veteran Pejuang, Pemerintah Kota Surakarta masih

bersifat pasif.

Berdasarkan teori tentang negara kesejahteraan dan hasil dari penelitian dapat

disimpulkan bahwa Negara Indonesia belum dapat menerapkan Negara

kesejahteraan terutama bagi kesejahteraan Veteran Pejuang Kemerdekaan.

2. LVRI mempunyai tujuan yang mulia yaitu mensejahterakan anggotanya namun

hal ini tidak didukung dengan fasilitas, perlengkapan dan sumberdaya manusia

yang produktif sehingga kegiatannya hanya terbatas pada hal-hal rutinitas saja.

Pencapaian tujuan merupakan hal yang penting dalam mengukur efektivitas

suatu organisasi hal ini relavan dengan pendapat E. Mulyasa (2005: 82)

Page 105: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang telah peneliti

lakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan tanggung jawab

negara untuk mensejahterakan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik

Indonesia di Surakarta kurang maksimal. Hal tersebut dapat diketahui dari:

a. Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan kesejahteraan

material Veteran Pejuang adalah dengan memberikan bantuan dana hibah

dari APBD Kota Surakarta yang diambilkan dari pos belanja hibah kepada

LVRI setiap tahun yang ditujukan untuk menghidupkan organisasi. Namun

dalam pemberian bantuan tersebut masih ada ketimpangan dengan

organisasi yang lain, hal ini disebabkan karena perbedaan organisasi yang

menaungi. Perbedaan kepengurusan tersebut mengakibatkan dana hibah

yang diberikan kepada LVRI lebih sedikit dikarenakan pengurus LVRI

dalam pengajuan dana belum dapat memperhitungkan alokasi dana sehingga

hanya sampai untuk biaya operasional LVRI saja. Sedangkan kesejahteraan

individu Veteran Pejuang belum dapat diwujudkan melalui bantuan tersebut.

Pemerintah Kota Surakarta juga masih kurang memperhatikan kesejahteraan

material Veteran Pejuang Kemerdekaan karena sudah mengetahui bahwa

masih belum dapat sampai ke tiap individu Veteran Pejuang tetapi belum

ada tindakan nyata yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta.

b. Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan kesejahteraan

spiritual Veteran Pejuang belum pernah ada, kegiatan yang dilakukan hanya

secara keseluruhan kepada Warga Kota Surakarta. Untuk pemenuhan

kebutuhan spiritual diserahkan sepenuhnya kepada tiap individu sedang

Pemerintah Kota Surakarta hanya mempunyai agenda keagamaan yang

bersifat rutinitas dan baru menyentuh masyarakat mayoritas saja.

Page 106: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

c. Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam mewujudkan kesejahteraan sosial

Veteran Pejuang adalah hanya dengan mengikutsertakan Veteran Pejuang

dalam upacara Peringatan Hari Besar Nasional. Sedangkan untuk kegiatan

yang ada hubungannya dengan fungsi sosial yang lain, Pemerintah Kota

Surakarta justru menunggu bila diundang oleh Veteran. Jadi untuk peranan

Pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan sosial Veteran Pejuang,

Pemerintah Kota Surakarta masih bersifat pasif.

2. Tingkat efektivitas Organisasi Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI)

Kota Surakarta dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya masih kurang,

hal ini dapat dibuktikan dengan:

a. Indikator input/masukan: masih kurangnya bantuan dari Pemerintah Kota

Surakarta, fasilitas dan perlengkapan LVRI kurang memadai untuk kegiatan

Veteran.

b. Indikator proses: kurangnya sumber daya manusia yang produktif untuk

membantu kemudahan veteran menyelesaikan administrasi serta dalam hal

menyelenggarakan kegiatan.

c. Indikator output/keluaran: masih banyak Veteran Pejuang yang tergolong

masyarakat yang kurang mampu atau masuk dalam kriteria keluarga

sejahtera II sehingga tujuan LVRI untuk mensejahterakan anggotanya

belum dapat terwujud.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas,

maka implikasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Mengingat peranan pemerintah kota dalam meningkatkan kesejahteraan

material, spiritual dan sosial sangat penting bagi Veteran Pejuang, karena

Veteran Pejuang juga warga negara yang harus diperhatikan haknya, maka

diperlukan tindakan untuk mengembangkan suatu program/kegiatan yang dapat

mewujudkan harapan tersebut. Mengingat Veteran telah berjuang dalam

mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga kesejahteraan

Veteran sangat penting untuk dipenuhi oleh Pemerintah.

Page 107: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2. Jika LVRI dianggap belum efektif untuk meningkatkan kesejahteraan Veteran

Pejuang, maka diperlukan kerja keras dari pengurus LVRI untuk

mengembangkan kegiatan LVRI. Serta diperlukannya bantuan tenaga dari

pihak luar agar kegiatan LVRI lebih produktif.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang Peneliti ajukan serta pengalaman Peneliti

selama mengadakan penelitian dilokasi atau lapangan, selanjutnya dapat

disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Kota Surakarta

Pemerintah Kota Surakarta dalam memberikan bantuan hendaklah disesuaikan

dengan kondisi penerima bantuan. Organisasi yang menaungi jangan menjadi

patokan besarnya bantuan yang diberikan. Pemerintah Kota Surakarta juga

perlu mengadakan program atau kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan

Veteran Pejuang seperti:

a. Kesejahteraan material, dapat diwujudkan dengan pemberian bantuan yang

langsung diberikan kepada Veteran Pejuang yang belum sejahtera seperti

yang Pemerintah Kota Surakarta lakukan terhadap Janda Perintis

Kemerdekaan.

b. Kesejahteraan spritual, dapat ditingkatkan dengan mengadakan kegiatan

kerohanian yang disesuaikan dengan agama dan kepercayaan masing-

masing Veteran Pejuang. Kegiatan tersebut hendaklah diselenggarakan

melalui kantor ranting pada tiap kecamatan agar akses Veteran Pejuang

untuk mengikuti kegiatan tersebut lebih mudah.

c. Kesejahteraan dalam fungsi sosial, dapat diwujudkan dengan mengadakan

anjangsana dengan Pemerintah Kota Surakarta yaitu dengan kunjungan

rutin Pemerintah Kota Surakarta ke rumah Veteran atau ke kantor ranting

tiap kecamatan untuk mengeratkan tali silaturahmi antara Veteran Pejuang

dengan Pemerintah Kota Surakarta.

2. Bagi Pengurus LVRI

Agar kesejahteraan Veteran pejuang dapat tercapai hendaklah Pengurus LVRI

mengadakan kegiatan yang bervariasi, serta melakukan perombakan pengurus

Page 108: Oleh : SRI PURWANINGSIH K6407048 PROGRAM STUDI …/Tanggung...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i i TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN VETERAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

yang pasif agar tujuan LVRI untuk meningkatkan kesejahteraan anggota LVRI

dapat tercapai.

3. Bagi Kantor Administrasi Veteran

Dalam pengurusan administrasi yang berkaitan dengan veteran hendaknya

lebih dipermudah karena mengingat kemampuan fisik veteran tidak

memungkinkan lagi sehingga diperlukan kerjasama dari kantor administrasi

Veteran

4. Bagi Veteran Pejuang

Dalam usaha peningkatan kesejahteraan Veteran Pejuang diperlukan pula

kerjasama dari Veteran Pejuang sendiri sehingga dalam semua kegiatan yang

diselenggarakan baik Pemerintah Kota Surakarta maupun LVRI perlu

mendapat dukungan serta partisipasi dari Veteran Pejuang Kemerdekaan

Republik Indonesia.

5. Bagi masyarakat dan generasi penerus

Karena kemerdekaan yang kita peroleh sekarang merupakan hasil jerih payah

dan pengorbanan dari para Pejuang Bangsa termasuk Veteran Pejuang, maka

sebagai generasi penerus hendaklah lebih bisa menghargai jasa Para Pejuang

yaitu dengan mengisi kemerdekaan dengan hal yang positif dan mengobarkan

semangat juang Para Veteran.