Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH...

19
PERBAIKAN STRUKTUR PERKERASAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN GEOTEKSTIL (Studi Kasus Ruas Jalan Caruban – Ngawi Km. 158+600 – Km. 160+600) Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH...

Page 1: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

PERBAIKAN STRUKTUR PERKERASAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN GEOTEKSTIL

(Studi Kasus Ruas Jalan Caruban – Ngawi Km. 158+600 – Km. 160+600)

Oleh :

SOEGENG HARIJANTO

NIM : S100130009

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali
Page 3: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

i

Page 4: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

ii

Page 5: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

iii

Page 6: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali
Page 7: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

1

Perbaikan Struktur Perkerasan Jalan Dengan Menggunakan Geotekstil

(Studi Kasus Ruas Jalan Caruban – Ngawi Km. 158+600 sampai 150+600)

ABSTRACT

Road segment between Ngawi Caruban Road has a very high traffic and heavy density of heavy vehicles that pass. As the Geotechnical aspects need to be considered this road segment mainly on the existing road body is soft soil type, so there are many problems found in carrying capacity and soft soil stability such as strong support and low shear strength and unstable. If the load has worked on the pile of road bodies, within a certain period of time will occur a decline that will last for a long time. One of the efforts made is to use geosynthetic reinforcement so that it is necessary to evaluate the geosynthetic placement/usage and the setllement that occurs This research was conducted with the concept of evaluating the technique of the method of implementation and evaluation which was started from soil investigation data, laboratory testing, doing reinforcement analysis on the used geotextiles, examining the decrease, and knowing the amount of settlement that happened with the data obtained by basing the soil investigation data from Research and Development Agency (Balitbang) Public Works Department of East Java Province. The results of the research can explain technically in the case of the implementation of road improvement work on soft soil which is increasing the carrying capacity of the soil against the load and to know the amount of settlement occurring on the road under review on road segment based on the results of an analysis of the improvement of the road pavement structure using geotextile on the Caruban - Ngawi Km 158+600 up to Km 160+600 is very effective. This is indicated by the changes after the following improvements : the soil is carrying capacity increases, the condition of the road is more stable, the level of durability of the road is longer, the maintenance of the road is reduced, road users are more comfortable. So that geotextiles are considered very helpful in solving the problems subgrade which is not good in the study area. Keywords: Improovement, Pavement Structure, Geotekstil.

ABSTRAK

Ruas Jalan Ngawi Caruban mempunyai beban lalu lintas yang sangat tinggi dan padat

terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik perlu diperhatikan ruas jalan ini utamanya pada badan jalan yang ada merupakan jenis tanah lunak (soft soil), sehingga banyak ditemukan permasalahan kemampuan daya dukung dan stabilitas tanah lunak seperti kuat dukung dan kuat geser yang rendah dan tidak stabil. Jika beban telah bekerja di atas timbunan badan jalan, dalam kurun waktu tertentu akan terjadi penurunan yang akan berlangsung dalam waktu yang lama. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan perkuatan geosintetik sehingga perlu dievaluasi penempatan / penggunaan geosintetik dan penurunan yang terjadi.

Page 8: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

2

Penelitian ini dilakukan dengan konsep mengevaluasi teknik metode pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan diawali dari data penyelidikan tanah, pengujian laboratorium, melakukan analisis perkuatan terhadap geotekstil yang digunakan, melakukan pemeriksaan mengenai penurunan, serta mengetahui besarnya settlement yang terjadi dengan data yang diperoleh dengan mendasarkan data penyelidikan tanah dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Dapartemen Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Timur.

Hasil penelitian yang dilakukan dapat menjelaskan secara teknis dalam hal pelaksanaan pekerjaan perbaikan jalan di atas tanah lunak dengan perkuatan geotekstil, yaitu meningkatnya daya dukung tanah terhadap beban serta mengetahui besarnya settlement yang terjadi pada jalan yang ditinjau berdasarkan hasil analisis perbaikan struktur perkerasan jalan dengan menggunakan geotekstil pada ruas jalan Caruban – Ngawi Km. 158+600 sampai dengan Km. 160+600. dirasa sangat efektif. Hal ini ditunjukkan dengan perubahan - perubahan setelah perbaikan sebagai berikut: Daya dukung tanah meningkat, Kondisi jalan lebih stabil, Tingkat keawetan jalan lebih lama, Perawatan jalan berkurang, Pengguna jalan lebih nyaman. Sehingga Geotekstil dipandang sangat membantu dalam penyelesaian problematik tanah dasar yang tidak baik pada daerah penelitian. Kata Kunci : Perbaikan, Struktur Perkerasan, Geotekstil. 1. PENDAHULUAN

Perencanaan jalan tidak bisa terlepas dari aspek aspek geoteknik. Salah satu aspek

geoteknik yang perlu di perhatikan adalah bila mana suatu lokasi pembangunan merupakan jenis tanah lunak (soft soil). Dalam melaksanakan pekerjaan jalan pada tanah lunak ditemui permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan daya dukung dan stabilitas dari tanah lunak, yaitu kuat dukung dan kuat geser yang rendah, kestabilan yang kecil. Jika beban bekerja maka akan terjadi penurunan yang besar dan berlangsung dalam waktu yang lama. Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode perkuatan geotekstil yang saat ini telah berkembang pesat.

Tujuan pemakaian geotekstil sebagai bahan perkuatan adalah untuk mencegah tercampurnya tanah timbunan dengan tanah gerak, mencegah/mengurangi deformasi pada arah horizontal dan vertikal yang berlebihan serta meningkatkan/menambah perlawanan geser tanah terhadap keruntuhan/kelongsoran timbunan.

Perkuatan timbunan dengan menggunakan bahan perkuatan geotekstil yang ditempatkan di dasar timbunan dapat menambah daya dukung terhadap konstruksi timbunan dan beban lalu lintas.

Penggunaan geotekstil selain dapatdi terima secara teknis dan ekonomis juga sangat mudah di aplikasikan di lapangan, pemakaian bahan geotekstil sebagai bahan perkuatan sudah lama dikenal dan semakin banyak di gunakan karena mudah mendapatkannya. Dalam pelaksanaan pekerjaan jalan pada tanah gerak dengan perkuatan geotekstil yang di laksanakan di ruas jalan Ngawi – Caruban Provinsi Jawa Timur masih banyak di jumpai penurunan yang terjadi sehingga pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan terhadap jalan tersebut. Hal ini mungkin disebabkan oleh perencanaan, metode pelaksanaan, pemilihan bahan perkuatan, dan penempatan bahan geotekstil yang belum terlaksana sebagaimana mestinya.

Page 9: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

3

Maka pada ruas jalan Caruban – Ngawi Km 158+600 s/d 160+600, Km 0+00 Surabaya sepanjang 2,00 Km dimana kondisi badan jalan banyak dijumpai ambles-ambles (settle) pada bagian pinggir kearah bahu jalan dan terdapat material tanah dari subgrade tampak muncul di jalan, setelah diselidiki ternyata permasalahan terletak pada tanah timbunan yang membentuk badan jalan sampai level subgrade termasuk tanah lunak untuk itu dalam penyelesaian dari permasalahan diatas adalah dengan menggunakan metode penanganan geotekstil. Sesuai dengan tema Tesis “PERBAIKAN ST RUKTUR PERKERASAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN GEOTEKSTIL (Studi Kasus Ruas Jalan Caruban – Ngawi Km. 158+600 - 160+600, Km 0+000 Surabaya)” , ini hanya akan membahas tentang konsep evaluasi teknik metode pelaksanaan dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunanan geotekstil untuk pembuatan jalan, terutama dalam fungsi geosintetik sebagai perkuatan. 1.1. LANDASAN TEORI Geotekstil merupakan suatu bahan sintetis permeable yang terbuat oleh bahan tekstil polimer seperti polyester atau polypropylene. Bahan ini sangatlah berguna untuk dunia industri di Indonesia. Untuk dipakai dalam memisahkan, menyaring, memperkuat, melindungi dan menguras jika digunakan didalam tanah. Geotekstil memisahkan tanah mendasari permukaan.

Geotekstil (Geotekstil / Filter Fabrics) adalah salah satu bahan Geosynthetics (Geosintetik) yang tembus air, yang dapat digunakan / berfungsi sebagai separator, filter, proteksi, dan perkuatan. Bahan dasar pembuatannya adalah Polyesther atau Polyprophilene.

Kelebihan struktur perkuatan tanah dengan memanfaatkan geotekstil dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut,

1. Menaikan daya dukung tanah terutama pada tanak lembek dan timbunan. 2. Mencegah kontaminasi agregat sub base dan base oleh tanah dasar lunak dan

mendistribusikan beban lalu lintas yang efektif melalui lapisan-lapisan timbunan. 3. Meniadakan kehilangan agregat timbunan ke dalam tanah dasar yang lunak dan

memperkecil biaya dan kebutuhan tambahan lapisan agregat terbuang. 4. Mengurangi tebal galian stripping dan meminimalkan pekerjaan persiapan. 5. Meningkatkan ketahanan agregat timbunan terhadap keruntuhan. 6. Mengurangi penurunan dan deformasi yang tidak merata serta deformasi dari

struktur jadi. 7. Menaikan kekuatan besar nilai gaya geser tanah. 8. Manaikan besar nilai modulus elastis tanah. 9. Mengurangi tingkat kompresabilitas tanah. 10. Mengontrol stabilitah volume tanah baik pada pengembangan volume maupun

pada penyusutan volume. 11. Memperbaiki kualitas material untuk bahan konstruksi. 12. Memperkecil pengaruh lingkungan. 13. Berfungsi sebagai tulangan dalam timbunan tanah dan tempat drainasi tanah.

Banyak yang mengetahui bahwa Geotekstil hanya 1 tipe saya yaitu Non Woven padahal sebenarnya bahan ini ada dua macam yaitu Geotekstil Woven dan Geotekstil Non Woven. Untuk mengtahui lebih lengkapnya dan apa perbedaanya mari kita bahas bersama-sama.

Page 10: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

4

1. Geotekstil Woven ( teranyam ) Tipe ini merupakan jenis Geotekstil yang teranyam. Bahan dasar untuk

pembuatannya umumnya Polypropilene (PP). Untuk mempermudah visualisasi, Geotekstil Woven ini mirip dengan karung beras (bukan yang terbuat dari bahan goni) tetapi berwarna hitam dapat dilihat pada Gambar 1 berikut,

Gambar 1. Geotekstil Woven (Teranyam)

Fungsi Geotekstil Woven yaitu sebagai bahan stabilisasi tanah dasar (terutama pada

tanah dasar lunak), dikarenakan Geotekstil jenis ini mempunyai tensile strength (kuat tarik) yang lebih tinggi dibandingkan dengan Geotekstil Non Woven ( kurang lebih sekitar 2 kali lipat untuk gramasi atau berat per m2 yang sama).

2. Geotekstil Non Woven ( tidak teranyam )

Geotekstil (Geotekstil) Non Woven, atau disebut Filter Fabric (Pabrik). Jika Geo Textile Woven itu teranyam sebaliknya Geo Textile Non Woven itu tidak teranyam berbentuk seperti karpet kain. Biasanya bahan dasarnya terbuat dari bahan polimer Polyesther (PET) atau Polypropylene (PP). Fungsi Geotekstil Woven adalah membrane effect, yang hanya mengandalkan tensil strength, sehingga tidak mereduksi terjadinya penurunan setempat (differensial settlement) akibat tanah dasar yang lunak atau kurang baik lihat Gambar 2 berikut,

Gambar 2. Geotekstil Non Woven

Page 11: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

5

Rancangan, aplikasi dan kinerja semua geotekstil terlepas dari komposisi atau jenisnya dapat ditentukan dengan cara mengidentifikasi fungsi- fungsi utama yang diperlukan dari geotekstil tersebut. Pada pembangunan struktur -struktur yang berkaitan dengan tanah selain untuk perkuatan dan proteksi 2. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini adalah jenis penelitian diskriptif resultatif yaitu dilakukan dengan cara mengevaluasi secara teknis dalam hal pelaksanaan pekerjaan perbaikan jalan diatas tanah lunak dengan perkuatan geotekstil. Evaluasi yang dilakukan diawali dari data penyelidikan tanah, pengujian laboratorium, melakukan analisis perkuatan terhadap geotekstil yang digunakan, melakukan pemeriksaan tentang penurunan yang terjadi, serta mengetahui besarnya settlement yang terjadi pada jalan yang ditinjau tersebut yaitu pada ruas jalan Caruban – Ngawi Km. 158+600 sampai dengan Km. 160+600 dan Km. 0+000 di Surabaya

Secara umum penelitian ini dilakukan dalam tahapan beriku tini: 1. Tahap pertama, melakukan interpretasi/evaluasi terhadap data sekunder hasil

penyelidikan dan laboratorium yang akan digunakan untuk analisis sebagaimana telah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum.

2. Tahap kedua, evaluasi ulang sejauh mana perencanaan pelaksanaan dan letak geosintetik yang dilaksanakan.

3. Tahap ketiga, melakukanan alisis perkuatan terhadap geosintetik, ketebalan tanah timbun yang dilaksanakan sesuai desain awal dan desain perubahan pada waktu pelaksanaan dari kedua lokasi jalan yang diteliti, yang perhitungan pembebanannya dihitung menurut Japan Road Association, 1986 dan PP Nomor 43 Tahun 1993.

4. Tahap keempat, mengevaluasi penurunan, konsolidasi dan besarnya settelement yang terjadi. Selanjutnya dilakukan desain struktur

Untuk memudahkan pemahaman dari prosedur penelitian di atas, maka dapat dibaca dan dipahami dengan lebih mudah pada gambar 3. Yaitu gambar tentang bagan alur pada halaman berikutnya ini,

Page 12: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

6

Gambar 3. Bagan alur penelitian.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Penanganan dengan Geotekstil pada Ruas Jalan Ngawi – Caruban telah dilaksanakan dalam tahun anggaran 2014 dengan data awal sebagai berikut, - Nama Satuan Kerja : Pelaksanan Jalan Nasional Mantingan – Caruban –

Nganjuk – Kertosono - Nama Paket : Paket Peningkatan Struktur Jalan Bts.Kab.Ngawi – Bts.

Kota Caruban - Lokasi Penanganan : Km. 158+600 s/d 160+600 - Panjang Efektif : 2,00 Km - Lebar Perkerasan Rata-rata : 8,00 M - Type Perkerasan Aspal : AC BC, AC BC (L) Mod dan ACWC Mod. - Nilai Kontrak : Rp. 8.993.612.000,- - Kontraktor : PT. JATISONO MULTI KONSTRUKSI - Alamat : Jln. HOS Cokroaminoto No.26-A Pandean,Taman Kota

Madiun - No. Kontrak : KU.08.08/1191/WIL.II/NGK/110/2014 - Tanggal Kontrak : 17 Maret 2014 - Tanggal SPMK : 28 Maret 2014 - Waktu Pelaksanaan : 180 Hari kalender - Tanggal PHO : 23 September 2014 - Tanggal FHO : 13 September 2016

Page 13: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

7

- Masa Pemeliharaan : 720 Hari kalender - Sumber dana : APBN Tahun Anggaran 2014 - Konsultan Supervisi : PT. ARIA JASA REKSATAMA

Dengan typical permodelan pekerjaan seperti tertuang pada gambar 4. Berikut ini

Gambar 4. Typical permodelan pekerjaan.

Pemilihan jenis penanganan pada prinsipnya harus disesuaikan dengan berbagai kondisi

baik kondisi lapangan, seperti kondisi geoteknis, keadaan ruas jalan yang akan ditangani, kemudahan pelaksanaan serta anggaran yang tersedia. Mengingat bahwa kegiatan penanganan ruas jalan Caruban – Ngawi ini merupakan peningkatan jalan dan merupakan ruas jalan yang sangat vital sehingga sangat sulit untuk menutup arus lalu lintas, maka pemilihan metode penanggulangan dengan mengendalikan perubahan air tanah menjadi pilihan yang perlu dipikirkan.

Dengan memperhatikan data-data geoteknis, keadaan lapangan, fungsi ruas jalan Caruban – Ngawi, serta adanya uji coba kinerja geotekstil dengan kinerja sementara cukup memuaskan maka penggunaan geotexstile merupakan alternatif yang paling baik untuk diterapkan.

Kedalaman geotekstil vertical murni dari muka tanah asli idealnya diambil sedalam zona aktif. Akan tetapi hal ini tidak ekonomis dan secara praktis akan menyulitkan pelaksanaan di lapangan. Nelson (1991) menganjurkan pemasangan geotekstil sedalam ½ -2/3 kedalaman zona aktif. Di lain pihak Snethen (1979) menyatakan bahwa kedalaman geotekstil murni kurang dari 1 meter secara umum kurang efektif.

Pengukuran di lapangan secara tidak langsung mengindikasikan bahwa besarnya daerah aktif sisi (jarak sisi/edgedistance) adalah sekitar 1,5 meter. Hasil penelitian Wray (1980) menunjukan bahwa besarnya daerah sisi bekisar antara 0,6m s.d. 1,5m. Adapun McKeen dan Johnson (1990) menyatakan bahwa jarak sisi bila lebih dalam samapai sebesar kedalaman zona aktifnya. Secara umum, penentuan jarak sisi relatife masih sulit diperkirakan, Nelson (1991). Oleh sebab itu pengambilan jarak sisi 2m berdasarkan pengamatan retak di lapangan secara umum dapat dipertanggung jawabkan. Angka ini relative konservatif mengingat kemungkinan bahwa keretakan yang terjadi muncul melalui propagasi kearah centre line jalan.

Penggunaan geotekstil kearah lateral selebar 2m dari perkerasan jalan cukup lama untuk menghindari terjadinya kerusakan perkerasan jalan. Akan tetapi besar dimensi ini

Page 14: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

8

dapat menimbulkan ketidakstabilan pada bahu jalan. Untuk mengurangi ketidakstabilan bahu jalan secara wajar, maka dibutuhkan pemasangan geomembrane secara lateral atau vertical. Mengingat bahwa pemasangan ke arah lateral terbatasi oleh kepemilikan tanah (DMJ), maka pemakaian geomembrane vertical lebih memungkinkan. Batas bawah yang kedalaman zona aktif, berarti sedalam 1,5m. Namun, mengingat bahwa bahu jalan terdiri dari material berbutir tak-terikat yang bersifat relative fleksibel terhadap adanya deformasi, maka pengurangan kedalaman sampai 1.00 meter dapat dipertimbangkan.

Berdasarkan informasi dari konsultan RBO Surabaya, jenis geo-membrane yang digunakan menurut rencana adalah tipe “GSETM HyperFlex” High Density Polyetheline (HDPE) dengan spesifikasi secara lengkap menurut pihak pabrik dapat dilihat pada lampiran E. Selanjutnya, mengingat geo-membrane jenis ini sangat rentan terhadap temperatur tinggi sehingga bila bereaksi dengan aspal panas akan rusak, maka penanganan sambungan harus sedemikin rupa sehingga koneksi antara lapisan aspal dengan geomembran cukup untuk menahan adanya deformasi.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas dimensi geotekstil direkomendasikan. Di bawah ini digambarkan beberapa tipikal konstruksi dari pemasangan Geotekstil pada beberapa potongan melintang luas ruas jalan Ngawi-Caruban. Sedang penempatan dan tipe yang lain dapat dilihat pada gambar 5, 6, 7, 8, 9 berikut ini,

Gambar 5. Penanganan dengan Perkuatan Geotekstil (Geo-membran)

Gambar 6. Penanganan dengan Perkuatan Geotekstil (Geo-membran) Pada Daerah

Page 15: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

9

Pelebaran.

Gambar 7 Typical Geotekstil (Geo-Membran) – Type.I.

Gambar 8. Typical Geotekstil (Geo-Membran) – Type.II

Gambar 9. Typical Geotekstil (Geo-Membran) – Type.III.

Page 16: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

10

Parameter input tanah dasar diperoleh dari hasil penyelidikan tanah di lapangan dan uji laboratorium, sedangkan parameter tanah yang tidak tersedia diperoleh dari studi literatur dan korelasi secara analitis, hasilnya disampaikan sebagai berikut:

Ruas Jalan Ngawi – Caruban Km. S.Baya 158+600 s/d 160+600. Berdasarkan data geological booringlog, contoh uji yang diambil untuk dilakukan pengujian di laboratorium pada kedalaman 5–5,5 meter, setelah diadakan pengujian di laboratorium diperoleh nilai

berat jenis tanah (γ)=18,31 kN/m3, kohesifitas (c)=7,89 kN/m2 dan sudut geser dalam

(φ)=5,15o. Sampel uji untuk lapisan tanah keras yaitu tanah dengan pasir ukuran halus, nonplastis, agak padat dengan kadar air rendah diambil pada kedalaman 13,0-13,5 meter

diperoleh N-SPT sebesar 17, nilai Cohesifitas (c)=97kN/m2dan Sudut geser

dalam(φ)=30,440. Terjadinya penambahan tersebut mengindikasikan bahwa tanah dasar

pada kedalaman tersebut merupakan lempung terkonsolidasi normal, yang berarti dengan bertambahnya kedalaman maka sifat kemudahmampatan tanah menjadi berkurang, dari hasil uji laboratorium, diperoleh nilai Liquid Index (LI) rata-rata sebesar0,1675. Untuk perencanaan diambil pada kedalaman 10 meter dengan nilai N-SPT 8, untuk mendapatkan nilai kohesi(c) sudut geser(φ) dan berat volume tanah(γ), maka dilakukan korelasi sebagaimana gambar 3.4, 3.5, dan 3.6. Berdasarkan konsistensi tanah lempung (CohesifSoil) dinyatakan bahwa nilai N-SPT kurang dari 2,5 sebagai tanah yang sangat lunak (verysoft), N-SPT 2,5–5,0 sebagai tanah lunak, N-SPT5,0–10,0 sebagai tanah yang konsistensi sedang dan N-SPT 10,0–20,0 konsistensi keras. Dari penyelidikan tanah lunak pada kedalaman 4,0 sampai 10,0 meter pada hasil boringlog terlihat tidak dilakukan pengujian terhadap sampel di laboratorium. Untuk memudahkan pemahaman dalam mengendalikan mutu melaksanakan pekerjaan maka dibuat tabel pengendalian mutu dan pelaksanaan pekerjaan yang merupakan produk dari penelitian pada halaman berikut ini,

Gambar 10. Diagram pengendalian mutu pekerjaan.

Page 17: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

11

4. PENUTUP

Adapun kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian sebagai berikut, 1. Penanganan perbaikan badan jalan pada ruas jalan Caruban – Ngawi Km 158+600 s/d

160+600, Km 0+000 Surabaya sudah tepat yaitu dengan perkuatan kontruksi geotekstil di mana setelah perbaikan tidak terdapat lagi kerusakan badan jalan.

2. Secara teknis metode pekerjaan perbaikan jalan pada ruas jalan Caruban – Ngawi Km 158+600 s/d 160+600, Km 0+000 Surabaya, telah menggunakan metode pengendalikan mutu melaksanakan pekerjaan dengan baik.

3. Secara umum evaluasi kegiatan pemasangan Geotekstil sudah sesuai dengan rencana teknis yaitu selain berfungsi sebagai perkuatan struktur juga bisa berfungsi sebagai separator yang baik antara lapis penopang atau lapis drainase langsung diatas tanah lunak dengan CBR yang direncanakan

4. Penangan dalam metode geomembran pada ruas jalan Ngawi-Caruban merupakan metode yang paling tepat mengingat keterbatasan-keterbatasan yang ada.

5. Jenis geomembran pada dasarnya adalah kombinasi membrane horizontal dan vertical dengan dimensi horizontal 2.0m dan dimensi vertical 1.0m dari muka tanah asli.

6. Analisa stabilitas harus memperhitungkan kuat geser terendam (lower bound). Tekanan lateral aktif sebaiknya ditentukan dengan menggunakan koefisien tekanan pasif.

Adapun saran-saran yang bisa diberikan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Pada tahap ini, rekomendasi untuk dimensi dan analisa adalah seperti disampaikan

pada sub-bab 5.4, 5.5 dan lampiran Gambar 5.4. Untuk evaluasi keseluruhan jalan Caruban-Ngawi, perlu dilakukan analisa terhadap penyelidikan geoteknik yang lebih detail dan lebih terinci sepanjang ruas jalan tersebut.

2. Pemilihan jenis bahan geotekstil (geo-membrane) yang akan digunakan sebagai penanggulangan kerusakan perlu dilakukan pengujian sebelum diterapkan di lapangan dengan suatu model pengujian di laboratoriun/lapangan.

3. Bahan lain yang digunakan seperti timbunan, subgrade, subbase, roadbase hendaknya mengikuti spesifikasi yang disyaratkan termasuk metode pelaksaannya dilapangan.

4. Untuk menjamin pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan, diperlukan pengawasan untuk pengendalian mutu bahan yang digunakan dan pelaksanaan pekerjaan, dimana harus diprogamkan dan dikoordinasikan dengan pihak yang terkait atau yang menguasai permasalahan.

5. Untuk mengetahui efektifitas penanggualang kerusakan jalan dengan geo-membrane ini perlu dilakukan monitoring/pemantauan baik secara visual maupun menggunakan peralatan lapangan. Cara dan metode pelaksanaan pemantauan perlu diprogamkan oleh proyek.

6. Untuk efektifitas stabilisasi kadar air oleh geo-membrane, perlu dipasang beberapa alat moisture sensor dan ditempatkan pada daerah yang telah dilindungi/dibatasi oleh geotekstil.

DAFTAR PUSTAKA

A. Tolooiyan, I. Abustan, M.R.Selamat, Sh. Ghaffari.2009. A Comprehensive Method for analyzing Effect of Geotextile Layers on Embankment Stability. Geotextile and Geomembranes 27. USA. Aditya, C.R. 2010. Studi Analisis Geotekstil pada Penanganan Jalan dengan

Page 18: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

12

Konstruksi Bantalan Tertutup pada Tanah Gambut. Skripsi Sarjana Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Christandy, H. Hary, 2001, “ Prinsip-prinsip mekanika tanah dan soal penyelesaian “, Beta Offset, Yogyakarta. Christandy, H. Hary, 2003, Mekanika TanahII, Gajah Mada Press, Yogyakarta Das,B.M.1988. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis). Jakarta: Erlangga,

Jakarta. Das,B.M.1995, Mekanika Tanah (Prinsip- prinsip Rekayasa Geoteknis), Jilid1, Penerbit Erlangga, Jakarta Endrayana,M. 2008. Pengaruh Geotekstil terhadap Lempung Lunak .FTUI. Jakarta. Ervianto, W.I, 2009, “Manajemen Proyek Konstruksi”, ANDI, Yogyakarta Fitri, W.N. 2013. Pengaruh Penempatan Pondasidan Kemiringan Lereng terhadap

Daya Dukung Pondasi pada Pemodelan Fisik Lereng Pasir. Skripsi Sarjana Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang, Malang.

Hardiyatmo, H. C. 2011. Analisisdan Perancangan Fondasi I. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Hardiyatmo,H.C.2013, Geosintetik Untuk Rekayasa Jalan Raya (Perancangan dan Aplikasi),

Edisi Kedua, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum. 2005. Pedoman Konstruksi dan

Bangunan:Stabilitas Dangkal Tanah Lunak untuk Konstruksi Timbunan Jalan. Jakarta.

Isparmo, 2010, Geotekstil Non Woven, Definisi dan Fungsi, Geotekstil Center, Jakarta Laksono,T.D.2011. Perbaikan Tanah dengan Menggunakan Geotekstil. Teodolita Vol.12,

No.2., Des2011:19-26, Jakarta. Lee,K. Y.,Chung,C. G.,Hwang,J.H.,Hong,J.W.,&Ahn,Y. S. 2003. Geosynthetic Embankment

Stabilityon Soft Soil Ground Considering Rein forcement Strain. Proceedingsofthe Thirteenth (2003) International Offshoreand Polar Engineering Conference (p.573). The International Society of Off shore and Polar Engineers. Honolulu, Hawaii,USA

Munawir, As’ad,dkk. 2013. Bearing Capacity on Slope Modeling with Composite Bamboo Pile Reinforcement. International Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT) Volume-2, Issue-5, Juni2013, Singapore.

Sajekti, Amien, 2009, “Metode Kerja Bangunan Sipil”, Graha Ilmu, Yogyakarta Suhendro, B.2000, Metode Elemen Hingga dan Aplikasinya, Penerbit: Beta Offset,

Yogyakarta. Tay, P.A., Adi, F.S., Tjandra, D., Wulandari, P.S.(2014), Analisa Perkuatan

Page 19: Oleh : SOEGENG HARIJANTO NIM : S100130009 PROGRAM …eprints.ums.ac.id/68137/8/NASKAH PUBLIKASI.pdf · terutama jumlah kendaraan berat yang melintas. Secara aspek geoteknik ... diawali

13

Geotekstil Pada Timbunan Konstruksi Jalan Dengan Plaxis 2D, Student Journals, Petra Christian University, Surabaya.

Terzaghi, K. dan Peck, R.B. 1987. Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa Jilid I. Jakarta: Erlangga, Jakarta.

Thirayo, B.K.2012, Pengaruh Kedalaman Geotekstil Tipe HRX-200 Terhadap Daya Dukung

dan Penurunan Tanah Lempung Lunak, Tugas Akhir Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,Yogyakarta.

Widianti, Anita. 2012. Pengaruh Jumlah Lapisan dan Spasi Perkuatan Geosintetik

terhadap Kuat Dukung dan Penurunan Tanah Lempung Lunak. Jurnal Ilmiah Teknika Semesta Vol.15,No.1,90-97, Jakarta.

Yun Hu, Ga Zhang, Jian-MinZhang, C.F. Lee. 2010. Centrifuge Modeling of Geotextile-

Reinforced Cohesive Slopes. Geotextile and Geomembranes 28. Singapore Zaika, Y. dan Kombino, B.A. 2010.Penggunaan Geotekstil Sebagai Alternatif Perbaikan

Tanah Terhadap Penurunan Pondasi Dangkal. Jurnal Rekayasa SipilVolume 4 No.2, Jakarta.