Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

36

description

“ Penggalakkan Aplikasi Teknik Biopori dan Metode Konservasi Secara Vegetatif Sebagai Upaya Memperbaiki Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)”. Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi. PENDAHULUAN. Apa itu DAS?. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Page 1: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Page 2: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

“Penggalakkan Aplikasi Teknik Biopori dan Metode Konservasi Secara Vegetatif

Sebagai Upaya Memperbaiki Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)”

Oleh :Septia Viona

SulistiSiti Hardiyanti

Fakultas PertanianUniversitas Jambi

Page 3: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PENDAHULUAN

Page 4: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Apa itu DAS?

Daerah Aliran Sungai (DAS)

secara umum didefinisikan sebagai

suatu hamparan wilayah/kawasan

yang dibatasi pembatas topografi

(punggungan bukit) yang menerima,

mengumpulkan air hujan, sedimen,

dan unsur hara serta mengalirkan

melalui anak-anak sungai dan keluar

pada satu titik (outlet).

Page 5: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Perubahan tata guna

lahan

DASPert

amba

han

Pend

uduk

Kesadaran

Pelestarian

DAS

KERUSAKAN DAS

Page 6: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PENYUSUTAN LUAS HUTAN

KERUSAKAN LAHAN (LAHAN KRITIS) DISEKITAR DAS

GEJALA KERUSAKAN DAS

Page 7: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

DAMPAK KERUSAKAN DASDebit air sungai menjadi fluktuatif antara musim penghujan dan kemarau

Penurunan cadangan air serta tingginya laju sedimentasi dan erosi

Banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.

Produksi pertanian semakin menurun

Page 8: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Page 9: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

LUAS 4.426.004 haDAS Batanghari

Page 10: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Kerusakan DAS Batanghari

Luas lahan yang mengalami erosi 852,587 HaTanah yang tererosi 1221 ton/ha/th

Rata-rata Indeks Erosi 8,5 Iei (Sangat Tinggi)

Sumber: Laporan Hasil Penyusunan Urutan DAS Prioritas SWP DAS Batanghari Jambi 2007

Pembukaan lahan sawit dari 300.000 ha menjadi 1.000.000 ha th 1999 diperkirakan telah mengakibatkan erosi meningkat 3

kali lipat dan menambah dampak serius sedimentasi SWP DAS Batanghari

Page 11: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Sedimentasi rata-rata pada SWP DAS Batanghari berkisar antara 0,06-24,23 mm/th

Nilai sedimentasi muara sungai Batanghari dipasok sebagian besar dari 2 sungai, yaitu sungai batang merangin dan sungai batanghari hilir.

Page 12: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Pada tahun 2003 pernah terjadi banjir, provinsi jambi mengalami banjir besar dihampir seluruh kabupaten terutama di Kota Jambi dengan elevasi muka air 15,15 meter (MSL 8,70) dan debit 12.060 m^3/dt

Sumber: Dinas Kimpraswil Prov. Jambi 2004

Page 13: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Indikator Pemulihan Hutan dan Lahan

• Penutupan oleh vegetasiIPL > 75 % = BAIKIPL = 30-75% = SEDANGIPL < 30 % = JELEK

Page 14: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Lahan Kritis

Page 15: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PEMBAHASAN

Page 16: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

DAS Batanghari

PENGELOLAAN

Mengkonservasi tanah pada lahan pertanian

• Memanen/menyimpan kelebihan air pada musim hujan dan memanfaatkannya pada musim kemarau.

Perbaikan pengelolaan sistem pertanian.

• Memperbaiki keseimbangan ekologi

Page 17: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

KONSERVASITANAH & AIR

Metode Vegetatif

Metode Mekanik

Metode Kimia

SOLUSI ???

Page 18: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Menanam pohon

Sumur resapan

dan rorak

Page 19: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Memperbaiki fungsi filter

air

Menanam rumput,

belukar atau pohon

Page 20: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

METODE MEKANIK

LUBANG RESAPAN BIOPORI

Page 21: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Page 22: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

BIOPORI ???

Secara, alami biopori adalah lubang-lubang

kecil pada tanah yang terbentuk akibat aktivitas

organisme dalam tanah seperti

cacing.

Page 23: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Biopori adalah pori tanah makro (pori

besar) yang berbentuk liang sinambung

dalam tanah yang akan mempercepat

peresapan air kedalam tanah

Page 24: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

LUBANG RESAPAN BIOPORI

Page 25: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Page 26: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

LUBANG RESAPANBIOPORI

1. Meningkatkan daya resapan air

2. Mengubah sampah organik menjadi kompos

3. Mengurangi emisi gas rumah kaca

4. Memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman

5. Mengatasi masalah yang ditimbulkan genangan air

Page 27: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Pemeliharaan Biopori

Lubang Resapan Biopori harus selalu terisi sampah organik

Bila tidak diambil maka kompos akan terserap oleh tanah, LRB harus tetap dipantau supaya terisi sampah organik

Sampah organik dapur bisa diambil sebagai kompos setelah dua minggu, sementara sampah kebun setelah dua bulan. Lama pembuatan kompos juga tergantung jenis tanah

Page 28: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

METODE VEGETATIF

TANAMAN PENUTUP TANAH

Page 29: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Peran Tanaman Penutup Tanah

Mengurangi daya perusak butir-butir hujan dan aliran air permukaan tanah

Menambah bahan organik tanah dari organ tanaman yang jatuh

Memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah

Page 30: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

RUMPUT

SEMAK/BELUKAR

Page 31: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

LEGUMINOSA

Menambah nitrogen Kompetisi ringan Mudah diperbanyak

Page 32: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

AGROFORESTRY

Suatu nama kolektif untuk sistem dan penggunaan lahan, dimana tanaman keras berkayu (pepohonan, perdu, palem, bambu, dsb) ditanam secara bersamaan dalam unit lahan yang sama dengan tanaman pertanian dan/atau ternak, dengan tujuan tertentu, dalam bentuk pengaturan ruang atau urutan waktu, dan didalamnya terdapat interaksi ekologi dan ekonomi di antara berbagai komponen yang bersangkutan.

Page 33: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Konsep Agroforestry

Pola pertanaman yang memanfaatkan sinar matahari dan tanah yang `berlapis-lapis` untuk meningkatkan produktivitas lahan.

Page 34: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Page 35: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi

KESIMPULAN

Teknologi biopori lebih mudah dilakukan, lebih hemat biaya, tidak memerlukan waktu yang terlalu lama untuk pengomposan, dan mengurangi aktivitas pembuangan limbah-limbah organik

Metode vegetatif merupakan metode yang ramah lingkungan dengan pemanfaatan tanaman (khususnya tanaman penutup tanah), yang akan melindungi tanah dari daya perusak butir-butir hujan, memperbesar kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air hujan sehingga mengurangi erosi dan memperbesar laju infiltrasi. Metode ini juga mudah dilaksanakan dan hemat biaya.

Page 36: Oleh : Septia Viona Sulisti Siti Hardiyanti Fakultas Pertanian Universitas Jambi