Oleh Farid Firdaus - Indonesia Stock Exchange · 2020. 2. 3. · lum menghitung nilai investasi...

1
JUMAT 31 JANUARI 2020 | 13 REKOMENDASI Panin Sekuritas Hari ini IHSG berpotensi bergerak menurun dalam range 6.020 – 6.100. Se- cara teknikal sudah terkonfirmasi strong downtrend, dengan volume perdagan- gan yang tipis karena efek pemblokiran akun di beberapa sekuritas yang sedang diperiksa terkait kasus Jiwasraya dan Asabri. Cermati DIVA, NFCX, PSAB, dan SQMI. IHSG ditutup menurun sebesar -55,44 poin (-0.90%) menuju level 6.057,59 pada perdagangan hari Kamis 30 Januari 2020 kemarin. Rebound gagal lagi dan kini IHSG menuju konfirmasi pola triple top pada support 6.020. Reliance Sekuritas IHSG diperkirakan lebih cenderung terkonsolidasi pada perdagangan akhir pekan, menanti konfirmasi lanjutan penutupan gap dengan support resist- ance 6.015-6.065. Saham-saham yang masih cukup menarik secara teknikal diantaranya; TBLA, KINO, CPIN, MAIN, KLBF, BBTN, PGAS. Secara teknikal per- gerakan IHSG kembali bergerak melemah menggagalkan konfirmasi pola dragon fly doji dan break out support menuju penu- tupan gap dengan target 6015. Indikator stochastic dan RSI berada pada area oversold dan belum mengkonfirmasi pola golden-cross. IHSG kemarin (-0.91%) turun menghampiri sepersen sebesar 55.45 poin kelevel 6057.59 dengan saham-sa- ham ASII (-2.93%) dan INTP (-3.37%) mengirim sektor aneka Industri (-2.40%) dan industri dasar (-1.39%) menjadi yang terlemah disektoral. Katalis regional dan global masih menjadi awan hitam per- gerakan IHSG dan rupiah. Erdikha Elit Sekuritas Indeks pada perdagangan kemarin ditutup melemah membentuk pola candle bearish breakway menguji support level 6000, apabila level ini tertembus maka berpotensi melanjutkan pelemahan hingga melemah ke level support 5950. Indikator stochastic nampak berada pada areal oversold di level 18 adanya potensi penguatan. Indeks nampak ditransak- sikan relatif sepi dengan nilai transaksi terjadi sebesar 5,63 triliun, kendati asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 261 miliar. Pelemahan indeks dibebani oleh seluruh sektor yaitu Misc -Ind (-2.402%), Basic-Ind (-1.392%), Manufactur (-1.332%), Mining (-1.211%), Property (-1.178%), Consumer (-0.969%), Infra- structur (-0.747%), Finance (-0.604%), Trade (-0.549%), Agriculture (-0.249%). Indeks pada hari ini diperkirakan ber- gerak consolidation kecenderungan menguat dengan range pergerakan 6.000 sampai 6.100. Direktur Astra International Paulus Bambang Widjanarko mengatakan, tahun ini, perseroan fokus membidik proyek-proyek brown field infrastruktur, terutama jalan tol. Sama seperti tahun lalu, perseroan juga tidak berniat sendirian dalam melancarkan aksi akuisisinya. “Kenapa investor dari luar negeri, supaya ada foreign direct investment di Indonesia. Seperti di Cikopo-Palimanan, di mana kita membawa investor dari Kanada,” jelas dia di Jakarta, Kamis (30/1). Paulus belum menyebut detail siapa perusahaan asing yang saat ini tengah diajak diskusi. Pihaknya menyatakan, dalam aksi akuisisi perseroan tidak harus selalu menguasai saham mayoritas karena tergantung dari komitmen mitra strategis nantinya. Sementara itu, perseroan be- lum menghitung nilai investasi yang akan digelontorkan dalam mengakuisisi jalan tol tahun ini. Sebagai gambaran, sepanjang 2019, kata Paulus, perseroan menghabiskan dana sekitar Rp 3-4 triliun dalam mengakuisisi dua ruas tol. Pada November 2019, per- seroan melalui PT Astra Tol Nusantara (Astra Infra) bersama mitra strategisnya Canada Pen- sion Plan Investment Board (CPPIB) menyelesaikan akuisisi 55% saham PT Lintas Marga Sedaya (LMS), pengelola ruas tol Cikopo-Paliaman (Cipali), dari PLUS Expressways Interna- tional Bhd, anak usaha dari UEM Group Bhd. Dengan selesainya proses ak- uisisi ini, maka kini komposisi pe- megang saham LMS adalah Astra Infra 55% dan CPPIB 45%. Ruas tol Cipali merupakan bagian penting jaringan jalan tol Trans Jawa, mengingat jalan tol sepanjang 116,8 km ini menjadi jalur utama logistik yang menghubungkan daerah Jabodetabek dan Kara- wang dengan daerah lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebelumnya, Astra Infra ber- hasil mengakuisisi 44,5% saham PT Jasamarga Surabaya Mo- jokerto dari PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan pemegang saham in- dividu lain pada Mei 2019. Ruas tol Surabaya-Mojokerto ini memiliki panjang 36,3 km. Selain jalan tol, lanjut Paulus, perseroan juga melihat pelabuhan yang potensial untuk diakuisisi. Perseroan berharap portofolio bisnis infrastruktur dan properti dikembangkan secara seimbang. “Kalau pelabuhan itu bisa wilayah mana saja. Dan tidak harus yang sudah jadi, atau bisa green field,” jelasnya. Seperti diketahui, saat ini melalui PT Astra Nusa Perd- ana, Astra Infra mengelola Pelabuhan Eastkal di Kalimantan Timur. Pelabuhan tersebut merupakan shore base  untuk Oleh Farid Firdaus JAKARTA – PT Astra International Tbk (ASII) menjajaki sejumlah investor asing dalam ren- cana akuisisi ruas tol di Pulau Jawa. Langkah ini merupakan upaya perseroan dalam mengejar target 500 kilometer (km) ruas tol pada 2021 dari saat ini 350 km. The Black Swan Moment Bahana TCW Dari kiri ke kanan, Direktur Investasi & Riset Bahana TCW Soni Wibowo, Direktur Marketing & Product Bahana TCW Rukmi Proborini dan Direktur Strategi Investasi & Kepala Makroekonomi Bahana TCW Budi Hikmat, berbincang di sela Bahana Media Forum bertema “The Black Swan Moment” di Financial Club, Jakarta, Kamis (30/1/2020). Per 31 Desember 2019, dana kelolaan Bahana TCW Invesment Management tercatat sebesar Rp 48.98 triliun. Angka ini naik dibandingkan total dana kelolaan tahun 2018 lalu sebesar Rp 47,97 triliun. Jumlah investor retail yang berivestasi melalui online distributor dan BahanaLink per akhir 2019 mencapai 16.351 orang. Tahun ini Bahana TCW targetkan dana kelolaan menjadi sekitar Rp 53 triliun. Investor Daily/David Gita Roza LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2019 DAN 2018 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar) LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2019 DAN 2018 (Dalam jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018 DAN 1 JANUARI 2018 (Dalam jutaan Rupiah) 1 Januari 2018* 1 Januari 2018* 2018* 2018* 31 Desember 2018* 31 Desember 2018* 2019 2019 31 Desember 2019 31 Desember 2019 ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 628.649 351.667 404.784 Piutang usaha - Pihak ketiga 4.896.714 4.485.405 4.346.917 - Pihak berelasi 438.775 498.066 368.637 Uang muka dan piutang lain-lain - Pihak ketiga 78.378 92.172 72.986 - Pihak berelasi 33.884 27.763 66.285 Persediaan 2.429.234 2.658.073 2.393.540 Pajak dibayar dimuka - 47.063 3.707 Beban dibayar dimuka 24.700 97.701 44.329 Aset yang dimiliki untuk dijual - - 175.201 Jumlah Aset Lancar 8.530.334 8.257.910 7.876.386 Aset Tidak Lancar Aset tetap 10.715.376 10.627.387 10.422.133 Goodwill 61.925 61.925 61.925 Aset takberwujud 402.718 434.205 390.838 Aset hak-guna 894.801 896.214 1.025.490 Aset tidak lancar lainnya 44.217 49.228 75.018 Jumlah Aset Tidak Lancar 12.119.037 12.068.959 11.975.404 JUMLAH ASET 20.649.371 20.326.869 19.851.790 LIABILITAS Liabilitas Jangka Pendek Pinjaman bank 2.920.000 460.000 3.450.000 Utang usaha - Pihak ketiga 4.322.771 4.288.383 4.291.308 - Pihak berelasi 194.183 284.217 235.802 Utang pajak - Pajak penghasilan Badan 256.609 948.467 180.638 - Pajak lain-lain 342.553 62.999 263.924 Akrual 2.751.404 2.681.273 2.288.992 Utang lain-lain - Pihak ketiga 1.293.017 1.338.860 965.798 - Pihak berelasi 784.606 772.680 709.313 Kewajiban imbalan kerja jangka panjang – bagian jangka pendek 73.986 297.907 146.529 Liabilitas sewa – bagian jangka pendek 126.179 139.036 166.310 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 13.065.308 11.273.822 12.698.614 Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas pajak tangguhan 335.570 359.930 316.267 Kewajiban imbalan kerja jangka panjang – bagian jangka panjang 1.047.816 412.004 855.756 Liabilitas sewa – bagian jangka panjang 918.815 897.446 973.973 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 2.302.201 1.669.380 2.145.996 JUMLAH LIABILITAS 15.367.509 12.943.202 14.844.610 EKUITAS Modal saham (Modal dasar, seluruhnya ditempatkan dan disetor penuh: 7.630.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 10 (nilai penuh) per saham) 76.300 76.300 76.300 Tambahan modal disetor 96.000 96.000 96.000 Saldo laba yang dicadangkan 15.260 15.260 15.260 Saldo laba yang belum dicadangkan 5.094.302 7.196.107 4.819.620 JUMLAH EKUITAS 5.281.862 7.383.667 5.007.180 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 20.649.371 20.326.869 19.851.790 Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan dari pelanggan 46.658.008 45.483.545 Pembayaran kepada pemasok (29.940.845) (30.345.030 ) Pembayaran remunerasi direksi dan karyawan (1.712.441) (1.614.213 ) Pembayaran imbalan kerja jangka panjang non-pensiun (52.024) (42.262 ) Pemberian pinjaman karyawan, bersih (872) 7.201 Pembayaran untuk beban jasa dan royalti (2.939.363) (2.804.332 ) Kas yang dihasilkan dari operasi 12.012.463 10.684.909 Penerimaan dari penghasilan keuangan 7.307 8.704 Pembayaran biaya keuangan (230.230) (191.900 ) Pembayaran pajak penghasilan badan (3.120.471) (2.340.586 ) Arus kas bersih dari aktivitas operasi 8.669.069 8.161.127 Arus kas dari aktivitas investasi Hasil penjualan aset tetap 2.478 12.209 Perolehan aset tetap (1.448.845) (998.329 ) Perolehan aset takberwujud - (66.028 ) Hasil penjualan aset yang dimiliki untuk dijual - 195.479 Hasil penjualan hak distribusi produk Spreads dan merek dagang lokal - 2.799.154 Arus kas bersih (yang digunakan untuk) dari aktivitas investasi (1.446.367) 1.942.485 Arus kas dari aktivitas pendanaan Pinjaman bank, bersih 2.460.000 (2.990.000 ) Pembayaran dividen kepada pemegang saham (9.176.417) (6.926.201 ) Pembayaran liabilitas sewa (220.773) (246.590 ) Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (6.937.190) (10.162.791 ) Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas 285.512 (59.179 ) Dampak perubahan kurs terhadap kas dan setara kas (8.530) 6.062 Kas dan setara kas pada awal tahun 351.667 404.784 Kas dan setara kas pada akhir tahun 628.649 351.667 *Setelah penyajian kembali Penjualan bersih 42.922.563 41.802.073 Harga pokok penjualan (20.893.870) (20.697.246) LABA BRUTO 22.028.693 21.104.827 Beban pemasaran dan penjualan (8.049.388) (7.678.122) Beban umum dan administrasi (3.861.481) (3.925.110) Penghasilan lain-lain, bersih 3.082 2.822.616 LABA USAHA 10.120.906 12.324.211 Penghasilan keuangan 11.096 15.776 Biaya keuangan (230.230) (191.900) LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 9.901.772 12.148.087 Beban pajak penghasilan (2.508.935) (3.066.900) LABA 7.392.837 9.081.187 (Rugi) penghasilan komprehensif lain Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: Pengukuran kembali kewajiban imbalan kerja jangka panjang (403.573) 369.000 Pajak terkait atas penghasilan (rugi) komprehensif lain 100.893 (92.250) Jumlah (rugi) penghasilan komprehensif lain, bersih (302.680) 276.750 JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF 7.090.157 9.357.937 Laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi (EBITDA) 11.250.251 13.373.527 LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (dinyatakan dalam nilai penuh Rupiah per saham) 969 1.190 *Setelah penyajian kembali *Setelah penyajian kembali industri minyak dan gas, industri pertambangan serta aktivitas bisnis Grup Astra. Bisnis Digital Grup Astra juga kian mencari pe- luang-peluang baru di bisnis digital. Menurut Paulus, tren menyuntik investasi ke perusahaan rintisan (start-up) mengalami pergeseran. Alih-alih membenamkan investasi dalam jumlah besar, kini investasi start-up cenderung mengedepankan profitabilitas dan keberlanjutan. “Sekarang sistemnya bukan sep- erti dulu. Strategi bukan menaruh uang lalu menunggu. Jadi ketika kita menaruh uang di start-up, kita sudah harus yakin mereka dapat berkembang bersama secara bagus,” jelas dia. Tahun lalu, salah satu investasi besar perseroan adalah ikut berpartisi- pasi dalam tahap pertama pendanaan seri F Gojek dengan investasi sebesar US$ 100 juta. Dengan tambahan in- vestasi tersebut, total investasi Astra pada Gojek telah mencapai US$ 250 juta. Sementara itu, Astra juga dikabarkan menyuntik modal pada perusahaan rintisan yang bergerak di bisnis lo- gistik, Trukita. Menurut Paulus, in- vestasi yang digelontorkan tidak terlalu besar atau masuk dalam kategori seed investment. Tak hanya mencari dari eksternal, tapi Astra juga memiliki pengembangan start-up sendiri sep- erti aplikasi Cariparkir, Seva.id, dan Movic. Selama 2020, Astra berencana mengembangkan sendiri sejumlah aplikasi digital lainnya. “Suntikan dana itu sekarang tidak harus besar. Yang penting bagi start-up adalah akses. Mungkin cukup sekali atau dua kali disuntik, dan mereka sudah bisa sustainable dan profitable,” ujar dia.

Transcript of Oleh Farid Firdaus - Indonesia Stock Exchange · 2020. 2. 3. · lum menghitung nilai investasi...

Page 1: Oleh Farid Firdaus - Indonesia Stock Exchange · 2020. 2. 3. · lum menghitung nilai investasi yang akan digelontorkan dalam mengakuisisi jalan tol tahun ini. ... Saldo laba yang

JUMAT 31 JANUARI 2020

| 13

REKOMENDASI

Panin SekuritasHari ini IHSG berpotensi bergerak

menurun dalam range 6.020 – 6.100. Se-cara teknikal sudah terkonfirmasi strong downtrend, dengan volume perdagan-gan yang tipis karena efek pemblokiran akun di beberapa sekuritas yang sedang diperiksa terkait kasus Jiwasraya dan Asabri. Cermati DIVA, NFCX, PSAB, dan SQMI.

IHSG ditutup menurun sebesar -55,44 poin (-0.90%) menuju level 6.057,59 pada perdagangan hari Kamis 30 Januari 2020 kemarin. Rebound gagal lagi dan kini IHSG menuju konfirmasi pola triple top pada support 6.020.

Reliance SekuritasIHSG diperkirakan lebih cenderung

terkonsolidasi pada perdagangan akhir pekan, menanti konfirmasi lanjutan penutupan gap dengan support resist-ance 6.015-6.065. Saham-saham yang masih cukup menarik secara teknikal diantaranya; TBLA, KINO, CPIN, MAIN, KLBF, BBTN, PGAS. Secara teknikal per-gerakan IHSG kembali bergerak melemah menggagalkan konfirmasi pola dragon fly doji dan break out support menuju penu-tupan gap dengan target 6015. Indikator stochastic dan RSI berada pada area oversold dan belum mengkonfirmasi pola golden-cross.

IHSG kemarin (-0.91%) turun menghampiri sepersen sebesar 55.45 poin kelevel 6057.59 dengan saham-sa-ham ASII (-2.93%) dan INTP (-3.37%) mengirim sektor aneka Industri (-2.40%) dan industri dasar (-1.39%) menjadi yang terlemah disektoral. Katalis regional dan global masih menjadi awan hitam per-gerakan IHSG dan rupiah.

Erdikha Elit SekuritasIndeks pada perdagangan kemarin

ditutup melemah membentuk pola candle bearish breakway menguji support level 6000, apabila level ini tertembus maka berpotensi melanjutkan pelemahan hingga melemah ke level support 5950. Indikator stochastic nampak berada pada areal oversold di level 18 adanya potensi penguatan. Indeks nampak ditransak-sikan relatif sepi dengan nilai transaksi terjadi sebesar 5,63 triliun, kendati asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 261 miliar.

Pelemahan indeks dibebani oleh seluruh sektor yaitu Misc -Ind (-2.402%), Basic-Ind (-1.392%), Manufactur (-1.332%), Mining (-1.211%), Property (-1.178%), Consumer (-0.969%), Infra-structur (-0.747%), Finance (-0.604%), Trade (-0.549%), Agriculture (-0.249%). Indeks pada hari ini diperkirakan ber-gerak consolidation kecenderungan menguat dengan range pergerakan 6.000 sampai 6.100.

Direktur Astra International Paulus Bambang Widjanarko mengatakan, tahun ini, perseroan fokus membidik proyek-proyek brown field infrastruktur, terutama jalan tol. Sama seperti tahun lalu, perseroan juga tidak berniat sendirian dalam melancarkan aksi akuisisinya.

“Kenapa investor dari luar negeri, supaya ada foreign direct investment di Indonesia. Seperti di Cikopo-Palimanan, di mana kita membawa investor dari Kanada,” jelas dia di Jakar ta, Kamis (30/1).

Paulus belum menyebut detail siapa perusahaan asing yang saat ini tengah diajak diskusi. Pihaknya menyatakan, dalam aksi akuisisi perseroan tidak harus selalu menguasai saham mayoritas karena tergantung dari komitmen mitra strategis nantinya.

Sementara itu, perseroan be-lum menghitung nilai investasi yang akan digelontorkan dalam mengakuisisi jalan tol tahun ini. Sebagai gambaran, sepanjang 2019, kata Paulus, perseroan menghabiskan dana sekitar Rp 3-4 triliun dalam mengakuisisi dua ruas tol.

Pada November 2019, per-seroan melalui PT  Astra Tol Nusantara (Astra Infra) bersama mitra strategisnya Canada  Pen-sion Plan Investment Board (CPPIB) menyelesaikan akuisisi 55% saham PT Lintas Marga

Sedaya (LMS), pengelola ruas tol Cikopo-Paliaman (Cipali), dari PLUS Expressways Interna-tional Bhd, anak usaha dari UEM Group Bhd.

Dengan selesainya proses ak-uisisi ini, maka kini komposisi pe-megang saham LMS adalah Astra Infra 55% dan CPPIB 45%. Ruas tol Cipali merupakan bagian penting jaringan jalan tol Trans Jawa, mengingat jalan tol sepanjang 116,8 km ini menjadi jalur utama logistik yang menghubungkan daerah Jabodetabek dan Kara-wang dengan daerah lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sebelumnya, Astra Infra ber-hasil mengakuisisi 44,5% saham PT Jasamarga Surabaya Mo-jokerto dari PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan pemegang saham in-dividu lain pada Mei 2019. Ruas tol Surabaya-Mojokerto ini memiliki panjang 36,3 km.

Selain jalan tol, lanjut Paulus, perseroan juga melihat pelabuhan yang potensial untuk diakuisisi. Perseroan berharap portofolio bisnis infrastruktur dan properti dikembangkan secara seimbang. “Kalau pelabuhan itu bisa wilayah mana saja. Dan tidak harus yang sudah jadi, atau bisa green field,” jelasnya.

Seper ti diketahui, saat ini melalui PT Astra Nusa Perd-ana, Astra Infra mengelola Pelabuhan Eastkal di Kalimantan T imur. Pelabuhan tersebut merupakan  shore base  untuk

Oleh Farid Firdaus

JAKARTA – PT Astra International Tbk (ASII) menjajaki sejumlah investor asing dalam ren-cana akuisisi ruas tol di Pulau Jawa. Langkah ini merupakan upaya perseroan dalam mengejar target 500 kilometer (km) ruas tol pada 2021 dari saat ini 350 km.

The Black Swan Moment Bahana TCWDari kiri ke kanan, Direktur Investasi & Riset Bahana TCW Soni Wibowo, Direktur Marketing & Product Bahana TCW Rukmi Proborini dan Direktur Strategi Investasi & Kepala Makroekonomi Bahana TCW Budi Hikmat, berbincang di sela Bahana Media Forum bertema “The Black Swan Moment” di Financial Club, Jakarta, Kamis (30/1/2020). Per 31 Desember 2019, dana kelolaan Bahana TCW Invesment Management tercatat sebesar Rp 48.98 triliun. Angka ini naik dibandingkan total dana kelolaan tahun 2018 lalu sebesar Rp 47,97 triliun. Jumlah investor retail yang berivestasi melalui online distributor dan BahanaLink per akhir 2019 mencapai 16.351 orang. Tahun ini Bahana TCW targetkan dana kelolaan menjadi sekitar Rp 53 triliun.

Investor Daily/David Gita Roza

Investor Daily _8 Kol x 190 MM_Terbit 31 Januari 2020 - Rev-2

Bisnis Indonesia _8 Kol x 190 MM_Terbit 31 Januari 2020 - Rev-2

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2019 DAN 2018

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar)

LAPORAN ARUS KASUNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA

31 DESEMBER 2019 DAN 2018(Dalam jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN31 DESEMBER 2019, 31 DESEMBER 2018 DAN 1 JANUARI 2018

(Dalam jutaan Rupiah)

1 Januari2018*

1 Januari2018* 2018* 2018*

31 Desember2018*

31 Desember2018* 2019 2019

31 Desember2019

31 Desember2019

ASET

Aset Lancar Kas dan setara kas 628.649 351.667 404.784Piutang usaha - Pihak ketiga 4.896.714 4.485.405 4.346.917 - Pihak berelasi 438.775 498.066 368.637 Uang muka dan piutang lain-lain - Pihak ketiga 78.378 92.172 72.986 - Pihak berelasi 33.884 27.763 66.285 Persediaan 2.429.234 2.658.073 2.393.540 Pajak dibayar dimuka - 47.063 3.707 Beban dibayar dimuka 24.700 97.701 44.329 Aset yang dimiliki untuk dijual - - 175.201

Jumlah Aset Lancar 8.530.334 8.257.910 7.876.386

Aset Tidak Lancar

Aset tetap 10.715.376 10.627.387 10.422.133Goodwill 61.925 61.925 61.925 Aset takberwujud 402.718 434.205 390.838 Aset hak-guna 894.801 896.214 1.025.490Aset tidak lancar lainnya 44.217 49.228 75.018

Jumlah Aset Tidak Lancar 12.119.037 12.068.959 11.975.404 JUMLAH ASET 20.649.371 20.326.869 19.851.790

LIABILITAS

Liabilitas Jangka Pendek Pinjaman bank 2.920.000 460.000 3.450.000 Utang usaha - Pihak ketiga 4.322.771 4.288.383 4.291.308 - Pihak berelasi 194.183 284.217 235.802 Utang pajak - Pajak penghasilan Badan 256.609 948.467 180.638 - Pajak lain-lain 342.553 62.999 263.924 Akrual 2.751.404 2.681.273 2.288.992 Utang lain-lain - Pihak ketiga 1.293.017 1.338.860 965.798 - Pihak berelasi 784.606 772.680 709.313 Kewajiban imbalan kerja jangka panjang – bagian jangka pendek 73.986 297.907 146.529 Liabilitas sewa – bagian jangka pendek 126.179 139.036 166.310

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 13.065.308 11.273.822 12.698.614

Liabilitas Jangka Panjang

Liabilitas pajak tangguhan 335.570 359.930 316.267 Kewajiban imbalan kerja jangka panjang – bagian jangka panjang 1.047.816 412.004 855.756 Liabilitas sewa – bagian jangka panjang 918.815 897.446 973.973

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 2.302.201 1.669.380 2.145.996

JUMLAH LIABILITAS 15.367.509 12.943.202 14.844.610

EKUITAS Modal saham (Modal dasar, seluruhnya ditempatkan dan disetor penuh: 7.630.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 10 (nilai penuh) per saham) 76.300 76.300 76.300 Tambahan modal disetor 96.000 96.000 96.000 Saldo laba yang dicadangkan 15.260 15.260 15.260 Saldo laba yang belum dicadangkan 5.094.302 7.196.107 4.819.620

JUMLAH EKUITAS 5.281.862 7.383.667 5.007.180

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 20.649.371 20.326.869 19.851.790

Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan dari pelanggan 46.658.008 45.483.545Pembayaran kepada pemasok (29.940.845 ) (30.345.030 )Pembayaran remunerasi direksi dan karyawan (1.712.441 ) (1.614.213 ) Pembayaran imbalan kerja jangka panjang non-pensiun (52.024 ) (42.262 )Pemberian pinjaman karyawan, bersih (872 ) 7.201 Pembayaran untuk beban jasa dan royalti (2.939.363 ) (2.804.332 )

Kas yang dihasilkan dari operasi 12.012.463 10.684.909Penerimaan dari penghasilan keuangan 7.307 8.704Pembayaran biaya keuangan (230.230 ) (191.900 )Pembayaran pajak penghasilan badan (3.120.471 ) (2.340.586 )

Arus kas bersih dari aktivitas operasi 8.669.069 8.161.127Arus kas dari aktivitas investasi

Hasil penjualan aset tetap 2.478 12.209Perolehan aset tetap (1.448.845 ) (998.329 )Perolehan aset takberwujud - (66.028 )Hasil penjualan aset yang dimiliki untuk dijual - 195.479Hasil penjualan hak distribusi produk Spreads dan merek dagang lokal - 2.799.154

Arus kas bersih (yang digunakan untuk) dari aktivitas investasi (1.446.367 ) 1.942.485 Arus kas dari aktivitas pendanaan

Pinjaman bank, bersih 2.460.000 (2.990.000 )Pembayaran dividen kepada pemegang saham (9.176.417 ) (6.926.201 ) Pembayaran liabilitas sewa (220.773 ) (246.590 )

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (6.937.190 ) (10.162.791 ) Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas 285.512 (59.179 )

Dampak perubahan kurs terhadap kas dan setara kas (8.530 ) 6.062

Kas dan setara kas pada awal tahun 351.667 404.784

Kas dan setara kas pada akhir tahun 628.649 351.667*Setelah penyajian kembali

Penjualan bersih 42.922.563 41.802.073

Harga pokok penjualan (20.893.870 ) (20.697.246 )

LABA BRUTO 22.028.693 21.104.827

Beban pemasaran dan penjualan (8.049.388 ) (7.678.122 ) Beban umum dan administrasi (3.861.481 ) (3.925.110 ) Penghasilan lain-lain, bersih 3.082 2.822.616

LABA USAHA 10.120.906 12.324.211

Penghasilan keuangan 11.096 15.776 Biaya keuangan (230.230 ) (191.900 )

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 9.901.772 12.148.087

Beban pajak penghasilan (2.508.935 ) (3.066.900 )LABA 7.392.837 9.081.187

(Rugi) penghasilan komprehensif lain Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: Pengukuran kembali kewajiban imbalan kerja jangka panjang (403.573 ) 369.000 Pajak terkait atas penghasilan (rugi) komprehensif lain 100.893 (92.250 )

Jumlah (rugi) penghasilan komprehensif lain, bersih (302.680 ) 276.750

JUMLAH PENGHASILAN KOMPREHENSIF 7.090.157 9.357.937

Laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi (EBITDA) 11.250.251 13.373.527

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (dinyatakan dalam nilai penuh Rupiah per saham) 969 1.190

*Setelah penyajian kembali *Setelah penyajian kembali

industri minyak dan gas, industri pertambangan serta aktivitas bisnis Grup Astra.

Bisnis DigitalGrup Astra juga kian mencari pe-

luang-peluang baru di bisnis digital. Menurut Paulus, tren menyuntik investasi ke perusahaan rintisan (star t-up) mengalami pergeseran. Alih-alih membenamkan investasi dalam jumlah besar, kini investasi start-up cenderung mengedepankan profitabilitas dan keberlanjutan.

“Sekarang sistemnya bukan sep-erti dulu. Strategi bukan menaruh

uang lalu menunggu. Jadi ketika kita menaruh uang di  start-up, kita sudah harus yakin mereka dapat berkembang bersama secara bagus,” jelas dia.

Tahun lalu, salah satu investasi besar perseroan adalah ikut berpartisi-pasi dalam tahap pertama pendanaan seri F Gojek dengan investasi sebesar US$ 100 juta. Dengan tambahan in-vestasi tersebut, total investasi Astra pada Gojek telah mencapai US$ 250 juta.

Sementara itu, Astra juga dikabarkan menyuntik modal pada perusahaan rintisan yang bergerak di bisnis lo-

gistik, Trukita. Menurut Paulus, in-vestasi yang digelontorkan tidak terlalu besar atau masuk dalam kategori seed investment. Tak hanya mencari dari eksternal, tapi Astra juga memiliki pengembangan start-up sendiri sep-erti aplikasi Cariparkir, Seva.id, dan Movic. Selama 2020, Astra berencana mengembangkan sendiri sejumlah aplikasi digital lainnya.

“Suntikan dana itu sekarang tidak harus besar. Yang penting bagi start-up adalah akses. Mungkin cukup sekali atau dua kali disuntik, dan mereka sudah bisa sustainable dan profitable,” ujar dia.