Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali...

14
Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk) PRODUK ERUPSI SOPUTAN JUNI – AGUSTUS 2011 Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, KUSHENDRATNO, dan Iing KUSNADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Sari Karakteristik letusan G. Soputan pada umumnya berupa letusan eksplosif . Lontaran material seperti abu, pasir, lapili, dan bom-bom, serta terjadi guguran lava pijar. Fase erupsi pada periode ini diawali oleh letusan abu vulkanik setinggi hampir 6000 meter diatas puncak dan disertai oleh luncuran awanpanas kearah barat. Setelah tahapan erusi tersebut Gunungapi ini terus mengeluarkan hembusan dan guguran. Fase erupsi ini kemudian diakhiri oleh letusan abu vulkanik yang disusul oleh aliran lava kearah bukaan Gunungapi Soputan. Letusan G. Soputan ini merupakan salah satu fenomena yang ideal untuk kronologi letusan gunungapi tipikal di Indonesia. Kata Kunci : Fase erupsi, abu vulkanik, awanpanas, aliran lava, dan Porphiry Basalt PENDAHULUAN G. Soputan merupakan salah satu gunungapi aktif yang kegiatannya pada beberapa tahun ditandai dengan terjadinya guguran-guguran kubah lava. Gunungapi tipe strato ini terletak di kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara dengan posisi koordinat pada 01 o 06’ 30 LU dan 124 o 43’ BT (Gambar 1). Sejarah erupsi G. Soputan pertama kali tercatat pada tahun 1785. Saat itu letusan berasal dari kawah utama, kemudian berturut-turut terjadi pada tahun 1786, 1833, 1845 dan 1890 pada kawah yang sama. Selain Kawah Soputan, pusat kegiatan lainnya adalah dari G. Aesoput dan Aesoput Weru. Kegiatan dari kedua sumber erupsi tersebut umumnya menghasilkan leleran lava (bersifat efusif). Bentuk tubuh G. Soputan mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 1990, G. Soputan berbentuk kerucut terpancung dengan lereng tertutup bahan lepas hasil letusan. Mulai tahun 1991 hingga tahun 2006, terjadi pertumbuhan kubah lava yang mengakibatkan tertutupnya kawah lama oleh kubah lava. Tahun 2007, puncak G. Soputan kembali menjadi kerucut terpancung setelah terjadi letusan pada bulan Agustus dan Oktober 2007, kemudian erupsi bulan Juni dan Oktober 2008. Selang waktu erupsi G. Soputan antara yang satu dengan lainnya mempunyai waktu terpendek sekitar 2 bulan dan terpanjang sekitar 47 tahun. Karakteristik letusan G. Soputan pada umumnya berupa letusan eksplosif yang diakhiri oleh aliran lava yang bersifat efusif. Lontaran material seperti abu, pasir, lapili dan bom-bom, serta terjadi guguran-guguran lava pijar dapat terjadi pada saat G. Soputan ber erupsi. Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 19-32 Hal :19

Transcript of Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali...

Page 1: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

PRODUK ERUPSI SOPUTAN JUNI – AGUSTUS 2011

Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, KUSHENDRATNO, dan Iing KUSNADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,

Sari Karakteristik letusan G. Soputan pada umumnya berupa letusan eksplosif . Lontaran material seperti abu, pasir, lapili, dan bom-bom, serta terjadi guguran lava pijar. Fase erupsi pada periode ini diawali oleh letusan abu vulkanik setinggi hampir 6000 meter diatas puncak dan disertai oleh luncuran awanpanas kearah barat. Setelah tahapan erusi tersebut Gunungapi ini terus mengeluarkan hembusan dan guguran. Fase erupsi ini kemudian diakhiri oleh letusan abu vulkanik yang disusul oleh aliran lava kearah bukaan Gunungapi Soputan. Letusan G. Soputan ini merupakan salah satu fenomena yang ideal untuk kronologi letusan gunungapi tipikal di Indonesia. Kata Kunci : Fase erupsi, abu vulkanik, awanpanas, aliran lava, dan Porphiry Basalt PENDAHULUAN G. Soputan merupakan salah satu gunungapi aktif yang kegiatannya pada beberapa tahun ditandai dengan terjadinya guguran-guguran kubah lava. Gunungapi tipe strato ini terletak di kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara dengan posisi koordinat pada 01o06’ 30 LU dan 124o43’ BT (Gambar 1). Sejarah erupsi G. Soputan pertama kali tercatat pada tahun 1785. Saat itu letusan berasal dari kawah utama, kemudian berturut-turut terjadi pada tahun 1786, 1833, 1845 dan 1890 pada kawah yang sama. Selain Kawah Soputan, pusat kegiatan lainnya adalah dari G. Aesoput dan Aesoput Weru. Kegiatan dari kedua sumber erupsi tersebut umumnya menghasilkan leleran lava (bersifat efusif). Bentuk tubuh G. Soputan mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 1990, G.

Soputan berbentuk kerucut terpancung dengan lereng tertutup bahan lepas hasil letusan. Mulai tahun 1991 hingga tahun 2006, terjadi pertumbuhan kubah lava yang mengakibatkan tertutupnya kawah lama oleh kubah lava. Tahun 2007, puncak G. Soputan kembali menjadi kerucut terpancung setelah terjadi letusan pada bulan Agustus dan Oktober 2007, kemudian erupsi bulan Juni dan Oktober 2008. Selang waktu erupsi G. Soputan antara yang satu dengan lainnya mempunyai waktu terpendek sekitar 2 bulan dan terpanjang sekitar 47 tahun. Karakteristik letusan G. Soputan pada umumnya berupa letusan eksplosif yang diakhiri oleh aliran lava yang bersifat efusif. Lontaran material seperti abu, pasir, lapili dan bom-bom, serta terjadi guguran-guguran lava pijar dapat terjadi pada saat G. Soputan ber erupsi.

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 19-32 Hal :19

Page 2: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

Gambar 1. Lokasi Gunungapi Soputan, Provinsi Sulawesi Utara.

METODE PENYELIDIKAN Metode yang digunakan dalam penyelidikan ini adalah observasi lapangan dan pemetaan endapan hasil erupsi G. Soputan yang terbaru khususnya endapan abu vulkanik, endapan aliran piroklastik, dan endapan aliran lava. Analisis morfologi daerah puncak diperlukan untuk prakiraan sebaran awan panas dan aliran lava tersebut apabila terjadi kembali pada waktu mendatang. GEOLOGI G. SOPUTAN G. Soputan merupakan gunungapi strato yang paling muda dari kompleks Manggala Tondano. Morfologi G. Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi yang meliputi satuan morfologi tubuh gunungapi, satuan morfologi perbukitan, dan morfologi dataran. Dari penyebaran dan ciri fisik di lapangan, maka stratigrafi di kompleks G. Soputan dan sekitarnya dikelompokkan ke dalam 47 satuan batuan (M.N. Kartadinata, dkk, 1998) (Gambar 2) yang berasal dari delapan sumber titik erupsi, yaitu : 1. Produk Vulkanik Tersier : Satuan ini

disusun oleh endapan batuan berumur tua, baik berupa lava dan aliran piroklastika,

dengan penyebaran yang cukup luas, yaitu di daerah baratdaya G. Soputan.

2. Produk Vulkanik Tondano : Penyebaran satuan ini terletak di sebelah selatan, tenggara, dan timurlaut G. Soputan. Satuan batuannya terdiri dari aliran piroklastik dan lahar.

3. Produk G. Rindengan : dibagi kedalam 8 produk Aliran Lava, 2 produk Aliran Piroklastika, 2 Jatuhan Piroklastika, Lahar Ranomea.

4. Produk G. Kelewung : dibagi kedalam 2 produk Jatuhan Piroklastika, Aliran Lava, dan Aliran Piroklastika.

5. Produk G. Manimporok : dibagi kedalam 2 produk Jatuhan Piroklastika, 3 produk Aliran Lava, Aliran Piroklastika, dan Endapan Lahar Ratahan.

6. Produk G. Kelelondei : dibagi kedalam produk Jatuhan Piroklastika, dan Aliran Lava.

7. Produk G. Temboan : dibagi kedalam produk Jatuhan Piroklastika, 3 produk Aliran Lava, dan Aliran Piroklastika.

8. Produk G. Soputan dan Aesoput : dibagi kedalam 4 produk Jatuhan Piroklastika Soputan, 3 produk Aliran Lava Soputan , Aliran Piroklastika Soputan, Endapan Lahar

Hal :20 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 20-32

Page 3: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

Winorangian, 2 produk Aliran Lava Aesoput, dan Kubah Lava Soputan.

Struktur geologi yang terdapat di daerah Soputan dan Sekitarnya terdiri atas sesar normal dan struktur kawah. Ada empat sesar normal yaitu ; Sesar Normal Amurang - Malompar, Sesar Normal Kiawa, Sesar Normal Tombasian Atas, dan Sesar Normal Pinamangkulan. Sesar Normal Amurang-Malompar berkembang di daerah baratdaya peta yang merupakan pembatas antara zona fisiografi “Gorontalo Section” yang ditempati oleh satuan batuan vulkanik Tersier dan “Minahasa Section” yang ditempati oleh satuan batuan Vulkanik Kuarter. Sesar Normal Kawangkoan berkembang di sebelah timurlaut peta di sepanjang K. Ranosonde, Kp. Kiawa sampai Kawangkoan. Nama terakhir diusulkan sebagai nama sesar ini. Sesar Normal Tombasian Atas berkembang di sebelah timurlaut peta di sepanjang Lansat, Ranolambat, dan Kp. Tombasian Atas. Sesar Normal Pinamangkulan berarah Utara timurlaut

- Selatan baratdaya membentang dari K. Ranomasem di utara ke arah lembah Pinamangkulan. Setelah pembentukan sesar normal Pinamangkulon-Ranomasem, maka terjadilah suatu depresi yang menghasilkan suatu morfologi berbentuk tapal kuda yang mengarah ke baratlaut peta. Akibat depresi ini, maka terbentuklah struktur kawah/kaldera yang mempengaruhi bentuk morfologi tua rindengan-Kelewung. Sejarah geologi kompleks G. Soputan dan Sekitarnya dimulai pada akhir Tersier, yaitu dengan terbentuknya endapan vulkanik tua di bagian selatan, kemudian pada awal Kuarter terjadi pembentukan Kaldera Tondano atau pada saat orogenesa Plio - Plistosen yang mengakibatkan munculnya beberapa sumber erupsi antara lain ; G. Rindengan, G. Kelewung, G. Manimporok, G. Kelelondei, G. Temboan, dan G. Soputan serta Aesoput. Aktifitas terkini di kompleks G. Soputan adalah pembentukan kubah lava dan aluvium.

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 21-32 Hal :21

Page 4: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

Gambar 2. Geologi Gunungapi Soputan (M.N. Kartadinata dkk.1998) KRONOLOGI ERUPSI G. SOPUTAN 2011 Erupsi 2 Juli 2011 terjadi pada pukul 00.24 WITA hingga pukul 02.17 WITA dan puncaknya terjadi pada tanggal 3 Juli 2011 pukul 06.03 WITA merupakan letusan eksplosif dengan tinggi asap letusan hingga 6000 meter berwarna abu-abu tebal mengarah ke timur-tenggara (Gambar 3 a). Abu berwarna abu-abu-hitam, berbutir halus berukuran 0.5 mm-1 mm. Ketebalan abu maksimum yang dijumpai tersebar sejauh 8,5 km di daerah Gunung

Potong dengan ketebalan abu mencapai 14 cm (Gambar 3 b). Endapan abu tersebut mengakibatkan kerusakan pada hutan, kebun penduduk, infrastruktur jalan, listrik, dan sarana telekomunikasi. Wilayah bagian timur G. Soputan seluruhnya terkena dampak dari hujan abu tersebut. Sebaran abu di daerah kawasan rawan bencana diatas semua tergambar dalam peta sebaran abu hasil letusan G.Soputan (Gambar 5).

Hal :22 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 22-32

Page 5: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

(a) (b)

Gambar 3. Letusan G. Soputan yang mengeluarkan abu sejauh 8.5 km dengan ketebalan maksimum 14 cm (Foto Rumimper, Fandy ., Prambada, O.,2011)

Pada letusan tanggal 2-3 Juli 2011, citra satelit OMII memperlihatkan bahwa abu letusan mengarah kearah timur-tenggara hingga

mencapai Teluk Bitung dan Laut Maluku sejauh 60 km (Gambar 4).

(a) (b)

Gambar 4. Citra Satelit OMII menunjukkan sebaran abu pada erupsi G. Soputan 3 Juli 2011

hingga Laut Maluku.

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 23-32 Hal :23

Page 6: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

Hal :24 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 24-32

 

Gambar 5. Peta sebaran abu vulkanik G. Soputan pada erupsi Juli 2011 (Prambada, O. Dkk., 2011)

Page 7: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

Luncuran awanpanas yang menyertai letusan eksplosif pada tanggal 3 Juli 2011 teramati ke arah barat dengan jarak luncur 4 km sampai daerah Ranoketangtua (Gambar 6). Daerah ini merupakan sebaran awanpanas tahun 2008

sehingga awanpanas 3 Juli 2011 ini menindih awan panas tersebut. Endapan awanpanas ini juga terihat melalui citra satelit Terra dan Aqua dari MODVOLC yang menunjukkan titik panas sejauh 4 km pada hari yang sama (Gambar 7).

(a) (b)

Gambar 6. Bukaan kawah G. Soputan yang berarah Barat (a) dan endapan awanpanas hasil erupsi G. Soputan Juli 2011 (b) (Foto : Prambada, O./PVMBG/Juli 2011).

(a) (b)

Gambar 7. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 2 Juli 2011 (a), dan 3 Juli 2011 (b) yang merupakan luncuran awanpanas hasil erupsi G. Soputan. (sumber :MODVOLC, MODIS

higp hawaii).

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 25-32 Hal :25

Page 8: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

Aliran Lava efusif yang dikeluarkan setelah letusan eksplosif pada tanggal 14 Agustus 2011 teramati ke arah barat dengan jarak luncur 1200 m melewati bukaan G Soputan yang pada tahun 2008 juga mengalir didalam

bukaan ini (Gambar 8). Endapan aliran lava dapat dilihat pada citra satelit Terra dan Aqua dari MODVOLC yang ditunjukkan titik panas sejauh 1000 m pada peta tersebut (Gambar 9).

Gambar 8. Endapan aliran lava 2011 G. Soputan yang tersebar kearah barat yang menutupi endapan aliran lava 2008 (Foto : Prambada, O./PVMBG/Agustus 2011).

Hal :26 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 26-32

Page 9: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

(a) (b)

Gambar 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), dan 15 Agustus 2011 (b) yang merupakan aliran lava hasil erupsi G. Soputan. (sumber :MODVOLC, MODIS

higp hawaii).

Sebaran aliran lava G. soputan pada tanggal 14 Agustus 2011 masih terdapat dalam Kawasan Rawan Bencana III yang tidak boleh dihuni, sehingga tidak berdampak buruk bagi kehidupan di sekitarnya mengingat kawasan ini bukan wilayah hunian sampai 4 km. Secara megaskopis lava porfiri basalt tanggal 14 Agustus 2011 mempunyai ciri berwarna hitam, tekstur porfiritik, bagian permukaan lava

fragmental, keras, singkapan dalam kondisi segar, holokristalin, vesikular, masif, bentuk mineral sub hedral-granular, mineral yang teramati piroksen, olivin, hornblende, sedikit mineral biotit yang tertanam dalam masadasar mikrokristalin dan gelas vulkanik (Gambar 10). Butiran mineral berukuran antara 0,2 cm-0,5 cm.

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 27-32 Hal :27

Page 10: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

Gambar 10 . Endapan Aliran Lava G. Soputan 2011 yang bersifat Porfiri Basalt

(Foto : Prambada, O./PVMBG/Juli 2011).

Ketebalan maksimum aliran lava ini adalah 8 m di daerah bukaan kawah G. Soputan yang mengarah ke barat. Tidak ada kerusakan akibat erupsi G. Soputan pada tanggal 14 Agustus 2011.

Sebaran aliran lava dan awanpanas G. Soputan di atas semua tergambar dalam peta sebaran awanpanas dan aliran lava G.Soputan 2006-2011 (Gambar 11). Pada umumnya lereng bagian barat G. Soputan, seluruhnya terkena awanpanas dan aliran lava.

Hal :28 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 28-32

Page 11: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

  

Gambar 11. Peta Sebaran awan panas dan aliran lava G. Soputan 2006 - 2011

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 29-32 Hal :29

Page 12: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

PEMBAHASAN Abu letusan gunungapi mempunyai kandungan volatile/gas (terutama gas HF, HCl, dan SO2) yang terikat dipermukaan abu (teradsorpsi). Ikatan absorpsi gas dalam abu dapat lepas dengan cara melarutkan abu dalam air dan memanaskannya pada temperatur di bawah titik didih air, disebut sebagai ash leachate. Gas HF, HCl, dan SO2 yang lepas kemudian larut dalam air membentuk ion F, Cl, dan SO4 dan konsentrasinya dapat diukur dengan menggunakan Ion Chromatography. Selanjutnya rasio anion (F/Cl dan Cl/SO4) dapat diperoleh. Untuk gunungapi yang meletus beberapa kali dalam satu periode letusan (seperti G. Merapi dan G. Lokon) maka rasio anion tersebut dapat digunakan untuk melihat perkembangan aktivitas/letusan gunungapi. Contoh aplikasinya, bila rasio Cl/SO4 memperlihatkan tren menurun dari satu letusan ke letusan berikutnya maka dapat diinterpretasikan aktivitas vulkanik/letusan memperlihatkan tren menurun juga dan sebaliknya. Pada saat letusan G. Soputan 3 Juli 2011, ketebalan abu letusan di Desa Tombasian Atas (sebelah utara) sangat tipis (kurang dari 2 mm) tetapi di Gunung Potong, Desa Noongan (sebelah timur) abu letusan sangat tebal (lk. 14

cm). Ini mengindikasikan saat itu angin dominan ke arah timur G. Soputan. Sampling abu dilakukan pada dua lokasi tersebut pada waktu yang berbeda. Posisi sampling abu di Desa Tombasian Atas berjarak lk. 9,5 km dari pusat erupsi dan di G. Potong, Desa Noongan berjarak lk. 8 km dari pusat erupsi. Hasil analisis rasio anion (F/Cl dan Cl/SO4) dicantumkan dalam table/grafik di bawah. Nilai rasio F/Cl jauh lebih kecil daripada rasio Cl/SO4. Hal ini disebabkan kandungan gas HF yang terabsorpsi pada abu jauh lebih kecil daripada gas HCl dan SO2 dan fluoride lebih sukar larut dalam air daripada klorida dan sulfat. Pada dua lokasi sampling di atas, nilai rasio anion agak berbeda dimana nilai rasio anion di G. Potong, Desa Noongan lebih besar daripada di Desa Tombasian Atas. Hal ini dapat disebabkan terutama oleh perbedaan waktu sampling dan arah angin. Dalam satu letusan, produk akhir letusan akan mempunyai kandungan volatile (terutama HF, HCl, dan SO2) yang lebih besar. Oleh karena itu rasio F/Cl dan Cl/SO4 dalam sampel 7 Juli menjadi lebih besar di bandingkan dengan sampel 3 Juli. Jadi sampel sebaiknya yang representative yang dapat mewakili abu dari produk awal sampai akhir letusan (Gambar 12).

Letusan Sampling Abu Rasio NO

Tanggal Tanggal Lokasi Koordinat F/Cl Cl/SO4

1 3 Juli 2011

3 Juli 2011

Desa Tombasian Atas

01o12'01,0'' LU - 124o45'24,0'' BT

(lk. 9,5 km di utara G. Soputan)

0.304 2.213

2 3 Juli 2011

7 Juli 2011 G. Potong,

Desa Noongan

01o06'30,4'' LU - 124o48'29,7'' BT

(lk. 8 km di timur G. Soputan) 0.364 4.361

Hal :30 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 30-32

Page 13: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

Gambar 12. Rasio F/Cl dan Cl/SO4 pada abu letusan G. Soputan Juli 2011.

Pada saat letusan G. Soputan 14 Agustus 2011, G. Soputan mengeluarkan material vulkanik berupa abu dan aliran lava. Aliran lava terakhir yang dikeluarkan G. Soputan adalah pada erupsi 2008. Aliran lava hasil erupsi 14 Agustus 2011 menutupi lava hasil erupsi 2008. Komposisi kimia lava G. Soputan semenjak erupsi tahun 1966 bersifat basaltik, olivin basaltik, dan basaltic porfiri. Lava hasil erupsi 2008 juga bersifat basaltik. Sifat lava yang dikeluarkan pada saat erupsi 2011 juga memiliki karakter yang tidak berbeda, hanya saja endapan lava basaltik hasil erupsi 2011 lebih bersifat porfiritik dibandingkan endapan lava hasil erupsi 2008. Hal ini menunjukkan

bahwa sedikit sekali perubahan sifat fluida pada magma sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap lava yang dihasilkan G. Soputan berasal dari supply magma yang sama. Pada sayatan tipis (Gambar 13), sayatan bertekstur porfiritik, masadasar afanitik, hipokristalin, intergranular, bentuk kristal subhedral-anhedral, granular butir halus-sedang, ukuran 0,1-.1,5 mm, vesikuler, komposisi fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, olivin, hornblende dan mineral opak, yang tertanam dalam masadasar mikrokristalin dan gelas. Batuan ini termasuk dalam jenis batuan Porphiry Basalt (Streckeisen-1978).

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 31-32 Hal :31

Page 14: Oktory PRAMBADA, Ugan B. SAING, … 9. Citra satelit Aqua dan Terra yang memperlihatkan anomali panas pada tanggal 14 Agustus 2011 (a), ... didih air, disebut sebagai ash leachate.

Produk Erupsi Soputan Juni – Agustus 2011 (Oktory Prambada, dkk)

A B C D E F G H I J A B C D E F G H I J

1 1 1

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

7 7

7

X – Nikol // - Nikol

Gambar 13. Sayatan tipis sampel aliran lava G. Soputan 2011 (Foto : Puslitbang TEKmira)

1mm  1mm

Pada saat ini Gunungapi Soputan memiliki endapan abu dilereng sebelah Timur dan Tenggara, apabila terjadi hujan lebat akan mengakibatkan aliran lahar diantaranya ke arah bantaran S. Popang, S. Kawangkowan, S. Lowian S. Pinamangkolan, S. Ranowangko, S. Pontu, Royongan Saluwangko, Royongan Walewangko, Kuala Kaluya, dan Kuala Palaus. Potensi bahaya lainnya adalah guguran lava yang masih sering terjadi di sekitar tubuh gunungapi, umumnya guguran terjadi di bagian utara dan Barat. Yang harus diwaspadai selanjutnya adalah aliran awan panas dan aliran lava ke arah Silian, karena bukaan kawahnya menuju ke daerah tersebut.

KESIMPULAN Erupsi Gunungapi Soputan pada periode Juli-Agustus 2011 didahului oleh letusan abu vulkanik yang disertai aliran awanpanas. Setelah rangkaian erupsi tersebut pada tahap akhir diakhiri oleh aliran lava. Fase erupsi gunungapi Soputan pada periode ini merupakan tahapan fase erupsi yang ideal yang dapat dijadikan referensi bagaimana rangkaian fase erupsi yang ideal masih ditemukan di gunungapi di indonesia.

DAFTAR PUSTAKA M.N. Kartadinata, dkk.,1998, Peta Geologi

Gunungapi Soputan, Sulawesi Utara, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Prambada, O., dkk, 2011, Laporan Tanggap Darurat Gunungapi Soputan, Sulawesi Utara, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Suparman, Y., dkk, 2011, Laporan Peringatan Dini G. Soputan, Sulawesi Utara, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Streckeisen, A. L., 1978. IUGS Subcommission on the Systematics of Igneous Rocks. Classification and Nomenclature of Volcanic Rocks, Lamprophyres, Carbonatites and Melilite Rocks. Recommendations and Suggestions. Neues Jahrbuch für Mineralogie, Abhandlungen, Vol. 141, 1-14.

Hal :32 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 2, Agustus 2011 : 32-32