ODINOFAGIA

9
ODINOFAGIA Definisi Odinofagia adalah nyeri tajam pada daerah substernal pada saat menelan dan reflek dari penyakit erosiva yang berat 2 . Etiologi Esofagitis karena kandida, virus herpes, cytomegalovirus, luka korosif karena benda tajam, obat yang menginduksi esofagitis 2 . . Penyakit yang memiliki gejala odinofagia: 1. Faringitis Faring memiliki tiga divisi antara lain, nasofaring, orofaring, dan hipofaring. Divisi ini berkaitan satu dengan yang lainnya tetapi berisikan perbedaan jaringan limfoid dan struktur 1 . Faringitis adalah peradangan pada mukosa faring, jaringan lomfoid, muskular, dan lemak sekitar dan jaringan fascial. Faringitis dapat bersifat infeksius atau noninfeksius dan dapat berkaitan dengan penyakit sistemik seperti, human imunodefisiensi virus (HIV) 1 . Anamnesis faringitis 1 : Suara serak Odinofagia Demam

description

ENT

Transcript of ODINOFAGIA

Page 1: ODINOFAGIA

ODINOFAGIA

Definisi

Odinofagia adalah nyeri tajam pada daerah substernal pada saat menelan dan reflek

dari penyakit erosiva yang berat2.

Etiologi

Esofagitis karena kandida, virus herpes, cytomegalovirus, luka korosif karena benda

tajam, obat yang menginduksi esofagitis2..

Penyakit yang memiliki gejala odinofagia:

1. Faringitis

Faring memiliki tiga divisi antara lain, nasofaring, orofaring, dan hipofaring.

Divisi ini berkaitan satu dengan yang lainnya tetapi berisikan perbedaan jaringan

limfoid dan struktur1. Faringitis adalah peradangan pada mukosa faring, jaringan

lomfoid, muskular, dan lemak sekitar dan jaringan fascial. Faringitis dapat bersifat

infeksius atau noninfeksius dan dapat berkaitan dengan penyakit sistemik seperti,

human imunodefisiensi virus (HIV)1.

Anamnesis faringitis1 :

Suara serak

Odinofagia

Demam

Malaise

Nyeri kepala

Gejala gangguan traktus gastrointestinal seperti mual, muntah, nyeri kepala

Gejala infeksi virus seperti batuk, pilek, dan nasal kongesti

Page 2: ODINOFAGIA

Gambar 5. Faringitis granular4

Pemeriksaan fisik faringitis1:

Pembesaran limfanodus cervikal anatara lain : posterior cervical,

submandibular, jugular dan limfadenopati axila.

Examinasi faring telihat eritem pada mukosa orofaring termasuk kemerahan

pasa uvula dan peteki pada soft palate

Tonsil dapat juga terlihat eritem dan inflamasi, dapat juga terdapat whitish

spot dan eksudat creamy

Pada beberapa pasien dapat juga terlihat “scarlet fever” rash, yang terdiri dari

papul eritematous yang bermula pada leher dan menyebar ke ekstremitas

kecuali telapak tangan dan kaki

2. Esofagitis

Kelainan pada esofagus kebayakan dapat dievaluasi dengan gejala nyeri

tenggorokan, disfagia, reflux dan globus faringeus.1 etiologi tersering dari esofagitis

adalah cytomegalovirus, herpes simpleks virus dan candida2. Esofagitis adalah

peradangan pada esofagus yang dapat disebabkan karena : (1). Agen korosif; (2).

Cairan panas; (3). Laserasi saat menelan atau trauma esofagus; (4). Infeksi dari

stomatitis pada mukosa mulut; (5).kelainan sistemik seperti pemfigus4.

Anamnesis pada esofagitis1:

Nyeri dan disfagia

Odinofagia

Heartburn

Page 3: ODINOFAGIA

Pemeriksaan fisik pada esofagitis1:

Plak Putih kekuningan pada dasar mukosa yang eritem pada mukosa

esofagus

Dapat ditemukan candidiasis oral atau faring apabilaa etiologinya candida

Multipel ulser yang dangkal pada mukosa esofagus

3. Tonsilitis

Gambar 1. Anatomi tonsil 4

Tonsila palatina merupakan kumpulan dari linfoid subepitel yang berada

diantara pilar faucial. Fungsi dari tonsil adalah sebagai proteksi traktus respiratorius

dan saluran cerna dari invasi bakteri yang juga sebagai pembunuh infeksi.3

Tonsilitis akut terdiri dari beberapa komponen atau diklasifikasikan sebagai :

(a). Superfisial tonsilitis, merupakan bagian dari infeksi faring yang sering disebabkan

oleh virus ; (b). Tonsilitis folikular akut, merupakan peradangan yang meluas hingga

ke crypts yang berisikan cairan purulen dilihat dari adanya titik kuning pada awal

crypts; (c). Tonsilitis parenkimatous akut, merupakan keterlibatan dari tonsil yang

telihat membesar dan merah; (d). Tonsilitis membranosa akut, merupakan tahap depan

dari tonsilitis folikular akut dimana eksudat dari perpaduan crypts membentuk

membran pada permukaan tonsil4. Anamnesis dari tonsilitis akut4 :

Suara serak

Odinofagia, pada kebanyakan anak menolak untuk makan dikarenakan rasa

nyeri

Demam, pada suhu 38˚-40˚C yang disertai dengan kaku

Page 4: ODINOFAGIA

Sakit telinga, hal tersebut dapat terjadi dari tonsil atau otitis media akut yang

timbul karena komplikasi

Gejala konstitusional, dapat timbul gejala seperti faringitis, dapat juga

terdapat nyeri kepala, nyeri pada seluruh tubuh dan juga dapat terjadi nyeri

abdomen yang disebabkan oleh limfadenitis mesentrika yang menimbulkan

gejala seperti apendiksitis akut.

Gambar 2. Tonsilitis folikular akut4 Gambar 3. Tonsilitis eksudativa4

Pada pemeriksaan fisik dari tonsilitis akut4 :

Foetid breath dan coasted tongue

Hiperemis pilar, soft palate dan uvula

Tonsil merah dan bengkak dengan yollowish spot atau terdapat whitish

membrane pada permukaan medial dari tonsil yang dapat dihapus dengan

swab tenggorok. Tonsil dapat membesar dan sangat padat dapat membesar

hingga uvula dan soft palate

Limfa jugulodigastrik membesar dan lembut

Anamnesis pada tonsilitis kronik4:

Serangan rekuren dari suara serak

Iritasi kronik pada tenggorokan dengan disertai batuk

Rasa tidak enak pada mulut dan nafas berbau (halitosis) karena pus pada

crypts

Sulit menelan dan sering tersedak saat malam (saat tonsil membesar dan

menyumbat)

Page 5: ODINOFAGIA

Gambar 4. Tonsilitis parenkimatosa4

Pemeriksaan fisik pada tonsilitis kronik4:

Tonsil dapat membesar tergantung pada derajat

Yellowish spot

Tonsil berukuran kecil tetapi tekanan pada pillar anterior

Kemerahan pada pilar anterior dibandingkan pada mukosa faring merupakan

tanda penting pada tonsilitis kronik

Pembesaran limfanodus jugulodigastrik

4. Abses peritonsilar

Abses peritonsilar merupakan kumpulan pus pada celah peritonsilar yang

berada pada capsul tonsil dan otot konstriktor superior4.

Anamnesis abses peritonsilar4:

Demam 104˚F disertai dengan menggigil dan kaku

Malaise, pagel pada seluruh tubuh, nyeri kepala, mual.

Nyeri tenggorok, biasanya unilateral

Odinofagia, biasanya pasien bahkan tidak dapat menelan saliva.

Suara berat, sering disebut dengan “ hot potato voice”

Nafas berbau busuk oleh karena sepsis pada oral cavity dan higienitas yang

buruk

Page 6: ODINOFAGIA

Gambar 6 dan 7. Abses peritonsilar4

Pemeriksaan fisik abses peritonsilar4:

Tonsil, pilar dan soft palate pada bagian yang terkena mengalami

pembengkakan. Tonsil tidak mengalami pembengkakan namun tertutupi

oleh pilar yang mengalami udem

Uvula membengkak dan udem serta terdorong kesisi yang sehat

Bulging dari soft palate dan pilar anterior diatas tonsil

Pembesaran limfadenopati cervikal yang menginfeksi limfanodus

jugulodigastrik

Tortikolis, leher pasien membengkok condong kearah posisi abses

Page 7: ODINOFAGIA

DAFTAR PUSTAKA

1. Bailey

2. Bansan, Mohan. Pharinx and esophagus. In: disease ear, nose, throat. New delhi.

Jaypee Brothers Medical Publishers:2013.

3. Maqboo, suhail et al. Tonsil. In : textbook of ear, nose, and throat diseases. New

delhi. 7th ed.Jaypee Brothers Medical Publishers:2007.

4. Dhingra, Pr. Pharinx. In : diseases of ear, nose, and throat. Philadelpia. 4th ed.

Saunders Elsevier;2011.