obstipasi_

47
DISKUSI KASUS FARMASI OBSTIPASI Oleh: Dwiana Ardianti G99142004

description

obstipasi

Transcript of obstipasi_

Page 1: obstipasi_

DISKUSI KASUS FARMASI

OBSTIPASI

Oleh:

Dwiana Ardianti

G99142004

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR MOEWARDI

S U R A K A R T A

2015

Page 2: obstipasi_

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Obstipasi atau masyarakat biasa menyebut dengan sembelit atau konstipasi

merupakan kelainan pada sistem pencernaan dimana seorang manusia mengalami

pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dikeluarkan dan

dapat menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Sebagian besar

orang pasti pernah mengalami obstipasi. Obstipasi sering dikaitkan dengan pola

makan yang tidak sehat dan tidak teratur sehingga dapat mengakibatkan adanya

gangguan pada saluran pencernaan. Obstipasi yang tidak segera ditangani dapat

mengakibatkan kanker usus pada penderitanya. Oleh karena itu, jangan pernah

menganggap remeh obstipasi. Dan jika sudah kronis, kemungkinan besar sulit

diobati.1

Penyebab obstipasi ini terdiri dari dua jenis, yaitu terhambatnya buang air

besar dan transit lambat kolon (hypomobility). Sekitar 50% dari pasien di evaluasi

di rumah sakit rujukan tersier telah terjadi hambatan dalam buang air besar. Jenis

obstipasi memiliki penyebab mekanis dan fungsional. Penyebab pergerakan kolon

yang lambat meliputi diet, gangguan hormonal seperti hipotiroidisme, efek

samping obat, dan keracunan logam berat tapi jarang. Karena obstipasi adalah

gejala, bukan penyakit, pengobatan yang efektif mungkin terlebih dahulu dapat

menentukan penyebabnya. Perawatan termasuk perubahan dalam kebiasaan diet,

obat pencahar, enema, danoperasi pada situasi tertentu mungkin diperlukan.

Kejadian obstipasi secara umum terdapat di populasi dari 2%sampai 30%.1-2

Page 3: obstipasi_

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Obstipasi berasal dari bahasa latin, Ob berarti in the way (perjalanan) dan

Stipare berarti to compress (menekan). Secara istilah, obstipasi merupakan suatu

bentuk konstipasi parah yang biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan

feses dalam usus (adanya obstruksi atau sumbatan pada usus). Gejala antara

obstipasi dan konstipasi sangat mirip yaitu adanya kesukaran mengeluarkan feses

(defekasi). Obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya.

Obstipasi disebabkan karena adanya sumbatan atau adanya obstruksi pada

intestinal, sedangkan konstipasi terjadi dikarenakan adanya sumbatan atau

obstruksi diluar intestinal. Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras

dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai adanya perasaan perut penuh

akibat adanya feses atau gas dalam perut.2

B. Epidemiologi

Menurut data survey yang ada, obstipasi merupakan keluhan pencernaan

yang paling umum terjadi pada 2% sampai 30% dari populasi di Amerika Serikat.

Hal ini lebih sering terjadi pada wanita, orang tua dan anak-anak. Obstipasi ini

terjadi sering dirasakan pada orang tua karena adanya peningkatan jumlah

masalah kesehatan sebagai manusia usia lanjut dan penurunan aktivitas fisik.

Obstipasi menyumbang 3% dari semua masalah kesehatan yang ada setiap tahun.

Biaya kesehatan untuk obstipasi terkait total 6,9 milyar dollar pada AS setiap

tahunnya. Lebih dari empat juta orang Amerika sering mengalami obstipasi,

kalkulasi sebanyak 2,5 jutakun jungan ke dokter setahun terhadap masalah ini.

Sekitar725.000.000 dollar AS dihabiskan untuk produk pencahar setiap tahun di

Amerika.3

Page 4: obstipasi_

C. Etiologi

Penyebab tersering obstipasi adalah akibat obstruksi dari intralumen usus

meliputi akibat adanya kanker dalam dinding usus dan obstipasi akibat obstruksi

dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh massa intra abdomen

misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum.2

Obstipasi ada dua macam yaitu :

a. Obstipasi obstruksi total

Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan

colok dubur didapatkan rektum yang kosong, kecuali jika obstruksi

terdapat pada rectum.

b. Obstipasi obstruksi parsial

Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari

tetapi dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial

lebih tidak darurat dibandingkan obstruksi total.3

Adapun penyebab yang lainnya seperti:1

1. Kebiasaan makan

Obstipasi dapat timbul bila tinja terlalu kecil untuk membangkitkan buang air

besar. Keadaan ini terjadi akibat dari kelaparan, dehidrasi, makanan kurang

mengandung selulosa.

2. Hypothyroidisme

Obstipasi merupakan gejala dari dua keadaan yaitu kretinisme dan myodem.

Dimana tidak terdapat cukup ekskresi hormon tiroid sehingga proses

metabolisme berkurang.

3. Keadaan mental

Page 5: obstipasi_

Faktor kejiwaan memegang peranan penting terhadap terjadinya obstipasi

terutama depresi berat sehingga tidak mempedulikan keinginannya untuk

buang air besar.Biasanya terjadi pada anak 1-2 tahun. Jika pada usia 1-2 tahun

pernah buang air besar keras dan terasa nyeri, mereka cenderung tidak mau

buang air besar selama beberapa hari, bahkan beberapa minggu atau sampai

beberapa bulan karena takut mengalami rasa sakit. Dengan tertahannya feses

dalam beberapa hari/minggu/bulan akan mengakibatkan kotoran menumpuk

dan menjadi keras, sehingga anak menjadi semakin malas buang air besar.

Anak dengan keterbelakangan mental sulit dilatih untuk buang air besar.

4. Penyakit organik

Obstipasi bisa terjadi berganti – ganti dengan diare pada kasus carcinoma

colon dan divericulitis.Obstipasi ini terjadi bila buang air besar sakit dan

sengaja dihindari seperti pada fistula ani dan wasir yang mengalami

trombosis.

5. Kelainan kongenital

6. Adanya penyakit seperti atresia, stenosis. Megakolon aganglionik congenital

(penyakit hirscprung). Obstruksi usus ileus mekonium atau sumbatan

mekonium.Hal ini dicurigai terjadi pada neonatus yang tidak mengeluarkan

mekonium dalam 36 jam pertama.

7. Ileus obstruktif

Obstruksi ileus merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi

karena adanya daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus

yang nantiya menyebabkan penyempitan/penyumbatan lumen usus. Hal

tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu. Akibatnya tersumbat,

akan terjadi pengumpulan isi lumen usus berupa gas dan cairan, khususnya di

daerah proximal. Hal itu akan menyebabkan rangsangan terjadinya

hipersekresi kelenjar pencernaan, yang membuat cairan dan gas tersebut akan

meningkat dan menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi).2

Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan rangsangan terjadinya

hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan demikian akumulasi cairan dan gas

makin bertambah yang menyebabkan distensi usus tidak hanya pada tempat

Page 6: obstipasi_

sumbatan tetapi juga dapat mengenai seluruh panjang usus sebelah proximal

sumbatan. Sumbatan ini menyebabkan gerakan usus yang meningkat

(hiperperistaltik) sebagai usaha alamiah. Sebaliknya juga terjadi gerakan anti

peristaltik. Hal ini menyebabkan terjadi serangan kolik abdomen dan muntah-

muntah.2

Gejala utama dari illeus Obstruksi adalah mual dan muntah, umumnya pada

obstruksi letak tinggi. Obstruksi pada usus halus menimbulkan gejala seperti

nyeri perut sekitar umbilikus / bagian epigastrium. Sedangkan Obstruksi pada

kolon biasanya mempunyai gejala klinis yang lebih ringan dibanding obstruksi

pada usus halus. Umumnya gejala berupa konstipasi yang berakhir pada

obstipasi dan distensi abdomen. Muntah jarang terjadi. Pada tahap awal, tanda

vital normal. Seiring dengan kehilangan cairan dan elektrolit, maka akan

terjadi dehidrasi. Pada tahap lanjut dimana obstruksi terus berlanjut, peristaltic

akan melemah dan hilang. Adanya feces bercampur darah pada pemeriksaan

rectal toucher dapat dicurigai adanya keganasan dan intusepsi.2

8. Lainnya

Misalnya karena diet yang salah tidak adanya serat selulosa untuk mendorong

terjadinya peristaltik.Atau pada anak setelah sakit atau sedang sakit dimana

anak masih kekurangan cairan.

D. Patofisiologi

Pada keadaan normal sebagian besar rectum dalam keadaan kosong

kecuali bila adanya refleks masa dari kolon yang mendorong feses kedalam

rectum yang terjadi sekali atau duakali sehari, hal tersebut memberikan stimulus

pada arkus aferen dari refleks defekasi. Dengan dirasakan arkus aferen

menyebabkan kontraksi otot dinding abdomen sehingga terjadilah defekasi.

Mekanisme usus yang normal terdiri dari 3 faktor: Asupan cairan yang adekuat,

kegiatan fisik dan mental, jumlah asupan makanan berserat.4,5

Dalam keadaan normal, ketika bahan makanan yang akan dicerna

memasuki kolon, air dan elektrolit di absorbsi melewati membrane penyerapan.

Penyerapan tersebut menyebabkan perubahan feses dari bentuk cair menjadi lunak

Page 7: obstipasi_

dan berbentuk.Ketika feses melewati rectum, feses menekan dinding rectum dan

merangsang untuk defekasi. Apabila tidak mengkonsumsi cairan secara adekuat,

produk dari pencernaan lebih kering dan padat, serta tidak dapat dengan segera

digerakkan oleh gerakan peristaltik menuju rectum, sehingga penyerapan terjadi

terus menerus dan feses menjadi semakin kering, padat dan susah dikeluarkan

serta menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit ini menyebabkan seseorang malas atau

tidak mau buang air besar yang dapat menyebabkan kemungkinan berkembangnya

luka. Proses dapat terjadi bila kurangnya aktivitas, menurunnya peristaltik usus

dan lain-lain. Hal tersebut menyebabkan sisa metabolisme berjalan lambat, yang

kemungkinanpenyerapan air yang berlebihan.4,5

Bahan makanan sangat dibutuhkan untuk merangsang peristaltik usus dan

pergerakan normal dari metabolisme dalam saluran pencernaan menuju ke saluran

yang lebih besar. Sumbatan dari usus dapat juga menyebabkan obstipasi.5

Gambar 1. Keadaan Saat Obstipasi

E. Manifestasi klinis

Tanda dan Gejala obstipasi seperti gejala perut sembelit, distensi abdomen,

kembung/pembesaran atau perasaan penuh, kram dan nyeri persisten, peningkatan

bising usus. Gejala fisik yang dapat terjadi seperti halitosis, nadi cepat

(tachychardia), mual dan muntah, demam dan dehidrasi.2

Gejala-gejala ini dapat menyebabkan kondisi yang lebih buruk yang

timbul dari obstipasi, seperti illeus strangulasi hal ini menyebabkan kerusakan

usus yang disertai dengan gejala dehidrasi, mual, muntah, tekanan darah rendah

Page 8: obstipasi_

dan detak jantung yang cepat. Serta peritonitis, yang merupakan infeksi pada

lapisan usus.2

F. Diagnosis

Obstipasi didiagnosa melalui cara:

1. Anamnesis

Riwayat penyakit difokuskan pada ketidakmampuan mengeluarkan feses

maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau

partial. Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam riwayat penyakit

terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi. Selain itu

untuk mencari apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan

masalah sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan

berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah yang kemungkinan

dapat diakibatan oleh adanya obstruksi neoplasma. 1,3

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi,dan palpasi

dilakukan untuk melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan

adanya distensi kolon. Bising usus tidak terdengar pada obstruksi usus fase

lanjut. Pemeriksaan regio femoralis dan inguinalis dilakukan untuk melihat

apakah ada hernia atau tidak. Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia

inguinal kolon sigmoid. Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk

mengidentifikasi kelainan rectum yang mungkin menyebabkan obstruksi dan

memberikan gambaran tentang isi rectum.3

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada penderita obstipasi

adalah: Pemeriksaan Hb, pemeriksaan urin, pemeriksaan penunjang lain

yang dianggap perlu.2

b. Pencitraan dengan CT scan, USG, X-rays dengan atau tanpa bahan

kontras.

Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa

Page 9: obstipasi_

udara menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara

menandakan obstruksi parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk

menentukan letak obstruksi dan penyebab obstruksi.1

c. Pemeriksaan laboratorium.

Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi

dan ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang

dihubungkan dengan perdarahan usus missal akibat neoplasma), hitung

leukosit (mengetahui infeksi usus). Endoskopi untuk melihat bagian dalam

kolon dan menentukan sebab obstipasi.2

G. Tata laksana

Tatalaksana yang dapat dilakukan antara lain:

1. Medika mentosa

Jenis-jenis pencahar dan mekanisme kerja

1. Pencahar rangsang

• Merangsang mukosa, saraf intra mural / otot polos usus sehingga

menyebabkan peningkatan peistaltik dan sekresi usus

• Menghambat natrium, kalium dan alkali pospatase

• Meningkatkan sekresi prostaglandin dan siklik AMP sehingga

meningkatkan sekresi air dan elektrolit.

a. Minyak jarak/ Castor Oil/ Oleum ricini

• Efek :akan terlihat setelah 3 jam dari pemberian

• Efek samping : bingung, aritmia, kram otot, skin rash,

fatique.

b. Difenilmetan / Fenoftalein, di absorbsi sedikit diusus halus dan

mengalami siklus enterohepatik sehingga efeknya dapat bertahan

lama.

• Efek akan telihat setelah 6-8 jam penggunaan

Page 10: obstipasi_

• Efek samping : loss electrolyte, tinja berwarna merah,

alergi.

c. Bisakodil. Dimetabolisme dihati lalu di ekresi melalui empedu

sehingga menyebabkan rehirolisis dan merangsang motilitas usus

halus.

• Efek : setelah 6-12 jam jika penggunaan oral,

setelah15menit-1jam penggunaan rectal

• Efek samping : kolik usus, rasa terbakar pada anus.

d. Oksifenitasin. Jarang digunakan karena efek samping yg

ditimbulkan oleh obat.

• Efek setalah 6-12 jam

•Efek samping berupa ikterus, hepatitis dan reaksi

hipersensitifitas

e. Antrakinon

Terdiri dari :

Kaskara segrada

• Dapat ditemukan dalam ASI

• Efek setelah 6-12 jam

• Efek samping berupa pigmentasi mukosa kolon

Sena

• Efek setelah 6 jam

• Efek samping kerusakan neuron mesentrik

Dantron

•Efek setelah 6-8jam

2. Pencahar garam & Pencahar Osmotik

a. Garam magnesium

Mg sulfat (garam inggris)

Susu magnesium

• Efek terlihat setelah 3-6jam

Page 11: obstipasi_

• Efek samping berupa mual, dehidrasi, dekompensasi

ginjal, hipotensi, paralisis pernafasan

b. MgO2

• Efek telihat setelah 6jam

c. Garam natrium

• Na fosfat, efek samping berupa dieresis dan dehidrasi

• Na sulfat

• Na fosfat

• Daya osmotic secara tidak lamgsung meningkatkan

peristaltic usus

• Daya osmotic melembekkam tinja

3. Pencahar pembentuk masa

Mengikat air dan ion dalam lumen kolon yang menyebabkan tinja

menjadi banyak dan lunak.

a. Metilselusosa

• Indikasi : pasien tidak boleh mengejan

• Efek setelah 12-24 jam

• Efek samping berupa obstruksi usus dan esofagus

b. Na – karboksimetilselulosa

• Tidak larut dalam cairan lambung

• Efek samping berupa obstruksi usus dan esophagus

• Ada efek sebagai antasida

c. Polikarbofil dan kalsium polikarbofil

• Lebih banyaik mengikat cairan dari pencahar pembentuk

massa jenis lain

• Kontra indikasi : pasienyang sedang direstriksi terhadap

kalsium

d. Psilium (plantago)

• Membentuk gelatin jika bertemu denngan air

• Mengganggu absorpsi kolesterol

e. Agar-agar

Page 12: obstipasi_

• Suatu koloid hidrofil, banyak mengandung hemiselulosa,

sukar diabsorpsi

4. Pencahar emolien

Melunakkan tinja tanpa meningkatkan peristaltic usus

a. Dioktil na-sulfat dan dikotil kalsium sulfosuksinat

• Menurunkan tegangan permukaan sehingga

mempermudah penetrasi air dan lemak kedalam masa tinja

• Efek setelah 24-28jam

• Efek samping berupa muntah, diare, kolik, usus,

hepototoksik.

b. Paraffin cair

• Mengurangi resopsi air dari tinja. Jika sedikit diabsorpsi

dapat ditemukan pada limfonodulus mesentrik, hati dan

limpa

• Mengganggu absorpsi vitamin-vitamin larut lemak

• Kontra indikasi berupa gangguan absorpsi zat-zat larut

lemak, lipid pneumonia, hipoprotrombninemia, pruritus ani,

prolog luka pasca bedah daerah anus

c. Minyak zaitun

• Menurunkan sekresi dan motilitas lambung

• Sumber energi

2. Perawatan Medis

Meliputi resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh,

nasogastrik decompression pada obstruksi parah untuk mencegah muntah dan

aspirasi, dan pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit.2

3. Operasi

Untuk mengatasi obstipasi sesuai dengan penyebab obstruksi, dan untuk

mencegah perforasi usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat

sangat urgent untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan

Page 13: obstipasi_

dapat mengakibatkan perforasi usus karena peningkatan tekanan feses yang

besar.2

4. Diet

Pada obstruksi total dianjuran tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial

dapat diberikan makanan cair dan obat-obatan.2

H. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi seperti dehidrasi, perforasi, peritonitis,

sepsis, dan penyakit iskemik pada usus.3

I. Pencegahan

Pencegahannya antara lain dengan:6

1. Hindari makanan yang kandungan lemak dan gulanya tinggi.

2. Minum air putih minimal 1,5 sampai 2 liter air (kira-kira 8 gelas) sehari

dan cairan lainnya setiap hari.

3. Olahraga, seperti jalan kaki (jogging) bisa dilakukan. Minimal 10-15

menit untuk olahraga ringan, dan minimal 2 jam untuk olahraga yang lebih

berat.

4. Biasakan buang air besar secara teratur dan jangan suka menahan buang

air besar. Tidak perlu memaksa untuk buang air besar setiap hari bila tidak

ada rangsangan karena siklus pencernaan tiap orang berbeda-beda.

5. Konsumsi makanan yang mengandung serat secukupnya, seperti buah-

buahan dan sayur-sayuran.

6. Tidur minimal 4 jam sehari.

7. Diet tidak berlebihan.

Page 14: obstipasi_

BAB III

ILUSTRASI KASUS

A. Identitas pasien

Nama pasien : Tn. Y

Usia : 25 tahun

Jenis kelamin : Pria

Alamat : Desa Gendingan Kecamatan Widodaren Kab. Ngawi

Agama : Kristen

Pekerjaan : Mahasiswa

Status : Belum menikah

No. RM : 01 26 4x xx

Tanggal periksa : 2 Desember 2015

B. Anamnesis

1. Keluhan utama

Sulit BAB

2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke Rumah Sakit Dr. Moewardi dengan keluhan sulit BAB.

Keluhan sudah dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien mengaku BAB

seminggu 2 kali. Tinja yang keluar kecil – kecil, keras, dan berwarna hitam.

Pasien merasa keluhan bertambah parah apabila pasien kurang tidur dan

kurang makan. Pasien belum ke dokter untuk memeriksakan keluhannya.

Pasien juga mengaku sering mengejan saat BAB karena rasa mengganjal di

daerah anus. Selain itu pasien mengatakan perut sering terasa penuh, sebah,

kaku dan sering buang angin (kentut). Tinja darah (-). Untuk BAK tidak ada

keluhan. Mual (+) dan muntah (-). Demam (-). Pasien bercerita bahwa sudah

1 bulan ini menjalani diet. Pasien hanya makan 2 kali sehari dengan porsi

yang sangat sedikit. Pasien tidak makan nasi sama sekali. Pasien juga

Page 15: obstipasi_

mengaku jarang makan sayuran dan buah-buahan. Pasien sering meminum

minuman manis untuk menekan rasa lapar. Menurut pengakuan pasien belum

pernah merasakan sakit serupa.

3. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit serupa : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

Riwayat batuk lama : disangkal

Riwayat alergi makan atau obat : disangkal

Riwayat mondok : disangkal

4. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit serupa : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat penyakit jantung : disangkal

5. Riwayat sosial ekonomi

Pasien adalah seorang mahasiswa, tinggal di kos-kosan, pengobatan

ditanggung oleh BPJS non PBI.

6. Riwayat kebiasaan

Riwayat makan sembarangan : (+)

Riwayat olah raga : jarang

Riwayat minum obat-obatan : disangkal

Riwayat makan pedas : disangkal

Riwayat minum alkohol : disangkal

Riwayat merokok : disangkal

Page 16: obstipasi_

C. Pemeriksaan fisik

1 Keadaan Umum Compos mentis, tampak sakit ringan, gizi kesan

cukup

2 Status gizi BB : 65 kg

TB : 170 cm

BMI : 22,49 kg/m2

Kesan : Status Gizi Normoweight

3 Tanda Vital Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 96x/menit, isi dan tegangan cukup

Frekuensi Respirasi : 20 x/menit

Suhu : 36,5 0C

4 Kulit Warna sawo matang, petechie (-), ikterik (-),

turgor cukup, hiperpigmentasi (-)

5 Kepala Bentuk mesocephal, rambut warna hitam,uban

(+), mudah rontok (-), luka (-), atrofi

m.temporalis(-).

6 Mata Konjunctiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-),

perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil isokor

diameter 3 mm/3 mm, reflek cahaya (+/+),

edema palpebra (-/-), strabismus (-/-), cekung

(-/-)

7 Mulut Trismus (-), sianosis (-), gusi berdarah (-),

kering (+), pucat (-), lidah tifoid (-), papil lidah

atrofi (-) stomatitis (-), luka pada sudut bibir (-)

8 Leher JVP (R+2), trakea di tengah, simetris,

pembesaran tiroid (-), pembesaran limfonodi

cervical (-), leher kaku (-)

9 Thorax Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostal

(-), atrofi m. Pectoralis (-), ginecomasti (-),

Page 17: obstipasi_

spider nevi (-) regio infra clavicula, pernafasan

torakoabdominal, sela iga melebar (-),

pembesaran KGB axilla (-/-)

Jantung :

Inspeksi Iktus kordis tidak tampak

Palpasi Iktus kordis tidak kuat angkat

Perkusi Batas jantung kanan atas : SIC II linea

parasternalis dextra

Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea

parasternalis dekstra

Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis

sinistra

Batas jantung kiri bawah : SIC V 1 cm medial

linea medioklavicularis sinistra

Pinggang jantung : SIC II-III lateral parasternalis

sinistra

Konfigurasi jantung kesan tidak melebar

Auskultasi HR : 96x/menit reguler. Bunyi jantung I-II

murni, intensitas normal, reguler, bising (-),

gallop (-).

Pulmo :

Depan

Inspeksi Statis Normochest, simetris, sela iga tidak melebar

Dinamis Pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tidak

melebar, retraksi intercostal (-)

Palpasi Statis Simetris

Dinamis Pergerakan dada ka = ki, penanjakan dada ka =

ki, fremitus raba kanan = kiri

Page 18: obstipasi_

Perkusi Kiri Sonor

Kanan Sonor

Auskultasi Kanan Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara

tambahan wheezing (-), ronchi basah kasar (-)

basal paru, ronchi basah halus (-), krepitasi (-)

Kiri Suara dasar vesikuler intensitas meningkat, suara

tambahan wheezing (-), ronchi basah kasar (-),

ronchi basah halus (-), krepitasi (-)

Belakang

Inspeksi Statis Normochest, simetris, sela iga tidak melebar, iga

mendatar

Dinamis Pengembangan dada simetris kanan = kiri, sela

iga tidak melebar, retraksi interkostal (-)

Palpasi Statis Dada kanan dan kiri simetris, sela iga tidak

melebar, retraksi (-),

Dinamis Pergerakan kanan = kiri, simetris, fremitus raba

kanan = kiri, penanjakan dada kanan = kiri

Perkusi Sonor /Sonor

Auskultasi Kanan Suara dasar vesikuler meningkat, wheezing(-),

ronchi basah kasar (-), ronchi basah halus (-),

krepitasi (-)

Kiri Suara dasar vesikuler intensitas normal,

wheezing(-), ronchi basah kasar (-), ronchi basah

halus (-), krepitasi (-)

10 Punggung kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok

kostovertebra (-),

11 Abdomen

Inspeksi Dinding perut sejajardinding thorak, bekas luka

operasi (-), venektasi (-), sikatrik (-), stria (-),

Page 19: obstipasi_

caput medusae (-)

Auscultasi Peristaltik (+) menurun, bruit hepar (-), bising

epigastrium (-), metalic sound (-)

Perkusi Perut keras seperti papan (-), timpani, pekak sisi

(-), pekak alih (-),undulasi (-), area trobe

tymphani, NKCV (-/-)

Palpasi Perut keras (+) minimal, nyeri tekan (+)

minimal di seluruh lapang perut, hepar/ lien

sulit dievaluasi,

12 Genitourinaria Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-), nyeri

(-)

13 Ekstremitas

Superior

dekstra

Edema (-), kaku (-), sianosis (-), pucat (+), akral

dingin (-), luka (-), deformitas (-), ikterik (-)

petechie (-), Spoon nail (-)kuku pucat (-),clubing

finger (-), hiperpigmentasi (-), palmar eritema (-)

Superior

sinistra

Edema (-), kaku (-), sianosis (-), pucat (+), akral

dingin (-), luka (-), deformitas (-), ikterik (-),

petechie (-), Spoon nail (-) kuku pucat

(-),clubing finger (-), hiperpigmentasi (-), palmar

eritema (-), CRT< 2 detik

Inferior

dekstra

Edema(-), kaku (-), sianosis (-), pucat (-), akral

dingin (-), luka (-), deformitas (-), ikterik (-),

petechie (-), Spoon nail (-), kuku pucat (-),

clubing finger (-), hiperpigmentasi (-), nyeri

tekan (-), CRT< 2 detik

Inferior

Sinistra

Edema(-), kaku (-), sianosis (-), pucat (-), akral

dingin (-), luka (-), deformitas (-), ikterik (-),

petechie (-), Spoon nail (-), kuku

pucat(-),clubing finger (-), hiperpigmentasi (-),

nyeri tekan (-),CRT< 2 detik

Page 20: obstipasi_

D. Diagnosis banding

Obstipasi partial ec diet rendah selulosa

Ileus Obstruktif

Massa colon

Massa rectum

E. Diagnosis kerja

Obstipasi partial ec diet rendah selulosa

F. Planning

Diagnostik : Cek lab lengkap, USG Abdomen, Colon in loop

Terapi : Medikamentosa

G. Terapi

1. Non farmakologis

a. Meningkatkan aktivitas

b. Diet makanan tinggi selulosa (nasi, kentang) sesuai kebutuhan kalori, diet

tinggi serat (terutama sayur dan buah-buahan), diet rendah lemak dan

gula.

c. Perbanyak jam tidur (minimal 4 jam / hari)

d. Minum air putih minimal 2 liter / hari

2. Farmakologis

a. Dulcolax suppositoria 10mg sebelum BAB

b. Domperidone 10 mg 3 kali / hari

c. L-Bio

H. Tujuan terapi

1. Melakukan tatalaksana sesuai dengan penyebab penyakit

2. Memperbaiki keadaan umum pasien

Page 21: obstipasi_

3. Mencegah peningkatan keparahan penyakit

4. Meningkatkan kualitas hidup pasien

5. Meminimalisasi hingga menghilangkan gejala penyakit

I. Resep

1. R/ Dulcolax mg 10 Supp No. III

∫ 1 dd supp 1 per rectal ante defecation

Pro: Nn. A (22 th)

2. R/ Domperidone tab mg 10 No. X

∫ 3 dd tab 1 ante coenam

Pro: Nn. A (22 th)

3. R/ L-bio granule sac No. XV

∫ 2 dd sac 1 solve in aqua cocta cc 200 haustus

Pro: Nn. A (22 th)

J. Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanam : dubia ad bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

Page 22: obstipasi_

BAB IV

PEMBAHASAN OBAT

A. Dulcolax7

Bisacodyl ( INN ) adalah stimulan pencahar obat. Hal ini biasanya

diresepkan untuk menghilangkan sembelit dan untuk pengelolaan disfungsi

neurogenik usus serta sebagai bagian dari persiapan usus sebelum pemeriksaan

medis. Bisacodyl adalah diphenylmethane derivatif dan pertama kali digunakan

sebagai pencahar pada tahun 1953 karena kesamaan untuk phenolphthalein.

Biasanya dijual dalam bentuk tablet 5 mg, 10 mg supositoria, atau supositoria 5

mg pediatrik.

Indikasi:

Digunakan untuk pasien yang menderita obstipasi. Untuk persipan

prosedur diagnostik, terapi sebelum dan sesudah operasi dalam kondisi untuk

mempercepat defeksi.

Kontra Indikasi:

Pada pasien ileus, obstruksi usus, yang baru mengalami pembedahan

dibagian perut seperti usus buntu, penyakit radang usus akut dan dehidrasi parah,

dan juga pada pasien yang diketahui hipersensitif terhadap bisacodyl atau

komponen lain dalam produk.

Komposisi:

1 tablet salut enterik mengandung 5 g:

4,4'-diacetoxy-diphenyl-(pyridyl-2)-methane (=bisacodil)

Page 23: obstipasi_

Zat tambahan:

Laktosa, pati jagung, gliserol, magnesium stearat, sukrosa, talk, akasia,

titanium dioksida, eudragit L100 dan S100, dibutilftalat, polietilen glikol, Fe-

oksida kuning, beeswax white, carnauba wax, shellac.

Cara Kerja Obat:

Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan difenil

metan. Sebagai laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive laxative), Dulcolax

merangsang gerakan peristaltis usus besar setelah hidrolisis dalam usus besar, dan

meningkatkan akumulasi air dan alektrolit dalam lumen usus besar.

Mekanisme Tindakan:

Stimulan pencahar dipercaya untuk memproduksi laxation dengan

langsung merangsang gerakan peristaltik dari usus melalui iritasi mukosa lokal,

sehingga meningkatkan motilitas. Kajian yang lebih mutakhir menunjukkan

bahwa bisacodyl mempromosikan evakuasi dari usus besar dengan mengubah

cairan usus dan penyerapan elektrolit. Hal ini menyebabkan cairan usus akumulasi

bersih dan menghasilkan laxation.

Farmakokinetika:

Bisacodyl ini dikelola dengan baik secara oral atau pada dubur. Bisacodyl

minimal diserap (15%), dan terjadinya tindakan obat mulai 6-8 jam setelah dosis

oral dan 15 - 60 menit setelah pemberian dubur. Bisacodyl terdistribusi secara

lokal, dan mengalami metabolisme hepatik obat beredar dan kemudian dibuang

dalam urin.

Page 24: obstipasi_

Dosis dan Cara Pemberian:

Dosis yang dianjurkan adalah:

1. Untuk konstipasi, tablet salut enterik dewasa dan anak-anak di atas 12

tahun: 2 - 3 tablet (10 - 15 mg) sekali sehari. Anak-anak 6 - 12 tahun: 1

tablet (5 mg) sekali sehari. Suppositoria untuk dewasa 2 sachet sehari (2

g). Anak-anak di bawah 6 tahun: konsultasi dengan dokter atau dianjurkan

memakai supositoria anak. Tablet salut enterik sebaiknya diminum pada

malam hari untuk mendapatkan hasil evakuasi pada esok paginya. Tablet

mempunyai lapisan khusus, oleh karena itu tidak boleh diminum bersama-

sama dengan susu atau antasida. Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh

dengan air secukupnya.

2. Untuk persiapan prosedur diagnostik dan sebelum operasi. Bila Dulcolax

digunakan pada pasien untuk persiapan pemeriksaan radiografik abdomen

atau persiapan sebelum operasi, maka penggunaan tablet Dulcolax harus

dikombinasi dengan supositoria, agar didapat evakuasi yang sempurna dari

usus. Dosis yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 2 - 4 tablet pada

malam sebelumnya dan 1 sipositoria pada esok paginya.

 Efek Samping:

Sewaktu menggunakan Dulcolax, dapat terjadi rasa tidak enak pada perut

termasuk kram, sakit perut, dan diare. Reaksi alergi, termasuk kasus-kasus

angiooedema dan reaksi anafilaktoid juga dilaporkan terjadi sehubungan dengan

pemberian Dulcolax.

Page 25: obstipasi_

B. Domperidone8

Komposisi

Tiap tablet mengandung: Domperidone maleat setara dengan

Domperidone 10 mg. Tiap 5 ml (sendok takar) suspense mengandung

Domperidone 5 mg.

Mekanisme Kerja

Domperidone merupakan antagonis dopamine yang mempunyai kerja

antiemetic. Efek antemetik dapat disebabkan oleh kombinasi efek peripheral

(gastrokinetik) dengan antagonis terhadap reseptor dopamine di kemoreseptor

“trigger zone” yang terletak di luar sawar darah otak di daerah postrema.

Pemberian peroral Domperidone menambah lamanya kontraksi antral dan

duodenum, meningkatkan pengosongan lambung dalam bentuk cairan dan

setengah padat pada orang sehat, serta bentuk padat pada penderita yan

pengosongannya terlambat dan menambah tekanan pada sfingkter esophagus

bagian bawah pada orang sehat.

Indikasi

Dewasa:

- Untuk mual muntah akut. Tidak dianjurkan pencegahan rutin pada

muntah setelah operasi

- Untuk mual dan muntah yang disebabkan oleh pemberian levodopa

dan bromokriptin lebih dari 12 minggu.

- Untuk pengobatan symptom dyspepsia fungsional. Tidak dianjurkan

untuk pemberian jangka lama

Anak-anak:

- Tidak dianjurkan, kecuali mual muntah pada kemoterapi kanker dan

radioterapi.

Dosis

Dispepsia Fungsional:

Page 26: obstipasi_

- Dewasa dan usia lanjut: 10 – 20 mg 3 kali sehari dan 10 – 20 mg sekali

sebelum tidur malam tergantun respon klinik. Pengobatan jangan

melebihi 12 minggu.

- Anak-anak: tidak dianjurkan

Mual dan mutah (termasuk yang disebabkan oleh levodopa dan bromokriptin)

- Dewasa (termasuk usia lanjut): 10 – 20 mg dengan interval waktu 4 -8

jam.

- Anak-anak (kemoterapi dan kanker): 0,2 – 0,4 mg/kg BB sehari,

dengan interval waktu 4 – 8 jam.

Obat diminum 15 – 30 menit sebelum makan dan sebelum tidur malam.

Kontra indikasi

- Pasien yang hipersensitif terhadap Domperidone.

- Pasien dengan prolaktinoma tumor hipofise yang mengeluarkan

prolactin

- Anak-anak

Efek samping

- Jarang dilaporkan: sedasi, reaksi ekstrapiramidal distonik, Parkinson

- Peningkatan prolactin serum sehingga menyebabkan galatorrhal dan

ginecomastia

- Mulut kering, sakit kepala, diare, rash kulit, rasa haus, cemas, gatal

Page 27: obstipasi_

C. L-Bio8

Komposisi

Rice starch, maltodextrin, Lactobacillus acidophilus,Lactobacillus casei,

Bifidobacterium infantis, Lactobacillus salivarius, Bifidobacterium lactis,

Bifidobacterium longum, Lactobacillus lactis

Mekanisme kerja

Sediaan lactobacillus merupakan pengobatan kontroversial yang

diharapkan dapat mengganti koloni mikroflora. Hal ini diduga dapat

mengembalikan fungsi usus dan dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme

patogen

Indikasi

Memelihara fungsi pencernaan pada anak dan dewasa, membantu

mengembalikan fungsi normal pencernaan selama diare, sembelit, dispepsia, dan

intoleransi laktosa, membantu keseimbangan flora normal selama mengkonsumsi

antibiotika, membantu mengembalikan fungsi normal pencernaan pasien yang

mengalami kemoterapi, tukak peptik, membantu fermentasi usus.

Dosis

Usia ≥ 12 tahun 2-3 saset perhari. ≥ 2 tahun 1-2 saset per hari.

Aturan Pemakaian

1 sachet dicampurkan ke dalam 200 cc air. Dapat diberikan sebelum

makan ataupun sesudah makan.

Page 28: obstipasi_

Pada pasien ini diberikan Dulcolax suppositoria dengan alasan yaitu untuk

mengantisipasi apabila ada obstruksi di usus yang belum diketahui. Selain itu juga

untuk menghindari efek samping dari dulcolax oral yaitu menyebabkan

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, serta bisa menyebabkan hypokalemia.

Penggunaan dulcolax oral dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan lemas

dan syncope. Selain itu juga dapat menyebabkan gerakan peristaltik usus menjadi

berkurang karena harus selalu diberi rangsang. Penggunaan per rectal memang

menyebabkan sensasi rasa sakit dan iritasi lokal, kuhusnya pada fisura, namun

efek samping yang ditimbulkan lebih sedikit daripada oral.

Pemberian domperidone dimaksudkan untuk mengatasi gejala mual yang

mungkin disebabkan oleh gastritis akibat diet berlebih. Selain itu domperidone

juga memiliki efek kerja meningkatkan kontraksi antral dan duodenum serta

mempercepat pengosongan lambung. Hal ini juga bisa digunakan untuk

mengobati obstipasi pada pasien. Pemberian L-Bio atau probiotik dimaksudkan

untuk memelihara kesehatan pencernaan pasien.

Page 29: obstipasi_

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh

terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus). Gejala antara

obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan

feses (defekasi). Perbedaan yang jelas adalah pada obstipasi dikarenakan adanya

sumbatan pada intestinal sedangkan pada konstipasi disebabkan adanya sumbatan

diluar intestinal. Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam

jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat

adanya feses atau gas dalam perut.2

Tanda dan gejala obstipasi seperti gejala perut sembelit, distensi abdomen,

kembung/pembesaran atau perasaan penuh, kram dan nyeri persisten, peningkatan

bising usus. Gejala fisik yang dapat terjadi seperti bau napas, nadi

cepat(tachychardia), mualdan muntah, demam dandehidrasi.2

B. Saran

Sebagai seroang tenaga medis, sebaiknya tidak hanya memberikan

tatalaksana dari aspek kuratif saja untuk kasus Obstipasi ini karena sebenarnya

kasus ini bisa dicegah dengan menjaga pola makan, rutin berolahraga, dan

membiasakan BAB setiap hari.

Page 30: obstipasi_

DAFTAR PUSTAKA

1. Andromanakos N, Skandalakis P, Troupis T, Filippou D. Constipation of

anorectal outlet obstruction: Pathophysiology, evaluation and management.

Journal of Gastroenterology and Hepatology. 20010.21 (4): p. 638–646.

2. Arce DA, Ermocilla CA, Costa H. Evaluation of constipation.Am Fam

Physician. 2012. 65 (11): 2283–90.

3. Journal of Gastroenterology and Hepatology 21 (4): 638–646. [7] Walia, R.;

Mahajan, L.; Steffen, R. (October 2009). Recent advances in chronic

constipation. Curr Opin Pediatr 21 (5): 661–6.

4. Guyton, Arthur C, Hall,John E.Fisiologi kedokteran. Edisi 11. 2011.

Jakarta: EGC.

5. Murray, Robert K, Granner, Daryl K, Mayes, Peter A, Rodwell, Victor W.

Biokimia Harper. Edisi 25. 2010. Jakarta: EGC

6. Sembelit. Diunduh dari URL: (22 Oktober

2015)http://id.wikipedia.org/wiki/Sembelit#Pencegahan

7. Dulcolax. Diunduh dari URL: (22 Oktober 2015)

http://www.dechacare.com/Dulcolax-Isi-4-P21.html

8. Tjay, T. H. dan Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting : Khasiat,

Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya. Edisi ke-VI. Jakarta: Elex Media

Komputindo