obsrvasi

4
Nama : Khoirun Najmi Septiana NIM/BP : 1201694/2012 Jurusan : Geografi Matkul : Profesi Kependidikan Hasil Observasi Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Kota Lubuklinggau SMA Negeri (SMAN) 1 Lubuklinggau, yang terletak di Jalan Garuda KM.2 Kecamatan Lubuklinggau Barat II, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMAN 1 Lubuklinggau ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. SMA Negeri 1 Lubuklinggau merupakan salah satu sekolah unggulan di Kota Lubuklinggau, dari segi sarana dan prasarana sudah sangat baik,mulai dari kelas, laboratorium yang lengkap, jaringan wi-fi, ruang makromedia dan sebagainya, juga pernah menjadi sekolah adiwiyata tingkat nasional. Lingkungan sekolah cukup representative dalam menunjang proses pembelajaran, lokasi yang aman, asri, dan rindang dengan tanaman sebagai penyejuk kesegaran udara disekitar lokasi sekolah memungkinkan siswa belajar dengan tenang, dan juga mudah di jangkau karena terletak di pusat kota. Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 merupakan layanan yang diberikan sekolah dalam rangka membangun kesejahteraan lingkungan sekolah, BK juga merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa, baik dari kelas X sampai kelas XII. Sejak tahun 2004, BK di sekolah ini telah memiliki ruangan tersendiri yang memungkinkan untuk melakukan bimbingan maupun konseling dengan aman, tanpa merasa ada yang melihat atau mendengar, hal ini juga merupakan salah satu prioritas program BK di sekolah ini untuk selalu berusaha menjaga rahasia. Dalam melakukan observasi pelaksanaan bimbingan dan konseling ini, metode yang digunakan adalah wawancara, yaitu dengan Kepala Badan BK di SMA Negeri 1 Lubuklinggau, yakni Nurulita, S.Pd, penulis juga mencoba mewawancarai salah satu siswa kelas XII, Khoirururridho. Dan terakhir untuk mengetahui

description

Tugas Pk

Transcript of obsrvasi

Page 1: obsrvasi

Nama : Khoirun Najmi SeptianaNIM/BP : 1201694/2012Jurusan : GeografiMatkul : Profesi Kependidikan

Hasil Observasi Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

di SMA Negeri 1 Kota Lubuklinggau

SMA Negeri (SMAN) 1 Lubuklinggau, yang terletak di Jalan Garuda KM.2 Kecamatan Lubuklinggau Barat II, merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMAN 1 Lubuklinggau ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. SMA Negeri 1 Lubuklinggau merupakan salah satu sekolah unggulan di Kota Lubuklinggau, dari segi sarana dan prasarana sudah sangat baik,mulai dari kelas, laboratorium yang lengkap, jaringan wi-fi, ruang makromedia dan sebagainya, juga pernah menjadi sekolah adiwiyata tingkat nasional.

Lingkungan sekolah cukup representative dalam menunjang proses pembelajaran, lokasi yang aman, asri, dan rindang dengan tanaman sebagai penyejuk kesegaran udara disekitar lokasi sekolah memungkinkan siswa belajar dengan tenang, dan juga mudah di jangkau karena terletak di pusat kota.

Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 merupakan layanan yang diberikan sekolah dalam rangka membangun kesejahteraan lingkungan sekolah, BK juga merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa, baik dari kelas X sampai kelas XII. Sejak tahun 2004, BK di sekolah ini telah memiliki ruangan tersendiri yang memungkinkan untuk melakukan bimbingan maupun konseling dengan aman, tanpa merasa ada yang melihat atau mendengar, hal ini juga merupakan salah satu prioritas program BK di sekolah ini untuk selalu berusaha menjaga rahasia.

Dalam melakukan observasi pelaksanaan bimbingan dan konseling ini, metode yang digunakan adalah wawancara, yaitu dengan Kepala Badan BK di SMA Negeri 1 Lubuklinggau, yakni Nurulita, S.Pd, penulis juga mencoba mewawancarai salah satu siswa kelas XII, Khoirururridho. Dan terakhir untuk mengetahui pengembangan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler penulis juga mewawancarai salah satu pembimbing ekstrakurikuler pramuka, Ibu Mardayepi, M.Pd.

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan ibu Nurulita, lebih dikenal dengan Ibu Nurul, penulis mencoba mencari tahu tentang pelaksanaan BK di SMA N 1 LLG, serta kendala yang dihadapi dan juga cara menanggulanginya. Menurut ibu Nurul, pelaksanaan BK secara ke seluruh sudah cukup berjalan dengan baik, Diana hampir semua kegiatan yang direncanakan oleh pihak BK dapat terlaksana dengan baik. Misalnya, bagi siswa kelas X, pihak BK melakukan tes minat dan bakat, sehingga sejak awal para siswa sudah mengetahui minta dan bakatnya, selanjutnya dengan mengadakan tes IQ bagi seluruh siswa, baik dari kelas X sampai kelas XII.

Untuk mendukung pengetahuan siswa tentang BK, maka BK pun juga diajarkan di dalam kelas, yaitu 1x 45 menit setiap minggunya. Meskipun waktunya cukup sempit, tapi menurut Ibu Nurul ini sudah cukup baik, sebab pembelajaran BK sudah di mulai dari kelas X- XII, jadi beliau yakin para siswa secara bertahap mampu mengenal BK. Selanjutnya, dari

Page 2: obsrvasi

segi fasilitas, menurut Ibu Nurul, sekolah telah menyediakan sarana dan prasarana sebaik mungkin untuk mendukung pelayanan maupun pembelajaran BK ini.

Menurut penuturan ibu Nurul, pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMA ini mencakup bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar maupun bimbingan karier. Hanya saja yang menjadi kendala utama dari pelayanan BK di sini adalah minimnya partisipasi siswa. Menurut ibu Nurul, mungkin dalam satu semester siswa yang melakukan layanan BK dapat di hitung dengan jari. Selanjutnya, beliau juga menuturkan bahwa hal ini terjadi karena cara pandang siswa yang jelek terhadap siswa-siswa yang melakukan pelayanan BK, sebab bagi siswa yang berada di ruangan BK adalah siswa-siswa yang bermasalah dengan pihak sekolah. Hal ini memang tidak salah, karena siswa yang bermasalah memang akan berurusan dengan pihak BK, akan tetapi tidak cuma itu fungsi BK. Menurut ibu Nurul, BK merupakan ibu kedua di sekolah setelah wali kelas, di BK para siswa diberikan kebebasan untuk menceritakan segala hal, mulai dari kendala-kendala yang mereka hadapi sampai kepada membantu memutuskan sesuatu yang mereka tidak dapat putuskan sendiri.

Oleh sebab itu, menurut ibu Nurul, cara untuk menanggulanginya adalah dengan menerangkan fungsi-fungsi BK dan juga menghilangkan cara pandang siswa yang salah selama ini tentang BK melalui pembelajaran yang singkat setiap minggunya tersebut. Menurut beliau, tinggal bagaimana cara guru BK membuat kelas yang menyenangkan lagi. Selanjutnya beliau juga menambahkan perlunya renovasi terhadap ruang BK, sebab selama ini ruang BK terlihat terlalu monoton, sebaiknya ruang BK dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menarik siswa untuk datang meskipun hanya untuk duduk di dalamnya saja.

Selanjutnya, penulis mewawancarai salah satu siswa di sana untuk mengetahui perspektif siswa terhadap pelayanan BK di sekolah, yaitu dengan Khoirurridho atau lebih dikenal dengan Edo yang saat ini duduk di kelas XII, menurutnya BK adalah mata pelajaran yang dia pelajar, selanjutnya untuk pelayanan BK ia tidak terlalu paham, menurutnya BK adalah tempat bagi teman-temannya yang melanggar peraturan sekolah dan juga tempat untuk mendaftar mengikuti tas IQ. Berdasarkan penjelasan tersebut, apa yang dikatakan ibu Nurul adalah benar, di sini hal yang paling utama adalah merubah perspektif siswa- siswa ini tentang pelayanan BK di sekolah. Namun, meskipun demikian, secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik.

Terakhir untuk mengetahui pengembangan siswa melalui ekstrakurikuler, penulis mewawancarai pembina pramuka di SMA N 1 LLG, Ibu Mardayepi (Ibu Epi), dari wawancara dengan beliau penulis mengetahui bahwa ekstrakurikuler sudah merupakan hal yang wajib bagi para siswa di sana, jadi setiap siswa wajib untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah,yaitu Paskibraka, English Club, Pramuka, Karate, Basket, Volley Ball, LKS, Rohis, KIR dan Sepak Bola. Menurut beliau SMA N 1, merupakan sekolah negeri yang paling sering mengirimkan siswa-siswanya untuk mengikuti lomba-lomba yang berkaitan dengan ekstrakulikuler, ini terbukti dengan banyaknya piala-piala hasil lomba-lomba yang di ikuti siswa di sana, salah satu siswa disana juga pernah berhasil menjadi Paskibraka Nasional pada tahun 2011 yang lalu. Selanjutnya, para siswa dalam ekstrakulikuler di sana juga pasti selalu dipercaya untuk menjadi para penari di acara-acara besar di Provinsi Sumsel, salah satunya SEA GAMES tahun 2011 lalu. Selanjutnya, dari Pramuka sendiri, menurut ibu Epi, SMA N 1 tidak pernah absen untuk mengikuti Jambore Nasional yang diadakan oleh pemerintah pusat. Jadi, menurutnya pengembangan diri siswa di SMA N 1 ini sudah sangat baik sekali, namun tetap perlu peningkatan dan juga perhatian yang lebih dari pemerintah setempat.

Page 3: obsrvasi