Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung
-
Upload
evita-selalu-menyayangimu -
Category
Documents
-
view
55 -
download
3
Transcript of Observasi Kelas Akselerasi Di Smpn 5 Bandung
OBSERVASI KELAS AKSELERASI DI SMPN 5 BANDUNG
OBSERVASI AKSELERASI SMPN 5 BANDUNG
Disusun Oleh :
JUANNITA N.RMEGA AYU PUTRI
SUCI PUJI LAKSANI 0900917YENI RACHMAWATI
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak diperkenalkan beberapa tahun yang lalu, program kelas
akselerasi mendapatkan sambutan yang luar biasa hebat dari
masyarakat. Tak urung para orang tua berusaha keras agar anak
mereka bis masuk ke kelas tersebut (tentunya hal ini berlaku bagi
orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah yang mengadakan
program kelas akselerasi). Saat ditanya apa alasan orang tua
memasukkan anaknya ke kelas akselersi.. bermacam2 jawaban pun
muncul…ada yang merasa kalo anaknya itu spesial jadi pantas masuk
kelas itu, ada yang bilang kalo anaknya sendiri yang pengen(ortu
cuman memfasilitasi dan mendukung), nah jawaban paling ekstrem
yang pernah aku dengaer neh adalah karena prestise, sebuah
kebanggaan, tidak lebih!lalu aku bertanya lebih lanjut, apakah
anak anda mau dan mampu masuk ke kelas itu, ortu bilang yap dia
mampu,dia akan melakukan apapun membanggakan orang tuanya.Dari
berbagai jawaban di atas tentunya kita mampu mengambil berbagai
kesimpulan mengenai siapa penghuni kelas akselerasi itu
sendiri.Lalu apakah kelas akselerasi sendiri merupakan sebuah
program yang dapat memberikan angin segar atau malah memberikan
angin bencana bagi anak2 itu sendiri?
Siswa berbakat selalu dikaitkan dengan model Three Rings
dari Renzulli yang menyatakan bahwa keberbakatan merupakan hasil
perpaduan dari kemampuan di atas rata-rata kreativitas, dan
komitmen pada tugas.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kelas akselerasi ?
2. Bagaimana proses pembelajaran akselerasi ?
3. Tempat/ lokasi observasi
4. Bagaimana tahap penyeleksian anak akselerasi?
5. Bagaimana program pembelajaran yang ada di SMPn 5?
1.3 Tujuan Observasi
1. Untuk mengetahui apa itu program akslerasi
2. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran di program
akselerasi
3. Untuk mengetahui bagaimana program akselerasi yang ada di
SMPN 5 Bandung
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Akselerasi
Pelayanan pendidikan bagi anak berkemampuan dan
berkecerdasan luar biasa dalam bentuk Program Khusus (kelas
khusus) dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan sekolah
Reguler.Sekolah dipandang perlu memberikan layanan kepada siswa
yang memiliki tingkat kemampuan, kecerdasan, bakat yang luar
biasa dalam bentuk perlakuan pendidikan peng-ajaran diatas
standar (rata-rata).Perlunya perhatian khusus kepada siswa yang
memiliki kemampuan, kecerdasan dan bakat yang luar biasa.
Pengembangan potensi tersebut memerlukan strategi yang sistematik
dan terarah kepada anak didik sehingga lebih meperhatikan
perbedaan antar anak didik dalam bakat dan minatnya.
Dasar hukum penyelenggaraannya yaitu:
1. Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Pasal 8 Ayat 2
2. Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Pasal 24 Ayat 1, Pasal 24 Ayat
2, Pasal 24 Ayat 6
3. GBHN 1993 dan GBHN 1998
4. Keputusan Mendiknas No. 048/U/1992 dalam Pasal 16.
5. Keputusan Mendiknas No. 048/U/1992 dalam Pasal 16.
Colangelo (1991) menyebutkan bahwa istilah akselerasi
menunjuk pada pelayanan yang diberikan
(service delivery), dan kurikulum yang disampaikan.
Tetapi pengertian yang sering digunakan yaitu: Sebagai model
pelayanan, siswa meloncat kelas dan mengikuti pelajaran tertentu
pada kelas
di atasnya Sebagai model kurikulum, akselerasi berarti
mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa
saat itu. Dalam hal ini, akselerasi dapat dilakukan dalam kelas
reguler, ruang sumber, ataupun kelas khusus dan bentuk kelas
reguler, ruang sumber, ataupun kelas khusus dan bentuk akselerasi
yang diambil bisa telescoping dan siswa dapat menyelesaikan dua
tahun atau lebih kegiatan belajarnya menjadi satu tahun atau
dengan cara self-paced studies, yaitu siswa mengatur kecepatan
belajarnya sendiri. Calanglo mengingatkan bahwa: akselerasi
sebagai model pelayanan, gagal dalam memenuhi kurikulum
deferensiasi bagi anak berbakat. Sebagai model kurikulum,
akselerasi akan membuat anak berbakat menguasai banyak isi
pelajaran dalam waktu yang sedikit. Anak-anak ini dapat menguasai
bahan ajar secara cepat dan merasa bahagia atas prestasi yang
dicapainya, di samping segi ekonomis. Secara umum, bentuk
akselerasi telescoping menimbulkan masalah pada pihak sekolah
sebagai penyelenggara dan guru, terutama dari sisi keterampilan
dan manajemen waktu.
Hasil yang ingin diharapkan dari program akselerasi adalah :
1. Kelulusan/program memiliki rata-rata NUAN : 7,00 atau lebih
2. Memiliki Keberhasilan yang tinggi: diterima di perguruan
Tinggi Ternama dalam dan luar negeri.
3. Mampu menghasilkan siswa yang memiliki:
Keimanan dan ketaqwaan
Nasionalisme dan Patriotisme yang tinggi dengan kepribadian
Pancasila
Wawasan IPTEK yang luas
Motivasi dan Komitmen yang tinggi untuk prestasi
Kepedulian sosial dan Kepemimpinan
Disiplin pribadi yang tinggi
Tanggung jawab yang tinggi
Kondisi fisik yang prima
Gemar membaca dan meneliti
Berbahasa Inggris yang baik dan lancar
2.2 PEMBELAJARAN AKSELERASI/ACSELERATED LEARNING
1. Masalah dalam Proses Belajar akselerasi di Sekolah
Masalah – masalah yang kerap terjadi di sekolah adalah :
Materi ajar yang tidak bermakna.
Belajar hanya berisi ceramah yang membosankan.
Guru hanya menyuapi (spoon feeding) siswa dengan pengetahuan
yang bersifat superficial.
Proses belajar bukan merupakan proses yang menyenangkan
tapi menakutkan.
Proses belajar yang berlangsung di sekolah cenderung tidak
memberikan pengetahuan tentang manfaat pengtahuan yang
dipelajari. Bahan yang harus dipelajari hanya bersifat hafalan-
hafalan tanpa makna. Siswa tidak diajak untuk memanfaatkan
potensi yang dimiliki untuk membangun pengetahuan yang mempunyai
makna sesuai kebutuhan dan kemampuan. Materi pelajaran yang
dipelajari seringkali tidak dikaitkan dengan dunia dan lingkungan
tempat anak tumbuh dan berkembang.Metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru seringkali tidak variatif dan hanya merupakan
ceramah yang panjang dan membosankan. Penggunaan metode ceramah
memang tidak selamanya buruk, tetapi ceramah bukan satu-satunya
cara yang dapat membuat proses pembelajaran berlangsung optimum.
Guru perlu memiliki kemampuan dalam menggunakan metode
pembelajaran yang variatif yang lebih banyak melibatkan siswa.
Guru seringkali menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan
yang menyuapi siswa yang hanya bersikap pasif. Dalam era
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat seperti
saat ini, guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber
yang bertugas mentrasfer ilmu pengetahuan, Guru lebih dituntut
untuk berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa
memanfaatkan aneka sumber belajar yang tersedia. Untuk tentu saja
guru perlu memiliki kemampuam yamg baik dalam mengelola
aktiovitas pembelajaran.
Aktivitas Pemebelajaran yang terjadi di sekolah cenderung
memberi beban belajar yang berlebihan sehingga membuat anak tidak
memliki waktu lagi untuk bermain, Guru tidak mampu mebuat proses
belajar menjadi suatu proses yang menyenangkan yang dapat
meningkatkan kegairahan siswa untuk menggali dan membangun ilmu
pengetahuan dalam dirinya.Beban belajar yang berlebihan cenderung
membuat trauma sehingga penyelesaian pekerjaan
rumah (homework) seringkali hanya ditujukan
untuk“survival” semata. Belajar tidak lagi terjadi karena
dorongan instrinsik, tapi lebih banyak dipengaruhi oleh factor
punishment. Keempat masalah belajar yang terjadi pada dasarnya
saling terkait satu sama lain, Masalah ini berakibat langsung
terhadap rendahnya kualitas hasil bejar yang dicapai oleh siswa
setelah mengikuti aktivitas pembelajaran di sekolah.
Dave Meier (2000) mengemukakan masalah–masalah yang berlangsung
di sekolah dengan istilah – istilah sebagai berikut :
Boring lectures – ceramah yang membosankan
Pour and snore – menyuapi dan siswa tertidur
Closed system – sistem tertutup
Competition between learners – kompetisi diantara siswa
Joylessness – tidak menyenangkan
University – seragam
Dogmatic – dogmatik
Passive learners – siswa pasif
Reptilian brain approach – menakut-nakuti atau mengancam
2. Prinsip-Prinsip yang Mendasari Accelerated Learning
Accelerated Learning merupakan sebuah pendekatan alternatif
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang terkait
dengan pembelajaran di sekolah. ImplementasiAccelerated
Learning didasari oleh beberapa prinsip penting yaitu :
Keterlibatan total individu akan meningkatkan hasil belajar
Belajar bukan merupakan proses yang bersifat pasif dalam
menyimpan pengetahuan tapi proses aktif menciptakan pengetahuam
Kolaborasi diantara siswa akan meningkatkan hasil belajar.
Belajar yang berpusat pada aktivitas jauh lebih baik dari
pada belajar yang hanya menekankan pada aktivitas presentasi
semata.
Peristiwa belajar yang menekanjkan pada belajar aktivitas
jauh lebih efektif dari pada belajar yang menekankan pada
aktivitas presentasi
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut menurut Meier
implemetasi Accelerated Learning memiliki beberapa karakteristik
utama yaitu :
Flexible – luwes
Joyful – menyenangkan
Multi-pathed – multi jalur
Ends-centered – berpusat pada tujuan
Collaborative – kolaboratif
Humanistic – manusiawi
Multi-sensory – multi sensor
Nurturing – menumbuhkan
Activity-centered – berpusat pada aktivitas
Mental/emotional – menggunakan mental emosional
Result based – berdasar pada hasil
Kita dapat membandingkan karakterisitik Accelerated
Learningdengan karakteristik pembelajaran tradisional agar dapat
memahami praktek Accelerated Learning dengan baik. Karakteristik
pembelajaran tradisional yaitu :
Rigid – kaku
Serious -serius
Single pathed – jalur tunggal.
Means centered – berorientasi pada alat
Competitive – kompetitif
Behavioral – bersifat behavioristik
Verbal – hanya ceramah
Controlling – belajar sangat terkendali
Material centered – berpusat pada materi
Mental (cognitive) – menekankan pada mental / kognitif
semata
Time based – berbasis waktu
Implentasi Accelerated Learning dalam aktivitas belajar dan
pelatihan memerlukan adanya perubahan yang bersifat sistemik dan
holistik. bahwa perubahan secara mendasar perlu dilakukan karena
kondisi pendidikan saat ini sudah sangat bersifat mekanistik yang
disebabkan oleh terlalu lamanya pendekatan behavioristik
digunakan. Menurut Penulis pendekatan behavioristik telah
meracuni proses pendidikan selama ini karena hanya merupakan
pabrik yang menghasilkan robot-robot yang dibutuhkan oleh dunia
kerja. Hal tersebut dikemukakan oleh Meier sebagai berikut :
“ Our school are, in a sense, factories in which the raw products
(children) are to be shaped and fashioned to meet the various
demands of life…Behaviorism – the belief that all learning
consists of a stimulus / response, carrot –and –stick training
and that only observed behavior is worthy of study – has had a
disastrous influence on 20 th century perceptions,”
3. Tahap – Tahap Belajar
Maier berpendapat bahwa dalam melakukan aktivitas belajar,
individu pada dasarnya melalui empat tahap penting yaitu :
Persiapan (preparation)
Presentasi (presentation)
Latihan (practice)
Performa (performance)
Proses belajar dimulai dari adanya minat untuk mempelajari
sesuatu. Untuk melakukan aktivitas belajar, individu melakukan
persiapan yang relevan dengan usaha yang diperlukan untuk
melakukan aktivitas belajar. Adanya minat untuk mempelajari suatu
pengetahuan atau keterampilan diikuti dengan tahap berikutnya
yaitu presentasi. Dalam tahap ini individu mulai berkenalan
dengan pengetahuan dan keterampilan yang diminati untuk
dipelajari.Tahap selanjutnya adalah tahap latihan atau practice.
Pada tahap ini individu mulai mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan yang dipelejari dengan pengetahuan dan keterapilan
yang telah dikuasai sebelumnya. Tahap akhir dari proses belajar
adalah tahap saat individu memperlihatkan performa melalui
aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam
situasi yang nyata.
4. Riset Tentang Otak dan Akselerasi Belajar
Riset tentang otak mempunyai peran penting dalam konsep
akselarasi belajar. Untuk dapat mengimplementasikan Accelerated
Learning dengan baik, pengetahuan tentang otak dan belajar dangat
perlu diperhatikan. Riset tentang peran otak dalam aktivitas
belajar manusia belakangan berkembang sangat pesat melebihi yang
telah dilakukan sebelumnya. Sama dengan organ tubuh manusia yang
lainnya, otak memperlihatkan kinerja yang luar biasa mengagumkan.
Otak telah memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap
perkembangan dan kemajuan peradaban manusia. Otak, menurut Meier,
tidak pernah berhenti sedektikpun untuk mengungkap tabir
pengetahuan dan kehidupan.
Hasil riset mutakhir tentang otak memperlihatkan dan belajar
menunjukkan bahwa otak terdiri dari dua belahan (hemisphere)yaitu
belahan otal bagian kiri (left hemisphere) dan belahan otak
bagian kanan (right brain hemisphere). Belahan otak bagian kiri
terkait dengan hal-hal yamg bersifat logis dan sistematis.
Sedangkan belahan otak bagian kanan lebih banyak berhubungan
dengan aktivitas yang bersifat kreatif. Selama ini aktivitas
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah lebih banyak menekankan
pada penggunaan belahan otak kiri yang membuat individu berfikir
logis dan sistematis berdasarkan aturan-aturan yang telah baku.
Belahan otak kanan yang merupakan otak kreatif tidak dimanfaatkan
secara optimal untuk menciptakan sesuatu yang bersifat innovatif.
Riset lain tentang peran otak dalam aktivitas belajar menhasilkan
sebuah teori baru yaitu“triune theory”. Menurut teori ini Otak
dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
The neocortex
The Neocortex merupakan bagian yang berisi 80 – 85 % massa
otak manusia. Bagian ini merupakan esensi dari fungsi aktivitas
mental tinggi (analisis, kreativitas). Bagian ini yang membuat
manusia unik dibandingkan mahluk lain dimula bumi.
The lymbic system
The lymbic system adalah pusat emosi manusia. Bagian otak ini
disebut sebagai bagian sosioemosional. The lymbic systemjuga
memiliki bagian esensial yang berperan dalam memori jangka
panjang (long term memory) manusia.
The brain stem
The brain stem dikenal juga dengan sebutan otak reptil atauthe
reptilian brain berperan dalam mengendalikan fungsi tubuh yang
bersifat otomatis seperti detak jantung, pernafasan dan
pencernaan. Bagai berkaitan juga dengan sifat instinktif manusia.
Otak ini akan bekerja jka manusia mendapat ancaman. Bagian otak
ini akan melindungi manusia agar tetap hidup(survive).
Manusia harus dapat menyeimbangkan peran semua bagian otak.
Dalam belajar bagian neocortex harus selalu dominan karena
merupakan bagian otak yang terkait dengan fungsi berfikir
tingkat tinggi seperti analisis, sintesis dan kreativitas.
Triune theory mengemukakan bahwa “A Sense of Joy” yaitu belajar
harus dalam kondisi yang menyenangkan.
Menurut triune theory proses belajar akan menjadi lebih cepat
dan mendalam apabila seluruh otak terlibat didalamnya. Manakala
perasaan seseorang sedang dalam kondisi positif, maka dia akan
berada dalam keadaan relaks. Dia akan menggunakanneocortex – otak
untuk belajar. Sebaliknya, manakala seseorang berada dalam
situasi negatif, individu akan menggunakan otak reptil – untuk
“survive” maka proses belajar akan melambat dan bahkan berhenti.
5. Manfaat Implementasi Accelerated Learning
implementasi Accelerated Learning memberikan
keuntungan(benefits) dalam hal:
Ignite your creative imagination – menciptakan imajinasi
kreatif siswa
Get learner totally involved – membuat siswa terlibat total
Create healthier learning environments – menciptakan
lingkungan belajar yang sehat
Speed and enhance learning – mempercepat dan memperkaya
belajar
Improve retention and job performance – meningkatkan daya
ingat dan performa
Speed the design process – memepercepat proses rancangan
belajar
Build effective learning communities – membangun masyarakat
belajar yang efektif
Greatly improve technology-driven learning – meningkatkan
penggunaan teknologi dalam pembelajaran
Adapun persiapan dalam implementasi Accelerated Learning adalah
sebagai berikut :
Get learners out of a passive or resistant mental state –
Menyiapkan mental siswa menjadi aktif.
Remove learning barriers – Menghapus hambatan-hambatan dalam
belajar.
Arouse learners’ interest and curiosity – Meningkatkan minat
dan rasa ingin tahu siswa
Give learner positive learning about, and a meaningful
relationship with, the subject matter – Membuat siswa berfikir
prositif tentang materi pelajaran
Create active learners who inspired to think, learn, create,
and grow – Ciptakan siswa yang akti yang dapat berfikir dan
mencipta
Get people out of isolation and into a learning community –
Buat siswa keluar dari isolasi dan ajaklah mereka melihat
masyarakat disekitar
BAB III
LAPORAN OBSERVASI
3.1 PROFIL SEKOLAH
A. LOKASI/ALAMAT
SMP 5 bandung terletak di daerah Jln. Sumatra No.40, telp. 022-
4207121 Bandung 40113
B. SEJARAH SINGKAT
Sekitar tahun 1920-an bangunan sekolah ini didirikan,
dulu tidak dikenal dengan nama SMP Negeri 5 tetpai dengan nama
MULO yaitu sekolah rendah yang diperluas setingkat SMP jaman
sekarang. Kepala sekolah yang pertama adalah Bapak Fernandus ia
adalah seorang berkebangsaan Belanda. Baik guru-guru dan murid-
muridnya mayoritas adalah bangsa Belanda,dan bangsa lain seprti
Cina,India dan Arab,disamping itu ada pula muridnya dari bangsa
Indonesia,tentunya mereka yang bisa mengenyam pendidikan di
sekolah tersebut memiliki status sosial yang lebih tinggi
dikalangan masarakat pada waktu itu. Nama sekolah ini sangat
terkenal dari dulu sampai sekarang,banyak sekali alumnus yang
tercata yang pernah berada disekolah ini dan mempunyai gelar dan
jabatan yang sangat luar biasa saat ini,seperti BJ habibie,Iwan
Fals,dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tahun demi tahun sekolah ini berubah dari yang asalnya bernama
MULO tetapi dijaman Jepang sekolah ini berubah nama menjadi
KOMPETAI. Kepala sekolah yang tak urung berganti hingga sekarang.
Dan akhirnya pada jaman sekarang di kenal dengan SMP Negeri 5
Bandung.
C. STUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
1. Kepala SMP Negeri 5 Bandung ------------ Komite Sekolah
2. Wk.Kepala Sekolah,Wk.Kepsek Ur.Kurikulum,WK.Kepsek
Ur.Humas,Wk.Kepsek Ur Kesiswaan.
3. Wali Kelas/Guru-guru ------------- BK (Bimbingan Konseling)
4. Siswa – siswi.
3.2 PROSEDUR PENYELEKSIAN
A. PENGAMATAN
Siswa yang sudah terjaring/kelompok calon siswa akselarasi
diamati oleh team secara terus-menerus selama 2 bulan semester 1
kelas I dalam hal: kemampuan bersifat kritis mengemukakan
pendapat baik lisan maupun tertulis, beradaptasi bersosialisasi
dan bertanggung jawab.
B. SELEKSI
1. Psikotes
Psikotes bekerjasama dengan biro Psikologi yang berwenang
untuk mengetahui kemampuan intelegensi, kematangan emosi,
motivasi berprestasi, kreativitas dan komitmen tes
2. Tes Potensi Akademik (TPA)
Mata pelajaran : PPKn, Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, dan IPA.
C. WAWANCARA
Bertujuan untuk mendapatkan bebagai informasi tentang calon,
antara lain berupa Scor tes, latar belakang kehidupan, cita-cita
masa depan, minat sisw, motvasi.
D. REKOMENDASI GURU
Rekomendasi Guru berisi penilaian guru terhadap calon yang
bersangkutan dengan jelas bahwa calon siswa tersebut baik dan
diperkirakan mampu untuk menyelesaikan program Khusus.
E. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Memanggil anak dan Orang Tua yang bersangkutan untuk
mendapatkan penjelasan tentang program Akselarasi
Siswa dan Orang Tua yang telah menyetujui dengan surat
kesediaannya dinyatakan sebagai siswa program Percepatan
Belajar
Siswa tersebut dikelompokkan pada kelas khusus
3.3 PROSES BEMBELAJARAN KELAS AKSELERASI
1. KURIKULUM
Menggunakan KBK/KTSP yang dipadatkan dari 6 semester selama
3 tahun menjadi 6 semester dalam jangka waktu 2 tahun.
2. PELAKSANAAN UJIAN DAN PEMBAGIAN RAPOR
Ujian blok satu semester dilaksanakan 3 kali, dan pembagian
rapor dilaksanakan pada akhir bulan keempat tiap semester.
3. KENAIKAN KELAS
Bagi siswa program percepatan kenaikan kelas lebih awal dari
program reguler. Kenaikan kelas bagi siswa percepatan
dilaksanakan tiap delapan bulan sekali.
4. UJIAN AKHIR NASIONAL
Bagi program percepatan, Ujian Akhir Nasional bersama-sama
dengan program regular.
3.4 DAMPAK PROGRAM AKSELERASI TERHADAP ASPEK KOGNITIF SISWA
Dampak Program Akselerasi Terhadap Aspek Perkembangan
Kognitif Siswa Anak berbakat emiliki karakteristik sebagai anak
yang cepat memahami, cepat mengingat, memiliki pengetahuan yang
luas, dan fleksibilitas dalam berpikir, yang kesemuanya merupakan
prasyarat untuk tampilnya suatu perilaku pemecahan masalah yang
sempurna.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk usia anak saat mulai masuk
program akselerasi
1. Tidak ada tekanan untuk ikut akselerasi
2. Siswa berada pada posisi 2 % teratas tingkat inteligensinya
3. Guru di kelas merasa senang dengan program akselerasi
4. Orang tua siswa juga memiliki perasaan yang positif
5. Siswa benar-benar tergolong unggul dalam suatu bidang
6. Siswa memiliki kehidupan emosi yang stabil
7. Siswa mengerti akan tugas, tanggung jawab, dan konsekuensi
dari program ini
8. Siswa menginginkan atau menyetujui untuk dimasukkan dalam
program akselerasi ini.
3.5 DAMPAK AKSELERSI APADA ANAK BERBAKAT AAKADEMIK
Anak dengan kemampuan dan kecerdasan luar biasa, merupakan
suatu keinginan yang realistik karena kebutuhan pelayanan
pendidikan anak yang berbakat yaitu dibentuk layanan istimewa
yang berbeda dari sekolah yang umum, diberikan pengayaan
akselerasi dalam bentuk menempatkan anak pada kelas yang lebih
tinggi sesuai dengan tingkat keberhasilan anak. Memberikan
pelayanan kepada anak berbakat yang secara sosial terisolasi dan
bosan bersekolah bukanlah hal yang mudah.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan akselerasi bagi anak
berbakat akademik adalah memenuhi kebutuhan akan tugas-tugas yang
penuh tantangan dalam bidang keberbakatan dan adanya persahabatan
diantara teman sejawat yang memiliki kemampuan yang sama. Kita
bukan hanya memerlukan anak bangsa yang panai, melainkan juga
anak bangsa yang seimbang dalam kehidupan emosi dan sosial.
3.6 PEMBELAJARAN TERPROGRAM SARANA DAN PRASARANA
Pembelajaran Terprogram dan Prasarana/SaranaMenyusun
program pembelajaran untuk murid sekolah dasar dapat lebih
permanen karena GBPP SD tahun 1968 sampai tahun 1994 tidak ada
perbedaan yang bermakna. Ini memudahka n pengelola/pelaksana/guru
menyusun pembelajaran terprogram. Dalam kegiatan Penyusunan
pembelajaran Terprogram dilaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Analisis Kurikulum/GBPP Yang dimaksud dengan analisis
kurikulum adalah suatu kajian tentang penyetaraan antara tuntutan
kurikulum/GBPP dengan kemampuan tumbuh kembangnya peserta didik
yang seimbang dan optimal.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis kurikulum:
a. Menetapkan materi esensial
b. Menetapkan sequence materi pembelajaran sesuai perkembangan
anak:
c. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus dari tiap materi dan
pokok bahasan serta contoh penilaiannya
d. Memilih materi/pokok bahasan yang perlu diperkaya
Pengayaan harus sesuai dengan ciri-ciri anak berbakat atau anak
yang berkemampuan intelektual di atas rata-rata.
2. Menyusun Modul/Program pembelajaran Modul/program
pembelajaran ini dibuat oleh setiap pokok bahasan/tema Setiap
pokok bahasan/tema berisi:
a. Petunjuk belajar untuk siswa, dan di situ tertera waktu
belajar, tujuan instruksional khusus.
b. Proses belajar
c. Latihan/tugas-tugas
d. Penilaian diri
e. pengayaan
3. Menyiapkan Prasarana/Sarana Yang dimaksud adalah sekolah
menyiapkan ruangan (aula perpustakaan, panggung, taman, dan lain-
ain) yang memungkinkan anak mengembangkan kreativitasnya
BAB IV
KESIMPULAN
Aktivitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah perlu
mempertimbangkan teori pembelajaran akselerasi yang dapat membuat
proses belajar tidak lagi merupakan suatu yang menakutkan.
Faktor lain yang menjadi syarat untuk mewujudkan perilaku yang
kreatif adalah perasaan bebas. Orang yang berfikir bebas pada
umumnya akan mampu menemukan kemungkinan – kemungkinan yang dapat
digunakan sebagai alternatif -alternatif untuk menemukan solusi
dalam menyelesaikan suatu masalah.
DAFTAR PUSTAKA
SMP Negeri 5 BandungPaul Suparno, Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, pengamat pendidikan
Reni Akbar – Hawadi (Editor): Akselerasi, PT. Gramedi Widia Sarana Indonesia. 2004