OBLIGASI-SYARIAH
-
Upload
restu-yoeda-armen-fianely -
Category
Documents
-
view
31 -
download
0
description
Transcript of OBLIGASI-SYARIAH
MAKALAH
OBLIGASI SYARIAH
Di Susun oleh :
Chaerunnisa
Eka nurahayu
Eka Yuliana
Prodi : Perbankan Syariah
UNIVERSITA MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2010
PENDAHULUAN
Perkembangan sukuk di Indonesia dimulai sejak 2002 lalu mengalami
kemajuan, dimana tahun ini undang-undang sukuk atau dikenal dengan SBSN (Surat
Berharga Hutang Negara) telah disahkan oleh parlemen. Sejak penerbitan sukuk
korporasiyang pertama tersebut, selalu berakhir dengan over subscription.
Fatwa dewan syari`ah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002, tentang Obligasi
syari`ah adalah surat berharga berjangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikelurkan emitten kepada pemegang obligasi syariah, tersebut berupa bagi
hasil/margin/fee, serta membyar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.”
Karakteristik dan istilah sukuk merupakan pengganti dari istilah sebelumnya
yang memggunakan istilah bond, dimana istilah bond mempunyai makna loan (hutang),
dengan menambahkan Islamic maka kontradiktif maknanya karena biasanya yang
mendasari mekanisme hutang (loan) adalah interest, sedangkan dalan Islam interest
tersebut termasuk riba yang diharamkan. Untuk itu sejak tahun 2007 istilah bond ditukar
dengan istilah Sukuk sebagaimana disebutkan dalam peraturanm di Bapepam LK.
Sukuk bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih merupakan penertaan
dana (investasi) yang didasarkan pada prinsip bagi hasil jika menggunakan akad
mudharabah dan musyarakah. Transaksinya bukan akad hutang piutang melainkan
penyertaan.
Setelah lima tahun perkembangan Sukuk di Indonesia, Sukuk tersebut belum
berkembang secara optimal, hal ini disebabkan karena belum adanya sukuk Negara.1
1 Prof. Dr. Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah, hlm. 59-60
OBLIGASI SYARIAH
Obligasi Konvensional
Obligasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu obligatie yang dalam bahasa Indonesia
disebut sebagai obligasi yang berarti kontrak. Dalam Keputusan Presiden RI Nomor
775/KmK 001/19 disebut bahwa obligasi adalah jenis efek berupa surat pengakuan
utang atas pinjaman uang dari masyarakat dalam bentuk tertentu.
Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa obligasi adalah surat utang yang
dikeluarkan oleh emiten (bisa berupa badan hukum atau perusahaan, bisa juga dari
pemerintah) yang memerlukan dana untuk kebutuhan operasional maupun ekspansi
dalam mengajukan investasi yang mereka laksanakan.
Dilihat dari pihak yang mengeluarkan obligasi, maka obligasi dapat dikeluarkan
oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
atau bisa juga dikeluarkan oleh pihak swasta seperti (1) participative bonds, yakni
pemilik obligasi selain memperoleh bunga tetap, juga memperoleh bagian keuntungan
yang dicapai perusahaan (2) client bond, yakni obligasi yang diberikan kepada
langganan perusahaan dalam rangka mengembangkan pemilik efek kepada masyarakat
(3) departure bond, yakni obligasi yang tidak dijamin atau tanpa suatu jaminan.
Obligasi termasuk salah satu jenis efek namun, berbeda dengan saham yang
kepemilikannya menandakan pemilikan sebagian dari suatu perusahaan yang
menerbitkan saham obligasi menunjukan utang dari penerbitnya. Dengan demikian
pemegang obligasi memiliki hak dan kedudukan sebagai kreditor dari penerbit obligasi.
Obligasi merupakan instrumen utang jangka panjang, yang pada umumnya diterbitkan
dalam jangka berkisat antara sepuluh tahun lamanya.
Secara umum jenis obligasi dapat dilihat dari penerbitnya yakni obligasi korporasi
dan obligasi negara. Obligasi negara terdiri dari beberapa jenis yaitu (1) obligasi rekapm
(2) surat utang negara (SUN), (3) obligasi ritel.2
Sejarah obligasi syariah
2 Prof. Dr. H. Abdul Manan, S.H, Aspek Hukum Dalam Penyelengaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, hlm. 118- 119
Secara terminoogi sukuk adalah sebuah kertas atau catatan yang padanya
terdapat perintah dari seorang untuk membayar uang dengan jumlah tertentu pada orang
lain yang namanya tertera pada kertas tersebut. Kata sukuk berasal dari bhasa persia
yaitu jak, lalu masuk dalam bahasa arab dengan nama shak. Goiten menyebutkan bahwa
shak adalah asalkata dari kata chek yang terdapat dalam bahasa inggris dimana ia pada
dasarnya adalah surat hutang. Kemudian surat hutang model ini bekembang di eropa.
Sukuk sudah pakai sebagai salah satu alat pembayaran sejak awal islam dimana jatah
(santunan negara) atau gaji para pegawai negara kadangkala dibayar dengan memakai
kertas tersebut. Dalam sejarah disebutkan bahwa khalifah Umar Ibn al- Khatab adalah
khalifah pertama yang membuat shak dengan membubuhkan setempel dibawah kertas
shak tersebut.
Dalam perkembangannya, the Islamic Jurispudence Council (IJC) kemudian
mengeluarkan fatwa yang mendukung berkembangnya sukuk. Hal tersebut mendorong
Otoritas Moneter Bahrain (BMA – Bahrain Monetary Agency) untuk meluncurkan
salam sukuk berjangka waktu 91 hari dengan nilai 25 juta dolar AS pada tahun 2001.
Kemudian Malaysia pada tahun yang sama meluncurkan global corporate Sukuk di
pasar keuangan Islam internasional. Inilah sukuk global yang pertama kali muncul di
pasar internasional.
Selanjutnya, penerbitan sukuk di pasar internasional terus bermunculan bak
cendawan di musim hujan. Tidak ketinggalan, pemerintahan di dunia Islam pun mulai
melirik hal tersebut. Sebagai contoh, pada tahun 2002 pemerintah Malaysia menerbitkan
sukuk dengan nilai 600 juta dolar AS dan terserap habis oleh pasar dengan cepat,
bahkan sampai terjadi over subscribe. Begitu pula pada Desember 2004, pemerintah
Pakistan menerbitkan sukuk di pasar global dengan nilai 600 juta dolar AS dan
langsung terserap habis oleh pasar. Dan masih banyak contoh lainnya.
Harus kita akui, bahwa sukuk atau obligasi syariah ini adalah salah satu bentuk
terobosan baru dalam dunia keuangan Islam, meskipun istilah tersebut adalah istilah
yang memiliki akar sejarah yang panjang. Inilah salah satu bentuk produk yang paling
inovatif dalam pengembangan sistem keuangan syariah kontemporer.
(http://hndwibowo.blogspot.com/2008/06/sukuk.html).
Kendala dan strategi pengembangan obligasi syariah
1. Belum banyak masyarakat yang paham tentang keberadaan obligasi syariah,
apalagi sistem yang digunakannya
2. Masyarakat dalam penimpan dananya cenderung didasarkan atas pertimbangan
pragmatis
3. Di usia yang masih relatif muda dan sistem yang berbeda, obligasi syariah
dikondisikan untuk menghadapi masyarakat yang kurang percaya akan
keberadaan sistem yang belum ia kenal
Usaha yang perlu dilakukan untuk menjawab kendala-kendala obligasi syariah
adalah sebagai berikut :
1. Langkah-langkah sosialisasi dilakukan untuk membangun pemahaman
masyarakat akan keberadaan obligasi syariah di tengah-tengah masyarakat
2. Usaha untuk menarik pasar emosional secara statistik relatif lebih sedikit
daripada pasar rasional
3. Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, usaha untuk meningkatkan
profesionalitas, kualitas, kapabilitas, dan efisiensi untuk selalu dilakukan oleh
obligasi syariah.
Emisi Obligasi Syariah
Syarat-syarat untuk menerbitkan obligasi syariah adalah sebagai berikut :
1. Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan substansi
2. Peringkat investasi grade
3. Keuntungan tambahan jika termasuk dalam komponen Jakarta Islamic Index (JII)
Obligasi Sukuk
Tinjauan Umum
Kata-kata sakk, sukuk dan sakaik dapat ditelusuri dengan mudah di litelatur
islam komersial klasik. Kata-kata tersebut terutama secara umum digunakan untuk
perdagangan internasional di wilayah muslim pada Abad Pertengahan, bersamaan
dengan kata hawalah dan mudarabah. Akan tetapi, sejumlah penulis barat tentang
sejarah perdagangan Islam/Arab Abad Pertengahan memberikan kesimpulan bahwa
sakk merupakan kata dari Latin cheque atau check yang biasanya digunakan pada
perbankan kontemporer.
Tabel Emisi Obligasi Syariah
Emiten Nilai Emisi Waktu Penerbitan
PT. Indosat Tbk Rp. 175 Milyar Semester II 2006
PT. Berlian Laju Tanker Tbk Rp. 60 Milyar Semester I 2003
PT. Bank Bukopin Rp. 50 Milyar Semester I 2003
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Rp. 200 Milyar Semester I 2003
PT. Bank Syariah Mandiri Rp. 200 Milyar Semester II 2003
PT. Indofood Tbk Belum diketahui Semester II 2003
Daftar Tabel Obligasi Syariah
Nama Obligasi Emiten/PenerbitWaktu
Penerbitan
Bank Bukopin Syariah Mudarabah PT Bank Bukopin Tahun 2003
Bank Muamalat Syariah Mudarabah PT Bank Muamalat Indonesia
Tbk
Tahun 2003
BSM Syariah Mudarabah PT Bank Syariah Mandiri Tahun 2003
Cilandra Perkasa Syariah Mudarabah PT Cilandra Perkasa Tahun 2003
Indosat Syariah Mudarabah PT Indosat Tbk Tahun 2002
PTPN VII Syariah Mudarabah PTPN VII Tahun 2004
Obligasi Syariah Ijarah I Matahari
Putra Prima
PT Matahari Putra Tahun 2004
Obligasi Syariah Ijarah Sona Topas
Tourism Industri
PT Sona Topas Tourism
Industri
Tahun 2004
Berliana I Syariah Ijarah PT Berlian Laju Tanker Tahun 2004
Nama Obligasi Emiten/PenerbitWaktu
Penerbitan
HITS I Syariah Ijarah Tahun 2004
INdorent I Syariah Ijarah PT INdorent Tahun 2004
Citra Sari Makmur I Syariah Ijarah PT Indofood Tbk Tahun 2004
Obligasi Syraiah Berlina Laju Tanker PT Berliana Laju Tanker Tahun 2003
Arti sukuk dalam perspektif Islam modern, berdasar pada konsep aset monetisasi
yang disebut penjamin yang diterima melalui proses pengeluaran sukuk (taskeek).
Potensial besarnya adalah dalam mengubah dana masa depan menjadi dana saat ini.
Sukuk dapat dikeluarkan untuk aset yang sudah ada maupun yang ada di watu yang
akan datang. Diperkirakan pada akhir 2006 ada lebih dari US$ 50 bn pasar sukuk yang
akan naik secara berlipat pada 2007 dengan setiap dikeluarkannya sukuk yang
didaftarkan 5 sampai 6 kali menunjukan pertumbuhan yang pesar di negara-negara
barat.
Di Malaysia, instrumen obligasi syariah digunakan untuk pembiayaan kegiatan
pemerintah maupun untuk keperluan industri keuangan syariah. Instrumen yang sudah
pernah diterbitkan berupa Goverment investmen Issue (GIIs), yaitu pinjaman kebaikan
atau qardhul hasan yang digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. Konsep ini
tidak ada imbalan bagi pemilik modal, namun demikian pemerintah boleh memberikan
semacam hadiah. Oleh karena itu, instrumen GIIs tidak dperdagangkan.
Disamping menerbitkan obligasi pemerintah, berbagai perusahaan di Malaysia
juga menerbitkan instrumen efek syariah, seperti Sandat Mudarabah Cagamas, adalah
obligasi mudarabah dengan jangka waktu hingga 7 tahun yang duterbitkan untuk
pembiayaan perumahan. Sementara itu, di Bahrain juga telah menerbitkan beberapa
surat berharga syariah. Salah satunya adalah Bahrain Montary Agency – Sukuk Al-Jarah
senilai US$ 70 juta yang digunakan untuk menbiayai infrastruktur pemerintah.
Di Indonesia payung hukum yang menjadi landasan penerbitan obligasi sukuk,
adalah UU No. 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah. Menurut perkembangan,
pencarian format landasan hukum penerbitan payung hukum tentang surat berharga
syariah ini, sesunggunya telah mulai proses panjang, yaitu sejak tahun 2003 ketika
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI menyuarakan penerbitan
sukuk untuk menangkap peluang investasi sekaligus perkembangan perekonomian
syariah di Indonesia. DSN-MUI juga telah melontarkan ide amandemen Undang-
Undang Nomor 2002 tentang Surat Utang Negara tetapi ide ini juga kandas. Pada tahun
2005, DSN-MUI kembali mengajukan usulan agar pemerintah segera mengeluarkan
Undang-Undang tentang Surat Berharga Syariah, usaha tersebut telah berhasil dengan
diterbitkannya Undang-Undang No. 19 tahun 2008 tersebut.
Pln Terbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah senilai Rp. 3 triliun
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menerbitkan Obligasi PLN XII Tahun
2010 senilai maksimal Rp 2,5 triliun dan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 senilai
maksimal Rp 500 miliar. Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum ini setelah
dikurangi dengan biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan untuk mendanai
kegiatan investasi jaringan distribusi tenaga listrik.
Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010 yang berperingkat idAA+ (Double A Plus
Syariah, Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) ini terdiri dari
dua seri, yakni seri A berjangka lima tahun dan seri B berjangka 12 tahun.
Pembayarannya dilakukan setiap tiga bulan (takwim, 30/360).
Perseroan telah menunjuk PT Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT
Trimegah Securities sebagai penjamin pelaksana emisi dalam penawaran umum ini.
Sementara wali amanat adalah PT Bank CIMB Niaga. Selaku Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) di sektor kelistrikan, investasi ini penting guna memberikan
keuntungan investor sekaligus meningkatkan kompetensi perseroan.
Investasi juga dilakukan seiring proyeksi kenaikan permintaan tenaga listrik
nasional yang rata-rata mencapai 9% per tahun dalam 10 tahun ke depan. Sementara di
satu sisi pasokan tenaga listrik di Indonesia terbatas, sehingga memberi peluang bagi
Perseroan untuk terus tumbuh. Pertimbangan lainnya adalah perseroan selalu melunasi
semua kewajiban pembayaran obligasi tepat waktu, termasuk saat terjadi krisis ekonomi
di Indonesia. Hingga kini, Perseroan telah menerbitkan obligasi konvensional Rupiah
sebanyak sebelas kali, obligasi syariah empat kali dan Global Bonds empat kali.
Pada tahun 2009 kinerja keuangan Perseroan sangat menggembirakan.
Dukungan Pemerintah dengan memberikan margin subsidi sebesar 5% membuat
perseroan meraih laba bersih untuk pertama kalinya dalam periode lima tahun terakhir.
Tahun 2009 Perseroan mencatat laba bersih Rp10.356 miliar dengan penjualan
Rp145.222 miliar. Sektor rumah tangga dan industri masih menjadi kontributor terbesar
dari pendapatan perseroan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2010 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010 tanggal 25 Mei 2010,
telah ditetapkan pemberian margin PSO 8% tahun 2010.
Obligasi PLN XII Tahun 2010 dan Sukuk Ijarah PLN V Tahun 2010
diperkirakan memperoleh pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada 30 Juni 2010. Masa penawaran awal
(bookbuilding) akan dilangsungkan pada 16-24 Juni 2010, masa penawaran umum
dijadwalkan 2-5 Juli 2010, dan diharapkan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
9 Juli 2010.3
3 www.pln .co.id
Sifat Obligasi Sukuk
Sukuk atau obligasi syariah adalah surat berharga sebagai instrumen investasi
yang diterbitkan berdasarkan suatu transaksi atau akad syariah yang melandasi
(underying transaction) yang dapat berupa ijarah (sewa) mudarabah (bagi hasil). Sukuk
yang sekarang sudah banyak diterbitkanadalah berdasarkan akad sewa (sukuk al-ijarah)
dimana hasil investasi berasal dan dikaitkan dengan arus embayaran sewa aset tersebut.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan sukuk
Tingkat return yang dipastikan pada sukuk
Tingkat return pada sebagian besar sukuk secara pasti disetujui di awal
bahkan tanpa provisi tertentu untuk jaminan pihak ketiga. Beberapa sukuk yang
diterbitkan menjadi sasaran kritikan tajam disebabkan karena keterlibatannya
dari bay’ al-inah, bay’ al-dayn dan sifat-sifat landasan nonsyariah yang membuat
sukuk sama dengan obligasi berdasarkan buka. Bay’ al-inah merupakan
penjualan dua kali di mana pinjam dan orang yang meminjam menjual dan
kemudian menjual kembali suatu objek di antara mereka sekali untuk tujuan
memperoleh uang tunai dan sekali lagi untuk tujuan harga yang lebih tinggi
berdasarkan kredit, dengan hasil bersih dari suatu pinjaman dengan bunga.
Menurut aturan syariah, pemegang sukuksecara bersama memiliki resiko
terhadap harga aset dan biaya-biaya yang terkait dengan kepemilikan dan bagian
dari uang sewanya dengan melakukan sewa pada pengguna tertentu.
Bay’ al Dayn
Perdagangan pasar sekunder untuk sekuritas Islam dimungkinkan
melalui bay’ aldayn sebagaimana berbagai kasus di Malaysia yang didasarkan
pada sukuk. Akan tetapi, jumhur ulama tidak menerima keadaan ini karena
utang yang diwakili oleh sukuk didukung oleh aset-aset utama. Ahli-ahli hukum
mslim tradisional dengan suara bulat menyatakan bahwa bay’al-dayn dengan
diskon tidak diperbolehkan dalam syariah.
Macam – macam Sukuk
Sukuk Ijarah
Adalah suatu sertifikat yang memuat nama pemilik nya (investor) dan
melambangkan kepemilikan terhadap aset yang bertujuan untuk disewakan, atau
kepemilikikan manfaat dan kepemilikan jasa sesuai jumlah efek yang dibeli
denagn harapan mendapatkan keuntungan dari hasil sewa yang berhasil
direalisasikan berdasar transaksi ijarah.
Ketentuan akad ijarah sebagai berikut:
Objeknaya dapat berupa barang (harta fisik yang bergerak, tak
bergerah, harta perdagangan) maupun berupa jasa
Manfaat dari objek dan nilai manfaat tersebut diketahui dan
disepakati oleh kedua belah piahak.
Ruang lingkup dan jangka waktu pemakaiannya harus dinyatakan
secara spesifik.
Penyewa harus membagi hasil manfaat yang diperolehnya dalam
bentuk imbalan atau sewa/upah
Pemakaian manfaat harus menjaga objek agar manfaat yang
diberikan oleh objek tetap terjaga
Pembeli sewa haruslah pemilik mutlak.
Secara teknis, obligasi ijarah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Investor dapat bertindak sebagai penyewa , sedangkan emiten dapat
bertindak sebagai wakil investor.
2. Setelah investor memperoleh hak sewa, maka investor menyewakan
kembali objek sewa tersebut kepada emiten.
Obligasi syariah musyarakah
Adalah obligasi syariah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau
akad musyarakah di mana dua pihak atau lebih bekerja sama menggabungkan
modal untuk pembangunan proyek baru, mengembangkan proyek baru,
mengembangkan proyek yang telah ada atau membiayai kgiatan usaha.
Obligasi syariah istishna’
Adalah obligasi syariah yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad
istishna’ di mana para pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan suatu
proyek/barang.
Ketentuan Umum obligasi syariah
a. Pelaksanaan obligasi syariah mulai dari awal sampai akhir harus
terhndar dari format dan substansi akad yang berkaitan dengan riba
(pembungaan uang) dan gharar
b. Transaksi obligasi syariah harus berdasarkan konsep muamalah yang
sejalan syariah seperti akad kemitraan (musyarakah dan mudharabah),
jual beli barang (murabaha, salam, dan istishna)/
c. Bagi hasil pada akad kemitraan, fee pada akad ijarah, dan harga (modal
dan margin) pada akad jual beli harus ditentukan secara jelas pada awal
transaksi (prospectus atau sertifikat).
d. Usaha yang dilakukan emiten (originator) berhubungan dengan dana
sukuk yang dikelola harus terhindar dari semua unsur-unsur non halal.
e. Pemberian pendapat dapat dilakuakan secara periodek (sesuai
karakteristik masing-masing akad).
f. Tidak semua sertifikat sukuk sertifikat sukuk dapat diperjualkan dan
tidak semua pendapat dapat bersifat mengambang (floating) atau
indikatif.
g. Pengawasan terhadap pelaksanaa dilaksanakan oleh Dewan Pengawas
Syariah dari aspek syariah, dan oleh wali amanat atau SPV dari segi
operasional lapangan khususnya terhadap usaha emiten
h. Apabila emiten melakukan kelalaian atau melanggar syarat perjanjian,
dilakukan pengembalian dana investor dan dibuat surat pengakuan utang,
i. Jasa asuransi syariah dapat digunakan untuk sebagai alat perlindungan
resiko aset sukuk.
Pembiayaan Usaha Syariah - Obligasi
Pembiayaan usaha berjangka panjang dalam bentuk bukan ekuitas dalam pasar
modal dikena sebagai pembiyaaan dengan menerbitkan obligasi. Menurut definisi
obligasi adalah surat berharga (efek) hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh
sebuah perusahaan atau pemerintah (emiten) dengan ketentuan suku bunga dan tanggal
jatuh tempo tertentu.
Prinsip syariah melarang untuk meminta atau memberi tambahan (imbalan) atas
pemberian hutang karena hutang dikategorikan sebagai kegiatan tolong menolong yang
lebih sarat unsur sosialnya.
Dalam konsep syariah pembiayaan dapat terjadi karena ada suatu pihak yang
memberikan dana untuk memungkinkan suatu taransaksi.
Perbedaannya adalah dalam hal hubungan langsung antara pihak penjual dengan
pembeli kedua belah pihak adalah pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan
perdaganagan obyek transaksi.
Dalam hal ini kegiatan investasi ini dapat mengikuti ikatan atau aqad mudharabah,
kewajiban akan timbul bila:
1. investor berhak atas pembagian hasil yang posotif, atau bila
2. investor ingin menarik kembali (sisa) dana yang telah diinvestasikan.
Kegiatan investasi ini juga dapat mengikuti aqad ijarah dimana kewajiban akan
timbul atas:
1. pembayaran sewa/upah atas pemakaian manfaat dari obyek pembiayaan serta
2. pembayaran nilai jual obyek pembiyaan pada akhir masa sewa atas eksekusi
aqad jaiz dari emitten untik membeli obyek pembiayaan pada akhir masa
pembiayaan
Karena itu, definisi paling tepat untuk obligasi syariah adalah suatu kontrak
pembiayaan tertulis, yang:
berjangka panjang
untuk membayar kembali pada waktu tertentu
seluruh kewajiban yang timbul
akibat pembiyaan untuk kegiatan tertentu menurut syarat dan ketentuan
tertentu
serta membyar sejumlah manfaat secara peridik menurut aqad
Perkembangan Pasar Sukuk Global
Perkembangan dana keuangan Islam di berbagai lembaga keungan islam
seluruhnya mencapai US $ 1.3 triliun yang dikelola lebih kurang 300 institusi lembaga
keuangan disekitar 75 negara yang tersebar dari London, New York dan Zurich hingga
ke Timur Tengah, afrika dan Asia. Adapun pasar keungan Islam diperkirakan
berjumlah US$ 400 miliyar dengan tingkat perkembangan rata-rata 12%-15%. Seperti
yang dilaporkan oleh IIFM pada bulan september 2006, Negara-negara yang paling
maju dalam mengmbangkan keuangan Islam adlah Malysia, Kuwait , saudi Arabia,
United arab Emirates (UEA). Kingdom of bahrain, dan Qatar. Dimana negara-negara
tersebut telah sampai pada level peningkatan inovasi bisnis dan memiliki kemampuan
ekpansi pasar yang berkelanjutan.
Negara-negara seperti Brunei, Indonesia, afrika selatan, Maroko, Turki, dan
Pakistan sedang berusaha mengjar pada level berikutnya, yaitu sebagai kompetitor
dalam pengembangan dan ekspansi pasar yang diterima masyarakat luas. Adapun
negara-negara yang sedang untuk mengembang kan keungan Islam adlah Syiria,
Lebanon, Germany, USA, dan Singapore. Dan untuk negara-negara china, India,
Hongkong, dan Australia masih menanti dan mengamati peluang pasar.
Adapun perkirakan perkembangan keuangan Islam berikutnya akan lebih cepat,
walaupun saat ini market share masih relatif kecil. Perkembangan pasar sukuk global
saat ini telah meningkat dan cukup matang, hal ini dimulai dari kesadaran para investor
dan penetiban sukuk untuk menggunakan momentum peningkatan harga minyak wangi
dewasa ini.
Adapun untuk katagori Sukuk negara, maka yang terbesar adalah UEA yaitu
45%, kemudian menyusul Bahrain 17%, dan Saudia Arabia 7%, Malaysia 6%. Saat
jumlah Sukuk negara telah mencapai 76 Sukuk dengan total jumlah US$ 1,2 Miliar
(LMC, Juni 2007).
Kesimpulan
Sukuk merupakan pengganti dari istilah sebelumnya yang memggunakan istilah
bond, dimana istilah bond mempunyai makna loan (hutang), dengan menambahkan
Islamic maka kontradiktif maknanya karena biasanya yang mendasari mekanisme
hutang (loan) adalah interest, sedangkan dalan Islam interest tersebut termasuk riba
yang diharamkan. Untuk itu sejak tahun 2007 istilah bond ditukar dengan istilah Sukuk
sebagaimana disebutkan dalam peraturanm di Bapepam LK.
Sukuk bukan merupakan utang berbunga tetap, tetapi lebih merupakan penertaan
dana (investasi) yang didasarkan pada prinsip bagi hasil jika menggunakan akad
mudharabah dan musyarakah. Transaksinya bukan akad hutang piutang melainkan
penyertaan.
Macam – macam Sukuk :
1. Sukuk Ijarah
2. Obligasi Syariah Musyarakah
3. Obligasi Istishna’
Daftar Pustaka
Manan, Abdul. 2009. Aspek Hukum Dalam Penyelengaraan Investasi di Pasar Modal
Syariah Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Hamid, Abdul. 2009. Pasar Modal Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
www.pln.co.id