Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh...

102
i PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS TRANSAKSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M

Transcript of Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh...

Page 1: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

i

PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS TRANSAKSI

OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH

Oleh

Sri Utaminingsih

NIM: 104082002777

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/ 2008 M

Page 2: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

ii

PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS TRANSAKSI OBLIGASI SYARIAH

(SUKUK) IJARAH

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Sri Utaminingsih NIP: 104082002777

Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Rahmawati, SE., MM

NIP: 131 474 891 NIP:

150 377 441

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2008

Page 3: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

iii

PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS TRANSAKSI OBLIGASI SYARIAH

(SUKUK) IJARAH

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Sri Utaminingsih NIP: 104082002777

Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Abdul Hamid, MS.

Rahmawati, SE., MM NIP: 131 474 891 NIP:

150 377 441

Penguji Ahli

Amilin, SE., Ak., MSi

NIP: 150 370 231

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2008

Page 4: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

iv

Hari ini Tanggal 11 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 dengan Judul Skripsi ”Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah

(Sukuk) Ijarah”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Desember 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Ketua, Sekretaris, Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Amilin, SE., Ak., MSi NIP: 131 474 891

NIP: 150 370 231

Penguji Ahli,

Rini, SE., Ak., MSi NIP: 150 270 231

Page 5: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

v

IDENTITAS PRIBADI

Nama : Sri Utaminingsih

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/31 Desember 1985

Agama : Islam

Tempat tinggal : Jl. WR. Supratman Gg. Bacang No.95 Rt

03/09 Cempaka Putih, Ciputat timur

Telepon : 08567 939 001

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2004 – 2008

SMUN 2 Ciputat : 2001 – 2004

SLTP Al- Islam - Semarang : 1998 - 2001

MI Al- Islam-Semarang : 1992 – 1998

PENGALAMAN ORGANISASI

HMI UIN Syarif Hidayatullah : 2004– 2005

Humas ROHIS SMUN 2 Ciputat : 2002 – 2003

Wakil Ketua OSIS SLTP Al-Islam : 1999 - 2000

Page 6: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

vi

Abstract

This research is to find out taxation treatment on syariah debenture

(sukuk) ijarah. The scope of this research is limited on the discussion of syariah debenture (sukuk) ijarah with the implication of government regulation no.6 2002 about income tax on interests and debenture discount which is sold at stock exchange, law No. 17 2000 about income tax and law No. 18 2000 about value added tax. The method of collecting data is field research by interviewing and library research. The method of analysis is qualitative descriptive analysis i.e. to describe thoroughly about taxation treatment on syariah debenture (sukuk) ijarah.

The result of the research shows that the final taxation treatment on sukuk ijarah which is sold at stock exchange is suitable or appropriate with the government regulation no.6 2002. sukuk ijarah however still face the problem of double taxation for value added tax. The first is when the company publish sukuk ijarah. The second is when sukuk ijarah is due to. At this time the investor return sukuk to the publisher. Keywords: debenture syariah (sukuk) ijarah final income tax and value added tax.

Page 7: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

vii

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan perpajakan atas

transaksi obligasi syariah (sukuk) ijarah. Ruang lingkup penelitian ini yaitu pembahasan akan dibatasi sebatas pada masalah obligasi syariah ijarah serta implikasi pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2002 tentang pajak penghasilan atas bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek, UU No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan dan UU No.18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode penelitian lapangan meliputi wawancara dan metode kepustakaan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu menguraikan secara menyeluruh terhadap perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah (Sukuk) Ijarah.

Penemuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengenaan PPh final atas sukuk ijarah yang diperdagangkan di Bursa efek telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.6 tahun 2002. Tetapi Sukuk ijarah masih menghadapi kendala pajak ganda (double taxation) dalam hal ini jenis Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pertama, saat perusahaan menerbitkan sukuk ijarah. Pungutan pajak yang kedua, adalah sewaktu sukuk ijarah jatuh tempo. Ini adalah saat investor mengembalikan sukuk kepada penerbit. Kata kunci: Obligasi syariah ( sukuk) ijarah, PPh final dan PPN

Page 8: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan

rahmat-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya. Atas

berkah, rahmat dan kasih sayang-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah

(Sukuk) Ijarah”.

Mengingat kemampuan penulis yang terbatas, penulis mohon maaf apabila

dalam skripsi ini banyak terdapat kekurangan. Meskipun demikian mudah-

mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Namun penulis

juga menyadari bahwa keberhasilan yang diperoleh juga berkat bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, tidak lupa penulis ucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Ayahanda Mardjan Gunadi, Ibunda Siti Rofiah, Mas Gatot, Mas Shidik dan

Adik Tiwi yang telah memberikan dorongan, bantuan moril atau materil

yang sangat penulis butuhkan serta doa yang tiada henti-hentinya.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS. selaku dosen pembimbing 1 yang telah

bersedia meluangkan waktunya dan banyak memberikan pengarahan kepada

penulis.

3. Ibu Rahmawati SE, MM. selaku dosen pembimbing 2 yang selalu sabar

dalam membimbing penulis, serta banyak memberi pengarahan selama

proses pengerjaan skripsi ini.

4. Drs. M. Faisal Badroen, MBA. selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak., selaku ketua jurusan akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Rekan-rekan Akuntansi E angkatan 2004: Bahri, Rizki, Hery, Nadianto,

Nofan, Randy, Sri, Khusnul, Aisyah, Ema, Endang dan teman-teman lainnya

yang banyak memberi bantuan serta dorongan kepada penulis.

Page 9: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

ix

7. Arif Darmawan yang banyak membantu penulis dari awal hingga akhir

proses penyusunan skripsi.

8. Rekan-rekan kantor PT. Duta Sembilan Kartika Telecom.

9. Bpk Budi beserta staff Direktorat Jenderal Pajak yang telah bersedia

membantu penulis dalam melakukan riset.

10. Mbak Din, Bpk Torik beserta staff bagian SAK Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK).

11. Seluruh pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya skripsi

ini, mohon maaf apabila ada pihak-pihak yang namanya tidak tercantum.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan kepada

pihak-pihak yang telah disebutkan di atas. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan skripsi ini. Oleh

karenanya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

menyempurnakannya, sehingga skripsi ini menjadi lebih bermanfaat.

Jakarta, Desember 2008

Sri Utaminingsih

Page 10: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

x

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripasi.................................................................................. i

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi.......................................................................... ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif............................................................... iii

Daftar Riwayat Hidup ............................................................................................ iv

Abstract .................................................................................................................v

Abstraksi ...............................................................................................................vi

Kata Pengantar.......................................................................................................vii

Daftar Isi................................................................................................................viii

Daftar Tabel...........................................................................................................xii

Daftar Gambar .......................................................................................................xiii

Daftar Lampiran.....................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

A. Latar Belakang Penelitian.................................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................6

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................8

A. Obligasi ...........................................................................................................8

1. Pengertian dasar obligasi ............................................................................8

2. Jenis obligasi yang diperdagangkan ............................................................9

3. Karakteristik obligasi .................................................................................9

B. Obligasi Syariah...............................................................................................15

1. Pengertian dasar obligasi syariah(sukuk) ....................................................15

2. Kriteria perusahaan yang dapat menerbitkan obligasi syariah(emiten) ........21

3. obligasi syariah ijarah................................................................................22

3. Stuktur obligasi syariah ijarah ...................................................................27

C. Ketentuan akuntansi berkaitan dengan penerbitan obligasi ...............................34

1. Transaksi surat utang konvensional ............................................................34

Page 11: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xi

2. Transaksi obligasi syariah(sukuk) ijarah ....................................................37

D. Perlakuan perpajakan. .......................................................................................42

1. Pengertian dasar pajak................................................................................42

2. Sistem pemungutan pajak ...........................................................................42

3. Azas Keadilan dalam pajak penghasilan (PPh) ...........................................44

4. Definisi penghasilan menurut perpajak .......................................................46

5. Penghasilan terkait dengan transaksi obligasi .............................................46

6. Dasar pengenaan pajak atas penghasilan terkait dengan obligasi.................47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...........................................................54

A Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................54

B. Metode Penentuan Sampel ...............................................................................54

C. Metode Pengumpulan Data ..............................................................................55

1. Metode penelitian Kepustakaan (library reseach).......................................55

2. Penelitian lapangan (field reseach) .............................................................55

D. Metode Analisis Data .......................................................................................56

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian .........................................................56

1. Obligasi syariah(sukuk)..............................................................................56

2. Penghasilan ................................................................................................58

3. Perlakuan perpajakan tentang pajak penghasilan.........................................58

4. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)..................................................................59

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ....................................................60

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................60

1. Penerbitan obligasi syariah(sukuk) yang dilakukan di Indonesia .................60

2. Regulasi penerbitan sukuk di pasar modal...................................................62

B. Analisis deskriptif kualitatif .............................................................................63

1. Perbandingan antara akad /kontrak obligasi konvensional dengan

obligasi syariah(sukuk) ijarah ....................................................................64

2. Perbandingan perlakuan akuntansi obligasi konvensional dengan

obligasi syariah(sukuk) ijarah ....................................................................65

Page 12: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xii

3. Analisis perlakuan perpajakan atas transaksi sukuk ijarah ..........................73

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ........................................................80

A. Kesimpulan......................................................................................................80

B. Implikasi ..........................................................................................................81

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................82

LAMPIRAN .........................................................................................................85

Page 13: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel.2.1. Tingkat sekuritas menurut Moody's Investor Service ........................12

Tabel.2.2. Hak dan Kewajiban Pemberi Sewa dan Penyewa ...............................24

Tabel.2.3. Daftar Obligasi Syariah Ijarah Per Oktober 2007 ..............................34

Tabel 4.1 Perbandingan Akad/Kontrak antara Obligasi Konvensional

dengan Obligasi Syariah (Sukuk) Ijarah.............................................65

Tabel 4.2 Perbandingan Perlakuan Akuntansi antara Obligasi

Konvensional dengan Obligasi Syariah (Sukuk) Ijarah.......................71

Page 14: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar.2.1 Skema Sukuk Ijarah Transfer Kepemilikan Aset .................................28

Gambar.2.2. Skema Sukuk Ijarah Transfer Manfaat Aset. ......................................30

Gambar.2.3. Skema Sukuk Ijarah Transfer Manfaat Aset Dengan

Sublease ............................................................................................32

Gambar.4.1. Perbandingan antara skema sukuk ijarah dengan obligasi ..................77

Page 15: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Izin Riset Direktur Peraturan Pajak 1

Lampiran 2 Surat Keterangan Pemberian ijin Penelitian di Direktorat

Jenderal Pajak

Lampiran 3 Surat Keterangan Pemberian ijin Penelitian BAPEPAM-LK

Lampiran 4 UU No.18 th 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai

Lampiran 5 PP No.6 tahun 2002 Pajak Penghasilan Atas Bunga Dan

Diskonto Obligasi Yang Diperdagangkan Dan/ Atau Dilaporkan

Perdagangannya Di Bursa Efek

Lampiran 6 Keputusan Menteri Keuangan 121/Kmk.03/2002 Tata Cara

Pelaksanaan Pemotongan Pajak Penghasilan Atas Bunga Dan

Diskonto Obligasi Yang Diperdagangkan Dan Atau Dilaporkan

Perdagangannya Di Bursa Efek

Lampiran 7 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia no:

41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.

Lampiran 8 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional No: 32/Dsn-Mui/Ix/2002

Tentang Obligasi Syari’ah

Page 16: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xvi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal syariah telah lahir, hadirnya pasar modal syariah akan

menjadi tonggak sejarah baru seperti saat Bank Muamalat Indonesia pertama

kali dibuka lebih dari satu dasawarsa lalu. Instrumen dan perangkat untuk

menjaring datangnya para investorpun telah dilengkapi. Salah satunya kini

muncul perdagangan obligasi syariah atau terkadang orang menyebutnya

sukuk, yang semakin marak dan banyak digemari orang.

Perdagangan serta penerbitan sukuk juga mulai menampakkan

peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini bisa dilihat dengan semakin

meningkatnya perdagangan sukuk dipasar sekunder. Jumlah dana yang

berhasil dihimpun melalui penerbitan sukuk dari tahun ke tahun juga

mengalami peningkatan. Menurut informasi dari Danareksa terakhir, paling

tidak sudah ada 21 perusahaan yang telah melakukan emisi sukuk.

Ada beberapa aspek yang sangat berpengaruh sehingga perdagangan

dan penerbitan obligasi syariah mengalami lonjakan yang cukup berarti.

Menurut M. Hanif Direktur PT Danareksa dalam presentasi seminar sharia

expo ke II di JCC, berdasarkan studi yang pernah dilakukannya diluar negeri,

terdapat beberapa motivasi dalam berinvestasi pada obligasi syariah yaitu:

1. Keinginan untuk mematuhi syariah diperkirakan sekitar 20-30%.

Page 17: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xvii

2. Keinginan untuk memperoleh manfaat ekonomi diperkirakan sekitar 40-

60%.

3. Tidak mempertimbangkan syariah dan ekonomi sekitar 20-30%.

Agar pasar obligasi dapat berkembang cepat, maka pengembangan harus

diarahkan untuk memenuhi keinginan investor dalam memperoleh manfaat

ekonomi.

Obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh emiten (dapat

berupa badan hukum/perusahaan atau pemerintah) yang memerlukan dana

untuk kebutuhan operasi maupun ekspansi mereka. Investasi pada obligasi

memiliki potensial keuntungan lebih besar dari produk perbankan.

Keuntungan berinvestasi di obligasi adalah memperoleh bunga dan

kemungkinan adanya capital gain (Nurul Huda, 2007:81).

Perusahaan swasta maupun BUMN mengeluarkan obligasi memiliki

dua alasan. Pertama, perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk

pengembangan usahanya. Kedua, perusahaan itu memiliki hutang yang telah

jatuh tempo, sehingga perlu mencari dana segar untuk membayarnya. Dalam

kondisi ekonomi seperti sekarang, penerbitan obligasi dari perusahaan negara

bertujuan tidak lain untuk melakukan refinancing hutang-hutangnya.

Tentunya, perusahaan itu akan bernafas lega saat mereka telah menerima dana

segar. Tapi, itu tidak dapat bertahan lama karena kesulitan akan muncul pada

saat perusahaan itu harus membayar bunga yang cukup tinggi (Chandra Yusuf,

2006).

Page 18: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xviii

Bila diterapkan sistem bunga, pada awal perjanjian pihak pemilik uang

telah menetapkan seberapa besar pihak pinjaman harus mengembalikan uang

telah menetapkan seberapa besar pihak meminjam harus mengembalikan

uangnya dengan nilai yang lebih tinggi dari jumlah uang yang ia pinjamkan,

disinilah letak kezaliman yang terjadi. Berbeda dengan sistem bagi hasil,

antara pihak pemilik dana dengan pihak yang akan mengelola uangnya

terdapat adanya kesepakatan berupa bagi hasil yang akan diperoleh masing-

masing setelah usaha tersebut dijalankan dan diperoleh keuntungan. Sehingga

semua pihak yang melakukan kerja sama akan memperoleh haknya untuk

mendapatkan bagian masing-masing sesuai dengan kesepakatan kedua belah

pihak.

Fungsi uang dalam transaksi keuangan syariah hanyalah sebagai

sarana untuk pertukaran, atau sarana untuk menyatakan nilai dari suatu aset.

Uang sendiri tidak memiliki nilai, sehingga tidak patut menghasilkan uang

lebih banyak berupa bunga yang diberikan melalui penempatan di bank atau

dipinjamkan kepada orang lain. Pembiayaan melalui utang secara

konvensional seperti dalam obligasi dengan imbalan bunga tidak

diperbolehkan dalam sistem keuangan syariah, karena digunakanya bunga

yang merupakan salah satu unsur larangan berdasarkan syariah. Namun

demikian, pembiayaan melalui utang secara syariah dapat dilakukan dengan

berdasarkan kontrak penjualan atau leasing/sewa, yang menghasilkan

instrumen keuangan berpendapatan tetap (fixed income) sebagai alternatif

terhadap utang konvensional (Anonim, 2007:7).

Page 19: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xix

Obligasi syariah berbeda dengan obligasi konvensional. Menurut

Sofiniyah Gufron (2005:14), perbedaan antara obligasi syariah dan

konvensional, dapat dilihat dari beberapa sisi. Pertama, dari sisi emiten.

Emiten yang akan menerbitkan obigasi syariah harus berasal dari emiten yang

aktivitas bisnisnya tidak bertentangan dengan ketentuan syariah, seperti

perjudian, memproduksi alkohol, dan makanan yang dilarang, tidak

memproduksi dan mendistribusikan produk yang sifatnya merusak moral dan

sebagainya. Kedua, dari sisi peringkat invesment grade. Obligasi syariah

mempunyai fundmental yang kuat, dan memiliki citra yang baik di mata

masyarakat. Ketiga, dari struktur obligasi. Obligasi sudah menjadi kata yang

tak lepas dari bunga sehingga tidak dimungkinkan untuk disyariahkan.

Semenjak ada pendapat fatwa ulama bahwa bunga adalah riba, maka

instrumen-instrumen yang punya komponen bunga ini keluar dari daftar

investasi halal. Oleh karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan

obligasi syariah (sukuk).

Menurut Peraturan BAPEPAM No.IX. A.13 tentang penerbitan efek

syariah, sukuk adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan

yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan

atau tidak terbagi atas: kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai manfaat dan

jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu, kepemilikan atas

aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tetentu. Sedangkan menurut

pengertian dari fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, obligasi syariah

(sukuk) adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip

Page 20: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xx

syariah yang dikeluarkan perusahaan (emiten) kepada pemegang obligasi

syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada

pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar

kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

Obligasi syariah (sukuk) ijarah pertama kali diterbitkan di Indonesia

pada tahun 2004 setelah dikeluarkannya fatwa tentang obligasi syariah ijarah

(Fatwa DSN-MUI No.41/DSN-MUI/ 2003). Obligasi syariah (sukuk) ijarah

akan memberikan investor pendapatan, berupa imbal hasil sewa (fee ijarah)

dengan tingkat return yang tetap dan telah ditentukan sebelumnya.

Sebagai instrumen berbasis syariah, sukuk jelas memiliki tipikal dan

aturan yang berbeda dengan obligasi konvensional. Obligasi yang merupakan

bagian dari ekonomi konvensional dimana bunga merupakan unsur

terpentingnya, sementara sukuk berlandaskan ekonomi syariah yang

dikembangkan dengan menggunakan akad jual beli dan sewa (ijarah).

Penggunaan transaksi jual beli dan sewa menyewa dalam penyaluran dana

tersebut pada giliranya membawa dampak kurang kompetitifnya sukuk

dibandingkan obligasi, hal ini karena sukuk dikenakan Pajak Pertambahan

Nilai (PPN). Apabila dalam kasus Sukuk ijarah diterapkan ketentuan PPN

seperti yang berlaku pada usaha dagang, maka akan terjadi pengenaan pajak

dua kali masih (double taxation). Pertama, saat perusahaan menerbitkan sukuk

ijarah. Pungutan pajak yang kedua, adalah sewaktu sukuk ijarah jatuh tempo.

Merespon kondisi yang demikian itu, kalangan praktisi investasi

umumnya menyatakan keberatan atas double tax yang dikenakan terhadap

Page 21: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxi

sukuk ijarah. Hal ini karena berdasakan ketentuan undang-undang PPN No.18

tahun 2000 pasal 4 ayat (2) sukuk merupakan surat-surat berharga atau jenis

barang yang tidak dikenakan pajak pertambahan nilai. Ini berarti ada

perlakuan yang berbeda antara obligasi konvensional dengan sukuk.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

mengambil judul “Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah

(Sukuk) Ijarah”.

B. Perumusan Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan permasalahan yang

akan dibahas sebagai berikut:

1. Bagaimanakah konsep obligasi syariah (sukuk) ijarah dan prakteknya di

Indonesia?

2. Bagaimanakah perlakuan perpajakan atas transaksi obligasi syariah

(sukuk) ijarah?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan penelitian

a. Mengetahui konsep obligasi syariah (sukuk) ijarah dan prakteknya di

Indonesia.

b. Mengetahui perlakuan perpajakan atas transaksi obligasi syariah

(sukuk) ijarah.

Page 22: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxii

2. Manfaat penelitian

a. Bagi ilmu akuntansi

Penelian ini diharapkan dapat memberikan referensi ilmiah

mengenai masalah perpajakan serta meningkatkan pengetahuan dan

pemahaman mengenai transaksi obligasi syariah (sukuk) ijarah.

b. Bagi masyarakat

1) Mengetahui dan memahami tentang transaksi obligasi syariah

(sukuk) ijarah.

2) Memberikan sumbangan pemikiran dalam pengetahuan kepada

masyarakat umum untuk lebih memahami transaksi obligasi

syariah (sukuk) ijarah sehingga intrumen syariah dapat

berkembang dan memasyarakat.

c. Bagi peneliti

1) Memahami praktek transaksi obligasi syariah (sukuk) ijarah.

2) Sebagai langkah penerapan ilmu pengetahun yang diperoleh

dibangku kuliah.

Page 23: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxiii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Obligasi

1. Pengertian Dasar Obligasi

Obligasi merupakan surat utang dari emiten (dapat berupa badan

hukum/lembaga atau pemerintah) yang memerlukan dana untuk kebutuhan

operasi maupun ekspansi mereka. Investasi pada obligasi memiliki

potansial keuntungan lebih besar dari pada produk perbankan. Keuntungan

berinvestasi diobligasi adalah memperoleh bunga dan kemungkinan

capital gain (Nurul Huda, 2007:81).

Secara umum dapat juga diartikan obligasi adalah surat utang

jangka panjang yang diterbitkan oleh suatu lembaga, dengan nilai nominal

dan waktu tempo tertentu. Penerbit obligasi bisa perusahaan swasta,

BUMN atau pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu

jenis obligasi yang diperdagangkan dipasar modal kita saat ini adalah

obligasi kupon (cupon bond) dengan tingkat suku bunga tetap (fixed

interes) selama masa berlaku obligasi (Nurul Huda, 2007:81).

2. Jenis obligasi yang diperdagangkan

Jenis obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek antara lain

(Anonim, 2007):

Page 24: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxiv

a. Corporate bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang

berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha

swasta.

b. Government bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.

c. Retail bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai

nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.

3. Karakteristik obligasi

Karakteristik obligasi antara lain (Anonim, 2007):

a. Penerbit (emiten)

Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor

sangat penting dalam melakukan investasi obligasi. Mengukur

resiko/kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan

pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (default risk)

dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh

lembaga pemeringkat.

b. Harga obligasi

Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk

mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase, yaitu

persentase dari nilai nominal. Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar

dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:

1) Nilai pari (par) merupakan harga obligasi sama dengan nilai

nominal.

Page 25: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxv

2) Dengan premi (at premium) merupakan harga obligasi lebih besar

dari nilai nominal.

3) Dengan discount (at discount) merupakan harga obligasi lebih

kecil dari nilai nominal.

c. Jangka waktu obligasi

Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya

masa pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi di

Indonesia adalah 5 tahun. Ada yang 1 tahun, ada pula yang sampai 10

tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin

diminati oleh investor, karena dianggap risikonya kecil.

Pada pasaran Amerika dikenal 3 kelompok masa jatuh tempo

obligasi yaitu (Anonim, 2007):

1) Jangka pendek (surat utang atau bill): yang masa jatuh temponya

hingga 1 tahun.

2) Medium term note: masa jatuh temponya antara 1 hingga 10 tahun.

3) Jangka panjang (obligasi atau bond): jatuh temponya diatas 10

tahun.

Pada saat jatuh tempo, pihak penerbit berkewajiban untuk melunasi

pokok investasi di dalam obligasi tersebut, tentunya beserta bunganya.

d. Tingkat suku bunga

Untuk menarik minat para investor, perusahaan harus

memberikan insentif yang menarik berupa bunga yang relatif lebih

besar dari pada tingkat suku bunga perbankan, misalkan 14%, 15% per

Page 26: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxvi

tahun. Istilah tingkat suku bunga dalam instrumen obligasi dikenal

dengan nama kupon obligasi. Penentuan besarnya kupon obligasi

sangat penting, untuk dapat menarik minat investor tentunya juga

harus dipertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar

kupon tersebut sampai jatuh tempo (Anonim, 2007).

Kupon, suku bunga yang dibayarkan oleh penerbit kepada

pemegang obligasi. Istilah kupon ini asal mulanya digunakan karena

dimasa lalu secara fisik obligasi diterbitkan bersama dengan kupon

bunga yang melekat pada obligasi tersebut. Pada tanggal pembayaran

kupon, pemegang obligasi akan menyerahkan kupon tersebut ke bank

guna ditukarkan dengan pembayaran bunga (Anonim, 2007).

Ukuran terhadap tingkat suku bunga sangat dipengaruhi oleh

tingkat risikonya. Obligasi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi,

tentunya akan menawarkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi

dibandingkan dengan obligasi yang memiliki risiko lebih rendah. Hal

ini biasanya dapat dianalisis berdasarkan peringkat obligasi yang

dikeluarkan. Saat ini terdapat 2 perusahaan pemeringkat efek, yaitu,

PEFINDO atau Kasnic Indonesia sekarang menjadi Moddy’s yang

kegiatan usahanya adalah menganalisa kekuatan posisi keuangan dari

perusahaan penerbit obligasi.

Risiko gagal bayar (default risk), dalam hal ini perusahaan

penerbit bisa saja mengalami kesulitan keuangan dan mereka tidak

menepati janjinya untuk membayar kupon atau bunga obligasi setiap

Page 27: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxvii

tahun atau pokok dari investasi (nilai pari). Bila hal ini terjadi maka

perusahaan penerbit gagal memenuhi janjinya dan investor dirugikan.

Dalam hal ini investor dapat melihat peringkat dari obligasi dari

perusahaan yang menerbitkan. Pemeringkatan ini dilakukan oleh

sebuah perusahaan independen (Anonim, 2007).

Tabel 2.1

Tingkat sekuritas menurut Moody's Investor Service dan Standar & Poor's (Perusahaan Pemeringkat Internasional)

Tingkatan Keterangan

Aaa Kualitas terbaik Aa Kualitas tertinggi A Tingkatan diatas sedang Bbb Tingkatan sedang Bb Ada unsur spekulasi

B Umumnya kurang sesuai karakteristiknya dari investasi yang diinginkan

Caa Posisi jelek Ca Tingkatan yang tinggi spekulasinya C Tingkatan terendah-sangat jelek prospeknya

(Sumber: Panji Anogara, 2006:77)

Sedangkan PEFINDO memberikan simbol atau nilai

pemeringkatan dari yang tertinggi sampai yang terendah sebagai

berikut: : idAAA (superior), idAA (very strong), idA (strong), idBBB

(adequate), idBB (somewhat weak), idB (non-investment), idCCC

(vulnerable), idD (default). Peringkat idAAA sampai dengan idBBB

menyatakan bahwa sebuah obligasi dinyatakan aman dari default risk

atau resiko gagal bayar atau obligasi dengan peringkat ini bisa

dikatakan sebagai investment-grade bond. Peringkat di bawah dari

idBBB tidak disarankan dalam investasi ini dan dikategorikan sebagai

speculative-grade bond. Peringkat dari idAA sampai idB sering

Page 28: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxviii

dibubuhi tanda – (minus) atau + (plus). Hal ini memberikan indikasi

akan naik atau turunnya dari peringkat sebuah obligasi. Misalkan

sebuah obligasi mendapat peringkat idA+, maka peringkat dari

obligasi tersebut mungkin akan naik menjadi idAA atau bila peringkat

dari sebuah obligasi adalah idAA-, kemungkinan peringkat obligasinya

akan turun menjadi idA (Anonim, 2007).

Pemeringkatan ini memberikan informasi kepada investor

mengenai kapasitas maupun kemampuan sebuah penerbit obligasi

dalam memenuhi janjinya yaitu membayar bunga atau kupon secara

berkala dan mengembalikan semua pokok atau nilai parinya begitu

jatuh tempo.

Perlu investor mengerti juga, bahwa bukan hanya risiko tingkat

suku bunga yang dapat mengakibatkan fluktuasi harga obligasi tapi

risiko gagal bayar juga mempegaruhinya. Bila ada informasi dimana

sebuah perusahaan akan gagal bayar maka peringkat dari perusahaan

tersebut akan turun diikuti dengan anjloknya harga obligasi tersebut

(Anonim, 2007).

e. Jadwal pembayaran

Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan

penerbit dilakukan secara berkala sesuai dengan kesepakatan

sebelumnya, bisa dilakukan triwulanan, semesteran atau tahunan.

Ketepatan pembayaran kupon obligasi kepada investor merupakan

aspek penting dalam menjaga reputasi perusahaan penerbit obligasi.

Page 29: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxix

Tanggal kupon, tanggal pembayaran bunga dari penerbit kepada

pemegang obligasi. Di Amerika, kebanyakan pembayaran kupon

obligasi dilakukan secara tengah tahunan, yang artinya pembayaran

kupon dilakukan setiap 6 bulan sekali. Di Eropa, kebanyakan obligasi

adalah secara tahunan atau 1 kupon pertahun (Anonim, 2007).

f. Jatuh tempo (maturity)

Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang

obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai

nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi

bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi

yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk

di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan

dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5

tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi,

semakin tinggi kupon/bunganya (Anonim, 2007).

g. Pasar obligasi

Sebagai suatu efek, obligasi dapat diperdagangkan. Ada dua

jenis pasar obligasi yaitu (Anonim, 2007):

1) Pasar primer, merupakan tempat diperdagangkannya obligasi saat

mulai diterbitkan. Salah satu persyaratan ketentuan Pasar Modal,

obligasi harus dicatatkan di bursa efek untuk dapat ditawarkan

kepada masyarakat, dalam hal ini lazimnya adalah di Bursa Efek

Page 30: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxx

Surabaya (BES) sekarang sudah berubah menjadi Bursa Efek

Indonesia (BEI).

2) Pasar sekunder, merupakan tempat diperdagangkannya obligasi

setelah diterbitkan dan tercarat di BEI, perdagangan obligasi akan

dilakukan di pasar sekunder.

B. Obligasi Syariah (Sukuk)

1. Pengertian dasar obligasi syariah (sukuk)

Menurut Peraturan BAPEPAM No. IX. A.13 tentang penerbitan

efek syariah, Sukuk adalah Efek syariah berupa sertifikat atau bukti

kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang

tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:

a. Kepemilikan aset berwujud tertentu

b. Nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi

tertentu

c. Kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tetentu.

Menurut Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No:32/DSN-

MUI/IX/2002, "Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka

panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada

pemegang obligasi syari’ah yang mewajibkan emiten untuk membayar

pendapatan kepada pemegang obligasi syari’ah berupa bagi

hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh

tempo".

Page 31: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxxi

Obligasi syariah merupakan bentuk pendanaan (financing) dan

sekaligus investasi memungkinkan beberapa bentuk struktur yang dapat

ditawarkan untuk tetap menghindarkan pada Riba. Berdasarkan pengertian

tersebut, obligasi syariah dapat memberikan (Sofiniyah Gufron, 2005:28):

a. Bagi hasil berdasarkan akad mudharabah/muqaradhah/qiradh atau

Musyarakah. Karena akad mudharabah/musyarakah adalah kerja sama

dengan skema bagi hasil pendapatan atau keuntungan, obligasi jenis ini

akan memberikan return dengan penggunaan term indicative/expected

return karena sifatnya yang floating dan tergantung pada kinerja

pendapatan yang dibagihasilkan.

b. Margin berdasarkan akad murabahah, salam dan istishna.

c. Fee berdasarkan akad ijarah. Dengan akad tersebut, obligasi syariah

akan memberikan pendapatan tetap ( fixed return).

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI)

menetapkan fatwa no.41 tentang obligasi Ijarah ini menggunakan dasar

sebagai berikut:

a. Firman Allah SWT, antara lain:

1) Firman Allah QS. Al-Ma’idah (5): 1:

“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu...”.

2) Firman Allah QS. Al-Baqarah (2) : 233:

" ...Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak

dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang

Page 32: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxxii

patut. Bertaqwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa Allah

Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

3) Firman Allah QS. al-Qashash (28): 26:

"Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, 'Hai ayahku!

Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk

bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya."

b. Hadist-hadist Nabi SAW, antara lain:

1) Hadis Qudsi riwayat Muslim dari Abu Hurairah:

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Tiga kelompok yang Aku

memusuhi mereka pada Hari Kiamat nanti. Pertama, orang yang

bersumpah atas nama-Ku lalu ia mengkhianatinya. Kedua, orang

yang menjual budak belian, lalu ia memakan (mengambil)

keuntungannya. Ketiga, orang yang memperkerjakan seseorang,

lalu pekerja itu memenuhi kewajibannya, sedangkan orang itu

tidak membayarkan upahnya" (HR. Muslim).

2) Hadis Qudsi Riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi

bersabda:

"Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering."

3) Hadis riwayat Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id al-

Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

"Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya."

Page 33: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxxiii

4) Hadis riwayat Abu Daud dari Sa'd Ibn Abi Waqqash, ia berkata:

"Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil

pertaniannya; maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal

tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan

emas atau perak”.

5) Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari `Amr bin `Auf:

"Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum kecuali perdamaian

yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram;

dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali

syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang

haram".

c. Ijma' ulama tentang kebolehan melakukan akad sewa menyewa (Al-

Fiqh al-Islami wa Adillatuh, Dr. Wahbah al-Zuhaili).

d. Kaidah fiqih :

"Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada

dalil yang mengharamkannya."

"Menghindarkan mafsadat (kerusakan, bahaya) harus didahulukan

atas mendatangkan kemaslahatan."

Obligasi syariah di dunia internasional dikenal dengan sukuk.

Dalam bahasa Inggris sukuk diterjemahkan sebagai Islamic bond. Sukuk

berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti mirip dengan sertifikat atau

surat. Dalam pembahasan ekonomi syariah (Islam), sukuk mengandung

Page 34: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxxiv

pengertian sebagai surat berharga yang merupakan salah satu bentuk

instrumen pembiayaan berdasarkan akad syariah tertentu, yang

mewajibkan si penerbit sukuk untuk membayar pendapatan berupa bagi

hasil atau margin keuntungan atau jasa (ujrah) sebagaimana ditentukan

dalam akad serta membayar kembali dana yang tercantum pada lembar

sukuk pada saat jatuh tempo sukuk kepada sipemegang sukuk (Iswahjudi

dan Mirza A. Adiwarman Karim, 2006:59).

Dari keterangan diatas, kemudian timbullah pertanyaan, apakah

yang dimaksud dengan syariah? syariah merupakan hukum Islam yang

bersumber dari Al-Qur’an dan Al-hadist. Sedangkan prinsip keuangan

syariah adalah suatu bentuk sistem keuangan yang berdasarkan prinsip

etika dan keadilan yang berlandaskan syariah, atau hukum Islam yang

bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadist yang mengatur berbagai aspek

kehidupan pribadi dan masyarakat.

Elemen-elemen utama dari prinsip-prinsip transaksi keuangan

syariah (Anonim, 2007: 5):

a. Larangan atas bunga (Riba).

b. Penekanan pada perjanjian atau kesepakatan yang adil.

c. Hubungan antara keuangan dengan produktivitas.

d. Anjuran atas sistem bagi hasil atau profit sharing.

e. Larangan terhadap judi atau maysir.

f. Larangan terhadap bentuk-bentuk spekulasi atau ketidak pastian.

Page 35: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxxv

Suatu sukuk dapat dikatakan memenuhi prinsip syariah apabila

jenis akad atau perjanjian penerbitannya tidak bertentangan dengan

prinsip-prinsip syariah, yaitu antara lain transaksaksi yang dilakukan oleh

para pihak harus bersifat adil, halal, thayib dan maslahat. Selain itu, juga

harus terbebas dari berbagai unsur larangan, antara lain Riba, maysir dan

gharar. Penerbitan sukuk memerlukan adanya pernyataan kesesuaian

syariah (shariah compliance) dari ahli syariah yang diakui secara umum

atau dari lembaga yang memiliki keahlian dibidang syariah di Indonesia

ini merupakan tugas DSN (Dewan Syariah Nasional) (Anonim, 2007:5).

Gharar merupakan sesuatu yang mengandung keraguan, tipuan

atau tindakan yang bertujuan merugikan orang lain. Gharar terbesar

adalah tidak adanya kepastian mengenai rincian objek, cara penyerahan

dan cara pembayaran. Dalam transaksi Islam harus ada itikad baik,

sehingga tidak boleh ada gharar yang mengakibatkan kerugian akibat

adanya itikad tidak baik tersebut (Adiwarman Karim, 2004:31).

Maysir merupakan unsur spekulasi, judi, dan sikap untung-

untungan didalam transaksi keuangan yang memungkinkan diperolehnya

suatu kekayaan dengan cara yang mudah. Maysir yang paling terbesar

adalah dimana keuntungan suatu pihak merupakan kerugian pada pihak

lain. Maysir juga bermakna spekulasi murni (Anonim, 2007:7).

Riba merupakan unsur tambahan yang diperjanjikan sebelumnya

baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam, secara batil atau

Page 36: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxxvi

bertentangan dengan ajaran Islam (Anonim, 2007:7). Riba terbagi menjadi

tiga (Adiwarman Karim, 2004:33):

a. Riba fadl yaitu Riba yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang

tidak memenui kriteria kualitasnya, sama kuantitasnya dan sama waktu

penyerahanya. Riba fadl dapat ditemui dalam transaksi valas yang

tidak secara tunai.

b. Riba nasiah yaitu Riba yang timbul akibat utang piutang yang tidak

memenuhi kriteria untung muncul bersama resiko dan hasil usaha

muncul bersama biaya. Riba jenis ini dapat ditemui dalam transaksi

pembayaran bunga kredit dan pembayaran bunga tabungan, deposito,

giro dan obligasi.

c. Riba jahiliah yaitu utang yang dibayar melebihi dari pokok pinjaman

karena peminjam tidak mampu mengembalikan dana pinjaman pada

waktu yang telah ditetapkan. Diperbankan konvensional Riba jahiliah

dapat ditemui dalam pengenaan bunga pada transaksi kartu kredit yang

tidak dibayar penuh tagihannya.

2. Kriteria perusahaan yang dapat menerbitkan obligasi syariah (emiten).

Tidak semua emiten dapat menerbitkan obligasi syariah. Untuk

menerbitkan obligasi syariah, beberapa persyaratan berikut yang harus

dipenuhi (Inggi H. Achsien, 2003):

a. Aktivitas utama (core business) yang halal, tidak bertentangan dengan

substansi Fatwa No:20/DSN-MUI/IV/2001. Fatwa tersebut

Page 37: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxxvii

menjelaskan bahwa jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan

syariah Islam di antaranya adalah:

1) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau

perdagangan yang dilarang.

2) Usaha lembaga keuangan konvensional (Ribawi), termasuk

perbankan dan asuransi konvensional.

3) Usaha yang memproduksi, mendistribusi, serta memperdagangkan

makanan dan minuman haram.

4) Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan

barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat

mudarat.

b. Peringkat investment grade:

1) Memiliki fundamental usaha yang kuat;

2) Memiliki fundamental keuangan yang kuat;

3) Memiliki citra yang baik bagi publik.

3. Obligasi syariah ijarah

Obligasi syariah ijarah adalah obligasi syariah berdasarkan akad

ijarah. Akad ijarah adalah jenis akad untuk mengambil manfaat dengan

jalan penggantian. Artinya, pemilik harta memberikan hak untuk

memanfaatkan objek yang ditransaksikan melalui penguasaan sementara

atau peminjaman objek yang ditransaksikan melalui penguasaan sementara

atau peminjaman objek dengan manfaat tertentu dengan membayar

imbalan kepada pemilik objek. Ijarah mirip dengan leasing, tetapi tidak

Page 38: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxxviii

sepenuhnya sama. Dalam akad ijarah disertai dengan adanya perpindahan

manfaat tetapi tidak terjadi pemindahan kepemilikan (Sofiniyah Gufron,

2005:32).

Obligasi Syariah tersebut dapat diterbitkan oleh emiten dengan

pembatasan tidak boleh dipergunakan untuk refinancing hutang emiten,

akan tetapi hanya diperbolehkan sebagai modal kerja emiten saja.

Disamping itu emiten juga harus menjamin bahwa pendapatan yang

dibagihasilkan dengan para pemegang obligasi harus bersih dari unsur

non-halal, adapun definsi unsur non-halal adalah sesuai dengan Fatwa

DSN No. 20/DSN-MUI/IV/2001 tanggal 18 April 2001. Pendapatan yang

dibagihasilkan itu juga harus berasal dari emiten sendiri, bukan dari

perusahaan afiliasinya, karena yang terikat dengan perjanjian adalah

emiten dengan para pemegang obligasi syariah.

Selanjutnya, terkait dengan jenis sukuk yang menjadi underlying

transaction, BAPEPAM-LK memberikan pedoman melalui Peraturan

Nomor IX.A.14.

1) Akad ijarah dalam sukuk ijarah

Dalam peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.A.14, yang

dimaksud dengan ijarah berarti perjanjian (akad) dimana pihak yang

memiliki barang atau jasa (pemberi sewa atau pemberi jasa) berjanji

kepada penyewa atau pengguna jasa untuk menyerahkan hak

penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan

jasa yang dimiliki pemberi sewa atau pemberian jasa dalam waktu

Page 39: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xxxix

tertentu dengan pembayaran sewa dan atau upah (ujrah), tanpa diikuti

dengan beralihnya hak atas pemilikan barang yang menjadi objek

ijarah.

2) Ijarah yang tersebut diatas, wajib memenuhi ketentuan sebagai

berikut:

a) Persyaratan pihak yang dapat menjadi pemberi sewa dan penyewa

wajib memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan

perbuatan hukum baik menurut syariah Islam maupun peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b) Hak dan kewajiban pemberi sewa atau pemberi jasa dan penyewa

atau pengguna jasa.

Page 40: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xl

Tabel 2.2

Hak dan Kewajiban Pemberi Sewa dan Penyewa`

Hak Dan Kewajiban Lessor Hak Dan Kewajiban Lessee

(a) Menerima pembayaran harga sewa atau upah (ujrah) sesuai dengan yang disepakati dalam Ijarah

(a) Memanfaatkan barang dan atau jasa sesuai yang disepakati dalam ijarah.

(b) Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan.

(b) Membayar harga sewa atau upah (ujrah) sesuia yang disepakati dalam ijarah.

(c) Menanggung biaya pemeliharaan barang yang disewakan.

(c) Bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai yang disepakati dalam ijarah.

(d) Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan.

(d) Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak material) sesuai yang disepakati ijarah.

(e) Bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang bukan disebabkan oleh pelanggan dari penggunaan yang dibolehkan yang diperbolehkan atau bukan karena kelalaian pihak penyewa.

(e) Bertanggung jawab atas kerusakan barang yang disewakan yang disebabkan oleh pelanggaran dari penggunaan yang diperbolehkan atau karena kelalaian pihak penyewa.

(f) Menyatakan secara tertulis bahwa pemberi sewa atau pemberi jasa menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimilikinya kepada penyewa (pernyataan ijab).

(f) Menyatakan secara tertulis bahwa penyewa atau penerima jasa menerima hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimiliki pemberi sewa (pernyataan qobul).

(Sumber: BAPEPAM-LK, 2007)

3) Persyaratan objek ijarah dalam peraturan BAPEPAM-LK Nomor

IX.A.14 adalah dapat berupa barang dan atau jasa yang memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

Page 41: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xli

a) Manfaat barang atau jasa harus dapat dinilai dengan uang.

b) Manfaat atas barang dan jasa dapat diserahkan kepada penyewa

atau pengguna jasa.

c) Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat tidak dilarang oleh

syariah Islam (tidak diharamkan).

d) Manfaat barang atau jasa harus ditentukan dengan jelas.

e) Spesifikasi barang atau jasa harus dinyatakan dengan jelas antara

lain melalui identifikasi fisik, kelayakan, dan jangka waktu

pemanfaatan.

4) Persyaratan penetapan harga sewa atau upah (ujrah) dalam peraturan

BAPEPAM-LK Nomor IX.A.14 wajib memenuhi ketentuan sebagai

berikut:

a) Besarnya harga sewa atau upah (ujrah) dan cara pembayarannya

ditetapkan secara tertulis dalam ijarah.

b) Alat pembayaran harga sewa atau upah adalah uang atau bentuk

lain termasuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan

barang atau jasa yang menjadi objek dalam ijarah.

5) Ketentuan lain yang dapat diatur dalam ijarah, selain wajib memenuhi

ketentuan pada peraturan diatas, dalam ijarah dapat disepakati antara

lain hal-hal sebagai berikut:

a) Para pihak (pemberi sewa dan penyew) dapat menentukan harga

sewa atau upah untuk periode waktu tertentu dan meninjau kembali

harga sewa atau upah yang berlaku untuk periode berikutnya.

Page 42: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xlii

b) Penunjukan pihak lain untuk menyelesaikan perselisihan antara

pemberi sewa dan penyewa.

4. Stuktur obligasi syariah ijarah

Regulasi yang mengatur tentang sukuk dan ijarah adalah peraturan

No. IX.A.13 dan IX.A.14 dikeluarkan BAPEPAM-LK pada bulan

Nopember 2006. Walaupun demikian, tercatat beberapa emiten telah

melaksanakan penerbitan sukuk ijarah sebelum diterbitkannya peraturan-

peraturan tersebut. Terkait dengan dasar yang digunakan tersebut, tujuan

dari transaksi ijarah di Indonesia adalah melakukan transaksi lease atau

lease kemudian sublease. Sedangkan dasar yang digunakan dinegara-

negara lain bertujuan untuk menjual aset (kepada SPV) kemudian

melakukan lease atas aset tersebut dengan memberikan opsi apakah pada

akhir masa sukuk aset underlying ijarah beralih kepemilikannya.

Dalam AAOIFI terdapat tiga jenis skema transaksi sukuk ijarah.

Pembagian kategori tersebut dapat didasarkan pada obyek yang

ditransaksikan, yaitu:

a. Transfer kepemilikan atas aset yang telah tersedia.

b. Transfer manfaat (usfruct) atas aset yang telah tersedia.

c. Transfer kepemilikan atas aset tertentu yang akan dimiliki.

Praktik yang lazim digunakan adalah sukuk ijarah No. 1 dan 2.

Alasan utama yang mendasarinya adalah, transaksi jenis 1 dan 2 lebih

diminati oleh investor mengingat underlying asetnya telah tersedia. Hal

ini akan lebih memberikan kepastian hukum dibandingkan dengan sukuk

Page 43: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xliii

ijarah No. 3. Dengan mempertimbangkan kelaziman dalam praktik, maka

kajian ini memfokuskan kepada skema sukuk no 1 dan 2.

Gambar 2.1

Skema Sukuk Ijarah Transfer Kepemilikan Aset

(Sumber: BAPEPAM-LK, 2007)

Berikut ini disajikan mengenai skema transfer kepemilikan atas

aset yang telah tersedia. Pada saat perusahaan merencanakan untuk

menerbitkan sukuk ijarah, perusahaan terlebih dahulu menetapkan aset

yang akan di-ijarah-kan. Kemudian, perusahaan mendirikan suatu Special

Purpose Vehicle/Company (SPV/C selanjutnya disebut dengan SPV).

SPV merupakan paper company yang didirikan semata-mata untuk

kepentingan perusahaan khususnya dalam penerbitan sukuk ijarah. Setelah

sukuk ijarah jatuh tempo, maka SPV ini akan dibubarkan. SPV bukan

merupakan badan hukum seperti halnya perusahaan, oleh karena itu SPV

bukan merupakan subyek pajak.

Page 44: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xliv

Setelah SPV terbentuk, perusahaan menjual aset yang menjadi

underlying ijarah kepada SPV, hal ini ditandai dengan akad Al-bay’,

yaitu jual-beli antara perusahaan selaku penerbit sukuk ijarah dan SPV

selaku wakil dari para investor pemegang sertifikat sukuk ijarah. Pada saat

yang sama SPV menjual sertifikat sukuk kepada investor sebagai bukti

bahwa investor merupakan pemilik dari underlying aset ijarah, hal ini

ditandai dengan akad wakalah, yaitu perwalian SPV atas investor

pemegang sertifikat sukuk ijarah.

Dana yang diperoleh dari investor secara langsung diteruskan oleh

SPV kepada perusahaan. Dengan demikian, maka telah terjadi

perpindahan kepemilikan underlying aset ijarah dari perusahaan kepada

investor melalui SPV. Dilain pihak, perusahaan telah menerima secara

lumpsum pembayaran dari investor atas penerbitan sertifikat sukuk ijarah.

Selanjutnya, SPV selaku wakil dari investor, menandatangani akad

ijarah dengan perusahaan. Dalam akad itu disepakati bahwa SPV selaku

wakil dari pemilik aset menyewakan aset kepada perusahaan. Dengan kata

lain, SPV berperan sebagai lessor sedangkan perusahaan berperan sebagai

lessee. Sebagai lessee, perusahaan berhak untuk menggunakan aset yang

diijarahkan tersebut dan berkewajiban untuk membayar ijarah atas

penggunaan aset kepada lessor.

Pembayaran oleh perusahaan dilakukan kepada SPV dan langsung

diteruskan kepada investor. Pembayaran tersebut merupakan kupon ijarah

yang besarnya ditentukan secara tetap. Penggunaan benchmark ini barang

Page 45: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xlv

kali menimbulkan pertanyaan mengapa syariah menggunakan tingkat

bunga sebagai benchmark, padahal bunga dilarang dalam prinsip syariah.

Untuk menjawab hal ini, maka harus dibedakan antara fungsi

bunga sebagai benchmark dan Riba. Fungsi sebagai benchmark, tingkat

bunga dimaksudkan untuk memberikan pedoman yang populer mengenai

suatu tingkat bagi hasil. Dengan demikian maka, kesalahapahaman

(gharar) antara lessor dan lessee akibat penggunaan benchmark yang tidak

populer dapat dihindari. Dilain pihak, penggunaan tingkat bunga sebagai

Riba, merupakan mekanisme yang dilarang dalam syariah.

Riba merupakan praktik bunga majemuk, yaitu pembebanan bunga

tetap akan berjalan sekalipun debitur sudah tidak mampu melunasi

pinjamanannya. Hal tersebut tidak sejalan dengan prinsip syariah yang

menjungjung tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat

sehingga seseorang tidak boleh mendapat keuntungan di atas kerugian

orang lain. Skema sukuk ijarah ini sama seperti sukuk yang diterbitkan

oleh negara belum lama ini.

Gambar 2.2

Skema Sukuk Ijarah Transfer Manfaat Aset

(Sumber: BAPEPAM-LK, 2007)

Page 46: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xlvi

Berikut ini disajikan mengenai skema transfer manfaat atas aset

yang telah tersedia. Pada saat perusahaan merencanakan untuk

menerbitkan sukuk ijarah, perusahaan terlebih dahulu menetapkan aset

yang akan diijarahkan. Kemudian, perusahaan menjual manfaat aset

kepada investor. Atas transfer ini, perusahaan memperoleh pembayaran

lumpsum dari investor dan sebaliknya investor memperoleh sertifikat

sukuk ijarah. Pada tahap ini, perusahaan dan investor menandatangani

akad Ijarah, yang memposisikan perusahaan menjadi lessee dan investor

menjadi lessor.

Selanjutnya, investor dan perusahaan menandatangani akad

wakalah, yang berisi bahwa investor memberikan kuasa kepada

perusahaan atas manfaat aset underlying ijarah. Kuasa tersebut, digunakan

oleh perusahaan untuk mencari customer akhir yang bermaksud untuk

menyewa aset underlying ijarah. Hal ini dilakukan karena perusahaan

memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan investor terhadap

industrinya.

Setelah menemukan customer akhir, perusahaan mentransfer

manfaat aset underlying ijarah. Dalam tahap ini seakan-akan peranan

perusahaan adalah sebagai lessor mewakili investor dan customer akhir

adalah sebagai lessee. Customer akhir berkewajiban membayar

penggunaan aset underlying ijarah. Pembayaran ini merupakan sumber

kupon ijarah yang akan dibayarkan perusahaan selaku lessee kepada

investor selaku lessor.

Page 47: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xlvii

Gambar 2.3

Skema Sukuk Ijarah Transfer Manfaat Aset Dengan Sublease

(Sumber: BAPEPAM-LK, 2007)

Berikut ini disajikan mengenai variasi dari skema transfer manfaat

atas aset yang telah tersedia, yaitu dengan sublease. Skema ini diawali

dengan penerbitan sertifikat sukuk ijarah perusahaan. Atas penerbitan

sertifikat tersebut perusahaan menerima kas yang dibayarkan oleh

investor. Pada tahap ini, perusahaan dan investor menandatangani akad

wakalah. Akad ini memberikan kuasa kepada perusahaan untuk mewakili

investor sebagai lessee atas transaksi ijarah yang akan dilakukan pada

tahap berikutnya. Selanjutnya, dana hasil penerbitan sukuk ijarah

digunakan perusahaan untuk memperoleh manfaat atas suatu aset

underlying ijarah yang dimiliki oleh owner. Pada tahap ini perusahaan dan

owner menandatangani akad ijarah dimana perusahaan berperan sebagai

lessee mewakili investor dan owner sebagai lessor.

Page 48: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xlviii

Kemudian, investor selaku lessee dalam transaksi dengan owner

menyewakan manfaat atas aset underlying ijarah kepada perusahaan.

Dengan kata lain, peranan investor berubah dari lessee menjadi lessor.

Pada tahap ini perusahaan dan investor menandatangani akad ijarah atas

transaksi sublease.

Pada tahap selanjutnya, perusahaan akan mencari customer akhir

untuk menyewakan aset underlying ijarah. Dalam transaksi ini customer

alkhir membayar sewa. Pembayaran ini merupakan sumber dari kupon

ijarah dan akan diteruskan oleh perusahaan kepada investor selaku lessor.

Dari ketiga skema sukuk ijarah di atas, pembayaran ijarah yang

diterima dari investor merupakan jumlah lumpsum. Dalam transaksi

konvensional jumlah ini dapat dipersamakan dengan pokok obligasi.

Sedangkan pembayaran berkala yang dilakukan oleh lessee kepada lessor

pada saat jangka waktu sukuk ijarah dapat diidentikkan dengan bunga

obligasi. Jumlah lumpsum yang diterima oleh perusahaan pada awal

periode sukuk, akan dilunasi oleh perusahaan kepada investor pada saat

sukuk ijarah jatuh tempo. Hal ini disertai dengan adanya pengembalian

kepemilikan atau manfaat aset underlying ijarah kepada perusahaan selaku

penerbit sertifikat sukuk ijarah.

Page 49: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xlix

Tabel 2.3

Daftar Obligasi Syariah Ijarah Per Oktober 2007

No Nama Obligasi Jumlah

Emisi

(Rp.Milyar)

Rating Jangka

Waktu

Tanggal

Emisi

1 Matahari Putra Prima-Syariah Ijarah I

150 A+/Pef 5 th 11-5-04

2 Sona Topas-Syariah Ijarah

52 A+/Kasnic 5 th 28-6-04

3 Citra Makmur Sari-Syariah Ijarah I

100 A/Kasnic 5 th 9-7-04

4 Indorent-Syariah Ijarah I

100 A/Kasnic 4 th 11-11-04

5 Berlina-Syariah Ijarah I

85 A/Kasnic 5 th 15-12-04

6 Humpuss Intermoda-Syariah Ijarah I

125 A/Kasnic 5 th 17-12-04

7 Apexindo-Syariah Ijarah I

240 A-/Pef 5 th 8-4-05

8 Indosat-Syaria Ijarah II

285 AA+/Pef 6 th 21-6-05

9 Ricky Putra Globalindo-Syariah Ijarah I

60,4 BBB+/Kasnic

5 th 21-7-05

10 PLN-Syariah Ijarah I 200 A/Kasnic 10 th 21-6-05

11 Indosat-Sukuk Ijarah II

400 AA+/Pef 7 th 29-5-07

12 Berlian Laju Tangker-Sukuk Ijarah

200 AA-/Pef 5 th 5-7-07

13 PLN-Syariah Ijarah 300 A1/Moodys 10 th 10-7-07 (Sumber: Hanif, 2007:10)

C. Ketentuan Akuntansi Berkaitan Dengan Penerbitan Obligasi

1. Transaksi Surat Utang Konvensional

Berikut ini disajikan berbagai perlakuan akuntansi surat utang dari

sudut pandang penerbit surat utang (obligasi) yang bersumber dari buku

“Accounting Principles”, karangan Weygant, Kieso, Kimmel dalam

Arijanto (2002:56).

Page 50: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

l

a. Pengukuran awal

Pada saat penerbitan obligasi diukur berdasarkan nilai

nominalnya. Dalam transaksi dipasar perdana obligasi dapat dijual

lebih tinggi, sama dengan atau lebih kecil dari nilai nominalnya. Hal

tersebut terkait dengan perbandingan tingkat kupon yang diberikan

oleh obligasi dan tingkat suku bunga pasar. Apabila kupon yang

diperjanjian oleh obligasi nilainya sama dengan tingkat suku bunga

pasar yang berlaku, maka pembeli obligasi membayarkan uang

sejumlah nilai nominal obligasi tersebut kepada penjual. Namun

apabila kupon obligasi tersebut lebih tinggi dari tingkat suku bunga

pasar yang berlaku, maka pembeli obligasi bersedia untuk

mengkompensasi kelebihan kupon tersebut dengan pembayaran

obligasi diatas nilai nominalnya. Kelebihan nilai pembayaran tersebut

(premium) akan diamortisasi penjual (penerbit obligasi) selama masa

umur obligasi. Demikian pula sebaliknya, maka penjual harus

mengakui diskon yang diamortisasi selama umur obligasi.

b. Biaya emisi

Biaya emisi dikeluarkan oleh penerbit obligasi dalam rangka

menerbitkan obligasi tersebut, sebagai contoh adalah biaya yang

dikeluarkan penerbit untuk Profesi Penunjang Pasar Modal. Menurut

Peraturan Bapepam No. VIII.G.7, biaya emisi efek hutang merupakan

biaya transaksi yang harus dikurangkan langsung dari hasil emisi

dalam rangka menentukan hasil emisi neto efek hutang tersebut.

Page 51: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

li

Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan

diskonto yang harus diamortisasi selama jangka waktu efek hutang

tersebut.

c. Amortisasi premium atau diskon

Selama masa umur obligasi, perusahaan selaku issuer

melakukan amortisasi atas premium atau diskon dan biaya-biaya yang

timbul pada saat obligasi diterbitkan. Amortisasi dilakukan atas jumlah

neto huruf a (premium atau diskon berasal dari selisih antara nilai

transaksi obligasi dan nilai nominal obligasi) dan b (diskon berasal dari

jumlah nilai emisi) diatas. Amoritsasi tersebut dapat dilakukan dengan

metode tingkat suku bunga efektif maupun garis lurus.

d. Pencatatan beban kupon obligasi

Beban kupon obligasi dicatat secara akrual, yaitu beban kupon

(bunga) harus diakui pada suatu periode waktu tertentu sekalipun

kupon tersebut belum dibayarkan secara kas.

e. Pembayaran kupon obligasi

Tanggal pembayaran kupon obligasi merupakan tanggal

realisasi pembayaran kas dari kupon obligasi. Pada saat kupon obligasi

dibayarkan maka terjadi penghapusan hutang kupon obligasi yang

sebelumnya dicatat secara akrual.

Page 52: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lii

f. Pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo

Pada saat obligasi jatuh tempo, perusahaan selaku penerbit

melunasi obligasi tersebut sebesar nilai nominalnya ditambah hutang

kupon.

g. Pelunasan obligasi sebelum saat jatuh tempo

Dalam suatu penerbitan obligasi, dimungkinkan bahwa

penerbit melunasi obligasi lebih awal dari jatuh tempo yang

diperjanjikan. Dalam transaksi ini dimungkinkan bahwa harga obligasi

dipasar lebih besar, sama dengan atau lebih kecil dari pada nilai

nominal. Apabila harga obligasi dipasar lebih besar dari pada nilai

nominalnya maka penerbit harus mengakui kerugian, demikian pula

sebaliknya.

2. Transaksi Obligasi Syariah (Sukuk) Ijarah

Penerbitan sukuk telah banyak dilaksanakan di luar negeri maupun

di dalam negeri. Namun demikian, belum terdapat standar akuntansi yang

mengatur secara khusus mengenai transaksi ini. Dalam bagian ini akan

dibahas perlakuan akuntansi mengenai Ijarah dari Accounting and

Auditing Organisation for Islamic Financial Intitution (AAOIFI) serta

perlakuan akuntansi mengenai sukuk dengan menggunakan dasar

akuntansi surat utang konvensional.

Perlakuan akuntansi dan pengungkapan transaksi ijarah diatur

dalam AAOIFI dalam FAS No. 8 tentang. Dalam ketentuan tersebut

perlakuan akuntansi dan pengungkapan transaksi ijarah tergantung dari

Page 53: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

liii

posisi apakah suatu perusahaan bertindak sebagai lessor atau lessee dan

apakah transaksi ijarah yang dilakukan adalah operating ijarah atau

subleases.

a. Operating Ijarah

Obligasi syariah (sukuk) ijarah korporasi yang ada di indonesia

termasuk dalam kategori transaksi operating ijarah, hal ini dikarenakan

tidak terdapat perpindahan kepemilikan obyek ijarah dari lessor

kepada lessee.

1) Lessor

a) Aset yang diperoleh untuk ijarah

(1) Aset yang diperoleh untuk ijarah harus diakui sebesar

historical cost. Historical cost dari aset yang diperoleh

untuk ijarah termasuk harga pembelian neto ditambah

semua beban yang diperlukan agar aset siap digunakan,

seperti beban bea dan cukai, pajak, beban pengangkutan,

asuransi, instalasi, pengujian, dan sebagainya.

(2) Jika terdapat pengurangan material bersifat permanen atas

nilai residu (estimasian) aset ijarah dapat diantisipasi, maka

pengurangan tersebut harus diestimasi dan diakui sebagai

suatu kerugian dan dibebankan pada periode keuangan pada

saat pengurangan tersebut terjadi.

Page 54: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

liv

(3) Aset ijarah harus didepresiasikan atas suatu dasar yang

konsisten dengan kebijakan depresiasi normal lessor untuk

aset sejenis.

(4) Aset ijarah harus disajikan dalam neraca lessor pada pos

investasi dalam aset ijarah.

b) Pendapatan Ijarah

Pendapatan ijarah harus dialokasikan secara

proporsional pada periode keuangan dalam masa ijarah. Biaya

langsung awal biaya langsung awal dibebankan oleh lessor

untuk menyusun perjanjian ijarah, apabila material, harus

dialokasikan untuk periode dalam masa ijarah dalam suatu pola

yang konsisten dengan yang digunakan untuk mengalokasikan

pendapatan ijarah. Jika biaya-biaya ini tidak material maka

biaya-biaya tersebut harus dibebankan secara langsung dalam

laporan laba rugi sebagai suatu beban pada periode keuangan

dimana perjanjian ijarah tersebut dibuat.

c) Pemeliharaan aset ijarah

(1) Pemeliharaan yang diperlukan untuk aset ijarah, jika tidak

material, harus diakui dalam periode keuangan pada saat

terjadinya.

(2) Jika pemeliharaan tersebut material dan jumlahnya berbeda

dari tahun ke tahun selama masa ijarah, untuk pemeliharaan

tersebut harus dibebankan secara reguler atas penghasilan.

Page 55: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lv

(3) Jika lessee melakukan pemeliharaan atas aset ijarah dengan

izin dari lessor dan biaya atas pemeliharaan tersebut

dibebankan kepada lessor, maka lessor harus mengakui

pemeliharaan tersebut sebagai suatu beban pada periode

keuangan pada saat timbulnya beban tersebut.

d) Pada akhir periode keuangan

(1) Amortisasi biaya langsung awal, jika material, harus diakui

sebagai suatu beban periode.

(2) Jika biaya untuk pemeliharaan telah terjadi, biaya perbaikan

dialokasikan pada periode terjadinya.

(3) Aset ijarah harus didepresiasi sesuai dengan kebijakan

depreseasi normal lessor untuk aset sejenis.

2) Lessee

a) Beban ijarah

Cicilan ijarah harus dialokasikan selama periode keuangan

dari masa ijarah dan harus diakui pada periode keuangan dimana

cicilan tersebut terjadi. Cicilan ijarah harus disajikan dalam

laporan laba rugi lessee sebagai beban ijarah.

b) Biaya langsung awal

Biaya langsung awal dibebankan oleh lessee untuk

menyusun perjanjian ijarah, jika material, harus dialokasikan pada

periode dalam masa ijarah dalam suatu pola yang konsisten

dengan yang digunakan untuk mengalokasikan beban ijarah. Jika

Page 56: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lvi

biaya-biaya tersebut tidak material, biaya-biaya tersebut harus

dibebankan langsung sebagai suatu beban pada periode keuangan

dimana perjanjian ijarah tersebut dibuat.

b. Sublease

Pada saat suatu perusahaan mengijarahkan asset ijarah kepada

perusahaan lain dimana asset tersebut merupakan asset yang diijarah

perusahaan dari pihak ketiga, perlakuan akuntansi terkait dengan

Perusahaan yang harus diterapkan adalah sebagai lessor dan lessee.

Perusahaan harus mengungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan mengenai kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk

perlakuan akuntansi transaksi ijarah operating ijarah.

1) Persyaratan keterbukaan jika perusahaan bertindak sebagai lessor.

2) Perusahaan harus mengungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan jumlah asset ijarah untuk setiap kelompok asset utama

secara neto dari akumulasi depresiasi pada tanggal neraca.

3) Perusahaan harus mengungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan, dalam bentuk ringkasan, jumlah piutang cicilan ijarah.

Persyaratan keterbukaan jika perusahaan bertindak sebagai

lessee. Perusahaan harus mengungkapkan dalam catatan atas laporan

keuangan, dalam bentuk ringkasan, jumlah utang cicilan ijarah.

Page 57: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lvii

D. Perlakuan Perpajakan

1. Pengertian Dasar Pajak

Pengertian pajak menurut Prof. Dr. P. J.A. Andriani sebagai

berikut:

Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peratuaran dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara menyelenggarakan pemerintahan (Mohamad Gode,1995 dalam Irwansyah Lubis Lubis, 2006:5).

Definisi pajak menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2007

tentang perubahan ketiga Undang-undang ketentuan umum dan tata cara

perpajakan adalah:

“Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

a. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan ketentuan undang-undang

serta aturan pelaksanaannya.

b. Pajak merupakan kewajiban.

c. Pajak dapat dipaksakan.

d. Jasa timbal tidak dapat ditunjukan secara langsung.

e. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemeritah.

2. Sistem pemungutan pajak

Dalam pemungutan pajak dikenal beberapa sistem pemungutan

yaitu (Siti Resmi, 2005:10):

Page 58: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lviii

a. Official assesment system

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan

aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang

terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang

perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif dan kegiatan

menghitung serta memungut pajak sepenuhnya berada ditangan para

aparatur perpajakan. Dengan demikian berhasil tidaknya pelaksanaan

pemungutan pajak banyak bergantung pada aparatur perpajakan.

b. Self assessment system

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

wajib pajak untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang

setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan

yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif dan kegiatan menghitung serta

pelaksanaan pemungutan pajak berada ditangan wajib pajak. Wajib

pajak dianggap mampu menghitung pajak, mampu memahami

peraturan perpajakan yang sedang berlaku, dan mempunyai kejujuran

yang tinggi, serta menyadari akan arti pentingnya pembayaran pajak.

Oleh karena itu, wajib pajak diberi kepercayaan untuk:

1) Menghitung sendiri pajak yang terutang.

2) Memperhitungkan sendiri pajak terutang.

3) Membayar sendiri jumlah pajak terutang.

4) Melaporkan sendiri jumlah pajak terutang.

5) Mempertanggung jawabkan pajak terutang.

Page 59: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lix

Dengan demikian berhasil tidaknya pelaksanaan pemungutan

pajak bayak tergantung pada wajib pajak sendiri.

c. With holding system

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak

yang terutang oleh wajib pajak sesuai dengan ketentuan undang-

undang perpajakan yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini bisa

dilakukan dengan undang-undang perpajakan, keputusan presiden dan

peraturan lainnya untuk memotong dan memungut pajak, menyetorkan

dan mempertanggung jawabkan melalui sarana perpajakan yang

tersedia. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak

tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk.

3. Azas keadilan dalam Pajak Penghasilan (PPh)

Azas keadilan dalam pemungutan pajak penghasilan ada dua

yaitu:

a. Azas keadilan horizontal

Menurut Prof. R. Mansury, Ph.D dalam Irwansyah Lubis

(2006:130), pajak penghasilan yang diinginkan sesuai dengan azas

keadilan, maka perlu memegang teguh atau memenuhi syarat keadilan

horizontal, antara lain:

1) Pengertian penghasilan adalah semua tambahan kemampuan

ekonomis, yaitu semua tambahan kemampuan untuk dapat

Page 60: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lx

menguasai barang dan jasa, dimasukkan dalam pengertian objek

pajak atau pengertian penghasilan.

2) Globality: semua tambahan kemampuan itu merupakan ukuran dari

keseluruhan kemampuan membayar, oleh karena itu harus

dijumlahkan menjadi satu sebagai objek pajak.

3) Net Income: adalah jumlah neto setelah dikurangi semua biaya

untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan itu.

4) Personal exemption: untuk wajib pajak orang pribadi semua

pengurang untuk memelihara diri wajib pajak harus diperkenankan

(PTKP).

5) Equal treatment for the equals: jumlah seluruh penghasilan yang

memenuhi pengertian penghasilan, apabila junlahnya sama,

dikenakan pajak dengan tarif sama, tanpa membedakan jenis-jenis

penghasilan atau sumber penghasilan.

b. Azas keadilan vertikal

Menurut Prof. R. Mansury, Ph.D dalam Irwansyah Lubis

(2006:131), pajak penghasilan yang diinginkan sesuai dengan azas

keadilan, maka perlu memegang teguh atau memenuhi syarat keadilan

vertikal, antara lain:

1) Unequal treatment for the unequal: yang membedakan besarnya

tarif adalah jumlah seluruh penghasilan atau jumlah seluruh

tambahan ekonomis, bukan karena perbedaan sumber penghasilan

atau perbedaan jenis penghasilan.

Page 61: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxi

2) Progression: apabila jumlah penghasilan seorang wajib pajak lebih

besar, dia harus membayar pajak lebih besar dengan menetapkan

tarif pajak yang prosentasenya lebih besar.

4. Definisi penghasilan menurut perpajakan

Menurut UU PPh No. 17 tahun 2000 pasal 4 ayat 1, “Penghasilan

yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau

diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar

Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah

kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam

bentuk apapun”.

5. Penghasilan terkait dengan transaksi obligasi

Menurut UU PPh No. 17 tahun 2000 pasal 4 ayat 1, Penghasilan

yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau

diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar

Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah

kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam

bentuk apapun. Jadi dalam transaksi obligasi terdapat beberapa

penghasilan yang akan dikenakan pajak antara lain sebagai berikut:

a. Penghasilan berupa diskonto

Dalam UU PPh No. 17 tahun 2000 pasal 4 ayat 1 poin f:

“Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang”.

Page 62: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxii

b. Penghasilan Bunga

Dalam UU PPh No. 17 tahun 2000 pasal 4 ayat 1 poin f:

“Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang”.

c. Keuntungan penjualan dan pengalihan harta

Dalam UU PPh No. 17 tahun 2000 pasal 4 ayat 1 poin d No.

1: “Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta

termasuk: keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan,

persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau

penyertaan modal”.

6. Dasar pengenaan pajak atas penghasilan terkait dengan obligasi

Dalam UU PPh No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan,

Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2002 tentang pajak penghasilan atas

bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan danatau dilaporkan

perdagangannya di bursa efek, mengatur pengenaan pajak apa saja atas

penghasilan obligasi dan KMK.121/KMK.03/2002 tentang tata cara

pelaksanaan pemotongan pajak penghasilan atas bunga dan diskonto

obligasi yang diperdagangkan dan atau dilaporkan perdagangannya di

bursa efek.

a. PPh final.

Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak

berupa bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan dan atau

Page 63: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxiii

dilaporkan perdagangannya di bursa efek dikenakan pemotongan pajak

penghasilan yang bersifat final, kecuali bagi wajib pajak tertentu.

Besarnya pajak penghasilan sebagaimana dimaksud adalah:

1). Atas bunga obligasi dengan kupon (interest bearing bond) sebesar:

a) 20% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap

(BUT).

b) 20% atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran

Pajak Berganda (P3B) yang berlaku, bagi Wajib Pajak

penduduk/berkedudukan di luar negeri; dari jumlah bruto

bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period)

obligasi.

2). Atas diskonto obligasi sebesar:

a) 20% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap

(BUT).

b) 20% atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran Pajak

Berganda (P3B) yang berlaku, bagi wajib pajak

penduduk/berkedudukan di luar negeri; dari selisih lebih harga

jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak

termasuk bunga berjalan (accrued interest).

Menurut KMK.121/KMK.03/2002 pasal 3 ayat 1 mengatur

tentang pemotong Pajak Penghasilan (PPh) terkait dengan transaksi

obligasi antara lain sebagai berikut:

Page 64: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxiv

a) Penerbit obligasi (emiten) atau kustodian yang ditunjuk selaku

agen pembayaran, atas bunga yang diterima atau diperoleh

pemegang obligasi dengan kupon pada saat jatuh tempo

bunga/obligasi, dan atas diskonto yang diterima atau diperoleh

pemegang obligasi dengan kupon/obligasi tanpa bunga pada

saat jatuh tempo obligasi.

b) Perusahaan efek (broker) atau bank selaku pedagang perantara

(dealer), atas bunga dan diskonto obligasi yang diterima atau

diperoleh penjual obligasi pada saat transaksi.

c) Perusahaan Efek (broker), bank, dana pensiun, dan reksadana,

selaku pembeli obligasi langsung tanpa melalui pedagang

perantara, atas bunga dan diskonto obligasi yang diterima atau

diperoleh penjual obligasi pada saat transaksi.

b. Pajak Pertambahan Nilai

Pajak pertambahan nilai merupakan pajak yang dipungut atas

penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) di

dalam negeri. PPN merupakan pajak yang dikenakan terhadap

pertambahan nilai tambah yang timbul akibat dipakainya faktor-faktor

produksi disetiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,

menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan

jasa kepada para konsumen. Dasar hukum pengenaan PPN dan pajak

penjualan adalah undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1984

Page 65: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxv

sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 18 Tahun 2000

tentang PPN dan PPN-BM.

Menurut undang-undang PPN pasal 1 ayat (3), bahwa BKP

adalah barang berwujud yang menurut suatu sifat atau hukumnya dapat

berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak yang dikenakan

pajak berdasarkan undang-undang ini. Pada ayat (6) undang-undang

PPN menyatakan bahwa pengertian JKP adalah setiap kegiatan

pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang

menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak

tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dihasilkan utuk

menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan

dan atas petunjuk dari pemesan.

1) Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai.

a) Setiap PKP yang menyerahkan BKP atau JKP wajib membuat

faktur pajak untuk memungut pajak yang terutang yang

dinamakan pajak keluaran (output tax).

b) Pada saat PKP membeli BKP atau menerima JKP dari PKP

lain, juga membayar pajak yang terutang yang dinamakan pajak

masukan (input tax).

c) Pada akhir masa pajak, pajak masukan dikreditkan dengan

pajak keluaran. Dalam hal jumlah pajak keluaran lebih besar

daripada jumlah pajak masukan, maka kekurangannya dibayar

Page 66: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxvi

ke kas negara selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya

(Untung Sukardji, 2004:27).

2) Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif PPN.

Pasal 1 angka 17 UU PPN 1984 merumuskan: “Dasar

pengenaan pajak adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai

impor, nilai ekspor atau nilai lain yang ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar untuk

menghitung pajak yang terutang”.

a) Harga jual adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yang

diminta oleh penjual karena BKP dan tidak termasuk PPN.

b) Penggantian merupakan nilai berupa uang termasuk semua

biaya yang diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan JKP,

tidak termasuk pajak yang dipungut.

c) Nilai impor merupakan nilai berupa uang yang menjadi dasar

penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang

dikenakan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-

undangan pabean untuk impor barang kena pajak.

d) Nilai ekspor merupakan nilai berupa uang termasuk semua

biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir.

e) Nilai lain adalah suatu nilai berupa uang yang digunakan

sebagai dasar pengenaan pajak bagi penyerahan BKP atau JKP

yang memenuhi kriteria tertentu berdasarkan Keputusan

Menteri Keuangan RI. Nomor 567/KMK.04/2000.

Page 67: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxvii

Berdasarkan pasal 4 UU No. 18 tahun 2000, PPN

dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak di daerah pebean

yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak. Hal-hal yang termasuk

dalam pengertian penyerehan barang kena pajak adalah:

a) Penyerahan hak atas barang kena pajak karena suatu perjanjian.

b) Pengalihan barang kena pajak oleh karena suatu perjanjian

sewa beli dan perjanjian leasing.

c) Penyerahan barang kena pajak kepada pedagang perantara atau

melalui juru lelang.

d) Pemakaian sendiri dan atau pemberian cuma-cuma atas barang

pajak.

e) Persediaan barang kena pajak dan aktiva menurut tujuan

semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada

saat pembubaran perusahaan, sepanjang pajak pertambahan

nilai atas perolehan aktiva terssebut menurut ketentuan dapat

dikreditkan.

f) Penyerahan barang kena pajak dari pusat ke cabang atau

sebaliknya dan penyerahan barang kena pajak antar cabang.

g) Penyerahan barang karena konsinyasi.

Tarif PPN seperti diatur dalam pasal 7 UU PPN 1984

sebagai berikut (Untung Sukardji, 2004:29):

a) Tarif PPN adalah 10%.

b) Tarif PPN atas ekspor BKP adalah nol persen (0%).

Page 68: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxviii

c) Dengan peraturan pemerintah, tarif sebagaimaana dimaksudkan

pada ayat (1) dapat diubah menjadi serendah-rendahnya 5%

dan setinggi-tingginya 15%.

3) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas transaksi sukuk ijarah.

Atas penyerahan BKP dari underlying asset sukuk ijarah

akan dikenakan PPN. Berdasarkan pasal 4 UU No. 18 tahun 2000,

PPN dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak di daerah

pebean yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak. Hal-hal yang

termasuk dalam pengertian penyerehan barang kena pajak adalah:

a) Penyerahan hak atas barang kena pajak karena suatu perjanjian.

b) Pengalihan barang kena pajak oleh karena suatu perjanjian

sewa beli dan perjanjian leasing.

Page 69: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxix

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

mengungkapkan suatu masalah, keadaan dan peristiwa yang sesungguhnya

terjadi atas transaksi obligasi syariah (sukuk) khususnya sukuk ijarah. Dalam

penelitian ini pembahasan akan dibatasi sebatas pada masalah obligasi syariah

ijarah serta implikasi pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2002

tentang pajak penghasilan atas bunga dan diskonto obligasi yang

diperdagangkan di Bursa Efek, UU No. 17 tahun 2000 tentang Pajak

Penghasilan dan UU No.18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai.

B. Metode Pengumpulan Sampel

1. Populasi

Populasi yang diamati untuk penelitian ini adalah perusahanaan

yang telah menerbitkan obligasi syariah (sukuk) Ijarah dan tercatat di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Sampel

Sampel yang diambil yaitu:

a. PT. Matahari Putra Prima Tbk.

b. PT. Sona Topas Tourism Industri Tbk.

c. PT. Berlina Tbk.

Page 70: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxx

d. PT. Humpus Intermoda Transportasi Tbk.

e. PT. Apexindo Pratama Duta Tbk.

f. PT. Indosat Tbk.

g. PT. Ricky Putra Globalindo Tbk

h. PT. Berlian Laju Tanker Tbk.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulakan data-data dalam penulisan skripsi ini penulis

menggunakan dua metode yaitu:

1. Penelitian kepustakaaan (library reseach).

Penelitian kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang

dilakukan untuk memperoleh data sekunder. Data sekunder merupakan

sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tdak langsung

melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak orang lain). Data

sekunder umumnya berupa bukti, catatan atu laporan historis yang telah

tersusun dalam arsip (data dokumen yang dipublikasikan dan data yang

tidak dipublikasikan) (Nur Indriantoro, 2004:147).

2. Penelitian lapangan (field reseach).

Penelitian lapangan (field reseach) adalah metode pengumpulan

data untuk memperoleh data primer maupun data sekunder. Data primer

diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait

dengan topik pembahasan skripsi antara lain pegawai kantor Direktorat

Jendral Pajak bagian peraturan pajak 1 dan pegawai BAPEPAM-LK

Page 71: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxi

bagian pengembangan SAK syariah. Sedangkan data sekunder diperoleh

dari data-data yang berasal dari dokomen yang berkaitan dengan skripsi

ini.

D. Metode Analisis

Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka langkah

selanjutnya adalah menganalisis data berdasarkan metode deskriptif kualitatif.

Metode penelitian yang digunakan ini adalah deskriptif analisis yaitu

menguraikan pengertian dan konsep-konsep hakekat ekonomi serta perlakuan

pajak yang atas penghasilan yang diperoleh dari transaksi obligasi berdasarkan

pendapat para ahli investasi (khususnya obligasi syariah) dan para ahli

perpajakan.

E. Difinisi operasional variabel dan dimensi penelitian

Berdasarkan lingkup penelitian yang dikemukakan maka variabel

dalam skripsi ini adalah:

1. Obligasi syariah (sukuk)

Menurut Peraturan BAPEPAM No. IX. A.13 tentang penerbitan

efek syariah, sukuk adalah Efek syariah berupa sertifikat atau bukti

kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang

tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:

a. Kepemilikan aset berwujud tertentu.

Page 72: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxii

b. Nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi

tertentu.

c. Kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tetentu.

Untuk memahami secara detailnya peraturan tersebut merujuk

kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, Obligasi syariah

adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip

syariah yang dikeluarkan perusahaan (emiten) kepada pemegang

obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan

kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta

membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

Obligasi syariah ijarah adalah obligasi syariah berdasarkan akad

ijarah. Akad ijarah adalah jenis akad untuk mengambil manfaat dengan

jalan penggantian. Artinya, pemilik harta memberikan hak untuk

memanfaatkan objek yang ditransaksikan melalui penguasaan sementara

atau peminjaman objek yang ditransaksikan melalui penguasaan sementara

atau peminjaman objek dengan manfaat tertentu dengan membayar

imbalan kepada pemilik objek. Investor yang ingin mendapatkan

pendapatan yang lebih tetap mereka bisa memilih obligasi ijarah yang

memberi imbal hasil berupa sewa (fee ijarah) dengan tingkat return yang

tetap dan telah ditentukan sebelumnya. Jadi bukan lagi tergantung pada

penghasilan atau tingkat bagi hasil yang tidak tentu sebagaimana obligasi

mudharabah (Sofiniyah Gufron, 2005:14).

Page 73: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxiii

2. Penghasilan

Penghasilan didefinisikan dalam kerangka dasar penyusunan dan

penyajian laporan keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama

suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau

penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan

kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun

keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari

aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda

seperti penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga, dividen, royalti dan sewa.

Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk

pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi tertentu

(PSAK 23).

3. Peraturan perpajakan tentang pajak penghasilan

Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan

peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak

perusahaan. Pajak penghasilan final adalah pajak penghasilan yang

bersifat final, yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah

selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak

digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena pajak penghasilan

yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat dikenakan terhadap jenis

penghasilan, transaksi, atau usaha tertentu (PSAK 46:7).

Page 74: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxiv

4. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Pajak pertambahan nilai merupakan pajak yang dipungut atas

penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) di

dalam negeri. PPN merupakan pajak yang dikenakan terhadap

pertambahan nilai tambah yang timbul akibat dipakainya faktor-faktor

produksi disetiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan,

menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan

jasa kepada para konsumen. Dasar hukum pengenaan PPN dan pajak atas

penjualan adalah undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1984 sebagaimana

telah diubah terakhir dengan UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN dan

PPN-BM.

Page 75: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxv

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) yang Dilakukan di Indonesia

Perusahaan menerbitkan obligasi memiliki dua alasan. Pertama,

perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk pengembangan

usahanya. Kedua, perusahaan itu memiliki hutang yang telah jatuh tempo,

sehingga perlu mencari dana segar untuk membayarnya. Dalam kondisi

ekonomi seperti sekarang, penerbitan obligasi dari perusahaan bertujuan

tidak lain untuk melakukan refinancing hutang-hutangnya. Tentunya,

perusahaan itu akan bernafas lega saat mereka telah menerima dana segar.

Apabila perusahaan bermaksud menerbitkan sukuk melalui

penawaran umum, maka perusahaan tersebut wajib mengikuti ketentuan

BAPEPAM Nomor IX.A.1 tentang ketentuan umum pengajuan pernyataan

pendaftaran serta ketentuan tentang penawaran umum yang terkait lainya.

Menyampaikan kepada BAPEPAM–LK hasil pemeringkatan dan

perjanjian perwaliamanatan sukuk serta akad syariah yang terkait dengan

penerbitan sukuk. Menyampaikan kepada BAPEPAM-LK pernyataan

bahwa kegiatan usaha yang mendasari penerbitan sukuk tidak bertentangan

dengan prinsip-prinsip syariah dan menjamin bahwa selama periode sukuk

kegiatan usaha yang mendasari penerbitan sukuk tidak akan bertentangan

dengan prinsip-prinsip syariah. Menyampaikan pernyataan dari wali

Page 76: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxvi

amanat sukuk bahwa wali amanat sukuk mempunyai penanggungjawab

atas pelaksanaan kegiatan perwaliamanatan yang mengerti kegiatan-

kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.

Mengungkapkan informasi dalam prospektus yang sekurang-kurangnya

meliputi:

a. Kegiatan usaha yang mendasari penerbitan sukuk tidak bertentangan

dengan prinsip-prinsip syariah dan emiten menjamin bahwa selama

kegiatan usaha yang mendasari penerbitan sukuk tidak bertentangan

dengan prinsip-prinsip syariah.

b. Wali amanat sukuk mempunyai penanggung jawab atas pelaksanaan

kegiatan perwaliamanatan yang mengerti kegiatan-kegiatan yang

bertentangan dengan prinsip-prinsip di pasar modal.

c. Jenis akad syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam

penerbitan sukuk.

d. Ringkasan akad syariah atau perjanjian berdasarkan syariah yang

dilakukan oleh para pihak.

e. Sumber pendapatan yang menjadi dasar perhitungan pembayaran bagi

hasil, margin, atau fee.

f. Besaran nisbah pembayaran bagi hasil, margin atau fee.

g. Rencana jadwal dan tatacara pembagian dan atau pembayaran bagi

hasil, margin atau fee.

h. Kesanggupan emiten untuk mengungkapkan kepada masyarakat hasil

pemeringkatan sukuk setiap tahun sampai dengan berakhirnya sukuk.

Page 77: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxvii

Dalam hal terjadi perubahan jenis akad syariah, isi akad syariah,

kegiatan usaha dan atau aset tertentu yang mendasari penerbitan sukuk

sehingga bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal,

maka sukuk tersebut menjadi batal demi hukum (fasakh) dan emiten wajib

menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pemegang sukuk. Emiten dan

wali amanat wajib melaksanakan seluruh ketentuan yang diatur dalam

perjanjian perwaliamanatan. Emiten wajib menggunakan dana hasil

penawaran umum sukuk untuk membiayai kegiatan dan investasi yang

tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal.

Sukuk dapat diperdagangkan di pasar sekunder apabila telah

terpenuhi hal-hal sebagai berikut:

a. Seluruh dana hasil penawaran umum sukuk telah diterima oleh emiten.

b. Dana yang diterima sudah mulai digunakan sesuai dengan tujuan

penerbitan sukuk.

2. Regulasi Penerbitan Sukuk di Pasar Modal

Terdapat dua peraturan BAPEPAM-LK yang khusus terkait

dengan penerbitan sukuk. Pertama adalah Peraturan Nomor IX.A.13 yang

mengatur mengenai penerbitan sukuk. Hal-hal yang diatur dalam peraturan

ini meliputi: penawaran umum, kewajiban penyampaian dokumen kepada

BAPEPAM-LK, penyampaian pernyataan dari wali amanat,

pengungkapkan informasi dalam prospektus, perjanjian perwaliamanatan,

perubahan jenis/akad/kegiatan/aset yang mendasari penerbitan sukuk,

kewajiban Emiten dalam penggunaan dana hasil penawaran umum, dan

Page 78: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxviii

syarat-syarat perdagangan sukuk di pasar sekunder. Kedua, terkait dengan

jenis transaksi yang menjadi underlying transaction, Bapepam dan LK

memberikan pedoman melalui Peraturan Nomor IX.A.14.

B. Analisis Deskriptif Kualitatif

Pada bab ini akan diawali pembahasan perbandingan akad antara

obligasi konvensional dengan sukuk ijarah, kemudian juga akan dilakukan

perbandingan atas perlakuan akuntasi dan perpajakan antara obligasi

konvensional dengan sukuk ijarah. Pembahasan akan dilakukan dengan

dengan membandingkan antara praktek yang dilakukan perusahaan penerbit

sukuk dengan teori yang disajikan pada bab sebelumnya dan selanjutnya akan

dilakukan analisis. Terkait dengan penerbitan instrumen sukuk, perlakuan

akuntansi untuk obligasi konvensional dapat digunakan sebagai acuan, namun

harus disesuaikan dengan prinsip dan ketentuan akuntansi syariah, agar dapat

disusun perlakuan akuntansi bagi sukuk. Berikut ini disajikan perlakuan

akuntansi untuk obligasi dengan menguji apakah hal tersebut telah sesuai

dengan prinsip dan ketentuan akuntansi syariah.

Pembahasan akan dibagi dalam sub bab sebagai berikut:

1. Perbandingan antara akad/kontrak obligasi konvensional dengan obligasi

syariah (sukuk) ijarah.

2. Perbandingan perlaku akuntansi obligasi konvensional dengan obligasi

syariah (sukuk) ijarah.

3. Analisis perlakuan perpajakan atas transaksi sukuk ijarah.

Page 79: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxix

1. Perbandingan antara akad/kontrak obligasi konvensional dengan obligasi

syariah (sukuk) ijarah.

a. Sukuk merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak

manfaat dari suatu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk,

sedangkan obligasi merupakan instrumen utang. Penerbitan sukuk

memerlukan adanya underlying transaction atau underlying asset

sebagai dasar penerbitan sedangkan obligasi tidak memerlukan.

Underlying asset adalah aset yang dijadikan sebagai objek atau dasar

transaksi dalam kaitannya dengan penerbitan sukuk. Aset yang dapat

dijadikan sebagai underlying dapat berupa tanah, bangunan, berbagai

jenis proyek pembangunan, dan aset non fisik lainya. Underlying aset

merupakan salah satu aspek utama yang menjadi pembeda antara

penerbitan surat utang dengan sukuk. Tanpa adanya underlying aset,

surat berharga yang diterbitkan akan memiliki sifat sebagai instrumen

utang, dimana tidak terdapat transaksi yang mendasari penerbitan

sukuk (underlying transaction).

b. Penghasilan yang diberikan sukuk bukan berupa bunga melainkan

berupa imbalan atau sewa, bagi hasil atau margin, sedangkan

penghasilan obligasi berupa bunga yang merupakan harga dari uang.

c. Sukuk merupakan instrumen penyertaan sementara obligasi adalah

instrumen utang.

Page 80: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxx

d. Penerbitan sukuk memerlukan adanya akad dan dokumen syariah,

sedangkan penerbitan obligasi hanya memerlukan dokumen pasar

modal.

e. Penggunaan dana hasil penjualan sukuk tidak dapat bertentangan

dengan prinsip syariah. Sementara, obligasi dapat digunakan secara

bebas tanpa memperhatikan ketentuan syariah.

Tabel 4.1

Perbandingan Akad/Kontrak Antara Obligasi Konvensional Dengan Obligasi

Syariah (Sukuk) Ijarah

Deskripsi Obligasi

Konvensional

Obligasi Syariah (sukuk)

Ijarah

Sifat Instrumen Pengakuan utang Sertifikat kepemilikan/penyertaan atas aset

Penghasilan bagi investor

Bunga Imbalan sewa

Dokumen yang diperlukan

- Dokumen pasar modal

- Dokumen pasar modal - Dokumen syariah

Underlying asset Tidak perlu Perlu Penggunaan hasil penjualan (proses)

Bebas Harus sesuai syariah

(Sumber: Data diolah)

2. Perbandingan perlaku akuntansi obligasi konvensional dengan obligasi

syariah (sukuk) ijarah.

Kendatipun penerbitan sukuk telah banyak dilaksanakan di luar

negeri maupun di dalam negeri. Namun demikian belum terdapat standar

akuntansi yang mengatur secara khusus mengenai transaksi ini. Dalam

bagian ini akan dibahas perlakuan akuntansi mengenai sukuk ijarah menurut

hasil penelitian yang teleh dilakukan oleh Bapepam-LK dari AAOIFI serta

perlakuan akuntansi mengenai sukuk di Indonesia.

Page 81: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxxi

a. Pengukuran awal

Dalam praktek akuntansi yang lazim diterima, untuk mencatat

obligasi dengan terdapat istilah held-to-maturity atau available-for-sale.

Apabila sekuritas diperoleh dengan harga yang lebih tingi adalah held-

to-maturity sedangkan apabila nilai obligasi lebih rendah daripada nilai

jatuh temponya adalah available-for-sale, maka diperlukan amortisasi

periodik atas premium atau akumulasi diskonto dengan penyesuaian

yang tepat terhadap pendapatan bunga (Smith dalam Arijanto, 2002:56).

Pada saat penerbitan obligasi konvensional diukur berdasarkan

nilai nominalnya. Dalam transaksi dipasar perdana obligasi dapat dijual

lebih tinggi, sama dengan atau lebih kecil dari nilai nominalnya. Hal

tersebut terkait dengan perbandingan tingkat kupon yang diberikan oleh

obligasi dan tingkat suku bunga pasar. Apabila kupon yang diperjanjian

oleh obligasi nilainya sama dengan tingkat suku bunga pasar yang

berlaku, maka pembeli obligasi membayarkan uang sejumlah nilai

nominal obligasi tersebut kepada penjual. Namun apabila kupon obligasi

tersebut lebih tinggi dari tingkat suku bunga pasar yang berlaku, maka

pembeli obligasi bersedia untuk mengkompensasi kelebihan kupon

tersebut dengan pembayaran obligasi diatas nilai nominalnya. Kelebihan

nilai pembayaran tersebut (premium) akan diamortisasi penjual (penerbit

obligasi) selama masa umur obligasi. Demikian pula sebaliknya, maka

penjual harus mengakui diskon yang diamortisasi selama umur obligasi.

Page 82: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxxii

Berbeda dengan penerbitan obligasi konvensional, pada

penerbitan sukuk, emiten menjual sukuk tersebut kepada investor harus

dengan nilai nominal. Hal ini dikarenakan penjualan yang berbeda

dengan nilai nominal, baik di atas maupun di bawah nilai nominal

merupakan suatu transaksi yang dapat menimbulkan kemungkinan

terjadinya Riba dan kezaliman serta maysir. Sehingga dalam sukuk tidak

diperbolehkan penjualan perdana sukuk berbeda dengan nilai nominal.

b. Biaya emisi

Biaya emisi dikeluarkan oleh penerbit obligasi konvensional

dalam rangka menerbitkan obligasi tersebut, sebagai contoh adalah biaya

yang dikeluarkan penerbit untuk profesi penunjang pasar modal.

Menurut peraturan BAPEPAM-LK No. VIII.G.7, biaya emisi efek

hutang merupakan biaya transaksi yang harus dikurangkan langsung dari

hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto efek hutang

tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan

diskonto yang harus diamortisasi selama jangka waktu efek hutang

tersebut.

Sama halnya dengan obligasi konvensional, biaya emisi sukuk

merupakan biaya transaksi yang harus dikurangkan langsung dari hasil

emisi (proceed) dalam rangka menentukan hasil emisi neto sukuk

tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan

diskonto yang harus diamortisasi selama jangka waktu sukuk tersebut.

Page 83: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxxiii

c. Pencatatan beban bunga kupon obligasi

Dalam akuntansi obligasi konvensional, beban kupon obligasi

dicatat secara akrual. Kupon merupakan tambahan jumlah piutang yang

dipersyaratkan oleh investor kepada penerbit obligasi. Total kupon yang

diperoleh investor besarnya berbanding lurus dengan tingkat bunga

kupon dan jangka waktu obligasi tersebut. Distribusi kupon dapat

dilakukan secara periodik maupun lumpsum pada akhir masa obligasi

(zero coupon bond). Bunga kupon obligasi merupakan kupon yang

mengandung unsur Riba sehingga dilarang dalam syariah. Kupon yang

dikenal dalam sukuk dapat berupa fee, bagi hasil dan margin.

Penghitungan untuk transaksi pemberian jasa atau imbalan

bersifat pasti karena telah ditentukan diawal perjanjian, salah satu contoh

transaksi ini adalah ijarah. Oleh karena itu, beban ijarah telah ditetapkan

sebelumnya, maka imbalan sukuk dicatat secara akrual atau sama dengan

obligasi konvensional.

d. Pembayaran kupon obligasi

Dalam akuntasi konvensional, tanggal pembayaran kupon

obligasi merupakan tanggal realisasi pembayaran kas dari kupon

obligasi. Pada saat kupon obligasi dibayarkan maka terjadi penghapusan

hutang kupon obligasi yang sebelumnya dicatat secara akrual.

Untuk sukuk ijarah perlakuan akuntansi pembayaran imbalan

sama dengan perlakuan akuntansi pembayaran kupon obligasi

konvensional. Tanggal pembayaran imbalan sukuk merupakan tanggal

Page 84: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxxiv

realisasi pembayaran kas dari imbalan sukuk tersebut. Pada saat imbalan

sukuk dibayarkan maka terjadi penghapusan hutang imbalan sukuk.

e. Amortisasi premium atau diskon

Selama masa umur obligasi konvensional, perusahaan selaku

penerbit melakukan amortisasi atas premium atau diskon dan biaya-

biaya yang timbul pada saat obligasi diterbitkan. Amortisasi dilakukan

atas jumlah neto (premium atau diskon berasal dari selisih antara nilai

transaksi obligasi dan nilai nominal obligasi) dan diskon berasal dari

jumlah nilai emisi. Amoritsasi tersebut dapat dilakukan dengan metode

tingkat suku bunga efektif maupun garis lurus.

Amortisasi yang dilakukan untuk sukuk adalah amortisasi atas

diskonto yang berasal dari biaya emisi. Amortisasi dilakukan selama

umur sukuk dengan menggunakan metode garis lurus.

f. Pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo

Pada akuntansi obligasi konvensional, saat jatuh tempo, penerbit

melunasi obligasi sebesar nilai nominalnya ditambah hutang bunga

obligasi. Untuk sukuk ijarah, perlakuan akuntansi pelunasannya sama

dengan akuntansi obligasi konvensional, yaitu penerbit sukuk melunasi

sebesar nilai nominal sukuk ditambah sisa imbalan yang terutang.

g. Pelunasan obligasi sebelum saat jatuh tempo.

Dalam suatu penerbitan obligasi konvensional, dimungkinkan

bahwa penerbit melunasi obligasi lebih awal dari jatuh tempo yang

diperjanjikan. Dalam transaksi ini dimungkinkan bahwa harga obligasi

Page 85: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxxv

dipasar lebih besar, sama dengan atau lebih kecil dari pada nilai nominal.

Apabila harga obligasi dipasar lebih besar dari pada nilai nominalnya

maka penerbit harus mengakui kerugian, demikian pula sebaliknya.

Untuk akuntansi sukuk, terdapat kemungkinan bahwa harga

pelunasan sukuk sebelum jatuh tempo lebih besar, sama dengan atau

lebih kecil dari pada nilai nominal. Harga pelunasan tersebut mengacu

pada harga sukuk di pasar sekunder. Harga yang terjadi di pasar sekunder

merupakan cerminan persepsi pasar atas hasil investasi atau imbalan

yang diperoleh dari kegiatan underlying transaction sukuk. Dengan

demikian, tidak terdapat perbedaan antara harga pelunasan obligasi

dengan harga pelunasan sukuk apabila dilakukan sebelum jatuh tempo.

Oleh karena itu, perlakuan akuntansi untuk pelunasan sukuk ijarah sama

dengan akuntansi obligasi konvensional.

Pembukuan laporan keuangan atas transaksi sukuk yang ada di

Indonesia menurut penelitian yang dilakukan, tidak terdapat

keseragaman diantara perusahaan penerbit sukuk, antara lain sebagai

berikut:

1) Pengungkapan dalam neraca, seluruh emiten menyajikan penerbitan

sukuk ijarah ke dalam akun hutang obligasi.

2) Pengungkapan dalam laporan laba rugi dan laporan arus kas.

Untuk pengakuan beban pembayaran imbalan sukuk kepada

pemegang sukuk dalam laporan laba rugi, satu emiten mengakui

beban pembayaran imbalan sukuk sebagai beban pendanaan, tiga

Page 86: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxxvi

emiten mengakui sebagai beban bunga dan keuangan, dan empat

emiten mengakui sebagai cicilan fee ijarah.

Beban pembayaran imbalan sukuk ijarah oleh empat emiten

disajikan dalam laporan arus kas dalam kelompok arus kas dari

kegiatan operasi dengan nama akun yang berbeda dan empat emiten

menyajikannya dalam kelompok arus kas dari kegiatan pendanaan.

Tabel 4.2

Perbandingan Perlakuan Akuntansi Antara Obligasi Konvensional

Dengan Obligasi Syariah (Sukuk) Ijarah

Deskripsi Obligasi Konvensional Obligasi Syariah

(sukuk) Ijarah

Pengukuran Awal Berdasarkan nilai nominal sera mengakui adanya premium dan diskonto

Berdasarkan nilai nominal

Biaya Emisi Diakui sebagai diskonto Diakui sebagai diskonto

Pencatatan Kupon

Obligasi

Akural Akural

Pembayaran Kupon

Obligasi

Realisasi dari biaya yang telah dicatat secara akrual

Realisasi dari biaya yang telah dicatat secara akrual

Amortisasi Garis lurus Garis lurus

Pelunasan Obligasi

Saat Jatuh Tempo

Sesuai dengan nilai nominal

Sesuai dengan nilai nominal

Pelunasan Obligasi

Sebelum Jatuh

Tempo

Harga Pasar Harga Pasar

(Sumber: Data diolah)

Dari hasil penelitian tersebut penulis menyimpulkan bahwa praktik

akuntansi emiten yang saat ini sudah menerbitkan sukuk masih mengikuti

perlakuan akuntansi obligasi konvensional, dimana sukuk dicatat sebagai

hutang obligasi dan pembayaran bagi hasil atau imbalan sukuk ada sebagian

Page 87: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxxvii

emiten yang mengakuinya sebagai beban bunga tetepi sebagian

mangakuinya sebagai cicilan sewa. Jadi, masih terdapat banyak perbedaan

antara pengungkapan sukuk dalam laporan keuangan emiten yang telah

menerbitkan sukuk dengan teori yang ada.

Berikut ini akan diilustrasikan penulis mengenai penjurnalan atas

transaksi sukuk ijarah:

a. Jurnal penerbitan sukuk ijarah yang dijual sesuai dengan nilai nominal,

ditambah biaya emisi yang diakui sebagai diskonto dari nilai sukuk.

Penjurnalannya seperti untuk obligasi konvensional tanpa bunga, yang

diterbitkan dengan diskon.

Contoh: Tanggal 1 Januari diterbitkan sukuk ijarah dengan nilai nominal

$ 100.000, jangka waktu 5 tahun, dan untuk biaya emisi sebesar $

10.000. Fee ijarah sebesar $ 5.000 pertahun yang dibayarkan per 1

Januari dan 1 Juli.

Untuk penerbit: Untuk investor:

Kas 90.000 Sekuritas Sukuk

100.000

Diskonto 10.000 Kas

100.000

Hutang Obligasi 100.000

Diskonto diamortisasi sebagai biaya emisi selama masa sukuk ijarah

dengan menggunakan metode garis lurus. Amortisasi diskonto dapat

dilakukan setahun sekali.

Page 88: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxxviii

b. Pembayaran fee ijarah tanggal 1 Juli:

Untuk penerbit: Untuk investor:

Cicilan Fee Ijarah 2.500 Kas 2.500

Kas 2.500 Pendapatan Ijarah 2.500

c. Amortisasi diskonto atas biaya emisi tanggal 31 Desember:

Untuk Penerbit: Untuk Investor:

Cicilan Fee Ijarah 2.500 Piutang Ijarah 2.500

Biaya Emisi 2.000 Pendapatan Ijarah

3.500

Hutang Fee Ijarah 2.500

Diskonto 2.000

d. Saat jatuh tempo sukuk ijarah.

Tidak ada keuntungan atau kerugian atas penebusan obligasi karena

nilai terbawa (carrying value) sama dengan nilai jatuh tempo yang juga

sama dengan nilai obligasi tersebut pada saat ini.

Untuk Penerbit Untuk Investor

Hutang obligasi 100.000 Kas 102.500

Fee Ijarah 2.500 Piutang Ijarah 2.500

Kas 102.500 Sekuritas Obligasi

100.000

3. Analisis perlakuan perpajakan atas transaksi sukuk ijarah.

Page 89: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

lxxxix

Berkaitan dengan transaksi sukuk ijarah, peraturan perpajakan

tentang sukuk ijarah masih mengacu pada UU PPh No. 17 tahun 2000

tentang Pajak Penghasilan, Peraturan Pemerintah No.6 tahun 2002 tentang

pajak penghasilan atas bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan

dan atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek. mengatur pengenaan

pajak apa saja atas penghasilan obligasi dan KMK.121/KMK.03/2002

tentang tata cara pelaksanaan pemotongan pajak penghasilan atas bunga dan

diskonto obligasi yang diperdagangkan dan atau dilaporkan perdagangannya

di bursa efek.

a. PPh final

Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak

berupa bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan dan atau

dilaporkan perdagangannya di bursa efek dikenakan pemotongan pajak

penghasilan yang bersifat final, kecuali bagi wajib pajak tertentu”.

Besarnya pajak penghasilan sebagaimana dimaksud adalah:

1) Atas fee dari sukuk ijarah sebesar:

(a) 20% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap

(BUT).

(b) 20% atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran Pajak

Berganda (P3B) yang berlaku, bagi Wajib Pajak

penduduk/berkedudukan di luar negeri; dari jumlah bruto bunga

sesuai dengan masa kepemilikan (holding period) obligasi.

2) Atas diskonto sukuk ijarah sebesar:

Page 90: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xc

(a) 20% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap

(BUT).

(b) 20% atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran Pajak

Berganda (P3B) yang berlaku, bagi wajib pajak

penduduk/berkedudukan di luar negeri, dari selisih lebih harga

jual atau nilai nominal di atas harga perolehan sukuk, tidak

termasuk bunga berjalan (accrued interest).

3) Terkait dengan pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) sukuk ijarah

ini KASEI selaku badan kustodian yang ditunjuk selaku agen

pembayaran, atas cicilan fee ijarah yang diterima atau diperoleh

pemegang sukuk ijarah, telah sesuai dengan

KMK.121/KMK.03/2002 pasal 3 ayat 1 mengatur tentang pemotong

Pajak Penghasilan (PPh) terkait dengan transaksi obligasi.

b. Problem dan solusi PPN dalam transaksi sukuk ijarah.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat

sejumlah perbedaan antara sukuk ijarah dan obligasi konvensional.

Kedua instrumen keuangan tersebut memang sama-sama merupakan

sarana emiten untuk mendapatkan dana segar demi kelangsungan

usahanya. Tetapi instrumen tersebut memiliki perbedaan yang mendasar,

obligasi yang merupakan bagian dari ekonomi konvensional dimana

bunga merupakan unsur terpentingnya, sementara sukuk berlandaskan

ekonomi syariah yang dikembangkan dengan menggunakan akad jual

beli dan sewa (ijarah). Oleh karena itu, dalam ekonomi syariah tidak

Page 91: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xci

dikenal istilah hutang yang berkonotasi bunga tetapi menggunakan

pembiayaan yang berorientasi pada penyaluran dana di sektor riil.

Penggunaan transaksi jual beli dan sewa menyewa dalam

penyaluran dana tersebut pada giliranya membawa dampak kurang

kompetitifnya sukuk dibandingkan obligasi, ini karena obligasi

merupakan jenis barang yang tidak dikenakan pajak pertambahan nilai

sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) undang-undang PPN

antara lain sebagai berikut:

1) Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil

langsung dari sumbernya.

2) Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat

banyak.

3) Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah

makan, warung, dan sejenisnya.

4) Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga

Sementara pembiayaan sukuk khususnya sukuk ijarah yang

menggunakan akad sewa menyewa yang merupakan penyerahan Jasa

Kena Pajak (JKP) secara hukum dikenakan pajak pertambahan nilai

seperti yang tertuang dalam pasal 4 ayat (1) sebagai berikut:

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas :

1) Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang

dilakukan oleh Pengusaha.

2) Impor Barang Kena Pajak.

Page 92: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xcii

3) Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan

oleh Pengusaha.

4) Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah

Pabean di dalam Daerah Pabean.

5) Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam

Daerah Pabean.

6) Ekspor Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.

Dari pernyataan diatas maka dapat diilustrasikan oleh penulis

sebagai berikut:

Gambar 4.1 Perbandingan antara skema sukuk ijarah dengan obligasi

Page 93: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xciii

(Sumber: Data diolah)

Dari skema skema diatas, sukuk ijarah dikenai pajak ganda (double

taxation) dari jenis Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Berdasarkan peraturan

yang ada, Direktorat Jenderal Pajak harus mengenakan pajak terhadap

sukuk ijarah sebanyak dua kali. Pertama, saat perusahaan menerbitkan

sukuk ijarah. Pungutan pajak yang kedua, adalah sewaktu sukuk ijarah

jatuh tempo atau saat investor mengembalikan sukuk kepada penerbit. Atas

pengenaan pajak tersebut baik dipihak emiten maupun investor dapat

menjadikannya sebagai pengurang dalam untuk PPN terutang, tetapi tetap

saja dengan dikenakan PPN, berarti mereka diharuskan mengeluarkan

sejumlah biaya tambahan untuk PPN, tidak seperti obligasi yang

Page 94: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xciv

dibebaskan dari PPN. Hal inilah yang akan menyebabkan investor

mendapat yield (tingkat pengembalian) yang lebih rendah.

Sukuk ijarah sekilas memang memilki kesamaan dengan obligasi

konvensional, dimana investor menyerahkan sejumlah uang yang dapat

digunakan oleh penerbit obligasi. Hanya saja dalam sukuk terdapat

underlying asset yaitu aset yang dijadikan objek atau dasar transaksi

dalam kaitanya dengan penerbitan sukuk. Tanpa adanya underlying aset,

surat berharga yang diterbitkan akan memiliki sifat sebagai instrumen

utang. Jadi investor tidak meminjamkan uang kepada penerbit tetapi sukuk

ini merupakan wujud investasi yang dilakukan oleh investor kepada

perusahaan penerbit.

Secara konsepnya sukuk merupakan surat berharga yang

merupakan jenis barang yang tidak dikenakan pajak pertambahan nilai

hanya saja untuk memenuhi unsur syariah dimana harus ada underlying

transaction yaitu terdapat aset yang dijadikan dasar untuk sewa-menyewa

maka sukuk ijarah dikenai pajak pertambahan nilai. Melihat tidak adanya

kepastian hukum untuk sukuk ijarah, dimana satu sisi menurut pasal 4 ayat

(2) UU No.18 tahun 2000 tentang perubahan kedua Pajak Pertambahan

Nilai sukuk merupakan surat berharga yang tidak dikenakan pajak, tetapi

disatu sisi sukuk dikenakan pajak pertambahan nilai menurut pasal 4 ayat

(1) C dalam undang-undang yang sama.

Sukuk masih menghadapi kendala pajak ganda (double taxation).

Oleh karena itu hendaknya pemerintah memberikan keputusan yang bijak

Page 95: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xcv

untuk mengatasi masalah ini. Dan diperlukannya koordinasi yang baik

antara lembaga-lembaga terkait untuk segera melengkapi kebijakan

terhadap instrumen-instrumen keuangan baik dibidang akuntansi maupun

dari Dirjen Pajak akan mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah

tersebut.

Page 96: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xcvi

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab

sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Di Indonesia belum terdapat peraturan atau standar akuntansi yang secara

spesifik mengatur perlakuan akuntansi penerbitan sukuk ijarah. Praktik

akuntansi emiten yang saat ini sudah menerbitkan sukuk masih mengikuti

perlakuan akuntansi obligasi konvensional, dimana sukuk dicatat sebagai

hutang obligasi dan pembayaran bagi hasil atau imbalan sukuk diakui

sebagai pembayaran beban bunga. Jadi, masih terdapat banyak perbedaan

antara pengungkapan sukuk dalam laporan keuangan emiten yang telah

menerbitkan sukuk dengan teori yang ada.

2. PPh final Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak

berupa cicilan fee ijarah dari obligasi syariah (sukuk) ijarah yang

diperdagangkan di Bursa efek telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah

No.6 tahun 2002. Sukuk ijarah masih menghadapi kendala pajak ganda

(double taxation) dalam hal ini jenis pajak Pajak Pertambahan Nilai

(PPN). Pertama, saat perusahaan menerbitkan sukuk ijarah. Pungutan

pajak yang kedua, adalah sewaktu sukuk ijarah jatuh tempo. Ini adalah

saat investor mengembalikan sukuk kepada penerbit.

Page 97: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xcvii

B. Implikasi

Dari pembahasan dan kesimpulan yang telah disampaikan pada bagian

sebelumnya, maka dapat disampaikan beberapa implikasi sebagai berikut:

1. Untuk memberikan pedoman terkait perlakuan akuntansi penerbitan sukuk,

perlu disusun suatu peraturan yang secara spesifik mengatur tentang

perlakuan akuntansi penerbitan sukuk untuk emiten.

2. Bagi Direktorat Pajak sudah sewajarnya harus segera mengambil langkah

untuk menyelesaikan masalah ini, mengingat sukuk merupakan instrumen

keuangan yang sedang diminati bisa dilihat dengan over-subcribednya

disetiap penerbitan sukuk oleh setiap emiten.

Page 98: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xcviii

DAFTAR PUSTAKA Achsien, Iggi H. “Mengenal Obligasi Syariah”,. Harian KOMPAS, 2003. Agustianto. “Pasar Modal Syariah”, artikel diakses tangal 10 Maret 2007, dari

http:////.www.PesantrenVirtual.pasar.modal.syariah Anogara, Pandji. "Pengantar Pasar Modal Cetakan ke-5", Rineka Cipta, Jakarta,

2006. Anonim. “Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara)

Instrumen Keuangan Berbasis Syariah”, Direktorat Kebijakan Pembiayaan Syariah, 2007.

Anonim. “Karakteristik dan Proses Transaksi Obligasi”, Sinar Harapan, 2003. Anonim.“Obligasi Alternatif Investasi Jangka Panjang”, artikel diakses tangal 26

Agustus 2008, dari http://www.pembelajar.com//ISOL//2007 Anonim. “Pengertian Obligasi” artikel diakses tangal 26 Agustus 2008, dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Obligasi Anonim. “Sukuk akan Dikenakan Pajak”. artikel diakses tangal 10 Maret 2007,

dari http://konsultasi-sukuk.blogspot.com/2007/12/sukuk-akan-dikenakan-pajak.html

Arijanto, Rachamat “Kebijakan Perpajakan Atas Penghasilan yang Diterima Atau

Diperoleh Dari Transaksi Obligasi”, UI, Jakarta, 2002. BAPEPEM-LK, “Himpunan Ketentuan pasar Modal Syariah Badab Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga keuangan”, BAPEPEM-LK, Jakarta, 2006 Budi, Aziz Azis Budi Setiawan.”Obligasi (Suukok) Syariah: Alternatif Pendanaan

Korporasi” (Peneliti di The Indonesia Economic Intelligence), 2004 Fatwa Dewan Syari'ah Nasional No: 32/DSN-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi

Syari’ah Fatwa Dewan Syari'ah Nasional no. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi

Syariah Ijarah. Sofiniyah Gufron, Muhamad Aziz, Muhamad Firdaus, Mukhtar Alshodiq.

“Briefcase Book Edukasi professional Syariah: konsep dasar obligasi

syariah”, Renaisan, Jakarta, 2005.

Page 99: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

xcix

Hamid, Abdul. ”Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Syarif Haidayatullah, Jakarta, 2007.

Hanif, Muhammad.”Obligasi Syariah dan Iklim Investasi dalam Seminar

Indonesia Sharia Expo 2007)”, Danareksa, Jakarta, 2007. Hasanuddin Aco. “Laporan Wartawan Persda Network” artikel diakses tangal 26

Agustus 2008, dari http://www.kompas.com/read/xml/2008/08/26/-14553496/peminat.sukuk.melonjak

Herawati, Reni. ” Sukuk Tak Kena Pajak Ganda”, artikel diakses tangal 10 Juli

2008, dari http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/07/10/37797/sukuk-tak-kena-pajak-ganda/

Huda, Nurul. “Investasi Pada Pasar Modal Syariah”, Kencana Prenada, Jakarta,

2007. Indriantoro, Nur. “Metodelogi penelitian bisnis”, BPIE, Yogjakarta. 2004 Iswahjudi A.Karim, Mirza A. Karim. “Obligasi Syariah: Suatu Tinjauan Hukum”,

Jurnal Hukum dan Pasar Modal Volume II/Edisi 3 April-Juli, Himpunan Konsuktan Hukum Pasar Modal (HKPM), 2006.

Kagramanto, L. Budi. “Penggunaan Obligasi Sebagai Wahana Investasi dan

Pendanaan Pasar Modal”, Fakultas hukum Universitas Airlangga, 2000. KMK No.121/KMK.03/2002 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemotongan Pajak

Penghasilan atas Bunga dan Diskonto Obligasi Yang Diperdagangkan dan atau Dilaporkan Perdagangannya di Bursa Efek.

Karim, Adiwarman. “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan Edisi Kedua”.

Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004.

Lubis, Irwansyah. Hukum Pajak Indonesia Suatu Pengantar, Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (YP2SDM), Jakarta, 2006.

Muchtasib, Ach. Bakhrul. “Sekuritas Syariah”, artikel diakses tangal 10 Maret

2007, dari http://www.msi-uii.net/.sekuritas.syariah P. Pontjowinoto, Iwan. "Prinsip Syariah di Pasar Modal, Pandangan Praktisi",

Modal Publication, Jakarta, 2003. Peraturan Pemerintah No.6 tahun 2002, Tentang Pajak Penghasilan Atas Bunga

dan Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan dan atau Dilaporkan Perdagangannya di Bursa Efek. Mengatur Pengenaan Pajak Apa Saja Atas Penghasilan Obligasi

Page 100: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

c

Resmi, Siti. “Perpajakan: Teori dan kasus”, Salemba Empat, Jakarta, 2005. Sukardji, Untung. Pokok-pokok Pajak Pertambahan Nilai Indonesia, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2004. Tim DSAK IAI. “Studi Standar Akuntansi Syariah Di Pasar Modal”, Bapepam-

LK, Jakarta, 2007. Undang-undang No. 17 tahun 2000 Tentang Perubahan ketiga atas Undang-

Undang No. 7 tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Yusuf, Chandra. "Obligasi & Keabsahan Audit Dokumen". Bisnis-Indonesia, 14

Juni 2006.

Page 101: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

ci

IDENTITAS PRIBADI

Nama : Sri Utaminingsih

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/31 Desember 1985

Agama : Islam

Tempat tinggal : Jl. WR. Supratman Gg. Bacang No.95 Rt

03/09 Cempaka Putih, Ciputat timur

Telepon : 08567 939 001

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2004 – 2008

SMUN 2 Ciputat : 2001 – 2004

SLTP Al- Islam - Semarang : 1998 - 2001

MI Al- Islam-Semarang : 1992 – 1998

PENGALAMAN ORGANISASI

HMI UIN Syarif Hidayatullah : 2004– 2005

Humas ROHIS SMUN 2 Ciputat : 2002 – 2003

Wakil Ketua OSIS SLTP Al-Islam : 1999 - 2000

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 102: Perlakuan Perpajakan Atas Transaksi Obligasi Syariah … · OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) IJARAH Oleh Sri Utaminingsih NIM: 104082002777 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

cii