Objek Formal Fisioterapi
Transcript of Objek Formal Fisioterapi
G. Objek Formal Fisioterapi
Ilmu filsafat memiliki obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah apa
yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan, yaitu gejala "manusia di
dunia yang mengembara menuju akhirat". Dalam gejala ini jelas ada tiga hal menonjol,
yaitu manusia, dunia, dan akhirat. Maka ada filsafat tentang manusia (antropologi), filsafat
tentang alam (kosmologi), dan filsafat tentang akhirat (teologi - filsafat ketuhanan; kata
"akhirat" dalam konteks hidup beriman dapat dengan mudah diganti dengan kata Tuhan).
Antropologi, kosmologi dan teologi, sekalipun kelihatan terpisah, saling berkaitan juga,
sebab pembicaraan tentang yang satu pastilah tidak dapat dilepaskan dari yang lain. Juga
pembicaraan filsafat tentang akhirat atau Tuhan hanya sejauh yang dikenal manusia dalam
dunianya.
Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang
sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang
bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah
sistem filsafat.
Perkembangan FT dan pendidikannya berbeda di masing-masing negara sehingga
perlu adanya kesepakatan tentang kerangka konsep dan objek formal FT. Objek formal FT
adalah gerak dan fungsi, berbagai statement bermunculan berkaitan dengan objek formal
tersebut. Sesuai dengan IC/DH dan objek formal fisioterapi, maka objek terapi fisioterapi
pada usia lanjut antara lain berupa :
1. Keterbatasan sendi (stiff joint)
2. Nyeri (pain)
3. Kelemahan otot (weakness)
4. Kontraktur/Disuse atropi
5. Proses inflamatory (peradangan non bakterial)
6. Segmental disregulasi (gangguan saraf otonom)
7. Gangguan postural
8. Hipermobility/instability
9. Penurunan/keterbatasan aktivitas fungsional
Kesembilan objek terapi fisioterapi diatas merupakan problematik utama yang paling
dominan pada fisioterapi usia lanjut dengan gangguan sistem musculoskeletal. Namun
demikian, setiap item akan berbeda intervensi fisioterapinya, tergantung dari letak
gangguan anatominya serta penyebabnya. Disamping itu, perlu diklasifikasi lebih jauh dan
lengkap dari masing-masing problematik. Sebagai Contoh :
a. Keterbatasan sendi pada knee joint (articulatio genu) bagian dextra S.0°-10°-45°.
Akibat proses degeneratif osthearthrosis. Keterbatasan sendi bersifat arthrogen.
b. Keterbatasan sendi pada knee joint (articulatio genu) bagian dextra S.0°-20°-135°.
Akibat kontraktur Musculus Hamstring pasca inmobilisasi.
Dari sudut patofisiologi a dan b sangat berbeda. Pada a, gangguan sendi terjadi pada
intra articular sedangkan b terdapat pada extra articular. Pada a bisa diintervensi dengan
pemberian teknik manual, sedangkan pada b, diintervensi dengan pemberian strecthing
atau contrax relax (PNF)
Dengan demikian tujuan pemberian layanan fisioterapi yang berdasarkan obyek
formal kapasitas fisik dan kemampuan fungsional dapat dicapai yang meliputi cakupan bagi
fisioterapi medik; fisioterapi olah raga, fisioterapi kesehatan kerja, fisioterapi usia lanjut
dan fisioterapi tumbuh kembang anak.
H. Ruang Lingkup dan Evolusi Manajemen
Ruang Lingkup manajemen
1. Lingkungan Luar (Eksternal)
Terdiri dari :
a. Lingkungan Umum, meliputi ekonomi, politik, hukum, sosio kultural (budaya),
teknologi, dimensi internasional (seperti globalisasi dan paham ekonomi), dan
kondisi lingkungan alam.
b. Lingkungan Khusus (Tugas), meliputi pemilik (stockholder), customer, klien,
pemasok (suplier), pesaing, suplai tenaga kerja, badan pemerintah, lembaga
keuangan, media, dan serikat pekerja.
2. Lingkungan Dalam (Internal)
Terdiri dari :
a. Manusia (specialized dan manajerial personal).
b. Finansial (sumber, alokasi, dan control dana).
c. Fisik (gedung, kantor, dll.).
d. Sistem dan Teknologi.
e. Sistem Nilai dan Budaya Organisasi.
Evolusi Manajemen
Manajemen modern berawal pada tahun 1980 yang terjadi di Eropa dan Amerika
Serikat. Perkembangan teori menajemen terjadi saat ini adalah sangatlah pesat. Oleh
karena itu , kita harus mempelajari tentang manajemen mengenai sasaran,dan
bagaimana proses perkembangan teori teori manajemen dan prinsip prinsip manajemen
itu sendiri.
Ada terdapat aliran-aliran pemikir tentang manajemen, sebagai berikut :
a. Aliran klasik ( yang akan di bagi menjadi dua aliran , menejemen ilmiah dan teori
organisasi klasik )
b. Aliran hubungan manusiawi ( sering disebut aliran Neoklasik)
c. Aliran menejemen modern
Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur
pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal
sebagai prilaku organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah,dikenal
sbg aliran kuantitatif (operation research dan management science atau manajemen
operasi )
PRILAKU ORGANISASI
Perkembangan aliran prilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan
pendapat baru tentang prilaku manusia dan sistem sosial.Toko-toko aliran ini antara lain
:
1. Abraham Maslow, yang mengemukakan adanya “hirarki kebutuhan“ dalam
penjelasannya tentang prilaku manusia dan dinamimika motivasi.
2. Douglas McGregor dengn teori X dan teori Y nya.
3. Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.
4. Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan
kisi-kisi manejerial (managerial grid).
5. Rensis Likert yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara extensive
mengenai empat sistem manajemen, dari system 1 :exploitif-otoriatif sampai system
4: partisipatif kelompok.
6. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan
7. Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem social atau sistem antar
hubungan budaya.
8. Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi, dan lain-
lainnya.
Ada beberap prinsip dasar penting yang disimpulkan dari pendapat para tokoh-
tokoh manajemen modern, yaitu sebagai berikut :
a. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu teknik secara ketat (peranan,
prosedur, prinsip)
b. Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati hati.
c. Organisasi sebagai keseluruhan dan pendekatan menejer individual untuk
pengawasan sesuai dengan situasi.
d. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan.
ALIRAN KUANTITATIF
Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi
(operations research) dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan
atas sukses team-team riset operasi inggris dalam perang dunia ke II. Rist operasi
kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science yang berfungsi
untuk penganggaran modal , manajemen aliran kas , scheduling produksi ,
pengembangan strategi produksi , perencanaan pengembangan sumber daya manusia,
penjagaan tingkat persedian yang optimaldan sebagainya
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya sebagai berikut:
1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan suatu model matematis.
3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.
5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.
PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi
sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan.
Pendekatan system member manajer cara memandang organisasi sebagai suatu
keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Sistem
pendekatan adalah sangat mendasar sehingga segala sesuatu adalah saling
berhubungan tau saling tergantung. Suatu sistem terdiri dari elemen elemen yang saling
tergangtung dan saling berhubungan dan bila elemen tersebut berinteraksi maka
membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh.
PENDEKATAN KONTINGENSI
Pendekatan kontingensi (contingency approach) dikembangkan oleh para
manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep dari
berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini
tugas seorang menejer adalah mengidentifikasikan eknik mana , pada situasi tertentu ,
dibawah keadaan tertentu , dan pada waktu tertentu dana akan membawa
pencapaintujuan manajemen.
J. Konsep Sehat dan Sakit Menurut Fisioterapi
Setiap individu memiliki potensi gerak dan dapat dikembangkan. Tetapi dalam
kenyataannya yang tersedia pada individu bukan gerak maksimal melainkan gerak aktual.
Gerak aktual ini belum tentu dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Gerak
inilah yang dimaksud gerak fungsional. Dengan kata lain gerak fungsional adalah gerak
aktual yang dapat memenuhi kebutuhan dan tepat mencapai sasaran. Sehat bagi fisioterapi
adalah bilamana potensi gerak dan kebutuhan dapat seimbang sehingga gerakan aktual
sama dengan gerakan fungsional. Oleh karena itu fisioterapi harus dibekali pengetahuan
tentang patologi, traumalogi, geriatri dan tumbuh kembang.
Sehat pada dasarnya adalah keadaan dimana bukan saja bebas dari sakit/ penyakit,
cacat atau kelemahan, tetapi suatu keadaan secara fisik, mental dan sosial.
1. Sehat bukan merupakan keadaan, tetapi merupakan keadaan yang dinamis dan
dapat ditingkatkan secara optimal sehingga manusia dapat melaksanakan kewajiban
hidup yang dibutuhkan secara optimum. Keadaan sehat yang dinamis ini dapat
berubah karena keadaan tersebut dipengaruhi oleh umur, keturunan, sosial dan
faktor-faktor lingkungan dari kondisi utuh biopsikososial individu, sehingga manusia
dapat berfungsi dan menyusaikan diri serta memenuhi kebutuhan esensial dalam
hidup sehari-hari. Setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan secara
optimal dalam batas-batas kemampuannya.
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dan berubah dipengaruhi oleh : umur,
keturunan, sosial dan faktor-faktor lingkungan dari kondisi utuh bio-psiko-sosial
individu, sehingga manusia dapat berfungsi dan menyesuaikan diri serta memenuhi
kebutuhan esensial dalam hidup sehari-hari. Setiap individu mempunyai hak untuk
memperoleh kesehatan secara optimal dalam batas-batas kemampuannya.
2. Sakit adalah suatu keadaan dengan gangguan kemampuan individu memenuhi
kebutuhan fisik, psikologik, dan sosial secara maksimal untuk berfungsi secara tepat
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Sakit juga berkaitan
dengan kemampuan individu memenuhi tanggung jawab (kewajiban) yakni dengan :
a. Adanya kelainan, gangguan kapasitas fisiknya seperti kelemahan otot,
keterbatasan jarak gerak sendi dsb.
b. Adanya perubahan metoda potensial untuk mencapai tujuan.
c. Perubahan posisi/ peran kemampuan fungsi fisiknya.
d. Penampilan kemampuan fungsional fisiknya yang berkurang baik jumlah dan
jenisnya.
Sakit adalah suatu keadaan dengan gangguan kemampuan individu memenuhi
kebutuhan fisik, fisiologik, psikologik dan sosial secara maksimal, untuk berfungsi
secara tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Tingkat
sehat seseorang pada skala bersifat dinamis, indivudual dan tergantung pada faktor-
faktor yang mempengaruhi kesehatannya. Penyakit merupakan (intrinsic situation)
yang terjadi dalam diri manusia berupa proses patologik yang bermanifestasi secara
klinik . Seseorang akan menghayati atau menyadari bahwa ia sakit (Kesehatannya
terganggu) atau merasa tidak sehat (ill health) merasa nyeri atau tidak enak
(discomfort).
Keadaan akibat sakit dapat bersifat sementara atau menetap. Keadaan sakit
dapat menimbulkan impairment, keterbatasan fungsi, ketidak-mampuan, dan
handicap. Kondisi ini tidak selalu disebabkan oleh penyakit tetapi juga didapat dari
sejak lahir. Kondisi sakit, impairment, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan dan
hendicap dipengaruhi berbagai faktor dan berhubungan erat satu dengan yang
lainnya secara sebab akibat.
Kondisi sehat dan sakit merupakan proses yang terjadi di dalam badan (organ), dari
pribadi seseorang dan kehidupan sosialnya yang berupa proses, intrinsik, ekstrinsik,
obyektifikasi dan sosialisasi dari gangguan kesehatan. Rentang sehat berada diantara dua
kutup yaitu keadaan sehat optimal pada satu kutup dan keadaan mati pada kutup yang
lain. Konsep sehat bukanlah lawannya dari sakit tetapi merupakan kondisi positif dan
dinamis yang dapat ditingkatkan, digunakan sebagai landasan untuk mencapai sasaran
fisioterapi. Dimana Fisioterapi memberikan bantuan kepada individu, keluarga dan
masyarakat dalam memenuhi kapasitas fisik dan kemampuan fungsional serta adaptasi
yang diperlukan untuk hidup aktif dalam masyarakat.
Kegiatan fisioterapi ditujukan terhadap pencapain kemampuan individu untuk
merawat dirinya, mengembangkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsionalnya serta
keterampilan fungsinal untuk aktifitas sehari-hari maupun penyesuaian kearah
keterampilan kerja agar dapat produktif. Untuk mencapai hal tersebut fisioterapi harus
dapat menyesuaikan lingkungan aktifitas individu tersebut agar lingkungan dapat
memberikan pemenuhan kebutuhan dalam interaksi individu sesuai dengan posisi dan
perannya.
Fisioterapi memegan peran yang strategis dalam proses tumbuh kembang manusia
terutama bidang motorik dan keterampilan, dan dalam membentuk individu menyesuaikan
dirinya terhadap gangguan kesehatan yang berupa impairment, keterbatasan fungsi fisik-
fungsional, ketidakmampuan, hendicap dan menolong keluarganya dalam hal membantu,
menyesuaikan dan menerima keadaan pasien tersebut.
Pendekatan pelayanan kesehatan utama menekankan pelayanan terpadu. Fisioterapi
harus berperan serta dalam mengembangkan sistem pelayanan kesehatan utama sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, yang penerapannya memanfaatkan ilmu dan tehnik tepat
guna dari fisioterapi secara efektif.
Berdasarkan konsep diatas, fisioterapis perlu dibekali teori-teori yang berhubungan
dengan tumbuh kembang manusia, ketegangan dan adaptasi (Stress-Adaptation) serta
proses perubahan kapasitas fisik dan kemampuan fungsionalnya serta keterampilan yang
berhubungan dengan persiapan dan aktifitas kerja termasuk pengetahuan interaksi dengan
lingkungannya.