Objek Formal Fisioterapi

13
G. Objek Formal Fisioterapi Ilmu filsafat memiliki obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan, yaitu gejala "manusia di dunia yang mengembara menuju akhirat". Dalam gejala ini jelas ada tiga hal menonjol, yaitu manusia, dunia, dan akhirat. Maka ada filsafat tentang manusia (antropologi), filsafat tentang alam (kosmologi), dan filsafat tentang akhirat (teologi - filsafat ketuhanan; kata "akhirat" dalam konteks hidup beriman dapat dengan mudah diganti dengan kata Tuhan). Antropologi, kosmologi dan teologi, sekalipun kelihatan terpisah, saling berkaitan juga, sebab pembicaraan tentang yang satu pastilah tidak dapat dilepaskan dari yang lain. Juga pembicaraan filsafat tentang akhirat atau Tuhan hanya sejauh yang dikenal manusia dalam dunianya. Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat. Perkembangan FT dan pendidikannya berbeda di masing-masing negara sehingga perlu adanya kesepakatan tentang kerangka konsep dan objek formal FT. Objek formal FT adalah gerak dan fungsi, berbagai statement bermunculan berkaitan dengan objek formal tersebut. Sesuai dengan IC/DH dan objek formal

Transcript of Objek Formal Fisioterapi

Page 1: Objek Formal Fisioterapi

G. Objek Formal Fisioterapi

Ilmu filsafat memiliki obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah apa

yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan, yaitu gejala "manusia di

dunia yang mengembara menuju akhirat". Dalam gejala ini jelas ada tiga hal menonjol,

yaitu manusia, dunia, dan akhirat. Maka ada filsafat tentang manusia (antropologi), filsafat

tentang alam (kosmologi), dan filsafat tentang akhirat (teologi - filsafat ketuhanan; kata

"akhirat" dalam konteks hidup beriman dapat dengan mudah diganti dengan kata Tuhan).

Antropologi, kosmologi dan teologi, sekalipun kelihatan terpisah, saling berkaitan juga,

sebab pembicaraan tentang yang satu pastilah tidak dapat dilepaskan dari yang lain. Juga

pembicaraan filsafat tentang akhirat atau Tuhan hanya sejauh yang dikenal manusia dalam

dunianya.

Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material, yang

sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan yang

bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka dihasilkanlah

sistem filsafat.

Perkembangan FT dan pendidikannya berbeda di masing-masing negara sehingga

perlu adanya kesepakatan tentang kerangka konsep dan objek formal FT. Objek formal FT

adalah gerak dan fungsi, berbagai statement bermunculan berkaitan dengan objek formal

tersebut. Sesuai dengan IC/DH dan objek formal fisioterapi, maka objek terapi fisioterapi

pada usia lanjut antara lain berupa :

1. Keterbatasan sendi (stiff joint)

2. Nyeri (pain)

3. Kelemahan otot (weakness)

4. Kontraktur/Disuse atropi

5. Proses inflamatory (peradangan non bakterial)

6. Segmental disregulasi (gangguan saraf otonom)

7. Gangguan postural

8. Hipermobility/instability

Page 2: Objek Formal Fisioterapi

9. Penurunan/keterbatasan aktivitas fungsional

Kesembilan objek terapi fisioterapi diatas merupakan problematik utama yang paling

dominan pada fisioterapi usia lanjut dengan gangguan sistem musculoskeletal. Namun

demikian, setiap item akan berbeda intervensi fisioterapinya, tergantung dari letak

gangguan anatominya serta penyebabnya. Disamping itu, perlu diklasifikasi lebih jauh dan

lengkap dari masing-masing problematik. Sebagai Contoh :

a. Keterbatasan sendi pada knee joint (articulatio genu) bagian dextra S.0°-10°-45°.

Akibat proses degeneratif osthearthrosis. Keterbatasan sendi bersifat arthrogen.

b. Keterbatasan sendi pada knee joint (articulatio genu) bagian dextra S.0°-20°-135°.

Akibat kontraktur Musculus Hamstring pasca inmobilisasi.

Dari sudut patofisiologi a dan b sangat berbeda. Pada a, gangguan sendi terjadi pada

intra articular sedangkan b terdapat pada extra articular. Pada a bisa diintervensi dengan

pemberian teknik manual, sedangkan pada b, diintervensi dengan pemberian strecthing

atau contrax relax (PNF)

Dengan demikian tujuan pemberian layanan fisioterapi yang berdasarkan obyek

formal kapasitas fisik dan kemampuan fungsional dapat dicapai yang meliputi cakupan bagi

fisioterapi medik; fisioterapi olah raga, fisioterapi kesehatan kerja, fisioterapi usia lanjut

dan fisioterapi tumbuh kembang anak.

Page 3: Objek Formal Fisioterapi

H. Ruang Lingkup dan Evolusi Manajemen

Ruang Lingkup manajemen

1. Lingkungan Luar (Eksternal)

Terdiri dari :

a. Lingkungan Umum, meliputi ekonomi, politik, hukum, sosio kultural (budaya),

teknologi, dimensi internasional (seperti globalisasi dan paham ekonomi), dan

kondisi lingkungan alam.

b. Lingkungan Khusus (Tugas), meliputi pemilik (stockholder), customer, klien,

pemasok (suplier), pesaing, suplai tenaga kerja, badan pemerintah, lembaga

keuangan, media, dan serikat pekerja.

2. Lingkungan Dalam (Internal)

Terdiri dari :

a. Manusia (specialized dan manajerial personal).

b. Finansial (sumber, alokasi, dan control dana).

c. Fisik (gedung, kantor, dll.).

d. Sistem dan Teknologi.

e. Sistem Nilai dan Budaya Organisasi.

Evolusi Manajemen

Manajemen modern berawal pada tahun 1980 yang terjadi di Eropa dan Amerika

Serikat. Perkembangan teori menajemen terjadi saat ini adalah sangatlah pesat. Oleh

karena itu , kita harus mempelajari tentang manajemen mengenai sasaran,dan

bagaimana proses perkembangan teori teori manajemen dan prinsip prinsip manajemen

itu sendiri.

Ada terdapat aliran-aliran pemikir tentang manajemen, sebagai berikut :

Page 4: Objek Formal Fisioterapi

a. Aliran klasik ( yang akan di bagi menjadi dua aliran , menejemen ilmiah dan teori

organisasi klasik )

b. Aliran hubungan manusiawi ( sering disebut aliran Neoklasik)

c. Aliran menejemen modern

Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur

pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal

sebagai prilaku organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah,dikenal

sbg aliran kuantitatif (operation research dan management science atau manajemen

operasi )

PRILAKU ORGANISASI

Perkembangan aliran prilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan

pendapat baru tentang prilaku manusia dan sistem sosial.Toko-toko aliran ini antara lain

:

1. Abraham Maslow, yang mengemukakan adanya “hirarki kebutuhan“ dalam

penjelasannya tentang prilaku manusia dan dinamimika motivasi.

2. Douglas McGregor dengn teori X dan teori Y nya.

3. Frederick Herzberg yang menguraikan teori motivasi higienis atau teori dua faktor.

4. Robert Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepemimpinan dengan

kisi-kisi manejerial (managerial grid).

5. Rensis Likert yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitian secara extensive

mengenai empat sistem manajemen, dari system 1 :exploitif-otoriatif sampai system

4: partisipatif kelompok.

6. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan

7. Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem social atau sistem antar

hubungan budaya.

8. Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi, dan lain-

lainnya.

Page 5: Objek Formal Fisioterapi

Ada beberap prinsip dasar penting yang disimpulkan dari pendapat para tokoh-

tokoh manajemen modern, yaitu sebagai berikut :

a. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu teknik secara ketat (peranan,

prosedur, prinsip)

b. Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan

pertimbangan secara hati hati.

c. Organisasi sebagai keseluruhan dan pendekatan menejer individual untuk

pengawasan sesuai dengan situasi.

d. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan

organisasi sangat dibutuhkan.

ALIRAN KUANTITATIF

Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi

(operations research) dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan

atas sukses team-team riset operasi inggris dalam perang dunia ke II. Rist operasi

kemudian diformalisasikan dan disebut aliran management science yang berfungsi

untuk penganggaran modal , manajemen aliran kas , scheduling produksi ,

pengembangan strategi produksi , perencanaan pengembangan sumber daya manusia,

penjagaan tingkat persedian yang optimaldan sebagainya

Langkah-langkah pendekatan management science biasanya sebagai berikut:

1. Perumusan masalah.

2. Penyusunan suatu model matematis.

3. Mendapatkan penyelesaian dari model.

4. Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model.

5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.

6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan-implementasi.

PENDEKATAN SISTEM

Page 6: Objek Formal Fisioterapi

Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi

sebagai suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan.

Pendekatan system member manajer cara memandang organisasi sebagai suatu

keseluruhan dan sebagai bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Sistem

pendekatan adalah sangat mendasar sehingga segala sesuatu adalah saling

berhubungan tau saling tergantung. Suatu sistem terdiri dari elemen elemen yang saling

tergangtung dan saling berhubungan dan bila elemen tersebut berinteraksi maka

membentuk suatu kesatuan yang menyeluruh.

PENDEKATAN KONTINGENSI

Pendekatan kontingensi (contingency approach) dikembangkan oleh para

manajer, konsultan dan peneliti yang mencoba untuk menerapkan konsep-konsep dari

berbagai aliran manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini

tugas seorang menejer adalah mengidentifikasikan eknik mana , pada situasi tertentu ,

dibawah keadaan tertentu , dan pada waktu tertentu dana akan membawa

pencapaintujuan manajemen.

Page 7: Objek Formal Fisioterapi

J. Konsep Sehat dan Sakit Menurut Fisioterapi

Setiap individu memiliki potensi gerak dan dapat dikembangkan. Tetapi dalam

kenyataannya yang tersedia pada individu bukan gerak maksimal melainkan gerak aktual.

Gerak aktual ini belum tentu dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Gerak

inilah yang dimaksud gerak fungsional. Dengan kata lain gerak fungsional adalah gerak

aktual yang dapat memenuhi kebutuhan dan tepat mencapai sasaran. Sehat bagi fisioterapi

adalah bilamana potensi gerak dan kebutuhan dapat seimbang sehingga gerakan aktual

sama dengan gerakan fungsional. Oleh karena itu fisioterapi harus dibekali pengetahuan

tentang patologi, traumalogi, geriatri dan tumbuh kembang.

Sehat pada dasarnya adalah keadaan dimana bukan saja bebas dari sakit/ penyakit,

cacat atau kelemahan, tetapi suatu keadaan secara fisik, mental dan sosial.

1. Sehat bukan merupakan keadaan, tetapi merupakan keadaan yang dinamis dan

dapat ditingkatkan secara optimal sehingga manusia dapat melaksanakan kewajiban

hidup yang dibutuhkan secara optimum. Keadaan sehat yang dinamis ini dapat

berubah karena keadaan tersebut dipengaruhi oleh umur, keturunan, sosial dan

faktor-faktor lingkungan dari kondisi utuh biopsikososial individu, sehingga manusia

dapat berfungsi dan menyusaikan diri serta memenuhi kebutuhan esensial dalam

hidup sehari-hari. Setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan secara

optimal dalam batas-batas kemampuannya.

Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dan berubah dipengaruhi oleh : umur,

keturunan, sosial dan faktor-faktor lingkungan dari kondisi utuh bio-psiko-sosial

individu, sehingga manusia dapat berfungsi dan menyesuaikan diri serta memenuhi

kebutuhan esensial dalam hidup sehari-hari. Setiap individu mempunyai hak untuk

memperoleh kesehatan secara optimal dalam batas-batas kemampuannya.

2. Sakit adalah suatu keadaan dengan gangguan kemampuan individu memenuhi

kebutuhan fisik, psikologik, dan sosial secara maksimal untuk berfungsi secara tepat

sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Sakit juga berkaitan

dengan kemampuan individu memenuhi tanggung jawab (kewajiban) yakni dengan :

Page 8: Objek Formal Fisioterapi

a. Adanya kelainan, gangguan kapasitas fisiknya seperti kelemahan otot,

keterbatasan jarak gerak sendi dsb.

b. Adanya perubahan metoda potensial untuk mencapai tujuan.

c. Perubahan posisi/ peran kemampuan fungsi fisiknya.

d. Penampilan kemampuan fungsional fisiknya yang berkurang baik jumlah dan

jenisnya.

Sakit adalah suatu keadaan dengan gangguan kemampuan individu memenuhi

kebutuhan fisik, fisiologik, psikologik dan sosial secara maksimal, untuk berfungsi

secara tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Tingkat

sehat seseorang pada skala bersifat dinamis, indivudual dan tergantung pada faktor-

faktor yang mempengaruhi kesehatannya. Penyakit merupakan (intrinsic situation)

yang terjadi dalam diri manusia berupa proses patologik yang bermanifestasi secara

klinik . Seseorang akan menghayati atau menyadari bahwa ia sakit (Kesehatannya

terganggu) atau merasa tidak sehat (ill health) merasa nyeri atau tidak enak

(discomfort).

Keadaan akibat sakit dapat bersifat sementara atau menetap. Keadaan sakit

dapat menimbulkan impairment, keterbatasan fungsi, ketidak-mampuan, dan

handicap. Kondisi ini tidak selalu disebabkan oleh penyakit tetapi juga didapat dari

sejak lahir. Kondisi sakit, impairment, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan dan

hendicap dipengaruhi berbagai faktor dan berhubungan erat satu dengan yang

lainnya secara sebab akibat.

Kondisi sehat dan sakit merupakan proses yang terjadi di dalam badan (organ), dari

pribadi seseorang dan kehidupan sosialnya yang berupa proses, intrinsik, ekstrinsik,

obyektifikasi dan sosialisasi dari gangguan kesehatan. Rentang sehat berada diantara dua

kutup yaitu keadaan sehat optimal pada satu kutup dan keadaan mati pada kutup yang

lain. Konsep sehat bukanlah lawannya dari sakit tetapi merupakan kondisi positif dan

dinamis yang dapat ditingkatkan, digunakan sebagai landasan untuk mencapai sasaran

fisioterapi. Dimana Fisioterapi memberikan bantuan kepada individu, keluarga dan

Page 9: Objek Formal Fisioterapi

masyarakat dalam memenuhi kapasitas fisik dan kemampuan fungsional serta adaptasi

yang diperlukan untuk hidup aktif dalam masyarakat.

Kegiatan fisioterapi ditujukan terhadap pencapain kemampuan individu untuk

merawat dirinya, mengembangkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsionalnya serta

keterampilan fungsinal untuk aktifitas sehari-hari maupun penyesuaian kearah

keterampilan kerja agar dapat produktif. Untuk mencapai hal tersebut fisioterapi harus

dapat menyesuaikan lingkungan aktifitas individu tersebut agar lingkungan dapat

memberikan pemenuhan kebutuhan dalam interaksi individu sesuai dengan posisi dan

perannya.

Fisioterapi memegan peran yang strategis dalam proses tumbuh kembang manusia

terutama bidang motorik dan keterampilan, dan dalam membentuk individu menyesuaikan

dirinya terhadap gangguan kesehatan yang berupa impairment, keterbatasan fungsi fisik-

fungsional, ketidakmampuan, hendicap dan menolong keluarganya dalam hal membantu,

menyesuaikan dan menerima keadaan pasien tersebut.

Pendekatan pelayanan kesehatan utama menekankan pelayanan terpadu. Fisioterapi

harus berperan serta dalam mengembangkan sistem pelayanan kesehatan utama sesuai

dengan kebutuhan masyarakat, yang penerapannya memanfaatkan ilmu dan tehnik tepat

guna dari fisioterapi secara efektif.

Berdasarkan konsep diatas, fisioterapis perlu dibekali teori-teori yang berhubungan

dengan tumbuh kembang manusia, ketegangan dan adaptasi (Stress-Adaptation) serta

proses perubahan kapasitas fisik dan kemampuan fungsionalnya serta keterampilan yang

berhubungan dengan persiapan dan aktifitas kerja termasuk pengetahuan interaksi dengan

lingkungannya.