obat
-
Upload
nrahma-trisna-putri -
Category
Documents
-
view
39 -
download
0
description
Transcript of obat
-
5/27/2018 obat
1/20
Tugas Kimia Fisika-Obat1
TUGAS
KIMIA FARMASI
Oleh
Nur Rahmawati T.P
103194220
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
2013
DAFTAR ISI
-
5/27/2018 obat
2/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
1. Obat ................................................................................................................................. 3Pengertian Obat ............................................................................................................... 3
Penggolongan Obat ......................................................................................................... 4
Peran Obat ....................................................................................................................... 5
2. Cara Penggunaan Obat .................................................................................................... 63. Rute Perjalanan Obat ...................................................................................................... 11
a. Fase Farmasetik .......................................................................................................... 11b. Fase Farmakokinetik .................................................................................................. 15c. Fase Farmakodinamik ................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 20
1. Obata. Pengertian Obat
Obat merupakan senyawa suatu molekul kimia yang bioaktif, yaitu komponen
aktif obat yang bertujuan untuk mempengaruhi fungsi tubuh dan khususnya untuk
-
5/27/2018 obat
3/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 3
mencegah penyakit meringankan atau menyembuhkan. Dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.193/Kab/B.VII/71, dikatakan bahwa obat adalah suatu bahan atau
paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis,
mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan No.917/Menkes/Per/x/1993, obat (jadi) adalah sediaan atau paduan-
paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Menurut Ansel dalam Sanjoyo (2010:1), obat
adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta mengobati atau
mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Menurut Batubara (2008), obat adalah zat
kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi. Dalam WHO, obat didefinisikan
sebagai zat yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik atau psikis. Sedangkan menurut
Kebijakan Obat Nasional (KONAS), obat adalah sediaan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologis atau kondisi patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dari rasa sakit, gejala sakit,
dan/atau penyakit, untuk meningkatkan kesehatan, dan kontrasepsi. Dalam pengertian
umum, obat adalah suatu substansi yang melalui efek kimianya membawa perubahandalam fungsi biologik (Katzung, 2007). Obat merupakan senyawa suatu molekul kimia
yang bioaktif, yaitu komponen aktif obat yang bertujuan untuk mempengaruhi fungsi
tubuh dan khususnya untuk mencegah penyakit meringankan atau menyembuhkan.
Gambar 1: Macam-Macam Obat
b.Penggolongan ObatObat digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:
-
5/27/2018 obat
4/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 4
1) Obat Bebas, merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepilingkaran berwarna hitam..
Gambar 2: Tanda Obat Bebas dan Contohnya
Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa
analgetik-antipiretik, dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat dibeli bebas di
Apotek, toko obat, toko kelontong, warung.
2) Obat Bebas Terbatas, merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna birudengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat-obat yang umunya masuk ke dalam
golongan ini antara lain obat batuk, obat influenza, obat penghilang rasa sakit dan
penurun panas pada saat demam (analgetik-antipiretik), beberapa suplemen vitamin dan
mineral, dan obat-obat antiseptika, obat tetes mata untuk iritasi ringan. Obat golongan ini
hanya dapat dibeli di Apotek dan toko obat berizin.
Gambar 3 : Tanda Obat Bebas Terbatas dan Contohnya
Dalam obat bebas terbatas biasanya terdapat juga tanda seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4: Tanda Peringatan pada Obat Bebas Terbatas
3)Obat Keras, merupakan obat yang pada kemasannya ditandai dengan lingkaran yangdidalamnya terdapat huruf K berwarna merah yang menyentuh tepi lingkaran yang
berwarna hitam. Obat keras merupakan obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep
dokter. Obat-obat yang umumnya masuk ke dalam golongan ini antara lain obat jantung,
obat darah tinggi/hipertensi, obat darah rendah/antihipotensi, obat diabetes, hormon,
-
5/27/2018 obat
5/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 5
antibiotika, dan beberapa obat ulkus lambung. Obat golongan ini hanya dapat diperoleh
di Apotek dengan resep dokter.
Gambar 5 : Tanda Obat Keras dan Contohnya
4)Obat Narkotika, merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanamanbaik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan (UURI No. 22 Th 1997 tentang Narkotika). Obat ini pada
kemasannya ditandai dengan lingkaran yang didalamnya terdapat palang (+) berwarna
merah.
Gambar 6 : Tanda Obat Narkotika dan Contohnya
Obat narkotika bersifat adiksi dan penggunaannya diawasi dengan ketat, sehingga
obat golongan narkotika hanya diperoleh di Apotek dengan resep dokter asli (tidak
dapat menggunakan kopi resep). Contoh dari obat narkotika antara lain: opium, coca,
ganja/marijuana, morfin, heroin, dan lain sebagainya. Dalam bidang kesehatan, obat-
obat narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan analgetik/obat
penghilang rasa sakit.
c. Peran ObatPeran obat secara umum adalah sebagai berikut:
1)penetapan diagnosa2) untuk pencegahan penyakit3) menyembuhkan penyakit4) memulihkan (rehabilitasi) kesehatan5) mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu6)peningkatan kesehatan7)
mengurangi rasa sakit
-
5/27/2018 obat
6/20
Tugas Kimia Fisika-Obat6
2. Cara Penggunaan ObatNo.
Cara penggunaan
ObatBentuk sediaan Contoh
1. Oral (obat yang cara
penggunaannya
masuk melalui mulut)
Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung mengandung
satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan
`Acyclovir (antivirus cacar air)
Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut.
Biothicol
Larutan(sulotio)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara
peracikan, atau penggunaannya,tidak dimasukan dalam golongan produk
lainnya. Dapat juga dikatakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut
yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
Sirup obat batuk OBH
Pil (pilulae) Pil KB andalan
-
5/27/2018 obat
7/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 7
No.Cara penggunaan
ObatBentuk sediaan Contoh
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat.
Serbuk (Pulvis)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian luar.
Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
puyer obat sakit kepala
2.
Sublingual
(Cara penggunaannya,
obat ditaruh dibawah
lidah. Tujuannya
supaya efeknya lebih
cepat karena pembuluh
darah bawah lidah
Tablet hisap
bentuknya seperti tablet, tidak ditelan tetapi dihisapMelatonin
-
5/27/2018 obat
8/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 8
No.Cara penggunaan
ObatBentuk sediaan Contoh
merupakan pusat sakit)
3.
Parenteral
Digunakan tanpa
melalui mulut, atau
dapat dikatakan obat
dimasukkan de dalam
tubuh selain saluran
cerna. Tujuannya tanpa
melalui saluran
pencernaan dan
langsung ke pembuluh
darah.
Sediaan ini diberikan dengan cara menyuntikkan obat di bawah atau melalui
satu atau lebih lapisan kulit atau membrane mukosa. Karena rute ini disekitar
daerah pertahanan yang sangat tinggi dari tubuh, yaitu kulit dan
selaput/membrane mukosa, maka kemurniaan yang sangat tinggi dari sediaan
harus diperhatikan. Yang dimaksud dengan kemurnian yang tinggi itu antara
lain harus steril.
Larutan yang mengandung bakteri gram positif-negatif dapat saja
memberikan reaksi demam atau pirogenik walaupun larutan injeksi tersebut
steril. Reaksi demam atau pirogen ini disebabkan oleh adanya fragmen
dinding sel bakteri yang disebut endotoksin. Adanya endotoksin yang
ditandai dengan reaksi demam itu merupakan pertanda bahwa selama proses
produksi terjadi kontaminasi mikroba pada produk
insulin
4.
Inhalasi
(Penggunaannya
dengan cara disemprot
ke hidung/mulut)
Sediaan obatnya berupa beberapa campuran obat yang padat/cair mudahmenguap dan gas sehingga dapat disemprotkan ke hidung/mulut
Alupent, Becotide, Barotec, Bicasma,
dan Seretide
-
5/27/2018 obat
9/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 9
No.Cara penggunaan
ObatBentuk sediaan Contoh
5.
Rektal
Cara penggunaannya
melalui dubur atau
anus
Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rektal, vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut
pada suhu tubuh.
Dulcolax dan microlax
6.
Topikal
(Obat yang sifatnya
local)
Obat tetes (guttae)
Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan
untuk obat dalam atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang
dihasilkan penetes baku yang disebutkan farmakope Indonesia
Obat tetes mata dan obat tetes telinga
Salep (unguenta)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada
kulit atau selaput lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat
yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus
larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
-
5/27/2018 obat
10/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 10
No.Cara penggunaan
ObatBentuk sediaan Contoh
7.
Injeksi
(dengan cara
menyuntikkan obat ke
tubuh pasien)
Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan,
yang disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui
kulit atau selaput lendir. Tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat
diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
Pitogin
-
5/27/2018 obat
11/20
Tugas Kimia Fisika-Obat11
3. Rute Perjalanan ObatUntuk dapat mencapai tempat kerjanya, banyak proses yang harus dilalui obat. Proses
itu terdiri dari 3 fase, yaitu fase farmasetik, fase farmakokinetik, dan fase farmakodinamik.
Skema 1 perjalanan obat dalam tubuh
Fase farmasetik merupakan fase yang dipengaruhi oleh cara pembuatan obat, bentuk
sediaan obat, dan zat tambahan yang digunakan. Fase selanjutnya yaitu fase farmakokinetik,
merupakan proses kerja obat pada tubuh .Suatu obat selain dipengaruhi oleh sifat fisika kimia
obat (zat aktif), juga dipengaruhi oleh sifat fisiologi tubuh, dan jalur atau rute pemberian obat..
Dalam beberapa hal, obat dapat langsung diberikan pada tempatnya bekerja, atau obat dapat
diberikan melalui intravena maupun per oral. Fase selanjutnya yaitu fase farmakodinamik.
Proses ini merupakan pengaruh tubuh pada obat. Fase ini menjelaskan bagaimana obat
berinteraksi dengan reseptornya ataupun pengaruh obat terhadap fisiologi tubuh. Fase
farmakodinamik dipengaruhi oleh struktur kimia obat, jumlah obat yang sampai pada reseptor,
dan afinitas obat terhadap reseptor dan sifat ikatan obat dengan reseptornya. Berikut penjelasan
lebih lanjut :
1)Fase farmasetikFase ini meliputi waktu mulai penggunaan sediaan obat melalui mulut hingga
pelepasan zat aktifnya ke dalam cairan tubuh. Sebagai contoh tablet mengandung hanya
5-10% zat aktif, 90% zat tambahan terdiri dari 80% zat pengencer, zat pengikat dan
10% zat penghancur tablet. Yang penting dalam hubungannya dengan fase ini adalah
ketersediaan farmasi dari zat aktifnya, yaitu obat siap diabsorbsi.
Menurut Banker (1994) dalam Lachman (1994), sediaan tablet merupakan bentuk
sediaan farmasi yang paling banyak tantangan dalam mendesain dan membuatnya untuk
memperoleh bioavailabilitas (ketersediaan hayati) obat penuh dan dapat dipercaya serta
kekompakan kohesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Walaupun obat telah baik
proses pengempaannya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah dengan bioavailabilitas
-
5/27/2018 obat
12/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 12
obat, masih banyak hal lain yang harus diperhatikan dalam proses farmasetik obat, mulai
dari penampilan obat, pembubukan, atau pengelupasan dalam botol selama pengepakan atau
penanganan. Penambahan pengikat, perekat atau peningkatan tekanan kempa dapat
mempengaruhi waktu hancur tablet, kecepatan melarut tablet, dan mungkin bioavailabilitas
obat.
Fase biofarmasetik dapat diuraikan dalam tiga tahap utama, yaitu L.D.A yang
berarti Liberasi (pelepasan), Disolusi (Pelarutan), dan Absorpsi (penyerapan. Seperti
halnya dengan sistem A.D.M.E pada nasib zat aktif in vivo, maka ketiga tahap L.D.A
berbeda pada setiap jalur.
a.Liberasi (Pelepasan)Apabila seorang penderita menerima obat berarti ia mendapatkan zat aktif yang
diformula dalam bentuk sediaan dan dengan dosis tertentu. Obat pada mulanya
merupakan depot zat aktif yang jika mencapai tempat penyerapan akan segera
diserap (Drug delivery system dalam istilah anglo-sakson). Proses pelepasan zat aktif
dari bentuk sediaan cukup rumit dan tergantung pada jalur pemberian dan bentuk
sediaan, serta dapat terjadi secara cepat dan lengkap. Pelepasan zat aktif dipengruhi
oleh keadaaan lingkungan biologis dan mekanis pada tempat pemasukan obat,
misalnya gerak peristaltic usus, dan hal ini penting untuk bentuk sediaan yang keras
atau kenyal (tablet, suppositoria dll).Sebagaimana diketahui, tahap pelepasan ini dapat dibagi dalam dua tahap yaitu
tahap pemecahan dan peluruhan misalnya untuk sebuah tablet. Dari tahap pertama ini
diperoleh suatu disperse halus padatan zat aktif dalam cairan di tempat obat masuk
ke dalam tubuh.
b.Disolusi(Pelarutan)Setelah terjadi pelepasan yang bersifat setempat, maka tahap kedua adalah
pelarutan zat aktif yang terjadi secara progresif, yaitu pembentukan disperse
molekuler dalam air. Tahap kedua ini merupakan keharusan agar selanjutnya terjadi
penyerapan. Tahap ini juga diterapkan pada obat-obtan yang dibuat dalam bentuk
larutan zat aktif dalam minyak, tetapi yang terjadi adalah proses ekstraksi
(penyarian). Setelah pemberian sediaan larutan, secara in situ dapat timul endapan
zat aktif yang biasanya berbentuk amorf sebagai akibat perubahan pH dan endapan
tersebut selanjutnya akan melarut lagi.
c. Absorpsi (Penyerapan)Tahap ini merupakan bagian dari fase biofarmasetik dan awal fase
farmakokinetik, jadi tahap ini benar-benar merupakan masuknya zat aktif dalam
-
5/27/2018 obat
13/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 13
tubuh yang aturan-aturannya ditengarai oleh pemahaman ketersediaan hayati
(bioavabilitas).
Penyerapan zat aktif tergantung pada bagian parameter, terutama sifat fisika-
kimia molekul obat. Absorpsi ini tergantung juga pada tahap sebelumnya yairu saatzat aktifnya berada dalam fase biofarmasetik.
Dengan demikian proses penyerapan zat aktif terjadi apabila sebelumnya sudah
dibebaskan dari sediaan dan sudah melarut dalam cairan biologi setempat. Tahap
pelepasan dan pelarutan zat aktif merupakan tahap penentu pada proses penyerapan
zat aktif, baik dalam hal jumlah yang diserap maupun laju penyerapannya.
d. Bioavabilitas(Ketersediaan hayati)Gabungan pengertian laju penyerapan dan jumlah yang diserap pada fase
disposisi obat dalam tubuh menghasilkan konsep keersediaan hayati. Profil
keberadaan bahan obat di dalam darah fungsi dari waktu disebut pula profil
bioavabilitas atau profil ketersediaan hayati. Profil ini menggambarkan interaksi
antara fase ketersediaan zat aktif dan fase disposisinya. Selain itu profil tersebut juga
mengungkapkan nasib obat di dalam tubuh yang tidak diketahui sebelumnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi L.D.A
a)Faktor fisikokimiaFaktor fisika
Ukuran partikel :Penurunan ukuran partikel dapat mempengaruhi laju absorbsidan kelarutannya.
Bentuk kristal dan amorf : bentuk kristal umumnya lebih sukar larut dari padabentuk amorfnya
Solvat dan hidrat : selama kristalisasi molekul air dan pelarut dapat berikatankuat dengan zat aktifnya menghasilkan solfat , bila pelarut air terbentuk hidrat.
Faktor kimia
Pengaruh pembentukan garam : untuk mengubah senyawa asam dan basa yangsukar larut dalam air sehingga mempengaruhi laju kelarutannya
Pengaruh pembentukan ester : menghambat atau memperpanjang aksi zat aktifb) Faktor fisiologi Permukaan penyerap
-
5/27/2018 obat
14/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 14
Lambung tidak mempunyai permukaan penyerap yang berarti
dibandingkan dengan usus halus. Namun mukosa lambung dapat menyerap obat
yang diberikan peroral dan tergantung pada keadaan, lama kontak menentukan
terjadinya penyerapan pasfi dari zat aktif lipofil dan bentuk tak terionkan pada
PH lambung yang asam.Penyerapan pasif dapat terjadi pada usus halus secara
kuat pada daerah tertentu tanpa mengabaikan peranan PH yang akan
mengionisasi zat aktif atau menyebabkan pengendapan sehingga penyerapan
hanya terjadi pada daerah tertentu. Suatu alkaloida yang larut dan terionkan
dalam cairan lambung,secara teori kurang diserap. Bila PH menjadi netral atau
alkali, bentuk basanya akan mengendap pada PH 5,5. Bentuk basa tersebut
kadang-kadang sangat tidak larut untuk dapat diserap dalam jumlah yang cukup .
Oleh sebab itu harus dirancang suatu sediaan dengan pelepasan dan pelarutan zat
aktif yang cepat.
UmurSaluran cerna pada bayi yang baru lahir bersifat sangat permeabel
dibandingkan bayi yang berumur beberapa bulan .Pada bayi dan anak-anak,
sebagian sisttem enzimatik belum berfungsi sempurna sehingga dapat terjadi
dosis lebih pada zat aktif tertentu yang disebabkan tidak sempurnyanya proses
detiksifikasi metabolik, atau karena penyerapan yang tidak sempurna dan karenagangguan saluran cerna.
Sifat membran biologicSifat membran biologik sel-sel penyerap pada mukosa pencernaan akan
mempengaruhi proses penyerapan. Sifat utama lipida memungkinkan terjadinya
difusi pasif zat aktif dengan sifat lipofil tertentu dari bentuk yang terinkan di
lambung dan terutama di usus besar.
c)Faktor PatologiFaktor penghambat dan penurunan efek obat :
Gangguan penyerapan di saluran cerna, karena adanya perubahan transit getahlambung dan keadaan mukosa usus.
Penurunan absorbsi parenteral karena penurunan laju aliran darah Peningkatan eliminasi zat aktif melalui ginjal , karena alkalosis atau asidosis.Faktor penghambat dan peningkat efek obat :
Peningkatan penyerapan karena terjadi kerusakan membranpada tempat kontak Insufisiensi hati Insufisiensi ginjal
-
5/27/2018 obat
15/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 15
Gangguan pada sistem endokrin berakibat pada penekanan2)Fase farmakokinetik
Farmakokinetika merupakan aspek farmakologi yang mencakup nasib obat dalam
tubuh yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresinya (ADME).Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian umunya
mengalami absorpsi, distribusi, dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan
menimbulkan efek. Kemudian dengan atau tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari
dalam tubuh. Seluruh proses ini disebut dengan proses farmakokinetika dan berjalan
serentak seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini
-
5/27/2018 obat
16/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 16
Gambarproses farmakokinetika obat
Pada tahap farmakokinetik menngalami fase-fase diantaranya sebagai berikut :
a.AbsorpsiAbsorpsi dan Bioavailabilitas.Kedua istilah tersebut tidak sama artinya. Absorpsi,
yang merupakan proses penyerapan obat dari tempat pemberian, menyangkut
kelengkapan dan kecepatan proses tersebut. Kelengkapan dinyatakan dalam persen dari
jumlah obat yang diberikan. Tetapi secara klinik, yang lebih penting ialah
bioavailabilitas. Istilah ini menyatakan jumlah obat, dalam persen terhadap dosis, yang
mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif. Ini terjadi karena untuk obat-obat
tertentu, tidak semua yang diabsorpsi dari tempat pemberian akan mencapai sirkulasi
sestemik. Sebagaian akan dimetabolisme oleh enzim di dinding ususpada pemberian oral
dan/atau di hati pada lintasan pertamanya melalui organ-organ tersebut. Metabolisme ini
disebut metabolisme atau eliminasi lintas pertama (first pass metabolism or elimination)
atau eliminasi prasistemik. Obat demikian mempunyai bioavailabilitas oral yang tidak
begitu tinggi meskipun absorpsi oralnya mungkin hampir sempurna. Jadi istilah
bioavailabilitas menggambarkan kecepatan dan kelengkapan absorpsi sekaligus
metabolisme obat sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Eliminasi lintas pertama ini
dapat dihindari atau dikurangi dengan cara pemberian parenteral (misalnya lidokain),
sublingual (misalnya nitrogliserin), rektal, atau memberikannya bersama makanan.
b. Distribusi
-
5/27/2018 obat
17/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 17
Setelah diabsorpsi, obat akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah.
Selain tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat
fisikokimianya. Distribusi obat dibedakan atas 2 fase berdasarkan penyebarannya di
dalam tubuh. Distribusi fase pertama terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke organ
yang perfusinya sangat baik misalnya jantung, hati, ginjal, dan otak. Selanjutnya,
distribusi fase kedua jauh lebih luas yaitu mencakup jaringan yang perfusinya tidak
sebaik organ di atas misalnya otot, visera, kulit, dan jaringan lemak. Distribusi ini baru
mencapai keseimbangan setelah waktu yang lebih lama. Difusi ke ruang interstisial
jaringan terjadi karena celah antarsel endotel kapiler mampu melewatkan semua molekul
obat bebas, kecuali di otak. Obat yang mudah larut dalam lemak akan melintasi
membran sel dan terdistribusi ke dalam otak, sedangkan obat yang tidak larut dalam
lemak akan sulit menembus membran sel sehingga distribusinya terbatas terurama di
cairan ekstrasel. Distribusi juga dibatasi oleh ikatan obat pada protein plasma, hanya
obat bebas yang dapat berdifusi dan mencapai keseimbangan. Derajat ikatan obat dengan
protein plasma ditentukan oleh afinitas obat terhadap protein, kadar obat, dan kadar
proteinnya sendiri. Pengikatan obat oleh protein akan berkurang pada malnutrisi berat
karena adanya defisiensi protein.
c. MetabolismeBiotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur kimia
obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim. Pada proses ini molekul obat
diubah menjadi lebih polar, artinya lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam
lemak sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya obat
menjadi inaktif, sehingga biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat.
Tetapi, ada obat yang metabolitnya sama aktif, lebih aktif, atau tidak toksik. Ada obat
yang merupakan calon obat (prodrug) justru diaktifkan oleh enzim biotransformasi ini.
Metabolit aktif akan mengalami biotransformasi lebih lanjut dan/atau diekskresi
sehingga kerjanya berakhir.
Enzim yang berperan dalam biotransformasi obat dapat dibedakan berdasarkan
letaknya dalam sel, yakni enzim mikrosom yang terdapat dalam retikulum endoplasma
halus (yang pada isolasi in vitro membentuk mikrosom), dan enzim non-mikrosom.
Kedua macam enzim metabolisme ini terutama terdapat dalam sel hati, tetapi juga
terdapat di sel jaringan lain misalnya ginjal, paru, epitel, saluran cerna, dan plasma.
d. EkskresiObat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk
metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Obat atau metabolit polar
diekskresi lebih cepat daripada obat larut lemak, kecuali pada ekskresi melalui paru.
-
5/27/2018 obat
18/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 18
Ginjal merupakan organ ekskresi yang terpenting. Ekskresi disini merupakan resultante
dari 3 proses, yakni filtrasi di glomerulus, sekresi aktif di tubuli proksimal, dan
rearbsorpsi pasif di tubuli proksimal dan distal.
Ekskresi obat melalui ginjal menurun pada gangguan fungsi ginjal sehingga dosis
perlu diturunkan atau intercal pemberian diperpanjang. Bersihan kreatinin dapat
dijadikan patokan dalam menyesuaikan dosis atau interval pemberian obat.
Ekskresi obat juga terjadi melalui keringat, liur, air mata, air susu, dan rambut,
tetapi dalam jumlah yang relatif kecil sekali sehingga tidak berarti dalam pengakhiran
efek obat. Liur dapat digunakan sebagai pengganti darah untuk menentukan kadar obat
tertentu. Rambut pun dapat digunakan untuk menemukan logam toksik, misalnya arsen,
pada kedokteran forensik.
3)Fase farmakodinamikaFarmakodinamika mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia berbagai
organ tubuh serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah
untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui
urutan peristiwa serta spektrum efek dan respon yang terjadi. Pengetahuan yang baik
mengenai hal ini merupakan dasar terapi rasional dan berguna dalam sintesis obat baru.
a. Mekanisme Kerja ObatEfek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu
organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi
dan fisiologi yang merupakan respons khas untuk obat tersebut. Reseptor obat
merupakan komponen makromolekul fungsional yang mencakup 2 konsep penting.
Pertama, bahwa obat dapat mengubah kecepatan kegiatan faal tubuh. Kedua, bahwa obat
tidak menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang sudah ada.
Walaupun tidak berlaku bagi terapi gen, secara umum konsep ini masih berlaku sampai
sekarang. Setiap komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor
obat, tetapi sekelompok reseptor obat tertentu juga berperan sebagai reseptor yang ligand
endogen (hormon, neurotransmitor). Substansi yang efeknya menyerupai senyawa
endogen disebut agonis. Sebaliknya, senyawa yang tidak mempunyai aktivitas intrinsik
tetapi menghambat secara kompetitif efek suatu agonis di tempat ikatan agonis (agonist
binding site) disebut antagonis.
b. Reseptor ObatStruktur kimia suatu obat berhubunga dengan afinitasnya terhadap reseptor dan
aktivitas intrinsiknya, sehingga perubahan kecil dalam molekul obat, misalnyaperubahan stereoisomer, dapat menimbulkan perubahan besar dalam sidat
-
5/27/2018 obat
19/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 19
farmakologinya. Pengetahuan mengenai hubungan struktur aktivitas bermanfaat dalam
strategi pengembangan obat baru, sintesis obat yang rasio terapinya lebih baik, atau
sintesis obat yang selektif terhadap jaringan tertentu. Dalam keadaan tertentu, molekul
reseptor berinteraksi secara erat dengan protein seluler lain membentuk sistem reseptor-
efektor sebelum menimbulkan respons.
c. Transmisi Sinyal BiologisPenghantaran sinyal biologis ialah proses yang menyebabkan suatu substansi
ekstraseluler (extracellular chemical messenger) menimbulkan suatu respons seluler
fisiologis yang spesifik. Sistem hantaran ini dimulai dengan pendudukan reseptor yang
terdapat di membran sel atau di dalam sitoplasmaoleh transmitor. Kebanyakan
messenger ini bersifat polar. Contoh, transmitor untuk reseptor yang terdapat di
membran sel ialah katekolamin, TRH, LH. Sedangkan untuk reseptor yang terdapat
dalam sitoplasma ialah steroid (adrenal dan gonadal), tiroksin, vitamin D.
d. Interaksi Obat-ReseptorIkatan antara obat dan reseptor misalnya ikatan substrat dengan enzim, biasanya
merupakan ikatan lemah (ikatan ion, hidrogen, hidrofobik, van der Waals), dan jarang
berupa ikatan kovalen.
Antagonisme Farmakodinamika. Secara farmakodinamika dapat dibedakan 2 jenis
antagonisme, yaitu antagonisme fisiologik dan antagonisme pada reseptor. Selain itu,
antagonisme pada reseptor dapat bersifat kompetitif atau nonkompetitif. Antagonisme
merupakan peristiwa pengurangan atau penghapusan efek suatu obat oleh obat lain.
Peristiwa ini termasuk interaksi obat. Obat yang menyebabkan pengurangan efek disebut
antagonis, sedang obat yang efeknya dikurangi atau ditiadakan disebut agonis. Secara
umum obat yang efeknya dipengaruhi oleh obat lain disebut obat objek, sedangkan obat
yang mempengaruhi efek obat lain disebut obat presipitan.
e. Kerja Obat yang tidak Diperantarai ReseptorDalam menimbulkan efek, obat tertentu tidak berikatan dengan reseptor. Obat-obat
ini mungkin mengubah sifat cairan tubuh, berinteraksi dengan ion atau molekul kecil,
atau masuk ke komponen sel.
f. Efek ObatEfek obat yaitu perubahan fungsi struktur (organ)/proses/tingkah laku organisme
hidup akibat kerja obat.
-
5/27/2018 obat
20/20
Tugas Kimia Fisika-Obat 20
Daftar pustaka
Anief.1995.Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan.Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Anonim.2013. Fase Biofarmasetik.http://allaboutly.wordpress.com/2013/04/04/fase-biofarmasetik.diakses pada tanggal 30 september 2013
Aznam, Nurfina. 2011.Diktat Kuliah Kimia Farmasi. Yogyakarta:Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2006.Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan
Bebas Terbatas.Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Mitarlis.2011. Handout Kimia Farmasi. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA UNESA
Sanjoyo. Raden.(tanpa tahun). Obat (Biomedik Farmakologi). Yogyakarta:D3 Rekam Medis
FMIPA Universitas Gadjah Mada.(online).http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id.diakses
pada tanggal 30 September 2013
Tari, Ayu Rezki.2011.Jenis-Jenis Obat.(Online).
http://aayyuu2011.student.umm.ac.id/2011/08/05/jenis-jenis-obat. diakses pada
tanggal 30 September 2013
http://allaboutly.wordpress.com/2013/04/04/fase-biofarmasetikhttp://allaboutly.wordpress.com/2013/04/04/fase-biofarmasetikhttp://allaboutly.wordpress.com/2013/04/04/fase-biofarmasetikhttp://allaboutly.wordpress.com/2013/04/04/fase-biofarmasetikhttp://www.yoyoke.web.ugm.ac.id/http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id/http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id/http://aayyuu2011.student.umm.ac.id/2011/08/05/jenis-jenis-obathttp://aayyuu2011.student.umm.ac.id/2011/08/05/jenis-jenis-obathttp://aayyuu2011.student.umm.ac.id/2011/08/05/jenis-jenis-obathttp://www.yoyoke.web.ugm.ac.id/http://allaboutly.wordpress.com/2013/04/04/fase-biofarmasetikhttp://allaboutly.wordpress.com/2013/04/04/fase-biofarmasetik