OBAT PREMEDIKASI

3
OBAT PREMEDIKASI a) Sulfas atropin 0,25 mg : Antikolinergik Atropin dapat mengurangi sekresi dan merupakan obat pilihanutama untuk mengurangi efek bronchial dan kardial yang berasal dariperangsangan parasimpatis, baik akibat obat atau anestesikummaupun tindakan lain dalam operasi. Disamping itu efek ainnya adalah melemaskan tonus otot polos organ-organ dan menurunkanspasme gastrointestinal. Perlu diingat bahwa obat ini tidak mencegah timbulnya laringospame yang berkaitan dengan anestesi umum. Setelah penggunaan obat ini (golongan baladona) dalam dosisterapeutik ada perasaan kering dirongga mulut dan penglihatan jadikabur. Karena itu sebaiknya obat ini tidak digunakan untuk anestesi regional atau lokal. Pemberiannya harus hati-hati pada penderitadengan suhu diatas normal dan pada penderita dengan penyakit jantung khususnya fibrilasi aurikuler.Atropin tersedia dalam bentuk atropin sulfat dalam ampul 0,25mg dan 0,50 mg. Diberikan secara suntikan subkutis, intramuscular atau intravena dengan dosis 0,5-1 mg untuk dewasa dan 0,015mg/kgBB untuk anak-anak. b) Hipnoz 2 mg (Midazolam) : obat penenang(transquilaizer) Midazolam adalah obat induksi tidur jangka pendek untukpremedikasi, induksi dan pemeliharaan anestesi . Dibandingkandengan diazepam, midazolam bekerja cepat karena transformasimetabolitnya cepat dan lama kerjanya singkat. Pada pasien orang tuadengan perubahan organik otak atau gangguan fungsi jantung danpernafasan, dosis harus ditentukan secara hati-hati. Efek obat timbuldalam 2 menit setelah penyuntikan.Dosis premedikasi dewasa 0,07-0,10 mg/kgBB, disesuaikandengan umur dan keadaan pasien. Dosis lazim adalah 5 mg. padaorang tua dan pasien lemah dosisnya 0,025-0,05 mg/kgBB.Efek sampingnya terjadi perubahan tekanan darah arteri, denyutnadi dan pernafasan, umumnya hanya sedikit c) Cedantron 4 mg (Ondansentrone)

description

document ini berisi dengan obat-obat premedikasi General anestesi

Transcript of OBAT PREMEDIKASI

Page 1: OBAT PREMEDIKASI

OBAT PREMEDIKASIa)      Sulfas atropin 0,25 mg : Antikolinergik

Atropin dapat mengurangi sekresi dan merupakan obat pilihanutama untuk mengurangi efek bronchial dan kardial yang berasal dariperangsangan parasimpatis, baik akibat obat atau anestesikummaupun tindakan lain dalam operasi. Disamping itu efek  ainnya adalah melemaskan tonus otot polos organ-organ dan menurunkanspasme gastrointestinal. Perlu diingat bahwa obat ini tidak mencegah timbulnya laringospame yang berkaitan dengan anestesi umum. Setelah penggunaan obat ini (golongan baladona) dalam dosisterapeutik ada perasaan kering dirongga mulut dan penglihatan jadikabur. Karena itu sebaiknya obat ini tidak digunakan untuk anestesi regional atau lokal. Pemberiannya harus hati-hati pada penderitadengan suhu diatas normal dan pada penderita dengan penyakit jantung khususnya fibrilasi aurikuler.Atropin tersedia dalam bentuk atropin sulfat dalam ampul 0,25mg dan 0,50 mg. Diberikan secara suntikan subkutis, intramuscular atau intravena dengan dosis 0,5-1 mg untuk dewasa dan 0,015mg/kgBB untuk anak-anak.

b)      Hipnoz 2 mg (Midazolam) : obat penenang(transquilaizer)Midazolam adalah obat induksi tidur jangka pendek untukpremedikasi,

induksi dan pemeliharaan anestesi . Dibandingkandengan diazepam, midazolam bekerja cepat karena transformasimetabolitnya cepat dan lama kerjanya singkat. Pada pasien orang tuadengan perubahan organik otak atau gangguan fungsi jantung danpernafasan, dosis harus ditentukan secara hati-hati. Efek obat timbuldalam 2 menit setelah penyuntikan.Dosis premedikasi dewasa 0,07-0,10 mg/kgBB, disesuaikandengan umur dan keadaan pasien. Dosis lazim adalah 5 mg. padaorang tua dan pasien lemah dosisnya 0,025-0,05 mg/kgBB.Efek sampingnya terjadi perubahan tekanan darah arteri, denyutnadi dan pernafasan, umumnya hanya sedikit

c)      Cedantron 4 mg (Ondansentrone)Suatu antagonis reseptor serotonin 5 – HT 3 selektif. Baik untukpencegahan

dan pengobatan mual, muntah pasca bedah. Efek samping berupa ipotensi, bronkospasme, konstipasi dan sesak nafas.Dosis dewas 2-4 mg.OBAT INDUKSIa. Tracrium 20 mg (Atracurium) : nondepolarisasiPelumpuh otot nondepolarisasi (inhibitor kompetitif, takikurare)berikatan dengan reseptorni kotinik-kolinergik.Posmedikasi dilakukan dengan maksud :

Diberikan untuk menghilangkan efek samping spt perasaan gelisah dan mual.Digunakan klorpromazin atau antiemetika lainTujuan Premedikasi : 1. Menenangkan penderita 2. Mengurangi rasa sakit 3. Memudahkan induksi 4. Mengurangi dosis obat- obat anestesi 5. Menngurangi refleks yang tidak diinginkan 6. Mengurangi sekresi kelainan mulut & saluran nafas

Page 2: OBAT PREMEDIKASI

 7. Mencegah mual dan muntah pasca bedah 8. Mencegah penderita ingat situasi selama operasi ( menciptakan amnesia )

Obat – obatan Premedikasi : 1. Sedativa, transquilizer 2. Analgetika narkotika 3. Alkaloid belladona :            - Anti sekresi

 - Mengurangi efek vagal terhadap jantung dari obat-obat - Impuls afferent abdomen, thorax, mata

 4. Anti emetic

2.8 Penggolongan Anestesi Umum Dan LokalAnestesi Umum :

A.    Anestetik Inhalasi : gas tertawa, halotan, enfluran, isofluran dan sevofluran.Obat obat ini diberikan sebagai uap melalui saluran nafas. Keuntungannya

adalah resorpsi yang cepat melalui paru paru seperti juga ekskresinya melalui gelembung paru paru (alveoli) yang biasanya dengan keadaan utuh . pemberiannya mudah dipantau dan bila perlu setiap waktu dapat dihentikan. Obat ini terutama digunakan untuk memelihara anestesi. Dewasa ini senyawa kuno eter, kloroform, trikoletiren dan siklopropan praktis tidak digunakan lagi karena efek sampingnya.

B.     Anestetik Intravena : thiopental, diazepam dan midazolam, ketamine dan propofol.

Obat obat ini juga dapat diberikan dalam sediaan suppositoria secara rektal, tetapi resorpsinya kurang teratur. Terutama digunakan untuk mendahului (induksi) anestesi local atau memeliharanya juga sebagai anestesi pada pembedahan singkat.

Anestesi Lokal            Stuktur dasar anestetika lokalpada umumnya terdiri dari tiga bagian, yakni suatu gugus amino hidrofil (sekunder atau tersier) yang dihubungkan oleh suatu ikatan ester atau alcohol atau amida dengan suatu gugus aromatis lipofil. Semakin panjang gugus alkoholnya, semakin besar daya kerja anestetiknya tetapi toksisitas nya juga meningkat.            Anestetika local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok berikut :

a.       Senyawa ester  : cocain dan ester PABA (benzokain, prokain, oksibuprokain, tetrakain)

b.      Senyawa amida : lidokain dan prilokain, mepivakain. Bupivakain dan cinchokainc.       Lainnya : fenol, benzilalkohol dan etil klorida.

Semua obat tersebut diatas adalah sintetis, kecuali kokain yang alamiah.