OBAT ANTIVIRUS.doc
-
Upload
friska-meinida -
Category
Documents
-
view
66 -
download
16
Transcript of OBAT ANTIVIRUS.doc
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteriofage (fage) merupakan virus yang menginfeksi bakteri. Bakteriofage juga
adalah kesatuan biologis paling sederhana yang mampu mereplikasi diri sehingga
digunakan secara luas dalam riset genetika untuk penelitian mengenai interaksi bakteri
bakteriofage yang berkaitan dengan cabang ilmu patogenesis yang disebabkan virus.
Pengembangan obat anti virus atau obat anti viral sebagai pencegahan atau pengobatan
belum mencapai hasil seperti yang diinginkan oleh umat manusia. Karena obat anti
virus atau obat anti viral yang dapat menghambat atau membunuh virus juga akan dapat
merusak sel hospes dimana virus itu berada dalam hal ini manusia.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah berkaitan
dengan obat anti virus, diantaranya yaitu :
a. Pengertian Virus.
b. Penggolongan Virus.
c. Penyakit yang Disebabkan oleh Virus.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang Mikrobiologi dan
Virologi.
b. Agar bisa lebih memahami tentang Obat Antivirus.
1
1.4 Metode Penulisan
Dalam makalah ini penulis menggunakan metode :
a. Studi pustaka.
b. Mengadakan diskusi
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Virus dan Anti Virus
Virus adalah parasit intrasel yang tidak bisa bereplikasi sendiri, tetapi harus
menggunakan sel inang. Karena ikatan yang erat pada replikasi virus dan metabolisme
sel inang, sehingga sulit sekali ditemukan obat yang selektif hanya kepada virus. Hal
ini membuat vaksin menjadi metode utama untuk mengontrol infeksi virus. Misalnya
poliomyelitis, rabies, yellow fever, measles, dan rubella.
Anti virus adalah sebuah agen yang membunuh virus dengan menekan kemampuan
untuk replikasi, menghambat kemampuan untuk menggandakan dan memperbanyak
diri. Misalnya, Amantadine (Symmetrel) adalah sintesis antivirus dimana kerjanya
menghambat multiplikasi virus influenza A, Diberikan dalam waktu 24-48 jam dari
mulai dari gejala flu, dapat mengurangi kerasnya dari penyakit, terutama pada
individu berisiko tinggi seperti orang-orang yang immunosuppressed atau di rumah
sakit. Rimantadine (Flumadine) yang terkait dalam struktur dan anti-influenza J
tindakan untuk amantadine tapi memiliki lebih sedikit efek samping.
2.2 Penggolongan Obat Anti Virus
Empat golongan antivirus yang akan dibahas dalam dua bagian besar pembahasan
yaitu mengenai antinonretrovirus dan antiretrovirus. Klasifikasi penggolongan obat
antvirus adalah :
2.2.1 Antinonretovirus
1. Antivirus untuk herpers
2. Antivirus untuk influenza
3. Antivirus untuk HBV dan HCV
3
2.2.2 Antiretrovirus
1. Nukleuside reverse transcriptase inhhibiror (NRTI)
2. Nukleuside reverse transcriptase inhhibiror (NtRTI)
3. NNRTI (non neokleoside reverse transcriptase inhibitor)
4. Protease inhibitor (PI)
5. Viral entry inhibitor.
Beberapa obat anti virus diantaranya adalah sebagai berikut :
Nama obat Jenis Virus Tipe kimia TargetVidarabine Herpesviruses Analog
nukleosida
Virus polymerase
Acyclovir Herpes simplex (HSV)
Analog nukleosida
Virus polymerase
Gancyclovir and Valcyte ™ (valganciclovir)
Cytomegalovirus (CMV)
Analog nukleosida
Virus polymerase (needs virus UL98 kinase for activation)
Nucleoside-analog reverse transcriptase inhibitors (NRTI): AZT (Zidovudine), ddI (Didanosine), ddC (Zalcitabine), d4T (Stavudine), 3TC (Lamivudine)
Retroviruses (HIV) Analog nukleosida
Reverse transcriptase
Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTI): Nevirapine, Delavirdine
Retroviruses (HIV) Analog nukleosida
Reverse transcriptase
Protease Inhibitors: Saquinavir, Ritonavir, Indinavir, Nelfinavir
HIV Analog peptida
HIV protease
Ribavirin Broad spectrum: HCV, HSV, measles, mumps, Lassa fever
Triazole carboxamide
RNA mutagen
Amantadine / Rimantadine
Influenza A strains Tricyclic amine
Matrix protein / haemagglutinin
Relenza and Tamiflu Influenza strains A Neuraminic Neuraminidase
4
and B acid mimetic InhibitorPleconaril Picornaviruses Small cyclic Blocks attachment
and uncoatingInterferons Hepatitis B and C Protein Cell defense
proteins activated
2.3 Zat Anti Virus
Zat anti virus yang telah ditemukan antara lain adalah :
2.3.1 Isatin beta – thiosemikarbason (IBT)
IBT merupakan zat kimia yang kuat menghambat reproduksi poxvirus
dengan cara menghambat formasi salah satu protein inti sehingga DNA
menjadi hancur. Obat ini hanya efektif untuk tindakan profilaksis.
2.3.2 2 – Hidroksibensilbensimidasol (HBB) dan Guanidin
HBB dan guanidin dapat menghambat secara in vitro banyak enterovirus
termasuk poliovirus. Zat ini dapat menghambat proses replikasi RNA
berserat tunggal.
2.3.3 Rifampisin
Rifampisin adalah hasil peragian oleh Strepcomyces mediterranei. Pada
konsentrasi sangat tinggi obat ini dapat menghambat proses reproduksi
poxvirus dan adenovirus.
2.3.4 Cytarabine
Cytarabine (1 – beta – D – arabinofuranosylcytosine monochloride, Ara –
C, Cytosine arabinoside) suatu analog pirimidin yang dapat menghambat
sintesis DNA virus dan sel dengan cara bergabung dengan DNA dan
menghambat DNA polimerasa.
2.3.5 Dactinomycin
Dactinomycin (Actinomycin) dapat menghambat sintesis RNA yang
bergantung pada DNA, jadi menghambat reproduksi sebagian kecil virus
5
DNA dan menghambat reproduksi beberapa myxovirus. Obat ini toksik
untuk sel hewan.
2.3.6 Asam fosfonoasetat
Dapat menghambat replikasi virus herpes simplex. Selain itu dipakai
sebagai obat kemoterapeutika yang khas bagi infeksi herpes virus.
2.3.7 Amantadine dan Rimantadine
Amantadine adalah derivat 1 amino dari adamantane sedangkan
rimantadine adalah derivat alfa metil dari adamantane. Keduanya bekerja
menghambat proses awal infeksi atau morfogenesis virus. Selain itu juga
menghambat kembang biak virus rubella dan beberapa arenavirus tertentu.
2.3.8 Vidarabine
Merupakan analog purin yang aktif terhadap virus herpes manusia. Bekerja
menghambat sintesis DNA virus dengan dosis jauh lebih rendah daripada
untuk menghambat sintesis DNA sel.
2.3.9 Acyclovir
Merupakan analog guanosin. Aktivitasnya terutama terhadap virus herpes
simplex dan varicella – zoster.
2.3.10 Ganciclovir
Merupakan analog guanosin. Ganciclovir bekerja mengganggu sintesis
DNA oleh DNA polimerasa. Ganciclovir mempunyai rasio terapeutik –
toksis sempit.
2.3.11 Zidovudine
Merupakan analog pirimidin yang bekerja pada enzim reverse
transcriptase. Aktivitasnya terjadi setelah AZT mengalami foforilasi oleh
enzim sel. Obat ini aktif terhadap anggota retrovirus.
6
2.3.12 Ribavirin (Virazole)
Merupakan analog guanosin sintetik aktif terhadap macam – macam virus
RNA dan DNA.
2.3.13 Fosfonoformat
Merupakan analog basa DNA tetapi menghambat kerja DNA polimerasa
virus herpes simplex, cytomegalovirus dan hepatitis B. Menghambat
reverse transcriptase retrovirus.
2.3.14 Analog Timidin
Mekanisme kerjanya terjadi melalui inkorporasi obat ke dalam DNA virus
sehingga proses transkripsi dan translasi genom terganggu.
2.3.15 Penghambat sintesis protein
Berguna untuk menghambat siklus replikasi virus pada berbagai
tingakatan.
2.3.16 Interferon
Merupakan zat anti virus yang dikeluarkan oleh sel hospes yang
mengalami preinfeksi. Sifat – sifat utama interferon adalah :
a. Merupakan suatu protein yang secara biologi luar biasa aktif. Sifat
utama untuk membedakan interferon dengan protein lain adalah
ketahanannya terhadap pH rendah.
b. Interferon bersifat khas spesies tetapi tidak khas virus. Interferon
dikeluarkan oleh sel manusia akan menghambat reproduksi setiap
virus di dalam sel manusia tetapi tidak di dalam sel organisme lainnya,
dan interferon hewan hanya akan efektif untuk hewan tersebut.
c. Interferon tidaklah merupakan protein yang menghambat reproduksi
virus, akan tetapi akan melindungi sel bila sintesis RNA dan protein
7
sel diperkenankan berlangsung. Interferon dipakai dalam pengobatan
berbagai infeksi oleh virus maupun dalam pengobatan keganasan.
d. Berdasarkan susuna kimia dan keantigenannya interferon manusia
terdiri dari tiga jenis yaitu interferon leukosit, interferon fibroblas, dan
interferon kebal.
2.3.17 Obat lain
Obat anti virus lain untuk hewan dan manusia adalah Levamisol dan
Isoprinosin (Inosiplex) yang bekerja bukan sebagai suatu anti metabolit
tetapi sebagai suatu imunostimulan.
2.4 Pemilihan Obat Anti Virus pada Infeksi Virus Tertentu
2.4.1 Infeksi HIV atau AIDS
Pengobatan anti-viral pada dasarnya menyerang virus HIV di salah satu dari dua
tempat:
1. menjaga virus tetap berada di luar sel-T yang sehat;
2. mencegah sel-T yang terinfeksi untuk melepaskan sel virus baru.
Perawatan lain adalah termasuk meningkatkan sistem kekebalan alami, supaya
bisa melawan HIV. Ini disebut 'modulasi kekebalan.
Alasan mengapa gejala HIV tidak muncul selama beberapa tahun, itu karena
sistem kekebalan dalam menjalankan tugas yang hebat selama melawan HIV.
Obat-obat anti-viral terutama diperuntukkan bagi mereka yang sistem
kekebalannya sudah kewalahan terhadap virus.
Obat anti virus / anti viral untuk HIV atau AIDS terbagi 4 kelas yaitu :
1. Penghambat Fusi seperti Enfuvirtide
2. Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase seperti Didanosine,
Lamivudine, Stavudine, Zidovudine
3. Penghambat HIV Protease seperti Ritonavir
8
4. Penghambat Non-Nukleosida pengubah Transciptase seperti Nevirapine
Terapi tunggal dari obat virus untuk HIV dan AIDS sangat tidak
direkomendasikan. Kombinasi terapi dari obat anti viral adalah sangat mendasar
dan penting.
Gunakanlah selalu obat anti virus ganda (tiga macam obat anti irus), termasuk
'penghambat HIV protease'. Strategi ini disebut HAART, singkatan dari 'highly
active anti-retroviral therapy' (pengobatan anti-retroviral yang sangat aktif).
Ada beberapa kombinasi yaitu :
1. 3 macam obat anti virus kelas "Penghambat Nukleosida pengubah
transcriptase".
2. 2 obat anti virus kelas Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase
dan 1 macam obat anti virus kelas Penghambat HIV Protease
3. 2 obat anti virus kelas Penghambat Nukleosida pengubah transcriptase
dan 1 macam obat anti virus kelas Penghambat Non-Nukleosida
pengubah Transciptase
Penghambat Fusi boleh ditambahkan untuk mengoptimalkan kerja dari tiga
kelas di atas.
2.4.2 Infeksi virus Herpes
1. Infeksi HSV(virus herpes simpleks) tipe 1 : obat anti virus Asiklovir
memberikan hasil yang baik untuk infeksi oral-labial. Pada HSV
ensefalitis, pemberian anti virus asikovir injeksi dapat meningkatkan
survival rate. Untuk HSV tipe 1 yang menimbulkan kerato-
konjungtivitis, dapat diberikan an virus lokal pada mata seperti
idoksuridin 0.15.
2. Infeksi HSV tipe 2 ; tipe ini biasanya menimbulkan herpes genitalis.
Bentuk primer dari herpse genitalis dapat diobati dengan obat anti virus
asiklovir yang menghasilkan penyembuhan dan hilangnya rasa nyeri
lebih cepat.
9
Bentuk herpes genitalis kambuhan/rekuren tidak dapat dihambat oleh obat anti
virus asikovir. Pemberian oral memberikan efek sedang.
2.4.3 Infeksi virus Varicella-zoster
Bentuk lazim pada anak-anak biasanya ringan dan tidak membutuhkan obat
anti virus. Ada kalanya penyakitnya memberat, tertutama pada pasien yang
disertai defisiensi imunologis. Untuk ini diberikan obat nti virus asiklovir
secara injeksi selama 5-7 hari.
2.4.4 Infeksi Cytomegalovirus (CMV)
Retinitis karena CMV pada pasieAIDS diberi obat anti virus gansikovir.
2.4.5 Hepatitis
Untuk infeksi hepatitis B kronis digunakan obat anti virus Entecavir untuk
perawatannya.
Untuk infeksi kronis hepatitis C menggunakan obat anti virus interferon-a.
Yang sekarang sudah berkembang dengan penambahan PEG agar lebih efektif
PEG interferon dan pemakaiannya dipermudah dengan peralatan khusus pula.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Anti virus adalah sebuah agen yang membunuh virus dengan menekan kemampuan
untuk replikasi, menghambat kemampuan untuk menggandakan dan memperbanyak
diri.
Obat anti virus dapat digolongkan berdasarkan virus yang menginfeksi hospes sehingga
lebih mudah dalam pengobatan penyakit yang disebabkan oleh virus.
11