Obat AntiPanik

6
PROFIL EFEK SAMPING Efek samping Obat Anti-Panik golongan TRISIKLIK dapat berupa : Efek Anti-histaminergik (sedasi, rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun, dll) Efek Anti-kolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardia, dll) Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi ortostatik) Efek Neurotoksis (tremor halus, kejang, agitasi, insomnia). Oleh karena itu, sebelum penggunaan obat perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium yang teliti, terutama fungsi hati dan ginjal serta pemeriksaan EKG dan EEG, untuk mencegah pengaruh buruk dari efek samping obat tersebut (khususnya pada penderita usia lanjut, anak-anak dengan riwayat kejang). "Lethal dose" Trisiklik Imipramine lebih dari 1- 2 gr/hari (lebih kecil pada anak-anak dan usia lanjut, atau yang sudah ada penyakit organik sebagai penyulit). Jumlah tersebut sekitar 10 kali "therapeutic dose" maka itu tidak boleh memberikan

description

medical

Transcript of Obat AntiPanik

Profil efek samping

Efek samping Obat Anti-Panik golongan TRISIKLIK dapat berupa :

Efek Anti-histaminergik (sedasi, rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun, dll)

Efek Anti-kolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardia, dll)

Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi ortostatik)

Efek Neurotoksis (tremor halus, kejang, agitasi, insomnia).

Oleh karena itu, sebelum penggunaan obat perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium yang teliti, terutama fungsi hati dan ginjal serta pemeriksaan EKG dan EEG, untuk mencegah pengaruh buruk dari efek samping obat tersebut (khususnya pada penderita usia lanjut, anak-anak dengan riwayat kejang).

"Lethal dose" Trisiklik Imipramine lebih dari 1-2 gr/hari (lebih kecil pada anak-anak dan usia lanjut, atau yang sudah ada penyakit organik sebagai penyulit). Jumlah tersebut sekitar 10 kali "therapeutic dose" maka itu tidak boleh memberikan obat dalam jumlah besar kepada penderita gangguan panik yang disertai gejala depresi (tidak lebih dari dosis seminggu), dimana penderita seringkali sudah ada pikiran untuk bunuh diri.

Pada keadaan overdosis dapat terjadi Intoksikasi Trisiklik dengan gejala-gejala : eksitasi SSP, hipertensi, hiperpireksia, konvulsi, "toxic confusional state" (confusion, delirium, disorientation). Obat anti-panik golongan SSRI/RIMA relatif paling aman pada overdosis dibandingkan dengan golongan TRISIKLIK.

INTERAKSI OBAT

Obat anti-panik TRISIKLIK (Imipramine/Clomipramine) + Haloperidol/Phenotiazine = mengurangi kecepatan ekskresi dari Trisiklik, sehingga kadar dalam plasma meningkat, sebagai akibatnya dapat terjadi potensiasi efek samping antikolinergik (ileus paralitik, disuria, gangguan absorbsi, dll).

Obat anti-panik TRISIKLIK/SSRI + "CNS Depressants" (alkohol, opioida, benzodiazepine, dll) menyebabkan potensiasi efek sedasi dan penekanan terhadap pusat pernapasan (dapat berakibat terjadinya "respiratory failure").

Obat anti-panik TRISIKLIK/SSRI + Obat Simpatomimetik (derivat amfetamin), dapat membahayakan kondisi jantung.

Obat anti-panik TRISIKLIK + MAOI, tidak boleh diberikan bersamaan, dapat terjadi "Serotonin Malignant Syndrome". Perubahan dari obat anti-panik golongan TRISIKLIK (Imipramine, Clomipramine) atau SSRI (Sertraline, dll) ke RIMA (Moclobemide) atau sebaliknya membutuhkan selang waktu sekitar 2-4 minggu untuk "washout period".

Pemberian bersama obat anti-panik SSRI dan TRISIKLIK, umumnya meningkatkan kadar TRISIKLIK dalam plasma, sehingga dapt terjadi gejala overdosis (intoksikasi Trisiklik).

CARA PENGGUNAAN

Pemilihan Obat

Semua jenis obat anti-panik (Trisiklik, Benzodiazepine, RIMA, SSRI) sama efektifnya menanggulangi sindrom panik pada taraf sedang dan pada stadium awal dari gangguan panik.

Bagi yang peka terhadap efek samping golongan TRISIKLIK atau adanya penyakit organik sebagai penyulit, dapat beralih ke golongan SSRI atau RIMA di mana efek samping relatif lebih ringan.

Alprazolam merupakan obat yang paling kurang toksik dan "onset of action" yang lebih cepat.

Pengaturan Dosis

Cara terbaik untuk melihat apakah terdapat keseimbangan antara efek samping dan khasiat obat adalah dengan meneliti sebaik mungkin antara waktu pemberian obat dan dosis, dalam hubungan dengan jumlah serangan panik dalam periode waktu tertentu.

Mulai dengan dosis rendah, secara perlahan-lahan dosis dinaikkan dalam beberapa minggu untuk meminimalkan efek samping dan mencegah terjadinya toleransi obat. Dosis efektif dicapai dalam waktu 2-3 bulan.

Apabila dosis tidak dinaikkan secara perlahan-lahan, penderita tidak akan merasakan manfaatnya, atau malahan akan mundur dari perkembangan yang sudah mulai membaik pada awal pengobatan dalam beberapa minggu.

Dosis efektif untuk Alprazolam pada umumnya sekitar 4 mg/hari, pada beberapa kasus dapat mencapai 6 mg/hari. Untuk golongan Trisiklik, dosis efektif biasanya sekitar 150-200 mg/hari.

Alprazolam umumnya telah mulai berkhasiat dalam waktu beberapa hari setelah pemberian obat, sedangkan TRISIKLIK/RIMA/SSRI baru berkhasiat setelah pemberian 4-6 minggu.

Imipramine atau Clomipramine dapat dimulai dengan 25-50 mg/hari, (dosis tunggal pada malam hari), dinaikkan secara bertahap dengan penambahan 25 mg/h dengan selang waktu beberapa hari sampai 1 minggu, sampai tercapai dosis efektif yang mampu mengendalikan sindrom panik (biasanya sampai sekitar 150-200 mg/h), dengan efek samping obat yang dapat ditoleransi oleh penderita. Dosis efektif dipertahankan sekitar 6 bulan, kemudian dikurangi secara perlahan-lahan sampai 1-2 bulan.

Dosis pemeliharaan (maintenance) umumnya agak tinggi, meskipun sifatnya individual, Imipramine/Clomipramine sekitar 100-200 mg/h dan Sertraline sekitar 100 mg/h, serta bertahan untuk jangka waktu lama (1-2 tahun).

PERHATIAN KHUSUS

Pengobatan gangguan panik biasanya berjangka waktu lama. Hal ini perlu dijelaskan kepada penderita dan keluarganya, disamping menunjang kepatuhan berobat, juga karena harga obatnya cukup mahal dan jumlah dosis yang digunakan juga agak tinggi.

Pada saat mulai pengobatan atau saat dengan dosis agak tinggi, akan menyebabkan "reaction time" menurun, sehingga harus dihindarkan mengendarai kendaraan sendiri atau menjalankan mesin yang membutuhkan perhatian tinggi.

Pasien usia lanjut dan atau dengan penyakit organik sebagai penyulit yang kurang bisa mentolerir efek samping obat, dosis obat harus seminimal mungkin.

Wanita hamil atau menyusui tidak dianjurkan menggunakan obat anti-panik.