O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf ·...

93
O & A T PErlAuMff. SKRIPSI HONGGO KUSUMA TANTRI UJI PENGARUH PROPILENGLIKOL DAN ETILENGLIKOl TERHADAP PROFll PENETRASI KETOKONAZOL PERKUTAN DALAM BASIS GEL CARBOPOL SECARA IN VITRO MALIK. PERFUSIAKAAN UNIVERS 1 TAS AJRLANGGA’ SURABAYA ff- ^ / j t T<w ( a FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 1991

Transcript of O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf ·...

Page 1: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

O & A T PErlAuMff.

SKRIPSI

HONGGO KUSUMA TANTRI

UJI PENGARUH PROPILENGLIKOL DAN ETILENGLIKOl TERHADAP PROFll PENETRASI KETOKONAZOL

PERKUTAN DALAM BASIS GEL CARBOPOLSECARA IN VITRO

M A L I K .P E R F U S IA K A A N

U N IV E R S1TAS A JR L A N G G A ’

S U R A B A Y A

ff- ^ / j t

T < w

(a

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA S U R A B A Y A

1991

Page 2: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

UJI PENGARUH PROPILENGLIKOL DAN ETILENGLIKOL TERHADAP

PROFIL PENETRASI KETOKONAZOL PERKUTAN DALAM

BASIS GEL CARBOPOL SECARA IN VITRO

SKRIPSI

DIBUAT UNTUK MEHENUHI SYARAT MENCAPAI GELAR

SARJANA FARHASI PADA FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

1991

Oleh

HONGGO KUSUMA TAHTRI

058610824

Disetujui oleh penbinbing

DR. WIDJI SQERATRI

Penbinbing utana

Page 3: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

KATA PENGANTAR

Saya ucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa atas segala rahmat dan kemurahanNya sehingga penyu-

sunan skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya untuk

metnenuhi syarat mencapai gelar sarjana Farmasi pada Fakul-

tas Farmasi Universitas Airlangga.

Banyak bantuan serta petunjuk-petunjuk yang sangat

berharga yang diberikan oleh berbagai pihak selama penyu-

sunan skrisi ini.

Perkenankanlah dalam kesempatan ini saya menyampaikan -

terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu DR. Widji

Soeratri dan Bapak Drs. Moegihardjo selaku dosen pembim-

bing yang sudah bersedia meluangkan waktunya untiik member-

ikan petunjuk dan pengarahan-pengarahan yang sangat ber­

harga .

Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya

sampaikan kepada seluruh staf Laboratorium Preskripsi-

Formulasi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Bapak

dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya melalui kegia-

tan kuliah dan praktika, PT Surya Derniato Medica Lab,

PT Roi Surya Prima Farina serta teman-teman yang telah

memberikan d o r o n g a n s e m a n g a t bantuan selama proses pengum-

pulan data dan penyusunan skrisi.

Page 4: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

Akhirnya saya sampaikan ucapan terima kasih kepada

panitia skripsi yang telah memeriksa skripsi ini. Kepada

almamater Fakultas Farmasi Universitas Airlangga skripsi

ini dipersembahkan dengan harapan dapat berguna bagi

penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 5: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.......................................... ii

DAFTAR ISI...............................................iv

DAFTAR TABEL........................................... vii

DAFTAR GAMBAR........................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN..................... ................... xi

RINGKASAN...............................................xii

BAB :

I. PENDAHULUAN. ..................................1

II. TINJAUAN PUSTAKA........................... 4

1. Kulit..................................... 4

1.1. Anatomi dan fisiologi kulit....... 4

1.2. Penetrasi perkutan................. 7

1.2.1. Jalur penetrasi perkutan.... 8

1.2.2. Faktor-faktor yang mem-

pengaruhi penetrasi per­

kutan .............. ......... 9

2. Metode u j i penetrasi perkutan..........11

2.1. Metode in vivo.....................11

2.2. Metode in vitro....................12

3. Sediaan gel..............................13

4. Ketokona2 ol..............................17

4.1. Sifat fisika-kimia................ 17

4.2. Farmakologi........................ 17

5. Propilenglikol............. ............ 19

8. Etilenglikol............................ 20

iv

Page 6: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

III. ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIAN........ 21

1. Alat-alat................................ 22

2. Bahan-bahan..............................22

3. Tahapan kerja............................22

3.1. Uji .kualitatif ketokonazol....... 23

3.2. Pembuatan gel ketokonazol........ 23

3.3. Karakteristik sediaan............. 24

3.3.1. Penampilan................. 24

3.3.2. Pengukuran pH sediaan..... 24

3.3.3. Pengukuran viskositas

sediaan.....................24

3.3.3. Homogenitas sediaan....... 25

3.4. Penetapan penetrasi perkutan..... 28

3.5. Penentuan kadar ketokonazol

dalam cuplikan.....................29

3.6. Pengukuran kelarutan ketoko­

nazol ............................... 30

IV. HASIL PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA...... 31

1. Uji kualitatif ......................... 31

2. Karakterisasi sediaan gel ketoko­

nazol yang meliputi penampilan,

pH sediaan, viskositas dan kadar

sediaan.................................. 34

v

Page 7: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

3. Homogenitas kadar ketokonazol

dalam gel................................ 35

3.1. Penentuan panjang gelombang

terpilih............................ 35

3.2. Pembuatan kurva baku.............. 37

3.3. Pengukuran kadar ketokonazol

dalam gel...........................39

4. Pengukuran laju penetrasi.............. 40

5. Uj i kelarutan............................55

V. PEMBAHASAN.................................. 56

VI. KESIMPULAN.................................. 61

VII. SARAN........................................ 62

VIII. DAFTAR PUSTAKA.............................. 63

Page 8: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1 GEL KETOKONAZOL................................. 23

2 PEMBUATAN LARUTAN BAKU KERJA KETOKONAZOL..... 26

3 KARAKTERISASI SEDIAAN GEL KETOKONAZOL.........34

4 NILAI SERAPAN LARUTAN KETOKONAZOL DALAM

PELARUT METANOL DAN NaCl 0,9 % (1:1)

UNTUK PENENTUAN PANJANG GELOMBANG TERPILIH... 35

5 NILAI SERAPAN LARUTAN KETOKONAZOL DALAM

PELARUT METANOL DAN NaCl 0,9 % (1:1)

UNTUK PEMBUATAN KURVA BAKU PADA PANJANG

GELOMBANG 220 n m ................................ 37

6 PENGUKURAN KADAR KETOKONAZOL DALAM SE­

DIAAN DARI BERBAGAI FORMULA....................39

7 DATA PENGAMATAN PENETRASI PERKUTAN GEL

TANPA PELEMBAB (FORMULA A) PADA PANJANG

GELOMBANG 220 nm................................ 41

8 DATA PENGAMATAN PENETRASI PERKUTAN GEL

DENGAN PELEMBAB PROPILENGLIKOL 17,5 %

(FORMULA B) PADA PANJANG GELOMBANG 220 nm.... 45

9 DATA PENGAMATAN PENETRASI PERKUTAN GEL

DENGAN PELEMBAB ETILENGLIKOL 17,5 %

(FORMULA C) PADA PANJANG GELOMBANG 220 nm--- 49

vii

Page 9: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

10 DATA PENGAMATAN RATA-RATA PENETRASI PER­

KUTAN GEL TANPA PELEMBAB, PELEMBAB PROPI­

LENGLIKOL 17,5 % DAN ETILENGLIKOL 17,5 %

PADA PANJANG GELOMBANG 220 nm..................53

11 PENGUKURAN KADAR KETOKONAZOL JENUH DALAM

SISTEM PELARUT DARI BERBAGAI FORMULA..........55

vi i i

Page 10: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

GAMBAR

1 ANATOMI KULIT.................................... 5

2 JALUR PENETRASI PERKUTAN........................ 8

3 RANGKAIAN ALAT UJI PENETRASI PERKUTAN.........28

4 TERMOGRAM DSC DARI KETOKONAZOL................ 32

5 SPEKTROGRAM INFRA MERAH KETOKONAZOL...........33

6 KURVA NILAI SERAPAN TERHADAP PANJANG

GELOMBANG LARUTAN KETOKONAZOL DALAM

PELARUT METANOL DAN NaCl 0,9 % (1:1)..........36

7 KURVA NILAI SERAPAN VERSUS KONSENTRASI

LARUTAN KETOKONAZOL PADA PANJANG

GELOMBANG 220 n m ................................ 38

8 KURVA LAJU PENETRASI KETOKONAZOL DARI

GEL TANPA BAHAN PELEMBAB DALAM LARUTAN

NaCl 0,9 % TERHADAP WAKTU (REPLIKASI I)...... 42

9 KURVA LAJU PENETRASI KETOKONAZOL DARI

GEL TANPA BAHAN PELEMBAB DALAM LARUTAN

NaCl 0,9 X TERHADAP WAKTU (REPLIKASI II)..... 43

10 KURVA LAJU PENETRASI KETOKONAZOL DARI

GEL TANPA BAHAN PELEMBAB DALAM LARUTAN

NaCl 0,9 X TERHADAP WAKTU (REPLIKASI III).... 44

11 KURVA LAJU PENETRASI KETOKONAZOL DARI

GEL DENGAN PELEMBAB PROPILENGLIKOL 17,5 %

DALAM LARUTAN NaCl 0,9 X TERHADAP WAKTU

(REPLIKASI I)................................... 46

DAFTAR GAMBAR

ix

Page 11: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

12 KURVA LAJU PENETRASI KETOKONAZOL DARI

GEL DENGAN PELEMBAB PROPILENGLIKOL 17,5 %

DALAM LARUTAN NaCl 0,9 % TERHADAP WAKTU

(REPLIKASI II).................................. 47

13 KURVA LAJU PENETRASI KETOKONAZOL DARI

GEL DENGAN PELEMBAB PROPILENGLIKOL 17,5 %

DALAM LARUTAN NaCl 0,9 % TERHADAP WAKTU

(REPLIKASI III )................................. 48

14 KURVA LAJU PENETRASI KETOKONAZOL DARI

GEL DENGAN PELEMBAB ETILENGLIKOL 17., 5%

DALAM LARUTAN NaCl 0,9 % TERHADAP WAKTU

(REPLIKASI I)................................... 50

15 KURVA LAJU PENETRASI KETOKONAZOL DARI

GEL DENGAN PELEMBAB ETILENGLIKOL 17,5%

DALAM LARUTAN NaCl 0,9 % TERHADAP WAKTU

(REPLIKASI II).................................. 51

16 KURVA LAJU PENETRASI KETOKONAZOL DARI

GEL DENGAN PELEMBAB ETILENGLIKOL 17,5%

DALAM LARUTAN NaCl 0,9 % TERHADAP WAKTU

(REPLIKASI III)................................. 52

17 KURVA KONSENTRASI RATA-RATA KETOKONAZOL

DALAM LARUTAN FISIOLOGIS TERHADAP WAKTU...... 54

x

Page 12: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

1 DATA PENGAMATAN PENETRASI PERKUTAN GEL

TANPA PELEMBAB .( FORMULA A ) PADA PAN­

JANG GELOMBANG 220 nm......................... 66

2 DATA PENGAMATAN PENETRASI PERKUTAN GEL

DENGAN PELEMBAB PROPILENGLIKOL 17, %

( FORMULA B ) PADA PANJANG GELOMBANG

220 nm.......................................... 67

3 DATA PENGAMATAN PENETRASI PERKUTAN GEL

DENGAN PELEMBAB EETILENGLIKOL 17, X

( FORMULA C ) PADA PANJANG GELOMBANG

220 nm.......................................... 68

4 CONTOH PERHITUNGAN PENETRASI PERKUTAN

GEL KETOKONAZOL................................ 69

5 PERHITUNGAN STATISTIK......................... 73

6 TABEL F .95.................................... 77

7 TABEL K ( > 1 % ) ................................. 78

8 HARGA KOEFISIEN KORELASI PADA DERJAT

KEPERCAYAAN 1 % DAN 5 % ....................... 79

9 SERTIFIKAT ANALISA KETOKONAZOL............... 80

xi

Page 13: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

RINGKASAN

Dalam memformulasikan suatu sediaan, selalu diingin-

kan hasil berupa sediaan farmasi yang bermutu, yaitu

mempunyai efek terapeutik yang diinginkan dengan efek

samping yang minimal.

Ketokonazol adalah obat anti jamur yang dapat dipakai

secara oral maupun topikal. Namun pada pemakaian secara

oral dapat menimbulkan efek samping hepatotoksik yang

tidak diinginkan, sehingga untuk pemakaian jangka panjang

perlu dihindari.

Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah

membuat sediaan topikal dari sehingga permasalahan di atas

dapat diatasi. Keuntungan lainnya pemakaian topikal adalah

dapat langsung dioleskan pada tempat yang sakit dan kontak

dengan kulit berlangsung lama.

Dalam sediaan topikal sering ditambahkan pelembab

untuk mempertahankan kelembaban sediaan dan mencegah

terjadinya lapisan film yang terbentuk setelah terjadi

penguapan air dari sediaan. Ternyata pelembab yang ditam­

bahkan dalam sediaan dapat mempengaruhi sifat fisika kimia

obat dan keadaan kulit.

Page 14: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

hi JL L I K. !B AR I Pi £FwJ' J ^ ^

-UNIVfcKSii/iii A/..HANGGAPENDAHULUAN * S U R A 0 A V & __ '

Agar tujuan terapi berhasil dengan baik, selalu

diusahakan agar bahan berkhasiat dari sediaan dapat menca-

pai reseptor dan memberikan efek farmakologi yang diingin-

kan. Selain itu dalam membuat suatu formula diusahakan

pula agar sediaan dapat memenuhi kriteria stabil, nysman,

dan mempunyai efek samping yang minimal. Apabila obat

dapat mencapai sistem sistemik melalui kulit, maka efek

samping pengobatan yang diberikan secara oral dapat diku-

rangi dengan pemakaian sediaan secara topikal. Keuntungan

lainnya pemakaian sediaan topikal adalah dapat langsung

dioleskan pada tempat yang sakit, kontak dengan kulit atau

tempat yang sakit berlangsung lama dan penggunaannya

mudah.

Agar sediaan topikal dapat memberikan efek farmakolo­

gi, bahan aktif dalam sediaan harus mengalami penetrasi

menembus kulit dan mencapai reseptor. Pada pemakian topi­

kal, penetrasi obat melalui kulit dipengaruhi oleh banyak

hal antara lain: kondisi kulit karena adanya luka mekanik

atau luka kimia oleh asam atau basa kelarutan dan konsen-

trasi obat, viskositas sediaan dan kelembaban kulit (1).

Kelembaban kulit yang tinggi akan mempermudah penetrasi

bahan obat melalui kulit. Kelembaban tersebut antara lain

1

Page 15: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

2

diperoleh dari sediaan yaitu dengan penambahan bahan

pelembab atau humektan misalnya: glicerol, sorbitol,

propilenglikol, dan etilenglikol. Adanya bahan tersebut

menyebabkan lapisan stratum korneum mengembang dan mening-

katkan permeabilitas bahan obat (1). Selain itu adanya

bahan pelembab dapat meningkatkan kelarutan bahan obat

yang sukar larut sehingga dengan demikian meningkatkan

pula penetrasi.

Pada umumnya pelembab digunakan sebagai bahan tamba-

han dalam krim dan gel untuk mempertahankan kelembaban

sediaan dan mencegah terjadinya lapisan film yang terben-

tuk setelah terjadi penguapan air dari sediaan.

Salah satu bentuk sediaan topikal yang kini sering

dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan

memberikan rasa sejuk. Sediaan gel mudah dicuci dan hanya

meninggalkan residu yang sedikit. Macam-macam bahan yang

digunakan sebagai basis gel adalah etil sellulosa, algi-

nat, bentonit dan carbopol. Keuntungan pemakaian carbopol

dibandingkan dengan bahan lain adalah sifatnya yang mudah

didispersikan dalam air, dengan konsentrasi kecil mempun­

yai kekentalan yang baik dan mempunyai kestabilan yang

baik.

Salah satu bahan aktif yang umumnya dibuat dalam

bentuk sediaan topikal adalah obat jamur. Macam-macam

bahan anti jaraur yang sering digunakan adalah: Flusito-

sine, griseofulvin dan turunan imidazole misalnya: keto­

konazol .

Page 16: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

3

Tertarik permasalahan di atas, maka dalam tugas akhir

ini ingin diteliti pengaruh pelembab terhadap profil

penetrasi ketokonazol perkutan dalam basis gel carbopol.

Ketokonazol dalam peneliti'an ini digunakan sebagai model

percobaan adalah dengan pertimbangan antara lain sifatnya

sukar larut dalam air dan penggunannya sebagai obat topi­

kal .

Ketokonazol apabila diberikan secara oral akan larut

dalam asam lambung sehingga diabsorbsi dengan baik, tetapi

dapat menimbulkan efek samping hepatotoksik. Selain itu

ketokonazol dapat berinteraksi dengan beberapa macam obat

apabila diberikan secara bersama-sama, misalnya pada

penderita tukak lambung dengan pengobatan antacid atau

H2 antagonis akan mengurangi bioavailabilitas dari keto­

konazol (2, 3).

Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh bahan pelembab propilenglikol dan etilenglikol

terhadap penetrasi ketokonazol melalui kulit secara in

vitro, sehingga pemilihan bahan pelembab dapat mempunyai

daya guna meningkatan penetrasi.

Page 17: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

BAB XI TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Kulit

Kulit adalah lapisan penutup yang berkesinara-

bungan disepanjang permukaan tubuh, sedangkan

permukaaan mukosa, konjungtiva dan kornea mata

tidak dianggap sebagai bagian kulit (4). Berat

kulit rata rata pada orang dewasa lebih kurang

delapan pound dan kulit menutupi permukaan tubuh

seluas 20.000 cm2 (5 ). Fungsi kulit adalah sebagai

pelindung tubuh terhadap bahan kimia, suhu dan

mengatur temperatur tubuh.

II. 1.1. Anatoni dan fisiologi kulit.

Secara anatomi kulit dibagi menjadi tiga

jaringan penyusun yaitu: epidermis, dermis dan

lapisan lemak subkutan (2).

Macam-raacain jaringan penyusun kulit adalah:

pembuluh darah, pembuluh lirafe, kelenjar sebasea,

kelenjar keringat, ujung syaraf perasa, jaringan

ikat, otot otot lunak dan lemak (6).

Epidermis merupakan bagian terluar dari kulit

mempunyai ketebalan yang bervariasi antara 0,16

mm pada kelopak mata sampai 0,8 mm pada telapak

tangan dan kaki (6).

4

Page 18: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

5

Berdasarkan histologinya epidermis dibedakan

menjadi 5 lapisan, mulai dari yang paling luar

adalah sebagai berikut:

1. Stratum korneum atau lapisan tanduk

2. Stratum lucidum atau lapisan bening

3. Stratum granulosum atau lapisan butir

4. Stratum spinosum atau lapisan taju

5. Stratum germinativum atau lapisan benih

stratum korneum stratum lucidum —

rambut

stratum i ' . ?vena x

granulosum

a r t e r l wKelenjar \^|' J _ , _ sebaseus vNkelenjarker in^at 'Kerxngat . - v&Afvy

vena

ep idermis

dermis

jaringansubkutan

Gambar 1: Anatomi kulit (6)

Epidermis ini berfungsi sebagai sawar pelin-

dung untuk melawan bakteri, zat kiinia, alergen

dan sebagainya.

Stratum korneum terdiri dari lapisan datar,

berlapis tipis dan penuh dengan sel-sel keratin

yang sudah mati. Komposisi stratum korneum ini

adalah 85 % protein ( terdiri dari 15 % bahan

Page 19: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

6

larut air, 65 % keratin dan sitoplasma dan 5 %

protein membran), lipid 7-9 % dan bahan-bahan

lain 6-8 % (1). Sel keratin ini mempunyai sifat

yang hidrofilik dan mengembang bila dicelupkan

dalam air. Lapisan ini mempunyai ketebalan berva-

riasi antara 0,02 mm sampai 0,8 mm tergantung

pada lokasinya (4). Lapisan ini terletak paling

luar.

Lapisan di bawah stratum korneum adalah

stratum lucidum. Lapisan ini terlihat jelas pada

irisan melintang kulit tangan dan kaki dan mem­

punyai ketebalan yang cukup dan sel-selnya tidak

berinti dan fungsinya dalam proses keratinisasi

belum jelas (4).

Stratum granulosum terdiri dari sel-sel yang

datar, sel-sel granular yang kasar, menonjol

dalam lapisan germinal sebagai sel yang berinti

dan berbentuk kolom (6). Lapisan ini secara aktif

ikut mengambil bagian dalam proses keratinisasi.

Stratum spinosum merupakan lapisan sel yang

berduri dan merupakan tingkat differensiasi

pertama lapisan epidermal yang tampak secara

morfologis.

Lapisan paling dalam epidermis disebut stra­

tum germinativum, merupakan sel yang hidup dan

reproduktif dan dapat mengadakan pembelahan

mitosis, sel-sel anak secara bertahap bergeser ke

permukaan kulit, yang pada differensiasi pertama

Page 20: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

7

akan membentuk stratum spinosum (1).

Lapisan sebelah dalam disebut dermis atau

korium terdiri dari jaringan fibrus yang rapat,

dan terdapat bersama sama dengan pembuluh darah

dan pembuluh limfe, kelenjar sebaseus, kelenjar

keringat, serabut syaraf dan otot (1).

Di bawah dermis terdapat jaringan subkutan

yang berfungsi sebagai penyekat panas (7).. Lapi­

san ini terdiri dari jaringan penyambung yang

menghubungkan kulit secara longgar dengan organ

organ yang berdekatan.

II. 1.2. Penetrasi perkutan

Pada pengobatan secara topikal, bahan obat

kontak dengan permukaan kulit. Sebelum bahan

tersebut dapat masuk dalam tubuh, obat harus

dapat melewati stratum korneutn dan mengalami

penetrasi melewati lapisan epidermis lainnya,

dermis dan masuk ke dalam pembuluh darah dan

saluran limfe. Dengan demikian apabila obat

dimaksudkan untuk diabsorbsi, maka obat harus

dapat melewati berbagai macam lapisan jaringan

kulit.

Kulit yang sehat merupakan sawar utama

terhadap benda dan zat asing, dalam hal ini

penetrasi masuknya zat 2 at asing (1).

Page 21: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

8

II. 1.2.1.Jalur penetrasi

Obat menembus kulit yang utuh melalui jalur

jalur sebagai berikut (6,8):

1. Diantara sel-sel stratum korneum.

2. Menembus sel stratum korneum.

3. Melalui kelenjar sebaseus.

4. Melalui kelenjar keringat.

5. Melalui dinding folikel rambut.

Gambar 2: Jalur penetrasi perkutan (5)

Page 22: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

9

II. 1.2.2. Faktor-faktor yang menpengaruhi penetrasi

perkutan

Faktor-faktor yang merapengaruhi penetrasi

perkutan antara lain adalah:

a. Faktor fisiologis kulit (7, 9).

- Kondisi kulit

Adanya luka (misalnya kulit yang menge-

lupas), luka karena zat kimia dan keadaan

kulit yang sakit atau kulit yang tak sempurna

akan mengubah kepekaan kulit terhadap pene­

trasi obat.

- Umur kulit

Permeabilitas kulit menurun dengan

bertambahnya umur kulit secara histologi.

- Spesies

Walaupun ada persamaan antara kulit

manusia dengan kulit binatang, terdapat

variasi sifat fisik pe'*raukaan kulit antar

spesies, sehingga diperlukan pemilihan kulit

hewan percobaan yang cermat.

- Lokasi kulit

Pada percobaan pada individu yang sama

dengan lokasi kulit yang berbeda akan menye-

babkan perbedaan permeabilitas. Dan pada

percobaan penetrasi pada tempat yang sama

Page 23: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

10

dengan subyek yang berbeda memberikan hasil

yang bervariasi.- Aliran darah

Apabila terjadi peningkatan aliran darah

melalui dermal, akan meningkatkan kliren

penetran.

- Hidrasi

Hidrasi stratum korneum meningkatkan

kecepatan penetrasi melalui kulit.

- Temperatur

Ketahanan kulit akan menurun terhadap

penetrasi dengan meningkatnya suhu kulit atau

absorbsi meningkat dengan meningkatnya suhu.

b. Faktor fisika kimia obat (1, 8, 9).

- Konsentrasi obat yang diberikan sesuai dengan

hukum Fick yang menyatakan:

dM < Cd - Cr >DSK

dt h

dimana

dMLaju difusi

dt

D koefisien difusi

S luas membran

K koefisien partisi

gradien konsentrasi

h tebal tnembran

Page 24: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

11

- Kelarutan obat

Kecepatan penetrasi merupakan fungsi

kelarutan obat. Kecepatan penetrasi tergan-

tung pada kemudahan molekul obat berdifusi ke

dalam stratum korneum, dimana mudah atau

tidaknya berdifusi ini tergantung pada kelar­

utan obat.

- Berat molekul obat

Semakin besar berat molekul obat, ab-

sorbsinya semakin sulit.

c. Basis sediaan (7,10,11,12)

Basis sediaan dapat mempengaruhi

penetrasi obat ke dalam kulit. Basis sediaan

dapat mempengaruhi penetrasi bahan obat dapat

mempengaruhi kelarutan bahan obat. Penelitian

membuktikan bahwa sediaan obat dapat mening­

katkan atau menghambat absorbsi perkutan dari

berbagai obat.

II. 2. Metode uji penetrasi perkutanII. 2.1. Metode in vivo (7,13)

Penelitian dengan metode in vivo dilakukan

pada hewan percobaan atau pada manusia, antara

lain mengamati perubahan jaringan kulit akibat

pemakaian suatu bahan pada permukaan kulit,

aktivitas biologis obat apabila dapat menembus

Page 25: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

^ 1 p E i l 2 '’UNiVEXSi iVi.S -J

12 j S U R A B A Y _J

kulit, atau menganalisa jaringan dan cairan

tubuh. Peralatan yang sering digunakan dalam

metrode in vivo adalah bahan berlabel radioaktif,

kromatografi gas dan reaksi warna spesifik.

II. 2.2. Metode in vitro (7, 13)

Metode ini paling sering digunakan karena

lebih yang bersifat sebagai penentu kecepatan.

Macam membran yang digunakan dalam metode in

vitro:

a. Membran kulit alami

Pada penelitian penetrasi obat melalui

kulit secara in vitro, membran yang paling

sesuai adalah kulit manusia yang dapat dipero-

leh dengan jalan operasi atau dari jenazah.

Membran kulit yang lain yang dapat digu­

nakan untuk uji in vitro adalah kulit bina-

tang. Binatang yang sering digunakan untuk

penelitian ini adalah tikus, kelinci, babi dan

anjing. Tetapi hewan-hewan ini mempunyai

kekurangan yang menyolok yaitu variasi keteba­

lan stratum korneum, jumlah kerapatan kelenjar

keringat maupun folikel rambut. Yang paling

cocok yang menyerupai absorbsi perkutan pada

kulit manusia adalah kulit babi.

Page 26: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

13

b. Membran kulit sintesis

Karena sulitnya untuk mendapatkan kulit manu­

sia serta bervariasinya kulit hewan percobaan,

maka untuk.uji in vitro ini sering digunakan

membran sintesis. Membran yang paling sering

digunakan adalah membran sellulose asetat.

II. 3. Sediaan gel ( 14,15,16 )

Gel didefinisikan sebagai suatu sediaan dasar

berupa lembekan sistem dispersi, terdiri dari

partikel anorganik submikroskopik atau organik

makro molekul yang tersuspensi atau terbungkus dan

terbacara dalam cairan. Jika gel terdiri dari mole­

kul yang seragam dan tersebar ke seluruh cairan

sampai tidak terlihat batas yang jelas antara

molekul yang terdispersi dengan cairan, gel ini

disebut gel satu fasa, sedangkan gel fasa rangkap

atau sering disebut dengan lumeran , terdiri dari

gurapalan partikel kecil.

Gel yang bercorak transparan atau translusen

lazim disebut jelli. Namun demikian pengertian gel

dan jelli masih belura disepakati oleh para ahli dan

produsen terutama dibidang kosmetika. Dari pustaka

kosmetika, gel lebih condong digunakan untuk keken-

talan yang dibuat dari zat gel anorganik seperti

kalamin, bentonit dan veegum, sedangkan jelli

Page 27: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

14

dimaksudkan untuk kentalan yang dibuat dari zat gel

organik seperti gom, turunan karboksilat, turunan

sellulosa dan surfaktan tertentu.

Bahan-bahan lain yang sering ditambahkan pada

gel adalah pelembab dan pengawet. Pelembab ini

untuk maksud memperlicin, sebagai emolien, dan

untuk mencegah terjadinya kerak sisa gel setelah

komponen lain menguap. Zat pengawet untuk mencegah

pertumbuhan jazad renik, karena gel adalah tempat

yang baik untuk pertumbuhan jasad renik.

Basis gel dapat dibedakan menjadi 2, yaitu

basis gel yang dibuat dari bahan pembentuk gel yang

tidak larut dalam air dan basis gel dari bahan

pembentuk gel yang larut dalam air.

A. Basis gel yang mengandung bahan pembentuk gel

yang tidak larut dalam air (14)

Biasanya mengandung parafin cair, polioksi

etilen atau minyak lemak. Keuntungan basis ini

memungkinkan penambahan minyak dari berbagai jenis

dan viskositas. Kerugiannya adalah sulit dihilang-

kan dari permukaan kulit. Formula ini dapat mengan­

dung parafin cair dan minyak lemak atau mengandung

parafin cair dan polioksietilen gliserida lemak.

Page 28: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

15

B. Basis gel yang mengandung bahan pelembab gel yang

larut dalam air (17).

Biasanya mengandung glicerol, propilenglikol,

air dengan bahan pembentuk gel dari bahan organik

maupun anorganik. Bahan organik untuk pembentuk gel

misalnya natrium alginat, carbopol, gelatin dan

karboksi metil sellulosa.

Contoh formula:

R/ Natrium karboksi metil sellulosa 5,0

Glycerol 15,0

Nipagin 0,1

Air ad 100,0

R/ Natrium alginat 7,0

Glycerol 7,0

Nipagin 0,2

Air ad 100,0

R/ Carbopol 0,75

Trietranolamin 0,75

Nipagin 0,1

Propilenglikol 17,5

Air ad 100,0

Page 29: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

16

Biasanya gel hidrofilik mengandung air sehingga

bila digunakan pada kulit menyebabkan hidrasi pada

stratum korneum dan meningkatkan pula permeabilitas

kulit terhadap penetrasi bahan obat. Keuntungan

lain basis gel hidrofilik adalah sifatnya mudah

dicuci dengan air, terlihat berlemak dan membentuk

suatu lapisan tipis pada permukaan kulit.

Page 30: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

17

II. 4. Retokonazol ( 2, 3, 18 )

II. 4.1. Sifat fisika-kinia

(cis-l-acetyl-4-(4-((2-(2,4-dichloropheny1)-2(1H-

imidazole-l-ylmethyl)-l,3 d ioxolan-4-yl)methoxy)

phenyl) piperazin).

Rumus molekul: 026^28^12^404

Berat molekul: 531,4

Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air, larut

dalam 2 bagian kloroform, larut dalam

2 bagian kloroform, larut dalam 9 ba­

gian metanol, sangat sedikit larut da-

lara eter

Titik leleh: 148°-152° C (19)

146° C (20)

II. 4.2. Farnakologi

Mekanisme kerja ketokonazol sebagai anti

jamur mirip dengan derivat imidazole lainnya

yaitu melalui beberapa cara antara lain mengham-

bat biosintesa lipid dari jamur sehingga mengubah

komposisi membran, mengakibatkan permeabilitas

Page 31: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

18

membran berubah dan akhirnya menyebabkan kematian

sel. Cara lainnya adalah dengan menghambat

pengambilan bahan untuk sintesa DNA/RNA dan

menumpuk hasil metabolisms normal yaitu hidrogen

peroksida (18). Pada penggunaan ketokonazol

peroral 400 mg (21), diperoleh kadar puncak rata-

rata 13,0 mcg/ml pada jam ke 2.

Page 32: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

II. 5. Propilenglikol (22)

19

Berat molekul: 76,09

Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna,

kental, tidak berbau, rasa agak

manis, higroskopis.

Kelarutan :Dapat campur dengan air, dengan

etanol dan kloroform, larut dalam 6

bagian eter, tidak dapat campur

dengan eter minyak tanah dan minyak

lemak.

Sifat pelembab :Karena sifatnya yang higrosko­

pis maka propilenglikol dapat

menarik uap air dari udara dan

mempertahankan kadar air dalam

sediaan.

Page 33: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

Etilenglikol (22)

Rumus bangun

Rumus molekul

Berat molekul

Kelarutan

Sifat pelembab

CH20H-CH20H

etane 1,2-diol

: C2H6°2

: Cairan tak berwarna, tidak ber-

bau, higroskopis dan seperti

sirup.

: Dapat campur dengan air, alkohol

dan aceton

: Karena sifatnya yang higroskopis

raaka etilenglikol dapat menarik

uap air dari udara dan memperta-

hankan kadar air dalam sediaan.

Page 34: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIANBAB III

III. 1. Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Rangkaian alat untuk uj i penetrasi perkutan

(23)

2. Double Beam Spectrofotometer UV 140-02 merk

Shimadzu

3. Membran dari kulit babi

4. Stirer

5. Alat-alat gelas

6. Rion Viscotester VT-04

III. 2. Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian

ini bila tidak disebutkan lain merupakan bahan

dengan kemurnian “Pharmaceutical Grade". Bahan-

bahan tersebut adalah:

1. Carbopol 940 (dari Surya Dermato Medica Lab)

2. Trietanolamin (dari Surya Dermato Medica Lab)

3. Propilenglikol (dari Surya Dermato Medica Lab)

4. Etilenglikol (Wako Pure Chemical Industries Ltd)

5. Ketokonazol (dari Roi Surya Prima Farma)

21

Page 35: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

22

III.

III.

III.

6. Nipagin (dari Surya Dermato Medica Lab)

7. Natrium klorida p.a. (E. Merck)

8. Metanol p.a. (E. Merck)

. Tahapan kerja

. 1. Uji kualitatif ketokonazol

A. Kemurnian ketokonazol diperiksa berdasarkan

titik leburnya dengan alat Differential

Scanning Calorimetry (DSC)

B. Spektrum serapan infra merah dari ketokona-

zole yang dibuat pelet dengan kalium bromida

diamati. Hasil yang diperoleh dibandingkan

dengan literatur.

.2. Peubuatan gel ketokonazol

Sediaan gel ketokonazol dibuat dengan kadar

2 % dengan penambahan pelembab propilenglikol,

etilenglikol maupun tanpa pelembab. Secara

keseluruhan penbuatan sediaan dapat dilihat pada

tabel 1.

Page 36: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

23

T a b e l 1. G e l k e t o k o n a z o l

Cara pembuatan

1. Taburkan carbopol pada air sehingga dipero-

leh larutan 3 %

2. Nipagin + air suling, kemudian dipanaskan

sambil diaduk sampai larut

3. Ketokonazo1 + propilenglikol/etilenglikol

diaduk sampai homogen

4. (1) + (2) + (3) diaduk sampai homogen.

5. Trietanolamin + air suling sehingga menjadi

larutan 10 %

6. Tambahkan (5) pada (4) sedikit demi sedikit

sambil diaduk pelan-pelan agar tidak terjadi

gelembung udara

"UNiV£i<Sf.iAjS /; S U R A V A

Page 37: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

24

III. 3

III. 3

III. 3

III. 3.

7. (6) + air suling sampai berat yang diingin

kan

8. Simpan dalam wadah tertutup rapat

3. Karakteristik sediaan

Karakterisasi yang dilakukan meliputi:

3.1. Penanpilan

- Bentuk

- Warna

- Bau

3.2. Pengukuran pH sediaan (24)

Pengukuran pH masing-masing sediaan dilakukan

dengan pH meter

Caranya: 5 gram sediaan + 45 ml air suling be-

bas CO2

3.3. Pengukuran viskositas sediaan

Caranya: Masing-masing sediaan diukur viskosi-

tasnya dengan viskotester pada suhu 32° C

Page 38: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

25

III. 3.3.4. Honogenitas sediaan (20, 24)

Dalam hal ini homogenitas sediaan dilakukan

dengan menentukan kadar setiap bagian sedia­

an (cuplikan)

a. Pengambilan cuplikan

Cuplikan diambil dari 6 tempat

yang berbeda seperti gambar di

sebelah ini ± 100 mg

b. Pembuatan larutan baku induk ketokonazol 100

mcg/ml.

Ditimbang teliti ketokonazol 100 mg, kemudi-

an dilarutkan dalam metanol sehingga mencapai

volume 1000 mcg/ml

c. Pembuatan larutan baku kerja ketokonazol

Dibuat larutan baku kerja ketokonazol

dengan mengencerkan larutan baku induk keto­

konazol dengan metanol dan NaCl 0,9 % (1:1)

hingga diperoleh larutan baku kerja dengan

kadar 0,2 ; 0,5 ; 1 ; 2 ; 3 ; 5 ; 8 ; 10 ; 15

mcg/ml (lihat tabel 2). Larutan baku kerja ini

digunakan untuk menentukan panjang gelombang

terpilih, pembuatan kurva baku, menghitung

kadar ketokonazol dalam sediaan dan kadar

ketokonazol sesudah penetrasi.

o o oo

o o

Page 39: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

d. Penentuan panjang gelombang terpilih ditentu-

kan dengan menggunakan larutan baku kerja

ketokonazol 5 ; 10 ; 15 mcg/ml. Nilai serapan

tiap kadar diamati pada rentang pan.jang gelotn-

bang 215-235 nm, kemudian dibuat kurva serapan

versus panjang gelombang.

Tabel 2. Pembuatan larutan baku kerja ketokonazol

Kadar

larutan

Cmeg/ml>

Volume baku

induk yang

d iamb i1

Volume larutan

NaCl 0,9 */. yang

ditambahkan

Pengencer an dengan

larutan metanol-

NaCl 0,9 ’/. hingga

0,2 0,5 ml 0,5 ml 250 ml

0,5 0,5 ml 0,5 ml 100 ml

1,0 0,5 ml 0, 5 ml 50 ml

2,0 1,0 ml 1,0 ml 50 ml

CO o 3,0 ml 3,0 ml 100 ml

5,0 5,0 ml 5,0 ml 100 ml

CO o 2,0 ml 2,0 ml 25 ml

10,0 5,0 ml 5, 0 ml 50 ml

15,0 15,0 ml 15, 0 ml 100 ml

Page 40: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

27

e. Pembuatan kurva baku

Dibuat dengan mengamati nilai serapan

larutan baku kerja dengan kadar 0,2 ; 0,5 ;

1 ; 2 ; 3 ; 5 ; 8 ; 10 ; 15 mcg/ml pada pan­

jang gelombang maksimum, kemudian dibuat kurva

serapan versus kadar larutan baku kerja keto-

konazo1.

Larutan blanko dibuat dengan mencampur

metanol dan NaCl 0,9 X (1:1).

f. Penetapan kadar sediaan

Sediaan gel ketokonazol dilarutkan dengan

metanol hingga 25 ml, kemudian disaring dengan

dengan merabran filter 0,45 raikron. Filtrat

hasil saringan penyaringan diambil 1,0 ml +

1,0 ml NaCl 0,9 % kemudian ditambah dengan

larutan metanol-NaCl 0,9 % (1:1) hingga vo-

lumenya 10,0 ml. Kocok homogen dan amati

serapannya.

Pengukuran serapan dilakukan pada panjang

gelombang terpilih. Kadar ketokonazol dari

cuplikan dihitung dengan raenggunakan kurva

baku.

Larutan blanko dibuat dengan menggunakan

basis gel tanpa bahan obat dengan perlakuan

sama seperti di atas.

Page 41: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

28

III. 3.4. Penetapan penetrasi perkutan

a. Penyiapan perangkat uj i penetrasi perkutan

seperti rangkaian gambar 3.

Keterangan gambar:G A = sediaan seberat 2 gramF

B = membran kulit babi

A C = kawat kasa 40 mesh D D = film berbentuk cincinB E = penyangga dari teflonE' F = tabung gelasV

H G = termometer J H = beker gelas berisi la­

rutan NaCl 0,9 X

I = pengaduk magnetik

J = penangas air

Suhu larutan cuplikan

37 0 C

Gambar 3. Rangkaian alat uji penetrasi perkutan (22)

b. Beker gelas 500 ml diisi dengan larutan NaCl

0,9 % sebanyak 400 ml, penangas air dinyala-

kan, dan diatur suhunya 37° C dan diaduk

dengan kecepatan 200 rpm.

c. Membran, kasa kawat, film dipasang pada

penyangga, sediaan diletakkan diatas membran,

kemudian tabung dipasang pada penyangga.

Page 42: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

29

d. Tabung dicelupkan ke dalam larutan beker

gelas sampai penyangga berada 6 cm dari mulut

beker.

III. 3.5. Penentuan kadar ketokonazol dalan cuplikan

Cuplikan diambil dari wadah sebanyak 5 ml

pada waktu 0,5; 1 ; 1 , 5 ; 2 ; 3 ; 4 ; 5 ; 6 ; 7

; 8 jam.

Cara pengukuran serapan:

3,0 ml cuplikan + 3,0 ml metanol, dicampur

homogen, kemudian diamati serapannya.

Blanko dibuat dengan mencampur larutan cuplikan

tanpa bahan obat sebanyak 3,0 ml dengan metanol

sebanyak 3,0 ml.

Pengukuran serapan dilakukan pada panjang

gelombang terpilih. Kadar ketokonazol dalam

cuplikan dihitung dengan menggunakan kurva baku

dan dikoreksi dengan faktor pengenceran dari

Wurster (25). Kemudian dibuat kurva kadar keto­

konazol dalam cuplikan versus waktu.

Page 43: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

30

III. 3.6. Pengukuran kelarutan ketokonazol

Dibuat larutan dengan komposisi air, propi­

lenglikol 17,5.X dan etilenglikol 17,5 5£. Kemu-

dian dalam larutan ini dimasukkan ketokonazol

berlebih dan diaduk pada suhu 37° C hingga

mencapai kejenuhan.

Cara pengukuran:

1.0 ml sampel (dalam keadaan jenuh) yang sudah

disaring dengan membran filter 0,45 mikron +

1.0 ml metanol, diencerkan dengan campuran

metanol-NaCl 0,9 % dalam perbandingan sama

sampai volume 10 ml dalam labu ukur. Kemudian

diukur serapannya di spektrofotoaeter pada

panjang gelombang terpilih.

Blanko: 1,0 ml media uji kelarutan + 1,0 ml

fietanol diencerkan dengan netanol-NaCl

0,9 % perbandingan sama, sampai 10 ml.

(diberlakukan sama dengan sampel)

Page 44: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

HASIL DAN PENGOLAHAN DATABAB IV

IV. 1. Uji kualitatif

Hasil uji kualitatif terhadap ketokonazol

secara analisis termal (DSC) diperoleh hasil titik

lebur ketokonazol adalah 150,4° C. Pustaka (19)

menyebutkan titik lebur ketokonazol antara 148°-

152° C. Hasil pengamatan pengukuran titik lebur

dapat dilihat pada termogram (DSC) gambar 4.

Pengukuran secara spektrofotometri infra merah

dapat dilihat pada gambar 5.

31

Page 45: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

.32

Gambar 4. Termograra DSC dari ketokonazol

a. Suhu b. Entalpi

Page 46: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

tansmis

i

Gambar 5. Spektrogram infra merah ketokonazol

a. Hasil percobaan

b. Pustaka (20)

Page 47: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

34

IV. 2. Karakterisasi sediaan gel ketokonazol

Karakterisasi sediaan gel ketokonazol yang meli-

puti penampilan, pH sediaan, viskositas dan kadar

sediaan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Karakterisasi sediaan gel ketokonazol.

K a r a k t e rGel d en g a n f o r m u l a *

A B C

Penamp i 1 an - Ben*uk s e t e n g a h s e t e n g a h s e t e n g a h

padat p a d a t pa d a t- iJarna p u t i h p u t i h p u t i h- Bau - - -

pH s e d i a a n 7 , 1 7 r 1 7 , 2V i s k o s i t a s 270 p o i s e 285 p o i s e 2 7 5 p o i s eKadar s e d i a a n 2, 10 */. 2 , 1 5 ■/. 2 , 17 7.

* Formula A: gel tanpa bahan pelembab

Formula B: gel mengandung pelembab propilenglikol

17.5 %

Formula C; gel mengandung pelembab etilenglikol

17.5 %

Page 48: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

IV. 3. Honogenitas kadar ketokonazol dalan gel IV. 3.1. Penentuan panjang gelonbang terpilih

Panjang gelombang terpilih ditentukan dengan

menggunakan larutan baku kerja ketokonazol dengan

kadar 5 ; 10 ; 15 mcg/ml memberikan nilai serapan

seperti tertera pada tabel 4.

Tabel 4. Nilai serapan larutan ketokonazol dalam

pelarut metanol dan NaCl 0,9 % (1:1)

untuk penentuan panjang gelombang terpilih

35

p a n j a n q

qel. cm bano

( n m)

Ra d a r ( m cq / >ri 1 )

4 , 9d'.> V , g 60 1 4 , 9 4 0

215 0 , 1 9 5 0 , 3 9 0 0 , 567

216 0 , 1 9 0 0 , 3 8 3 0 , 560

217 0 , 1 8 6 0 , 3 7 8 0 , 550

218 0 , lfeb - 0 , 3 7 5 0 , 542

219 0 , 183 0 , 3 72 0 , 5 4 0

220 0 , 181 0 , 369 0 , 538

221 0 , 1 8 1 0 , 3 6 7 0 , 532nnn 0 , 1 8 0 0 , 3 6 5 0 , 5 2 8

'.*£ 2 O 0 , 1 7 9 0 , 3 6 1 0 , 5 2 1

224 0, 175 0 , 3 5 6 0 , 515

225 0 , 1 7 2 0 , 3 4 8 0 , 505

230 0 , 1 4 6 0 , 2 9 5 0 , 4 2 3

235 0 , 1 21 0 , 2 4 6 0 , 3 5 2

Page 49: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

«p

aB

36

Pembuatan kurva nilai serapan versus panjang

gelombang dapat dilihat pada gambar 6.

Hu&mt plortiK (mm )0 4.990 ♦ 9.960 a c f f e l * 14.94 mcjml

Gambar 6. Kurva nilai serapan terhadap panjang

gelombang larutan ketokonazol dalam

pelarut metanol-NaCl 0,9 % (1:1)

Page 50: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

37

IV. 3.2. Pembuatan kurva baku

Kurva baku dibuat dari larutan ketokonazol

dengan kadar 0,2; 0,5; 1 ; 2 ; 3 ; 5 ; 8 ; 10;

15 mcg/ml pada panjang gelombang 220 nm.

Tabel 5. Nilai serapan larutan ketokonazol dalam

pelarut metanol dan NaCl 0,9 % (1:1)

untuk pembuatan kurva baku pada panjang

gelombang 220 nm

Kadar

<m c g / m l )

Ser apan

S e r a p a n

r a t a - r a t aI I I

0, 199 0 , 0 0 6 3 0 , 0 0 1 9 0 , 0 0 4 1

0 , 4 9 8

00oo

0 , 0 1 5 5 0 , 0 1 6 8

0 , 996 0 , 0 3 3 0 0 , 0 3 2 2 0 , 0 3 2 6

1 , 9 9 2 0 , 0 6 7 2 0 , 0 6 9 1 0 , 0 6 8 2

2 , 9 8 8 0 , 1 2 5 0 0 , 1 0 1 0 0 , 1 1 3 0

4 , 9 8 0 0 , 1 8 1 0 0 , 1 8 2 0 0 , 1 8 1 5

7 , 9 6 8 0 , 3 2 0 0 0 , 3 0 4 0 0 , 3 1 2 0

9 , 9 6 0 0 , 3 6 9 0 0 , 3 8 0 0 0 , 3 7 4 5

1 4 , 9 4 0 0 , 5 3 8 0 0 , 5 8 7 0 0 , 5 6 2 5

Per samaan g a r i s Y = 0 , 0 3 8 1 X - 0 , 0 0 3 6

Page 51: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

38

M 1 L I fcLP E R P U S1A K A A N

"U N IV fcR SlTA S A I R L A N G G a "

S U R A B A Y A

Mir ( mcffal)

Gambar 7. Kurva nilai serapan versus konsentrasi

larutan ketokonazol pada panjang gelom­

bang 220 nm

Page 52: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

39

IV. 3.3. Pengukuran kadar ketokonazol dalan gel

Hasil pengukuran kadar ketokonazol dalam

sediaan gel yang diambil secara acak untuk uji

homogenitas dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Pengukuran kadar ketokonazol dalam

sediaan dari berbagai formula

Cupli kan| Kadar ketokanazol (7.) dari formula

A B C

1 104,69 106,21 109,80'n 105,74 109,66 109,523 104,61 107,77 109,924 102,80 103,84 106,015 105,30 10 6 , 3 8 107,446 107,32 105,97 107,84

Rata-rata 105,08 107,47 108,42

± SD ± 1,49 ± 1,54 ± 1,58

Page 53: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

40

IV. 4. Pengukuran laju penetrasi

Hasil pengukuran cuplikan yang diambil dari

percobaan dapat dilihat pada masing-masing tabel

dan gambar.

Tabel 7 dan gambar 8, 9, 10 untuk gel tanpa pelem­

bab (formula A).

Tabel 8 dan gambar 11, 12 , 13 untuk gel dengan

pelembab propilenglikol (formula B).

Tabel 9 dan gambar 14, 15, 16 untuk gel dengan

pelembab etilenglikol (formula C).

Page 54: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

41

Tabel 7. Data pengamatan penetrasi perkutan gel

tanpa pelembab ( formula A) pada panjang

gelombang 220 nm

n . repl i- N. kasi

Jamke- N.

Kadar Cmcg/ml)Kadar

rata-rata (meg/ml

I II III

0 , 5 0 , 4 3 5 6 0 , 4 9 8 6 0 , 3 8 8 4 0 , 4 4 0 3

1 , 0 0 , 4 4 1 0 0 , 7 2 0 2 0 , 4 5 6 3 0 , 5 3 9 2

1 , 5 0 , 5 8 3 1 0 , 7 7 1 2 0 , 5 0 3 3 0 , 6 1 3 4

2 , 0 0 , 6 3 7 4 0 , 7 3 6 2 0 , 8 2 5 1 0 , 7 5 2 3

3 , 0 0 , 7 3 4 4 0 , 8 6 8 3 0 , 8 8 2 4 0 , 8 2 8 6

4 , 0 0 , 9 0 0 8 0 , 3 1 0 3 1 , 1 1 3 7 0 , 3 7 5 1

5 , 0 1 , 3 5 2 5 0 , 3 4 2 7 1 , 7 2 5 5 1 , 3 4 0 2

6 , 0 2 , 2 3 5 0 1 , 4 5 2 4 1 , 8 7 7 7 1 , 8 5 5 0

7 , 0 2 , 3 7 7 8 1 , 7 4 2 7 1 , 8 5 8 2 1 , 9 3 2 3

8 , 0 2 , 4 0 6 4 2 , 2 3 5 3 2 , 5 1 0 3 2 , 3 8 4 2

Page 55: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

K*4

*r

(ucg

/uo

l)

42

Itkli (Jam)

Gambar 8. Kurva laju penetrasi ketokonazol dari gel

tanpa bahan pelembab dalam larutan NaCl

0,9 % terhadap waktu < replikasi I )

Page 56: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

0

Gambar 9

2 4 ( 8V rtU (Jta)

Kurva laju penetrasi ketokonazol dari gel

tanpa bahan pelembab dalam larutan NaCl

0,9 % terhadap waktu ( replikasi II)

Page 57: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

44

Tikli (jui)

Gambar 10. Kurva laju penetrasi ketokonazol dari gel

tanpa bahan pelembab dalam larutan NaCl

0,9 % terhadap waktu ( replikasi III )

Page 58: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

45

Tabel 8. Data pengamatan penetrasi perkutan gel

dengan pelembab propilenglikol 17,5 %

( formula B > pada panjang gelombang 220

nm

r e p l i - k a s i

Jamke-

Ka d a r ( m c g / m l)Kadar

r a t a - r a t a(meg/ml ')

I I I I I I

0 , 5 0 , 5 5 6 4 0 , 8 8 1 8 0 , 4 0 4 2 0 , 6 1 4 1

1 , 0 0 , 7 2 1 0 1 , 2 0 7 8 0 , 7 7 1 5 0 , 9 0 0 1

1 , 5 1, 1813 1 , 4 7 4 8 0 , 9 9 1 0 1 , 2 1 5 7

2 , 0 1 , 0 1 7 2 1 , 6 3 4 7 1 , 5 3 8 6 1 , 3 9 6 8

3 , 0 1 , 9 7 4 6 2 , 3 0 0 2 2 , 4 3 9 5 2 , 2 3 8 1

4 . 0 2 , 8 4 9 1 2 , 7 1 6 5 4 , 0 1 2 7 3 , 1 9 2 8

5 , 0 3 , 0 7 2 9 3 . 0 9 5 9 4 , 1 4 5 9 3 , 4 3 8 2

6 , 0 3 , 3 9 3 6 3 , 5 2 6 7 4 , 3 2 7 3 3 , 7 5 0 9

7 , 0 4 , 0 4 3 2 4 , 4 3 4 9 4 , 9 3 0 4 4 , 4 6 9 5

00 o 4 , 6 6 8 9 4 , 9 0 7 8 4 , 7 7 9 2 4 , 7 8 5 3

Page 59: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

|C*4

*r

(uc

|/u

l)

46

M U (jam)

Gambar 11. Kurva laju penetrasi ketokonazol dari gel

dengan pelembab propilenglikol 17,5 %

dalam larutan NaCl 0,9 % terhadap waktu

( replikasi I )

Page 60: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

K*4*r

(ucf/Bol)

47

Vkfctm (Jim)

Gambar 12. Kurva laju penetrasi ketokonazol dari gel

dengan pelembab propilenglikol 17,5 %

dalam larutan NaCl 0,9 % terhadap waktu

( replikasi II )

Page 61: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

K*4

*r (m

cg/m

l)

48

VhkU (>u»)

Gambar 13. Kurva laju penetrasi ketokonazol dari gel

dengan pelembab propilenglikol 17,5 %

dalam larutan NaCl 0,9 % terhadap waktu

( replikasi III )

Page 62: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

49

Tabel 9. Data pengamatan penetrasi perkutan gel

dengan pelembab etilenglikol 17,5 %

( formula C )' pada panjang gelombang 220

nm

N. r e p 1 i - k a s i

Jam n.k e -

K adar ( m c g / m l )K a d a r

r a t a - r a t aC mc g / ml )

I I I 111

0 , 5 0 , 5 8 2 6 0 , 5 0 9 2 0 , 8 2 4 2 0 , 6 3 8 7

1 , 0 1 , 4 8 2 3 1 , 2 4 5 2 1 , 4 5 3 9 1 F39 38

1 , 5 1 , 7 5 2 7 1, 1611 1, 5821 1 , 4 9 8 6

2 , 0 1 , 96B5 1 , 6 4 2 3 1 , 8 2 7 4 1 , 8 1 2 7

to o 2 , 1 6 5 7 2 , 3 2 9 2 1 , 8 4 4 2 2 , 1 1 3 0

4 , 0 2 , 2 2 3 5 2 , 7 3 5 6 2 , 1 1 3 2 2 , 3 5 7 4

5 , 0 2 , 2 9 2 1 2 , 8 1 0 7 2 , 3 9 0 5 2 , 4 9 7 8

6 , 0 2 , 4 5 5 6 2 , 8 7 5 8 lii, 6603 2 , 6 6 3 9

7 , 0 2 , 9 6 7 4 3 , 0 2 5 2 2 , 8 5 9 7 2 , 9 5 0 8

8 , 0 2 , 9 2 3 4 3 . 1 3 9 5 2 , 8 6 7 0 2 , 9 7 6 6

Page 63: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

(mc

c/n

j)

50

1U U (jam)

Gambar 14. Kurva laju penetrasi ketokonazol dari gel

dengan pelembab etilenglikol 17,5 % dalam

larutan NaCl 0,9 % terhadap waktu (

replikasi I )

Page 64: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

K*4

*r

(mcf

/ml)

51

l U t i (Jm>

Gambar 15. Kurva laju penetrasi ketokonazol dari gel

dengan pelembab etilenglikol 17,5 % dalam

larutan NaCl 0,9 % terhadap waktu (

replikasi II )

Page 65: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

(ac

g/m

l)

52

YftkU (>»)

Gambar 16. Kurva laju penetrasi ketokonazol dari gel

dengan pelembab etilenglikol 17,5 % dalam

larutan NaCl 0,9 % terhadap waktu (

replikasi III )

Page 66: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

Tabel 10. Data pengamatan rata-rata penetrasi perku­

tan gel tanpa pelembab, pelembab propilen-

glikol 17,5 % dan etilenglikol 17,5 % pada

panjang gelombang 220 nm

53

J 3. iTike-

K a cl a r r a t a-rata (in c: q / m 1 ) d a r .i f o r rnu I a

A B c

0, 5 0„4409 0 , 6.141 0,63871,0 0,5392 0,9001 1,39381,5 0,6194 1,2157 1,49862,0 0,7529 1,3968 1,81273,0 0,8286 2,2381 2,11304,0 0,9751 3,1928 2,35745,0 1,3402 3,4382 2,, 49786,0 1,8850 3,7509 2,66397,0 1,9929 4,4695 2,9508

CD o 2,3842 4,7853 2,9766

Formula A : Gel tanpa pelembab

Formula B : Gel mengandung pelembab propilenglikol

17.5 %

Formula C : Gel mengandung pelembab etilenglikol

17.5 %

M 1 L I KP E R P U S T A K A A N

"U N IV E R SIT A S A IR L A N G G A "

' S U R A B A Y A

Page 67: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

54

IhkU (jn)

f —

: Gel tanpa pelembab

: Gel mengandung pelembab propilenglikol

17.5 % '

: Gel mengandung pelembab etilenglikol17.5 X

Gambar 17. Kurva konsentrasi rata-rata ketokonazol

dalam larutan fisiologi terhadap waktu

Page 68: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

55

II. 5. Uji kelarutan

Tabel 11. Pengukuran kadar ketokonazol jenuh dalam

sistem pelarut dari berbagai formula

Sistempelarut

pH i(meg/ml)

II(meg/mi )

Rata-rata ± SD

(meg/ml)

air 6,95 10,7927 10,6377 10n7402 ± 0,0742

propilen- g 1 i k o 1

6,85 34,5407 35,5906 35,0657 ± 0,7424

eti len- glikol

6,85 23,2546 20,8942 22,0735 ± 1,6703

I

Page 69: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh

pelembab pada penetrasi perkutan ketokonazol. Pelembab

sering digunakan dalam industri untuk memformulasikan

suatu sediaan sedangkan ketokonazol digunakan sebagai

model percobaan karena penggunaannya sebagai bahan obat

topikal dengan kelarutan dalam air yang rendah.

Sebagai tahap awal dalam penelitian ini, dilakukan

pemeriksaan kualitatif terhadap ketokonazol dengan menggu-

nakan analisis termal (DSC) dan analisis infra merah.

Hasil pemeriksaan suhu lebur dan puncak-puncak spesifik

dari infra merah dapat dilihat pada gambar 4 dan gambar 5.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ketokona­

zol yang digunakan memenuhi persyaratan sesuai dengan USP

dan Clarke'S Isolation and Identification of Drugs <19,

20) .

Untuk pemeriksaan kuantitatif ketokonazol , dapat

dilakukan dengan cara menentukan kadarnya dengan titrasi

bebas air, tetapi karena tidak didapatkannya ketokonazol

baku, maka pemeriksaan kuantitatif tidak dapat dilakukan

sehingga kadarnya dianggap sesuai dengan sertifikat.

Setelah diketahui bahwa ketokonazol yang digunakan

memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam pustaka, maka

tahap selanjutnya adalah pembuatan gel ketokonazol 2 %

dalam sediaan formula A, B, C (halaman 23). Hasil spesi-

56

Page 70: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

57

fikasi sediaan yang diperoleh adalah bentuk setengah

padat, berwarna putih dan tidak berbau. pH sediaan berki-

sar antara 7,1 - 7,2 sedangkan viskositasnya berkisar

antara 270 - 285 poise. Dari data di atas diharapkan

perbedaan pH dan viskositas relatif tidak berpengaruh

terhadap penetrasi bahan aktif ketokonazol dalam kulit.

Sebelum dilakukan pengukuran kadar ketokonazol dalam

sediaan, terlebih dulu ditentukan panjang gelombang maksi-

mum. Pada penentuan panjang gelombang terhadap baku kerja

dengan konsentrasi 4,98 ; 9,96 ; 14,94 mcg/ml tidak dite-

mukan puncak serapan, tetapi hanya berupa rentang panjang

gelombang dengan serapan yang sama. Berdasarkan pustaka

(20), karena tidak ditemukan puncak serapan yang maksimum,

maka digunakan daerah panjang gelombang dengan serapan

yang sama sehingga untuk penetapan kadar ketokonazol

dipilih panjang gelombang 222 nm.

Pada pembuatan kurva baku diperoleh persamaan garis

regresi Y = 0,0381 X - 0,0036 dengan harga koefisien

korelasi (r) = 0,9996 yang lebih besar dari r tabel (°£ =

0,05, df = 7) = 0,666. Dari data di atas dapat disimpulkan

bahwa ada korelasi linier antara serapan dan kadar. Data

yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar 6.

Konsentrasi dari baku kerja ketokonazol pada pemakaian

oral (21).

Untuk pengukuran kadar ketokonazol dalam sediaan,

diambil cuplikan dari sediaan secara acak dari 6 tempat

yang berbeda dan diukur serapannya. Persyaratan yang

ditentukan agar sediaan laik edar adalah kadar tidak

Page 71: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

kurang dari 90 X dan tidak boleh lebih dari 110 %. Data

yang diperoleh menunjukan kadar ketokonazol minimum

102,80% dan maksimum 109,92 % sehingga dapat disimpulkan

bahwa sediaan yang dibuat raemenuhi persyaratan laik edar

yang ditentukan. Hasil pemeriksaan kadar sediaan dapat

dilihat pada tabel 6.

Tebal kulit yang digunakan selama percobaan dipilih

antara 1,5 - 2 mm agar menyerupai ketebalan rata-rata

kulit manusia. Membran ini sebelum digunakan dibersihkan

dulu lemaknya dan direndam dalam larutan NaCl 0,9 % selama

30 menit agar jaringan kulit menjadi isotonis. Larutan

cuplikan yang dipakai adalah larutan NaCl 0,9 % sehingga

menyerupai cairan fisiologis tubuh.

Hasil uji laju penetrasi perkutan menunjukan bahwa

• sediaan yang mengandung pelembab lebih besar dibandingkan

dengan sediaan tanpa pelembab. Hal ini disebabkan karena

ketokonazol lebih larut dalam sediaan yang mengandung

pelembab. Semakin besar kelarutan ketokonazol dalam se­

diaan, semakin besar pula laju penetrasi bahan obat menem-

bus membran. Dari uji kelarutan ketokonazol (tabel 11)

dalam air, propilenglikol 17,5 % dan etilenglikol 17,5 X

dapat dilihat bahwa ketokonazol paling larut dalam propi­

lenglikol 17,5 %, kemudian etilenglikol 17,5 % dan yang

paling kecil adalah dalam pelarut air.

Dari 3 kali percobaan laju penetrasi yang dilakukan

ternyata pelembab propilenglikol 17,5 Z mempunyai harga

AUC yang paling besar yaitu 19,6653 ; 21,5366 ; 24,4828

(tabel 8 dan gambar 11, 12, 13). Pelembab etilenglikol

58-

Page 72: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

59

17,5 % mempunyai harga AUC sebesar 16,9513 ; 18,0360 ;

16,6022 (tabel 9 dan gambar 14, 15, 16), sedangkan sediaan

tanpa pelembab mempunyai harga AUC yang paling kecil yaitu

10,0117, ; 8,6280 ; 10,0061 (tabel 7 dan gambar 8, 9, 10).

Untuk mengetahui apakah perbedaan laju penetrasi

antar sediaan berbeda bermakna, maka perlu dilakukan u j i

statistik. Uj i statistik yang digunakan adalah anava pro

CRD. Dari perhitungan statistik diperoleh harga F hitung =

49,2717 yang lebih besar dari F tabel (0,95) = 5,14,

sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang ber­

makna laju penetrasi antara formula A, B, C. Untuk menge­

tahui besar perbedaan tersebut, maka dilanjutkan dengan

uji HSD dari Tukey. Dari perhitungan didapatkan harga HSD

= 5,6196. Dengan menghitung selisih rata-rata area di

bawah kurva dari tiap formula, terlihat bahwa sediaan yang

mengandung pelembab propilenglikol maupun etilenglikol

mempunyai selisih lebih besar daripada harga HSD bila

dibandingkan dengan sediaan tanpa pelembab. Dengan demiki-

an dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna antar

sediaan yang mengandung pelembab dengan sediaan yang tidak

mengandung pelembab. Sediaan yang mengandung pelembab

propilenglikol mempunyai selisih yang lebih kecil dari HSD

terhadap pelembab etilenglikol. Dari hasil di atas dapat

dikatakan bahwa ada perbedaan laju penetrasi sediaan yang

mengandung pelembab propilenglikol terhadap etilenglikol

tidak mempunyai perbedaan yang bermakna. Perhitungan

statistik dapat dilihat pada lampiran 5.

Page 73: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

Adanya pelembab propilenglikol dan etilenglikol

ternyata dapat meningkatkan kelarutan bahan obat dan laju

penetrasi. Hal ini disebabkan karena pelembab mempunyai

gugus glikol yang bersifat sedikit asam dan mempunyai

konstanta dielektrik yang lebih kecil daripada air. Menu-

rut pustaka (26) perbedaan kelarutan bahan obat dalam

propilenglikol dan etilenglikol disebabkan karena perbe­

daan konstanta dielektrik dan sifat sistem campuran itu

sendiri. Semakin besar kelarutan bahan obat dalam sediaan

akan meningkatkan gradien konsentrasi untuk melewati

membran. Selain itu adanya pelembab dalam sediaan dapat

mengurangi rintangan difusi dalam membran dan meningkatkan

aktivitas termodinamika (10, 13).

Page 74: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

61

BAB VI KESIMPULAN

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada peningkatan profil penetrasi ketokonazol perkutan

karena penambahan pelembab dalam sediaan

2. Laju penetrasi ketokonazol berturut-turut dari yang

paling besar adalah: sediaan yang mengandung pelembab

propilenglikol 17,5 % kemudian etilenglikol 17,5 % dan

yang paling kecil adalah tanpa pelembab.

Page 75: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

62

BAB VII

SARAH

Dari data .yang diperoleh disarankan agar dilakukan peneli

tian lebih lanjut tentang :

1. Konsentrasi propilenglikol dan etilenglikol yang opti

raal sehingga penetrasi ketokonazol perkutan maksimal.

2. Pelembab lain yang sejenis misalnya gliserol dan sorbi­

tol

Page 76: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

1. Sprowl Jr J.B., 1970, Prescription Pharmacy, second ed,

J.B. Lippincott Company, Philadelphia, Toronto, pp 231-

239

2. Kemp R, 1987. Medical Progress p 43-54

3. Martindale, 1989. The Extra Pharmacopoeia, 29 ed,

Pharmaceutical Press, London, p 426-429

4. Harry RG, 1973, Harry's Cosmeticoiogy. 6 th ecj f Leonard

Hill Books, London, p 589-598

5. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL, eds, 1986, The

Theory and Practice of Industrial Pharmacy, third ed,

Philadelphia, Lea and Febiger pp 534-539

6. Zopf LC, Blaug SM, 1974, American Pharmacy. 7 ed,

College of Pharmacy, Universitas of Iowa p 236-243

7. Idson B, 1975, Percutaneous Absorption. J Pharm Sci vol

64 p 901-924

8. Martin A, Swarbrick J, Cammarata A, 1986., Phisvcal

Pharmacy. 3 rc* ed Lea and Febiger, Philadelphia p 400-

403

9. Nugent FJ, Wood JA, 1980, Methods for study of percuta­

neous absorption, Can J Pharm Sci. vol 1, p 1-7

10. Di Colo G, Carelli V, Giannacci B, Serafini MF, 1980,

Vehicle Effect in Percutaneous Absorption: In vitro

study of influence of solvent Power and Microscopic

Viscosity of Vehicle on Benzocain Release from Suspen-

tion Hidrogels. J Pharm Sci vol 69 p 387-391

63

Page 77: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

64

11. Wurster, Dale E, Kramer SF, 1961, Investigation of some

Factor Influencing Percutaneous Absorption, J Pharm Sni

vol 50 p 288-293

12. Roberts MS, Anderson RA, 1975, The Percutaneous Absorp­

tion of Phenolic Compound: The Effect of Vehicle on the

Penetration of Phenol. J Pharm Pharm vol 27 p 599-605

13. Barry B W , 1983, Dermatological Formulation. Percutane­

ous Absorption 1 st ed. Marcel Dekker, Inc, New York p

145-186, 234-255

14. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1985, Fnrtnn-

larium Kosmetika Indonesia pp 34-36

15. Ansel HC, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. 4 th

ed, Universitas Indonesia, p 390-393, 599-600

16. Cooper and Gunn's 1975, Dispensing for Pharmaceutical

Student. 12 ed. Pitman Medical, p 214-219

17. Martin EW, 1966, Husa's Pharmaceut ical Dispensing. 8 th

ed, Mack Publishing Co, Easton, Pennsylvania p 207-211

18. Hume AL, Kerkering TM, 1983, New Drug Evaluation, Drug

Intel1 Clin Pharm p 169-174

19. United State Pharmacopoeia. XXII rev, United States

Pharmacopoeial Convention, Inc, Rockville, p 747-748

20. Moffat AC, Jackson JV, Moss MS, Widdop B, 1986,

Clarke's Isolation and Identification of Drug, 2 nd ed,

The Pharmaceutical Press p 227, 696-697.

21. Hendra Utama dan kawan-kawan, 1990, Bioavailabilitas

Komparatif Dua Sediaan Tablet Ketokonazol, Medlca. no 7

hal 526-532.

Page 78: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

22. The Merck Index. An Encyclopedia of Chemicals, Drugs,

and Biologicals, 10 th ed, Merck and Co., Inc, USA,

1983, p 550, 762, 1130

23. Zuber M, Chemtob C, Chaumeil J.C., 1979 Disponibilite a

Partir des Formes Dermiques, Sci Teoh Pharm vol 8 no 1,

P 49

24. Senzel AJ, 1977, New Burger.s manual of Cosmetic analy­

sis 2 nc* ed, Association of Official Analytical Chem­

ists Inc p 27, 32.

25. Wurster D.E. and Taylor P.W., 1965, Dissolution Kine­

tics of Certain Crystalline Forms of Prednisolone, si

Pharm. Sci. vol 54 p 673.

26. Gorman W.G. and Hall G.D., 1964, Dielectric Constant

Correlations with Solubility and Solubility Parameters,

J Pharm Scif vol 53, p 1019.

27. Daniel WW, 1978, Biostatistic a Foundation for analysis

in health Scinces 2 ed New York Chichester Brisbane,

Toronto: Toronto: John Wiley & Sons p 203-221

28. Ritchel WA, 1976, Handbook of Basic__Pharmacokinetics.

Drug Intelligence Publication, Inc. Hamilton p 315

Page 79: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

Data

peng

amat

an

pene

tras

i pe

rkut

an

ge.l

tanp

a pe

lemb

ab

( fo

rmul

a A

) pada

panj

ang

gelo

mban

g

66

£C

NC'-4

Page 80: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

Lamp

iran

2

Data

peng

amat

an

pene

tras

i pe

rkut

an

qei

denq

an

pele

mbab

propi

1 e?nq 1 .ikal

17 , '

57. (

formula

D )

pada

67

cCoN

U-CHjneoQlo»C<Cn3•ncnja

Page 81: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

Lamp

iran

3

Data

peng

amat

an

pene

tras

i.pe

rkut

an

gel

deng

an

pele

mbab

et

ilen

glik

ol

17,5

“/« (

form

ula

c >

pada

M I L I KP E R P U ST A iC A AN

- U N 1V E R S1TAS A lR L A N G G A "

S U R A B A Y A

EC

K-\CMO'c"ur*i£0Si0!O't6-r*f

«SQ.

j j r—H - CO CO -0 rv 53" CD O' CD <1*5 £ N, f-'l CO N N N. K< c, O

Hi L \ ?•'*! O' O' •H T—i LQ 'O !?J N*0 CJi <1 \0 *? CO l K* ■=t 'O O' a -ni f!j 1 ! V

jel J jhjL

e H C4 Cn r-.j C'-J IN C'-J

e-sO'U

03T3

0" —j N" N N ij J N. 0sf r.i K Ni r~i O t’"Sj fh NT\l ii'j cn r.j T-* ' g*s LO snCO «? in CD IU rO <1 CO 03

0 ■H r-.j ?v< C'J N C-J

IN C'-J tH >•**) C'J N m M in!> in *p4 r-.i i> in i"**, li"j in fh

=t r.i •H r-.i N’tin N •4D K-"; ?% Ui CD t"**i •H

r. r, r, r- r. r. F. **, f. r.■H i-l 01 r* f’.J C'-J ►••'1 K*

N LO in r-> >nIN N N m m N't N tn Nm m in nH >n O' in sJI N

N !> •H r-.j =t 0" O '

0 H •H f-.j r-.i . C--J C'J

CASaniLCDCO

iH O r\ r-j fN N. K> T j f-ir-.i K> ^0 I**-, 11 rfs ' t N Nw C-J f-7 r.» r-‘j ' t ,=

0 0 i t Sv O O ,• 1

0 0 rs K ‘ mO O 0 hs If- <! il) ’w> Nr-t ;•■) f--i ■ «3- in inO 0 O 0 O 'U O 0i

0 0 0 0 0 0 Q 0. O O .

m m iO 0 r ‘i S>. K r"! >nN. i> vlj N. !> m'w' t-i C'-J K* r'J r-'j

0 0* 0 0 0 0 0 0 , 0

s= I n3 Gi O -I"

10 O SJ‘ir.

r—f n n =t in. 'O n

0

CO

Page 82: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

69

Lanpiran 4Contoh perhitungan penetrasi perkutan gel ketokonazol

Contoh perhitungan penetrasi perkutan gel ketokonazol

tanpa pelembab ( formula A ) replikasi I, sebagai berikut:

1. Perhitungan kadar terukur.

a. Hasil pengamatan nilai serapan sediaan dari jam ke

0,5 - 8 jam ( lampiran I )

Jamke- Serapan

0, 5 0,004 71 s 0 0,00471, 5 0 ,00732 0 0,00823,0 0,00994 j, 0 0,01295,0 0,02136,0 0,03787,0 0,04008,0 0,0400

Page 83: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

70'

b. Kadar sediaan kemudian dihitung menggunakan persa-

maan kurva baku Y = 0,0381 X - 0,0036 ( halaman-37 )

J cSfTike~ Serapan Kadar terukur

O , '5 0,004 7 0,2173i 0 0 , 0 0 4 7 0,21781,5 0,0073 0,23612,0 0,0082 0,30973,0 0,0099 0,35434,0 0,0129 0,43315,0 0,0213 0,65356,0 0,03 73 1„03667,0 0,0400 1,14448 ,0 0,0400 1,1444

c. Kadar ketokonazol dalam larutan NaCl 0,9 % dihitung

dengan rumus:

Kadar ketokonazol dalam NaCl 0,9 X - kadar ketokona­

zol terukur kali 2

Page 84: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

71

J clfTlk e? - Kadar terukur

Kadar ketokonazol dalam NaCl 0,9 7.

0, 5 0,2178 0,43561,0 0,2173 0,43561 ^ 0,2861 0,57222 , 0 0,3097 0,61943 , 0 0,3543 O , 7 U 8 64 0 0,4331 0 „ 36625 0 0,6535 1 ,30706 0 1,0866 2,17327 0 1,1444 2,28383 , 0 1, .1444 2,28S8

2. Kadar ketokonazol dalam larutan NaCl 0,9 % kemudian

dikoreksi dengan menggunakan faktor pengenceran dari

Wurster (25)

Kadar ketokonazol dikoreksi dengan rumus:

5 n-1Cn = terukur + -----^ terukur)400 n=l

Page 85: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

72

Jamke-

Kadar ketokonazol dalam NaCl 0,9 7.

Koreksi dari Wurster

Kadar ketokonazol sesudah dikoreksi

0 H 5 0,4356 0 0,43561 ,0 0,4356 0,0054 0,4410l , 5 0,5722 0,0109 0,58312 ,0 0,6194 0,0180 0,63743,, 0 0,7086 0,025B 0,73444,0 0,8662 0,0346 0,9008lf<, 0 1 j, 3070 0,04 5 5 1,35256 , 0 2,1732 0,0618 2,23507,0 2,2888 0,0890 2,37788 , 0 2,2888 0,1176 2„4064

Page 86: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

•73

LAMPIRAN 5

Perhitungan statistik untuk menganalisa adanya perbedaan

profil penetrasi antar formula A, B dan C.

A. Henghitung luas area di bawah kurva profil penetrasi

ketokonazol.

Cara menghitung luas area di bawah kurva dilakukan

dengan menggunakan rumus trapesium :

C + Cr AUC l - = (tn -)»- J n- l 2

B. Analisa statistik terhadap luas di bawah kurva dari

masing-masing formula dilakukan secara anava

PercobaanLuas area di bawah kurva dari

sediaan denqan formula (mcg/ml) Jumlah

A B C

1 10,0117 19,6653 16,9513

O S ,6280 21,5366 18,0360

3 10,0061 24,2828 26,6022

Ti 28,6458 65,6847 51,5895 145,9200

Rata-rata 9 ? 5486 21,8949 17,1965 48,6400

Page 87: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

74

Ho : tidak ada perbedaan profil penetrasi perkutan

ketokonazol antar formula.

Ha : ada perbedaan profil penetrasi perkutan ketokona­

zol antar formula.

SS total = x2 - -(Zx)N= 10,01172 + 8,6280Z + 10,0061* + 19,6653:

21,5366* + 24,4828z + 16,9513Z + 18,0360: 16,6002* - (145,82001

= 2613,0321 - 2365,8496

= 247,1823

Z V (Ti)SSE = x > --- —Z= 2613,0321 * — 6458a + 65,6847* + 51,5895*

= 2613,0321 - (273,5273 + 1438,1599 + 887,1588)

= 14,1861

SST = SS total - SSE

- 247,1823 - 14,1861

= 232,9962

Page 88: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

75

MSE = SSEN-k

14,1861 9 - 3

2,3644

MST = SSTk-1

232,99623 - 1

116,4981

MSTMSE

116,49812,3644

= 49,2717

F tabel ( P = 0,05 ) = 5,14

F hitung > F tabel ---- » Jadi ada perbedaan profil

penetrasi perkutan yang bermakna antar formula A, B,

dan C pada P = 0,05.

C. Analisa dengan HSD

h s d = q . . y - H H -^ a , k , N - k y n

a = 0,05 1

k = 3

N-k = 6

q = 6,33

Page 89: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

76

HSD = 6,33 J 2,3644_

= 5,6196

Selisih rata-rata luas area di bawah kurva dari

formula A, B dan C

A B C

A -- 11 ,8737 7,3228

B - 4,5559

C -

Page 90: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

77

Lampiran 6

Tabel F .95 (25)

DenominatorDegrees of Num«r»tor Decrees of Freedomeedom 1 2 3 4 5 6 7 t 9

1 <61.4 199.5 215.7 224.6 230.2 234.0 236.8 238.9 240.52 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 19.33 19.35 19.37 19.333 10 1) 9.55 9.23 9.12 9.01 8.94 8.89 *.85 8.314 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.CO

5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.38 4.32 4.776 5.99 5.14 4.76 4.53 • 4.39 4.23 4.21 4.15 4.107 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.37 3.79 3.73 3.638 5.32 4.46 4.07 3.34 3.69 3.58 3.50 3.44 3.399 5.12 4.26 3.S& 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18

10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02II 4.34 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.0i 2.95 1 9 012 4.75 3.39 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.35 2.3013 4.67 3.31 3.41 • 3.13 3.03 2.92 2.13 2.77 2.71u 4.60 3.74 3.34 ; 3.11 2.96 2.35 2.76 2.70 2.65

15 4.54 3.63 3.29 3 06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.5916 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.5417 4.45 3.59 3.20 2.96 2.31 2.70 2.61 2.55 2.4913 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.4619 4.18 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42

20 4.35 3.49 3.10 2.37 2.71 2.60 2.51 2.45 2.3921 4.32 3.47 3.07 2.34 2.68 2.57 2.49 2.42 ' 2.3722 4.30 3.44 3.05 2.32 2.66 2.55 2.46 2.40 2.342) 4.28 3.42 3.03 2.30 2.64 2.53 2.44 2 J 7 2.3224 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30

25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.2326 4.23 3.37 2.93 2.74 2.59 2.47 2.39 2.32 2.2727 4.21 ' 3.35 2.96 2.73 2.57 2.46 2.37 2.31 2.2528 4.20 3.34 2.9J 2.71 2.56 2.43 2.36 2.29 2-2429 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 2.43 2.35 2.23 2.22

30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.J3 2.27 2.2140 4.03 3.23 2.34 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.1260 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04

120 3.92 3.07 2-68 2.45 2.29 2.17 2.09 2.02 1.9600 3.34 3.00 2.60 2.37 2.21 2.10 2-01 1.94 1.88

Page 91: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

78

Lampiran 7

Tabel K (> 1 %) (25)

Upper 1% Points

Errordf 2 3 4 5 6 7 8 9 - 10’

1 90.03 135.0 164.3 135.6 202.2 215.3 227.2 237.0 245.6i 14.04 19.02 22. ’9 24.72 26.63 23.20 _29.53 30.63 31.693 8.26 10.62 12.17 13.33 14.24 15.00 15.64 16.20 16.694 6.51 8.12 9.17 9.96 10.53 11.10 11.55 11.93 12.275 5.70 6.93 7.30 3.42- 3.91 9.32 9.67 9.97 10.24

6 5.2-J 6.33 7.03 7.56 7.97 8.32 3.6! 8.37 9.107 4.95 5.92 6.54 7.01 7.3? 7.6S 7.94 3.17 3.37

8 4.75 5.64 6.20 6.62 6.96 7.24 7.47 7.63 7.36

9 4.60 5.43 5.96 6.35 6.6o 6.91 7.15 7J3 7.4910 4.4$ 5.27 5;77 6.14 6.43 6.67 6.87 7.05 7.21

11 4.39 5.15 5.62 5.97 6.25 6.43 6.67 6.84 6.99i : 4.32 5.05 5.50 5.84 6.10 6.32 6.51 6.67 6.3113 4.26 4.96 5.40 5.73 5;93 6.19 6.37 '6.53 6.6"14 4.21 4.S9 5.32 5.63 5.58 6.03 6.26 6.41 6.54

15 4.17 4.34 5.25 5.56 5.SO 5.99 6.16 6.31 6.44

16 4.13 4.79 5.19 5.49 5.72 5.92 6.03 6.22 6.3517 4.10 4.74 5.14 5.43 5.66 5.35 6.01 6.15 6.27

13 4.07 4.70 5.09 5.3S 5.60 5.79 5.94 6.0S 6.2019 4.05 4.67 5.05 5.33 5.55 5.73 5.S9 6.02 6.N20 4.02 4.64 5.02 5.29 5.51 5.69 5.34 5.97 6.09

24 3.96 4.55 4.91 5.17 5.37 5.54 5.69 5.31 5.9230 3.39 4.45 4.30 5.05 5.24 5.40 5.54 5.6S 5.7640 3.32 4,J7 4.70 4.9J 5.11 5.26 5.39 5.50 5.6060 3.76 4.23 4.59 4.32 4.99 5.13 5.25 5.36 5.45

i :o 3.70 4.20 4.50 4.71 4.37 5.01 5.12 5.21 5.30r 3.W 4.12 4.40 4.60 4.76 4.33 4.99 5.0S 5.16

Page 92: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

79

Lampiran 8

Harga koefisien korelasi

pada dera.jat kepercayaan 1 % dan 5 % (26)

Deraj at Kepercayaankebebasan 5 ’i 1 *

1 0,997 1 ,0002 0,950 0,9903 0.878 0,9594 0,811 0,9175 0,754 0,0746 0,707 0, 8347 0,666 0,7988 0,632 0,7659 • 0,602 0,73510 0,576 0,7001 1 0,553 0,68412 0,532 0,66 113 0,514 0,641H 0, 497 0,62315 0, 482 0,60616 0,468 0,59017 0,456 0, 57518 . 0,444 0,56119 0,433 0,54920 0, 423 0/53721 0,413 0,52622 0,404 0,51523 0,396 0,505

Derajat ' Kepercayaan kebebasan 5 I

24 0,388 1 0,49625 0,381 0,48726 • 0,374 0,47827 0,367 0, 47028 0,361 0, 46329 0,355 0,45630 •0,349 0, 44935 0,325 0,41840 0, 304 0,39340 0,288 0, 37250 0,273 0, 35460 0, 250 0, 32570 • • 0,232 0, 30200 0,217. 0,28390 0, 205 0,267100 0, 195 0, 2541 25 0, 174 . 0,228150 0, 159 0, 208200 0, i 38 0, 181300 0,113 0, 1 48400 0,098 0, 128500 0,088 0,1151000 0,062 0,081

Page 93: O&AT PErlAuMff. SKRIPSI - UNAIR REPOSITORYrepository.unair.ac.id/10089/2/FF 444-91 Tan u.pdf · dipakai adalah bentuk gel karena berwarna jernih dan memberikan rasa sejuk. Sediaan

W'r**

k<UK

« P.OiJitt

wwn

«• fw

*. COfvlW

(us:

11 ftA

wl/qn

/t a.,, <<

80

Lampiran 9

Sertifikat analisa ketokonazolWilhelmWe\zi£ft 'ki Cll

PhtfT.s Fine Chc/nk*hH H

Procter. KSTCCONA*:-! US?Eii?.1'. Ns.: o5/c$o5 entity: 1 ^ .'s:

- Invoice N'c-. v::‘; - f . /= : /3 c?3 -5 c? dated -15 . : = . a?

5rr.sir&itf Formula:

.?.. .. WX"*'.- •••/ I

C^*U-Cl~N.O,' «r3 cZ * *» *»

write-cr*sr. n i c rscry ata! ciourles8car.fariss 1 I?. ■*■ W )

^ ^ i* r * < v < • • v 1 ~

Cuticai

Jrtar-s -

l3 sa on Drying:

K t t t a a on IgRj'ito:

W i i i ; C o nianfc

C t e l - e t ;

Sulphattt:

Heavy Mitail;

P*is*c Jmpuritin:

-etvesn • *~ a": t ’1° ( 2o°C,o.d-b. ^

C.1 %o*s3T S

l e s s than 2o ppra

ecafjrns ( T.L.C

A«say: 59,65 *

Date; 1