:ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan...

86
,. \:ny! PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA. Menimbang Mengingat a. bahwa Peraturan Daerah merupakan peraturan perundang- undangan di daerah yang dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan. menampung kondisi ktJusus daerah serta penjallaran leblh lanjut peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi; b. bahwa pembentukan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada huruf a harus dapat dipertanggtmgjawabkan secara material dan prosed ural dengan memperhatikan .aspiras; masyarakat yang berkembang melalui proses polilik yang demokratis;. c. bahwa berdasarkan perlimbangan sebagaimans dhnaksud dalsm huruf a dan hUM b, petlu Peraturan Daerah tentang Pembentukan Peraturan Daerah; 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, ·Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem } Perencanaan Pernbangunan Nasional (Lembaran Negara Republik I Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

Transcript of :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan...

Page 1: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

,. \:ny!

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 2 TAHUN 2010

TENTANG

PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA.

Menimbang

Mengingat

a. bahwa Peraturan Daerah merupakan peraturan perundang­undangan di daerah yang dibentuk dalam rangka penyelenggaraanotonomi daerah dan tugas pembantuan. menampung kondisiktJusus daerah serta penjallaran leblh lanjut peraturan perundang­undangan yang lebih tinggi;

b. bahwa pembentukan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksudpada huruf a harus dapat dipertanggtmgjawabkan secara materialdan prosedural dengan memperhatikan .aspiras; masyarakat yangberkembang melalui proses polilik yang demokratis;.

c. bahwa berdasarkan perlimbangan sebagaimans dhnaksud dalsmhuruf a dan hUM b, petlu memb~ntuk Peraturan Daerah tentangPembentukan Peraturan Daerah;

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang PembentukanPeraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 53, ·Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4389);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem} Perencanaan Pernbangunan Nasional (Lembaran Negara RepublikI Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4389);

Page 2: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

,2

3. Vndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4437) sobagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 200S Nomor 59, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4844):

4. Undang-Undang Nomoi' 29 Tahun 2007 tentang PemerintahanProvlnsi Daerah Khusus lbukota Jakarta Sabegai Ibukota NegaraKesatuen Republlk Indonesia (Lambaran Nagars RepubllkIndonesia Tahun 2007 Nomor 93. Tambahan Lembaran NegaraRepubllk Indonesia Nomor 4744);

5. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MajellsPermusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, DewanPerwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 1fj Tahun 2010 tentang PedomanPenyusunan PE!raturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah TentangTata Tertlb Dewan Perwakilan Rakya(Daerah (Lenlbaran NegaraRepubllk Indonesia Tahun 2010 Nomor 22, Tambahan LembtlranNeljara Republik Indonesia Nomor 5104);

7. Peraturan Presideh Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,

Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang­undangan;

~. 8. Peraturan Daerah Namor 10 Tahun 2008 Tentang Organisas!Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Prevlnsl Daerah Khususlbukota Jakarta Tahun 2008 Nomor 10);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKllAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA

dan

GUBERNI,lR PROVINSI DAERAH·KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Page 3: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

Menetapkan

3

MEMUTUSKAN:

peRATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN PERATURANOAERAH.

BABI

KETENTUAN UMUM

IPasal1

Dalam Peraturan Daerah ini yangdlmaksud dengan:

1. Daerah adalah Provlnsl Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

2. Pemertntahan Qaerah adalah penyelenggaraan urusanpemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asasotonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas­luesnya delam sistem dan prinslp Negara Kesatuan RepublikIndonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar .Negara Repllblik Iridonesaia Tahun 1945.

3. Pemerlntah baerah adalah GUbeniur danperangkat daerahsebagal unsur penyelenggara pemerlntahan daerah.

4. GUbemur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus IbukotaJakarta.

5. Dewan· Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya dlsingkatDPRD adl!lah lambag. perwakllan rakyat daerahProvlnsl DaerahKhulQa lbukota Jakarta sebagal unsur penyelenggarapemerintahan daerah.

6. Sekratarlat Daerah adalah Sekretarlat Daerah Provlnsl DaerahKhVIUS IbukQta Jakarta.

7. Sekretarls Daerah adalah Sekretarls Daerah Provinsl ProvineiDaerah Khusus Ibukota Jakarta.

8. Sekretariat Dewan Perwakllan Rllkyat Daerah selanjutnyadlslngkat Sekretariat DPRD adalah Sek~tariat Dewan PerwakilanRakyat Daerah Provlnsi Daerah Khusus Ibuko.ta Jakarta.

9. Badan. Leglslasl Daerah yang selanjutnya dlsingkat Balegdaadalah alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat ProvlnsiOaerah KhuSlIs Ibukota Jakarta 'yang berslfat tetap dan· bertugas

Page 4: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

4

menJalanJ.<an flingsl Iegisiasl Qatam menanganl perencanaan,kajian dan evl;lll,lasi, pembentUkan serta. pelaksanaan PeraturanDa\!llllh.

10. $atuan Kerja Perangkat Daerahyang selanjutnya dislngkat SKPDadalati. satuan ke~a perangkat daerali Pemer!ntah ProvlnsiOaerah Kliusus lbukota Jakarta.

11.Unit ke~a Perangkat Dallrah yang setanjutnya dlslngkat UKPDadalah .81,1bordlnat dar! Satuen Ke~a Perangkat DaerahPemerlntah Provln81 Oaerah KhUBUS Ibukota Jaktlrta.

12.BlrQ Hukum eoalah Biro Hukum Sekretarlat Daerah PraliinsiOaerah KhllsU8 Ibukota Jakarta.

13. Peraturan Daerah adalah. peraturan perundang-undangan yangdlbentuk oleh DPRP dengan persetujuan boraama GubemurProvlnel Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

14.Pembentukan Peratw'an Oaerah adalah proses pembuatanPeraturan Oaerah yang pada dasamya dlmulai dar!perencanaan.persiapan. .teknis penyUSunan. .perumusan. . pembahasan,penetapanlpengesahan dan penyebar1uasan. '

15. Program Leglslasi Daerah yang selanjutnya dislngkat Prolegda,adalah instrumen perencanaan program 'pembentukan PeraturanOaerah yang disusun secara terarah, terencana, terpadu dans1stematis.

11$. Lemberan Oaerah· adalah Lembaran Daerah Provinsl DaerahKhuaUs IOOkota Jakarta.

17.Peraturan Gubemur adalah ,peraturan yang dltetapkan olehGubemur sebagal petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah.

18.Peran serta masyarakat adalah ketel1\.batan masyarakat dalampembe/ltl,lkan Peraturan Daerah.

BABII

ASAS PEMBENTUKAN DAN MATERI MUATAN

Pasal2

(1) Peraturan Daeral:l dibentuk berdasarkan asas pembentukanperaturan periJndang-undangan yaOQ ~aik.

" ,

Page 5: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

I"

5

(2) Asas sebaga/mana d/maksud palla eyat (1) mellputl:

a. kejelasan tuJuan;

b. kelembagaan atau organ p$1T1bentuk yang tepat;

c. kes8llualan antara janis dan'materi muatsn;

d. dapat dllaksanakan;

e. kedayagunaan dan kehallligunaan;

f. kejelasan rumVllan; dan

g. keterbukaan.

Pasal3

(1) Materi Muatan Perawran Daerah hafl.ls mengandung asas:

a. Pangayoman;

b. kemanusiaan;

c. kebarigsaan;

d. kekell.largaan;

e. kenusantaraan;

f. bhinneka blnggallka;

g: keadllan;

h. kesamaan kedudukan dalamhukum dan pemerlntahan;

l. katertiban dan kepastlan hl.lkl.lm; dan

j. keselmbangan, keserasian, dan keliielarasan.

(2)Selain asas sebagalmana dimaksud pada ayat (1), PeraturanDaerah tertentu dapat barisi asas lain sesual dengan bidanghukl.lm Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan.

Pasal4

(1) Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatandalam rangka:

a~ penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan;

b. menampung kondlsi khusus daerah; dan

.' .

Page 6: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

6

C. penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yangleblh tlnggl.

(2) Peraturen Deerah 8ebagalmana dlmak8ud pada ayat (1) dllarangbertentangan dengen kepentingan umum dan/atau peraturanperllndang-undangan yang leblh tinggl.

BAB III

TAHAPAN PEMaENTUKAN OAN TEKNIK PENYUSUNAN

PERATURAN DAERAH

Baglan Kesatl,l

Tahapan Pembentukan Peratl,lran Daerah

Pasal5

(1) Pembentukan Peraturan Daerah dilaksanakan melalui beberapatahapan.

(2) Tahllpan sebagaimana dimaksl.ld pada ayat (1) meliputi:

a. perencanaan;

b. penyusunan;

c. pembahasan;

d. penetapan/pengesahan;

e.pengundangan;dan

f. penyebartuasan.

Baglan,Kedua

Teknik Penyusunan Peraturan Daerah

PasalS

(1) Penyusunan rancangan Peraturan Daerah dilakukan sesuaidengan teknik penyusunan peraturan perundang-undangan.

(2) Ketentuan mengenai teknik penyusunan Feraturan Daerahsebagaimanadimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiranyang tidak terplsahkan dart PeraturJn Daerah ini.

Page 7: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

7

6ABW

PERENCANMN

Beglan Kesatu

Vm\lm

Pasal7

(1) Perencanaan pembentukan Peratllran Daerah dilakukan dalamsuatu Pl'Qlegda.

(2) ProIegda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat rencanapenyusunan Rancangan Peraturan Daerah yang disertai denganpenJelaun pokok materl pengaturan serta keterl<altannya denganperaturan perundang-l,jIldangan lalnnya.

(3) Pen]alasan pokok .materi pengllturan sebagaimana dlmaksudpada "yat (2) disusun meliputi :

a. latar belakang dan tuluan penyusunan;

b. sasaran dar! pengaturan;

~. pokok-pokokpikiran. lingkup atau obyek yang akan diatur;

d. jangkauan dan arah pengaturan.

P~~18

.(1) Prolegda dlsusun bersama antara DPRD dan Pemerlntah Daerah.. se~ra terencena, terpadu, dan ~Istemati~.

(2) Penyusunan PrQlegda seb~aimana dlmaksud pada ayat (1)

dikoordlnasikan Qleh DPRD melatul Balegda.. I

(3) Prolegda disus\ln dengan melli~rnbangkan RencanaPambang'unan Jangk8 PanJalig Daerah•.Rencana pembangunanJangka' Menengah ~erah dan Rencana Pembangunan TahunanOaerah.

(4) Prolegeja dltetapkan untuk Jangka waktu 5 (lima) tahun denganpenentuan skala prIorltas pembentukan Rancangan PeraturanDaerah.

\ (5) Penyusunan Prolegda sebagaimana dtmaksud pada ayat (4)I dlbahas <Ian ditetapkan selamb$t-Iambatnya pada· awal tahun

pertama masa tugas DPRD.

.' .

Page 8: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

8

P....aI9

Prolegda ditetapkan melalul Nota Ke&epakatan antara Plmpinan OPRDdengan Gubemur.

Baglan Kedua

Penyusunan Rancangan Prelegda

Pa$a110

(1) PenYU$unan Rancangan Prolegda di Iingkungan DPRDdikOordinaslkan oleh Balegda.

(2) Balegdasebagalmana dimaksud pada ayat (1) meminta masukankepada fraksi·fraksi. komlsi-komlsi serta perwakllan kelompok.masyarakat terhadap rencana penyusunan Rancangan Pe~aturan

l;)aerah yang diusull<an dSlam Rancangan prole\ida.

(3) Renoana penyuaunan Peraturan Oaerah sebagalmana dimaksuddalam ayat (2) diaJukan dengan menyertakan penjelasan ataspokok mater! yang dlatur. I

(4)Rancangan Prolegda sebagaililana dimakaud patla ayat (1) danayat (2) dilakukan veriflkasi oleh Balegda untuk selanjutnyadllapotkan kepada Plmplnan OPRO.

(5) Plmplnan OPROmenyampalkan Ran98ngan Prolegda usulanOPRO sebagalmana dimaksud ayat. (4) kepada' Gubemur dalamRapatPllrlpuma OPRO untuk dilakukan pembanasan.

Pasal11

(1) PenY\lsunan Rancangan Prolegda dl Ilngkungan PemerintahOaerah dlkoordin8sikan olen Sekretaria Oaeran.

. (2) Sela"etarls Olierah memlnta rencana ,. penyusunan RancanganPeraturan Oaerah kepada &etlap SKPOiUKPbsesuai denganIlngkup tugss dan tanggung jawab maslng~masing .. ,

(3) Rencana penyusunan Rancangan Peraturan Oaerah sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diajukan dengan menyertekan penJelasanatas pokok mater! yang akan diatur.

Page 9: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

,.

9

(4) Verlflk••1 R.ncangan Peraturen O.erah yang diajukan••bagalmans c\lmaklu<l pada ayat (2) dan ayat (3) dllakukanmelalul forum k(msults.! yang dlkoordlnaslkan ·oleh SekretarisOaerah dengan mellbatkan SKPO/UKPO te\1(alt.

(til Forum konsU\tasl sebagaimaMdimaj(sud pada 8yat (4) dapattnellbatkan para ahli· dari Iingkungan pGrguruan tinggi danorganisasi di bldang soslal, poUtlk, profes! atau kemasyarakataniairinya sesual dengan kebutuhc1n.

(6) Sekretarls O$erah melapo\1(sn Rancangan Prolegda yang telahdlverillkesl sebagalmana dimaksu<l pada ayat (4) kepadaGubemur.

(7) Gubemur menyampaiken Rancangan.Prolegda usulan PemerintahOaerah sebagalmana dlmllksud ciyat (1)· Kepada Pimpinan OPRDProvlnsi OKI Jakarta untuk dilakuken pembahasan.

6agian Ketlga

Pembahasan Rancangan Prolegda

Passl12·

(1) Pembahasan Rancangan Prolegda dtlakukan bersama antaraOPRD dan Gubemur.·

(2) Pembahasan Prolegda sebagalmana dlmaksUd pada ayat (1)dlkoordlnaslken oleh Balegda mewaklll OPRD dan SekretarisDaerah mewakill Gubemur.

(3) Hasll pembahasan Prolegda sebagalmana dlmaksud pada ayat (2)dilaporkan oleh Bal!1llJda kepada Plmplnan DPRO dan olehSekretarls Oaerah kepada Gubemur.

.(4) PersetujIJan ha$1I peinbahasan· Prolegda sebagaimana diroaksud. Pada ayat .(3)· dilakukan .. melalul . Penandatanganan . Nota

Kesepakatan antara Pimplnan OPRO dengan Gubemur.

(5) Agenda pembahasan dan persetujuan Prolegda sebagalmanadlmaksud pada ayat (4) dlatur lebih lanjut oleh DPRO.

Page 10: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

10

eaglan Keempat

Agenda Legillasi Daerah

Pasal13

(1) DPRD dan Gubemur dalam peloksanaan Prolegda menetapkanprlorltl:ls tahunan pembahasan Rancangan Peraturan Daerahmelalvi Agenda leglslas! Oaerah.

(2) Pel'1yusunan Rancangan Agenda legislaslDaerah di IlngkunganDPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan olehSalegda.

(3) Balegda meminta.masukan Fraksi-Fraksidan KQI'Illsi-Komisiserta. p8.wakllankelompok masyarake.tteihadap.RanCjlngan Peratura~

Daerah yang slap dlusulkan dalam .Agenda· legislasl Oaerahse~agalmana dlmaksud pada ayat (2).

(4) Balegda melakukan vertflkSsi danmenyusun prlorltas pelllbahasanRancangan Peraturan Daerah dalam Agenda Leglslasl Daerahsabagalmana dlmaksud pada ayat (3) untuk selanJutnYll dllaporkankepada Plmplnlln OPRD.

(5) Plmplnan DPRO menyampaikan persetl,ljuan atas Rancangan .Agenda letilslasi Daerah usulan DPRD sebagafmaria dimaksud

. pada ayat (4)untuk dibahas bersarria dengan Gubemur.

Pasal14

(1) Penyusunan Rancangan Agenda Leglslasi Daerah dl lingkunganPemerintah Daerah sebagaimana dimaksUd dalam Pasal 13 ayat

. (1) c!ikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah•.

(2) Sekretaris .Daerah melakukan iterlflkasi dan menyusun. prioritas!!Itas Rancangan Peraturan Daerah yang telah diajukan olehSKPDIUKPD.

(3) Sekretaris Daerah melaporkan hasil verifikasi sebagaimanadlmaksud pada ayat (2) kepada Gubemur untuk dlsampaikankepada Plmplnan DPRD sebagal Rancangan Agenda LeglslaslOaerah dillngkungen Pemerlntah Daerah.

Page 11: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

I,

i

II

Pasal15

(1) Pembahaallln Rancangan Agenda Leglslasl Daerah dilakukanbereama antera DPRD dan Gubemur.

(2) PambahaS8n Ag~nda Leglslasi Daerah sebagalmana dimaksud, pada ayat(1) dlkllOrdinaslkan oleh Balegda meW<lkili DPRD dan, 5ekretarls Oaerah mewaklll Gubemur.

(3) Pembahasan Agenda Legil$lasi Daerah sebagaimana dimaksudpads ayat (1) menyusun prloritas Rancangan Peraturan Daerahyang dlbahas s~lama 1 (saM tahun anggaran.

(4) Hasil pembahasan Agenda Leglslas! Daerah sebagaimanadlmaksud peda ayat (2) dilapoi'kan oleh Balegoa kepada Pimplnan

.DPRD dan oleh 5ekratarls Daerah kepada Gubemur.

(5) Persetujuan hasi! pembahasan Agenda' Leglstasi DaerahsebaQaimana ,dimaksud palla ayat (4) dilakukan melaluipenandatanganan 'Nota, Kesepakatan antara Pimplnan DPRDdengan Gubemur selambat-Iambatnya bulan ketiga pada awalmasa sldang DPRD. '

(6) Agenda pembaha&an dan persetujuan Agenda Legislasi Daerah, sebagalmana dlmaksud ayat (1) dlatur leblhlanjut oleh DPRD.

BABVPENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH

Bagian Kesatu

Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

Atas Usul DPRD

Pasali6

(1) Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah atas usui DPRDdltakukan berd\isarkan Prolegda.

(2) Rancangan Peraturan Daerah sebagalmana dimaksud pada ayat(1) dapat dlajukan oleh anggots, Balegda, Komlsl, atau gabungankomlsl sebagal plhak pengusul.

" ,

Page 12: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

-_._.-

12

Pasal17

(1) Plhak pengusvl sebagaimana dlmaksud dalam Pasal 16 ayat (2)mengajukan Rancangan Pereturan Daerahsecara .tertulls kepadaPimplnan DPRD dlsertal penJelasan atau keterangan dan/ataunaskah akademis. daftar nama dan tandatangan pengusul, dandiberikan nomor pokok oleh sekretariat DPRD.

(2) Pimplnan DPRD sebagaimana elimaksud pada ayat (1)m~nuga$kan Balegda untuk melakukan kajlan ata$ Rancangan

~eraturan Daerah yang diajukan.

Pasal18

(1) Dalam penyusunan dan pengajuan RanQllngan Peraturan Daerahsebagalmana dlmaksl,ld dalam Passl 17 ayat (1), Bategda dapatmenyerahkan penyusunan Naskah Akademls beserta RancanganPeraturan Daerah kepada perguruan tinggi atau· pihak ketigalainnya yang mempunyai keahlian untuk itu.

(2) Untuk melengkapl dan membahas Naskah .Akademis besertaRanQllngan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat(1), Balegela dapat mengundang pihak· pengusul, fraksl-fraksi,komisi-komil~i, SKPDIUPKD terkait. dan/atau perwakilanmallyarakat.

(3) Hallil pengkajlan Rancangan Peraturan Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Plmpinan DPRD.

(4) Pimpinan OPRD menyampaikan hasll pengkajian RancanganPeraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepadaRapat Parlpuma.

Pasal19 .

(1) RanQllngan Peraturan Daerah yang telah dikaji oleh Balggdasebagaimana dlmaksud dalam Pasal 18 ayat (2) disampaikan olehPlmplnan DPRD kepada semua· anggota DPRD selambat­lambatnya 7 (tujuh) hart sebelum Rapat Parip\jma DPRD.

(2) Dalam Rapat Parlpuma DPRD s$ag~imanadimaksudpada ayat(1):

a. Perigusul memberikan penjelasan;'.

Page 13: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

l3

. b. Fraksl-fraksl memberikan pandangan; dan

c. Pengusul memberlkan jawaban atas p~ndangan fraksi-fraksi.

(3) Rapat Par/puma DPRD sebaga/mana dlmaksud pada ayat (2)memutuskan usul Rancangan Peraturan Daerah, berupa:

a. persetujuan;

b.persetujuan dengan pengubahan; atau

c. penolakan.

Pasal20

.(1) Dalam hal Rapst Parlpuma memutuskan persetujuan denganpengubahan sebagalmana dimaksud dalam Pasal 19 pada ayat(3) huruf b. DPRO menugasi aalegda untuk menyempurnakclnRancangan P,ratv",n Daerah tersebut.

(2) Rancangan Peraturan Daerah yang telah dillempurnakansebagaimana diniaksud pada ayat (1) disampaikan dengan Surat

. PlmpinanOPRD kepada Gubernur.

(3) Sekretaiiat DPRD menyebarll,laskan Rancangan Peraturanpaerah yang' telah dlsempumakan' sebagaimana dimaksud padaayat (1) kepaclli masyarakat.

BagianKeduapenyu~unan Rancang~n Peraturan Daenlh

Atas Prakarsa Pt.merintllh Daerah

Pasal21

(1) Penyllsunan Rancangan Peraturan Daerah atas prakarsaPemerintah Daerah dilakukan berdasarkanProlegdB.

(2) Per'lyusunanRancangan PeratUranDaerah sebagalmanadlmaksud pada ayat (1) dilakukan Qleh.SKPDJUKPD pemrakarsasesuai dengan Iingkup tugss dan tanggungjawabnya.

(3) Plmplnan SKPDJUKPD pemrakarsa mellipOrkan penyiapan dan.penyusunanRancangan PeratUran' Daerah sebagaimana

dlmaksud pada ayat (2) kepada Gubernur melalu!. Sekretaris.' Daerah.

.' .

Page 14: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

14

Pa~a122

(1) SKPD/UKPD pemrakalla dalam menyusun Rancangan PeraturanDaerah menylapkan terlebih dahulu Naskah Akademik mengenaimateo yang diatur dalam Rancangan peraturan Daerah.

(2) penyl.lsunan Naskah Akademiksebagalmaila dimaksud pada ayat(1) dilakukan oleh SKPDIUKPD pemrakarsa berkool'dinasi denganDPRD dan pelaksanaannya dapat dlserahkan kepada perguruantlnggi atau plhak keliga \ainnya yang mempunyal keahllan untukltu .

(3) Nilskah Akademik sebagalmana dlmakSUd pada ayat (1) palingseclikit rneml,l8t dasar filosofis, soslologis, yuridls, pokok danIlngkup mater! yang akan diatur.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenajl Pedoman Penyusunim NaskahAkademik S6bagalmana dimaksud pada ayat (3) dialur dengan.. ..Peraturan Gubemur.

Pasal23

(1) Dalam penyusunan Rancangan P~tur:an:Daerah sebagalmanadimaksud dalam Pasal 21 ayat (2), SKPDIUKPDpemrakarsamembentuk Tim Antar SKPDIUKPD.

.(2)~angg<itaan Tim .Antar SKPDlUKPD sebagalmana dimaksudpada ayat (1) terdir! atas unsur SKPDIUKPO yang terkait dengansubstansl ~ancangan Peraturan Daerah.

(3) Tim AntarSKflDIUKPD dlkatual 61eh Plmplnan. SKPDIUKPD. pemrakalla dan Kepala Biro Hukum berkedudukan sebagai

lekretar\s.

. (4) Tim Antjlr SKPDIUKPD sebagalmana dln:iaksud pada ayat (1)

dlbentuk setetah Proiegda dltetapkan.

Pasal'24

(1) Dalam rangka pembentukan Tim Antar'SKPD/UKPD, PlmpinanSKPD/UKPD pemrakarsa sebagalmana dimaksud dalam pasal 23ayat (2)' mengajukan 'surat .permintaan keanggotaan Tim AntarSKPOJUKPD kepada Plmpinan SKPDIUKPD ter\<ait dengantem,bussn kepada Sekretarls Daerah.

" .

Page 15: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

-'

15

. (2) Surilt permintllan sebagaiml1lna diml1lksud pada ayat (1) cisertalc1engan konsepsi. pokok-pokok materl, dan hal-hal lain yang dapat .memberlkan gam~n mengenai mateo. yang akan dlatur dalamRancangan Peraturan Daerah.

. (3) Pimp!nan SKPD/UKPD terl<ait llebagaimana dimaksud pada ayat(2) menugaskan pejabat yang berwenang mengambll keputusan,ahll hukum, danlsta.u perancang Peraturan Daerah yang seearateknis menguasal permasalahan yang bar1<.ltan dangan materlRencangan Peraturan Deereh.

(4) PenYampalan nama pt!Jabat, ahti hukum. danll1ltau perancangPeraturan Daerah sebagalmana dlmaksud pada ayat (3) dilakukanpaling lama 7 (tujUh) hart ke~a setelah tanggal diterlmanya surat

\ permlntaan oleh Pimplnan SKPDNKPO teil<.ait.

(5) Pimpinan SKPDIUKPD Pemrakarsa menetapkan .8urat keputusanpembentukan Tim Antar SKPDIUKPD paling lambat 30 (tigapUluh) harl ke~a sejak tanggal surat permintaan keanggotaan TimAntar SKPOIUKPD sebagalmanadimaksud pada ayat (1).

PaSal25

(1) Penyus\lnan Rancangan PeratUran Oaerah dilakUkan dengan. . memba!!as pokok mateo· pengaturan YIiOg berslfat prinsipil, mengenaiobjek yangdiatUr, ja.,gk8uan, dan.$rah pengaturan.

(2) Hasll pembahasan· pokok mater! pengaturan sebagalmanadimakaud pade ayet (1) menjldi da.., blgl keglatan perancangandalam menylapkan, mengolah, dan merumuskan RancanganPeraturan Daerah.

(3) Kegiatan perancangan sebagaimana dimaksud pada ayat. (2). dilakukan oleh .Blro HuklJm dan ~aksanaanYa. dapat diserahkan

kepildaperguruan tinggi atal,!' pihak . ketiga . lalnnya yangmemp\lnyal keahlian untuk Itu.

(4) Hasii ·peraneangan . sebagaim~na dlmaksud pada ayat (3)selanjutnya <lisampaikan kepada. T\m Antar SKPD/UKPD untukejlteliti kesesualannya dengan .pOkok . materi pengaturansebagalmana dlmakSud pada ayat (1).

Page 16: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

16

(5) Tim Antar SKPD/UKPD dalam mene/lU Rancangan PeraturanDaerah sebagalmana dimak$ud pada ayat (4) dapal mengundangpara ahU clarl IIngkungan perguruan linggi, .atau organisasidlbldang .soslal, polltlk, profesl, DPRD dan kemasyarakatan

\ IliIlnnya sesual dqan kebutuhan.I

. (6) K8tua Tim Antar SKPDNKF'D· melaporkan perkembanganpenyusunan Rancangan Peraturan Daerah dan/atsupermasalahan yang dihadapl kepada Plmplnan SKPD/UKPDpemrakal'Ss untuk memperoleh keputussn atau arahan.

(7) Ketua Tim Antar SKPD/UKPD menYlmpalkan rumusan akhlrRanee.ngan Peraturan Daerah kepada Plmplnan SKPDNKPDpemrakarsa.

Pasal26

(1) Dalamrangka penyempumaan Ran~n9an Peraturan Daerah,. SKPDI\.JKPDpemrakal'S!l menyebarluaskan RanCangan Peraturan... Daerah kepada masyarakat.

(2) Hasll penyebarluasan. _galmana d.imal<sud pada ayal (1)

dljadlkan bahan oleh SKPDIUKPO .. Pemra!<arsa untukmenyempumakan Ranee.ngan Peraturan.D.aerah.

(3) Plmpinan SKPDIUKPD pemrakarsa sebagaimana dimaksud padaayat (2}selanjutnya melaporkan RanCflngan Peraturan Daerahyang telah disempumakan kepada Gubemurmelalui SekretarisDaerah untuk diajukan ke dalam Agenda Legislasi Daerah.

Pasal27

(1) Apablla Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dlmaksudClalam Pasal 25 ayat (3) sudah tldak memlllki permasalahan laglbalk dar! segi substansi· maupun da·rt segl tel<nik perancanganperundang-undangan, Gubemur mengajukan RancanganPeraturen Oaerah dimaksud kepada DPRD untuk dilakukanPembahasan. ,

.(2) Apabl1a GUbemur berpendapat Rancimgan Peraturan Daerahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3) masihmengandung permasalahan, Gubemuf melalul Sekretaris Daerahmenugaskan SKPDIUKPO pemrakarsa untuk menyempurnakankembell Renl<lIngen Peraturan Daerah tersebut.

Page 17: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

\ ..,

17

(3) Rancangan Peraturan Daerah yang telsh' disempumakan

dlsampalkan oleh 5KPDJUKPD Pemrakal'$Q kepada Gubernurdalam Jarigka waktu paling lama 30 (tlga pUluh) hari ke~a sejakditerlmanya penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Baglan KeUgaPenyuaunan Rancangan Perati.tran Oaerah

Dlluar Prolegda

Pasal2S

(1) Qalam keadaan tertentu, DPRD danJatau Gubemur dapatmenY\.lsun Rancengan Peraturan I;laerahdl luar Prolegda setelahterleblh dahulu mengajukan pemberltahuan kepada kedua belahplhak dengan menyertakail penjelasan mengenai konsepsipengaturan Rancangan Peraturan Oaeiah yang d~usun.

(2) Keadaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

. a. melaksanakan ~ijakan mendesakdart Pllmerinta~;

b. adanya pembatalan Peraturan Oaerah oleh Pemerintah;

. c. melaksanakan putusan Mahkamah Agung;

d. mangatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencanaalam; atau

e. keadaan tertentu lalnnya yang memastlkan adanya urgensldaerah atas suatu Rancangan Peraturan Daarah yang dlajukan.

(3) Pimpinan DPRD me/Jugaskan Balegda untuk melakukanpangkajian atas permohonan GUbemur sebagailnana dimaksudpada ayat (1).

. (4) Balegda dalam melakukan. pengkajian sebagaimana dimaksud.pada ayat (3), memlnta penjelasan dan pandangan dari

. Pemerlntah Daerah,fraksi-fraksi, dan komlsl-komisi.

(5) Balegda menyampaikan hasil pengkajian sebagaimana dimaksudpada ayat· (4) kepada Pimpirian OPRD untuk mendapatkan.persetujuan.

....

Page 18: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

"

18

aABVI

PEMBAHASAN DAN PENGESAHAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH

Bagian~atu

Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah dl DPRD

Pasal29

(1) Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah di DPRD dllakukanbersama DPRD dengan Gubemur.

(2) Penentuan prlorltas pembahasan Rancangan Peraturan Daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan kepada AgendaLeglslasi Daerah.

Pasal30

(1) Pembahasan 'Rancangan Peraturan Daerah dilakukan melalui 2

(dua) t1ngkat pembicaraan yaitu pembicaraan tingkat kesatu dant1ngkat kedua.

(2) Pemblcaraan tingkat kesatu sebagaimana dlmaksud pada ayat (1)mellpl,lti:

a. Dalam hal Rancangan Peraturan Daerah berasal darl Gubernur:

1. Penjelasan Gubemur dalsm Rapat Paripuma mengenaiRancangan Peraturan Daerah;

2. Pemandlilngan Umum Fraksl-fraksi terhadap RancanganPeraturan Daerah; dan'

3. Tanggapan' dan/atau !awaban. Gubemur terhadappemandangan umum Fraksi-fiaksi.

b. Dalam hal Rancanganpera~rimOiierahberaSaldarlDPRD:1. p8nJelasan plmPlnan 6lldan L.eglsla~i Daerab,dalam Rapat

ParipUma mengenai Rancangan Peraturan Oa~rah;"

2. pendaPat G~mur teihadap Rancarigan Peraturen Daerah;

dall3. tanggapQn dan/atau jawaban fraksi-fraksi terhadap pendapat

Gu\lemur.

Page 19: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

19

c. Pembahasan dalam rapat komisi, ,atau gabungsnkomisi, atau, panitia khusu8 yang 'dlkoordlnlilBlkan oleh Balegda bernlilma

denganGubemur atau pejabat yang ditunjuk untuk mewakillnya;

d. Penelitian akhlr Rancangan Peraturan Daerah dalam RapatPlmplnan OPRD;

(3) Pembloaraan tlngkat kedua sebagaimana dlmaksuQ pada ayat (1)mellpuli: '

,a. pengambllan keputusan dalam rapat parlpuma yang didahululdengan: "

1. Penyampalan laporan pimpinan Balegda/panitla kh~us yangberiSi proses pembahasan. pendapat fraksi dan' hasHpembicaralln padll t1ngkat sebelumnya.

2. Permlnt$an persetujuan darl anggota secara lisan olehplmpinan Rapat Paripuma.

b. Penyampaian pendapat akhir Gubemur.

Pasal31 '

, (1) Dslam hill persetuJuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30ayat (3) hUM a angka 2 t1dak dspat dicapai secara musyawarahuntuk mufakat, keputusan dlambll berdasarkan suara terbariyak.

(2) Oalam hal Rancangan Peraturan Daerah tldak mendapat'persetujuan ~ersama sebagalmana dlmaksud pada ayat (1)

Rancangan Peraturan Daerah te~,;ebut t1dak boleh dlajukan lagldalam persklangan DPRD masa ltu.

(3) Mekanisme Pembahasan 'Rancangan peraturan Daerah tentangAPBD dilakukan'mengikutl ketentuliln perundang-unclangan yangberlaku~

(4) Agenda pembahasan dan persetujuan Rancangan PeraturanDaerah sebagaimana dimaksud a}'at (3) diatur ol~h DPRD.

j, Pasal32

(1) Rancangan Peraturan Daerah dapat dltarlk kembali sebell:lmdlbahas bersama oI~Dewan Perwakllan RakYat Daerah danGUbernur.

Page 20: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

(2) Penarlkan kembali Rancangan Peraturan Oaerah sebagaimanadlmaksud pada ayat (1) oleh OPRD, dllakukan denganKeputusanPimplnan DPRO dengan diserta! a1asan penarikan.

(3) Penarikan kemball Rancangan Peraturan Oaerah aebagalmanadlmaklud mdl Iylt (1) oleh Gubemur dlllkukan dengan su!"!!Gubemur dlsertal Ilasan penerlkan.

(4) Rencangan Peraturan Deerah yang sedang dibahas hanya dapatditarik kembali berdesarkan persetuJuan bersama OPRO danG\lbemur.

(5) Penarikan kemball Rancangan Peraturan Daerah sebagaimanadlmaksud pade ayet (4) hanya dapat dllakukan· dalam Rapalparlpuma OPRD yang dlhadiri oleh Gubemur.

(6) Rancangan Peraturan Daerah yang dltarik J;embali tidak dapaldiajukan kemball pada masa sidang Yang.sama~

I

Baglan Kedua

PenetapannPengesahan

Pasal33

(1) Rancangan Peraturan Daerahyang telah diaetuJul bersama olehDPRD dan Gubemur disampalkan oleh Plmplnan OPRD kepadaGubemur untuk ditetBpkan menJad! Peraturan Daerah.

Ii (2) Penyampaian Rancangan Peraturen Daerah sebagalmana

<llmakaucl peda ayat (1) dllakukan dalam jangka waktu palinglambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan bersama.

(3) Sekretarls Daerah melakukan penyiapan naskah RancanganPeraturan Oaerah sebllgaimana dimaksud pada ayat (1) untukselanjutnya dltetapkan oleh Gl,lbemur.

Pasal34

(1) Naskah Rancangan PerahJran' Oaerah sebagalmana dimaksuddalam Pasal 26 ayat (1) dltetapkan oleh Gubemur deriganmembl,lbtlhkan landa tangan.

(2) Penanclalanganan oIeh Gl,lbemur sebagalmana dlmaksud padaayet (1)dilakukan dalam jangkawakt4 paling lambst 30 {tiga

Page 21: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

I

Pasal35

, '

21

puluh) hart tertlltung sejak Rancangan Peraturan Daerah tersebutdisetujui bereama oleh DPRD dan Gubemur.

(3) Naskah Peraturan Daerah yang telah ditandatangani olehGubemur seQe(l8lmana dimaksud pada ayat (2) diblibuhi nomordan tahun dl'Sekretariat Daerah dan dlundangkan oleh SekretarisDaerah.

(1) Dalam hal Rancangan Peraturan Oaerah t1dak ditandatangani olehGubemur dalam langka waktu sebegalmana dimaksud dalamPanl 34 ayat (2): Rancangan PeraturanDaerah tareebut sahmenjadl Peraturan Daerah <Ian WaJlb diundarigkan.

(2) Kallmat pengesahan bagi Rancangan Peraturan Daerahsebagaimana dlmaksud pada ayat (1) berbunyl: 'PeraturanDaerah ini dinyatlikiln sah".

(3) Kallmat pengesahan sebagaimana dim!lksud pada liIYllt(2) harusdibubuhkan pada halaman ta~khir p~ratiJran Dal;lrah sebelum

. penQundangan. nsskah .Peraturan Daerah. ke dalam Lembaran.Daerah.

(4) Naskah Peraturan Daerah yang telah dibubuhi kalimatpengesshan s8bagalmana. dimaksud padaayat (3) dlbubuhinomor dan tahun dl Sekretariat Daerah dan diundangkan olehSekretarls Daerah.

Pasal36

Dalam hal ta~adi perbedaan kata atau kallmat pada satu ataubeberapa pasal Peraturan Daerah yang' telah ditetapkan dandiundangkan maka naskah yang mempunyal kekliatan. mengikatadalah naskah Ram;:angan Peraturan 'Daerah yang telah dlse.tujuidalam Rapet Paripume DPRD.

.Bilgian Ketlga

E;valuasl.Rancangan Peraturan Daerah: .' .

Pasal3?

(1) Peraturan Daerah yang talah disetujul b8rsama antara DPRDdanGubemur disampalkan G~bemur kepada Pemerintah paling lama7 (tujuh) har! setelah dltetapkan.

Page 22: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

22

(2) Apablla Peme,lintah membatalkan Peraturan Daerah yangdlsampalkliln sebagalmana dlmaksud pada ayat (1), Gubernurbel'8ama Plmpl"8" DPRD m.mbah8s Peraturan Presldenpembatalan Peraturan Daerah tersebut.

(3) Dalam hal DPRD' bersama Gubemur menerima keputusanpembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), makaGubemur mengajukan Rancangan Peraturan Daerah, pencabutanPeraturan Daerah keplida DPRD untuk dlbahas dan disetujuibersama paling lama 7 (tljJuh) hali setelah keputusan pembatalantersebut ditetapkan sebagalmanadlmaksud pada ayat (2).

(4)Dalam hal DPRl;l bersama Pemerintah Paerah tldak dapatmenerima keputusan pembatalan sebagaimana dimaksud par:jaayat (2), dengan alasan' yangdapat dibenarkan oleh peraturanperundang-undangan, Gv\lemur mengajukan keberatan kepadaMahkamah Agung:

(5) Apablia Pemeriritah lldak mengeluarkan 'peraturan Presiden untukmembatalkan Peral\Jran Daerah sebagaimana dlmaksud padaayat (2), Peratursn Daerah dimaksud dinyatakan berlaku. '

Pasal38 '

(1) Rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah, Pajak daerah, Retribusi Daerah, dan Tata Ruang

, Paerah yang telahdisetlljui bersama antara DPRD dan Guberilur,

sebelum ditetapkan paling lambat 3 (lIga) harl dlsampalkanGubemur kepada Menterl Dalam Negerl untuk diadakan evaluasi.

(2) Apabila Menterl Dalam Negeri menyatakan hasil, evaluasiRancangan Peraturari Daerah sebagalmana dimaksudpada ayatP) sudah sesuai dengan kepentjngan' umum dan peraturanperundang-undangan yang leblh' tlnggl, ,Gubemur menetapkanRancangan Peraturan Daerah tersebut menjadl Peraturan Daerah.

(3) Apablla Menter! Dalam Negeri menyatakan hasi! evaluasi'Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada, ayat(1) bertentangan dengan kepenllngan umum dan peraturanperundang-undangan yang lebih tlnggl, Gubemur bersama DPRDmelakukan penyempumaan paling lama 7 (tujuh) hari terhitungsajak diterlmanya hasll evaluasi.

Page 23: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

,.

.: .

(4) TerhaClap haall penyempumaan aebag81mana Cllmlkaud padaayat (3) Plmplnan DPRD menetapkanpersetujuen den dllaporkenpeda Rapet Parlpuma DPRp.

(5) RencangenPeraturan Daereh yang telah dlsempumak.m dantelah mendapat persetujuan DPRD oleh GubOmur kemudlan. .

disampalkan kepada Menter! Dalam Negen.

6ABVII

PENGUtliDANGAN DAN PENYEBARLUASAN

Pl';RATl)RAN DAERAH

Pasll139

(1) Setiap Peraturan Deerah diundangkan dengen menempatkannyaClalam Lembaran Daerah.

(2) Penjelasan Peraturan Daerah se/?ag!limena dimaksud pada ayat(1) dltempatkan dalam Tambahan I,.embaren Denh..

(3) Pengundangan Peraturan Daerah den' penjelaaan .Peraturan. Daerah sebligalmana dlmaksud pade ayat (1) dan ayat (2)

dllakukan oleh Sekretarls Daerah selambat-Iambstya 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak Rancangan Peraturan Daerah tersebutditandatangani oleh G\lbemur.

(4) Sekretarls Daeflih sebagaimlilna dimaksud pada ayat (3)membubuhl:

a. Lembaran Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dengan nomor dan tahun; dan

b. Tambahan Lembaran Daerah sebagalmana dimaksud padaayat (2) dengan nomor.

(5) Sekretaris Daerah menandatanganl pengundangan PeraturanDaerah dengan membubuhkan tanda tangan pada naskah.Peraturan Daerah tersebut

(6) Naskah Peraturan Daerah yang. telah ditandatanganisebagaimana dimakaud pada ayat (5) dlalmpan oleh Biro HUkumaasual dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 24: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

".

24

P•••I40,

(1) $etlap P'/ltu/ln O.erah yang telah dlundangkan dalamLembaran Daerah wajlb untuk dlsebarluaskan kepadamasyarakat.

(Z) Penyebarluasan Peraturan Daerah se~ag!limana dh"aksud padaayat (1) dlmaksudkan agar masyarakat mengerti. dan memahamimaksud·l'I1aksud yang terkandUng dal!lm Pe/lturanDaerahdlmaksud, sehlngga dapat melaksanaklin ketentuah PeraturanDaerah dimaksud.

(3), Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah:

a. Lembaga Negara. KementerlaniLembaga Pemerintah NonDepartemen, ~KP[)IUKPD dan pihak terkait.lalnnya; dan

b. Masyarakat di Iingkungan non pemerintah.

(4) Penyebariuasan peraturan perundang·undangan sebagaimanaqimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah Daerahmelalui:

a. media cetak; ,

b. media elektronik; dan

c. cara lalnnya.

Plisal41

(1) Oalam rangka penyebariuasan melalui media cetak sebagaimanadimaksud dalam Pasal40 ayat (4) huruf a, Pemerintah Daerah:

a. menyampaikan salinan otentik Peraturan Daerah besertapenjelasannya yang telah diundangkan da,lam, LembaranDaerah dan tambahan Lembaran DaerahkepadaKementerlan/Lembaga Pemerintah Non 'Departemen,SKPD/UKPD dan pihakterklllt;

b. menyedlakansalinan Peraturan Daerah beserta penjelasannyayang telah diundangkan 'dalam Lembaran .l)aerah, danTambahan 'Lembaran Daerah bagl masyarakat yangmembutuhkan.

(2) Pihak·pihak tertentuyang mem~utuhkan salinanotentlk PeraturanDaerah sebagalmana dlmaksud pada ayat (1) huruf a dapatmengajukan permlntaan kepada Sekretarls Daerah melaluiKepala Biro Hukum.

Page 25: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

\ (1)I

25

Pasal42

(1) Dalam rangka penyebarluasan melalul media elektroniksebagalmana dlmaksud dalam Pasal 40 ayat (4) hurut b,Pemerlntah Daerah dapatmenyelenggarakan slstem InformasiPeraturan Daerah berbasls internet.

(2) Ketentuan leblh lanjut mengenai sistem informasi PeraturanDaerah berbasis Internet dlatur dalam Peraturan Gubemur.

Pasal43

(1) Dalam rangka penyebarluasan peraturan perundang-undangandengan cara lain sebagalmana yang dlmaksud dalam Pasal 40ayat (4) hurut c, Pemerlntah Da9l1lh melakukan soslallsasiPeraturan Daerah dan/atau mellbatkan perwakllan kelompokmasyarakat.

(2) Sosialisasi sebagaimE!na dimaksud pada ayat m dilakukandengan caratatap muka atau dialog langsung, berupa ceramah,work!lhoplsemlnar, pertemuan IImlah, konferensl· pel'$ dan caralalnnya.

BAB VIIIPERATURAN PELAKSANMN PERATURJ>.N DAERAH

Pasal44. I

(1) Untuk melaksanakan Peraturan Daerah. GUbemur menetapkanPeraturan Gubemur dan/atau !<'!putusan Gubemur.

(2) Peraturan Gubemur ~an/atau Keputusan Gubemur sebagaimanadlmaksud .pada ayat. (i), dilarang .bertentangan dengankepentingan lImum. Peratu~n . Oaerah, dan peraturanperundang-undangan yang lebih tingg\.

Pasal45

Setlap Peramn Daerah ~jlb mencantumkan. batas waktupenetapan P9l1lt\!ran Gubemur seballal. petunjuk pelaksanaanPeraturan Da9l1lh.

(2) Bates waktu penetapan Peraturan GUbemur sebagalmanadlmaksud pada ayat (i) paling lama 1 (satu) tahun sejakPeraturan Daerah tersebut dlundangkan.

"

Page 26: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

26

BABIXPERAN SERTA MASYARAKAT

Baglan Kesatu

Umum

Pasal46

(1) Perorangan lIta\.l kelompok mllsyarakat berhak untuk memperolehatau mendaplitkan Informasl yang jelas dan akurat terhadaprencana penyusunan dan pembahasan Rancangan PeraturanDaerah.

(2) Perorangan ataLl kelompok I masyarakat berhak untukmenyampalkan masukan· dalam pembentukan Peraturan Daerah~alk pada tahap perencanaar" penyusunan. dar. pembahasanRancangan Peraturan Daerah.

BABXPENDANAAN

. Pasal47

(1) Segala pendanaafl, yangdiperlLlkan dalam pElmbentukan PeraturanDaerah .dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah.

(2) Pendanaan seba~aimana dlmaksUd pada· ayat (1) meliputi prosesperencanaan. penyuSLlnan. pembahaSan, penetapanlpengesahan,pengundangan dan penyebarlLlasan Peraturan Daerah.

BABXIKETENTUAN PERALIHAN

Pasal48

Untuk pertama kall, Prolegda dltetapkan selambat-Iambatnya 3 (tiga)bulan seJak Peraturan Daerah Inl mulal ber1aku.

Page 27: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

27

6A6XII

KETENTI,lAN peNUTUP

Pa$a149

Peraturan Daerah ini mulai berlaku palra tanggal diundangkan.

Agar setiap orang menget!lhuinya,. memerlntahkan pengundanganPeraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam LembaranDaerah Provin$i Oaerah Khu$u$ Ibukota Jakarta.

Oitotapkan di Jakart~padatanggal 22 Maret 2010

GUBERNUR PROVINSIDAERAH KHUSUS

16 OTA JAKARTA,

Diundangkarl di Jakartapadatanggal 30 Maret 2010

.SEKRETARIS OAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS16UKOTAJAKARTA,

~.NIP 050012362...

LEMBARAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

TAHUN 2.010 NOMOR Z.

Page 28: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

Z8

PENJELA~AN

I ATA~

li'ERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 2 TAHUN 2010

TENTANG

PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

I. UMUM

Pelaksanaan Ol<momi Daerah secara konsepsepsional telah membawa

pergeseran dalam slstem penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dari sistem

pemerintahan yang leblh sentrallstik menjadi desentralistik. Salah satu impllkasi yang

dlrasakan dari pergeseran Ini ialah terciptanya nuansa positif dalam penyelenggaraan

otonomi daerah yang mengarah pada terwujudnya .demokratisasl dan kemandirian

c\3erah. Melalul otonoml, daerah saat inl memlllki kewenangan yang lebih besar dan

keleluasaan untuk mengelola secara mand!ri urusan yang menjadi kewenangan daerah,

dlElnta~nya kewenangan membentuk Peraturan Daerah.

Peraturan Daerah merupakan salah satu jenis peraturan perundang-undangan

yang merupakan sumber hukum dan sarana. pembangunan di daerah dalam

meningkatkan kesejahteraan maliyarakat. Sesl.jai ketentuan Pasal 12 Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, materi

muatan Peraturan Daerah adalah sehJruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan

otonomi daerah dan. tugas pembantuan dan menampung kondisi khusus daerah serta

penjabaran leblh lanjut Peraturan Perundang-undangan yang leblh I1n991.

Rancangan Peraturan Daerah dapat berasal dari usul Inisiatif Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRO) maupun alas prakarsa Gubemur. Mekanlsme pengajuan usul

lhisatif/prakarsa, mekanisme pembahasan serta keterllbatan masyarakat dalam

penyusunan dan pembahasan Peraturan Daerah diatur lebih rinel dan jelas melalui

ketentuan Peraturan Daerah yang disusun Ini.

Dalam upaya membangun tertib administrasi dan peningkatan kualitas

penyusunan peraturan perundang-undangan di daerah, perlu dlsusun Program Leglslasi

Daerah (Prolegda). Oiharapkan melalui Prolegda penyusunan Peraturan Daerah dapat

lebih terencana, terpadu dan sistimatls serta menjaga agar produk Peraturan

Perundang-undangan daerah tetap berada dalam kesatuan sistem hukum nasional.

Page 29: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

29 '

Untuk meningkatkan kuafltal; Paratullln Daerah. maka OPRD dan PemerintahDaerah membl.lka partlslpasl milsY8ll1kat sell.las-Illasnya l.Inwk Ikl.ltserta dalam rencanapembentukan, perslapan dan pembahasan Prolegda dan Rancangan Piillllturan Daerah.Partisipasi publlk dllakl.lkan melallil penyebarillasan Infannasl yang jelas dan akurat sertakesempatan yang luas l.Intl.lk ikutsertll dlliam semua tahapan pembentukan danpembahasan Prolegcla sem. Rancangan Peraturlln Oaerah.

II. PASAL DEMl PA$Al.

Pasf111

Cl.Ikl.lp Jelas

Paaal2 .

Ayat (1)

Cukl.lp jelas

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud, dengan 'kejelasan tujuan' ad,alahbahwa setiap PembentukanPeraturan Perundang-undangan harus mempunyai wjuan yang jelas yanghendak dicapal.

v Huruf b

Yang dimaksud denganasas 'kelembagaanatalJ organ pembentuk yangtepar lIdalah bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-undangan harus dibuatoleh lembaga/pejabat Pembenluk Peraturan Perundang-undangan yangberwenang. Peraturan Perundang-undangan teraebl.lt dapat dlbatalksn ataubatal demlhl.lkl.lm, apablla dlbuat oleh lembag8lpe)abat yang t1dilk berwenang.

Huruf c

Yang dimaksud dengan asas 'kesesualan antara jenls' dan materl mustsn'adalah bahwa dalam Pembenlukan Peraturan Perundang-undangan harlJsbenar-benar mempematikan materi muatsn yang tepat dengan jenis PeraturanPerundang-undangannya.

Huruf d

Yang dimaksud dengan asas 'c1apat dllaksanakan' adalah bahwa setiapPembentukan Peraturan Perundang-undangan harus memperhltungkanefektifltas Peraturan Perundang-undangan tersebut di dalam niasyarakat, baiksecara f1losofis, yuridls mal.lpun aQslologia, '

Page 30: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

30

Huruf e

Pasal3

Ayat (1)

Hurut a

Yang dlmaksUd dengan 'asas pengayoman' adalah bahwa setlap MateriMuatan Peraturan Perundang-undangan harus berfungsl memberikanper1lndungan dalam rangka menclpt8kan ketentramal'l masyarakal

HUf\J1 b

Yang dimaksud dengan 'asas kemanuslaan' adalah bahwa setiap MateriMuatan Peratul<1n Perundang-undangan hal'\,lS· mencerminkan ~r1lndungan

.dan penghormatan hak-hakas8,1 manusla 86rta harkat dan martabat setiapwarga negara dan penduduk Indonesia seCSI<1 proporslonal.

Hurute

Yang dlmaksud dengan 'asas ·kebangsaan'. adalah bahwa setiap MateriMuatan Peraturen PeNndang-undangan haNS mem:erminkan slfat dan watakbangsa Indonesia yang plurallstlk (Kebhinekaan) dengan tetap menjaga prinsipnegara kesatuan Repl,lbllklndonesla. . .

\

Page 31: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

31

Hurufd

Yang dimaksud dengan ~asas kekeluargaan" adalah bahwa setlap MateriMuatan Peraturan Perundang-undangan harus mencermlnkan musyawarahuntuk mencapai mufakat dalam setiap pengambUan keputusan.

Hurufe

Yang dimaksud dengan 'asas kenusantaraan" adalah bahwa setlap MatenMuatan Peraturan· Perundang-undangan aenantilla memperhatlkankepentlngan aeluruh wllayeh IndonesIa dan mater! muatsn PeraturanPerundang-undangan yang dibuat dl daerah merupakan baglan dari sistemhukum nEuJlonal yang berdasarkan PanceaUa.

Huruff

Yang dimaksud <jengan "asas bhinneka tunggal Ika" aaalah bahwa MateriMuatan Peraturan Perundang-undangan. liarus memperhatikan keragamanpenduduk, a9ama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah, dan budayakhususnya yang menyangkut masalah-masalah sensilit dalamkehldupanbermasyarakat, bertlangsa, dan \lernegara.

Hurutg

Yang dimaksud denga~·'asas keadilan' adalah bahwa setiap Materi MuatanPeraturan Perundang-undangan harus me!1cermlnkan keadilan secaraproporsional bagiSetlap warga nagara tanpa, kecuall.,

Huruf h

Yang dimaksud dengen 'asas kesamaan kedudukan dalam hukum danpemerintahan' adalah bahwa setlap Mater! Muatsn Peraturan Perundang­undangan t1dak boleh berisl· hal-hal yang berslfat membedakan. berdasarkanlatar belakang, antara laIn, agama, suku, ras, golongan, gender, atau statussosial.

HurutlI . . .. .

Yan~f dimaksud dengan 'asas ketertlban dan kepastlanhukum' adalah bahwaJ . . . . ' •

seliaI' Materi. MllatanPeraturan Perundang-undangan harus dapatmenimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalul lamlnan adanya kepastianhukum.

Hurut j .

Yang dimaksud dengen 'asas keseimbangan, keseraslari, d~n keselarasan'adalah bahwa setlap Materl Muatan Peraturan Perundang-undangan harusmencermlnkan keseimbangan, keseraslan, dan keselaraSan, antera

...,

Page 32: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

kepentingan indiVidu dan masyarakat" dengan kepentingan bangsa dan

negara.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "asas lain s~suai dengan bidang hukum PeraturanPerundang-undangan yang berslilngkutan", antara lain:

a. dalam Huk\lm Pldana, misalnya,asas legalitas, asas tiada hukuman tanpakesalahan, asas pembinaan narapldana, dan asaa praduga takbersalah;

b. da/am Hukum Perdata, mlsalnya. dalam hukum pe~anllan, antara lain, asaskesepakatan, kebebasan berkontrak, dan lktlkad balk.

Paaal4

Ayat (1)

CuklJp lelas.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "bertentangan dengan kepentingan umum" dalam ketentuanini adalah kebijakan yanll berakibat. tergangllunya kerukunan antar wargamasyarakat, terganggul'lYa Pelayanan umum. dan terganggunyake!en!eramanlketertiban umum sert8 ~ebljakan .yangbenllfat dlskrlminatif.

Pasal5 !Ayat (1)

cui<up leias.

Ayal (2)

C.ukup Jelaa

Paaal6

Aye! (1)

Cukupjelas

Ayat (2)

ClJkljp ielas

Pasal7

CUkupjelas

.','

Page 33: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

33

Pasal8

Ayat (1)

Cukupjelas

Ayat (2)

CUkupjelas

Ayatm

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah merupakan dokumen perencanaanpembangunan daerah yang dlsusun unluk periode . 20 (dua pUluh) tahun. RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan dokumen perencanaanpembangUran daerah yang ~ISU8un Llntuk periode 5 (lima) tahun. RencanaPembanguilan Tahunan Daerah atau <llaebut pula Renoana Ke~a PemerintahDaerah (Ri<PD) merupakan ~okumen perenoanaan daerah untuk periode I (satu)tahun.

Ayat (4)

Cukupjelas

Ayat (5)

Cukupjelas

Pasal9

Cukup jelas .

Paaal 10

Ayal (1)

" Cukup Jelas

Ayat (2)

Balegda -dalam menghimpun berbagai masu~an cian/atau bahan. mengundangperwakilan kelompok-kelompok masyarakat balk-itu dari kalangan akademlsi; mediamassa, LSM dan plhak-pihakyang terkalt langsungmaupuntltlak langsling terhadap

penyusunan Prolegda ilii. Selainundangan yang s~ra khusiJs diberikan Balegdamelalui Sekretariat DPRD· akan menginformaksikan keglatan dlmaksud dalamwebsite DPRD OKI Jakarta agar masyarakat luas mengetahuinya.

Ayal (~)

Materi penjelasan atas pokok mater! Prolegda disusun dengan menglkull ketentusnsebagaimana dimaksud pada pasal 7. Pengajulin renoana penyusunan Peraturan..

.- .

Page 34: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

,

34

Daerah dalam Prolegda tel'$8but menyertakan Naflkah Akademik RancanganPeraturan Daereh yang diusulkan.

\Ayat (4)

CUkupjelas

Ayat (5)

Cukupjelas

Pasal11

Ayat (1)

CUkupjelas

Ayat (2)

Cukupjelas

Ayat (3)

.' Materi penjelasan atas pokok mateo Prolegda dlsusun dengan mengikuti ketentuansebagaimana dimaksud pada pasal 7. Pengejl,lBn fencana· penyusunan Peraturan

-Oaerah dalam .Prolegda tersebut menyertakan Naskah Akademlk RencangenPeraturen Daerah yang dlusulkan.

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

Cukup Jelas

Ayat (6)

Cukup Jelasv·

Ayat (7)

CukupJelas

Pasal12

, Cukup jelas

Pasal13

Cukupjelas

...

Page 35: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

35

Pasal 14

Cukupjelas

P...115

Ayat(1)

Cukupjelas

Aya! (2)

,_Cukup jelas

Ayat (3)

-Apablla dalam pembahasan Agenda Legislasl Daerah, DPRD dan Gubernur

menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah mengenal materi yangsarria, .maka

yang dlbahas adalah RancanganPeraturan Daerah yang dlajukan oleh DPRD,

sedangkan Rancangan Peraturan Daerah yang: dl$ampalkan oleh Gubemur

digunakan Sebagalbahan ul1tuk dipersandlngkan.

Aya! (4)

Cukup jelas

Aya! (5)

Cukup lelas"Aya! (6)

Cukup jelas

Pasal 16

Aya! (1)

Cukup lelas

Aya! (2)

Penentuan jumlah dan. komposlsl anggQta. DPRD yang dapat mengajukan

Rancangan Peraturen Daerah menglkutl ketentuan dalam Tata Tertib DPRD.

Pasal17

Aya! (1)

Pada prlnsipnya semua naskah rancangan peraturan daerah yang diajukan harus

disertal naskah akademlk, tetapl' beberapa rancangan pc;lraturan dc;lerah seperti

rancanglln peraturan daerah tentang anggaran pendapatan dan belanja daerah,

rancangan peraturen dllerah yang hanya terbatas mengubah beberepa materi yang

.~ .

Page 36: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

36

- sudah memllikl ns.kah sksdemlk ..belumnya, dspat dlsertal atau t1dak dllertal

nlskah akademlk. Penyusunan Nasklh Akademls dl Ilngkungan OPRO dlsusun

mengikutl Pedoman Penyusunan Naskeh Akademik dl IIngkungan Pemertntah

Daerah yang dlatur melalul Per~nGl.Ibemur.

Ayat (2)

Bahwa kajian dilakukan dalam bentuk penyusunan Naskah Akademis untukmelengkapi Rancangan Peraturan Oaerah yang dlajukan oleh plhak pengl.lsul ataukajlan untuk menganalisa secara lebih mendalam dampak yang dltimbulkan dari

,. pengajuan Rancangan Peraturan Oaerall dlmaksud. Baleglia dapat menyerahkanpenyusunan Naskah Akademls baserla Rancangan Peraturan Daerah atau kajlandimaksud kepada perguruan tlnggl atau plhak ketlga laliinya yang. mempunyaikeahlian untuk Itu.

·Pasal18

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup Jelas

Pasal20

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

CUkupjelas

Ayat (3)

Penyebarluasan RanC8l'\gan PeratlJran Daerah· lillakukari melalui WeQslte DPRD,media cetak dan elektronik, serta edaran dl.daerah Isehlngga·masyarakat mengetahuladanya Rancangan Peraturan Daerah yang dlaj\lk8n oJ9h·DPRD untuk selanjutnyadlbahas bersama dengan Pemerlntah Da~rah. oe~an demikian masyarakat d~patmemberikan masukan atas materl Rancangan Peraturan Daerah yang dlajukentersebut.

Pasal21

CUkupjelesli

Page 37: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

37

Pasal22

Ayat(1)

Cul<up jelas

Ayat (2)

Koordinasi dlmaksud dilakukan.dengan mengu~ang pihak DPRD dalam membahasruang Iingkup materi yang hendak diatur (lalam penyusunan Naskah Akademis.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal23

Cukup jelas

Pasal24

CUkupjelas

Pasal25

Cukupjelas

Pasal26

Ayat (1)

. Penyebarluasan Rancangan p.eraturan Daerah dilakukan melalui WebsitePemerlntah Daerah, media catak dan elektronik, serta ediaran di daerah sehlnggamasyarakat Imengetahlji adanya Rancangan Peraturan Daarah yang sedang dlsusunoleh Pemerij,tah Daerah. Dengan <lemlkian masyarakat (Iapat memberikail masukanatas mateii Rancangan Peraturen Daerah yang dlsusun tersebut.

Ayat (2)

Cukupjelas

Ayat (3)

Cukupjelas

.' ,,

Page 38: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

38

Pasal27Cukup jetas

Pasal2S

CUkupjelas

Pasal29

Cukup jelas

Pasal30

Ayat(1)

ClIkup jelas

Ayat (2) .

Oi dslam pembahasan Rsncangan Peraturan Oaerah, OPRD menugaskan Balegdauntuk mengkoordlnaslkan pelaksanaan rapat~pat" dlmaksud. Pembahasandilakukan dalsm rapat gabungan antara Sslegda clan komlsl terkait bersama denganGubemur atau pejabat yang dltunJuk untuk mewaklllnya. Balegda' dapat pulamengundang atau menerlma peiwakilan kelompok masyafclkat untUk memberlkanmasukan dalam pembahasanRancangan Peraturan Daerah dimaksud. Da/ampembahasan, Rancangan ~raturan Daerah, DPRD flapat pula membentuk PanitiaKhusus ysnti. pembentukan clan ·Sqsunsn kaanggotaannYB mengikuti katentusn

I . . 'dalam Tata T~rtib DPRD.

Ayat (3)

Cukupjelas

Pasal31

Cukupjelas

PaHI32

Cukupjelas

Pasal33

Cukupjelas

Paaal34

Cukupjelas

Pasal35

CukupJelas

.' .

"

Page 39: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

39

Pasal36

CukUp jelas

Pasal37 '

Ay~t (1)

Cukup jelas

Ay~t (2)

Peraturan Daerah dlbatalken Pemerintah apabila dlnllal bertentangan deng~n

kepentlngan um\lm dan/atau peraturan perundang-undilngan yang iebih tlnggi.Pembatalan Peraturan Daerah dilakukan melalul Peraturan Presiden yang ditetapkClnpClllng IClm:~ 60 (enam puluh) hart sajak ditertmanya Pe.raturan Daerah.

iA'I~t (3) . .

Cukupjelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal38

Ayat (1)

Yang dlmaksud dengan evaluasl dalam ayat ini adalah bertujuan ·untuk tercapainyakeseraslan antara kebilaken· Oaerahdan ·kebilakan naalona!, keseraslan antarakepentlngan pUblik dan kepentlngan aparatur, serta untuk meneUti sa]auh manamater! dalam Peraturan Oaerah te~but baik mengenal APBD, Pajak dan Retribusi

.' Daerah serta Rencana Tala Ruang WilaySh tldak bertentangan·. dengankepentingan umum, peraturan yang leblh tlnggl, danPerd!! lainnya. Hasll evaluasi

.. disampaikan oleh Menterl Dalam Negeri kepada Gubemur palinglambat 15 (limabelas) hart terhitung sejak dlterlmanya ranCangandlmak$ud.

Ayat(2)

Cukupjelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

CUkupjelas

Page 40: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

40

Ayat (5)

Cukup Jel~ls!.

Paeal39

Ayat (1)

Oengan diundangkan Peraturari Oaell!h dalam lembaran da~rah makasetiap orangdlanggap"telah merigetahuinya.

Ayat (2)

Cuk·up jelas

Ayat (3)

Cukupjelas

Ayat (4)

Cukup Jelas

Ayat (5)

CUkupjelas

Ayat (6)

-'Cukup jelas

Pasal40

Cukup jelas

Pasal41

Cukup Jelas

Pasa/42

Cukup Jelas

Pasal43c·

Ayat(1}

Oi dalam melakukan soslallsasi Peraturan Oaerah, Pemerlntah Daerah turut pulamelibatkan DPRD balk dart komlsl terkait maupun. Balegda, sebagal plhak yangterllbat dalam pembentukan Peraturan Daei"ah dlmaksud.

Ayat (2)

Cukupjelas

.' .

Page 41: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

41

Pasal44

Cukup Jelas

Pasal46

CukUp Jelas

Pas~J 46

Cukup Jelas

PasaT47 ­

CukupJelas

P...148

CukupJelas

Pasal49

Cukup Jelas

. .TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 1

--------- 0000 -----,--

Page 42: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

.'

Lampiran: .Peraturan Daerah Provlnsi Daerah KhususIbukola Jakarta

Nomor 2 Tahun 2010Tan9gal 22 Maret 2010

SISTEMATIKA TEKNIK PENVUSUNAN PERATURAN DAERAH

BAS I: KERANGKA PERATURAN DAERAH

A.JUDUL

, B. PEMBUKAAN

1. Frase Oeng8n Rahmat Tuhan Vang Maha Esa2. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-undangan3. Konslderans4. Dasar Hukum5. Dlktum

C. SATANG TUBUH1. Ketentuan Umum2. Materi Pokok yang Diatur3. Ketentuan Pidana (Jlka diperluklin dan hanya untuk IIngkup PeraturanDaerah) .4. Ketentuan Perallhan (Jlka dlperll,lkan)5. Ketentuan Penutup

D.PENUTUP

E. PENJELASAN (Jlka dlperlukan)

F. LAMPIRAN (Jlka diperlukan)

BAB II: HAL-HAL KHUSUS

A. PENDE~EGASIAN KEWENANGANB. PENVIDIKANC. PENCABUTAND. PERUBAHAN PERATURAN.DAERAH

BAB III: RAGAM BAHASA PERATURAN DAERAH

A. BAHASA PERATURAN DAERAHB. PILIHAN KATAATAU ISTILAHC. TEKNIK PENGACuAN

BAB IV : BENTUK RANCANGAN PERATURAN DAERAH .

".

Page 43: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

2

SAG I

KERANGKA PERATURAN PERUNOANG-UNDANGAN

1. Kerangl<a Peraturl!n Perundang-undangan terdiri atas:

A. Judul;B. Pembul<aan;C. Batang TUbuh;D. Penutup;e. Penjelasan (Jika ~Ipertukan);

F. l.ampiran (Jika dlperlukan).

A. JUOUL

2. Judul PEmlMan Oaerah memlJat keterangan mengenal jenis, nomor, tahunpengundangan atau penetapan, dan namaPeraturan Daerah yang bersangkutan.

3. Nama Peraturan Oaerah dibuat secara slngkat yaitu dengan hanya menggunakansuatu kata atau frase. tetapi secara esensialmaknanya telah mencerminkan lsiPeraturan Daerah dlmaksud.Conloh:

PERATURAN DAERAH PROVINSI OK! JAKARTANOMOR....TAHUN......

TENTANGSISTEM PENOIOIKAN I

4. Judul Peraturan Daerah c;litulis seluruhnya dengar.· huruf kapital yang diletakkan ditenga ma~ln tanpa diakhlri tanda baca dan tidak boleh dltambah dengan singkatanatau akronim. .

Contoh:

I

PERATURAN OAERAH PROVINSI OKI JAKARTA

NOMOR....TAHUN......

TENTANG

LEMBAGA MASYARAKAT KELURAHAN

5. Pada judul Peraturan Daerah Perubahan, dltambahkannya frase PERUBAHANATAS di depan nama peraturan yang diubah

Contoh:

PERATURAN OAERAH PROVINSI OK! JAKARTANOMOR.:..TAHUN......

TENTANGPERU6AHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR.....TAHUN....TENTANG

DEWAN KOTA

..~.

Page 44: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

Contoh:

3

6. Jika Peraturan Daerah telah diubah leblh darl 1 (satu) kali, di antara kataPERUBAHAN dan kata ATAS disisipkan keterangan yang menunjukkan berapa kaliperubahan tersebut telah dilakukan, tanpa merlne! perubahan sebelumnya.

Contoh:PERATURAN OAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

NQMOR....TAHUN......

TENTANG

PERUBAHAN KEDUAATAS PERATURAN OAERAH NOMOR.....TAHUN....TENTANG

RETRIBUSI OAERAH

7. Jika Peraturan Daerah yang diubah mempunyai nam.!. singkat, peraturan perubahan,dapat menggunakan nama singkat peraturan yang diUbah.Misalnya Judul Peraturan yang akan dlubah berbunyl sebagal berikut:Penetapan Perkampungan Budaya Betawl di Kelurahan Srengseh Sawah I\eeamatanJagakarsa Kotamadya Jakarta8elatanKemudian dalam Ketentuan Penutup dlberl nama .Ingkat Perkampungan BudayaBetawi, dalam judul peraturan perubahan dapat ditulis sebagai berikut:

"

PERATURAN DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

l NOMOR....TAHUN......

i TENTANG

PERU6AHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR.....TAHUN....TENTANG

PERK,AMPUNGAN ~UOAYA BETAWI

8. Pada judul Peraturan Daerah pencabutan ditambahkan kata PENCABUTAN dldepan nama Peraturan Oaerah yang dlcabut.

Contoh:PERATURAN DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

NOMOR....TAHUN......

TENTANG

PENCABUTAN PEAATURAN D.AERAH

NOMOR.....TAHUN....TENTANG DANA CADANGAN DAERAH

B•. PEMBUKAAN

9. Pembukaan Peraturan Daerah terdir! atas:1. Frase Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa;2: Jabatan Pembentuk Peraturan Daerah:3. Konsiejerans;

. 4. Oasar Hukum; dan5. Diktum.

Page 45: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

4

B.1. Frase Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

10. Pada pembukaan tlap jenis Peraturan Daerah st'belum nama jabatan pembentukPeraturan Daerah dlcantumkan frase DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA E8Ayang ditulis selurUhnya dengan huruf kapital yang diletakkan dl tengah marjin.

B.2. Jabatan Pembentuk Peraturan Daerah

11. Jabatan pembentuk Peraturan Oaerah dltulls seluruhnya dengan hurut kapital yangdlletakkan dl tengah marjln dan dlakhlrl dengan tanda baea koma (,).Contoh: .

Gu?ernur Provinsi OKI Jakarta•

B.3. Konslderans!

12. Konslderans dlawall dengan kala Menlmbang.

13. Konsiderans memuat uralan slngkat mengenal pokok-pokok piklran yang menjadilatar belakang dan alasan pembuatan Peraturan Oaerah.

14. Konsiderans Peraturan Daerah memuat pokok pikirar. yang menqakup unsur filosofis.sosiologis. dan yuridis.Fllosofis : menggambarkan bahwa peraturan daerah yang dibuat

berlandaskan pada kebenaran dan cita rasa keadllan sertadltujukan untuk kesejahteraan masyarakat,. kelestarlan .lIngkungan. dan supremasl hukum.

80sl010gis menggambarkan bahwa peraturan yang dibuat sesuaidengan perkembangan dan kebutuhan sosial masyarakatsetempat.

Yuridis Menggambarkan . bahwa peraturan yang dibuatmempunyai keterkaitan dengan peraturan yang telah adayang akan dlubah atau dlcabut.

1S:'Konsiderans yang hanya menyatakan bahwa Peraturan Daerah perlu untuk dlbuatadalah kurang tepat karena tidak mencermlnkan tentang latar belakang dan alasandlbu~tnya Peraturan Daerah teraebut.

Contoh:Menimbang: Bahwa untuk menjagaketertiban umum perlu membentuk

Peraturan Daerah tentang Ketertiban Umum8ebaiknya untuk konsiderans Peraturan Derah mengacup ada petlinjuk nomor14

16. Jika konsiderans memuat lebih dari satu pokok pikiran, tiap-tiap pokok pikirandirumuskan dalam rilOgkaian kalimat yang merupakan kesatuan pengertian.

17. Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan hurut sesual dengan urutan abjad, dandirumuskan dalam satu kalimat yang diawali dengan kata bahwa dan diakhiri dengantanda baea titik koma (;).

'Contoh:Menimbang a. bahwa ;

b. bahwa ;e. bahwa ;

Page 46: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

5

18. Jika konsidel~lns memval lebih dan satu pertimbangan,rumusan bulir pertimbanganlerakhir berbl:',yi sebagai berikut:

!ContohMenimbang a. bahwa ;

b. bahwa ;c. bahwa berdasarkan pertlmbsngsn sebsgslmana

dirnaksud deism hUM a dan hUM b perlumernQentuk Peraturan OaellIh tentang....;

Contoh II

/

8.4. Dasar Hukum

19. Oasar hukum diawali dengan kata Menglngat.

20.Dasar hukum memual dasar kewenangan pembuatan Peraturan Daerah danPeraturan Perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan Peraturan Oaerahtersebut.

Contoh:

'''Contoh I : Untuk Peratura" Daerah pada umumnyaPasal16 ayat (6) Undang-Undang Oasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945

}'asal tersebut merupakan dasar kewenangan Pemerintahan Daerah dalampembuatan 'Peraturan Oaerah.

Untuk Peratur<ln Daerah tentangAPBOP~al 18 ayat (6) dan Pasal31 ayat (2) Undang-UndangOasar Negara Republlk Indonesia Tahun 1945.

21. Peraturan Perundang·undangan yang dlgunakan sebagai dasar hukum hanyoPeraturan Perundang-undangan yang tingkalan (hirarkinya) sama atau lebih tinggidari Peraturan Oaerah yang ditetapkan

.22. Peraturan Oaerah yang akan dicabut dengan Peraturan Daerah yang akan dibentukatau Peraturan yang sudah diundangkan tetapi belum berlaku, tidak boleh':licantumkan sebagai dasar hukum.

23. Jika jumlah Peraturan Penmdang-undangan yang dijadlkan dasar hukum lebih darisatu, urutan pencantum,ln perfu memperl1atikan tata ul\ltan Peraturan Perundang­undangan dan jika tingkatannya sama disusun secara kronologis berdasarkan saatpengundangan atau penetapannya.

24. Oasar hukum yang diambil dari pasal dalam Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 ditulis dengan menyebutkan pasa!. Frase Undang.UndangOasar Negara Republlk IndoneSia Tahun 1945.ditulis sesudah penyebutan pasaldan kedua huruh u ditulis dengan huruf kapilal.Contoh:Mengingat Pasal 16 ayat (6) Umjang-Undang Oasar Negar!! Republik

Indonesia Tahun 1945

Page 47: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

6

B.5.Dlktum

25. Dlktum terdiri atas:

1. kata Memutuskan;2. kata Menetapkan;3. nama Peraturan Daerah.

26. Kata MEMUTU8i<AN c:Iltulla lelun.lhnYI dengln hUM kapltal tanpa epa.1 dl entaraauku kltl dan dlekhlrl dengantanda baoa t1t1k dua 88rta dlletakkan dl tangah ma~ln.IJontoh:

MEMUTUSKAN:

27. Pada Peraturan Daerah, sebelum kata MEMUTUSKAN dic:antumkan frase DenganPersetujuan Bel'$ama DEWAN PERWAKILAN .RAKYAT DAERAH PROVINSIDAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan ~UBERNUR PROVINSI DAERAHKHUSUS IBUKOTA JAKARTA, yang ditulis seluruhnya dengan huruf kapital dandiletakkan di tengah marjin.

Contoh:Dengan Persetujuan Bersama:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

dan

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

MEMUTUSKAN:

28. Kata Menetapkan dicantumkan sesudah kata MEMUTUSKAN yang dlsejajarkan kebawah dengan kata Menimbang dan Menglngat. Huruf awal kata Menetapkandilulis dengan huruf kapilal dim diakhirl dengsn lands bacolltlk due (:).

29. Nama yang terelntum dalam jUd\l1 dicantumkanlagt setelah kata Menetapkan dandidahului dengan percantuman jenis Peraturan Perundang-undangan tanpa ProvlnsiDaerah Khusu$ Ibukota jakarta, serta ditulis selliruhnya dengan huruf kapital dandiakhiri dengan tanda baea titik (.).

Contoh:MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG KETERTIBAN UMUM

C. BATANG TUBUH

30. eatang tubuh Peraturan Oaerah memuat semua substansi Peraturan Daerah yangyang dlrumuskan delam pasal (-pasal).

31. Pada umumnya. substansi dalam batang tubuh dikelompokkan ke dalam:1

Page 48: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

7

1) Ketentuan Umum;2) Materi Pokok yang Oiatur;3) Ketentuan Pidana (Jika dlperlukan);4) Ketentuan Peralihan (Jika diperlukan);5) Ketentuan Penutup.

32. Dalam pengelompokkan substansi sedapat mungkln dihindari adanya BABKETENTUAN LAIN (-LAIN) atau sejenlsnya. Mater! yang beraangkutan. dlupayakanuntuk masuk ke dalam BAS (-BAS) yang ada atau dapat pula dimuat dalam babtersendiri dengan judul yang seauai dengan mater! yang dlatur.

-' 33. Substansi yang berupa sanksi administratif atau sanks! keperoataan atas. pelanggaran suatu norma. tidak perlu dirumuskan dalam bab tersendlr! tetap! cukup

menjadi satu baglan (pasal) dengan norma yang memberlkan sanksl administratif,atau sanksi keperdataan.

Contoh:(1) Setiap orang yang mendirikan bangunan wajil) memiliki izin mendirikan

bangunan.

(2) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusmemenuhi persyaratan sebagal berikut:1 ;2 ;3 ;

(3) Pelanggaran terhadap ketentuan wajib memiliki izin mendirikan bangunansebagaimana dimaksud pada ayat (1). dapat dikenakan sanksl administratifberupa:a. Peringatan tertulis;b. Penghentlan pembangl,ll1an; atauC. Pembongkaran bangunan:

34.Jika norma yang memberikan sanksi administratif atau keperdataan terdapat lebihdarl satlJ pasal, sanksi administratif atau sanksl keperdataan dirumuskan dalam pasalterakhir dari bagiantersebUI. Dengan demlkian hindar! rumusan ketentuan sanksiyang sekaligus memuat sanks! pidana, sanksl perdata. dan sanksl administratif dalamsatu bab.

35. Sanks! administratif dapat berupa. antara lain. pencabutan izin. pembubaran,pengawasan, pemberhentian sementara. denda epministratif. atau daya paksapolislorlal. Saksi keperdataan dapat berupa. antara lain, gantl kerugian.

36. Pengelompokkan materi Peraturan Daerah dapat dlsusun secara slstematis dalambuku, bab, bagian, dan paragraf.

37. Jlka materi Peraturan Daerah tidak mempunyai banyak pasal. maka tidak perludikelompokkan menjadi bab. baglan, dan paragraph tetapi dapat langsung disusunpasal demi pasal secara sistematis.

38. Pengelompokkan materl dalam bukU. bab. bagian. (jan paragraf dilakl,lkan atas dasarkesamaan ma19r1. .

i

Page 49: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

8

39. Urutan pengelompokan adalah sebagai berlkut:1. bab deng,ln pasal (-pasat) tanp8 bagian dan paragraf,

'"2. bab dengan bagian dan pasal (-pasal)tanpa paragraf-, atau

3. bab dengan baglan dan paragrat yang berlsl pasal (-pasal).

40. Bab dlberi nornor urut dengsn angka Rornawi dan judul bab yang seluruhnya ditulisdengan huruf kepltal.

Contoh:'..BABI

KETI;NTI)AN UMUM

41. Bagian dlberl nornor urut dengan billilngan tlngkat yang dltulis dengan huruf dan diberljudul.

42. Huruf awal kata baglan, llrutan bUangan, dan setiap kata pada judul baglan ditulisdengen hurut kapital, kecuali hun,lf awal kata partikel yang tidak terletak pada awalfrase. .

Contoh:Bagian Kelirna

Persyaratan Teknis Kendaraan Bermotor, Kerets Gandengan, dan KeretaTempelan

43. Paragraf diber! nomor urut dengan angka Arab dan diberl judul.

44. Huruf awal darl kata paragrat dan setiap kata pada IUd~1 paragraf ditulis dengan hurufkapltal, kecuali huruf awal kata parUkel yang tidak terletak pada awal frase.

Contoh:Paragraf 1

Penyelenggaraan Lalu Untas dan Angkutan

45. Pasal merupakan satuan aturan dalsm Peraturan Perundang-undangan yangmemuat satu norma, dan dirumuskan dalam satu kallmatyang disusun secaraslngkat, jelas, dan tugas tanpa anak katlmat.

46. Maten Peratura\1 Oaerah sebalknya dlrumuskan dalam banyak pasal yang singkatdan ielas darlpal,a ke dalam beberapa pasal tetapi setiap pasal memuat banyak ayat,kecuall Ilka mater! yang rnenjadi isi pasal itu merupakan satu rangkaian yang t1dakdapat diplsahkan.

47. Pasa! oiberl nomor urut dengan angka Arab. <lan hurut awal ditulis dengan hurutkapltal. .

Contoh:Pasal1

48. Huruf awal kata pasal yang digunakan sebagai acuan ditulis dengan huruf kapital.Contoh:

Pasal34

..

Page 50: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan Pasal 26 tidakmeniadakan kewajiban membayar ganti rugi sebagaimana dimaksud dalamPasal33

49. Pasal dapat dirlnci ke delam beberapa ayat

50. Ayat diberi nomor urut dengen angka Arab di entara tanda beca kurung tanpa diakhiritanda baca titlk.

Contoh:P$sal3

(1) .(2) .

51.Satu ayat hendaknya hanya memuat satu norma yang dirumuskan dalam satukalimat utuh.

I52. Huruf awal kata ayal yang digunRkan sebagal acuan ditulis dengan huM ke-cil.

Contoh:PasalS

(1) Promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 berlsi pesan utamaberkaitan dengan perllaku pola hidup sehat dan menghindar! stigma.

(2) Penyampaian promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harusmenghormati nilai-nllai agama, bUdaya dan norma kemasyarakatan untukmempertahankan dan memperkokoh ketahanan serta kesejahteraankeluarga.

53. Penunjukan bi;Jngan dalem ayatatau Pasal dengan angka Arab dlsertai dengan kataatau frasa diantara tanda baca kurung ( ).

Contoh:Pasal35

(1) Setiap pengusahaan mobil derek wajib memiliki izin usaha dar! Gubemur.(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku untuk jangka waktu 5 (

lima) tahun dan dapat diperpanjang. .

54. Jika salu pasal atau ayat memuat rlneiari llnsur, maka di samping dirumuskan dalambentuk kalimat dengar rlncian, dapat pula dipertlmbangkan penggunaan rumusandalam bentuk tabulasi. .Contoh rumusan dalam bentuk nncian:

pasal3Perlindungan mutu udara amblen didasarkan pada baku mutu udaraambien, status mullj udara ambien, baku mutu emisi, ambang batas emisigas buang, bakU tingkat gangguan, ambang batas kebisingan dan IndeksStandar Pencemar Udara.

Contoh rumusen dalam bentuk .tabulaai:

Paaal7Baku Ungkat 9angguan sumber Udak bergerak terdlrl atas:

a. baku tingkat kebisingan;

Page 51: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

10

b. baku tingkat getaran;c. baku tingkat kebauan; dand. baku tingkat 98ngguan lainnYliI.

55. Dalam. membuat rumusan pasal atau ayat deng!ln bentuk tabulasi hendaknyadiperhatlkan hal-hal aebagai berikut:

1. seliap rlneian harus dapat dibaea sebagai satu rangkaian kesaluan dengan trasepembuka;

2. setlap nneian diawali deng;ln huruf (abjad) keeil, dan diberi landa baca titik (.);

Contoh:a.b.e.

) .3. setiap fras~i dalam rineian cliawali dengan huruf keeil, keeuali untuk nama din alau

nomenklatUr, him awalnya tetap menggunakan huruf kapital;Contoh rineian untuk nama diri atau nomenklatur:

a. Walikota kepada lembaga dan pengguna jasa berupa peringatan tertulis;b. Lembaga kepada penyedia jasa dan asosiasi berupa peringatan tertulis; danc. Asosiasi kepada anggota asosiasi berupa pencabutan keanggotaan.

4. setiap rineian diakhiri dengan tanda baea titik koma (;);

5. jiks Buatu rincian dibagllagl ke dalam unsur yang lebih keeil, maka unsur tersebulditullskan masuk ke dalem;

6. di belakeng rineien yang masih mempunyai rincian lebih lanjut diberi tande baeatilik dva (:);

7. pembagian rineian (dengan urutan makin kecil) dltulis dengan abjad keeil, yangdiikuti dengen landa baea titik (.); angka Arab dllk\Jti dengen tenda baca litik (.);abjad keeil dengen tanda baca kurung tutup; angka Arab dengen tanda baca

. kurung tutup( .) );

8. pembaglan ril1eian hendaknya tidak melebihi empet tingkat. Jika rincian melebihi..empet tingkat, perlu dipertimbangkan pemecahan pasal yang bersangkutan kedalam pasal atau ayat lain.

56. Jika unsur atau rineian dalam tabulasi dimaksudkan sebagal rinclan kumulatif.ditambahkan kata dan yang diletakkan eli belakang rinci~n kedua dari rincian terakhir.

57.Jika rineian dalam tabulasi dimaksudkan sebagai rincian altematif ditambahkan kataatau yang diletakkan dl belakang rincian kedua dari rincian terakhir.

58. Jika rincian dalam tabulasi dimaksudkan sebagal rlnelsn kumulatif dan altematif,dltambahkan kata dan/atau yang diletakkan di belakang rinelan kedua dari rincian·terakhir.

59. Kata dan, atau, dan/atau tidak pellu diUlangi pada akhir setiep unsur atau nneien.,.

Page 52: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

11

Contoh:1. Tlap-tiap rlnelan dltandal dengan hUM a, hUruf b, dan setelUsnya.

Cont'~h:i Pasal9

(1) .. :..:(2) .....:

a ;b ; (dan, atau,danlatau)c ..

2. Jika suatu rlnelan memerlukan lebih lanJut. rinclan itu ditandai dengan angkaArab 1, 2, dan.seterusnya.

Contoh: Pasal12(1) ..(2) :

a ;b : (dan, atau, danlatau)c :

1.....;2. .. ..; (dan, atau, danlatau)3......

3. Jika suatu rlnclan lebih lanjut memerlukan rinclan yang mendetail, rincian ituditandal dengsn huruf a), b), dan setcrusnya.Contoh:

. ,,

(1) .(2) ..(3) :

a.b.c.

Pasal20

.. ..; (dan, ata\!, danlalau)

.1 ;2 ; (dan, atau, danlatau)3 :

a) ;b) ; (dan,atau, danlatau)c) ..

4. Jika suatu rincian lebih lanjUt memerlukan rincian yang mendetall, rincian ituditandai dengan angka 1),2), dan seterusnya.

Contoh:Pasal22

(1) ..(2) :

a. ".;b ; (dan, atau, danlatall)c :

.' ..

Page 53: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

12

1. til

2.... (dan. atau, dantatau)3. '0':

a) ;b) ; (dan, atau, dan/atau)0) :

1) ;2) ; (dan, atau, danlata~)3) .

C.1. Ketentuan Umum

69.. Ketentuan umum dilelakkan dalam bab kesatu. Jlka dalam Peraturan Perundang­undangan tidak dllakukan pengelompokan bab,. ketentuan umum dlletakkan datampasal (-pasal) awal.

61. Ketentuan umum dapat memuat lebih dari satu pasal.

62. Ketentuan umum berlsl:1. batasan pengertian atau definisi;2. singkatan atau akronim vang dlgunakan dalam peraturan;3. hal-hat lain yang berslfat umum yang berlaku bagi pasal (-pasal) berikutnya antara

lain kelentuan yang mencermlnkan asas, maksud. dan tujuan. .

Conloh: ·salah karena yang dlNm~kan tldak men~rmlnkan mater! yang dlatur":Pel'llturan Daarah Inl berasaskan mantaat, keadllan. lIdak dlskrlminatif

$ebaiknya yang dlrumuskan mencermlnkan materi yang akan dlatur.Keuangan Oaerah dikelola secara l)erdaya guna, berhasil guna,transparan, dan akuntabel.

63. Batasan pengertian mengenai ·Pemerintah Daerah" rumusannya ditetapkan:Contoh:Pemerlntah Daerah adalah Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan perangkaldaerah sebagai unsur penyelenggara pemerlntahan daerah.

64. Frase pembuka dalam ketentuan umum Peraturan Daerah berbunyi:Dalam Peraturan Daerah In! yang dimaksudkan dengan:

65. Jlka Ketentuan Umum memuat betasan pengertian atau definisi singkatan atauakrorim lebih dari satu, maka maslng-maslng uralannya diberi nomor urut denganangka Arab dan diawall dengan huraf kapital serta diakhiri dengan tanda baca titik (.).

66. Kata atau istilah yang dimuat dalam Katantuan Umum hanyalah kata atau lstllahyang dtgunakan berulang-lIlang <:II dalam pasal (-pasal) seianJutnya.

67. Jlka suatu kata atau Islilah hanya dlgunakan satu kall, namun kate stau lstilah itudlperlukan pengertlannya untuk luatu beb, bagian atau paragraf tertentu, dianjurkanagar kata atau istilah ItII dlberi definlsl.

68. Jika suatu batasan pengertian atau definst perlu dikutip kembaU di dalam KetentuanUmum suatu peraturan pelaksanaan,maka ramusan batasan pengertian stau definisi

.~:.

Page 54: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

13

01 dilim peraturan pelakssnl.n harus sima dengln Nmusan batasan pengertlanatau deflnlsl yang terdapat dl dalamperaturan leblh tlnggl ~ang dllaknnakan

.' \eraebut.

69,Karena batasan pengertlan atau c;Iefinisi, singkatan, atau akronim berfungsi, untukmenjelaskan makna suatu kata atau istllah maka batasan pengertlan atau deflnisl, .slngkatan, atau akronim tldak perlu dlberl penjelasan, dan karena itu haNsdlrumuskan sedemlklan rupa sehingga tidak menlmbulkan pengertian ganda.

70. Urutan penempatan kata atau istllah delam ketentuan umum mengikutl ketentuansebagaiberlkut:1. pengertian yang mengatur tentang Iingkup umum ditempatkan lebih dahulu darl

yang berlingkup khusus;2. pengertian yang terdapat leQih <lahulu di dalam materi pokok yang diatur

ditempatkan dalam ul'IJtanyang leblh dahulu; dan" 3: pengertian yang mempunyal ~aitan dengan pengertian di atasnya dlletakkan

berdekatan seeara berurutan.

C.2. Materl Pokok yang Dlatur

71. Materl pokok yang diatur clitempatkan langsung setelah BAS KETENTUAN UMUM,dan jika lidak ada pengelompokkan bab, materl pokok yang diatur diletakkan setelahpasal (-pasal) ketentuan umum.

72. Pembagian materl pokok ke Qalam kelompok yang lebih kecll dllakukan menurulkrlterla yang diJadlkan dasar pembagian..

Contoh:1. pembagian berdasarkan urutan dari yang umum ke khusus:

Contoh:

Untuk retrlbusi dimulai dengan:1. retribusi daerah;2. retrlbusi jasa umum;3. retribulli jasa usaha;4. retribusiperlzinan tertentu;5. penghitungan dan pelaksanaan pemungutan retribusi;6. penghitungan retribl,lsi yang kadaluarsa;

2. pembagian berdasarkan urutanlkronologis,

Contoh:Pasal125

(1) Setiap pembukaan ~tuan pendidikan anak usia dini. penclidikan dasar,pendldikan menengah, dan pendldilOn nonformal, wajlb memillki Izlnpenyelenggaraan pendldlkan. ...

(2) Pembukaan satuan pell(lic;likan tlnggl wajlb· memillkl Izlnpenyelenggaraan pendldlkan dari Pemerlntah setelah mendapatkanrekomend8$i dart Gubemur.

(3) Izln penyelenggaraan pendidlkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),melalui tahapan:a. ilin prlnslp penyelenggaraan pendldlkan;b. Izln operasional penyelenggaraan pendidlkan.

.~.

Page 55: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

14

3. pembilgliln berdasarkan jenjang jabatan atau kepangkatan

Contoh:

Jenjang Jabatan atau Kepangkatan di Organisasi Pemerintah Daerah ProvinsiDaerah Khusus Ibukota Jakarta:1. Gubernur2. Wakil Gubernur3. Deputi Gubemur4. Sekretaris Daerah; dan5. Satuan Kerja Perangkat Oaerah (SKPD)

C.3. Ketentuan Pidana

73. Ketentuan pidana memuat rumusan yang menyatakan penJatuhan pldana ataspelanggaran terhadap ketentuan yang berisi norma larangan atau perintah.

74. Ketentuan pidana delam Peraturan Oaereh mengenal lemanya pldana penJara danbanyaknya denda sesuai dengen ketentuan yang dlatur dalam Undang-Undangtentang Pemerintahan Oaerah.

75. Peraturan Daerah yang memuat sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalamketentuan Pasal 143 ayat (3) Undang-Undang Nomer 32 Tahun 2004 tantangPemerintahan Daerah cukup dengan mengacu kepada ketentuan pasal dan namadari Undang-Undang yang dlacu.

Contoh:Setiap orang yang melanggar ketentuan mllngenai peny~hmggaraan usahaparlwisata yang meliputi kegiatan usaha jasa pariwisata dan usaha saranapariwisara sebagaimana dimaksud dalama Pasal...dipidana dengan pidana

.sebagaimana dlmaksud dalam Pasal.. ..Undall,g.Undang Nomor 10 tahun 2009tentang Kepariwisataan.

76.0alam menentukan lamanya pidana penJara dan banyaknya denda harusmempertimbangkan mengenal dampak yang ditlmbulkan oleh tindak pidana dalammasyarakat serta unsur kesalahan petaku.

n.Ketentuan pidana ditempatkan dalam bab tersendiri, yaitu BAS KETENTUANPtOANA yang letaknya sesudah materi pokok yang dlatur atau sebelum BASKETENTUAN PERALIHAN. Jika BAS KETENTUAN PERALIHAN t1dak ada, letaknyaadalah sebelum BAS KETENTUAN PENUTUP.

78.Jlka dl dalar!, Peratl,lran Daerah t1dak diadakan pengelompokan bab per bab,ketentuan pid~na ditempatk.an dalam pasal yang terletak langsung sebelum pasal (­pasal) yang berisi k.etentuan perallhan. Jlka tildak ada pasat yang berisi ketentuanperalihan. ketentuan pidana diletakkan sebelum pasal penutup.

Contoh:Dalam Pasal143 ayat (2) Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah ditentukan untuk pl<lana penJara adalah pldanakurungan 6 (enam) bulan dan untuk <lenda paling banyak Rp. 50.000.000 (limapuluh Juta rupiah)

".'.

Page 56: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

15

79. Ketentuan pidana hanya dimuat dalam Peraturan Oaerah.

eo. Rumusan ketentuan pidana harus menyebutkan secara tegas norma larangan atauperintah yang dilanggar dan menyebutkan pasal (-pasal) yang memuat normatersebut.

Contoh:Pasa162

Setiap orang atau baden yang membuat, merakit. menjual dan memasukkanbecak atau barang yang difungsikan sebagai becek dan sejenlsnya danmelanggar ketentuan sebagaimana dimakslJd dalam Pasal 29 ayat (1) huruf adikenakan ancaman pidana kurungan paling singkat 20 (dua puluh) hari danpaling lama 90 (sembilan puluh) hah atau denda paling sedikit Rp. 5.000.000,­(Lima Jute Rupiah) dan paling banyak Rp. 30.000.000,- (Tlga Putuh JutaRupiah).

81.Jika ketentuan pidana berlaku bagi siapapun, subyek dari ketentuan pidanadirull)uskan dengan frasD setiap orang. I

Contoh:

PilIsal6~

Setiap orang 'atau badan yang membuat dan meraklt kendaraan umumangkutan keempat bermesin dua tak dan melanggar ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (6) dikenakan ancaman pldana kurungan palingslngkat 20 (dua pUluh) hari dan paling lama 90 (sembilan pulUh) hari ataudenda paling sedlklt Rp. 5.000.000.- (Lima Jute Rupiah) dan paling banyak Rp.30.000.000,- (Tlga PuluhJuta Rupiah).

82. Pengertian '\.etiap orang" mencakup orang perseorangan atau badan hukum. Olehkarena Itu, dalam merumuskan Ketentuan Pidana yang berlaku bagi siapapun cukupditulis setlap orang yang....tidak perlu secara eksplisit menyebutkan "setiap orangatau badan hUkum".

83. Sehubungsn dengan adanya perkembangan kenyataan bahwa yang dapatmelakukan tindak pldana tidak hanya orang perseorangan dan badan hukum tetapijuga badan usaha yang bukan badan hukum, maka pada saat Inl pengertian "setiaporang" diperluas yang dirumuskan aebagel berikut:

1. Orang perseorangan dan kQrporasl; atau;2. Orang perseorangan dan badan usaha balk yang berbentuk badan hukum

maupun bukan badan hukum.·

84. Jlka ketentuan pldana hanya berlaku bagi subyek tertentu, subyek ltu dirumuskansecara tegas, mlsalnya, orang asing, pegawai negerl, atau weJib retrlbusi.

Contoh:Pasal64

Setiap petugas yang tidak menindaklanjutl danlllteu memproses secarahukum atas laporan orang atau badan dan melanggar ketentuan Pasal 59ayat (3) dikenakan hukuman dlslplin kepegawalan sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan

".'

Page 57: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

85. Sehubungan adanya pembedaan antsra tindak pidana kejahatan dan tindak pidanapelanggaran dl dalam Kltab Undang-Undang Huk.Jm Pidana, dalam hal PeraturanDaerah memuat Ketentuan Pldana yang dikuallfikasikan sebagai pelanggaran dankeJahatan (Passl 143 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah), maka kedua hal tersebut harus dlsebutkl!n secara -tegal;. I

Contoh 1:(1) Setiap orang yang l'(1elakukan pembangunan menara tidak memiliki izin

sebagciimana dimaksud dalam Pasal 9 dipidana dengan pidanakurungan paling lama 3. (liga) bulan atau denda paling banyak Rp.50.000.000 (lima puluh Juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagalmana dimaksud pada ayat (1) adalahpell,"ggaran.

Contoh2:1 Pasal63

(1) ISetiap orang atau badan yang melanggar ketentuan dalam Pasal 16'ayat (1), <lyat (2), ayat (3). Pasal17 ayat (1), Pasal18, Pasal22 hUM a,hurufe, Pasal42 ayat (2) huruf b, PasalM, Pasal45, Pasal47 ayat (1)huruf e, Pasal 53. Pasal 54 ayat (1) dan Pasal 59 ayat (3) dlkenakan-hukuman pidana sesua! dengan ketentuan peraturan perundang-

. - undangan.(2) Tindak pidana sebagalmana dimaksud pada ayat (1) adalah tindak

pldana keJahatari

86. Rumusan ketentaan pldana harus menyatakan secara tegas apakah pidana yangdiJatuhkan bersifat kumulatif, altematif, atau kumulatif altematif. Namun dalamPeraturan Daerah hanya dimljngkinkan dirumuskan secara altematif karena sifatnyahanya untuk pelanggaran. Contoh: -

WaJib rebibusi yang melanggar ketentuan·tentang pelizlnan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 dlpldana dengan pldana kurungan paling lama 6(enam) bulan atau <lenda paling banyak Rp. 50.000.000,. (lima puluh Juterupiah).

87. Hindarl rumuSan dalam ketllntuan pldana yang t1dak menunjukkan dengan jelas.' apakah unsur-ljnsur perouatan pldana bersifat kumulatlf atau altematlf.

.Contoh:- Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagalmana dimaksud dalam Pasal

12, Pasal13 dan Pasal14, dipldana dengan pidana kurungan paling lama 10(sepuluh) bulan. -

Dalam contoh ini tidak jelas apakah pidana tersebut diterapkan terhadappelanggaran Pasal12, Pasal13, dan Pasal14 secara sendlri-sendirl ataukah pidanatersebut baru dapat diterapkan jlke ketlga unsure perbuatan pidana darl Pasal 12,Pasal 13. dan Pasal 14, dipidana dengan pldana kurungan paling lama 6 (enam)bulan. ' .

-!l8. Dalam hal terdapat keperluan untuk memberiakukan surut suatu Peraturan D~erah

dan Peraturan Daerah tersebut memuat ketentuan pldana, maka ketentuan ptdana

Page 58: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

Untuk menghindari kekosongan pelaksanaan administrasi kecamalan dankelurahan yang baro dibentuk, perangkat kecamatan dan kelurahan lndukmelaksanakan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dankemasyarakatan pada kecamatan dan kelurahan yang baru dlbentuk

17

tersebul harus dlkecualikan, mengingal adanya asas umum dalam Pasal 1 ayal (1)Kitab Undang-Undang Hukum Pldana yang menyatakan bahwa ketentuan pidanalidak boleh berlaku surut.

Contoh: \ .Pera!uran Oaerah ini berlaku surut selak tanggal 1 Januari 2004, kecualluntulf. ketentuan pidana berlaku selak tanggal <liundangkan.

89. Tindak pidana dapat llilakukan oleh orang-perorang atau oleh korporasi. Pidanaterhadap korporasi dijatUhkan kepada:1. badan lJsahanya (Perseroan Telbatas, CV, Firma, Perkumpulan, atau Yayasan)2. merekB yang bertindak sebagai pimpinan atau yang member perintah melakukan

tindak pidana; alau3. kedua-duanya.

90. Pldana yang dlkenekan pade korporasl (bedan ulahe) henye pldene denda.d

C.4. Ketentuan ParaUhan (lika dlperlukan)

91. Ketentuan perallhan memua! ketentuan mengenai penyesuaian terhadap PeraturanOaeah yang sudah ada pada saat peraturan baru mulal berlaku, agar PeraturanDaerah tersebut dapat dilaksanakan dan tillak menimbulkan permasalahan hukum.

92. Ketentuan perallhan dimuat dalam BAS KETENTUAN PERALIHAN dan ditempatkan.' di antara BAB KETENTUAN PIDANA dan BAB KETENTUAN PENUTUP. Jlka dalam

Peraturan Oaerah tidak diadakan pengelompokan bab, pasal (-pasal), ketentuanperalihan ditempatkan sebelum pasat (-pasa!) yang memuat ketentuan penutup.

93. Pada saat suatu Peraturan· Oaerah dinyatakan mulai berlaku, segala hubunganhukum yang ada atau tindakan hukum yang terjadi baik sebelum, pada saat, maupunsesudah Peraturan Daerah yang baru Itu dinyatakan mulal bertaku, tunduk padaketentuan Peraturan Oaerah yang lama.

94. Pada saat suatu Peraturan.Oaerah dinyatakan mulai bertaku, segala hubungan atautindakan hukum tertentu yang te~adi sebelum peraturan yang baru dinyatakan mulaiberlaku, tunduk pada ketentuan Peraturan Daerah yang lama.

Conloh:Pada saat Peraturan Daerah ini mulal berlaku, permohonan izin mendirikanbangunan yang sudah mulal dlproses tetapi belum selesai, tetap diselesaikanberdasarkan ketentuan Peraturan Daerah yang lama.

95. Dalam Peraturan Oaerah yang bel'll, dapat dimljal pengaturan yang memuatpenyimpangan sementara atau penundaan sementara bagi tindakan hukum atauhUbungan hukum tertentu,

Contoh:(1)

Page 59: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

18

$ampai ada keputusan pengangkatan perangkat kecamatan dankelurahan yang baru.

(2) Pengangkatan perangkat kecamatan dan kelurahan yang barusebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dllaksanakan paling lama 1(satu) tahun terhitung seJak tanggal Peraturl~n Daerah Ii'll dlundangkan.

96. Penyimpangan sementara itu berlaku juga bagl ketentuan yang dlberlakusurutkan.

97. Jika suatu Peraturan Daerah cliberlakukan suNt, dalam Peraturan Daerah tersebutperlu memuat ketentuan mengenai status dari tindakan hukum yang terjadi. atauhubungan hukum yang ada di dalam tenggang waktu antara tanggal mulal bertakusurut dan pengundangan Peraturan Daerah tersebut.(Peraturan ·Daerah dlnyalakan berlaku pada langgal dlundangkan lalapl terdapal

.' ketentuan tentang pemyatlilan bartaku surut).

•.Contoh:PasaL...

Selisih tunjangan perbaikan yang timbul akibat ketentuan baru dalamPeraturan Daerah inj dibayarkan paling lambat 3 (tiga) bulan terhltung sejaktanggal Peraturan Daerah Ii'll dlundangkan.

Pasa!. ..Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan berlakusurut terhitung sejak tanggal 2 Januari 2006.

98. Penentuan berlaku surut tidak boleh diatur dalam Peraturan Oaerah yang memuatketentuan yang memberl beban konkret kepada masyarakat. Beban konkret kepadamasyarakat antara lain berupa penarikan retribusi daerah dan pajak daerah.

9~. Jika pen~rapan suatu ketentuan Peraturan Daerah dinyatakan ditunda sementara.bagi tindakan hukum atau hubungan hukum tertentu. ketentuan Peraturan Daerahtersebut harus memuat secara tegas dan rinci tindakan hiJkum dan hUbungan hukummana yang dimaksud. serta jangka waklu alau syarat-syarat berakhirnya penundaansementara tersebut.

Contoh:(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulal berlaku. Izln tr8yek angkutan yang

telah dlberikan tetap berlaku sampai habls masa berlakunya.

(2) Dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan terhitung sejakberlakunya Peraturan Oaerah lni, izin trayek angkutan sebagalmanadimaksud pads ayat (1) harus disesualkan berdasarkan ketentuan yangbaru dalsm Peraturan Daerah ii'll.

100. Hindari rumusan dalam ketentuan peralihan yang Ismya memuat perubahanlerselubung atas ketentuan Peraturan Perandang-undangan lain. Perubahan inihendaknya dilakukan dengan membuat batasan pengertlan baru di dalamketentuan umum Peraturan Daerah atau dilakukan dengan membuat PeraturanDaerah perubahan.

Page 60: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

19

Contoh:PaSal35

(1)Desa atau yang disebut dengan nama lainnya yang setingkat dengan desayang Sl/dah ada pada saat mulai bel1akunya Peraturan Daerah inidinyatakan sebagai desa menumt Pasall hurur a.

(2) , ...;

C.5. Kelentuan Penutvp

101. Kelenluan penulup dllempalkan dalam bab terakhir. Jika lldak dladakanpengelompokan bab, kelenluan penulup dilempatkan dalam pasal (-pasal) lerakhlr.

102.

103.

Pada umumnya kelenlvan penulup memual kelenluan mengenal:

1. penunjukan organ atau alat perlengkapan yang Illelaksanakan PeraluranOaerah;

2. nama singkat3. stalus Peraturan Daerah yang sudah ada; dan4. saal mulal berlaku Peraluran Daerah yang bersangkutan.

Kelentuan penutup dapal memuat ketentuan alau perlntah mengenai:

1. penunjukkan pejabal tertentu yang diberi kewenangan unluk memberlkan izinalau unluk pengangkatan pegawai;

2. pemberlan kewenangan kepada pejabat tertentu unluk membual peraluranpelaksanaan.

104.6agi nama Peraluran Oaerah yang. panjang dapal dlmual kelenluan rriengenainama singkat dengan memperhalikanhal-hal sebagai berikut:

1. nomor dan tahun pengeluaran peraturanyang bersangkutan tidak dicantumkan;2. nama slngkat bukan berupa slngkatan alau akronim, kecuali jlka singkatan alau

akronim ilu sudah sangal dlkenal dan lidak menimbulkan salah pengertlan.

105. Nama singkallidak boleh memual pengertlan yang menyimpang darl isl dan namaperaluran.Contoh yang kurang lepa!:

Peraturan Daerah tentang Pencegahan. Penyalahgunaan danPenanggulangan Narkotika. Psikotropika. dan Bahan·bahan Adiktif.

Sebalknya:Peraluran Oaerah lenlang Narkolik dan Psikotropl1<a

106. Hlndari memberlkan nama slngkal bagl nama Peraluran Perundang-undanganyang sebenarnya sudah singkat.

Conloh yang kurang tepa!:I

Peraturan Daerah tentang Pencatatan Penduduk.

Kemudlan diberl nama singkal sebagai berikut:Peraturan Daerah Inl dapat disebut Peraturan Daerah lenlangKependUdukan.

107. Hindari penggunaan slnonim sebagal nama slngkat.

I

" ..'

'.

Page 61: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

20

Contoh y.mg kurang tepat:Peraluran Daerah lenlang Minuman Beralkohol

Pasal...Peraturan Daerah ini dapat disebut PeratlJran Daerah tentang MinumanKeras.

D.PENUTUP

108. Penutup merupakan bagian akhir Perlturan Perundlng-undangan dan memuat:1.rumusln perlntah pengundlngan dan penempatln Peraturan Oaerlh dilim

Lembaran Oaerah;2.penandatanganan penetapan;3.pengundangan Peraturan Daerah; dan4.akhir baglan penutup.

109.Rumusan perintah Pengundangan dan penempatan Peraturan Daerah dalamLembaran Daerah berbunyi sebagai ~rikut:

Contoh:Agar setiap orang mengetahuinya, memerlntahkan pengundanganPeraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.

110. Penandatanganan pengesahan atau penetapan Peraturan Daerah memuat:1.tempat dan tanggal pengesahan atau penetapan;2. nama jabatan;3. tanda tangan pejabat; dan4.nama lengkap pejabat yang mendatangani, tanpa gelar dan pangkat.

111. Rumvsan tempat dan tanggal pengesahan atau penetapan diletakkan di sebelahkanC!n. I

112. Nama jabatan dan nama pejabat ditulls dengaa huruf kapltal. Pada akhlr nainajabatan dibell tanda baca koma.Contoh untuk penetapan:

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal ...

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

IBUKOTAJAKARTA,

tanda tangan

NAMA

113. Pengund.angan peraturan Daerah memuat:1. tempat dan tanggal Pengvndangan;2. nama jabatan yang perwenang mengundangkan;3. tanda tangan; dan4. nama lengkap pejabat yang menandatangani, tanpa gelar dan pangkat.

'.

Page 62: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

21

114, Tempal tanggal Pengundangan Peraturan Perundang-undangan diletakkan disebelah kiri (di bawah penandatanganan panetapa'n),

115. Nama jabatan dan nama pejabat dltulls clengan huruf kapita!. Pada akhir namajabatan diberi tanda baca kama.Contoh:

Diundangkan di ...pada tanggal ...SEKRETARIS OAERAH

tanda tanganNAMA

116. Jika dalam waktu paling lambat 30 (tiga pUluh) hari Gubernur tlciakmenandatanganl rancangan Peraturan Daerah yang telah disetujui bersama antaraDewan Perwakilan Rakyat dan Gubernur, maka dlcantumkan kallmat pengesahansetelah nama pejabat yang mengundangkan yang berbunyi ;Peraturan Daerah Inl dlnyatakan .ah dengan mencantumkan tanggal sahnya.

. I

i17.Pada akhlr baglan penutup dlcantumkan Lembaran Oaerah, Berita Oaerah besertatahun dan nomor dari Lembaran Daerah, d,I" Berlta'Daerah tersebut.

118. Penulisan frase I,.embaran Daerah, dan Berlta Daerah ditulis seluruhnya denganhUM kapita!. '

Contoh:LEMBARAN DAERAH PROVINSI... TAHUN ...NOMOR....

Contoh: ,BER'ITA DAERAH PROVINSI. ....NOMOR. ......

IE. PENJEI,.ASAN '

119, SeUap Peraturan Daerah perlu dlberl penlelasan.

120. Penjelaaan' berfungsl aebagal tafslran reaml pembentuk Peraturan Daerah atasnorma tertentu dalam batang tubuh. Oleh karena Itu, penjelasan hanya mernuaturaian atau jabaran lebih lanjut darl norma yang diatur dalam batang tUbuh. Dengandemikian, penjelasan sebagal sarana untuk mempe~elas norma dalam batangtubuh tidak boleh mengakibatkan te~adinya ketidakjelasan darl norma yangdijelaskan.

121. Penjelasan tidak dapat dlgunakan sebagal dassr hukl,lm untuk membuat peraturanlebih lanjut. Oleh karena itl,l, hlndari membuat rumusan norma dl dalam bagianpenjelasan.

122. Dalam penjelasan ejihindari rumuaan yang iainya memuat perubahan terselubungterhadap ketentuan Peraturan Daerah yang bersangkutan.

123...Naakah penjelaaan' disusljn bersama-sama dengan penyusunan rancanganperaturan perandang-undangan yang bersangkutan.

124. ;JUdul penjelasan sama deng,1O jUdul Peraturan Daerah yang bersangkutan.

Page 63: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

22

Conloh:

PENJELASAN

ATASI

PE~TURAN pAERAH.....

NOMOR ... TAHUN ..

TENTANG

...........

126. Penjelasan Peratf,lran Perundang-undangan memuat penjelasan umum danpenjelasan pasal daml pasa!.

126. Rlncian penjelasan umum dan penjelasan pasal daml pasal diawall dengan angkaRomawl dan~ltulis seluruhnya dengan huruf kapltal.

Contoh: !I. UMUMII. PASAL OEMI PASAL

127. Penjelasa" umum memuat uraian secara sistematis mengenal latar belakangpamikiran, maksud, dan tujuan penyusunan Peraturan Oaerah yang tetahlercanlum secara singkat dalam butir konsiderans, serta asas-asas, tujuan, ataupokok-pokok yang lerkandung dalam batang tubuh Peraturan Daerah.

128. Bagian-bagian dari penjelasan umum daliat diberi nomor dengan angka Arab, jikahal ini lebih memberikan kejelasan.

Contoh:I. UMUM(1) Oasar Pemlkiran ...(2) Pembaglan W1layah ...(3) Asas-asas PenYe1eng9ara Pamerlntahan ...(4) Oaerah Otonom '"(5) Wilayah Administratif ...(6) Pengawasan ...

129. ~.Ika dalam penjelasan umum dimuat pengacuan ke Peraturan Perundang­undangan lain atau dokumen lain, pengacuan Itu dilengkapi dengan keteranganmengenai sumbemya.

130. Oalammenyusun penjelasan pasal dem! pasat harus - diperhatikan agarrumusannya:1. tldak bertentangan dengan materi pokok yang diatur delam batang tubuh;2. tldak memperluas atau menambah nanna yang ada dalam batang tubuh;3. tidak meJakukan pengulangan atas materi pokok yang dlatur dalam batang

tubuh; .4. tidak mengulangi uraian kata, istilah, atau pengertian yang telah dlmuat di

dalam kelentuan umum.

Page 64: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

23

131. Penjelasan tidak boleh memuat batasan pengertian atau definlsi dari kalaalauislllah, yang telah dlrumuskan dalam Ketentuan Umum oleh karena itu batasanpengertian atall definisl dalam ketentuan umum haNS dlrumuskan sedemlkianNpa Sehin~ga dapa! dimengertl tanpa memerlukan penjelasan Iebih lanjut.

132. Pada pasal !atau ayat yang tidak memerlukan penjelasan ditulls frase Cukup Jela.yang dlalchlrl dengan, tanda baca t1t1k, sBsual dengan makna fraa. penjelasanpaasl demi pasal tidak dlgatungkan walaupun !erdapat beberapa pasalbenlrutan yang tldak memerlukan penjelasan.

Contoh yang kllran\l tepatPaaal7, PasalS dan Pasal9 (Pasal7 sid Pasal9)Cukup jelas,

Sebaiknya:Pasal?

CllkllP jelas.PasalS

CukllP jelas.

Pasal9Cukup jelas..

133. Jika suatu pasal terdiri darl beberapa ayat atau butir tldak memerlukan.' penjelasan, pasal yang bersangkutan eUkup dib8ri penjelasan. Cukup jelas.,

tanpa merlne; masing-masing ayat atau butlr.

134. -Jika suatu pasal terdlri dari beberapa ayat atau butir dan salah satu ayat atau butirtersebut t1dak 'memerlukan penjelasan. setlap ayat atau butir perlu dlcantumkandan dllengkapl dengan penjelas.n yang sesual..

Contoh:Pasal7

Ayat(1)Cukup jelas

Ayat {2}Ketantuan dalam ayat inl dimaksudkan untuk memberikankepastlan hukum kepada Wajib Retribusi.

Aya! (3)Cukup ielas

Aya! (4)Cukup jelas

135. Jika suatu istilahlkatalfrase dalam suatu pasal atau aya! yang memerlukanpenJelasan, gunakan tanda baca pellk (' ... ') pada istilah katalfrase tersebut.

Contoh:Pasal25

Ayat (1)Yang dimaksl,ld dengan "persldangan yang berikuf' adalah masapersldangan Dewan Perwakllan Rakyat Oaerah yang hanya diantaralsatu masa reses.

Page 65: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

24

Ayat (2)CukUp jelas.

Ayat (3)Cukup jeles.

Ayat (4)Cuk\,lp Joles.

F. LAMPIRAN (Jikll dlp.rlukan)

136. Delam hal Peraturen Daerah memerlukan lampiran, hal tersebut harus dinyatakandalam batang tubuh dan pernyaUian bahwa lamplran ters.but merupakan baglan'jang lIdak terpisahkan dari Peraturan Daerah yang bersangkutan.Pada akhlr lamplran harus cllcantumkan nama dan tanda tangan peJabat yangmengesehkan/menetapkan Perat\jran Daerah yang bersangkutan.

BABIIHAL-HAL KHUSUS .

A. PENDELEGASIAN KEWENAHGAN

137. Peraturan Daerah dapat mendelegasikan kewenangan untuk:

1. mengatur lebih lanjut maten tertentu dengan Peraturan Gubemur; atau2. menetapkan maten tertentu dengan Keputusan Gubernur.

Contoh a:Ketentuan lebih lanjut mengenal tata cara pembayaran retribusi diatur denganPeraturan Gubernur.

Contoh b:Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan tempat pembayaran retribusiditelapkan dengan Kepulusan Gubemur.

138. Pendelegaslan kewenangan mengatur, harus menyeb\Jt dengan tegas:1. ruang Iingkup mater! yang clietur;2. jenls Instrument hukum yang digunakan (Peraturan Gubemur atau Keputusan

Gubernur).

. 139.Jlka materi yang didelegasikan sebagian sudah diatur prikok-pokoknya di dalamPeraturan Daerah yang mendelegaslkan dan mater! tersebut dinyatakan diaturdengan Peraluran Gubernur, gunakan rumusan Ketentuan leblh lanjut mengenal•••.sebagaimana ellmaksud paela ayat (.•) dlatllr dengan Peraturan Gubemur.

Contoh:Pasal....

(1) ....(2) Ketentuan leblh lanjut mengenal. ....sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) cliatur dengan Peraturan Gubemur.

Page 66: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

/

25

C·onloh:(1 )(2)(3) .:"(4) Ketentuan leblh lanjut mengenal.....sebagalmana dlmaksud pada ayat

(2) dletur dengan Paraturan GUbemur

140. Pandelegasian kewenangan mengatur, sedapat mungkln dlhlndari adanya delegasiblangko.

Contoh:Pasal ...

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini. diatur lebih lanjutdengan Peraturan Gubernur.

141. Kewenangan yang didelegasikan kepada Gl,Ibernur tidak dapat didelegasikan lebih"Ianjut kepada Pejabat lain di daerah kecuali jika ditentukan lain dalam PeraturanDaerah.

142. peraturan Daerah tidak boleh mengulangi rumusan materi yang yang telah dimuatdalam Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. Peraturan Daerahmemuat penjabaran lebih lanjut materi peraturan perundang-undangan yang lebihtlnggl. sehingga dapat langsung dlterapkan.

B. PEWIDIKAN

143. Peraturan Daerah dapat memuat kalanluan tentang Penyidikan.

144. Peraturan Daerah dapat memuat pemberlan kewanangan kepada Penyldlk PegawaiNegeri Sipil pada Satuan Ke~a Perangkat Oaerah (SKPD) tertentu untuk menyidikpelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Daerah.

; 145. Dalam merumuskan ketentuan yang menunjuk pejabal tertentu sebagal penyidikUdak mengurangikewenangan penyldlk umum unluk melakukan penyldikan.Contoh:

Selaln Penyldik Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat PegawaiNegerl Sipil tertentu di IIngkungan ... (nama Satuan Ke~a Perangkat Daerah(SKPD) dapat dlberikan kewenangan untuk melaksanakan penyidikan terhadappelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang (atauPeraturan Daerah) Inl.

146. Ketentuan penyidikan dltempalkan sebelum ketentuan pidana atau jika dalamPeraturan Daerah tidak diadakan pengelompokan, tl,ltempatkan pada pasal (-pasal)sebelum ketentuan pldana.

C. PENCABUTAN

147. Jika mater! dalam Peraturan Daerah yang baru menyebabkan perlu penggantlansebaglan atau selurl,lh mater! dalam peraturan yang lama, di dalam peraturanyang baru harus secara tergas dlatur mengenai pencabutan sebagalan atauseluruh peraturan yang lama.

i

Page 67: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

26

... 1. Untuk penggantian ••baglan materl delem Peraturan Daerah dlgunakanrumulan I.bagal bertkul:

Contoh:Pasal ....

Pada saat Pe",turan Daerah Inl mulai berlaku, ketentuanPasaL.Peraturan Oaerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota JakartaNomor....Tahun....tentang ... {Lambaran Daerah Provinsi Daerah KhususIbukota Jakarta Tahun .....Nomor....,Tambahan Lembaran Daerah ProvinsiDaerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor.......) dicabut dan dinyatakan tidakbertaku.

2. Untuk penggantian seluruh materl suatu paraturan dengan peraturan yangsetingkat rumusannya sebagai berikut:

Contah:Pasal......

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Pereturan DaerahPravlnlsl Daerah Khusl,Is Ibukota JakartaNomor....Tahlm•••••tentang {Lembaran Daerah Provinsi.Daerah KhususIbukota Jakarta Tahun Nomor Tambahan Lembaran Daerah ProvinsiDaerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor.......) dicabut dan dinyatakan tidakberlaku.

148. Demi kepastlan hukum, peneabulan peraturan tidek boleh dirumuskan seearaumum tetapi harus menyebutkan seeara tegas peraturan yang dieabut.

Contoh perumusan yanljl salah:Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah yang

. bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dicabut dan dinyatakan tidakberlaku.

Sebaiknya: ..Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah ProvinsiOaerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor....Tahun.....tentang....(LembaranDaerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun Nomor... ,Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota JakartaNomar.......) dicabut dan dinyatakan t1dak berlaku.

149. Untuk meneabut peraturan peraturan yang telah dlundangkan dan telah mulaiberlaku, gunakan trasa dieabut dan dinyatakan tldak berlaku.

Contoh: II .Padil saat Peraturan Oaerah inl mulai berlaku. Peraturan Daerah ProvinsiDaerah Khusus Ibukola Jakarta Nomor....Tahun.....tentang....{LembaranDaerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun Nomor....Tambahan Lembaran Daerah Provlnel Daerah Khuaua IbUkola JakartaNamor.......) dleabut dan dlnyatak.n tld.kberl.ku.

150. Jika jumlah Peraturan Daerah Yllng diClibut lebih dart 1 (satu), dapatdipertimbangkan eara penullsan dengan rlm;:ian dalam bentuk tabulasi.

Page 68: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

~7

Conloh:Pasa!. ..

Pada saat Peraturan Daerah ini mul!!1 berlaku:

1. Peraturan Oaerah Provlnsl Daerah Khusus Ibukota JakartaNomor....Tahun.....ten~ng ....(Lembaran Daerah Prov/nsl DaerahKhusus /bukota Jakarta Tahun Nomor... , Tambahan Lambaran DaerahProvlnsl Deereh Khusus Ibukota Jakarta Nomor.......); dan

2. Peraturen Daerah Pravinsl Daerah Khusus Ibukota JakartaNomor....Tahun.....tentang...•(Lembaran Daerah Provlnsl DaerahKhllSllS Ibukota Jakarta Tahun Nomor... , Tambahan \,.embaran DaerahProvinsi Daerah Khusus Ipukota Jakarta Nomor.......),Dlcabut dan dinyatakan tidak berlaku.

151. Pencabutan peratllran harus disertai dengan keter:jlngan mengenai status hukumdari Peraturan pelaksanaan, peraluran yanglebih rendah, atau keputusan yangtelah dike/uarkan berdasarkan peraturan yang dica~ut.

Conloh:Pasal57

Pada saat Peraturan Daerah ini mulaiberlaku, semua peraluran pelaksanaan dariPeraturan Daerah Pravlnsi Daerah Khusus Ibukota JakartaNomor....Tahun.....tenlang....(Lembaran Dal:lrah Provinsl Daerah Khusus IbukotaJakarta Tahun Nomor Tambahan lembaran'Daerah Provinsl Daerah KhususIbukola Jakarta Nomor ), dlnyatakan maslh tetap berlaku sepanjang tidakbertentang latau belum diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baruberdasarka'i ketentuan dalam Peraturan Daerah.

152. Pencabutan Peraturan Daerah yang sudah diundangkan. tetapi btllum mulalberlaku, dapat dilakukan dengan peraturan tersendirl dengan menggunakanrumusan dltarlk kemball dan dlnyatakan tldak berlaku.

Contoh:Pada saat Peraturan Daerah ini mula; berlaku, semua peraturan pelaksanaan dariPeraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota JakartaNomor....Tahun.....tenlang....(lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus fbukotaJakarta Tahun Nomer , Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Daerah KhususIbukota Jakarta Nomor ), ditarlk kembali dan dinyatakan tidak berlaku.

153. Jika pencabutan Peraturan Daerah dilakukan dengan peraturan pecabutantersendiri. peraturan pencabutan itu hanya memuat 2 (dua) pasal yang d/tulisdengan angka Arab, ya/tu ••bagal bertkut:1. Pasal 1 memuat ketentuan yang menyatakan tidak bertakunya Peraturan

Daarah yang dicabut2. Pasal 2 memuat ketentuan tentang saat mu.lai berlakunya Peraturan Daerah

pencaputan yang bersangkutan.

Contoh:Pasa/1

--Peraturan Daerah Pravinsl Daerah Khusus Ibukota JakartaNomor....Tahun.-....tentang....(Lembaran Daerah Provinsl Daerah Khusus Ibukota

.' ..

Page 69: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

28

Jakarta Tahun Nomor , Tambahan Lembaran DaerahProvlnsi Daerah KhususIbukota Jakarta Nomor j dlcabul dan dlnyatakan tidek berleku.

, Pasal2 I

Peraluran Daerah Inl mulal berlaku pada ti!nggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahufnya, memerintahkan pengundangan PeraturanD<lerah Inl <lengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi DaerahKhusus Ibukota Jakarta. .'

154. Pada dasamya setiap peraturan mulai berlaku pada saat peraturan yangbersangkutan dlundangkan.

155.Jlka ada pElnylmpangan terhadap saat mulai berlakunya peraturan yangbersangkutan ~ade seat dlundangkan, hal ini nendaknya dinyatakan secara tegas dldalam peraturCin yang bersangkutan dengen:

1. Menentukan tanggal tertantusaat pelllturan akan \)erlaku:

Contoh: -Peraturan Oaerah int mulal berlaku pade tanggal 1April 2000.

2. Menyerahkan penetapan saat mulal berlakunya kepada Peraturan Perundang­undangan lain yang tlngkatannya lebih IlIndan.

Contoh:Saat mulai berlakunya Peraturan Daeran inl akan ditetapkan denganPeraturan Gubernur.

3. Dengan menentukan lewatnya tenggang waktu tertentu sejak saatpengundangan. Agar tidak menlmbulkan kekeliruan penafsiran gunakan fllIsasetelah...(tenggang waktu) sejak•••

Contoh:." Peraturan Daerah inj mulai berlaku setelah 3 (tiga) bulan sejak tanggal

pengundangan.

156. Tidak menggunakan frase· ...mulai berlaku efeldlf pada tanggal. ..atau yangsejenisnya, karena frase ini menimbulkan ketldakpastien mengenai saat resm!berlakunya suatu perlturan saat Pengundlngen atau saat berlaku efektlf.

: 157. Pada dasarnya seat mulal berlaku peraturan adalah sama bagl keseluruhan materiperatullln dan seluruh wilayah daerah yang bersangkutan.Contoh:Peraturan Oaerah ii'li mulai berlaku pada tanggal qiundangkan.

15e.·Penylmpangan terhadap saat mulai berlaku peraturan nendaknya dinyatakansecara legas dengan:1. Menetapkan materi-materi mana dalam Peraturan Daerah tersebut yang, berbeda saal mulai ~erlakunya;

Contoh:

Page 70: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

/

29

Pasa!. ....Peraluran Daereh In; mulal bertaku pada tanggal diundangkan kecuallPasllfl 8 ayat (1). ayat (2). ayat (3). dan ayat (4) yang mulai bertaku padatanggal .... .,

2. Menetapkan saat mulai berlaku yang berbeda bagi wilayah daerah tertentu.

Contoh: -Pasa!.. ....

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan kecualiPasal 15 ayat (1) mulai berlaku untuk wilayah daerah KabupatenAdministratif pada tanggaL...

159. Pada dasarnya saat mulai berlakunya peraturen tidak dapat ditentukan lebih awaldaripada saat pengundangannya.

160.Jika ada alasan yang kuat untuk memberlakukan peraturanleblh awal daripada saatpengundangannya (berlaku surut), perlu dlperhatikan hal-halsebagal berlkut:

1. Ketentuan baru yang berkaltan dengan masalah pldana. baik jenls, berat, sifat,maupun klasiflkasinya, tidak ikut diberlakllsurutkim;

2. Rincian mengenal pengaruh ketentuan berlaku surut ltu terhadap tindakanhukum, hubungan hukum. dan akibat hukum tertentu yang sudah ada, perlu

_ dimuat dalam ketentuan peralihan;

3. Awal dari -saat mulai berlaku Peraturan Daerah sebaiknya ditetapkan tidak lebihdahulu dari saat rancangan Peraturan Daerah tersebut mulai diketahui olehmasyarakat. yaitu pada saat rancangan Peraturan Daerah ltu .disampaikan keDewan Perwakilan Rakyat Daerah.

161. Peraturan Daerah hanya dapat dicabut dengan Peraturan Daerah atau dibatalkanoleh Peraturan Perundang-undangan yang tingkatannya lebih linggl.

162. Jlka ada Peraturan Daerah yang tldak diperlukan lagl dan dlgantl dengan Peraturanyang baru, Peraturan Daerah yang baru harus secara tegas mencabut Peraturan

'- yang tidak diperlukan itu.

163)ika peraturan yang baru mengatur kemball suatu materi yang sudah diatur dansudah diberlakukan dalam peraturan yang lama, pencabutan peraturan yang lamadinyatakan dalam salah satu pasal dalam ketentuan penutup dari peraturan yangbaru. dengan menggunakan rumusan dicabut dan dinyatakan t1dak berlaku.

164. Peraturan Daerah hanya dapat dicabut dengan Peraturan Daerah.

165. Peraturan Perundang-undangan yang lebih rendah tldak boleh mencabut PeraturanPerundang-undangan yang lebih tingg!.

Contoh:Peraturan Qaerah tidak boleh mencabut Peraturan Menteri

166. Pencabutan melalui Peraturan Perundang-undan9an yang tingkalannya lebih linggidilakukan jika Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi tersebut

'.

Page 71: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

30

dimaksudkan untuk menampung kembali seluruh atau sebagian dari materiPeraturan Perundang-undangan yang leblh rendah yang dlcabut itu.

167. Pencabutan Peraturan yang sudah dlundangkan, tetapi belum mulal berlaku, dapatdllakukan dengan peraturan tersendiridengan menggunakan rumusan c:lltarlkkemball dan dlnyatakan tldak barlaku.

Conton:Pads saat Peraturan Oaerah ini mulai berlaku, Peraturan Oaerah Provinsi OaerahKhusus Ibukota Jakarta Nomor....Tahun.....tentang....(Lembaran Oaerah Provinsi

." Oaerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun Nomor , Tambahan Lembaran OaerahProvinsi Oaerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor. )

168.Pancabutan seluruh materi dalam Peraturan Oaerah yang dicabut denganPeraturan Oaerah (tersendiri) tldak dlgunakan fraaa pada aaat Peraturan OaerahInl mulal barlaku, tetapl pernyataan pane.butan Iingaung dlrumuakan dalamPasal 1 dari Peraturan Oaerah yang mencabut yang hanya terdlri ataa 2 (dua)pasal, dengan rumusan sebagai berlkut:

Pasal1Peraturan Oaerah Provinsi Oaerah Khusus Ibukota JakartaNomor. Tahun tentang (Lembaran Daerah Provinsi Oaerah Khusus IbukotaJa.karta Tahun Nomor. .. , Tambahan Lembaran Oaerah Provinsi Oaerah KhususIbukota Jakarta Nomor. ) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal2\. Peraturan Oaerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setlap orang mengetahuinya, memerlntahkan pengundangan PeraturanOaerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Oaerah Provinsi OaerahKhusus Ibukota Jakarta.

169. Pencabutan peraturan yang menimbulkan perubahan dalam peraturan lain yangterkait, tidak mengubah peraturan lain yang terkait tersebut, keeuall ditentukanlain stcara tegas dalam peraturan yang mencabul.Contoh:

Peraturan Oaerah Provinsi Oaerah Khusus Ibukota Jakarta tentang.... , mencabut Pasal Peraturan Daerah Provinsi Oaerah KhususIbukota Jakarta tentang .

170. Peraturan Oaerah atau ketentuan yang telah dlcabut, otomatis tidak berlakukembali, meskipun Peraturan Oaerah yang mencabut di kemlidian hari dicabut pula.

D. PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANG·UNDANGAN

171. Perubahan Peraturan Oaerah dilakukan dengan:1. menyisipkan atau menambah materi ke dalam Peraturan Oaerah;2. menghapus atau mengganti sebaglan mater! Peraturan Oaerah.3. menyisipkan atau menambah PenJelasan Umumlpasavayat atau Lamplran Olka

ada); atau4. menghapus atau mengganti sebagalan Penjelasan Umum/pasal/ayat atau

Lampiran Oika ada); atau5. menghapus atau mengganti sebagian Penjelasan Umum/pasaUayat atau

Lampiran (jika ada). 1

Page 72: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

31

172. Perubahan Peraturan Daerah dapal dilakukan lerhadap:1.bab, bagian, paragraf, pasal, dan/atau ayat atau2.kata, istllah, kallmat, angka, dan/atau tanda baes,

173. Jika Peraturan DaerElh yang diubah mempuyal nama slngkat, juduf PeraturanDaerah perubahan dapat menggunakan nama slngkat tersebul

Contoh:

',.

PERA-rURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

JAKARTA NOMOR. .. .TAHUN.....

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH

NOMOR....TAHUN.....TENTANG NARKOTIK DAN PSIKOTROPIKA

174. Pada dasarnya batang tubuh Peraturan Daerah perubahan terdiri atas 2 (dua)pasal yang ditulis dengan angka RomaWi yaitu sebagai berikut:1. Pasal 1 memuat judul Peraturan Daerah yang diubah, dengan menyebutkan

Lembaran Daerah Proyinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan TambahanLembaran Daerah Proyinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang diletakkan diantara tanda baes kurung serta memuat materi atau norma yang diubah. Jikamateri perubahan lebih dari satu, setiap, materi perubahan dirinei denganmenggunakan angka Arab (1, 2, 3, dSIl seterusnya).

Contoh:Pasal 1

Beberapil ketentuan .dalam Peraturan DaerahNomor...Tahun... tentang...(Lembaran Daerah Proyinsi Daerah KhususIbukota Jakarta Tahun...Nomor , Tambahan Lembaran Daerah ProvinsiDaerah Khusus Ibukota Nomor ) dlubah sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal6 dlubah sehingga berbunyi sebagal berikut: .2. Ketentuan Pasal8 dlubah sehlngga berbunyi sebagai berlkut: .3. dan seterusnya...

2. Jika Peraturan Perundang-undangan telah !fiubah lebih dart satu kali, pasal 1memuat, selain mengikutl panduari pada huruf 8

1, juga tahun dan nomor dari

Pera:uran Daerah perubahan yang ada serta Lemuaran Negara Proylnsi DaerahKhusus Ibukota Jakarta dan Tambahan Lembaran Daerah Proylnsi DaerahKhusus Ibukota .,Jakarta yang dUetakkan di antara tanda baes kurung dan dirinddengan huruf-huruf (abjad) keeil (a, b, e dan seterusnya).

Contoh:Pasal1

Peraturan Daerah Nomor...Tahun...tentang ... (Lembaran Daerah PreyinsiDaernh Khusus Ibukota Jakarta Tahun...Nomor... ; Tambahan LembaranNegala Republik Indonesia Nomor...) yang telah beberapa kall dlubahdenglfn Perat\.nln DElerah: .

Page 73: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

32

" a. Nomor... Tahun (Lerribaran Oaerah Provinsi Oaerah Khusus IbukotaJakarta Tahun NomOr.... Tambahan Lembaran Daerah ProvinsiDaerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor... );

b. Nomor...Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Khusus IbukotaJakarta Tahun Nomor... , Tambahan Lembaran Daerah ProvinsiDaer<;lh Khusus Ibukota Jakarta ... ):

c. Nomor...Tahun (Lembarliln Daerah Provinsl Daerah Khusus IbukotaJakarta Tahun Nomor... , Tambahan Lembaran Daerah ProvinsiDaerah Khusus IbUkota Jakarta ...);

diubah sebagai berikut:1. Ketentuan Pasal7 diubah lIehingga berbunyi sebagal berikut: .....2. Ketentuan ayal (5) Pasal 8 diubah sehingga berbunyi sebagai

berlkut:,., .3. dan seterusnya.......

3. Pasal II memuat ketentuan tentang saat mulai berlaku. Dalam hal tertentu, Pasallljuga dapat memuat ketentuan perallhan dari Peraturan Daerah perubahan, yangmaksudnya berbeda dengan ketentuan peralihan dari Peraturan. Daerah yangdlubah.

175.Jika dalam Peraturan Perundang-undangan ditambahkan atau disisipkan bab,bagian, paragaf, atau pasal baru, maka bab, bagian, paragraf, atau pasa! barutersebut dicantumkan pada tempat yang sesuai dengan materi yang bersangkutan.Contoh penyisipan bab: .15. Oi antara BAB III dan BAB IV disislpkan 1 (satu) bab, yakni BAB III A sehingga

berbunyi sebagal berikut:

BAalXARETRIBUSI

Baglan Pertama

Nama, Obyek (Ian.Subyek Retribusi

Pasal2A

(1) ..(2) .(3) .

I Pasal2B

Contoh penyisipan pasal: .9.01 antara Pasal128 dan Pasal129 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal128 A

yang berbunyl sebagai berikut:

Pasal128AUntuk memperoleh izin penyelenggaraan pondokan, orang atau kuasanyamenyampaikan permohonan kepada Gubemur atau pejabat yang ditunjuk denganmemenuhi persyaratan sebagai berikuta ..b .c dand ..

.: .

Page 74: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

33

176. Jika dalam I (satu) pasal yang terdiri dart beberapa ayat disisipkan ayat baru,penulisan ayat baru tersebut dlawali dengan angka Arab sesuai dengan angkaayat yang dlsislpkan dan dltambah dengan huruf keeil a. b. e. yang diletakkan diantara tanda baca kurung.

Contoh:10. Di antara ayat (1) dan ayat (2) Pasal16 dislslpkan 2 (dua) ayat, yakni ayat (1a)

dan ayat (1b) sehlngga Pasal18 berbunyl sebagai berikut:Pasal19

(1) ..(1a) ..(1b) .(2) ..

. I177. Jlka dalam suatu Peraturan Oaerah dilakukan penghapusan atas suatu bab,

baglan, paragraf, pasal, atau ayat. maka urutan t:-.':lb, bagian paragraf, pasal, atauayat tersebut tetap dieantumkan dengan diberl keterangan dlhapus.

Contoh:9. Pasal16 dihapus10. Pasal19 ayat (2) dihapus sehingga Pasal19 berbunyi sebagai beiikut:

Pasar1S(1) ...(2) Dihapus(3)... ;

178. Jika suatu perubahan Peraturan Oaerat) mengakibatkan:1. sistematikC\ Peraturan Perundang-undangan berubah;2. materl -Peraturan Perundang-undangan berubah leblh dari 50% (lima puluh

perlen); atau3....nalny. beNbeh,

Peraturan Daerah yang dlubah tersebut leblh balk dleabut dan dlauaunkemball dalam Peraturan Daerah yang baN mengenai masalah tersebul

179. Jlka suatu Peraturan Oaerah telah sering mengalami perubahan sehlnggamenyulitkan pengguna Peraturan Daerah, sebaiknya Peraturan Daerah tersebutdisusun kembali dalam naskah sesual dengan perubahan-perubahan yang telahdilakukan, dengan mengadakan penyesuaian pada :1. urutan bab. bagian, paragraf, pasal, ayat, angka, atau butir:2. penyebutan-penyebutan, dan3. ejaan, iika Peraturan Oaerah yang diubah masih tertulis dalam ejaan lama.

180:Penyusunan kemball sebagalmana dimaksud pada Nomor 179 dilaksanakan olehGubernur dengan mengeluarkan suatu penetapan yang berbunyi sebagai berikut:

Contoh

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH j<HUSUS IBUKOTAJAKARTA

NOMOR......TAHUN........

Page 75: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

34

TENTANG I

PENYUSUNAN KEMBALI NASKAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBU!<OTAJAKARTA

TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Menlmbang

I

Menglng!!t

MenetapkanKESATU

bahwa untUk mempermudah pemahaman materiyang .diatur dalam Peraturan Daerah ProvlneiOaerah Khusue Ibukota JakartaNomor......Tahun.......tentang.......{ LemberanDaerah Provlnel Oaerah Khusus Ibukota JakartaTahun...Nomor... , Tambahari Lembaran DaerahProvinsi Daerah Khusus IbukQta Jakarta Nomor...)sebagaimana telah diubah beberapa kall, terakhlrdengan Peraturan Daerah Provinsl Daerah KhususIbukota Jakarta Nomor......Tahun.......tentangPerubahan Peraturan Daerah Provinsi DaerahKhusus Ibukota Jakarta........ (Lembaran DaerahProvinsi Daerah Khl,!sl,!s Ibukota JakartaTahun...Nomor... , Tambahan Lembaran DaerahProvlnsi Daer8h Khusus Ibukota Jakarta Nqmor... )perlu menyusl,!n kemball naskah Peraturan DaerahProvinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tersebutdengan memperhatikan segala perubahan yangtelah ditiadakan;

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerlntah Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125. TambahenLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah dlubah dengan Undang-UndangNomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan PeraturanPemerlntah Pengganti Undang-Undang Nomor 3Tahun 20Q5 tentang Pemerintah Daerah MenjadiUndang-Undang (Lembaran. Negara RepubllkIndonesia Tahun 2005 Nomor 108. TambahanLembaran Negara Nqmor 4548) dan Undang­Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang PerubahanKedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik· Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

MEMUTUSKAN:

Naskah Peraturan Daerah Peraturan Daerah

Page 76: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

Kedua

Ketiga

35

Provinsi Daerah Khusus Ibukota JakartaNomor. .. '" Tahun tentang (LembaranDaerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota JakartaTahun...Nomor...• Tambahan Lembaran DaerahProvinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor...)yang telah beberapa kall dlbubah, terakhlr den;.nPeraturanOaerah ProvlnslOal,lrah Khusus Ibukot8Jakarta Nomor......Tehun.......t.ntan9.......(Lembaran Daerah Provlnsl Daerah Khusus IbukotaJakarta Tahun...Nomor... , Tambahan LembaranOaerah Provinsl Daerah Khusus Ibukota JakartaNomor... ) dan dengan mengadakan penyesualanmengenal urutan bab, bagian, paragraph, pasal,ayat, angkll dan butlr serta penyebutan­penyebutannyadan ejaan-ejaannya, berbunyisebagalmana tercantum dalam LamplranKeputusan Gubernur Daerah Khusus IbukotaJakarta ini.Keputusan Gubernur oaerah Khusus IbukotaJakarta ini beserta lampirannya diumumkan dalamBerita Daerah.Keput\lsan Gubemur Daerah Khusus IbukotaJakarta ini murai berlaktl pada tanggal ditetapkan.

BAB IIIRAGAM BAHASA PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN

A. BAHASA PERATURAN PERUNDANG • UNDANGAN

181. Bahasa Peraturan Perundang-undangan pada dasarnya tunduk kepada kaldah tataBahasa Indonesia, baik yang menyangkut pembentukan kata, penyustlnan kalimat.teknik penulisan, maupun pengejaannya, namun demlkian bahasa PeraturanPerundang-undangan mempunyai corak tersendiri yang bercirikan kejernihan atau

'kejelasan pengertlan, kelugasan, kebakuan, keserasian, dan ketaatan asas sesuaidengan kebutuhan hukum.

Contoh:Pasal34

(1) Suami isteri wajib saling cinta mendntai, hormat menghormati selia dan memberibantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain.

Sebaiknya:(1)Suami isteri wajib saling mencintai, menghormali, selia, dan memberi bantuan

lahir bathin.

182. Dalam merumuskan ketentuan Peraturan Perundang-undangan digunakan kalimatyang tegas, jelas, slngkat, dan mudah dimengerti.

Contoh kurang tepat:

.:.,

Page 77: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

36

PasalS(1) Unluk dapal m~ngajukan ~rmohonan keringanan pajak bumi dan bangunan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayaf (1) Peraturan Daerah ini. harusdipenuhi syarat-syarat sebagai berlkut:

,

Sebaiknya:(1) Permohonan kerlnganan pajak bumi dan bangunan sebagaimana dlmaksud.' dslsm Pasal 4 ayat (1) harua memenuhi syarat-syar\tt sebagltl berikut:

183.Hlndarkltn penggunaan kala ataw frltse yltng artlnya kurang menentu atauknnl~ksnya dala.m kltllmat kurang jelas.

Contoh:IstUah minuman keras mempunyai makna yang kurang jelas dibandingkan denganistUah minuman beralkQhoL

184. Dalltm merumuskan ketentuan Peraturan Perandang-undangan, gunakltn kaidahtatlt bahasa Indonesia yang baku.

Contoh kltlimltt yarig tldltk baku:1. Izln usaha perusahaan yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 dapat dicabul.2. Ketentuan ini memberikan perlindungan terhadap anak mengenai status

kewarganegaraannya.

Sebaiknya:1. Perusahaan yang melanggar kewajlban sebagaimana dimaksud dalam Pasal

6 dapat dicabut izin usahanya.

2. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan perlindunganterhadap status kewarganegarltltn anek.

185. Ul1tuk memberikan perluasan pengertian kata atau istUah yang sudah diketahuiumum tanpa membual delinisi baru, gunakan kala mellputi.

Contoh:Bangunan darurat adalah bangunan yang dibuat dari bahan-bahan sementarameliputi.... .

186. Untuk mempersempit. pengertlan kata istUah isUah yang sudah diketahui umumtanpa membual detinisi baru, gunakan kata tidak meliputl.

Contoh:Anak buah kapal tldak meliputi koki magang.

187.Hindari pemberian artl kepada kata atau frase yang maknanylt tarlalu menyimpangdan makna yang blasa digunakan dalam penggunaan bahasa sehari-hart.

Contoh:Partanian meliputi pula perkebunan, petemakan, dan penkan\tn.

I

Sebaiknya:Pertltnian meliputi perkebunan.

Page 78: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

37

188.01 dalam Pereturan Perundang-undengan Yllng samll hlndarl penggunaan:'

1. beberapa lafllah yang berbedB untuk menyatakan satu.

Contoh:Istilah gaji, upah, atau pendapatan dapat menyatakan pengertianpenghasilan. Jika untuk menyatakan penghasllan, dalam suatu pasal telahdigunakan kata gaji maka dalam pasal-pasal selarijutnya janganmenggunakan kata upah atau pendapatan untuk menyatakan pengertian

\. penghasilan

2. satu IstUah untuk beberapa pengertian yang berbeda.

Contoh:Istilah penangkapan tidak digunakan untuk meliputi pengertian penahananatau pengamanan karena pengertian penahanan tidilk sama denganpengertian pengamanan.

189. Jika membuat pengacuan ke pasal atau ayat .lain, sedapat mungkin dihindarlpenggunaan trase tanpa mengurangl,'dengan tidak mengurangl, atau tanpamenylmpang dari.

Contoh:Pasal5

Setiap Pegawai wajib mengenakan pakaian seragam pada harl ke~a.

Pasal6Tanpa menguranglldengan tldak mengurangiltanpa menyimpang darlketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 pegawai wanita yangsedang hamU dapat mengenakan pakaian yang berbeda dengan pakaianseragam.

8ebalknya:Pasal5

Setiap Pegawai waji!> mengenakan pakalan seragam pada hart ke~a,kecuali pegawai wanita yang sedang hamll.

• 1190. Jika kata atau frase tertentu digunakan berulang-ulang maka untuk

menyederhanakan rumusan dalam peraturan perundang-undangan, kata atau frasesebaiknya didefinisikan dalam pasal yang memuat arti kata, istilah, pengertian, ataudigunakan singkatan atau akronim.

Contoh yang menggunakan pem!>agian Bab:

\

BABI

KETENTUAN UMUM

Paaal1

iDalam Peraturan Daerah ini yang Qimaksud dengan:a. Gubemur adalah ....b. Perangkat Daerah adalah .c, pengawaaan Bangl,lnan adalah......

.~ .

Page 79: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

38

Contoh yang tldak menggunakan pembaglan eJab:Pasal1 .

Dalam Peraturan Daerah Inl yang dlmaksud .dengan:a. Gubernur adalah....b. Perangkal Daerah adalah........c. Pengawasan Bangunan adalah ...... .

191. Jika dalam peraluran pelaksanaan dipandang perlu meneanlumkan kembali delinisiatau batasan pengertian yang lerdapal dalam Peraluran Daerah yang dllaksanakan,rumusan delinis! alau batasan pengertian tersebul hendaknya lidak berbedadengan rumusan delinisi alau batasan pengertian yang lerdapal dalam PeraturanDaerah yang lebih linggi lersebul.

192.Untuk menghindarl perubahan nama suatu Saluan Kerja Perangkal Daerah(SKPD), penyebutan kepala SKPD sebalknya menggunakan penyebulan yangdldasarkan pada lugas dan tanggung Jawab di bldang yang bersangkulan.Conloh:Kepala Dinas adalah Kepala Dlnas yang tugas dan langgungjawabnYa di bidangkelenagakerjaan.

193. Penyerapan kata atau frase bahasaasing yang banyak dipakai dan lelahdisesuaikan ejaanya dengan kaidah Bahasa Indonesia dapat digunakan, jika kataalau frase tersebut:. I1.memj:lunyai konoleal yang cocok;2.leblh sirigkal bila dlbandlngkan dengan padanannya dalam Bahasa Indonesia;3.mempunyal corak Internaslonal; .4.1ebih mempermudah tercapalnya kesepakalen; atau6.leblh mudah dlpahaml daripada terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Contoh:

1.' devaluasi (penurunan nilal uang)2. devisa (alat pembayaran luar negeri)

194.Penggunaan kalaalau frase bahasa asing hendaknya hanya digunakan di dalampenjelasan Peraluran Daerah. Kala alau frase bahasa aslng ilu didahulul olehpadanannya d'r1am Bahasa Indonesia, dilulis miring, dan diletakkan di antara tandabaea kurung (. r")'

Conloh: penggabungan (merger)

195. Penggunaan kata atau frasa bahasa daerah dapal digunakan di dalam PeraturanDaerah. Kala atau frasa bahasa daerah itu didahului oleh padanannya dalambahasa Indonesia, dilulis miring, dan dlletakkan di antara tanda baea kurung (.....).

Contoh: .Desa (Nagarl) yang bertaku Provlnsl Sumetara Baret;De.1 (Gampong) yang berlaku Provlnsl NAD;

Page 80: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

39

A. PILIHAN KAlA AlAU ISTILAH

196. Untuk menyatakan pengertlan makalmum dalam menentukan an08man pldanaatau bataaan waktu yang dililunakankata paling.

Contoh:... dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (8nam) bulan atau derdapaling banyak Rp. 50.000.000,- (lima pUluh juta rupiah).

197.Untuk menyatakan maksimum dan minimum bagi satuan:a. waktu, gunakan frase paling slngkat atal,l paling lama;b. jumlah uang, gunakan frsse paling sedlklt atau pa~lng banyak;c. jumlah non-uang, gllnakan frase paling rendah dan paling tlnggi;

196. Untuk menyatakan makna tldak tennasuk, gunakan kata keeuali. Kala keeuallditempatkan di awal kalimat, jikll yang dlkeeuallkl!n adlliah seluruh kalimat.

Contoh:KecualiA dan B, sfiltiap orang wajib memberikan kesaksian dl depan sidangpengadilan.

199.Kata keeuall ditempatkan langsung di betakang suatu kata, jika yang akan dibatasihanya kata yallg bersangkutan.

Contoh: !Yang dimaksud dergan anak buah kapal adalah mualim, juru mudl, pelaut, dankoki. kecuali koki magan~.

,200. Untuk meny~takan makna termasuk, gunakan kata selaln.

Contoh:Selain wajib memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam Pasat 7, pemohonwajlb membayar blaya pendaftaran sebagalmana dimakslld dalam Pasal14.

201.Untuk menyatakan makna pengandalan atau kemungklnan, digunakan katajlka,IPlbUI, atau frase dalam hal.a.Kata jlka digunakan untuk.menyatakan suatu hubungan kausal (pola karena­

maka).

Contoh:Jika suatu perusahaan melanggar kewajiban sebagaimana dlmaksuddalam Pasal 6, izin perusahaan tersebut dapat di08but.

1;: Kata apablla digunakan' untak menyatakan hublingan kausal yang mengandungwaktu.

'Contoh:Apabila anggota Komisi bement! dalam masa jabatannya karena alasansebagaimana dlmaksud dalam Paaal 10 ayat (4), Yllng bersangkutandigantlkan oleh anggota penggantl sampai habls masa jabatannya.

Page 81: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

40

c. Frase dalam hal digl,lnakan untuk menyatakan sliatu kemungkinan, kaadaan ataukondlsl yang mungkln te~adi atau mungkin tidak te~adi (pola kemungklnan.maka). .

Contoh:Dalam hal Ketl,la tidak dapat hadir. sidang dipimpin oleh Wakil Ketua.

202. Frase pada sallt digunakan untuk menyatakan suata keadaan yang pasti akanterjadi di masa dapan.

\Contoh: i

Pada saat Peratl,lran Daerah ini mulai Qerlaku. Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 7Peraturan Daerah Nomor.....Tahun..... tentang ( L.embaran Daerah ProvinslDaerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun...Nomor , Tambahan Lembaran DaerahProvinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor dinyatakan t1dak berlaku.

203. Untuk menyatakan slfat kumulafit gunakan frase dan.

Contoh:Pasal37 ,

Setlap penanggl,lng jawab dan/atau kegiatan waJib:a. Mengizinkan pengawas memasl,lkl Iingkl,lngan ke~anya dan membantl,l

lerlaksananya wgas pengawasan tersebl,ll;b. Memberikan keterangan dengan benar baik secara Iisan mal,lpun tertl,llis

apabila hal itu c:fimlnta pengawas;c. Memberlkan dokumen dan/alal,l data yang diperll,lkan oleh pengawas;d. Mengizinkan pengawas untuk melakukan pengambilan conloh udara emisl

dan/atau contoh udara ambien dan/atau lalnnya yang diperlUkanpengawas; dan.

e. Mengizinkan pengawas ·untuk melakukan pengambilan gambar dan/ataumelakukan pemotretc;tn di lokasi kerjanya.

204. Unluk'menyatakan sifat allernalif, digunakan kala atau.Conloh:

Pasal24(1) Setiap orang atal,l badan yang dalam, mellikl,lkan kegiatan I,IS8hanya

menimbulkan dampak lerhadap IIngkungan wajib memiliki izin tempat usahaberdasarkan Undang-Undang Ganggl,lan.

(2) Pemberian i~in sebagaimana dimaksud pada ayat {1} dilakukan olehGllbernur atal,l pejabal yang ditunjuk setelah memenuhl persyaratan.

205. Untuk menyatakan sitat kl,lmulatlt sekaligus altematif, gllnakan frase danJatau.Contoh: .

-

Pasal47.Setiap orang alau badan dilarang:a. menye1enggarakan danJatau melakukan praktek pengobatan

tradisional;b. menyelenggarakan dan/atau melakukan praktek pengobatan kebatlnan;c. membuat, meracik, menyimpan dan menjual obat-obat Uegal dan/atau

obat palsu.

--.

Page 82: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

41

206.Unluk menyalakan adanya SUillu hilk, gunakan kala berhak.

Conloh:Pasal33

(1) Masyarakat berhak mengajllkan gugalan perwakilan ke Pengadilandan/alau melaporkan ke penegak hllkum mengenai berbagai masalahpencemalCln udara yang merugikan Pllrikehidupan masyarakat.

207.Unluk menyatakan pemberian kewenangan kepada seseorang atau lernbagagunakan kata berwenang.

Conloh:

Pasal60(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di Iingkungan Pemerinlah Daerah

dlberi kewenangan khusus unluk melakukan penyidikan atas tindak pidanasebagaimana dlmaksud dalam peraturan daerah inl.

208. Untuk menyatakan slfat dlskresioner dari suatu kewenangan yang dlberikan kepadas~orang alau lembaga, gunakan kata dapat.Conillh:

Pasal88(1) Pengusahaan . prasarana dan sarana angkutan sungai, danau dan

penyeberangan dapat dilakukan oleh:a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Mllik Daerah

(BUMO);b. Badan usaha milik swasta;c. Koperasi;d. Perorang'ao Warga Negara Indonesia.

" 209, Untuk menyalakan adanya suatu kewajiban yang lelah ditetapkan, gunakan kalawaJlb. Jika kewajiban tersebut tidak dipenuhi, yang bersangkutan akan dijatuhisanksi hukum menurut hukum yang berlaku.\.-

Contoh:Pasal15

(1) Setiap orang atau penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yangmenyebabkan te~adinya pencemaran udara dan/atau gangguan wajlbmelakukan upaya penanggulangan pencemaran udara.

210. Untuk menyatakan pemenuhan suatu kondlsl ata\J persyaratan tertentu, gunakan·. kala haru8. Jika keharusan terseb\Jt tldak dlpenuhl, yang bersangkutan tldak

memperoleh sesuatu yang seharusnya akan didapat seandainya ia memenuhlkondisi atau persyaralan lersebut.Contoh:Untuk memperoleh iZln mendirikan bangunan, seseorang harus memenuhl syarat­syarat seba9.ai berikut :

211. Unluk menyatakan adanya larangan, gunakan kala dilarang.

",

Page 83: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

, . 42

Contoh:Pasal44

Setlap orang atau badan dllarang menyelenggarakan danlatau mel,kukan segalabentuk keglatan Ptrjlldlan.

SElbaiknya:

C. TE:"KNIK PENGACUAN

212. pada dasarnya setiap pasal merupakan suatu kebulatan pengertlan tanpamengacu ke pasal atau ayat lain. Namun untuk menghlndari pengulangan rumusandapat digunakan teknik pengacuan.

213. Teknik pengacuan dllakukan dengan menunjuk 'pasal atau ayat dari PeraturanPerundang-undangan yi;lng bersangkutan atau Peraturan Perundang-undanganyang lain dengan menggunakan frase $Gbagalmana dlmakaud dallllm Paaal ...atau sebagalmaoa dlmaksud pada ayat......

Contoh:a. Persyaratan sebagaimana ciimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) dan a~at (2)...b. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat ( 3 ) berlaku pula...

214. Pengacuan dua atau lebih terhadap pasal atau ayat yang berurutan lidak perlu\.omenyebutkan pasal demi pasal atau ayat demi ayat yang diacu tetapi cukupdengan menggunakan frase sampal dengan.CQntoh: .

a sebagaimana dimaksud dalam Pasal5 sampal dengan Pasal12.b , sebagalmana dimaksud dalam Pasal4 ayat (1)sampai dengan ayat (4).

215. Pengacuan dua atau lebih terhadap pasal atau ayat yang berurutan, tetapi ada ayatdalam salah satu pasal yang dikecualikan, pasal atau ayat yang tldak Ikut diacudlryatakan dengan kata kecuali.Contoh: .

a. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 12berlaku juga bagi anggota Dewan Kota, kecuali Pasal 7 ayat (1).

b. Kelenluan sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) sClmpai dengan ayal (5)berlaku juga bagi anggota Dewan Kelurahan kecuali ayat (4) huruf a.

216.Frase Pasal inl tidak perlu digunakan jika ayat yang diacu merupakan salah satuayat dalam pasal yang bersangkutan.

Contoh salah:Pasal8

(1) ... s(2) Izin sebagalmana dimaksud pada ayat (1) Pasal Inl berlakll untuk 60

(enam puluh) har!.

Pasal8(1) ... s I(2) Izin sebagaimana dimakslld pada ayat (1) berlaku untuk 60 (enam pUluh)

hart.

217. Frase Peraturan Daerah Inl tidak perlu dlgunakan jika pasaUayat yang diac"merupakan salah satll pasal/ayat dalam .Peraturan Daerah yang bersangkutan.

.. .

Page 84: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

, '43

Contoh salah:Pasal23

Pemberian izin penyelenggaraan undlan sebagalmana dlmaksud dalam Pasal 2Peraturan Daerah Inl dltetapkan dengan Peraturan Gubemur.

218. Jlka ada dua atau lebih pengacuan, urutan dari pengacuan dlmulal dari ayat dalamv pasal yang bersangkulan (Jika ada), kemudlan diikuti dengan pasal atau ayat yang

angkanya leblh keeil.

Contoh:Pasal15

(1) d(2) ..(3) Izln sebagalmana dlmaksud pade ayat (1), Pasal 7 ayat (2) dan ayet (4),

Pasal12. dan Pasel13 ayet (3) dlajukan kepada Gllbernur.

219. Pengacuan dllakukan dengan mencanlllmkan pula secara slngkat malen pokokyang dlacu.

Contoh:Persyaratan dan tata cara untuk mendapalkan Izin Pembuangan Emisi ditetapkandengan Peraturan Gubernur.

220. Pengacuan hanya dapat dilakukan ke Peraturan Perundang-undangan yangtingkatsnnya sama atall lebih tinggL

Contoh tingkatan yang sama:

Izin mendirikan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pssal 5 berlaku sesuaidengan Peraturan Daerah Nomor.....Tahun....tentang.....

Conloh tingkillannya leblh linggi:

Peraturan Oaerah dapal memuat ancaman I pidana alau denda st.!lainsebagaimana dimaksud pada ayat (2), sesuai dengan yang diatur dalam Undang­Undang. ,.

221. Hindari pengacuan ke pasal atau ayal yang lerletak setelah pasal atau ayal yangbersangkulan.

Contoh:Pasal5

Permohonan Izin pengelolaan hutan wlsala sebagaimana dimaksud dalam Pasal17 dlbuat dalam rangkap 5 (lima).

l

222. Pengacuan ~Iakukan dengan menyebutkan secara legas nomor dan pasal alauayat yang dlacu dan dihlndarkan pengguna frase pel.al'yang terdahulu alau pasalte...ebut dl ata•.

223. Pengacuan untuk menyatakan berlakunya berbagai ketentuan peraturanperundang-l:Jndangan yang tidak disebutkan seeara rinei, menggunakan frasesesual dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

.' .

Page 85: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

• •44

224. Untuk menyatakan bahwa (berbagai) peraturan pelaksanaan dari suatu PeraturanD.aerah masih diberlakukan atau dinyatakan berlaku selama belum diadakanpenggantian dengan peraturan pelaksanaan yang baru, gunakan frase berlakusepanJang tldak bertentangan dengan ketel'ltuan dalam dalam PeraturanDaerahln!.

225. Jika Peraturan pelaksanaan Peraturan Oaerah yang dinyatakan masih tetapbarlaku hanya sebagian dari ketentuan Peraturan pelaksanaan Peraturan Daerahtersebut, gunakan frase tetap berlaku, kecuall ...., .

Contoh:Padll salit Perlltl,lr;ln Daerah ini mulllj berlllku, Peraturan Gubernur ProvinsiDaerah Khusus Ibukota JakllrtaNomor...Tahun... tentang (Berita Dllerah ProvinsiDaerah Khusus IbukQta Jakarta Tahl,ln ...Nomor... ,Tambahan Berltil OllerahProvinsi Oaerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor...) tetap berlaku, kecualiketentulln dlliam Paslll 5 sllmpai denglln PllSll110.

BABIV .BENTUK RANCANGAN PERATURAN DAERAH

I

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUSIBUKOTA JAKARTA

NOMOR TAHUN

TENTANG

(Judul Perllturan Daerah)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAt .GUBEHNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Menimbang : ll.. bahwll ;b. bllhwll ;c. dlln seterusnya ;

Mengingat : 1 ;·2 ;3. dan seterusnya ;

Dengan pe~tujuan bersllma

DEWAN PERWAKILANRAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSlISIBUKOTA JAKARTA

dan

GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Page 86: :ny! - jakarta.bpk.go.id · pemfllrintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonoml dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luesnya delam sistem dan prinslp

45

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ..(Juclul Peraturan Daerah)

BABI

Pasal1

BAB \I.................

Pasal...

I3AB (dan seterusnya)

l'erat\lran Daerah ini mulai mulai berlaku pada tanggal diundangkan.iAgar setiap orang mengetahuinya, memerlntahkan pengundanganPeraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam LembaranDaerah Provinsi Oaerah Khusus Ibukota Jakarta.

Ditetapkan di Jakartapac!a tanggal

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUSIBUKOTAJAKARTA,

(tand' tangan)(NAMA)

OIundBngkan di Jakartapad' tanggalSEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA, .

.- (tanda tangan)(NAMA)

LEMBARAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTANOMOR. TAHUN .

GUBERNUR PROVINSI DAEf{AH KHUSUS113 OTA JAKARTA,

.' .