Nusantara Gunung Merapi Mendekati Kritis - ftp.unpad.ac.id fileKepala Balai Penyelidikan dan...

1
A KTIVITAS Gu- nung Merapi terus meningkat dan mendekati kritis. Warga di sekitar gunung yang membatasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah itu diimbau me- ningkatkan kewaspadaan. ‘’Tanda-tanda aktivitas me- ningkat dan mendekati kritis itu bisa dilihat dari mening- katnya gempa vulkanik dalam (VA), gempa vulkanik dang- kal (VB), hingga terjadinya guguran material lava,’’ kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yog- yakarta, Subandrio, kemarin. ‘’Belum ada perubahan mor- fologi puncak Gunung Merapi. Tetapi, masyarakat harus lebih waspada untuk mengantisipasi adanya perubahan yang cepat dari aktivitas gunung ini,’’ ungkapnya. Subandrio mengatakan pihaknya terus mengintensif- kan komunikasi dengan peme- rintah kabupaten yang ada di sekitar Gunung Merapi, seperti Kabupaten Magelang, Sleman, Klaten, dan Boyolali. Pihaknya mengaku terus mem- berikan data perkembangan pe- mantauan aktivitas gunung ini kepada pemerintah terkait, agar ditindaklanjuti untuk persiapan mengantisipasi bencana dan meminimalisasi korban. ‘’Kita berharap komunikasi bisa diteruskan hingga ke ting- kat dusun yang ada di lereng Merapi,’’ katanya. Petugas Pos Pengamatan Gu- nung Merapi di Kaliurang, Tri- yono, mengatakan berdasarkan pengamatan visual, dilihat asap solfatara membubung tinggi sampai 150 meter, condong ke arah barat. ‘’Saat ini belum ada infor- masi adanya tanda-tanda alam seperti turunnya monyet dan burung-burung sebagai tanda meningginya aktivitas merapi di puncak,’’ katanya. Ia mengaku, masyarakat di lereng Merapi masih mengan- dalkan tanda-tanda alam untuk mengetahui aktivitas Gunung Merapi. Ketika gunung ini sudah dalam keadaan membahayakan, biasanya hewan-hewan yang hidup di kawasan puncak Mer- api turun ke desa-desa, seperti monyet, celeng (babi hutan), dan burung-burung. Persiapan evakuasi Terkait evakuasi warga, Pe- merintah Kabupaten Mage- lang, Jawa Tengah, menyiapkan 750 kendaraan yang sewaktu- waktu dapat digunakan untuk mengevakuasi warga setempat dari letusan Gunung Merapi. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang Ismu Kuswandari mengatakan arma- da tersebut antara lain berupa truk dan mobil bak terbuka. Namun, akan lebih dioptimal- kan penggunaan truk untuk evakuasi agar bisa memuat lebih banyak warga, dari ber- bagai desa yang rawan letusan Merapi, menuju pengungsian. Menurut dia, agar proses evakuasi berjalan lancar perlu perbaikan jalur evakuasi di beberapa titik, antara lain, jalur Mangunsuko-Krinjing sepanjang 3 kilometer dan jalan Keningar-Sumber sepanjang 5 hingga 6 kilometer. Di sisi lain, kegiatan belajar- mengajar sekitar 600 siswa di Kabupaten Klaten, Jawa Te- ngah, terancam tidak berjalan normal jika terjadi letusan Gunung Merapi. Karena, ketika berada di pengungsian mereka harus belajar di rumah penduduk atau bergantian di sekolah terdekat. “Dalam kondisi darurat se- perti itu, jelas peserta didik tidak dapat melaksanakan kegiatan belajar-mengajar se- cara normal,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan Kecamatan Kemalang, Klaten, Trimo. (JS/TS/Ant/N-2) [email protected] RIBUAN truk di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten, masih menumpuk di kantong- kantong parkir. PT Angkutan Sungai Danau dan Penye- berangan (ASDP) belum bisa memberangkatkan antrean panjang truk ke Bakauheni, Lampung. Ribuan truk yang umumnya mengangkut barang seperti sembako ini sudah berhari- hari tertahan di Pelabuhan Merak menunggu diangkut kapal untuk menyeberang ke Bakauheni, Lampung. Petugas ASDP dan kepoli- sian berkoordinasi mengatur kendaraan keluar masuk ka- rena penumpukan terjadi sam- pai di luar parkir ASDP. “Senin (hari ini) dini hari semua truk angkutan barang itu diperkira- kan dapat diseberangkan ke Bakauheni,” kata petugas PT ASDP Indonesia Ferry, Merak, Budi, kemarin. Penumpukan truk tersebut selain akibat perbaikan der- maga, juga volume kendaraan yang datang ke pelabuhan meningkat. “Dermaga I rusak total, jadi tidak dapat difung- sikan sama sekali, sedangkan dermaga II penggunaannya tidak maksimal,” katanya. Sementara itu, sopir truk, Tohir, mengaku memaklumi keterlambatan penyeberangan karena ada kerusakan dermaga di pelabuhan. “Sejauh ini saya maklum kalau memang ada perbaikan dermaga. Tapi kalau seperti yang sudah-sudah, saya tidak menoleransi, seperti kapal banyak yang docking atau pe- rawatan,” katanya. Antrean ribuan angkutan truk barang sering kali ter- jadi di Pelabuhan Merak. Pada Agustus lalu terjadi dua kali antrean panjang hingga ke luar pelabuhan. Sedikitnya 1.000 truk ang- kutan barang kembali tertahan di kantong parkir pelabuhan ASDP dan Jalan Raya Cikuasa, Merak, Banten. Antrean truk angkutan ba- rang terjadi karena adanya peningkatan volume kenda- raan menjelang bulan suci Ramadan. Pembangunan jembatan layang di kawasan itu juga per- nah mengakibatkan kemacetan panjang. (WB/Ant/N-2) TOPENG Nusantara berpotensi besar mendapatkan pengakuan United Nations Educational, Scientic, and Cultural Orga- nization (UNESCO) sebagai warisan budaya adiluhung In- donesia. Saat ini, diperkirakan baru sekitar 1.205 topeng ber- bagai jenis dan ukuran, yang terkumpul. “Pemerintah perlu mendu- kung upaya pengumpulan se- mua topeng yang tersebar dari Sabang hingga Merauke,” ujar Ketua Dewan Pembina Festival Topeng Nusantara (FTN) 2010 Iman Tauk di Cirebon, Jawa Barat, kemarin. Mantan utusan khusus Indo- nesia untuk negara-negara Asia periode 1998-2000 itu menje- laskan tari topeng di Indonesia memiliki ciri khas dan corak tersendiri. Pasalnya, terdapat nilai-nilai ekspresif, keagamaan, satire, dan seni bela diri. “Ada beberapa topeng yang sudah mulai punah. Ini yang perlu diteliti kembali untuk bisa dido- kumentasikan,” lanjut Iman. Ia memaparkan pada simpo- sium International Mask Art & Culture di Bangkok, Thailand, tahun lalu, berbagai topeng dari 35 negara dipertunjukkan. Saat itu, Indonesia menghadir- kan beberapa topeng unik, di antaranya, topeng gandrung (Jawa Tengah), topeng tenget (Bali), topeng hudoq, topeng gundala-gundala (Sumatra Utara), dan topeng rumyang (Cirebon/Jawa Barat). Pada kesempatan yang sama, Executive Director UNESCO Asia Pacic, Hubert Gijzen, me- nilai Indonesia perlu kerja keras dalam mengumpulkan setiap topeng. “Saya kira ini tidak mu- dah. Namun, kami menyambut positif karena keris dan batik Indonesia sudah diakui.” Festival Topeng Nusantara digelar sejak Agustus dan acara puncaknya digulirkan di pang- gung budaya Cilimus, Resort Prima Sangkanurip, Kabupa- ten Kuningan, Sabtu (16/10) malam. Acara berlangsung meriah dan dihadiri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Dirjen Pengembangan Nilai Budaya, Kesenian, dan Perfilman Ke- menterian Kebudayaan dan Pariwisata, Cecep Suparman, Koordinator Pelaksana Festival Peggy Melati Sukma mengung- kapkan gelaran ini adalah salah satu upaya untuk melestarikan topeng, seni budaya asli In- donesia. “Bangsa kita sangat kaya dengan kekayaan seni dan budaya. Tidak ada satu bangsa pun yang bisa mengalahkan- nya.” (Iwa/UL/N-3) A KIBAT menderita pem- bengkakan kepala alias hidrosefalus, hampir tujuh tahun lamanya, Siti Sopiah, 7, hanya bisa tergolek lemah. Siti adalah anak ke- empat pasangan Nur Iman, 40, dan Imas Maskanah, 32, warga Gang Warga RT 02/06, Kelu- rahan Sayang, Kecamatan/Ka- bupaten Cianjur, Jawa Barat. Hampir tujuh tahun pula, kedua orang tuanya harus memutar otak, banting tulang mencari biaya pengobatan buah hatinya. Gejala awal penyakit yang diderita Siti bermula saat ia berusia lima bulan. Pada bagian kepala, dekat ubun-ubunnya, terda- pat benjolan kecil mirip abses. Seiring dengan bertambahnya usia, benjolan pada bagian ke- pala Siti terus membesar. Kedua orang tuanya segera memeriksakan kondisi terse- but ke puskesmas terdekat. Hasil pemeriksaan sementara, terdapat kelebihan cairan pada kepalanya. Dengan dana pas-pasan dan tanpa meme- gang kartu jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), Imas dan Iman pun akhir- nya membawa Siti ke RSUD Cianjur. ‘’Kurang lebih selama seminggu anak kami dirawat di rumah sakit, tapi tidak ada perubahan. Saran dari rumah sakit untuk segera dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung,’’ ujar Imas di kediamannya, kemarin. Saat menginjak usia seta- hun, akhirnya Siti dibawa ke RSHS Bandung untuk menjalani operasi penyedotan cairan pada bagian kepalanya dengan biaya yang dibanderol sekitar Rp25 juta. Imas dan Iman pun terpaksa menjual rumah yang biasa ditempati mereka untuk menomboki biaya operasi anaknya. Na- mun, kondisi kesehatan Siti tidak memungkinkan, operasi dibatalkan. ‘’Berdasarkan ke- terangan medis rumah sakit, dalam seminggu, cairan da- lam kepalanya bisa bertambah sekitar 1 ons,’’ sebut Imas. Meskipun biaya yang dibu- tuhkan sangat besar, Siti tidak mengantongi kartu jamkesmas. Saat ini, Siti tidak bisa duduk dan berdiri dengan normal, meskipun bisa diajak komu- nikasi. Dia pun kerap menga- lami kejang-kejang jika penya- kit yang dideritanya sudah kambuh. Selain terindikasi menderita hidrosefalus, Siti diduga menderita penyakit polio. Jika pulih total, Siti ing- in segera bersekolah. ‘’Ingin sekolah pakai seragam merah putih,’’ ujar Siti tersipu malu. Imas hanya bisa pasrah de- ngan kondisi saat ini. Terlebih jika berbicara masalah dana. Apalagi profesi yang digeluti suaminya hanya pedagang kantong plastik keliling di pa- sar. (Budi Kansil/N-2) 6 | Nusantara SENIN, 18 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA Gunung Merapi Mendekati Kritis Biasanya hewan, seperti monyet, babi hutan, dan burung, yang hidup di puncak Merapi turun ke desa ketika sudah dalam kondisi membahayakan. Sulistiono Tujuh Tahun Tergolek dengan Kepala Bengkak Ribuan Truk masih Menumpuk di Merak Merintis Topeng Meraih Pengakuan UNESCO ANTARA/ANIS EFIZUDIN MI/GINO F HADI MI/BUDI KANSIL TERBARING LEMAH: Siti Sopiah, bocah tujuh tahun yang menderita hidrosefalus, tergolek lemah didampingi Imas, ibunya, saat ditemui di rumah mereka, kemarin. AKTIVITAS WARGA MERAPI: Warga kawasan lereng Gunung Merapi berjalan kaki dengan latar belakang Gunung Merapi di Desa Jrakah, Selo, Boyolali, Jateng, Rabu (13/10). KIRAB CIAYUMAJAKUNING: Iring-iringan penari topeng di kirab budaya Ciayumajakuning dalam rangkaian Festival Topeng Nusantara 2010, di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (16/10).

Transcript of Nusantara Gunung Merapi Mendekati Kritis - ftp.unpad.ac.id fileKepala Balai Penyelidikan dan...

AK T I V I TA S G u -nung Merapi terus m e n i n g k a t d a n mendekati kritis.

Warga di sekitar gunung yang membatasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah itu diimbau me-ningkatkan kewaspadaan.

‘’Tanda-tanda aktivitas me-ningkat dan mendekati kritis itu bisa dilihat dari mening-katnya gempa vulkanik dalam (VA), gempa vulkanik dang-kal (VB), hingga terjadinya guguran material lava,’’ kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yog-yakarta, Subandrio, kemarin.

‘’Belum ada perubahan mor-fologi puncak Gunung Merapi. Tetapi, masyarakat harus lebih waspada untuk mengantisipasi adanya perubahan yang cepat dari aktivitas gunung ini,’’ ungkapnya.

Subandrio mengatakan pihaknya terus mengintensif-kan komunikasi dengan peme-rintah kabupaten yang ada di sekitar Gunung Merapi, seperti Kabupaten Magelang, Sleman, Klaten, dan Boyolali.

Pihaknya mengaku terus mem-berikan data perkembangan pe-mantauan aktivitas gunung ini

kepada pemerintah terkait, agar ditindaklanjuti untuk persiapan mengantisipasi bencana dan meminimalisasi korban.

‘’Kita berharap komunikasi bisa diteruskan hingga ke ting-kat dusun yang ada di lereng Merapi,’’ katanya.

Petugas Pos Pengamatan Gu-nung Merapi di Kaliurang, Tri-yono, mengatakan berdasarkan pengamatan visual, dilihat asap solfatara membubung tinggi sampai 150 meter, condong ke arah barat.

‘’Saat ini belum ada infor-masi adanya tanda-tanda alam seperti turunnya monyet dan burung-burung sebagai tanda meningginya aktivitas merapi di puncak,’’ katanya.

Ia mengaku, masyarakat di lereng Merapi masih mengan-dalkan tanda-tanda alam untuk mengetahui aktivitas Gunung Merapi. Ketika gunung ini sudah dalam keadaan membahayakan, biasanya hewan-hewan yang hidup di kawasan puncak Mer-api turun ke desa-desa, seperti monyet, celeng (babi hutan), dan burung-burung.

Persiapan evakuasiTerkait evakuasi warga, Pe-

merintah Kabupaten Mage-lang, Jawa Tengah, menyiapkan 750 kendaraan yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk mengevakuasi warga setempat dari letusan Gunung Merapi.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang Ismu Kuswandari mengatakan arma-da tersebut antara lain berupa truk dan mobil bak terbuka. Namun, akan lebih dioptimal-kan penggunaan truk untuk evakuasi agar bisa memuat lebih banyak warga, dari ber-bagai desa yang rawan letusan Merapi, menuju pengungsian.

Menurut dia, agar proses evakuasi berjalan lancar perlu perbaikan jalur evakuasi di beberapa titik, antara lain, jalur Mangunsuko-Krinjing sepanjang 3 kilometer dan jalan Keningar-Sumber sepanjang 5 hingga 6 kilometer.

Di sisi lain, kegiatan belajar-mengajar sekitar 600 siswa di Kabupaten Klaten, Jawa Te-ngah, terancam tidak berjalan normal jika terjadi letusan Gunung Merapi.

Karena, ketika berada di pengungsian mereka harus belajar di rumah penduduk atau bergantian di sekolah terdekat.

“Dalam kondisi darurat se-perti itu, jelas peserta didik tidak dapat melaksanakan kegiatan belajar-mengajar se-cara normal,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan Kecamatan Kemalang, Klaten, Trimo. (JS/TS/Ant/N-2)

[email protected]

RIBUAN truk di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Banten, masih menumpuk di kantong-kantong parkir. PT Angkutan Sungai Danau dan Penye-berangan (ASDP) belum bisa memberangkatkan antrean panjang truk ke Bakauheni, Lampung.

Ribuan truk yang umumnya mengangkut barang seperti sembako ini sudah berhari-hari tertahan di Pelabuhan Merak menunggu diangkut kapal untuk menyeberang ke Bakauheni, Lampung.

Petugas ASDP dan kepoli-sian berkoordinasi mengatur kendaraan keluar masuk ka-rena penumpukan terjadi sam-pai di luar parkir ASDP. “Senin (hari ini) dini hari semua truk angkutan barang itu diperkira-kan dapat diseberangkan ke Bakauheni,” kata petugas PT ASDP Indonesia Ferry, Merak, Budi, kemarin.

Penumpukan truk tersebut selain akibat perbaikan der-maga, juga volume kendaraan yang datang ke pelabuhan meningkat. “Dermaga I rusak total, jadi tidak dapat difung-sikan sama sekali, sedangkan

dermaga II penggunaannya tidak maksimal,” katanya.

Sementara itu, sopir truk, Tohir, mengaku memaklumi keterlambatan penyeberangan karena ada kerusakan dermaga di pelabuhan.

“Sejauh ini saya maklum kalau memang ada perbaikan dermaga. Tapi kalau seperti yang sudah-sudah, saya tidak menoleransi, seperti kapal banyak yang docking atau pe-rawatan,” katanya.

Antrean ribuan angkutan truk barang sering kali ter-jadi di Pelabuhan Merak. Pada Agustus lalu terjadi dua kali antrean panjang hingga ke luar pelabuhan.

Sedikitnya 1.000 truk ang-kutan barang kembali tertahan di kantong parkir pelabuhan ASDP dan Jalan Raya Cikuasa, Merak, Banten.

Antrean truk angkutan ba-rang terjadi karena adanya peningkatan volume kenda-raan menjelang bulan suci Ramadan.

Pembangunan jembatan layang di kawasan itu juga per-nah mengakibatkan kemacetan panjang. (WB/Ant/N-2)

TOPENG Nusantara berpotensi besar mendapatkan pengakuan United Nations Educational, Scientifi c, and Cultural Orga-nization (UNESCO) sebagai warisan budaya adiluhung In-

donesia. Saat ini, diperkirakan baru sekitar 1.205 topeng ber-bagai jenis dan ukuran, yang terkumpul.

“Pemerintah perlu mendu-kung upaya pengumpulan se-

mua topeng yang tersebar dari Sabang hingga Merauke,” ujar Ketua Dewan Pembina Festival Topeng Nusantara (FTN) 2010 Iman Taufi k di Cirebon, Jawa Barat, kemarin.

Mantan utusan khusus Indo-nesia untuk negara-negara Asia periode 1998-2000 itu menje-laskan tari topeng di Indonesia memiliki ciri khas dan corak tersendiri. Pasalnya, terdapat nilai-nilai ekspresif, keagamaan, satire, dan seni bela diri. “Ada beberapa topeng yang sudah mulai punah. Ini yang perlu diteliti kembali untuk bisa dido-kumentasikan,” lanjut Iman.

Ia memaparkan pada simpo-sium International Mask Art & Culture di Bangkok, Thailand,

tahun lalu, berbagai topeng dari 35 negara dipertunjukkan. Saat itu, Indonesia menghadir-kan beberapa topeng unik, di antaranya, topeng gandrung (Jawa Tengah), topeng tenget (Bali), topeng hudoq, topeng gundala-gundala (Sumatra Utara), dan topeng rumyang (Cirebon/Jawa Barat).

Pada kesempatan yang sama, Executive Director UNESCO Asia Pacifi c, Hubert Gijzen, me-nilai Indonesia perlu kerja keras dalam mengumpulkan setiap topeng. “Saya kira ini tidak mu-dah. Namun, kami menyambut positif karena keris dan batik Indonesia sudah diakui.”

Festival Topeng Nusantara digelar sejak Agustus dan acara

puncaknya digulirkan di pang-gung budaya Cilimus, Resort Prima Sangkanurip, Kabupa-ten Kuningan, Sabtu (16/10) malam. Acara berlangsung meriah dan dihadiri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Dirjen Pengembangan Nilai Budaya, Kesenian, dan Perfilman Ke-menterian Kebudayaan dan Pariwisata, Cecep Suparman, Koordinator Pelaksana Festival Peggy Melati Sukma mengung-kapkan gelaran ini adalah salah satu upaya untuk melestarikan topeng, seni budaya asli In-donesia. “Bangsa kita sangat kaya dengan kekayaan seni dan budaya. Tidak ada satu bangsa pun yang bisa mengalahkan-nya.” (Iwa/UL/N-3)

AKIBAT menderita pem-bengkakan kepala alias hidrosefalus, hampir

tujuh tahun lamanya, Siti Sopiah, 7, hanya bisa tergolek lemah. Siti adalah anak ke-empat pasangan Nur Iman, 40, dan Imas Maskanah, 32, warga Gang Warga RT 02/06, Kelu-rahan Sayang, Kecamatan/Ka-bupaten Cianjur, Jawa Barat.

Hampir tujuh tahun pula, kedua orang tuanya harus memutar otak, banting tulang mencari biaya pengobatan buah hatinya. Gejala awal penyakit yang diderita Siti bermula saat ia berusia lima bulan. Pada bagian kepala, dekat ubun-ubunnya, terda-pat benjolan kecil mirip abses. Seiring dengan bertambahnya usia, benjolan pada bagian ke-pala Siti terus membesar.

Kedua orang tuanya segera memeriksakan kondisi terse-but ke puskesmas terdekat. Hasil pemeriksaan sementara, terdapat kelebihan cairan pada kepalanya. Dengan dana pas-pasan dan tanpa meme-gang kartu jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), Imas dan Iman pun akhir-nya membawa Siti ke RSUD Cianjur. ‘’Kurang lebih selama seminggu anak kami dirawat di rumah sakit, tapi tidak ada perubahan. Saran dari rumah sakit untuk segera dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung,’’ ujar Imas

di kediamannya, kemarin.Saat menginjak usia seta-

hun, akhirnya Siti dibawa ke RSHS Bandung untuk menjalani operasi penyedotan cairan pada bagian kepalanya dengan biaya yang dibanderol sekitar Rp25 juta. Imas dan Iman pun terpaksa menjual rumah yang biasa ditempati mereka untuk menomboki biaya operasi anaknya. Na-mun, kondisi kesehatan Siti tidak memungkinkan, operasi dibatalkan. ‘’Berdasarkan ke-terangan medis rumah sakit, dalam seminggu, cairan da-lam kepalanya bisa bertambah sekitar 1 ons,’’ sebut Imas.

Meskipun biaya yang dibu-tuhkan sangat besar, Siti tidak mengantongi kartu jamkesmas. Saat ini, Siti tidak bisa duduk dan berdiri dengan normal, meskipun bisa diajak komu-nikasi. Dia pun kerap menga-lami kejang-kejang jika penya-kit yang dideritanya sudah kambuh. Selain terindikasi menderita hidrosefalus, Siti diduga menderita penyakit polio. Jika pulih total, Siti ing-in segera bersekolah. ‘’Ingin sekolah pakai seragam merah putih,’’ ujar Siti tersipu malu.

Imas hanya bisa pasrah de-ngan kondisi saat ini. Terlebih jika berbicara masalah dana. Apalagi profesi yang digeluti suaminya hanya pe dagang kantong plastik keliling di pa-sar. (Budi Kansil/N-2)

6 | Nusantara SENIN, 18 OKTOBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Gunung Merapi Mendekati KritisBiasanya hewan, seperti monyet, babi hutan, dan burung, yang hidup di puncak Merapi turun ke desa ketika sudah

dalam kondisi membahayakan.

Sulistiono

Tujuh Tahun Tergolek dengan Kepala Bengkak

Ribuan Truk masih Menumpuk di Merak

Merintis Topeng Meraih Pengakuan UNESCO

ANTARA/ANIS EFIZUDIN

MI/GINO F HADI

MI/BUDI KANSIL

TERBARING LEMAH: Siti Sopiah, bocah tujuh tahun yang menderita hidrosefalus, tergolek lemah didampingi Imas, ibunya, saat ditemui di rumah mereka, kemarin.

AKTIVITAS WARGA

MERAPI: Warga kawasan lereng Gunung Merapi berjalan

kaki dengan latar belakang

Gunung Merapi di Desa Jrakah,

Selo, Boyolali, Jateng, Rabu

(13/10).

KIRAB CIAYUMAJAKUNING: Iring-iringan penari topeng di kirab budaya Ciayumajakuning dalam rangkaian Festival Topeng Nusantara 2010, di Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (16/10).