Nusa Tenggara Barat

14

Click here to load reader

Transcript of Nusa Tenggara Barat

Page 1: Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara BaratDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Nusa Tenggara Barat

—  Provinsi  —

Lambang

Peta lokasi Nusa Tenggara Barat

Negara  Indonesia

Ibu kota Mataram

Koordinat 9º 20' - 6º 20' LS

115º 30' - 119º 30' BT

Pemerintahan

 • Gubernur TGH. Muhammad Zainul Majdi, M.A

 • Wakil

Gubernur

Ir. H. Badrul Munir, M.M

Page 2: Nusa Tenggara Barat

Luas[1]

 • Total 20.153.15 km2(7,781.17 mil²)

Populasi (2010)[2]

 • Total 4.500.212

 • Kepadatan 220/km2 (580/sq mi)

Demografi

 • Suku

bangsa

Sasak (68%), Bima (13%),Sumbawa (8%), Bali (3%)

,Suku Indo-Arya (8%)[3]

 • Agama Islam (96%), Hindu (3%),Buddha (0.5%), Katoli

k(0.5%)

 • Bahasa Indonesia, Sasak

Zona waktu WITA

Kabupaten 7

Kota 2

Kecamatan 116

Desa/

kelurahan

960

Lagu daerah Orlen-orlen

Situs web www.ntbprov.go.id

Nusa Tenggara Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia. Sesuai dengan namanya, provinsi ini meliputi

bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak di

barat dan Sumbawa yang terletak di timur. Ibu kota provinsi ini adalah Kota Mataram yang berada di Pulau

Lombok.

Page 3: Nusa Tenggara Barat

Sebagian besar dari penduduk Lombok berasal dari suku Sasak, sementara suku

Bima dan Sumbawa merupakan kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa

Tenggara Barat beragama Islam (96%).

Daftar isi

  [sembunyikan] 

1 Arti Lambang

2 Sejarah

o 2.1 Zaman Majapahit

o 2.2 Masuknya Islam

o 2.3 Geografis

o 2.4 Masuknya Kolonialisme

3 Batas wilayah

4 Pemerintahan

o 4.1 Kabupaten dan Kota

o 4.2 Daftar gubernur

o 4.3 Wakil di DPR dan DPD 2009 - 2014

4.3.1 Anggota DPR dari Provinsi Nusa Tenggara Barat

4.3.2 Anggota DPD dari Provinsi Nusa Tenggara Barat

5 Pranala luar

6 Referensi

[sunting]Arti Lambang

Berlatar belakang perisai sebagai gambaran jiwa pahlawan, lambang Nusa Tenggara Barat terdiri dari 6 unsur,

yakni: bintang, kapas dan padi, menjangan gunung dan kubah.

Bintang melambangkan 5 sila dari Pancasila, kapas dan padi selain melambangkan kemakmuran juga

melambangkan tanggal terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu 14 Agustus 1958.

Hari tersebut dengan diungkapkan secara simbolik dengan jumlah kuntum dan untaian padi 58.

Rantai terdiri dari 4 berbentuk bulat dan 5 berbentuk segi empat, melambangkan tahun 45 (1945) sebagai

tahun kemerdekaan RI.

Menjangan merupakan salah satu satwa yang banyak berada di Pulau Sumbawa.

Gunung yang berasap melukiskan kemegahan gunung Rinjani sebagai gunung tertinggi di Lombok.

Kubah melambangkan ketaatan beragama masyarakat provinsi Nusa Tenggara Barat.

Page 4: Nusa Tenggara Barat

[sunting]Sejarah

Keberadaan status provinsi, bagi NTB tidak datang dengan sendirinya. Perjuangan menuntut terbentuknya

Provinsi NTB berlangsung dalam rentang waktu yang cukup lama. Provinsi NTB, sebelumnya sempat menjadi

bagian dari Negara Indonesia Timur dalam konsepsi Negara Republik Indonesia Serikat,dan menjadi bagian

dari Provinsi Sunda kecil setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia.

Seiring dinamika zaman dan setelah mengalami beberapa kali proses perubahan sistem ketatanegaraan pasca

diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia, barulah terbentuk Provinsi NTB. NTB, secara resmi

mendapatkan status sebagai provinsi sebagaimana adanya sekarang, sejak tahun 1958, berawal dari

ditetapkannya Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 Tanggal 14 Agustus 1958 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Bali, NTB dan NTT, dan yang dipercayakan menja di Gubernur

pertamanya adalah AR. Moh. Ruslan Djakraningrat.

Walaupun secara yuridis formal Daerah Tingkat I NTB yang meliputi 6 Daerah Tingkat II dibentuk pada tanggal

14 Agustus 1958, namun penyelenggaraan pemerintahan berjalan berdasarkan Undang- undang Negara

Indonesia Timur Nomor 44 Tahun 1950, dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pokok-pokok

Pemerintahan Daerah. Keadaan yang tumpang tindih ini berlangsung hingga tanggal 17 Desember 1958,

ketika Pemerintah Daerah Lombok dan Sumbawa di likuidasi. Hari likuidasi inilah yang menandai resmi

terbentuknyaProvinsi NTB. Zaman terus berganti, konsolidasi kekuasaan dan pemerintahanpun terus terjadi.

Pada tahun 1968 dalam situasi yang masih belum menggembirakan sebagai akibat berbagai krisis nasional

yang membias ke daerah, gubernur pertama AR. Moh. Ruslan Tjakraningrat digantikan oleh HR.Wasita

Kusuma. Dengan mulai bergulirnya program pembangunan lima tahun tahap pertama (pelita I) langkah

perbaikan ekonomi, sosial, politik mulai terjadi. Pada tahun 1978 H.R.Wasita Kusuma digantikan H.Gatot

Soeherman sebagai Gubernur Provinsi NTB yang ketiga. Dalam masa kepemimpinannya, usaha-usaha

pembangunan kian dimantapkan dan Provinsi NTB yang dikenal sebagai daerah minus, berubah menjadi

daerah swasembada. Pada tahun 1988 Drs. H. Warsito, SH terpilih memimpin NTB menggantikan H. Gatot

Soeherman. Drs.H.Warsito, SH mengendalikan tampuk pemerintahan di Provinsi NTB untuk masa dua

periode, sebelum digantikan Drs. H. Harun Al Rasyid, M.Si pada tanggal 31 Agustus 1998.

Drs. H. Harun Al Rasyid M.Si berjuang membangun NTB dengan berupaya meningkatkan kualitas sumber

daya manusia melalui Program Gema Prima. Tahun 2003 hingga 1 september 2008 Drs. H. Lalu Serinatadan

wakil Gubernur Drs.H.B. Thamrin Rayes memimpin NTB. Pada masa ini berbagai macam upaya dilakukan

dalam membangun NTB dan mengejar ketertinggalan diberbagai bidang dan sektor. Di zaman ini,sejumlah

program diluncurkan, seperti Gerbang E-Mas dengan Program Emas Bangun Desa. Selain itu, pada masa ini

pembangunan Bandara Internasional Lombok di Lombok Tengah mulai terealisasi dan ditargetkan rampung

pertengahan 2009.

Page 5: Nusa Tenggara Barat

Dalam usianya yang ke-52 Provinsi NTB kini dipimpin oleh salah satu putra terbaiknya yaitu Gubernur Dr. KH.

M. Zainul Majdi dan Wakil Gubernur Ir. H. Badrul Munir, MM. Pada tahun 2010 ini, kedua pasangan pemimpin

menggenapkan dua tahun pemerintahannya di ProvinsiNTB untuk mengemban amanah dan harapan

masyarakat Nusa Tenggara Barat dalam mencapai kesejahteraan dan pembangunan daerah menuju NTB

yang Beriman dan Berdaya Saing.

[sunting]Zaman Majapahit

Menurut Lalu Djelenga (2004), catatan sejarah kerajaan-kerajaan di Lombok yang lebih berarti dimulai dari

masuknya Majapahit melalui ekspedisi di bawah Mpu Nala pada tahun 1343 sebagai pelaksanaan Sumpah

Palapa Maha Patih Gajah Mada yang kemudian diteruskan dengan inspeksi Gajah Mada sendiri pada tahun

1352.

Ekspedisi ini, lanjut Djelenga, meninggalkan jejak kerajaan Gelgel di Bali. Sedangkan di Lombok dalam

perkembangannya meninggalkan jejak berupa empat kerajaan utama saling bersaudara, yaitu Kerajaan Bayan

di barat, Kerajaan Selaparang di Timur, Kerajaan Langko di tengah dan Kerajaan Pejanggik di selatan. Selain

keempat kerajaan tersebut, terdapat kerajaan-kerajaan kecil, seperti Parwa dan Sokong serta beberapa desa

kecil, seperti Pujut, Tempit, Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan dan Kentawang. Seluruh kerajaan dan desa ini

selanjutnya menjadi wilayah yang merdeka setelah kerajaan Majapahit runtuh.

Di antara kerajaan dan desa itu yang paling terkemuka dan paling terkenal adalah Kerajaan Lombok yang

berpusat di Labuhan Lombok. Disebutkan kota Lombok terletak di teluk Lombok yang sangat indah dan

mempunyai sumber air tawar yang banyak. Keadaan ini menjadikannya banyak dikunjungi oleh pedagang-

pedagang dari Palembang, Banten, Gresik dan Sulawesi. dan mempunyai senjata yg bernama sundu

[sunting]Masuknya Islam

Belakangan, ketika Kerajaan ini dipimpin oleh Prabu Rangkesari, Pangeran Prapen, putera Sunan Ratu Giri

datang mengislamkan kerajaan Lombok. Dalam Babad Lombok disebutkan, pengislaman ini merupakan upaya

dari Raden Paku atau Sunan Ratu Giri dari Gersik, Surabaya yang memerintahkan raja-raja Jawa

Timur dan Palembang untuk menyebarkan Islam ke berbagai wilayah di Nusantara.

"Susuhnii Ratu Giri memerintahkan keyakinan baru disebarkan ke seluruh pelosok. Dilembu Manku Rat dikirim

bersama bala tentara ke Banjarmasin, Datu bandan di kirim ke Makasar, Tidore, Seram dan Galeier dan Putra

Susuhunan, Pangeran Prapen ke Bali, Lombok dan Sumbawa. Prapen pertama kali berlayar ke Lombok,

dimana dengan kekuatan senjata ia memaksa orang untuk memeluk agama Islam. Setelah menyelesaikan

tugasnya, Prapen berlayar ke Sumbawa dan Bima. Namun selama ketiadaannya, karena kaum perempuan

tetap menganut keyakinan Pagan, masyarakat Lombok kembali kepada faham pagan. Setelah

kemenangannya di Sumbawa dan Bima, Prapen kembali dan dengan dibantu oleh Raden Sumuliya dan Raden

Salut, ia mengatur gerakan dakwah baru yang kali ini mencapai kesuksesan. Sebagian masyarakat berlari ke

Page 6: Nusa Tenggara Barat

gunung-gunung, sebagian lainnya ditaklukkan lalu masuk Islam dan sebagian lainnya hanya ditaklukkan.

Prapen meninggalkan Raden Sumuliya dan Raden Salut untuk memelihara agama Islam dan ia sendiri

bergerak ke Bali, dimana ia memulai negosiasi (tanpa hasil) dengan Dewa Agung Klungkung."

Proses pengislaman oleh Sunan Prapen menuai hasil yang menggembirkan, hingga beberapa tahun kemudia

seluruh pulau Lombok memeluk agama Islam, kecuali beberapa tempat yang masih memepertahankan adat

istiadat lama.

Sementara di Kerajaan Lombok, sebuah kebijakan besar dilakukan Prabu Rangkesari dengan memindahkan

pusat kerajaan ke Desa Selaparang atas usul Patih Banda Yuda dan Patih Singa Yuda. Pemindahan ini

dilakukan dengan alasan letak Desa Selaparang lebih strategis dan tidak mudah diserang musuh dibandingkan

posisi sebelumnya.

Menurut Fathurrahman Zakaria, dari wilayah pusat kerajaan yang baru ini, panorama Selat Alas yang indah

membiru dapat dinikmati dengan latar belakang daratan Pulau Sumbawa dari ujung utara ke selatan dengan

sekali sapuan pandangan. Dengan demikian semua gerakan yang mencurigakan di tengah lautan akan segera

dapat diketahui. Wilayah ini juga memiliki daerah belakang berupa bukit-bukit persawahan yang dibangun dan

ditata rapi bertingkat-tingkat sampai hutan Lemor yang memiliki sumber air yang melimpah.

Di bawah pimpinan Prabu Rangkesari, Kerajaan Selaparang berkembang menjadi kerajaan yang maju di

berbagai bidang. Salah satunya adalah perkembangan kebudayaan yang kemudian banyak melahirkan

manusia-manusia sebagai khazanah warisan tradisional masyarakat Lombok hari ini. ahli sejarah

berkebangsaan Belanda L. C. Van den Berg menyatakan bahwa, berkembangnya Bahasa Kawi sangat

memengaruhi terbentuknya alam pikiran agraris dan besarnya peranan kaum intelektual dalam rekayasa sosial

politik di Nusantara, Fathurrahman Zakaria (1998) menyebutkan bahwa para intelektual masyarakat

Selaparang dan Pejanggik sangat mengetahui Bahasa Kawi. Bahkan kemudian dapat menciptakan sendiri

aksara Sasak yang disebut sebagai jejawen. Dengan modal Bahasa Kawi yang dikuasainya, aksara Sasak dan

Bahasa Sasak, maka para pujangganya banyak mengarang, menggubah, mengadaptasi atau menyalin

manusia Jawa kuno ke dalam lontar-lontar Sasak. Lontar-lontar dimaksud, antara lain Kotamgama, Lapel

Adam, Menak Berji, Rengganis dan lain-lain. Bahkan para pujangga juga banyak menyalin dan mengadaptasi

ajaran-ajaran sufi para walisongo, seperti lontar-lontar yang berjudul Jatiswara, Lontar Nursada dan Lontar

Nurcahya. Bahkan hikayat-hikayat Melayu pun banyak yang disalin dan diadaptasi, seperti Lontar Yusuf,

Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Sidik Anak Yatim dan sebagainya.

Dengan mengkaji lontar-lontar tersebut, menurut Fathurrahman Zakaria (1998) kita akan mengetahui prinsip-

prinsip dasar yang menjadi pedoman dalam rekayasa sosial politik dan sosial budaya kerajaan dan

masyarakatnya. Dalam bidang sosial politik misalnya, Lontar Kotamgama lembar 6 lembar menggariskan sifat

dan sikap seorang raja atau pemimpin, yakni Danta, Danti, Kusuma dan Warsa.

Page 7: Nusa Tenggara Barat

Danta artinya gading gajah, apabila dikeluarkan tidak mungkin dimasukkan lagi.

Danti artinya ludah, apabila sudah dilontarkan ke tanah tidak mungkin dijilat lagi.

Kusuma artinya kembang, tidak mungkin kembang itu mekar dua kali.

Warsa artinya hujan, apabila telah jatuh ke bumi tidak mungkin naik kembali menjadi awan.

Itulah sebabnya seorang raja atau pemimpin hendaknya tidak salah dalam perkataan.

Selain itu, dalam lontar-lontar yang ada diketahui bahwa istilah-istilah dan ungkapan yang syarat dengan ide

dan makna telah dipergunakan dalam bidang politik dan hukum, misalnya kata hanut (menggunakan hak dan

kewajiban), tapak (stabil), tindih (bertata krama), rit (tertib), jati (utama),tuhu (sungguh-sungguh), bakti (bakti,

setia) atau terpi (teratur). Dalam bidang ekonomi, seperti itiq (hemat), loma (dermawan), kencak (terampil) atau

genem (rajin).

Kemajuan Kerajaan Selaparang ini membuat kerajaan Gelgel di Bali merasa tidak senang. Gelgel yang merasa

sebagai pewaris Majapahit, melakukan serangan ke Kerajaan Selaparang pada tahun 1520, akan tetapi

menemui kegagalan.

Mengambil pelajaran dari serangan yang gagal pada 1520, Gelgel dengan cerdik memaanfaatkan situasai

untuk melakukan infiltrasi dengan mengirimkan rakyatnya membuka pemukiman dan persawahan di bagian

selatan sisi barat Lombok yang subur. Bahkan disebutkan, Gelgel menempuh strategi baru dengan mengirim

Dangkiang Nirartha untuk memasukkan faham baru berupa singkretisme Hindu-Islam. Walau tidak lama di

Lombok, tetapi ajaran-ajarannya telah dapat memengaruhi beberapa pemimpin agama Islam yang belum lama

memeluk agama Islam. Namun niat Kerajaan Gelgel untuk menaklukkan Kerajaan Selaparang terhenti karena

secara internal kerajaan Hindu ini juga mengalami stagnasi dan kelemahan di sana-sini.

[sunting]Geografis

Letak dan Keadaan Alam Nusa Tenggara Barat yang terdiri dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, memiliki

luas wilayah 20.153,15 km2.Terletak antara 115° 46' - 119° 5' Bujur Timur dan 8° 10' - 9 °g 5' Lintang Selatan.

Selong merupakan kota yang mempunyai ketinggian paling tinggi, yaitu 148 m dari permukaan laut sementara

Raba terendah dengan 13 m dari permukaan laut. Dari tujuh gunung yang ada di Pulau Lombok, Gunung

Rinjani merupakan tertinggi dengan ketinggian 3.775 m, sedangkan Gunung Tambora merupakan gunung

tertinggi di Sumbawa dengan ketinggian 2.851 m.

I k l i m Berdasarkan data statistik dari lembaga meteorologi, temperatur maksimum pada tahun 2001 berkisar

antara 30,9° – 32,1° C, dan temperatur minimum berkisar antara 20,6° - 24,5&degC. Temperatur tertinggi

terjadi pada bulan September dan terendah ada bulan Nopember. Sebagai daerah tropis, NTB mempunyai

rata-rata kelembaban yang relatif tinggi, yaitu antara 48 - 95 %

Letak Geografis Daerah Nusa Tenggara Barat

Page 8: Nusa Tenggara Barat

A. Nusa Tenggara Barat Terletak Antara : Barat - Timur 115° e46' Bujur Timur Utara - Selatan 8° 10' Lintang

Selatan

B. Batas Wilayah Sebelah Utara Dengan : Laut Jawa dan Laut Flores Sebelah Selatan Dengan : Samudra

Indonesia Sebelah Barat Dengan : Selat Lombok / Prop. Bali Sebelah Timur Dengan : Selat Sape / Propinsi

NTT

Luas Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat Dirinci

Table Menurut Kabupaten / Kota (Km2)

Kabupaten / Kota Luas Persentase (1)

(2)

(3) Lombok Barat 1.649,15 8,18 Lombok Tengah 1.427,65 7,08 Lombok Timur 1.605,55 7,97 Sumbawa

8.493,00 42,14 D o m p u 2.324,55 11,54 B i m a 4.596,90 22,81 Kota Mataram 56,35 0,28 Jumlah / Total

20.153,15 100,00

Tinggi Kota Dari Permukaan Laut

Kabupaten / Kota Ibu Kota Tinggi 1. Lombok Barat Mataram 16 2. Lombok Tengah Praya 101 3. Lombok Timur

Selong 148 4. Sumbawa Sumbawa Besar 20 5. D o m p u Dompu 13 6. B i m a Raba 16 7. Kota Mataram

Mataram 6

Nama-Nama Gunung Dan Tingginya Dirinci Per Pulau

Pulau Nama Gunung Tinggi (1) (2) (3) 1. Pulau Lombok Rinjani 3.775

Mareje 716

Timanuk 2.362

Nangi 2.330

Parigi 1.532

Pelawangan 2.638

Baru 2.376

2. Pulau Sumbawa Batu Lanteh 1.730

Tukan 1.400

Jaran Pusang 1.283

Soromandi/Donggo 1.467

Tambora 2.851

Page 9: Nusa Tenggara Barat

Sangiang 1.449

Dodu 1.447

Pajo 728

Sambi 697

Banyaknya Pulau yang Berpenghuni dan Tidak Berpenghuni Menurut Kabupaten / Kota

Kabupaten / Kota Pulau Berpenghuni Pulau Tidak Berpenghuni Jumlah Total (1) (2) (3) (4) 1. Lombok Barat 7

20 27 2. Lombok Tengah - 15 15 3. Lombok Timur 6 24 30 4. Sumbawa 10 39 49 5. D o m p u 1 8 9 6. B i m a

3 4 5 7. Kota Mataram - - - Jumlah / Total 27 110 137

Sumber : Bappeda Propinsi Nusa Tenggara Barat Banyaknya Sungai Dirinci Per Kabupaten / Kota

Kabupaten / Kota Banyaknya Sungai (1) (2) 1. Lombok Barat 18 2. Lombok Tengah 5 3. Lombok Timur 10 4.

Sumbawa 81 5. D o m p u 25 6. B i m a 16 7. Kota Mataram -

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Nusa Tenggara Barat Nama - Nama Pelabuhan Laut / Bandar

Udara dan Lokasinya Dirinci Menurut Kabupaten / Kota

Kabupaten / Kota Bandar Udara/Air Port Pel. Laut / Sea Port Nama Lokasi Nama Lokasi (1) (2) (3) (4) (5) 1.

Lombok Barat - - Lembar Lembar 2. Lombok Tengah - - - - 3. Lombok Timur - - Lb. Lombok Lb. Lombok 4.

Sumbawa Brang Biji Sumbawa Besar Badas Alas Sumbawa B Alas 5. D o m p u - - Kempo Kempo 6. B i m a

Salahudin Bima Bima Bima 7. Kota Mataram Selaparang Mataram - -

Sumber : Dinas Perhubungan Propinsi Nusa Tenggara Barat

Keadaan Cuaca Tiap Bulan Di Nusa Tenggara Barat 2001 Bulan Temperatur Kelembaban Tekanan Max Min

Max Min Max Min (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Januari 31,3 23,8 97 57 1010 1007 2. Pebruari 31,2 24,4 98 58

1010 1007 3. Maret 31,8 24,3 95 56 1011 1006 4. April 31,9 23,4 97 55 1012 1007 5. M e i 31,9 22,3 97 50

1012 1009 6. Juni 31,1 22,4 97 54 1014 1008 7. Juli 31,0 20,7 97 32 1013 1010 8. Agustus 30,9 20,6 95 40

1015 1010 9. September 32,1 23,2 93 48 1013 1011 10.Oktober 31,4 23,6 97 60 1012 1009 11. Nopember

32,1 24,5 91 55 1012 1009 12. Desember 31,0 24,1 95 56 1014 1007

Lanjutan : Bulan Rata-rata Penyinaran Matahari Arah Angin Terbanyak Rata-rata Max Kecepatan Angin Rata-

rata Lamanya Nyinaran (jam) (1) (2) (3) (4) (5) 1. Januari 49 270 10 5,0 2. Pebruari 60 270 20 6,3 3. Maret 68

270 10 6,2 4. April 68 270 10 6,7 5. M e i 87 270 9 8,2 6. Juni 77 150 11 7,3 7. Juli 83 270 10 7,8 8. Agustus 70

150 11 8,4 9. September 64 150 11 7,8 10.Oktober 73 150 10 7,0 11. Nopember 63 270 10 6,3 12. Desember

62 270 9 6,2 Rata-rata 69 270 11 6,5

Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Selaparang Mataram

Page 10: Nusa Tenggara Barat

[sunting]Masuknya Kolonialisme

Kedatangan VOC Belanda ke Indonesia yang menguasai jalur perdagangan di utara telah menimbulkan

kegusaran Gowa, sehingga Gowa menutup jalur perdagangan ke selatan dengan cara menguasai Pulau

Sumbawa dan Selaparang. Untuk membendung misi kristenisasi menuju ke barat, maka Gowa juga

menduduki Flores Barat dengan membangun Kerajaan Manggarai.

Ekspansi Gowa ini menyebabkan Gelgel yang mulai bangkit tidak senang. Gowa dihadapkan pada posisi

dilematis, mereka khawatir Belanda memanfaatkan Gelgel. Maka tercapai kesepakatan dengan Gelgel melalui

perjanjian Saganing pada tahun 1624 yang isinya antara lain Gelgel tidak akan bekerja sama dengan Belanda

dan Gowa akan melepaskan perlindungannya atas Selaparang yang dianggap halaman belakang Gelgel.

Akan tetapi terjadi perubahan sikap sepeninggal Dalem Sagining yang digantikan oleh Dalem Pemayun Anom.

Terjadi polarisasi yang semakin jelas, yakni Gowa menjalin kerjasama dengan Mataram di Jawa dalam rangka

menghadapi Belanda. Sebaliknya Belanda berhasil mendekati Gelgel, sehingga pada tahun 1640, Gowa

masuk kembali ke Lombok. Bahkan pada tahun 1648, salah seorang Pangeran Selaparang dari Trah

Pejanggik bernama Mas Pemayan dengan gelar Pemban Mas Aji Komala, diangkat sebagai raja muda,

semacam gubernur mewakili Gowa, berkedudukan di bagian bara pulau Sumbawa.

Akhirnya perang antara Gowa dengan Belanda tidak terelakkan. Gowa melakukan perlawanan keras terutama

dibawah pimpinan Sultan Hasanuddin yang dijuluki Ayam Jantan dari Timur. Sejarah mencatat Gowa harus

menerima perjanjian Bungaya pada tahun 1667. Bungaya adalah sebuah wilayah yang terletak disekitar pusat

kerajaan Gelgel di Klungkung yang menandai eratnya hubungan Gelgel-Belanda. Konon Gelgel berusaha

memanfaatkan situasi dengan mengirimkan ekspedisi langsung ke pusat pemerintahan Selaparang pada tahun

1668-1669, tetapi ekspedisi tersebut gagal.

Sekalipun Selaparang unggul melawan kekuatan tetangganya, yaitu Kerajaan Gelgel, namun pada saat yang

bersamaan, suatu kekuatan baru dari arah barat telah muncul pula. Embrio kekuatan ini telah ada sejak

permulaan abad ke-15 dengan datangnya para imigran petani liar dari Karang Asem (Bali) secara

bergelombang dan mendirikan koloni di kawasan Kotamadya Mataram sekarang ini. Kekuatan itu telah

menjelma sebagai sebuah kerajaan kecil, yaitu Kerajaan Pagutan dan Pagesangan yang berdiri pada tahun

1622.

Namun bahaya yang dinilai menjadi ancaman utama dan akan tetap muncul secara tiba-tiba yaitu kekuatan

asing, Belanda yang sewaktu-waktu akan melakukan ekspansi. Kekuatan dari tetangga dekat diabaikan,

karena Gelgel yang demikian kuat mampu dipatahkan. Sebab itu sebelum kerajaan yang berdiri di wilayah

kekuasaannya di bagian barat ini berdiri, hanya diantisipasi dengan menempatkan pasukan kecil di bawah

pimpinan Patinglaga Deneq Wirabangsa.

Page 11: Nusa Tenggara Barat

Di balik itu memang ada faktor-faktor lain terutama masalah perbatasan antara Selaparang dan Pejanggik

yang tidak kunjung selesai. Hal ini menyebabkan adanya saling mengharapkan peran yang lebih di antara

kedua kerajaan serumpun ini atau saling lempar tanggung jawab. Dalam kecamuk peperangan dan upaya

mengahadapi masalah kekuatan yang baru tumbuh dari arah barat itu, maka secara tiba-tiba saja, tokoh

penting di lingkungan pusat kerajaan, yaitu patih kerajaan sendiri yang bernama, Raden Arya Banjar Getas,

ditengarai berselisih pendapat dengan rajanya. Raden Arya Banjar Getas akhirnya meninggalkan Selaparang

dan hijrah mengabdikan diri di Kerajaan Pejanggik yang dulu (Kerajaan Pejanggik) berada di

Daerah Pejanggik yang berada di Kecamatan Jonggat

Atas prakarsanya sendiri, Raden Arya Banjar Getas dapat menyeret Pejanggik bergabung dengan sebuah

Ekspedisi Tentara Kerajaan Karang Asem yang sudah mendarat menyusul di Lombok Barat. Semula

berdasarkan informasi awal yang diperoleh, maksud kedatangan ekspedisi itu akan menyerang Kerajaan

Pejanggik.

Namun dalam kenyataan sejarah, ekspedisi itu telah menghancurkan Kerajaan Selaparang karena wilayah

tersebut dapat ditaklukkan hampir tanpa perlawanan, sebab sudah dalam keadaan sangat lemah. Peristiwa ini

terjadi pada tahun 1672. Pusat kerajaan hancur dan rata dengan tanah serta raja beserta seluruh keluarganya

mati terbunuh.

Selaparang jatuh hanya tiga tahun setelah menghadapi Belanda. Empat belas tahun kemudian, pada tahun

1686 Kerajaan Pejanggik dibumi hanguskan oleh Kerajaan Mataram Karang Asem. Akibat kekalahan

Pejanggik, maka Kerajaan Mataram mulai berdaulat menjadi penguasa tunggal di Pulau Lombok setelah

sebelumnya juga meluluh lantakkan kerajaan-kerajaan kecil lainnya.

[sunting]Batas wilayah

Utara Laut Flores

Selatan Samudra Hindia

Barat Provinsi Bali

Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur

[sunting]Pemerintahan

Page 12: Nusa Tenggara Barat

[sunting]Kabupaten dan Kota

No. Kabupaten/Kota Ibu kota Jumlah Kecamatan

1 Kabupaten Bima Raba 19

2 Kabupaten Dompu Dompu 8

3 Kabupaten Lombok Barat Gerung 10

4 Kabupaten Lombok Tengah Praya 12

5 Kabupaten Lombok Timur Selong 20

6 Kabupaten Lombok Utara Tanjung 5

7 Kabupaten Sumbawa Sumbawa Besar 24

8 Kabupaten Sumbawa Barat Taliwang 8

9 Kota Bima - 5

10 Kota Mataram - 3

No. Kabupaten/Kota Ibu kota 1 Kabupaten Bima Raba 2 Kabupaten Dompu Dompu 3 Kabupaten Lombok

Barat Gerung 4 Kabupaten Lombok Tengah Praya 5 Kabupaten Lombok Timur Selong 6 Kabupaten Lombok

Utara Tanjung 7 Kabupaten Sumbawa Sumbawa Besar 8 Kabupaten Sumbawa Barat Taliwang 9 Kota Bima

Bima Bima 10 Kota Mataram Mataram

[sunting]Daftar gubernur