NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya...

129
A H M A D I N NUSA SELAYAR Sejarah & Kebudayaan Masyarakat di Kawasan Timur Nusantara

Transcript of NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya...

Page 1: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

A H M A D I N

NUSASELAYAR

Sejarah & KebudayaanMasyarakat

di Kawasan Timur Nusantara

Page 2: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

RAYHAN INTERMEDIA

2016

Nusa Selayar: Sejarah & KebudayaanMasyarakat

di Kawasan Timur Nusantara

Copyright © 2016, Ahmadin

Diterbitkan oleh:

RAYHAN INTERMEDIA

Jl. Naja Dg. Nai Lr. 4 No. 8Rappokalling, Makassar 90216

Tlp. 0411-433602SMS: 082187619656

FB-Page: Rayhan Intermedia

Toko Buku Online Rayhan Intermedia Group:www.lapakbukurayhan.com

Desain Cover: Saungvisual

Cet. I: Mei 2016, Makassar: Rayhan Intermedia,

381 hlm (xiv + 367 hlm): 14 x 21 cmISBN: 978-602-92662-9-2

Hak Cipta dilindungi undang-undang

P e n g a n t a r | 2

Page 3: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan bentuk dan cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.

PENGANTAR PENERBIT

”Ketika sejarah telah semakin dominan,berarti pemikiran rasional dan sikap kritistelah semakin berhasil mengatasi pemikiranmitologis. Kalau hal ini telah terjadi, makayang dipermasalahkan berikutnya adalahperspektif kesejarahan. Dari sudut perspektifapakah atau siapakah masa lalu harusdipelajari?. Masa lalu itu sebenarnya pasifmeskipun tampak selalu menggoda untukdiketahui. Tetapi apakah yang ingin diketahuiitu?. Kalau ini yang ditanyakan, maka kitapun juga terpaksa mengatakan bahwa awaldari pengerjaan sejarah itu bersifat subyektif.Masa lalu baru bisa berbicara (ataukahdikunjungi), setelah pertanyaan diajukan”,demikian ungkap Sejarawan terkemuka TaufikAbdullah. Dalam kaitan ini, sejarah bukan

P e n g a n t a r | 3

Page 4: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

semata sebuah dialog mengenai masa lalu,tetapi referensi dalam menata masa depanbangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya,yakni perspektif apakah atau siapakah sertauntuk apa masa lalu Nusa Selayar dipelajari?.

Pertanyaan ilmiah sekaligus keperihatinanhistoris akan masih kurang dan kerapalpanya Selayar dalam penulisan sejarah(historiografi) di Indonesia, merupakanpondasi ilmiah untuk sebuah bangunanbernama “Nusa Selayar” yang hendakdirancang sekarang. Sekadar digambarkanbahwa dalam beberapa penulisan sejarah,tampak Selayar cenderung masih terabaikanbahkan nyaris tidak dilirik.

Dalam karya ternama sang nahkodasejarah maritim di Indonesia sekaliberAndrian B. Lapian, baik dalam buku “OrangLaut, Raja laut, Bajak Laut”, maupun“Pelayaran Nusantara Abad XVI-XVII”, jugatampak ”alergi” melirik Selayar dan tidakmemosisikan pulau ini sebagai bagianpenting dalam jalur perdagangan Timur-BaratIndonesia maupun sebaliknya. BahkanChristian Pelras sendiri melalui karyakesohornya bertajuk ”The Bugis”, Selayartampak hanya disebut sesekali dalam ruang-ruang kajiannya tatkala ia membentang

P e n g a n t a r | 4

Page 5: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Dunia Bugis dalam deretan masa yangdibuatnya.

Sumber tulisan tertua tentang Selayaryang dapat kita baca yakni Buku (Kitab)Negara Kertagama yang ditulis oleh MpuPrapanca, pun hanya membahas sepintastentang Selayar. Demikian pula saat AnthonyReid memopulerkan karyanya ”South-eastAsia in the Age of Commerce”, Selayar jugahanya disebut sepintas dan hanya sebagaipelengkap uraian di antara beberapa tempatyang disebut memiliki tanah tandus ataugersang di Sulawesi Selatan.

Barulah Selayar mendapat porsi memadaidalam historiografi Indonesia, tatkala karyamonumental dari Heersink ”The Green Goldof Selayar” yang telah mengukuhkan negeriTanadoang ini sebagai pusat penghasil emashijau. Bahkan karya yang lebih berorientasisejarah ekonomi ini, telah mengurai tidakhanya aktivitas perdagangan kopra yangberlangsung. Sebaliknya, diungkap secaragamblang mengenai typologi masyarakatSelayar dan beberapa dimensi penting darisejarah pulau terselatan dari Sulawesi ini.

Satu hal yang juga cukupmenggembirakan, yakni tatkala sejarawankondang Edward L. Poelinggomang telah

P e n g a n t a r | 5

Page 6: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

mencoba menyelipkan beberapa datamengenai peran penting Selayar di masalampau dalam sederet uraian yang dituangdalam bukunya ”Perdagangan Maritim:Makassar Abad XIX”. Demikian pula ketikaRasyid Asba telah menjadikan Selayarsebagai ”bumbu ilmiah” untuk melengkapidatanya tentang aktivitas perdagangan koprayang disajikan dalam bukunya ”KopraMakassar: Perebutan Pusat dan Daerah”.Hanya saja, lagi-lagi sangat disayangkankarena dalam indeks buku ini tidakdicantumkan nama Selayar.

Singkatnya, beberapa karya ilmiah yangtelah mewarnai dunia perbukuan di Indonesiamemang harus diakui masih termasuk minimyang menjadikan Selayar sebagai kajian.Karena itu, dalam kekosongan karya yangmenempatkan Selayar sebagai bidang kajiandan upaya kecil yang telah dimulai olehbeberapa penulis lokal serta sumbanganbesar yang telah disuguhkan oleh Heersink,kiranya menjadi langkah awal untukmemosisikan Selayar pada tempat yang”pantas” dalam historiografi Indonesia.

Kiranya seperti itulah wujud kegelisahanilmiah yang kerap ”menghantui” benakseorang penulis buku ini. Sederet kajian yang

P e n g a n t a r | 6

Page 7: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

tersaji dalam setiap bagian dari buku inidiharapkan menjadi unsur ”pelengkap” dariupaya kecil yang telah Saudara Ahmadinlakukan sebelumnya untuk menggiringSelayar meretas jalan sejarahnya. Sebut sajatiga judul buku yang pernah ia tulis yakniPelautkah Orang Selayar?, Selayar SerambiMekkah, dan Kapalli: Kearifan Lokal OrangSelayar, akan mengawal Negeri Emas Hijauini untuk mendapatkan kedudukan pentingdalam sejarah Nusantara (historiografiIndonesia).

Makassar, 28 Desember 2015

Redaksi

DAFTAR ISI

PENGANTAR PENERBIT \ iii

P e n g a n t a r | 7

Page 8: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

DAFTAR ISI \ vii

DAFTAR TABEL \ x

DAFTAR LAMPIRAN \ xi

BAB 1. PENDAHULUAN \ 1

A. Siapakah Orang Selayar Itu? \ 1

B. Karakteristik Sosial-Budaya \ 6

C. Posisi Geografis dan Struktur Spasial \ 45

D. Jejak Sejarah dan Warisan Masa Lampau \53

BAB 2. KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN KERAJAAN DI SELAYAR \89

A Lahirnya Kerajaan \ 89

B Gaukang Sebagai Lambang Kerajaan \ 94

C Kerajaan-Kerajaan di Selayar \ 98

BAB 3. MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA-AGAMA DI SELAYAR \ 145

A Jejak Siar Islam di Kalao dan Laiyolo \ 145

B Gantarang Lalangbata: BasisPengembangan

Islam Periode Awal \ 150

C Lahir dan Berkembangnya Muhdi Akbar \

192

P e n g a n t a r | 8

Page 9: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

D Masuk dan Berkembangnya Agama Kristen\ 198

BAB 4. NUSA SELAYAR DALAM KURUNNIAGA

\ 215

A Nusa Selayar dalam Jaringan Pelayaran dan Perdagangan Nusantara \ 215

B Perdagangan Kopra Masa Pendudukan Jepang (1942-1945) \ 224

C Selayar dalam Jaringan Perdagangan Kopra (1946-1972) \ 233

BAB 5. NUSA SELAYAR DALAM KUASAKOLONIAL \ 249

A Masa Kuasa Kolonial Belanda \ 249

B Masa Kuasa Militer Jepang \ 264

BAB 6. GEJOLAK POLITIKPASCAPROKLAMASI KEMERDEKAAN DI SELAYAR \ 285

A Peristiwa Sekitar dan Pasca Proklamasi Kemerdekaan \ 285

B Rakyat Selayar Membela Indonesia \ 292

C. Gerakan DI/TII di Selayar (1953-1965) \310

P e n g a n t a r | 9

Page 10: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

BAB 7. NUSA SELAYAR: DARI DAERAHOTONOM HINGGA PEMERINTAHANBERBENTUK KABUPATEN \ 323

A Pemerintahan Berbentuk Swapraja \ 323

B Selayar Menjadi Kabupaten \ 328

C Dinamika Pemerintahan hingga 1963 \331

D Masa Kepemimpinan Akib Patta \ 335

E Masa Kepemimpinan Syahrir Wahab \ 337

DAFTAR PUSTAKA \ 341

BIODATA PENULIS \ 379

P e n g a n t a r | 10

Page 11: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

DAFTAR TABEL

1.1. Unit Medan dan Testur Tanah di Selayar \ 49

1.2. Gedung Sekolah pada setiap daerah kantong \ 204

2.3. Nama Jemaat dan perkembangan jumlah pengikut agama Kristen

di Selayar \ 206

1.4. Perkembangan jumlah perahu

di Selayar 1878-1879 \ 222

2.4. Export Coconut Product Selayar-Makassar 1876 \ 223

3.4 Ekspor Kopra Indonesia Timur Melalui Pelabuhan Makassar 1946-1949 \ 235

4.4. Daftar Kapal dan kapal motor yangkeluar masuk di pelabuhanSelayar Januari-Desember 1958 \237

1.5. Perbandingan Tingkat PendapatanOrang Pribumi dan Orang Asing di

P e n g a n t a r | 11

Page 12: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Selayar (Pendapatan di atas f1,200) 1923 \ 262

2.5. Jumlah Rumah dan PendudukSelayar Berdasarkan JenisKelamin, 1942 \ 271

3.5. Jumlah Rumah dan PendudukSelayar Berdasarkan JenisKelamin, 1944 \ 273

DAFTAR GAMBAR

1.1. Nekara Perunggu di Selayar sebagai warisan kebudayaan Dongson \ 56

2.1. Bangunan Tempat Menyimpan Nekara Perunggu di Matalalang \ 59

3.1. Jangkar Raksasa di Kampung Padang \ 68

4.1. Meriam Kuno peninggalan Baba Desan

di Kampung Padang \ 69

1.2. Peninggalan Kerajaan Bontobangun berupa benteng \ 91

2.2. Makam We Tenri Dio di Selayar \ 94

3.2. Skema struktur pemerintahan Kerajaan Bontobangun \ 115

4.2. Kompleks Makam Raja-raja di Silolo \ 131

P e n g a n t a r | 12

Page 13: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

1.3. Sebuah pemandangan alam menuju Gantarang \ 154

2.3. Masjid Tua Gantarang Lalangbata yangdipercayai masyarakat setempat didirikan oleh Dato Ri Bandang \ 162

3.3. Sebuah lubang bernama Pakkojokang di Gantarang \ 187

4.3. Possi Lino (Pusat Bumi) yang dipercayai memiliki berkah \ 189

5.3. Pa’dang mimbara yang dipegang khatib saat berkhotbah \ 191

6.3. Salah satu kompleks pemakaman tokoh-tokoh penganjur ajaran Muhdi Akbar \ 195

1.5. Rumah Inspektur Belanda di Selayar 1890 \ 252

2.5. Perayaan Yobel 25 Ratu Wilhelmina 1923 di Selayar \ 261

3.5. Rumah Penduduk di Selayar 1927 \ 263

4.5. Peta Selayar 1920 \ 276

P e n g a n t a r | 13

Page 14: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

DAFTAR LAMPIRAN

A. Resolusi tentang penetapan Selayar menjadiDaerah Otonom Setingkat Kabupaten \ 356

B. Undang-undang Dasar Nederland (Nederland Grondwet) \ 259

C. Decentralisatiewet (Undang Undang Desentralisasi 1903) \ 361

D. Bestuurshervorming 1922 tentang Pengaturan kembali Pemerintahan \ 363

E. Undang-Undang Mengenai Pengaturan-Pengaturan Tata Negara Pada Masa Pendudukan Jepang \ 367

F. Osamu Seirei Tanggal 29 April 1942 No. 12 \ 369

P e n g a n t a r | 14

Page 15: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

G. Osamu Seirei Tanggal 29 April 1943 No. 13tentang ketentuan-ketentuan baru Ken dan Zyoorei (peraturan Ken dan Si) \ 370

H. Daftar Nama-Nama Pejabat yang Pernah Memerintah di Selayar (1739-2004) \ 373

Peta Indonesia, Sulawesi Selatan, danSelayar

Sumber: Google.co.id, diakses 5 Maret 2016.

P e n g a n t a r | 15

Page 16: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Sumber: Google.co.id, diakses 5 Maret 2016.

P e n g a n t a r | 16

Page 17: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Siapakah Orang Selayar itu?

Pertanyaan ini setidaknya akan membantuproses penemukenalan serta keingintahuansetiap orang ikhwal masyarakat yangmenghuni kepulauan ini. Layaknya sebuahproses perkenalan, bahasan buku ini akandimulai dari penggambaran tentang asal usulpenamaan Selayar. Hal ini dimaksudkanuntuk mengakrabkan pembaca, setidaknyapada nama terlebih dahulu sebelum lanjut kegerak perjalanan sejarahnya.

Sebagaimana juga saya telah dijelaskanpada buku sebelumnya yakni “PelautkahOrang Selayar?”, bahwa hingga kini latarpenamaan serta makna Selayar menebardalam berbagai pandangan yang bervariasi.Sebut saja banyak orang beranggapan bahwaSelayar berasal dari kata “salah layar”, yangkonon penamaan ini menurut cerita rakyatdalam masyarakat adalah pelayaran yang

N u s a S e l a y a r | 17

Page 18: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

tidak memenuhi sasaran yang dituju ataudikehendaki.

Nur Baso yang pernah meneliti hubunganKebudayaan Selayar dengan kebudayaanlainnya pada 1980, menggambarkan bahwapenamaan pulau ini diberikan oleh SultanTernate yang pada suatu masa sedangmelakukan Pelayaran. [1] Berurat-akar daricerita inilah akhirnya berkembang anggapanbahwa Selayar merupakan terjemahan darikata salah layar. Sebagian pandangan justrumengatakan bahwa kata “Selayar” berartisatu layar yang juga dimaknai melaluipendekatan bahasa.

Hadi Mulyono2 menjelaskan melalui hasilrisetnya tentang studi kelayakan NekaraPerunggu di Pulau Selayar, bahwa didugapemberian nama ini diberikan oleh orang-orang Melayu dengan alasan penggunaanawalan ‘se’ dan kata layar. Dalam beberapabahasa daerah di Sulawesi Selatan, jugamemakai awalan se atau si, seperti pada katasikayu yang bermakna satu ekor, sitaun (satutahun), sibulan (satu bulan), sisikko (satuikat), dan sebagainya.

Jika mengacu pada pandangan bahwaasal-usul penamaan Selayar berasal dari dandiberikan oleh Sultan Ternate, sepertinyarelatif masih baru yang artinya muncul ataudikenal baru sekitar abad XV. Padahal jikamerujuk pada catatan sejarah dalam bukuKartagama Pupuh XIV, masyarakat dan pulau

N u s a S e l a y a r | 18

Page 19: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

ini sudah dikenal yakni sejak masapemerintahan Kerajaan Majapahit pada abadke-13 sebagai daerah tujuan niaga.3 Demikianpula jika harus mengamini bahwa penamaanSelayar diberikan oleh orang-orang Melayu,artinya kepulauan ini juga baru dikenalsekitar abad XVI. Maksudnya, setelah Malakadikuasai Portugis 1511, yang menyebabkanorang-orang Melayu menyebar ke kawasantimur Indonesia.

Kapan pastinya penamaan Selayar itu,akhirnya harus menjadi kepenasarananberlanjut dan terus mengendap di antaraseribu satu kisah tentang masyarakat iniyang belum terungkap. Di sinilah kearifanhistoris harus tercipta dengan menganggapbahwa segenap perbedaan pandangantentang asal-usul penamaan dan maknaSelayar sesungguhnya merupakan bagiandari dinamika masyarakat itu sendiri sertabagian integral tak terpisahkan dari prosesmenyelayar. Lihatlah proses penyebutanSelayar yang juga bervariasi, seperti: Saleier(Belanda), Silae (Buton), Silaja’ (Luwu danumumnya Bugis), Silayara’ (Makassar), danlain-lain.

Proses menemukenali siapa itu OrangSelayar, akan berlanjut pada pertanyaan-pertanyaan seperti sejak kapan manusiamulai menghuni kepulauan ini?. Jawaban ataspertanyaan tersebut akan memberipemahaman tentang asal-usul atau dariketurunan mana masyarakat Selayar itu.

N u s a S e l a y a r | 19

Page 20: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Sayang sekali data mengenai hal ini masihsangat terbatas dan studi intensif mungkinbelum dilakukan. Akhirnya, proses perabaanspekulatif paling mungkin dapat dilakukanadalah menelusuri sisi kelampauankepulauan ini.

Berdasarkan catatan sejarah dan temuanarkeologi, diketahui bahwa pada zaman es(masa glasial) daratan Sulawesi Selatanmasih menyatu dengan Kepulauan Selayar.Sangat memungkinkan manusia-manusiapurba yang hidup di daratan SulawesiSelatan pada masa ini menghampiri danmenetap di Selayar. Jika hal ini benar, makabesar kemungkinan nenek moyang orangSelayar berasal dari manusia purba penghuniLeang Codong (atau Cadang) di Soppeng,Leang Bola Batu di Bone, Leang Karrasa (GuaHantu) di Maros atau Leang Batu Ejaya diBantaeng.

Sekadar digambarkan bahwa tahapanatau pola hidup manusia purba di daratanSulawesi Selatan, terkarakterisasi melaluijenis alat produksi yang digunakan menurutmasanya sebagai berikut:

1. Masa berburu dan mengumpulkanmakanan. Masa ini berlangsung sekitar200.000 sampai dengan 10.000 SM.Saat itu manusia yang menghunidaratan Sulawesi Selatan menetap di

N u s a S e l a y a r | 20

Page 21: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Gua Cabbenge dan hidup denganberburu binatang, menggunakan alatdari batu seperti kapak perimbas danalat serpih dari tulang.

2. Masa berburu dan mengumpulkanmakanan tingkat lanjut (sekitar 3000sampai 1000 SM). Pada masa inipopulasi manusia purba menyebar kebeberapa tempat seperti di Soppeng(Leang Cadang), Toala, Bone danBantaeng (Leang Batu Ejaya). Alat yangmereka gunakan adalah alat serpih daribatu dan tulang.

3. Masa bercocok tanam. Alat yangdigunakan pada masa ini antara lainmata panah, beliung persegi dan kapaklonjong.4

Apakah orang Selayar merupakanketurunan dari manusia penghuni Leang BatuEjaya di Bantaeng atau manusia purbalainnya di Sulawesi Selatan?, hingga kinibelum dapat diketahui persis. Barulahidentifikasi atas asal-usul orang Selayardapat dilakukan, saat data tentangdijadikannya kepulauan ini sebagai daerahtujuan bagi kaum pendatang. Orang-orangMelayu yang mengunjungi Selayar sejak abadXVI dan menetap di kepulauan ini serta telah

N u s a S e l a y a r | 21

Page 22: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

beranak-pinak (beranak-cucu) dan bahkansudah beberapa generasi, menamakan diridan mengidentifikasi diri sebagai orangSelayar.

Orang-orang Buton yang telah lamamendiami Pulau Kalao dan di Laiyolo, punmenamakan diri serta disebut sebagai orangSelayar. Demikian juga keturunan orang-orang Bajo di Kayuadi serta keturunan Bugispada berbagai tempat di kabupaten ini punmenamakan diri mereka sebagai orangSelayar. Bahkan dari hasil perkawinancampuran antara orang-orang Cina denganpenduduk lokal, keturunan mereka jugamenamakan diri sebagai orang Selayar. Jadi,orang Selayar itu merupakan keturunan dariberbagai latar etnik (suku bangsa) yangberbahasa Selayar (Makassar dialek Konjo)baik yang masih tinggal menetap dikepulauan ini maupun mereka yang sudahmeningalkan Selayar.

B. Karakteristik Sosial-Budaya

Antropolog ternama E.B. Tylor pernahmembuat definisi kebudayaan yakni suatukeseluruhan yang kompleks mencakuppengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,hukum, adat-istiadat, dan lain-lain

N u s a S e l a y a r | 22

Page 23: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

kemampuan serta kebiasaan yangdidapatkan oleh manusia sebagai anggotamasyarakat.1

Memahami warisan budaya berdasarkankonteks, jiwa zaman, dan masa tertentu,diperlukan pemamahan awal tentang unsur-unsur kebudayaan sebagai buah dariinteraksi sosial dalam satu rangkaianaktivitas kehidupan manusia. Unsurkebudayaan yang dimaksudkan antara lain:peralatan dan sistem perlengkapan hidupmanusia, mata pencaharian dan sistemekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa,kesenian, sistem penge-tahuan, dan religi.2

Meskipun demikian, eksis dan lestarinya nilai-nilai budaya dalam suatu masya-rakat,sangat tergantung pada seberapa besarupaya para pendukungnya dalammempertahankan orisinalitas identitasnya.

1. Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial masyarakat Selayarsecara umum, merupakan bagian integraldari sistem pelapisan sosial pada masyarakatBugis-Makassar. Sulit ditelusuri mengenaikapan bermula, namun yang pasti padakolonial Belanda maupun Jepang, elit lokal inidimanfaatkan sebagai perpanjangan

N u s a S e l a y a r | 23

Page 24: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

kewenangan serta diberi kuasa. Jika mengacupada tulisan Mattulada, pelapisan sosialmasyarakat Bugis-Makassar yang dimaksudyakni Anak Karaeng, Tomaradeka, dan Ata.3

Secara historis, masyarakat Selayar telahlama mengenal stratifikasi sosialberdasarkan keturunan seperti opu ataukaraeng4 (keluarga karaeng), panrita (cerdikpandai/cendikiawan tradisional), ata ataupasompo-sompo poke5 (keturunan pengawalopu atau karaeng yang bersenjatakanpoke/tombak). Kategori strata sosial pertamadalam kehidupan sehari-hari senantiasadihormati, seperti dalam acara pestaperkawinan ia ditempatkan (duduk) padaposisi sebelah (bagian) barat dari rumahpesta (attolong lau’).6

Kategori kedua dari stratifikasi sosial inidalam masyarakat juga diperlakukanistimewa mungkin karena pengetahuan yangdimilikinya tentang berbagai hal baik yangmenyangkut norma (ada’), pengetahuantentang kesaktian (pangissengang), maupunilmu agama atau tarekat (setelah masuknyaajaran Islam). Meskipun tingkat pengetahuanpara panrita itu bervariasi,7 namun tidak lagidikenal stratifikasi sebagai pembeda antarasatu dengan yang lain. Satu profesi sosial

N u s a S e l a y a r | 24

Page 25: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

tradisional lagi semisal sanr (petugaskesehatan atau ahli nujum) statusnya samadengan panrita (to maradeka) dan umumberlaku di tanah Celebes ini.

Kategori Sanro terdiri atas dua yakni sanromana (dukun bersalin) yang mutlak adalahperempuan dan sanro kampong atau taungilei, umumnya dari kaum laki-laki namuntidak menutup kemungkinan juga adalahperempuan. Sementara itu, bagi merekayang pernah dan sering berobat ke sanrotersebut, dinamakan anak sanro. Demikiankuatnya keyakinan orang-orang tertentu(yang masih fanatik) terhadap keampuhanpattahara (mantra) atau baca-baca parasanro hingga sekarang, sehingga merekaenggan menggunakan jasa dokter dalamberobat jika sakit.

2. Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan di Tana BugisMakassar, dikenal dengan berbagai istilahseperti passibijaeng (Makassar), ada’assiajengen (Bugis) dan passibijaan (Selayar).Sistem kekerabatan yang berlaku di Selayar,adalah sistem bilateral (parental). Kerena itu,hubungan kekeluargaan seseorang dapatditelusuri melalui dua jalur, yakni melalui

N u s a S e l a y a r | 25

Page 26: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

hubungan kekeluargaan dari garis keturunanayah maupun dari ibu.8

Kelompok kekerabatan itu, terbentukmelalui dua pola, yakni kelahiran danperkawinan. Kerabat dalam bahasa Selayardisebut bija, yang terdiri atas dua macamyakni bija pammanakang dan bijapassianakang. Kategori bija pertama adalahkelompok kekerabatan yang terbentukmelalui jalur kelahiran dan kategori bijakedua terbentuk melalui jalur ikatanperkawinan. Kekerabatan dalam unit sosialterkecil dinamakan bija pammanakang sibatusapo, yakni mencakup keluarga luar(extended family) dan segenap keluargayang tinggal bersama-sama dalam saturumah tangga atau nuclear family.9

Setiap individu dalam satu rumah tanggamerupakan satu kesatuan (sistem sosial),baik ditinjau dari aspek ekonomi, budayamaupun agama. Bahkan lebih dari itu sebuahmekanisme integrasi dan pemersatu jugatampak dalam wujud lain dimana masyarakatSelayar juga mengenal istilah siri’ dalaminteraksi sosial sebagaimana yang berlakuumum pada berbagai masyarakat di setiapdaerah Sulawesi Selatan.

N u s a S e l a y a r | 26

Page 27: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Makna istilah ini telah banyak ditafsirkanoleh para peneliti, sebut saja B.F. Matthesmengartikan dengan malu (beachaamd),kemudian takut (achroomvalling), malu-malu(verlegent), kehor-matan (eergovoel), aib(schande), dan dengki (wangusnt). [2]10

Dalam konteks yang lebih luas siri’ jugaberarti manisfestasi budaya dalam halmartabat dan harga diri manusia dalamkehidupan kemasyarakatan.11

Demikian penting dan berharganya siri’tersebut sehingga eksistensi sebagaimanusia dalam kehidupannya sangatditentukan oleh siri’ ini dan bagi mereka yangtidak memilikinya dianggap tidak lebih hanyasebagai binatang. Sebagaimana pernyataan:“only with siri’ are we called human, if wehave not siri we are not human. That’scalled; human in form only and the personwho is without siri’ is not different from ananimal.”12

Pengamalan atas nilai siri inilah, sehinggaorang Selayar menganggap setiap persoalanmerupakan tanggung jawab bersama.Demikian pula proses penyelesaiannya, harusdilakukan secara bersama-sama. Pemegangotoritas tradisional tertinggi dalampenyelesaian persoalan yang berhubungan

N u s a S e l a y a r | 27

Page 28: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

dengan kehidupan sehari-hari adalah tautoana kampong (orang yang dituakan dandihormati dalam masyarakat). Hal inididasarkan atas prinsip siri’ta ngase (hargadiri secara kolektif).

Proses penyelesaian aneka masalah dalamkehidupan bermasyarakat, sejak dahuludilakukan melalui pertemuan yang disebuta’rappung (kumpul dan duduk bersama).Orang Bugis sebagai salah satu etnis di tanahCelebes ini menamakan istilah sejenisdengan tudang sipulung. Tipe kehidupanmasyarakat semacam ini dihubungkandengan social relationship yakni ikatanideologi atau kepercayaan terhadap pesanleluhur. [3]13

Sistem perkawinan yang berlaku turun-temurun di Selayar, umumnya bersifatmonogami dan melarang terjadinya poligami.Pola pemilihan jodoh yang dipandang palingideal, adalah memilih calon istri atau suamidalam lingkungan dan garis keturunansendiri. Jodoh ideal yang dimaksudkan adalahpindu (sepupu dua kali) dan pinta’ (sepuputiga kali). Kentalnya kepercayaan merekaakan jodoh ideal tersebut, sehingga tidakjarang ada di antara anggota masyarakatyang menjodohkan anaknya sejak usia dini

N u s a S e l a y a r | 28

Page 29: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

yang dalam bahasa setempat disebutlapassitanraang (appassitanra). Meskipundemikian, hubungan keduanya belumberstatus tunangan (a’bajuang).14

Setidaknya ada dua alasan mendasarpemilihan pasangan hidup di dalamlingkungan keluarga sendiri, yakni menjagakeutuhan/keberlangsungan hubungankekerabatan (keluarga). Karena itu, dalammasyarakat Selayar sering sering dijumpaiistilah appakambani bija (mendekatkankembali hubungan keluarga) dengan caramenjodohkan anak-anak mereka. Alasanlainnya berhubungan dengan pertimbanganharta warisan, artinya jika mereka yangberjodoh adalah dari kalangan keluargasendiri, maka warisan tersebut tidak jatuhserta dinikmati oleh orang lain. Kaitannyadengan hal ini, di kalangan masyarakatSelayar juga sering dijumpai istilah “daripadatau maraeng ripaka baji tannang, tantubajikangan tommo bijanta” (daripada oranglain yang diberi untung, mendingan keluargasendiri).

Model pemilihan pasangan hidup dalamperkawinan yang bersifat indogami tersebut,secara historis telah lama dipraktekkan.Meskipun demikian, tidak sedikit pula di

N u s a S e l a y a r | 29

Page 30: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

antara anggota masyarakat yang memilihpasangan hidup di luar lingkungan keluarga(eksogami). Pemilihan jodoh atau pasanganhidup di luar lingkungan keluarga (eksogami)bagi orang-orang tertentu, bukan berartimenafikan konsep ideal tentang jodoh tadiyang biasanya dihubungkan dengankepercayaan sipanaikang dalle (rezekinyacocok).15

Adanya kecenderungan sebagian orangSelayar justru mencari atau menjodohkananaknya di luar lingkungan keluarga(pantarang kampong) juga didasarkan ataspertimbangan sosio-kultural yaknidimaksudkan agar dapat memperluashubungan keluarga (appakaluara bija). Hal inidisebabkan karena pada umumnya dalamsebuah kampung di Selayar berasal dari satugaris keturunan (assibija). Kalaupun ada yangberasal dari luar dapat dipastikan berasaldari keturunan bija silariang atau keluargadari nenek/kakek yang lain.

Berdasarkan atas dua kategori idealtentang mekanisme pemilihan jodohtersebut, tidak dapat diklaim bahwa polapertama yakni indogami lebih idealdibandingkan dengan model kedua yaknieksogami. Ukuran ideal dalam pandangan

N u s a S e l a y a r | 30

Page 31: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

mereka, bukan hanya berdasarkan kedekatanemosional dan kultural semata, akan tetapijuga didasarkan atas kecocokan menurutbintangnya (pendapat ahli nujum atau taungisse’ = ramalan zodiak). Karena itu, setiappasangan yang akan melangsungkanperkawinan terlebih dahulu ia diramal (ribintang) oleh orang tertentu yang dianggapmemiliki otoritas tradisional dan tidak jarangdari mereka ada yang membatalkanperkawinan hanya karena dianggap tidakcocok (gelessituru bintangnya).16

Berbagai alasan pembatalan tersebutbiasanya karena pertimbangan gelesikalamberang (rumah tangga tidaklanggeng) baik disebabkan oleh perpisahan(sisa’la tallasa) maupun salah satu daripasangan itu meninggal dunia (sisa’la mate).Dasar pertimbangan pembatalan lainnyayakni gele situru dalle’ (tidak cocok dari segirezeki), yang jika ini tidak dihiraukan akanberdampak pada tidak adanya berkah dariusaha mereka. Meskipun ia berusahasemaksimal mungkin dalam menjalani hidup,tetap saja berada dalam kondisi yang sangatsederhana dari ukuran materi (kaasi-asi).17

Hal menarik dari sistem kekerabatanlainnya dalam masyarakat Selayar, yakni

N u s a S e l a y a r | 31

Page 32: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

sejak dahulu kala mereka memiliki prinsipkesetiaan yang dijunjung tinggi. Karena itu,dengan beberapa pengecualian semuapasangan yang telah melangsungkan akadnikah (memiliki ikatan perkawinan) sepakatuntuk setia hingga akhir hayat dengan istilahpakkekepa lassisa’la’ki (hanya linggis yangdapat memisahkan kita). Pakkeke dalam halini dimaknai secara konotatif yakni linggisyang dipakai menggali liang lahat (lubangkuburan). Bahkan bagi pasangan tertentu(khusus yang memiliki ilmu) biasanyameninggal bersama pasangannya denganinterval waktu yang tidak berjauhan.Biasanya pada hari ketujuh, hari keempatpuluh, dan seratus setelah kematian suamiatau sebaliknya.

Berdasarkan cerita rakyat bahwa ada satuprinsip atau komitmen yang mereka pegangkukuh yakni mengapa mereka (suami danistri) saat hidup di dunia (yang hanyasementara) saling setia dan mengerti dalamsegala hal, sementara setelah mati (hidupabadi atau kehidupan sebenarnya) merekalalu akan berpisah. Meskipun demikian,dalam perkembangan selanjutnya pola pikirsebagian masyarakat lalu berubah dankesetiaan tidak harus dimaknai hidup

N u s a S e l a y a r | 32

Page 33: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

bersama dan mati pun harus bersama.Sebaliknya, salah satu pasangan yang masihhidup pun dapat dikatakan setia sepanjang iatidak kawin lagi dan hidup sepenuhnyaadalah wujud bakti pada pasangannya yangtelah meninggal (yang dimaksudkan untukmemelihara anak mereka).

Untuk menghindarkan atau membebaskansalah satu pasangan (suami atau istri) darijerat prinsip kesetiaan tersebut, maka harusdigelar upacara tertentu (sederhana) yangdilakukan oleh seseorang yang memilikikeahlian (tau ngisse’). Proses pelaksanaan inidalam bahasa setempat dikenal denganistilah nyu’rai, sementara orang yangdiupacarai disebut risu’rai.18

Kembali ke soal prinsip kesetiaan yangdimiliki oleh masyarakat Selayar,sesungguhnya bukan semata karenapappasang to riolo (pesan/perintah atauanjuran leluhur) akan tetapi juga karenakedekatan emosional setiap pasangan.Kedekatan emosional yang dimaksudkanyakni umumnya mereka berasal dariketurunan yang sama (sibija) sehinggakemungkinan untuk berpisah sulit terjaditerutama jika dihubungkan dengan prinsipsiritta ngaseng (harga diri bersama) yang

N u s a S e l a y a r | 33

Page 34: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

dianut. Demikian kentalnya kepercayaanmereka terhadap konsep jodoh idealtersebut, sehingga tidak jarang menjadi salahsatu penyebab timbulnya praktek kawin lari(silariang) terutama jika salah satu darikedua belah pihak keluarga tidakmemberikan dukungan perjodohan.19

Berdasarkan kenyataan tersebut, bukanberarti bahwa orang Selayar steril darikeretakan rumah tangga (broken home) akantetapi ada juga di antara mereka yangberpisah baik karena tidak cocok atau adainterest lain. Karena itu, di kalanganmasyarakat Tana Doang ini sejak lama jugamengenal perbuatan selingkuh yang disebutsangkili (pasangan yang melakukan skandalini disebut assangkili). Tindak asusila ini punsering menjadi sebab perpisahan dan sudahbarang tentu perbuatan ini sudah melanggarsubstansi karakter sosio-kultural yang telahmenjadi bagian integratif dari masyarakat dipulau ini.

Ikatan kultural sesama orang Selayar disatu sisi, patut diakui sebagai salah satuwujud solidaritas mekanik yangmengedepankan prinsip integrasi. Hanyasaja, pada sisi lainnya justru melahirkankondisi ironis yang memalukan. Betapa tidak,

N u s a S e l a y a r | 34

Page 35: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

berbagai prinsip yang dijadikan sebagaimekanisme integrasi rupanya akan berubahseiring dengan terjadinya rivalitas hidup.

Kehidupan bersama di tanah rantaudengan perkembangan kondisi ekonomirumah tangga yang variatif, tidak jarangmemunculkan kecenderungan ataukebiasaan mendefinisikan kembali eksistensimereka. Pada saat yang sama, jika parapendatang belakangan lebih dahulu berhasilmaka akan menjadi sasaran kritikanbercampur iri.

Beberapa contoh kasus menunjukkanbahwa efek dari rivalitas tidak sehat sesamaorang Selayar di perantauan, menyebabkanada yang terpaksa harus tersingkir secarasadis. Modus penyingkiran tersebut,dilakukan dengan menggunakan ilmu ghaib(semisal tenun, santet, doti) sehingga sanksihukum tidak dapat menjerat pelaku.

Kejadian seperti ini lalu mengendorkansemangat dan motivasi untuk tampil dengangaya hidup mewah, karena kemapaman darisegi ekonomi bukan garansi untuk hiduptenang. Sebaliknya, harta yang walaupunmerupakan hasil jerih payah dan teteskeringat sendiri tidak jarang justru menjadimalapetaka bagi diri sendiri. Konsekuensi

N u s a S e l a y a r | 35

Page 36: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

logis dari hal tersebut, melahirkan pesimismesebagian orang dan menjadikan hidupsederhana sebagai pilihan terbaik.

Menganalisa secara elaboratif mengenaisolidaritas mekanik atau collective actionorang Selayar berdasarkan ikatan kulturaltersebut, dapat dipahami bahwa sifatnyatidak permanen. Sifat iri dan dengki padaorang lain (meskipun masih tergolongkerabat dekat) bawaan dari kampunghalaman, menjadi kendala bagipengembangannya secara kolektif. Dalampengertian bahwa semakin besar jumlahanggota komunitas terutama di perantauandan semakin maju tingkat pertumbuhanekonomi, maka semakin tinggi pula tingkatkonflik laten yang terjadi.

3. Alam Religi dan Mitologi

Sejak zaman dahulu hingga kini, orangSelayar masih banyak yang percaya padadunia ghaib, roh-roh halus, dan berbagaikekuatan sakti lainnya (religio-magis).Realitas ini mencerminkan bahwa sistemkeberagamaan mereka bersifat sinkretis,yakni ajaran Islam yang bercampurkepercayaan asli (pra Islam).

a. Pengetahuan Tentang Pa’rinring

N u s a S e l a y a r | 36

Page 37: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Kepercayaan akan dunia ghaib (danmitologi) mengacu pada anggapan bahwa dibalik dunia nyata, terdapat dunia lain yangtidak dapat dijangkau oleh kekuatan pancaindera manusia. Dunia ghaib tersebut dalampandangan mereka dihuni oleh makhluk-makhluk halus sakti dan hanya manusia yangmempunyai ilmu tertentulah yang sanggupmenghadapi (atau mampu berkomunikasi).Makhluk halus seperti roh leluhur, jin, dewa,dan setan dapat saja mengganggu manusiajika mereka mau, karena itu penangkalnya(pa’rinring atau pa’bongka setan) harusdimiliki oleh setiap orang.20

Makhluk halus tersebut menurutanggapan mereka, pada umumnya menghunipohon-pohon besar, batu besar, gunung,sungai, gua-gua, dan laut yang disebutpakkammik atau pajaga.21 Dalam bahasaMakassar, para penghuni tempat-tempatkeramat itu juga dinamakan pakkammik(penjaga, penguasa), yang menguasaitempat tertentu.22

Selain itu, pa’rinring juga dimaksudkanuntuk membentengi diri dari beberapabahaya yang mengancam keselamatan jiwa.Bahaya yang dimaksud yakni gangguan darimakhluk halus (hantu) jelmaan manusiaseperti poppo’ dan parakang. Hantu kategoripertama ini adalah jelmaan manusia yangdipercayai mampu terbang dengan hanyamembawa kepala dan bagian tubuh lainnyatetap berada di rumahnya. Poppo’ tidak

N u s a S e l a y a r | 37

Page 38: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

hanya keluar saat di sebuah kampungterdengar ada yang sakit, akan tetapi tidakjarang ia memangsa orang sebagai ajangbalas dendam terutama jika ada yangmenyakiti atau membuat ia tersinggung.

Kategori hantu kedua, adalah jelmaanmanusia yang dapat berubah-ubah wujudnya.Menurut keterangan orang-orang Selayarbahwa parakang biasanya berwujud seekoranjing, kucing, babi, dan jenis binatangberkaki empat lainnya. Ciri-cirinya kononberupa binatang berwarna hitam dan bagiantubuh belakang saat berjalan lebih tinggi daribagian depan (seperti posisi manusia normalsaat merapatkan kedua kaki dan tangan kelantai secara bersamaan).

Menurut kepercayaan masyarakat Selayar,bahwa Kamis malam (malam Jum’at) adalahwaktu menakutkan (angker) yang biasadigunakan oleh para hantu untukgentayangan di mana-mana. Selain itu,malam bulan purnama (dalam bahasasetempat disebut bo’dong) juga dikenalsebagai malam yang berbahaya dan jugadipercayai sebagai waktu para hantugentayangan.

b. Upacara Ambasa dan Songkabala

Orang Selayar juga memiliki kebiasaanmembakar kemenyan (dupa), menyiapkansesajen, bunga-bungaan terutama dalam

N u s a S e l a y a r | 38

Page 39: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

pelaksanaan upacara keagamaan danupacara daur hidup. Upacara tersebut terdiriatas upacara memulai penebangan hutan(membuka lahan baru), memulai penanamanpadi, panen, membuat emping/hasil laut,menghindarkan diri dari wabah penyakit(songkabala), upacara meminta hujan danlain-lain.23

Lain lagi dengan mereka yang akanpindah rumah atau menempati rumah baru(nai’ balla atau lette balla) umumnyadiadakan acara assuro masa (menyuruhdukun/guru membaca mantra). Kegiatanmasa (mungkin asal katanya ambasa =membaca), dilengkapi dengan kemenyanatau dupa, buah pisang, tebu, beras ketamhitam/putih, telur, susuru (cucuru, Makassar),dan kelengkapan ritual lainnya. Setelahkegiatan assuro masa ini selesai, semuasongkolo (beras ketam yang dimasak) yangtadinya diletakkan di setiap tiang rumah(benteng) serta di depan sang guru (di tiangtengah) kemudian dimakan secara bersama-sama (a’limbo nganre = makan bersama).

Khusus masyarakat yang mendiamiwilayah pesisir pantai serta sebagian yangsering ke laut, sejak zaman dahulu nenekmoyang mereka percaya pada penghuni lautyakni Nabbi Heddere’ (Nabi Khaidir). Namundemikian, sejak tahun 1970-an hingga kinitampaknya kepercayaan tersebut lambat

N u s a S e l a y a r | 39

Page 40: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

laun mulai hilang. Selain agama Islam yangdianut dengan baik, pengaruh perkembanganteknologi pun merupakan faktor penyebabperubahan kepercayaan tersebut.

c. Kekuatan Nasib (sareng)

Selain kepercayaan baik menyangkutritual maupun normatif tersebut, di kalanganmasyarakat Selayar juga mengenal danpercaya pada Sareng yang sangatberpengaruh terhadap kehidupan manusia.Demikian kentalnya kepercayaan padakekuatan nasib ini, sehingga sering dijadikansebagai tujuan akhir dari sebuah usaha(puncak perjuangan).24

Jika mereka berhasil maka ucapan yangterlontar dari mulut mereka sekaligusungkapan rasa syukur adalah sukkurumokika lasareki dalle Allah Ta’ala (puji syukur kekhadirat Allah) dan sebaliknya bagi merekayang gagal mengatakan sarengku tommolappakonni (sudah suratan takdir yangmembuat saya harus begini). Karena itu,mengadu nasib di kalangan orang Selayardinamakan a’dalle-dallekang.

d. Pangissengang

N u s a S e l a y a r | 40

Page 41: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Hubungannya dengan prinsip hidup, orangSelayar juga percaya pada pertolongan yangmaha kuasa terhadap hamba-Nya yangberada dalam kesulitan. Karena itu merekapercaya bahwa pada kondisi kritis/genting,akan datang pertolongan melalui ilmukesaktian (pangissengan) baik karena berkahmantra ataupun disebabkan karena sebuahkekuatan supra-natural yang telah menjadibagian dari diri seseorang. Kondisi gentingseperti ini dalam bahasa setempatdinamakan si-hali tondo’ si-hali katinting(satu bagian yang harus dilalui adalah pagardan bagian lain adalah duri). Dalampengertian lain bahwa keadaan inimenyebabkan seseorang berada dalamkondisi ketiadaan pilihan lain atau keadaangenting (tide’ pamuleleang), sehingga solusipaling tepat adalah sikap pasrah.25 Jenispangissengan lainnya yakni:

a. Pasang ri Allo, yakni ilmu kesaktian yangberfungsi untuk memanggil secara ghaib(biasanya perempuan atau gadis) daritempat yang jauh sekalipun (termasuk diseberang lautan) dan dilakukan olehseorang laki-laki yang mencintainya.Modus pelaksanaannya berupa seseorangduduk di tempat yang aman lalu

N u s a S e l a y a r | 41

Page 42: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

menghadap ke arah matahari terbenam(seperti orang bersemedi) sambilmembaca mantra-mantra). Waktupelaksanaannya, yakni beberapa menitsebelum matahari terbenam di ufuk Barat.Khasiat dari ilmu kesaktian ini yakniseseorang yang diniatkan (ditargetkan)akan selalu mengingat dan mencari(mengenang) si pembaca mantra tersebut.Bahkan jiwa si gadis misalnya, tidak akanmerasa tenang dan seolah nyawa akanhilang jika tidak (segera) bertemu dengansi pembaca mantra. Meskipun yangmempraktek-kan umumnya adalah kaumlaki-laki, namun tidak jarang ada pula darikaum hawa yang melakukan untuk tujuanyang sama.

b. Pasang ri Anging, yakni pengetahuan yangberfungsi untuk membuat si gadis ataukekasih (tak terkecuali bukan kekasih)dapat mengingat atau mengenang diri sipembaca mantra. Mantra ini dibaca saatangin berhembus ke arah timur denganpengharapan agar maksudnya (pesan) sipengirim dapat disampaikan ataudiwakilkan pada angin tadi. Khasiatnya,yakni setiap angin berhembus dan daunbergoyang maka si gadis selalu

N u s a S e l a y a r | 42

Page 43: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

menyangka (mengira) bahwa si dia telahdatang (padahal tidak) walaupun itu hanyahalusinasi saja.

c. Pakkeru’ yakni pengetahuan tentangkesaktian yang berfungsi untuk memanggilsecara ghaib yang dilakukan olehseseorang (biasanya sanro) ataspermintaan orang lain dengan tujuan-tujuan tertentu. Kesaktian ini digunakanuntuk memanggil secara “paksa” orangyang pergi (merantau) dan tidak kembalipadahal dikehendaki oleh keluarganya.

d. Kabura’neang, yakni ilmu pengetahuantentang keperkasaan atau keberanian. Bagimereka yang menguasai ilmu ini, mampumenaklukkan lawannya tanpa sedikit punmelakukan perlawanan (dapat memukulorang lain tanpa mampu melawan). Selainitu, ia juga mampu menentukan lawandapat dipukul atau tidak dengan melihatposisi tubuh terutama bahu dan kepalaorang lain. Bahkan ia dapat menentukanwaktu-waktu tertentu (jam sekian) dalamsatu hari yang dapat digunakannya untukmelengkapi keberaniannya. Karena itu,mereka yang mempercayai hal ini selalumemastikan bahwa siapapun yangdipukulnya tidak akan mampu melawan.

N u s a S e l a y a r | 43

Page 44: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

e. Kaka’balang, yakni ilmu kekebalan (bagiandari kabura’neang) yang dimiliki olehseseorang untuk melindungi diri daribahaya. Ada beberapa jenis kekebalanyang dimiliki oleh orang Selayar yaknikebal terhadap besi (gele lakanre bassi),kebal terhadap duri (gele lati’jo’ katinting),kebal terhadap gigi binatang (gele lakanregigi pute), dan jenis kekebalan lainnya.Kamampuan atau kesaktian seperti inibiasanya dimiliki oleh orang-orang yanggemar mengembara menguji kesaktiandari kampung ke kampung. Dalam bahasaSelayar pengembara ini dikenal denganistilah pasolle yang pekerjaannya adalahgemar menguji kesaktiannya (keberanian)dengan mengunjungi berbagai kampung.Modusnya beragam mulai dari cara-caralunak (santun) dengan mengajak orang lainyang juga menganggap dirinya hebatuntuk bertarung, hingga tindak kurangterpuji dengan cara membuat keributan(persoalan) sehingga orang-orang yangmenganggap dirinya jago tersinggung.Selain itu, ada pula yang dikenal denganistilah palampa sala yakni mereka yangbiasanya jahat dan mengadakanpengembaraan pada saat musim paceklik(kemarau). Tidak mereka mencuri atau

N u s a S e l a y a r | 44

Page 45: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

merampas barang-barang milik penduduk,termasuk binatang ternak. Bahkanberdasarkan cerita rakyat bahwa parapalampa sala ini juga memiliki banyak ilmukesaktian termasuk di antaranya bisamencuri kerbau atau kambing denganmemasukkannya ke dalam kantong bajuatau dibungkus dengan kain sarung lalu iaterbang dan setelah tiba pada tempat yangdianggap aman barulah binatangcuriannya itu dikeluarkan dan kembalimenjadi besar (setelah sebelumyamengecil dalam kantong baju) sepertilayaknya binatang. Cerita menarik lainnyadari pasolle tadi, yakni mereka yangmemiliki kekebalan harus (wajib) iamendapat tikaman (tusukan) besi dalamwaktu yang ditentukan. Maksudnya, bahwasetelah beberapa saat misalnya kulitnyatidak pernah disentuh oleh bassi (besi,senjata tajam), maka akan gatal dan rusakatau berkerut semacam ada penyakit.Karena itu, ia berpesan kepada orang lainbahwa jika suatu saat dirinya ditemukansedang berjalan sendiri, maka tikam atautombaklah. Meskipun demikian, hanyaorang-orang tertentu (yang dikenalnya)yang melakukan seperti ini, karena jika

N u s a S e l a y a r | 45

Page 46: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

tidak maka tentu saja berbahaya sebab iaakan melakukan perlawanan.

f. Kanak-anakan, yakni pengetahuan tentanghal-hal yang berkaitan dengan hubungansuami istri dan cara merawat anak. Merekayang menekuni ilmu ini, mengetahui caramerawat istri yang sangat ditentukan olehsentuhan pertama saat awal mulaberhubungan (pasca nikah). Kerena itu,diyakini bahwa istri-istri mereka akan tetapawet jika hal ini dipraktekkan denganbenar. Selain itu, dari rangkaian hubungansexual suami-istri ini juga terdapat ilmuyang berhubungan dengan kemudahan istrisaat melahirkan.

g. Pakkaraha atau pakko’bi, yaknipengetahuan yang berhubungan dengantata cara menyentuh perempuan denganpengharapan tidak menolak atau berontak.Menurut mereka yang mempercayaipengetahuan ini, selalu yakin bahwamenyentuh bagian tubuh perempuansecara tepat (berdasarkan hitungan hari),dipastikan tidak akan terjadi penolakan.Karena itu, ada 7 (tujuh) bagian tubuhwanita yang dapat disentuh dandisesuaikan dengan hari tertentu pulasehingga kita tidak akan tertolak

N u s a S e l a y a r | 46

Page 47: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

(tergantung pada sentuhan pertama).Selan itu, ada di antara mereka yang justrutidak menggunakan waktu (yangdisesuaikan dengan hari tertentu), akantetapi dapat dilakukan dengan bantuanmantra sehingga kapan pun dapatberlaku.26

h. To’ro Mata, yakni pengetahuan tentangcara menggaet wanita denganmengandalkan kekuatan mata. Kategoriilmu kesaktian ini menggunakan mantra,sehingga siapun yang mentapnya akantertarik padanya.

i. Panrampa’ Nafasu, yakni pengetahuanyang berfungsi untuk meredam hawa nafsuatau amarah orang lain yang dianggapdapat membahayakan dirinya. Kesaktianyang juga akrab disebut pamopo pidu ini,berkhasiat mampu menjaga diri dari murkaatau amukan orang lain.

j. Attalo-talo, pengetahuan tentang caramenunda turunnya hujan karena sesuatuhal seperti pada acara pernikahan danacara penting lainnya. Prosesi dan syaratserta kelengkapan pelaksanaan attalo-taloini bermacam-macam berdasarkan warisantradisi dan keyakinan orang Selayar. Ada diantara mereka yang melakukan dengan

N u s a S e l a y a r | 47

Page 48: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

menggunakan alat dari batu (batu asah)yang dimasukkan ke dalam panci berisi airlalu direbus di atas bara api hingga waktuyang ditentukan (sepanjang pelaksanaanacara atau hajatan yang tidak diharapkanturun hujan). Selain itu, ada pula yangmenggunakan celana dalam wanita laludigantung (dipanggang) di atas api(biasanya di dapur).

k. Pattahara, mantra dengan berbagai jenisberdasarkan kegunaannya yang digunakanuntuk mengobati orang-orang sakit.Beberapa jenisnya dapat dikemukakanyakni: (1) pattahara puru, yakni mantrauntuk menyembuhkan segala penyakitpada tubuh seperti baik luka dalammaupun luar tubuh termasuk cacar (purubangngo), bisul (sakka), sakit mata,telinga, dan lain-lain; (2) pattahara pa’risi(penawar sakit) sperti sakit perut, kepala,pinggang, pegal/ngilu, dan lain-lain; (3)kinta’ rara, sejenis mantra untukmenahan/menghentikan darah saatseseorang terluka karena benda tajam; (4)pattahara bobboro api, sejenis mantrayang diperuntukkan untuk menyembuhkanluka yang diakibatkan oleh terbakar apiatau tersengat benda panas.

N u s a S e l a y a r | 48

Page 49: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Beberapa jenis pangissengang yangdiuraikan tersebut, hanya merupakansebagian kecil dari setumpuk ilmu kesaktianyang dimiliki oleh orang Selayar. Karena itu,masih terbuka ruang-ruang ekspresi kulturalyang sangat luas untuk kajian lebih elaboratiflagi mengenai salah satu warisan budayasuku Ghele ini.

e. Kapalli’ (Pemali)

Salah satu produk budaya atau warisannilai tradisional masyarakat Selayar yangmenarik dikemukakan adalah pesan kulturalbernama kapalli’. Pesan kultural inimerupakan salah satu institusi sekaligussistem sosial yang memiliki nilai penting bagimasyarakat penghuni Tanadaoang.27 Dalambahasa Indonesia, kapalli’ sepadan denganistilah pantang atau larangan. Meskipundemikian, makna kultural yang dikandungnyatidaklah sesempit dan sesederhanasebagaimana telah ditafsirkan secara keliruoleh sebagian orang. Bila menggunakananalisis fungsional, maka kapalli’ dapatdilihat dari aspek tujuan atau alat (strategikebudayaan), dan aspek normatif (sosialkontrol).

N u s a S e l a y a r | 49

Page 50: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Beberapa contoh yang tergolong kapalli’yakni assalla (menghina orang lain), anjai’bangngi (menjahit pada malam hari),akkelong ri pappalluang (bernyanyi di dapur),attolong di baba’ang (duduk di pintu),appattolongi lungang (menduduki bantal),tinro sa’ra’ allo (tidur menjelang magrib),bonting sampu’ sikali (kawin dengan sepupusatu kali), dan masih banyak lagi yang lain.

Kondisi sosial-budaya masyarakat Selayardari masa ke masa, pada prinsipnyamerupakan bagian integral yang takterpisahkan secara parsial sebagai suatudinamika. Karena itu, upaya menemukenalikapalli’ sebagai institusi sekaligus sistemsosial dalam masyarakat Selayar, merupakanbagian dari sebuah tanggung jawab kulturaldi era modern. Selain itu, pengungkapansecara deskriptif-analisis tentang salah satuidentitas bangsa ini akan membantu prosespenyadaran kita bahwa menghadirkankearifan-kearifan lokal atau local genius ditengah arus evolusi modernitas yangmemperkeruh otentitas budaya kita mutlakdilakukan.

Keberadaaan kapalli’ (pantangan) sebagaisuatu institusi sekaligus sistem sosialmempunyai fungsi untuk mengatur

N u s a S e l a y a r | 50

Page 51: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

(mengontrol) dan menentukan perilakumaupun kecenderungan setiap individudalam menjalankan aktivitas kehidupan. Halini dapat terjadi karena proses pemaknaanterhadap nilai pesan kultural tersebut, telahberlangsung dalam interval waktu yangrelatif lama, sehingga tindakan sosial yangtelah terpola itu menjadi sebuah sistem sosialyang diyakini bersama (kolektif). Selain itu,adanya persamaan kepercayaan, identifikasi,dan asal-usul, sehingga nilai kapalli’ dapatterintegrasi dalam suatu kelompok.28

Hubungannya tindakan sosial, makaKapalli’ sebagai pesan kultural dalammasyarakat Selayar sekaligus institusi sosial,dalam konteks ini dipahami sebagai fungsikontrol terhadap tindakan individu. Haltercermin melalui larangan menghina oranglain termasuk yang miskin ataumenertawakan orang cacat fisik, seperti padaungkapan: ”gele kulle assalla, kapalli’i”(tindak boleh menghina orang lain, pemaliatau pantang). Maksud yang terkandungdalam pesan kultural ini, yakni ajaran leluhuryang tidak dibenarkan tindakan menghinaorang lain karena boleh jadi dalamkepercayaan mereka akan ada balasan yanglebih dari itu. Mungkin ini terjadi secara tidak

N u s a S e l a y a r | 51

Page 52: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

langsung, akan tetapi terbukti pada anak(keturunan) atau cucu yang mengalami nasibserupa.29

Implikasi sosial dari pemaknaan terhadappesan leluhur yang melarang menghina ataumenertawa-kan orang lain tersebut, yaknimenimbulkan rasa takut bagi mereka untukmelanggarnya dengan pertimbangan bahwaakan berdampak negatif terhadapkeluarganya termasuk keturunan ataupuncucunya. Kapalli’ sebagai suatu sistem sosialbagi masyarakat Selayar, dari aspek kognitifmerupakan pengetahuan yang harusdiwariskan kepada generasi. Demikian puladari segi apresiasifnya, berhubungan denganbagaimana seseorang mengamalkanberdasarkan pemahamannya terhadapmakna pesan tersebut. Bahkan pesan kulturalini dari dimensi moral berfungsi sebagaisosial kontrol dan pengawal tradisi danbudaya masyarakat.

Betapa tidak, pemaknaan terhadap pesantersebut, dapat berfungsi sebagai alat kontrolbagi seseorang untuk menentukan sikap dantindakannya apakah masih relevan denganstandar moral dan aspek normatif yang ada.Sebagai contoh larangan assalla (menghinaorang lain), akan dihindari oleh seseorang

N u s a S e l a y a r | 52

Page 53: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

sedapat mungkin karena takut akan ancamanbahwa suatu saat akan ada balasan yangberdampak pada keturunan (anak) maupuncucunya.

Contoh lainnya dapat kita cermati padalarangan anjai’ bangngi (menjahit padamalam hari), akkelong ri pappalluang(bernyanyi di dapur), attolong di baba’ang(duduk di pintu), appattolongi lungang(menduduki bantal), tinro sa’ra’ allo (tidurmenjelang magrib), bonting sampu’ sikali(kawin dengan sepupu satu kali), a’hali-hali(membantah), dan masih banyak lagi yanglain.30

Berbagai larangan tersebut, masing-masing memiliki makna dan pelanggaranatau penging-karan atas pesan itu dapatberakibat vatal bagi kehidupan seseorang.Contoh paling jelas tampak pada larangankawin dengan sepupu satu kali atau dua kali,dalam pandangan mereka (yangmempercayai) akan mengakibatkanketurunannya idiot (bodoh). Karena itu, jikatidak terpaksa maka hal ini dihindari sedapatmungkin dengan pertimbangan resiko tadi.

f. Menghormati Roh

N u s a S e l a y a r | 53

Page 54: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Saya masih ingat dan sempatmenyaksikan bahwa hingga era 1980-an(mungkin juga masih ada di era 1990-an),masyarakat di Selayar masih memercayaiakan kehadiran kembali di alam dunia rohkeluarga yang telah meninggal. Bahkan tidakjarang “mengganggu” anggota keluarga danbiasanya ditandai oleh penyakit demam(panas) yang dialami oleh seseorang.Anggota keluarga yang terkena penyakitdemam aneh ini, disebut lagorai tau mate(disapa/diganggu oleh orang yang telahmeninggal). Untuk itu, penyakit demamseperti ini hanya dapat disembuhkan olehseorang yang memiliki keahlian khusus.Dengan demikian, untuk menghindaridatangnya kembali roh keluarga yang telahmeninggal, maka biasanya saat pemakamansetiap ada yang meninggal dilakukan ritualpenyerahan (penyertaan) tau-tau atauboneka yang terbuat dari tala (daun lontar)sebanyak jumlah anggota keluarga ataubiasanya sejumlah anak-anak saja dalamrumah.

Menurut kepercayaan masyarakat lokal,tau-tau tersebut merupakan penggantianggota keluarga yang akan menemanimayat di alam kubur sehingga rohnya tidak

N u s a S e l a y a r | 54

Page 55: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

akan kembali ke rumah. Pun jika salah satupasangan yang meninggal (istri/suami) harusmenyertakan tau-tau dalam prosespemakaman dengan maksud dan tujuan yangsama.

Kebiasaan lain untuk menghormatianggota keluarga yang telah meniggal diMasyarakat Selayar, yakni memberi makanroh yang dikenal dengan istilah ngatang. Halini dilakukan dengan cara menyiapkanmakanan tertentu yang menjadi kesukaan(makanan favorit) almarhum atau almarhumasaat masih hidup di tempat tertentu.Biasanya sesajen ini diletakkan di sekitaratau dekat tiang yang berada di ruangmakan. Setelah didiamkan beberapa saatlamanya dan dianggap si roh telah memakansesajen tersebut, maka makanan yangdimaksud bisa disantap oleh anggotakeluarga kecuali dari anak-anak yang dilarang.

4. Bahasa dan Kesenian (Karya Sastra)

Bahasa yang digunakan oleh MasyarakatSelayar (di Selayar daratan dan kepulauan),sebanyak 6 (enam) jenis, yakni: (1) BahasaSelayar umum yang merupakan rumpun

N u s a S e l a y a r | 55

Page 56: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Bahasa Makassar berdialek Konjo; (2) BahasaBugis yang digunakan oleh sebagianmasyarakat di Pulau Jampea, Rajuni,sebagian Lambego, dan Pasi Tallu; (3) BahasaBajo yang digunakan oleh para penghunipesisir dan ujung pulau-pulau diPasimasunggu atau Benteng Jampea; (4)Bahasa Laiyolo digunakan oleh sebagianpenduduk Laiyolo; (5) Bahasa Barang-barangyang digunakan oleh penduduk Desa Lowa;(6) Bahasa Bonerate digunakan olehsebagian besar penduduk Pasimarannuseperti: Pulau Bonerate, Pulau Karumpa,Pulau Kalahu Toa, dan bahkan hingga pulauMadu yang berdekatan dengan Maumere.31

Sumber lain menjelaskan bahwa selainbahasa Selayar sendiri, terdapat beberapabahasa yang dipergunakan oleh pendudukantara lain: (1) Bahasa Laiyolo, yakni bahasayang digunakan oleh penduduk Desa Laiyolo(terletak di sebelah Selatan Selayar); (2)Bahasa Barang-barang, yakni bahasa yangdigunakan oleh penduduk Desa Barang-barang (terletak di ujung selatan PulauSelayar); (3) Bahasa Bajo atau Turijenne,yakni bahasa yang khusus digunakan olehpenduduk Bajo atau Turijenne yang sumbermata pencaharian mereka dari hasil laut

N u s a S e l a y a r | 56

Page 57: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

semata; (4) Bahasa Bonerate, yakni bahasayang digunakan oleh penduduk Bonerate(terletak di sebelah tenggara Pulau Selayar);dan (5) Bahasa Lambego, yakni bahasa inikhusus digunakan oleh penduduk PulauLambego sendiri.32

Beberapa bahasa yang digunakan secarasendiri-sendiri pada masing-masing tempattersebut, bukan berarti bahwa mereka tidakmenguasai bahasa Selayar. Sebaliknya,kedudukan Bahasa Selayar merupakan“bahasa persatuan” bagi penduduk yangberdomisili di Bumi Tanadoang maupun yangberada di perantauan.

Dari penggunaan bahasa, ada hal menarikdiungkap yakni mengenai tingginyapersentase kemiripan antara Bahasa Wotudengan Bahasa Walio (di Buton) serta BahasaLaiyolo (di Selayar). Hal ini diakui sendiri olehOrang Wotu bahwa mereka memilikihubungan erat dengan Selayar dan Buton.33

Data ini menguatkan dugaan mengenaiadanya hubungan geneologis antara orangLuwu dan Selayar,34 apalagi gelar raja-raja dibumi Tanadoang ini menggunakan istilah opu(juga beberapa di antaranya menggunakanistilah karaeng).

N u s a S e l a y a r | 57

Page 58: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Selain bahasa, kesenian juga merupakanhal yang penting dikemukakan, mengingatbahwa ia adalah warisan budaya bangsa ataulebih spesifik adalah produk budaya lokal(setempat) milik masyarakat tertentu, yangmerupakan bagian integral dari perjalanansejarah masyarakat bersangkutan. Karenaitu, upaya mengenal lebih jauh mengenaikarakteristik masyarakat, maka juga perludiungkap beberapa warisan kesenian yangdimiliki.

1. Batti-batti yakni kesenian daerah yangyang biasanya digelar oleh kaummuda-mudi (tak terkecuali kaum tua)dengan cara berpantun danberbalasan. Alat musik yang digunakanuntuk mengiringi, yakni rebana dangambus. Pagelaran kesenian ini,biasanya ditemukan pada saat acaraperkawinan atau pesta rakyat.

2. Pa’palari atau abbaiang yakni sejenispermainan rakyat yang dilakukanseorang pria dengan menunggangikuda dan membonceng seorang gadis.

3. Rambang-rambang yakni keseniantradisi-onal daerah Selayar yang seringdiper-tunjukkan pada pesta dan acaraadat lainnya, serta untuk menyambut

N u s a S e l a y a r | 58

Page 59: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

tamu yang berkunjung ke daerah ini.Alat musik yang digunakan untukmengiringi kesenian ini adalah viol,rebana, dan botol, yang dimainkan olehbeberapa orang serta penyanyi yangterdiri dari pria dan wanita. Syair yangdinyanyikan berupa syair percintaandan kebersamaan dalam masyarakat,dilantunkan dalam bahasa Selayar.

4. Tari Pahruppai yakni tarian yangdibawakan untuk menyambut danmenghormati tamu-tamu agung yangdatang ke daerah Selayar. Tarian yangdimainkan oleh tujuh orang inimelukiskan kerendahan hati dankeseder-hanaan masyarakat Selayardalam kehidupan sehari-hari.

5. Tari Pakarena Ballabulo yakni tarianyang dimainkan sebagai hiburan danpenghor-matan kepada pemerintah.Biasanya dipertunjukkan dalam pestaatau upacara adat. Penarinya terdiridari lima orang wanita yang memegangkipas dan tiga orang pria sebagaipengiring yang memainkan alat musikgendang dan gong.

N u s a S e l a y a r | 59

Page 60: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

6. Tari Pangaru yakni salah satu tariantradisional Selayar yang berasal dariDesa Bonea, Kecamatan Pasimarannu.

7. Tarian Pattoja yakni tarian yang meng-gambarkan aktifitas petani di ladangatau di sawah. Gerakan dalam tarianPattoja berturut-turut adalah anruru,(gerakan seperti membersihkansampah yang ber-tebaran di ladang),dan a’rahu’ (menggarap tanah denganalat pertanian sederhana). Semuapekerjaan digambarkan berjalandengan lancar berkat gotong-royongseluruh masyarakat sebagai suatukebiasaan yang turun-temurun(a’rera’). Laki-laki bertugas membuatlubang menggunakan alat pattoja’,diikuti oleh kaum wanita yang bekerjamenaburkan benih. Tarian inidibawakan oleh empat orang pria danempat orang wanita dengan iringanmusik dan lagu khas Selayar.35

Selain itu, masyarakat Selayar jugamengenal beberapa jenis kesenian lainnyayang termasuk kategori jenis nyayian sebagaiberikut:

1. Didek, yakni sejenis lagu yang syairnyamenyerupai pantun dengan ragam

N u s a S e l a y a r | 60

Page 61: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

makna yang dimiliki. Tidak banyakberbeda dengan batti-batti yangdigunakan sebagai media untukberkenalan bagi muda-mudi, Didekjuga biasanya dipakai untuk katapembuka sebuah proses perkenalandengan kategori syair lagu yangmenyindir untuk mendapat simpatiatau perhatian (umumnya dimulai olehkaum lelaki).

2. Pua-Pua Dede, yakni sejenis lagu yangbiasanya diperuntukkan sebagai alatmenghibur bayi atau bocah dengancara menaikkan si bocah ke atas keduakaki kita yang dalam posisi tubuhberbaring sehingga kedua ujung kakimenyangga pantat sang bocah yangduduk dengan gaya menunggang.Adapun syairnya:

pua-pua dede

ante’e mae ando

mange ngalle je’ne’

je’ne’ lalakura

la paasa berang

berang lalkura

N u s a S e l a y a r | 61

Page 62: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

la pata’bang bulo

bulo lalakura

la pasuppi taju’

taju’ lalakura

la laerang naik ri sapo lahe

tanpa donti-donti

tanpa kio-kioe

Nyanyian ini biasanya dilantunkan olehayah atau kakak sang bayi, yang biasanyarewel menunggu ibunya yang sedangbepergian atau sibuk di dapur.

Pua dede = nenek, kakek, buyut

Ando = nenek

Je’ne’ = air

Berang = parang

Bulo = sejenis bamboo

Taju’ = bunga, kembang

Sapo’ = rumah

Lohe = banyak

3. Bulang-bulang Keke’, yakni jenis nyanyianyang juga sering digunakan untukmenghibur bocah. Selain itu, syair lagu

N u s a S e l a y a r | 62

Page 63: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

yang di penghujungnya banyakmenggunakan hurup ”R” berfungsisebagai media untuk melatih penyebutanhurup. Adapun syairnya sebagai berikut:

bulang-bulang keke

ako sampa anrai

surampako kassi

kassi manompi

toli-toli jaha

kareta utang

lappa-lappa biadang

biadang boddong

boddong kasusu

kasusu parring

parring ma’rete-rete

Syair lagu ini memuat cerita tentangseseorang yang berharap pada rembulanagar tetap memancarkan sinarnya di ufukbarat. Barulah bulan kemudian diharapkanmemancar di ufuk timur saat burungbernama kassi berkicau.

Bulang = bulan

N u s a S e l a y a r | 63

Page 64: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Kassi’ = sejenis burung

Bo’dong = bundar, purnama

Kasusu = ujung

Parring = bambu

Selain itu, ada pula ungkapan/kalimatyang pengucapannya banyak menggunakanhurup “R” sehingga dianggap sebagai bagiandari latihan pengucapan terutama bagi anak-anak yang belajar berbicara. Adapunungkapan yang dimaksud adalah sebagaiberikut: “Pararang annrenreng tulu’ ranranglampanrai’ ri tamparang timoro’na” (seekorbiawak berjalan sambil menarik seutas talimenuju ke pantai/laut timur Selayar).

Pararang = biawak

Anrenreng = menarik

Tulu’ ranrang = sejenis tali

Lampa anrai’ = menuju ke arah timur

Tamparang = laut

Timoro’ = timur

Dalam bidang sastra, masyarakat Selayarjuga mengenal beberapa jenis karya, antaralain sebagai berikut:

N u s a S e l a y a r | 64

Page 65: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

1. Habaru, sejenis karya sastra berbahasaMakassar yang menggunakan hurupArab. Naskah yang kerap dibacamenyerupai orang mengaji ini, berisitentang kisah asal-usul kejadianmanusia, kehidupan di permukaanbumi, kehidupan di alam kubur, hidupsesudah mati termasuk jenis-jenissiksaan di hari kemudian, dan lain-lain.Karena itu, dahulu naskah Habaru inidibaca oleh beberapa orang saat adamusibah kematian, sehinggapenghayatan atas isi naskah berfungsimenjadi nasihat atau peringatankepada manusia. Untuk membacanaskah, dituntut keahlian dankepiawaian tersendiri sehinggapelantun yang profesional mampumembuat orang betahmendengarkannya.

2. Sinrilik, yakni karya sastra yangbercerita tentang sepak terjangseorang tokoh. Khusus di Selayar,masyarakat mengenal sinrilik36 yangbercerita tentang kisah karaeng diTanete. Ia memiliki beberapa gelarantara lain: Bulaenna Parangia,Parammatana Muntea, Intanna Tonjo,Jamarrokna Kasabumbung, CindenaRakra, Pattolana Tanatowa, Saulu’naBonelohe, Manikanna Butta Barro,

N u s a S e l a y a r | 65

Page 66: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Tokeng leppana Tokeng Sibatuna Barro,Pujina Barang-baranna Tanete,Palecena Kompania, Tunirannuanga riGowa, Nipatappaka ri Luhu, saatberperangnya raja Seram RacunnaPuapuaya Panglima Tubelo.37

3. Lontara Gantarang, yakni karya sastrabertuliskan hurup Arab yang memuattentang riwayat pengislaman diGantarang. Selain itu, dalam naskah inijuga diceritakan mengenai petualanganDatu Ri Bandang yang telahmengislamkan Buton, Selayar, Tallo,dan Gowa. Bahkan naskah lontara inimenjelaskan bahwa Selayar lebih awalIslam daripada Gowa dan Tallo.38

C. Posisi Geografis dan Struktur Spasial

1. Posisi Geografis

Selayar sebagai salah satu kabupaten“maritim”39 di Sulawesi Selatan, secarageografis dikelilingi oleh lautan yangmerupakan simpul lalu-lintas perhubunganlaut antara Selat Makassar di sebelah barat,teluk Bone di sebelah utara serta laut Floresdi sebelah timur dan selatan. Wilayahkepulauan dengan panjang garis pantai 670km serta pulau besar dan kecil sekitar 126

N u s a S e l a y a r | 66

Page 67: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

pulau, perairan Selayar juga tergolongdaerah up willing.40 Sebagai ciri khas wilayahpesisir pantai, terdapat berbagai jenisekosistem yang di dalamnya hidup beranekaragam biota laut ekonomis penting sepertiikan, udang, teripang dan rumput laut.41

Sumber lainnya menjelaskan bahwaSelayar adalah salah satu dari pulau-pulaukecil yang berdekatan dengan Sulawesi, yangmerupakan pulau terbesar keempat dikepulauan Indonesia. Tanjung utara Selayaryang dipisahkan (atau dihubungkan dalamparadigma maritim, pen) oleh semenanjungselatan-barat Sulawesi oleh Selat Selayaryang luasnya kurang lebih sekitar enam belaskilometer. Selayar sendiri membentang keselatan dengan panjang lebih dari 80,4kilometer, lebar maksimum hanya 13,2kilometer.42

Keaneka-ragaraman hayati dan ekosistempesisir pantai yang dimiliki, dapatdimanfaatkan oleh masyarakat di pulau iniuntuk peningkatan kesejahteraan hidup baikberfungsi sebagai sumber bahan makanan,bahan baku industri, maupun berbagaikeperluan hidup lainnya. Namun, realitasmenunjukkan bahwa potensi sumberdayalaut Selayar yang diperkirakan sebesar

N u s a S e l a y a r | 67

Page 68: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

168.780 ton per tahun, belum dikelola secaraoptimal.43

Letak wilayah Selayar secara astronomisberada antara 5042’–7035’ Lintang Selatan(LS) dan 120015’–122030’ Bujur Timur (BT).Letak geografisnya berbatasan denganwilayah pemerintah daerah kabupatenBulukumba di sebelah utara, Laut Flores disebelah timur. Laut Flores dan Selat Makassarsebelah barat dan Propinsi Nusa TenggaraTimur di sebelah selatan. Wilayah kabupatenberciri “maritim” ini terdiri atas 12 pulaubesar dan sebanyak 112 pulau kecil. Pulaubesar di antaranya terdiri atas: Selayar,Bahuluang Tambolongan, Polassi, Pasi,Kayuadi, Tanah Jampea, Tana Malala, Bembe,Lambego, Bonerate, dan Kalaotoa. Gugusanpulau-pulau kecil antara lain: Malimbu,Guang, Latondu Besar, Latondu Kecil, TarupaBesar, Tarupa Kecil, Belang-Belang,Lantingiang, Jinato, Bungi Kamase, PasitalluBau, Pasitallu Tangga, Pasitallu Raja, TambunaCaddi, Tambuna Lompo, Ampallasa,Bunginbit, Kalu Batang, Kauna, Nambolaki,Tanga, Sirange, Ketela, Nona, Bangge,Janggut, Batu, Tetarang, Madu dan beberapapulau kecil lainnya.44

N u s a S e l a y a r | 68

Page 69: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Sebagai kabupaten yang memiliki wilayahadministatif sangat luas serta penduduk yangtersebar di berbagai pulau, maka kajiansecara komprehensif terhadapnya sangatsulit untuk dilakukan. Karena itu, denganbeberapa alasan kajian ini hanya dibatasipada deskripsi sekitar orang Selayar daratanyang juga banyak bermukim di sepanjangpantai dari pelabuhan Pamatata (di sebelahutara) hingga Appatana (di sebelah selatan)serta pantai timur. Batasan spasial inimemang harus diakui tidak mengcoversecara representatif masyarakat Selayarsecara keseluruhan terutama yang mendiamiwilayah kepulauan. Akan tetapi, Selayardalam bahasan buku ini juga sesekalimengkaji masyarakat di Selayar Kepulauan.

2. Struktur Spasial (Tanah dan Pantai)

Bila ditelusuri bentuk tanah di kabupatenini mulai dari arah utara hingga selatan dandari barat menuju timur (KabupatenKepualauan Selayar daratan), kelihatannyasangat bervariasi. Separoh wilayah bagianutara dan barat tanahnya terdiri atascampuran bebatuan (batu karang), sehinggahanya jenis tanaman tertentu saja yangdapat tumbuh. Separoh bagian Selatanhingga ke arah Timur dan Barat tanahnya

N u s a S e l a y a r | 69

Page 70: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

sedikit subur serta cocok untuk tanamanpalawija. Meski begitu, hamparan bebatuandalam tanah juga tetap menjadi campurantanah pertanian.45

Kondisi tanah di Selayar memilikikesamaan dengan beberapa tempat diSulawesi Selatan. Kondisi yang dimaksudyakni pada daerah pegunungan, tanahnyamengandung tanah vulkanis. Sementara itu,di lereng pegunungan terdapat dataranrendah aluvium (lempung pasir halus) yangbanyak mengandung lumpur dan batuankapur yang menambah kesuburan tanah.Jenis tanah seperti ini, sangat cocok untukditumbuhi tanaan kelapa. Artinya bahwaendapan tanah vulkanis kemudianmenghasilkan endapan aluvium di sepanjangsungai yang membentuk delta-delta. Selaindi Selayar, beberapa tempat seperti di pesisirtanah Mandar, Palopo, Bulukumba, danBonthain.46

Tanah, materi penyusun permukaan bumiyang terbentuk dari hasil pelapukan batuan,tersusun dari mineral dan bahan organik,serta menjadi media pertumbuhan tanaman.Unit medan dan tekstur tanah di Selayarberdasarkan daerahnya adalah:

Tabel 1.1. Unit Medan dan Testur Tanah di Selayar

No Nama Daerah Luas

(Ha)

Unit Medan TeksturTanah

N u s a S e l a y a r | 70

Page 71: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

1 Bontosunggu, Padang, Benteng

606 Kipas AlluvialLiat

2 Benteng, Parak, Buki, Bungaya

883 Dataran Pantai

LempungLiatBerpasir

3 Bontomarannu 132 Rawa PasangSurut

Liat

4 Tanete, Batangmata, Buki Bungaya

4633 Lereng Belakang

Liat

5 Parak, Benteng, Bontomarannu

18641 Lereng Depan

LempungBerliat

6 Parahiangan, Laiyolo, Lowa, Barang-Barang, Appatana

11251 Batu Kapur (Karstic Denudasional Hill)

LempungBerpasir

7 Bontobaloe, Parahiangan

232 Batu Kapur (Karstic Denudasional Hill)

LempungBerpasir

8 Bontorannu 188 Batu Kapur (Karstic Denudasional Hill)

LempungBerpasir

9 Bontorannu, Balampang

66 Batu Kapur (Karstic Denudasional Hill)

LempungBerpasir

10 Parak 276 Batu Kapur (Karstic Denudasional Hill)

LempungBerpasir

11 Parahiangan, Bontosunggu

66 Dataran Berombak-Bergelombang pada

Lempung

N u s a S e l a y a r | 71

Page 72: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Batuan Sedimen Laut

12 Laiyolo 99 Dataran Berombak-Bergelombang pada Batuan Pasir

Lempung

13 Baringan 552 Dataran Berombak-Bergelombang pada Batuan Pasir

Lempung

14 Laiyolo, Parahiangan

6379 Perbukitan Bergelombang pada Batuan Sedimen Laut

LempungBerliat

15 Batangmata, Buki, Barugaya, Parak

6397 Perbukitan Bergelombang pada Batu Pasir

Liat

16 Parahiangan, Laiyolo

133456 Perbukitan pada Batuan Sedimen Laut dan Batu Pasir

LempungBerliat

17 Tanete, Batangmata, Buki

4743 Perbukitan pada Batuan Batu Pasir

LempungBerpasir

18 Parak, Barugaya,Parahiangan

6067 Pegunungan pada Batuan Gunung Api

Liat

19 Parak 132 Infilled ValleyLiatBerpasir

N u s a S e l a y a r | 72

Page 73: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Sumber: Andi Muhammad Said, dkk (ed).Directory of Cultural Tourism PotencySelayar Island South Sulawesi Indonesia,2007).

Dilihat dari bentuk pantainya, meskipunwilayah Selayar terdiri atas bukit dan gunungakan tetapi di kawasan pantainya tidak terdiriatas dataran tinggi yang sulit didaki.Sebaliknya, tanah rata sehingga dari segibentuknya memungkinkan sebagai tempatpendaratan yang sangat strategis dalamberbagai keperluan.

Entah disebabkan oleh faktor mentalitaspekerja kebun47 (pajama koko) ataukurangnya pengetahuan tentang pentingnyalaut sebagai penunjang ekonomi, yang pastibahwa dominasi lingkungan bukan parameterutama dalam menentukan kecenderungan.Kondisi seperti ini, memang menyedorkanparadigma terbalik dari teori Mahan.Beberapa penduduk yang bermukim didaerah yang tanahnya tidak cocok untukpertanian justru tinggal di kawasan pantaibekerja sebagai pandai besi, tukang kayu,tukang batu, kerajinan tangan, dan lain-lain.Sungguh merupakan kondisi ironis, karenaprospek usaha pertanian tidak menjanjikandan kondisi pantai memungkinkan ke laut,akan tetapi justru bukan sebuah motivasi.

Mengenai kondisi Selayar, Heersink jugasempat menggambarkan daerah ini sebagai

N u s a S e l a y a r | 73

Page 74: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

tipikal area tersubordinasi dan sejarahnyayang memberikan banyak karakteristiksehingga disebut dengan pulau lepas pantaidi Nusantara. Letaknya berdekatan denganbanyak wilayah yang luasnya lebih besarseperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, danSulawesi, serta zona maritim marjinal lainnyadi Indonesia. Salah satu hal yang kerapdihubungkan dengan perkembanganmasyarakat Selayar yang disebutkanHeersink yakni sistem agrikultur yangburuk.48 Kiranya inilah salah satu penyebaborang-orang Selayar memilih meninggalkantanah leluhur dan mencari nafkah di daerahlainnya.

D. Jejak Sejarah dan Warisan Masa

Lampau

1. Nekara Perunggu

Nekara Perunggu sebagai peninggalankebu-dayaan Dongson46 dan kemudiandiadopsi menjadi benda keramat (terutamadalam acara ritual) oleh masyarakat Selayarsecara historis menarik ditelusurikeberadaannya. Hal ini didasarkan ataspertimbangan bahwa keberadaan bendapenting tersebut, tentu saja tidak dapatdipisahkan dengan kemungkinan adanya

N u s a S e l a y a r | 74

Page 75: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

hubungan penting antara kedua pendukungkebudayaan tersebut.

Dalam istilah lain, bahwa sesungguhnyaada sebuah momen atau peristiwa penting dibalik keberadaan benda yang telah dianggapsebagai pusaka leluhur Orang Selayartersebut. Hal ini didasarkan atas pertanyaanuntuk apa benda sebesar ini dibawa darinegeri yang jauh dengan teknologi pelayaranyang relatif sederhana, jika memang ternyataitu dibawa oleh orang luar. Sebaliknya, jikamembenarkan argumen bahwa orang Selayarsendiri yang membawanya dari tempat lain,maka kembali kita masih dihadangpertanyaan untuk apa dan dalam rangkakeperluan bagaimana benda ini dibawa.Dengan demikian. berbagai pertanyaandapat saja muncul ke permukaan, karenabelum ditemukannya data akurat mengenaihal ini hingga sekarang.

a. Simbol Hubungan Selayar dengan Dongson(Vietnam)

Dalam ceritera rakyat setempat yangbersifat mitos, menganggap nekara (GongSelayar) ini berasal dari “Tanah Cina”.Demikian kentalnya kepercayaan yangmengkultuskan benda ini, sehingga wargaTanadoang sering mengatakan bahwa Nekaraini jumlahnya sepasang.47 Menurutkepercayaan masyarakat bahwa jika gong ini

N u s a S e l a y a r | 75

Page 76: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

ditabuh (dipukul), maka otomatis yangberada di Cina pun ikut berbunyi. Demikianpula sebaliknya, jika orang Cina menabuhgong di negeri mereka, maka di Selayar punakan berbunyi (terdengar).

Mengenai keberadaan nekara perunggu diSelayar, berdasarkan catatan lontara’setempat dibawa oleh Sawerigading dariBangkok bersama ketiga orang putera-puterinya, masing-masing La Galigo, We TenriDio, dan We Tenri Balobo. Sewaktu merekamasih berada di negeri Cina, We Tenri Diodan We Tenri Balobo jatuh sakit yang tidaklazim. Bahkan diriwayatkan bahwa para tabibyang ada di negeri tersebut telah dikerahkan,namun tak juga berhasil menyembuhkan.Sawerigading pun lalu teringat akan gongnekara yang telah dibawa ke Indonesia dandianggap keramat serta dapatmenyembuhkan penyakit.48

Sebelum mendatangkan Gong Nekaratersebut untuk dijadikan sebagai obat, makaLa Galigo diutus ke Ussu (Luwu) untukmembicarakan hal ini pada kakeknya. Hasilpertemuan tersebut, menunjukkan bahwaberdasarkan ramalan bahwa penyebabpenyakit kedua puteri tersebut adalah GongNekara. Atas kesepakatan antara kakek dancucu tersebut, maka Gong Nekara yangberjumlah dua buah itu kemudian dibawa keNegeri Cina. Setibanya di pelabuhan, keduagong tersebut pun ditabuh dan bergemahlahsuaranya ke seluruh penjuru Negeri Cina

N u s a S e l a y a r | 76

Page 77: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

termasuk kedua putri yang sedang sakit punmendengarnya. Saat suara dahsyat ituterdengar, maka tiba-tiba kedua puteriSawerigading tersebut secara ghaibmerasakan ada sesuatu yang menjalar disekujur tubuhnya. Perlahan-lahan keduaputeri itu, pun sembuh dari sakitnya.49

Setelah itu, Sawerigading kemudianmembawa kedua putrinya ini ke Indonesiadan langsung menuju Selayar membawasebuah gong yakni Nekara Perunggu besertalonceng perunggu dan sepucuk meriam. Disebuah tempat bernama Bontolaikang(Bonto-Bonto) yang terletak sekitar 1 km dariDongang-Dongang yakni pusat KerajaanPutabangun dianggap sebagai tempat yanglayak dan menurut cerita rakyat bahwa WeTenri Dio menjadi raja pertama di kerajaanini.50

N u s a S e l a y a r | 77

Page 78: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Gambar. 1.1. Nekara Perunggu di Selayar sebagaiwarisan kebudayaan Dongsong (Dokumen:Ahmadin, 24 April 2010).

Pemitos-sakralan terhadap benda kunoseperti halnya nekara, sepenuhnya tidakdapat disalahkan. Sebaliknya, harusdimaklumi karena mitos terhadap sesuatupada dasarnya terkonstruksi oleh refleksi darikeingintahuan manusia terhadap apa yangdilihat atau dirasakannya sedangkankemampuan untuk itu relatif terbatas.

Tidak seimbangnya antara dorongan ingintahu dengan kemampuan berpikir manusiaterutama pada zaman kuno, itulah yangmenyebabkan lahirnya mitos. Sebagai contohadalah fenomena alam seperti pelangi yang

N u s a S e l a y a r | 78

Page 79: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

tidak diketahui ikhwal keberadaannya,dengan pemikiran pragmatismenganggapnya selendang bidadari.Demikian pula fenomena alam lainnyaseperti gempa bumi, dimitoskan bahwa yangmaha kuasa sedang marah.51

Tanpa bermaksud mengeliminir secaramarginal kedudukan mitos dengan sejumlahmakna yang ada padanya, akan tetapi jikamerujuk pada hasil observasi Heckeren makanekara berasal dari Kebudayaan Dongson.Mengenai eksistensi nekara dijelaskanbahwa: The metal kittlo drum is an extrenlyimportant element of the Dongsong cultureof South Asia. Pernyataan ini menunjukkanbahwa nekara perunggu umumnya adalahbagian dari Kebudayaan Dongson, dan AsiaSelatan atau daerah Indo Cina.52

Mengacu pada cerita rakyat serta buktifisik yang ada, sebagaimana versi Muljono,dkk, menunjukkan bahwa Nekara Perungguitu berasal dari luar pulau Selayar. Alasanrasional ini menurutnya dapat diketahuimelalui pola-pola ragam hias yang terdapatpada nekara perunggu Selayar maupun padanekara lainnya yang sebagian besar terdapatdi Indonesia bagian Timur, umumnya tidakmenampakkan atau menggambar-kan polaragam hias binatang yang hidup di Indonesiabagian Timur. Hasil penelitian Hadimuljono,dkk., selanjutnya dapat dilihat berikut ini.

N u s a S e l a y a r | 79

Page 80: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

1. Pola ragam hias pada nekara PerungguSelayar selain geometris, juga terdapatpola ragam hias binatang dan burungseperti gajah, burung merak. Dalamkenyataannya kedua jenis binatang initidak ada di Selayar atau bagian lain diIndonesia bagian Timur.

2. Pada bagian bahu nekara perunggu selainterdapat ragam hias berupa burung merak,juga terdapat gambar perahu. Jika dilihatdari depan tampak seperti haluan danbagian lainnya seperti sambungan buritanperahu ditandai adanya sejenis kemudi.Bahkan di sekitar kemudi perahu itu,terdapat pula gambar ikan sedangberenang yang menggambarkan suasanaair.

3. Kendatipun bahwa ragam hias perahu yangnampak itu adalah gambaran “perahuarwah menuju akhirat”53 tetapi yang jelasbahwa masyarakat pendukung kebudayaannekara itu telah mengenal perahu sebagaialat transportasi air.

Berdasarkan uraian tersebut menunjukkanbahwa dalam versi Hadimuljono, dkk., untukmencari tempat yang paling mendekatikebenaran tentang asal nekara perungguSelayar adalah daerah di mana ada gajah54

dan telah mengenal perahu sebagai alattranspor. Bahkan menurutnya, hal yang lebihpenting lagi adalah bukti arkeologi berupaexcavasi (penggalian).

N u s a S e l a y a r | 80

Page 81: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Gambar 2.1. Bangunan tempat menyimpan NekaraPerunggu di Matalalang (Dokumen:Ahmadin, 24 April 2010).

Kuat dugaan bahwa benda bersejarah iniberasal dari Cina. Alasan ini juga didasarkanatas kenyataan bahwa dalam cerita rakyatSelayar, tanah Cina sudah lama dikenal55

sekaligus merupakan bukti bahwa dahuluwarga di pulau ini telah mengadakan kontakdengan umat Kong fu Tse ini. Demikian jugabukti arkeologi56 yang telah memperlihatkanhasil peninggalan kebudayaan Dongson,pada dasarnya memperkuat alasan mengenaiasal usulnya.

Alasan lainnya adalah didasarkan padabukti sejarah bahwa Cina pernah menguasaisebagian besar Asia. Hal ini terbukti yaknisejak masa Kerajaan Sui (Dinasti Sui) 589-

N u s a S e l a y a r | 81

Page 82: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

618, kekuasaan Tiongkok telah pernahsampai di Anan. Pada masa pemerintahanKhubulai Khan, Kerajaan Tiongkokmempunyai batas di Timur dengan lautKuning, di Barat dengan laut Hitam, diSelatan sampai Tongkin dan di Utara sampaiMongolia Utara.” Bahkan Korea dan Birmamengirim upeti kepada Raja Tiongkok HuangWu.57

Melihat luasnya kekuasaan Cina tersebut,menguatkan alasan bahwa benda ini dibawabersama aktivitas perdagangan hingga suatuketika sampai di Selayar. Bahkan boleh jadijuga kedatangan Nekara Perunggu itu kepulau ini karena orang Selayar sendiri,mengingat bahwa penghuni pulau inisebagaimana orang Sulawesi Selatan lainnyadalam kegiatan perhubungan dengan daerahlain dalam soal niaga tak dapat disangkal.Bukankah beberapa abad yang lalu, orangMakassar dan Bugis memegang perananpenting dalam pelayaran antar pulau adalahhal yang tidak dapat dipungkiri?.59

Terlepas dari anggapan bahwa datangnyanekara perunggu itu ke Selayar secarasengaja atau tidak, tetapi denganmemperhatikan fakta-fakta lainnya, tampakbetapa pentingnya kedudukan Selayar dimasa lampau. Selain itu, tercantumnya namaSelayar dalam kitab Negara Kertagamamengisyaratkan adanya hubungan dengankerajaan Majapahit.60 Adanya jalinanhubungan ini, merupakan bukti bahwa pada

N u s a S e l a y a r | 82

Page 83: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

masa itu bahkan tentu jauh sebelumnyaSelayar telah memiliki fungsi pentingsehingga mendorong daerah lain untukberhubungan.

Dalam bidang niaga dapat dilihat bahwaSelayar telah merupakan suatu terminalpenting sehingga dalam Hukum Pelayarandan Perdagangan Amanna Gappa, Selayarsudah disebutkan sebagai salah satu daerahtujuan niaga dengan adanya pencantumantarif pelayaran tersendiri yaitu apabila orangnaik perahu di Makassar pergi ke Selayar,sewanya sebesar 2,5 (dua setengah) rial daritiap seratus.61

Selain daerah tujuan niaga dan pelayaran,Selayar juga merupakan daerah transito. Halini disebabkan karena masa itu saranatransport laut adalah kapal-kapal yangtegantung pada angin, sehingga adabeberapa daerah karena letaknya yangsecara geografis menjadi bandar transitountuk menunggu musim berlayar yang baik.

Eksistensi Selayar sebagai bandar transitodibuktikan oleh data yang dikemukakan B.Schrice bahwa:

“..... dengan kapal yang berbobot 20,50sampai 200 ton yang mengangkut barangdagangan pada musim Timur melewatiSumatera, Borneo, Patani, Siam, dan tempat-tempat lainnya, sedangkan pada musim baratmereka berlayar ke Bali, Banten, Bima Solor,Timur, Alor, Selayar, Buton, Maluku, Mindanao,dan beberapa tempat lainnya”.62

N u s a S e l a y a r | 83

Page 84: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Dengan demikian Selayar telah memasukiarena dunia pelayaran dan niagasebagaimana diketahui bahwa perdagangandi Jawa 1615 terutama dari pelabuhan Tuban,Gersik, dan Surabaya dengan luar negeriseperti India (Asia Selatan), Selayar puntermasuk dalam jalur perdagangantersebut.63

Beberapa data historis yang diuraikantersebut menunjukkan bukti maju danberkembangnya hubungan Selayar dengandaerah lainnya. Jaringan atau hubungan yangterjalin ini, secara logika membuka peluangyang besar untuk masuknya barang-barangdari luar Selayar dan menjadi milik orangSelayar termasuk Nekara Perunggu. Karenaitu tidak heran jika Selayar dewasa inimerupakan salah satu daerah yang palingbanyak memiliki situs yang mengandungkeramik asing berasal dari daratan Asia,demikian juga banyak ditemukan alat-alatjenis perunggu.

Berdasarkan uraian tersebut, dapatdipahami bahwa untuk menentukan kapanmasanya nekara perunggu tiba ke Selayarharus ditelusuri dalam dua hal. Pertama,kapan dimulainya hubungan antara Selayardengan daerah lainnya, dengan pertimba-ngan bahwa benda ini datang bersamaaktivitas perdagangan dan pelayaran. Kedua,kapan mulainya dikenal nekara perunggu didunia secara umum, karena angka tahun

N u s a S e l a y a r | 84

Page 85: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

dikenalnya benda ini meskipun tidakbersamaan masa dibawanya ke tempat lainpaling tidak dapat dijadikan bahanperbandingan.

Hasil ekskavasi di Dongson menemukannekara perunggu dalam bentuk miniaturyang berfungsi sebagai benda bekal kubur.Benda ini diperkirakan berumur 300 tahunsebelum Masehi, sehingga nekara-nekaraperunggu yang pertama umurnya tentu sajaharus beberapa ratus tahun lebih tua lagi.64

Secara tertulis pengenalan terhadapnekara perunggu, pada dasarnya telahdimulai sejak 1682 berdasarkan laporantentang nekara perunggu, G. E. Rumpius.Kemudian pengenalan terhadap NekaraSelayar itu selain berdasarkan catatan A. B.Moyar tahun 1884, juga yang penting ialahpenemuan pertama orang Eropa terhadapnekara perunggu Selayar seperti yang ditulisoleh H. R. Van Heckeren. “C. Ribbe was thefirst European to see this drum when hevisited the Insland in the last country.”65

Meskipun demikian, perlu diketahui bahwamasa pengenalan terhadap nekara perunggubukan berarti bahwa masa ini menunjukkanwaktu adanya. Karena itu, keberadaannekara perunggu di Selayar, adalah jauhsebelum masa ditemukannya di kabupatenini.

Jika dilihat dari aspek proses dan jalurpenyebarannya yang dimulai dari Indocina,

N u s a S e l a y a r | 85

Page 86: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

lalu menyebar ke seluruh Asia Tenggaratermasuk Indonesia, maka jalur ini identikdengan jalur imigrasi. Dalam pengertian lainbahwa perpindahan penduduk yang terjadipada masa pra sejarah dari Asia Tenggara keIndonesia. Demikian pula sama dengan jalurperdagangan di Indocina pada masa lampauyaitu dari Barat ke Timur atau sebaliknya.Mengingat bahwa status nekara perunggusebagai benda pra sejarah, maka masuknyadi Indonesia termasuk di Selayar diperkirakanterjadi pada masa-masa sebelum Masehi.

2. Mitologi Keberadaan Nekara

Suatu mitos yang berkembang di Selayaryang beranggapan bahwa “yang membawagong atau nekara perunggu Selayar itu daritanah Cina adalah Sawerigading.66 AdapunSawerigading yang nama Cinanya adalah SiJing Kui yang berasal dari Luwu yang pernahdipelihara oleh seorang pelaut Cina yangbernama Cintang.67

Kalau nama Si Jing Kui dan Cintang dicaridalam sejarah Tiongkok, maka adakemungkinan bahwa yang dimaksud denganCintang adalah dari Dinasti Tang yangberkuasa di Tiongkok pada tahun 618-907.Pada masa penguasaan Dinasti Tang adaseorang laksamananya yang bernama Liu YonKui yang berjasa besar bagi negaranyakarena berhasil memukul serangan Jepang.Jika Yon Kui yang dimaksudkan adalah Si Jing

N u s a S e l a y a r | 86

Page 87: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Kui, maka mendekatilah kebenaran bilazaman Sawerigading itu diper-kirakan sekitarAbad IX.

Untuk mencari kapan zaman Sawerigadingatau zaman Galigo yang merupakan zamanmitos sebelum zaman lontara di SulawesiSelatan, maka diperhitungkan bahwa zamanGaligo itu terjadi pada abad IX atau X Masehi.Perhitungan abad IX atau X itu berdasarkanpertimbangan bahwa zaman lontara dimulaipada abad XIII Masehi yaitu pada masamunculnya tokoh To Manurung68 yangdianggap cikal bakal pendiri beberapakerajaan di Sulawesi Selatan.

Sebelum ditemukan dan dipublisir oleh C.Ribbo, nekara perunggu itu ditemukankembali oleh orang Selayar sendiri padasuatu penggalian yang tidak disengaja,seperti diceriterakan oleh A. R. DaengMamuji. Suatu hari pada 1686, seorangpenduduk Rea-Rea bernama Sabuna dalamusaha penggarapan tanah pangnganreangOpu dari Putabangung bernama DaengMappasang menemukan gong (nekara)perunggu di Papanlohea.69

Barang temuan Sabuna tersebut yangdisebut gong atau nekara perunggukemudian diambil oleh raja Puta Bangungdan dijadikan benda kerajaan atau gaukang.Munculnya kerajaan Bonto Bangung sebagailanjutan kerajaan Puta Bangung pada tahun1760, maka nekara perunggu itu tetap

N u s a S e l a y a r | 87

Page 88: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

menjadi benda kerajaan atau gaukangdisamping meriam tua Lato untuk kerajaanBonto Bangung.

3. Jangkar Raksasa dan MitologiSawerigading

Padang tempat jangkar raksasabersemayam, memang sebuah namaperkampungan yang kurang dikenal danjarang disebut orang baik di kalanganMasyarakat Selayar sendiri maupun orangluar. Alasannya beragam antara lain mungkinkarena letaknya yang terpencil dantersembunyi dari ramainya Kota Benteng(ibukota kabupaten Kepulauan Selayarsekarang), atau Kemungkinan juga karenatidak adanya kekhasan tersendiri yang patutdibanggakan. Sungguh hal yang keterlaluan,jika orang hanya melihat satu sisi darirentang waktu yang panjang dan sarat akanmomentum historis tersebut.

Betapa tidak, kampung yang terletak diwilayah Desa Bontosunggu KecamatanBontoharu ini, mempunyai latar historis yangmenarik ditelusuri. Di balik ketandusanalamnya, perkampungan yang dihuni olehmayoritas nelayan ini rupanya menyimpansejarah lalu lintas pelayaran danperdagangan pada abad ke-17 dan 18 yangsecara arkeologis, dibuktikan oleh temuanjangkar raksasa. Masyarakat setempat sering

N u s a S e l a y a r | 88

Page 89: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

menyebut benda ini sebagai balango lopinnaSawerigading (jangkar kapal milikSawerigading).70

Terlepas dari apakah benar atau tidakjangkar raksasa ini adalah miliki tokohlegendaris Sawerigading, namun yang pastibahwa popularitas tokoh ini di kalanganorang Selayar meski hanya diketahui melaluicerita rakyat bukanlah mitologi belaka. Hal inididasarkan atas data yang menunjukkanbahwa orang Selayar dan Bira kerapdilibatkan sebagai tenaga pendayung(pabise), terutama jika perahu yangmenggunakan kemudi guling tersebutmembutuhkan tambahan kece-patan.71

Jangkar ini diduga berasal dari saudagarCina bernama Gowa Liong Hui (Baba BosKamar), yang pernah datang dengankapalnya yang sangat besar membawabarang dagangan. Setelah bertahun-tahunkapal ini melalui perairan Padang (Selayar),akhirnya rusak dan tidak dapat digunakanlagi untuk berlayar. Keberadaan benda inisecara kultural mempererat ikatankekerabatan orang Selayar dengan OrangLuwu.72 Bahkan jauh sebelum itu menurutcatatan sejarah73 wilayah ini sudah dikenalsejak masa Kerajaan Majapahit abad ke-14.

N u s a S e l a y a r | 89

Page 90: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Gambar 3.1. Jangkar Raksasa di KampungPadang

Selain itu, di perkampungan nelayan inijuga terdapat peninggalan berupa MeriamKuno.74 Berdasarkan cerita rakyat yangberkembang, konon kabarnya meriamtersebut merupakan peninggalan seorangsaudagar Cina bernama Baba Desan yangdatang dari Gowa. Saudagar ini datangbersama barang dagangannya dengan tujuanmencari perairan baru untuk mendapatkanhasil laut seperti teripang, ikan, dansebagainya. Meriam ini adalah kelengkapanperalatan dalam kegiatan pelayaran yangbertujuan sebagai senjata untuk melindungidiri dan barang-barang bawaan.

Gambar 4.1. Meriam KunoPeninggalan Baba Desan di KampungPadang

Mengingat pada waktu itu di perairanSulawesi masih ramai oleh bajak laut, dalamperjalanannya Baba Desan melengkapi

N u s a S e l a y a r | 90

Page 91: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

kapalnya dengan peralatan senjata berupameriam, tombak serta panah dengan maksuduntuk menjaga segala kemungkinan bahayayang mengancam.

Selain itu Padang juga merupakan tempatpersinggahan untuk menambah perbekalandan pesediaan air minum serta berlindungdari cuaca yang buruk dalam suatu musimpelayaran. Jaringan pelayaran danperdagangan Nusantara sebelum dansesudah kedatangan bangsa barat terbentukdalam kerangka pelayaran dan perdaganganantar kawasan Barat dan Timur Nusantara.

Jaringan pelayaran dan perdaganganNusantara sebelum dan sesudah kedatanganbangsa barat terbentuk dalam kerangkapelayaran dan perdagangan antar kawasanbarat dan timur Nusantara. Pada saat itujelas pelayaran dan perdagangan yang palingramai di Nusantara ada 3 (tiga) yakni:“pertama, jalur yang menghubungkan antaraMalaka dengan perairan Kepulauan Natuna,laut Sulawesi (pesisir utara pulau Kalimantandan pulau Sulawesi) dan seterusnyakepulauan Maluku atau Philipina atausebaliknya. Kedua, jalur yangmenghubungkan antara kawasan barat dantimur Nusantara dengan melintasi perairanLaut Jawa, perairan Sulawesi Selatan(Selayar), perairan Sulawesi Tenggara, lautBanda dan seterusnya kepulauan Malukuatau sebaliknya. Ketiga, jalur yangmenghubungkan pesisir utara Jawa, Madura,

N u s a S e l a y a r | 91

Page 92: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Nusa Tenggara, Laut Banda, dan teruskepulauan Maluku.75

Kedatangan Baba Desan membuat daerahini ramai dikunjungi oleh orang-orang yangberasal dari pedalaman untuk menukar hasilpertanian dengan hasil tangkapan ikan danhasil laut lainnya milik teman-teman BabaDesan. Asal usul penamaan Kampung Padangsecara historis, yakni Padang berasal darikata “pada” yang mengandung artitumpukan pasir dan karang yang dipetik daribahasa orang Bajo (kawan sepelayaran BabaDesan).

Pada perkembangan selanjutnya Padangmulai diramaikan oleh kedatangan parasaudagar yang melakukan pelayaran.Menurut cerita rakyat Seorang saudagarMinangkabau yang bernama Ince AbdulRahim dalam perjalanannya menuju Maluku,singgah dan berkenalan dengan Baba Desan.Berkat perkenalan dan persahabatan yangtelah terjalin, menyebabkan kelompoksaudagar sering singgah bahkan ada diantara mereka yang melakukan perkawinandengan penduduk setempat. Keturunanmereka itulah yang menjadi penduduk yangmenghuni Kampung Padang sekarang.

3. Meriam Tua Lato di Bontobangun

Meriam tua “Lato” yang oleh masyarakatsetempat disebut (dinamakan) Totoa “Lato”,berada di sebuah bekas perkampungan tua

N u s a S e l a y a r | 92

Page 93: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Tangnga-tangnga yang jaraknya kira-kira 3km dari Mattalalang ibukota Bontobangun.Tempat penyimpanan meriam tua tersebut,yakni pada lokasi yang sekelilingnya dipagaribatu bata dengan ukuran kira-kira 15x20 cm.Meriam kuno ini, terbuat dari bahanperunggu yang sejenis dengan Nekara yangberukuran panjang 2,25 m dan berdiameter30 cm. Keberadaan meriam kuno ini,merupakan bagian integral dari kehadiranKerajaan Patabangun76 dan Bontobangun.77

Mengenai keberadaan meriam kuno Lato,Menurut keterangan Muhammad Umar:

Meriam kuno “Lato” merupakan peninggalanKerajaan Patabangun yang selanjutnyamenjadi Bontobangun, Kerajaan Patabanguntelah ada sekitar abad XVII dengan rajanyaketika itu adalah Wetenri Dio yang merupakananak kedua dari Sawerigading. Meriam kuno“Lato” sendiri terbilang sebagai bendakerajaan yang istimewa bahkankemunculannya di Patabangun ketika ituterbilang sangat misterius sehingga olehpenduduk ketika itu sangat menghormatikeberadaan meriam kuno “Lato” itu.78

Data tersebut menunjukkan betapameriam kuno “Lato” memiliki nilai tersendiribagi masyarakat terutama sebagai benda

N u s a S e l a y a r | 93

Page 94: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

yang memiliki begitu banyak menyimpan danmenyembunyikan misteri. Berdasar padamitos dan cerita rakyat yang berkembangsecara turun-temurun di Bontobangun, makameriam kuno Lato atau To Toa Lato kononawalnya ditemukan secara tidak sengaja olehseorang petani yang sedang mencari sayur.Ukuran benda yang dikeramatkan ini,awalnya hanya hanya sebesar tongkol jagungdan lama kelamaan berubah menjadi besar.79

Mitos dan cerita rakyat tersebut bagimasyarakat Bontobangun, merupakankepercayaan serta budaya yang harusdilestarikan. Meskipun cerita dan mitos itutidak didukung oleh data yang memadaiserta fakta yang nyata, namun dalamkenyataannya ia telah menjadi bagianintegral yang tak terpisahkan dengankehidupan serta budaya lokal masyarakatsetempat. Bahkan demikian kuat sertakukuhnya kepercayaan dan keyakinan kaumpendukungnya, sehingga tidak heran jika ia”dipuja” layaknya makhluk hidup dengansejumlah nilai yang dilekatkan atasnya.

Berdasarkan lontara dan cerita rakyat,awal kemunculan meriam kuno “Lato” pundihubungkan dengan tokoh legendarisSawerigading. Sebelumnya telah

N u s a S e l a y a r | 94

Page 95: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

dikemukakan bahwa Meriam Kuno “Lato”sebagai salah satu benda bersejarah yangdimiliki oleh kelurahan Bontobangun, padadasarnya memang bukanlah berasal ataudibuat oleh masyarakat setempat, melainkanbenda-benda tersebut merupakan produkimpor yang diperkirakan datang dari luarbersamaan dengan Nekara Perunggu. Hal inidimungkinkan mengingat bahwa letakgeografis dan peran Selayar yang padazamannya sangat strategis bagi pedagang-pedagang mancanegara.

Hal yang menarik bahwa meskipun benda-benda tersebut bukan buatan Indonesia, akantetapi pernah digunakan atau mempunyaiarti bagi manusia sezaman69 yang tinggal danmenjadi pendukung dari kebudayaantersebut. Peninggalan-peninggalankebudayaan tersebut, dalam panduan datatertulis dengan tidak tertulis dapat diberiinterpretasi ataupun penafsiran dari berbagaiaspek, seperti teknologi pembuatannya,makna simboliknya, fungsi sosialnya dan jugaketerkaitannya dengan politik dan lain-lain.80

Keseluruhan tafsiran terpadu itulah yangmembentuk dan memunculkan narasi sejarahsuatu benda.81 Demikian pula dengan meriamkuno “Lato” sebagai salah satu benda

N u s a S e l a y a r | 95

Page 96: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

peniggalan bersejarah, memiliki ragamfungsi dan peran pada zamannya. Sebut sajaberdasarkan keterangan lontara bahwa padamasa pemerintahan We Tenri Dio di KerajaanPatabangun, Nekara Perunggu dijadikansimbol pemerintahan atau lambang kerajaan.Selain itu, benda yang dianggap sakral iniberfungsi sebagai alat komando.

Demikian halnya dengan meriam kunoLato, sebagai benda Kerajaan Patabangunmemiliki beberapa peran dan fungsi sebagaiberikut:

1. Meriam kuno Lato yang berfungsisebagai salah satu benda Kalompoang,karena keyakinan masyarakatPutabangun yang menganggap meriamkuno ini merupakan benda kerajaanyang memiliki keistimewaan dalamkemunculannya.82 Hal ini benda terkaitdengan anggapan bahwa benda pusakaini dipercaya keberadaannyabersamaan dengan Nekara Perungguyang dibawa oleh Sawerigadingbersama dengan anak-anaknya. Selainitu, peran We Tenri Dio yang dianggapsebagai raja pertama di Putabangun,pun dipercaya telah menjadikan meriamkuno Lato sebagai simbol kebesaran

N u s a S e l a y a r | 96

Page 97: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

atau kalompoang di samping GongNekara.

2. Meriam kuno Lato, berfungsi sebagaialat pertahanan kerajaan. Hal ini tentusaja wajar mengingat bahwa meriammerupakan salah satu jenis alatperlengkapan tempur (peperangan).Karena itu, alat ini selain disakralkanjuga difungsikan sebagai alat untukmempertahankan diri dan juga sebagaialat efektif untuk mengadakanpenyerangan. Betapa tidak, kita semuatahu bagaimana kapasitas mesiu yangdimuntahkan oleh sebuah meriamdengan ukuran yang besardibandingkan senjata-senjata jenislainnya. Demikian halnya denganmeriam kuno Lato, bagaimanapun orangmemitoskan kebera-daannya, namuntetap pada abad ke 17 meriam tersebuttetap dijadikan sebagai alat untukmempertahankan kerajaan81 dariserangan VOC ketika itu. Hal inidisebabkan Selayar pada umumnya dankerajaan Patabangun pada khususnyaketika itu berada dalam posisimempertahankan diri dari cengkramanVOC yang berkeinginan untuk

N u s a S e l a y a r | 97

Page 98: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

mengeksploitasi seluruh kekayaan yangada pada saat itu. Sehingga dapatdikatakan bahwa, meriam kuno Latoselain dijadikan sebagai bendakalompoang kerajaan juga difungsikansebagai alat persenjataan untukmempertahankan kerajaan dariberbagai bentuk ancaman yang akanmengganggu ketentraman KerajaanPutabagun.82

3. Meriam kuno Lato sebagai alatkelengkapan upacara. Hal ini karenamengingat nilai-nilai kesakralan yangdimiliki serta anggapan akan keunikandalam proses penemuannya. Padazamannya, meriam kuno tersebutdianggap memiliki kekuatan dalammengabulkan cita-cita ataupunkeinginan orang-orang pada saat ituyang bertawassul atau menjadikanmeriam tersebut sebagai perantaradalam menyampaikan hajat ataukeinginan kepada Tuhan.83 Karena itu,orang-orang yang berhasil nazarnyadatang membawa segala macamperlengkapan upacara sebagai sesajenantara lain: sarung, kain putih, air, dupa

N u s a S e l a y a r | 98

Page 99: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

(kemenyan) dan beberapa jenismakanan sesuai dengan nazarnya.

Modus pelaksanaan upacara semisal ini,yakni setiap orang yang bernazarmengadakan upacara di Meriam Kuno Latodengan cara meriam dimandikan ataudisiram air kemudian ditutup dengan sarungdan kain putih lalu diikat dengan benang ragi,selanjutnya membakar kemenyan. Selain itu,meriam kuno Lato juga kerap difungsikandalam pelaksanaan upacara adat kerajaan.Dalam pelaksanaan ritual tersebut, meriamkuno Lato yang dianggap suci dan sakraldiletakkan disamping para pejabat kerajaanPatabangun.

Catatan Akhir:

[1] Muh. Nur Baso, “Kebudayaan Daerah Selayardan Hubungannya dengan Kebudayaan Daerahlainnya”. Naskah SeminarPembinaan/Pemeliharaan Tradisi-tradisi danPeninggalan Sejarah yang bermanfaat untukdiwariskan kepada Generasi Muda, (Benteng:Depdikbud Selayar, 1981).

[2] Hadi Mulyono, dkk. Studi Kelayakan TentangNekara Perunggu Selayar, (Jakarta:Departemen Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Pemugaran dan PerlindunganSulawesi Selatan, 1982).

N u s a S e l a y a r | 99

Page 100: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

[3] Slamet Mulyana. Negara Kertagama. (Jakarta:Bharata, 1979).

[4] Andi Amrang Amir, “Keping-Keping SejarahSelayar”, dalam http://selayaronline.com,diakses 4 Maret 2016.

[5] Soerjono Soekanto. Sosiologi SuatuPengantar (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2001), hlm. 188.

[6] Kroeber ed. 1953. “Universal Categories ofCulture” dalam Majalah Antropology to day.Chicago: Chicago University Press.

[7] Pengklasifikasian ini dirumuskan oleh Friedericysebagai hasil riset yang dilakukannya di TanaBugis Makassar. Mattulada. Latoa: Suatu LukisanAnalisis Terhadap Antropologi Politik OrangBugis (Jakarta: Disertasi Universitas Indonesia,1975), hlm. 25.

[8] Eksistensi Opu di Tabang, Putabangun, Buki,Bontobangun, dan beberapa tempat lainnya diSelayar 1810-an hingga 1850-an, 1900-1929,dan 1930-1950, dapat dibaca pada ChristianHeersink. The Green Gold of Selayar: A Socio-Economic History of an Indonesian CoconutIsland (Amsterdam: Vriye Universiteit, 1995),hlm. 87, 189, 222.

[9] Stratifikasi sosial paling bawah (lower class)dinamakan tau samara (orang kebanyakan)yang hidup di luar struktur pemerintahan danbiasanya sebagian dari mereka menjadipengabdi pada mereka yang lebih tinggi stratasosialnya. Khusus mereka yang bertugasmengawal penguasa (raja) dikenal denganistilah pallapi barambang (pelapis dada, maknaettimologi dalam bahasa Indonesia). Selain itu,untuk kategori tau samara, juga dikenal paalle

N u s a S e l a y a r | 100

Page 101: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

ruku’ (tukang pengumpul rumput untukmakanan kuda milik tuannya).

[10] Lihat Ahmadin, 2006. op. cit., hlm.

[11] Berdasarkan urutan dan pendalamannya,maka pengetahuan mereka dibagi atas tareka’(tarekat), hakeka’ (hakikat), ma’repa’(makrifat).

[12] Mukhlis dan Kathryn Robinson, ed.Masyarakat Pantai. (Ujung Pandang: LembagaPenelitian Universitas Hasanuddin, 1985), hlm.10. Lihat pula Ahmadin, 2006, op. cit., hlm. 11.

[13] Ahmadin. Modernisasi dalam BidangPenangkapan Ikan: Studi Sejarah SosialKomunitas Nelayan di Kampung Padang Kab.Selayar (Makassar: Tesis PPs UNM, 2001), hlm.57.

[14] Zainal Abidin Farid. Persepsi Orang BugisMakassar Terhadap Hukum, Negara dan DuniaLuar (Bandung: Alumni, 1983).

[15] Mattulada, (1975), hlm. 29.

[16] Shelly Erington. Meaning and Power inSoutheast Asian Realn. (New Jersei: PrincetenUniversity Press, 1979), hlm. 146.

[17] Lihat Ahmadin, loc. cit.

[18] Ibid., hlm. 16

[19] Ibid., hlm. 17.

[20] Lihat ibid., hlm. 18.

[21] Ibid., hlm. 19.

[22] Dalam ritual ini antara lain yang dipersiapkanadalah tau-tau (orang-orangan) yang terbuatdari daun tala (lontar), untuk kemudian dibawadan diletakkan pada makam yang meninggal.Menurut kepercayaan orang-orang Selayar

N u s a S e l a y a r | 101

Page 102: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

bahwa orang-orangan atau tau-tau inidimaksudkan sebagai pengganti orang yangmasih hidup sehingga keluarga yangditinggalkan si mayat tidak terganggu oleh rohhalus dari orang yang meninggal tadi.

[23] Rangkaian tindakan silariang tersebut yaknipergi bersama baik karena inisiatif berduaatau ada dukungan pihak lain (biasanyasahabat atau keluarga pendukung) yangberperan mengatur skenario dan jalannyasemua rencana. Meskipun demikian, tekadingin hidup dan mengadu nasib bersamabukannya menyebabkan mereka pergimerantau ke seberang lautan. Tujuan merekahanya ada dua yakni imam kampung atau tautoana kampong dan pihak keluarga yangdiperkirakan memberi dukungan. Lihatselengkapnya dalam Ahmadin, 2006. op. cit.,hlm. 20.

[24] Ahmadin. Pemikiran Orang Selayar dalamBingkai Mitologi. (Makalah-Unpublished, 2004),hlm. 5.

[25] Karena itu, tidak heran jika di kalanganmasyarakat sering terdengar orang menyebutsetang tamparang (setan laut), setang kaju(setan kayu), setang je’ne (setan sungai) danjenis setan lainnya. Baca juga Ahmadin. OrangSelayar: Bergumul diantara Dominasi Relegio-magis. (Makalah-Unpublished, 2003), hlm. 3.

[26] Abu Hamid. Suatu Tinjauan Sosio AntropologiEkonomi Tentang Peningkatan KesejahteraanKehidupan Nelayan dan Sektor Kemaritiman diSulawesi Selatan. (Ujung Pandang: LembagaPenelitian UNHAS, 1994/1995), hlm. 27.

[27] Sukirman. Laporan Penelitian Sejarah danNilai Tradisional Sulawesi Selatan. (UjungPandang: Departemen Pendidikan dan

N u s a S e l a y a r | 102

Page 103: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Kebudayaan Direktorat Jenderal KebudayaanBalai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional,1994/1995).

[28] Baca Ahmadin, (2003), hlm. 2.

[29] Sikap pasrah dan berserah diri ini biasanyaberdasarkan pesan anrong guru dan leluhurbahwa ilmu kesaktian atau aji pamungkasdapat berfungsi secara otomatis jika seseorangdihadapkan pada kondisi tide’ pamuleleang(tidak ada jalan lain).

[30] Di kalangan orang-orang Bugis juga mengenalpengetahuan seperti ini yang disebutPakkarawana ri makkunraie na de’na ewa.

[31] Menurut Parson bahwa sistem sosial lahir darisebuah tindakan sosial (atau perilaku manusia)yang telah berlangsung lama dalam matarantai kehidupan dengan tujuan yang panjang.Menurutnya, tindakan terjadi karena tuntutansituasi dan sebagai alat pencapaian tujuan.Karena itu, komponen dasar dari satuantindakan adalah tujuan, alat, kondisi, dannorma. Doyle Paul Johnson. “SociologicalTheory: Cassical Founders and ContemporaryPerspective” terjemahan Robert M.Z. LawangTeori Sosiologi Klasik dan Modern. (Jakarta:Gramedia, 1986), hlm. 106-108.

[32] Terjadinya suatu kelompok atau masyarakat,baik kelompok masyarakat tradisional maupunmodern, sangat ditentukan oleh kesepakatanbersama karena mereka terkait secarabatiniah. Kecenderungan individu untukmembentuk suatu ikatan bukan hanya terjadipada masyarakat modern, tetapi dapat pulaterjadi pada masyarakat tradisional yangdidasari oleh ikatan darah (geneology) danlokalitas seseorang. Soerjono Soekanto.

N u s a S e l a y a r | 103

Page 104: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Sosiologi: Suatu Pengantar. (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2001).

[33] Untuk mengetahui hal-hal yang berhubungandengan kapalli’ berikut sanksi atas pelanggar,dapat dibaca dalam buku Ahmadin dan Jumadi.Kapalli: Kearifan Lokal Orang Selayar(Makassar: Rayhan Intermedia, 2009).

[34] Lihat Ibid.

[35] Ahmadin, 2004, op. cit., hlm. 8.

[36] Muhammad Nasir. “Tinjauan Historis TentangKerajaan Bontobangun di Selayar”, Skripsi.(Ujungpandang: Fakultas Keguruan Ilmu SosialIKIP, 1976), hlm. 24.

[37] Christian Pelras. “The Bugis” diterjemahkanoleh Abdul Rahman Abu, Hasriadi, dan NurhadiSirimorok, Manusia Bugis (Jakarta: Nalarbekerjasama dengan Forum Jakarta-Paris,EFEO, 2005), hlm. 14.

[38] Hal ini dapat dibenarkan berdasarkan databahwa Luwu’ pernah menguasai sebagiandataran dan pegunungan Toraja hingga SungaiMalili di bagian timur, pantai utara dan baratTeluk Bone dari Ussu ke Bira (Waniaga) danPuau Selayar, serta sebagian pantai diseberang timur Teluk Bone dan semenanjungtenggara Sulawesi di antaranyaMekongga/Mingkoka. Ibid., hlm. 76-77; Selayarjuga dikatakan berhubungan khusus denganLuwu’ sepanjang sejarah. Lihat Andi ZainalAbidin Farid. The I La Galigo Epic Cycle ofSouth Celebes and Its Diffusion. (Indonesia,1974), hlm. 161-169.

[39] Ahmadin. Warisan Budaya Orang Selayar(Makassar: Makalah Unpublished, 2005).

N u s a S e l a y a r | 104

Page 105: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

[40] Sekadar digambarkan bahwa masyarakatSulawesi memiliki warisan budaya berupacerita rakyat yang tertuang dalam beberapaSinrili’, antara lain: Sinrili’na I Datu Munseng,Sirili’na Kappala Tallumbatua, Sirili’na I Ma’diDg. Rimakka, Sirili’na Sitti Bunga-BUngaMalige, Sirili’na Sitti Laela, Sirili’na KaennaBosia, Sehu Maradang, Sirili’na I Manakkudengan kekasihnya I Marabintang Kamase danSitti Tjina Ri Bantaeng, Sirili’na I Djamila Dg.Makanang, Sirili’na I Tolok Dg. Magassing,Sirili’na I Tawakkala Ri Bantimurung, danSirili’na Karaeng Lolo Ri Teko. Lihat Abd.Rahman Dg. Palallo. “Sinrili’: KebudayaanSulawesi Selatan” dalam Majalah Bingkisan No.15 Tahun I (Makassar: Jajasan KebudajaanSulawesi Selatan, 1968), hlm. 9.

[41] Ahmadin, ibid.

[42] Kisah selengkapnya dapat dibaca padaAhmadin. “Hikayat Gantarang: Warisan IslamDato ri Bandang” Terjemahan NaskahLontarak, (Makassar: Naskah belumdipublikasikan, 2009).

[43] Dalam bahasa Inggris maritime yang berartibahari sebagaimana digunakan dalam katamaritime city (kota bandar), maritime law(hukum laut), maritime power (negarasamudra), dan sebagainya. Bandingkandengan kata marine : laut seperti kata marineinsurance (asuransi laut), marine biology(biologi laut); kapal seperti pada kata marineengine (mesin kapal). Kemudian marinerberarti pelaut. Ahmadin. Pelautkah OrangSelayar: Tanadoang dalam Catatan SejarahMaritim (Yogyakarta: Ombak, 2006).

[44] Istilah ini mengandung makna perputaranmassa air yang ada di dasar ke permukaan dan

N u s a S e l a y a r | 105

Page 106: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

massa air permukaan ke dasar. Baca Ahmadin,Modernisasi dalam Bidang Penangkapan Ikan(2001), hlm. 32.

[45] Biro Pusat Statistik. Selayar dalam Angka(Benteng: BPS, 1999), hlm. 2.

[46] Baca Ahmadin, (2001), hlm 34. Lihat juga BPS,(1999), hlm. 1.

[47] Kegersangan tanah Selayar berserta beberapapulau lainnya seperti Maluku Selatan,Kepulauan Aru, dan Buton abad XV disebutkandalam Anthony Reid. “Southeast Asia in theAge of Commerce” dialihbahasakan olehMochtar Pabotinggi. Asia Tenggara dalamKurun Niaga 1440-1680. Jilid I (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 1982), hlm. 23. Lihatjuga Ahmadin. Pelautkah Orang Selayar:Tanadoang dalam Catatan Sejarah Maritim(Yogyakarta: Ombak, 2006).

[48] Rasyid Asba. Kopra Makassar Perubahan Pusatdan Daerah: Kajian Sejarah Ekonomi PolitikRegional di Indonesia (Jakarta: Yayasan OborIndonesia, 2007), hlm. 58-59.

[49] Orientasi agraris penduduk setempat dapatditelusuri melalui data abad ke-18 tentangtanaman ubi sebagai makanan pokokdisamping pisang dan tanaman lainnya.Demikian pula pentingnya kedudukan komoditikelapa dan perbedaannya dengan Maros,Takalar, Bantaeng, yang mengembangkantanaman padi (sawah). Baca C.C. Macnight.“The Rice of Agriculture in South Sulawesibefore 1600” (Review of Indonesian andMalaysian Affairs), hlm. 97; Van der Stok. “Heteiland Saleijer” Tijdschrift voor Indische Taal,Land-en Volkenkunde, dalam Heersink, (1995),hlm. 20.

N u s a S e l a y a r | 106

Page 107: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

[50] Pemberian nama kebudayaan Dongson padadasarnya berawal dari ditemukannya beberapapeninggalan perunggu dalam penggalian olehPayat pada sebuah kuburan di Dongson(Vietnam) tahun 1924. Alat-alat perunggu yangditemukan pada saat itu antara lain berupanekara, bejana, ujung tombak, kapak, dangelang. Hadimuljono, dkk., (1982), hlm 17;lihat juga Kartodirjo, (1977), hlm 220.

[51] Dalam bahasa setempat, sepasang disebutsikalabini sebagaimana penyebutan bagisepasang manusia (suami istri) dan binatang.Bahkan benda yang dianggap sakral punbiasanya disandingkan dengan pasangannyakarena dianggap jika hanya memiliki satumaka kesaktiannya tidak sempurna.

[52] A.S. Kambie. Akar Kemabian Sawerigading:Tapak-Tilas Jejak Ketuhanan Yang Esa dalamKitab I Lagaligo (Makassar: Parasufia, 2003),hlm. 15.

[53] Lihat ibid. hlm. 16.

[54] Lihat ibid. hlm. 16-17.

[55] Maskoeri Jasin. Ilmu Alamiah Dasar (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 3-4.

[56] Baca lebih lengkap pada Heckeren, (1958),hlm. 12.

[57] H.R. Van Heckeren. Penghidupan dalamPrasejarah Indonesia. (Malang: LembagaPenerbitan IKIP Malang, 1969), hlm. 49;Hadimuljono, dkk. (1982), hlm. 18.

[58] Jika daerah asal gajah dijadikan sebagai alasanmengenai asal usul nekara tersebut sepertiversi Hadimuljono, dkk, sepertinya kurang paskarena bukan tidak mungkin gajah dahulu kalapernah ada di tanah Celebes. Sebagai bukti,

N u s a S e l a y a r | 107

Page 108: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

fosil gajah sekarang dapat dilihat padamuseum Calio di Kabupaten Soppeng.

[59] Dari cerita rakyat Selayar tentang ular nagaraksasa, menunjukkan kemiripan dengan alammitologi orang Cina. Cerita tentang naga yangsangat dihormati oleh orang Cina ini,selanjutnya dapat dibaca pada buku karyaElizabeth Seeger. The Pageant of ChineseHistory. diterjemahkan oleh Ong Pok Kiat.Sedjarah Tiongkok Selajang Pandang. (NewYork: Longmans Green & Co. Inc, 1952).

[60] Istilah ini berasal dari bahasa Inggrisarchaeology (ilmu purbakala); archaeologist(ahli ilmu purbakala); archaeological(kepurbakalaan). Terminologi ini kemudiandijadikan istilah untuk menyebut ilmu bantusejarah.

[61] Hadimuljono, dkk. (1982), hlm. 39; MartonoBrotokusumo. “Sejarah Tiongkok” (Semarang:Astana Buku, 1951), hlm. 30.

[62] Hadimuljono, dkk. (1982), hlm. 20; P.H.O.LTobing. Hukum Pelayaran dan PerdaganganAmanna Gappa. (Ujung Pandang: YayasanKebudayaan Sulawesi Selatan, 1977), hlm. 19.

[63] Meskipun tercantumnya nama Selayar dalamKitab Negara Kartagama oleh banyaksejarahwan menduga bahwa pulau ini adalahbagian dari kekuasaan kerajaan Majapahit,sepertinya masih membutuhkan studi lebihmendalam lagi. Hal ini disebabkan karenabukan tidak mungkin hal ini hanya klaimdengan motif sentimen etnis demi penguataneksistensi kekuasaanya.

[64] Baca Hadimuljono, dkk. (1982), hlm. 39.

[65] B. Schrieke. Indonesia Sociological Studies.(Bandung: Sumur, 1960), hlm. 20.

N u s a S e l a y a r | 108

Page 109: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

[66] Muh. Nur Baso. Kebudayaan Daerah Selayardan Hubungannya dengan KebudayaanDaerah lainnya. Naskah SeminarPembinaan/Pemeliharaan Tradisi-tradisi danPeninggalan Sejarah yang bermanfaat untukdiwariskan kepada Generasi Muda (Benteng:Depdikbud Selayar, 1981), hlm. 12;Hadimuljono, dkk. (1982), hlm. 22.

[67] H.R. Van Heckern, (1969), hlm. 48.

[68] Baca lebih lanjut H.R. Van Heckern, (1958),hlm. 48.

[69] Berdasarkan keterangan A.R. Daeng Mamuji(1981) sebagaimana dijelaskan olehHadimujono, dkk. (1982), hlm 24.

[70] Berdasarkan keterangan Bolong (1981) ibid.

[71] Dalam bahasa Makassar berarti orang yangturun yakni gelar yang berlaku pada raja-rajapertama yang memerintah di Sulawesi Selatanseperti di Gowa, Bone, Soppeng, dansebagainya. Dalam mitologi orang BugisMakassar, raja dikultuskan turun darikhayangan (langit) untuk memerintah di bumi.Suriadi Mappangara, (ed). EnsiklopediaSejarah Sulawesi Selatan. (Makassar: DinasKebudayaan dan Pariwisata Provinsi SulawesiSelatan, 2004), hlm. 484-485.

[72] Berdasarkan keterangan A.R. Daeng Mamuji(1981) sebagaimana dijelaskan olehHadimuljono, dkk. (1982), hlm. 25.

[73] Kebiasaan menyebut sesuatu yangmenghubungkan dengan tokoh legendaris,adalah hal umum dijumpai pada berbagaietnis. Selain untuk menguatkan eksistensikelompoknya (etnis, agama, ras, suku), jugamerupakan suatu kebanggaan kulturalmenyangkut wibawa atau kharisma dan posisi

N u s a S e l a y a r | 109

Page 110: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

sosialnya. Karena itu, bukan hanya jangkaryang dihubungkan dengan tokoh Sawerigadingkarena kebetulan ia adalah pelaut terkenalyang memiliki perahu, akan tetapi orangSelayar juga menganggap bahwa di TanahDoang juga terdapat bekas telapak kaki NabiMuhammad SAW. Lihat Selanjutnya Ahmadin.Selayar Serambi Mekah: Mengapa OrangBerhaji ke Gantarang. (Makassar: PustakaRefleksi, 2008).

[74] Christian Pelras, (2005), op. cit., hlm. 80.

[75] Mengenai Hubungan Selayar dengan Luwudapat dibaca pada Andi Zainal Abidin Farid(1974), loc. cit.

[76] Baca Slamet Mulyana, (1979), hlm. 280.

[77] Menyebut meriam, maka pemikiran orangakan tertuju pada perang sehingga mungkinakan menganggap lucu jika benda inidikatakan memiliki hubungan erat denganaktivitas kemaritiman. Itu adalah versi orang,akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwabetapa pentingnya fungsi senjata bernamameriam pada suatu masa dalam aktivitaspelayaran untuk melindungi diri dari seranganbajak laut.

[78] Lihat selengkapnya pada D.L.Tobing. HukumPelayaran dan Perdagangan Ammanagappa.(Makassar: Yayasan Kebudayaan SulawesiSelatan dan Tenggara, 1961), hlm 123.

[79] Sekadar digambarkan bahwa KerajaanPutabangun, pernah diperintah oleh para Opuantara lain: (a) Daeng Marullong 1834; (b)Matta Daeng mamuji 1834-1849; dan (c)Sumahe Daeng Mappasang 1849-1869.Ahmadin. Akar Historis Keopuan dan

N u s a S e l a y a r | 110

Page 111: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Kekaraengan Raja-raja di Selayar (Makassar:Makalah Tidak dipublikasikan, 2007).

[80] Sekadar diketahui bahwa KerajaanBontobangun, pernah diperintah oleh para Opuantara lain: (a) Bongko Laluasa Suginna ±1844-1847; (b) Dorrahamen Daeng Sirua 1847-1859; (c) Sijati Daeng Pasau 1859 1866; (d)Umara Daeng Macora 1866-1894/95; (e)Massairang Daeng Mangatta 1895-1936; dan(f) Muhammad Opu Patta Bundu 1936-1950.Lihat ibid.

[81] Diadaptasi dari hasil wawancara, 22 Nopember2007. Sri Wahyuni. op. cit., hlm. 10.

[82] Rahmanuddin 2006, op. cit, hlm. 30-31.

[83] Edy Sedyawati. Arkeologi dan KebudayaanIndonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007), hlm. 4.

[84] Ibid., hlm. 40.

[85] Diadaptasi dari hasil wawancara denganMuhammad Sukri, 22 Nopember 2007. LihatSri Wahyuni. 2007.

[86] Diadaptasi dari hasil wawancara denganSapiing 22 September 2007. Lihat Sri Wahyuni.2007.

[87] Diadaptasi dari hasil wawancara dengan AndiMastulen, 15 September 2007. Lihat SriWahyuni, 2007.

N u s a S e l a y a r | 111

Page 112: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Muhammad, dkk. 1981/1982. SejarahPerlawanan Terhadap Imperialisme danKolonialisme di Sulawesi Selatan. Jakarta:Departemen Pendidikan dan KebudayaanDirektorat Sejarah dan Nilai TradisionalProyek Inventarisasi dan DokumentasiSejarah Nasional.

Abdullah, Taufik, 2007. “Dalam KataPengantar Buku” Wiranto: Bersaksi diTengah Badai. Jakarta: Pustaka IndonesiaSatu.

Abidin, Zainal. 1983. Gelora Juang Selayar:Sekilas Lintas 17 Agustus-27 Desember1949. Naskah tanpa penerbit.

Agung, Gde. 1985. Dari Negara IndonesiaTimur Ke Republik Indonesia Serikat.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Ahmad, Abd. Kadir. Masuknya Agama Islam diSulawesi Selatan. Makassar: BalaiPenelitian dan Pengembangan Agama.

N u s a S e l a y a r | 112

Page 113: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Ahmadin. 2001a. Islam di Bawah DominasiKaum Kolonial: Indonesia Masa PenjajahanBelanda dan Pendudukan Jepang.Makassar: Makalah unpublished.

Ahmadin. 2001b. Masalah Agraria Indonesia:Konsepsi dan Sejarahnya. (Makassar:Bahan Mata Kuliah Jurusan Sejarah UNM.

Ahmadin. 2003. Orang Selayar: Bergumul diantara Dominasi Relegio-magis. Makalah-Unpublished.

Ahmadin. 2004a. Menangkap Makna RagamKearifan Lokal di Tanah Bugis-Makassar.Makalah-Unpublished.

Ahmadin. 2004b. Pemikiran Orang Selayardalam Bingkai Mitologi. Makalah-Unpublished.

Ahmadin, Pelautkah Orang Selayar: Tana Doang dalam

Catatan Sejarah Maritim, Yogyakarta: Ombak, 2006.

Ahmadin, Ketika Lautku Tak Berikan Lagi, Makassar:

Rayhan Intermedia, 2009.

Ahmadin. 2007a. Ketika Jepang MenjamahBumi Tanadoang. Makassar: MakalahUnpublished.

N u s a S e l a y a r | 113

Page 114: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

----------. 2007b. Akar Historis Keopuan danKekaraengan Raja-raja di SelayarMakassar: Makalah Tidak dipublikasikan.

----------. 2008a. Selayar Serambi Mekkah:Mengapa Orang Berhaji ke Gantarang?.Makassar: Pustaka Refleksi.

----------. 2008b. Kapitalisme Bugis: AspekSosio-kultural di Balik Etika Bisnis OrangWajo. Makassar: Pustaka Refleksi.

Abu Hamid. 1994/1995. Suatu Tinjauan SosioAntropologi Ekonomi Tentang PeningkatanKesejahteraan Kehidupan Nelayan danSektor Kemaritiman di Sulawesi Selatan.Ujung Pandang: Lembaga PenelitianUNHAS.

Amir, Andi Amrang. “Keping-Keping SejarahSelayar”, dalam http://selayaronline.com,diakses 4 Maret 2016.

Amir, Muhammad Arfah dan Muhammad.1993. Biografi Pahlawan: Haji AndiMappanyukki Sultan Ibrahim Raja BoneXXXII. Ujungpandang: Depdikbud.

Andaya, Leonard Y. 1981. The Heritage ofArung Palakka. The Hague: MartinusNijholff.

N u s a S e l a y a r | 114

Page 115: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Andaya, Leonard Y. dan Barbara Watson.2000. A History of Malaysia. London: TheMacMillan Press Ltd.

Anonim. 1973. Ikhtisar Keadaan Politik HindiaBelanda 1839-1848. Jakarta: ArsipNasional RI.

----------. 1979. Daftar Nama-nama KepalaDaerah/Pemerintah Negeri KabupatenSelayar. Benteng: Departemen Pendidikandan Kebudayaan.

----------. 1991. Sejarah PerkembanganPemerintahan di Sulawesi Selatan UjungPandang: Pemda Tk. I.

----------. 1997. Daftar Nama-nama PejabatPemerintahan di Selayar Sejak Tahun1739-2002. Pemda Tingkat II Selayar.

----------. 1984. Selayang Pandang SejarahDaerah Tingkat II Selayar. Selayar: Pemda.

----------. 1991. Sejarah PerkembanganPemerintahan di Sulawesi Selatan. UjungPandang.

Arief, Syaiful, (ed.). 2004. JelajahPemerintahan dan Pembangunan Selayar:Tomanurung Sampai Akib Patta. Selayar:Pemda.

N u s a S e l a y a r | 115

Page 116: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Arief, Aburaerah. 1992. Kamus IndonesiaMakassar. Ujungpandang: Balai PenelitianBahasa pusat dan Pengembangan BahasaDepdikbud.

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI):ANRI/S/6II/r35 s, II-6-1934.

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)Sulawesi Selatan Reg: 1230.

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Reg;208 dos 12.

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) No.1471.

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) No.33 Tahun 1937.

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)Provinsi Sulawesi Selatan No. 0117/m/57.

Arsip NIT Tahun 1950-1960; Arsip NIT No.Reg: 3C.

Arsip Selayar, Reg: 1193; Reg: 1194; Reg:1230; Reg: 1231; Reg: 1232; Reg: 1233;Reg: 1193; Reg. 119/UP/1960; ArsipSelayar, 1826-1848.

Arsip Kantor Veteran RI Kab. Selayar 1987.

Arsip Pemerintah Daerah Selayar, No. Reg:143.

N u s a S e l a y a r | 116

Page 117: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Asba, Rasyid. 2007. Kopra MakassarPerubahan Pusat dan Daerah: KajianSejarah Ekonomi Politik Regional diIndonesia. Jakarta: Yayasan OborIndonesia.

Azra, Azyumardi. 1992. The Transmission ofIslamic Reformism to Indonesia: Networkof Middle Eastern and Malay-IndonesianUlama in the Seventeenth and EighteenthCenturies. New York: Disertasi ColombiaUniversity, 1992.

Baso, Muh. Nur. 1981. Kebudayaan DaerahSelayar dan Hubungannya denganKebudayaan Daerah lainnya. NaskahSeminar Pembinaan/ Pemeliharaan Tradisi-tradisi dan Peninggalan Sejarah yangbermanfaat untuk diwariskan kepadaGenerasi Muda. Benteng: DepdikbudSelayar.

Bassett, D.K. 1971. British Trade and Policy inIndonesia and Malaysia in the LateEighteenth Century. Hull Monmographs onSouth-East Asia No. 3.

Biro Pusat Statistik. 1999. Selayar dalamAngka. Benteng: BPS.

N u s a S e l a y a r | 117

Page 118: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Bougas, Awayne. 1986. Bantayan KerajaanMakassar Awal Ujung Pandang: HasilPenelitian Arkeologi.

Dick., Howard W. 1984. Industri Pelayaran diIndonesia: Kempetisi dan Regulasi.Jakarta: LP3ES.

Dijk., Van. 1983. Darul Islam SebuahPemberontakan (Jakarta: Grafiti.

Erington, Shelly. 1979. Meaning and Power inSoutheast Asian Realn. New Jersei:Princeten University Press.

Farid, Andi Zainal Abidin. 1974. The I LaGaligo Epic Cycle of South Celebes and ItsDiffusion. Indonesia.

----------. 1983. Persepsi Orang BugisMakassar Terhadap Hukum, Negara danDunia Luar. Bandung: Alumni.

Harkantiningsih, N. 1983. Keramik HasilPenelitian Arkeologi Pulau SelayarSulawesi Selatan. Jakarta: Pusat PenelitianArkeologi Nasional.

Harun Kadir, dkk. 1984. Sejarah PerjuanganRakyat Sulawesi Selatan. Jakarta:Depdikbud.

N u s a S e l a y a r | 118

Page 119: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Hasyim, Muh. “Struktur Organisasi Kelaskarandi Sulawesi Selatan” dalam HarianPedoman Rakyat Edisi 7 Januari 1983.

Heckeren, H.R. Van. 1969. Penghidupandalam Prasejarah Indonesia. Malang:Lembaga Penerbitan IKIP Malang.

Heersink, Christian. 1995. The Green Gold ofSelayar: A Socio-Economic History of anIndonesian Coconut Island. Amsterdam:Vriye Universiteit.

Hitti, Philip K. 2002. ”History of the Arabs;From the Earlist Time to the Present”Terjemahan R. Cecep Lukman Yasin danDedi Slamet Riyadi, Jakarta: Serambi.

Hussein, Z.A. 1983. Gelora Pejuang SelayarBergejolak. Benteng: Diktat tidakdipublikasikan.

------------. 1984. Sejarah PemberontakanRakyat Selayar Menentang KolonialismeFeodalisme. Kendari: PD PencetakanSultra.

Intan, M. Fadlan S. 1996/1997. “IndustriGerabah Kolo-Kolo Selayar” dalam JurnalKebudayaan Nomor 12 Tahun VI.

N u s a S e l a y a r | 119

Page 120: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Irmawati. 2007. Gerakan DI/TII di Selayar1953-1965. Makassar: Jurusan SejarahUNM.

Jasin, Maskoeri. 2002. Ilmu Alamiah Dasar(Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Johnson, Doyle Paul. 1986. “SociologicalTheory: Cassical Founders andContemporary Perspective” terjemahanRobert M.Z. Lawang Teori Sosiologi Klasikdan Modern. Jakarta: Gramedia.

Jongke, Muhammad Ridwan. “SejarahMasuknya Islam di Selayar”, Makalahdisajikan dalam Seminar Masuknya Islam di

Selayar pada November 2011 sebagai rangkaianperingatan Hari Jadi Selayar ke-406.

Kadir, Harun, dkk.. 1982. Sejarah PerjuanganRakyat Sulawesi Selatan. Jakarta:Depdibud.

Kadir, Said Anwar dan Mustakim. 2006. KisahSultan Pangali Patta Raja. Benteng: DinasPariwisata, Seni dan Budaya KabupatenSelayar.

Kambie, A.S. 2003. Akar KemabianSawerigading: Tapak-Tilas Jejak KetuhananYang Esa dalam Kitab I Lagaligo.Makassar: Parasufia.

N u s a S e l a y a r | 120

Page 121: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Kartodirjo, Sartono. 1975. Sejarah NasionalIndonesia VI.

Ken, Wong Lin. 1961. The Trade of Singapore1819-1869. Singapore: Tie Wah Press.

Kroeber, ed. 1953. “Universal Categories ofCulture” dalam Majalah AntropologyToday. Chicago: Chicago University Press.

Lembaran Arsip Nasional Republik Indonesia(ANRI): M. Saleh Lahade Kaset 31A.

Macnight, C.C. “The Rice of Agriculture inSouth Sulawesi before 1600”. Review ofIndonesian and Malaysian Affairs.

Madjid, Muh. Saleh. 2006. Islamisasi KerajaanBima: Sejarah Masuk dan BerkembanganAgama Islam di Bumi Mbojo. Makassar:Tesis Program Pascasarjana UNM.

Mappangara, Suryadi dan Irwan Abbas. 2003.Sejarah Islam di Sulawesi Selatan.Makassar: Biro KAPP Setda SulawesiSelatan bekerja sama Lamacca Press.

Marliah. 2000. Selayar dalam JaringanPerdagangan Kopra. Makassar: JurusanSejarah UNM.

“Memorie van Overage Der OnderafdelingSalaier J. Van. Bodegom”, Arsip NIT Tahun1947 Reg. 58.

N u s a S e l a y a r | 121

Page 122: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Mubyarto, dkk. 1992. Tanah dan Tenaga KerjaPerkebunan. Yogyakarta: Aditya Media.

Mulyana, Slamet. 1979. Negara. Kertagama.Jakarta: Bharata.

Mattulada. 1982. Menyusuri Jejak KehadiranMakssar Dalam Sejarah. Jakarta: BhaktiBaru..

----------. 1985. Latoa Suatu Lukisan AnalitisTerhadap Antropologi Politik Orang Bugis.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mulyono, Hadi. 1982. Studi KelayakanTentang Nekara Perunggu Selayar.Jakarta: Departemen Pendidikan danKebudayaan Direktorat Pemugaran danPerlindungan Sulawesi Selatan.

Najamuddin, dkk. Sulawesi Selatan TempoDoeloe: Mozaik Sejarah Lokal. Makassar:Rayhan Intermedia.

Ngelow, Zakaria J, dkk. Angin MenderuOmbak Mengguncang: Sejarah SingkatGereja Kristen di Sulawesi Selatan (UjungPandang: Majelis Pekerja Sinode GKSS.

Noordyn, J. 1975. “Origins of South CelebesHistorical Writing” dalam An Introductionto Indonesian Historiography. Itaca:Cornell University Press.

N u s a S e l a y a r | 122

Page 123: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Panpres No. 6 Tahun 1959 ini didasarkan atasPasal 18 Undang-Undang Dasar 1945.

Patunru, Abd. Razak Daeng 1967. SejarahGowa. Makassar: Yayasan SulawesiSelatan dan Tenggara.

Pawiloy, Sarita. 1987. Arus Revolusi 1945 diSulawesi Selatan. Ujung Pandang: DHDAngkatan 45 Sulawesi Selatan.

Pelras, Christian. 2005. “The Bugis”diterjemahkan oleh Abdul Rahman Abu,Hasriadi, dan Nurhadi Sirimorok, ManusiaBugis. Jakarta: Nalar bekerjasama denganForum Jakarta-Paris, EFEO.

Pelzer, Karl J. 1977. Toean Keboen dan Petani.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Peraturan Daerah No. 67 Tahun 1969 Pasal 2ayat (1) Tentang kopra.

Poelinggomang, Edward L. 2002. MakassarAbad XIX: Studi Tentang KebijakanPerdagangan Maritim. Jakarta;Kepustakaan Populer Gramedia.

------------. 2004. Perubahan Politik danHubungan Kekuasaan Makassar 1906-1942 Yogyakarta: Ombak.

N u s a S e l a y a r | 123

Page 124: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

------------. 2008. Kerajaan Mori: Sejarah DariSulawesi Tengah. Jakarta: KomunitasBambu.

Preece, Warren E., Ed. 1965. Animism:Encyclopedia Britannica. Jilid I. Chicago,Toronto, Genewa, Sydney, Tokyo.

Pusat Statistik RI Laporan Ikhtiar Impor-Ekspor 1947-1949.

Rahman, Sukirman A. 1994/1995. SejarahKabupaten Daerah Tingkat II Selayar.Ujung Pandang: Departemen Pendidikandan Kebudayaan Direktorat JenderalKebudayaan Balai Kajian Sejarah dan NilaiTradisional.

Reid, Anthony 1982. “Southeast Asia in theAge of Commerce” dialihbahasakan olehMochtar Pabotinggi. Asia Tenggara dalamKurun Niaga 1440-1680. Jilid I. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

Robinson, Mukhlis dan Kathryn, ed. 1985.Masyarakat Pantai. Ujung Pandang:Lembaga Penelitian UniversitasHasanuddin.

Said, Andi Muhammad,dkk (ed). 2007.Directory of Cultural Tourism PotencySelayar Island South Sulawesi Indonesia.Makassar: Balai Pelestarian Peninggalan

N u s a S e l a y a r | 124

Page 125: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Purbakala Makassar bekerjasama denganUjungpandang Heritage Society.

Salam, Nur 2001. Selayar Masa PendudukanJepang: Kajian Sejarah Sosial EkonomiMasyarakat. Makassar: Jurusan SejarahFakultas Ilmu Sosial UNM.

Seeger, Elizabeth. The Pageant of ChineseHistory. diterjemahkan oleh Ong Pok Kiat.Sedjarah Tiongkok Selajang Pandang. NewYork: Longmans Green & Co. Inc, 1952.

Sewang, Ahmad. 2005. Islamisasi KerajaanGowa Abad XVI-XVII. Jakarta: Yayasan OborIndonesia.

Sibenius, J. 1807. Staatbladen vanNederlandsch-Indie. Batavia: JavanscheBoekhandel & Dukkerij.

Soebagijo. 1983. Peran Pemuda dalamMempertahankan Kemerdekaan. Jakarta:Balai Pustaka.

Soerjono Soekanto. 2001. Sosiologi: SuatuPengantar (Jakarat: Raja GrafindoPersada).

Sukirman. 1986. Sejarah Daerah Tingkat IISelayar. Ujung Pandang: Balai KajianSejarah dan Nilai-Nilai Tradisional.

N u s a S e l a y a r | 125

Page 126: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Sukirman. 1994/1995. Laporan PenelitianSejarah dan Nilai Tradisional SulawesiSelatan. Ujung Pandang: DepartemenPendidikan dan Kebudayaan DirektoratJenderal Kebudayaan Balai Kajian Sejarahdan Nilai Tradisional.

Supriatna, Tjahya. 1993. Sistem AdministrasiPemerintahan Daerah Jakarta: BumiAksara.

Suriadi Mappangara, (ed). 2004. InseklopediaSejarah Sulawesi Selatan. Makassar: DinasKebudayaan dan Pariwisata ProvinsiSulawesi Selatan,

Sagimun. 1969. Peran Pemuda Dari SumpahPemuda sampai Proklamasi. Jakarta: BinaAksara.

Schrieke, B. 1960. Indonesia SociologicalStudies. Bandung: Sumur.

Soebantarjo. 1960. Sari Sejarah Asia-Australia. Yogyakarta: Bopkori.

Soekanto, Soerjono 2001. Sosiologi SuatuPengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Stok, Van der “Het eiland Saleijer” Tijdschriftvoor Indische Taal, Land-en Volkenkunde.

N u s a S e l a y a r | 126

Page 127: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Tjandrasasmita, Uka, Ed. 1984. SejarahNasional Indonesia III. Jakarta: BalaiPustaka.

Tobing, P.H.O.L. 1977. Hukum Pelayaran danPerdagangan Amanna Gappa. UjungPandang: Yayasan Kebudayaan SulawesiSelatan.

Undang-undang No. 18 Tahun 1965 tentangpokok-pokok pemerintahan daerah tingkatII, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.5 Tahun 1963.

Wahyuni, Sri. 2007. Meriam Tua Lato diSelayar. Makassar: Jurusan Sejarah UNM.

Wolhoff, G.J. dan Abdurrahim. 1962. SedjarahGowa. Makassar: Jajasan KebudjaanSulawesi Selatan/Tenggara.

Yamin, Muhammad. 1945. Gajah Mada.Jakarta: Balai Pustaka.

Badri Yatim, Sejarah dan Peradaban Islam:Dirasah Islamiyah II. Jakarta: RajaGrafindoPersada.

* * *

(Terima kasih telah membaca satu bab buku NUSASELAYAR. Untuk bacaan lebih lanjut, silahkan miliki

buku aslinya)

BIODATA PENULIS

N u s a S e l a y a r | 127

Page 128: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

Ahmadin adalah dosen tetap pada FakultasIlmu Sosial Universitas Negeri Makassar danmengajar pada Program Studi IPS ProgramPascasarjana (PPs) pada perguruan tinggi yangsama. Saat menjabat sebagai Kepala PusatPenelitian di P2BSE Lemlit UNM.

Menyelesaikan studi pada Program Doktor(S3) Ilmu Sosial Pascasarjana UniversitasHasanuddin (2011). Selain mengajar, meneliti,dan menulis di berbagai media cetak sertajurnal ilmiah, ia juga telah menulis buku-bukubahan ajar: Sejarah Islam, Sejarah Agraria,Metode Penelitian Sosial, Sejarah PergerakanNasional Indonesia, maupun buku referensiumum. Dari berbagai karya tersebut, masing-masing 13 buku merupakan karya tunggal dan

N u s a S e l a y a r | 128

Page 129: NUSA SELAYAR - eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/4052/12/1. NUSA SELAYAR (Sejarah...bangsa. Kiranya di sinilah letak persoalannya, yakni perspektif apakah atau siapakah serta untuk

8 lainnya adalah karya bersama (kumpulantulisan).

Dilahirkan di Kadempak, sebuahperkampungan terpencil di Pulau SelayarSulawesi Selatan pada 24 Februari 1972. Pada1980 ia hijrah bersama kedua orang tuanya keLasusua Kabupaten Kolaka Provinsi SulawesiTenggara dan menyelesaikan studi SekolahDasar hingga SLTA. Tinggal di Makassar sejak1994 hingga sekarang. Dapat berkomunikasivia e-mail: [email protected]

* * *

N u s a S e l a y a r | 129