Nurunnisa’ Innafingah 11111206e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/144/1/Nurunnisa... · 2016....

94
i HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DENGAN HASIL BELAJAR FIQIH SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh NURUNNISA’ INNAFINGAH NIM. 111 11 206 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015

Transcript of Nurunnisa’ Innafingah 11111206e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/144/1/Nurunnisa... · 2016....

  • i

    HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT

    DENGAN HASIL BELAJAR FIQIH SISWA KELAS X

    MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOREJO

    TAHUN PELAJARAN 2014/2015

    SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan Islam

    Oleh NURUNNISA’ INNAFINGAH

    NIM. 111 11 206

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2015

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)

    nya (7). Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan

    melihat (balasan) nya pula (8).

    (Q.S Al-Zalzalah ayat 7-8)

    “Seterjal apapun jalan hidup manusia, suatu saat pasti akan

    dibukakan jalan dari seribu jalan yang Allah miliki”

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Dengan ketulusan hati dan segenap rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan

    kepada:

    1. Kedua orang tuaku, bapak Wiwin Khaulawi dan ibu Istikomah tercinta yang

    senantiasa mendukung baik secara moril maupun materiil.

    2. Adik-adikku Kuni Africhani Latifah dan Nilma Syarifah, serta Mas Anggit

    yang selalu memberi semangat, semoga menjadi orang-orang yang senantiasa

    dalam lindungan Nya.

    3. Ibu Sri Suryani, S.Pd., M.Pd selaku guru MAN sekaligus pembimbing

    penelitian yang dengan penuh kesabaran dan totalitas telah membimbing dan

    mengarahkanku dari awal sampai selesai.

    4. Guru-guruku yang tidak dapat saya sebut satu per satu yang telah

    memberikan saya ilmu tanpa pamrih sehingga saya menjadi seperti sekarang

    ini.

    5. Saudara-saudaraku (Mbak Nisa dan Mbak Nurul).

    6. Teman-temanku seperjuangan PAI angkatan 2011 dan teman-teman (Nurus,

    Lida, Arifah, Fatimah, Dian, Nurul, Luluk, Risalatul Mu’awanah).

    7. Dan seluruh pihak yang telah mendo’akanku yang tidak bisa peneliti sebut

    satu per satu.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji syukur peneliti haturkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah Nya sehingga peneliti dapat

    menyelesaikan karya ilmiah ini yang peneliti susun dalam bentuk skripsi.

    Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Agung

    Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menuntun

    umatnya dari zaman kegelapan sampai zaman yang terang benderang ini.

    Skripsi ini peneliti susun dalam rangka memenuhi tugas guna melengkapi

    syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini

    adalah “Pengaruh Penerapan Reward dan Punishment Terhadap Hasil Belajar

    Fiqih pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purworejo Tahun

    Pelajaran 2014/2015”.

    Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

    memberikan berbagai dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh

    kerendahan hati perkenankan peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.

    2. Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN

    Salatiga

    3. Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan PAI.

    4. Rasimin, S.PdI., M.Pd., selaku pembimbing yang telah memberikan

    bimbingan kepada peneliti dalam menyusun skripsi.

    5. Segenap dosen dan civitas Akademik IAIN Salatiga yang telah membantu

    kelancaran peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

    6. Drs. H. Wachid Adib, M.SI., selaku Kepala Madrasah yang telah

    memberikan ijin penelitian.

    Hanya ucapan terima kasih yang bisa peneliti haturkan, semoga Allah

    membalas ketulusan mereka dan senantiasa memberikan kemudahan kepada

    kita semua.

    Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini sangat jauh dari

    kesempurnaan, oleh sebab itu peneliti mengharap kritik dan saran yang

  • ix

    bersifat membangun. Peneliti juga berharap semoga skripsi ini dapat

    memberikan manfaat bagi peneliti sendiri maupun pembaca pada umumnya,

    serta bermanfaat bagi dunia pendidikan, bagi Agama, nusa dan bangsa.

    Salatiga, 23 Mei 2015

    Peneliti

  • x

    ABSTRAK

    Innafingah, Nurunnisa. 2015. 11111206. Pengaruh Pemberian Reward dan Punishment terhadap Hasil Belajar Fiqih pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.PdI., M.Pd.

    Kata Kunci: Reward dan Punishment, dan Hasil Belajar

    Penulisan skripsi ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan pemberian reward dan punishment dengan hasil belajar Fiqih pada siswa kelas X di MAN Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerapan reward dan punishment dalam pembelajaran Fiqih?, 2. Bagaimana hasil belajar Fiqih siswa kelas X di MAN Purworejo?, 3. Adakah hubungan dari penerapan reward dan punishment terhadap hasil belajar Fiqih siswa kelas X di MAN Purworejo tahun pelajaran 2014/2015?. Dalam penelitian ini pendekatan yang peneliti terapkan adalah pendekatan korelasional kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode angket, dokumentasi, dan observasi. Kemudian dianalisis dengan rumus product moment. Sampel yang peneliti ambil adalah 64 responden (20% dari jumlah populasi yaitu 320).

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan reward dan punishment memiliki keberhasilan yang baik yang ditunjukkan dengan jumlah persentase dari tiap kategori yang ditunjukkan yaitu pada tigkat tinggi/sangat baik sebesar 10.9% berdasarkan jawaban 7 orang siswa/responden, kategori baik sebesar 71.9% berdasarkan jawaban dari 46 siswa, dan pada kategori cukup 17.2% dari jawaban 11 siswa. Sedangkan hasil belajar Fiqih siswa kelas X menunjukkan dua kategori sesuai kurikulum 2013 yaitu baik dan sangat baik. Dengan jumlah persentase yang ditunjukkan yaitu 20.3% untuk kategori sangat baik dengan jumlah siswa sebanyak 13 siswa, dan 79.7% untuk kategori baik sebanyak 51 siswa. Uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan yang positif antara penerapan reward dan punishment dengan hasil belajar Fiqih siswa kelas X di MAN Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015, hal ini dapat dilihat nilai koefisien korelasi (r hitung) sebesar 0.560 lebih besar dari taraf signifikansi 1% (0.317) dan 5% (0.244). Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan positif dari penerapan reward dan punishment dengan hasil belajar Fiqih pada siswa kelas X di MAN Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015. Reward dan punishment merupakan salah satu alat pendamping pembelajaran yang dapat meningkatkan semangat belajar untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

    LEMBAR BERLOGO ................................................................................ ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii

    LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... v

    MOTTO....................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

    ABSTRAK ................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

    BAB 1 PENDAHULUAN

    a. Latar Belakang .............................................................................. 1

    b. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

    c. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

    d. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 6

    e. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6

    f. Definisi Operasional ...................................................................... 8

    g. Metodologi Penelitian .................................................................... 10

    1. Pendekatan Penelitian ............................................................. 10

    2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 10

  • xii

    3. Populasi dan Sample ............................................................... 11

    4. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 11

    5. Analisis Data .......................................................................... 13

    h. Sistematika Penulisan .................................................................... 13

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. Reward dan Punishment.

    7. Pengertian Reward dan Punishment ........................................ 15

    8. Unsur-unsur dalam Pemberian Reward dan Punishment .......... 19

    9. Tujuan Reward dan Punishment. ............................................. 21

    10. Indikator Reward dan Punishment ........................................... 24

    B. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar .......................................................... 28

    b. Bentuk-bentuk Hasil Belajar ................................................... 28

    c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ..................... 30

    d. Teori-teori Belajar ................................................................... 31

    C. Mata Pelajaran Fiqih

    a. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih ................................................ 33

    b. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah ....................... 34

    c. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqih SMA/MA ................................. 35

    d. Reward dan Punishment dan Hasil Belajar Fiqih ........................ 36

    BAB III HASIL PENELITIAN

    a. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purworejo

    1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

  • xiii

    Purworejo ............................................................................... 41

    2. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purworejo ...... 43

    3. Reward dan punishment .......................................................... 45

    4. Hasil belajar Fiqih ................................................................... 55

    BAB IV ANALISIS DATA

    1. Analisis Pendahuluan .................................................................... 60

    2. Pengujian Hipotesis ....................................................................... 62

    3. Pembahasan ................................................................................... 65

    BAB V PENUTUP

    a. Kesimpulan ................................................................................... 67

    b. Saran-saran .................................................................................... 67

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Data Responden

    Lampiran 2 Angket Reward dan Punishment

    Lampiran 3 Raport siswa kelas X MAN Purworejo

    Lampiran 4 Surat Ijin Meneliti

    Lampiran 5 Surat Keterangan Meneliti dari MAN Purworejo

    Lampiran 6 Nota Pembimbing

    Lampiran 7 Lembar Konsultasi

    Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

    Lampiran 9 Lampiran permendikbud

    Lampiran 10 Nilai SKK

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan suatu kunci untuk semua kemajuan dan

    perkembangan pendidikan yang berkualitas, dengan pendidikan manusia

    dapat mewujudkan semua potensi dirinya, baik sebagai pribadi maupun

    sebagai warga masyarakat. Oleh sebab itu peranan pendidikan sangat

    penting bagi setiap individu dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

    seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan negara. Untuk

    mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi, maka harus

    melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses

    pembelajaran.

    Belajar adalah proses mendapatkan ilmu, pengetahuan, dan

    pengalaman. Menurut Sriyanti, dkk (2013:14) belajar merupakan suatu

    perubahan yang relatif permanen dalam tingkah laku atau potensi perilaku

    yang diperoleh seseorang dari pengalamannya. Kekayaan atau harta yang

    dimilki seseorang tanpa adanya ketiga unsur tersebut (ilmu, pengetahuan,

    dan pengalaman) akan terasa kurang lengkap dan hidup seseorang akan

    terasa gersang. Untuk mendapatkan ketiga hal tersebut tentunya juga harus

    diimbangi dengan adanya do’a sebagai wujud tawakal kepada Allah setelah

    melakukan ikhtiar.

  • 2

    Dalam konsep Islam, pendidikan tidak hanya mengajarkan teori

    saja, tapi juga penerapan sikap (afektif) sebagai wujud hasil belajar yang

    berlandaskan konsep ketuhanan dan akhlakul karimah. Ilmu tanpa adanya

    penerapan dan sentuhan akhlakul karimah akan terasa kurang sempurna. Hal

    tersebut, sesuai dengan kurikulum yang sekarang diterapkan di Indonesia

    walaupun hanya beberapa sekolah atau kelas yang telah menerapkannya.

    Yaitu pembelajaran dengan berbasis kurikulum 2013. Merupakan suatu

    kurikulum yang tidak hanya mengedepankan nilai kognitif semata namun

    juga nilai afektif. Dengan tujuan, siswa tidak hanya menerima materi yang

    disampaikan oleh pendidik, namun juga mampu menerapkannya dalam

    kehidupan sehari-hari. Dengan adanya landasan akhlakul karimah tersebut,

    diharapkan suatu proses belajar mampu menghasilkan out put yang tidak

    hanya pandai dalam materi tapi juga berkarakter. Sebab tujuan pendidikan

    nasional adalah mengembangkan manusia Indonesia sesuai dengan fitrahnya

    untuk menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

    Esa, berakhlak mulia, demokratis, menjunjung tinggi hak asasi manusia,

    menguasai ilmu teknologi dan seni, memiliki kesehatan jasmani dan rohani,

    memiliki ketrampilan hidup yang berharkat dan bermanfaat, memiliki

    kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki tanggung jawab

    kemasyarakatan dan kebangsaan agar mampu mewujudkan kehidupan

    bangsa yang cerdas.

    Hal ini merupakan salah satu tugas seorang guru (pendidik) untuk

    mendidik sekaligus membimbing siswa siswi nya, mengingat guru

  • 3

    merupakan orang tua kedua di sekolah. Kurikulum 2013 disusun untuk

    menyempurnakan kurikulum sebelumnya dengan pendekatan belajar aktif

    berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya bangsa (Syam, 2014:1). Tidak

    terkecuali dengan pelajaran Fiqih. Dalam penelitian ini peneliti lebih fokus

    pada mata pelajaran Fiqih untuk siswa kelas X di Madrasah Aliyah Negeri

    (MAN) Purworejo. Dengan beberapa pertimbangan, diantaranya yaitu

    karena Fiqih merupakan salah satu ilmu agama yang membahas tentang

    dasar-dasar hukum islam yang menjadi panduan seseorang khususnya kaum

    muslim dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

    Belajar Fiqih merupakan hal yang sangat penting dimana dalam

    kehidupan ini semua manusia tidak akan terhindar dari problematika

    kehidupan, baik itu kerusakan moral ataupun persoalan hidup lain yang

    mengharuskan seseorang tersebut menggunakan dasar hukum dalam Islam.

    Sebab ilmu Fiqih mengatur segala hukum Allah atau syari’at islam yang

    berhubungan dengan segala pekerjaan atau aktivitas mukalaf, yang mana

    hukum ini diambil dari Al-Qur’an dan as-Sunnah dengan jalan ijtihad. Oleh

    sebab itu, sangat penting bagi individu muslim untuk mempelajari ilmu

    Fiqih agar bisa memahami adanya suatu hukum dalam islam sebagai rujukan

    yang diambil dari beberapa sumber hukum islam.

    Hasil belajar sangat beragam bentuknya, diantaranya adalah

    nilai/angka, sikap atau tingkah laku, prestasi dan masih banyak lagi.

    Biasanya dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu dalam ranah kognitif,

    afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dalam bentuk sikap/perilaku (afektif)

  • 4

    merupakan penunjang berlangsungnya pembelajaran kurikulum 2013.

    Menurut Sukanti (2011:2-3) hal tersebut mencakup beberapa unsur

    diantaranya ialah penerimaan, tanggapan, menilai, pengorganisasian dan

    menghayati nilai. Termasuk belajar ilmu Fiqih. Dalam skripsi ini penulis

    akan memfokuskan pada satu mata pelajaran agama untuk dijadikan fokus

    penelitian yaitu ilmu Fiqih. Pelajaran Fiqih cenderung dianggap mudah oleh

    sebagian besar siswa. Akan tetapi banyak siswa yang meremehkan pelajaran

    ini dan siswa cenderung bosan pada waktu pelajaran Fiqih, terlebih guru

    mata pelajaran tersebut selalu menggunakan metode ceramah dalam

    pembelajaran. Selain bosan dengan metode mengajar yang monoton, siswa

    juga kurang termotivasi untuk menerapkan nilai-nilai yang terkandung

    dalam mata pelajaran Fiqih kedalam kehidupan sehari-hari mereka.

    Seseorang akan berhasil dalam belajar, apabila pada diri seseorang tersebut

    ada keinginan untuk belajar.

    Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah menerapkan

    pemahaman tentang reward dan punishment dalam pembelajaran sebagai

    alat pendamping metode pembelajaran untuk memicu semangat belajar agar

    siswa mendapatkan hasil belajar yang optimal. Reward dan punishment ini

    merupakan salah satu bentuk peduli atau usaha guru dalam membangkitkan

    semangat belajar siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.

    Reward dan Punishment sebenarnya dapat dijadikan alat yang efektif dalam

    pencapaian tujuan pendidikan atau boomerang (serangan baik) bagi anak.

    Berkenaan dengan hal tersebut Qosim (2010) menyatakan sebagai berikut.

  • 5

    Hal ini dalam pendidikan Islam sudah begitu dikenal namun dibeberapa dekade belakangan ini alat pendaming tersebut kurang populer lagi karena banyak pendidik Islam yang lebih menyukai konsep Barat yang cenderung menyampingkan aspek afektif, yang mana dapat menghilangkan kemurnian tujuan pendidikan sendiri yaitu membentuk manusia bukan saja pandai dalam keintelektualannya, tapi juga aspek spiritulnya perlu di bangun secara serempak.

    Namun juga perlu diperhatikan, ketika pemberian reward dan punishment

    harus sesuai dengan dosis atau ukuran agar berdampak positif terhadap hasil

    belajar siswa di sekolah.

    Berawal dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji

    lebih lanjut melalui skripsi yang berjudul “Hubungan Penerapan Reward dan

    Punishment dengan Hasil Belajar Fiqih pada Siswa Kelas X Madrasah

    Aliyah Negeri (MAN) Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan penjelasan di atas, penulis dalam

    penelitian ini mengambil pokok-pokok masalah sebagai berikut:

    11. Bagaimana penerapan reward dan punishment dalam pembelajaran fiqih

    di kelas X MAN Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015?

    12. Bagaimana hasil belajar Fiqih pada siswa kelas X di MAN Purworejo

    Tahun Pelajaran 2014/2015?

    13. Adakah hubungan reward dan punishment dengan hasil belajar fiqih

    siswa kelas X di MAN Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

    5. Untuk mengetahui reward dan punishment yang diterapkan dalam

  • 6

    pembelajaran fiqih di kelas X MAN Purworejo Tahun Pelajaran

    2014/2015.

    6. Untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran fiqih pada siswa kelas X

    di MAN Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015.

    7. Untuk mengetahui adakah hubungan reward dan punishment dengan

    hasil belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas X di MAN Purworejo

    Tahun Pelajaran 2014/2015.

    D. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang artinya di bawah dan

    “thesa” artinya kebenaran (Arikunto, 1990:68). Suatu teori sementara yang

    kebenarannya masih diuji (di bawah kebenaran). Hipotesis penelitian ialah

    rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian

    pustaka (STAIN Salatiga, 2008:16). Hipotesis tersebut sebagai tuntutan

    sementara dalam penelitian untuk mencari jawaban yang benar. Berdasarkan

    rumusan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan sebuah hipotesis

    penelitian yaitu reward dan punishment yang diterapkan berhasil, hasil

    belajar Fiqih yang cukup baik, dan ada hubungan yang positif antara reward

    dan punishment dengan hasil belajar Fiqih pada siswa kelas X di MAN

    Purworejo Tahun Pelajaran 2014/2015.

    E. Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini memiliki beberapa keguaan, baik kegunaan teoritis

    maupun kegunaan praktis.

    1. Kegunaan Teoritis

  • 7

    Dengan diadakan penelitian tentang hubungan reward dan

    punishment dengan hasil belajar akan menambah wawasan dan

    pengetahuan tentang adanya hubungan antara reward dan punishment

    terhadap hasil belajar.

    2. Kegunaan praktis

    e. Bagi guru

    Memberi sumbangan ide bagi guru tentang alat pendamping

    pembelajaran yang aktif, kreatif, dan interaktif untuk meningkatkan

    semangat siswa dalam rangka mengoptimalkan hasil belajar dan

    kreatifitas dalam proses pembelajaran.

    b. Bagi siswa

    Dengan adanya penelitian ini, siswa akan lebih tertarik dalam

    proses pembelajaran dan lebih bersemangat dalam meraih hasil

    belajar yang optimal, serta melatih siswa untuk lebih kreatif dan

    interaktif baik terhadap materi maupun terhadap guru.

    c. Bagi sekolah

    Dengan adanya penelitian ini, sekolah dapat melihat

    perkembangan hasil belajar siswa melalui kekreatifan pembelajaran

    yang dilakukan oleh guru, selain itu dengan meningkatnya hasil

    belajar siswa dengan menggunakan reward dan punishment ini dapat

    meningkatkan mutu pembelajaran yang baik bagi sekolah tersebut.

    d. Bagi peneliti

    Penelitian ini menjadi penambah pengalaman dan wawasan

  • 8

    yang mendidik bagi peneliti serta menambah motivasi untuk melatih

    diri agar mampu menjadi guru yang tidak sekedar mentransfer ilmu

    kepada peserta didik, namun juga menjadi pendidik yang mampu

    membimbing siswa agar memilki karakter yang baik yang

    berlandaskan akhlakul karimah.

    F. Definisi Operasional

    Untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap skripsi ini

    serta untuk menjaga sebagai wujud antisipasi timbulnya kesalahpahaman

    serta pengaburan pemahaman makna, maka sebelum membahas lebih lanjut

    tentang skripsi ini terlebih dahulu ditegaskan istilah-istilah yang terdapat

    dalam judul skripsi ini:

    6. Reward dan Punishment

    Dalam kamus bahasa Inggris Reward yaitu ganjaran, hadiah atau

    memberi penghargaan (Echols, 2006: 485). Sedangkan Punishment

    merupakan suatu perbuatan, dimana kita secara sadar dan sengaja

    menjatuhkan hukuman kepada orang lain (Rasimin, 2011:5).

    Beberapa indikator reward yang sesuai dengan jenjang SMA

    diantaranya yaitu:

    a. Guru memberikan motivasi saat pembelajaran.

    b. Guru memberikan pandangan dan senyuman kepada siswa yang

    menyapa.

    c. Tepukan punggung (apresiasi).

    d. Guru memberikan hadiah berupa benda atau materi kepada siswa

  • 9

    yang berhasil melakukan sesuatu yang positif.

    e. Guru memberikan pujian atau sanjungan kepada siswa yang bisa

    menjawab pertanyaan.

    f. Imbalan berupa tambahan nilai kepada siswa yang aktif.

    g. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu

    menjawab pertanyaan.

    h. Guru memberikan acungan jempol kepada siswa yang bisa

    menjawab pertanyaan dengan benar.

    i. Guru berlaku baik kepada siswa.

    Berikut bentuk-bentuk punishment yang sesuai atau masih pantas

    diberikan pada siswa tingkat SMA ialah:

    i. Guru memberi peringatan atau teguran kepada siswa yang

    melanggar peraturan.

    j. Guru menberi sanksi kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas.

    k. Hukuman fisik misalnya memukul atau menjewer, melempar

    sesuatu seperti penghapus.

    l. Guru memberi ancaman kepada siswa yang sulit diatur.

    m. Guru memberi sindiran kepada siswa yang tidak memperhatikan

    pelajaran.

    n. Pemberian alfa atau tanda khusus bagi yang tidak masuk tanpa

    keterangan dan terlambat masuk kelas.

    o. Guru memberikan nasihat kepada siswa yang mendapatkan nilai

    dibawa rata-rata.

  • 10

    7. Hasil belajar

    Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

    siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Universitas Sumatera

    Utara: 13). Bentuk-bentuk hasil belajar dapat dibagi menjadi tiga ranah

    yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

    8. Fiqih

    Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran dari rumpun

    Pendidikan Agama Islam yang terdapat di sekolah terutama sekolah yang

    berlatar belakang Islami, baik tingkat menengah maupun tingkat atas.

    Secara substansial, Fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan

    motivasi kepada pesrta didik untuk mempraktikan dan menerapkan

    hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari (Kementrian Agama, 2014:2).

    G. Metodologi Penelitian

    1. Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan

    korelasional. Penelitian korelasional ialah suatu penelitian yang

    melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada

    hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih.

    Penelitian ini dilakukan ketika ingin mengetahui tentang ada tidaknya

    dan kuat lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek

    atau subjek yang diteliti.

    2. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi penelitian peneliti pusatkan di MAN Purworejo, tepatnya

  • 11

    yaitu di Jl. Kartini No. 17 Purworejo. Kampus yang terletak di Jl. Kartini

    tersebut merupakan kampus satu yang digunakan untuk belajar siswa

    kelas X. Sedangkan kelas XI dan XII berada di kampus dua yang terletak

    di Jl. Brigjen Katamso, Pangen Juru Tengah, Purworejo. Penelitian ini

    peneliti lakukan pada Tahun Pelajaran 2014/2015 tepatnya pada

    pertengahan semester genap, satu bulan sebelum pengumpulan data

    peneliti melakukan observasi dan 3 hari mulai hari Kamis, 27 Februari

    2015 sampai 02 Maret 2015 merupakan pengumpulan data.

    3. Populasi dan Sampel

    c. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Menurut

    Wasito (1993: 49) populasi adalah keseluruahan objek penelitian

    yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, nilai tes, atau

    peristiwa sebagai sumber data yang memilki karakteritik tertentu

    dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh

    siswa kelas X yang mendapat mata pelajaran Fiqih, yaitu berjumlah

    kurang lebih 320 siswa.

    d. Sampel

    Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili

    populasi yang ada. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 siswa.

    4. Metode Pengumpulan Data

    b. Metode Angket

    Metode angket adalah metode penyelidikan dengan

  • 12

    menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan

    oleh orang yang menjadi objek penelitian. Angket atau kuesioner

    dapat juga diartikan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab

    sebagai data untuk memperoleh informasi dari responden (Arikunto,

    2010: 194). Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data

    yang berkaitan dengan reward dan punishment.

    c. Dokumentasi

    Metode dokumentasi yaitu suatu metode yang digunakan

    untuk mendapatkan data yang dipakai untuk mengetahui data yang

    dapat dilihat secara langsung. Dokumentasi, berasal dari kata

    dokumen, yang artinya barang-barang tertulis (Arikunto, 2010).

    Metode ini digunakan untuk menghimpun data yang

    berkaitan dengan hasil belajar Fiqih, gambaran umum situasi dan

    kondisi sekolah MAN Purworejo kelas X Tahun Ajaran 2014/2015

    yang meliputi letak geografis, keadaan guru dan siswa, administrasi

    sekolah dan berbagai hal yang bersifat dokumentatif berupa catatan,

    buku, arsip, dan lainnya sebagai data pelengkap.

    d. Observasi

    Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

    pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti. Dalam

    teknik pengamatan, peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan

    yang sistematik terhadap subyek penelitian (Wasito, 1993: 75).

  • 13

    5. Analisis Data

    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang mana

    berkaitan dengan angka-angka. Penelitian ini menggunakan rumus

    statistik Product Moment.

    Berikut adalah rumus dari Product Moment:

    { }{ }å åå åå å å

    --

    -=

    2222 )()(

    ))((

    yyNxxN

    yxxyNrxy

    Keterangan: xyr = nilai koefisien korelasi antara x dan y

    x = variabel pertama y = variabel kedua xy = nilai dari variabel x dan y N = banyaknya subjek pemilik nilai å = sigma (jumlah)

    H. Sistematika Penulisan

    Penulisan skripsi ini disusun berdasarkan sistematika penulisan

    sebagai berikut:

    BAB I: Pendahuluan, dalam halaman ini dikemukakan: Latar

    Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis,

    Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metodologi Penelitian, dan

    Sistematika Penulisan.

    BAB II: Kajian Pustaka, dalam bab ini berisi: Pengertian Reward dan

    Punishment dan Perkembangan Hasil Belajar Siswa. Dengan uraian sebagai

    berikut: Pengertian Reward dan Punishment, Macam-macam Reward dan

    Punishment, Fungsi Reward dan Punishment, dan Teori-teori Pembelajaran.

    Kemudian tinjauan Hasil Belajar Siswa meliputi: Pengertian Hasil Belajar,

  • 14

    Klasifikasi Hasil Belajar, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar,

    dan Membahas sedikit mengenai mata pelajaran Fiqih. Serta Hubungan

    Reward dan Punishment dengan hasil Fiqih belajar siswa.

    BAB III: Hasil Penelitian, dalam bab ini menguraikan tentang Hasil

    Penelitian. Halaman ini berisi: Gambaran umum MAN Purworejo, yang

    terdiri dari Visi dan Misi, Sejarah singkat MAN Purworejo, dan Penyajian

    Data.

    BAB IV: Analisis Data, pada bab ini berisi tentang analisis data yang

    terkumpul dari penelitian, meliputi: Deskripsi Data Hasil Penelitian,

    Pembahasan Hasil Penelitian.

    BAB V: Kesimpulan dan Saran-saran, halaman ini terdiri dari

    kesimpulan dan saran, serta daftar pustaka dan lampiran -lampiran.

  • 15

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    I. Reward dan Punishment

    4. Pengertian Reward dan Punishment

    Proses belajar mengajar merupakan salah satu aspek untuk

    meningkatkan mutu pendidikan, yaitu dengan guru dan peserta didik

    yang sama-sama berperan aktif di dalamnya. Untuk mendukung hal

    tersebut dan demi meningkatkan pengetahuan siswa, guru dituntut untuk

    mampu menggunakan berbagai macam ketrampilan, strategi, dan metode

    pembelajaran yang interaktif. Sebab dengan meningkatnya kefahaman

    dan pengetahuan siswa, akan berpengaruh pada hasil belajar.

    Dalam jaringan rekayasa paedagogis, harus memuat sebuah upaya

    untuk membuat anak mau dan dapat belajar atas dorongan sendiri untuk

    mengembangkan bakat, pribadi, dan potensi secara optimal. Hal tersebut

    berkaitan dengan reward (hadiah) dan punishment (hukuman) sebagai

    salah satu alat pendamping metode pembelajaran yang sering

    dipergunakan. Selain mendidik, guru juga mempunyai hak mengarahkan

    pribadi siswa agar tidak hanya pandai dalam prestasinya namun juga

    pandai dalam mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan

    sehari-hari.

    Berikut akan dijelaskan mengenai ragam pengertian reward

    (hadiah) sebagai salah satu metode pendidikan sebagai pendorong

  • 16

    meningkatnya hasil belajar siswa.

    Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, hadiah merupakan

    suatu pemberian, ganjaran (untuk pemenang diperlombaan, sayembara

    atau pertandingan) (Poerwadarminta, 1982:337). Seseorang berhak

    mendapat sebuah hadiah atau pemberian, setelah ia melakukan sesuatu

    yang baik dan sesuai dengan harapan.

    Sedangkan menurut Hamid dalam Husen (2012:3) menyatakan

    bahwa reward adalah suatu alat pendidikan yang bersifat menyenangkan

    dan membangkitkan atau mendorong anak untuk berbuat sesuatu yang

    lebih baik. Selain itu, reward juga berfungsi sebagai sarana untuk

    mempertahankan sesuatu yang baik. Suatu cara yang digunakan untuk

    memberikan penghargaan kepada seseorang karena sudah mengerjakan

    suatu hal yang benar, sehingga menimbulkan rasa semangat lagi untuk

    mengulangi atau mengerjakan hal yang sama, juga disebut reward

    (Jannah, 2013:15).

    Dalam teori-teori pembelajaran dikenal efek yang dirasakan oleh

    seseorang sebagai sesuatu yang menyenangkan, maka efek tersebut

    disebut sebagai Reward atau hadiah (Sriyanti, dkk., 2009:72). Dalam

    Islam pendidikan yang berkaitan dengan pemberian reward adalah

    adanya ganjaran yang diberikan kepada pemeluknya untuk senantiasa

    menjadi seorang yang taat. Rosululloh menyebutnya dengan Targhib.

    Seperti yang diungkapkan oleh Munawar berikut:

    Targhib ialah janji yang disertai dengan bujukan dan membuat senang terhadap sesuatu maslahat, kenikmatan atau kesenangan

  • 17

    akhirat yang pasti dan baik demi mendapat ridho Allah (Munawar, 1990:4).

    Bahkan banyak ayat yang menerangkan balasan yang diberikan

    kepada orang-orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah

    SWT. Sebagaimana dalam surat Al-Zalzalah ayat 7-8:

    ُْ ُ َوَمْن َیْعَمْل ِمْثَقا َل َذرٍَّة َشرا َیَره ُ ٍُُة َخْیًرا َیَرهَفَمْن َیْعَمْل ِمْثَقا َل َذ ر

    Artinya : barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya(7). Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula (8) (Menara Kudus:599).

    Dari beberapa pengertian diatas, dapat diambil satu kesimpulan

    bahwa pemberian hadiah atau reward merupakan salah satu alat

    pendamping dalam proses pembelajaran yang diberikan guru kepada

    anak didik sebagai suatu pendorong, penyemangat dan motivasi agar

    peserta didik lebih termotivasi untuk meningkatkan dan

    mempertahankan hasil belajarnya sesuai yang diharapkan, baik secara

    kognitif, afektif, maupun secara psikomotorik. Dan diharapkan dengan

    adanya pemberian hadiah tersebut muncul adanya keinginan dari anak

    untuk lebih membangkitkan minat belajar dan meningkatkan hasil

    belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa tersebut tanpa adanya

    paksaan.

    Selanjutnya akan dipaparkan juga mengenai beberapa definisi

    punishment atau hukuman yang juga sebagai salah satu alat pendidikan

    sekaligus sebagai bentuk konsekuensi tingkah laku yang sudah dilakukan,

    terutama tingkah laku atau sesuatu yang tidak sesuai dengan peraturan.

  • 18

    Punishment merupakan siksaan atas perilaku yang telah diperbuat

    (Echols, 1992:456). Bila seseorang melakukan perbuatan yang tidak

    sesuai dengan harapan atau aturan, maka ia akan mendapatkan hukuman

    atau punishment.

    Menurut Rasimin (2011:06), hukuman dapat diartikan sebagai

    pemberian sesuatu yang tidak menyenangkan, karena seseorang tidak

    melakukan apa yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran,

    punishment harus mampu memberi efek mendidik atau penguat bagi

    anak agar tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan.

    Dalam konteks Islam, hukuman dikenal dengan istilah tarhib.

    Membahas mengenai tarhib atau hukuman, Munawar (1990:4)

    mengungkapkan tentang pengertian tarhib, yaitu ancaman dari Allah

    yang dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa takut pada hamba Nya dan

    memperlihatkan sifat-sifat kebesaran Tuhan agar mereka selalu

    berhati-hati dalam bertindak serta melakukan kesalahan. Konsekwensi

    atau hukuman bagi seseorang yang melanggar syari’at Allah bisa berupa

    teguran, ujian atau cobaan yang bertujuan agar orang tersebut bisa

    mengoreksi diri sendiri dan mengambil hikmahnya untuk tidak

    mengulangi kesalahan yang sama.

    Berkaitan dengan hal ini, dalam memberikan hukuman

    hendaknya memperhatikan kondisi anak atau peserta didik, sebab

    hukuman yang diberikan kepada anak atau siswa supaya dapat mengena

    di hatinya dan tercapai sesuai harapan.

  • 19

    Dari beberapa pemaparan mengenai definisi hukuman di atas,

    dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian hukuman ialah pemberian

    penderitaan atau sesuatu yang tidak menyenangkan kepada seseorang

    (anak atau peserta didik) karena anak tersebut melanggar atau berbuat

    sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan atau aturan, dan dengan tujuan

    memberikan efek jera kepada anak agar tidak mengulangi kesalahannya

    kembali. Karena pada dasarnya sebuah hukuman akan memberikan efek

    jera berupa perilaku.

    5. Unsur-unsur dalam Pemberian Reward dan Punishment

    Reward dan punishment merupakan salah satu metode pendidikan

    yang sering digunakan pendidik sebagai pemacu semangat belajar siswa

    untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Pemberian reward dan

    punishment hendaknya disesuaikan dengan kaidah atau nilai-nilai yang

    sesuai dan mendidik.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian reward

    atau hadiah menurut Brophy dalam buku Arikunto (1980:165-166),

    diantaranya sebagai berikut:

    a. Hadiah hendaknya diberikan secara spontan, artinya jangan sampai ditangguhkan terlalu lama.

    b. Hadiah hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan sifat dari aspek yang menunjukkan keistimewaan prestasi.

    c. Hadiah hendaknya disesuaikan dengan prestasi yang dicapai anak.

    d. Jangan memberikan hadiah atau penghargaan sebelum siswa berbuat.

    e. Pada waktu menyerahkan hadiah hendaknya disertai dengan penjelasan rinci tentang alasan dan sebab musabab mengapa yang bersangkutan menerima hadiah.

  • 20

    Pemberian hadiah atau penghargaan tidak selamanya bersifat baik,

    namun tidak menutup kemungkinan bahwa pemberian reward

    merupakan salah satu hal yang bersifat positif. Adakalanya pemberian

    reward yang tidak sesuai dengan kaidah atau dosis yang sesuai akan

    menimbulkan salah arti bagi penerima hadiah. Menurut Armai Arif

    dalam jurnal Rasimin berpendapat mengenai implikasi pemberian

    penghargaan akan bersifat negatif apabila pelaksanaan pemberian

    penghargaan digunakan sebagai pembanding antara kemampuan si

    penerima hadiah dengan teman-temannya atau temannya dianggap lebih

    rendah(Rasimin, 2011:4).

    Selain reward, punishment atau hukuman juga mempunyai

    beberapa unsur atau hal penting yang harus diperhatikan dalam

    penerapannya, terutama dalam ranah pendidikan. Selain itu pendidik

    (guru) dalam memberikan punishment harus menjelaskan kesalahan apa

    yang dilakukan oleh anak agar hukuman tersebut bisa diterima dan

    berhasil dalam tugas edukatifnya.

    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian suatu

    punishment atau hukuman ialah sebagai berikut:

    1. Punishment harus disesuaikan dengan permasalahan dan kondisi anak.

    2. Besar kecilnya pelanggaran serta perbedaan individual mempengaruhi bentuk punishment yang diberikan.

    3. Hukuman yang diberikan bersifat konsisten. 4. Hukuman harus diimbangi dengan penjelasan dari sang pemberi

    hukuman (Rasimin, 2011:13).

  • 21

    6. Tujuan Reward dan Punishment

    Secara substansi Reward dan Punishment memiliki tujuan yang

    sama, yaitu sebagai reinforcement (penguatan) demi tercapainya

    kemandirian belajar anak. Tujuan pemberian penghargaan sama dengan

    pemberian hukuman, yaitu sama-sama membangkitkan perasaan dan

    tanggung jawab.

    a. Reward (hadiah)

    Penghargaan atau hadiah bertujuan agar anak lebih

    bersemangat dalam memperbaiki atau mempertahankan sesuatu

    yang sudah dianggap baik, misalnya seperti hasil belajar. Hasil

    belajar bisa berupa prestasi (dalam bentuk angka/nilai), sikap atau

    tingkah laku. Reward merupakan salah satu teknik yang dianggap

    berguna sebagai penguatan akan perilaku positif yang dilakukan

    oleh peserta didik.

    Pemberian hadiah adalah bentuk reinforcement atau

    penguatan yang positif. Berkaitan dengan ini Marno dalam Musfiroh

    (2012:26-27) berpendapat mengenai beberapa tujuan pemberian

    Reward yang disertai reinforcement atau penguatan diantaranya

    yaitu:

    1) Meningkatkan perhatian siswa dalam proses belajar mengajar di

    kelas.

    2) Membangkitkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi

    belajar siswa.

  • 22

    3) Mengendalikan serta membenahi tingkah laku siswa yang

    kurang positif.

    4) Mendorong munculnya sikap atau tingkah laku yang positif dan

    produktif.

    Kesimpulan dari keempat poin tersebut ialah bahwa tujuan

    pemberian reward kepada peserta didik yang disertai reinforcement

    atau penguat ialah sebagai pendorong, langkah untuk

    mempertahankan atau meningkatkan tingkah laku atau sesuatu yang

    positif dan lebih baik.

    Jadi reward merupakan alat, bukan merupakan suatu tujuan,

    oleh sebab itu perlu diperhatikan oleh para pemberi hadiah bahwa

    jangan sampai hadiah/reward tersebut menjadi suatu tujuan atau

    salah arti bagi anak atau calon penerima hadiah.

    Tujuan pemberian reward menurut Hamalik dalam sistem

    pembelajaran sebagaimana dikutip oleh Rasimin dalam jurnalnya

    ialah bahwa setelah seseorang menerima reward atau penghargaan

    karena telah melakukan kegiatan belajar dengan baik, dan kemudian

    ia akan terus melakukan kegiatan belajarnya secara mandiri di luar

    kelas atau sekolah (Rasimin, 2011:7). Kegiatan belajar tidak

    semuanya harus berbau akademik, namun semua hal yang dilakukan

    untuk mendapatkan tambahan pengetahuan atau pengalaman juga

    disebut belajar, termasuk belajar memperbaiki atau mempertahankan

    sikap yang baik dalam kehidupan.

  • 23

    b. Punishment (hukuman)

    Hukuman merupakan suatu konsekwensi yang harus diterima

    seseorang karena melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai

    dengan yang diharapkan atau suatu kesalahan. Tujuan pemberian

    suatu hukuman adalah agar seseorang tersebut merasa jera dan

    diharapkan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Bukti

    menunjukkan, bahwa memberi hukuman atas kelakuan siswa yang

    tak pantas lebih efektif dari pada tidak menghukum (Psikologi

    Belajar, 2013:221). Tidak hanya dalam dunia kriminal suatu

    hukuman itu diterapkan, namun dalam ranah pendidikan atau

    pembelajaran suatu hukuman juga diberlakukan bagi siswa yang

    tidak mematuhi peraturan.

    Menurut Ahmadi dalam jurnal Rasimin, memaparkan bahwa

    dalam proses pembelajaran, hukuman merupakan salah satu metode

    untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga pemberian hukuman

    harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu:

    1) Hukuman diadakan karena pelanggaran, dan kesalahan yang diperbuat oleh anak didik.

    2) Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran yang telah dilakukan oleh siswa.

    Meskipun hukuman diartikan sebagai pemberian beban atau

    nestapa kepada seseorang yang telah melakukan suatu pelanggaran,

    namun disisi lain hukuman memiliki maksud atau tujuan positif bagi

    peneriman hukuman tersebut agar tidak mengulangi kesalahan yang

    sama.

  • 24

    Merujuk dari beberapa pemaparan mengenai tujuan suatu

    hukuman dapat disimpulkan bahwa hukuman yang diberikan kepada

    penerima hukuman harus mampu membangkitkan kesadaran yang

    timbul dari dalam diri anak terhadap kesalahan yang diperbuat oleh

    anak. Sebab hukuman dapat mengatasi tingkah laku yang tidak

    diinginkan dalam waktu singkat, namun harus disertai dengan

    reinforcement, selain itu, hukuman juga menunjukkan apa yang

    tidak boleh dilakukan oleh siswa (Psikologi Belajar, 2013:221).

    7. Indikator Reward dan Punishment

    Seorang pendidik/guru dalam pemberian hadiah (reward) dan

    hukuman (punishment) harus memiliki kekreatifan dan daya inovatif

    yang mumpuni. Sebab dalam proses pembelajaran, kondisi psikis tiap

    peserta didik berbeda-beda, selain itu pemberian hadiah dan hukuman

    juga harus disesuaikan dengan hal yang dilakukan oleh anak. Oleh sebab

    itu, dibawah ini akan dipaparkan mengenai beberapa bentuk dari reward

    dan punishment dalam konteks pendidikan. Secara umum ada berbagai

    macam bentuk reward dan punishment dalam ranah pendidikan baik

    dalam bentuk materi ataupun non materi, diantaranya yaitu:

    Indikator Reward menurut Rasimin (2011:8) ialah Pemberian

    kepercayaan, senyuman, pandangan, tepukan punggung. Selain itu

    beberapa bentuk reward lainnya dalam pembelajaran adalah pujian,

    imbalan materi/hadiah, memandang dan tersenyum, menulis namanya di

    papan tulis, menunjukkan kebaikan, menganggap guru bagian dari

  • 25

    mereka (murid), dan motivasi.

    Sedangkan Arikunto menjelaskan bahwa bentuk reward dalam

    konteks pendidikan ialah peringkat dan simbul-simbul lain, penghargaan,

    hadiah berupa kegiatan dan hadiah berupa benda (Arikunto,

    1980:161-164). Meskipun secara umum bentuk reward terdapat berbagai

    macam bentuk, namun dalam pemberian hadiah akan berbeda antara

    tingkat sekolah dasar, menengah, dan tingkat atas. Karena akan

    ditentukan sesuai tingkat usia calon penerima hadiah.

    Berhubung peneliti melakukan penelitian pada tingkat menengah

    atas (SMA), maka dari beberapa pendapat tersebut, reward dapat

    disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa tersebut. Beberapa bentuk

    reward yang sesuai dengan jenjang SMA diantaranya yaitu:

    a. Guru memberikan motivasi saat pembelajaran.

    b. Guru memberikan pandangan dan senyuman kepada siswa yang

    menyapa.

    c. Tepukan punggung (apresiasi).

    d. Guru memberikan hadiah berupa benda atau materi kepada siswa

    yang berhasil melakukan sesuatu yang positif.

    e. Guru memberikan pujian atau sanjungan kepada siswa yang bisa

    menjawab pertanyaan.

    Hadiah berupa pujian ini mempunyai arti adanya sebuah

    perhatian (Arikunto, 1980:161). Tidak hanya anak kecil, namun

    remaja, orang dewasa atau siapapun yang merasa dirinya

  • 26

    diperhatikan atau mendapat perhatian, seseorang tersebut akan

    merasa lebih dihargai dan cenderung akan bertindak positif.

    f. Imbalan berupa tambahan nilai kepada siswa yang aktif.

    g. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu

    menjawab pertanyaan.

    h. Guru memberikan acungan jempol kepada siswa yang bisa

    menjawab pertanyaan dengan benar.

    i. Guru berlaku baik kepada siswa.

    Sedangkan punishment atau hukuman ialah suatu beban nestapa

    yang diberikan kepada seseorang karena telah melakukan suatu

    kesalahan atau melanggar hal yang tidak sesuai dengan kehendak.

    Dibawah ini akan disebutkan beberapa macam bentuk punishment dari

    berbagai rujukan, diantaranya yaitu:

    Berkaitan dengan hal tersebut Arikunto dalam bukunya

    menyebutkan beberapa bentuk hukuman dalam ranah pendidikan,

    diantaranya adalah: pengurangan skor atau penurunan peringkat,

    pengurangan hak, hukuman berupa denda, pemberian celaan, penahanan

    sesudah sekolah, penyekoresan, dan referal atau menunjuk (Arikunto,

    1980:174-176).

    Selain itu menurut Rasimin (2011:14) mengenai pemberian

    hukuman sesuai karakter guru, yaitu:

    a. Pendidik atau guru yang bersifat rutinitas dan eksak cenderung menggunakan hukuman dalam bentuk peringatan, ancaman, pengisolasian diri anak sebagai langkah terakhir untuk memperbaiki perilaku anak. Dalam

  • 27

    hal ini penyampaian materi dalam KBM menjadi titik fokus, sehingga guru menafikkan kondisi psikis dan jasmani anak.

    b. Pendidik atau guru yang memiliki karakter hangat, biasanya cenderung memakai semua bentuk punishment sesuai dengan perbedaan individual anak, selain itu dengan melihat latar belakang permasalahan yang kemudian digunakan untuk menentukan jenis hukuman dari hukuman ringan seperti peringatan sampai hukuman berat.

    c. Pendidik atau guru yang berkarkter dingin, biasanya sikap kurang sabar dan tidak bersahabat melekat pada guru tersebut yang menjadikan guru tersebut lebih cenderung memilih hukuman yang bersifat praktis, seperti: melempar penghapus, memukul, bahkan menjewer (Rasimin, 2011:14).

    Merujuk pada beberapa hal yang telah disebutkan tersebut maka

    dapat diambil beberapa bentuk punishment yang sesuai untuk jenjang

    menengah atas. Berikut bentuk-bentuk punishment yang sesuai atau

    masih pantas diberikan pada siswa tingkat SMA ialah:

    a. Guru memberi peringatan atau teguran kepada siswa yang

    melanggar peraturan.

    b. Guru menberi sanksi kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas.

    c. Hukuman fisik misalnya memukul atau menjewer, melempar

    sesuatu seperti penghapus.

    d. Guru memberi ancaman kepada siswa yang sulit diatur.

    e. Guru memberi sindiran kepada siswa yang tidak memperhatikan

    pelajaran.

    f. Pemberian alfa atau tanda khusus bagi yang tidak masuk tanpa

    keterangan dan terlambat masuk kelas.

    g. Guru memberikan nasihat kepada siswa yang mendapatkan nilai

    dibawa rata-rata.

  • 28

    J. Hasil Belajar

    1. Pengertian hasil belajar

    Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan untuk

    memperoleh pengetahuan atau suatu hal baru yang dirasa belum

    diketahui. Menurut Santrock yang tercantum dalam skripsi di

    Universitas Sumatra Utara (2010:1) menjelaskan pengerian belajar ialah

    perubahan yang relatif permanen pada perilaku, pengetahuan dan

    kemampuan berfikir yang diperoleh karena pengalaman. Belajar tidak

    hanya sebatas dalam bidang akademik saja, melainkan non akademik

    juga. Berkaitan dengan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa hasil belajar

    ialah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

    pengalaman belajarnya (Universitas Sumatera Utara, 2010:13).

    Merujuk dari beberapa pendapat tentang pengertian hasil belajar

    tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ialah suatu wujud

    kemampuan yang dimiliki siswa setelah mendapat pengalaman dan

    pengetahuan dalam belajarnya, baik hasil secara kognitif, afektif ataupun

    psikomotorik. Dalam hal ini peneliti akan lebih fokus dalam meneliti

    hasil belajar dalam ranah afektif (cenderung pada sikap/tingkah laku

    2. Bentuk-bentuk Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan suatu wujud kemampuan yang dimiliki

    seseorang setelah mendapat pengetahuan dalam belajarnya. Hasil belajar

    meliputi beberapa macam diantaranya berupa nilai/angka, sikap atau

    tingkah laku, prestasi dan masih banyak lagi. Menurut beberapa ahli dan

  • 29

    penulis dari berbagai rujukan, hasil belajar dapat dikelompokkan dalam

    tiga ranah, yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotik. Berikut

    penjelasan dari ketiga bentuk hasil belajar tersebut:

    p. Ranah kognitif

    Ialah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala

    upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah

    kognitif.

    Ranah kognitif meliputi:

    1) Pengetahuan

    2) Pemahaman

    3) Aplikasi

    4) Analisis

    5) Sintesia

    6) Evaluasi

    q. Ranah afektif

    Ranah afektif ini berkaitan dengan sikap dan nilai. Tipe

    hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam bentuk tingkah laku

    dan nilai.

    Tingkah laku tersebut misalnya seperti:

    1) Perhatian terhadap pelajaran

    2) Disiplin

    3) Motivasi belajar

    4) Menghargai guru

  • 30

    5) Kebiasaan belajar

    6) Hubungan sosial

    r. Ranah psikomotorik

    Hasil belajar dalam ranah psikomotorik merupakan ranah

    yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak

    setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

    Dari ketiga ranah hasil belajar tersebut, penulis akan

    mengkaji lebih dalam mengenai hasil belajar dalam ranah afektif

    yaitu yang berkaitan dengan sikap atau tingkah laku.

    3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh

    dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor

    dari luar individu. Belajar akan menghasilkan hasil belajar yang optimal

    ketika siswa dan guru mampu memahami faktor apa saja yang

    berpengaruh. Dalam hal ini Sriyanti (2013:20-21) menjelaskan beberapa

    faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu:

    a. Faktor eksternal (faktor dari luar individu), meliputi dua hal yaitu:

    1) Faktor non sosial, ialah faktor-faktor di luar individu yang

    berupa kondisi fisik, terutama yang ada di lingkungan belajar.

    Misalnya: cuaca, gedung, dan sejenisnya.

    2) Faktor sosial, yaitu beberapa faktor yang ada di luar individu

    yang berupa manusia, seperti keluarga, lingkungan sekolah, dan

    lingkungan masyarakat. Misalnya: kehadiran seseorang dalam

  • 31

    belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,

    keharmonisan/pertengkaran dalam keluarga.

    b. Faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri individu/siswa).

    Faktor internal terdiri dari dua faktor, yaitu faktor fisiologis dan

    faktor psikologis.

    j. Faktor fisiologis (kondisi fisik), misalnya tingkat kesehatan dan

    kebugaran fisik siswa.

    k. Faktor psikologis (faktor psikis), misalnya seperti tingkat

    kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, dan kepribadian.

    Faktor eksternal dan internal tersebut berpengaruh pada tingkat

    keberhasilan belajar, pengaruhnya bisa bersifat positif-mendukung

    atau bisa juga negative- menghambat.

    4. Teori-teori Belajar

    Menurut Sriyanti, dkk., teori-teori belajar dibagi menjadi

    beberapa bagian, diantaranya ialah sebagai berikut:

    e. Teori Kondisioning Klasik (Ivan P Pavlov)

    Ialah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya

    stimulus atau rangsangan yang kemudian menimbulkan reaksi atau

    respon (Sriyanti, dkk., 2013:33). Yang terpenting dalam teori ini

    adalah adanya latihan secara terus menerus. Penerapan teori

    responden ini dalam konteks belajar hendaknya digunakan untuk

    menjelaskan proses belajar secara umum, yaitu pengaruh kondisi

    tertentu terhadap sikap, perasaan dan pikiran subjek didik dalam

  • 32

    belajar (Mulyati, 2005:34).

    f. Teori Koneksionisme (Edward Lee Thorndike)

    Dari hasil eksperimennya, Thorndike menyimpulkan bahwa

    hadiah dan hukuman tidak berlawanan secara lurus (Mulyati,

    2005:43). Dengan kata lain, akibat dari pemberian hadiah dan

    hukuman tidak selalu berbanding sebanding. Sebab menurut

    Mulyati dalam bukunya menyatakan bahwa ternyata hadiah lebih

    kuat pengaruhnya dari pada hukuman. Perbuatan yang menimbulkan

    adanya penghargaan atau hadiah cenderung diikuti dengan

    pengulangan, sedangkan hukuman tidak selalu diikuti dengan

    pengulangan perbuatan (2005:44). Bagi Thorndike mengajar bukan

    mengharap siswa tahu apa yang diajarkan, tetapi mengajar ialah

    tahu apa yang akan diajarkan, respon apa yang diharapkan, apa

    tujuan pendidikan, kapan harus memberi hadiah, dll (Sriyanti, dkk.,

    2013:41).

    g. Teori Operan Kondisioning (B.F Skinner)

    Teori ini menjelaskan bahwa lingkungan memiliki pengaruh

    luar biasa pada proses belajar dan perilaku (Sriyanti, dkk., 2013).

    Oprerant conditioning berbeda dengan conditioning klasik. Jika

    dalam contitioning klasik reinforcement dilakukan berulang-ulang

    sehingga menghasilkan tingkah laku, sedangkan dalam operant

    conditioning terjadi sebaliknya, yaitu jawaban atau tingkah lakulah

    yang menimbulkan reinforcement. Individu harus melakukan

  • 33

    sesuatu.

    Berkaitan dengan hal ini Dahar dalam Mulyati (2005:46)

    menyatakan bahwa operant conditioning ialah penggunaan

    konsekuensi-konsekuensi menyenangkan dan tidak menyenengkan

    untuk mengubah perilaku. Sebagai contoh ialah: Bila perilaku

    seseorang segera diikuti konskuensi menyenangkan, ia akan lebih

    sering terlihat dalam perilkau tersebut (Mulyati, 2005).

    K. Mata Pelajaran Fiqih

    1. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih

    Fiqih ialah suatu ilmu yang mempelajari dasar hukum atau

    syari’at agama islam yang mengatur tentang hukum dalam islam yang

    berkaitan dengan kehidupan mukalaf dalam sehari-hari.

    Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran dari rumpun agama

    yang terdapat di sekolah terutama sekolah yang berlatar belakang islami,

    baik tingkat menengah maupun tingkat atas seperti SMP/MTs dan

    SMA/MA. Mata pelajaran fiqih di Madraah Aliyah adalah salah satu

    mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan

    dari fiqih yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah

    Tsanawiyah/SMP (Kemenag, 2014:12). Peningkatan tersebut dilakukan

    dengan cara mempelajari, dan memperdalam kajian fiqih baik yang

    menyangkut aspek ibadah ataupun muamalah, untuk menggali tujuan

    dan hikmahnya, serta sebagai persiapan untuk melanjutkan ke jenjang

    pendidikan yang lebih tinggi dan untuk hidup bermasyarakat.

  • 34

    Berkaitan dengan hal tersebut, Kementrian Agama memaparkan

    dalam buku pedoman bagi guru fiqih bahwa secara substansial, mata

    pelajaran fiqih memilki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada

    peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam

    kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan

    keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT., dengan diri

    manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun

    lingkungannya (2014:12).

    2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah

    Secara substansial pelajaran fiqih memiliki beberapa tujuan

    pokok, sesuai yang tercantum dalam buku panduan guru mata pelajaran

    fiqih sebagai berikut:

    a. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah, dan

    tatacara pelaksanaan hukum Islam baik yang berkaitan dengan

    ibadah maupun muamalah, sebagai pedoman hidup dalam khidupan

    pribadi dan sosial.

    b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

    benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam

    menjalankan ajaran agama Islam (Kemenag, 2014:2).

    Sebab dengan mempelajari dan memahami ilmu fiqih juga,

    seorang muslim/siswa akan tahu bagaimana cara membedakan antara

    yang haq dan yang batil.

  • 35

    3. Ruang Lingkup Pelajaran Fiqih SMA/MA

    Pengemasan ajaran Islam dalam bentuk mata pelajaran di

    lingkungan Madrasah dikelompokkan sebagai berikut, yang diajarkan

    mulai jenjang Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan

    Madrasah Aliyah (Kemenag, 2014:iv). Selain di ranah pondok pesantren,

    pelajaran fiqih juga diajarkan di sekolah, terutama sekolah yang berbasis

    Islam, baik tingkat dasar (Ibtidaiyah/Tsanawiyah) maupun jenjang

    Aliyah. Pelajaran fiqih banyak membahas tentang dasar-dasar hukum

    Islam (syari’at) beserta hikmah dan tatacara penerapannya dalam

    kehidupan sehari-hari, sebagai acuan kaum muslim dalam menjalani

    kehidupan sehari-hari. Barikut ruang lingkup pelajaran fiqih jenjang

    Aliyah kelas X yang dikemas oleh Kementrian Agama:

    a. Kajian tentang prinsip-prinsip ibadah dan syari’at dalam Islam.

    b. Hukum Islam dan perundang-undangan tentang zakat dan haji,

    beserta hikmah dan cara pengelolaannya.

    c. Hikmah kurban dan akikah.

    d. Ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah.

    e. Hukum Islam tentang kepemilikan.

    f. Konsep perekonomian dalam Islam dan hikmahnya.

    g. Hukum Islam tentang pelepasan dan perubahan harta beserta

    hikmahnya.

    h. Hukum Islam tentang wakalah dan sulhu, besrta hikmahnya.

    i. Hukum Islam tentang daman dan kafalah, besrta hikmahnya.

  • 36

    j. Riba, bank, dan asuransi.

    L. Reward dan Punishment dan Hasil Belajar Fiqih

    Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh

    pengetahuan atau hal baru yang dirasa belum diketahui. Suatu pembelajaran

    akan menghasilkan hasil belajar yang optimal apabila proses pembelajarnya

    berjalan dengan efektif dan produktif. Proses pembelajaran yang efektif dan

    produktif yaitu apabila pihak guru dan siswa mampu saling berinteraksi

    dengan baik, sebab dengan adanya interaksi antara guru dan murid dapat

    menguntungkan kedua belah pihak, terutama pada saat proses pembelajaran

    dan pemahaman materi. Proses belajar dapat dikatakan efektif bila pesrta

    didik aktif (intelektual, emosional, sosial) mengikuti kegiatan belajar, berani

    mengemukakan pendapat, bersemangat, kritis dan kooperatif

    (Arifin,2009:303). Selain itu guru harus memiliki kekreatifan dalam

    meningkatkan kualitas pembelajaran yang komunikatif, agar proses

    pembelajaran tidak membosankan dan tidak hanya sekedar mentransfer ilmu

    kepada siswa saja, melainkan melibatkan siswa untuk aktif atau terlibat

    dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Selain itu perilaku positif dan

    perilaku negatif yang diperlihatkan oleh guru-guru juga ikut menentukan

    sebagian besar efektivitas diri mereka dalam proses belajar mengajar dan

    pada akhirnya menentukan dampak yang mereka berikan pada hasil belajar

    siswa (baik prestasi maupun tingkah laku) (Stronge, 2007:145).

    Dengan demikian, siswa akan lebih mudah dalam memahami mata

    pelajaran dan guru akan lebih mudah dalam memahami karakter siswa,

  • 37

    termasuk bagi guru fiqih. Dalam proses pembelajaran tentu ada hal positif

    yang diharapkan baik oleh guru, siswa ataupun wali murid, diantaranya ialah

    hasil belajar yang optimal. Hasil belajar meliputi tiga aspek, diantaranya

    yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Begitu juga dengan jenis atau

    bentuk hasil belajar, bisa berupa nilai atau tingkah laku. Berkaitan dengan hal

    tersebut, guru memiliki wewenang untuk tidak sekedar mengajar namun juga

    mendidik dan mengarahkan siswanya untuk menerapkan hasil belajarnya

    dalam kehidupan sehari-hari.

    Dalam proses pembelajaran tentu ada kegagalan dan keberhasilannya.

    Kegagalan belajar siswa tidak sepenuhnya menjadi kesalahan siswa itu

    sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, sebagai seorang guru selain digugu

    dan ditiru, guru juga dituntut adanya pemahaman karakter terhadap peserta

    didik untuk mempermudah guru dalam penilaian dan pengamatan baik

    berupa angka atau bentuk respon. Hal tersebut berlaku untuk semua guru

    mata pelajaran, termasuk guru mata pelajaran fiqih. Pelajaran agama

    termasuk mata pelajaran fiqih cenderung dianggap mudah oleh sebagian

    besar siswa. Akan tetapi banyak siswa yang meremehkan pelajaran ini dan

    siswa cenderung bosan pada waktu pelajaran fiqih, terlebih guru mata

    pelajaran yang masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran.

    Untuk mengurangi kejenuhan atau sikap menganganggap mudah terhadap

    mata pelajran tertentu, guru dituntut agar memiliki alternatif untuk

    memancing atau menarik perhatian siswa agar lebih fokus lagi dalam

    mengikuti pembelajaran. Hal tersebut tidak lain bertujuan agar hasil belajar

  • 38

    siswa dalam mnegikuti suatu mata pelajaran bisa lebih optimal.

    Untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar, hendaknya seorang

    guru berpijak pada hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan

    faktor-faktor pendukung keberhasilan (Arifin, 2009). Upaya optimalisasi

    proses dan hasil belajar dapat dilakukan dengan merancang dan mengajukan

    berbagai alternatif solusi sesuai hasil identifikasi faktor-faktor penyebab

    kegagalan dan pendukung keberhasulan. Upaya tersebut dapat berupa

    perbaikan untuk menghilangkan kegagalan dan bisa juga berupa pemantapan

    atau reinforcement (penguat) atas keberhasilan yang telah dicapai (Arifin,

    2009). Dengan kata lain, yaitu dengan memberikan respon positif untuk hal

    yang benar. Sebab dengan adanya suatu stimulus dan respon, diharapkan

    siswa mampu lebih terbuka dalam kegiatan belajar mengajar atau adanya

    perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Untuk meningkatkan kualitas

    pembelajaran yang komunikatif, guru harus memiliki beberapa strategi yang

    bisa membuat siswa tidak jenuh dan dapat mengikuti pembelajaran dengan

    baik/aktif, untuk meraih hasil belajar yang optimal. Salah satu diantaranya

    yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran reward dan punishment.

    Dalam proses pembelajaran dikenal dengan istilah reward dan

    punishment. Yaitu suatu strategi pembelajaran yang menggunakan konsep

    pemberian hadiah (penghargaan) dan hukuman. Pemberian hadiah tidak

    semata-mata memberikan sesuatu kepada siswa, namun atas dasar alasan dan

    tujuan tertentu, misalnya karena siswa tersebut melakukan suatu perbuatan

    yang positif dan diapresiasi oleh guru dengan pujian atau yang sejenisnya

  • 39

    dengan tujuan agar siswa mengulangi hal positif tersebut. Sebab dengan

    adanya reward seseorang akan cenderung mengulangi perilaku positifnya.

    Sebab pada dasarnya setiap manusia diciptakan dengan sifat positif

    masing-masing yang melekat dalam pribadinya (Turner, 2008:29). Ketika

    guru menghadapi siswa yang berkelakuan kurang sesuai dengan aturan,

    jangan langsung diberi komentar negatif terlebih dahulu, sebab akan

    berakibat pada kondisi psikis siswa tersebut, terlebih lagi kondisi psikis

    antara satu siswa dengan siswa lainnya berbeda-beda. Ketika ditegur dengan

    halus namun tidak menunjukkan perubahan, maka guru berhak mengambil

    satu langkah tindakan lebih lanjt, dengan memberinya hukuman. Misalkan

    dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran fiqih, selalu ada anak yang

    telat masuk karena menganggap enteng guru dan pelajaran tersebut, dalam

    hal ini siswa perlu ditegur. Namun ketika dengan teguran tetap saja tidak

    berhasil, guru bisa menindak lanjuti dengan memberinya hukuman tidak

    boleh masuk atau mengikuti pelajaran tersebut selama pembelajaran

    berlangsung. Hal tersebutdengan tujuan agar siswa tersebut jera dengan

    sikapnya yang seenaknya dan tidak mengulangi kesalahannya tersebut. Sebab

    bukti menunjukkan, bahwa menberi hukuman atas perilaku siswa yang tak

    pantas lebih efektif dari pada tidak menghukum (Psikologi Belajar,

    2013:221).

    Jadi melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui adanya

    hubungan antara alat pendamping pembelajaran reward dan punishment

    dengan hasil belajar siswa, terutama pada mata pelajaran fiqih. Pelajaran

  • 40

    Fiqih merupakan salah satu pelajaran agama yang dibutuhkan sebagai acuan

    mukalaf dalam kehidupan sehari-hari untuk memperbaiki atau

    mempertahankan perilaku yang positif yang mana tidak lepas dari berbagai

    problem kehidupan.

  • 41

    BAB III

    HASIL PENELITIAN

    8. Gambaran Umum MAN Purworejo

    5. Sejarah Singkat Berdirinya

    Mengingat kebutuhan rakyat di daerah Kedu, khususnya

    Kabupaten Purworejo untuk menuntut Ilmu Pengetahuan Agama Islam

    pada Perguruan Tinggi Agama, maka perlu dibuka Sekolah Persiapan

    Institut Agama Islam Negeri Al Jami’ah Al-Islamiyah Al-hukumiyah

    (SPIAIN Al-Islamiyah Al-hukumiyah) di Purworejo.

    Untuk menyalurkan hasrat dan minat belajar agama Islam

    masyarakat di Kabupaten Purworejo, pemuka-pemuka agama

    masyarakat menyampaikan kepada Presiden (sekarang Rektor) Institut

    Agama Islam Negeri Al Jamia’ah Al Islamiyah Al Hukumiyah Sunan

    Kalijaga Yogyakarta, untuk membuka Sekolah Persiapan IAIN Al

    Jamia’ah Al Islamiyah Al Hukumiyah di Purworejo. Selanjutnya oleh

    Presiden/Rektor IAIN Al Jamia’ah Al Islamiyah Al Hukumiyah Sunan

    Kalijaga di Yogyakarta, mengusulkan kepada Menteri Agama RI. Usulan

    tersebut disetujui dengan diterbitkannya Surat Keputusan Menteri

    Agama RI Nomor 90 Tahun 1962 pada tanggal 30 September 1962

    tentang Pembentukan Panitia Pendiri Sekolah Persiapan IAIN Al

    Jamia’ah Al Islamiyah Al Hukumiyah di Purworejo, dengan Brigjen

    Sarbini (Pangdam VII Diponegoro) sebagai pelindung, Mr. Moh. Soleh

    (Residen Daerah Kedu), dan M. Slamet Soetohardjono (Bupati Kepala

  • 42

    Daerah Tk. II Purworejo) sebagai penasehat, sedangkan pimpinan/ketua

    panitia adalah KH. Damanhuri.

    Berdasarkan laporan Panitia Pendiri SPIAIN Al Jami’ah Al

    Islamiyah Al Hukumiyah Sunan Kalijaga Purworejo kepada Menteri

    Agama RI tentang pelaksanaan tugas panitia, maka Menteri Agama RI

    mengeluarkan Surat Keputusan tanggal 5 Desember 1962 Nomor 98

    Tahun 1962 tentang pembukaan Sekolah Persiapan IAIN (SPIAIN) Al

    Jami’ah Al Islamiyah Al Hukumiyah di Purworejo yang kemudian

    diresmikan pada tanggal 27 Desember 1962 oleh Menteri Agama

    Republik Indonesia.

    Dalam proses kegiatan belajar mengajar, kurikulumnya mengacu

    kepada IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, karena siswa-siswanya

    dipersiapkan untuk melanjutkan ke Fakultas-fakultas Perguruan Tinggi

    IAIN Al Jamiah, dan masa belajarnya dibatasi selama 2 tahun. Karena

    mengingat perkembangan pendidikan masa depan, maka sebagaimana

    diatur dalam Peraturan Menteri Agama RI tanggal 27 Desember 1967

    Nomor 4 Tahun 1967 masa belajar siswa ditambah dari 2 tahun menjadi

    3 tahun. Dalam rangka usaha pencapaian tujuan Nasional pada umumnya

    dan mencerdaskan kehidupan bangsa pada khususnya, serta memberikan

    kesempatan yang sama kepada tiap-tiap warga Negara Indonesia untuk

    memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan,

    perlu diambil langkah-langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan

    pada Madrasah.

  • 43

    Sekolah Persiapan IAIN Al Jami’ah mengalami masa transisi

    dengan diterbitkannya Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri

    Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Dalam Negeri, Nomor 6

    Tahun 1975, Nomor 037 Tahun 1975, Nomor 36 Tahun 1975 tanggal 24

    Maret 1975 tentang Mutu Pendidikan pada Madrasah, dan Keputusan

    Menteri Agama RI nomor 17 Tahun 1978 tanggal 16 Maret tentang

    Susunan Organisasi dan Tata Kerja Madrasah Aliyah Negeri.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI tersebut diatas, Sekolah

    Persiapan IAIN Al Jamiah Al Islamiyah Al Hukumiyah Sunan Kalijaga

    Purworejo dirubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purworejo.

    Dan pada hari Senin tanggal 31 Juli 1978, telah dilakukan serah terima

    Sekolah Persiapan IAIN Sunan Kalijaga dari Rektor IAIN Sunan

    Kalijaga H. Zaini Dahlan, MA., kepada Kepala Kantor Wilayah

    Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah, DRS. H. Zaini Ahmad Syis.

    6. Visi dan Misi MAN Purworejo

    s. Visi

    Visi Madrasah adalah “Terwujudnya Peserta Didik yang

    Religius, Cerdas, Mandiri, Unggul Prestasi dan Luhur Budi Pekerti”.

    Indikator Visi MAN Purworejo:

    2. Religius (mampu menumbuh kembangkan pemahaman,

    penghayatan dan pengamalan agama).

    3. Cerdas (mampu menumbuh kembangkan kemandirian, sikap

    percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan,

  • 44

    dan pekerjaannya).

    4. Mandiri (mampu menumbuh kembangkan kemandirian, sikap

    percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan,

    dan pekerjaannya).

    5. Unggul prestasi (Memiliki keunggulan di bidang Akademis

    maupun Non Akademis sesuai dengan potensi bakat dan

    minatnya).

    6. Luhur budi pekerti (Memiliki Akhlaqul Karimah dalam tata

    pergaulan dan cinta lingkungan hidup).

    t. Misi

    h. Menumbuh kembangkan pemahaman, pengahayatan,

    pengamalan agama dan religius yang akan menjadi sumber

    kearifan dalam berpikir dan bertindak.

    i. Mengembangkan siswa berpikir aktif, kreatif dan inovatif dalam

    memecahkan masalah hidup dan kehidupan.

    j. Menumbuhkembangkan budaya optimisme, kejujuran,

    kedisiplinan, kemandirian dan sikap tanggungjawab dalam

    kehidupan.

    k. Mengembangkan potensi akademik dan non akademik serta life

    skill secara optimal sesuai dengan bakat dan minatnya melalui

    proses pendidikan dan melaksanakan bimbingan secara efektif

    dalam meningkatkan daya saing dan kemampuan siswa

    keperguruan tinggi.

  • 45

    l. Mengembangkan sikap dan perilaku akhlaqul karimah dalam

    tata pergaulan baik di lingkungan Madrasah, keluarga maupun

    masyarakat serta cinta lingkungan hidup.

    9. Reward dan Punishment

    Data tentang pengaruh reward dan punishment terhadap hasil belajar

    siswa kelas X di MAN Purworejo dikumpulkan melalui angket atau

    kuisioner yang dibagikan dan dijawab oleh responden. Populasi dalam

    penelitian ini ialah seluruh siswa kelas X MAN Purworejo yang berjumlah

    320 siswa. Dari jumlah populasi tersebut peneliti mengambil sampel sebesar

    20% yakni 64 siswa. Dibawah ini merupakan data tentang reward dan

    punishment:

    Tabel 3.1 Hasil Jawaban Angket Reward dan Punishment

    No

    Nama Responden

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

    1 Ema Dzakiyatul Banat

    A B A A B B A A B C B B C A A C C C B B A B A B A

    2 Umi Salamah A B A A B B B B B C B B C B A B C C B B A B B C B

    3 Allifi Karunia A A B B A C B A C A B B A A A B C A A C A A B A B

    4 Grasella Rika. D A A A A B A A A A C C B B A A B B A A B A A A A B

    5 Akhmad Masrur Fauzi

    B B B B B B B A A C C C B A A C B B A C A A A B B

    6 Landung. R. Pambudi A B B A A B A A B B B B A A A B B B A A A C B B A

    7 Gadis Dwi Insan. P A A A A B B A A B B B A B A A B B B B A A B A B A

    8 Eti Ambarwati A A B B A C A A B C C B B A A B C B A A A B A B A

    9 Windy Anisya A A B B A B A A B A B B B A A C C B C C A B B C B

  • 46

    10 Karmila Astrid. D. A A A B B B B B A B C B A A A A B C B C C A B A C C

    11 Rina Maryamah A B A A A A A A C C B B A B A B C B C C B B B B C

    12 Dewi Chintia. K A B A A C B B B B A C B B B B C C C B C B C B C C

    13 Amiin Nur Tamalasari A A A B C A A A A C C A B A A C C C B B B B A C A

    14 M. Farda Hidayatulllah

    B B B A B B B B B B C B A A A B B B C A A B B B B

    15 Retno Riyana A B A A B A A A B B B A A A A A C B B C A B A B B

    16 Muftiyana Nurunnisa A A B B C A B A A C C B A A A B C B B A B C B B C

    17 Desinta Dwi Sya’bani B B A B B A A A B C C C A B A A C A B A A A C A A

    18 Ines Arnetha Pramesti

    A B A B C A A A A B C A A A A A C A C B A A A A B

    19 Anggarani Sukmawati A A B B C A A A A C C A A A A A C B A C A B A A B

    20 Wahyu Setyawan A A B B C C A B C C C C A A A B B C B A A B B B B

    21 Siti Purwanti A A A A A A B A A C B B B A A B C C C B A B A B C

    22 Wanda Hibasari A A B B B A A A B A A A A A A B C C B A A C A B A

    23 Ela Dwi Listiani A B A B A A A A A B B B B A B B C C B B A B B B A

    24 Krismawati A A A A A A A A B A B A B A B B C B B B A A B B B

    25 Pinanggih Dwi Lestari A B A A C A A A B B B B A B A B C B B A A B A B A

    26 Alvin A A B C B B B A B B C A A A A B A B A B A B A B A

    27 Abdulloh Imam. M B B C C C B A A A A C C A A A B B A B B A A A A B

    28 Balukiya B B B B B B B C B A C A B A A A B C C C A B B B B

    29 Lusi Noviana A A A A A A A A A B A B A A A A A B A A A A A A A

    30 Zunita Ira. W B B B A C C A B B B C A B A A B C C B C A A A B B

    31 Sriyanti A A B B B A B A B C B C B A A B C C B A A C B B B 32 Nur Farhana A C B C C B A A B B C B A C B A C A C C B B C B C

    33 Adi Nur Aziz A B A B B A A A A B B B B A A A B B A A A A A A A

    34 M. Fikri Aziz A B B B B C A A A B C B B A A B C B B C A B A B A

    35 Retno Nurindria. H

    A B A A B C A A A B A A A A A A B B A C A A B B C

    36 Zahratul Fuadah A B B B B B A A A A B A B A A A A A B B A A A A B

    37 Chomsatun Chotimah A B B B B B A A A C A A C B C C C C C C B C B C C

  • 47

    38 Nur Latifah B B A B A A A A B B B A A A A A C B C B A A A B A

    39 Iqbal Maulana. A. M

    A B B B B A A A B C C B B B A A C B C A A B A A A

    40 M. Zaki Mubarok B B B B B B B B B B B B B A A B C B B A A A A B A

    41 Lisa Fuat. U A B A B B B A A B B B B B A A B B B B B A A A A B

    42 Eliyan Zafroni A B A B B B B A B B B A B A A B B C B C A B A C A

    43 Achmat Muzaki Muharam

    A A A A B A A A A B B A B A A A C C A A A C B C C

    44 Saiful Anam A B B B B A A A C C B A B B A B B A A A A A A B A

    45 Puput Pangestu A A B A B B A A A B A A A A A C C C B B A A A B A

    46 Devita Ayu. W A A A A B A B A A B B A B B A B C B C C A C A B C

    47 Elvita Sundari Rukmana

    A B A A B B A A B C B A B B C B C B B B B B B B B

    48 Ayu Febriyanti A A B B B A A A B C C B A B B B C B B B A B A B B

    49 Kholifah Nuruddin Fatah

    A B A B B C A A B B B C A A B A C C B A A B A B A

    50 Silvia Citra. N. H A B B B B A B A A B B A A B A C C C C B B A B B C

    51 Ahmat Alfa Fauzi A A A A A B A A A A A A A A A A C A B C A B B A A

    52 Meila Sari A B A B B B A A C C B B B B B B C B C C A B A B B

    53 Anis Kusuma. N A B A A B A A A A C B B A A A B B B B C A A A A B

    54 Ning Cita Rahayu A B A A B A B A C C B C A A A B C C C C A A B B C

    55 Endah Kurnia Indriani

    B A B A B B B A A B B A B A A B C B C C A A A B A

    56 Himatul. M A C B C B C B B B C B B A B B B C C C C A B C B C

    57 Septi Wulandari A B B A C B A A A C B A A A A B B A A A A A A A B

    58 Salsabila Nur. F A B A A A A B A C B B A A A A C C C C A A B A C C

    59 Annisaa Nur Fauziaah

    A B B B C A B A A C C B A A A B B A A A A A B A A

    60 Ika Yuniarti A B B B B B A A A A B B A A A C C C C B B B A C B

    61 Penta Dwiky. W A B A B B B A B B A C A A A A B B C C B A C A C B

    62 Danang Yusuf. S A B A B B A A A B B C A B B A B B C B B A B B A B

    63 Eka Putri. U A B A B C B B B B B B A B B A B B B C C B B B B B

    64 Lucia Pambudi A A A A C B A B B A B A A A A B B C C B A B B B B

  • 48

    Setelah diperoleh data jawaban dari hasil penelitian, kemudian

    langkah berikutnya ialah penilaian/penskoran untuk menentukan kriteria baik,

    sedang/cukup, dan kurang. Dengan ketentuan penilaian setiap opsi jawaban A

    diberi skor 3, B dengan skor 2, dan 1 untuk opsi jawaban C,

    berikut meupakan tabel skor/nilai dari jawaban angket reward dan

    punishment.

    Tabel 3.2

    Daftar Nilai Angket Reward dan Punishment

    No Klasifikasi Jawaban Skor/Nilai Jumlah

    A B C 3 2 1 1 10 10 5 30 20 5 55 2 5 15 5 15 30 5 50 3 13 8 4 39 16 4 59 4 16 7 2 48 14 2 64 5 8 12 5 24 24 5 53 6 12 12 1 36 24 1 61 7 13 12 - 39 24 0 63 8 12 9 4 36 18 4 58 9 9 11 5 27 22 5 54 10 9 10 6 27 20 6 53 11 9 10 6 27 20 6 53 12 4 12 9 12 24 9 45 13 12 6 7 36 12 7 55 14 6 17 2 18 34 2 54 15 13 10 2 39 20 2 61 16 9 10 6 27 20 6 53 17 13 7 5 39 14 5 58 18 16 5 4 48 10 4 62 19 15 5 5 45 10 5 60

  • 49

    20 8 10 7 24 20 7 51 21 12 8 5 36 16 5 57 22 15 7 3 45 14 3 62 23 10 13 2 30 26 2 58 24 13 11 1 39 22 1 62 25 12 11 2 36 22 2 60 26 12 11 2 36 22 2 60 27 12 8 5 36 16 5 57 28 6 14 5 18 28 5 51 29 22 3 - 66 6 0 72 30 8 11 6 24 22 6 52 31 8 12 5 24 24 5 53 32 6 9 10 18 18 10 46 33 16 9 - 48 18 0 66 34 9 12 4 27 24 4 55 35 15 7 3 45 14 3 62 36 15 10 - 45 20 0 65 37 6 8 11 18 16 11 45 38 14 9 2 42 18 2 62 39 11 10 4 33 20 4 57 40 7 17 1 21 34 1 56 41 10 15 0 30 30 0 60 42 9 13 3 27 26 3 56 43 15 5 5 45 10 5 60 44 13 10 2 39 20 2 61 45 15 7 3 45 14 3 62 46 11 9 5 33 18 5 56 47 6 16 3 18 32 3 53 48 8 14 3 24 28 3 55 49 11 10 4 33 20 4 57 50 8 12 5 24 24 5 53 51 19 4 2 57 8 2 67 52 6 14 5 18 28 5 51 53 14 9 2 42 18 2 62 54 10 7 8 30 14 8 52 55 11 11 3 33 22 3 58

  • 50

    56 3 12 10 9 24 10 43 57 16 7 2 48 14 2 64 58 13 5 7 39 10 7 56 59 14 8 3 42 16 3 61 60 9 11 5 27 22 5 54 61 10 10 5 30 20 5 55 62 9 14 2 27 28 2 57 63 4 18 3 12 36 3 51 64 11 11 3 33 22 3 58

    Jumlah 3642

    Setelah diketahui nilai jawaban dari masing-masing responden, maka

    langkah selanjutnya ialah menentukan interval untuk mengetahui kriteria dari

    masing-masing nilai. Ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

    kixxI rt

    1)( +-=

    Keterangan:

    I : interval

    xt : nilai tertinggi

    xr : nilai terendah

    ki : kelas interval

    Untuk angket reward dan punishment dengan jumlah dua puluh lima

    pertanyaan, maka diketahui nilai tertingginya adalah 72 dan terendahnya

    ialah 43, sesuaI dengan rumus diatas maka:

    Diketahui:

    xt = 72

    xr = 43

  • 51

    ki = 3

    kixxI rt

    1)( +-=

    I = ( 72 - 43 ) + 31

    I = 10

    Jadi intervalnya adalah 10.

    Berikut merupakan tabel interval beserta kategori nilai data reward

    dan punishment.

    Tabel 3.3 (Interval Data Reward dan Punishment)

    Interval Nilai Angket Reward dan

    Punishment

    Keterangan

    63-72 A Sangat Baik

    53-62 B Baik

    43-52 C Cukup

    Setelah diketahui interval dari masing-masing nilai, langkah

    selanjutnya ialah menentukan kriteria/kategori baik, sedang/cukup, dan

    kurang dari tiap-tiap nilai. Berikut merupakan tabel pengkategorian nilai.

  • 52

    Tabel 3.4 (Kriteri Nilai Reward dan Punishment)

    No.

    Responden

    Nama Responden Skor Kategori

    1 Ema Dzakiyatul Banat 55 Baik 2 Umi Salamah 59 Baik 3 Allifi Karunia 50 Cukup 4 Grasella Rika. D 64 Sangat Baik 5 Akhmad Masrur Fauzi 53 Baik 6 Landung. R. Pambudi 61 Baik 7 Gadis Dwi Insan. P 63 Sangat Baik 8 Eti Ambarwati 58 Baik 9 Windy Anisya 54 Baik 10 Karmila Astrid. D. A 53 Baik 11 Rina Maryamah 53 Baik 12 Dewi Chintia. K 45 Cukup 13 Amiin Nur Tamalasari 55 Baik 14 M. Farda Hidayatulllah 54 Baik 15 Retno Riyana 61 Baik 16 Muftiyana Nurunnisa 53 Baik 17 Desinta Dwi Sya’bani 58 Baik 18 Ines Arnetha Pramesti 62 Baik 19 Anggarani Sukmawati 60 Baik 20 Wahyu Setyawan 51 Cukup 21 Siti Purwanti 57 Baik 22 Wanda Hibasari 62 Baik 23 Ela Dwi Listiani 58 Baik 24 Krismawati 62 Baik 25 Pinanggih Dwi Lestari 60 Baik 26 Alvin 60 Baik 27 Abdulloh Imam. M 57 Baik 28 Balukiya 51 Cukup 29 Lusi Noviana 72 Sangat Baik 30 Zunita Ira. W 52 Cukup 31 Sriyanti 53 Baik 32 Nur Farhana 46 Cukup 33 Adi Nur Aziz 66 Sangat Baik 34 M. Fikri Aziz 55 Baik 35 Retno Nurindria. H 65 Sangat Baik 36 Zahratul Fuadah 62 Baik 37 Chomsatun Chotimah 45 Cukup

  • 53

    38 Nur Latifah 62 Baik 39 Iqbal Maulana. A. M 57 Baik 40 M. Zaki Mubarok 56 Baik 41 Lisa Fuat Umami 60 Baik 42 Eliyan Zafroni 56 Baik 43 Achmat Muzaki Muharam 60 Baik 44 Saiful Anam 61 Baik 45 Puput Pangestu 62 Baik 46 Devita Ayu. W 56 Baik 47 Elvita Sundari Rukmana 53 Baik 48 Ayu Febriyanti 55 Baik 49 Kholifah Nuruddin Fatah 57 Baik 50 Silvia Citra. N. H 67 Sangat Baik 51 Ahmat Alfa Fauzi 53 Baik 52 Meila Sari 51 Cukup 53 Anis Kusumaningsih 62 Baik 54 Ning Cita Rahayu 58 Baik 55 Endah Kurnia Indriani 52 Cukup 56 Himatul Mukhoiyaroh 43 Cukup 57 Septi Wulandari 64 Sangat Baik 58 Salsabila Nur. F 56 Baik 59 Annisaa Nur Fauziaah 61 Baik 60 Ika Yuniarti 54 Baik 61 Penta Dwiky. W 55 Baik 62 Danang Yusuf. S 57 Baik 63 Eka Putri. U 51 Cukup 64 Lucia Pambudi 58 Baik

    Total 3642

    Setelah diketahui masing-masing kategori, maka langkah selanjutnya

    yaitu menentukan prosentase dari masing-masing variabel dengan rumus

    sebagai berikut:

    Diketahui:

    l. Siswa (responden) yang memperoleh kriteria A pada jawaban angket reward dan

    punishment sebanyak 7 responden.

    N : Banyaknya sampel 64 siswa

    Maka,

  • 54

    %100647 xP =

    = 10.9%

    m. Siswa (responden) yang memperoleh kategori B pada jawaban angket reward dan

    punishment sebanyak 46 responden.

    N : Banyaknya sampel 64 siswa

    Maka,

    %1006446 xP =

    = 71.9%

    n. Siswa (responden) yang memperoleh kriteria C pada jawaban angket reward dan

    punishment sebanyak 11 responden.

    N : banyaknya sampel 64 siswa

    Maka,

    %1006411 xP =

    = 17.2%

    Berikut tabel nilai persentase angket reward dan punishment.

  • 55

    Tabel 3.5 ( Nilai Persentase Angket Reward dan Punishment )

    No Kriteria Reward dan

    Punishment Interval Frekuensi Persentase

    1 Sangat Baik (A) 63-72 7 10.9%

    2 Baik (B) 53-62 46 71.9%

    3 Cukup (C) 43-52 11 17.2%

    Jumlah 64 100%

    10. Hasil Belajar Fiqih

    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu mencari

    hubungan antara penerapan reward dan punishment dengan hasil belajar

    Fiqih. Berkaitan dengan hal ini peneliti menggunakan metode penelitian

    angket, observasi, dan dokumentasi. Data hasil belajar Fiqih diperoleh dari

    hasil nilai rapot siswa semester I.

    Interval dan kriteria pada nilai merupakan ketentuan dari sekolah yang

    bersangkutan, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 3.6 (Interval Data Hasil Belajar Fiqih)

    Interval Kriteria Nilai Hasil

    Belajar Fiqih

    Keterangan

    3.85-4.00 A Sangat Baik