NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

37
STUDI KASUS PASIEN GAGAL JANTUNG SINISTRA DAN HIPERTENSI GRADE I DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN JAKARTA UTARA PERIODE 17 DESEMBER 2012 – 19 JANUARI 2013 KELOMPOK: I Oleh: Nur Syawaliani M (1102006195) Pembimbing : dr. Sugma Agung Purbowo, MARS MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Transcript of NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

Page 1: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

STUDI KASUS PASIEN

GAGAL JANTUNG SINISTRA DAN HIPERTENSI GRADE I

DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN JAKARTA UTARA

PERIODE 17 DESEMBER 2012 – 19 JANUARI 2013

KELOMPOK: IOleh:

Nur Syawaliani M (1102006195)

Pembimbing :

dr. Sugma Agung Purbowo, MARS

MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA 2013

Page 2: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus pasien GAGAL JANTUNG SINISTRA DENGAN HIPERTENSI GRADE 1 dengan pendekatan kedokteran keluarga di puskesmas kecamatan Penjaringan pada periode 17 Desember 2012 – 19 Januari 2013 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Januari 2013

Pembimbing

dr. Sugma Agung Purbowo, MARS

Page 3: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

KATA PENGANTAR

Assalamua'alaikum, Wr.Wb.

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga laporan Studi Kasus Pasien Gagal Jantung Sinitra dengan Hipertensi Garade I dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode 17 Desember 2012- 19 Januari 2013 dapat diselesaikan penyusunannya.

Tujuan saya menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas kepaniteraan bagian Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI periode 17 Desember 2012-19 Januari 2013

Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku dosen pembimbing, staf pengajar Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

2. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, Mkes selaku kepala koordinator, dan staf pengajar Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Fakultas Universitas Yarsi.

3. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku Koordinator Kepaniteraan Kedokteran Komunitas dan staf pengajar Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

4. Prof. Dr. Hj. Qomariyah, RS, MS, PKK, AIFM, Dr. Sumedi Sudarsono, dr. Dian Mardiyah, M.KK, dr. Citra Dewi, M.Kes, dr. Fathul Jannah, M.Si,Rifqatussa'adah, SKM, M.Kes, Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

5. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di puskesmas Penjaringan kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

6. Seluruh anggota keluarga Tn. Hanafi.

7. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun laporan ini.

Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang terkait.

Wassalamu'alaikum, Wr.Wb.

Jakarta, Januari 2013

Penulis

Page 4: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

LAPORAN KASUS

BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. A

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 68 tahun

Pekerjaan : Pedagang

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Alamat : Kapuk Muara

Suku : Betawi

Status : Menikah

No. CM : 000124 D

Tanggal Periksa : 28 Desember 2012

B. Anamnesa (Autoanamnesa pada tanggal 28 Desember 2012)

1. Keluhan Utama : Dada berdebar sejak satu hari sebelum ke puskesmas.

2. Keluhan Tambahan : Nyeri dada

Sakit kepala

Sesak saat beraktivitas

Cepat lelah

3. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke poli umum puskesmas Penjaringan dengan keluhan dada

berdebar-debar sejak satu hari lalu hingga saat ini disertai dengan nyeri dada. Nyeri

dirasakan di dada sebelah kiri dan ulu hati terasa seperti tertindih benda berat, memberat

saat berjalan dan posisi membungkuk, membaik saat posisi berbaring dengan bantal yang

tinggi, nyeri yang dirasakan tidak menjalar ke lengan kiri namun nyeri dirasakan hingga

ke pundak dan punggung kiri. Pasien juga mengeluh sakit kepala berputar pada seluruh

kepala sejak empat hari lalu tanpa disertai dengan muntah maupun badan panas.Pasien

Page 5: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

mengeluh sesak, yang dirasakan memberat saat berjalan ± 7 meter sehingga pasien

merasa cepat lelah.Dengan keluhan yang dirasakan, pasien tidak terganggu aktivitas

sehari-hari seperti makan, mandi, BAB, dan sholat.Keluhan bengkak pada kedua

ekstremitas bawah di sangkal, keluhan penurunan kesadaran di sangkal.

Pasien saat ini mengkonsumsi obat penurun darah tinggi rutin setiap hari

sebanyak 1 tablet/ hari. Dengan meminum obat tersebut setiap hari secara rutin tekanan

darah pasien menjadi stabil dan normal Pasien mengatakan tidak memiliki kencing manis.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sekitar enam bulan lalu, dan

membaik setelah berobat ke puskesmas.

Sekitar dua tahun lalu pasien di opname di RSUD selama satu minggu karena

keluhan sesak hingga tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan bengkak pada

kedua ekstremitas.Dan dinyatakan oleh dokter, saat itu pasien mengalami payah jantung

dan pembengkakan jantung.

Pasien memilikidarah tinggi yang terdiagnosa 10 tahun lalu dan rutin kontrol ke

puskesmas sebulan sekali dan rutin minum obat.

5. Riwayat Penyakit Keluarga:

Ayah pasien menderita stroke dan darah tinggi, dan telah meninggal saat usia 79

tahun karena usia tua.

Ibu pasien menderita darah tinggi dan kencing manis, dan telah meninggal saat

usia 82 tahun karena kencing manis dengan komplikasi.

6. Riwayat Sosial Ekonomi:

Pasien adalah seorang nenek berusia 68 tahun, tinggal bersama suami, kedua

anak, satu menantu, dan satu cucu di rumah yang dimilikinya sendiri.Status ekonomi

mereka adalah menengah kebawah. Kebutuhan pasien dicukupi dari pendapatannya

sebagai pedagang dengan pendapatan ± Rp. 800.000,-/ bulan. Dan kebutuhan sehari-hari

Page 6: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

keluarga ini dicukupi dari pendapatan anaknya sebagai satpam dengan pendapatan ±Rp.

1.000.000,-/ bulan dan dari menantunya yang bekerja sebagai buruh pabrik dengan

pendapatan ±Rp. 900.000,-/ bulan. Sedangkan biaya berobat apabila tidak dapat tercukupi

oleh pasien, anak-anak pasien yang lain akan membantunya.Suami pasien sudah tidak

bekerja lagi.

7. Riwayat Kebiasaan:

Pasien sejak muda gemar mengkonsumsi kopi susu sebelum beraktivitas di pagi

hari dan gemar mengkonsumsi makanan asin-pedas seperti bakso, mie ayam, ikan asin,

dan tumis sayuran. Sejak di diagnosa hipertensi 10 tahun lalu, pasien mulai mengurangi

mengkonsumsi kopi susu dan makanan asin-pedas, namun pasien tidak dapat berhenti

total mengkonsumsi minuman dan makanan kegemarannya tersebut. Menurut anak

pasien yang selama ini merawat pasien, pasien terkadang susah bahkan marah apabila

dilarang mengkonsumsi makanan kegemarannya, dan sering melanggar larangan

mengkonsumsi kopi susu dan makanan asin-pedas.Pasien merupakan perokok pasif

karena suami, anak, dan menantu pasien merupakan perokok aktif yang sehari dapat

menghabiskan satu bungkus rokok, namun semenjak 11 tahun ini suami pasien sudah

berhenti merokok.

Pasien adalah seorang pedagang sayur mayur dipasar sejak pasien muda, sejak

dulu pasien sering mengangkut dagangannya sendiri, namun sejak 10 tahun ini dagangan

diangkut oleh pesuruh, namun terkadang pasien ingin membawa sendiri beberapa

dagangannya.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

2. Vital sign

Kesadaran : Compos mentis

Frek. Nadi : 88 x/menit, regular, isi cukup

Frek Pernapasan : 12x/menit

Page 7: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

Suhu : 36,6 C

3. Status Generalis:

Kepala : Normocephal, rambut berwarna putih tidak mudah dicabut.

Mata : Conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat sentral

isokor.

Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjartiroid.

JVP: 5 + 0 cm H2O

Thoraks : Simetris antara hemithoraks kanan dan kiri saat keadaan statis dan

dinamis.

Cor

- Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS VI linea axillaris anterior sinistra.

- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI linea axillaris anterior sinistra.

- Perkusi : Batas atas jantung kanan: ICS III linea parasternal dextra.

Batas atas jantung kiri: ICS III linea parasternal sinistra.

Batas bawah jantung kanan: ICS V linea parasternal sinistra.

Batas bawah jantung kiri: ICS VI linea axillaris anterior sinistra.

- Auskultasi: BJ I – BJ II regular

murmursistolik (-), murmur diastolic (-)

gallop (-)

Pulmo

- Inspeksi : Simetris antara hemithoraks kanan dan kiri saat keadaan statis

dan dinamis.

- Palpasi : Fremitus taktil dan fremitus vocal simetris antara hemithoraks kanan

dan kiri.

- Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru.

- Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-).

Abdomen

- Inspeksi : Datar, simetris.

- Auskultasi : Bising usus normal.

- Perkusi : Tympani diseluruh lapang abdomen.

Page 8: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

- Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar tidak membesar, lien tidak membesar, tidak

teraba massa.

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), kapiler refill kurang dari dua detik,

clubbing finger (-).

Berat badan : 59 kg

Tinggi badan : 154 cm

Berat badan ideal: (TB - 100) – 10% (TB - 100)

: (154 - 100) – 10% (154 – 100)

: 48,6 kg

Status gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100 %

: (59 : 48,6) x 100%

: 121,4% (BB lebih)

IMT : BB (kg) : TB (m)²

: 59 : 2,4

: 24,6 (resiko obes)

4. Status lokalis : -

D. Pemeriksaan Penunjang

Roentgen thoraks (tanggal 15 mei 201 2 ):

cor membesar, hillus tidak melebar, tidak ada corakan paru.

Kesan: kardiomegali tanpa perbendungan paru.

Hasil Laboratorium (tanggal 20 november 201 2 )

GDS : 130 mg/dl,

Kolesterol : 210 mg/dl

BERKAS KELUARGA

Page 9: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala keluarga : Tn. Hanafi berusia 70 tahun

b. Identitas Pasangan : Ny. Aminah berusia 68 tahun

c. Struktur Komposisi Keluarga :

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

N

O

Nama Kedu

dukan

dlm

keluarga

Gen

der

Usia Pendidik

an

Pekerja

an

Penghasil

an

Keterangan

Tambahan

1 Tn.

Hanafi

Kepala

keluarga

Pria 70 th SMP Tidak

bekerja

- Pemilik

rumah

2 Ny.

Aminah

Istri Wanita 68 th SMP pedagang Rp.

400.000,-/bl

n

Pasien

3 Tn.

Malik

Menantu Pria 45 th SMA Buruh

pabrik

Rp.

900.000,-/bl

n

Menantu

4 Ny.

Hanifah

Anak Wanita 45 th SMA Pedagang Rp.

400.000,-/bl

n

Anak

5 Tn.

Zulfikri

Anak Pria 40 th SMA Satpam Rp.

1000.000,-/

bln

Anak

6 An.

Rahman

Cucu Pria 20 th SMA Mahasis

wa

Tidak

bekerja

Anak, cucu

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

Page 10: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah : Milik sendiri

Daerah perumahan : Padat dan kumuh.

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 10 x 7 m2 Keluarga Ny. Aminah mempunyai

rumah milik sendiri dengan lingkungan

yang padat dan kumuh. Namun

ketersediaan air bersih, tempat

pembuangan sampah dan jamban

keluarga cukup baik.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 6 orang

Luas halaman rumah: -

Tidak bertingkat

Lantai rumah dari: Ubin

Dinding rumah dari: Tembok

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 500 watt

Ketersediaan air bersih: Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

b. Kepemilikan barang berharga: (kendaraan, elektronik, peralatan rumah

Page 11: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

tangga)

- satu buah televisi

- satu buah setrika

- dua buah kipas angin

- satu buah kompor gas

- satu buah kulkas

- dua buah sepeda motor

Gambar 1. Denah rumah keluarga

Page 12: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas

b. Balita: Kartu Menuju Sehat (KMS) (-)

c. Asuransi/Jaminan kesehatan: Jamkesmas

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (PUSKESMAS)

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan KesimpulanCara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Angkot Pasien jika sakit berobat

ke Puskesmas. Karena

biayanya gratis dan jarak

yang tidak terlalu jauh dari

rumah, sehingga dapat

ditempuh dengan naik

angkot menuju puskesmas.

Dan pasien juga merasa

puas dengan pelayanan

kesehatan yang ada di

puskesmas.

Tarif pelayanan kesehatan Gratis

Kualitas pelayanan

kesehatan

Memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan:

Keluarga ini sehari makan 3x per hari dengan nasi putih, lauk pauk dan sayuran.

Lauk pauk yang sering dikonsumsi berupa tahu, tempe, ikan dan sebulan sekali

mengkonsumsi daging atau ayam. Keluarga ini jarang mengkonsumsi buah

dikarenakan mahal dan tidak pernah minum susu. Setiap pagi mereka selalu membuat

teh hangat dan roti sobek sebagai sarapan.Keluarga ini jarang membeli makanan

diluar.

Page 13: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

Makanan untuk pasien sudah disendirikan dengan menggunakan garam sedikit

terkadang tanpa garam dan tanpa penyedap rasa. Namun pasien terkadang melanggar

larangan mengkonsumsi makanan asin dan sering pasien mencuri-curi makanan yang

menggunakan garam yang memang disediakan untuk anggota keluarga lain, dengan

alasan bosan. Terkadang apabila pasien ditinggal sendiri dirumah, pasien akan

membuat kopi susu sendiri dan jajan makanan diluar.

b. Menerapkan pola gizi seimbang:

Keluarga ini tidak memperhatikan pola gizi seimbang dari makanan yang mereka

makan.

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Suami, anak-anak serta menantu-menantu pasien sangat memperhatikan

kesehatan pasien dan merawat pasien. Anak-anak pasien saling bergantian

mengingatkan pasien untuk rutin minum obat, mengantar kontrol ke puskesmas setiap

kali obat habis atau ada keluhan, dan mengingatkan pasien untuk menaati larangan

dari dokter.Selain itu anak-anak serta menantu-menantu pasien tidak perhitungan

dalam hal biaya kesehatan pasien, terutama saat pasien di opname di rumah sakit.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Anak-anak dan menantu-menantupasien sangat menghormati pasien, sehingga

anak-anak dan menantu-menantu pasien kurang tegas kepada pasien untuk menaati

larangan mengkonsumsi kopi dan makanan asin yang memang kegemaran pasien.

B. Genogram

Page 14: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

1. Bentuk keluarga:

Keluarga terdiri dari empat generasi.Yang terdiri dari Tn. Hanafi yang berusia 70

tahun dan Ny. Aminah yang berusia 68 tahun (pasien) yang memiliki anak Ny. Hanifah

(45 thn) dan Tn. Zulfikri (40 thn).Ny. Hanifah menikah dengan Tn. Malik (45 thn) dan

memiliki 2 orang anak yaitu Ilham (25 thn) dan Rahman (20 thn).Namun saat ini Ilham

sudah tidak satu rumah dengan orangtuanya.Bentuk keluarga adalah keluarga besar

(extended family) dengan pimpinan keluarga pasangan usia lansia yang sudah tidak

produktif.

2. Tahapan siklus keluarga:

Tahapan siklus keluarga Tn. Hanafi dan Ny. Aminah termasuk ke dalam beberapa

tahap diantaranya :

- Tahap keluarga inti (The Nuclear Family).

- Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent).

- Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (Launching Family).

- Tahap keluarga yang telah bercerai (The Family step).

- Tahap keluarga usia lanjut.

Tn. Hanafi (70 tahun) menikah dengan Ny. Aminah (68 thn) 50 tahun yang lalu

dan dikaruniai tiga anak yang terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan. Anak pertama

Tn. Soleh (50 thn) telah menikah dengan Ny. Siti (45 thn) 23 tahun lalu dan memiliki tiga

orang anak, Nn. Rini (23 thn), Tn. Roni (20 thn), dan Nn. Rika (18 thn). Saat ini mereka

hidup terpisah dengan Ny. Aminah dengan kehidupan yang berkecukupan.

Anak kedua Ny. Hanifah (45 thn) menikah dengan Tn. Malik (45 thn) 26 tahun

lalu, dan memiliki dua anak, Tn. Ilham (25 thn) dan Tn. Rahman (20 thn). Keluarga Tn.

Malik saat ini masih tinggal bersama Ny. Aminah, karena mereka belum memiliki rumah

sendiri selain itu juga untuk dapat merawat Ny. Aminah.

Anak ketiga Tn. Zulfikri (40 thn) saat ini telah bercerai dari Ny. Endah (38 thn), 9

tahun yang lalu.Dari hasil pernikahannya tersebut, Tn. Zulfikri memiliki dua anak yaitu

Page 15: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

Nn. Fitri (20 thn) dan Tn. Toni (16 tahun).Saat ini Nn. Fitri dan Tn. Toni tinggal bersama

ibunya. Walaupun telah bercerai namun Ny. Endah masih sering berkunjung ke rumah

bersama Nn. Fitri untuk bersilaturahmi dengan keluarga. Saat ini Tn. Zulfikri masih

tinggal bersama Ny. Aminah dan sampai saat ini belum menikah lagi. Walaupun Tn.

Zulfikri masih tinggal bersama Ny. Aminah namun ia dapat menghidupi dirinya dan

anaknya dengan gajinya sebagai satpam sebuah perusahaan. Sedangkan Ny. Endah sudah

menikah lagi dengan pria yang lain, namun hubungan antara Ny. Endah, Tn. Zulfikri

berjalan baik.

Walaupun keluarga Tn. Sholeh sudah tidak tinggal serumah dengan Ny. Aminah,

namun mereka rajin berkunjung dan membantu perekonomian antar keluarga.Segala

macam persoalan keluarga diselesaikan secara kekeluargaan dan rapat keluarga.

3. FamilyMap

Page 16: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

Gambar 2.Family Map

Keterangan

: bercerai : penderita hipertensi

: menikah : keturunan

: laki-laki : perempuan

: penderita : perempuan meninggal

Page 17: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

: laki-laki meninggal

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

1. Masalah dalam organisasi keluarga:

Kebutuhan hidup keluarga dipenuhi dari penghasilan pasien dengan anaknya sebagai

pedagang, menantunya sebagai buruh pabrik, dan dari anaknya sebagai satpam.

2. Masalah dalam fungsi biologis:

Pasien harus rutin kontrol ke puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya, karena darah

tinggi yang diderita pasien sudah mengalami komplikasi berupa gagal jantung. Sehingga

pasien tidak boleh berhenti mengkonsumsi obat.

3. Masalah dalam fungsi psikologis:

Pasien tergolong pasrah dan menyerahkan kesehatan sebagai takdir dari Allah

SWT.Sehingga dorongan untuk sembuh dari diri sendiri dirasa kurang.Pasien juga merasa

sudah tua dan penyakit yang ada pada dirinya adalah wajar, pasien menerima menderita

penyakit ini namun kurang untuk melawannya atau mengurangi gejalanya.Pasien tidak

takut untuk meninggal karena penyakit ini.Pasien tergolong cuek dengan kesehatannya.

4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan:

Penghasilan pasien sebagai pedagang yang di bantu oleh anaknya, di gabungkan

penghasilan menantunya sebagai buruh pabrik dan anaknya sebagai satpam dirasa kurang

untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, dan di rasa pas-pasan karena masih ada 2 cucu

yang membutuhkan biaya kuliah. Sehingga pasien tidak ada simpanan untuk biaya

pengobatan jika sewaktu-waktu pasien membutuhkan pengobatan yang tidak dapat

dilayani dengan jamkesmas.

5. Masalah dalam perilaku kesehatan:

Page 18: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

Pasien tergolong kurang peduli dengan kesehatannya sehingga sering melanggar larangan

dari dokter untuk berhenti mengkonsumsi makanan asin dan kopi.

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

Pasien datang ke puskesmas atas dorongan dari anak dan menantu pasien karena sehari

sebelumnya pasien mengeluh dada berdebar dan sesak, dengan jarak yang dekat dan

biaya yang murah serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan,

harapan dari keluarga pasien, pasien dapat segera disembuhkan atau dikurangi gejalanya.

Karena keluarga pasien khawatir pasien dirawat lagi di rumah sakit karena saat itu pasien

pertama kali mengeluh dengan keluhan yang sama namun tidak segera diberikan

pertolongan karena saat itu pasien tidak mau diajak berobat. Pasien rutin datang berobat

dan meminum obat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan dapat berkurang dengan

bantuan pengobatan dokter di puskesmas. Namun terkadang pasien mengabaikan anjuran

dokter. Pasien menyadari bahwa mempunyai keterbatasan fisik karena penyakit yang

dideritadan masih ada kekhawatiran dalam diri pasien akan penyakitnya yang akan

menghambat di masa tuanya akibat terbatasnya aktivitas yang pasien lakukan.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Dilihat dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang mendalam yang dilakukan kepada

pasien dan keluraga pasien, dan berdasarkan pemeriksaan penunjang didapatkan pasien

menderita gagal jantung sinistra grade 1 dengan Hipertropi Cardiac karena Hipertensi

grade 1.

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan

pasien)

Dilihat dari keturunan, pasien memiliki keturunan hipertensi karena kedua orangtua

pasien menderita hipertensi. Dilihat dari usia pasien yang sudah lebih dari 60 tahun, maka

pasien memiliki resiko tinggi untuk menderita gagal jantung di tambah lagi keadaan

pasien dengan hipertensi yang dapat memberat kerja jantung. Dilihat dari kebiasaan

Page 19: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

pasien yang gemar mengkonsumsi makanan asin dan minuman kopi, hal tersebut dapat

memberat penyakit yang diderita pasien.Pasien rutin memeriksakan penyakitnya juga

meminum obat, namun pasien masih sering tidak mengikuti nasihat dokter yang berguna

untuk pemulihan penyakitnya.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien)

Karena pasien merupakan orangtua yang sangat dihormati oleh anak-anak maupun

menantu-menantu, maka tidak ada yang berani melarang atau memarahi pasien apabila

pasien tidak menaati larangan dari dokter.Namun keluarga pasien sangat memperhatikan

kesehatan pasien dengan rutin mengantar kontrol, mengingatkan untuk minum obat, dan

membatasi pasien untuk meraktivitas.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di dalam

maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Keadaan pasien memang lemah namun pasien masih dapat melakukan aktivitas hidup

sehari-hari seperti makan, mandi, BAB, sholat, maupun berdagang.Selain itu pasien

merupakan perempuan yang dari muda sudah mandiri dan selalu bekerja, sehingga pasien

jarang meminta tolong kepada anak atau menantunya untuk membantunya kecuali

pekerjaan yang berat dan melelahkan seperti menyuci baju, mengepel, mengangkat

barang dagangan.Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan

sendiri oleh pasien.Sehingga pasien berada pada level 4.

E. Rencana Pelaksanaan

Page 20: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasar

an

Waktu Hasil

diharapkan

Biaya Keterang

an

Aspek personal

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien untuk tetap rajin kontrol berobat dan mengikuti saran dokter untuk mengurangi penyakitnya dan segera berobat apabila mengalmi keluhan.

Menjelaskan bahwa penyakit gagal jantung adalah keadaan dimana jantung gagal mengkompensasi kelainan, yang berhubungan dengan darah tinggi, maupun proses menua yang terjadi pada pasien.

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit jantung tidak dapat disembuhkan namun dapat dicegah agar tidak memberat dengan menghindari larangan yang diberikan seperti mengkonsumsi makanan asin maupun minum kopi, sehingga pasien tidak perlu khawatir mengenai penyakitnya karena pasien masih dapat tidak beraktivitas yang berat seperti mengangkat barang dagangan.

Pasien, keluarga pasien.

Pasien.

Pasien.

Pada saat kunjungan ke puskesmas (satu kali per bulan) dan kunjungan ke rumah pasien.

Pada saat kunjungan ke rumah pasien.

Pada saat kunjungan ke rumah pasien.

Pasien dan keluarga pasien menjaga agar penyakit pasien tidak memberat atau bertambah parah.

Pasien lebih mengerti mengenai penyakitnya sehingga akan lebih peduli terhadap kesehatannya, dan menjaga agar penyakitnya tidak memberat.

Pasien tidak khawatir lagi mengenai penyakitnya karena penyakit jantung dapat dicegah gejalanya supaya tidak memberat namun pasien harus menghindari pantangannya.

Puskes mas: Rp.3.000

Home visit: Rp.20.000 x 7 hari = Rp. 140.000

Pasien dan keluarga pasien tidak menolak.

Pasien tidak menolak.

Pasien tidak menolak.

Aspek Kegiatan Sasar Waktu Hasil Biaya Keterang

Page 21: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

an diharapkan an

Aspek klinik

Memberikan Golongan diuretk: furosemid 1x1/hr

Golongan vasodilator: amlodipin 2x5mg/ hr

Golongan ACE inhibitor:Captopril 1x12,5 mg/hr sebelum tidur

Vitamin: Pehavral 3x1/hr setelah makan

Menjelaskan fungsi obat yang bekerja menurunkan darah tinggi serta meringankan kerja jantung.

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa obat gagal jantung dan darah tinggi harus diminum seumur hidup.

Pasien.

Pasien.

Pasien.

Pada saat kunjungan ke puskesmas (satu kali per bulan).

Pada saatkunjungan ke rumah.

Pada saatkunjungan ke rumah

Keluhan pasien berkurang dan tekanan darah pasien stabil.

Pasien mengerti akan pentingnya obat, khasiat obat dan cara penggunaan obat secara tepat untuk proses penyembuhan sehingga pasien dengan rutin mengkonsumsi obat tersebut.

Pasien dan keluarga pasien menjadi mengerti mengenai tata cara pemberian obat pada pasien gagal jantung dengan darah tinggi.

Pasien tidak menolak.

Pasien tidak menolak.

Pasien dan keluarga pasien tidak menolak.

Aspek risiko

internal

Mengedukasi pada anggota keluarga untuk menjaga pola hidup sehat karena mereka memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes, dan stroke.

Keluarga pasien

Pada saat saat kunjungan ke rumah

Anggota keluarga lain dapat menjaga pola hidup sehat sehingga dapat mencegah terkena penyakit hipertensi, diabetes, maupun stroke.

Keluarga pasien tidak menolak

Aspek Kegiatan Sasar Waktu Hasil Biaya Keterang

Page 22: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

an diharapkan an

Mengedukasi kepada pasien untuk menghentikan kebiasaan mengkonsumsi kopi setiap pagi, makanan asin, dan mengangkat barang-barang dagangannya sendiri karena dapat memperberat penyakit jantungnya.

Mengedukasi kepada keluarga pasien khususnya anak pasien sebagai penyedia makanan pasien supaya memberikan garam 1 sendok teh dalam 1 hari, dan batasi konsumsi air 1,5 liter dalam 1 hari.

Menyarankan kepada pasien untuk ikut klub senam jantung rutin seminggu tiga kali, 20-30 menit, yang dilakukan selang-seling setiap hari yang diadakan di puskesmas terdekat.

Pasien.

Keluarga pasien khususnya kepada anak pasien yang merawat pasien.

Pasien.

Pada saat kunjungan ke rumah

Pasien dapat menghentikan atau mengurangi kebiasaan mengkonsumsi kopi, makanan asin, dan mengangkat barang dagangannya.

Keluarga pasien khususnya anak pasien yang merawatnya menjadi lebih memahami mengenai pola makan yang baik untuk pasien.

Pasien tertarik mengikuti senam jantung secara rutin untuk menjaga kesehatan jantung.

Pasien tidak menolak

Keluarga pasien tidak menolak.

Pasien tidak meno

Aspek psikososi

al keluarga

Memberi saran pada keluarga untuk dapat lebih tegas kepada pasien untuk menaati larangan dokter.

Keluarga pasien.

Keluarga menjadi lebih tegas dalam melarang pasien untuk menaati larangan dokter.

Keluarga pasien tidak menolak.

Aspek Kegiatan Sasar

an

Waktu Hasil

diharapkan

Biaya Keterangan

Page 23: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

Edukasi keluarga untuk tetap memberi dukungan kepada pasien seperti mengingatkan untuk meminum obat teratur, mengantarkan berobat agar dapat menjaga kesehatannya dengan pola makan yang baik.

Keluarga

pasien.

Keluarga lebih

peduli dan sabar

terhadap pasien.

Keluarga

pasien tidak

menolak.

Aspek

fungsional

Menyarankan pasien untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan dan menasehati keluarga untuk ikut berperan dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga sehari-hari untuk membantu pasien dan tidak membebankannya pada pasien.

pasien dan keluarga.

Pada saat kunjungan kerumah.

Meringankan gejala penyakit pasien agar tetap dapat menjalani hidup aktif setiap hari .

Pasien dan keluarga pasien tidak menolak.

Jumlah biaya Rp. 143.000

Analisis Kasus

Page 24: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

1. Aspek Personal

Kesadaran pasien datang ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan merupakan tanda

bahwa pasien memiliki respon kekhawatiran terhadap suatu keadaanya itu keluhan-keluhan yang

merupakan ketidaknyamanan pasien saat ini.Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan

dalam bagian perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour),

dimana hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit).(Notoatmodjo, 2007).

Pada analisis aspek personal ini dapat dilihat bahwa pasien merupakan seorang yang

cukup memiliki pengetahuan tentang keadaannya dan tepat menentukan pemecahan masalah

kesehatannya. Maka pada rencana penatalaksanaan hanya direncanakan edukasi yang lebih

spesifik mengenai penyakitnya dan bagaimana gejala-gejalanya. Dengan harapan pasien tidak

lagi khawatir, tetap mau menjalani pengobatan Hipertensi dan rutin kontrol.

Pasien rutin datang berobat dan meminum obat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan

dapat berkurang dengan bantuan pengobatan dokter di puskesmas. Namun terkadang pasien

mengabaikan anjuran dokter. Pasien menyadari bahwa mempunyai keterbatasan fisik karena

penyakit yang dideritadan masih ada kekhawatiran dalam diri pasien akan penyakitnya yang

akan menghambat di masa tuanya akibat terbatasnya aktivitas yang pasien lakukan

2. Aspek Klinik

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta ditambah dengan beberapa

pemeriksaan penunjang lainnya secara klinis diagnosis pasien adalah Gagal Jantung Kiri ec

Hipertensi grade I.

Anamnesis yang didapat diantaranya yaitu dada berdebar-debar. Keluhan tanbahan yaitu

nyeri dada,sakit kepala, dan cepat lelah.

Nyeri dirasakan di dada sebelah kiri dan ulu hati terasa seperti tertindih benda berat,

memberat saat berjalan dan posisi membungkuk, membaik saat posisi berbaring dengan bantal

yang tinggi, nyeri yang dirasakan tidak menjalar ke lengan kiri namun nyeri dirasakan hingga ke

pundak dan punggung kiri. Pasien juga mengeluh sakit kepala berputar pada seluruh kepala sejak

empat hari lalu tanpa disertai dengan muntah maupun badan panas.

Pasien mengeluh sesak, yang dirasakan memberat saat berjalan ± 7 meter sehingga pasien

merasa cepat lelah.Dengan keluhan yang dirasakan, pasien tidak terganggu aktivitas sehari-hari

Page 25: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

seperti makan, mandi, BAB, dan sholat.Keluhan bengkak pada kedua ekstremitas bawah di

sangkal, keluhan penurunan kesadaran di sangkal.

Dilihat dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang mendalam yang dilakukan kepada pasien dan

keluraga pasien, dan berdasarkan pemeriksaan penunjang didapatkan pasien menderita gagal

jantung sinistra grade 1 dengan Hipertropi Cardiac karena Hipertensi grade 1.

3. Aspek Risiko Internal

Aspek risiko internal pasien yang penting diperhatikan adalah riwayat genetik hipertensi

dan diabetes dari ayah pasien karena hal ini dapat memperburuk keadaan pasien bila pasien tidak

melakukan pencegahan terhadap faktor risiko sejak dini.

Dilihat dari keturunan, pasien memiliki keturunan hipertensi karena kedua orangtua

pasien menderita hipertensi. Dilihat dari usia pasien yang sudah lebih dari 60 tahun, maka pasien

memiliki resiko tinggi untuk menderita gagal jantung di tambah lagi keadaan pasien dengan

hipertensi yang dapat memberat kerja jantung. Dilihat dari kebiasaan pasien yang gemar

mengkonsumsi makanan asin dan minuman kopi, hal tersebut dapat memberat penyakit yang

diderita pasien.

4. Aspek Psikososial Keluarga

Karena pasien merupakan orangtua yang sangat dihormati oleh anak-anak maupun

menantu-menantu, maka tidak ada yang berani melarang atau memarahi pasien apabila pasien

tidak menaati larangan dari dokter.Namun keluarga pasien sangat memperhatikan kesehatan

pasien dengan rutin mengantar kontrol, mengingatkan untuk minum obat, dan membatasi pasien

untuk meraktivitas

5. Aspek Fungsional

Keadaan pasien memang lemah namun pasien masih dapat melakukan aktivitas hidup

sehari-hari seperti makan, mandi, BAB, sholat, maupun berdagang.Selain itu pasien merupakan

perempuan yang dari muda sudah mandiri dan selalu bekerja, sehingga pasien jarang meminta

tolong kepada anak atau menantunya untuk membantunya kecuali pekerjaan yang berat dan

Page 26: NUR SYAWALIANI (1102006195).doc

melelahkan seperti menyuci baju, mengepel, mengangkat barang dagangan.Aktivitas

menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh pasien.Sehingga pasien

berada pada level 4.

F. Prognosis

1. Ad vitam : dubia ad bonam

2. Ad sanasionam : dubia ad bonam

3. Ad fungsionam : dubia ad malam