NUNING-ANALISIS REAL BALANCE.doc

4
ANALISIS DETERMINAN REAL MONEY BALANCE DI INDONESIA PERIODE 1988-2002 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 2. LANDASAN TEORI Teori Permintaan dan Penawaran Uang 3. METODE PENELITIAN 3.1 Spesifikasi Model Di dalam analisis determinan real money balance, penulis menggunakan sistem persamaan simultan berdasarkan suatu model ekonomi makro struktural berskala kecil, yang merupakan bagian dari Smallscale Quarterly Macro Model / SQM43 yang dikembangkan oleh Bank Indonesia. Di dalam model tersebut, real money balance dipengaruhi secara simultan oleh beberapa variabel yang tersusun di dalam beberapa persamaan, yaitu : 1. Real money balance 2. Import price 3. Exchange rate Ketiga persamaan di atas secara simultan membentuk berbagai faktor yang menjadi determinan inflasi. Persamaan (1) menjelaskan tiga determinan pokok inflasi, yaitu : (i) 4 3 Fadjar Majardi, “The Inflation Forecasting Model” dalam Appendix-3, Monetary Policy and Inflation Targeting in Emerging Economies

Transcript of NUNING-ANALISIS REAL BALANCE.doc

ANALISIS DETERMINAN REAL MONEY BALANCE DI INDONESIA

ANALISIS DETERMINAN REAL MONEY BALANCE DI INDONESIA

PERIODE 1988-2002

1. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

2. LANDASAN TEORI

Teori Permintaan dan Penawaran Uang

3. METODE PENELITIAN

3.1 Spesifikasi Model

Di dalam analisis determinan real money balance, penulis menggunakan sistem persamaan simultan berdasarkan suatu model ekonomi makro struktural berskala kecil, yang merupakan bagian dari Smallscale Quarterly Macro Model / SQM43 yang dikembangkan oleh Bank Indonesia. Di dalam model tersebut, real money balance dipengaruhi secara simultan oleh beberapa variabel yang tersusun di dalam beberapa persamaan, yaitu :

1. Real money balance

2. Import price

3. Exchange rate

Ketiga persamaan di atas secara simultan membentuk berbagai faktor yang menjadi determinan inflasi. Persamaan (1) menjelaskan tiga determinan pokok inflasi, yaitu : (i) ekspektasi inflasi, yang dicerminkan oleh inertia dan target inflasi, (ii) output gap, dan (iii) inflasi impor. Selanjutnya faktor output gap dijelaskan oleh persamaan (2), (3), dan (4) yang secara simultan merinci berbagai variabel yang menentukan penawaran agregat, permintaan agregat, dan keseimbangan dalam pasar uang (real balance). Sementara itu faktor inflasi impor dijelaskan lebih lanjut oleh persamaan (5) dan (6) yang secara simultan menjelaskan berbagai variabel yang mempengaruhi perkembangan inflasi impor dan depresiasi nilai tukar.

Adapun masing-masing persamaannya adalah sebagai berikut :

a. m t - p t = (1 + (2 m t -1 - p t 1 + (3Y t - (4(i t - (5( P t (1)

b. (wpi = (6 + (7 e + (8 (p (2)

c. e = (9 + (10 dummy - (11 id (3)

3.2 Definisi Operasional Masing-Masing Persamaan

Berikut ini akan dijelaskan masing-masing persamaan tersebut di atas, beserta variabel-variabel yang mempengaruhinya.

a.Persamaan Real Money balance (M/P)

Persamaan real balance (m t - p t) dinyatakan sebagai fungsi dari real money balance periode sebelumnya (m t -1 - p t 1), income level (Yt), inflasi ((pt), dan interest rates ((it) suku bunga jangka pendek SBI. m t - p t = (1 + (2 m t -1 - p t 1 + (3Y t - (4(p t - (5(i t (1)

Real money balance secara negatif dipengaruhi oleh suku bunga SBI dan inflasi, dan secara positif dipengaruhi oleh income level.

b.Persamaan Inflasi Impor

Persamaan inflasi impor ((wpi) ditunjukkan sebagai fungsi dari depresiasi nilai tukar rupiah (e), dan laju inflasi di negara penyumbang terbesar volume impor Indonesia ((p).

(wpi = (6 + (7 e + (8 (p (2)

Depresiasi mempunyai pengaruh pengaruh positif terhadap inflasi impor, demikian juga dengan tingkat inflasi di negara dimana volume impor Indonesia paling besar.

c.Persamaan nilai tukar

Persamaan nilai tukar (e) ditunjukkan sebagai fungsi dari perbedaan suku bunga di dalam dan luar negeri (id - interest rate differentials) dan dummy variable yang membedakan kondisi sebelum dan setelah krisis ekonomi.

e = (9 + (10 (LIBOR-SBI) + (11 (dummy)

(6)Persamaan (1) sampai dengan persamaan (3) merupakan persamaan yang bersifat struktural, atau bersifat perilaku (behavioral), karena persamaan tadi bisa menggambarkan struktur hubungan yang lengkap diantara berbagai variabel ekonomi, sementara parameter ( disebut sebagai koefisien struktural atau parameter.

4. PEMBAHASAN

5. KESIMPULAN

43 Fadjar Majardi, The Inflation Forecasting Model dalam Appendix-3, Monetary Policy and Inflation Targeting in Emerging Economies